i PENGEMBANGAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR BERSIH KAPASITAS 100 LITER / DETIK DI PDAM TIRTA MENTAYA KOTA SAMPIT, KAB. KOTAWARINGIN TIMUR KALIMANTAN TENGAH SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik – Program Studi Teknik Lingkungan Disusun Oleh : RENDI SWANDHANA NIM : 331320101 PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI PELITA BANGSA BEKASI 2018
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
PENGEMBANGAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR BERSIH
KAPASITAS 100 LITER / DETIK DI PDAM TIRTA MENTAYA KOTA
SAMPIT, KAB. KOTAWARINGIN TIMUR
KALIMANTAN TENGAH
SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik – Program Studi Teknik Lingkungan
Disusun Oleh :
RENDI SWANDHANA
NIM : 331320101
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI PELITA BANGSA
BEKASI
2018
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
banyak kenikmatan, kesabaran dan ketabahan kepada peneliti, sehingga Peneliti
dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul PENGEMBANGAN INSTALASI
PENGOLAHAN AIR BERSIH KAPASITAS 100 LITER / DETIK DI PDAM TIRTA
MENTAYA KOTA SAMPIT, KAB. KOTAWARINGIN TIMUR KALIMANTAN
TENGAH”. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak, baik dalam bentuk pikiran, materil dan non materil, dukungan
dan motivasi sehingga peneliti dapat menyusun laporan skripsi ini. Dengan
Plate settler dapat dibuat dari jenis bahan yang tidak mudah pecah, berserat,
semacam polythylene, kayu, fiber, baja tipis dan sebagainya. Jenis polythylene
yang banyak digunakan adalah berupa plastik yang keras dan betal.
Kelebihan-kelebihan dari penggunaan polythylene ini dibandingkan yang
lainnya adalah :
1. Mudah dalam perawatannya, karena dari jenis bahan yang ringan dan tidak
berserat.
2. Bahan baku tidak terlalu sulit dipasaran.
3. Lebih lama dapat bertahan untuk tidak dibersihkan karena jenis bahan
bakunya sulit untuk dapat ditumbuhi oleh tanaman sejenis ganggang dan
lumut.
4. Tidak mudah pecah dan relatif lebih lama mengalami kerusakan akibat
adanya penguraian efek mikroba.
27
Proses pengendapan terjadi pada zone bidang pengendapan, dimana flok
yang sudah terbentuk dapat mengendap. Secara ideal bidang pengendapan ini drus
memenuhi asumsi bahwa aliran harus merata dan mempunyai kecepatan sama
diseluruh area potongan melintang.
Keseragaman dan turbulensi air pada bidang pengendapan sangat
menentukan tingkat keberhasilan proses pengendapan. Untuk menggambarkan
tingkat keseragaman dan turbulensi aliran ditentukan oleh bidang Froude (Fr) dan
Reynold (Re) sebagai berikut :
- Bilangan Froude, Fr >10-5
- Bilangan Reynold, Re <500
Persamaan bilangan Froude dan Reynold : 𝐹𝑟 = 𝑉𝑜2𝑔.𝑅 (21) 𝑅𝑒 = 𝑉𝑜.𝑅𝑣 (22)
Dimana :
Vo = Kecepatan horizontal, (m/det)
R = Radius hidrolis, (m)
v = Viskositas kinematik, (m2/det)
Proses sedimentasi adalah proses pengendapan partikel‐partikel yang sudah
dihasilkan oleh unit flokulasi (berat dan besar) diharapkan pada proses ini sudah
terlihat perbedaan kualitas air baku yang diolah. Hal ini disebabkan adanya
pengendapan dari hasil proses flokulasi sehingga sudah ada pemisah antara air
dengan partikel. Untuk mempercepat pengendapan dibantu dengan tube settler
yang dipasang berlawanan dengan aliran dan dipasang dengan kemiringan 60º
28
Tabel 2.3. Spesifikasi Unit Sedimentasi IPA 100 l/dt
U r a i an S p e s i f i k a s i
Type dan Bentuk
Hidrolis/Aliran masuk vertikal./PersegiPanjang
horizontal, aliran keluar
Media penyambung antara proses flokulasi dan proses sedimentasi
Manifold pipe yang disisi kiri dan kanannya terdapat lubang, dengan kriteria luas lubang di sisi kiri dan kanan pipa manifold harus lebih dari luas 2 kali dari pipa manifold, ini dimaksudkan agar aliran tetap laminar dan tidak turbulen dengan kecepatan aliran di dalam pipa manifold 0,1 – 0,25 m/dt.
