Page 1
Pengembangan Media Pembelajaran Menggunakan Video
Simulasi Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Olahraga Pada Siswa Kelas X SMKN 1 Bancak
Artikel ilmiah
Diajukan
Kepada Fakultas Teknologi Informasi
Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer
Oleh :
Eka Nugraha Marfiska Ganantara
NIM : 702011054
Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
2016
Page 8
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN VIDEO
SIMULASI MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN
DAN OLAHRAGA PADA SISWA KELAS X
1) Eka Nugraha Marfiska Ganantara, 2) Mila C. Paseleng, S.Si., M.Pd
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
Email: 1) [email protected] , 2) [email protected]
ABSTRACT
Learning media development research goal is to help students who are unable to
understand the sports movement material quickly, it also produces media worthy
simulation video learning used on sports subjects X-grade SMK N 1 Bancak. development
of this media using the method of development of Research and Development. The subject
of this research is to grade X Motorcycle Engineering 3 SMK N 1 Bancak, which
amounted to 34 students. Data collection instruments in the form of sheets of material
and media expert validation, and now to know the response of the students after using
video simulation learning media. The results showed that the resulting overall media
meets the following criteria: (1) validation of expert material from the aspect of the
contents is in compliance with the objectives and needs of the students learning about
material that has not been controlled, (2) the results of the validation of media experts
from the aspect of learning sduah media display is good, the sound in the video sound is
clear, (3) the use of the video simulation can help students who could not understand the
sports movement and do well and right.
Keywords: Learning Media video simulation, sports, Research and Development.
ABSTRAK
Tujuan penelitian pengembangan media pembelajaran ini untuk membantu siswa
yang tidak mampu memahami materi gerakan olahraga secara cepat, selain itu
juga menghasilkan media pembelajaran video simulasi yang layak digunakan
pada mata pelajaran olahraga kelas X SMKN 1 Bancak. Pengembangan media ini
menggunakan metode pengembangan Research and Development. Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas X Teknik Sepeda Motor 3 SMKN 1 Bancak,
yang berjumlah 34 siswa. Instrumen pengumpulan data berupa lembar validasi
Page 9
ahli materi dan media, dan angket untuk mengetahui respon siswa setelah
menggunakan media pembelajaran video simulasi. Hasil penelitian menunjukkan
media yang dihasilkan secara keseluruhan memenuhi kriteria sebagai berikut: (1)
pada validasi ahli materi dari aspek isi sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran
dan kebutuhan siswa tentang materi yang belum dikuasai, (2) hasil validasi dari
ahli media dari aspek tampilan media pembelajaran sduah baik, suara dalam video
terdengar jelas, (3) penggunaan video simulasi bisa membantu siswa yang tidak
bisa memahami dan melakukan gerakan olahraga dengan baik dan benar. Kata Kunci: Media pembelajaran video simulasi, Olahraga, Research and Development.
Page 10
1
1. Pendahuluan
Hakikatnya pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan diberikan di
sekolah untuk membentuk “insan yang berpendidikan secara jasmani”[1].
National Standards for Physical Education (NASPE) menggambarkan
dengan syarat siswa dapat memenuhi standar : (1) Mendemonstrasikan
kemampuan keterampilan motorik dan pola gerak yang diperlukan untuk
menampilkan sebagai aktivitas fisik, (2) Mendemonstrasikan pemahaman
akan konsep gerak, prinsip-prinsip strategi, dan taktik sebagaimana yang
mereka terapkan dalam pembelajaran dan kinerja berbagai aktivitas fisik, (3)
Berpartisipasi secara regular dalam aktivitas fisik, (4) Mencapai dan
memelihara peningkatan kesehatan dan derajat kebugaran, (5) Menunjukkan
tanggung jawab personal dan sosial berupa respek terhadap diri sendiri dan
orang lain dalam suasana aktivitas fisik, dan (6) Menghargai aktivitas fisik
untuk kesehatan, kesenangan, tantangan, ekspresi diri, dan interaksi sosial [1].
Pencapaian standar pendidikan jasmani dapat dilihat dari tingkat pemahaman
siswa terhadap materi yang disampaikan guru, siswa bisa mendemonstrasikan
gerakan yang dilakukan oleh guru dengan baik dan benar. Selain itu juga
dapat dilihat dari kepedulian siswa tentang kesehatan terhadap diri sendiri
maupun orang lain.
Berdasarkan wawancara dengan guru pendidikan jasmani di SMKN 1
Bancak, tujuan pembelajaran belum bisa tercapai secara menyeluruh.
