PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK MENULIS TEKS ANEKDOT BERBASIS PROJECT BASED LEARNING UNTUK SISWA KELAS X SMK (Tesis) Disusun oleh Nadya Arizona MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2019
110
Embed
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK MENULIS …digilib.unila.ac.id/57965/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · text is 1) suc cessfully developed; 2) st ated advisable by the expert
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK MENULIS TEKS ANEKDOTBERBASIS PROJECT BASED LEARNING UNTUK SISWA KELAS X SMK
(Tesis)
Disusun oleh
Nadya Arizona
MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAJURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
2019
ABSTRAK
PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS ANEKDOTBERBASIS PROJECT BASED LEARNING UNTUK SISWA KELAS X SMK
Oleh
NADYA ARIZONA
Permasalahan penelitian ini berkaitan dengan pengembangan LKPD menulis teks
anekdot berbasis project based learning untuk siswa kelas X SMK. Penelitian ini
bertujuan untuk mengungkapkan permasalahan dan mengembangkan produk
bahan ajar (LKPD), mendeskripsikan kelayakan produk bahan ajar (LKPD), dan
menguji efektivitas bahan ajar berupa “LKPD Menulis Teks Anekdot Berbasis
Project Based Learning untuk Siswa Kelas X SMK”.
Metode penelitian menggunakan desain penelitian dan pengembangan yang
mengadaptasi tiga dari sepuluh langkah dalam prosedur penelitian dan
pengembangan menurut Borg and Gall. Teknis pengumpulan data dengan
observasi, wawancara, dan penyebaran angket di tiga sekolah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) berhasil dikembangkan bahan ajar
berupa “LKPD Menulis Teks Anekdot Berbasis Project Based Learning untuk
Siswa Kelas X SMK”, 2) kelayakan lembar kegiatan peserta didik secara
keseluruhan dinyatakan “sangat layak” oleh ahli materi, ahli media, dan
praktisi dengan persentase penilaian 81,60, 85,47, dan 82,57, 3) lembar
kegiatan peserta didik efektif meningkatkan kemampuan menulis teks anekdot
pada masing-masing sekolah dengan nilai N-gain sebesar (0,33), (0,35), dan
(0,52) termasuk dalam kategori sedang.
Kata kunci: lembar kegiatan peserta didik, teks anekdot, project based learning.
ABSTRACT
DEVELOPING STUDENTS' WORKSHEET IN WRITING ANECDOTETEXT BASED ON PROJECT ABSED LEARNING FOR THE TENTH
GRADERS OF VOCATIONAL HIGH SCHOOL
BY
NADYA ARIZONA
The problem in the research is connected to the students' worksheet development
in writing anecdote bases on the project based learning for the tenth graders of
vocational high school. The purpose of the research is to create a teaching
material product, describe the advisability of teaching product, and examine the
effectivity of teaching material.
Research design and development that adapt the three tenth steps of research
procedure and development by Borg and Gall were used as the methos of the
research. Observation, interview, and questionairre were used to collect the data at
three different schools.
The results of the research show that the students' worksheet in writing anecdote
text is 1) successfully developed; 2) stated advisable by the expert of media,
material, and practitioners with the 81.60, 85.47, and 82.57 scoring percentage;
and 3) effective in increasing the students' skill in writing the anecdote text in
each school with the N-gain (0.33), (0.35), and (0.52) that are categorised as
middle.
Keywords: students' worksheet, anecdote text, project based learning
PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS ANEKDOTBERBASIS PROJECT BASED LEARNING UNTUK SISWA KELAS X SMK
Oleh
NADYA ARIZONA
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarMAGISTER PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra IndonesiaJurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
PROGRAM PASCASARJANAMAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG2019
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Metro, Lampung pada 18 September 1994, sebagai anak keempat
dari empat bersaudara, dari Bapak Sutrisno dan Ibu Lismiati. Penulis mulai mengenyam
pendidikan formal di Taman Kanak-Kanak (TK) Aisyah Metro diselesaikan pada tahun
2001, Sekolah Dasar (SD) di SD Pertiwi Teladan Metro diselesaikan pada tahun 2006,
Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Al-Kautsar Bandarlampung diselesaikan pada
tahun 2009, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN3 Metro diselesaikan pada tahun
2012. Tahun 2012 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan melalui Ujian Mandiri (UM). Tahun 2017 penulis menjadi mahasiswa Magister
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Lampung.
MOTO
)ا6) إن مع العسر یسر(5فإن مع العسر یسرا (
"Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudahkesulitan itu ada kemudahan." (Qs. Asy Syarh: 5-6)
PERSEMBAHAN
Bismillahirrohmanirrohim
Untuk segenap kesabaran akan sebuah penantian terikat dengan kekuatan kasih,
cinta, dan rasa syukur hamba kepada Allah SWT. Sang Illahi berkuasa di atas
segalanya yang telah banyak memberikan keajaiban bagiku agar selalu bersabar
dan bersyukur dalam menepaki sepenggal warna kehidupan-Nya untuk mampu
berdiri dan menetap ke depan dengan optimis, aku persembahkan tesis ini kepada.
1. Kedua Orangtua
Ayahanda Sutrisno dan Ibunda Lismiati, terima kasih atas doa yang terus kau
lantunkan, menasehati tanpa lelah, dan memberikan semangat untuk
menyelesaikan pendidikan ini.
2. Ketiga Kakakku
Astria Violita, Nicky Trisyana, dan M. Nanda Ramadhan, terima kasih untuk
motivasi, dukungan, dan usaha untuk memberikan keceriaan.
3. Suamiku Tercinta
Fandu Chairul Nur, seseorang yang Allah pilihkan untuk menjadi Imam
dalam Shalatku, pemilik tangan gagah yang akan selalu menolongku ketika
aku terpuruk dan jatuh, dan sang nahkoda yang akan menuntun dan
membimbingku menuju Surga Illahi. Terima kasih atas segala dukungan dan
kasih sayangmu.
4. Almamater
Terima kasih telah mendewasakanku dalam berpikir, bertutur, bertindak, dan
memberikanku banyak pengalaman yang tidak terlupakan.
SANWACANA
Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat,
karunia, dan kasih sayang-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis
dengan judul Pengembangan LKPD Menulis Teks Anekdot Berbasis Project
Based Learning untuk Siswa Kelas X SMK. Tesis ini disusun sebagai salah satu
syarat untuk mencapai gelar magister Strata 2 (S2) pada Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.
Dalam proses penyusunan tesis ini, penulis telah banyak menerima bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah berjasa sebagai wujud rasa hormat
penulis. Pihak-pihak tersebut sebagai berikut.
1. Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P. selaku Rektor Universitas Lampung;
2. Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Lampung;
3. Prof. Drs. Mustofa, M.A., Ph.D. selaku Direktur Pascasarjana Universitas
Lampung;
4. Dr. Nurlaksana Eko R., M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Seni, Universitas Lampung sekaligus sebagai validator ahli materi
yang telah bersedia memberikan pengarahan, bimbingan, saran, dan
nasihat selama penulisan tesis ini;
5. Dr. Muhammad Fuad, M.Hum. sebagai pembimbing I yang telah
membimbing, memberi arahan, saran-saran, motivasi, dan nasihat yang
sangat bermanfaat dengan penuh kebijakan dan kesabaran hingga tesis ini
selesai.
6. Dr. Sumarti, M.Hum., sebagai pembimbing II yang telah membimbing,
memberi arahan, saran-saran, motivasi, dan nasihat yang bermanfaat dengan
penuh kebijakan hingga tesis ini selesai.
7. Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd., selaku pembahas yang telah memberi
banyak arahan, saran-saran, dan nasihat dengan penuh kebijakan terhadap
penulis hingga tesis ini selesai.
8. Dr. Edi Suyanto, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Magister
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Lampung.
9. Bapak Amarulloh, M.Kom., selaku validator ahli media untuk bahan ajar
dari unsur media pembelajaran.
10. Ibu Sari Yunis, M.Pd., selaku validator praktis untuk bahan ajar dari
unsur praktisi pembelajaran.
11. Fisnia Praami, M.Pd., guru bahasa Indonesia SMKN 3 Metro, Nova
Cahya, S.Pd. guru bahasa Indonesia SMK Muhammadyah 2 Metro, dan
Ibu Heni Triwastuti, S.Pd. guru bahasa Indonesia SMKN 2 Metro.
12. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Bahasa dan Seni dan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan ilmunya
selama perkuliahan.
13. Ayahanda (Sutrisno) dan Ibunda (Lismiati) yang penulis cintai, yang selalu
dengan sabar memberikan nasihat, selalu mendoakan dan lapang dada, dan
mendengarkan keluh kesah penulis selama proses mendapatkan sebuah
gelar Magister Strata 2 (S2).
14. Ketiga kakakku (Astria Violita, Nicky Trisyana, M. Nanda Ramadhan)
yang selalu dengan sabar memberikan perhatian, motivasi, doa dan kasih
sayang kepada penulis.
15. Suamiku Fandu Chairul Nur, yang telah memberikan semangat,
motivasi, dan kesetiaannya untuk menemani selama penulis membuat
tesis ini.
16. Sahabat Tersayang (Fitri Anggraini, Tika Qurratun, Faris Hidayahtulloh,
Hendri Wakaimbang, Teguh, Rischa, Pulsha, Dika,) terima kasih atas
keceriaan, kebersamaan, dukungan dan setia menemani dari awal
perkuliahan hingga penulis menyelesaikan tesis ini.
17. Teman-teman Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia angkatan 2017, terimakasih atas kebersamaan yang luar biasa
indah yang telah teman-teman berikan.
18. Keluarga besar SMK Karya Wiyata, terima kasih atas dukungan, pengertian,
dan perhatian selama penulis menyelesaikan tesis ini.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa tesis ini masih belum sempurna. Untuk
itu, kritik, dan saran pembaca sangat penulis harapkan. Semoga tesis ini
bermanfaat dan berguna bagi kita.
Bandar Lampung, Mei 2019
Nadya ArizonaNPM 1723041025
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ……………………………………………………………. iHALAMAN JUDUL …………………………………………………… vLEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………. viRIWAYAT HIDUP …………………………………………………….. viiPERSEMBAHAN……………………………………………………….. viiiMOTO ………………………………………………………………….... ixSANWACANA ………………………………………………………….. xDAFTAR ISI …………………………………………………………….. xiDAFTAR TABEL ………………………………………………………. xviDAFTAR GAMBAR …………………………………………………… xviii
1. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................... 11.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 91.3 Tujuan Masalah................................................................................. 91.4 Spesifikasi Produk Pengembangan .................................................. 91.5 Manfaat Penelitian ........................................................................... 101.6 Ruang Lingkup ................................................................................. 12
2. LANDASAN TEORI2.1 Bahan Ajar ......................................................................................... 13
2.1.1 Fungsi Bahan Ajar ....................................................................... 132.1.2 Tujuan dan Manfaat Penyusunan Bahan Ajar .............................. 142.1.3 Jenis Bahan Ajar ......................................................................... 16
2.2 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) ................................................. 222.2.1 Komponen LKPD ........................................................................ 222.2.2 Fungsi LKPD ............................................................................... 242.2.3 Tujuan LKPD ............................................................................... 252.2.4 Langkah-langkah Penyusunan LKPD .......................................... 26
2.3 Pengertian Menulis ............................................................................. 272.3.1 Tujuan Menulis ............................................................................ 28
xiv
2.3.2 Manfaat Menulis .......................................................................... 302.4 Teks Anekdot ..................................................................................... 312.5 Pembelajaran Berbasis Project Based Learning ................................ 32
2.5.1 Karakteristik Pembelajaran Berbasis Project Based Learning .... 342.5.2 Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbasis Project Based Learning .. 372.5.3 Kelebihan Pemebelajaran Berbasis Project Based Learning ....... 382.5.4 Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Project Based
2.5.5 Perbedaan Penekanan Pembelajaran Berbasis Proyek danPembelajaran Tradisional ............................................................. 45
2.5.6 Langkah-langkah Mendesain Suatu Proyek ................................. 472.5.7 Prosedur atau Desain Pembelajaran Berbasis Project Based
Learning ....................................................................................... 492.5.8 Pedoman Bimbingan Pembelajaran Berbasis Proyek ................... 51
3. METODE PENELITIAN3.1 Desain Penelitian ............................................................................. 553.2 Tempat Penelitian ............................................................................ 563.3 Prosedur Pengembangan .................................................................. 56
3.3.1 Studi Pendahuluan ..................................................................... 603.3.2 Proses Pengembangan Produk ................................................... 623.3.3 Evaluasi Produk ......................................................................... 65
3.4 Sumber Data dan Subjek Penelitian ................................................. 653.5 Analisis Data ................................................................................... 663.6 Instrumen .......................................................................................... 67
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil Penelitian ................................................................................ 86
4.1.1 Studi Pendahuluan ...................................................................... 874.1.2 Analisis Kebutuhan .................................................................... 97
4.2 Pengembangan Produk ..................................................................... 984.2.1 Desain Produk Awal .................................................................. 984.2.2 Validasi Desain .......................................................................... 105
4.2.2.1 Validasi Ahli Materi ............................................................. 1064.2.2.2 Validasi Ahli Media ............................................................. 1084.2.2.3 Validasi Praktisi ................................................................... 109
4.2.3 Revisi Desain ............................................................................. 1114.2.4 Uji Coba Produk ......................................................................... 113
4.2.4.1 Uji Coba Kelas Kecil ........................................................... 1134.2.4.2 Uji Coba Skala Besar ........................................................... 117
4.2.5 Revisi Produk.............................................................................. 1384.2.6 Produk Akhir Bahan Ajar ........................................................... 1394.2.7 Uji Efektivitas Produk ................................................................ 140
4.3.1 Karakteristik LKPD Teks Anekdot untuk MeningkatkanKeterampilan Menulis Siswa Kelas X SMK.............................. 148
4.3.2 Hasil Uji Efektivitas LKPD Berbasis Project Based Learning . 153
5. SIMPULAN DAN SARAN5.1 Simpulan ........................................................................................... 1565.2 Saran .................................................................................................. 158
DAFTAR PUSTAKA
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Perbedaan Pembelajaran Tradisional dan Pembelajaran Proyek 46Tabel 2.2 Langkah-langkah Mendesain Proyek ................................... 47Tabel 2.3 Prinsip Metode Pembelajaran Berbasis Project Based Learning 49Tabel 3.1 Subjek Penelitian ................................................................... 65Tabel 3.2 Penilaian Kelayakan Pengembangan LKPD .......................... 66Tabel 3.3 Konversi Penilaian Pengembangan LKPD ........................... 66Tabel 3.4 Kriteria Interpretasi N-gain .................................................... 67Tabel 3.5 Indikator Menulis Teks Anekdot ........................................... 69Tabel 3.6 Instrumen Kerangka LKPD ................................................... 72Tabel 3.7 Kisi-kisi Angket Wawancara Guru terhadap Kebutuhan LKPD 73Tabel 3.8 Kisi-kisi Angket Wawancara Siswa Terhadap Kebutuhan LKPD 74Tabel 3.9 Instrumen Evaluasi Formatif LKPD Menulis Teks Anekdot 76Tabel 3.10 Instrumen Penilaian Teman Sejawat/Praktisi Uji Coba LKPD 77Tabel 3.11 Instrumen Uji Coba LKPD kepada Siswa sebagai Pengguna 79Tabel 3.12 Soal Uji Teks Anekdo ……………………………..….…. 82Tabel 3.13 Penskoran Teks Anekdot …………………………..….… 82Tabel 3.14 Pedoman Penskoran Teks Anekdot ……………………… 83Tabel 3.15 Kategori Penilaian Teks anekdot ………………………… 85Tabel 4.1 Hasil Wawancara Guru Terhadap Kebutuhan Bahan Ajar ... 87Tabel 4.2 Analisis Hasil Rekapitulasi Angket Analisis Kebutuhan Siswa 93Tabel 4.3 Kompetensi Inti …………………………………………… 100Tabel 4.4 Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi .. 100Tabel 4.5 Uji Validasi Ahli Materi ………………………………….. 106Tabel 4.6 Hasil Validasi Ahli Materi ………………………………... 107Tabel 4.7 Uji Validasi Ahli Media ………………………………...… 108Tabel 4.8 Hasil Validasi Ahli Media ……………………………….... 109Tabel 4.9 Uji Validasi Praktisi ………………………………………. 110Tabel 4.10 Hasil Validasi Praktisi …………………………………… 111Tabel 4.11 Saran Perbaikan LKPD Ahli Materi …………………….. 112Tabel 4.12 Saran Perbaikan LKPD Ahli Media ……………………... 112Tabel 4.13 Saran Perbaikan LKPD Praktisi …………………………. 113Tabel 4.14 Hasil Uji Penggunaan LKPD pada Skala Kecil …………. 116Tabel 4.15 Hasil Uji Penggunaan LKPD Skala Luas di SMKN 3 Metro 120Tabel 4.16 Hasil Uji Penggunaan LKPD Skala Luas di SMK
xvii
Muhammadyah Metro…………………………………………… 125Tabel 4.17 Hasil Uji Penggunaan LKPD Skala Luas di SMKN 2 Metro 129Tabel 4.18 Tingkat Kelayakan oleh Guru Bahasa Indonesia ……….. 131Tabel 4.19 Hasil Penilaian LKPD pada Uji Skala Luas Responden Siswa 134Tabel 4.20 Hasil Penilaian LKPD pada Uji Skala Luas Responden Guru 137Tabel 4.21 Saran Perbaikan Guru Bahasa dan Sastra Indonesia …… 138Tabel 4.22 Saran Perbaikan Siswa SMK …………………………… 139Tabel 4.23 Perbandingan Nilai Hasil Pratest dan Pascatest ……….. 142Tabel 4.24 Daftar Nama Responden SMKN 3 Metro ………………. 142Tabel 4.25 Daftar Nama Responden SMK Muhammadyah 2 Metro .. 144Tabel 4.26 Daftar Nama Responden SMKN 2 Metro ……………… 146
xviii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Pembelajaran Berbasis Project Based Learning .............. 54Gambar 3.1 Langkah-langkah Penggunaan Metode R&D ................... 57Gambar 3.2 Tahapan-tahapan R&D ...................................................... 59
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Meningkatkan sumber daya manusia agar menjadi sumber daya yang berkualitas
akan melahirkan generasi penerus bangsa dengan mutu tinggi. Meningkatkan
sumber daya manusia tersebut dapat dimulai dari meningkatkan pendidikannya.
