PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA (Tesis) Oleh FARIDA ROSIANA SUWARI PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG 2019
79
Embed
PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PROBLEM BASED …digilib.unila.ac.id/55303/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019-01-24 · C.13 Analisis Angket Validasi Modul Ahli Materi..... 200
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PROBLEM BASED LEARNINGUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI
MATEMATIS SISWA
(Tesis)
Oleh
FARIDA ROSIANA SUWARI
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNGBANDARLAMPUNG
2019
ABSTRAK
PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PROBLEM BASED LEARNINGUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI
MATEMATIS SISWA
Oleh
FARIDA ROSIANA SUWARI
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk
mengembangkan modul berbasis problem based learning, serta mengetahui
efektifitasnya terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa. Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Yayasan Pendidikan Islam (YPI) 3
Way Jepara Lampung Timur tahun ajaran 2018/2019. Data penelitian diperoleh
melalui tes kemampuan komunikasi matematis siswa. Teknik analisis data terdiri
dari data kualitatif dan data kuantitatif. Uji efektivitas dilakukan untuk
mengetahui pengaruh modul berbasis problem based learning terhadap
kemampuan komunikasi matematis siswa. Penelitian ini menunjukkan bahwa (1)
studi pendahuluan menunjukkan kebutuhan dikembangkannya modul berbasis
problem based learning, (2) hasil validasi modul berbasis problem based learning
menunjukkan bahwa modul termasuk dalam kategori valid, (3) hasil uji efektivitas
terhadap modul berbasis problem based learning menunjukkan terjadinya
peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang efektif dengan rata-
rata N-gain 0,62. Kemampuan komunikasi matematis siswa yang menggunakan
modul berbasis problem based learning lebih tinggi dibanding dengan
kemampuan komunikasi matematis siswa tanpa menggunakan modul berbasis
problem based learning.
Kata kunci: modul berbasis problem based learning, komunikasi matematis.
ABSTRACT
MODULE DEVELOPMENT BASED ON PROBLEM BASED LEARNINGTO IMPROVE STUDENTS' CAPABILITY OF MATHEMATICAL
COMMUNICATION SKILLS
By
FARIDA ROSIANA SUWARI
This research was development research that aims to develop problem based
learning-based module, as well as to know effectiveness on students'
mathematical communication skills. The subject of this study was the eighth-
grade students of Yayasan Pendidikan Islam (YPI) 3 Islamic Middle School Way
Jepara East Lampung 2018/2019 academic year. Research data obtained through
tests of students' mathematical communication skills. The data analysis technique
consist of qualitative data and quantitative data. The effectiveness test was
conducted to determine the effect of problem based learning-based module on
students' mathematical communication skills. In summary, these results show that,
first, the preliminary study indicate the need to develop problem-based module.
Second, the results of problem based learning-based module validation indicate
that the module was included in the valid category. Lastly, the results of the
effectiveness test on problem based learning-based module show an increase in
effective mathematical communication skills of students with an average N-gain
of 0.62. Mathematical communication skills of students who use problem-based
module are higher than students' mathematical communication skills without
using problem based learning-based module.
Keywords: problem based learning-based module, mathematical communication.
PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PROBLEM BASED LEARNINGUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI
MATEMATIS SISWA
Oleh
FARIDA ROSIANA SUWARI
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarMAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA
Pada
Program Studi Magister Pendidikan MatematikaFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNGBANDARLAMPUNG
2019
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, Kabupaten Bandar Lampung pada tanggal
28 Maret 1991 sebagai anak ketiga dari Bapak Drs. Waluyo, MM dan Ibu
Dra.Ratnaningrum, M.Pd. Pendidikan formal diawali di TK Assalaam Sukarame
Bandar Lampung tahun 1996 hingga tahun 1997. Sekolah Dasar (SD) diselesaikan
di SDS Al-Kautsar pada tahun 2003, Sekolah Menengah Pertama (SMP)
diselesaikan di SMP Negeri 2 Bandar Lampung pada tahun 2006, Sekolah
Menengah Atas (SMA) diselesaikan di SMA Negeri 2 Bandar Lampung pada
tahun 2009 dan Sarjana (S1) diselesaikan di Universitas Sebelas Maret Surakarta
pada tahun 2013.
