Top Banner
E.ISSN.2614-6061 P.ISSN.2527-4295 Vol.7 No.3 Edisi Agustus 2019 Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 293 PENGEMBANGAN MODEL BIMBINGAN TIK BLENDED LEARNING MENGGUNAKAN APLIKASI CONSTRUCT 2 PADA PESERTA DIDIK SMAN 2 PROBOLINGGO Oleh : Arum Fitria 1 ,Suryaman. 2 , Yoso Wiyarno. 3 1,2,3 Program Studi Teknologi Pendidikan Universitas Adi Buana Surabaya 1 [email protected], 2 [email protected], 3 [email protected] Abstrak Perkembangan dan perubahan peraturan yang terus berubah dalam dunia pendidikan menuntut guru untuk selalu bisa menyiapkan segala sesuatu yang bisa membuat guru tetap siap menghadapi segala perubahan yang ada, misalnya pada saat dimulainya kurikulum 2013, salah satu perubahan yang sangat dirasakan dan membuat gelisah adalah berubahnya fungsi guru mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menjadi guru bimbingan TIK. Dalam usaha memberikan pelayanan bimbingan TIK yang maksimal terhadap peserta didik salah satu cara yang bisa ditempuh yaitu menggunakan sebuah media software yang bisa digunakan untuk proses bimbingan blended learning. Aplikasi Construct 2 merupakan salah satu software game editor berbasis HTML 5. Aplikasi ini digunakan untuk membuat game edukasi, namun dalam hal ini penulis ingin mengembangkan aplikasi Construct 2 untuk membuat sebuah media bimbingan TIK yang berbasis android. Berdasar pada hasil dari pengolahan serta analisis data penelitian yang telah dilaksanakan tentang pengembangan model bimbingan TIK blended learning menggunakan Aplikasi Construct 2 ini diperoleh kesimpulan bahwa peserta didik SMAN 2 Probolinggo memilih kualifikasi sangat baik sehingga cukup valid produk pengembangan model bimbingan TIK untuk blended learning menggunakan aplikasi Construct 2 ini diperlukan bagi mereka karena dapat memberikan pengalaman yang berkesan dan bermakna. Kata Kunci : model bimbingan tik, blended learning, construct 2 1. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan unsur yang sangat penting dalam usaha meyiapkan generasi bangsa agar mampu menghadapi persaingan perkembangan jaman yang semakin kompleks, dan pendidikan ini harus dilaksanakan sebaik mungkin agar tujuan dari pendidikan tersebut mudah untuk dicapai. Perkembangan dan perubahan peraturan yang terus berubah dalam dunia pendidikan menuntut kita sebagai guru untuk selalu bisa menyiapkan segala sesuatu yang bisa membuat kita tetap siap menghadapi segala perubahan yang ada, misalnya pada saat dimulainya kurikulum 2013, salah satu perubahan yang sangat dirasakan dan membuat gelisah adalah berubahnya fungsi guru pengampu mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menjadi guru bimbingan TIK, yang mana sebelum kurikulum 2013 guru TIK diberi jam secara resmi untuk melakukan pertemuan melakukan proses pembelajaran dikelas, namun pada kurikulum 2013, guru mata pelajaran TIK berubah kedudukannya menjadi guru bimbingan. ini merupakan suatu hal yang membingungkan bagi guru TIK yang ada pada daerah pinggiran, karena pada kenyataan tidak semua sekolah memberi jam khusus bagi guru TIK untuk bisa melakukan bimbingan secara klasikal. di kota besar hal ini tidak begitu berpengaruh karena rata rata semua peserta didik di bangku sekolah dasar sampai menengah sudah pada mahir Komputerdikarenakan mereka dirumah sudah memiliki komputer dan mempunyai orang-orang terdekat yang sudah bisa mengaplikasikan komputer. Namun lain halnya seperti di wilayah kami, Peserta didik masih banyak yang belum mahir mengaplikasikan komputer. karena kondisi keluarga yang rata rata belum bisa mengaplikasikan komputer secara maksimal dan tidak semua anak mempunyai komputer. Ini berakibat fungsi bimbingan TIK tidak berfungsi secara optimal, karena pada kenyataan jarang sekali peserta didik melakukan bimbingan TIK secara individu, mereka tidak mendapatkan suatu masalah dikarenakan mereka tidak pernah praktik, dalam kata lain “mana mungkin mendapat masalah atau kesulitan dalam menggunakan komputer kalau kita tidak praktik”. Hal ini merupakan masalah baru bagi guru dimana untuk menghadapi era globalisasi saat ini dan akan datang seseorang harus mahir teknologi informasi dan komunikasi, disisi lain banyak guru Teknolgi Informasi dan Komunikasi tidak mempunyai waktu atau jam pertemuan yang disediakan untuk bisa melakukan proses belajar mengajar atau bimbingan tentang komputer. Seorang guru TIK harus bisa menghadapi dan menyelesaikan masalah ini dengan tepat, salah satu cara yang bisa dilakukan agar peserta didik tetap bisa mengikuti proses bimbingan TIK dengan ruang yang bebas dan tidak terbatas yaitu salah satunya melaksanakan pembelajaran atau proses bimbingan dengan model
4