Beban permukaan 1,0 – 4,0 m3/m2/jam
Kemiringan tube settler 60º
Jarak antara tube settler 2,5 ‐ 5 cm
Jarak minimum antara atas settler dengan tinggi air di unit Sedimentasi
25 ‐ 40 cm
Jarak minimum antara bawah settler dgn ruang Lumpur
100 cm
Tinggi tube settler setelah dimiringkan 60 – 100 cm
Bilangan Reynold (Re) < 500
Bilangan Freud (Fr) > 10-5
Pelimpah Gutter dengan deretan V‐notch
Pengurasan Lumpur Hidrostatik dengan daya tampung Lumpur diruang lumpurnya 2‐3 menit dari kapasitas produksi paket IPA
Waktu tinggal tidak termasuk ruang Lumpur Tinggi Paket IPA
> 25 menit 2 – 6 M
Periode antara waktu pengurasan 12 – 24 jam
Sumber: SNI 19-6774-2008 Tata Cara Perencana Unit Paket IPA
2.10 Filtrasi
Filtrasi adalah suatu proses pemisahan zat padat dari fluida yang
membawanya menggunakan suatu medium berpori atau bahan berpori lain untuk
menghilangkan sebanyak mungkin zat padat yang tersuspensi dan koloid. Pada
pengolahan air bersih, filtrasi digunakan untuk menyaring air dari proses
koagulasi-flokulasi-sedimentasi sehingga dihasilkan air bersih yang berkualitas
baik. Selain mereduksi kandungan zat padat, filtrasi dapat juga mereduksi
kandungan bakteri, menghilangkan warna, rasa, bau, besi dan mangan. Proses
filtrasi dibutuhkan untuk sebagian besar pengolahan air permukaan sebagai
29
pencegah transmisi dari water diseases. Walaupun dewasa ini desinfeksi
merupakan cara yang lebih utama untuk mencegah transmisi tersebut, filtrasi
dapat membantu mengurangi proses desinfeksi secara signifikan dan
meningkatkan efisiensi dari proses desinfeksi.
Secara umum filtrasi berdasarkan kecepatan penyaringan, dibagi menjadi :
1. Saringan Pasir Lambar (Slow Sand Filter)
Saringan pasir lambat (Slow Sand Filter) merupakan penyaringan yang
menggunakan media pasir dengan kecepatan penyaringan 1-5 m3/m2/jam. Air
baku dialirkan ke bak penerima, kemudian dialirkan ke bak pengendap tanpa
memakai zat kimia, selanjutnya dilakukan penyaringan dengan menggunakan
saringan pasir lambar. Untuk merancang saringan pasir lambat perlu
memperhatikan kriteria saringan pasir lambat. Saringan pasir lambat bekerja
dengan cara kombinasi antara penyaringan, absorpsi (penyerapan) dan flokulasi
biologi. Saringan pasir lambat cukup efektif untuk menurunkan kadar bakteri,
turbiditas (kekeruhan), dan warna pada kekeruhan < 50 mg/lr. Unit ini
memerlukan tempat yang luas untuk bangunan filter, dan tidak cocok untuk
kekeruhan yang tinggi.
2. Saringan Pasir Cepat (Rapid Sand Filter)
Saringan pasir cepat (Rapid Sand Filter) dapat digunakan untuk
penyaringan dengan kecepatan 40 kali lebih besar dari pada saringan pasir lambat.
Saringan pasir cepat ini berfungsi untuk menyaring partikel flok hasil proses
koagulasi dan flokulasi, sehingga sebelum proses penyaringan dengan saringan
pasir cepat ini, terlebih dahulu harus dilakukan proses kogulasi dan flokulasi
dengan pembubuhan bahan kimia.
Persamaan-persamaan yang diperlukan pada perencanaan unit saringan
pasir cepat ini adalah :
Dimensi Bak filter
Jumlah bak (N) :
N = 1,2. (Q)0,5 (23)
dimana :
Q = debit pengolahan, (mgd)
30
Sistem Inlet dan Oulet :
Kehilangan tekanan sepanjang pipa inlet dan outlet :
85.1
63.2
54.0
..2785,0
.