Sebagian besar siswa tidak memahami gerakan yang di demonstrasikan oleh
guru. Guru akan mengulangi gerakan yang sama jika siswa belum bisa
mempraktikkan. Selain itu, guru tidak bisa memberi perhatian lebih kepada
setiap siswa yang sedang dibimbingnya, mengingat banyaknya jumlah siswa
dalam satu kelas yang berjumlah 34. Kemudian guru tidak bisa memberikan
contoh latihan terbaik, karena ada gerakan yang sangat cepat yang sulit dilihat
dan dipraktekkan. Kondisi tersebut membuat siswa melakukan gerakan tidak
sesuai dengan teknik yang benar, jadi sering mengalami cidera dalam
melakukannya. Ada satu hal lagi yang jarang diberikan guru berupa materi
tentang kesehatan yang juga masuk di dalam silabus, yaitu memberikan
materi pelajaran tentang kesehatan.
Salah satu solusi yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah
dengan memanfaatan media video simulasi dalam proses pembelajaran.
Media video simulasi dapat memberikan gambaran setiap gerakan yang jelas
dan dapat di putar ulang, sehingga siswa dapat mengikuti gerakan dengan
baik dan benar [2]. Selain itu juga terdapat materi tentang informasi
kesehatan seperti makanan dan minuman sehat, dan informasi dampak dari
penggunaan narkoba. Di dalam kemasan video simulasi terdapat gerakan
yang belum bisa dilakukan oleh siswa dengan baik, contohnya dalam
melakukan teknik gerakan dasar bola voli, bola basket, lempar lembing dan
materi tentang kesehatan. Penambahan materi kesehatan pada video
diantaranya, makanan minuman sehat serta informasi bahaya narkoba. Jadi
guru tidak perlu mengulang – ulang gerakan yang sama apabila siswa kurang
jelas dalam gerakan tersebut, guru tinggal memutar video dan siswa tinggal
mempraktekkannya lagi. Dengan demikian, para guru dapat menghemat
Page 11
2
tenaga dan bisa memberikan perhatian yang lebih kepada setiap siswa. Hal ini
juga dapat mengurangi kemungkinan cidera yang dialami oleh siswa, yang
disebabkan oleh proses latihan yang kurang/tidak benar. Selain itu kelebihan
pembuatan video simulasi, guru dapat menyisipkan materi tentang kesehatan,
sehingga siswa juga mempunyai wawasan tentang kesehatan dan mempunyai
banyak waktu untuk mempelajari materi yang ada.
Penggunaan media pembelajaran video simulasi bisa membantu
mengatasi masalah siswa pada saat proses pembelajaran. Video simulasi
dapat membantu siswa yang mempunyai daya tangkap lemah dalam proses
pembelajaran. Jadi, siswa yang belum bisa mempraktekkan gerakan dapat
memutar video sampai bisa menguasai gerakannya. Selain dapat membantu
siswa yang tidak dapat menirukan gerakan dengan baik, guru dapat
menyisipkan materi tentang informasi kesehatan.
2. Tinjauan Pustaka
Penelitian sebelumnya oleh Muhrodin pada tahun 2015 yang berjudul
“Pengembangan Media Pembelajaran Gerak Dasar Guling Lenting Pada
Siswa Sekolah Menengah Pertama”. Tujuan penelitian menghasilkan media
pembelajaran gerak dasar guling lenting (Roll kip) berupa audio-visual yang
ditujukan kepada siswa kelas VIII SMP IT. Dan hasil media pembelajaran
yang dihasilkan yaitu video gerak dasar guling lenting yang dapat digunakan
sebagai alternatif sumber belajar dan media bantu bagi guru penjaskes di
SMP IT Permata Bunda Bandar Lampung[4]. Penelitian lain yang dilakukan
oleh Amelia Fitriyati pada tahun 2015 yang berjudul “Pengembangan Media
Latihan Teknik Dasar Tangkisan Bela Diri Untuk Anak Usia Dini”. Tujuan
penelitian untuk menghasilkan suatu produk berupa media latihan teknik
dasar tangkisan beladiri untuk anak usia dini. Hasil penelitian dengan pokok
bahasan materi (teknik tangkisan) ini dikategorikan layak digunakan dalam
latihan untuk anak usia dini. Berdasarkan uji coba, kelayakan dari media
latihan video teknik dasar tangkisan untuk peserta didik SD kelas 1-6
meliputi: Segi Materi 97,6%, dari segi media 88,25%, uji coba lapangan
kelayakan sebesar 91,41%.[5].
Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa media pembelajaran audio
visual dapat membantu siswa yang sulit menirukan gerakan atau sulit
memahami materi dengan baik. Dalam penelitian ini menggunakan media
pembelajaran video simulasi, karena video simulasi dapat menyamai proses
yang terjadi dibuat semirip mungkin. Jadi, siswa dapat menirukan gerakan
dengan baik dan benar dan video dapat diputar ulang oleh siswa.
Pendidikan jasmani kesehatan dan olahraga merupakan mata pelajaran
yang bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kebugaran jasmani,
kemampuan berpikir, dan pendidikan kesehatan sehingga siswa dapat
menjalani pola hidup sehat. Penjasorkes merupakan bagian integral dari
pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek
kesegaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis,
keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek
pola hidup sehat, dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani,
olahraga, dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam
Page 12
3
rangka mencapai tujuan pendidikan nasional [6]. Jadi, pendidikan jasmani
adalah usaha sadar yang dilakukan guru untuk mengembangkan dan
meningkatkan kebugaran jasmani, kemampuan motorik, kemampuan berpikir
dan sikap positif melalui berbagai bentuk aktivitas permainan, olahraga, dan
pendidikan kesehatan sehingga anak dapat menjalani pola hidup sehat
sepanjang hayatnya. Pembelajaran olahraga pada siswa kelas X mempelajari
beberapa materi diantaranya, gerak dasar permainan bola basket
(dribble,passing,shooting), gerak dasar permainan bola voli (passing dan
blocking), teknik dasar lempar lembing, dan pemberian materi informasi
kesehatan (makanan minuman sehat dan zat psikotropika). Siswa diharapkan
mampu melakukan gerakan-gerakan dasar olahraga dengan baik dan benar,
serta dapat mengetahui informasi kesehatan dan dapat menerapkannya.
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah
berarti „tengah‟, „perantara‟, atau „pengantar‟ [2]. Selain itu media apabila
dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan
lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media
dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat – alat grafis,
photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun
kembali informasi visual dan verbal [2]. Ciri – ciri media pembelajaran
sebagai berikut : (1) ciri fiksatif yaitu, Ciri yang menggambarkan kemampuan
media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu
peristiwa atau objek, (2) ciri manipulatif yaitu, ciri yang bisa merubah suatu
kejadian atau proses. Contoh, kejadian yang memakan waktu berhari – hari
dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dalam teknik
pengampilan gambar time-laspe recording, (3) ciri distributif yaitu,
merupakan ciri media yang bisa direproduksi seberapa kali pun dan siap
digunakan secara bersamaan di berbagai tempat. Kemiripan informasi yang
telah direkam akan terjamin sama atau hampir sama dengan aslinya [2].
Fungsi media pembelajaran ada 4 yaitu : (1) fungsi atensi yaitu, fungsi
yang berguna untuk menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk
berkonsentrasi kepada isi pelajaran, (2) fungsi afektif yaitu, fungsi yang dapat
menggugah minat, emosi dan sikap siswa melalui media visual. Dapat terlihat
dari tingkat kenikamatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang
bergambar, (3) fungsi kognitif yaitu, fungsi yang mencakup tentang
pengetahuan, pemahaman dan penerapan. Jadi media pembelajaran berupa
video dapat membantu pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat
informasi atau pesan yang terkandung, (4) fungsi kompensatoris yaitu, fungsi
yang digunakan untuk membantu siswa yang lemah dalam
mengorganisasikan informasi maupun teks[2]. Fungsi yang berkaitan dengan
media video simulasi adalah fungsi kognitif, karena pada mata pelajaran
olahraga ada gerakan yang sulit dilakukan atau dipahami oleh siswa, maka
dengan adanya media pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami
dan mengingat gerakan yang sulit. Dan yang berkaitan juga adalah fungsi
kompensatoris, yaitu fungsi yang memberikan konteks untuk memahami
Page 13
4
gerakan yang sulit dilakukan oleh siswa yang daya ingatnya lemah atau
lambat.
Peran media pembelajaran yaitu, (1) Memperjelas penyajian pesan
dan informasi, sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses
belajar, (2) Meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat
menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan
lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai
dengan kemampuan dan minatnya, (3) Mengatasi keterbatasan indera, ruang,
dan waktu; (a) objek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan
langsung di ruang kelas dapat diganti dengan gambar, foto, slide, realita, film,
radio, atau model; (b) objek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak
oleh indera dapat disajikan dengan ban¬tuan mikroskop, film, slide, atau
gambar; (c) kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam
puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman video, film, foto, slide
disamping secara verbal [3].