PENGEMBANGAN MODEL BIMBINGAN TIK BLENDED LEARNING ...

Oct 16, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGEMBANGAN MODEL BIMBINGAN TIK BLENDED LEARNING ...

E.ISSN.2614-6061P.ISSN.2527-4295 Vol.7 No.3 Edisi Agustus 2019

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 293

PENGEMBANGAN MODEL BIMBINGAN TIK BLENDED LEARNINGMENGGUNAKAN APLIKASI CONSTRUCT 2

PADA PESERTA DIDIK SMAN 2 PROBOLINGGO

Oleh :Arum Fitria1,Suryaman.2, Yoso Wiyarno.3

1,2,3Program Studi Teknologi Pendidikan Universitas Adi Buana [email protected],

[email protected],[email protected]

AbstrakPerkembangan dan perubahan peraturan yang terus berubah dalam dunia pendidikan menuntut guru

untuk selalu bisa menyiapkan segala sesuatu yang bisa membuat guru tetap siap menghadapi segala perubahanyang ada, misalnya pada saat dimulainya kurikulum 2013, salah satu perubahan yang sangat dirasakan danmembuat gelisah adalah berubahnya fungsi guru mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)menjadi guru bimbingan TIK. Dalam usaha memberikan pelayanan bimbingan TIK yang maksimal terhadappeserta didik salah satu cara yang bisa ditempuh yaitu menggunakan sebuah media software yang bisadigunakan untuk proses bimbingan blended learning. Aplikasi Construct 2 merupakan salah satu software gameeditor berbasis HTML 5. Aplikasi ini digunakan untuk membuat game edukasi, namun dalam hal ini penulisingin mengembangkan aplikasi Construct 2 untuk membuat sebuah media bimbingan TIK yang berbasisandroid. Berdasar pada hasil dari pengolahan serta analisis data penelitian yang telah dilaksanakan tentangpengembangan model bimbingan TIK blended learning menggunakan Aplikasi Construct 2 ini diperolehkesimpulan bahwa peserta didik SMAN 2 Probolinggo memilih kualifikasi sangat baik sehingga cukup validproduk pengembangan model bimbingan TIK untuk blended learning menggunakan aplikasi Construct 2 inidiperlukan bagi mereka karena dapat memberikan pengalaman yang berkesan dan bermakna.

Kata Kunci : model bimbingan tik, blended learning, construct 2

1. PENDAHULUANPendidikan merupakan unsur yang

sangat penting dalam usaha meyiapkan generasibangsa agar mampu menghadapi persainganperkembangan jaman yang semakin kompleks, danpendidikan ini harus dilaksanakan sebaik mungkinagar tujuan dari pendidikan tersebut mudah untukdicapai.

Perkembangan dan perubahan peraturanyang terus berubah dalam dunia pendidikanmenuntut kita sebagai guru untuk selalu bisamenyiapkan segala sesuatu yang bisa membuat kitatetap siap menghadapi segala perubahan yang ada,misalnya pada saat dimulainya kurikulum 2013,salah satu perubahan yang sangat dirasakan danmembuat gelisah adalah berubahnya fungsi gurupengampu mata pelajaran Teknologi Informasi danKomunikasi (TIK) menjadi guru bimbingan TIK,yang mana sebelum kurikulum 2013 guru TIKdiberi jam secara resmi untuk melakukanpertemuan melakukan proses pembelajaran dikelas,namun pada kurikulum 2013, guru mata pelajaranTIK berubah kedudukannya menjadi gurubimbingan. ini merupakan suatu hal yangmembingungkan bagi guru TIK yang ada padadaerah pinggiran, karena pada kenyataan tidaksemua sekolah memberi jam khusus bagi guru TIKuntuk bisa melakukan bimbingan secara klasikal. dikota besar hal ini tidak begitu berpengaruh karenarata rata semua peserta didik di bangku sekolahdasar sampai menengah sudah pada mahir

