Makalah
PENGEMBANGAN KURIKULUM
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliahTelaah Biologi
SekolahSemester genap / IV
Dosen pembimbing: Ika Oktaviana, S.Si, M.Pd.Kelompok 2 :
Khusnul Khotimah2131001220225
Muhammad Qosim2131001220224
Lilik Puji Rahayu2131001220341Vebi Eenggawati
D.S2141001220300Hikmatus Sariyah2141001220271Muhammad
Hakim2142201220005
M. Masruful Adzim2142201220007
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU EKSAKTA DAN KEOLAHRAGAANINSTITUT
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANJURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI BUDI UTOMO
MALANGApril 2015KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini disusun
untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada
dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan kesempatannya
untuk membimbing serta memberiarahan kepada penulis dalam pembuatan
makalah ini. Tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Penulis sangat menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
banyak kekurangan baik dari segi kelainan maupun penyusunan kata.
Dengan demikian penyusunan sangat mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca yang sifatnya membangun dari kesempurnaan makalah
selanjutnya.
Malang, 20 April 2015
Penyusun
DAFTAR ISICover..i
Kata
Pengantar...............................................................................................ii
Daftar Isiiii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....1
1.2 Rumusan Masalah..21.3 Tujuan.2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Deskripsi Kurikulum .....3A. Pengertian
Kurikulum............................3B. Peranan
Kurikulum.................................................4C.
Fungsi
Kurikulum...................................................42.2
Sejarah Perkembangan Kurikulum ................................5A.
Dinamika Pengembangan Kurikulum.......................5B. Kurikulum
Rencana Pelajaran (1947-1968) .........6C. Rencana Pelajaran
Terurai 1952............................7D. Kurikulum
1964....................................................7E.
Kurikulum
1968....................................................8F.
Kurikulum
1975....................................................8G.
Kurikulum
1984....................................................9H.
Kurikulum
1994....................................................9I.
Kurikulum 2004 (KBK) .......................................10J.
Kurikulum 2006 (KTSP) .....................................10K.
Kurikulum
2013....................................................112.3
Model-model Pengembangan Kurikulum..122.4 Prosedur umum
Pengembangan Kurikulum ..........132.5 Perbedaan antara KBK, KTSP
& K13.......14BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.163.2 Saran...163.3 Daftar Pustaka....17
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan pemerintah ini
memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan
standar nasional pendidikan, salah satunya memuat standar isi yang
di dalamnya mengatur tentang pengembangan kurikulum.
Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, di
dalamnya mencakup perencanaan, penerapan, dan evaluasi. Perencanaan
kurikulum adalah langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja
kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk
menghasilkan perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta
didik. Penerapan Kurikulum atau biasa disebut juga implementasi
kurikulum berusaha mentransfer perencanaan kurikulum ke dalam
tindakan operasional. Evaluasi kurikulum merupakan tahap akhir dari
pengembangan kurikulum untuk menentukan seberapa besar hasil-hasil
pembelajaran, tingkat ketercapaian program-program yang telah
direncanakan, dan hasil-hasil kurikulum itu sendiri.
Pada prinsipnya pengembangan kurikulum berkisar pada
pengembangan aspek ilmu pengetahuan dan teknologi yang perlu
diimbangi perkembangan pendidikan. Dilihat dari begitu pentingnya
suatu pengembangan kurikulum, maka pada kesempatan kali ini kami
berusaha untuk membuat karya tulis ini dengan tema Pengembangan
Kurikulum yang mana tulisan ini dimaksudkan untuk lebih mengetahui
tentang pengembangan kurikulum yang ada di Indonesia.
1.2 Rumusan MasalahRumusan masalah yang diambil dalam karya
tulis ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan pengembangan kurikulum?
