Page 1
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MENULIS UNTUK
PERSERTA DIDIK SD KELAS RENDAH
Disusun guna memenuhi tugas individu mata kuliah
Pengembangan Pembelajaran Bahasa & Sastra Indonesia
Dosen Pengampu : Tabah Subekti, M.Pd
Disusun Oleh :
Qonita Nuryanti
12.0305.0072
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2014
Page 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran adalah upaya mengkreasi lingkungan dimana
struktur kognitif murid dapat muncul dan berubah.
Karakteristik anak usia SD yang telah mampu melakukan
koordinasi antara otak dan ototnya sehingga mereka selalu
aktif bergerak melakukan aktivitas baik permainan maupun
gerakan gerakan jasmaniah lainnya, seperti melompat, lari,
memegang pensil dan sebagainya.
Pembelajaran bahasa Indonesia SD kelas rendah mencakup :
perkembangan bahasa anak, pembelajaran membaca dan menulis
permulaan, pembelajaran sastra, pembelajaran terpadu
(pendekatan pembelajaran bahasa), evaluasi pembelajaran
membaca-menulis kelas rendah.
Menulis yang dipandang sebagai kegiatan seseorang
menempatkan sesuatu pada sebuah dimensi ruang yang kosong
adalah salah satu kemampuan seseorang dalam menggunakan
bahasa tulis. Kemampuan menulis itu tidaklah berdiri
sendiri, melainkan saling berhubungan dengan kemampuan lain.
Keterampilan menulis oleh para ahli pengajaran bahasa
ditempatkan pada tataran paling tinggi dalam proses
pemerolehan bahasa. Hal ini disebabkan keterampilan menulis
merupakan keterampilan produktif yang hanya dapat diperoleh
sesudah keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca. Hal
ini pula yang menyebabkan keterampilan menulis merupakan
keterampilan berbahasa yang dianggap paling sulit.2
Page 4
Meskipun keterampilan menulis itu sulit, tetapi
perannannya dalam kehidupan manusia sangat penting dalam
masyarakat sepanjang zaman. Kegiatan menulis dapat ditemukan
dalam aktivitas manusia setiap hari, seperti menulis surat,
laporan, buku, artikel, dan sebagainya. Dapat dikatakan,
bahwa kehidupan manusia hampir tidak bisa dipisahkan dari
kegiatan menulis. Bahkan, Tarigan (1992:44) menyatakan bahwa
indikasi kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari maju-
tidaknya komunikasi tulis bangsa itu.
Kenyataan di atas mengharuskan pengajaran menulis
digalakkan sedini mungkin. Tidak mengherankan jika dalam
kurikulum sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi,
pengajaran menulis menjadi aspek pembelajaran Bahasa
Indonesia yang mendapat porsi lebih besar daripada
keterampilan berbahasa lainnya.
Berkaitan dengan latar belakang tersebut, saya membuat
makalah yang berjudul “Pengembangan Pembelajaran Menulis
Untuk Perserta Didik Sd Kelas Rendah” agar mengetahui cara
meningkatkan dan mengembangkan kemampuan menulis untuk
peserta didik SD kelas rendah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakter peserta didik di SD kelas rendah?
2. Apa saja pengertian menulis dari beberapa ahli?
3. Apa saja tujuan dari menulis?
4. Apa saja fungsi dari menulis?
5. Apa saja teori dari menulis?
6. Bagaimana pendekatan pembelajaran menulis di SD?
7. Bagaimana ruang lingkup menulis di SD kelas rendah?
3
Page 5
8. Bagaimana cara manumbuhkembangkan ketrampilan menulis
anan SD?
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah tugas Pengembangan
pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang berjudul "
Pengembangan Pembelajaran Menulis Untuk Perserta Didik Sd Kelas Rendah",
yaitu:
1.Untuk dapat mengetahui bagaimana karakter peserta didik
di SD kelas rendah.
2.Untuk dapat mengetahui pengertian menulis dari beberapa
ahli.
3.Untuk dapat mengetahui tujuan dari menulis.
4.Untuk dapat mengetahui fungsi dari menulis.
5.Untuk dapat mengetahui teori dari menulis.