“Komputer” dikarenakan mereka dirumah sudahmemiliki komputer dan mempunyai orang-orangterdekat yang sudah bisa mengaplikasikankomputer. Namun lain halnya seperti di wilayahkami, Peserta didik masih banyak yang belummahir mengaplikasikan komputer. karena kondisikeluarga yang rata rata belum bisa mengaplikasikankomputer secara maksimal dan tidak semua anakmempunyai komputer. Ini berakibat fungsibimbingan TIK tidak berfungsi secara optimal,karena pada kenyataan jarang sekali peserta didikmelakukan bimbingan TIK secara individu, merekatidak mendapatkan suatu masalah dikarenakanmereka tidak pernah praktik, dalam kata lain “manamungkin mendapat masalah atau kesulitan dalammenggunakan komputer kalau kita tidak praktik”.Hal ini merupakan masalah baru bagi guru dimanauntuk menghadapi era globalisasi saat ini dan akandatang seseorang harus mahir teknologi informasidan komunikasi, disisi lain banyak guru TeknolgiInformasi dan Komunikasi tidak mempunyai waktuatau jam pertemuan yang disediakan untuk bisamelakukan proses belajar mengajar atau bimbingantentang komputer.

Seorang guru TIK harus bisamenghadapi dan menyelesaikan masalah ini dengantepat, salah satu cara yang bisa dilakukan agarpeserta didik tetap bisa mengikuti prosesbimbingan TIK dengan ruang yang bebas dan tidakterbatas yaitu salah satunya melaksanakanpembelajaran atau proses bimbingan dengan model

Page 2: PENGEMBANGAN MODEL BIMBINGAN TIK BLENDED LEARNING ...

E.ISSN.2614-6061P.ISSN.2527-4295 Vol.7 No.3 Edisi Agustus 2019

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 294

blended e- learning. Penulis tertarik untuk menelitipengembangan model bimbingan TIK melaluiblended learning dengan membuat mediapembelajaran yang dibuat menggunakan aplikasiConstruct 2 untuk meningkatkan minat danmembantu setiap peserta didik belajar denganmandiri serta kreatif dengan judul “PengembanganModel Bimbingan TIK Blended LearningMenggunakan Aplikasi Contruct 2 Pada Pesertadidik SMAN 2 Probolinggo”.

2. METODE PENELITIANMetode yang penulis gunakan dalam

penelitian ini yaitu metode penelitian danpengembangan (Research and Development).Sugiono (2011) menyampaikan bahwa metodepenelitian ini merupakan metode yang dipakaidalam sebuah penelitian untuk menghasilkan suatuhasil atau produk, serta mampu menguji nilaiefektif dari produk yang dihasilkan tersebut. Agarmampu menghasilkan suatu produk sesuai yangdiharapkan, maka peneliti harus melakukan analisiskebutuhan dan untuk menguji efektif tidaknyaproduk tersebut pada masyarakat, maka penelitiperlu melaksanakan penelitian untuk mengujikeefektifan dari produk tersebut, sehinggapenelitian dan pengembangan ini sifatnya bertahapatau longitudinas.

Model penelitian pengembangan yangpeneliti gunakan pada penelitian ini adalah modelyang sering digunakan desainer pembelajaran danpelatihan yaitu model penelitian pengembanganDick dan Carey. Model R dan D Dick Careymerupakan model pendekatan prosedural ataumodel pendekatan sistem yang dikembangkan olehWalter Dick, Lou Carey, dan James O. Careydalam The Systematic Design of Instruktion Edisike-7 tahun 2009.

Sepuluh langkah prosedural yangdimiliki oleh Pengembangan Model Dick danCarey. Setiap komponen model pengembanganDick dan Carey ini sifatnya saling tergantung ataudependen antara langkah prosedural satu denganlangkah lainnya, dan revisi instruksional padapengembangan berikutnya akan diputuskan padatahap evaluasi.

Dalam penelitian pengembangan ini,penelti hanya menggunakan 9 tahapan desain dari10 tahapan desain pembelajaran. Hal ini dikarekanadanya pertimbangan terhadap pengembanganmedia bimbingan atau pembelajaran yangdilaksanakan sebatas pada uji coba model asli atauprototipe produk yang dihasilkan. Pengembangtidak melaksanakan tahapan evaluasi model sumatifdikarenakan tahapan tersebut diluar sistembimbingan TIK.