Tahun 2016 terdaftar sebagai Mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan
Matematika Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Lampung.
MOTTO
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu‘’.
(QS. Al-Baqarah: 45)
Persembahan
Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT
Kupersembahkan karya kecil ini sebagai tanda cinta & kasih sayangku kepada :
Bapak (Waluyo) dan Ibuku tercinta (Ratnaningrum) yang telahmembesarkan, mendidik, mencurahkan kasih sayang, dan selalu mendoakan
kebahagiaan serta keberhasilanku.
Ayah (Suhadi) dan Emak (Ruwaida) yang telah mendoakan kebahagiaandan keberhasilanku.
Odo Yovan, partner terbaik sepanjang masa yang selalu memberikaninspirasi dan kebersamaan penuh makna.
Mas Kiki dan Mas Koko yang memberikan banyak bantuan dan inspirasiterbaiknya
Rayhan, Mbak Santi, Mbak A’la, Nika, Yoga dan Yoshayang selalu memberi motivasi terbaiknya.
Mbak Indri dan sahabat-sahabat seangkatan selama menempuh pendidikanyang telah memberikan warna setiap harinya.
dan
Almamater Universitas Lampung tercinta.
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya sehingga dapat diselesaikan tesis yang berjudul “Pengembangan Modul
Berbasis Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Matematis Siswa” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar magister
pendidikan matematika. Tak lupa shalawat serta salam semoga selalu tercurah
kepada Nabi Muhammad SAW, seorang suri tauladan yang sangat luar biasa
dalam kesederhanaannya, keluarga, sahabat serta umat-Nya yang senantiasa
menjalankan kewajiban-Nya dengan istiqomah.
Banyak pihak yang mendukung atas terselesaikannya tesis ini, maka pada
kesempatan ini ucapan terima kasih disampaikan kepada:
1. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA dan
pembahas atas keikhlasan dan kesediannya dalam memberikan bimbingan,
arahan, dan masukan;
2. Bapak Dr. Sugeng Sutiarso, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Magister
Pendidikan Matematika dan pembimbing kedua atas motivasi dan
kesediaannya dalam memberikan bimbingan, pengarahan, dan masukan
kepada penulis selama penyusunan tesis ini;
3. Bapak Dr. Budi Koestoro, M.Pd., selaku pembimbing utama atas kesediaan,
keikhlasan, dan kesabarannya memberikan bimbingan, pengarahan dan
masukan dalam proses perbaikan serta penyelesaian tesisi ini;
4. Ibu Dr. Een Yayah Haenilah, M.Pd. selaku pembahas atas keikhlasan dan
kesediannya dalam memberikan bimbingan, arahan, dan masukan;
5. Ibu Dr. Fardarita, M.Pd. selaku validator media atas masukan, kritik dan saran
Sebelum tes kemampuan matematis digunakan pada saat uji coba lapangan (Main
field testing), terlebih dahulu tes tersebut divalidasi dan kemudian diujicobakan
pada kelas lain (kelas uji coba lapangan awal) yang telah menempuh materi
SPLDV untuk mengetahui validitas dan reliabilitas lembar tes kemampuan
komunikasi matematis dapat digunakan jika telah memenuhi syarat valid dan
reliable. Instrumen ini digunakan untuk menilai keefektifan pembelajaran yaitu
42
nilai rata-rata yang dicapai siswa setelah pembelajaran menggunakan modul
berbasis maslaah. Instrumen berisikan soal latihan untuk mengetahui kemampuan
komunikasi siswa dalam pembelajaran. Berikut pemaparan mengenai tahapan dari
uji validitas dan reliabilitas tes kemampuan komunikasi matematis.
a. Validitas
Validitas yang digunakan pada penelitian ini didasarkan pada validitas isi.
Validitas isi dari tes kemampuan komunikasi matematis ini dapat diketahui
dengan cara membandingkan isi yang terkandung dalam tes kemampuan
komunikasi matematis dengan indikator pembelajaran yang telah ditentukan.
