Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 1 PENGEMBANGAN KURIKULUM & PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS LULUSAN PENDIDIKAN VOKASI
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 1
PENGEMBANGAN KURIKULUM &
PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN
KUALITAS LULUSAN PENDIDIKAN VOKASI
Dapat diwujudkan melalui peningkatan mutu pendidikan tinggi (lulusannya), kualitas dan efektivitas riset, dan teknologi yang akan menjadi landasan penting bagi tercapainya peningkatan daya saing bangsa.
Visi Misi Kemristekdikti
Visi Misi Presiden RI (Nawa Cita)
• Meningkatkan mutu hidup manusia Indonesia melalui peningkatan mutu pendidikan dan pelatihan.
• Melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali kurikulum pendidikan nasional.
Visi
• Terwujudnya pendidikan tinggi yang bermutu serta kemampuan IPTEK dan inovasi untuk mendukung daya saing bangsa.
Misi
• Meningkatkan akses, relevansi, dan mutu Pendidikan Tinggi untuk menghasilkan SDM yang berkualitas.
• Meningkatkan kemampuan IPTEK dan inovasi untuk menghasilkan nilai tambah produk inovasi.
Pemerintah Fokus Pembangunan SDM untuk Daya Saing Bangsa
Mulai tahun 2019
Indeks Daya Saing Global Indonesia tahun 2017/2018
naik
36
41
? Indeks Daya Saing Global Indonesia
tahun 2019/2020, dst?
?
?
Photo Credit: Ega Prakarsa, Universitas Pendidikan Indonesia
POPULASI
>262 Juta
Bonus Demografi EKONOMI
Ke-7 Dunia Tahun 2030
McKinsey
Global
Institute, 2012
EKONOMI
Ke-4 Dunia Tahun 2050
Pricewaterhou
se Coopers
(PwC), 2017
4
INDONESIA Jml Penduduk & Potensi Ekonomi
Misi Kemenristekdikti: Meningkatkan akses, relevansi, dan
mutu Pendidikan Tinggi untuk menghasilkan SDM yang berkualitas
Sebaran Kawasan Industri & Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) 2015-2019
KEK & KI SEI MANGKEI Kab. Simalungun, Sumut
KEK TANJUNG API-API Kab. Banyuasin, Sumatera Selatan
KEK TANJUNG LESUNG Kab. Pandeglang, Banten
KEK MANDALIKA Kab. Lombok Tengah, NTB
KEK & KI PALU Kota Palu, Sulawesi Tengah
KEK & KI BITUNG Kota Bitung, Sulawesi Utara
KEK MOROTAI Kab. Pulau Morotai, Maluku Utara
KEK MBTK Kabupaten Kutai Timur, Kaltim
KEK SORONG
KEK MERAUKE
KEK & KI LANDAK Kab. Landak, Kalbar
KEK KALTARA
KEK MAKASSAR
Maluku
KEK NTT
Keterangan:
Lokasi KEK yang telah ditetapkan sampai 2014
Lokasi KEK 2014-2019
KI KUALA TANJUNG
KI TANGGAMUS
KI KETAPANG
KI JORONG KI BATULICIN
KI BANTAENG
KI KONAWE
KI MOROWALI
KI BULI
KI TELUK BINTUNI
Lokasi 14 Kawasan Industri
Slide - 5
Sumber: Bappenas 7
1
2
3
4
5
6
7 8
9
1O
11 12
14
13
15
SEBARAN 14 KAWASAN INDUSTRI PRIORITAS DI LUAR JAWA 2015-2019
6
PEMBANGUNAN PARIWISATA Sebaran 10 Destinasi Wisata Prioritas 2015-2019
Danau Toba Tanjung Kelayang Pulau Morotai Kepulauan Seribu
Labuan Bajo Tanjung Lesung
Wakatobi
Borobudur Kawasan Gunung Bromo Mandalika
= KEK Pariwisata
= KSPN
Sumber: Bappenas
DISTRIBUSI KAWASAN EKONOMI KHUSUS (KEK)
Pariwisata
Industri pengol Kelapa Sawit Industri pengolahan karet Pupuk & aneka industri Logistik Pariwisata
KEK SEI MANGKEI Kabupaten Simalungun, Sumut
KEK TANJUNG LESUNG Kab. Pandeglang, Banten
Industri Pengolahan Karet Industri Pengolahan Sawit Industri Petrokimia
KEK TANJUNG API-API Kab. Banyuasin, Sumatera Selatan
KEK MANDALIKA Kab. Lombok Tengah, NTB
KEK PALU Kota Palu, Sulawesi Tengah
Industri Manufaktur Industri Agro berbasis kakao, karet,
rumput laut, rotan Industri pengolahan Nikel, Biji Besi,
Emas Logistik
KEK MOROTAI Kab. P. Morotai, Maluku Utara
Pariwisata Industri pengol perikanan Bisnis & logistik
KEK BITUNG Kota Bitung, Sulawesi Utara Industri Pengolahan Perikanan Industri agro berbasis kelapa
dan tanaman obat Aneka industri Logistik
KEK Maloy Batuta Trans Kalmantan (MBTK) Kabupaten Kutai Timur, Kaltim Industri Kelapa Sawit Logistik
Pariwisata Sumber: Kemenko Perekonomian (2014)
• Populasi Indonesia: ~263,1 juta orang
• Disparitas Kualitas Pendidikan Tinggi: - Dosen: ~293.017 (~14,25%
Doktor). - Mahasiswa: ~7,55 juta (15%
Mahasiswa Vokasi /Politeknik). - APK (Des 2018): 34,58 %. - Mutu PT:
* Institusi terakreditasi BAN-PT, A: 4,3%, B: 36,7%, C: 59,0%
* Prodi terakreditasi BAN-PT, A:17,3%, B: 55,8%, C: 26,9%
* Prodi terakreditasi internasional, 241 Prodi di 19 PT.
