Disusun untuk Memen Prog PROGRAM FAKULTA U PENGEM SCIENT DI i TESIS nuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Deraja gram Studi Magister Pendidikan Sains Oleh Toriqul Abidin S831208085 M STUDI MAGISTER PENDIDIKAN SAINS AS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014 MBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS TIFIC PADA MATERI ELASTISITAS I SMA NEGERI2 PURWOKERTO at Magister S perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Program Studi Magister Pendidikan Sains
Oleh
Toriqul Abidin
S831208085
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN SAINS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS
SCIENTIFIC PADA MATERI ELASTISITAS
DI SMA NEGERI2 PURWOKERTO
i
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Program Studi Magister Pendidikan Sains
Oleh
Toriqul Abidin
S831208085
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN SAINS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS
SCIENTIFIC PADA MATERI ELASTISITAS
DI SMA NEGERI2 PURWOKERTO
i
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Program Studi Magister Pendidikan Sains
Oleh
Toriqul Abidin
S831208085
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN SAINS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS
SCIENTIFIC PADA MATERI ELASTISITAS
DI SMA NEGERI2 PURWOKERTO
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iiiiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iiiiiiiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS
Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa:
1. Tesis yang berjudul: “PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN
FISIKA BERBASIS SCIENTIFIC PADA MATERI ELASTISITAS DISMA NEGERI 2 PURWOKERTO” ini adalah karya penelitian saya sendiri
dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh
orang lain untuk memperoleh gelar akademik serta tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara
tertulis digunakan sebagai acuan dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber
acuan serta daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat
dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai
ketentuan perundang-undangan(Permendiknas No. 17 tahun 2010).
2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah lain
harus seizin dan menyertakan tim pembimbing sebagai author dan Program
Studi Magister Pendidikan Sains FKIP UNS sebagai institusinya. Apabila dalam
waktu sekurang-kurangnya satu semester (enam bulan sejak pengesahan Tesis)
saya tidak melakukan publikasi dari sebagian atau seluruh isi Tesis ini, maka
Prodi Pendidikan Sains FKIP UNS berhak mempublikasikannya pada jurnal
ilmiah yang diterbitkan oleh Prodi Pendidikan Sains FKIP UNS. Apabila saya
melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia
mendapatkan sanksi akademik yang berlaku.
Surakarta, 2014
Mahasiswa,
Toriqul Abidin
S 831208085
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO
“....... Maha suci Engkau (Alloh),
Tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah ajarkan kepada kami.
Engkaulah yang maha mengetahui dan maha bijaksana.”
(QS. Al-Baqarah : 32)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
PERSEMBAHAN
Buat anak-anakku yang sholeh dan sholehah....
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT,
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan
penyusunan usulan tesis ini dengan lancar dan baik. Penulis banyak mendapat
bantuan, bimbingan maupun masukan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku DekanFKIP UNS Surakarta
yang telah memberikan bantuan berupa sarana, fasilitas demi kelancaran dalam
menempuh pendidikan Program Pascasarjana.
2. Dr.M.Masykuri,M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sains
Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang selalu memberi arahan
dan mendorong penulis untuk segera menyelesaikan pendidikan.
3. Prof.Dr.H.Widha Sunarno,M.Pd., selaku pembimbing pertama yang telah
memberikan bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan tesis ini.
4. Dra. Suparmi,MA. Ph.D selaku pembimbing kedua yang telah memberikan
bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan tesis ini.
5. Bapak/Ibu dosen Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta
yang telah memberikan pendalaman ilmu kepada penulis.
6. Drs. H. Tohar,M.Si., selaku Kepala SMA Negeri 2 Purwokerto yang telah
memberikan nasehat, dan kemudahan dalam menyelesaikan tesis ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
7. Teman-teman mahasiswa Pascasarjana Program Pendidikan Sains yang selalu
memberi dukungan, masukan dan bantuan dalam menyelesaikan tesis ini
8. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tesis ini.
Penulis menyadari bahwa dalam tesis ini masih banyak kesalahan dan jauh
dari sempurna, oleh sebab itu penulis berharap kritik, saran dan masukan agar
menjadikan tesis ini lebih baik. Akhirnya penulis berdo’a dan berharap semoga
segala bentuk bantuan mereka, menjadi amal baik dan mendapat imbalan dari
15. Surat Keterangan Penelitian .…………………………..………..
105
106
109
112
113
115
117
121
136
142
148
150
152
157
160
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
Toriqul Abidin. S831208085. Pengembangan Model Pembelajaran Fisika BerbasisScientific Pada Materi Elastisitas di SMA Negeri 2 Purwokerto. Tesis. Pembimbing I:Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd., II: Dra. Suparmi, M.A.Ph.D. Program Studi MagisterPendidikan Sains, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret.
ABSTRAK
Fisika merupakan bagian dari sains yang mempelajari tentang alam sekitar besertaisinya, peristiwa, dan gejala-gejala alam. Dalam Kurikulum 2013, pembelajaranmenggunakan pendekatan scientific yang juga dikenal dengan istilah 5M, yaitumengamati, menanya, mencoba, menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Pengembanganbahan ajar yang relevan berdasarkan pendekatan scientific diperlukan agar pembelajaranmenjadi lebih bermakna sehingga dapat memaksimalkan hasil belajar. Penelitian inibertujuan untuk : 1) mengetahui bagaimana prosedur pengembangan modul fisika berbasisscientific pada materi elastisitas, 2) mengetahui kelayakan modul fisika berbasis scientificpada materi elastisitas, 3) mengetahui efektifitas penggunaan modul fisika berbasisscientific pada materi elastisitas di SMA Negeri 2 Purwokerto.