6.Untuk dapat mengetahui bagaimana pendekatan pembelajaran
menulis di SD.
7.Untuk dapat mengetahui ruang lingkup menulis di SD kelas
rendah.
8.Untuk dapat mengetahui bagaimana cara manumbuhkembangkan
ketrampilan menulis anak SD.
4
Page 6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Peserta Didik di SD Kelas Rendah
Tingkatan kelas di sekolah dasar dapat dibagi menjadi dua,
yaitu kelas rendah dan kelas tinggi. Kelas rendah terdiri
dari kelas satu, dua, dan tiga, sedangkan kelas-kelas tinggi
terdiri dari kelas empat, lima, dan enam (Supandi, 1992:
44). Di Indonesia, rentang usia peserta didik SD, yaitu
antara 6 atau 7 tahun sampai 12 tahun. Usia peserta didik
pada kelompok kelas rendah, yaitu 6 atau 7 sampai 8 atau 9
tahun. Peserta didik yang berada pada kelompok ini termasuk
dalam rentangan anak usia dini. Masa usia dini ini merupakan
masa yang pendek tetapi sangat penting bagi kehidupan
seseorang. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi
yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang
secara optimal.
Tahapan perkembangan berpikir tersebut, kecenderungan
belajar anak usia sekolah dasar memiliki tiga ciri, yaitu:
1.Konkrit
Konkrit mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-
hal yang konkrit yakni yang dapat dilihat, didengar,
dibaui, diraba, dan diotak atik, dengan titik penekanan
pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar.
Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan proses dan hasil
belajar yang lebih bermakna dan bernilai, sebab peserta
didik dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang
sebenarnya, keadaan yang alami, sehingga lebih nyata,5
Page 7
lebih faktual, lebih bermakna, dan kebenarannya lebih
dapat dipertanggungjawabkan.
2.Integratif
Pada tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang
dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu
memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu, hal ini
melukiskan cara berpikir anak yang deduktif yakni dari hal
umum ke bagian demi bagian.
3.Hierarkis
Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar
berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal yang
sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks. Sehubungan
dengan hal tersebut, maka perlu diperhatikan mengenai
urutan logis, keterkaitan antar materi, dan cakupan
keluasan serta kedalaman materi .
B. Pengertian Menulis
Pengertian menulis menurut beberapa ahli adalah sebagai
berikut :
Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang
grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang di pahami oleh
seseorang sehingga orang lain dapat membaca langsung
lambang- lambang grafik tersebut kalau mereka memahami
bahasa dan gambaran grafik itu ( Lado,1964).
Menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa
secara tertulis untuk mengungkapkan suatu gagasan atau
pesan,Rusyana ( 1998:191).
6
Page 8
Menulis adalah proses menggambarkan suatu bahasa sehingga
pesan yang disampaikan penulis dapat di pahami pembaca
(tarigan, 1986:21).
Menulis adalah suatu proses menyusun, mencatat, dan
megkomunikasikan makna dalam tataran ganda bersifat
interaktif dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu
dengan menggunakan suatu sistem tanda konvesional yang dapat
dilihat/dibaca (Tatkala, 1982).
Berdasarkan kosep di atas dapat dikatakan bahwa menulis
merupakan komunikasi tidak langsung yang berupa pemindahan
pikiran atau perasaan dengan memanfaatkan grafologi,
struktur bahasa, dan kosakata dengan menggunakan simbol-
simbol sehingga dapat dibaca seperti apa yang diwakili oleh
simbol tersebut.
C. Tujuan Menulis
Hugo Hartig dalam tarigan (1986: 24-25) merumuskan tujuan
menulis di antaranya adalah :
1. Tujuan penugasan
Penulis sebenarnya tidak memilki tujuan karena orang yang
menulis melakukannya karena tugas yang diberikan
kepadanya.
2. Tujuan altruistik
Penulis bertujuan untuk menyenangkan pembaca,
menghindarkan kedudukan pembaca, ingin menolong pembaca
memahami, menghargai perasaan dan penalarannya, ingin
membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih
menyenangkan dengan karyanya itu.
7
Page 9
3. Tujuan persuasif
Penulis bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran
gagasan yang diutarakan.