- World Rank (QS): sudah 3 universitas Top 500: UI: #292, ITB: #359, UGM: #391.
9
Misi Kemenristekdikti: Meningkatkan akses, relevansi, dan
mutu Pendidikan Tinggi untuk menghasilkan SDM yang
berkualitas
PENDIDIKAN TINGGI Sistem
INDONESIA
4.708
PERGURUAN
TINGGI
Sumber: FORLAP PDDIKTI, Kemenristekdikti dan BAN-PT
Akademi; 1.059 ; 23%
Akademi Komunitas;
20 ; 0%
Politeknik; 278 ; 6%
Universitas; 3.340 ; 71%
PTN-Bh; 11 ; 0%
28.056
PROGRAM
STUDI
Agama; 1.776; 6% Humaniora;
731; 3% Sosial; 4.267;
15%
MIPA; 1.086; 4%
Seni; 391; 1%
Kesehatan; 3.554; 13%
Teknik; 4.985; 18%
Pertanian; 1.836; 7%
Ekonomi; 3.406; 12%
Pendidikan; 6.024; 21%
Data Per-Januari 2019
POLTEK: 278 (6%)
Mewujudkan Pendidikan Tinggi Berdaya Saing dan Inovatif
10
Outcome
Pendidikan tinggi yang relevan, bermutu dan inklusif
Kurikulum, sistem dan proses pembelajaran yang relevan dan update
Literasi baru, Gen ed dan soft skills
Mutu Prodi dan Lulusan diakui Nasional/internasional
SDM lulusan menjadi human capital
Kompetensi dan Keahlian baru sesuai era Industri 4.0
Output
• Penyesuaian CP • PJJ, SPADA • Transfer kredit • Mobility • Internship/Coop • Bidikmisi, Adik, PPA • Soft skills dan prestasi mahasiswa • Kewirausahaan
• SN Dikti • Penguatan SPMI • Instrumen mutu PJJ • Akreditasi Prodi • Sertifikasi
Proses
+ +
• Kebijakan (Update) • Karir lulusan dan kepuasan pengguna • Internasionalisasi • Belajar sepanjang hayat
Sumberdaya Pendidikan Tinggi dan Mahasiswa Input
Isu stratejik 2020-2025
11
Program Uraian
1. Relevansi Kurikulum
Capaian pembelajaran yang ditetapkan harus berorientasi pada outcome lulusan yang kompeten dan terampil untuk memenuhi kebutuhan pasar kerja di abad 21 dan industri 4.0. Karakter lulusan dikenali memiliki kompetensi pengetahuan dan keterampilan siap bekerja (magang/internship, ko- dan ekstra-kurikuler). • Strategi penyesuaian kurikulum paling tidak memuat perangkat perkuliahan, laboratorium, praktikum, internship dan ko-dan ekstra-kurikuler dengan didukung oleh SDM dosen yang kompeten dan ketersediaan sarana prasarana pendidikan yang memadai
2. Sistem pembelajaran digital (on line, blended learning, PJJ)
Sistem pembelajaran digital dimaksud memiliki tujuan meningkatkan kuantitas dan kualitas lulusan yang baik, fleksibel, relevan, efisien dan memenuhi standar mutu pendidikan • Strategi yang dilakukan adalah melalui sharing sumber pembelajaran melalui kemitraan prodi berakreditasi A atau internasional dengan prodi yang perlu ditingkatkan mutunya dengan insentif credit earning/transfer
3. Soft Skill mahasiswa/lulusan • Tuntutan skill baru di era industri 4.0 dan globalisasi mengharuskan mahasiswa/lulusan memiliki kompetensi lengkap (pengetahuan, kemampuan bekerja, akhlak mulia, berkarakter, dan cinta tanah air). • Strategi yang dilakukan adalah mengintegrasi kurikulum, kokurikuler dan ekstrakulikuler menyesuaikan pada perubahan pasar kerja.