2. Bagaimana sejarah perkembangan kurikulum di indonesia?
3. Apa saja model-model pengembangan kurikulum di Indonesia?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang diambil dalam karya tulis ini adalah:
1. Mengetahui makna pengembangan kurikulum2. Mengetahui sejarah
perkembangan kurikulum di indonesia3. Mengetahui model-model
pengembangan kurikulum di Indonesia
BAB IIPEMBAHASAN
2.1 Deskripsi Kurikulum
A. Pengertian Kurikulum
Kurikulum secara etimologi, berasal dari bahasa Yunani, yaitu
curir yang berarti berlari dan curere yang artinya tempat berpacu.
Dengan demikian, istilah kurikulum berasal dari dunia olahraga pada
zaman Romawi Kuno di Yunani, yang mengandung pengertian jarak yang
harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish.
Selanjutnya, istilah kurikulum ini digunakan dalam dunia pendidikan
dan mengalami perubahan makna sesuai dengan perkembangan dan
dinamika yang ada pada dunia pendidikan.Sedangkan dalam bahasa
Prancis, kurikulum dikaitkan dengan kata courier yang artinya to
run, berlari. Kemudian, istilah itu digunakan untuk sejumlah
courses atau mata pelajaran yang harus ditempuh guna mencapai suatu
gelar atau ijazah. Secara garis besar, kurikulum dapat diartikan
sebagai semua kegiatan atau semua pengalaman belajar yang diberikan
kepada siswa dibawah tanggung jawab sekolah untuk mencapai tujuan
pendidikan yang hendak dicapai.Konsep ini mengandung makna, bahwa
isi kurikulum bukan hanya sejumlah mata pelajaran, tetapi juga
semua kegiatan siswa dan semua pengalaman belajar siswa di sekolah,
yang mempengaruhi pribadi siswa sepanjang menjadi tanggung jawab
sekolah. Itulah sebabnya tidak ada pemisahan antara kegiatan
intrakurikuler dengan kegiatan ekstrakurikuler. Keduanya termasuk
kurikulum.Pengertian kurikulum diatas menunjukkan pengertian yang
lebih luas, sebab kurikulum tidak hanya terbatas pada mata
pelajaran saja, tetapi semua aspek yang mempengaruhi peserta didik.
Dalam pengertian ini, menunjukkan adanya fungsi kurikulum sebagai
alat untuk mencapai tujuan pendidikan.B. Peranan KurikulumSebagai
program pendidikan yang telah direncanakan secara sistematis,
kurikulum mengemban peranan yang sangat penting bagi pendidikan
siswa. Apabila dianalisis sifat dari masyarakat dan kebudayaan,
dengan sekolah sebagai institusi sosial dalam melaksanakan
operasinya, maka dapat ditentukan paling tidak tiga peranan
kurikulum yang sangat penting, yakni peranan konservatif, peranan
kritis (evaluatif) dan peranan kreatif. Ketiga peranan ini sama
pentingnya dan perlu dilaksanakan secara seimbang. C. Fungsi
Kurikulum
Disamping memiliki peranan, kurikulum juga mengemban berbagai
fungsi tertentu. Alexander Inglish, dalam bukunya Principle of
Secondary Education (1918), mengatakan bahwa kurikulum memiliki
fungsi sebagai: fungsi penyesuaian, fungsi penintegrasian, fungsi
dirensiasi, fungsi persiapan, fungsi pemilihan dan fungsi
diagnostik.1) Fungsi Penyesuaian (The Adjustive of Adaptive
Function)
Setiap Individu harus mampu menyesuaikan diri terhadap
lingkungannya secara menyeluruh.
2) Fungsi Integrasi (The Integrating Function)
Individu merupakan bagian dari masyarakat, maka pribadi yang
terintegrasi itu akan memberikan sumbangan dalam pembentukan dan
pengintegrasian masyarakat.
3) Fungsi Diferensiasi (The Diferentiating Function)
Pada dasarnya, diferensiasi akan mendorong orang berpikir kritis
dan kreatif, sehingga akan mendorong kemajuan sosial dalam
masyarakat.