Gambar dari model pengembanganpembelajaran Walter Deck and Lou Carey dalamTesis Rumainur (2016) bisa dilihat berikut ini:

Gambar 1 Desain Pengembangan Dick andCary

2.1 Subyek Uji CobaAdapun subyek pada uji coba penelitian

pengembangan model bimbingan TIK blendedlearning menggunakan aplikasi Construct 2 iniantara lain; [1]Ahli Materi,[2] Ahli Media, [3]Teman Sejawat dan [4] Peserta didik Kelas XSMAN 2 Probolinggo2.2 Jenis Data dan Instrumentasi

Jenis data yang diperoleh padaPengembangan model bimbingan TIK BlendedLearning menggunakan aplikasi Construct 2 padapeserta didik SMAN 2 Probolinggo ini terdiri daridata kualitatif dan data kuantitatif agar kualitashasil produk media bimbingan yang dihasilkandapat diketahui.2.3 Teknik Analilis

Peneliti menggunakan triangulasimetodologis. Menurut Patton (dalam Sutopo 2006)triangulasi metodologis yaitu teknik metodetriangulasi melalui teknik pengumpulan data sejenisakan tetapi menggunakan metode yang tidak samaatau berbeda. Berikut gambar model tekniktriangulasi:

KuesionerData Wawancara Sumber Data

ObservasiGambar 2 Model Triangulasi Metodologis

2.4 Analisis dataAnalisis Data yang dipakai dalam

mengumpulkan data pada penelitian ini yaitu [1]observasi dengan mengamati kondisi penggunaanmedia pembelajaran atau media bimbingan yangdilakukan di sekolah. [2] Studi Literatur denganmengumpulkan literature yang berhubungandengan aspek aspek untuk mengembangkan mediapembelajaran atau media bimbingan menggunakanaplikasi construct 2 dan berbasis android, [3]Wawancara untuk mengumpulkan data mengenaikarakteristik peserta didik dan penggunaan mediabimbingan, dan [4] Angket untuk mengumpulkandata yang akan digunakan pada teknik menganalisisdata.

Setiap data yang telah dikumpulkanselanjutnya dianalisa. Adapun teknik menganalisisdata dalam penelitian ini yaitu memaparkan semua

Page 3: PENGEMBANGAN MODEL BIMBINGAN TIK BLENDED LEARNING ...

E.ISSN.2614-6061P.ISSN.2527-4295 Vol.7 No.3 Edisi Agustus 2019

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 295

pendapat dan saran serta tanggapan dari validatoryang tertulis pada lembar bagian kritik dan saran.Data yang diperoleh dari angket terdiri dari datakualitatif yang dikuantitatifkan menggunakan skalalikert (Sugiyono, 2010) yang berkreteria empattingkatan, selanjutnya dianalisa dengan perhitunganpresentase skor per item pada setiap jawaban daripertanyaan pertanyaan yang dibuat dalam angket.Menurut Suharsini Arikunto dalam Chandra AdiPrabowo (Jurnal Pendidikan, 2016) rumus untukmencari rerata sebagai berikut:P = ∑x∑ x X 100%Keterangan:P = prosentase kelayaan∑x = jumlah keseluruhan atau total dari skor

jawaban validator (jawaban benar)∑x1 = jumlah keseluruhan atau total skor dari

jawaban tertinggi (Nilai harapan)Pada pemberian makna serta penentuan

keputusan untuk memperbaiki alat ukur dan bukupedoman bimbingan menggunakan kualifikasikriteria sebagai berikut:Tabel 1: Kualifikasi Tingkat KelayakanBerdasarkan Presentase Rata-Rata

Presentase(%)

Tingkat Kevalidan

80 – 100 Valid/ Tidak Revisi60 – 79 Cukup Valid/ Tidak Revisi40 – 59 Kurang Valid/ Refisi Sebagian0 – 39 Tidak Valid Revisi

Sumber :Jurnal Pendidikan, 2016Berdasarkan kriteria diatas,

Pengembangan Model Bimbingan TIKMenggunakan Aplikasi Construct 2 dianggap validapabila syarat kriteria skor 80 – 100 terpenuhi dariseluruh unsur yang terdapat pada angket penilaianvalidasi dari ahli media, ahli materi, ahlipembelajaran serta peserta didik. Produk mediayang dibuat dari aplikasi Construct 2 padapenelitian ini harus mencapai kriteria nilai valid.Oleh sebab itu seorang pengembang harus benarbenar teliti memperbaiki media bimbingan inisupaya kriteria valid bisa terpenuhi.