Isu stratejik 2020-2025 (lanjutan)
12
Program Uraian
4. Pendidikan inklusif
•Beasiswa bidik misi untuk mahasisswa berprestasi namun memiliki kemampuan ekonomi terbatas •Afirmasi akan diberikan pada prodi di daerah remote (Papua dan 3T) melalui bimbingan dan pendampingan dalam peningkatan mutu pembelajaran dan kemahasiswaan (beasiswa Adik)
5. Kesetaraan mutu Masalah disparitas mutu diantara program studi dan mutu lulusan yang dihasilkannya akan dikurangi melalui peningkatan mutu pembelajaran dan penguatan SPMI •Mendorong penerapan semua standar dalam SN Dikti
6. Internasionalisasi Program studi
Pada akhir tahun 2017 terdapat 177 prodi dan meningkat menjadi 241 prodi pada Oktober 2018 yang terakreditasi internasional. Prodi ini mampu menghasilkan lulusan berstandar internasional. Akan didorong lebih banyak lagi prodi untuk terakreditasi internasional
7. Wirausaha Kampus yang inovatif
Kenyataan bahwa potensi ekonomi Indonesia yang melimpah dan prospektif tersebar di berbagai daerah memerlukan wirausaha baru yang inovatif •Meluaskan semangat dan jiwa kewirausahaan di kalangan mahasiswa •Inkubasi bisnis untuk produk karya mahasiswa yang layak dikomersialisasikan
Program Prioritas
13
Peningkatan mutu Pendidikan tinggi
• Internasional: World Class University, International Accreditation
• Nasional: Akreditasi institusi, akreditasi Prodi, untuk mutu lulusan
Peningkatan relevansi • Lulusan dan pasar kerja • Riset terapan (inovasi) dan pasar kerja • Wirausahawan
Peningkatan akses • Peningkatan akses (afirmasi) • Angka partisipasi kasar (HEIs Gross Enrollment
Rate)
Peningkatan daya saing
• Jumlah PT Top 500 in World Rankings & Top 100 Asia
• GLOBAL COMPETITIVENESS INDEX
Peningkatan tata kelola
• Tata kelola PT yang semakin baik
Perguruan tinggi yang berdaya saing
14
Perubahan dan pembaruan pendidikan yang mengkombinasikan keunggulan akademik, kebutuhan pasar, dan kebutuhan masyarakat.
Keunggulan penelitian, keskolaran, kreativitas, dan kegiatan entrepreneurial. Lulusan dng credential global (hardskill dan softskill)
Kerjasama/Sinergi dengan industri, pemerintah, asosisasi profesi, lembaga pendidikan dan pengujian di dalam dan luar negeri. Termasuk pertukaran dosen dan mahasiswa.
Penajaman Kurikulum.
Akreditasi: Peningkatan mutu secara berkelanjutan
1
2
3
4
5
15
Perlu pemahaman ekonomi berbasis ilmu pengetahuan; modal intelektual menjadi sumberdaya strategis yang menentukan kekuatan, kemakmuran, dan kesejahteraan bangsa.
Kesiapan sistem pendidikan Indonesia menghadapi tantangan globalisasi, kompleksitas abad 21 dan daya saing bangsa?
21st CenturySkill – 4C’s
CRITICAL THINKING
Information & Discovery
Interpretation & Analysis
Reasoning
Constructing Arguments
Problem Solving
System Thinking
Sumber:
https://www.researchgate.net/profile
/Mohamed_Mourad_Lafifi/post/I_ne
ed_reading_Studies_on_Integrating
_21st_Century_Skills_in_Mathemati
cal_Books/attachment/59d64d9179
197b80779a71a9/AS%3A48879439
1617540%401493549072570/down
load/10.1.15_-_21st_Century_Skills.pdf.
COLLABORATION
Leadership & Initiative
Cooperation
Flexibility
Responsibility & Productivity
Collaborate Using Digital Media
Responsiveness & Constructive
Feedback
COMMUNICATION
Effective Listening
Delivering Oral Presentation
Communicate Using Digital
Media
Engaging in Conversations &
Discussions
Communicating in Diverse
Environments
CREATIVITY
Idea Generation
Idea Design & Refinement
Openness & Courage to
Explore
Work Creatively with Others
Creative Production &
Innovation
Global Trends in Job and Skill “Greater emphasis on Soft Skills, which will be relevant for all sectors and job
roles”
ASEAN Mutual Recognition Arrangements (MRAs)-2016
18
Single market and production based
Equitable economic development
Competitive economic region
Fully integrated region in the global
economy
1. Engineer 2. Architect 3. Land Surveyor 4. Accountant 5. Medical Doctor 6. Dentist 7. Nurse 8. Tourism
Professional
Recognition of Qualifications (competitiveness)
Lulusan Berkualitas Tinggi yang memahami
permasalahan Indonesia &
menjadi pemimpin untuk Indonesia yang
lebih baik
Teaching quality
reasoning, problem solving, analytical and critical thinking skills
Students and Staff mobility
Soft and Professional Skills, entrepreneurial
mindset
English Proficiency
High Quality, incl. General Education
Co-and extra curricular activities: leadership,
character building
Enrichment of curriculum with ASEAN perspectives
Lulusan Berkualitas
“ASEAN/Global Ready
Graduates”
19
Strategi agar lulusan siap
berkompetisi di ASEAN/Global
(MEA)
o Sebagian besar perusahaan menggunakan
teknologi untuk menjual produk mereka
secara online (The Economist, 2017)
o Semakin pentingnya kecakapan sosial
(social skills) dalam bekerja (The
Economist, 2017)
o > 55% organisasi mengatakan bahwa
digital talent gap semakin lebar (LinkedIn,
2017)
o Indonesia perlu meningkatkan
keterampilan tenaga kerja dengan
teknologi digital (Parray, ILO, 2017)
Revolusi berbasis Cyber Physical System, gabungan antara domain digital, fisik, dan biologi : mobile supercomputing. Intelligent robots. Self-driving cars. Neurotechnological brain enhancements. Genetic editing. (Klaus Schwab, 2017)
Gelombang Revolusi Industri 4.0 di Indonesia:
Sharing Economy
Marketplace
“munculnya teknologi baru yag
mengakibatkan perubahan yang luar
biasa di semua disiplin ilmu, ekonomi
dan industri”.
