iii ABSTRAK PENGEMBANGAN MODEL KOORDINASI HUB-DAN-SPOKE LOGISTIK PERDAGANGAN EKSPOR BERBASIS MULTI-AGEN Oleh SITA ANIISAH SHOLIHAH NIM : 33411005 (Program Studi Doktor Teknik dan Manajemen Industri) Pada logistik perdagangan ekspor terdapat 2 (dua) aktivitas utama, yaitu pada sisi pelabuhan (sea-side) dan sisi hinterland-nya (land-side). Aktivitas hinterland ini dimulai dari kontrak ekspor antara pengirim barang (shipper/eksportir) dan pembeli barang di luar negeri (consignee), hingga kontainer tersebut tiba di lapangan penumpukan kontainer pelabuhan laut pada due-date yang sudah ditentukan. Namun demikian, eksportir mengalami kesulitan dalam pemenuhan kontrak ekspor dan due-date closing time dikarenakan kemacetan pada aliran fisik barang dan prosedur pengurusan dokumen ekspor pada aliran informasi mengiringi aliran fisik. Pada aliran fisik barang, kemacetan (kongesti) terjadi baik di dalam dan luar pelabuhan, di mana terdapat dominasi pemakaian moda transportasi jalan (truk). Dalam upaya menyokong pergerakan barang dari dan ke pelabuhan hub internasional dari sisi hinterland ini maka dibutuhkan adanya spoke yang berfungsi sebagai “perpanjangan gerbang” pelabuhan utama (hub). Spoke juga merupakan tempat konsolidasi dan distribusi barang serta merupakan sambungan intermodal dari pelabuhan hub dan terintegrasi langsung dengan pelabuhan hub. Dengan demikian, pengiriman barang ekspor datang dari beberapa titik asal gudang/pabrikan dan dikonsolidasikan di spoke yang kemudian dialirkan ke hub (konsep hub-dan-spoke). Pada aliran informasi/dokumen, terjadi pertukaran dokumen/informasi yang melibatkan beberapa entitas bisnis dan agen pemerintah di mana terdapat interdependensi aktivitas antar satu sama lain. Jika koordinasi antar-aktor tidak berjalan dengan baik, maka hal ini dapat mempengaruhi kelancaran ekspor barang. Berdasarkan survey perdagangan lintas negara yang dilakukan oleh World Bank (2013), rata-rata waktu ekspor di Indonesia adalah 17 hari, di mana waktu proses penyiapan dokumen ekspor sebesar 64,7% dari total waktu ekspor. Banyaknya waktu idle kontainer untuk diproses lebih lanjut menunjukkan koordinasi yang rendah di antara aktor yang terlibat dalam perencanaan dan penjadwalan operasi, mulai dari operasi drayage hingga lintasan-panjang. Hal ini mengindikasikan adanya permasalahan koordinasi pada ekspor barang. Permasalahan koordinasi pada logistik perdagangan ekspor antara lain: ketidaksesuaian jadwal antara kesiapan fisik barang dan kesiapan dokumen ekspornya, lamanya pembuatan dokumen ekspor (PEB, SKA, Sertifikat
4
Embed
PENGEMBANGAN MODEL KOORDINASI HUB-DAN ... - sps.itb… · (Program Studi Doktor Teknik dan Manajemen Industri) ... (konsep hub-dan-spoke). ... terbangun bersifat kendala prasyarat
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
iii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN MODEL KOORDINASI HUB-DAN-SPOKE
LOGISTIK PERDAGANGAN EKSPOR BERBASIS MULTI-AGEN
Oleh
SITA ANIISAH SHOLIHAH
NIM : 33411005
(Program Studi Doktor Teknik dan Manajemen Industri)
Pada logistik perdagangan ekspor terdapat 2 (dua) aktivitas utama, yaitu pada sisi
pelabuhan (sea-side) dan sisi hinterland-nya (land-side). Aktivitas hinterland ini
dimulai dari kontrak ekspor antara pengirim barang (shipper/eksportir) dan pembeli
barang di luar negeri (consignee), hingga kontainer tersebut tiba di lapangan
penumpukan kontainer pelabuhan laut pada due-date yang sudah ditentukan.
Namun demikian, eksportir mengalami kesulitan dalam pemenuhan kontrak ekspor
dan due-date closing time dikarenakan kemacetan pada aliran fisik barang dan
prosedur pengurusan dokumen ekspor pada aliran informasi mengiringi aliran fisik.
Pada aliran fisik barang, kemacetan (kongesti) terjadi baik di dalam dan luar
pelabuhan, di mana terdapat dominasi pemakaian moda transportasi jalan (truk).
Dalam upaya menyokong pergerakan barang dari dan ke pelabuhan hub
internasional dari sisi hinterland ini maka dibutuhkan adanya spoke yang berfungsi
sebagai “perpanjangan gerbang” pelabuhan utama (hub). Spoke juga merupakan
tempat konsolidasi dan distribusi barang serta merupakan sambungan intermodal
dari pelabuhan hub dan terintegrasi langsung dengan pelabuhan hub. Dengan
demikian, pengiriman barang ekspor datang dari beberapa titik asal
gudang/pabrikan dan dikonsolidasikan di spoke yang kemudian dialirkan ke hub
(konsep hub-dan-spoke).
Pada aliran informasi/dokumen, terjadi pertukaran dokumen/informasi yang
melibatkan beberapa entitas bisnis dan agen pemerintah di mana terdapat
interdependensi aktivitas antar satu sama lain. Jika koordinasi antar-aktor tidak
berjalan dengan baik, maka hal ini dapat mempengaruhi kelancaran ekspor barang.
Berdasarkan survey perdagangan lintas negara yang dilakukan oleh World Bank
(2013), rata-rata waktu ekspor di Indonesia adalah 17 hari, di mana waktu proses
penyiapan dokumen ekspor sebesar 64,7% dari total waktu ekspor. Banyaknya
waktu idle kontainer untuk diproses lebih lanjut menunjukkan koordinasi yang
rendah di antara aktor yang terlibat dalam perencanaan dan penjadwalan operasi,
mulai dari operasi drayage hingga lintasan-panjang. Hal ini mengindikasikan
adanya permasalahan koordinasi pada ekspor barang.
Permasalahan koordinasi pada logistik perdagangan ekspor antara lain:
ketidaksesuaian jadwal antara kesiapan fisik barang dan kesiapan dokumen