Secara teknis pengujian validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi
instrumen atau matrik pengembang instrumen. Dalam kisi-kisi itu terdapat
variabel yang akan diteliti, indikator sebagai tolak ukur dengan nomor butir (item)
pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dalam indikator. Pada setiap
instrumen tes terdapat butir-butir (item) pertanyaan atau pernyataan.
Validitas tes ini dikonsultasikan dengan dosen pembimbing terlebih dahulu
kemudian dikonsultasikan kepada guru mata pelajaran matematika kelas VII.,
guru tersebut mengetahui dengan benar kurikulum SMP, kemudian diuji cobakan
dan dianalisis (Sugiyono, 2011: 182-183). Teknik yang digunakan untuk menguji
validitas empiris ini dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product
moment (Widoyoko, 2012)
𝑟𝑥𝑦 =𝑁 ∑ 𝑋𝑌−(∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
√(𝑁 ∑ 𝑋2−(∑ 𝑋)2)(𝑁 ∑ 𝑌2−(∑ 𝑌)2)
43
Keterangan:
𝑟𝑥𝑦 : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N : Jumlah Siswa ∑ 𝑋 : Jumlah skor siswa pada setiap butir soal ∑ 𝑌 : Jumlah total skor siswa ∑ 𝑋𝑌 : Jumlah hasil perkalian skor siswa pada setiap butir soal
dengan total skor siswa
Namun, dalam proses perhitungannya menggunakan IBM SPSS Statistic 20. Tabel
3.6. menyajikan hasil validitas instrumen tes komunikasi matematis. Perhitungan
selengkapnya terdapat pada Lampiran C.1.
Tabel 3.6. Validitas Instrumen Tes Komunikasi Matematis
Nomor Soal rtabel rxy Keterangan
1 0.2709 0,455 Valid
2 0.2709 0,591 Valid
3 0.2709 0,543 Valid
4 0.2709 0,619 Valid
5 0.2709 0,470 Valid
Kaidah keputusan distribusi 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 untuk taraf signifikasi 5%, dari hasil
perhitungan, jika 𝑟𝑥𝑦 ≥ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka semua butir soal dinyatakan valid, namun
jika sebaliknya maka butir soal dinyatakan tidak valid. Dengan demikian,
diketahui bahwa semua nilai 𝑟𝑥𝑦 ≥ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , yang artinya semua butir soal
instrumen kemampuan komunikasi matematis dinyatakan valid dan bisa
digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian.
b. Reliabilitas
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali
untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Menurut
Arikunto (2010) untuk menghitung reliabilitas dapat digunakan rumus Alpha,
yaitu.
𝑟11 = [𝑘
𝑘−1] [1 −
∑ 𝑠𝑖2
𝑠𝑡2
]
44
Keterangan:
n = jumlah sampel
k = jumlah butir pertanyaan
𝑠𝑖2 = varians total
𝑠𝑡2 = jumlah butir pertanyaan
𝑟11 = koefisien reliabilitas instrumen
Rumus untuk menentukan nilai varians dari skor total dan varians setiap butir
soal:
∑ 𝑆𝑖 2 = 𝑠𝑖1
2 + 𝑠𝑖22 + 𝑠𝑖3
2 + ⋯ + 𝑠𝑖𝑛2
𝑠𝑖2 =
∑ 𝑋𝑖2−
( ∑ 𝑋𝑖)2
𝑛
𝑛
Rumus untuk menentukan nilai variansi total
𝑠𝑡2 =
∑ 𝑋2−( ∑ 𝑋)2
𝑛
𝑛
Keterangan:
X = nilai skor yang dipilih
N = banyaknya item soal
Adapun proses perhitungan untuk mencari nilai reliabilitas instrumen pada
penelitian ini dengan menggunakan IBM SPSS Statistic 20. Kaidah keputusan
distribusi 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 untuk taraf signifikasi 5%, berdasarkan hasil perhitungan
diketahui 𝑟𝑥𝑦 = 0,362 ≥ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,2709 maka dapat disimpulkan instrumen
kemampuan komunikasi matematis siswa dinyatakan reliabel. Perhitungan
selengkapnya terdapat pada Lampiran C.2.
