i
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERUPA BLOG DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MELATIH TINGKAT
BERPIKIR ANALITIS SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT
SKRIPSI
Oleh
Tutik Kurniawati
NPM 09310279
IKIP PGRI SEMARANG
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEMARANG
2013
ii
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERUPA BLOG DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MELATIH TINGKAT
BERPIKIR ANALITIS SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT
Skripsi
Diajukan kepada IKIP PGRI Semarang
untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
Program Sarjana Pendidikan Matematika
Oleh
Tutik Kurniawati
NPM 09310279
IKIP PGRI SEMARANG
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEMARANG
2013
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi berjudul
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERUPA BLOG DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MELATIH TINGKAT
BERPIKIR ANALITIS SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT
yang disusun oleh
Tutik Kurniawati
NPM 09310279
telah disetujui untuk diujikan
Semarang, .
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Intan Indiati, M.Pd Widya Kusumaningsih, S.Pd., M.Pd
NIP. 19610429 198603 2 002 NPP. 108101293
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi berjudul
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERUPA BLOG DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MELATIH TINGKAT
BERPIKIR ANALITIS SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT
yang dipersiapkan dan disusun oleh
Tutik Kurniawati
NPM 09310279
telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada hari Sabtu, tanggal 20 Juli 2013
dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan
Panitia Ujian
Ketua,
Drs. Nizaruddin, M.Si
NIP. 19680325 199403 1 004
Sekretaris,
Dr. Rasiman, M.Pd
NIP. 19560218 198603 1 001
Anggota Penguji,
1. Drs. Sutrisno, S.E., M.M., M.Pd (.) NIP. 1960112 198703 1 001
2. Widya Kusumaningsih, S.Pd., M.Pd (.) NPP. 108101293
3. Lilik Ariyanto, S.Pd., M.Pd (.) NPP. 088602194
v
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Tutik Kurniawati
NPM : 09310279
Fakultas/ Prodi : FPMIPA/ Pendidikan Matematika
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang berjudul
Pengembangan Media Pembelajaran Berupa Blog dalam Pembelajaran
Matematika untuk Melatih Tingkat Berpikir Analitis Siswa pada Materi Segi
Empat benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan hasil jiplakan dari karya orang
lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang
terdapat dalam skripsi dikutip atau dirujuk sesuai kode etik ilmiah.
Semarang, 2013
Penulis,
Tutik Kurniawati
NPM. 09310279
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
Tak ada alasan untuk tidak mensyukuri nikmat-NYA. Dengan bersyukur, hidup akan terasa lebih indah.
Seseorang takkan pernah memahami arti keberhasilan yang sempurna tanpa mengalami kegagalan sebelumnya.
Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan (QS. Al-Insyiroh: 4)
PERSEMBAHAN:
Dengan penuh rasa syukur atas kenikmatan yang diberikan-Nya, kupersembahkan karya skripsi ini untuk: Bapak Mulyono dan Ibu Suyati selaku orang tua saya yang saya
cintai yang selalu mendoakan saya dan memberikan semangat. Terima kasih atas perjuangan kalian selama ini.
Miftah Rahmawati selaku adik saya, terimakasih selalu memberikan saya semangat, selalu mendoakan saya dan menghibur saya saat saya terpuruk.
Sahabat-sahabat PAY (Indah >> Paijuu, Shofi >> Paijah, Titik >> Paijem) dan sahabat-sahabat Ge.Po (Isti, Rini, Ulis, Mooz) terima kasih motivasi dan kebersamaannya selama ini.
Temanteman seperjuanganku G-Math 09. Almamater tercinta IKIP PGRI Semarang. Serta buat semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu,
terimakasih sudah membantu saya dan semoga apa yang kita cita-citakan akan tercapai.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq,
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun skripsi yang berjudul
Pengembangan Media Pembelajaran Berupa Blog dalam Pembelajaran Matema-
tika untuk Melatih Tingkat Berpikir Analitis Siswa pada Materi Segi Empat.
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan dukungan
dari banyak pihak, maka dengan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. Muhdi, S.H, M.Hum., selaku Rektor IKIP PGRI Semarang.
2. Drs. Nizaruddin, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam IKIP PGRI Semarang.
3. Drs. Rasiman, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika
IKIP PGRI Semarang.
4. Dra. Intan Indiati, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I dan Widya
Kusumaningsih, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dengan cermat, teliti dan sabar.
5. Bapak Mulyono, Ibu Suyati, dan Miftah Rahmawati selaku orang tua dan adik
yang selalu mendoakan dan memberikan semangat.
6. Rakhimin, S.Ag., selaku Kepala Sekolah MTs Taqwiyatul Wathon yang telah
memberikan ijin penelitian, guru dan karyawan MTs Taqwiyatul Wathon yang
telah memberi bantuan bagi berlangsungnya penelitian dalam skripsi ini.
7. Siswa-siswi kelas VII MTs Taqwiyatul Wathon yang telah membantu dalam
proses penelitian.
8. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
Skripsi ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi berbagai pihak
dalam meningkatkan hasil belajar matematika.
Semarang, 2013
Tutik Kurniawati
NPM. 09310279
viii
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERUPA BLOG DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MELATIH TINGKAT
BERPIKIR ANALITIS SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT
Tutik Kurniawati
Prodi Pendidikan Matematika
ABSTRAK
Penelitian dan pengembangan ini bertujuan untuk mengembangkan media
pembelajaran berupa blog dalam pembelajaran matematika serta untuk
mengetahui keefektifan penggunaan media blog dalam pembelajaran matematika
pada materi segi empat ditinjau dari hasil belajar kognitif dan tingkat berpikir
analitis siswa kelas VII Semester II MTs Taqwiyatul Wathon Kec. Mranggen
Kab. Demak tahun pelajaran 2012/2013.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan
(research and development), dengan desain pengembangan yang dipilih adalah
desain pengembangan Dick & Carrey. Adapun validasi produk pengembangan
mencakup (1) uji ahli media pembelajaran, (2) uji ahli isi materi pembelajaran, (3)
uji coba kelompok kecil, dan (4) uji coba kelompok besar.
Hasil review angket dari ahli media dan ahli materi pembelajaran menyatakan
bahwa media pembelajaran berupa blog yang dikembangkan sudah sesuai dan
layak untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Hasil validasi ahli media
secara klasikal sebesar 90,71% dan berada pada kriteria sangat baik. Hasil validasi
ahli materi pembelajaran secara klasikal sebesar 83,33% dan berada pada kriteria
sangat baik. Hasil uji coba kelompok kecil secara klasikal sebesar 89,40% dan
berada pada kriteria sangat baik. Hasil uji coba kelompok besar secara klasikal
sebesar 89,33% dan berada pada kriteria sangat baik.
Untuk uji efektifitas digunakan analisis akhir dengan uji-t satu pihak kanan yaitu
diperoleh = 6,344 dengan = 1,67. Sehingga dalam uji keefektifan penggunaan media blog dapat disimpulkan bahwa secara signifikan atau
meyakinkan pembelajaran menggunakan media blog lebih efektif dalam melatih
tingkat berpikir analitis siswa daripada pembelajaran konvensional.
Berdasarkan analisis hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
berupa blog sudah teruji kelayakan, keefektifan, dan dapat digunakan untuk
melatih tingkat berpikir analitis siswa dalam kegiatan pembelajaran pada materi
segi empat di kelas VII MTs Taqwiyatul Wathon Kec. Mranggen Kab. Demak.