Penelitian ini menggunakan metode Research And Development yang mengacu padamodel Four D dari Thiagarajan, dengan tahapan define (Pendefisian), design(Perancangan), develop (Pengembangan), dan desseminate (Penyebaran). Penelitiandiawali dengan analisis kebutuhan, kemudian perancangan pembuatan draf modul. Drafmodul divalidasi oleh ahli, guru, dan teman sejawat. Hasil revisi berupa draf modul Idiujicobakan secara terbatas pada 10 siswa kemudian direvisi menjadi draf modul II. Drafmodul II dilakukan uji coba lapangan pada 39 siswa dengan diberikan modul berbasisscientific, kemudian direvisi menjadi modul produk akhir. Modul kemudian disebarkan keguru fisika SMA melalui MGMP fisika kabupaten Banyumas. Uji coba lapanganmenggunakan one group pretest-posttes design. Data hasil belajar pengetahuan dihitungdengan gain ternormalisasi dan diuji dengan uji t dua sampel berpasangan, sedangkan hasilbelajar ketrampilan dan sikap dihitung persentase ketercapaiannya.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) pengembangan modulberbasis Scientific pada materi Elastisitas dilakukan menggunakan model 4D (four-Dmodel) yaitu pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop) danpenyebaran (desseminate), (2) hasil pengembangan modul fisika berbasis Scientific padamateri elastisitas layak untuk mendukung pembelajaran pada materi tersebut. Kelayakanmodul fisika berbasis Scientific berdasarkan penilaian dari ahli, praktisi, dan respon siswayang secara keseluruhan memberikan kategori sangat baik (nilai > 3,51) pada produkpengembangan dan layak digunakan di SMA Negeri 2 Purwokerto, (3) hasil perhitunganN-gain ternormalisasi diperoleh rata-rata kenaikan hasil belajar dari 39 siswa adalah0,5924 dengan kategori “Baik“. Setelah diuji dengan paired sample t-test hasil belajarpengetahuan siswa sebelum dan setelah penerapan modul berbeda secara signifikandengan nilai rata-rata siswa mengalami kenaikan pada hasil pretes dan postes. Hal inimenunjukkan implementasi modul fisika berbasis scientific pada materi Elastisitas efektifdalam pembelajaran.
Kata kunci : Modul, Pembelajaran, Fisika, Scientific, Elastisitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
Toriqul Abidin. S831208085. 2014. The Development of Scientific-based PhysicsTeaching Learning Model on Elasticity Materials at SMA Negeri 2 Purwokerto.THESIS. Advisor I: Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd, Advisor II: Dra. Suparmi, M.A,Ph.D. Physics Education Department, Graduate School, Sebelas Maret University ofSurakarta.
ABSTRACT
Physics is a science which studies all about nature, the facts, and its phenomenons.In Indonesian Curricullum 2013, it is supposed to use scientific based teaching learningcontaining of 5Ms, they are Observing, Questioning, Experimenting, Associating, andCommunicating. The development of relevant materials using scientific approach isneeded to make the teaching learning more meaningful so that the students’ achievementwill be optimal. The aims of this research are: (1) to study the procedure of the scientific-based physics module development on Elasticity material, (2) to know how proper thescientific-based physics module on Elasticity material, and (3) to find the effectivity ofusing the scientific-based physics module on Elasticity material at SMA Negeri 2Purwokerto.
Research and Development method is used in this research refered to Four Ds byThiagarajan with the stages of defining, designing, developing, and disseminating. Theresearch was started by defining, then designing the module draft. It was started byanalizing the needs, then designing the draft of a module. This module draft was validizedby the expert, teacher, and the collague. The result was module draft I which was tried outlimitedly to 10 students, then it was revised to be module draft II. This module draft II wastried out again to 39 students given scientific-based module, and the result was revised tobe the last product of module. The module was distributed to the physics senior highschool teachers through Banyumas Physics teacher association. The try-out used one grouppretest-posttest design. The data of cognitive assessment was accounted by normalized N-gain, and tested by paired sample T-test, while as psychomotor and affective assessmentwas accounted through the achievement percentage.
From the analysis, the findings are: (1) the development of scientific-based moduleon Elasticity was done using Four Ds with the stages of defining, designing, developing,and desseminating; (2) the result of scientific based physics module was quite proper tosupport the material. It was according to the expert, practitioner, and the students’ responseentirely gave very good category to the product of the development, and proper to be usedat SMA Negeri 2 Purwokerto; and (3) from the normalized N-gain test, it could be seenthat the average of the achievement increase from 39 students are 0.5924 with “good”category. After tested by paired sample T-test, the students’ achievement before and afterapplying the scientific-based module on the Elasticity material was significantly different.The students’ achievement average got better from pre test to post test. It shows that theimplementation of scientific-based physics module was effective in the teaching learning.
terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran
yang menyimpang dari alur berpikir logis.
3. Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analistis, dan
tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan
mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran.
4. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam
melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari substansi atau
materi pembelajaran.
5. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan,
dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon
substansi atau materi pembelajaran.
6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggung-
jawabkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik
sistem penyajiannya.
G. Manfaat Pengembangan
Manfaat penelitian pengembangan modul fisika berbasis scientificini adalah
:
1. Guru:
Dapat menggunakan modul fisika berbasis scientificdalam pembelajaran materi
elastisitas.
2. Siswa:
Dapat belajar mandiri dan melatih kemampuan berfikir ilmiah dengan
menggunakan modul Fisika berbasis scientificmateri elastisitas.
3. Sekolah:
Dapat menggunakan materi modul sebagai bahan pembelajaran yang sesuai
kurikulum 2013.
H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan
Asumsidan keterbatasan penelitian pengembangan modul fisika berbasis
scientific padamaterielastisitas adalah:
1. Asumsi anggapan dasar yang tidak perlu diuji.
a. Siswa dengan kesadaran tinggi sudah mampu belajar mandiri.
b. Siswa sudah memiliki kemampuan awal tentang materi elastisitas.
c. Modul fisika berbasis scientific padamateri elastisitasbelum banyak
dikembangkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
d. Sekolah tempat uji coba belum menggunakan modulfisika berbasis
scientific padamateri elastisitas.
e. Pengembangan modulfisika berbasis scientificpada materi elastisitas
diharapkan dapat digunakan di Purwokerto dan sebagai acuan untuk
mengembangkan bahan ajar fisika untuk topik atau materi yang lain.