*image from: https://http://glitch.news/
Era DISRUPSI TEKNOLOGI pada REVOLUSI
INDUSTRI 4.0
21
22
23
Media Indonesia, Selasa, 27 November 2018 Dedy Setyo Afrianto: Menjadi Guru 5.0 untuk Siapkan Generasi Pelita Masa Depan • Dan Brown (Penulis Novel The Origin): Cerita tentang komputer
dengan kecerdasan buatan (artificial intelligence) telah mampu membuat novel sendiri”.
• Peneliti Future University, Hakodate, Jepang, 2016: Novel berjudul “Konpyuta ga Shousetsu wa Kaku Hi” berhasil ditulis computer.
• Scorpion (Tayangan serial fiksi): Tayangan hebatnya komputer di masa depan yang bisa menggambar selevel dengan hebatnya Da Vinci.
24
Kemenristekdikti Dorong
Mhs Merintis dan Menjadi
Wirausahawan
Berpengetahuan,
Entrprenerial
mindset,
Employability
skills
Berlatih di
lingkungan
kampius
Merintis
mitra
Start Up,
Wirausahawan
sukses
Berkonstribusi pada
pembangunan SDM yg
kompetitif
Generic Skills for Entrepreneur
Pemikir yang kreatif (creative thinkers) innovator
Berani mengambil risiko (risk taker) & menjadi risk
manager bagi diri sendiri dan usahanya
Pencipta peluang (opportunity creators)
Komunikator (Communicators)
Kepercayaan diri dan kepemimpinan (confident thinkers &
leaders)
Agen perubahan (change agents)
Dosen hrs punya mindset dan attitude yg seirama
Staff Library Physical Facilities Laboratories
Funding Organization
Resources Curriculum
Management
Leadership Quality
Assurance Academic Community
Teaching-Learning Process Graduates Incoming
Students
Intelektual, Ilmuwan, atau Profesional yang beriman bertaqwa, berakhlaq mulia, berbudaya, kreatif, Berkarakter tangguh
Karya Penelitian untuk Kemaslahatan bangsa, negara, dan manusia
Pengabdian Kepada Masyarakat
Tujuan Dikti
Sistem Pendidikan Tinggi (yang bermutu)
27
SN-DIKTI
• Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, yang selanjutnya disingkat KKNI, adalah kerangka penjenjangan capaian pembelajaran yang dapat menyetarakan, luaran bidang pendidikan formal, nonformal, informal, atau pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor
• Jenjang kualifikasi adalah tingkatan capaian pembelajaran yang disepakati secara nasional, disusun berdasarkan ukuran pencapaian proses pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan formal, nonformal, informal, atau pengalaman kerja
• KKNI merupakan perwujudan mutu dan jati diri Bangsa Indonesia terkait dengan sistem pendidikan nasional dan pelatihan yang dimiliki negara Indonesia
• KKNI terdiri dari 9 (sembilan) jenjang kualifikasi, dimulai dari Kualifikasi I sebagai kualifikasi terendah dan Kualifikasi IX sebagai kualifikasi tertinggi
1
2
3
4
5
7
8
9
6
1
2
3
4
5
7
8
9
6
EXPERT
TECHNICIAN/ ANALYST
OPERATOR
Master
S2
Bachelor S1
Doctor
S3
General High
School
PROFESSION
SPECIALIST
S2(A)
S3(A)
DIV
Vocational High School
DIII
DII
DI
LEARNING PROGRESS IN APPLIED SCIENCES/VOCATIONAL
LEARNING PROGRESS IN
ACADEMIC CAREER PATHWAYS
JENJANG KKNI
29
9
8
7
6
5
4
3
Sekolah Menegah Atas/ Kejuruan/ Madrasah Alyah
Diploma 4 (D4)
Diploma 1 (D1)
Diploma 3 (D3)
Diploma 2 (D2)
JENIS, STRATA, DAN LEVEL KKNI PENDIDIKAN TINGGI DI INDONESIA
Magister (S2) Terapan
Doktor (S3) Terapan
Sarjana (S1)
Magister (S2)
Doktor (S3)
LEVEL KKNI
1
2
3
4
5
7
8
9
6
D I
D III
D II
S1(T) S1
S2
S3
Profesi X
Spesialis X
Spesialis X
Profesi Y
Spesialis Y
MULTI ENTRY AND
MULTI EXIT SYSTEM
(MEMES)
SMA/SMK
PERPINDAHAN ANTARA JENIS DAN STRATA PENDIDIKAN TINGGI
Possibility :
• Alih jenjang
• Alih jalur
• Transfer Kredit
• RPL
SMP
SMA/ MA/SMK
D1
D2
D3
S1/D4
S3/Sp
Sp -U
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)
Permenristekdikti No. 26 Tahun 2016, 2 (dua) jenis RPL: A. RPL untuk melanjutkan pendidikan
formal (tipe A); dan B. RPL untuk mendapatkan pengakuan
kesetaraan dengan kualifikasi level KKNI tertentu (tipe B).
