PENGEMBANGAN LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN METAKOGNISI DAN PENGUASAAN KONSEP IPA (Tesis) Oleh BERTIAYU CERIASARI PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER KEGURUAN IPA FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017
95
Embed
PENGEMBANGAN LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING UNTUK …digilib.unila.ac.id/29766/20/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018-01-11 · pengembangan lks berbasis discovery learning untuk
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGEMBANGAN LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN METAKOGNISI DAN
PENGUASAAN KONSEP IPA
(Tesis)
Oleh
BERTIAYU CERIASARI
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER KEGURUAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
ABSTRAK
PENGEMBANGAN LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN METAKOGNISI DAN
PENGUASAAN KONSEP IPA
Oleh
BERTIAYU CERIASARI
Penelitian ini bertujuan menghasilkan LKS berbasis discovery learning yang
memiliki validitas, kepraktisan, dan keefektifan yang tinggi dalam meningkatkan
kemampuan metakognisi dan penguasaan konsep siswa. Penelitian pengembangan
ini meliputi tiga tahap, yaitu studi pendahuluan, pengembangan dan pengujian.
Pengembangan model dimulai dari mendesain model sampai implementasi model.
Pengumpulan data penelitian menggunakan teknik observasi, angket, skala dan
tes. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan
kuantitatif. Data kualitatif berupa kemampuan guru dalam pengelolaan
pembelajaran, aktivitas siswa dalam pembelajaran, respon siswa terhadap
penggunaan LKS hasil pengembangan, dan kemampuan metakognisi siswa yang
dianalisis secara deskriptif, data kuantitatif berupa hasil tes penguasaan konsep
siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
1) Validitas LKS berbasis discovery learning untuk meningkatkan kemampuan
metakognisi dan penguasaan konsep IPA siswa telah memenuhi kriteria valid dan
layak digunakan; 2) Keterlaksanaan pembelajaran dengan LKS berbasis
discovery learning untuk meningkatkan kemampuan metakognisi dan penguasaan
konsep siswa memiliki kriteria sangat tinggi ditinjau dari keterlaksanaan dan
respon siswa; 3) Keefektivan LKS berbasis discovery learning untuk
meningkatkan kemampuan metakognisi dan penguasaan konsep siswa memiliki
kriteria yang tinggi ditinjau dari persentase rata-rata kemampuan metakognisi
kelas eksperimen 1 sebesar 76,63% kelas eksperimen 2 sebesar 74,82%, n-Gain
kelas eksperimen 1 sebesar 0,71 dan kelas eksperimen 2 sebesar 0,70, kemampuan
guru dalam mengelola pembelajaran pada kelas eksperimen 1 sebesar 79% dan
kelas eksperimen 2 sebesar 75%, serta aktivitas siswa dengan kriteria sangat
tinggi pada kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 yaitu sebesar 84,62% dan
82,85%.
Kata kunci: Discovery Learning, Kemampuan Metakognisi, Penguasaan konsep.
ABSTRACT
DEVELOPMENT OF DISCOVERY LEARNING STUDENT WORKSHEETS
TO INCREASE METACOGNITION ABILITY
AND CONCEPT MASTERY OF SAINS
By
BERTIAYU CERIASARI
The research aims was to develop student worksheets based on discovery learning
which were valid, practicable, and effective to improve metacognition ability and
concept mastery students. This research includes the development of three steps
namely preliminary study, the development of student worksheets and testing.
Model development starts from designing the model until implementation of the
model. Data collection using observation, questionnaires, scale and test. Data
analysis technique used qualitative and quantitative descriptive analysis.
Qualitative data in the form of the ability of teachers in mananging learning,
student activities in learning, students responses to the use of student worksheet
results of development, and ability metacognisi students who analyzed
descriptively, quantitative data in the form students mastery of concepts.
The results show that (1) the developed student worksheet based discovery
learning to improve the ability of metacognition and students mastery of concepts
was valid and fit for use; (2) Enforceability learning of the student worksheets
learning to improve the ability of metacognition and students mastery of concepts
is very high in terms of enforceability and students reponses; (3) The effectiveness
of student worksheet based discovery learning to improve the ability of metacognition
and students mastery of concepts has highly effectiveeness in terms of percentase
avarage of the ability of metacognition of experiment class 1 is 76,63% and
experiment class 2 is 74,82%, n-Gain of experiment class 1 is 0,71 and
experiment class 2 is 0,70, teachers ability to manage learning of experiment
class 1 is 79% and experiment class 2 is 75%, and student activity in learning is
very high in experiment class 1 and experiment class 2 are 84,62% and 82,85%.
Keywords: discovery learning, metacognition ability, mastery of concepts.