4. Tujuan informasional
Penulis bertujuan memberi informasi atau keterangan
kepada para pembaca.
5. Tujuan pernyataan diri
Penulis bertujuan memperkenalkan atau menyatakan dirinya
kepada pembaca.
6. Tujuan kreatif penulis
Penulis bertujuan melibatkan dirinya dengan keinginan
mencapai norma artistik,nilai-nilai kesenian.
7. Tujuan pemecahan masalah
Penulis bertujuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
D. Fungsi Menulis
Fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat
komunikasi yang tidak langsung. Dengan menulis memudahkan
kita merasakan dan menikmati hubungan–hubungan, memperdalam
daya tanggap atau persepsi kita, memecahkam masalah-masalah
yang kita hadapi, menyusun urutan bagi pengalaman, dapat
menyumbangkan kecerdasan.
Bernard Percy secara rinci fungsi menulis adalah:
1. Sarana untuk mengungkapkan diri yaitu untuk mengungkapkan
perasaan hati seperti kegelisahan, keinginan amarah,
2. Menulis sebagai sarana pemahaman artinya dengan menulis
seseorang bisa mengikat kuat suatu ilmu pengetahuan
(menancapkan pemahaman ) kedalam otaknya.
8
Page 10
3. Menulis dapat membantu mengembangkan kepuasan pribadi,
kebanggaan,perasaan harga diri artinya dengan menulis bisa
melejitkan perasaan harga diri yang semula rendah degan
menulis dapat meningkatkan kesadaran dan penyerapan
terhadap lingkungan artinya orang yang menulis selalu
dituntut untuk terus menerus belajar sehinnga
pengetahuannya menjadi luas.
4. Menulis dapat meningkatkan keterlibatan secara bersemangat
bukannya penerimaan yang pasrah, artinya dengan menulis
seseorang akan menjadi peka terhadap apa yang tidak benar
disekitarnya sehingga ia menjadi seoarang yang kreatif.
5. Menulis mampu mengembangkan suatu pemahaman dan kemampuan
menggunakan bahasa artinya dengan menulis seseorang akan
selalu berusaha memilih bentuk bahasa yang tepat dan
menggunakannya dengan tepat.
9
Page 11
E. Teori Menulis
Teori menulis yang berkembang saat ini adalah menulis
model proses. Dengan model ini menulis dilakukan dengan
pentahapan – pentahapan yaitu :
1. Pra menulis (prewriting)
Pada tahap ini kegiatannya berupa peserta didik memilih
topik, peserta didik mengumpulkan dan menyesuaikan ide-
ide, siswa mengidentifikasi pembacanya, peserta didik
mengidentifikasi tujuan menulis siswa memilih bentuk yang
sesuai berdasarkan pembaca dan tujuan menulis, dengan
aktifitas pengarang persiapan menulis cerita, menggambar,
membaca, memikirkan tulisan, menyusun gagasan dan
mengembangkan rencana.
2. Pengedrafan (drafting)
Pada tahap ini peserta didik menulis draf kasar, peserta
didik menulis pokok-pokok yang menarik pembaca, peserta
didik lebih menekankan isi dari pada mekanik, dengan
aktifitas pengarang merangkaikan gagasan dalam sebuah
tulisan tanpa memperhatikan kerapian atau mekanik.
3. Merevisi (revising)
Pada tahap ini peserta didik membagi tulisanya kepada
kelompok, peserta didik mendiskusikan tulisanya kepada
temannya, peserta didik membuat perbaikan sesuai komentar
teman dan gurunya, peserta didik membuat perubahan
subtantif dan bukan sekedar perubahan minor antara draf
pertama dan kedua. setelah mendapat saran –saran dari
orang lain pengarang dapat membuat beberapa perubahan dan
perubahan itu dapat melibatkan orang lain.
10
Page 12
4. Mengedit (editing )
Pada tahap ini peserta didik mebaca ulang tulisanya, siswa
membantu baca ulang tulisan temannnya, peserta didik
mengidentifikasi kesalahan mekanisme dan membetulkannya.
5. Mempublikasikan (publishing)
Pada tahap ini peserta didik mempublikasikan tulisannya
dalam bentuk yang sesuai, peserta didik membagi tulisanya
yang sudah selesai kepada teman sekelasnya.