2. Keterbatasan pengembangan modul fisika berbasis scientific pada materi
elastisitas adalah:
a. Pengembangan modulfisika berbasis scientific pada materi elastisitassesuai
dengan materi kelas X MIA semester 2 pada kurikulum 2013 yaitu
KompetensiDasar :3.6 Menganalisis sifat elastisitas bahan dalam kehidupan
sehari hari, 4.1 Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis dengan
menggunakan peralatan dan teknik yang tepat untuk penyelidikan ilmiah
dan 4.6 Mengolah dan menganalisis hasil percobaan tentang sifat elastisitas
suatu bahan.
b. Pengembangan modul fisika berbasis sceintificini dibuat hanya terbatas pada
materi/materi elastisitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Modul Pembelajaran
Pengertian modul menurut www.artikata.com, modul adalahkegiatan
program belajar-mengajar yang dapat dipelajari oleh murid dengan bantuan yang
minimal dari guru pembimbing, meliputi perencanaan tujuan yang akan dicapai
secara jelas, penyediaan materi pelajaran, alat yang dibutuhkan, serta alat untuk
penilai, mengukur keberhasilan murid dalam penyelesaian pelajaran.
Sebagai salah satu bahan ajar cetak, modul merupakan suatu paket belajar
yang berkenaan dengan satu unit bahan pelajaran. Dengan modul siswa dapat
mencapai dan menyelesaikan bahan belajarnya dengan belajar secara individual.
Peserta belajar tidak dapat melanjutkan ke suatu unit pelajaran berikutnya sebelum
menyelesaikan secara tuntas materi belajarnya. Dengan modul siswa dapat
mengontrol kemampuan dan intensitas belajarnya. Modul dapat dipelajari di mana
saja. Lama penggunaan sebuah modul tidak tertentu, meskipun di dalam kemasan
modul juga disebutkan waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari materi tertentu.
Akan tetapi keleluasaan siswa mengelola waktu tersebut sangat fleksibel, dapat
beberapa menit dan dapat pula beberapa jam, dan dapat dilakukan secara tersendiri
atau diberi variasi dengan metode lain.
Modul merupakan paket belajar mandiri yang meliputiserangkaian
pengalaman belajar yang direncanakan dan dirancang secara sistematis untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
membantu peserta didik mencapai tujuan belajar. Menurut Nasution (2000:205)
bahwa:
"Pembelajaran modul termasuk salah satu sistem individual yangmenghubungkan keuntungan dari berbagai pembelajaran individuatlainnya seperti; tujuan spesifik dalam bentuk kelakuan yang dapat diamatidan diukur, belajar menurut kecepatan masing-masing, feedback yangbanyak. Dalam pcmbelajaran modul siswa diberi kesempatan untuk belajarmenurut cara masing-masing menggunakan teknik yang berbeda-bedauntuk memecahkan masalah-masalah tertentu, berdasarkan latar belakangpengetahuan dan kebiasaan masing-masing".
Pembelajaran dengan modul memiliki ciri-ciri (Vembriarto, 1985: 27)
sebagai berikut:
a. Bersifat self-instructional.
Pengajaran modul menggunakan paket pelajaran yang memuat satu konsep atau
unit dari bahan pelajaran.Sementara, pendekatan yang digunakan dalam
pengajaran modul menggunakan pengalaman belajar siswa melalui berbagai
macam penginderaan, melalui pengalaman mana siswa terlibat secara aktif
belajar.
b. Pengakuan atas perbedaan-perbedaan individual
Pembelajaran melalui modul sangat sesuai untuk menanggapi perbedaan
individual siswa, karena modul pada dasarnya disusun untuk diselesaikan oleh
siswa secara perorangan.Oleh karena itu pembelajaran melalui modul, siswa
diberi kesempatan belajar sesuai irama dan kecepatan masing-masing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
c. Memuat rumusan tujuan pembelajaran/kompetensi dasar secara eksplisit.
Tiap-tiap modul memuat rumusan tujuan pengajaran/kompetensi dasar secara
spesifik dan eksplisit. Hal ini sangat berguna bagi berbagai pihak seperti bagi
penyusun modul, guru, dan bagi siswa. Bagi penyusun modul, tujuan yang
spesifik berguna untuk menentukan media dan kegiatan belajar yang harus
direncanakan untuk mencapai tujuan tersebut. Bagi guru tujuan itu berguna
untuk memahami isi pelajaran. Bagi siswa berguna untuk menyadarkan mereka
tentang apa yang diharapkan.
d. Adanya asosiasi, struktur, dan urutan pengetahuan
Proses asosiasi terjadi karena dengan modul siswa dapat membaca teks dan
melihat diagram-diagram darn buku modulnya. Sedangkan struktur dan urutan
maksudnya materi pada buku modul itu dapat disusun mengikuti struktur
pengetahuan secara hirarkis. Dengan demikian siswa dapat mengikuti urutan
kegiatan belajar secara teratur.
e. Penggunaan berbagai macam media (multi media)
Pembelajaran dengan modul memungkinkan digunakannya berbagai macam
media pembelajaran. Hal ini dikarenakan karakteristik siswa berbeda-beda
terhadap kepekaannya terhadap media. Oleh karena itu dalam belajar
menggunakan modul bisa saja divariasikan dengan media lain seperti radio atau
televisi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
f. Partisipasi aktif dari siswa
Modul disusun sedemikian rupa sehingga bahan-bahan pembelajaran yang ada
dalam modul tersebut bersifat self instructional, sehingga akan terjadi keaktifan
belajar yang tinggi.
g. Adanya reinforcement langsung terhadap respon siswa
Respon yang diberikan siswa mendapat konfirmasi atas jawaban yang benar,
dan mendapat koreksi langsung atas kesalahan jawaban yang dilakukan. Hal ini
dilakukan dengan cara mencocokkan hasil pekerjaannya dengan kunci jawaban
yang telah disediakan.
h. Adanya evaluasi terhadap penguasaan siswa atas hasil belajarnya
Dalam pembelajaran modul dilengkapi pula dengan adanya kegiatan evaluasi,
sehingga darn hasil evaluasi ini dapat diketahui tingkat penguasaan siswa
terhadap materi yang telah dipelajarinya. Untuk mengetahui siswa berada pada
tingkat penguasaan yang mana, dalam suatu modul juga dilengkapi tentang cara
perhitungannya dan patokannya.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan
yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses
untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan
pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam
konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan
menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek
kognitif), juga dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta
keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik, namun proses
pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu
pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi
antara pengajar dengan peserta didik.
Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar
dan kreatifitas pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang
dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa
pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui
perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar. Desain
pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang memandai, ditambah dengan
kreatifitas guru akan membuat peserta didik lebih mudah mencapai target
belajar.
2. Hakikat Fisika
Arti fisika menurut situs wikipedia
http://id.wikipedia.org/wiki/Fisika,adalahFisika (bahasa
Yunani: φυσικός (fysikós), "alamiah", dan φύσις (fýsis), "alam") adalah sains
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
atau ilmu tentang alalm dalam makna yang terluas. Fisika mempelajari gejala alam
yang tidak hidup atau materi dalam lingkup ruang dan waktu.
Beberapa sifat yang dipelajari dalam fisika merupakan sifat yang ada dalam
semua sistem materi yang ada, seperti hukum kekekalan energi. Sifat semacam ini
sering disebut sebagai hukum fisika. Fisika sering disebut sebagai "ilmu paling
mendasar", karena setiap ilmu alam lainnya (biologi, kimia, geologi, dan lain-lain)
mempelajari jenis sistem materi tertentu yang mematuhi hukum fisika. Misalnya,
kimia adalah ilmu tentangmolekul dan zat kimia yang dibentuknya. Sifat suatu zat
kimia ditentukan oleh sifat molekul yang membentuknya, yang dapat dijelaskan
oleh ilmu fisika seperti mekanika kuantum, termodinamika, dan elektromagnetika.
Fisika juga berkaitan erat dengan matematika. Teori fisika banyak
dinyatakan dalam notasi matematis, dan matematika yang digunakan biasanya lebih
rumit daripada matematika yang digunakan dalam bidang sains lainnya. Perbedaan
antara fisika dan matematika adalah: fisika berkaitan dengan pemerian dunia
material, sedangkan matematika berkaitan dengan pola-pola abstrak yang tak selalu
berhubungan dengan dunia material. Namun, perbedaan ini tidak selalu tampak
jelas. Ada wilayah luas penelitan yang beririsan antara fisika dan matematika, yakni
fisika matematis, yang mengembangkan struktur matematis bagi teori-teori fisika.
Fisika adalah salah satu bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), sehingga
hakkekat Fisika sama dengan IPA. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) bukan hanya
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep atau prinsip-prinsip saja
tetapi juga merupakan proses penemuan dari berbagai fenomena alam yang terjadi.
Trianto (2012:136) mengatakan bahwa:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
“IPA adalah suatu kumpulan teori yang sispokok bahasan tis, penerapannya
secara umum, terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang
melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut
sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur dan sebagainya”.
Dengan demikian Fisika menekankan pada pemberian pengalaman langsung kepada
siswa untuk mengembangkan potensi dan kompetensi yang dimilikinya.Hal ini
dimaksudkan agar siswa mampu menjelajahi dan memahami fenomena alam sekitar
secara ilmiah.
IPA memiliki dimensi sikap ilmiah (scientific attitude), proses ilmiah
(scientific process), dan produk ilmiah (scientificproduct), berupa pengetahuan.
Karena itu, tujuan pembelajaran IPA tidak sekedar mengumpulkan pengetahuan,
tetapi harus melatihkan berbagai keterampilan proses dan menumbuhkan sikap
ilmiah. Pembelajaran IPA juga harus mampu menumbuhkan kreativitas (creativity)
dan memberikan perhatian pada terapan IPA dalam kehidupan sehari-hari
(application) (Carin, 1997; Yager, 1996).
a. Fisikasebagai Sikap Ilmiah
Adalah sikap-sikap yang melandasi proses fisika yang meliputi sikap ingin
tahu, jujur, obyektif, kritis terbuka, disiplin, teliti yang saat ini dikenal dengan nilai-
nilai karakter fisika. Berkaitan dengan rasa ingin tahu tentang benda, fenomena
alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru
yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar.Membangkitkan rasa ingin tahu
siswa menjadi sangat penting, karena sesungguhnya proses penyelidikan, penelitian
dan pengembangan di semua bidang adalah didorong rasa ingin tahu yang besar,
bertanya-tanya dan melakukan pengamatan untuk memecahkan masalah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
b. Fisikasebagai Proses Ilmiah
Kemampuan inkuiri dan ketrampilan proses fisika adalah merupakan
hakekat fisika yang harus dipahami guru-guru fisika.Hal ini terkait dengan cakupan
fisika sebagai proses dan bukti bahwa fisika tidak hanya merupakan kumpulan
fakta, konsep, hukum dan teori saja tetapi merupakan menggunakan kemampuan
dasar untuk memprediksi atau menjelaskan berbagai fenomena alam. Keterampilan
proses yang harus dilatihkan melalui pembelajaran fisika, antara lain:
mengidentifikasi masalah, melakukan pengamatan (observasi), menyusun hipotesis,
merancang dan melakukan penyelidikan, dan merumuskan simpulan. Latihan
keterampilan proses dapat mengembangkan sikap dan nilai, antara lain: rasa ingin
penilaian, guru memerlukan instrumen penilaian dalam bentuk soal-soal yang
mengembangkan HOTS. Kelemahannya tidak dikembangkan bahan ajar yang
mampu melatih peserta maka penulis akan mengembangkan modulfisika yang
mampu melatihkan pada peserta didik untuk terampil berpikir tingkat tinggi.
9. Izaak H. Wenno (2010) dalam pengembangan model modul ipa berbasis
problem solving method berdasarkan karakteristik siswa dalam pembelajaran
di SMP/MTs menyimpulkan bahwa The research subjects comprised
students, teachers, and principals. The data were collected through
observations and interviews and analyzed using the descriptive technique. The
results show that the module models, namely experiment and non-experiment
student work sheets based on the problem solving method, and the evaluation
sistem in science learning can be used as an alternative.