Menurut Walker dan Hess (1984:206) memberikan kriteria dalam me-
review media pembelajaran yang berdasarkan kualitas diamtaranya, (1)
Kualitas isi dan tujuan meliputi, kesesuaian contoh gerakan dengan
penjelasan uraiannya, kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, kesesuaian
dengan tujuan pembelajaran (2) Kualitas pembelajaran diantaranya, dapat
memberikan bantuan untuk belajar, dapat memberikan dampak yang
signifikan bagi siswa dalam menerima materi (3) Kualitas teknis meliputi,
media pembelajaran mudah untuk digunakan, kualitas tampilan dan kualitas
suara [3].
Video simulasi merupakan program simulasi dengan bantuan
komputer yang mencoba untuk menyamai proses dinamis yang terjadi di
dunia nyata [2]. Kelebihan pembuatan media video simulasi sebagai media
pembelajaran adalah : (1) dengan alat perekam pita video sejumlah besar
penonton dapat memperoleh informasi dari ahli – ahli atau spesialis, (2)
demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya, sehingga
pada waktu mengajar guru bisa memusatkan perhatian pada penyajiannya, (3)
menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang – ulang, (4) keras
lemah suara yang ada bisa diatur dan disesuaikan bila akan disisipi komentar
yang akan didengar, (4) gambar proyeksi biasa di-“beku”-kan untuk diamati
dengan seksama [2].
Di dalam pembuatan video simulasi, guru mendemonstrasikan
gerakan yang sulit diikuti siswa, antara lain: gerak dasar bola basket, bola
voli, dan teknik lempar lembing. Jadi, siswa bisa terfokus dengan materi-
materi yang kurang dikuasai saja. Penyusunan media pembelajaran video
simulasi dalam penelitian ini berpedoman pada silabus dan sesuai kebutuhan
yang dibutuhkan guru pada saaat mengalami masalah pada proses
pembelajaran.
3. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian dan
pengembangan atau lebih dikenal dengan Research and Development.
Metode Penelitian dan Pengembangan adalah metode penelitian yang
Page 14
5
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan
produk tersebut [7].
Gambar 1. Bagan Langkah – langkah penelitian R&D [7]
Berdasarkan prosedur pengembangan yang sudah dikemukakan,
dalam pengembangan media pembelajaran video simulasi dilakukan yang
pertama mencari potensi dan masalah; Pada langkah pertama ini melakukan
observasi ke SMK N 1 Bancak kelas X sebagai tempat penelitian. Selanjutnya
mengumpulkan data; Dalam tahapan ini mengumpulkan data-data yang
terkumpul, yang kemudian dapat digunakan sebagai bahan untuk
perencanaan. Setelah data terkumpul kemudian mendesain produk; Dalam hal
ini tahapan yang dilakukan adalah memulai membuat media pembelajaran
olahraga menggunakan video simulasi. Sebelum pembuatan media, perlu
menyiapkan materi dan aplikasi-aplikasi yang diperlukan dalam pembuatan
video. Tahap selanjutnya validasi desain; Setelah media dibuat, tahapan
selanjutnya melakukan penilaian terhadap media. Ahli materi dan ahli media
memvalidasi apakah media tersebut layak atau tidak digunakan sebagai media
pembelajaran. apabila terdapat kekurangan dalam penilaian media, kemudian
media tersebut diperbaiki atau direvisi. Setelah dilakukan revisi, kemudian
menguji coba produk pada beberapa siswa kelas X. Pada langkah ini
digunakan angket sebagai pengumpulan data tentang media pembelajaran
yang dikembangkan. Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui kelemahan dan
kekurangan pada media. Apabila dalam pengujian produk terdapat kesalahan
maupun kekurangan maka media tersebut diperbaiki. Pada uji coba
pemakaian, media video simulasi digunakan dalam proses pembelajaran mata
pelajaran olahraga. Apabila terdapat kekuranga pada media, maka media
direvisi kembali agar lebih baik. Setelah tidak ada revisi pada media
pembelajaran yang dikembangkan, maka media pembelajaran video simulasi
siap digunakan.
Isi materi media pembelajaran mengacu kepada kurikulum yang
berlaku, dan sesuai kebutuhan untuk mengatasi masalah yang terjadi pada
saat pembelajaran. Dalam proses perancangan desain media pembelajaran,
perlu adanya sketsa desain yang digunakan untuk menggambarkan
pembuatan media. Sketsa tersebut dibentuk dalam sebuah storyboard.