RPL untuk mendapatkan Pengakuan Kesetaraan dengan kualifikasi KKNI tertentu memperoleh SK Pengakuan Kesetaraan
RPL untuk pengakuan sebagian sks melanjutkan ke perguruan tinggi memperoleh IJAZAH
RPL (A) Luaran
Ijazah
RPL (B) Luaran
SK Penyetaraan
Implementasi RPL pada pendidikan tinggi harus dilakukan hanya dalam konteks meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan tinggi. Wajib Memenuhi SNDIKTI.
RPL untuk Dosen dari Industri • Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) untuk dosen dari industry.
• Syarat menjadi dosen sebagaimana dalam UU PT dan SN DIKTI
minimal S-2.
• Menggunakan tipe B, dimana praktisi dari industry yang belum
memiliki pendidikan S-2, maka melalui proses RPL berdasarkan
keahliannya dapat dilakukan penyetaraan setingkat S-2.
• Dikeluarkan sertifikat penyetaraan (bukan ijazah S-2)
Tujuan:
• Memperkuat program Link and Match pendidikan tinggi dan
industri.
• Meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu lulusan,
• Meningkatkan daya saing/kompetitif lulusan perguruan tinggi.
PENYUSUNAN KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI
Kurikulum disusun dengan melibatkan seluruh Peer
Merujuk pada KKNI untuk membuat CP minimum
Merujuk Pada SNDIkti (Permenristekdikti Nomor 44 Tahun 2015)
Disesuaikan dengan jenjang pendidikan (Pofil, LO, Kedalaman dan Keluasan Bahan Kajian)
Memasukkan keunggulan daerah
Memperhatikan perkembangan di masyarakat D1
D2
D3
D4 S1
PROFESI
S2
S3
S2 TERAPA
N
S3 TERAPA
N
LEARNING OUTCOME
Perguruan tinggi
Nasional
1
2
3
4
5
7
8
9
6
DESKRIPSI GENERIK
RUMUSAN LEARNING
OUTCOMES LULUSAN PRODI
DESKRIPSI SPESIFIK
PROGRAM STUDI
KURIKULUM PROGRAM STUDI
RENCANA PEMBELAJARAN MATA
KULIAH
37
F Kurikulum adalah segala hal yang diajarkan (program, rencana,
dan isi pelajaran)
F Pembelajaran (instruction) adalah bagaimana menyampaikan apa
yang diajarkan itu (metode, tindakan belajar mengajar, dan
presentasi)
PERENCANAAN PELAKSANAAN
RENC.
PEMB.
METODE DAN MODEL
PEMBELAJARAN SCL/TCL
PE
NG
EM
BA
NG
AN
PE
MB
EL
AJ
AR
A
PENGEMBANGAN
KU
RIK
ULU
M
EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN
PROSES
DAN HASIL
BELAJAR
sumber
belajar
Dosen
Mhs
Paradigm Shift Of Learning
CBE OBE
Target Penguasaan Materi
Target Pencapaian Learning Outcomes
TCL (Perilaku belajar pasif)
SCL (Perilaku Belajar Aktif)
C
P A
C
P A
Paradigm Shift of Learning
Teacher Motivator & Facilitator
Dosen Sibuk Mengajar (Persoalan bagaimana cara dosen mengajar)
Mahasiswa Sibuk Belajar (Persoalan bagaimana cara
Mhs. Belajar)
Pengajar : Dosen, Pembelajar : MHS.
Dosen & MHS. = Pembelajar
TRADITIONAL Assessment
(Titik ukur)
ALTERNATIVE Assessment
(Proses)
Paradigm Shift of Learning
Transfer of Knowledge
Reconstruction of Knowledge
Hard Skill Hard Skill &
Soft Skill
Otak Kiri Otak Kanan &
Otak Kiri
Makanis Humanis
TCL SCL
TCL - PEMBELAJARAN HANDS-ON, MINDS-ON dan HEARTS-ON (HMH)
/PEMBELAJARAN
Hands-On
Minds-On
Hearts-On
SCL
PEMBELAJARAN HMH
P e n g e r t i a n SCL
Student-Centered learning (SCL) adalah sebuah pendekantan atau paradigma pembelajaran yang meletakan mahasiswa pada pusat proses pembelajaran (the center of the learning process).