PENGEMBANGAN LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN METAKOGNISI DAN
PENGUASAAN KONSEP IPA
Oleh
BERTIAYU CERIASARI
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
MAGISTER PENDIDIKAN
Pada
Program Pascasarjana Magister Keguruan IPA
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER KEGURUAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
RIWAYAT HIDUP
Bertiayu Ceriasari dilahirkan di Tanjung karang Lampung
pada tanggal 9 Oktober 1980 sebagai anak ke-dua dari empat
saudara, dari pasangan bapak Parjono dan ibu Sutiawati.
Mengawali pendidikan formal di Sekolah Dasar Negeri 4
Bumi Agung kecamatan Tegineneng Lampung Selatan, diselesaikan pada tahun
1992, kemudian melanjutkan di SMP Negeri 1 Natar Lampung Selatan,
diselesaikan pada tahun 1995, tahun 1998 menyelesaikan pendidikan SMU Negeri
1 Natar Lampung Selatan. Tahun 2003 menyelesaikan S-1 Pendidikan Kimia
FKIP Universitas Lampung. Tahun 2014-2017 penulis menempuh pendidikan
Pascasarjana Magister Pendidikan di Keguruan IPA Universitas Lampung.
Tahun 2003 sampai sekarang penulis menjadi staf pengajar di SMP Titipasan
Masgar Pesawaran dan tahun 2005 sampai 2007 penulis menjadi staf pengajar di
SMA Muhammadiyah Wonorejo kec. Tegineneng Pesawaran. Tahun 2007
sampai sekarang menjadi guru tetap IPA di SMP Negeri 15 Pesawaran Kabupaten
Pesawaran Propinsi Lampung.
MOTTO
„‟Barang siapa menginginkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat
maka haruslah memiliki banyak ilmu”
(HR. Ibnu Asakir)
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan
orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajad, dan
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”
(Al-Mujadillah:11)
PERSEMBAHAN
بسم اهلل الرحمن الرحيم
Tesis ini penulis persembahkan untuk: Suamiku, anak-anakku,
dan para orang tuaku tersayang.
SANWACANA
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan “Tesis” yang berjudul:
“Pengembangan LKS berbasis discovery learning untuk meningkatkan kemampuan
metakognisi dan penguasaan konsep IPA.”
Tesis ini diajukan pada Program Pascasarjana Universitas Lampung (Unila) untuk
memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Keguruan IPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program
Pascasarjana Universitas Lampung. Tesis ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya
peran dan bantuan serta masukan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu dengan penuh
rasa syukur dan kerendahan hati pada kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas
Lampung.
2. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Bapak Prof. Dr.Sudjarwo, M.S., selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Lampung.
4. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku ketua jurusan Pendidikan MIPA.
5. Bapak Dr. Sunyono, M.Si., selaku Pembimbing Akademik dan Pembimbing I,
atas kesediaannya dan motivasi yang diberikan dalam membimbing kepada
penulis selama menyelesaikan tesis ini.
6. Ibu Dr. Ratu Betta Rudibyani, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Kimia dan selaku pembimbing II yang telah dengan sabar memberikan
bimbingan, masukan dan saran dalam proses penyelesaian tesis ini.
7. Bapak Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku Ketua Program Studi Magister
Keguruan IPA dan selaku penguji 1 yang telah memberikan masukan dan
saran-saran kepada penulis dalam proses penyusunan tesis ini.
8. Bapak Dr. I Wayan Distrik, M.Si., selaku penguji 2 yang telah memberikan
masukan dan saran-saran kepada penulis dalam proses penyusunan tesis ini.
9. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Wakil Dekan dan sekaligus
validator/uji ahli, terimakasih atas saran yang diberikan.
10. Bapak Moh. Farham Fahmi, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SMP N 15
Pesawaran dan keluarga besar SMPN 15 Pesawaran atas dukungannya.
11. Seluruh keluargaku dan sahabat-sahabatku mahasiswa magister keguruan
IPA angkatan satu, terimakasih atas dukungan dan kebersamaan kalian.
Akhir kata, penulis mendoakan semoga Allah SWT membalas budi baik semua
pihak di atas, dan semoga tesis ini bermanfaat.
Amin ya Robbal „alamin...
Bandar Lampung, 8 November 2017
Penulis
Bertiayu Ceriasari
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ...................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ iv
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ v
SURAT PERNYATAAN................................................................................. vi
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... vii
MOTTO ........................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ............................................................................................ ix
SANWACANA ................................................................................................ x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi
Siswa dihadapkan pada sesuatuyang menimbulkankebingungannya, kemudiandilanjutkan untuk tidak memberigeneralisasi, agar timbulkeinginan untuk menyelidikisendiri.
Guru memulai kegiatanpembelajaran denganmengajukan pertanyaan,anjuran membaca buku, danaktivitas belajar lainnya yangmengarah pada persiapanpemecahan masalah
Guru memberi kesempatankepada siswa untukmengidentifikasi sebanyakmungkin masalah yangrelevan dengan bahanpelajaran.