Storyboard adalah rancangan sebelum pembuatan media untuk memudahkan
dalam pembuatan media tersebut [10]. Storyboard pengembangan media ini
dapat dilihat sebagai berikut;
Page 15
6
Gambar 2. Rancangan tampilan pembuka
Tampilan pertama merupakan judul video simulasi. Tampilan
berikutnya terdapat materi bola voli, bola basket, lempar lembing, narkoba,
serta makanan dan minuman sehat. Nantinya siswa bisa memilih materi
gerakan yang belum dikuasainya, karena didalam materi diatas terdapat video
dan penjelasan masing-masing materi.
Gambar 3. Rancangan tampilan bola basket
Pada saat berada pada tampilan materi basket, akan muncul beberapa
pilahan materi yaitu teknik drible, passing, dan shoting. Didalam teknik-
teknik bola basket terdapat penjelasan serta video gerakannya. Diatas tulisan
judul materi terdapat video yang berkaitan dengan materi tersebut. Sehingga
siswa yang tidak memahami bisa melihat video dan mempraktekkannya lagi.
Gambar 4. Rancangan tampilan bola voli
Pada saat berada pada tampilan materi bola voli, terdapat beberapa
pilahan materi yaitu teknik passing dan blocking. Didalam teknik-teknik bola
voli terdapat penjelasan serta video gerakannya. Di dalam materi tersebut
terdapat penjelasan serta contoh gerakan teknik passing dan blocking.
Gambar 5. Rancangan tampilan lempar lembing
Pada saat berada pada materi lempar lembing, terdapat beberapa
pilihan materi yaitu teknik pegangan, lemparan, dan membawa lembing.
Didalam teknik-teknik lempar lembing terdapat penjelasan serta video
gerakannya. Tampilan berikutnya terdapat tampilan makanan dan minuman
sehat, serta narkoba, kemudian diarahkan pada video. Di dalamnya terdapat
Page 16
7
informasi seputar makanan dan minuman sehat serta, informasi
penyalahgunaan narkoba.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
angket,observasi dan wawancara. Angket digunakan untuk mengetahui
pendapat ahli media untuk menilai dari segi tampilan. Ahli materi untuk
menilai kesesuaian materi yang ada di dalam video sesuai dengan silabus dan
kebutuhan pembelajaran yang dibutuhkan. Kemudian siswa sebagai sasaran
untuk menilai dari fungsi, peran maupun manfaat media yang dibuat.
Observasi dan wawancara digunakan untuk melihat kebutuhan yang
diperlukan di lapangan. Berikut adalah indikator untuk ahli media, materi dan
siswa :
Tabel 1. Indikator kesesuaian materi pada media [9]
Aspek Indikator Jumlah Item
Aspek Isi / Materi
Kesesuaian dengan indikator 7 Kesesuaian contoh dengan uraian
Kejelasan uraian
Kejelasan contoh
Aspek Pembelajaran
Kesesuaian pendekatan (pemberitahuan
tujuan,kompetensi,apersepsi)
5
Urutan penyajian/penjelasan gerakan
Kesesuain dengan karakteristik
sasaran
Indikator pada tabel 1 digunakan untuk pembuatan angket yang
diberikan pada ahli materi. Angket digunakan untuk mengetahui data tentang
kualitas materi dilihat dari segi aspek isi maupun pembelajaran. angket ahli
materi diberikan sebelum diberikan kepada siswa. Jadi, apabila ada perbaikan
bisa direvisi terlebih dahulu. Angket dinilai oleh ahli materi sesuai
kompetensinya.
Tabel 2. Indikator kesesuaian media yang digunakan [9]
Aspek Indikator Jumlah Item
Tampilan Daya tarik opening 8 Ketajaman gambar
Kesesuaian gambar dengan materi
Keterbacaan, tulisan, ukuran huruf, warna huruf
Suara musik 7
Penggunaan bahasa
Kejelasan dialog (intonasi, dialek, pengucapan)
Indikator pada tabel 2 digunakan untuk pembuatan angket yang
diberikan pada ahli media. Angket digunakan untuk mengetahui data tentang
kualitas media dilihat dari segi aspek tampilan maupun suara. angket ahli
Page 17
8
media diberikan sebelum diberikan kepada siswa. Angket ahli media dinilai
oleh ahli media yang berkompetensi dibidangnya.
