Top Banner
PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT TANAMAN PERKEBUNAN LOEKAS SOESANTO FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS JENDERAL SOEDORMAN PURWOKERTO – HP 08122661830
71

PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

Apr 26, 2019

Download

Documents

tranthu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT TANAMAN

PERKEBUNAN

LOEKAS SOESANTOFAKULTAS PERTANIAN,

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDORMAN

PURWOKERTO – HP 08122661830

Page 2: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

PENYAKIT TANAMAN KOPI

Page 3: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

PENYAKIT TANAMAN TEH

Page 4: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

PENYAKIT TANAMAN KAKAO

Page 5: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

PENYAKIT TANAMAN KARET

Page 6: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

PENYAKIT TANAMAN KELAPA

Page 7: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

PENYAKIT TANAMAN CENGKIH

Page 8: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

PENGGEREK

Page 9: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

PERMASALAHAN

• Serangan OPT masih tinggi

• Sistem PHT belum diterapkan dengan baik

• Penanganan OPT masih mengandalkan pestisida

• Tuntutan produk perkebunan sehat

• Masih kurangnya pengetahuan petani tentang OPT tanaman perkebunan

• Kurangnya teknologi pengelolaan OPT yang aman, mudah, mudah, murah, dan praktis

Page 10: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

PENGELOLAAN HAAM/PENYAKIT TERPADU

Page 11: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

KELEMAHAN PENGENDALIAN KIMIA

• Strain baru patogen

• Residu di semua

• Kesehatan petani dan konsumen

• Resistensi dan resurjensi hama

• Tambah biaya produksi

• Tidak dapat selesaikan masalah

Page 12: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

KEHILANGAN KUALITAS

• Kopi ditolak di Jepang: residu karbaryl

• Tembakau ditolak di Eropa : residue karbendazim, thiofanat metyl, etefon, dan glyphosat

• Minyak sawit ditolak di Spanyol: residu dioksin

• Kakao ditolak di Jepang: residu 2,4 D

• Kayu manis ditolak di Yunani: serangga dan kapang

• Pala ditolak di Eropa: aflatoksin

• Lada putih ditolak di Erop: aflatoksin

• Teh ditolak di Eropa: residu antraquinon

Page 13: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

CATASTROPHIC IMPACTS OF PESTICIDES

• Sekitar 200,000 orang mati terpapar toksin pestisidaper tahun di seluruh dunia.

• Pengaruh negatif terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, termasuk kanker, penyakit Alzheimer Parkinson, gangguan hormon, gangguan kelahiran, sterilitas, dan pengaruh ke syaraf.

Page 14: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

PENGENDALIAN HAYATI

Page 15: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

MENGAPA PENGENDALIAN HAYATI?

• TANAMAN SEHAT

• PRODUKSI TINGGI

• BANYAK OPT TAK TERKENDALIKAN

• DAMPAK NEGATIF PESTISIDA

• AMAN, MURAH, MUDAH

• BANYAK MEKANISMENYA– Antibiotika, toksin

– Enzim, hormon

Page 16: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

KELEBIHAN PH

1. TIDAK BERDAMPAK NEGATIF THD LINGKUNGAN

2. CEGAH LEDAKAN OPT SEKUNDER

3. PRODUK BEBAS RESIDU

4. MUTU TERJAMIN LEBIH BAIK

5. MUDAH DISIAPKAN DAN DIAPLIKASI

Page 17: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

KELEBIHAN PH

6. AMAN BAGI MANUSIA

7. ADA DI SEKITAR TANAMAN, TIDAK BELI

8. CEGAH KETERGANTUNGAN THD. PESTISIDA KIMIA

9. MENURUNKAN BIAYA PRODUKSI

10. TAHAN LAMA DI ALAM

Page 18: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

KELEMAHAN PENGENDALIAN HAYATI

• Lokal spesifik

• Terkendala geografi dan suhu

• Tidak dapat ke H/P di dalam jaringan tnm

• Kontaminasi ke musuh alami

• Penyiapan dan produksi rumit

• Berubah fungsi

Page 19: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas
Page 20: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas
Page 21: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

PRODUKSI APH

Page 22: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

METABOLIT SEKUNDERatau

PESTISIDA ORGANIK

Page 23: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

METABOLIT SEKUNDER APH

• Senyawa organik

• tidak secara langsung terlibat dalam pertumbuhan, perkembangan, dan reproduksi organisme secara normal,

• dibentuk selama akhir atau mendekati tahap stasioner pertumbuhan.