10. Harto Nuroso dan Joko Siswanto (2010) dengan judul model pengembangan
modul ipa terpadu berdasarkan perkembangan kognitif siswa menyimpulkan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
(1) perkembangan kognitif (kemampuan berpikir abstrak) siswa-siswi SMP di
Kota Semarang rata-rata masih rendah, (2) kemampuan berpikir abstrak rendah
menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar IPA, (3) telah berhasil
didesain model pengembangan modul IPA terpadu berdasarkan perkembangan
kognitif siswa yang langkah-langkahnya terdiri dari penentuan mata pelajaran
yang menjadi objek pengembangan, analisis kebutuhan modul, penyusunan dan
pengembangan draft modul IPA terpadu, tinjauan ahli dan uji coba. Maka
penulis akan mengembangkan modul yang mampu melatihkan pada peserta
didik untuk berpikir tingkat tinggi.
C. Kerangka Berpikir
Pengembangan modul pembelajaran fisika berbasis pendekatan scientific
(Sceintific Approach) penting dilakukan, karena dengan adanya modul ini maka
akan diketahui teknik pembelajaran fisika yang sesuai dengan kurikulum 2013.
Pembelajaran yang mengacu pada siswa sebagai subyek bukan sebagai obyek.
Modul pembelajaran fisika berbasis scientificpada pokok bahasan elastisitas
di SMA N 2 Purwokerto, yang dikembangkan juga dapat digunakan oleh guru-guru
fisika sebagai pegangan dalam menyampaikan materi elastisitas.
Setelah dianalisis kelayakan dan efektifitasnya maka produk modul fisika
berbasis scientific disebarkan kepada pokok bahasan n guru Fisika MGMP untuk
digunakan dalam pembelajaran fisika dikelasnya.Bagan kerangka berpikir dalam
penelitian pengembangan ini seperti terlihat pada gambar:
1. Pembelajaran fisika di SMAbelum dilaksanakan secara scientific sesuai tuntutankurikulum.
2. Kurangnya bahan ajar fisika yang berbasis sceintific.3. Ketrampilan menyelesaikan masalah, siswa SMA masih rendah.4. Proses pembelajaran yang mengembangkan kemampuan peserta didik untuk
mengamati, menanya, menalar, mencoba, danmengkomunikasikan masih kurang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Gambar 2.11. Kerangka Berpikir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode PengembanganPenelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (research and
development / R&D). Pendekatan penelitian dan pengembangan merupakan
penelitian yang berorientasi untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-
produk yang digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan modul fisika berbasis scceintificdengan materi elastisitas. Model
yang digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan modul fisika ini adalah
merupakan adaptasi model 4-D (four-D model) yang dikemukakan oleh Thiagarajan
(1974: 5).
B. Prosedur Pengembangan
Langkah-langkah pengembangan modul fisika ini menggunakan model 4-
D. Model 4-D meliputi define, design, develop, and dessiminate atau juga sering
dikenal dengan model 4-P yaitu pendifinisian, perancangan, pengembangan dan
penyebaran. Pemilihan model 4-D untuk mengembangkan modul fisika dengan
alasan sebagai berikut :
1. Model pengembangan runtut dan sederhana sehingga praktis untuk
dilaksanakan.
2. Adanya tahap validasi dan uji coba perangkat mejadikan produk yang
dihasilkan lebih baik.
3. Langkah – langkah pengembangan logis.
Langkah – langkah pengembangan model 4-D dapat dilihat pada gambar 3.1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Gambar 3.1 : Langkah-langkah pengembangan modulfisika
dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi
2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai
wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil
percobaan
3.6 Menganalisis sifat elastisitas bahan dalam kehidupan sehari hari
4.6 Mengolah dan menganalisis hasil percobaan tentang sifat elastisitas suatu
bahan
Perumusan Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran dan kompetensi yang hendak diajarkan perlu
dirumuskan terlebih dahulu, sebelum menulis bahan ajar/modul.Hal ini berguna
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
untuk membatasi peneliti supaya tidak menyimpang dari tujuan semula pada saat
sedang menulis bahan ajar/modul.
Perumusan tujuan pembelajaran digunakan untuk merumuskan tujuan yang
terdapat pada kurikulum dan indikator yang relevan dengan KI-KD yang digunakan
sebagai acuan dalam pengembangan modul.Indikator dirumuskan dengan kata kerja
operasional yang dapat diukur dan dibuat instrumen penilaiannya.
Perumusan indikator mempertimbangkan berbagai macam aspek
kemampuan mengamati, menanya, mencoba, menyimpulkan dan
mengkomunikasikan.Indikator yang telah dirumuskan dikembangkan menjadi
tujuan pembelajaran. Adapun indikator dan tujuan pembelajaran tertuang pada
silabus dan RPP yang disajikan pada Lampiran.
B. Tahap Perancangan (Design)
Tahap perancangan ini menyusun draft awal modul fisika yang berbasis
scientific pada materi elastisitas. Draft awal modul terdiri dari:
a. Tahap Desain
Tahap desain disusun berdasarkan analisis kebutuhan, kurikulum, materi dan
tujuan penyusunan modul. Kemudian dituangkan dalam pembuatan silabus, RPP,
dan kisi-kisi soal yang akan digunakan acuan dalam pembuatan draft awal modul
fisika yang berbasis scientific pada materi elastisitas. Silabus, RPP, dan kisi-kisi
soal disusun sesuai dengan kurikulum 2013.
b. Tahap Pembuatan Draft Modul
Tahap ini membuat draft awal modul fisika yang berbasis scientific pada
materi elastisitas, yang terdiri dari:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
1) Halaman sampul
Halaman sampul berisi jenis modul, judul modul, penulis, pengguna
modul, dan kurikulum yang digunakan. Jenis modul fisika yang
menggambarkan bidang studi adalah fisika.Judul modul adalah
“ELASTISITAS”, ditulis dengan huruf besar agar lebih terlihat. Di bawah judul
terdapat tulisan Toriqul Abidin, merupakan pengarang modul ini. Tulisan
berikutnya adalah “ Untuk Kelas X SMA/MA” merupakan pengguna dari
modul ini. Dan yang terakhir adalah tulisan “Sesuai Kurikulum 2013” yang
menunjukkan kurikulum yang digunakan pada modul ini.