Kata Kunci: pengembangan, media pembelajaran, blog, berpikir analitis.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ......................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. vi
KATA PENGANTAR ................................................................................... vii
ABSTRAK .................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................... 3
C. Pemilihan Masalah.................................................................. 3
D. Rumusan Masalah .................................................................. 4
E. Tujuan Penelitian ................................................................... 4
F. Manfaat Penelitian .................................................................. 4
BAB II TELAAH PUSTAKA
A. Deskripsi Teori ....................................................................... 6
B. Kerangka Berpikir .................................................................. 27
C. Produk yang Akan dihasilkan ................................................. 29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Evaluasi terhadap Media yang Ada ........................................ 31
1. Tempat dan Waktu Penelitian............................................ 31
2. Subjek (Populasi dan Sampel) ........................................... 31
3. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 31
4. Instrumen Penelitian ......................................................... 32
x
5. Analisis dan Interpretasi Data............................................ 32
6. Pembuatan Desain Produk ................................................. 34
7. Validasi Desain ................................................................. 37
B. Eksperimen Pengujian Produk ............................................... 37
1. Subjek Penelitian (Populasi dan Sampel) ........................... 37
2. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 38
3. Instrumen Penelitian ......................................................... 39
4. Analisis dan Interpretasi Data............................................ 39
5. Revisi Produk ................................................................... 45
6. Validasi Produk ................................................................ 45
C. Uji Coba Pemakaian Produk .................................................. 46
1. Revisi Produk ................................................................... 46
2. Pengujian Produk Secara Luas .......................................... 46
3. Penyempurnaan Produk..................................................... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Desain Produk ........................................................................ 49
1. Validasi Desain ................................................................. 52
2. Revisi Desain .................................................................... 57
B. Hasil Pengujian Produk ........................................................... 59
1. Revisi Produk ................................................................... 63
2. Validasi Produk ................................................................ 63
C. Hasil Uji Coba Pemakaian Produk .......................................... 63
1. Revisi Produk ................................................................... 63
2. Pengujian Keefektifan Pemakaian Produk ......................... 64
3. Penyempurnaan Produk..................................................... 70
BAB V PEMBAHASAN .......................................................................... 71
KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Range Persentase dan Kriteria Program ..................................................... 33
2. Hasil Analisis Angket Penilaian Ahli Media .............................................. 53
3. Hasil Analisis Angket Penilaian Ahli Materi Pembelajaran ....................... 56
4. Revisi Penilaian Ahli Materi 2 .............................................................. 58
5. Perhitungan Olahan Data Hasil Pretest dan Posttest Kelompok Kecil........ 60
6. Uji Normalitas Data Awal Sampel ............................................................ 65
7. Uji Normalitas Data Akhir Sampel ............................................................ 66
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Jajargenjang ........................................................................................... 23
2. Belah Ketupat ........................................................................................ 24
3. Layang-layang ....................................................................................... 25
4. Trapesium .............................................................................................. 27
5. Kerangka Berpikir Penelitian ................................................................. 29
6. Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan Menurut
Dick & Carrey ....................................................................................... 34
7. Desain Eksperimen One-Group Pretest-Posttest..................................... 39
8. Kerangka Dasar Blog ........................................................................... 49
9. Halaman Utama Blog ........................................................................... 50
10. Halaman Pendahuluan Edu Blog ............................................................ 50
11. Halaman SK/KD, Indikator, dan Tujuan Pembelajaran ........................... 50
12. Halaman apersepsi Blog ......................................................................... 51
13. Halaman Materi Blog ........................................................................... 51
14. Halaman Tugas Blog ........................................................................... 51
15. Halaman Uji Kompetensi ....................................................................... 52
16. Halaman Forum Diskusi ......................................................................... 52
17. Persentase Validasi Ahli Media .............................................................. 54
18. Persentase Validasi Ahli Materi Pembelajaran ........................................ 56
19. Revisi Halaman Pendahuluan Blog ......................................................... 58
20. Revisi Halaman SK/KD, Indikator, dan Tujuan Pembelajaran ................ 58
21. Revisi Halaman Materi Blog .................................................................. 59
22. Revisi Halaman Tugas Blog ................................................................... 59
23. Revisi Halaman Uji Kompetensi ............................................................ 59
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Daftar Nama Ahli (Validator)
2. Daftar Nama dan Kode Siswa Kelompok Kecil
3. Daftar Nama dan Kode Siswa Kelas Eksperimen/Kelompok Besar (VII A)
4. Daftar Nama dan Kode Siswa Kelas Uji Coba (VII B)
5. Daftar Nama dan Kode Siswa Kelas Kontrol (VII C)
6. Analisis Angket Tanggapan Ahli Media
7. Analisis Angket Tanggapan Ahli Materi Pembelajaran
8. Analisis Angket Tanggapan Responden/Siswa (Kelompok Kecil)
9. Analisis Angket Tanggapan Responden/Siswa (Kelompok Besar)
10. Daftar Nilai Soal Uji Coba (VII B)
11. Daftar Analisis Soal Uji Coba
12. Perhitungan Validitas Butir Soal Uji Coba
13. Perhitungan Reliabilitas Soal Uji Coba
14. Perhitungan Taraf Kesukaran Butir Soal Uji Coba
15. Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal Uji Coba
16. Penentuan Butir Soal yang Digunakan
17. Daftar Nilai Hasil Pretest dan Posttest (Kelompok Kecil)
18. Daftar Uji Normalitas Hasil Pretest Kelompok Kecil
19. Perhitungan Uji Normalitas Hasil Pretest Kelompok Kecil
20. Daftar Uji Normalitas Hasil Posttest Kelompok Kecil
21. Perhitungan Uji Normalitas Hasil Posttest Kelompok Kecil
22. Uji-t Hasil Pretest-Posttest Kelompok Kecil
23. Daftar Nilai MID Semester Genap Kelas Eksperimen (VII A)
24. Daftar Nilai MID Semester Genap Kelas Kontrol (VII C)
25. Daftar Uji Normalitas Hasil MID Semester Genap Kelas Eksperimen (VII A)
26. Perhitungan Uji Normalitas Hasil MID Semester Genap Kelas Eksperimen
(VII A)
27. Daftar Uji Normalitas Hasil MID Semester Genap Kelas Kontrol (VII C)
xiv
28. Perhitungan Uji Normalitas Hasil MID Semester Genap Kelas Kontrol (VII
C)
29. Uji Homogenitas Hasil MID Semester Genap Kelas Eksperimen (VII A) dan
Kelas Kontrol (VII C)
30. Daftar Nilai Hasil Tes Evaluasi Kelas Eksperimen (VII A)
31. Daftar Uji Normalitas Hasil Evaluasi Kelas Eksperimen (VII A)
32. Perhitungan Uji Normalitas Hasil Evaluasi Kelas Eksperimen (VII A)
33. Daftar Nilai Hasil Tes Evaluasi Kelas Kontrol (VII C)
34. Daftar Uji Normalitas Hasil Evaluasi Kelas Kontrol (VII C)
35. Perhitungan Uji Normalitas Hasil Evaluasi Kelas Kontrol (VII C)
36. Uji Homogenitas Hasil Evaluasi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ....
37. Uji-t Hasil Evaluasi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
38. Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi t
39. Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F
40. Daftar Nilai Kritis L untuk Uji Lilliefors
41. Daftar Tabel Harga Kritis dari r Product-Moment
42. Daftar Luas di Bawah Lengkungan Normal Standar dari 0 ke z
43. Instrumen
a. Angket Ahli Media
b. Angket Ahli Materi Pembelajaran
c. Angket Responden/Siswa
d. Silabus Pembelajaran Matematika Kelas VII Semester II
e. RPP Kelas Eksperimen
1) Pertemuan I
2) Pertemuan II
3) Pertemuan III
4) Pertemuan IV
f. RPP Kelas Kontrol
1) Pertemuan I
2) Pertemuan II
3) Pertemuan III
xv
4) Pertemuan IV
g. Kisi-kisi Soal Tes Uji Coba
h. Soal Tes Uji Coba
i. Kunci Jawaban Soal Uji Coba
j. Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest Kelompok Kecil
k. Soal Pretest dan Posttest Kelompok Kecil
l. Kunci Jawaban Soal Pretest dan Posttest Kelompok Kecil
m. Kisi-kisi Soal Evaluasi
n. Soal Evaluasi
o. Kunci Jawaban Soal Evaluasi
44. Surat Ijin Penelitian dari IKIP PGRI Semarang
45. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian di MTs Taqwiyatul Wathon
Kec. Mranggen Kab. Demak
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang mempunyai peran yang
cukup penting dalam upaya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sampai
batas tertentu, matematika hendaknya dapat dikuasai oleh segenap warga negara
Indonesia. Lebih lanjut matematika dapat memberi bekal kepada siswa untuk
menerapkan matematika dalam berbagai keperluan.
Akan tetapi persepsi negatif siswa terhadap matematika tidak dapat
diacuhkan begitu saja. Umumnya pelajaran matematika di sekolah menjadi
momok bagi siswa. Hal ini karena matematika mempunyai objek yang bersifat
abstrak. Objek tersebut tidak semuanya bisa divisualisasikan dalam tiga dimensi
yang bisa diindera dengan baik oleh siswa. Sifat abstrak inilah yang menyebabkan
banyak siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari materi matematika.
Sehingga hal tersebut dapat mengurangi minat dan motivasi siswa dalam
memahami konsep matematika. Oleh karena itu hasil belajar matematika kurang
menggembirakan (Djazuli, 1999 dikutip oleh Hudojo). Salah satunya adalah hasil
belajar matematika pada siswa MTs Taqwiyatul Wathon, menurut hasil
wawancara dengan guru matematika MTs Taqwiyatul Wathon, hampir 20% dari
siswanya memperoleh hasil belajar belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yaitu 70.
Selama ini guru dalam menyampaikan materi cenderung menggunakan
metode pembelajaran konvensional atau ekspositori. Sehingga siswa hanya
mendengarkan dan mengerjakan soal. Dalam hal ini mengakibatkan aktivitas
dalam menyampaikan materi kurang efisien, sehingga pembelajaran dirasakan
kurang menyenangkan dan membosankan.
Salah satu alternatif yang dapat digunakan oleh guru agar tercapai tujuan
pembelajaran adalah dengan memilih media pembelajaran yang sesuai sehingga
pembelajaran tercapai secara optimal. Hal ini menuntut media yang tepat, yang
mampu membantu siswa memahami konsep yang diajarkan dan mampu
2
mengatasi keberagaman kecepatan belajar dan gaya belajar siswa, serta mengatasi
keterbatasan yang ada pada guru.
Dengan sistem pendidikan yang semakin maju dan didukung juga dengan
perkembangan teknologi, hal itu dapat dimanfaatkan untuk mencapai prestasi
belajar yang memuaskan. Teknologi telah menjanjikan potensi besar dalam
mengubah cara seseorang untuk belajar, untuk memperoleh informasi,
menyesuaikan informasi dan sebagainya. Sumber informasi tidak lagi terfokus
pada teks dari buku semata tetapi lebih luas dari itu. Kemampuan teknologi yang
semakin baik dan berkembang akan menambah kemudahan dalam mendapatkan
informasi yang diharapkan.
Seiring dengan perkembangan teknologi internet dewasa ini yang begitu
pesat, sehingga memungkinkan untuk mengembangkan pembelajaran matematika
berbantuan internet. Sanjaya (2011: 222-223) mengemukakan bahwa pemanfaatan
internet sebagai media pembelajaran mengondisikan siswa untuk belajar secara
mandiri. Siswa tidak hanya berperan sebagai konsumen informasi saja, melainkan
dapat berperan sebagai seorang peneliti atau menjadi seorang analis. Mereka
menganalisis informasi yang relevan dengan tujuan pembelajaran.
Blog, salah satu bagian dari internet, menjadi pembicaraan hampir tiap
pengguna internet di Indonesia. Dengan kemampuan blog yang bisa diakses kapan
saja dan dimana saja menjadikan blog dapat mengubah skenario pembelajaran
matematika yang membosankan karena keabstrakannya menjadi lebih menarik
dan menyenangkan bagi siswa. Dengan hal ini harapannya dapat menjadi
alternatif dalam menyampaikan pelajaran.
Blog juga menawarkan manfaat pendidikan yang signifikan bagi siswa.
Guru dapat mengarahkan siswa untuk fokus pada ide atau tulisan, atau keduanya.
Dengan demikian, siswa dapat mengembangkan kemampuan analitisnya dan guru
dapat belajar untuk menjadi penulis dan komunikator yang lebih baik.
Segi empat merupakan salah satu materi pada matematika SMP kelas VII.