Peningkatan pendidikan dapat dilakukan melalui pembelajaran yang inovatif dan
kreatif. Kurikulum 2013 saat ini menggunakan pembelajaran yang berbasis teks,
melanjutkan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) tahun 2004
dan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) 2006. Kurikulum 2013
mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu
(Kemendikbud, 2013: 72).
Kurikulum 2013 menuntut pada pendidikan yang berkarakter bukan hanya
mengajarkan yang benar atau yang salah saja, tetapi pendidikan karakter
menanamkan kebiasaan yang baik sehingga peserta didik mampu memahami
pengetahuan mana yang baik dan mana yang salah (ranah kognitif), memiliki
keterampilan yang baik di masyarakat atau di lingkungan sekolah (ranah afektif),
dan dapat melakukannya di kehidupan sehari-hari (ranah psikomotorik).
Pembelajaran bahasa Indonesia mencapai kompetensi antara pemahaman teks
sastra dengan pemahaman teks non-sastra.
2
Pembelajaran bahasa Indonesia tidak hanya mengajarkan pengetahuan berbahasa,
tetapi juga sebagai alat untuk menjawab tataran masyarakat sekitar. Pembelajaran
di sekolah terutama pembelajaran bahasa Indonesia tidak akan berhasil jika guru
tidak memiliki bahan ajar. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan
untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar-
mengajar di kelas. Bahan ajar dapat berupa tulis dan tidak tertulis. Bahan ajar
terdapat beberapa macam bentuk dan model yang biasa dipergunakan, yaitu buku,
modul, handout, LKS (Lembar Kerja Siswa), brosur, dan lain-lain. Bentuk bahan
ajar tersebut merupakan jenis bahan ajar visual. Adapun jenis bahan ajar lainnya,
yaitu bahan ajar audio, audio visual, dan multimedia interaktif.
Sutjipta dan Swacita (2006: 7) menyatakan bahan ajar memiliki beberapa manfaat
yaitu: (1) pendidik dapat memberikan orientasi kepada peserta didik dengan lebih
mudah; (2) pendidik lebih mudah membuat variasi pengajaran dan tidak terikat
memberi teori saja; (3) proses belajar peserta didik lebih baik, lebih lengkap, lebih
cepat, dan lebih aktif; (4) peserta didik dapat mempersiapkan diri di rumah; (5)
peserta didik dapat membaca kembali hal-hal yang belum jelas; (6) peserta didik
dapat diberi tugas rumah secara teratur; (7) motivasi belajar peserta didik lebih
tinggi; (8) informasi tentang syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh peserta didik
dapat diberikan; dan (9) kesulitan mengenai bahasa dapat diatasi. Memilih dan
menentukan bahan ajar harus bertujuan untuk memenuhi salah satu kriteria bahwa
bahan ajar dapat membantu siswa untuk mencapai kompetensi sehingga bahan
ajar dapat dibuat dengan kebutuhan KD (Kompetensi Dasar). Bahan ajar terdapat
berbagai macam dan model bahan ajar yang sering digunakan. Menurut Sani dan
Imas (2004: 60), macam dan bentuk bahan ajar yang sering digunakan pada
3
jenjang terendah sampai tertinggi yaitu: 1) buku; 2) modul; 3) analisis KI
(Kompetensi Inti) dan KD (Kompetensi Dasar), dan 4) handout. Menurut
Dwicahyono dan Daryanto (2014: 173), yaitu bahan ajar pandang (visual), bahan
ajar dengar (audio), bahan ajar pandang dengar (audio visual), dan bahan ajar
multimedia interaktif.
Bahan ajar dalam penelitian ini menggunakan Lembar Kerja Peserta Didik atau
LKPD. LKPD dapat disebut juga dengan Lembar Kerja Siswa (LKS). LKPD
merupakan suatu bahan ajar cetak yang berupa lembar-lembar kertas yang berisi
materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang
harus dikerjakan peserta didik yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus
dicapai (Prastowo, 2015: 204). LKPD sangat berperan penting bagi pembelajaran
di kelas untuk memecahkan suatu masalah.
Menurut Trianto dalam jurnal Siti (2017: 133), LKPD (Lembar Kerja Peserta
Didik) memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang dilakukan peserta didik
untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar
sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh. Di dalam LKPD
terdapat indikator yang harus dicapai, yaitu pembelajaran teks anekdot.
Pembelajaran teks anekdot pada Kurikulum 2013 terdapat pada kompetensi dasar
kelas X SMK (Sekolah Menengah Kejuruan). Kosasih dalam Meliza (201: 93),
memaparkan teks anekdot tidak semata-mata menyajikan hal-hal yang lucu, tetapi
juga berupa pesan yang diharapkan bisa memberikan pelajaran pada khalayak.
Anekdot merupakan teks lucu yang mengesankan. Anekdot adalah cerita singkat
dan lucu yang digunakan untuk menyampaikan kritik melalui sindiran lucu
4
terhadap kejadian yang menyangkut orang banyak atau perilaku tokoh publik
(Kemendikbud, 2015). Pembelajaran teks anekdot dalam pokok bahasan yang ada
di dalam silabus terdapat pada Kompetensi Dasar (KD) 3.5 Menganalisis Teks
Anekdot Dari Aspek Makna Tersirat dan 3.6 Mengevaluasi Struktur Dan
Kebahasaan Teks Anekdot.
Pembelajaran teks anekdot, siswa diminta untuk mengembangkan cerita humor
yang memberikan kesan menarik. Hal utama dalam penulisan teks anekdot yaitu
kreativitas seorang anak dalam menulis dan menciptakan sendiri karyanya
menggunakan bahasa yang baik dan benar. Pada kenyataannya, pembelajaran di
dalam kelas selalu diarahkan dengan teoritis, sehingga siswa tidak mampu
mengembangkan ide-ide atau karya yang siswa miliki dan tidak tercapainya
pengembangan siswa pada keterampilan berbahasa. Dalam kegiatan belajar-
mengajar pada saat pembelajaran menulis teks anekdot, siswa masih banyak
mengalami kesulitan untuk menuangkan ide atau gagasan pikiran dalam bentuk
paragraf.