3. HASIL DAN PEMBAHASANDalam Pengembangan produk ini,

peneliti mengembangkan Software Construct 2,yaitu sebuah software aplikasi game editor berbasisHTML 5 yang mana peneliti memaksimalkanfungsi dari visual editor dan behavior-based logicsystem. Aplikasi Construct 2 ini penuliskembangkan menjadi sebuah media modelbimbingan TIK untuk blended learning berupaproduk presentasi atau modul tutorial tentangmateri Teknologi Informasi dan Komunikasi yangjuga bisa digunakan untuk membuat mediapembelajaran atau media bimbingan yang berbasisandroid

Data hasil uji coba dalam penelitianpengembangan model bimbingan TIKmenggunakan Aplikasi Construct 2 untuk blendedlearning pada peserta didik SMA Negeri 2Probolinggo ini diperoleh setelah penelitimemberikan angket kepada responden. Berikutakan disajikan hasil perolehan data validasi dariahli materi, ahli desain, tanggapan dari temansejawat serta subyek penelitian yaitu peserta didikkelas X SMA Negeri 2 Probolinggo.

Dalam rangka uji coba produk langkahpertama adalah hasil validasi dari ahli materi yaituBapak Dr.Hozairi,S.ST.MT dari ITS. Data uji cobaahli materi diperoleh dari angket yang diisi terkaitdengan kesesuaian urutan konsep. Serta kesesuaianisi materi pada Bimbingan TIK dengan Strategiyang digunakan.

Hasil dari produk pengembangan yangdiserahkan kepada ahli materi yaitu pengembanganmodel bimbingan TIK menggunakan aplikasiConstruct 2 dengan materi Pembuatan videodengan teknik clonning menggunakan Aplikasiadobe Primiere Pro CC.

Berdasarkan hasil validasi ahli materimaka dapat diketahui nilai perolehan denganmenggunakan rumus sebagai berikut :

Prosentase (%) Tingkat Kevalidan80 – 100 Valid/ Tidak Revisi60 – 79 Cukup Valid/ Tidak Revisi40 – 59 Kurang Valid/ Refisi Sebagian0 – 39 Tidak Valid Revisi

Langkah berikutnya setelah data tersajiyaitu menganalisis data hasil perhitungan perolehanskor dengan rumus diatas. Sehingga dapat dihitungtingkat Prosentase pencapaian materi bimbingan.Berdasar kriteria yang telah ditetapkan makaProsentase yang dicapai 87,5% terletak padatingkat valid sehingga materi pada mediabimbingan TIK menggunakan Aplikasi Construct 2ini tidak perlu direvisi

Validasi selanjutnya yaitu uji desainmedia pembelajaran berupa media bimbingan TIKyang dilakukan oleh Dr.Drs. Achmad NoorFatirul,ST.,M.Pd dari Universitas PGRI Adi BuanaSurabaya, Data uji coba ahli desain diperoleh dariangket yang diisi terkait dengan kesesuaian mediayang dibuat pada Bimbingan TIK

Berdasarkan hasil angket dari validatorahli desain media pembelajaran maka dapatdiketahui nilai perolehan dengan menggunakanrumus sebagai berikut :

E.ISSN.2614-6061P.ISSN.2527-4295 Vol.7 No.3 Edisi Agustus 2019

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 295

pendapat dan saran serta tanggapan dari validatoryang tertulis pada lembar bagian kritik dan saran.Data yang diperoleh dari angket terdiri dari datakualitatif yang dikuantitatifkan menggunakan skalalikert (Sugiyono, 2010) yang berkreteria empattingkatan, selanjutnya dianalisa dengan perhitunganpresentase skor per item pada setiap jawaban daripertanyaan pertanyaan yang dibuat dalam angket.Menurut Suharsini Arikunto dalam Chandra AdiPrabowo (Jurnal Pendidikan, 2016) rumus untukmencari rerata sebagai berikut:P = ∑x∑ x X 100%Keterangan:P = prosentase kelayaan∑x = jumlah keseluruhan atau total dari skor

jawaban validator (jawaban benar)∑x1 = jumlah keseluruhan atau total skor dari

jawaban tertinggi (Nilai harapan)Pada pemberian makna serta penentuan

keputusan untuk memperbaiki alat ukur dan bukupedoman bimbingan menggunakan kualifikasikriteria sebagai berikut:Tabel 1: Kualifikasi Tingkat KelayakanBerdasarkan Presentase Rata-Rata

Presentase(%)

Tingkat Kevalidan

80 – 100 Valid/ Tidak Revisi60 – 79 Cukup Valid/ Tidak Revisi40 – 59 Kurang Valid/ Refisi Sebagian0 – 39 Tidak Valid Revisi

Sumber :Jurnal Pendidikan, 2016Berdasarkan kriteria diatas,

Pengembangan Model Bimbingan TIKMenggunakan Aplikasi Construct 2 dianggap validapabila syarat kriteria skor 80 – 100 terpenuhi dariseluruh unsur yang terdapat pada angket penilaianvalidasi dari ahli media, ahli materi, ahlipembelajaran serta peserta didik. Produk mediayang dibuat dari aplikasi Construct 2 padapenelitian ini harus mencapai kriteria nilai valid.Oleh sebab itu seorang pengembang harus benarbenar teliti memperbaiki media bimbingan inisupaya kriteria valid bisa terpenuhi.