Peneliti memilih materi tersebut karena selama ini siswa masih merasa kesulitan
dalam menerapkan konsep mana yang sesuai untuk mengerjakan soal-soal yang
berkaitan dengan materi segi empat tersebut. Melalui penelitian ini kita dapat
3
memberikan pemahaman tentang segi empat kepada siswa dengan mengaitkannya
dengan materi yang telah diperoleh siswa pada pertemuan-pertemuan sebelumnya
sehingga pembelajaran itu menjadi lebih bermakna. MTs Taqwiyatul Wathon
adalah sekolah yang dipilih penulis dalam penelitian ini karena pada sekolah
tersebut telah memiliki fasilitas yang membantu penulis dalam melakukan
eksperimen yaitu fasilitas hotspot area.
Atas dasar pemikiran tersebut, penulis ingin melakukan sebuah penelitian
dengan judul Pengembangan Media Pembelajaran Berupa Blog dalam
Pembelajaran Matematika untuk Melatih Tingkat Berpikir Analitis Siswa pada
Materi Segi Empat.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi pokok
permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pembelajaran konvensional yang lebih cenderung membosankan karena
dalam pembelajaran kurang melibatkan siswa secara aktif.
2. Diperlukan kegiatan pembelajaran yang dapat melibatkan keaktifan siswa,
sehingga tercipta pembelajaran yang menyenangkan. Salah satunya
menggunakan media blogging dalam pembelajarannya.
C. Pemilihan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka batasan
masalah pada penelitian ini adalah :
1. Pengembangan media blogging dalam pembelajaran matematika sebagai
media pembelajaran yang dapat melatih tingkat berpikir analitis siswa
pada materi segi empat.
2. Keefektifan penggunaan media blogging dalam pembelajaran matematika
sebagai media pembelajaran yang dapat melatih tingkat berpikir analitis
siswa pada materi segi empat.
4
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang
akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana mengembangkan media pembelajaran yang valid berupa blog
dalam pembelajaran matematika untuk melatih tingkat berpikir analitis
siswa pada materi segi empat?
2. Bagaimana hasil belajar kognitif siswa yang menggunakan pembelajaran
berbantu media blogging?
3. Apakah pembelajaran berbantuan media blogging lebih efektif daripada
pembelajaran konvensional ditinjau dari hasil belajar kognitif dan
kemampuan berpikir analitis siswa?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan, maka tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengembangkan media pembelajaran yang valid berupa blog dalam
pembelajaran matematika untuk melatih tingkat berpikir analitis siswa
pada materi segi empat.
2. Untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa yang menggunakan
pembelajaran berbantu media blogging.
3. Untuk mengetahui efektif atau tidaknya penggunaan media blogging
dalam pembelajaran ditinjau dari hasil belajar kognitif dan kemampuan
berpikir analitis siswa.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat bagi siswa, yaitu:
1) Dengan dikembangkannya media pembelajaran berbantu media
blogging dapat membantu dan mempermudah siswa dalam
5
melaksanakan proses pembelajaran yang lebih baik dan mampu
meningkatkan penguasaan materi secara mandiri.
2) Sebagai pendukung belajar agar siswa bersemangat dalam belajar
sehingga prestasi belajar dapat meningkat.
3) Memberikan suasana belajar yang menyenangkan.
4) Memberikan pengetahuan, semangat, dorongan serta solusi untuk
belajar lebih aktif lagi dalam setiap pelajaran yang disampaikan oleh
guru.
2. Manfaat bagi guru, yaitu:
a. Sebagai motivasi bagi guru untuk meningkatkan keterampilan dalam
memilih media pembelajaran yang dapat digunakan untuk
memperbaiki sistem pembelajaran sehingga memberikan layanan
terbaik bagi siswa.
b. Guru semakin mantap dalam mempersiapkan diri dalam proses
pembelajaran.
3. Manfaat bagi peneliti, yaitu:
Sebagai pengalaman dalam melakukan penelitian dan menambah
wawasan peneliti tentang pengembangan media pembelajaran tersebut.
6
BAB II
TELAAH PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Pengembangan
Menurut KBBI (2008: 662) pengembangan merupakan proses, cara,
perbuatan mengembangkan. Setyosari (2012: 218) mengemukakan bahwa
pengembangan dalam pengertian yang umum adalah pertumbuhan, perubahan
secara perlahan (evolusi), dan perubahan secara bertahap.
Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah ada
dan terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan aplikasi
ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada tersebut, atau menghasilkan
teknologi baru (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2002).
Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa
pengembangan merupakan proses atau cara yang dipakai untuk
mengembangkan kaidah ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada demi
meningkatkan fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi
tersebut.
2. Media Pembelajaran
Secara umum, media merupakan alat yang digunakan untuk
menyampaikan informasi atau pesan dari suatu tempat ke tempat lain. Media
digunakan dalam proses komunikasi, termasuk kegiatan belajar mengajar.
Menurut Gagne dan Briggs (1975, dikutip oleh Arsyad, 2011: 4) media
pembelajaran adalah alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi
materi pengajaran. Dalam hal ini media pembelajaran bersifat lebih luas, tidak
hanya terpaut pada buku teks, seperti tape recorder, kaset, video camera,
video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan
komputer.
7
Sukiman (2012: 29) mengemukakan bahwa media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima. Hal tersebut bisa digunakan untuk merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, minat serta kemauan siswa sedemikian rupa sehingga
proses belajar dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif.
Menurut Hamdani (2011: 260) media pembelajaran merupakan alat
atau perantara yang dikemukakan oleh guru dalam menyampaikan materi
pelajaran kepada siswa. Hal tersebut bertujuan agar materi pelajaran yang
disampaikan lebih mudah dipahami dan ditangkap maknanya oleh siswa
sehingga meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
Dari pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang
perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk
mencapai tujuan belajar.
Ada dua unsur yang amat penting dalam proses pembelajaran di kelas,
yaitu metode atau strategi mengajar dan media pembelajaran. Dalam hal ini,
salah satu fungsi utama dari media pembelajaran adalah sebagai alat bantu
dalam mengajar yang ikut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan
belajar yang diciptakan oleh guru.
Oleh karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan
berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi
yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Hal ini
dikarenakan media dalam pembelajaran adalah komponen integral dari sistem
pembelajaran (Santyasa, 2007: 3).
Penggunaan media akan menjadi lebih bermanfaat apabila guru
berinovasi dalam pembuatan media pembelajaran sesuai dengan keadaan dan
karakteristik peserta didik. Inovasi di sini diartikan sebagai upaya untuk
memperoleh percepatan proses dan keindahan hasil belajar berbasis pada
kebebasan dan keragaman siswa. Adapun menurut Aryad (2011: 29) media
pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu:
8
a. Media hasil teknologi cetak; seperti teks, grafik, foto atau foto-grafik dan
reproduksi.
b. Media hasil teknologi audio-visual; seperti mesin proyektor film, tape
recorder, dan proyektor visual yang lebar.
c. Media hasil teknologi yang berdasarkan komputer.
d. Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.
Menurut Hamalik (2005: 202-203) terdapat dua pendekatan yang dapat
dilakukan dalam usaha media pengajaran, yaitu:
a. Dengan cara memilih media yang telah ada di pasaran yang dapat dibeli
oleh guru dan dapat langsung digunakan dalam proses pembelajaran.
b. Memilih berdasarkan kebutuhan nyata yang berkenaan dengan tujuan dan
bahan pelajaran yang hendak disampaikan.
Dalam penelitan ini, media yang digunakan adalah jenis media hasil
teknologi berdasarkan komputer yang lebih tepatnya adalah media berbasis
internet. Dalam hal ini sering juga disebut dengan e-learning (pembelajaran
berbasis elektronik). Pada dasarnya e-learning merupakan pembelajaran
melalui pemanfaatan teknologi komputer dan atau internet. Teknologi belajar
seperti itu disebut dengan pembelajaran berbasis web (Web-Based
Instruction).
Dougiamas (2006, dikutip oleh Mahendra, 2012: 8) mengemukakan
bahwa e-learning merupakan sistem yang memanfaatkan beberapa teknologi,
yang pada dasarnya memberikan seperangkat alat antu (tools) kepada pendidik
untuk menciptakan dan mengelola situs web (web site) pembelajaran yang
diakses dari berbagai tempat di seluruh dunia oleh peserta didik dengan
koneksi internet. Oleh karena itu E-learning sangat membantu pendidik untuk
menciptakan mekanisme pembelajaran online yang efektif.
Penggunaan teknologi dalam proses belajar mengajar akan
meningkatkan efisiensi, meningkatkan motivasi, memfasilitasi belajar aktif,
9
memfasilitasi belajar eksperimental, konsisten dengan belajar yang berpusat
pada siswa, dan menuntun untuk belajar lebih baik (Suyanto, 2005).
Saud (2009: 201-202) mengatakan bahwa ada tiga bentuk sistem
pembelajaran melalui internet, yaitu sebagai berikut:
a. Web Course
Web Course merupakan penggunaan internet untuk keperluan
pembelajaran, dimana siswa dan guru sepenuhnya terpisah. Dengan kata lain
seluruh bahan belajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan, dan ujiannya
sepenuhnya disampaikan melalui internet.
b. Web Centric Course
Web Centric Course adalah penggunaan internet sebagai media
pembelajaran, dimana sebagian bahan belajar, diskusi, konsultasi, penugasan,
dan latihan disampaikan melalui internet, sedangkan ujian dan sebagian
konsultasi, diskusi, dan latihan dilakukan secara tatap muka.
c. Web Enhanced Course
Web Enhanced Course merupakan pemanfaatan internet untuk
pendidikan, dimana internet hanya berperan sebagai penunjang dalam
peningkatan kualitas belajar mengajar di kelas, yaitu sebagai penyedia sumber
belajar bagi siswa yang sangat kaya akan informasi. Kegiatan pembelajaran
utama adalah tatap muka di kelas.
3. Blog
Menurut ensiklopedia wikipedia, blog sebenarnya kependekan dari
Web dan Log. Web adalah halaman internet atau situs, sedangkan log
adalah semacam jurnal, laporan, diari. Jadi, bisa disimpulkan bahwa
pengertian dari weblog atau blog adalah sebuah website, halaman internet
yang memuat tentang laporan. Isi dari blog inilah yang nantinya akan
membedakan dengan sebuah site atau website.