Kesulitan lain dalam menulis teks anekdot yaitu siswa bingung harus mulai
menulis teks dan menyusunnya sebagai bentuk paragraf yang baik dan benar
akibat metode pembelajaran guru dalam kelas yang kurang menarik. Metode
dalam pembelajaran sangat dibutuhkan pada guru agar peserta didik mampu
menciptakan dan mengembangkan menulis teks anekdot yang kreatif dan
berkesan. Teks anekdot ialah sebuah cerita singkat yang menarik karena lucu dan
mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan
kejadian yang sebenarnya (Kemendikbud, 2013: 111).
5
Teks anekdot dalam pembelajaran bahasa Indonesia terlihat jelas dalam
Kompetensi Dasar Keterampilan, yaitu menciptakan kembali teks anekdot dengan
memperhatikan struktur dan kebahasaan baik lisan maupun tulis. Begitu
kompleksnya kegiatan tersebut, sehingga diperlukan strategi pembelajaran
sehingga penulis tertarik untuk melakukan pengembangan bahan ajar berupa
LKPD menulis teks anekdot. Model atau strategi pembelajaran yang dapat
membantu siswa untuk menyelesaikan masalah, kreatif dalam berpikir, interaktif,
dan mampu menyelesaikan masalah-masalah nyata, yaitu Project Based Learning
(PBL). Strategi pembelajaran Project Based Learning (PBL) merupakan
pembelajaran inovatif yang memfokuskan pada belajar kontekstual melalui
kegiatan yang kompleks (CORD dalam Sutirman, 2013).
Suzie & Jane dalam Sutirman (2013) menyatakan, bahwa “Project based learning
is strategy certain to turn traditional classroom upsie down”. Project Based
Learning adalah suatu strategi untuk mengubah kelas tradisional. Project Based
Learning ini mengajarkan siswa untuk mandiri dalam menyelesaikan tugas. Waras
Kamdi dalam Sutirman, (2013) berpendapat bahwa pembelajaran berbasis proyek
dianggap cocok sebagai suatu model untuk pendidikan yang merespons isu-isu
peningkatan kualitas pendidikan kejuruan dan perubahan-perubahan besar yang
terjadi di dunia kerja. Berbeda dengan pembelajaran tradisional, yang umumnya
bercirikan praktik kelas yang berdurasi pendek dan aktivitas pembelajaran
berpusat pada guru, model Project Based Learning menekankan kegiatan belajar
yang relatif berdurasi panjang, holistik-interdisipliner, berpusat pada siswa, dan
terintegrasi dengan praktik dan isu-isu dunia nyata.
6
Berdasar pada hasil wawancara, observasi, dan angket analisis guru kelas yang
dilakukan di SMK Muhammadiyah 2 Metro, SMK N 3 Metro, dan SMK N 2
Metro, guru sudah menggunakan Kurikulum 2013. SMK Muhammadiyah 2
Metro, SMK N 3 Metro, dan SMKN 2 Metro merupakan SMK yang
menggunakan Kurikulum 2013 dari pertama diterapkannya kurikulum tersebut
hingga saat ini. Guru kelas yang bersangkutan sudah menggunakan buku teks
yang sesuai dengan Kurikulum 2013. Sejalan dengan hasil wawancara kepala
sekolah, bahwa buku teks yang disediakan di sekolah sudah mengikuti Kurikulum
2013 sesuai dengan kebijakan yang berjalan. Namun, buku teks pelajaran bahasa
Indonesia Kurikulum 2013 yang ada di sekolah jumlahnya masih terbatas dan ada
yang sudah cukup. Setiap kelas peserta didik masih ada yang belum dapat buku
teks bahasa Indonesia, sehingga beberapa peserta didik menggunakan satu buku
untuk bersama. Jadi, guru dan kepala sekolah memberikan kebijakan untuk setiap
peserta didik diperbolehkan meminjam buku teks yang ada di perpustakaan atau
ruang baca yang sesuai dengan Kurikulum 2013 untuk menunjang belajar peserta
didik baik di rumah.
Proses pembelajaran di kelas masih berpusat pada guru. Kesibukan guru yang
menjelaskan full materi di kelas membuat kurang terkendalinya kelas. Peserta
didik kurang aktif untuk mengajukan pertanyaan berdasarkan permasalahan yang
telah diajukan oleh guru. Guru belum ada yang mencoba menggunakan
pendekatan lain untuk memberikan variasi dalam pembelajaran.
Bahan ajar yang digunakan tiga sekolah tersebut menggunakan buku teks yang
disediakan oleh sekolah. Berdasarkan informasi yang disampaikan guru, kepala
7
sekolah, dan peserta didik, diketahui bahwa bahan ajar pada tiga SMK tersebut
menggunakan buku teks yang tersedia di sekolah. Hal ini dapat dibuktikan dengan
hasil analisis tiga sekolah tersebut, menyatakan bahwa 47% guru menggunakan
buku teks di dalam kelas. Guru belum menggunakan bahan ajar tambahan, seperti
LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) atau bahan ajar lainnya.
Sehubungan dengan kebutuhan bahan ajar di sekolah, siswa menyatakan
membutuhkan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) yang menarik, hal tersebut
dapat dibuktikan dengan jawaban dalam angket pra penelitian, yaitu terdapat 80%
siswa menyatakan membutuhkan panduan kegiatan berupa LKPD dalam
pembelajaran teks anekdot, 20% menyatakatan tidak membutuhkan LKPD. Bahan
ajar yang selama ini digunakan hanya berisikan materi dan soal-soal. Selain itu,
juga kertas yang digunakan untuk mencetak kumpulan soal adalah kertas yang
sudah berulang kali difotokopi dan sudah tidak rapih lagi buku tersebut sehingga
tidak terlalu jelas untuk di baca oleh peserta didik.
Pembelajaran menulis teks anekdot pada kelas X SMK sangat tepat menggunakan
strategi Project Based Learning agar siswa mampu mengerjakan tugasnya dengan
mandiri, kreatif, dan inovatif. Penulis melakukan penelitian pada pembelajaran
teks anekdot untuk menciptakan kembali teks anekdot dengan memerhatikan
struktur dan kebahasaan.
Berdasar pada penelitian sebelumnya, pernah dilakukan dengan model
pembelajaran berbasis proyek dengan kemampuan menulis oleh Maria Susanti
(2016), Sundyana (2016), dan jurnal Sang Putu Merta Pujawan, N. Martha, N.
Suandi dari Universitas Pendidikan Ganesha. Dari para penelitian sebelumnya,
8
bahwa pembelajaran model Project Based Learning berhasil dilakukan pada saat
pembelajaran menulis, dengan model berbasis proyek siswa mampu menulis
dengan kreatif, mandiri, dan inovatif.
Dari uraian di atas, alasan penulis memilih judul penelitian “Pengembangan
Lembar Kerja Peserta Didik Menulis Teks Anekdot Berbasis Project Based
Learning untuk Siswa Kelas X SMK”, yaitu untuk mengembangkan kemampuan
anak dalam menulis teks anekdot dengan menggunakan strategi baru dalam
pembelajaran. Model pembelajaran Project Based Learning memiliki beberapa
kelebihan pada saat pembelajaran, yaitu Pertama, meningkatkan motivasi. Kedua,
meningkatkan kemampuan memecahkan masalah. Ketiga, meningkatkan
kemampuan studi pustaka. Keempat, meningkatkan kolaborasi. Kelima,
meningkatkan keterampilan manajemen sumber daya (Wena, 2011: 147).
Kelebihan lain dalam pembelajaran menggunakan model Project Based Learning
siswa dapat memperluas akses belajar siswa sehingga menjadi strategi melibatkan
siswa dengan beragam.
Pembelajaran menulis anekdot dengan menggunakan model pembelajaran Project
Based Learning menggunakan tahap pembelajaran, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi (Wena, 2011: 108). Pada tahap pembelajaran ini,
dilakukan langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek agar tercapainya sebuah
tujuan, sebagai berikut: 1) mulai dengan pertanyaan esensial; 2) membuat desain
rencana proyek; 3) membuat jadwal; 4) memantau siswa dan kemajuan proyek; 5)
menilai hasil; dan (6) refleksi (Sutirman, 2013).
9
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, penulis merumuskan
masalah pada penelitian ini sebagai berikut.
1. Bagaimanakah pengembangan LKPD menulis teks anekdot berbasis Project
Based Learning untuk siswa kelas X SMK?