DC
LQHmayor (24)
Dimana :
Hmayor = kehilangan tekanan seanjang pipa, (m)
Q = debit pengolahan, (m3/det)
L = panjang pipa, (m)
C = koefisien Hazen Williams
D = diameter pipa, (m)
Kehilangan tekanan akibat aksesoris pipa, (hminor) :
2
min.2
.g
VkH or (25)
Dimana :
hminor = Kehilangan tekanan akibat aksesoris pipa, (m)
Dalam disain filter ini terdapat = 10 cell filtrasi dengan dimensi per cell adalah
Panjang (p) = M
= M
Luas (p x l) = M2 x 10 cell = M2
Tinggi Filtrasi = MVolume = MLebar Talang Filtrasi = M
Kecepatan Laju Filtrasi Normal
Perhitungan pada saat salah satu cell di backwash :
Luas 1 cell =
Luas cell keseluruhan =
Jika 1 cell di backwash, maka -
jumlah filter yang beroperasi = 9 x
Laju Filtrasi sewaktu pencucian M3/Jam
= (Masuk Kriteria)
206.80 0.50
4.70
=360.0
= 9.09M3/M2/Jam39.6 M2
44.000 M2
4.40 M2 39.60 M2
M3/M2/Jam (Masuk Kriteria)44.00 M2
4.400 M2
Lebar (l) 1.60
4.40 44.00
Q =360.00 M3/Jam
= 8.18
Laju Filtrasi
• Normal
• Selama Pencucian
2.75
Type
Jumlah Cell 10
Debit Pengolahan (Q) 100 Lt/Det 360.0 M3/Jam
92
4.3.3.4 Bak Penampung Sementara Sistem Bejana Berhubungan dan Thomson
Outlet
Bak AB adalah ruang penampung air dari filter sebelum ke bak resevoar.
Dengan ukuran (1,75 m x 8 m x 5.7 m) x 2, sedangkan thomson outlet adalah
tempat untuk mengetahui kapasitas debit air bersih yang akan masuk ke
resevoar. Dengan ukuran (1.2 m x 1.2 m x 1 m) x 2.
Setelah IPA 100 l/dt digunakan dalam kurun waktu tertentu, filter akan
mengalami penyumbatan akibat tertahannya partikel halus dan koloid.
Tersumbatnya media filter ditandai oleh penurunan kapasitas produksi, banyak
kehilangan energi dan penurunan kualitas air terproduksi. Jika kondisi tersebut
tercapai maka filter harus dicuci.
Teknik pencucian filter dapat dilakukan dengan menggunakan aliran balik
(back washing) dari bak AB (resevoar sementara) dengan kecepatan tertentu
agar media filter terfluidisasi (tercuci) dan terjadi tumbukan antar media.
Tumbukan antar media menyebabkan lepasnya kotoran yang menempel pada
media. Kotoran yang terlepas akan terbawa bersama dengan aliran air. Tujuan
pencucian filter (backwash) adalah melepaskan partikel yang menempel pada
media dengan aliran dari bawah (dari produksi) hingga media filter bersih.
Gambar 4.16. Dua buah Thomson outlek dengan kapasitas 50 l/d x 2 Sumber: Data Dokumentasi Peneliti
93
Bak Penampung Sementara Sistem Bejana
Berhubungan
Dimensi
Panjang (p)
= 8.00 M
Lebar (l)
= 1.75 M
Tinggi (t) Out Let filter
= 4.70 M
Volume (p x l x t)
= 8.00 x 1.75 x 4.70 = 65.80 M3
Kriteria Harus Tersedia Air
Bersih untuk membackwash
= 1 M2
Media Filter Harus
Terdapat = 5.0
M3 air
Bila 1 Cell Filtrasi di
Backwash di perlukan air
= 4.40 M2 x 5.0 M3
= 22.00 M3 < 65.80 M3
(Memenuhi syarat untuk membackwash 1 cell
filter)
4.4 Unit Resevoar
Bak resevoar adalah bak penampung air sebelum di distribusikan ke masyarakat.
Di PDAM Sampit mempunyai bak Resevoar kapasitas 1000 m3 berdimensi 25 m x
16 m x 2,5 m.
94
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dijabarkan oleh peneliti dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut.
1. Pembangunan instalasi pengolahan air minum dengan kapasitas 100 l/dt ini
merupakan pengolahan air minum tahap ketiga dari sebelumnya yang hanya
mempunyai kapasitas 175 l/dt. Hal itu dikarenakan pelayanan yang semakin
luas sehingga memerlukan kapasitas air minum yang tinggi. Jadi sekarang
total kapasitas PDAM Tirta Mentaya 275 l/dt.
2. Hasil dari penelitan bahwa terdapat 7 Unit IPA, yang total Kap. 175 l/dt dan
penambahan 100 l/dt.