F. Pendekatan Pembelajaran Menulis Di SD
Pendekatan yang disarankan dalam pembelajaran menulis
meliputi :
1.pendekatan komunikatif
pendekatan komunikatif memfokuskan pada keterampilan
peserta didik mengimplementasikan fungsi bahasa (untuk
berkomunikasi) dalam pembelajaran, pendekatan komunikatif
tampak pada pembelajaran, misalnya: mendeskripsikan suatu
benda, menulis surat, dan membuat iklan.
2.Pendekatan integratif
Pendekatan integratif menekankan keterpaduan empat aspek
keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis) dalam pembelajaran. Pendekatan ini tampak pada
butir pembelajaran, misalnya: menceritakan pengalaman yang
menarik, menuliskan suatu peristiwa sederhana, membaca
bacaan kemudian membuat ikhtisar, dan meringkas cerita
yang didengar
3.Pendekatan keterampilan proses
11
Page 13
Pendekatan keterampilan proses memfokuskan keterampilan
peserta didik dalam mengamati, mengklasifikasi,
menginterpretasi, dan mengkomunikasikan. Pendekatan
keterampilan proses ini tampak pada butir pembelajaran,
misalnya: melaporkan hasil kunjungan, menyusun laporan
pengamatan, membuat iklan, dan menyusun kalimat acak
menjadi paragraf yang padu.
4.Pendekatan tematis
Pendekatan tematis menekankan tema pembelajaran sebagai
payung/pemandu dalam pembelajaran.pendekatan tematis,
tampak pada butir pembelajaran, misatnya: menulis
pengalaman dalam bentuk puisi, dan menyusun naskah
sambutan.
Pendekatan-pendekatan tersebut pada hakikatnya mempunyai
karakteristik yang sama dengan pendekatan konstruktivisme,
yaitu memandang peserta didik di dalam pembelajaran
sebagai subjek pembelajaran bukan sebagat objek
pembelajaran. Dalam hal ini, peran guru sebagai motivator
dan fasilitator di dalam membangkitkan potensi peserta
didik dalam membangun/mengkonstruksi gagasan/ide masmg-
masing di dalam pembelajaran.
G. Ruang Lingkup Pembelajaran Menulis Di SD Kelas Rendah
Ruang lingkup pembelajaran menulis di kelas rendah antara
lain sebagai berikut :
1. Kelas I ( satu )
Menulis permulaan di kelas I ini menggunakan huruf-huruf
kecil, tujuannya peserta didik dapat memahami cara menulis
12
Page 14
permulaan dengan ejaan yang benar dan mengkomunikasikan
ide/pesan secara tertulis, materi pelajaran menulis
permulaan dikelas I SD disajikan secara bertahap dengan
menggunakan pendekatan huruf, suku kata, kata-kata atau
kalimat.
2.Kelas II ( dua )
Menulis permulaan di kelas II ini menggunakan huruf –
huruf besar pada pada awal kalimat dan penggunaan tanda
baca, tujuannya peserta didik memahami cara menulis
permulaan dengan ejaan yang benar dan mengkomunikasikan
ide/pesan secara tertulis, untuk memperkenalkan cara
menulis huruf besar di kelas II SD mempergunakan
pendekatan spiral maksudnya huruf demi huruf diperkenalkan
secara berangsur-angsur sampai pada akhirnya semua huruf
dikuasai oleh para siswa.
3.Kelas III ( tiga )
Menulis di kelas III adalah agar peserta didik mampu
menuangkan pikiran dan perasaannya dengan bahasa tulis
secara teratur dan teliti. Teknik pembelajaran menulis
dikelompokkan menjadi dua, yakni menulis cerita dan
menulis untuk keperluan sehari-hari :
a. Menulis cerita
Menulis cerita Teknik ini terdiri atas 6 macam, yaitu
1). Menyusun kalimat, teknik menyusun cerita dapat
dilakukan dengan: menjawab pertanyaan, melengkapi
kalimat memperbaiki susunan kalimat, memperluas kalimat,
subtitusi, transfomtasi dan membuat kalimat, 2) Teknik
memperkenalkan cerita Meliputi : baca dan tulis, simak
13
Page 15
dan tulis, 3) Meniru model, 4) Menyusun paragaf, 5)
Menceritakan kembali dan 6) Membuat.