3. Data collection(pengumpulandata).
Siswa mengumpulkan berbagaiinformasi yang relevan,membaca literatur, mengamatiobjek, wawancara dengan narasumber, melakukan uji cobasendiri dan sebagainya sehinggasecara tidak disengaja siswamenghubungkan masalahdengan pengetahuan yang telahdimiliki
Guru memberikan kesempatankepada siswa untukmengumpulkan berbagaiinformasi yang relevan.
4. Data processing(pengolahan data)
Siswa mengolah data daninformasi yang telah diperoleh laluditafsirkan sehingga siswamemperoleh generalisasi danpengetahuan baru tentangalternatif jawaban/ penyelesaianyang perlu mendapatpembuktian secara logis
Guru memberikan kesempatankepada siswa untuk mengolahdata dan informasi yang telahdiperoleh.
18
Tabel 1. Lanjutan
Sintaks DiscoveryLearning
Aktivitas Siswa Aktivitas Guru
5. Verification(pembuktian)
Siswa memeriksa secara cermatuntuk membuktikan benar atautidaknya hipotesis yangditetapkan dengan temuanalternatif, dihubungkan denganhasil data yang telah diolah
Guru memberikan kesempatankepada siswa untukmenemukan suatu konsep,teori, aturan atau pemahamanmelalui contoh-contoh yang iajumpai dalam kehidupannya.Berdasarkan hasil pengolahandan tafsiran, atau informasiyang ada, pernyataanterdahulu itu kemudian dicek,apakah terjawab atau tidak,apakah terbukti atau tidakpernyataan atau hipotesis.
6. Generalization(menarikkesimpulan/generalisasi)
Siswa menarik kesimpulan yangdapat dijadikan prinsip umumdan berlaku untuk semuakejadian atau masalah yangsama, dengan memperhatikanhasil verifikasi.
Guru memberikan kesempatanpada siswa untuk membuatkesimpulan.
Sumber: Kemendikbud 2014
Menurut Kemendikbud (2014) langkah-langkah dalam mengaplikasikan model
discovery learning di kelas adalah sebagai berikut:
(1) Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini peserta didik dihadapkan pada sesuatu yang
menimbulkan kebingungan, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi
jawaban agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Guru dapat
memulai kegiatan pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan, anjuran
membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan
pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan
19
kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu peserta
didik dalam mengeksplorasi materi ajar.
(2) Problem statement (Identifikasi Masalah)
Pada langkah ini guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan
dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan
dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah.
Berdasarkan permasalahan yang dipilih, peserta didik merumuskan
pertanyaan atau hipotesis, yakni pernyataan sebagai jawaban sementara atas
pertanyaan yang diajukan.
(3) Data collection (Pengumpulan Data)
Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada
para peserta didik untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang
relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis. Tahap ini
berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya
hipotesis. Dengan demikian, peserta didik diberi kesempatan untuk
mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang relevan, membaca
literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji
coba sendiri dan sebagainya. Konsekuensi dari tahap ini adalah peserta didik
belajar secara aktif untuk menemukan sesuatu yang berhubungan dengan
permasalahan yang dihadapi, dengan demikian secara tidak disengaja peserta
didik menghubungkan masalah dengan pengetahuan yang telah dimiliki.
20
(4) Data processing (Pengolahan Data)
Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah
diperoleh para peserta didik baik melalui wawancara, observasi, dan
sebagainya, lalu ditafsirkan.
(5) Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini peserta didik melakukan penyelidikan untuk membuktikan
benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif,
dihubungkan dengan hasil data processing. Verification, menurut Bruner,
bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan suatu
konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai
dalam kehidupannya. Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau
informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan
terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti
Penggunaan rumus alfa Cronbach digunakan dengan alasan bahwa perhitungan
tersebut mudah dilakukan dan merupakan prosedur yang lazim untuk
memperkirakan reliabilitas dari segi konsistensi internal tes berdasarkan korelasi
antar item. Penafsiran reliabilitas menggunakan kriteria penafsiran Arikunto (2002)
sebagaimana dinyatakan dalam Tabel 8.
Tabel 8. Kriteria Koefisien Reliabilitas
Koefisien Reliabilitas Keterangan
0,80 < rtt ≤1,00 Sangat tinggi
0,60 < rtt≤0,80 Tinggi
0,40 < rtt≤0,60 Sedang
0,20 < rtt≤0,40 Rendah
0,00 < rtt≤0,20 Sangat rendah
2 2
21t t
ttt
S Snr
n S
58
4. Analisis Data Tahap Pengujian/Implementasi
a. Analisis Kepraktisan
Analisis kepraktisan LKS yakni dengan menggunakan keterlaksanaan
pembelajaran dan respon siswa terhadap LKS yang diberikan.