3. IPA 100 l/dt ini lahannya se-luas 455 m2 (termasuk drainase IPA) dengan
dimensi 32,5 m x 14 m, dan bangunan IPA berdimensi 30, 1 m x 11 m, dan
Volume IPA dari unit flokulasi (Vol. 165,051 m3) unit sedimentasi (Vol. 360
m3), unit filtrasi (Vol. 206,8 m3) dan bak penampung sementara (Vol.
131,600 m3) total menjadi 695,4 m3.
Dari hasil perhitungan didapat desain dan dimensi unit-unit pengolahan air
minum sebagai berikut :
a. Koagulasi
Koagulasi menggunakan pengadukan dengan sistem perpompaan dari
rumah dosing ke IPA (tawas dan soda ash 60%) dan ada juga ke resevoar
(kaporit dan soda ash 40%). Hasil perhitungan luas permukaan pipa di
unit koagulan adalah 8,89 inchi jadi mengunakan pipa 10 inchi, dan
gradien kecepatan koagulan yaitu 3459,39 detik ini masuk kriteria SNI
6774-2008 dengan syarat <750 detik.
b. Flokulasi
Unit flokulasi ini berbentuk tangki hexagonal yang terdiri dari 6
kompartemen dengan nilai gradien kecepatan menurun dari kompartemen
pertama 80 det-1, 68 det-1, 56 det-1, 44 det-1, 32 det-1, 20 det-1. Waktu
95
detensi dari bak flokulasi 27,5086 menit atau 1650,51 detik dengan td per
kompartemen 275,086 detik, lebar sisi per kompartemen 1,87 m, tinggi
air (maximum) 3,50 m, volume 165,051 m3.
c. Sedimentasi
Unit sedimentasi menggunakan tipe aliran masuk horisontal keluar
vertikal, memiliki dimensi 10 m x 9 m x 5,4 m. Proses pengendapan flok
pada bak sedimentasi dibantu dengan pemasangan tube settler dengan
kemiringan 60° untuk meningkatkan effisiensi proses pengendapan pada
bak sedimentasi dan pipa manipolnya 24 inchi ini sesuai perhitungan.
Hasil perhitungan unit sedimentasi yaitu memiliki volume 360 m3, beban
permukaannya 4,44 m/jam, waktu tinggal/tampung 60 menit, bilangan
reynold (Re) 0,36 dan bilangan froude (fr) 8,29 x 10-4.
d. Filtrasi
Bak filtrasi menggunakan tipe gravitasi dengan saringan pasir cepat
terbuka dan sistem backwash automatic motorized valve. Unit filter juga
mempunyai jumlah kompartemen 10, dengan masing-masing memiliki
panjang 2.75 m dan lebar 1.60 m. Filter media berupa antrasit, pasir silica
dan media penyangganya adalah kerikil silica.
Hasil perhitungan bahwa unit filtrasi memiliki kecepatan laju normal
8,18 meter/jam dan kecepatan laju sewaktu pencucian/backwash dalam
satu kompartemen 9,09 meter/jam.
e. Bak penampung sementara
Bak penampung sementara memiliki sistem bejana berhubungan dengan
unit filtrasi dan memiliki 2 kompartemen yang masing-masing
berdimensi 8 m x 1,75 m x 4,7 m, bervolume 65,8 m3 bearti volumenya
65,8 m3 x 2 adalah 131,600 m3. Dalam hasil perhitungan 1 kompartemen
memerlukan air untuk backwash filter sebanyak 22 m3 didalam bak
penampung.
96
5.2. Saran
Saran dari peneliti bagi PDAM Tirta Mentaya Kota Sampit mengenai
pemantauan pengolahan air bersih yaitu
1. Bagi instansi PDAM diharapkan penambahan fasilitas pendukung unit dan
peningkatan kapasitas produksi IPA PDAM kota Sampit dari sebesar 175
liter/detik menjadi sebesar 275 liter/detik belum sesuai target cakupan
layanan MDGs untuk 10 tahun ke depan, dari perhitungan dibutuhkan
371,43 liter/detik untuk tahun 2028.
2. Diharapkan pembubuhan atau penyuntikan bahan kimia dilakukan dosing
per tiap-tiap unit IPA, tujuannya agar lebih efektif dan efisien dalam
pendosingannya.
Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik, 2017. Kecamatan-Baamang-dalam-angka-2017. Badan Pusat Statistik Kotawaringin Timur.