Tabel 3. Indikator penilaian peran, fungsi pembuatan media [9]
Aspek Indikator Jumlah Item
Aspek Isi/Materi
Kejelasan Uraian 4 Kejelasan Contoh
Aspek Media Kesesuaian gambar dengan materi 7
Keterbacaan,tulisan,ukuran huruf,warna huruf
Kejelasam suara
Aspek fungsi Media dalam
pembelajaran
Fungsi media dalam pembelajaran 7
Aspek peran
media dalam pembelajaran
Peran media dalam pembelajaran 8
Setelah media diuji oleh ahli media dan ahli materi dan dilakukan
revisi maka, media video simulasi bisa dipakai oleh siswa. Indikator pada
tabel 3 digunakan untuk mengetahui peran dan fungsi media dalam proses
pembelajaran. Media video simulasi nantinya bisa digunakan untuk
mengatasi masalah yang dialami siswa seperti, kurang memahami gerakan
yang dilakukan oleh guru.
Uji coba media yang dikembangkan dilakukan sebanyak dua kali,
yaitu: uji ahli dan uji lapangan. Sebelum dilakukan uji coba produk yang
dilakukan siswa, terlebih dahulu dilakukan validasi terhadap media
pembelajaran yang dihasilkan, yang bertindak sebagai validator ahli materi
yaitu dua orang guru pendidikan jasmani kesehatan dan yang bertindak
sebagai validator ahli media yaitu dosen Fakultas Teknologi Informasi.
Setelah mendapatkan masukan dan saran dari ahli materi dan ahli media,
kemudian dilakukan revisi. Setelah dilakukan analisis dan tidak ada revisi
lagi dilanjutkan dengan uji lapangan. Hasil dari uji lapangan kemudian
dianalisis dengan menghitung persentase kelayakan media pembelajaran
video simulasi. Instrumen dikembangkan dengan menggunakan 4 skala. Skor
terendah diberi angka 1 dan skor tertinggi diberi skor [7]. Jenis data yang
didapatkan dari hasil validasi dan uji coba yaitu berupa data kuantitatif dan
data kualitatif (deskriptif). Data kuantitatif diambil dari data kuesioner berupa
skor penilaian dan data kualitatif diperoleh dari kritik, saran dan komentar
pada kuesioner. Hasil angket dianalisis dengan menggunakan skala likert
yang terdiri dari 4 skor, 4 sangat setuju, 3 setuju, 2 tidak setuju, 1 sangat tidak
setuju [7]. Data yang terkumpul diproses dengan cara dijumlahkan,
dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan dan diperoleh persentase, atau
dapat ditulis dengan rumus sebagai berikut; [7]
Persentase Kelayakan (%) = Skor yang diobservasi
Skor yang diharapkan𝑋 100%
Page 18
9
Data yang sudah dihitung persentasenya kemudian dianalisis. Setelah itu
diubah dalam bentuk persentase, langkah selanjutnya mendeskriptifkan dan
mengambil kesimpulan tentang masing-masing indikator. Kesesuaian aspek
dalam pengembangan bahan ajar dan media pembelajaran dapat
menggunakan tabel berikut: [8]
Tabel 4. Tabel skala persentase
Persentase Pencapaian Interpretasi
75,01 – 100,00 % Sangat Layak (dapat digunakan tanpa revisi)
50,01 – 75,00 % Cukup Layak (dapat digunakan dengan revisi kecil)
25,01 – 50,00 % Tidak Layak (tidak dapat digunakan)
0,00 – 25,00 % Sangat tidak Layak (terlarang digunakan)
4. Hasil dan Pembahasan
Setelah merancang sebuah media, kemudian dilakukaan proses
implementasi untuk merealisasikan rancangan desain yang sebelumnya sudah
dibuat. Untuk implementasi penggunaan dalam proses pembelajaran yaitu,
pada awal pembelajaran diputarkan materi gerakan yang ada di video,
kemudian siswa mempraktekkan materi yang sudah diberikan, video bisa
diputar lagi apabila ada siswa yang kurang paham. Berikut beberapa halaman
implementasi video simulasi dalam pembelajaran;
Gambar 6. Implementasi tampilan pembuka dan beranda
Hasil implementasi tampilan pembuka menggunakan huruf dan warna
yang jelas, dengan penggunaan warna dan huruf jelas siswa bisa memahami
materi dengan baik. Selanjutnya tampilan beranda terdapat pilihan materi
teknik bola basket, bola voli, lempar lembing, narkoba, dan makanan
minuman sehat. Contoh teknik gerakan dibuat semirip mungkin dengan saat
proses pembelajaran berlangsung. Dengan teknik gerakan dibuat semirip
mingkin bisa membantu siswa yang sulit menirukan gerakan dasar olahraga
dengan baik. Jadi, siswa tinggal memilih materi yang belum dikuasai dan bisa
diulang – ulang. Implementasi tampilan menu basket ada beberapa pilihan
materi yaitu teknik drible, teknik passing, teknik shooting. Siswa yang belum
memahami materi terdapat sedikit penjelasan di awal tentang apa itu teknik
drible, teknik passing, dan teknik shooting. Dan untuk penjelasan serta
contoh gerakan yang lengkap terdapat dalam video masing – masing materi.