dg beberapa elemen SCL:
1. Menitik beratkan pada pembelajaran aktif;
2. Penekanan pada pembelajaran dan pemahaman yang mendalam;
3. Peningkatan tanggung jawab dan akuntabilitas mahasiswa;
4. Peningkatan rasa mandiri/otonomi pada mahasiswa;
5. Terjadi interdependensi antara dosen dan mahasiswa;
6. Saling menghormati dalam hubungan dosen dan mahasiswa; dan
7. Pendekatan refleksif terhadap proses belajar mengajar oleh dosen dan mahasiswa.
(Sumber: Hayward 1905; Dewey, 1956; Piaget, Malcolm, Carl Rogers, 1980; cf. Lea et al, 2003; Collins & O'Brien,2003)
Cone of
Edger Dale
Reading
Hearing words
Looking at picture
Looking at an exhibition
Participating in a discussion
Watching video
Watching a demonstration
Seeing it done on location
Giving a talk
Doing a Dramatic Presentation
Simullating the Real Experience
Doing the Real Thing 90%
70%
50%
30%
20%
10%
PA
SS
IVE
AC
TIV
E
TINGKAT
MEMORISASI
Verbal
reciving
Visual
reciving
Partici-
pating
Doing
TINGKAT
KETERLIBATAN PENGALAMAN BELAJAR
Pengalaman belajar:
(Sumber: PermenRistekDikti no.44, tahun 2015)
No Bentuk Pembelajaran
1 Kuliah, Responsi, Tutorial
2 Seminar atau yang setara
3 Praktikum, Praktik Studio, Praktik Bengkel, Praktik
Lapangan, Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat
dan/atau bentuk pembelajaran lain yang setara
No Metode Pembelajaran
1 Small Group Discussion SGD
2 Role-Play & Simulation RPS
3 Discovery Learning DL
4 Self-Directed Learning SDL
5 Cooperative Learning CoL
6 Collaborative Learning CbL
7 Contextual Learning CtL
8 Project Based Learning PjBL
9 Problem Based Learning & Inquiry PBL
Penugasan
mahasiswa
Metode Pembelajaran
SOFT
SKILLS
• Knowledge
• Skill
No Metoda Pembelajaran Orientasi
1 Small Group Discussion Berbagi pengetahuan dan pengalaman & kemampuan komunikasi.
2 Role-Play & Simulation Belajar dg bermain peran dan menirukan gerak / model / pola / prosedur.
3 Discovery Learning Belajar melalui penelusuran, penelitian dan pembuktian/penemuan
4 Self-Directed Learning Belajar berdasarkan pengalamannya sendiri.
5 Cooperative Learning Belajar dalam tim dengan tugas yang sama untuk mencapai tujuan bersama.
6 Collaborative Learning Belajar dalam tim dengan tugas yang berbeda untuk mencapai tujuan bersama.
7 Contextual Learning ”Doing the real thing”
8 Project Based Learning Belajar berdasarkan target dan perencanaan
9 Problem Based Learning &
Inquiry
Belajar berdasarkan pada masalah dengan solusi “open ended”, melalui penelusuran dan penyelidikan/penelitian
PENDIDIKAN TINGGI Kebijakan
Pengembangan PT Vokasi/Politeknik & Kerjasama Industri
► Penyiapan SDM Siap Kerja dan Mandiri.
► Pengembangan Kurikulum PT Vokasi/Politeknik Link and Match Industri.
► Pengembangan Kerjasama PT Vokasi/Politeknik dan Industri.
52
Tujuan • Menghasilkan lulusan yang responsif
terhadap kebutuhan pasar tenaga kerja • Menghasilkan karya yang benilai tambah • Memberikan kontribusi terhadap
peningkatan produktivitas di Sektor Prioritas, dan selaras dengan strategi pengembangan pertumbuhan ekonomi nasional.
Skills Mismatch atas kualitas lulusan dan relevansinya dengan kebutuhan pasar tenaga kerja.
Pentingnya memperkuat kerjasama antara PT Vokasi/Politeknik dengan Industri.
Pengembangan Pendidikan Tinggi Vokasi
Relevan dengan
pembangunan ekonomi nasional
Mampu menghasilkan lulusan sesuai
kebutuhan dunia usaha/industri
Mampu berkarya yang berkontribusi
ekonomis
Karakteristik Pembelajaran Vokasi
• Mengembangkan Perencanaan Pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan industri/market need
• Pembelajaran dilakukan dengan fokus pada penciptaan keterampilan
• Pembelajaran dilakukan dengan melakukan/membuat suatu produk/jasa
• Pembelajaran lebih banyak menekankan pada Praktikum • Pembelajaran dikembangkan bersama-sama dengan
Asosiasi Profesi atau Industri
55
Masukkan Inpres revitalisasi Vokasi
Penanggung jawab
Tugas
Menteri Ristek dan Dikti
a. memutakhirkan peta jalan pengembangan pendidikan vokasi yang mencakup didalamnya rencana peningkatan akses melalui pembangunan lembaga pendidikan vokasi baru;
b. melakukan penajaman ulang (refocusing) terhadap kurikulum dan program-program studi pendidikan vokasi agar berorientasi pada kebutuhan dunia usaha dan industri;
c. memprioritaskan penganggaran beasiswa, bantuan
biaya pendidikan untuk bidang pendidikan vokasi
dan bidang-bidang lain yang mendukung program
prioritas pemerintah.
d. mengembangkan program studi di perguruan tinggi
untuk menghasilkan dosen dan instruktur yang
diperlukan oleh pendidikan vokasi;
REVITALISASI PENDIDIKAN VOKASI
56
Masukkan Inpres revitalisasi Vokasi
Penanggung jawab
Tugas
Menteri Ristek dan Dikti (Lanj.)
e. mempercepat penyelenggaraan proses sertifikasi kompetensi dan profesi, serta proses Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) untuk penyediaan dosen dan instruktur yang diperlukan oleh pendidikan vokasi
f. menyelenggarakan RPL, Sistem Alih Kredit (SAK),
Pelatihan Tuai Kredit (PTK/Credit earning
course/training), Sertifikasi Kompetensi melalui
Tempat Uji Kompetensi (TUK) dan Lembaga
Sertifikasi Profesi (LSP)-nya;
g. melakukan penataan aturan pendirian lembaga
pendidikan vokasi sehingga prosesnya menjadi
lebih sederhana, mudah dan cepat.