Badan Pusat Statistik, 2017. Kecamatan-Mentaya Baru ketapang -dalam-angka-2017. Badan Pusat
Statistik Kotawaringin Timur. Badan Pusat Statistik, 2017. Kotawaringin Timur -dalam-angka-2017. Badan Pusat Statistik
Kotawaringin Timur Darmasetiawan. (2006). Teori dan Perencanaan Instalasi Pengolah Air. Jakarta: Ekamitra
Engineering Daud, Anwar. 2011. Analisis Kualitas Lingkungan. Yogyakarta: Ombak Eli Nur Nurmala Sari. 2012. http://iccc-network.net/id/lib/article/peatland/191-fakta-tentang-
lahan-gambut-di-indonesia. JWWA, (1978). Design Criteria for Waterworks Faciliies. Japan Kawamura, Susumu. (1991). Integrated Design of Water Treatment Facilities. New York: John
Willey & Sons, Inc. Keputusan Menteri Kesehatan No.907/MENKES/SK/VII/2002 Tentang Syarat–Syarat dan
Pengawasan Kualitas Air Minum.
Mulia,R.M. 2005. Kesehatan Lingkungan. Yogjakarta : Graha ilmu
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.122 Tahun 2015 Tentang Sistem Penyediaan Air
Minum (SPAM)
Peraturan SNI 19-6774-2008_Tata cara perencana unit paket Instalasi Pengolahan Air PU, Dinas.Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya. s.l. : Dinas Pekerjaan Umum, 1996 Qasim, S.R., Motley, E.M., dan Zhu, G., 2002, Water Work Engineering : Planning, Design &
Operation, Prentice Hall PTR, Texas. Reynold, D. Tom. (1982). Unit Operation and Processes in Environmental Engineering.
“ Copy standar ini dibuat oleh BSN untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum dalam rangka Penyebarluasan, Pengenalan dan Pengaplikasian Standar, Pedoman, Manual (SPM) Bidang Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil ”
“ Copy standar ini dibuat oleh BSN untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum dalam rangka Penyebarluasan, Pengenalan dan Pengaplikasian Standar, Pedoman, Manual (SPM) Bidang Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil ”
SNI 6773:2008
i
Daftar isi
Daftar isi ................................................................................................................................ i
Prakata.................................................................................................................................. ii
Pendahuluan......................................................................................................................... iii
1 Ruang lingkup................................................................................................................... 1
Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Spesifikasi unit paket instalasi pengolahan air adalah revisi dari SNI 19-6773-2002, Spesifikasi Unit Paket Instalasi Penjernihan Air sistem konvensional dengan struktur baja, dan disusun kembali dengan penambahan hasil-hasil penelitian di dalam negeri yang telah digunakan oleh masyarakat secara luas, baik dalam hal sistem, teknik pengolahan maupun bahan baku yang digunakan. Standar ini saling terkait dengan ketiga standar IPA lainnya, yaitu: 1. Tata cara perencanaan unit paket IPA (Revisi SNI 19-6774-2002) 2. Tata cara pengoperasian dan pemeliharaan unit paket IPA (Revisi SNI 19-6775-2002) Standar ini disusun oleh Panitia Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil melalui Gugus Kerja Lingkungan Permukiman pada Subpanitia Teknik Perumahan, Sarana, dan Prasarana Lingkungan Permukiman dalam rangka memenuhi efisiensi dan meningkatkan hasil pembangunan dalam bidang Teknologi Permukiman. Tata cara penulisan disusun mengikuti Pedoman Standardisasi Nasional 08:2007 dan dibahas pada forum rapat konsensus pada tanggal 7 Desember 2006 di Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman Bandung dengan melibatkan para nara sumber, pakar dan lembaga terkait.
“ Co
py stan
dar in
i dib
uat o
leh B
SN
un
tuk B
adan
Pen
elitian d
an P
eng
emb
ang
an D
epartem
en P
ekerjaan U
mu
m
dalam
rang
ka Pen
yebarlu
asan, P
eng
enalan
dan
Pen
gap
likasian S
tand
ar, Ped
om
an, M
anu
al (SP
M) B
idan
g K
on
struksi B
ang
un
an d
an R
ekayasa Sip
il ”
SNI 6773:2008
iii
Pendahuluan
Spesifikasi Unit Paket Instalasi Pengolahan Air ini berisi mengenai persyaratan umum dan ketentuan-ketentuan yang diperlukan dan merupakan sumber informasi untuk para perencana, produsen dan pengelola.
Spesifikasi Unit Paket Instalasi Pengolahan Air ini dapat digunakan sebagai acuan bagi perencana, pelaksana, dan pengawasan mutu dalam pembuatan/memproduksi unit paket instalasi pengolahan air, baik dalam jumlah satuan ataupun secara masal.