4) Fungsi Persiapan (The Propaeductif Function)
Kurikulum berfungsi mempersiapkan siswa agar mampu melanjutkan
studi lebih lanjut untuk suatu jangkauan yang lebih jauh
5) Fungsi Pemilihan (The Selective Function)
Pengakuan atas perbedaan berarti memberikan kesempatan bagi
seseorang untuk memilih apa yang diinginkan dan menarik
minatnya.
6) Fungsi Diagnostik (The Diagnostic Function)
Membantu dan mengarahkan siswea untuk mampu memahami dan
menerima dirinya, sehingga dapat mengembangkan seluruh potensi yang
dimilikinya.
2.2 Sejarah Perkembangan KurikulumDalam perjalanan sejarah
sebelum kemerdekaan, kurikulum sering dijadikan alat politik oleh
pemerintah. Misalnya, ketika Indonesia masih di bawah penjajahan
Belanda dan Jepang, kurikulum harus disesuaikan dengan kepentingan
politik kedua negara tersebut. Setelah Indonesia merdeka pada tahun
1945, kurikulum sekolah diubah dan disesuaikan dengan kepentingan
politik bangsa Indonesia yang dilandasi oleh nilai-nilai luhur
bangsa sebagai cerminan masyarakat Indonesia.Pasca kemerdekaan,
kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada
tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006 dan
2013. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari
terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan
iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Semua kurikulum
nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila
dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan
pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya. A. Dinamika
Pengembangan Kurikulum PendidikanSejak proklamasi kemerdekaan
Indonesia telah menetapkan tujuan yang jelas kemana NKRI akan
dibawa. Dasar negara telah ditetapkan sejak prakemerdekaan, yakni
Pancasila, lengkap dengan lambang negara, motto, lagu kebangsaan,
dan bahkan konstitusi yang di dalamnya telah memuat empat tujuan
negara yang akan dicapai. Salah satu tujuan itu dirumuskan dengan
sangat tepat, yakni Mencerdaskan Kehidupan Bangsa, dan ternyata
konsep mencardaskan itu telah dijelaskan oleh Horard Gardner
setelah dua puluh delapan tahun kemudian, dalam bukunya berjudul
Frames od Mind: the Tehory of Multiple Intelligences yaitu tentang
tujuh tipe kecerdasan manusia. Singkatnya, bukan hanya kecerdasan
intelektual (otak kiri) tetapi juga kecerdasan spiritual,
emosional, bahkan juga kinestetiknya.
Salah satu faktor yang mendorong untuk mengembangkan kurikulum
adalah amanat Undang-Undang tentang Sitem Pendidikan Nasional.
Kurikulum pertama di Indonesia telah lahir sebagai penjabaran
amanat dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1950 tentang Dasar-Dasar
Pendidikan dan Pengajaran, Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1954, UU
Nomor 22 Tahun 1961, UU Nomor 2 Tahun 1989, dan akhirnya UU Nomor20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Di samping itu,
tuntutan globalisasi, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknolgi juga ikut mendorong terjadinya perbaikan dan pengembangan
kurikulum.B. Kurikulum Rencana Pelajaran (1947-1968)Isi yang
terkandung dalam kurikulum Rencana Pelajaran : Kurikulum pertama
yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah leer plan. Dalam
bahasa Belanda, artinya rencana pelajaran, lebih popular ketimbang
curriculum (bahasa Inggris). Kurikulum yang dipakai oleh Bangsa
Indonesia pada tahun 1947 adalah Rencana Pelajaran 1947. Sejumlah
kalangan menyebut sejarah perkembangan kurikulum diawali dari
Kurikulum 1950. Bentuknya memuat dua hal pokok, yaitu (1) daftar
mata pelajaran dan jam pengajarannya, (2) garis-garis besar
pengajaran.Kurikulum ini boleh dikatakan sebagai pengganti sistem
pendidikan kolonial Belanda dan kurikulum ini tujuannya tidak
menekankan pada pendidikan pikiran, tetapi yang diutamakan adalah
pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat. Sedangkan
materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, perhatian
terhadap kesenian dan pendidikan jasmani.C. Rencana Pelajaran
Terurai 1952 Pembentukan Panitia Penyelidik Pengajaran pada masa
Mr. Soewandi sebagai Menteri PP dan K (Pengajaran, Pendidikan dan
Kebudayaan) adalah dalam rangka mengubah sistem pendidikan kolonial
ke dalam sistem pendidikan nasional. Salah satu hasil panitia
tersebut yang menyangkut kurikulum adalah bahwa setiap rencana
pelajaran pada setiap tingkat pendidikan harus memperhatikan
hal-hal sebagai berikut: a). Pendidikan pikiran harus dikurangi b).