Menurut Solomon & Schrum (2011: 15) blog merupakan jenis situs
web yang dikembangkan dan dikelola oleh perseorangan dengan
10
menggunakan perangkat lunak (software) online atau platform host. Blog
mempublikasikan online instan dan mengajak para pembacanya untuk
memberikan umpan balik dalam bentuk komentar.
Menurut Arifin & Setiyawan (2012: 177) blog merupakan salah satu
aplikasi web yang berupa tulisan-tulisan yang sering disebut posting pada
halaman web. Tulisan-tulisan tersebut seringkali diurut dari yang terbaru dan
diikuti oleh yang lebih lama.
Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa
blog adalah sebuah halaman web yang dikelola oleh perseorangan untuk
menyalurkan ide, kreasi, atau pendapatnya serta memungkinkan para
pembacanya untuk memberikan umpan balik dalam bentuk komentar.
Menciptakan blog, memelihara sebuah blog atau menambahkan artikel
ke blog yang sudah ada disebut blogging. Artikel individu pada sebuah blog
disebut posting blog, posting atau masukan. Seseorang yang
memposting masukan-masukan ini disebut blogger.
Menurut Prabawati (ed, 2008: 9-10) blog dapat digolongkan ke dalam
beberapa tipe. Penggolongan ini hanya berdasarkan aktivitas blog secara
umum. Adapun penggolongan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Blog politik: tentang berita, politik, aktivis, dan semua persoalan berbasis
politik (seperti kampanye).
b. Blog pribadi: disebut juga buku harian online yang berisikan tentang
pengalaman keseharian seseorang, keluhan, puisi atau syair, gagasan, dan
perbincangan teman.
c. Blog bertopik: blog yang membahas sesuatu dan fokus pada bahasan
tertentu.
d. Blog kesehatan: lebih spesifik tentang kesehatan. Blog kesehatan
kebanyakan berisi tentang keluhan pasien, berita kesehatan terbaru,
keterangan-keterangan tentang kesehatan, dan lain-lain.
e. Blog sastra: lebih dikenal sebagai litblog (Literary Blog).
11
f. Blog perjalanan: fokus pada bahasan tentang cerita perjalanan yang
menceritakan keterangan perjalanan/traveling.
g. Blog riset: persoalan tentang akademis seperti berita riset terbaru.
h. Blog hukum: persoalan tentang hukum atau urusan hukum; disebut juga
dengan blawgs (Blog Laws).
i. Blog media: berfokus pada bahasan tentang kebohongan atau
ketidakkonsistenan media massa; biasanya hanya untuk koran atau
jaringan televisi.
j. Blog agama: membahas tentang agama.
k. Blog pendidikan (edukatif): biasanya ditulis oleh pelajar atau guru.
l. Blog kebersamaan: topik lebih spesifik ditulis oleh kelompok tertentu.
m. Blog petunjuk (directory): berisi ratusan link halaman website.
n. Blog bisnis: digunakan oleh pegawai atau wirausahawan untuk kegiatan
promosi bisnis mereka.
o. Blog pengejawantahan: fokus tentang objek di luar manusia, seperti
anjing.
p. Blog pengganggu (spam): digunkn untuk promosi bisnis affiliate, juga
dikenal sebagai splogs (Spam Blog).
Dalam penelitian ini menggunakan tipe blog pendidikan (educative
blog). Menggunakan media blog merupakan sebuah alternatif metode proses
belajar mengajar yang bersifat e-learning dan juga student centered (Sukiman,
2012: 251).
Blog juga menawarkan manfaat pendidikan yang signifikan bagi
siswa. Guru dapat mengarahkan siswa untuk fokus pada ide atau tulisan, atau
keduanya. Dengan demikian, siswa dapat mengembangkan kemampuan
analitisnya dan guru dapat belajar untuk menjadi penulis dan komunikator
yang lebih baik.
Berdasarkan hasil temuan M. Ilman Akbar et al (dikutip oleh Sukiman,
2012: 249-250) ada tiga metode yang dapat dilakukan untuk menggunakan
blog sebagai media pembelajaran, yaitu:
12
a. Blog guru sebagai pusat pembelajaran. Guru dapat menuliskan materi
pelajaran, tugas, maupun bahan diskusi di blognya, kemudian para peserta
didik bisa berdiskusi dan belajar bersama-sama di blog gurunya tersebut.
b. Blog guru dan murid yang saling berinteraksi. Guru yang telah memiliki
blog mengharuskan peserta didiknya untuk memiliki blognya masing-
masing, sebagai sarana mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh
gurunya.
c. Komunitas blogger pembelajar. Sebuah blog dijadikan pusat pembelajaran,
dengan guru-guru dan peserta didik dari berbagai sekolah bisa bergabung
dalam komunitas blog tersebut.
Sebelum memulai kelas dengan menggunakan media blogging, Huette
(2006: 4) mengatakan bahwa terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan,
antara lain:
a. Memulai blog pada setiap topik yang dipilih dan update secara teratur.
b. Memulai sebuah blog kelas dengan pengumuman sederhana, tugas
pekerjaan rumah, dan eksternal link.
c. Merekomendasikan siswa untuk membaca blog lain yang terkait. Mulailah
dengan menyediakan daftar terkait subjek dan meninjau kegiatan siswa.
d. Menyarankan siswa untuk menanggapi posting di blog yang sudah
dikembangkan.
e. Menugaskan siswa untuk membuat dan memelihara sebuah blog
kelompok.
f. Menugaskan setiap siswa untuk memulai dan mempertahankan blog
mereka sendiri pada subjek minat mereka yang berhubungan dengan kelas.
Huette (2006: 5) juga memaparkan keuntungan dari penggunaan blog
di ruang kelas, antara lain: 1) dapat mempromosikan berpikir kritis dan
analitis, 2) dapat mendorong berpikir kreatif, berpikir intuitif dan asosiasional,
3) dapat mendorong berpikir analogis, 4) berpotensi dalam meningkatkan
13
akses dan paparan untuk informasi yang berkualitas, dan 5)
mengkombinasikan interaksi soliter dan sosial.
Secara garis besar sebuah blog terdiri dari empat bagian, yaitu Navbar,
Header, Blog Post, dan Sidebar. Terkait dengan hal tersebut, berikut
penjelasan mengenai bagian-bagiannya.
a. Navbar
Navbar merupakan bagian blog yang terletak pada posisi paling atas
blog. Pada bagian ini terdapat tiga menu, yaitu New Post, Customize, dan Sign
Out. Keberadaan menu tersebut pada navbar berfungsi untuk mempermudah
dan mempercepat apabila ingin membuat post baru, mengedit elemen blog,
dan keluar dari blog.
b. Header
Header merupakan bagian dari blog yang terletak di bawah navbar.
Bagian ini menampilkan judul dan deskripsi blog. Tidak hanya mengubah
warna dan jenis font serta background header saja, tapi juga dapat
memasukkan image atau gambar pada bagian tersebut.
c. Blog Post
Bagian ini menampilkan post-post yang dipublikasikan dalam blog
baik berupa artikel, gambar, maupun video. Dibandingkan dengan bagian blog
lainnya, area untuk bagian ini lebih luas karena blog post merupakan inti dari
sebuah blog.
d. Sidebar
Sidebar merupakan bagian dari blog yang bersebelahan dengan blog
post. Bagian ini terletak di sisi kanan atau kiri blog post sesuai dengan
template yang dipilih. Secara default, elemen dari sidebar yang muncul adalah
about me dan blog archive. Akan tetapi, kita masih bisa menambahkan elemen
lain ke dalam bagian ini, misalnya seperti kalender, polling, slideshow, dan
sebagainya.
14
4. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran (instruction) merupakan suatu usaha untuk membuat
peserta didik belajar atau suatu proses kegiatan yang bertujuan untuk
membelajarkan peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran merupakan
usaha untuk menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar (Komsiyah,
2012: 3-4).
Menurut Ahmad (2012: 12) pembelajaran merupakan suatu proses
interaksi antara guru dan siswa yang berisi berbagai kegiatan yang bertujuan
agar terjadi proses belajar (perubahan tingkah laku) pada diri siswa. Perubahan
dalam hal ini adalah perubahan ke arah yang positif. Sadiman et al (2011: 7)
juga berpendapat bahwa pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana
dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam
diri siswa.
Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa
pembelajaran adalah suatu interaksi antara guru dan siswa yang bertujuan
untuk menciptakan kondisi agar terjadi proses belajar dalam diri siswa
tersebut.
Menurut Hardini & Puspitasari (2012: 160-161) mata pelajaran
matematika bertujuan agar siswa mempunyai kemampuan sebagai berikut:
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep
dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat,
efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
d. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
15
e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam
mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah.
5. Berpikir Analitis
Salah satu aspek kognitif dalam taksonomi Bloom yang menempati
urutan keempat setelah pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi adalah aspek
analisis. Kemampuan berpikir analitis merupakan suatu kemampuan dasar
yang harus dimiliki oleh siswa. Kemampuan berpikir analitis ini tidak
mungkin dicapai siswa apabila siswa tersebut tidak menguasi aspek-aspek
kognitif sebelumnya.
Menurut Sudjana (2009: 27) analisis adalah usaha memilah suatu
kesatuan menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarki atau
susunannya. Menurutnya analisis merupakan tipe hasil belajar yang kompleks
karena memanfaatkan unsur pengetahuan, pemahaman dan aplikasi.
Sanjaya (2011: 127) mengemukakan bahwa analisis merupakan
kemampuan menguraikan atau memecah suatu bahan pelajaran ke dalam
bagian-bagian atau unsur-unsur serta mencari hubungan antarbagian bahan
tersebut. Anderson & Krathwohl (2010: 120) juga berpendapat bahwa
kemampuan menganalisis adalah kemampuan memecah-mecah materi yang
diperoleh menjadi bagian-bagian kecil dan menentukan hubungan antarbagian
itu dan hubungan antara setiap bagian dan struktur atau tujuan
keseluruhannya.
Dari pengertian-pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
kemampuan analitis adalah kemampuan siswa untuk menguraikan atau
memisahkan suatu hal ke dalam bagian-bagiannya dan dapat mencari
keterkaitan antara bagian-bagian tersebut.