Sistem Unit Paket IPA ini telah banyak digunakan oleh Pemerintah maupun badan-badan usaha dalam proyek-proyek penyediaan air bersih. Sehingga dengan adanya standar ini akan memberikan kemudahan bagi perencana dan jaminan mutu bagi para produsen, pengguna dan pengelola Unit Paket IPA.
“ Co
py stan
dar in
i dib
uat o
leh B
SN
un
tuk B
adan
Pen
elitian d
an P
eng
emb
ang
an D
epartem
en P
ekerjaan U
mu
m
dalam
rang
ka Pen
yebarlu
asan, P
eng
enalan
dan
Pen
gap
likasian S
tand
ar, Ped
om
an, M
anu
al (SP
M) B
idan
g K
on
struksi B
ang
un
an d
an R
ekayasa Sip
il ”
“ Copy standar ini dibuat oleh BSN untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum dalam rangka Penyebarluasan, Pengenalan dan Pengaplikasian Standar, Pedoman, Manual (SPM) Bidang Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil ”
SNI 6773:2008
1 dari 15
Spesifikasi unit paket instalasi pengolahan air 1 Ruang lingkup Standar ini menetapkan mengenai komponen, ukuran, bahan, peralatan, struktur dan kinerja dari paket unit instalasi pengolahan air minum untuk kapasitas maksimum 50 l/det. 2 Acuan normatif SNI 06-0162-1987, Pipa PVC untuk saluran air buangan di dalam dan di luar bangunan
SNI 07-0070-1987, Mutu dan cara uji baja siku sama kaki bertepi bulat canai panas hasil reroling
SNI 07-0071-1987, Mutu dan cara uji pipa baja las spiral
SNl 07-2295-1988, Sambungan profil dengan profil menggunakan sistem las atau baut
SNl 07-2225-1991, Pipa baja saluran air
SNI 04-0225-2000, Persyaratan umum instalasi listrik 2000 (PUIL 2000)
SNI 06-0084-2002, Pipa PVC untuk saluran air minum
SNI 19-6774-2002, Tata cara perencanaan paket unit instalasi pengolahan air
SNI 05-0166-1998, Katup pintu kuningan berulir 1,0 Mpa dan 1,5 Mpa SNI 05-0168-1998, Katup kaki searah kuningan berulir 10 Mpa (10 Kgf/cm2) 3 Istilah dan definisi
3.1 air baku air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut sebagai air baku adalah air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah dan atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum. 3.2 air minum air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. 3.3 corrugated bentuk kontruksi dinding bak pada unit proses pada Instalasi Pengolahan Air 3.5 flotasi proses pemisahan padatan dan air berdasarkan perbedaan berat jenis dengan cara diapungkan. 3.6 IPA Instalasi Pengolahan Air 3.7 kabel berisolasi kabel yang terdiri atas pelindung rakitan/satu inti/selubung individual
“ Co
py stan
dar in
i dib
uat o
leh B
SN
un
tuk B
adan
Pen
elitian d
an P
eng
emb
ang
an D
epartem
en P
ekerjaan U
mu
m
dalam
rang
ka Pen
yebarlu
asan, P
eng
enalan
dan
Pen
gap
likasian S
tand
ar, Ped
om
an, M
anu
al (SP
M) B
idan
g K
on
struksi B
ang
un
an d
an R
ekayasa Sip
il ”
SNI 6773:2008
2 dari 15
3.8 clarifier gabungan pengaduk lambat (flokulator) dan pengendap. 3.9 pelat baja pelat dari bahan baja yang digunakan untuk konstruksi umum 3.10 pipa baja saluran air pipa baja dengan proses kampuh lurus lasan tumpul (butt-welded strightseam) atau kampuh spiral (spiral seam) dan pipa baja tanpa kampuh (seamless) dengan ukuran diameter nominal 152,4 mm atau lebih yang digunakan untuk penyaluran air 3.11 pipa PVC pipa PVC yang tidak diplastisizer 3.12 unit paket instalasi pengolahan air selanjutnya disebut Unit Paket IPA unit paket instalasi pengolahan air yang selanjutnya disebut unit paket IPA adalah unit paket yang dapat mengolah air baku melalui proses fisik, kimia dan atau biologi tertentu dalam bentuk yang kompak sehingga menghasilkan air minum yang memenuhi baku mutu yang berlaku, didesain dan dibuat pada suatu tempat yang selanjutnya dapat dirakit di tempat lain dan dipindahkan, yang terbuat dari bahan plat baja, dan plastik atau fiber. 3.13 ambang bebas jarak antara tinggi bangunan unit paket instalasi pengolah air dengan muka air maksimum. 4 Komponen IPA Komponen paket unit Instalasi Pengolahan Air (IPA) sesuai diagram proses sebagai berikut.