1) Teknik analisis data lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran
Keterlaksanaan pembelajaran diukur melalui observasi terhadap
keterlaksanaan pembelajaran. Untuk analisis keterlaksanaan pembelajaran,
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
(a) Menghitung jumlah skor yang diberikan oleh pengamat untuk setiap
aspek pengamatan, kemudian dihitung persentase ketercapaian
dengan rumus:
% Ji = (ΣJi / N) x 100%
Keterangan :%Ji = Persentase ketercapaian dari skor ideal untuk setiap aspekpengamatan pada pertemuan ke-iΣJi = Jumlah skor setiap aspek pengamatan yang diberikan olehpengamat pada pertemuan ke-iN = Skor maksimal (skor ideal)
(b) Menghitung rata-rata persentase ketercapaian untuk setiap aspek
pengamatan dari dua orang observer.
(c) Menafsirkan data dengan kriteria ketercapaian pelaksanaan
pembelajaran diukur melalui observasi terhadap pengelolaan
pembelajaran. Untuk analisis pengelolaan pembelajaran, dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
60
(a) Menghitung jumlah skor yang diberikan oleh pengamat untuk setiap
aspek pengamatan, kemudian dihitung persentase ketercapaian dengan
rumus:
% Ji = (ΣJi / N) x 100%
Keterangan :%Ji = Persentase ketercapaian dari skor ideal untuk setiap aspekpengamatan pada pertemuan ke-iΣJi = Jumlah skor setiap aspek pengamatan yang diberikan olehpengamat pada pertemuan ke-iN = Skor maksimal (skor ideal)
(b) Menghitung rata-rata persentase ketercapaian untuk setiap aspek
pengamatan dari dua orang observer.
(c) Menafsirkan data dengan kriteria ketercapaian pelaksanaan
Analisis data penguasaan konsep siswa menggunakan hasil tes penguasaan
konsep IPA. Hasil peningkatan penguasaan konsep diperoleh dari nilai
pretes dan postes. Dari hasil pretes dan postes kemudian dihitung n-Gain
untuk mengetahui sejauh mana peningkatan penguasaan konsep siswa.
n-Gain dapat dicari dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh
Hake (2002) dengan rumus:
61
Kriteria n-Gain hasil peningkatan penguasaan konsep dapat dilihat pada
tabel 10.
Tabel 10. Kriteria n-Gainn-Gain Kriteria
0,3 Rendah
0,3 < gain <0,7 Sedang
≥ 0,7 Tinggi
3) Analisis data lembar observasi aktivitas siswa
Aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung diukur dengan
menggunakan lembar observasi oleh observer. Analisis deskriptif
terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut.
(a) Menghitung persentase aktivitas siswa untuk setiap pertemuan dengan
rumus:
Fa
% Pa = x 100% (Sunyono, 2014)Fb
Keterangan :Pa = Persentase aktivitas siswa dalam belajar di kelas.Fa = Frekuensi rata-rata aktivitas siswa yang muncul.Fb = Frekuensi rata-rata aktivitas siswa yang diamati.
(b) Menghitung jumlah persentase aktivitas siswa yang relevan dan yang
tidak relevan dengan pembelajaran untuk setiap pertemuan dan
menghitung rata-ratanya, kemudian menafsirkan data dengan
menggunakan kriteria sebagaimana Tabel 9.
62
4) Analisis data skala metakognisi
Teknis analisis data skala metakognisi menggunakan cara sebagai berikut:
(a) mengkode atau klasifikasi data, bertujuan untuk mengelompokkan
jawaban berdasarkan pertanyaan skala.
(b) melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan
untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap
jawaban berdasarkan pertanyaan angket dan banyaknya responden
(pengisi angket)
(c) memberi skor jawaban responden.