Dengan demikian, menganalisis adalah kemampuan memisahkan
materi (informasi) ke dalam bagian-bagiannya, mencari hubungan antara
bagian-bagiannya, mampu melihat (mengenal) komponen-komponennya,
16
bagaimana komponen-komponen itu berhubungan dan terorganisasikan,
membedakan fakta dari hayalan.
Dalam kemampuan analisis ini juga termasuk kemampuan dalam
menyelesaikan soal-soal yang tidak rutin, menemukan hubungan,
merumuskan dan menunjukkan benarnya suatu generalisasi, serta
membuktikan dan mengomentari bukti, tetapi baru dalam tahap analisis belum
dapat menyusun.
Daryanto (2010: 110-111) berpendapat bahwa kemampuan analisis
diklasifikasikan atas tiga kelompok, yaitu sebagai berikut:
a. Analisis unsur
Dalam analisis unsur diperlukan kemampuan merumuskan asumsi-
asumsi dan mengidentifikasikan unsur-unsur penting dan dapat
membedakan antara fakta dan nilai. Kata kerja operasional yang dapat
digunakan untuk mengukur kemampuan ini adalah membedakan,
menemukan, mengenal, membuktikan, mengklasifikasikan, mengakui,
mengkategorikan, menarik kesimpulan, menyebarkan, merinci, dan
menguraikan.
b. Analisis hubungan
Analisis jenis ini menuntut kemampuan mengenal unsur-unsur dan
pola hubungannya. Kata kerja operasional yang dapat dipakai untuk
mengukur kemampuan analisis jenis ini adalah menganalisis,
membandingkan, membedakan, dan menarik kesimpulan.
c. Analisis prinsip-prinsip yang terorganisasi
Jenis analisis ini menuntut kemampuan menganalisis pokok-pokok
yang melandasi tatanan suatu organisasi. Kata kerja operasional yang
dapat digunakan untuk mengukur kemampuan ini adalah menganalisis,
membedakan, menemukan, dan menarik kesimpulan.
Sesuai dengan salah satu tujuan dari mata pelajaran matematika yang
dikemukakan oleh Hardini & Puspitasari (2012: 160), yaitu memahami konsep
17
matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep atau algoritma secara
luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah, maka kemampuan
menganalisis sangat dibutuhkan. Dengan analisis, diharapkan seseorang
mempunyai pemahaman yang komprehensif dan dapat memilahkan integritas
menjadi bagian-bagian yang tetap terpadu.
Menurut Sudjana (2009: 27) kecakapan-kecakapan yang termasuk
klasifikasi berpikir analitis adalah sebagai berikut:
a. Dapat mengklasifikasikan kata-kata, frase-frase, atau pertanyaan-
pertanyaan dengan menggunakan kriteria analitik tertentu.
b. Dapat meramalkan sifat-sifat khusus tertentu yang tidak disebutkan
secara jelas.
c. Dapat meramalkan kualitas, asumsi, atau kondisi yang implisit atau
yang perlu ada berdasarkan kriteria dan hubungan materinya.
d. Dapat mengetengahkan pola, tatanan, atau pengaturan materi dengan
menggunakan kriteria seperti relevansi, sebab-akibat, dan peruntutan.
e. Dapat mengenal organisasi, prinsip-prinsip organisasi, dan pola-pola
materi yang dihadapi.
f. Dapat meramalkan sudut pandang, kerangka acuan, dan tujuan materi
yang dihadapi.
Contoh tujuan belajar untuk proses analisis dalam pembelajaran
matematika pada materi segi empat, misalnya siswa dapat membedakan sifat-
sifat antara bangun datar segi empat yang satu dengan yang lain; siswa dapat
mengklasifikasikan apa saja sifat-sifat dari sebuah bangun datar segi empat;
dan siswa dapat menemukan rumus mencari luas atau keliling bangun datar
segi empat jika diketahui bagian-bagiannya.
6. Teori Belajar yang Relevan
a. Teori Belajar Van Hiele
Dalam pengajaran geometri terdapat teori belajar yang
dikemukakan oleh Van Hiele (1954), yang menguraikan tentang tahap-
18
tahap perkembangan mental anak dalam geometri. Menurut Van Hiele ada
tiga unsur dalam pengajaran matematika yaitu waktu, materi pengajaran
dan metode pengajaran, jika ketiganya ditata secara terpadu maka akan
terjadi peningkatan kemampuan berpikir anak kepada tingkatan berpikir
yang lebih tinggi dari sebelumnya (Purwoko: 4-4).
Tahapan berpikir atau tingkat kognitif yang dilalui siswa dalam
pembelajaran geometri, menurut Van Hiele adalah sebagai berikut
(Sulistiani: 2012):
1) Level 0. Tingkat Visualisasi
Tingkat ini disebut juga tingkat pengenalan. Pada tingkat ini, siswa
memandang sesuatu bangun geometri sebagai suatu keseluruhan
(wholistic). Pada tingkat ini siswa belum memperhatikan
komponen-komponen dari masing-masing bangun. Dengan
demikian, meskipun pada tingkat ini siswa sudah mengenal nama
sesuatu bangun, siswa belum mengamati ciri-ciri dari bangun itu.
Sebagai contoh, pada tingkat ini siswa tahu suatu bangun bernama
jajargenjang, tetapi ia belum menyadari ciri-ciri bangun
jajargenjang tersebut.
2) Level 1. Tingkat Analisis
Tingkat ini dikenal sebagai tingkat deskriptif. Pada tingkat ini
siswa sudah mengenal bangun-bangun geometri berdasarkan ciri-
ciri dari masing-masing bangun. Dengan kata lain, pada tingkat ini
siswa sudah terbiasa menganalisis bagian-bagian yang ada pada
suatu bangun dan mengamati sifat-sifat yang dimiliki oleh unsur-
unsur tersebut. Sebagai contoh, pada tingkat ini siswa sudah bisa
mengatakan bahwa suatu bangun merupakan jajargenjang karena
bangun itu mempunyai empat sisi, sisi-sisi yang berhadapan sama
panjang dan sejajar
19
3) Level 2. Tingkat Abstraksi
Tingkat ini disebut juga tingkat pengurutan atau tingkat relasional.
Pada tingkat ini, siswa sudah bisa memahami hubungan antar ciri
yang satu dengan ciri yang lain pada suatu bangun. Sebagai contoh,
pada tingkat ini siswa sudah bisa mengatakan bahwa jika pada
suatu segiempat sisi-sisi yang berhadapan sejajar, maka sisi-sisi
yang berhadapan itu sama panjang. Di samping itu pada tingkat ini
siswa sudah memahami perlunya definisi untuk tiap-tiap bangun.
Pada tahap ini, siswa juga sudah bisa memahami hubungan antara
bangun yang satu dengan bangun yang lain. Misalnya siswa sudah
bisa memahami bahwa setiap persegi adalah juga persegipanjang,
karena persegi juga memiliki ciri-ciri persegipanjang.
4) Level 3. Tingkat Deduksi Formal
Pada tingkat ini siswa sudah memahami peranan pengertian-
pengertian pangkal, definisi-definisi, aksioma-aksioma, dan
terorema-teorema dalam geometri. Pada tingkat ini siswa sudah
mulai mampu menyusun bukti-bukti secara formal. Ini berarti
bahwa pada tingkat ini siswa sudah memahami proses berpikir
yang bersifat deduktif-aksiomatis dan mampu menggunakan proses
berpikir tersebut.
5) Level 4. Tingkat Rigor
Tingkat ini disebut juga tingkat metamatis. Pada tingkat ini, siswa
mampu melakukan penalaran secara formal tentang sistem-sistem
matematika (termasuk sistem-sistem geometri), tanpa
membutuhkan model-model yang konkret sebagai acuan. Pada
tingkat ini, siswa memahami bahwa dimungkinkan adanya lebih
dari satu geometri. Sebagai contoh, pada tingkat ini siswa
menyadari bahwa jika salah satu aksioma pada suatu sistem
geometri diubah, maka seluruh geometri tersebut juga akan
20
berubah. Sehingga, pada tahap ini siswa sudah memahami adanya
geometri-geometri yang lain di samping geometri Euclides.
Tingkat berpikir siswa dalam belajar geometri menurut teori Van
Hiele banyak bergantung pada isi dan metode pembelajaran. Oleh sebab
itu, perlu disediakan aktivitas-aktivitas yang sesuai dengan tingkat berpikir
siswa. Siswa SMP/MTs pada umumnya sudah sampai pada tahap berpikir
deduksi informal. Hal ini sesuai dengan pendapat van de Walle (1990:
270, dikutip oleh Sulistiani: 2012) yang menyatakan bahwa sebagian besar
siswa SMP/MTs berada pada antara tahap 0 (visualisasi) sampai tahap 2
(deduksi informal).
b. Teori Belajar Ausubel
Salah satu teori belajar yang berasal dari psikologi kognitif adalah
teori Advance Organizers yang dikemukakan oleh David Ausubel.
Menurut teori ini, siswa akan belajar dengan baik jika isi pelajaran
sebelumnya didefinisikan dan kemudian dipresentasikan dengan baik dan
tepat kepada siswa. Teori belajar advance organizers ini memberikan tiga
manfaat, yaitu: (1) menyediakan suatu kerangka konseptual untuk materi
yang akan dipelajari; (2) sebagai jembatan yang menghubungkan antara
yang sedang dipelajari dan yang akan dipelajari; (3) dapat membantu
siswa untuk memahami bahan belajar secara lebih mudah (Siregar &
Hartini, 2010: 33).
Ausubel mengatakan bahwa proses belajar terjadi jika seseorang
mampu mengasimilasikan pengetahuan baru. Dimana proses belajar itu
terjadi melalui tahap-tahap memperhatikan stimulus, memahami makna
stimulus, menyimpan dan menggunakan informasi yang sudah dipahami
(Budiningsih, 2008: 51).
Penggunaan advance organizers sebagai kerangka isi akan dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam mempelajari informasi baru,
karena merupakan kerangka dalam bentuk abstraksi atau ringkasan
21
konsep-konsep dasar tentang apa yang dipelajari, dan hubungannya
dengan materi yang telah ada dalam struktur kognitif siswa.