Isi pelajaran harus dihubungkan terhadap kesenian c). Pendidikan
watak d). Pendidikan jasmani e). Kewarganegaraan dan masyarakat.
Silabus mata pelajarannya jelas sekali, seorang guru mengajar satu
mata pelajaran. Fokusnya pada pengembangan Pancawardhana (five
principles of development), yaitu :a) Daya cipta, b) Rasa, c)
Karsa, d) Karya, e) Moral.D. Kurikulum 1964Pokok-pokok pikiran
kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini adalah bahwa
pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan
akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran
dipusatkan pada program Pancawardhana yang meliputi pengembangan
daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral. Mata pelajaran
diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi: moral,
kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan (keterampilan), dan
jasmani. Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan
kegiatan fungsional praktis. TAP MPRS XXVI tahun 1966 menentukan
bahwa pendidikan haruslah diarahkan pada (a) mempertinggi
mental-moral-budi pekerti dan memperkuat keyakinan beragama, (b)
mempertinggi kecerdasan dan ketrampilan, dan (c) membina/
memperkembangkan fisik yang kuat dan sehat.
E. Kurikulum 1968Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari
Kurikulum 1964, yaitu dilakukannya perubahan struktur kurikulum
pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila,
pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 bertujuan
bahwa pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia
Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan
dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan
beragama. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi
kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat
dan kuat.Isi dari kurikulum 1968 ialah mempertinggi
mental-moral-budi pekerti dan memperkuat keyakinan beragama,
mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, membina/memperkembangkan
fisik yang kuat dan sehat. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan
organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila,
pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah pelajarannya
Sembilan.F. Kurikulum 1975Lahirnya kurikulum 1975 bertujuan untuk
mencapai tujuan instruksional umum, tujuan instruksional khusus,
dan berbagai rincian lainnya. Adapun ciri-ciri lebih lengkap
kurikulum ini adalah sebagai berikut: 1). Berorientasi pada tujuan.
2). Menganut pendekatan integratif dalam arti bahwa setiap
pelajaran memiliki arti dan peranan yang menunjang kepada
tercapainya tujuan-tujuan yang lebih integratif. 3). Menekankan
kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan waktu. 4).
Menganut pendekatan sistem instruksional yang dikenal dengan
Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Sistem yang
senantiasa mengarah kepada tercapainya tujuan yang spesifik, dapat
diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah laku siswa. 5).
Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada
stimulus respon (rangsang-jawab) dan latihan (drill).G. Kurikulum
1984Sebelum pemberlakuan kurikulum 1984, yaitu pada tahun 1983 mata
pelajaran Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) ditetapkan
sebagai mata pelajaran wajib. Dengan demikian maka pendidikan
idiologi dilakukan melalui Pendidikan Pancasila yang memiliki
komponen Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P-4),
Pendidikan Moral Pancasila (PMP), dan Pendidikan Sejarah Perjuangan
Bangsa (PSPB).Kurikulum 1984 mengusung process skill approach.
Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap
penting. Kurikulum ini juga sering disebut Kurikulum 1975 yang
disempurnakan. Ciri-Ciri umum dari Kurikulum CBSA adalah: 1).