Tabel 11. Penskoran pada Skala Metakognisi
No. Pilihan Jawaban SkorPernyataan
Positif
Skorpernyataan
Negatif
1. Sangat Setuju (SS) 5 1
2. Setuju (S) 4 2
3. Ragu-ragu (R) 3 3
4. Tidak Setuju (TS) 2 4
5. Sangat Tidak Setuju (ST) 1 5
(d) mengolah jumlah skor jawaban responden
Pengolahan jumlah skor (∑S) jawaban angket adalah sebagai berikut:
1) Skor untuk pernyataan sangat setuju (SS)
a. pernyataan positif : skor = 5 x jumlah responden
b. pernyataan negatif : skor = 1 x jumlah responden
63
2) Skor untuk pernyataan setuju (S)
a. pernyataan positif : skor = 4 x jumlah responden
b. pernyataan negatif : skor = 2 x jumlah responden
3) Skor untuk pernyataan ragu ragu (R)
a. pernyataan positif : skor = 3 x jumlah responden
b. pernyataan negatif : skor = 3 x jumlah responden
4) Skor untuk pernyataan tidak setuju (TS)
a. pernyataan positif : skor = 2 x jumlah responden
b. pernyataan negatif : skor = 4 x jumlah responden
5) Skor untuk pernyataan sangat tidak setuju (STS)
a. pernyataan positif : skor = 1 x jumlah responden
b. pernyataan negatif : skor = 5 x jumlah responden
(e) menghitung persentase jawaban angket pada setiap item dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
%Xin = ∑S / Smaks x 100 % (Sudjana, 2005)
Keterangan :%Xin = persentase jawaban angket-i∑S = Jumlah skor jawabanSmaks = Skor maksimum yang diharapkan
(f) menghitung rata-rata persentase untuk mengetahui tingkat kemampuan
metakognisi dengan rumus sebagai berikut:
% Xi =∑% Xin/n (Sudjana, 2005)
Keterangan:% X = rata-rata persentase angket-I∑% Xin = jumlah persentase angket –iN = jumlah butir soal
64
(g) menvisualisasikan data untuk memberikan informasi berupa data
temuan dengan menggunakan analisis data non statistik yaitu analisis
yang dilakukan dengan cara membaca tabel-tabel, grafik-grafik atau
angka-angka yang tersedia (Marjuki, 1997).
(h) menafsirkan presentase skala secara keseluruhan dengan menggunakan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan:
1. Validitas LKS berbasis discovery learning untuk meningkatkan kemampuan
metakognisi dan penguasaan konsep IPA siswa telah memenuhi kriteria valid dan
layak digunakan.
2. Keterlaksanaan pembelajaran dengan LKS berbasis discovery learning untuk
meningkatkan kemampuan metakognisi dan penguasaan konsep siswa memiliki
kriteria sangat tinggi. Hasil ini dilihat dari keterlaksanaan pembelajaran sangat
sesuai dengan sintak pembelajaran discovery learning, keterkaitan dengan sistem
sosial dan prinsip reaksi, serta respon siswa yang sangat tinggi dalam
pembelajaran.
3. LKS berbasis discovery learning hasil pengembangan memiliki efektivitas yang
sangat tinggi ditunjukkan dengan kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran dan aktivitas siswa yang sangat tinggi, serta meningkatnya
kemampuan metakognisi dan penguasaan konsep siswa.
112
B. Saran
Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan, maka disarankan hal-hal
berikut:
1) LKS berbasis discovery learning dapat digunakan oleh guru sebagai bahan
ajar dalam meningkatkan kemampuan metakognisi dan penguasaan konsep
siswa.
2) Bagi pengembang yang selanjutnya, LKS berbasis discovery learning
dapat digunakan dalam peningkatan keterampilan-keterampilan belajar
siswa lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, L., 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Penerbit: Balai PustakaIndonesisa. Jakarta.
Anderson, W.L dan Krathwohl, D.R. 2010. Kerangka Landasan untukPembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Pustaka Belajar. Yogyakarta.
Aprilianti, N. F. F., & Sugiarto, B. (2014). Penerapan Model PembelajaranInduktif untuk Melatih Keterampilan Metakognitif Siswa pada MateriLarutan Penyangga (Implementation of Inductive Learning odel forStudent’s Metacognitive Skills on Buffer Material). UNESA Journal ofChemical Education, 3(2).
Arikunto, S. 2002. Metodologi Penelitian. Penerbit: Rineka Cipta. Jakarta.
Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Rineka Cipta. Jakarta.
Arsyad, A. 2011. Media Pembelajaran. PT. Rajagrafindo Persada. Jakarta.
Astuti, Y., & Setiawan, B. (2013). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS)Berbasis Pendekatan Inkuiri Terbimbing Dalam Pembelajaran KooperatifPada Materi Kalor. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 2(1).
Aurah, C., Keaikitse, S., Isaacs, C., & Fincii, H. (2011). The role of metacognitionin everyday problem solving among primary students in Kenya. Probl.Educ, 21, 9-21.
Balim, A., G. (2009). The Effects of Discovery Learning on Students Success andInquiry Learning Skills. Egitim Arastirmalari-Eurasian Journal ofEducational Research, 35, 1-20.
Bimo, D. S. (2013). Penerapan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) DiscoveryBerorientasi Keterampilan Proses Sains untuk Meningkatkan Hasil BelajarIPA. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia (Indonesian Journal of ScienceEducation), 2(2).
114
Bloom, B.S., et. al. 1968. “Learning for Mastery.” Topical papers and Reprints.No.1. (Online). In Site:http://ruby.fgcu.edu/courses/ikohn/summer/PDFfilesLearnMastery2.pdf. Diakses: 25 Februari 2013.
Borg, Walter. And Gall, Meredith D. 1989. Educational Research: AnIntroduction, Fifth Edition. New York: Longman Group ltd.