Teknik analisis data pada penelitian ini dijelaskan berdasarkan jenis instrumen
sebagai berikut.
E. Teknik Analisis Data
45
1. Analisis Data Pendahuluan
Data hasil wawancara dan review berbagai buku teks serta KI dan KD matematika
SMP Kelas VIII diperoleh pada studi pendahuluan, data ini dianalisis secara
deskriptif dan digunakan sebagai acuan sebagai latar belakang diperlukannya
pengembangan modul pembelajaran. Selain itu, data hasil pemberian angket yang
diperoleh pada tahap validasi modul dianalisis secara deksriptif kualitatif. Data
berupa saran dan komentar ahli media dan materi digunakan sebagai panduan
untuk memperbaiki modul. Analisis data hasil angket serta tingkat keterbacaan
dan ketertarikan siswa juga dilakukan secara deskriptif kualitatif. Proses
perhitungannya menggunakan software Microsoft Excel 2010.
2. Analisis Validitas Perangkat Pembelajaran
Data yang diperoleh dari validasi silabus, RPP, modul berbasis problem based
learning dan soal kemampuan komunikasi matematis adalah hasil validasi ahli
pengembangan ahli materi dan ahli media melalui angket skala kelayakan.
Analisis yang digunakan berupa deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Data
kualitatif berupa komentar dan saran dari validator dideskripsikan secara kualitatif
sebagai acuan untuk memperbaiki model, silabus, RPP, dan modul. Data
kuantitatif berupa skor penilaian ahli pengembangan ahli materi dan ahli media
dideskripsikan secara kuantitatif menggunakan skala likert dengan 4 skala
kemudian dijelaskan secara kualitatif.
Skala yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah 4 skala, yaitu.
1) Skor 1 adalah kurang baik.
46
2) Skor 2 adalah cukup baik.
3) Skor 3 adalah baik.
4) Skor 4 adalah sangat baik.
Berdasarkan data angket validasi yang diperoleh, rumus yang digunakan untuk
menghitung hasil angket dari validator adalah sebagai berikut:
P = ∑ 𝑋
∑ 𝑋𝑖 𝑥 100%
Keterangan:
P : Presentase yang dicari ∑ 𝑋 : Jumlah nilai jawaban responden ∑ 𝑋𝑖 : Jumlah nilai ideal atau jawaban tertinggi
Sedangkan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk merevisi perangkat
pembelajaran digunakan kriteria penilaian yang dijelaskan pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7. Kriteria Tingkat Kevalidan dan Revisi Produk
Persentase (%) Kriteria Validasi
76 – 100 Valid
56 – 75 Cukup Valid
40 – 55 Kurang Valid
0 -39 Tidak Valid
Arikunto (2010)
Untuk memperkuat data hasil penilaian kevalidan atau kelayakan, dilakukan juga
penilaian silabus, RPP dan modul untuk mengetahui kepraktisan modul
pembelajaran terhadap guru matematika dan peserta didik. Penilaian berdasarkan
data angket yang diperoleh. Adapun kriteria analisis nilai rata-rata yang
digunakan disajikan dalam tabel di bawah ini.
P = ∑ 𝑋𝑛
𝑖=1
∑ 𝑋𝑖𝑛𝑖=1
𝑥 100%
Keterangan:
P : Presentase yang dicari ∑ 𝑋𝑛
𝑖=1 : Jumlah nilai jawaban responden
∑ 𝑋𝑖𝑛𝑖=1 : Jumlah nilai ideal atau jawaban tertinggi
47
Tabel 3.8. Kriteria Kepraktisan Analisis Nilai Rata-Rata
Nilai Tingkat Kepraktisan
85 – 100 Sangat Praktis
70 – 84 Praktis
55 – 69 Cukup Praktis
50 – 54 Kurang Praktis
0 – 49 Tidak Praktis
Arikunto (2010)
3. Analisis Efektivitas Pembelajaran Menggunakan Modul Berbasis Problem
Based Learning
Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan memberikan tes
kemampuan komunikasi matematis siswa sebelum pembelajaran (pretest) dan
setelah pembelajaran (posttest). Penentuan keefektifan modul pembelajaran
matematika yang dikembangkan dilihat dari analisis tes kemampuan komunikasi
matematis siswa dalam belajar matematika. Indikator keefektivan modul berbasis
problem based learning ditunjukan dengan rata-rata gain ternormalisasi.