Gambar 1 Unit paket IPA
22
Distribusi
Sumber Air Baku
Alat ukur debit
10
Koagulator Flokulator
Sedimentasi/ clarifier / floating
Unit Filter
Reservoar
Desinfeksi
Unit Paket IPA Pembubuh Koagulan
“ Co
py stan
dar in
i dib
uat o
leh B
SN
un
tuk B
adan
Pen
elitian d
an P
eng
emb
ang
an D
epartem
en P
ekerjaan U
mu
m
dalam
rang
ka Pen
yebarlu
asan, P
eng
enalan
dan
Pen
gap
likasian S
tand
ar, Ped
om
an, M
anu
al (SP
M) B
idan
g K
on
struksi B
ang
un
an d
an R
ekayasa Sip
il ”
SNI 6773:2008
3 dari 15
Tabel 1 Komponen paket unit pengolahan air
No Komponen Jenis 1 Komponen Utama Unit pengambil air baku Air Permukaan, Air Tanah Pengukur aliran Air Ambang tajam, turbin, pitot, elektromagnetik dan ultrasonik. Pembubuh Larutan Kimia Pompa dosing, gravitasi Mixer Mekanis, hidrolis, in line dan kompresor; Koagulasi Hidrolis, mekanis
5 Persyaratan 5.1 Persyaratan umum a) Produk unit paket IPA harus mendapat pengesahan dari instansi/lembaga yang
berwenang, b) Unit paket IPA harus mampu mengalirkan air sebagai air minum, sesuai Permenkes RI
No 907/MENKES/SK/VII/2002 Tentang Kualitas Air Minum c) Harus dipasang di atas tanah yang stabil, d) Permukaan bagian luar dan dalam tidak cacat dan kedap air. e) Pemilihan jenis proses pengolahan berdasarkan kualitas air baku terutama kekeruhan
dan warna. 5.2 Persyaratan teknis 5.2.1 Kualitas air baku Kualitas air baku yang dapat diolah dengan IPA paket adalah sebagai berikut: a) Kekeruhan, maksimum 600 NTU atau 400 mg/L SiO2, b) Kandungan warna asli (appearent colour) tidak melebihi dari 100 Pt Co dan warna
sementara mengikuti kekeruhan air baku, c) Unsur-unsur lainnya memenuhi syarat baku air baku sesuai Peraturan Pemerintah No.82
tahun 2000 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. d) Dalam hal air sungai daerah tertentu mempunyai kandungan warna, besi dan atau bahan
organik melebihi syarat tersebut di atas tetapi kekeruhan rendah (< 50 NTU) maka digunakan IPA sistem DAF (Dissolved Air Flotation) atau sistem lainnya yang dapat dipertanggungjawabkan.
5.2.2 Alat ukur aliran Unit paket instalasi pengolahan air dilengkapi alat ukur aliran untuk mengukur debit air baku dan air minum, yang dapat berupa: a) water meter b) Vnotch c) flowmeter d) floating meter
“ Co
py stan
dar in
i dib
uat o
leh B
SN
un
tuk B
adan
Pen
elitian d
an P
eng
emb
ang
an D
epartem
en P
ekerjaan U
mu
m
dalam
rang
ka Pen
yebarlu
asan, P
eng
enalan
dan
Pen
gap
likasian S
tand
ar, Ped
om
an, M
anu
al (SP
M) B
idan
g K
on
struksi B
ang
un
an d
an R
ekayasa Sip
il ”
SNI 6773:2008
5 dari 15
Bentuk dan jenis pengendap ada 2 (dua) macam yaitu: 1) Bentuk Pelat
Pengendap berbentuk pelat datar, dengan bahan terbuat dari baja tahan karat atau baja digalbani (galvanis) atau serat kaca (fiber glass) atau PVC. Tinggi tegak pelat pengendapan disesuaikan dengan kapasitas IPA dan bentuk dinding rata, sesuai Tabel 4 berikut ini. Lebar pelat disesuaikan dengan lebar bak pengendap, jarak antar pelat dan kemiringan sesuai dengan Revisi SNI 19-6774-2002, Tata cara perencanaan paket unit IPA.