Celikler, D. 2010. Thr effect of Worksheets Developed for TheSubject of Chemical Compounds on Student Achievement andPermanent Learning. Educational Research Association theInternational Journal of Research in Teacher Education. Vol. 1 (1):42-51pp.
Corebima, A. D. (2009). Metacognitive Skill Measurement Integrated InAchievement Test. State University of Malang.
Dahar, R.W. 1998. Teori-Teori Belajar. Diterbitkan oleh: Depdikbud. Jakarta
Depdiknas. (2006). Kurikulum tingkat satuan pedidikan untuk SMP dan MTs.Jakarta : Depdiknas
Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas). 2008. Panduan PengembanganBahan Ajar. Jakarta.
Ducha, N., Masithussyifa, R. K. A., & Ibrahim, M. (2012). PengembanganLembar Kegiatan Siswa (LKS) Berorientasi Keterampilan Proses padaPokok Bahasan Sistem Pernapasan Manusia. Jurnal Pendidikan UnesaIPA, 1(1), 7-10.
Erryanti, M. R., & Poedjiastoeti, S. (2013). Lembar Kerja Siswa (LKS)Berorientasi Keterampilan Proses Materi Zat Aditif Makanan untuk SiswaTunarungu SMALB-B. UNESA Journal of Chemical Education, 2(1), 51-58.
Fisher, R. (1998). Thinking about thinking: Developing metacognition inchildren. Early Child Development and Care, 141(1), 1-15.
Fitri, M. (2015). Pengaruh Model pembelajaran Discovery learning terhadap HasilBelajar Siswa pada Materi pokok Suhu dan Kalor. INPAFI (InovasiPembelajaran Fisika), 3(2).
Gijlers, H., & De Jong, T. (2005). The relation between prior knowledge andstudents' collaborative discovery learning processes. Journal of researchin science teaching, 42(3), 264-282.
Hai-Jew, S. 2008. Scaffolding Discovery Learning Spaces. Merlot Journal ofOnline Learning and Teaching. Vol. 4 (4), 533-548.
115
Hake, R. R. 2002. Relationship of Individual Student Normalized LearningGains in Mechanicswith Gender, High-School Physics, and Pretest Scoreson MathematicsAndSpatial Visualization.Indiana University (Emeritus),24245 Hatteras Street,Woodland Hills, CA 91367<[email protected]>
Hammer, D. (1997). Discovery learning and discovery teaching. Cognition andinstruction, 15(4), 485-529.
Hermanto, F., Prastiwi, M. S., & Rosdiana, L. (2014). Pengembangan LKS IPADiscovery Berdasarkan Kurikulum 2013 Materi Mitigasi Bencana UntukSiswa Kelas VIII SMP. Jurnal Mahasiswa Teknologi Pendidikan, 2(02).
Holzer, S. M., & Andruet, R. H. (2000). Active Learning in theClassroom. Journal of Virginia Polytechnic Institute and State University,1-10.
Indarti, Suyudi, A., dan Yogiharti, C.I. (2014). Pengaruh model discoverylearning terhadap kemampuan memecahkan masalah siswa kelas XSMAN 8 Malang. Universitas Negeri Malang.
Indriyani, R.I. (2013). Pengembangan LKS Fisika Berbasis Siklus Belajar(Learning Cycle) 7E untuk meningkatkan hasil belajar danmengembangkan kemampuan berpikir kritis pada siswa SMA kelas Xpokok bahasan elektromagnetik. Tesis. Universitas Ahmad DahlanYogyakarta.
Iskandar, S. M. (2016). Pendekatan Keterampilan Metakognitif dalamPembelajaran Sains di Kelas. ERUDIO (Journal of EducationalInnovation), 2(2), 13-20.
Jayapraba, A. P. D. G. (2013). Metacognitive instruction and CooperativeLearning Strategis FOR Promoting Insightfull Science. InternationalJournal on New Trends in Education & their Implications (IJONTE), 4(1).
Joolingen, V. W. 1999. “Cognitive Tools for Discovery learning ”. InternationalJournal of Artificial Intelligence in Education , Volume 10. Hal 385-397.
Kayashima, M., & Inaba, A. (2003). The model of metacognitive skill and how tofacilitate development of the skill. Int. C. Computers in Education,Hongkong, 277-285.
Kemendikbud 2014. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013.Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kemendikbud. 2014. Model Discovery Learning: Lampiran III: PermendikbudNomor 58 Tahun 2014. Jakarta: Tidak diterbitkan.
116
Khazaal, H.F. 2015. Problem Solving Method Based on E-Learning System forEngineering Education. Jurnal of College Teaching & Learning, XII (1),1-12
Kurnianto, H., Masykuri, M., & Yamtinah, S. (2015). Pengaruh ModelPembelajaran Discovery Learning Disertai Lembar Kegiatan Siswa (Lks)Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Materi Hidrolisis Garam Kelas XiSma Negeri 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2014/2015. JurnalPendidikan Kimia, 5(1), 32-40.