2. Bagaimanakah kelayakan LKPD menulis teks anekdot berbasis Project Based
Learning untuk siswa kelas X SMK?
3. Bagaimanakah efektivitas LKPD berbasis Project Based Learning untuk
meningkatkan kemampuan menulis teks anekdot?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini sebagai berikut.
1. Menghasilkan produk bahan ajar “LKPD menulis teks anekdot berbasis
Project Based Learning untuk siswa kelas X SMK”.
2. Mendeskripsikan kelayakan bahan ajar “LKPD menulis teks anekdot berbasis
Project Based Learning untuk siswa kelas X SMK” yang dikembangkan
berdasarkan ahli media, ahli materi, guru, dan siswa.
3. Menguji efektivitas LKPD berbasis Project Based Learning untuk
meningkatkan kemampuan menulis teks anekdot.
1.4 Spesifikasi Produk Pengembangan
Produk pengembangan bahan ajar menulis teks anekdot berupa Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD) berbasis Project Based Learning dengan spesifikasi
sebagai berikut:
10
1. Produk yang dikembangkan pada penelitian ini berupa LKPD tentang
menulis teks anekdot puisi berbasis berbasis Project Based Learning berisi
tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh siswa kelas X SMK.
2. Lembar kerja ini berisi petunjuk dan langkah-langkah untuk menyelesaikan
suatu tugas sesuai dengan KD (Kompetensi Dasar) 3.5 Menganalisis teks
anekdot dari aspek makna tersirat, 4.5 Mengonstruksi makna tersirat dalam
sebuah teks anekdot baik lisan maupun tulis, 3.6 Mengevaluasi struktur dan
kebahasaan teks anekdot, dan 4.6 menciptakan kembali teks anekdot dengan
memerhatikan struktur, dan kebahasaan baik lisan maupun tulis.
3. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) ini digunakan pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia untuk siswa SMK kelas X sebagai pendamping buku paket
yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran terkait menulis teks anekdot.
4. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) ini disusun dengan struktur: judul,
petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, tugas-
tugas dan langkah kerja, serta penilaian.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoretis maupun
secara praktis. Adapun, manfaat tersebut sebagai berikut:
a. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian pengembangan ini dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk
mengembangkan bahan ajar Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) untuk mata
pelajaran bahasa Indonesia, khususnya pada saat pembelajaran menulis teks
anekdot untuk siswa kelas X SMK.
11
b. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian pengembangan ini dibedakan menjadi tiga yaitu
bagi peserta didik, bagi guru, dan bagi sekolah. Hal tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut.
1. Manfaat bagi peserta didik, hasil penelitian pengembangan ini dapat
membantu peserta didik agar mampu menulis teks anekdot berdasarkan
struktur dan kaidah kebahasaan yang baik dan benar.
2. Manfaat bagi guru, hasil penelitian pengembangan ini dapat digunakan
sebagai alternatif atau bahan rujukan untuk pembelajaran menulis, khususnya
menulis teks anekdot dan memberikan motivasi bagaimana menulis teks
anekdot secara kreatif dan mandiri melalui model pembelajaran Project
Based Learning.
3. Manfaat bagi sekolah, hasil penelitian pengembangan ini dapat digunakan
sebagai bahan pengambilan kebijakan sekolah berkaitan dengan bahan ajar,
strategi pembelajaran, khususnya bahan ajar lembar kerja peserta didik dan
strategi pembelajaran dengan model pembelajaran Project Based Learning
untuk pembelajaran bahasa Indonesia.
12
1.6 Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup penelitian ini sebagai berikut.
1. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas X SMK N 3 Metro, SMK
Muhammadiyah 2 Metro, dan SMK N 2 Metro.
2. Objek penelitian ini adalah menulis teks anekdot berdasarkan peristiwa yang
dialami dengan menggunakan struktur dan kebahasaan yang baik dan benar.
3. Tempat dilaksanakannya penelitian ini adalah SMK N 3 Metro, SMK
Muhammadiyah 2 Metro, dan SMK N 2 Metro.
13
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Bahan Ajar
Menurut Majid (2013: 174), bahan ajar adalah segala bentuk bahan, informasi,
alat, dan teks yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran. Bahan Ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara
sistematis, baik tertulis maupun tidak, sehingga tercipta lingkungan atau suasana
yang memungkinkan siswa untuk belajar. Guru harus memiliki atau menggunakan
bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum, karakteristik sasaran, dan tuntunan
pemecahan masalah belajar (Dwicahyono dan Daryanto, 2014: 171). Menurut
Prastowo (2015: 6), bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar. Bahan ajar
merupakan informasi, alat, dan teks yang dibutuhkan guru atau instruktur untuk
perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan ajar adalah
segala bentuk materi tertulis maupun tidak tertulis yang digunakan untuk
membantu guru atau instruktur pada saat melaksanakan pembelajaran di dalam
kelas.
2.1.1 Fungsi Bahan Ajar
Lebih lanjut Djamarah (2014: 330) menyebutkan lima fungsi bahan ajar dalam
pembelajaran sebagai berikut.
14
1. Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan: (a) mempercepat
laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih
baik dan (b) mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi sehingga
dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah.
2. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual
dengan cara: (a) mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional dan (b)
memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan
kemampuannya.
3. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara:
(a) perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis dan (b)
pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.
4. Lebih memantapkan pembelajaran dengan jalan: (a) meningkatkan
kemampuan sumber belajar dan (b) penyajian informasi dan bahan secara
lebih konkret.
5. Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu: (a) mengurangi kesenjangan
antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang
sifatnya konkret dan (b) memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.
2.1.2 Tujuan dan Manfaat Penyusunan Bahan Ajar
Bahan ajar disusun bertujuan
1. Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan
mempertimbangkan kebutuhan siswa, yakni bahan ajar yang sesuai dengan
karakteristik dan setting atau lingkungan sosial siswa.
15
2. Membantu siswa dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku-
buku teks yang terkadang sulit diperoleh.
3. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Manfaat penyusunan bahan ajar ini dapat diperoleh oleh seorang guru dan bagi
siswanya, berikut manfaat bagi guru dan bagi siswanya.
1. Manfaat bagi guru sebagai berikut:
a. Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan
kebutuhan belajar siswa.
b. Tidak lagi bergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk
diperoleh.
c. Bahan ajar memperkaya karena dikembangkan dengan menggunakan
berbagai referensi.
d. Menambah khazanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis
bahan ajar.
e. Bahan ajar mampu membangun komunikasi pembelajaran yang efektif
antara guru dengan siswa karena siswa akan merasa lebih percaya kepada
gurunya.
f. Guru juga dapat menambah angka kredit DUPAK (Daftar Usulan
Pengusulan Angka Kredit) saat dikumpulkan menjadi buku dan
diterbitkan.
16
2. Manfaat bagi siswa sebagai berikut:
a. Kegiatan pembelajaran di dalam kelas lebih menarik.
b. Siswa mampu belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan pada
kehadiran guru.
c. Siswa mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi
dasar yang harus mereka kuasai.
Penyusunan bahan ajar ini dibuat oleh guru atau instruktur lainnya dengan prinsip
pengembangan. Pertama, mulai dari yang mudah untuk memahami materi yang
sulit dari yang konkret untuk memahami yang abstrak. Kedua, terdapat
pengulangan di dalam bahan ajar agar memperkuat pemahaman siswa. Ketiga,
terjadinya umpan balik positif yang akan menguatkan pemahaman siswa.
Keempat, memberikan motivasi yang tinggi merupakan salah satu faktor
keberhasilan belajar. Kelima, membuat target untuk mencapai sebuah tujuan
pendidikan.
2.1.3 Jenis Bahan Ajar
Menurut Depdiknas (2008: 12-15), macam-macam bahan ajar cetak sebagai
berikut.
A. Handout
Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk
memperkaya pengetahuan peserta didik. Handout biasanya diambilkan dari
beberapa literatur yang memiliki relevansi dengan materi yang diajarkan atau KD
(Kompetensi Dasar) dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik.
17
Saat ini, handout dapat diperoleh dengan berbagai cara antara lain dengan cara
download dari internet, atau menyadur dari sebuah buku.