Perhitungan gain ternormalisasi berdasarkan pretest dan posttest Menurut Hake
(Noer, 2009) besarnya peningkatan dihitung dengan rumus indeks gain, yaitu.
𝑔 =𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒 − 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒
𝑚𝑎𝑥𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑝𝑜𝑠𝑠𝑖𝑏𝑙𝑒 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒 − 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒
Hasil perhitungan gain kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan
klasifikasi dari Hake adalah:
g > 0,7 : tinggi
0,3 < g ≤ 0,7 : sedang
g ≤ 0,3 : rendah
Pengolahan dan analisis data kemampuan komunikasi matematis dilakukan
dengan menggunakan uji statistik terhadap peningkatan kemampuan komunikasi
48
matematis siswa (indeks gain) kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan
menggunakan IBM SPSS Statistic 20.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menentukan apakah data yang didapat berasal dari
populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji ini menggunakan uji Shapiro-
Wilk test, adapun hipotesis uji adalah sebagai berikut:
Ho : data berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : data tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Hasil pengujian normalitas dengan statistik uji Shapiro-Wilk test menggunakan
IBM SPSS Statistic 20 dkriteria pengujian yaitu jika nilai probabilitas (sig) lebih
besar dari 𝛼 = 0,05, maka hipotesis nol diterima (Trihendradi, 2005:113). Setelah
dilakukan pengujian normalitas pada data pretest kemampuan komunikasi
matematis diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 3.9 Uji Normalitas Data Awal Kemampuan Komunikasi Matematis
Pada Tabel 3.11. terlihat bahwa nilai probabilitas (Sig) lebih besar dari 0,05,
sehingga hipotesis nol diterima. Hal ini berarti bahwa data akhir kemampuan
komunikasi matematis dari kedua kelompok populasi memiliki varians yang
homogen atau sama. Perhitungan uji homogenitas data akhir dapat dilihat pada
Lampiran C.6. Sedangkan untuk data awal kemampuan komunikasi matematis
tidak dilakukan uji homogenitas karena salah satu sampel berasal dari populasi
yang berdistribusi tidak normal.
c. Uji Hipotesis
1) Uji Hipotesis untuk Data Kemampuan Awal Komunikasi Matematis Siswa
Setelah melakukan uji normalitas, diketahui bahwa data skor awal salah satu
sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal. Menurut Russefendi
(Mela, 2018) apabila data berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal
maka uji hipotesis menggunakan uji non parametrik. Dalam penelitian ini uji non
parametrik yang digunakan adalah uji Mann-Whitney U dengan hipotesis sebagai
berikut.
H0 : Kemampuan awal komunikasi matematis siswa yang menggunakan
modul berbasis problem based learning sama dengan kemampuan awal
komunikasi matematis siswa yang tidak menggunakan modul berbasis
problem based learning
51
H1 : Kemampuan awal komunikasi matematis siswa yang menggunakan
modul berbasis problem based learning lebih baik dari kemampuan awal
komunikasi matematis siswa yang tidak menggunakan modul berbasis
problem based learning
Dalam penelitian ini, uji Mann-Whitney U menggunakan IBM SPSS Statistic 20
dengan kriteria pengujian adalah jika nilai probabilitas (Sig) lebih besar dari
𝛼 = 0,05 maka hipotesis nol diterima.
2) Uji Hipotesis untuk Data Kemampuan Akhir Komunikasi Matematis Siswa
Setelah melakukan uji normalitas dan homogenitas, diketahui bahwa data akhir
berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Menurut Sudjana (2005: 243),
apabila dari data kedua sampel berdistribusi normal dan memiliki varian yang
sama maka analisis data dilakukan dengan menggunakan uji kesamaan dua rata-
rata, yaitu uji t dengan hipotesis satu arah (one-tailed) sebagai berikut.