• Pembentukan tergantung pertumbuhan organisme

Page 24: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas
Page 25: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

KANDUNGAN METSEK APH

• Antibiotika

• Toksin

• Enzim Pengurai

• Hormon (Pgpr/Pgpf)

• Senyawa Volatile

• Antimikroba

• Pendegradasi

Page 26: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

MENGAPA METABOLIT SEKUNDER APH?

• APH KONVENSIONAL TIDAK BERFUNGSI

• PELINDUNG TANAMAN

• PENTING TERHADAP STRES LINGKUNGAN

• PENTING BAGI OPT DI DALAM TANAMAN

• SATU-SATUNYA CARA

• MUDAH PENYIAPAN, APLIKASI , PENYIMPANAN, PENGEMASAN

• TAMBAHAN INDUSTRI

Page 27: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

EKSPLORASI Trichoderma sp.• BAHAN : KELAPA TUA

– Gali tanah di sekitar tanaman sehat ukuran 20 x 20 x 20 cm

– Masukkan potongan kelapa dalam posisi tengkurap

– Tutup dengan sisa-sisa tanaman

– Amati setelah 3-5 hari

Page 28: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

EKSPLORASI Trichoderma sp.

Page 29: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

EKSPLORASI BAKTERI Pseudomonas

• Perakaran tanaman putri malu

• Perakaran rumput teki

• Perakaran rumput gajah

Page 30: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

JAMUR ENTOMOPATOGEN

Page 31: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

(A) Cordyceps - lepidopteran larva. (B) Metarhizium flavoviride - cicada. (C) Metarhizium sp. on cockroach. (D) Moelleriella reineckiana. (E) Aschersonia marginata. (F) Aschersonia coffeae. (G) Orbiocrella petchii. (H) Hypocrella calendulina. (I) Metarhizium cylindrosporae. (J) Hypocrella sp. (K) Conoideocrella tenuis.

Page 32: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

(A) Cordyceps bassiana. (B) Torrubiella hemipterigena. (C) Torrubiella. (D) Torrubiella. (E) Akanthomyces koratensis. (F) Akanthomyces aculeatus. (G) Isaria tenuipes. (H) Akanthomyces aranearum. (I) Beauveria bassiana. (J) Gibellula pulchra. (K) Akanthomyces pistillariiformis. (L) Cordyceps ninchukispora. (M) Isaria farinosa.

Page 33: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

(A) Ophiocordyceps halabalaensis. (B) Ophiocordyceps sphecocephala. (C) Ophiocordyceps myrmecophila. (D) Ophiocordyceps dipterigena. (E) Ophiocordyceps nutans. (F) Elaphocordyceps paradoxa. (G) Hymenostilbe state of O. brunneipunctata. (H) O. acicularis. (I) Hirsutella nivea. (J) Ophiocordyceps blattae. (K) Hirsutella saussurei. (L) Paecilomyces lilacinus.

Page 34: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

FORMULA PADAT Trichoderma sp.

Bahan: jagung pecah

• Cuci bersih jagung pecah• Rendam dalam air bersih 1 jam• Tiriskan sampai tidak menetes• Masukkan dalam plastik, ikat• Kukus ½ matang (25-30) menit• Dinginkan• Masukkan biang Trichoderma sp.• Streples, ratakan dg dikocok• Letakkan di tempat

Page 35: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

PERBANYAKAN Beauveria bassiana

• Bahan: beras putih

• Cuci bersih beras• Rendam dalam air bersih 1 jam• Tiriskan sampai tidak menetes• Masukkan dalam plastik, ikat• Kukus ½ matang (30 menit)• Dinginkan• Masukkan biang Beauveria

bassiana• Streples, ratakan dg dikocok• Letakkan di tempat

Page 36: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

PRODUKSI METSEK JAMUR

• Air bekas cucian beras I dan II: 4 bagian

• Air kelapa tua : 1 bagian

• Gula pasir: 1 sdm per liter campuran

• Campur air cucian beras dan air kelapa, direbus sampai mendidih

• Masukkan gula pasir dan diaduk

• Masukkan ke dalam jerigen bersih, dinginkan

• Masukkan biang jamur antagonis secara aseptis

• Kocok sesering dan sebanyak mungkin

Page 37: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

PENYIAPAN BIANG BAKTERI ANTAGONIS

• Cabut tanaman putri malu atau lainnya.