Page 19
10
Sebelum digunakan sebagai media pembelajaran perlu diujikan kepada
ahli media dan ahli materi. Setelah diujikan dan setelah ada revisi produk,
maka media siap digunakan untuk media pembelajaran. Validasi video
simulasi oleh ahli media dilakukan oleh dua orang dosen yang kajiannya
berkaitan dengan media dalam pembelajaran. penilaian dilakukan dengan
mengisi angket dengan memberikan penilaian mulai dari sangat baik sampai
kurang baik, dan memberikan saran perbaikan.
Pada tahap validasi ahli media terdapat kekurangan yang harus direvisi
dan saran perbaikan antara lain: (1) Background terlalu luas, sebaiknya
dikurangi terutama pada saat narasi/penjelasan, (2) Suara saat menjelaskan
tidak terdengar jelas, sebaiknya suara di dubing, (3) Tambahkan musik
instrumen (4) Untuk penutup tambahkan sumber (pustaka). Saran perbaikan
dari ahli media yang diberikan sudah dilakukan dan diperbaiki. Dari hasil
perhitungan yang diambil dari angket, maka penilaian produk media
pembelajaran video simulasi oleh ahli media yaitu 69,16% dengan jumlah
skor 83.Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran video
simulasi ini cukup valid dapat digunakan dengan revisi kecil untuk digunakan
sebagai media pembelajaran.
Validasi angket video simulasi untuk ahli materi dilakukan oleh guru
olahraga di SMKN 1 Bancak, yang langsung berhubungan dengan mata
pelajaran olahraga. Penilaian dilakukan menggunakan angket, dengan
memberikan penilaian mulai dari sangat baik sampai kurang baik, dan
memberikan saran perbaikan. Pada tahap validasi ini terdapat kekurangan
yang harus direvisi dan saran perbaikan dari ahli materi, antara lain:
tambahkan materi untuk makanan dan minuman sehat, bisa dilengkapi dari
sumber – sumber lain. Saran perbaikan dari ahli materi yang diberikan sudah
dilakukan dan diperbaiki.
Tabel 5. Hasil Penilaian Ahli Materi
No Aspek Penilaian % Kriteria
1 Aspek Isi/ Materi 77,08 Sangat layak
layak
2 Aspek Pembelajaran 73,91 Cukup layak
layak
Jumlah 75,49 Sangat
layak
Hasil pengisian angket yang dilakukan oleh ahli materi dari segi isi
memperoleh jumlah 75,49% dengan kriteria sangat layak. Materi didalam
video sudah sesuai antara contoh gerakan dengan penjelasan. Tetapi dalam
aspek pembelajaran atau penerapannya terdapat beberapa masalah
dikarenakan, ada beberapa siswa yang suka langsung beraktivitas dilapangan.
Secara keseluruhan dari aspek materi sangat layak digunakan dalam proses
pembelajaran.
Page 20
11
Tabel 6. Hasil Penilaian Ahli Media
No Aspek Penilaian % Kriteria
1 Tampilan 73,33 Cukup valid
2 Suara 65,00 Cukup
Valid
Jumlah 69,16 Cukup valid
Hasil pengisian angket yang dilakukan oleh ahli media dari segi
tampilan dan suara memperoleh jumlah 69,16%. Dari segi ketajaman gambar,
kecerahan, warna huruf, tulisan dan ukuran huruf sudah jelas untuk dilihat.
Kualitas suara saat menjelaskan gerakan ada beberapa bagian yang tidak
terdengar jelas. Dengan melihat tampilan dan contoh gerakan yang jelas,
siswa dapat memahami materi dengan baik. Dan secara keseluruhan media
yang dibuat sudah layak digunakan sebagai media pembelajaran.