REVITALISASI PENDIDIKAN VOKASI
Refocusing Kurikulum Vokasi/Politeknik
57
Keterangan Refocusing Kurikulum Politeknik
Kurikulum • Kurikulum berbasis Capaian Pembelajaran dan modul dengan sertifikasi kompetensi nasional dan internasional
• Capaian dan terintegrasi antara Teori, Praktek DU/DI dan Magang DU/DI
Model SCL (student centred learning) dan Multy Entri - Multy Exit (mahasiswa diperbolehkan terminate sementara setelah menyelesaikan beberapa modul, lalu bekerja dan dapat kembali melanjutkan modul berikutnya setelah bekerja).
Modul Terstandar terintegrasi dengan sertifikasi kompetensi dari Organisasi Profesi / Asosiasi Program Studi.
Dosen Program Diploma: Minimal S-2 dan Dosen dari Industri setara S2 dengan RPL (Rekognisi Pembelajaran Lampau) Program Master: Minimal S-3 dan Dosen dari Industri setara S3 dengan RPL (Rekognisi Pembelajaran Lampau)
Lulusan Siap Kerja atau Job Creator
• Dual-System adalah sistem pendidikan dimana mahasiswa memperoleh pembelajaran terpadu, kampus dan praktek industri.
Program Dual System Poltek
• Melalui program Dual-System, mengembangkan hard skill & soft skill secara terpadu.
Program Dual System
60
Belajar Bekerja Terpadu (Cooperative Education)
Penerapan Cooperative Education - Kanada
• Belajar Bekerja Terpadu (Cooperative Education) adalah
sistem pendidikan dimana mahasiswa belajar di kampus terpadu dengan praktek di dunia usaha/industri.
• Cooperative Education secara terpadu mengembangkan hard skill & soft skill.
• Program terstruktur (Harmonisasi)
• Sistem penerimaan mahasiswa COOP sama seperti penerimaan karyawan baru.
• Kampus memiliki unit manajemen COOP
• Industri memberikan riil job yang harus dicapai.
• Pendekatan professional
• Laporan hasil kerja oleh mahasiswa
• Evaluasi kinerja (Rapot Kinerja) oleh industry.
• Digaji (layaknya karyawan) (Kanada, University of Waterloo, CAD $ 12.000 at least dalam 3 bulan)
Personal Branding dalam Program COOP
• Sejak semester 1 sudah dibina tentang pembelajaran dengan CO-OP.
• Semester pertama, mahasiswa dibimbing tentang bagaimana membuat riwayat hidup singkat (1 lembar), padat dan bisa memberi gambaran potensi/profil mahasiswa, berbasis kemampuan, pengalaman dan cita-cata prestasi diri ke depan dan konstribusi bagi industri.
• Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa memiliki kemampuan menjual atau memasarkan dirinya kepada industri atau pihak lain, sehingga akan tertarik untuk merekrutnya.
• Riwayat hidup menjadi personal branding yang sangat penting dalam program CO-OP.
Cooperative
Education Pend. Akademik
Kuliah Sem. VIII
Program S-1
Prodi Aktuaria,
University of
Waterloo
(KANADA, eksis
sejak 75 tahun yg
lampau )
Kuliah Sem.
VII
Kuliah Sem.
VI
Kuliah Sem. V
Kuliah Sem.
IV
Kuliah Sem. III
Kuliah Sem. II
Praktek Industri
Kuliah Sem. I
Praktek Industri
Praktek Industri
Praktek Industri
Praktek Industri
Praktek Industri
Praktek Industri
3-4 Bulan
3-4 Bulan
Cooperative
Education Pend. Akademik
Kuliah Sem. VIII
Program S-1
Prodi/Kons. Aktuaria,
UPH &UPM
(INDONESIA)
Kuliah Sem. VII
Kuliah Sem.
VI
Kuliah Sem. V
Kuliah Sem.
IV
Kuliah Sem. III
Kuliah Sem. II
Kuliah Sem. I
Praktek Industri
Praktek Industri
Praktek Industri
2-3 Bulan
4 Bulan
Persiapan/
pengkondisian
untuk praktek di
indutsri
PERMEN RISTEKDIKTI
No. 123/M/KPT/2019 MAGANG INDUSTRI DAN PENGAKUAN SKS MAGANG INDUSTRI
UNTUK PROGRAM SARJANA DAN SARJANA TERAPAN
(CO-OPERATIVE EDUCATION DUAL SYSTEM/LINK AND MATCH)
Ditandatangani tgl 5 April 2019
Dilaunching di Bandung, 8 April 2019
Magang Industri Sistem pembelajaran terpadu (co-operative education dual system/link and match) merupakan pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa dengan memadukan proses pembelajaran melalui perkuliahan dan kerja secara profesional serta berkelanjutan atau magang industri sebagai kesatuan utuh dalam kurikulum program sarjana dan program sarjana terapan.