• Cuci akar tanaman dalam air steril atau air matang (1 akar besar dalam 100-150 mL air steril).

• Diamkan agar mengendap.

• Ambil bagian yang jernih.

• Masukkan dalam media perbanyakan.

Page 38: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

PRODUKSI METSEK BAKTERI

• 100 g Daging keong mas / bekicot

• 2 g Terasi

• 1 L air

• Rebus daging keong mas sampai lunak,

• Saring dilapisi kapas atau kain bersih

• Masukkan dalam jerigen bersih dan dinginkan

• Setelah dingin, masukkan biangnya

• Kocok sesering dan sebanyak mungkin.

Page 39: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

APLIKASI

• RENDAM: biji, stek batang, akar bibit

• CELUP: akar bibit, stek

• SIRAM: bibit, tanah sekitar tanaman

• SEMPROT: permukaan bawah daun, batang, cabang, bunga, bakal buah

• INFUS: batang, akar

• TUNGGAL

• CAMPURAN

Page 40: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

APLIKASI KE BENIH DAN BIBIT

• BENIH: rendam benih selama 30-60 menit, kemudian ditanam

• BIBIT: siram bibit dengan dosis 50-100 mL per bibit, diulang 3-5 kali dengan interval 5-7 hari sekali.

• TANAMAN MUDA: siram dengan dosis 100-250 mL per tanaman, diulang 3-5 kali, interval 5-7 hari sekali; atau disemprot 3-5 kali dengan interval sama.

Page 41: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

APLIKASI KE PENYAKIT DAUN

• Semprot permukaan bawah daun untuk tanaman yang terjangkau.

• Dosis 100-250 mL per tanaman

• Ulang penyemprotan: 3-5 kali

• Interval: 7 hari sekali

Page 42: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

APLIKASI OPT BATANG ATAU AKAR

• Metode: INFUS AKAR• Temukan akar tanaman sehat diameter ± 1 cm• Masukkan ujung akar ke dalam plastik es• Pastikan ujung akar sampai di dasar plastik• Isi plastik dengan larutan metabolit sekunder• Ikat ujung plastik dengan simpul hidup• Letakkan kembali akar ke posisi semula• Tutup dengan seresah atau daun kering• Tandai lokasi untuk memudahkan pengulangan• Ulangi isi plastik 3-5 kali

Page 43: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas
Page 44: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

APLIKASI OPT BATANG ATAU AKAR

• Metode: INFUS BATANG

• Siapkan botol infus dengan slang infus plastik

• Buat lubang pada batang setinggi 15-20 cm dari tanah dengan bor, diameter mata bor = diameter slang

• Kedalaman tanaman dikotil: 2 cm

• Kedalaman tanaman monokotil: ½ lingkar batang

• Bersihkan lubang dari serpihan

• Masukkan ujung slang ke dalam, ikat slang dan botol pada batang

• Tutupi botol dengan daun

Page 45: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas
Page 46: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

BEBERAPA HASIL PENELITIAN

Page 47: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

Metsek ke VSD bibit kakao

0

2

4

6

8

10

12

14

16

Kontrol Pf P60 Triho-jahe Tricho-bw Fungisida

INTE

NSI

TAS

PEN

YA

KIT

(%

)

PERLAKUAN

c

aba

a

bc

Page 48: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

INTENSITAS SERANGAN PENYAKIT VSD (UPTD PALU)