3. HASIL DAN PEMBAHASANDalam Pengembangan produk ini,

peneliti mengembangkan Software Construct 2,yaitu sebuah software aplikasi game editor berbasisHTML 5 yang mana peneliti memaksimalkanfungsi dari visual editor dan behavior-based logicsystem. Aplikasi Construct 2 ini penuliskembangkan menjadi sebuah media modelbimbingan TIK untuk blended learning berupaproduk presentasi atau modul tutorial tentangmateri Teknologi Informasi dan Komunikasi yangjuga bisa digunakan untuk membuat mediapembelajaran atau media bimbingan yang berbasisandroid

Data hasil uji coba dalam penelitianpengembangan model bimbingan TIKmenggunakan Aplikasi Construct 2 untuk blendedlearning pada peserta didik SMA Negeri 2Probolinggo ini diperoleh setelah penelitimemberikan angket kepada responden. Berikutakan disajikan hasil perolehan data validasi dariahli materi, ahli desain, tanggapan dari temansejawat serta subyek penelitian yaitu peserta didikkelas X SMA Negeri 2 Probolinggo.

Dalam rangka uji coba produk langkahpertama adalah hasil validasi dari ahli materi yaituBapak Dr.Hozairi,S.ST.MT dari ITS. Data uji cobaahli materi diperoleh dari angket yang diisi terkaitdengan kesesuaian urutan konsep. Serta kesesuaianisi materi pada Bimbingan TIK dengan Strategiyang digunakan.

Hasil dari produk pengembangan yangdiserahkan kepada ahli materi yaitu pengembanganmodel bimbingan TIK menggunakan aplikasiConstruct 2 dengan materi Pembuatan videodengan teknik clonning menggunakan Aplikasiadobe Primiere Pro CC.

Berdasarkan hasil validasi ahli materimaka dapat diketahui nilai perolehan denganmenggunakan rumus sebagai berikut :

Prosentase (%) Tingkat Kevalidan80 – 100 Valid/ Tidak Revisi60 – 79 Cukup Valid/ Tidak Revisi40 – 59 Kurang Valid/ Refisi Sebagian0 – 39 Tidak Valid Revisi

Langkah berikutnya setelah data tersajiyaitu menganalisis data hasil perhitungan perolehanskor dengan rumus diatas. Sehingga dapat dihitungtingkat Prosentase pencapaian materi bimbingan.Berdasar kriteria yang telah ditetapkan makaProsentase yang dicapai 87,5% terletak padatingkat valid sehingga materi pada mediabimbingan TIK menggunakan Aplikasi Construct 2ini tidak perlu direvisi

Validasi selanjutnya yaitu uji desainmedia pembelajaran berupa media bimbingan TIKyang dilakukan oleh Dr.Drs. Achmad NoorFatirul,ST.,M.Pd dari Universitas PGRI Adi BuanaSurabaya, Data uji coba ahli desain diperoleh dariangket yang diisi terkait dengan kesesuaian mediayang dibuat pada Bimbingan TIK

Berdasarkan hasil angket dari validatorahli desain media pembelajaran maka dapatdiketahui nilai perolehan dengan menggunakanrumus sebagai berikut :

E.ISSN.2614-6061P.ISSN.2527-4295 Vol.7 No.3 Edisi Agustus 2019

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 295

pendapat dan saran serta tanggapan dari validatoryang tertulis pada lembar bagian kritik dan saran.Data yang diperoleh dari angket terdiri dari datakualitatif yang dikuantitatifkan menggunakan skalalikert (Sugiyono, 2010) yang berkreteria empattingkatan, selanjutnya dianalisa dengan perhitunganpresentase skor per item pada setiap jawaban daripertanyaan pertanyaan yang dibuat dalam angket.Menurut Suharsini Arikunto dalam Chandra AdiPrabowo (Jurnal Pendidikan, 2016) rumus untukmencari rerata sebagai berikut:P = ∑x∑ x X 100%Keterangan:P = prosentase kelayaan∑x = jumlah keseluruhan atau total dari skor

jawaban validator (jawaban benar)∑x1 = jumlah keseluruhan atau total skor dari

jawaban tertinggi (Nilai harapan)Pada pemberian makna serta penentuan

keputusan untuk memperbaiki alat ukur dan bukupedoman bimbingan menggunakan kualifikasikriteria sebagai berikut:Tabel 1: Kualifikasi Tingkat KelayakanBerdasarkan Presentase Rata-Rata