67
MoU Kementerian BUMN & Kementerian Ristektdikti
Program Link and Match
Nomor: MoU-2/MBU/03/2019
Nomor: 3/M/NK/2019
Program Magang Mahasiswa Bersertifikasi di
industri
Ditandatangani tgl 20 Maret 2019
Dilaunching di Tasik, 20 Maret 2019
68
Magang Mahasiswa Bersertifikat
• 6 bulan – 1 tahun
• 140 lebih BUMN
• Bersertifikat keahlian
• Bersertifikat magang (saja), bagi industri yang belum
memiliki program skema sertifikasi keahlian)
• 10.000 – 20.000 mahasiswa, tahun 2019-2020
• Uang saku
• Peta bidang kerja di industri
• Syarat mahasiswa
• Direktrut menjadi pegawai bagi yang berprestasi baik.
• Forum Human Capital Indonesia (FHCI) yang merupakan Wadah bagi para pengelola dan praktisi Manajemen Human Capital di lingkungan BUMN, Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menyalurkan potensi dan menggali pengalaman di BUMN (link and match universitas/perguruan tinggi dengan industri) melalui Program Magang Mahasiswa Bersertifikat.
• Web FHCI • Alamat kantor: Jl. Gatot Subroto No.Kav 52, RT.6/RW.1,
Kuningan Bar., Mampang Prpt., Kota Jakarta Selatan • Telepon 021) 52960960
Mitra Kerja Implementasi Magang BUMN
Forum Human Capital Indonesia
(FHCI)
70
MoU Kementerian Ristektdikti dan Kementerian PUPR
Program Link and Match
Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia di
Bidang Konstruksi
71
Ruang lingkup Nota Kesepahaman • Penyiapan tenaga kerja konstruksi yang
kompeten melalui jalur pendidikan vokasi dan pendidikan akademik;
• Dukungan penyediaan sarana dan prasarana dalam rangka pelaksanaan peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang konstruksi;
• Fasilitasi program pemagangan dan kuliah kerja nyata tematik di bidang konstruksi; dan
• Penerapan dan pengembangan alih teknologi serta informasi di bidang konstruksi.
PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 54 TAHUN 2018
TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM DIPLOMA DALAM SISTEM TERBUKA PADA PERGURUAN TINGGI
PROGRAM MULTI ENTRY MULTI EXIT SYSTEM (MEMES)
MEMES untuk meningkatkan aksesibilitas masyarakat dalam pendidikan tinggi, perlu diselenggarakan pendidikan tinggi dalam sistem terbuka dengan fleksibilitas pilihan dan waktu penyelesaian program pendidikan (multi entry-multi exit system).
PROGRAM MULI ENTRY MULTI EXIT SYSTEM (MEMES)
• Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
(Kemenristekdikti) mulai menerapkan pola Multi Entry Multi Exit
(MEMES) di pendidikan Politeknik.
• Kebijakan ini diambil dalam menghadapi era Revolusi Industri 4.0.
• Pola MEMES ini menjadi salah satu solusi pendidikan vokasi dalam menghadapi tantangan dunia kerja.
• MEMES berlaku untuk semua program studi (prodi) Politeknik
dengan stratifikasi Diploma IV.
• Dengan sistem Multi Entry setiap program bisa masuk di awal tahun
pertama, awal tahun kedua, tahun ketiga hingga tahun keempat.
• Begitupun dengan sistem Multi Exit, berarti keluar program bisa di akhir tahun kedua, ketiga, atau keempat.
Multy Entry Multi Exit System (MEMES)
• Program MEMES, setelah kuliah dua tahun atau empat
sementer mahasiswa bisa untuk mencari kerja.
• Jika setelah dapat kerja dan ingin kembali kuliah maka
mahasiswa tersebut bisa kembali melanjutkan kuliah sesuai
dengan jenjangnya.
• Mahasiswa juga mendapat sertifikat kompetensi (setelah lulus
tes sertifikasi), sehingga lebih mudah mendapat pekerjaan.
• MEMES mencegah terjadinya Drop Out (DO) mahasiswa
politeknik.
Multy Entry Multi Exit System (MEMES)
PENYIAPAN PANDUAN MEMES (Dalam Proses)
Diperlukan panduan pelaksanaan Program MEMES, a.l.
1. Sertifikasi
2. Pengeluaran ijazah, terbentur UU.
3. Penentuan beban SKS dan desain kurikulum untuk masing2 jenjang jika
dikaitkan dengan SN DIKTI dan Sertifikasi
4. Penentuan jenis sertifikasi yang sesuai dengan program studi yang akan
ditempuh.
5. Dosen yang melakukan assessment entry
6. Konsep dual system sudah terintegrasi kedalam MEMES
7. Batasan masa aktif exit (Apakah perlu dibatasi?)
8. Kontrak perjanjian jenjang yang akan diambil oleh mahasiswa (D2-D4)
9. Sistem paket di Politeknik