H0 : Kemampuan akhir komunikasi matematis siswa yang menggunakan
modul berbasis problem based learning lebih rendah dari kemampuan
akhir komunikasi matematis siswa yang tidak menggunakan modul
berbasis problem based learning
H1 : Kemampuan akhir komunikasi matematis siswa yang menggunakan
modul berbasis problem based learning lebih baik dari kemampuan akhir
komunikasi matematis siswa yang tidak menggunakan modul berbasis
problem based learning
Kriteria H0 diterima apabila Sig dari 0,05 artinya H0 diterima atau kemampuan
komunikasi matematis siswa yang menggunakan modul berbasis problem based
52
learning lebih rendah atau sama dengan kemampuan komunikasi matematis siswa
yang tidak menggunakan modul berbasis problem based learning. Kriteria H0
ditolak apabila Sig kurang dari 0,05 artinya H0 ditolak atau kemampuan akhir
komunikasi matematis siswa yang menggunakan modul berbasis problem based
learning lebih baik dari kemampuan akhir komunikasi matematis siswa yang tidak
menggunakan modul berbasis problem based learning
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1. Hasil (produk) dari penelitian pengembangan ini adalah modul berbasis
problem based learning. Pengembangan modul berbasis problem based
learning dilakukan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis
siswa, adapun prosesnya diawali dari studi pendahuluan yang menunjukkan
kebutuhan dikembangkannya modul berbasis problem based learning. Hasil
validasi menunjukkan bahwa modul berbasis problem based learning telah
layak digunakan dan termasuk dalam kategori sangat baik, begitupun dengan
hasil uji coba modul berbasis problem based learning termasuk dalam
kategori sangat baik.
2. Modul berbasis problem based learning efektif dalam meningkatkan
kemampuan komunikasi matematis siswa, yaitu kemampuan komunikasi
matematis dengan pembelajaran menggunakan modul berbasis problem
based learning lebih efektif dibanding dengan kemampuan komunikasi
matematis dengan pembelajaran tidak menggunakan modul berbasis problem
based learning.
95
B. Saran
Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian, ada beberapa hal yang perlu penulis
sarankan, yaitu:
1. Hendaknya soal yang terdapat pada modul disesuaikan dengan teori model
pembelajaran yang digunakan pada pengembangan modul
2. Mempertimbangkan karakter siswa dalam mengembangkan modul
pembelajaran yang sesuai.
3. Sebaiknya modul dikemas dengan gambar atau nuansa yang disesuaikan
dengan perkembangan dunia siswa, sehingga membuat modul lebih menarik.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Ikhlas. 2018. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan GayaKognitif terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP. Jurnalof Curricula Teaching and Learning. 2: 135-143.
Amir, M. Taufiq. 2015. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based LearningBagaimana Pendidik Memberdayakan Pemelajar di Era Pengetahuan.Prenada Media Group, Jakarta. 150 hlm.
Amri, S. & Ahmadi I. K. (2010). Konstruksi Pengembangan PembelajaranPengaruhnya Terhadap Mekanisme Dan Praktik Kurikulum. PrestasiPustaka, Jakarta. 242 hlm.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik EdisiRevisi VII. Bumi Aksara, Jakarta. 412 hlm.
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Panduan Penyusunan KurikulumTingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.https://bsnp-indonesia.org /wp-content/ uploads/ kompetensi / Panduan_Umum KTSP.pdf. Diakses pada 18 Februari 2018.
Belawati, Tian. 2003. Materi Pokok Pengembangan Bahan Ajar Edisi Ke Satu.Universitas Terbuka, Jakarta. 690 hlm.
Budiyono. 2009. Statistik untuk Penelitian Edisi Ke-2. Sebelas Maret UniversityPers, Surakarta. 339 hlm.
Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Modul. Depdiknas, Jakarta. 27 hlm
_________. 2013. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun2013 Tentang Standar Nasional Pendidikan. http: //kelembagaan .ristekdikti.go.id /wp-content / uploads/ 2016 /08 /PP0322013.pdf. Diakses pada 2Januari 2018.