Tabel 7. Hasil Penilaian Siswa
No Aspek Penilaian % Kriteria
1 Aspek isi/materi 79,65 Sangat
valid
2 Aspek media 76,37 Sangat valid
3 Aspek fungsi
media dalam pembelajaran
75,09 Sangat
valid
4 Aspek peran
media dalam
pembelajaran
77,84 Sangat
valid
Jumlah 76,79 Sangat
valid
Pengujian media pembelajaran video simulasi dilakukan di SMKN 1
Bancak pada kelas X Teknik Sepeda Motor. Jumlah siswa yang melakukan
pengisian angket berjumlah 34 siswa. Berdasarkan hasil angket yang
diperoleh dari siswa memperoleh jumlah 76,79%. Dari aspek isi/materi sudah
sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan, aspek fungsi media dalam
pembelajaran sudah berjalan dengan baik, ditunjukkan dengan siswa bisa
berkonsentrasi pada isi pelajaran, tingkat pemahaman dan pengetahuan siswa
meningkat. Tetapi dalam aspek media yang berupa kejelasan suara di
sebagian materi ada yang kurang jelas.
5. Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat
disimpulkan bahwa penggunaan video simulasi dalam pembelajaran olahraga,
dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan siswa dalam melakukan
gerakan dasar olahraga. Pengujian yang dilakukan oleh ahli media dan ahli
materi serta uji terbatas oleh siswa.Kelayakan media pembelajaran video
simulasi pada mata pelajaran olahraga sebagai berikut; Penilaian kelayakan
Page 21
12
ahli media dalam persentase 69,16%, dari segi ketajaman gambar, kesesuain
gambar dengan materi, tulisan, ukuran huruf, warna huruf, kedetailan suara,
sudah bisa membantu siswa untuk memahami materi. Penilaian kelayakan
ahli materi dalam persentase 75,49% dari aspek isi sudah sesuai dengan
tujuan pembelajaran dan kebutuhan siswa tentang materi yang belum
dikuasai,. Penilaian dari siswa memperoleh persentase 76,79%, penggunaan
video simulasi bisa membantu siswa yang tidak bisa memahami dan
melakukan gerakan olahraga dengan baik dan benar. Berdasarkan hasil yang
diperoleh dalam penelitian ini, maka disarankan pada penelitian selanjutnya
dapat melaksanakan penelitian yang sama dengan memperbaiki isi media.
Dapat ditambahkan materi serta informasi seputar kesehatan yang lebih
banyak dari sumber yang lain.
6. Daftar Pustaka
[1] Syarifudin dan Sudrajat Wiradihardja.2014.Pendidikan Jasmani,Olahraga
dan Kesehatan. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,
Kemdikbud. Diakses tanggal 06 Oktober 2015 dari
http://bse.kemdikbud.go.id/index.php/buku/details/20142407133380/dow
nload
[2] Arsyad, Azhar. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta : PT RajaGrafindo
Persada.
[3] Umar.2013.Media Pendidikan:Peran dan Fungsinya dalam Pembelajaran.
Diakses tanggal 05 Oktober dari
http://stainmetro.ac.id/ejournal/index.php/tarbawiyah/article/download/1
91/180
[4] Muhrodin. 2015 .Pengembangan Media Pembelajaran Gerak Dasar
Guling Lenting Pada Siswa Sekolah Menengah Pertama. Diakses tanggal
06 Oktober 2015 dari http://download.portalgaruda.org/article.php?article=315048&val=7231&title=
PENGEMBANGAN%20MEDIA%20PEMBELAJARAN%20GERAK%20DA
SAR%20GULING%20LENTING%20PADA%20SISWA%20SEKOLAH%20MENENGAH%20PERTAMA
[5] Amelia Fitriyati. 2015. Pengembangan Media Latihan “Video Tutorial
Teknik Dasar Tangkisan Bela Diri”. Diakses tanggal 06 Oktober 2015
dari http://eprints.uny.ac.id/22845/1/Skripsi%20Amel_2015.pdf
[6] Siswoyo H.K.2015. Pengembangan Model Pembelajaran Sepak Takraw
Teknik Dasar Sepak Sila Menggunakan Bolserka Pada Siswa Kelas V
dan VI SD. Diakses pada tanggal 06 Oktober 2015 dari
http://lib.unnes.ac.id/21459/1/6102411032-S.pdf
[7] Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
[8] Akbar, Sa‟adun. 2010. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial. Yogyakarta : Cipta Media.
[9] Kustandi Cecep, dkk. 2011. Media Pembelajaran; Manual dan Digital.
Bogor: Ghalia Indah.
[10] Sadiman Arief,dkk.2012.Media Pendidikan; Pengertian,Pengembangan,
dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.