B. Buku
Buku dapat ditulis oleh seorang penulis atau guru. Buku berisikan sebuah pikiran
yang harus mengikuti KD (Kompetensi Dasar) yang terdapat dalam kurikulum,
sehingga buku akan memberikan makna sebagai bahan ajar bagi peserta didik
yang mempelajarinya. Buku adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu
pengetahuan buah pikiran dari pengarangnya. Oleh pengarangnya, isi buku
didapat dari berbagai cara, misalnya hasil penelitian, hasil pengamatan, aktualisasi
pengalaman, otobiografi, atau hasil imajinasi seseorang yang disebut sebagai fiksi.
Buku adalah sejumlah lembaran kertas, baik cetakan maupun kosong, yang dijilid
dan diberi kulit. Buku sebagai bahan ajar merupakan buku yang berisi suatu ilmu
pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis. Buku yang
baik adalah buku yang ditulis dengan menggunakan bahasa yang baik dan mudah
dimengerti, disajikan secara menarik, dilengkapi dengan gambar dan keterangan-
keterangannya, isi buku juga menggambarkan sesuatu yang sesuai dengan ide
penulisannya.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh seorang guru dalam menulis buku
adalah sebagai berikut:
1. Memahami kurikulum dan menganalisisnya.
2. Menentukan judul buku yang akan ditulis.
3. Merancang outline buku, agar isi buku lengkap mencakup seluruh aspek yang
diperlukan untuk mencapai suatu kompetensi yang diinginkan.
18
4. Mengumpulkan berbagai macam referensi yang sesuai dan lebih utama
referensi terkini dan relevan dengan bahan kajiannya.
5. Menulis buku dilakukan dengan memerhatikan penyajian kalimat yang
disesuaikan dengan usia pembaca.
6. Mengevalusi atau mengedit hasil tulisan dengan cara membaca ulang.
7. Memperbaiki tulisan.
C. Modul
Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat
belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga modul berisi
paling tidak tentang 1) petunjuk belajar (petunjuk guru atau siswa); 2) kompetensi
yang akan dicapai; 3) content atau isi materi; 4) informasi pendukung; 5) latihan-
latihan; 6) petunjuk kerja dapat berupa Lembar Kerja (LK); 7) evaluasi; dan 8)
balikan terhadap hasil evaluasi. Sebuah modul akan bermakna kalau peserta didik
dapat dengan mudah menggunakannya. Pembelajaran dengan modul
memungkinkan seorang peserta didik yang memiliki kecepatan tinggi dalam
belajar akan lebih cepat menyelesaikan satu atau lebih KD (Kompetensi Dasar)
dibandingkan dengan peserta didik lainnya. Dengan demikian, modul harus
menggambarkan KD yang akan dicapai oleh peserta didik, disajikan dengan
menggunakan bahasa yang baik, menarik, dan dilengkapi dengan ilustrasi.
D. Lembar Kerja Siswa
Lembar Kegiatan Siswa (Student Worksheet) adalah lembaran-lembaran berisi
tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya berupa
petunjuk dan langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang
19
diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas KD (Kompetensi Dasar) yang
akan dicapainya. Tugas-tugas sebuah lembar kegiatan tidak akan dapat dikerjakan
oleh peserta didik secara baik apabila tidak dilengkapi dengan buku lain atau
referensi lain yang terkait dengan materi tugasnya. Keuntungan adanya lembar
kegiatan bagi guru yakni memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Sedangkan, bagi siswa akan belajar secara mandiri dan belajar memahami dan
menjalankan suatu tugas tertulis. Dalam menyiapkannya, guru harus cermat dan
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai karena sebuah lembar
kerja harus memenuhi paling tidak kriteria yang berkaitan dengan tercapai atau
tidaknya sebuah KD dikuasai oleh peserta didik.
E. Brosur
Brosur adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun
secara bersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman dan
dilipat tanpa dijilid atau selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat tetapi
lengkap tentang perusahaan atau organisasi (Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Edisi Kedua, Balai Pustaka, 1996). Dengan demikian, brosur dapat dimanfaatkan
sebagai bahan ajar, selama sajian brosur diturunkan dari KD (Kompetensi Dasar)
yang harus dikuasai oleh siswa. Mungkin saja, brosur dapat menjadi bahan ajar
yang menarik karena bentuknya yang menarik dan praktis. Agar lembaran brosur
tidak terlalu banyak, maka brosur didesain hanya memuat satu KD saja. Ilustrasi
dalam sebuah brosur akan menambah menarik minat peserta didik untuk
menggunakannya.
20
F. Leaflet
Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tetapi tidak
dimatikan atau dijahit. Agar terlihat menarik, biasanya leaflet didesain secara
cermat, dilengkapi dengan ilustrasi, dan menggunakan bahasa yang sederhana,
singkat, serta mudah dipahami. Leaflet sebagai bahan ajar juga harus memuat
materi yang dapat menggiring peserta didik untuk menguasai satu atau lebih KD
(Kompetensi Dasar).
G. Wallchart
Wallchart adalah bahan cetak, biasanya berupa bagan siklus atau proses atau
grafik yang bermakna menunjukkan posisi tertentu. Agar wallchart terlihat lebih
menarik bagi siswa maupun guru, maka wallchart didesain dengan menggunakan
tata warna dan pengaturan proporsi yang baik. Wallchart biasanya masuk dalam
kategori alat bantu melaksanakan pembelajaran, namun dalam hal ini wallchart
didesain sebagai bahan ajar. Karena didesain sebagai bahan ajar, maka wallchart
harus memenuhi kriteria sebagai bahan ajar antara lain bahwa memiliki kejelasan
tentang KD (Kompetensi Dasar) dan materi pokok yang harus dikuasai oleh
peserta didik, diajarkan untuk berapa lama, dan bagaimana cara menggunakannya.
Sebagai contoh, wallchart tentang siklus makhluk hidup binatang antara ular,
tikus, dan lingkungannya.
H. Foto atau Gambar
Foto atau gambar sebagai bahan ajar tentu saja diperlukan satu rancangan yang
baik, agar setelah selesai melihat sebuah atau serangkaian foto atau gambar, siswa
dapat melakukan sesuatu yang pada akhirnya menguasai satu atau lebih KD
21
(Kompetensi Dasar). Melalui membaca yang dapat diingat hanya 10%, dari
mendengar yang diingat 20%, dan dari melihat yang diingat 30%. Foto atau
gambar yang didesain secara baik dapat memberikan pemahaman yang lebih baik.
Bahan ajar ini dalam menggunakannya harus dibantu dengan bahan tertulis.
Bahan tertulis dapat berupa petunjuk cara menggunakannya dan atau bahan tes.
Bahan ajar adalah seperangakat pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.
Bahan ajar memliki cakupan yang sangat luas, sehingga bahan ajar menurut
(Dwicahyono dan Daryanto, 2014: 173) dibagi beberapa jenis, yaitu Pertama,
bahan ajar pandang (visual) yang terdiri atas bahan cetak (printed) seperti antara
lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto atau
gambar, model atau maket. Kedua, bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio,
piringan hitam, dan compact disk audio. Ketiga, bahan ajar pandang dengar
(audio visual) seperti video compact disk dan film. Keempat, bahan ajar
multimedia interaktif (interactive teaching material) seperti CAI (Computer
Assisted Instruction), Compact Disk (CD) multimedia pembelajaran interaktif, dan
bahan ajar berbasis web (web based learning materials).
Selanjutnya, pada penelitian ini akan dibahas tentang bahan ajar cetak. Bahan ajar
(printed) cetak dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk. Jika bahan ajar cetak
tersusun secara baik, bahan ajar terdapat beberapa keuntungan yaitu: a) bahan
tertulis biasanya menampilkan daftar isi, sehingga memudahkan bagi seorang
guru untuk menunjukkan kepada peserta didik bagian mana yang sedang
dipelajari; b) biaya untuk pengadaannya relatif sedikit; c) bahan tertulis cepat
digunakan dan dapat dipindah-pindah secara mudah; d) susunannya menawarkan
22
kemudahan secara luas dan kreativitas bagi individu; e) bahan tertulis relatif
ringan dan dapat dibaca di mana saja; f) bahan ajar yang baik akan dapat
memotivasi pembaca untuk melakukan aktivitas, seperti menandai, mencatat, dan
membuat sketsa; g) bahan tertulis dapat dinikmati sebagai sebuah dokumen yang
bernilai besar; dan h) pembaca dapat mengatur tempo secara mandiri.