b. Menulis untuk keperluan sehari-hari
Menulis untuk keperluan sehari-hari meliputi ragam
menulis: menulis surat, menulis pengumuman, mengisi
formulir, menulis surat undangan, membuat iklan, dan
menyusun daftar riwayat hidup. Model pembelajaran
menulis cerita/cerpen di SD meliputi: menceritakan
gambar, melanjutkan cerita lain, menceritakan mimpi,
menceritakan pengalaman, dan menceritakan cita-cita
H. Cara Menumbuhkembangkan Keterampilan Menulis Anak Sekolah
Dasar
Salah satu cara menumbuhkembangkan keterampilan menulis
anak Sekolah Dasar dapat dilakukan dengan pendekatan Writers
Workshop, yaitu:
1.Tujuan, membiarkan pengalaman anak berproses sendiri,
belajar menulis dengan menulis dan kegiatan menulis
berawal dari dirinya sendiri.
2.Topik, anak-anak memilih topik mereka sendiri dan anak-
anak sering memilih bahan tulisan tentang kejadian-
kejadian, sesuatu yang dialami dalam kehidupan sendiri,
hobi mereka dan hal-hal yang menarik bagi mereka.
3.Waktu, anak-anak memerlukan 60-90 menit setiap hari
dalam Writers Workshop.
4.Skedul (rencana pengajaran) menulis bagian skedul biasa
dan terus menerus pada hari-hari sekolah.
14
Page 16
5.Organisasi, Writers
Workshop meliputi minilesson (pengajaran mini), waktu
menulis bebas, dan sharing (diskusi).
Prosedur pengajaran dengan menggunakan pendekatan Writers
Workshop adalah sebagai berikut:
1. Pengajaran mini, selama 5-15 menit guru memberikan
pengajaran tentang konsep tulisan, rencana tulisan, dan
strategi dan keterampilan menulis.
Pelajaran mini adalah diskusi singkat atau
penyelenggaraan prosedur, konsep sastra, dan keterampilan
dan strategi menulis (Atwell, 1987). Tujuan pelajaran
mini untuk menentukan topik utama bukan memberikan drill
dan praktik (Crafton, 1991) (dalam Tompkins, 1994:61).
Langkah-langkah pengajaran mini adalah sebagai berikut:
a. Memperkenalkan prosedur Writers Workshop, konsep sastra
(konsep lain), strategi dan keterampilan menulis.
b. Diskusi tentang contoh-contoh topik tulisan anak-anak
atau buku-buku yang ditulis untuk anak-anak.
c. Memberikan informasi tentang topik dan membuat hubungan
pada sastra atau tulisan lainnya.
d. Anak-anak membuat catatan tentang topik yang akan
disampaikan dalam kelas.
e. Meminta anak merefleksi atau berspekulasi bagaimana
mereka dapat menggunakan informasi ini dalam tulisan
mereka (Murry, 1990) (dalam Tompkins, 1994:62).
2. Menulis bebas, selama 30-45 menit anak bekerja dalam
projek menulis.
15
Page 17
Pada tahap menulis bebas, anak diberi kebebasan
dalam menentukan topik. Dalam menentukan topik anak dapat
meminta bantuan teman sekelasnya atau dengan guru.
Langkah-langkah dalam penulisan sama dengan langkah dalam
proses menulis yakni, prewriting, drafting, revising, editing dan
publishing. Anak secara bebas mencari buku-buku atau bacaan
di pustaka atau pustaka kelasnya atau sumber-sumber lain
selain sumber tulisan.
Pada saat menulis bebas, guru berkeliling, memantau
anaknya yang mengalami jalan buntu. Guru ikut membantu
membuka kebuntuan itu dengan mengadakan konferensi atau
saran-saran. Siswa sendiri bisa meminta bantuan teman
sekelasnya untuk mengatasi kesulitan dan kebuntuan.
Setelah waktu yang disediakan dirasa sudah cukup, maka
anak membentuk kelompok kecil untuk mengadakan revisi.