Presentase(%)

Tingkat Kevalidan

80 – 100 Valid/ Tidak Revisi60 – 79 Cukup Valid/ Tidak Revisi40 – 59 Kurang Valid/ Refisi Sebagian0 – 39 Tidak Valid Revisi

Sumber :Jurnal Pendidikan, 2016Berdasarkan kriteria diatas,

Pengembangan Model Bimbingan TIKMenggunakan Aplikasi Construct 2 dianggap validapabila syarat kriteria skor 80 – 100 terpenuhi dariseluruh unsur yang terdapat pada angket penilaianvalidasi dari ahli media, ahli materi, ahlipembelajaran serta peserta didik. Produk mediayang dibuat dari aplikasi Construct 2 padapenelitian ini harus mencapai kriteria nilai valid.Oleh sebab itu seorang pengembang harus benarbenar teliti memperbaiki media bimbingan inisupaya kriteria valid bisa terpenuhi.

3. HASIL DAN PEMBAHASANDalam Pengembangan produk ini,

peneliti mengembangkan Software Construct 2,yaitu sebuah software aplikasi game editor berbasisHTML 5 yang mana peneliti memaksimalkanfungsi dari visual editor dan behavior-based logicsystem. Aplikasi Construct 2 ini penuliskembangkan menjadi sebuah media modelbimbingan TIK untuk blended learning berupaproduk presentasi atau modul tutorial tentangmateri Teknologi Informasi dan Komunikasi yangjuga bisa digunakan untuk membuat mediapembelajaran atau media bimbingan yang berbasisandroid

Data hasil uji coba dalam penelitianpengembangan model bimbingan TIKmenggunakan Aplikasi Construct 2 untuk blendedlearning pada peserta didik SMA Negeri 2Probolinggo ini diperoleh setelah penelitimemberikan angket kepada responden. Berikutakan disajikan hasil perolehan data validasi dariahli materi, ahli desain, tanggapan dari temansejawat serta subyek penelitian yaitu peserta didikkelas X SMA Negeri 2 Probolinggo.

Dalam rangka uji coba produk langkahpertama adalah hasil validasi dari ahli materi yaituBapak Dr.Hozairi,S.ST.MT dari ITS. Data uji cobaahli materi diperoleh dari angket yang diisi terkaitdengan kesesuaian urutan konsep. Serta kesesuaianisi materi pada Bimbingan TIK dengan Strategiyang digunakan.

Hasil dari produk pengembangan yangdiserahkan kepada ahli materi yaitu pengembanganmodel bimbingan TIK menggunakan aplikasiConstruct 2 dengan materi Pembuatan videodengan teknik clonning menggunakan Aplikasiadobe Primiere Pro CC.

Berdasarkan hasil validasi ahli materimaka dapat diketahui nilai perolehan denganmenggunakan rumus sebagai berikut :

Prosentase (%) Tingkat Kevalidan80 – 100 Valid/ Tidak Revisi60 – 79 Cukup Valid/ Tidak Revisi40 – 59 Kurang Valid/ Refisi Sebagian0 – 39 Tidak Valid Revisi

Langkah berikutnya setelah data tersajiyaitu menganalisis data hasil perhitungan perolehanskor dengan rumus diatas. Sehingga dapat dihitungtingkat Prosentase pencapaian materi bimbingan.Berdasar kriteria yang telah ditetapkan makaProsentase yang dicapai 87,5% terletak padatingkat valid sehingga materi pada mediabimbingan TIK menggunakan Aplikasi Construct 2ini tidak perlu direvisi

Validasi selanjutnya yaitu uji desainmedia pembelajaran berupa media bimbingan TIKyang dilakukan oleh Dr.Drs. Achmad NoorFatirul,ST.,M.Pd dari Universitas PGRI Adi BuanaSurabaya, Data uji coba ahli desain diperoleh dariangket yang diisi terkait dengan kesesuaian mediayang dibuat pada Bimbingan TIK

Berdasarkan hasil angket dari validatorahli desain media pembelajaran maka dapatdiketahui nilai perolehan dengan menggunakanrumus sebagai berikut :

Page 4: PENGEMBANGAN MODEL BIMBINGAN TIK BLENDED LEARNING ...