Adapun langkah-langkah pembelajaran menurut Ausubel adalah
sebagai berikut (Budiningsih, 2008: 50):
1) Menentukan tujuan pembelajaran.
2) Menentukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal,
motivasi, gaya belajar, dan sebagainya).
3) Memilih materi pelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa
dan mengaturnya dalam bentuk konsep-konsep inti.
4) Menentukan topik-topik dan menampilkannya dalam bentuk
advance organizer yang akan dipelajari siswa.
5) Mempelajari konsep-konsep inti tersebut, dan menerapkannya
dalam bentuk nyata/konkret.
6) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar.
Berdasarkan paparan tentang teori Van Hiele dan teori Ausubel, kedua
teori tersebut merupakan teori yang mendukung dalam penelitian ini, karena
dalam teori Van Hiele menguraikan tentang tahap-tahap perkembangan mental
anak dalam geometri. Hal tersebut sesuai dengan materi yang diambil dalam
penelitian ini, yaitu materi segi empat. Selain itu, teori belajar ini juga
mengungkapkan tentang tahapan berpikir atau tingkat kognitif yang dilalui
siswa dalam pembelajaran geometri, dimana dalam tahapan-tahapan tersebut
terdapat tahapan tingkat analisis yang berada pada tahap kedua. Dengan
demikian, hal tersebut sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian yaitu untuk melatih tingkat berpikir analitis siswa.
Sedangkan dalam teori Ausubel menyatakan bahwa proses belajar
terjadi jika seseorang mampu mengasimilasikan pengetahuan baru. Dimana
proses belajar itu terjadi melalui tahap-tahap memperhatikan stimulus,
memahami makna stimulus, menyimpan dan menggunakan informasi yang
sudah dipahami. Ini sangat sesuai dengan pembelajaran yang akan diterapkan
dalam penelitian ini yaitu dalam memahami materi segi empat siswa harus
22
terlebih dahulu memahami tentang segi tiga. Dimana materi segi tiga tersebut
nantinya akan diterapkan dalam materi segi empat.
7. Efektivitas
Efektivitas berasal dari kata efektif, yang artinya pengaruh atau akibat.
Hamdani (2011: 240) mengemukakan bahwa efektivitas adalah suatu keadaan
yang mengandung pengertian terjadinnya suatu efek atau akibat yang
dikehendaki dalam perbuatan.
Menurut Daryanto (2010: 57) efektivitas belajar adalah tingkat
pencapaian tujuan pembelajaran. Pencapaian tersebut berupa peningkatan
pengetahuan dan ketermpiln serta pengembangan sikap melalui proses
pembelajaran.
Sinambela (2008: 74) berpendapat bahwa pembelajaran dikatakan
efektif apabila siswa secara aktif dilibatkan dalam pengorganisasian dan
penemuan informasi (pengetahuan) serta keterkaitan informasi yang diberikan.
Jadi, siswa tidak hanya pasif menerima pengetahuan yang diberikan oleh guru.
Ketepatan (efektifitas) penggunaan metode pembelajaran bergantung
pada kesesuaian metode pembelajaran dengan beberapa faktor, yaitu tujuan
pembelajaran, meteri pembelajaran, kemampuan guru, kondisi siswa, sumber
atau fasilitas, situasi kondisi dan waktu (Hamdani, 2011: 83).
Menurut Guskey (1982) indikator efektifitas ditunjukkan dengan
adanya ketercapaian ketuntasan dalam prestasi belajar, adanya pengaruh yang
positif antara variabel bebas dengan variabel terikat dan adanya perbedaan
prestasi antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
Cara menentukan efektifitas adalah dengan menentukan transferbilitas
(kemampuan memindahkan) prinsip-prinsip yang dipelajari. Kalau tujuan
dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat dengan strategi tertentu dari
pada strategi yang lain, strategi itu efisien. Kalau kemampuan mentransfer
informasi atau skill yang dipelajari lebih besar dicapai melalui suatu strategi
tertentu dibandingkan strategi lain, strategi tersebut lebih efektif untuk
pencapaian tujuan (Hamdani, 2011: 55-56).
23
Adapun efektifitas dalam penelitian ini adalah keberhasilan penerapan
media pembelajaran berupa blog yang ditunjukkan dengan perolehan hasil
belajar kognitif siswa pada kelas eksperimen lebih baik dari pada hasil belajar
kognitif kelas kontrol yang ditinjau dari kemampuan berpikir analitis siswa.
8. Segi Empat
Uraian materi segi empat dikutip dari buku Nuharini (2008: 260-275).
a. Jajargenjang
Jajargenjang adalah segi empat
dengan sisi-sisi yang berhadapan sama
panjang dan sejajar serta sudut-sudut yang
berhadapan sama besar. Jajargenjang dapat
dibentuk dari segitiga dan bayangannya,
dengan pemutaran setengah putaran yang berpusat di titik tengah salah
satu sisinya.
1) Sifat-sifat jajargenjang
a. Mempunyai empat sisi, dengan sisi yang berhadapan sama
panjang dan sejajar.
b. Mempunyai empat sudut, sudut-sudut yang berhadapan sama
besar dan sudut-sudut yang berdekatan jumlahnya 180 .
c. Diagonalnya saling membagi dua sama panjang, berpotongan
di titik tengah.
d. Mempunyai empat simetri putar dan tidak mempunyai simetri
lipat.
e. Dapat menempati bingkainya tepat dengan dua cara.
2) Keliling dan luas jajargenjang
Berdasarkan gambar 1, maka keliling jajargenjang ABCD yaitu:
K = AB + BC + CD + AD = AB + BC + AB + BC = 2(AB + BC)
Adapun rumus luas jajargenjang adalah: L = alas tinggi = .
A
D C
B Gambar 1. Jajargenjang
24
b. Belah Ketupat
Belah ketupat adalah bangun datar segi
empat yang kedua pasang sisi yang berhadapan
sejajar dan sama panjang serta kedua diagonalnya
berpotongan saling tegak lurus. Belah ketupat
dapat dibentuk dari dua segitiga sama kaki
kongruen yang alasnya saling berimpit.
1) Sifat-sifat belah ketupat
a. Mempunyai empat sisi yang sama panjang dan sisi-sisi yang
berhadapan sejajar.
b. Kedua diagonal pada belah ketupat merupakan sumbu simetri
c. Mempunyai dua diagonal yang tidak sama panjang yang saling
berpotongan tegak lurus dan membagi dua sama panjang.
d. Pada setiap belah ketupat sudut-sudut yang berhadapan sama
besar dan dibagi dua sama besar oleh diagonal-diagonalnya.
e. Mempunyai dua simetri putar dan dua simetri lipat.
f. Dapat menempati bingkainya dengan empat cara.
2) Keliling dan luas belah ketupat
Perhatikan gambar 2. Jika belah ketupat mempunyai panjang
sisi s, maka keliling belah ketupat adalah:
K = AB + BC + CD + DA = s + s + s + s = 4
Pada gambar 2 menunjukkan belah ketupat ABCD dengan
diagonal-diagonal AC dan BD berpotongan di titik O.
Luas belah ketupat ABCD = Luas ABC + Luas ADC
=1
2 +
1
2
=1
2 +
=1
2
Gambar 2
Belah Ketupat
25
=1
2
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut:
Luas belah ketupat dengan diagonal-diagonalnya 1 dan 2 adalah
L =1
2 1 2
c. Layang-layang
Layang-layang adalah bangun datar segi
empat yang mempunyai dua pasang sisi sama
panjang dan sepasang sudut yang berhadapan
sama besar. Layang-layang dapat terbentuk
daridua segitiga sama kaki dengan alas sama
panjang dan berimpit.
1) Sifat-sifat layang-layang
a) Mempunyai empat sisi, dengan dua pasang sisi yang sama
panjang.
b) Mempunyai empat sudut, dengan sepasang sudut berhadapan
sama besar.
c) Mempunyai dua diagonal yang tidak sama panjang yang saling
berpotongan tegak lurus dengan salah satu diagonalnya
merupakan sumbu simetri.
d) Salah satu diagonal layang-layang membagi diagonal lainnya
menjadi dua bagian sama panjang.
e) Mempunyai satu simetri lipat dan tidak mempunyai simetri
putar.
f) Dapat menempati bingkainya dengan dua cara.
2) Keliling dan luas layang-layang
Keliling layang-layang pada gambar 3 adalah sebagai berikut:
Keliling (K) = AB + BC + CD + DA
= x + x + y + y
Gambar 3
Layang-layang
26
= 2 + 2
= 2( + )
Layang-layang pada gambar 3 dibentuk dari dua segitiga sama
kaki ABC dan ADC.
Luas layang-layang ABCD = Luas ABC + Luas ADC
=1
2 +
1
2
=1
2 +
=1
2
=1
2
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut:
Luas belah ketupat dengan diagonal-diagonalnya 1 dan 2 adalah
L =1
2 1 2
d. Trapesium
Trapesium adalah bangun datar segi empat yang mempunyai
sepasang sisi yang berhadapan sejajar.
Trapesium dapat dibedakan ke dalam tiga jenis, yaitu:
1) Trapesium siku-siku, adalah trapesium yang mempunyai dua buah
sudut siku-siku.
2) Trapesium sama kaki, adalah trapesium yang mempunyai sepasang
kaki yang sama panjang dan dua buah pasang sudut yang sama
besar.
3) Trapesium sebarang, adalah trapesium yang keempat sisinya tidak
sama panjang.
27
1) Sifat-sifat trapesium
Secara umum dapat dikatakan bahwa jumlah sudut yang
berdekatan di antara dua sisi sejajar pada trapesium adalah 180.
Trapesium sama kaki mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu:
Diagonal-diagonalnya sama panjang
Sudut-sudut alasnya sama besar
Dapat menempati bingkainya dengan dua cara
2) Keliling dan luas trapesium
Keliling trapesium ditentukan dengan cara yang sama seperti
menentukan keliling bangun datar yang lain, yaitu dengan
menjumlahkan panjang sisi-sisi yang membatasi trapesium.