Tabel 1. Rerata intensitas penyakit VSD di Kabupaten Sigi

PerlakuanPengamatan

Awal I II III IV V

P0 35.80 32.28 74.58 65.30 67.54 61.18 a

P1 33.93 24.68 20.98 17.05 6.38 11.36 b

P2 31.29 27.51 17.12 10.08 3.08 6.21 b

P3 36.40 30.54 24.25 13.98 6.92 7.60 b

P4 35.01 29.34 20.88 13.24 6.78 7.17 b

Page 49: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

Tabel 2. Rerata intensitas penyakit VSD di Kabupaten Parigi Moutong

PerlakuanPengamatan

Awal I II III IV V

P0 63.68 48.50 58.00 62.50 69.50 70.00 a

P1 61.00 33.00 30.50 22.50 17.00 17.00 b

P2 65.50 32.50 24.00 30.50 3.08 14.00 bc

P3 65.00 26.00 22.50 23.00 13.00 2.50 cd

P4 60.50 34.00 20.00 14.50 0.50 0.50 d

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

Awal I II III IV V

Pengamatan

Inte

ns

ita

s S

era

ng

an

P0

P1

P2

P3

P4

Page 50: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

Kondisi kebun di Desa Sausu Trans

Kecamatan Sausu Kabupaten Parigi

Moutong Sebelum Aplikasi

Kondisi kebun di Desa Sausu Trans

Kecamatan Sausu Kabupaten Parigi

Moutong Setelah Aplikasi

Page 51: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

Tabel 3. Rerata intensitas penyakit VSD di Kabupaten Poso

PerlakuanPengamatan

Awal I II III IV V

P0 41.50 42.50 62.50 65.17 49.97 52.90 a

P1 78.00 28.72 30.50 34.00 25.00 18.93 b

P2 63.50 26.72 36.00 22.06 21.57 11.68 b

P3 63.00 33.12 35.00 20.24 18.41 11.77 b

P4 52.90 27.06 34.50 22.00 11.67 8.56 b

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

Awal I II III IV V

Pengamatan

Inte

ns

ita

s S

era

ng

an

P0

P1

P2

P3

P4

Page 52: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

Kondisi kebun di Desa Tokorondo

Kecamatan Poso Pesisir Kabupaten

Poso Sebelum Aplikasi

Kondisi kebun di Desa Tokorondo

Kecamatan Poso Pesisir Kabupaten

Poso Setelah Aplikasi

Page 53: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

PERSENTASE PENURUNAN PENYAKIT VSD KAKAO KARENA APLIKASI Trichoderma sp.

PerlakuanEfektifitas APH

(%)

P0 0.00

P1 81.44

P2 89.85

P3 87.59

P4 88.29

Kabupaten Sigi Kabupaten Parigi Moutong

Page 54: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

PerlakuanEfektifitas APH

(%)P0 0.00P1 64.22P2 77.92P3 77.75P4 83.83

Kabupaten Poso

Page 55: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

GABUNGAN Th DAN Pf KE VSD KAKAO

PERLAKUAN SEBELUM (%) SESUDAH (%) EFEKTIVITAS

Kontrol 72,46 a 77,496 b -

Th jahe+Pf P20 88,50 b 24,718 a 68,10

Th jahe+Pf P60 82,50 b 27,495 a 64,52

Th bm+Pf P20 83,33 b 32,496 a 58,07

Th bm+Pf P60 80,83 ab 26,107 a 66,31

Page 56: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

100.00

1 2 3 4

Pe

rse

nta

seSe

ran

gan

PERKEMBANGAN PENYAKIT BUSUK BUAH KAKAO DI DESA KALIBURU (SUMBER: UPTD PROTEKSI SULTENG)

Kontrol

Trichoderma

Gliocladium

Pengamatan

Page 57: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

PERLAKUAN KE FENOL KAKAO

PERLAKUAN SAPONIN TANIN GLIKOSIDA

Kontrol + + +

Th jahe ++ ++ +++

Th bw mrh ++ ++ ++

Th jahe+bwmrh

++ ++ ++

Mancozeb + + +

Page 58: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

GABUNGAN Th DAN Pf KE BUSUK BUAH KAKAO

PERLAKUAN KEJADIAN PENYAKIT INTENSITAS PENYAKIT (%)

Kontrol 18,284 a 22,978 a

Th bm + Pf P8 3,622 c 4,139 c

Th bm + Pf P20 8,892 bc 9,390 bc

Th bm + Pf P60 10,549 b 10,475 bc

Th jahe + Pf P8 6,140 bc 5,600 bc

Th jahe + Pf P20 9,887 b 8,633 bc

Th jahe + Pf P60 10,004 b 12,168 ab

Page 59: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

Pf KE TUNAS KAKAO

PERLAKUAN TUNAS AWAL TUNAS AKHIR PENINGKATAN(%)