Lestari, A., & Azizah, U. (2012). Development Of Science-Chemitry StudentWorkheet Oriented Somatic, Auditory, Visual, And Intellectual (SAVI) InThe Topic Matter Changes For Junior High School. Unesa Journal ofChemical Education. Diakses melalui http://ejournal. unesa. ac. id/index.php/journal-of-chemical-education/article/view/153. html. Padatanggal, 16.
Livingston, J.A. 1997. Metacognition: An Overview. http://www.gse.buffalo.edu/fas/shuel/cep564/metacog.htm.
Lubis, M. (2016). Peningkatan Aktivitas dan Kompetensi Belajar IPA Siswadengan Menggunakan Model Pembelajaran Discovery LearningBerbantuan LKS di Kelas VII MTs. Muhammadiyah 22. EKSAKTA:Jurnal Penelitian dan Pembelajaran MIPA, 1(1).
Mahmoud, P., & Abdel-Rahman, A. R. K. (2014). The Effect of Using DiscoveryLearning Strategy in Teaching Grammatical Rules to first year GeneralSecondary Student on Developing Their Achievement and MetacognitiveSkills. International Journal of Innovation and Scientific Research, 5(2),146-153.
Marzuki. 1997. Metodologi Riset. Fakultas Ekonomi. UII. Jogyakarta.
Maulana, R., Helms-Lorenz, M., & van de Grift, W. (2015). Development andEvaluation of a Questionnaire Measuring Pre-Service Teachers’ TeachingBehaviour: A Rasch Modelling Approach. School Effectiveness andSchool Improvement, 26(2), 169-194.
Musfiroh, U., Susantini, E., & Kuswanti, N. (2012). Pengembangan ModulPembelajaran Berorientasi Guided Discovery Pada Materi SistemPeredaran Darah. Jurnal BioEdu 1 (2).
Nam, A.L. 2007. Persepsi Pelajar Pelbagai Gaya Pembelajaran terhadapPenerapan Strategi Metakognitif Guru. Disertasi. Universiti TeknologiMalaysia.
117
Nieveen. 2007. An Introduction to Educational Design Research.Proceedings of the seminar conducted at the East China NormalUniversity. Shanghai (PR China), November 23-26, 2007.
Njoo, M., & De Jong, T. (1993). Exploratory learning with a computer simulationfor control theory: Learning processes and instructional support. Journalof research in science teaching, 30(8), 821-844.
Nworie, J. (2014). Developing and Sustaining Instructional and TechnologicalInnovations in Teaching and Learning. Journal of Applied LearningTechnology, 4(4).
OECD. 2015. PISA 2015. Assessment and Analytical Frame Work:Mathematics, Reading, Science, Problem Solving and Financial Literacy.OECD Publishing.
Oktafianto, W. R. (2014). Keefektifan Pembelajaran Praktikum IPA BerbantuLKS Discovery untuk Mengembangkan Keterampilan Proses Sains.Unnes Physics Education Journal, 3(1).
Onu, V. C., Eskay, M., Igbo, J. N., Obiyo, N., & Agbo, O. (2012). Effect ofTraining in Math Metacognitive Strategy on Fractional Achievement ofNigerian Schoolchildren. Online Submission.
Putra, I. K. D. D. (2012). Pengembangan Perangkat Model PembelajaranMetakognitif Berpendekatan Pemecahan Masalah dalam UpayaMeningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Matematika Bagi Siswa SMPKelas VII. Jurnal Pendidikan Matematika, 1(1).
Putrayasa, I. M., Syahruddin, S. P., & Margunayasa, I. G. (2014). PengaruhModel Pembelajaran Discovery Learning dan Minat Belajar terhadap HasilBelajar IPA Siswa. MIMBAR PGSD, 2(1).
Ratumanan, T.G., 2003. “Pengembangan Model Pembelajaran Interaktif denganSetting Kooperatif (Model PISK) dan Pengaruhnya terhadap Hasil BelajarMatematika Siswa SLTP di Kota Ambon.” Disertasi Doktor. ProgramPascasarjana Universitas Negeri Surabaya.
Rohim, F., & Susanto, H. (2012). Penerapan Model Discovery Learning padapembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif.Unnes Physics Education Journal,1(1).
Rudyanto, H. E. (2016). Model Discovery Learning dengan Pendekatan SaintifikBermuatan Karakter untuk Meningkatkan Kemampuan BerpikirKreatif. Premiere Educandum, 4(01).
118
Rufaida, D., Sudarmin, S., & Widiyatmoko, A. (2013). Pengembangan LKS IPABerbantuan Microsoft Expression Web Tema Pencemaran Lingkungandan Kesehatan untuk Siswa MTs Kelas VII. Unnes Science EducationJournal, 2(1).