_________. 2013. Permendikbud Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. http://bsnp-indonesia.org/id/wp-content/uploads/2009/06/03.-A.-Salinan-
97
Permendikbud-No.-65-th-2013-ttg-Standar-Proses.pdf/. Diakses pada 2Januari 2018.
Dhewi, M, R, dan Hadiwidjaya, D, R,.2014. Analisis Kritikal Bahan AjarPengantar Akuntansi (EkMA4115) Menggunakan Evaluasi Formatif.Universitas Terbuka, Bogor. http://repository.ut.ac.id/id/eprint/5522. /.Diakses pada 9 Januari 2018.
Gardenia, N. 2016. Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan KomunikasiMatematis Siswa SMK Melalui Pembelajaran Konstruktivisme ModelNeedham. Jurnal Formatif Universitas Indraprasta PGRI. 6(2):110-118
Hamalik. 2001. Psikologi Belajar dan Mengajar. Sinar Baru Algesindo, Bandung.223 hlm.
Hanafiah, N. dan Cucu, S. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Refika Afitama,Bandung. 232 hlm.
Herman, T. 2007. Pembelajaran Berbasis Masalah untuk MeningkatkanKemampuan Berpikir Matematis Tingkat TInggi Siswa Sekolah MenengahPertama. Educationist. Volume 1 Nomor 1: hlm. 47-56
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad21. Ghalia Indonesia, Jakarta. 472 hlm.
Hodiyanto. 2017. Kemampuan Komunikasi Matematis Dalam PembelajaranMatematika. Jurnal Pendidikan Fakultas MIPATEK IKIP PGRI Pontianak.Volume 7 Nomor 1 hlm 9-17.
Imoko, I. B. dan Ajai, T. J. 2015. Gender Differences In MathematicsAchievement And Retention Scores: A Case Of Problem-Based LearningMethod. International Journal of Research in Education and Science(IJRES). 1:44-50
Indrayanti, dkk. 2008. Pengembangan Modul Pembelajaran Individual dalamMata Pelajaran Matematika di Kelas XI SMAN 1 Palembang. JurnalPendidikan Matematika. Volume 2, Nomor 2. http://eprints.unsri.ac.id/.Diakses pada 9 Desember 2017.
Kadir. 2008. Kemampuan Komunikasi Matematis dan Keterampilan Sosial Siswadalam Pembelajaran Matematika. Seminar Nasional Matematika danPendidikan Matematika Universitas Negeri Yogyakarta. hlm 339-350.
Khoyati F,dkk. 2016. Pengembangan Modul Matematika Untuk PembelajaranBerbasis Masalah pada Materi Pokok Persamaan Garis Lurus Kelas VIIISMP. Jurnal Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta. Vol. 4 No. 7 Hlm608-621.
98
Majid, A. 2008. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan StandarKompetensi Guru. PT Remaja Rodsa Karya, Bandung. 291 hlm.
Marpaung, Yansen. 2003. Pembelajaran Matematika Yang Menyenangkan.Makalah Seminar Nasional Komperda Himpunan Matematika IndonesiaWilayah Jawa Tengah & DIY. Surakarta.https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/5681. Diakses pada 20Februari 2018
Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Kencana,Jakarta. 774 hlm.
Mulyana, D. 2004. Komunikasi Efektif. Remaja Rosdakarya, Bandung. 294 hlm.
National Council Of Teacher Mathematics. 2000. Principle And Standards ForSchool Mathematics. Virginia: The NCTM Inc. http://www.nctm.org/.Diakses pada 18 Maret 2018.
Noer, Sri Hastuti. 2009. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis matematisSiswa SMP Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Lampung: UniversitasLampung. http://eprints. uny. ac.id/7048 /1/P33%20Dra.%20Sri %20Hastuti%20Noer.pdf. Diakses pada 19 November 2017.
Olteanu, Lucian. 2014.: Construction Of Tasks In Order To Develop And PromoteClassroom Communication In Mathematics. International Journal OfMathematical Education In Science And Technology. http://dx.doi.org.Diakses pada 20 Maret 2018.