Di halaman sampul juga diberi gambar roda dan shockbreaker sebuah
mobil dan gambar ketapel Anggry Bird, yang menunjukkan pemanfaatan
elastisitas dalam kehidupan sehari-hari.
2) Halaman Judul, berisi judul modul dan tempat pendidikan penulis, yaitu
program studi pendidikan sains Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Univversitas Sebelas Maret Surakarta, serta tahun pembuatan 2014.
3) Kata Pengantar, berisi tentang pengantar penulis yang berkaitan dengan pesan
moral dan garis besar isi modul.
4) Karakteristik Modul, berisi hal-hal penting yang terdapat didalam modul.
5) Daftar Isi, berisi tentang isi modul beserta halamannya.
6) Daftar Gambar, berisi daftar gambar yang ada dimodul besrta halamannya.
7) Daftar Tabel, berisi tabel-tabel yang ada dalam modul beserta halamannya.
8) Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar, berisi Ki dan KD yang digunakan
dalam modul.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
9) Pendahuluan berisi deskripsi pembelajaran, petunjuk penggunaan modul untuk
siswa dan guru
10) Tujuan Akhir, berisi tentang tujuan yang diharapkan tercapai setelah
mempelajari modul. Tujuan ini meliputi kriteria keberhasilan, kinerja yang
dicapai dan kondisi keberhasilan.
11) Uraian materi modul fisika yang berbasis scientific pada materi elastisitas.
12) Rangkuman, yang berisi tentang ringkasan materi.
13) Uji kompetensi, berisi tentang soal pilihan ganda yang berkaitan dengan materi
yang dipelajari.
14) Penilaian diri, berisi pedoman penilaian untuk mengetahui ketercapaian
penguasaan materi pada kegiatan belajar.
15) Daftar Pustaka, berisi tentang daftar buku, jurnal dan website yang digunakan
di dalam modul.
16) Kunci Jawaban, berisi jawaban soal pilihan ganda untuk mengoreksi pekerjaan
siswa dan pedoman penskoran.
Modul dicetak dengan menggunakan standar kertas yang ditetapkan oleh
ISO (International Organization for Standardization). Menurut Sitepu (2012: 131),
ukuran buku dan bentuk buku teks untuk sekolah SMA/MA salah satunya adalah
A4 yang berukuran 210 mm x 297 mm dengan bentuk vertikal atau portrait.
Selanjutnya hasil penyusunan modul tahap ini sebagai draft-1 modul fisika yang
berbasis scientific pada materi elastisitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
C. Tahap Pengembangan (Develop)
Tahap develop merupakan tahap pengembangan dari draft-II modul fisika
yang berbasis scientific pada materi elastisitas. Tahap pengembangan dilakukan
untuk mengetahui tingkat keterbacaan modul pada proses pembelajaran di kelas.
Proses pengembangan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
a. Validasi Desain
Proses validasi menggunakan instrumen lembar validasi modul yang
mengacu dari Instrumen Penilaian Buku Teks Fisika SMA/MA oleh BSNP 2008.
Validasi dilakukan oleh dua pakar dari Universitas Sebelas Maret dengan
kualifikasi pendidikan doktor (S3 dosen pasca UNS),dua guru SMA dengan
kualifikasi pendidikan Master Pendidikan (S2 Pendidikan Sains) dan dua temen
sejawat. Validator dari dosen-1 (V1) dan validator dari dosen-2 (V2). Validator
dari guru SMA-1 (G1) dan validator dari guru SMA-2 (G2). Validator teman
sejawat-1 (S1), dan validator teman sejawat-2 (S2).
Hasil perbaikan modul berdasarkan saran teman sejawat disajikan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Saran Teman Sejawat dan Revisi
No Saran Perbaikan
1 Daftar Gambar terdapat kata yangsalah sokbeker.
Sudah dilakukan perbaikan denganmengganti shockbreaker.
2
3
Pada halaman 10 terdapat kesalahancetak pajang, yang benar panjang.Pada halaman 12 terdapat kata stress,seharusnya huruf italic.
Sudah diperbaiki menjadi panjang
Sudah diperbaiki menjadi Stress.
3 Pada halaman 14, gambar belum adaketerangan gambarnya.
Sudah diberi keterangan gambar,“percobaan hukum Hooke.
4 Daftar Pustaka, judul dicetak miring Sudah dibuat cetak miring pada juduldaftar pustaka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Hasil perbaikan modul berdasarkan saran validator ahli disajikan pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Saran Validator Ahli dan Revisi
No Saran Perbaikan
1 Gambar dilengkapi dengan datasumber.
Sudah dilakukan.
2 Tabel 1 Daftar pertanyaan, dibuat yangumum, tidak diarahkan (khusus).
Tabel 1 daftar pertanyaan, diperbaikidengan menghilangkan hal-hal yangkhusus.
3 Tabel 2 Data Hasil Pengamatan, jenisgaya dihilangkan dan pilihan keadaandihilangkan.
Tabel 2, sudah diperbaiki denganmenambah diberi gaya dan ketikagaya dihilangkan.
4 Tabel 3 Data Hasil Pengamatan,pertambahan panjang (ΔL) dihilangkandan ditambah perbandingan F : A.
Pertambahan panjang (ΔL) sudahdihilangkan, dan perbandingan F : A,sudah ditambahkan.
5 Pada halaman 8 kata mengasosiasikandiganti kata mengkomunikasikan.
Sudah dilakukan
6 Tulisan rumus dan gambar diperkecil. Sudah diperkecil.7 Warna latar belakang diganti yang
kontras dengan hurufnya.Sudah dirubah warna latarbelakangnya.
8 Pada sintak mengamati ditambahgambar yang aktual.
Sudah dilakukan penambahangambar berupa pemanfaatan pegasdalam kehidupan.
9 Pada petunjuk penggunaan moduldiberi halaman
Sudah diberi halaman
10 Pada rangkuman diberi latar belakangwarna yang kontras.
Sudah diberi latar belakang denganwarna yang kontras dengantulisannya.
11 Masih ada SK-KD, pada kurikulum2013 yang ada KI-KD.
Sudah diganti SK-KD menjadi KI-KD.