Luas trapesium = 1
2
B. Kerangka Berpikir
Matematika mempunyai objek yang bersifat abstrak. Sifat abstrak inilah
yang menyebabkan banyak siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari materi
matematika. Sehingga hal tersebut dapat mengurangi minat dan motivasi siswa
dalam memahami konsep matematika. Oleh karena itu prestasi belajar matematika
kurang menggembirakan (Djazuli, 1999 dikutip oleh Hudojo). Hal ini menuntut
media yang tepat, yang mampu membantu siswa memahami konsep yang
diajarkan dan mampu mengatasi keberagaman kecepatan belajar dan gaya belajar
siswa, serta mengatasi keterbatasan yang ada pada guru.
A
D
B
C
t
a A B
D C
A B
D C
x x
Gambar 4
(Trapesium Siku-siku, Trapesium Sama Kaki, Trapesium Sebarang)
28
Penggunaan media akan menjadi lebih bermanfaat apabila guru berinovasi
dalam pembuatan media pembelajaran sesuai dengan keadaan di lapangan dan
karakteristik peserta didik (Santyasa, 2007: 10).
Dengan sistem pendidikan yang semakin maju dan didukung juga dengan
perkembangan teknologi, hal itu dapat dimanfaatkan untuk mencapai prestasi
belajar yang memuaskan. Penggunaan teknologi dalam proses belajar mengajar
akan meningkatkan efisiensi, meningkatkan motivasi, memfasilitasi belajar aktif,
menfasilitasi belajar eksperimental, konsisten dengan belajar yang berpusat pada
siswa, dan menuntun untuk belajar lebih baik (Suyanto, 2005).
Seiring dengan perkembangan teknologi internet dewasa ini di Indonesia
yang begitu pesat, sehingga memungkinkan mengembangkan pembelajaran
matematika berbantuan internet.
Menurut Sanjaya (2011: 222-223) pemanfaatan internet sebagai media
pembelajaran mengondisikan siswa untuk belajar secara mandiri. Siswa tidak
hanya berperan sebagai konsumen informasi saja, melainkan dapat berperan
sebagai seorang peneliti atau menjadi seorang analis. Mereka menganalisis
informasi yang relevan dengan tujuan pembelajaran.
Di dalam penelitian ini penulis menggunakan media yang berupa blog,
salah satu bagian dari internet. Dengan kemampuan blog yang bisa diakses kapan
saja dan dimana saja menjadikan blog dapat mengubah skenario pembelajaran
matematika yang membosankan karena keabstrakannya menjadi lebih menarik
dan menyenangkan bagi siswa. Dengan hal ini harapannya dapat menjadikan
pembelajaran lebih efektif dan bermakna.
Blog juga menawarkan manfaat pendidikan yang signifikan bagi siswa.
Guru dapat mengarahkan siswa untuk fokus pada ide atau tulisan, atau keduanya.
Dengan demikian, siswa dapat mengembangkan kemampuan analitisnya dan guru
dapat belajar untuk menjadi penulis dan komunikator yang lebih baik.
Berdasarkan permasalahan tersebut kerangka berfikir penelitian ini adalah
sebagai berikut:
29
Gambar 5. Kerangka berfikir penelitian
C. Produk yang Akan Dihasilkan
Jenis produk yang akan dihasilkan dalam penelitian ini adalah media
pembelajaran dalam bentuk blog. Posisi blog yang dikembangkan disini
menggunakan model pembelajaran web centric course atau penggunaan internet
yang memadukan antara belajar jarak jauh dan tatap muka (konvensional).
Materi Segi Empat
Perencanaan desain media pembelajaran matematika
dengan menggunakan media blogging
Validasi desain
Proses Belajar Mengajar
Kelas Eksperimen
Pembelajaran dengan menerapkan media
pembelajaran matematika dengan menggunakan
media blogging
Kelas Kontrol
Pembelajaran
konvensional
Hasil Belajar Kelas
Eksperimen
Hasil Belajar Kelas
Kontrol
1. Bagaimana mengembangkan media pembelajaran berupa blog yang
valid dalam pembelajaran matematika untuk melatih tingkat berpikir
analitis siswa pada materi segi empat?
2. Bagaimana hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran
berbantu media blogging?
3. Apakah hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran berbantu
media blogging lebih efektif daripada siswa yang menggunakan
pembelajaran konvensional dilihat dari tingkat berpikir analitisnya?
Revisi desain
30
Dalam pembelajaran ini, sebagian bahan ajar, diskusi, konsultasi,
penugasan, dan latihan disampaikan melalui internet, sedangkan ujian dan
sebagian konsultasi, diskusi, dan latihan dilakukan melalui tatap muka (Saud,
2009: 202). Dalam model ini pengajar bisa memberikan petunjuk pada siswa
untuk mempelajari materi pelajaran melalui web yang telah dibuatnya. Siswa juga
diberikan arahan untuk mencari sumber lain dari situs-situs yang relevan. Dalam
tatap muka, siswa dan pengajar lebih banyak berdiskusi tentang temuan materi
yang telah dipelajari siswa melalui internet tersebut.
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Evaluasi terhadap Media yang Ada
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian pengembangan media ajar berbantu blog ini dilaksanakan
pada tanggal 14 Mei 2013 - 2 Juni 2013 di kelas VII MTs Taqwiyatul Wathon
semester 2 tahun pelajaran 2012/2013.
2. Subjek Penelitian (Populasi dan Sampel)
Subjek uji coba pada tahap ini dilakukan oleh pakar terhadap
rancangan media pembelajaran sesuai dengan kriteria media pembelajaran
yang layak, yaitu satu orang guru mata pelajaran matematika dan satu guru
mata pelajaran TIK di MTs Taqwiyatul Wathon yang berspesifikasi minimal
lulusan Sarjana S-1 (Strata Satu) serta satu dosen matematika dan satu dosen
komputasi di IKIP PGRI Semarang.
3. Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk pengumpulan data pada penelitian tahap
ini adalah metode angket. Sudjana (2005: 8) mengemukakan bahwa metode
angket adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan daftar isian atau
daftar pertanyaan yang telah disiapkan sehingga calon responden hanya
tinggal mengisi atau menandainya dengan mudah dan cepat.
Angket diberikan kepada para ahli/pakar, baik ahli media maupun ahli
materi, serta para responden siswa sebagai pengguna untuk diisi dan
selanjutnya diserahkan kembali kepada peneliti.
Hasil angket para ahli digunakan untuk mengetahui apakah media
pembelajaran yang dikembangkan sudah valid (layak) untuk digunakan atau
belum. Sementara hasil angket responden siswa digunakan untuk mengetahui
dampak penggunaan media pembelajaran terhadap siswa, apakah dapat
menumbuhkan minat belajar siswa atau tidak.
32
4. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data pada tahap ini
ini adalah berupa lembar angket. Angket tersebut diberikan kepada para ahli
yang telah disebutkan. Ahli tersebut memvalidasi tentang media pembelajaran
yang dihasilkan yaitu berupa media blog, apakah sudah sesuai dengan
kegiatan pembelajaran pada silabus.
5. Analisis dan Interpretasi Data
Pada penelitian tahap ini, teknik analisis yang digunakan adalah teknik
analisis deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini, data kualitatif berupa
komentar dan saran perbaikan produk dari para ahli dan sampel responden
siswa yang nantinya akan dideskriptifkan secara deskriptif kualitatif untuk
merevisi produk yang akan dikembangkan.
Data kuantitatif skor penilaian yang diperoleh dari hasil pengisian
angket ahli media pembelajaran, ahli materi bidang studi, dan siswa dianalisis
dengan acuan yang diadaptasi dengan menggunakan skala Likert yang
nantinya akan dideskripsikan secara kualitatif. Skala yang digunakan dalam
penelitian pengembangan ini adalah lima skala, yaitu:
a. sangat sesuai (SS) dengan skor 5
b. sesuai (S) dengan skor 4
c. cukup sesuai (CS) dengan skor 3
d. kurang sesuai (KS) dengan skor 2
e. sangat kurang sesuai (SKS) dengan skor 1
Dalam penelitian pengembangan ini, skor penelitian dapat tercapai
apabila rata-rata penilaian dari tiap item indikator angket dalam kategori
tinggi. Indikator kategori untuk tiap item indikator angket dikatakan tinggi (T)
jika nilainya 3 dan dikatakan dalam kategori rendah (R) jika nilainya < 3.
Arikunto (2009: 265) mengemukakan bahwa untuk menganalisis data
dari angket dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
33
a. Langkah 1: Peneliti menjumlahkan tanda centang yang ada pada setiap
kolom untuk kemudian dicari besarnya persentase untuk masing-
masing kategori.
b. Langkah 2: Menjumlahkan banyaknya tanda centang pada setiap
kolom yang terdapat matriks alat bantu. Jumlah tersebut dibandingkan
dengan jumlah seluruh uraian materi kemudian dicari persentasenya.
c. Langkah 3: Menuliskan besarnya persentase dalam setiap kolom.
Dari langkah-langkah tersebut, dapat disimpulkan bahwa untuk
menghitung persentase dari masing-masing subjek dapat dituliskan sebagai
berikut:
00100
)(
tertinggibobotn
pilihantiapbobotjawabanPersentase
Keterangan: = jumlah
n = jumlah seluruh butir angket
Dari persentase yang telah diperoleh kemudian ditransformasikan ke
dalam kalimat yang bersifat kualitatif. Untuk menentukan kriteria dilakukan
dengan cara seperti tabel di bawah ini.
Tabel 1
Range Persentase dan Kriteria Kualitatif Program
No. Interval Kriteria
1. 81% - 100% sangat baik
2. 61% - 80% baik
3. 41% - 60% cukup
4. 21% - 40% kurang
5. 0% - 20% kurang sekali
(Riduwan, 2011: 89)
Pada uji ahli media pembelajaran dan materi, hasil persentase setiap
item dikatakan berhasil atau valid bila hasil yang berada pada rentang 81% -
34
100%, 61% - 80%, ataupun pada rentang 41% - 60% yaitu pada kriteria
sangat baik, baik, atau cukup.