Saab, N., van Joolingen, W. R., & van Hout‐Wolters, B. H. A. M. (2009). TheRelation of Learners’ Motivation with the Process of CollaborativeScientific Discovery Learning. Educational Studies, 35(2), 205-222.
Shen, C. Y., & Liu, H. C. (2011). Metacognitive Skills Development: A Web-based Approach in Higher Education. Turkish Online Journal OfEducational Technology-TOJET, 10(2), 140-150.
Silaban, B. (2014). Hubungan Antara Penguasaan Konsep Fisika dan Kreativitasdengan Kemampuan Memecahkan Masalah pada Materi Pokok ListrikStatis. Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan, 20(01), 65-75.
Sintia, R. (2015). Pengembangan LKS Menggunakan Model Discovery Learningmelalui Pendekatan Saintifik pada Materi Suhu dan Kalor. Doctoraldissertation. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
So, H. J., Seah, L. H., & Toh-Heng, H. L. (2010). Designing CollaborativeKnowledge Building Environments Accessible to All Learners: Impactsand Design Challenges. Computers & Education, 54(2), 479-490.
Sudjana. 2005. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung. Sinar BaruAlgesindo.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sulistyowati, N., Widodo, A. T. W. T., & Sumarni, W. (2012). Efektivitas ModelPembelajaran Guided Discovery Learning Terhadap KemampuanPemecahan Masalah Kimia. Chemistry in Education, 1(2).
Sunyono, 2008. Development of Students Worksheet Base on Environment toSains Material of Yunior High School in Class VII on Semester I.Proceeding of The 2nd International Seminar of Science Education – UPI,2008 [online].
Sunyono. 2014. Model Pembelajaran Berbasis Multipel Representasi DalamMembangun Model Mental Dan Penguasaan Konsep Kimia DasarMahasiswa. Disertasi Doktor. Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya.
119
Suryanto, A. 2009. Evaluasi Pembelajaran di SD. IKIP Jakarta. UniversitasTerbuka.
Suters, L. A. (2004). An exploratory study of the impact of an inquiry-basedprofessional development course on the beliefs and instructional practicesof urban inservice teachers.
Syafi’i, A., Handayani, L., & Khanafiyah, S. (2014). Penerapan Question BasedDiscovery Learning pada Kegiatan Laboratorium Fisika untukMeningkatkan Keterampilan Proses Sains. Unnes Physics EducationJournal, 3(2).
Tella, A. (2007). The Impact of Motivation on Student’s Academic Achievementand Learning Outcomes in Mathematics Among Secondary SchoolStudents in Nigeria. Eurasia Journal of Mathematics, Science &Technology Education, 3(2), 149-156.
Tompo, B., Ahmad, A., & Muris, M. (2016). The Development of Discovery-Inquiry Learning Model to Reduce the Science Misconceptions of JuniorHigh School Students. International Journal of Environmental andScience Education, 11(12), 5676-5686.
Uside, O. N., Barchok, K. H., & Abura, O. G. (2013). Effect of DiscoveryMethod on Secondary School Student’s Achievement in Physics in kenya.learning, 2(3).
Veenman, M. V., Wilhelm, P., & Beishuizen, J. J. (2004). The relation betweenintellectual and metacognitive skills from a developmentalperspective. Learning and instruction, 14(1), 89-109.
Wahjudi, E. (2015). Penerapan Discovery Learning Dalam Pembelajaran IpaSebagai Upaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Ix-I DiSmp Negeri 1 Kalianget. LENSA (Lentera Sains): Jurnal PendidikanIPA, 5(1).
Widiadnyana, I. W., Sadia, I. W., & Suastra, I. W. (2014). Pengaruh ModelDiscovery Learning terhadap Pemahaman Konsep IPA dan Sikap IlmiahSiswa SMP. Jurnal Pendidikan IPA, 4(1).
Wijayanti, D. (2015). Pengembangan Media Lembar Kerja Siswa (LKS) BerbasisHierarki Konsep Untuk Pembelajaran Kimia Kelas X Pokok BahasanPereaksi Pembatas. Doctoral dissertation. Universitas Sebelas Maret.
Yildirim, N., Kurt, S., & Ayas, A. 2011. The Effect Of The Worksheets OnStudents’ Achievement In Chemical Equilibrium. Journal Of TurkishScience Education, 8(3), 44-57.
120
Yusuf, M., & Wulan, A. R. (2015). Penerapan Model Pembelajaran DiscoveryLearning Menggunakan Pembelajaran Tipe Shared dan Webbed untukMeningkatkan Keterampilan Proses Sains. Jurnal Penelitian &Pengembangan Pendidikan Fisika, 19-26.
Zushe. W.M. (2010). Pembelajaran Cooperative Script Metakognitif (CSM)yang Memberdayakan Keterampilan Metakognitif dan Hasil BelajarSiswa. Universitas Negeri Manado, FMIPA Biologi