13 Semua istilah asing harus dicetakmiring.
Sudah dilakukan
14 Penulisan awalan di pada kata dibawahdan diatas, harus dipisah.
Sudah dilakukan pemisahan padaawalan di.
Kualitas modul fisika berbasis scientific pada materi elastisitas, dilihat dari
kelayaan isi, penyajian, bahasa, kegrafikan, dan aspek scientific.Rangkuman hasil
validasi ahli, guru fisika SMA dan teman sejawat disajikan pada Lampiran.
Dari aspek kelayakan isi, penyajian, bahasa, kegrafikan dan aspek scientific
terdapat 75 penilaian, yang masing-masing penilaian memiliki pilihan bobot 1, 2, 3,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
dan 4. Sehingga jumlah maksimum skor penilaian adalah 75 x 4 = 300, dan jumlah
minimum skor penilaian adalah 75x1 = 75.
Validator 1 dan validator 2 yang merupakan validator ahli memberikan nilai
dengan jumlah 296 dan 295, sehingga nilai rata-ratanya 3,96 dan 3,95 dengan
kriteria sangat baik. Validator 3 dan validator 4 yang merupakan guru SMA dengan
kualifikasi S2 memberikan nilai dengan jumlah skor 292 dan 293, sehingga nilai
rata-ratanya 3,89 dan 3,91 dengan kriteria sangat baik. Validator 5 dan validator 6
merupakan teman sejawat, memberikan nilai dengan jumlah skor 294 dan 295,
sehingga nilai rata-ratanya 3,92 dan 3,93 dengan kriteria kelayakan sangat baik.
Dari hasil penilaian validator maka modul dapat dikatakan layak digunakan.
Kesimpulan dari keenam validator, dalam penilaian modul komponen isi,
penyajian, bahasa, kegrafikan,dan pendekatanscientificdengan katagori sangat baik.
Rekomendasi tentang kelayakan modul adalah layak digunakan dengan perbaikan.
Berbagai data dan masukan yang diperoleh dari validator ini dijadikan sebagai
bahan revisi I. Setelah diadakan proses revisi maka hasil dari validasi ini
menghasilkan draft-2. Draft-2 adalah modul pembelajaran yang siap untuk
dilanjutkan pada tahapan berikutnya yaitu uji coba terbatas.
Validasi juga dilakukan pada soal tryout hasil belajar yang akan digunakan
untuk penelitian. Setelah soal tryout hasil belajar divalidasi, kemudian dilaksanakan
tryout soal di SMA Negeri 2 Purwokerto, untuk mengetahui validitas, reliabilitas,
daya beda, dan tingkat kesukaran.
b. Uji coba kelompok kecil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Uji coba terbatas ini bertujuan untuk mengetahui keterbacaan modul fisika
yang berbasis scientific pada materi elastisitas. Sampel untuk keterbacaan modul
adalah 10 anak kelas X MIA 7, yang dipilih secara acak. Tingkat keterbacaan
modul diketahui melalui angket respon siswa terhadap modul yang telah diberikan.
Pada uji coba kelompok kecil siswa diberi angket respon terhadap modul
fisika yang berbasis scientific pada materi elastisitas.Rangkuman hasil respon
terhadap modul fisika yang berbasis scientific pada materi elastisitas disajikan pada
Lampiran.
Jumlah aspek penilaian adalah 10, dengan jumlah skor minimal 10 dan skor
maksimal 40, rata-rata tertinggi 4. Dari sepuluh siswa yang diberi angket, semua
siswa dalam menilai modul fisika berbasis scientific masuk kategori sangat baik,
nilai rata-rata total sebesar 3,82.
Hasil komentar dan perbaikan modul pembelajaran fisika dari uji coba
kelompok kecil ditunjukkan pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Komentar dan Perbaikkan Berdasar Saran Pada Uji Coba Terbatas
No Saran Perbaikan
1 Ada beberapa tulisan yang salahketik yakni halaman 2, tertulis“pegad”.
Sudah dibetulkan tulisaan pegaddibetulkan pegas.
2 Penulisan rumus-rumus lebihdiperjelas.
Rumus diperjelas dengan memberikotak dan warna.
3 Gambar cover modul kurang jelas. Cover modul sudah diperjelasgambarnya.
4 Pada kegiatan mengamati gambar,ditambah jumlah gambarnya.
Jumlah gambar sudah ditambah.
5 Pada uji kompetensisoal nomor 9pilihan jawaban kurang e.
Soal nomor 9 sudah dibetulkan.
6 Gambar halaman 23 keterangannyagambarnya belum ada..
Keterangan gambar halaman 23 sudahditambahkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Berdasarkan komentar dan saran dari siswa, diadakan perbaikan.Berbagai
data dan masukan yang diperoleh dari angket dalam uji coba ini dijadikan sebagai
bahan revisi II. Setelah diadakan proses revisi maka hasil dari uji coba terbatas ini
menghasilkan draft-3. Draft-3 adalah modul pembelajaran yang siap untuk
digunakan pada tahapan berikutnya yaitu uji coba kelompok besar di kelas.
c. Uji coba kelompok besar di kelas.
Uji coba pemakaian lebih luas atau kelompok besar dilakukan di kelas
sampel X MIA 7 SMA Negeri 2Purwokerto, Kabupaten Banyumas, dengan
menggunakan draft-3 modul fisika.Uji coba dikelas dilakukan dengan terlebih
dahulu diberikan pretest untuk mengetahui gambaran kemampuan awal siswa
dalam materi elastisitas, sebelum dilakukan pembelajaran menggunakan modul
fisika hasil pengembangan.
Proses uji coba kelompok besar merupakan proses pembelajaran di dalam
kelas dengan menggunakan modul fisika pada materi elastisitas. Guru sebagai
fasilitator dalam pembelajaran di kelas. Aktifitasyang muncul adalah siswa aktif
melakukan kegiatan berbasisscientific.Pendekatan berbasis scientific merupakan
sintak-sintak atau tahapan yang harus dilakukan secara berurutan. Proses belajar
dimulai dari mengamati, menanya, mencoba, menalar/menyimpulkan dan diakhiri
mengkomunikasikan.