Tulisan anak dapat ditukar dengan temannya. Pada waktu
sharing anak dapat menerima masukan dari temannya baik
isi maupun yang berkaitan dengan tanda baca. "Banyak guru
menemukan bahwa revisi dalam kelompok lebih efektif dari
seorang teman karena dalam kelompok umpan balik akan
lebih banyak dan beragam" (Tompkins, 1994:63).
Karangan yang sudah direvisi disalin kembali secara
lengkap pada kertas yang lain dan siap diedit. Dalam
editing anak dapat memperhalus bahasa, ejaan dan
memperkirakan audien yang akan membaca tulisannya. Hasil
tulisan dapat dipajang di papan pajangan atau dibacakan
di muka kelas. Pujian yang disertai tepuk tangan sangat
penting disamping saran-saran dan komentar.
16
Page 18
3. Diskusi (sharing) setelah menulis bebas peserta didik
mengadakan diskusi selama 10-15 menit dengan teman
sekelas.
17
Page 19
BAB III
PENUTUPA. Kesimpulan
Tingkatan kelas di sekolah dasar dapat dibagi menjadi dua,
yaitu kelas rendah dan kelas tinggi. Tahapan perkembangan
berpikir tersebut, kecenderungan belajar anak usia sekolah
dasar memiliki tiga ciri, yaitu konkrit, integratif dan
hierarkis. Menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola
bahasa secara tertulis untuk mengungkapkan suatu gagasan
atau pesan,Rusyana ( 1998:191).Tujuan menulis antara lain
tujuan penugasan, tujuan altruistik, tujuan persuasif,
tujuan informasional, tujuan pernyataan diri, tujuan kreatif
penulis dan tujuan pemecahan masalah.
Fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi
yang tidak langsung. Dengan model ini menulis dilakukan
dengan pentahapan – pentahapan yaitu pra menulis
(prewriting), mengedrafan (drafting), merevisi (revising),
mengedit (editing ) dan mempublikasikan (publishing).
Pendekatan yang disarankan dalam pembelajaran menulis
meliputi pendekatan komunikatif, pendekatan integratif,
pendekatan keterampilan proses dan pendekatan tematis Ruang
lingkup pembelajaran menulis di kelas rendah antara lain di
kelas I ( satu ), kelas II ( dua ) dan kelas III ( tiga ).
Salah satu cara menumbuhkembangkan keterampilan menulis anak
Sekolah Dasar dapat dilakukan dengan pendekatan Writers
Workshop, yaitu tujuan, topik, waktu, skedul (rencana
pengajaran) dan organisasi.
18
Page 20
B. Saran
Pada tulisan ini saya ingin menyampaikan saran – saran
sebagai berikut:
1. Bagi peserta didik hendaknya lebih giat dalam beljar
menulis.
2. Bagi orang tua hendaknya membibing anak-anaknya dalam
melatih ketrampilan menulis.
3. Bagi guru hendaknya selalu aktif dan kreatif dalam
membimbing peserta didiknya melatih ketrampilan menulis.
4. Selanjutnya karena saya hanyalah orang biasa dan tentunya
mempunyai banyak kesalahan, saya mengharap saran yang
konstruktif untuk pengembangan selanjutnya.
19
Page 21
DAFTAR PUSTAKA
Bakri, Umar. 2009.Keterampilan Berbahasa. (http://guru
umarbakri.blogspot.com) diakses pada 24-09-2014 pukul 13:23
WIB
http://akipeffendy.blogspot.com/2012/03/hak-i-kat-
keterampilan-menulis.html diakses pada tanggal 20
September 2014 pukul 15:43 WIB
http://prayitno-ut.blogspot.com/2012/09/menumbuhkembangkan-
keterampilan-dasar.html diakses tanggal 20 September 2014
pukul 15:15 WIB
http://wyw1d.wordpress.com/2009/10/26/pendalaman-materi-
menulis-di-sd/c diakses tanggal 20 September 2014 pukul
16:05 WIB
Sabarti, Akhadiah, Dr. Prof.1996/1997. Menulis. Jakarta :
Depdikbud
Suparno. 2002. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Depdiknas-UT
Tarigan, H.G. 1987. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Tompkins, Gaile. 1990. Teaching Writing: Balancing Proses and
Product. New York: Maxwell Macmillan International
20