Kontrol 24,92 a 51,98 b 52,06

Pf P20 25,42 a 98,50 ab 89,46

Pf P60 27,17 a 109,75 a 111, 139

Pf P20+Pf P60 27,67 a 101,92 ab 96,07

Page 60: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

HASIL UJI TERAP

Page 61: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

Th KE BUDOK NILAM

PERLAKUAN MASA INKUBASI INTENSITAS PENYAKIT (%)

Kontrol 132,1 c 85 a

Th bm 151,2 a 50 b

Th jahe 147,9 ab 54,2 b

Th bm + jahe 145,3 b 58,3 b

Benomil 136,3 c 61,7 b

Page 62: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

Th KE KOMPONEN HASIL NILAM

PERLAKUAN HASIL PER RUMPUN KEHILANGAN PRODUKSI (%)SEGAR (g) KERING (g) RASIO

Kontrol 159,3 e 14,5 c 10,9 59,4

Th bm 392,3 a 30,9 a 12,7 0

Th jahe 369,1 b 28,3 a 13,1 5,9

Th bm +jahe 337,3 c 32,3 a 10,4 14,1

Benomil 228,9 d 22,8 b 10 41,7

Page 63: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas
Page 64: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

Result of application

Page 65: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

SUCCESS STORY: SECONDARY METABOLITES OF ANTAGONIST

Crops Pests/

Diseases

Location Year Decrease (%) SM from

Cocoa Pod rot Kaliburu, Sulteng 2012, 2015 80-90 Trichoderma sp.

Purwokerto 2014 89-100 Tricho sp. and Pseudo

Yogyakarta 2016 70 Pseudo fluorescens

Pod borer Central Sulawesi 2016 50 Beauveria sp.

VSD Sigi, Poso, 2013, 2014 88-90 Trichoderma sp.

Purwokerto 2015 62,97 Trichoderma sp.

Clove Stem borer Ambon 2014 50 Beauveria sp.

Patchouli Wart or rust Purwokerto 2015 50 Trichoderma sp.

Pepper Yelow Purwokerto 2014 43 Trichoderma sp.

Coconut Brontispa C. Sulawesi 2015 70 Beauveris sp.

Sexava sp. Ambon 2013 46.54 Metarhizium sp.

Nutmeg Batosera Ambon 2014, 2015 70 Beauveria sp.

Coffee PBKo Jawa Barat 2017 73,82 Trichoderma sp.

Kutu Hijau Jawa Barat 2017 100 Trichoderma sp.

Tobacco Ulat Jawa Barat 2017 89,7 Trichoderma sp.

Aphid Jawa Barat 2017 66,18 Trichoderma sp.

Pala Batosera,

Rigidoporus

Aceh Selatan 2017 90 Tricho, Pseudo, Beau

Page 66: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

EMERGE NEW SHOOTS

Page 67: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

EMERGE NEW ROOTS & FLOWER

Page 68: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

DEVELOP FASTER AND MANY FLOWERS

Page 69: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

SUCCESS STORY ON HORTICULTURE

KOMODITAS OPT PENURUNAN(%) METSEK LOKASI

Shallot Fusarium sp. 60.63 P. fluorescens Losari

64.35 T. harzianum Purwokerto

Chili pepper Gemini Virus 87.50 P. fluorescens Temanggung

Fusarium sp. 60.00 P. fluorescens Temanggung

Gemini Virus 86.46 T. harzianum Temanggung

Fusarium sp. 70.28 T. harzianum Temanggung

Antracnose 81.80-87.05 T. harzianum Purwokerto

Manggis Leave lesion 27.89 P. fluorescens Purwokerto

Potato Bakterial wilt 75.00 P. fluorescens Karangreja

Cucumber Damping off 71.43-81.82 T. harzianum Purwokerto

100.00 P. fluorescens Purwokerto

Papaya Phytophthora 69.19 Pf + Th Banyumas

Strowberry Botrytis cinerea 67.72 Ekstrak rhizo Purwokerto

Banana Fruit antracnose 52.44 Pf + Th Purwokerto

Page 70: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

PROSPEK

• cakrawala baru dalam perlindungan tanaman

• perangkat untuk pengendalian OPT yang ramah secara ekologi

• banyak kelebihannya

• menunjang pertanian berkelanjutan

• perlu tindakan lanjutan yang intensif

Page 71: PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER APH UNTUK OPT …balaipontianak.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/download/...pengembangan metabolit sekunder aph untuk opt tanaman perkebunan loekas

TERIMA KASIH