Ontario Ministry of Education. 2005. The Ontario Grades 1-8.http://www.edu.gov.on.ca/. Diakses pada 8 Januari 2018
_______________________________. 2010. Capacity Building Series:Communication Mathematics in The Classroom.http://www.edu.gov.on.ca/inspire/research/. Diakses pada 8 Januari 2018
Padmavathy, R. D., & Mareesh, K. 2013. Effectiveness Of Problem BasedLearning In Mathematics. International Multidisciplinary E – Journal:http//www. sheeprakashan.com/. Diakses pada 20 Oktober 2016.
Prastowo, A. 2012. Pengembangan Sumber Belajar. Pustaka Insan Mandiri,Yogyakarta. 208 hlm.
Prayitno, S. Suwarsono, S. dan Siswono, E. 2013. Komunikasi Matematis SiswaSMP dalam Menyelesaikan Soal Matematika Berjenjang Ditinjau dariPerbedaan Gender. Universitas Negeri Yogyakarta. MP: 565-572
Purwanto. 2007. Pengembangan Modul. Pustekkom Depdiknas, Jakarta. 188 hlm.
99
Qohar, Abdul. 2011. Pengembangan Instrumen Komunikasi Matematis untukSiswa SMP. Universitas Negeri Yogyakarta. 978-979-17763-3-2.
Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran; Mengembangkan ProfesionalismeGuru. Raja Grafindo Jaya, Jakarta. 418 hlm.
Russeffendi, E.T. 2006. Pengantar Kepada Membantu Guru MengembangkanKompetensinya dalam Pengajaran Matemika dalam Meningkatkan CBSA.Tarshito, Bandung. 626 hlm.
Setiyadi, dkk. 2017. Pengembangan Modul Pembelajaran Biologi BerbasisPendekatan Saintifik untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Journal ofEducational Science and Technology UNM. Volume 3 Nomor 2 Agustus2017 hlm 102-112.
Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Tarsito, Bandung. 508 hlm.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Dilengkapi denganMetode R & D. Alfabeta, Bandung. 380 hlm.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. PT. RemajaRosdakarya, Bandung. 336 hlm.
Supardi. 2013. Sekolah Efektif, Konsep Dasar dan Praktiknya. Raja GrafindoPersada. 330 hlm.
Suprihatiningrum, J. 2013. Strategi Pembelajaran Teori & Aplikasi. Ar-RuzzMedia, Jogjakarta. 376 hlm.
Selcuk, GamzeSezgin. 2010. The Effect Of Problem Based Learning On Pre-Service Teachers’Achievement, Approaches And Attitudes TowardLearning Physics. International Journal Of The Physical Sciences. 6.Pp.711-723.
Tan, Oon-Seng.(2004). Cognition, Metacognition, And Problem-Based Learning,In Enhancing Thinking Through Problem-Based Learning Approaches.Singapore: Thomson Learning. a http://www.nie.edu.sg/profile/tan-oon-seng. Diakses pada 20 Oktober 2016.
Trianto. 2010.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif KonsepLandasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP). KencanaPrenada Media Group, Jakarta. 371 hlm
100
Wahyumiarti. 2015. Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Ditinjau dari IQpada Siswa SMAN 6 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015. (Tesis).Universitas Negeri Sebelas Maret. Surakarta. 285 pp.
Wahyuni, S. 2009. Eksperimentasi Model Pembelajaran Berdasarkan MasalahPada Sub Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel DitinjauDari Aktivitas Belajar Siswa Kelas X SMK Sekabupaten Boyolali TahunPelajaran 2008/2009. (Tesis). Universitas Negeri Sebelas Maret. Surakarta.178 pp.
Widyaningsih, M. H. 2016. Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika BerbasisMasalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Sikap IlmiahSiswa SMA. (Tesis). Universitas Negeri Sebelas Maret. Surakarta. 277 pp.
Winataputra, Udin. S. Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Tinggi Jarak Jauh.Universitas Terbuka, Jakarta. 74 hlm.
Iskandarwassid dan Sunendar, D. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. PT.Remaja Rosdakarya, Bandung. 311 hlm.
Widodo, Chomsin S. dan Jasmadi. 2008. Panduan Menyusun Bahan AjarBerbasis Kompetensi. Gramedia, Jakarta. 357 hlm.