6. Pembuatan Desain Produk
Dalam pengembangan media pembelajaran dalam bentuk blog ini,
peneliti menggunakan model rancangan sistem pembelajaran yang dirancang
dan dikembangkan oleh Dick & Carrey (2003, dikutip oleh Hamdani: 26-27).
Dalam model tersebut terdiri dari sepuluh langkah, yaitu sebagai berikut:
Adapun penjelasan dari kesepuluh angkah tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Identifikasi tujuan
Dalam tahap ini yang dilakukan adalah menentukan apa yang
diinginkan agar siswa dapat melakukannya setelah mereka menyelesaikan
program pengajaran. Dalam hal ini adalah penguasaan dan pemahaman
materi tentang segi empat secara mandiri oleh siswa serta kemampuan
berfikir analitis siswa dapat lebih meningkat.
Identifika-
si tujuan
Mengidentifika-
si tingkah laku
awal atau
karakteristik
siswa
Merumus-
kan tujuan
kinerja
Melakukan
analisis
instruksional
Merancang
dan
melakukan
evaluasi
formatif
Melakukan
revisi
instruksional
Mengembang-
kan dan
memilih
bahan
pengajaran
Mengembang-
kan strategi
pengajaran
Mengembang-
kan instrumen
Menulis
perangkat
Gambar 6.
Langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut Dick & Carrey
35
b. Melakukan analisis instruksional
Pada tahap ini peneliti melakukan analisis pembelajaran yang
mencakup keterampilan, proses, prosedur, dan tugas-tugas belajar yang
selama ini dilakukan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran.
c. Mengidentifikasi tingkah laku awal atau karakteristik siswa
Analisis pada tahap ini mencakup analisis kemampuan, sikap, dan
karakteristik pebelajar atau peserta didik dalam pembelajaran.
d. Merumuskan tujuan kinerja
Tujuan umum dari penelitian ini adalah siswa dapat menguasai dan
memahami materi tentang segi empat secara mandiri dan terarah. Adapun
tujuan khususnya yaitu kemampuan berfikir analitis siswa dalam hal
membedakan, mengidentifikasikan, menghubungkan, menunjukkan,
memisahkan, dan menyimpulkan tentang konsep segi empat dapat lebih
meningkat dari sebelumnya.
e. Mengembangkan instrumen
Mengembangkan instrumen assessment, yang secara langsung
berkaitan dengan tujuan operasional yang ingin dicapai dan juga instrumen
untuk mengukur perangkat produk atau desain yang dikembangkan. Untuk
mengukur tujuan operasional, peneliti menggunakan instrumen berupa tes
hasil belajar siswa. Sedangkan untuk mengukur perangkat produk atau
desain yang dikembangkan, peneliti menggunakan instrumen berupa
lembar angket.
f. Mengembangkan strategi pengajaran
Strategi pengajaran yang digunakan dalam penelitian dan
pengembangan ini adalah strategi pembelajaran dengan menerapkan media
pembelajaran matematika berupa media blog.
36
g. Mengembangkan dan memilih bahan pengajaran
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa strategi
pembelajaran dalam penelitian ini adalah menerapkan media pembelajaran
matematika berbantuan media blogging. Posisi blog yang dikembangkan
disini menggunakan model pembelajaran web centric course, atau
penggunaan internet untuk keperluan pembelajaran dimana sebagian
materi disampaikan melalui internet dan sebagian lagi melalui tatap muka.
Pemilihan model pembelajaran ini agar siswa yang masih mengalami
kesulitan dengan materi yang disampaikan melalui blog dapat bertanya
secara langsung kepada guru.
h. Menulis perangkat
Hasil-hasil yang didapatkan pada langkah sebelumnya dijadikan
dasar untuk membuat media yang dibutuhkan, dalam hal ini adalah media
pembelajaran berupa blog. Produk selanjutnya divalidasi dan diujicobakan
atau diimplementasikan di kelas.
i. Merancang dan melakukan evaluasi formatif
Proses evaluasi formatif disini terdiri dari tiga langkah, yaitu:
1) Uji coba prototype secara perorangan (one-to-one trying out). Uji
coba perorangan ini dilakukan untuk memperoleh masukan awal
tentang produk yang akan dikembangkan. Dalam uji coba pada
langkah ini, peneliti melakukannya kepada empat orang pakar,
yang terdiri dari dua orang pakar materi pembelajaran dan dua
orang pakar media pembelajaran, serta kepada lima orang
responden siswa. Setelah dilakukan uji coba perorangan,
selanjutnya produk direvisi.
2) Uji coba kelompok kecil (small group tryout). Dalam uji coba pada
langkah ini dilakukan kepada 10 sampel siswa kelas VII yang
dipilih dari kelas eksperimen. Hasil uji coba ini selanjutnya dipakai
untuk merevisi produk dan mengetahui keefektifan produk tersebut
37
dengan cara membandingkan hasil belajar antara kelas eksperimen
dan kelas kontrol.
3) Uji coba lapangan (field tryout). Uji coba pada tahap ini dilakukan
kepada siswa satu kelas dalam kelas eksperimen.
j. Melakukan revisi instruksional
Hasil validasi dan ujicoba pada langkah sebelumnya digunakan
sebagai dasar untuk memperbaiki produk dan untuk selanjutnya produk dapat
digunakan secara lebih luas.
7. Validasi Desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah
rancangan produk, dalam hal ini media pembelajaran berupa blog akan lebih
efektif dari yang lama atau tidak. Validasi disini masih bersifat penilaian
berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta di lapangan (Sugiyono, 2011:
414).
Validasi disini dilakukan dengan cara meminta pendapat dari pakar
atau ahli yang sudah berpengalaman sehingga kemudian dapat diketahui
kelemahan dan kekuatannya. Teknik yang digunakan adalah dengan
menggunakan metode angket.
B. Eksperimen Pengujian Produk
1. Subjek Penelitian (Populasi dan Sampel)
Subjek penelitian dalam penelitian dan pengembangan ini adalah
seluruh siswa kelas VII MTs Taqwiyatul Wathon. Populasi sebanyak 150
siswa yang terbagi dalam lima kelas yang terdiri dari:
Kelas VII A: 30 siswa
Kelas VII B: 30 siswa
Kelas VII C: 30 siswa
Kelas VII D: 30 siswa
Kelas VII E: 30 siswa
38
Selanjutnya diambil dua kelas sebagai kelas sampel, yaitu satu kelas
sebagai kelas eksperimen yang dikenai media blogging yaitu kelas VII A dan
satu kelas sebagai kelas kontrol yang dikenai model pembelajaran
konvensional yaitu kelas VII C. Sedangkan untuk kelas uji coba diambil satu
kelas yaitu kelas VII B. Dan pada uji coba produk tahap ini, sampel yang akan
digunakan hanyalah kelas eksperimen saja dengan perwakilan sampel
sebanyak 10 orang.
Sampel pada penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik
random sampling. Hal ini dilakukan setelah memperhatikan ciri-ciri antara
lain siswa mendapat materi berdasarkan kurikulum yang sama, siswa yang
dijadikan objek penelitian duduk di kelas yang sama dan pembagian kelas
tidak ada kelas unggulan.
2. Teknik Pengumpulan Data
Metode-metode yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu:
a. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu metode pengumpulan data dengan cara
mencari data mengenai hal-hal atau variabel-variabel yang berupa catatan,
transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger,
agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2006: 231).
Metode ini digunakan untuk memperoleh data nama siswa yang
akan menjadi sampel dalam penelitian ini dan untuk memperoleh data nilai
MID semester genap pelajaran matematika tahun pelajaran 2012/2013.
Data tersebut digunakan untuk mengetahui normalitas dan homogenitas
sampel.
b. Metode Tes
Metode tes digunakan untuk mengevaluasi kemampuan berpikir
analitis siswa sebelum dan setelah perlakuan. Evaluasi dilakukan pada
kelas eksperimen. Tes dilakukan sebelum dan setelah kelas eksperimen
dikenai perlakuan, yaitu penggunaan media blogging.
39
Sebelum dikenai perlakuan, siswa terlebih dahulu diberikan pretest
dengan tujuan untuk mengukur kemampuan awal siswa. Dan setelah
materi pelajaran diberikan pada siswa dengan menggunakan media
blogging, maka langkah berikutnya adalah pengukuran kemampuan
berfikir analitis siswa, yaitu dengan mengadakan posttest yang berisi
materi pokok bahasan segi empat.
Sebelum pretest dan posttest diberikan pada saat evaluasi, soal tes
terlebih dahulu diujicobakan di kelas uji coba. Jika terdapat butir-butir
yang tidak valid maka dilakukan perbaikan pada butir soal tersebut. Tes
yang sudah melewati tahap perbaikan dan valid, akan diberikan pada kelas
eksperimen.
c. Metode Angket
Angket ini digunakan untuk mengetahui respon siswa kelompok
kecil terhadap media pembelajaran blogging. Angket ini diberikan setelah
pembelajaran dengan menggunakan media blogging.
3. Instrumen Penelitian
Pada tahap ini, instrumen yang digunakan berupa lembar angket dan
tes yang terdiri dari 10 butir soal tes dengan durasi waktu 80 menit. Hasil tes
tersebut digunakan sebagai data akhir untuk membandingkan kemampuan
berfikir analitis siswa sebelum dan sesudah dikenai perlakuan, yaitu dengan
menggunakan media blogging.
4. Analisis dan Interpretasi Data
Analisis kegiatan uji coba produk pada tahap ini dilakukan dengan
menggunakan desain one-group pretest-posttest, yaitu sebagai berikut:
Gambar 7. Desain eksperimen one-group pretest-posttest
(Sugiyono, 2011: 415)
O1 O2 X
40
Keterangan: O1 : nilai sebelum menggunakan media blogging
O2 : nilai setelah menggunakan media blogging
X : perlakuan dengan menggunakan media blogging
Desain ini digunakan untuk menguji keefektifan produk pada sejumlah
siswa yang dikenai perlakuan, yaitu 10 sampel siswa dari kelas eksperimen.
Dalam uji coba ini, siswa tersebut akan diberi pretest dan posttest. Pretest
diberikan sebelum kelas diberi perlakuan, sedangkan posttest diberikan setelah
kelas diberi perlakuan. Diharapkan hasil postte