2.2 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dapat disebut juga dengan Lembar Kerja
Siswa (LKS). Lembar Kerja Peserta Didik merupakan suatu bahan ajar cetak yang
berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk
pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan peserta didik yang
mengacu pada Kompetensi Dasar (KD) yang harus dicapai (Prastowo, 2015: 204).
LKPD sangat berperan penting bagi pembelajaran di kelas untuk memecahkan
suatu masalah. LKPD dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan semua
aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi. Menurut
Hidayah dan Sugiarto dalam Majid (2015: 232), LKPD merupakan salah satu
jenis alat bantu pembelajaran. Menurut Trianto dalam jurnal Siti (2017: 133),
LKPD memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang dilakukan peserta didik
untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar
sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh.
2.2.1 Komponen Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Komponen Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) menurut Majid (2015: 233),
yang dikenalkan adalah informasi atau konteks permasalahan dan pertanyaan atau
perintah dengan ciri-ciri sebagai berikut.
23
a. Informasi
Informasi hendaknya „menginspirasi‟ peserta didik untuk menjawab atau
mengerjakan tugas tidak terlalu sedikit atau kurang jelas sehingga peserta didik
„tidak berdaya‟ untuk menjawab atau mengerjakan tugas, tetapi tidak juga terlalu
banyak sehingga mengurangi ruang kreativitas peserta didik. Informasi dapat
diganti dengan gambar, teks, label, atau benda konkret.
b. Pernyataan Masalah
Pernyataan masalah hendaknya harus benar-benar menuntut peserta didik
menemukan cara atau strategi untuk memecahkan masalah tersebut.
c. Pertanyaan atau Perintah
Pertanyaan atau perintah hendaknya merangsang peserta didik menyelidiki,
menemukan, memecahkan masalah, dan berimajinasi atau mengkreasi. Usahakan
jumlah pertanyaan dibatasi, misalnya tiga buah saja, sehingga LKPD (Lembar
Kerja Peserta Didik) tidak seperti „hutan belantara‟ yang menjadi beban baca
peserta didik. Bila guru mempunyai tiga pertanyaan yang bagus, hendaknya
pertanyaan tersebut disimpan dalam pikirannya dan baru diajukan secara lisan
kepada peserta didik sebagai tambahan bila perlu. Pernyataan dapat bersifat
terbuka atau membimbing (guide).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa komponen LKPD (Lembar
Kerja Peserta Didik) memiliki ciri-ciri informasi bersifat menginspirasi,
pernyataan masalah yang menuntut peserta didik menemukan cara untuk
memecahkan masalah, dan bersifat terbuka dan membimbing.
24
2.2.2 Fungsi LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)
Widjajanti (2008: 2), menjelaskan bahwa LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)
memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai berikut.
a. LKPD merupakan alternatif bagi guru untuk mengarahkan pengajaran atau
memperkenalkan suatu kegiatan tertentu sebagai kegiatan belajar-
mengajar.
b. LKPD dapat mempercepat proses pengajaran dan menghemat waktu
penyajian suatu topik.
c. Dapat mengetahui seberapa jauh materi yang telah dikuasai peserta didik.
d. Dapat mengoptimalkan alat bantu pengajaran terbatas.
e. LKPD membantu peserta didik lebih efektif dalam proses pembelajaran.
f. Dapat membangkitkan minat peserta didik jika LKPD disusun secara
sistematis, rapih, dan mudah dipahami peserta didik.
g. Dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, meningkatkan
motivasi belajar, dan rasa ingin tahu.
h. Dapat mempermudah menyelesaikan tugas perorangan, kelompok, atau
klasikal karena peserta didik dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan
kecepatan belajarnya.
i. Dapat digunakan untuk melatih peserta didik menggunakan waktu
seefektif mungkin dan peserta didik mampu memecahkan masalah.
Fungsi LKPD menurut Prastowo (2015: 205-206), menjelaskan bahwa LKPD
memiliki setidaknya empat fungsi, sebagai berikut: Pertama, LKPD sebagai
bahan ajar yang dapat meminimalkan peran pendidik, namun lebih mengaktifkan
25
peserta didik. Kedua, LKPD mempermudah peserta didik untuk memahami materi
yang diberikan. Ketiga, LKPD bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk
berlatih. Keempat, memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) dalam pembelajaran yaitu berupa bahan ajar yang lebih
memudahkan pemahaman peserta didik dalam kegiatan belajar-mengajar,
memahami materi, memudahkan guru untuk memberikan tugas, dan peserta didik
mampu memecahkan masalah.
2.2.3 Tujuan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)
Prastowo (2015: 206), menyatakan bahwa tujuan LKPD (Lembar Kerja Peserta
Didik) terdapat empat poin yang menjadi tujuan penyusunan LKPD, yaitu
a. Menyajikan bahan ajar yang mudah bagi peserta didik untuk berinteraksi
dengan materi yang diberikan.
b. Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan peserta didik dalam
materi yang disampaikan.
c. Melatih kemandirian belajar peserta didik.
d. Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada peserta didik.
Berdasarkan uraian di atas, bahwa tujuan penyusunan LKPD (Lembar Kerja
Peserta Didik) adalah memudahkan peserta didik dalam proses kegiatan belajar-
mengajar, memahami setiap materi atau KD (Kompetensi Dasar) yang disediakan,
dan memudahkan guru untuk melatih peserta didik secara mandiri melalui tugas-
tugas yang diberikan.
26
2.2.4 Langkah-Langkah Penyusunan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)
Langkah-langkah menulis LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) menurut Prastowo
(2014: 276) sebagai berikut.
1. Merumuskan Kompetensi Dasar (KD)
Merumuskan Kompetensi Dasar (KD) dapat dilakukan dengan cara menurunkan
rumusannya langsung dari kurikulum yang berlaku.
2. Menentukan Alat Penilaian
Menentukan alat penilaian didasarkan pada pendekatan pembelajaran yang
digunakan. Bila pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah kompetensi,
maka penilaian didasarkan pada penguasaan kompetensinya, dan penilaian yang
sesuai adalah menggunakan pendekatan Penilaian Acuan Patokan (PAP) atau
Criterion Referenced Assesment.
3. Menyusun Materi
Untuk menyusun materi LKPD, ada beberapa yang perlu diperhatikan yaitu
a. Materi LKPD sangat bergantung pada kompetensi dasar yang ingin
dicapainya. Materi LKPD dapat berupa informasi pendukung, yaitu gambaran
umum atau ruang lingkup substansi yang akan dipelajari.
b. Materi yang dapat diambil dari berbagai sumber, seperti: buku, majalah,
internet, dan jurnal hasil penelitian.
c. Menunjukkan referensi yang digunakan di dalam LKPD agar peserta didik
dapat membaca lebih jauh tentang materi tersebut.
27
4. Memperhatikan Struktur LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)
Struktur LKPD terdiri dari enam komponen, yaitu judul, petunjuk belajar
(petunjuk peserta didik) kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung,
tugas dan langkah-langkah kerja, dan penilaian.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahawa langkah-langkah
penyusunan LKPD (Lemabar Kerja Peserta Didik), yaitu merumuskan KD
(Kompetensi Dasar), menentukan alat penilaian, menyusun materi, dan struktur
LKPD harus diperhatikan.
2.3 Pengertian Menulis
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.
Menulis merupakan kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan (informasi)
secara tulisan kepada pihak lain menggunakan bahasa tulis sebagai alat untuk
medianya. Menulis melibatkan beberapa unsur, yaitu penulis sebagai penyampai
pesan, isi tulisan, dan saluran atau media kepada pembaca. Dikemukakan oleh
Tarigan (2008: 4), bahwa menulis merupakan suatu ciri dari orang yang terpelajar
atau bangsa yang terpelajar. Suparno dan Yunus (2008: 13), mengemukakan
bahwa menulis merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi)
dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Sejalan dengan
kedua pendapat di atas, Dalman (2012: 3), mengemukakan bahwa menulis
merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaiaan pesan (informasi)
secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulisan sebagai alat
atau medianya.
28
Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa menulis merupakan
salah suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Menulis merupakan proses
kreatif untuk menuangkan gagasan atau ide pokok dalam bentuk bahasa tulisan
sebagai alat atau medianya, menulis juga dapat dikatakan sebagai kegiatan
merangkai huruf menjadi kata atau kalimat untuk disampaikan kepada orang lain.