Berorientasi pada tujuan instruksional. 2). Pendekatan pembelajaran
adalah berpusat pada anak didik; Pendekatan Cara Belajar Siswa
Aktif (CBSA). 3). Pelaksanaan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa
(PSPB). 4). Materi pelajaran menggunakan pendekatan spiral, semakin
tinggi tingkat kelas semakin banyak materi pelajaran yang di
bebankan pada peserta didik. 5). Menanamkan pengertian terlebih
dahulu sebelum diberikan latihan. 6). Konsep-konsep yang dipelajari
siswa harus didasarkan kepada pengertian, baru kemudian diberikan
latihan setelah mengerti. H. Kurikulum 1994Kurikulum 1994 ini
merupakan revisi terhadap kurikulum 1984 tetapi pada dasarnya
keduanya tidak memiliki perbedaan yang prinsipil. Orientasi
pendidikan pada pengajaran disiplin ilmu menempatkan kurikulum
sebagai instrumen untuk transfer of knowledge. Penyempurnaan
terjadi pada materi pendidikan sejarah karena materi pendidikan
sejarah yang tercantum dalam kurikulum SMA 1984 (nama baru SMA
berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 adalah SMU) dianggap
tidak lengkap, maka kurikulum SMU 1994 menyempurnakannya.Kurikulum
1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan
sesuai dengan UU no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran,
yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem caturwulan.
Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi
tiga tahap diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk
dapat menerima materi pelajaran cukup banyak. Tujuan pengajaran
menekankan pada pemahaman konsep dan keterampilan menyelesaikan
soal dan pemecahan masalah.
I. Kurikulum 2004 (KBK)Secara singkat dengan KBK ini ditekankan
agar siswa yang mengikuti pendidikan di sekolah memiliki kompetensi
yang diinginkan. Kompetensi merupakan perpaduan antara pengetahuan,
keterampilan, nilai serta sikap yang ditunjukkan dalam kebiasaan
berpikir dan bertindak. Sehingga KBK diharapkan dapat mengembangkan
pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat siswa
agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk keterampilan, tepat, dan
berhasil dengan penuh tanggung jawab.Kurikulum Berbasis Kompetensi
berorientasi pada: (1) hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada
diri peserta didik melalui serangkaian pengalaman belajar yang
bermakna, dan (2) keberagaman yang dapat dimanifestasikan sesuai
dengan kebutuhannya. Tujuan yang ingin dicapai menekankan pada
ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun
klasikal.J. Kurikulum 2006 (KTSP)Kurikulum 2006 ini dikenal dengan
sebutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Tinjauan dari
segi isi dan proses pencapaian target kompetensi pelajaran oleh
siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak perbedaan dengan
Kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol adalah guru lebih
diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan
lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini
disebabkan kerangka dasar (KD), standar kompetensi lulusan (SKL),
standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) setiap mata
pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh
Departemen Pendidikan Nasional.
Tujuan KTSP ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta
kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan
pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh
satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan
dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah. Tujuan Panduan
Penyusunan KTSP ini untuk menjadi acuan bagi satuan pendidikan
SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, dan SMK/MAK dalam
penyusunan dan pengembangan kurikulum yang akan dilaksanakan pada
tingkat satuan pendidikan yang bersangkutan.K. Kurikulum
2013Muhammad Nuh, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, menegaskan
bahwa kurikukulum terbaru 2013 ini lebih ditekankan pada kompetensi
dengan pemikiran kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan
pengetahuan. Adapun ciri kurikulum 2013 yang paling mendasar ialah
menuntut kemampuan guru dalam berpengetahuan dan mencari tahu
pengetahuan sebanyak-banyaknya karena siswa zaman sekarang telah
mudah mencari informasi dengan bebas melalui perkembangan teknologi
dan informasi. Kesiapan guru berdampak pada kegiatan guru dalam
mendorong siswa melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan
mengkomunikasikan apa yang telah mereka peroleh setelah menerima
materi pembelajaran. Sedangkan untuk siswa lebih didorong untuk
memiliki tanggung jawab kepada lingkungan, kemampuan interpersonal,
antarpersonal, maupun memiliki kemampuan berpikir kritis. Tujuannya
adalah terbentuk generasi produktif, kreatif, inovatif, dan
afektif. Khusus untuk tingkat SD, pendekatan tematik integrative
memberi kesempatan siswa untuk mengenal dan memahami suatu tema
dalam berbagai mata pelajaran. Pelajaran IPA dan IPS diajarkan
dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.2.3 Model-Model Pengembangan
Kurikulum.A. Pengembangan Kurikulum Model HumanistikMempertinggi
harkat manusia merupakan dasar filosofi, dasar teori, dasar
evaluasi dan dasar pengembangan program pendidikan. Peserta didik
menjadi subjek yang pusat kegiatan pendidikan, agar mempunyai
kemampuan, potensi dan kekuatan untuk berkembang. Tugas pendidik
hanya menciptakan situasi yang permisif dan mendorong peserta didik
untuk mencari dan mengembangkan pemecahan sendiri. Kurikulum model
humanistik menjadikan manusia yang bisa menciptakan unsur
kreativitas, spontanitas, kemandirian, kebebasan, aktivitas,
pertumbuhan diri, termasuk keutuhan anak sebagai keseluruhan,
minat, dan motivasi intrinsik.
B. Pengembangan Kurikulum Model Subjek AkademikDalam menyusun
kurikulum atau program pendidikan didasarkan pada sistemisasi
disiplin ilmu masing-masing. Pengembangan kurikulum subjek akademik
dilakukan dengan cara menetapkan lebih dahulu mata pelajaran/mata
kuliah apa yang harus dipelajari peserta didik, yang diperlukan
untuk (persiapan) pengembangan disiplin ilmu. Model kurikulum ini
sangat mengutamakan pengetahuan, sehingga pendidikan diarahkan
lebih bersifat intelektual.
C. Pengembangan Kurikulum Model Rekonstruksi SosialDalam
menyusun kurikulum atau program pendidikan keahlian bertolak dari
problem yang dihadapi dalam masyarakat, selanjutnya dengan
memerankan ilmu-ilmu dan teknologi, serta bekerja secara secara
kooperatif dan kolaboratif, akan dicarikan upaya pemecahannya
menuju pembentukan masyarakat yang lebih baik. Kurikulum model ini
difokuskan pada problem yang sedang dihadapi oleh masyarakat. Model
kurikulum ini bersumber dari aliran pendidikan interaksional.
D. Pengembangan Kurikulum Model Teknologis (Sistemis)Kurikulum
sebagai model teknologi pendidikan menekankan pada penyusunan
program pengajaran dan rencana pelajaran dengan menggunakan
pendekatan sistem. Program pengajaran ini dapat menggunakan sistem
saja, atau juga dengan alat atau media. Dalam konteks kurikulum
model teknologi, teknologi pendidikan mempunyai dua aspek,
yaknihardwareberupa alat benda keras seperti proyektor, TV, LCD,
radio, dan sebagainya, dansoftwareberupa teknik penyusunan
kurikulum, baik secara mikro maupun makro.
2.4 Prosedur Umum Pengembangan KurikulumDalam pengembangan
kurikulum terdapat dua proses utama yaitu Pedoman Kurikulum dan
Pedoman Instriktusional.A. Pedoman KurikulumPedoman kurikulum
merupakan sebuah susunan untuk menentukan garis besar dari
kurikulum tersebut. Dalam pedoman kurikulum meliputi :a) Latar
Belakang, berisi tentang rumusan falfasah dan tujuan lembaga
pendidikan, populasi yang menjadi sasaran, rasional bidang study
atau mata kuliah, serta struktur organisasi bahan pelajaran.b)
Silabus, mata pelajaran secara lebih terperinci yang diberikan
yaitu ruang lingkup dan urutan penyajiannya.c) Desain Evaluasi,
strategi refisi atau perbaikan kurikulum mengenai bahan pelajaran
dan organisasi bahan dan strategi instruksionalnya.B. Pedoman
InstruktionalPedoman Instruktional bersubjek kepada pihak pengajar.