Sintak/tahapan yang pertama dari modul berbasis scientific adalah
mengamati. Pada modul ini, siswa diajak mengamati gambar-gambar yang
berhubungan dengan materi elastisitas. Sintak/tahapan berikutnya adalah menanya.
Siswa melakukan kegiatan membuat pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
dengan gambar yang disajikan. Pertanyaan tidak dibatasi pada materi, sehingga
masih bebas. Langkah berikutnya siswa mencoba. Kegiatan mencoba disini tidak
harus dilakukan di laboratorium, bisa dilakukan di dalam kelas. Sintak/langkah
selanjutnya adalah menalar/menyimpulkan. Dari kegiatan mencoba dan menalar,
siswa diharapkan dapat menyimpulkan dari materi yang sedang dipelajari.
Sintak/langkah terakhir adalah mengkomunikasikan. Siswa yang mewakili
kelompok menyampaikan hasil kegiatannya didepan kelas, untuk mendapat
tanggapan dari kelompok lain.
Setelah melakukan sintak-sintak di atas, siswa mempelajari materi elastisitas
pada modul dan memberi tanda pada informasi yang dianggap penting. Siswa
dilatih memecahkan masalah dengan diberikan contoh soal yang relevan dan
faktual. Sehingga siswa diharapkan lebih memahami materi elastisitas.Pada modul
juga diberi rangkuman agar siswa lebih memahami hal-hal yang penting dalam
materi elastisitas. Kemudian siswa menjawab soal-soal uji kompetensi pilihan
ganda. Modul dilengkapi dengan penilaian diri, sehingga siswa dapat menilai
dirinya sendiri apakah sudah kompeten atau belum.
Rangkuman hasil respon terhadap modul fisika berbasis scientific pada
materi elastisitas dalam uji coba kelompok besar disajikan pada
Lampiran.Berdasarkan komentar dan saran dari siswa,dijadikan sebagai bahan
revisi III. Skor rata-rata dari respon siswa pada uji coba besar terhadap modul fisika
berbasis scientific pada materi elastisitas adalah 3,94. Pada uji coba kelompok besar
tidak ada masukan dan saran, hasil komentar menyatakan modul sudah bagus maka
tidak diadakan revisi. Setelah kegiatan uji coba kelompok besar ini menghasilkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
modul fisika berbasis scientific pada materi elastisitas. Produk modul fisika dari
hasil pengembangan kemudian disebarkan kepada guru-guru MGMP fisika
kabupaten Banyumas. Foto-foto kegiatan pembelajaran siswa ditunjukkan pada
Lampiran.
d. Data Hasil Belajar
Hasil prestasi siswa sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan
modulfisika berbasis scientific pada materi elastisitas ranah pengetahuan disajikan
pada Lampiran.Distribusi frekuensi prestasi siswa sebelum dan sesudah
pembelajaran menggunakan modul fisika berbasis scientific pada materi
elastisitasditunjukkan pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5.Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa Ranah Pengetahuan Sebelum dan SesudahPembelajaran Menggunakan Modulfisika berbasis scientific pada materi elastisitas.
Bruce Joyce, Marsha Weil. 1996. Models of Teaching. Publisher : New Jersey :Prentice-Hall
BSNP.2006. Pengembangan Penilaian. Jakarta . Depdiknas
_________.2013. Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013, KementerianPendidikan dan Kebudayaan.
Costa , A.L. & Kallick, B. 2000. Describing 16 Habits of Mind: Habits of Mind.ADevelopmental Series. Alexandria, VA. (Online). Tersedia: http://.http:/www.ccsnh.edu/documents/CCSNH MLC
De Vito, Joseph Alfred. 1989. Human Communication: The Basic Course. Pearson.
Denny Setiawan,et al. 2009. Pengembangan Bahan Ajar, Jakarta, UniversitasTerbuka.
Dwi Fista Setya Putri. 2013. Pengembangan Modul Interaktif Berbasis InkuiriTerbimbing Pada Pokok Bahasan Fluida Di SMK 6 Surakarta.Surakarta, Uneversitas Sebelas Maret.
Eka Sastrawati, et al. 2011.Problem-BasedLearning, Strategi Metakognesi, danKetrampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa. Tekno- Pedagogi Vol.1 No:2 September 2011
Endang Mulyatiningsih. 2012. Metode Penelitian Terapan BidangPendidikan.Bandung. Alfabeta.
Fogarty,1991. How to IntegrateThe Curricula. Illinois: IRI/Sky Publishing Inc.
Iwan Sugiarto. 2004. Mengoptimalkan Daya Kerja Otak dengan Berpikir Holistik &Kreatif,Jakarta, Gramedia Utama.
Krathwoohl, W.Anderson. 2010. Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen. PustakaPelajar. Yogyakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
Nusa Putra. 2012. Researct Development.Cetakan ke-2.Jakarta.Rajawali Pres.
Oemar Hamalik. 2010. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung. RemajaRosda Karya
Permendiknas.2006. Permendiknas No.22, No.23 dan No.24, Binatama Raya,
Jakarta.
Poppy Kamalia Devi, Erly Tjahja Widjajanto T. 2011. Instrumen PHB IPA HighOrder Thinking.Bandung , PPPPTKIPA. Untuk programBERMUTU
Punaji Setyoari.2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.Cetakanke-2.Jakarta.Kencana Prenada Media Group.
Purwanto, A.Rahardi, Suharto Lasmono. 2007. Pengembangan Modul, Depdiknas,Jakarta.
Susan M.Brookhart.2010. Assess Higher-Order Thinking Skill.Alexandria .USA.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif,R&D). Bandung: Alfabeta
Sugiyono, 2009.Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Sungkono, 2009.Pengembangan dan Pemanfaatan Bahan Ajar Modul dalamProses Pembelajaran, Majalah Ilmiah Pembelajaran, Nomor 1, Vol: 5Mei 2009
Thiagarajan, Doroty, dan Melvyn. 1974. Instructional Development for TrainingTeachers of Exeptional Children. Bloornington: Indiana University.
Trianto, 2012, Model Pembelajaran Terpadu, Jakarta, Bumi Aksara
Wardani. 2012.Teknik Menulis Karya Ilmiah, Jakarta, Universitas Terbuka.