Dalam kegiatan menulis ini, penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi,
struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara
otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur.
2.3.1 Tujuan Menulis
Menulis sebagai sarana untuk mengungkapkan pendapat, pikiran, dan perasaan
seseorang memiliki tujuan sendiri bagi penulisnya. Dijelaskan oleh Sumardjo
(2007: 89), para penulis kurang menyadari pentingnya tujuan dalam menulis. Hal
ini tanpak bahwa beberapa penulis memulai dan mengembangkan cerpennya
tanpa tujuan yang jelas. Akibatnya, jalan ceritanya teratur dan bertele-tele,
memerlukan pengalaman dalam cerita. Menurut Tarigan (2008: 24), setiap jenis
tulisan mengandung beberapa tulisan tetapi karena tujuan itu sangat beraneka
ragam, bagi penulis yang belum berpengalaman ada baiknya memperhatikan
katagori berikut ini: (1) memberitahukan atau mengajar; (2) meyakinkan atau
mendesak; (3) menghibur atau menyenangkan; dan (4) mengutarakan atau
mengekspresikan perasaan dan emosi yang berapi-api.
Berdasar beberapa pakar di atas, dapat disimpulkan yang dimaksud tujuan
menulis adalah untuk menyampaikan informasi kepada orang lain melalui tulisan.
Agar maksud dan tujuan penulis tercapai dan pembaca memberikan responsi yang
29
diinginkan oleh penulis terhadap tulisannya, mau tidak mau dia harus menyajikan
tulisan yang baik, ciri-ciri tulisan yang baik itu, antara lain:
a. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis mempergunakan nada
yang serasi.
b. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis menyusun bahan-
bahan yang tersedia menjadi suatu keseluruhan yang utuh.
c. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis untuk menulis dengan
jelas dan tidak samar-samar, memanfaatkan struktur kalimat, bahasa, dan
contoh-contoh sehingga maknanya sesuai dengan yang diinginkan oleh
penulis. Dengan demikian, para pembaca tidak usah payah-payah bergumul
memahami makna yang tersurat dan tersirat.
d. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis untuk menulis secara
meyakinkan. Menarik minat para pembaca terhadap pokok pembicaraan serta
mendemonstrasikan suatu pengertian yang masuk akal, cermat, dan teliti
mengenai hal itu. Dalam hal ini, haruslah dihindari penggunaan kata-kata dan
pengulangan frase-frase yang tidak perlu. Setiap kata haruslah menunjang
pengertian yang serasi, sesuai dengan yang diinginkan oleh penulis.
e. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis untuk mengkritik
naskah tulisannya yang pertama serta memperbaikinya. Mau dan mampu
merevisi naskah pertama merupakan kunci utama penulisan yang tepat guna
atau penulisan efektif.
f. Tulisan yang baik mencerminkan kebanggaan penulisan dalam naskah atau
manuskrip, kesudian mempergunakan ejaan dan tanda baca serta saksama,
memeriksa makna kata dan hubungan ketatabahasaan dalam kalimat-kalimat
30
sebelum menyajikannya kepada para pembaca. Penulis yang baik, menyadari
benar-benar bawa hal-hal seperti ini dapat memberi akibat yang kurang baik
terhadap karyanya (Adelstein & Pival, 1976: XXI).
Secara singkat, ada pula ahli yang merumuskan ciri-ciri tulisan yang baik itu
seperti berikut ini.
1. Jujur: jangan coba memalsukan gagasan atau ide anda.
2. Jelas: jangan membingungkan para pembaca.
3. Singkat: jangan boroskan waktu para pembaca.
4. Usahakan keanekaragaman: panjang kalimat yang beraneka ragam, berkarya
dengan penuh kegembiraan (Mc. Mahan & Day, 1960: 6).
2.3.2 Manfaat Menulis
Kegiatan menulis memiliki langkah yang harus kita tempuh sebelum
menghasilkan sebuah tulisan yang baik nantinya. Dikemukakan oleh Percy (dalam
Gie, 2002: 21), tidak kurang dari enam manfaat dari kegiatan menulis atau
mengarang, yaitu (1) Suatu sarana yang menggunakan diri; (2) Suatu sarana untuk
pemahaman; (3) Suatu sarana untuk membantu mengembangkan kepuasan
pribadi; (4) Suatu sarana untuk peningkatan kesadaran dan pencerapan terhadap
lingkungan sekeliling seseorang; (5) Suatu sarana untuk keterlibatan secara
bersemangat dan bukannya penerima yang pasrah; dan (6) Suatu sarana untuk
mengembangkan suatu pemahaman tentang dan kemampun menggunakan bahasa.
Dijelaskan oleh Tarigan (2008: 22), sangat penting bagi pendidik karena
memudahkan para pelajar berpikir. Juga dapat menolong kita berpikir secara
kritis. Juga dapat memudahkan kita merasakan dan menikmati hubungan-
31
hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi kita, memecahkan masalah-
masalah yang kita dapati, dan menyusun urusan bagi pengalaman.
Berdasarkan beberapa pemaparan pakar di atas, dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan manfaat menulis adalah memberikan keterampilan dan
pemahaman terhadap penulis agar dapat berpikir secara logis dan ilmiah dalam
menguraikan dan membahas suatu permasalahan serta dapat menuangkannya
secara sistematis dan terstruktur dalam sebuah tulisan. Menulis seperti juga halnya
dengan keterampilan berbahasa lainnya, yaitu suatu proses perkembangan
melalaui karya yang kreatif. Seseorang dapat menulis ketika memiliki
pengalaman, waktu kesempatan, pelatihan, keterampilan-keterampilan khusus,
dan pengajaran langsung menjadi seorang penulis menuntut gagasan-gagasan
yang tersusun secara logis, diekspresikan dengan jelas, dan ditata secara menarik.
2.4 Teks Anekdot
Basiran dalam Haryanti (2013: 2), menyatakan bahwa teks anekdot merupakan
teks berjenis narasi yang relatif pendek yang mengandung kelucuan, bisa berupa
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas. 2008. Panduan PengembanganBahan Ajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2014. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.Jakarta: Rineka Cipta.
Dwicahyono, Aris & Daryanto. 2014. Pengembangan Perangkat Pembelajaran(Silabus, RPP, PHB, Bahan Ajar). Yogyakarta: Gava Media.
Gie, The Liang. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Haryanti. 2014. Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Anekdot dengan MediaGambar Karikatur Pada Siswa Kelas X Man Purworejo Tahun Pelajaran2014/2015. FKIP: Universitas Muhammadyah Purworejo.
Kementrian dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2015. Buku Guru BahasaIndonesia. Jakarta: Kemdikbud.
Kurniasih & Berlin. 2014. Buku Teks Pelajaran Sesuai Dengan Kurikulum 2013.Kata Pena: Surabaya.
Mahmudah, Siti. 2017. Pengembangan LKPD. FKIP: UMP.
Majid, Abdul. 2003. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan StandarKompetensi Guru. Bandung: PT. Remaja.
Prastowo, Andi. 2015. Pengembangan Bahan Ajar Tematik Panduan LengkapAplikatif. Diva Press: Yogyakarta.
xx
Priyanti, Tri Endah. 2014. Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia Dalam Kurikulum2013. Jakarta: Bumi Aksara.
Suandi, N. dkk. 2015. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Teks Anekdot dalamPembelajaran Bahasa Indonesia untuk Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 2Semarapura. FKIP: Universitas Pendidikan Ganesha.
Sutirman. 2013. Media & Model-model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: GrahaIlmu
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif,dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sundayana. 2016. Peningkatan Kemampuan Menulis Melalui Model Project BasedLearning pada Peserta Didik Kelas VII D SMP Negeri 1 Tumijajar Tahun
Pelajaran 2015/2016. FKIP: Universitas Lampung.
Susanti, Maria. 2016. Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Melalui Model ProjectBased Learning pada siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Pesawaran Tahun
Pelajaran 2015/2016. FKIP. Universitas Lampung.
Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Wacana. Bandung: Angkasa.
------------. 2011. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.
------------- 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:Angkasa Bandung.
------------ 2005. Menulis Sebagaia Keterampilan Berbahasa. Bandung: AngkasaBandung.
Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu TinjauanKonseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.