E.ISSN.2614-6061P.ISSN.2527-4295 Vol.7 No.3 Edisi Agustus 2019

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 296

Prosentase (%) Tingkat Kevalidan80 – 100 Valid/ Tidak Revisi

60 – 79 Cukup Valid/ Tidak Revisi

40 – 59 Kurang Valid/ Refisi Sebagian0 – 39 Tidak Valid Revisi

Langkah berikutnya setelah data tersajiyaitu menganalisis data hasil perhitungan perolehanskor dengan rumus diatas. Sehingga dapat dihitungtingkat Prosentase pencapaian desain mediabimbingan TIK tersebut. Berdasar kriteria yangtelah ditetapkan maka Prosentase yang dicapai97,5% terletak pada valid sehingga desain produkpada media bimbingan TIK menggunakan AplikasiConstruct 2 ini tidak perlu direvisi

Untuk melakukan uji produkpengembangan media bimbingan TIK oleh temansejawat, penulis memilih tiga orang rekan temansejawat yang semuanya merupakan guru TeknologiInformasi dan Komunikasi (TIK).

Dari penilaian teman sejawat dapatdisimpulkan bahwa produk pengembangan modelbimbingan TIK untuk Blended Learning padapeserta didik SMA sangat baik untukmengembangkan motivasi peserta didik belajarmandiri.

Berdasarkan penilaian teman sejawatbeserta beberapa tanggapannya maka padadasarnya produk pengembangan media bimbinganTIK menggunakan Aplikasi Construct 2 untukBlended Learning ini sangat baik dan sesuai.

Berdasarkan rekap hasil penilaian dari34 peserta didik kelas X MIPA 1 SMAN 2Probolinggo 72,2 % peserta didik memilihkualifikasi sangat baik sehingga cukup valid dantidak perlu revisi. Dengan demikian bisadisimpulkan bahwa pada dasarnya produkpengembangan model bimbingan TIKmenggunakan Aplikasi Construct 2 untuk BlendedLearning diperlukan bagi mereka karena dapatmemberikan pengalaman yang berkesan danbermakna.

4. KESIMPULANBerdasar dari hasil pada proses

pengolahan dan tahap menganalisa data hasilpenelitian yang sudah dilaksanakan, tentangpengembangan model bimbingan TIK blendedlearning menggunakan Aplikasi Construct 2 ini,maka kesimpulan yang bisa diambil adalah sebagaiberikut:1. Proses pengembangan model bimbingan TIK

blended learning menggunakan aplikasi

Construct 2 ini membutuhkan 15-20 hari setelahmelakukan analisis kebutuhan dan tujuan padaBimbingan TIK di SMAN 2 Probolinggo.Produk media bimbingan TIK ini menggunakanContruct 2. Setelah melakukan tahap akhir yaitupublishing, peneliti melakukan tahap uji cobadengan bantuan para ahli yaitu ahli desainpembelajaran Bapak Dr. Drs. Achmad NoorFatirul,ST.,M.MPd dengan perolehanprosentase 97 %, dan Ahli materi BapakDr.Hozairi,S.ST.MT Dengan perolehanprosentase 87,5 %. Teman sejawat Guru TIKSMAN 2 Probolinggo Ibu Narulita EviaRiskhayanti,S.Kom dengan perolehanprosentase 97,5 %, Guru TIK SMAN 3Probolinggo 1) Bapak Ishakul Fatoni,M.Komdengan perolehan 97,5 % dan 2) BapakJumbri,S.Kom dengan perolehan prosentase87,5 %. Kemudian setelah melakukan beberaparevisi dari para ahli produk siap untuk diujicobakan kepada peserta didik.

2. Berdasarkan rekap hasil penilaian dari 34peserta didik kelas X MIPA 1 SMAN 2Probolinggo memilih kualifikasi sangat baiksehingga cukup valid dan produkpengembangan model bimbingan TIK blendedlearning menggunakan aplikasi Construct 2 inidiperlukan bagi mereka karena dapatmemberikan pengalaman yang berkesan danbermakna.

5. DAFTAR PUSTAKARumainur.2016. Pengembangan Media Ajar

Berbasis Mulitimedia Autoplay Studio 8Dalam Pembelajaran SejarahKebudayaan Islam Kelas XI MA BilingualBatu Malang.Tesis UIN Malang

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian PendidikanPendekatan Kuantitatif dan Kualitatif Rdan D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian PendidikanPendekatan Kuantitatif dan Kualitatif Rdan D. Bandung: Alfabeta.

Sutopo, HB. 2006, Metode Penelitian Kualitatif,Surakarta: UNS Press