Pengajar tersebut menguraikan isi dari pedoman kurikulum hingga
lebih mendetail. Hal ini berfungsi agar kegiatan belajar mengajar
benar-benar bersumber dari pedoman kurikulum.
2.5 Perbedaan antara KBK, KTSP dan Kurikulum 2013
A. KBK 2004:
Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari Standar Isi
Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan Mata
Pelajaran
Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk sikap, pembentuk
keterampilan, dan pembentuk Pengetahuan
Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran
Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti sekumpulan
mata pelajaran terpisah
Pengembangan kurikulum sampai pada silabus
Tematik Kelas I dan II (mengacu mapel)
B. KTSP 2006:
Pada KTSP, sekolah diberikan keleluasaan untuk mendelegasikan
seluruh isi kurikulum melihat karakter, dan potensi lokal, KTSP
tetap menekankan kompetensi akan tetapi lebih dikerucutkan lagi
dalam operasional dan implementasinya di sekolah.
Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari Standar Isi
Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan Mata
Pelajaran
Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk sikap, pembentuk
keterampilan, dan pembentuk Pengetahuan
Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran
Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti sekumpulan
mata pelajaran terpisah
Pengembangan kurikulum sampai pada komptensi dasar
Tematik Kelas I-III (mengacu mapel)
C. Kurikulum 2013:
Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari kebutuhan
masyarakat
Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan
Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan
sikap, keterampilan, dan pengetahuan
Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai
Semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti (tiap
kelas)
Pengembangan kurikulum sampai pada buku teks dan buku pedoman
guru
Tematik integratif Kelas I-VI (mengacu kompetensi)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengembangan kurikulum adalah semua kegiatan atau semua
pengalaman belajar yang diberikan kepada siswa dibawah tanggung
jawab sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan yang hendak dicapai.
Konsep ini mengandung makna, bahwa isi kurikulum bukan hanya
sejumlah mata pelajaran, tetapi juga semua kegiatan siswa dan semua
pengalaman belajar siswa di sekolah, yang mempengaruhi pribadi
siswa sepanjang menjadi tanggung jawab sekolah.
Kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan paska
kemerdekaan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984,
1994, 2004, 2006 dan 2013. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi
logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya,
ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Semua
kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu
Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari
tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya.
Model pengembangan kurikulum di Indonesia meliputi :
Pengembangan Kurikulum Model Humanistik, Pengembangan Kurikulum
Model Subjek Akademik, Pengembangan Kurikulum Model Rekonstruksi
Sosial dan Pengembangan Kurikulum Model Teknologis (Sistemis).3.2
Saran
Saran yang bisa penulis berikan untuk pembaca pada umumnya, dan
untuk diri sendiri pada khususnya adalah, bahwa apapun model dan
jenis kurikulum yang dipakai hendaknya bisa sesuai dengan
lingkungan dimana kurikulum itu dipakai agar apa yang diharapkan
dari pengembangan kurikulum tersebut bisa sesuai dengan tujuan dan
fungsi pengembangan kurikulum.
DAFTAR PUSTAKAAqila, Sauron. 2013. Pengembangan kurikulum dan
pembelajaran.
http://sauronaqila.blogspot.com/2013/04/makalah-pengembangan-kurikulum-dan.htmlHamalik,
Oemar. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum (Bandung:PT.Remaja
Rosdakarya, 2009)
Kholifatun, Umi. 2015. Perbedaan antara kbk, ktsp dan kurikulum
2013.
http://umikholifatun.blogspot.com/2013/12/perbedaan-kbk-ktsp-dan-kurikulum-2013.htmlMunasti,
Teuku Habibi. 2013. Makalah pengembangan kurikulum.
http://seulanga23.blogspot.com/2013/11/makalah-pengembangan-kurikulum.html
i
17
ii
iii
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
5
16
Telaah (perkembangan kurikulum) | kelompok 2