Tabel 4 Tinggi tegak pelat pengendap dan kapasitas IPA
Selain bentuk pelat, pengendap pada unit sedimentasi dapat juga digunakan tube settler dengan ketentuan lebar tube disesuaikan dengan lebar bak pengendap, jarak antar pelat dan kemiringan sesuai dengan Revisi SNI 19-6774-2002, tata cara perencanaan paket unit IPA. Bentuk tube settler yang bisa digunakan: bundar, segi empat segi-enam, segi-delapan. Diameter tube setller tergantung pada besarnya kapasitas IPA seperti pada Tabel 5.
Tabel 5 Diameter Tube Settler dan kapasitas IPA
No Kapasitas IPA
( L/detik) Diameter Tube Setller
cm 1 1 - 10 4 2 20 5 3 50 5-6
5.3 Unit filtrasi Ukuran panjang, lebar, diameter dan tinggi harus sesuai dengan perhitungan berdasarkan Revisi SNI 19-6774-2002, Tata cara perencanaan paket unit IPA. a) Media penyaring Media penyaring menggunakan pasir silika dengan ketentuan sesuai dengan Revisi SNI 19- 6774-2002, Tata cara perencanaan paket unit IPA. b) Media penyangga Media penyangga berupa kerikil dengan ketentuan sesuai dengan Revisi SNI 19-6774- 2002, Tata cara perencanaan paket unit IPA. 5.4 Bahan dan peralatan 5.4.1 Pelat baja Pelat Baja harus memenuhi ketentuan berikut : a) Semua permukaan pelat baja Mild Steel SS-400, harus dibersihkan dengan pasir
bertekanan (sand blasting) sesuai ketentuan yang berlaku dengan disaksikan oleh pejabat yang berwenag.
“ Co
py stan
dar in
i dib
uat o
leh B
SN
un
tuk B
adan
Pen
elitian d
an P
eng
emb
ang
an D
epartem
en P
ekerjaan U
mu
m
dalam
rang
ka Pen
yebarlu
asan, P
eng
enalan
dan
Pen
gap
likasian S
tand
ar, Ped
om
an, M
anu
al (SP
M) B
idan
g K
on
struksi B
ang
un
an d
an R
ekayasa Sip
il ”
SNI 6773:2008
6 dari 15
b) Permukaan yang telah dibersihkan harus segera ditutup dengan pelapisan (pengecatan), Pelapisan dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1) Pelapisan bagian dalam
Pelapisan ini menggunakan jenis epoxy yang diperuntukan untuk air minum (food grade) dengan ketebalan lapisan epoxy, minimal 100 mikron.
2) Pelapisan bagian luar (a) pelapisan yang digunakan adalah cat dasar zinchromat dengan ketebalan 50
mikron, (b) pelapisan akhir (Finished coat) menggunakan email coat dengan ketebalan 50
mikron dan diwarnai biru. 5.4.2 Fibreglass Reinforce Plastic (FRP) Pelat Fibreglass harus memenuhi ketentuan berikut : a) Menggunakan bahan dan material sebagai berikut (acuan komposisi bahan yang diuji
laboratorium terakreditasi harap dilampirkan): 1) Material Utama
(a) Polyester Resin Unsaturated Tipe ORTHO dan ISO (atau setara) (b) Chopped Strand Mat (c) Roving Cross Mat
2) Material Pendukung (a) Pasta pigment/warna (b) Filler (c) Katalisator (d) Cobalt
5.4.3 Pelat pengendap Pelat pengendap dari bahan fiber glass, PVC dan stainless steel dengan lendutan (defleksi) tidak melebihi 5 % pada beban 1285 N/m2 . 5.4.4 Perpipaan dan perlengkapan Perpipaan dan Perlengkapan vang digunakan : a) Pipa PVC, harus sesuai SNI 06-0084-2002 tentang Pipa PVC untuk saluran air minum,
SNI 06-0162-1987 tentang Pipa PVC untuk saluran air buangan di daiam dan di luar bangunan;
b) Pipa baja saluran air, harus sesuai SNl 07-2225-1991 dan harus di finished print; c) Katup terdiri dari :
1) Butterfly valve Butterfly valve harus digunakan untuk mengatur debit. Untuk ukuran butterfly valve > Ф 100 mm, harus menggunakan 2 piringan (flen).
2) Katup pintu (Gate valve) Katup pintu sebagai katup isolasi, harus sesuai dengan SNI 05-0166-1998.
3) Katup searah horizontal (Check valve) Katup searah horisontal harus sesuai SNI 05-0168-1998.
5.4.5 Tangki pembubuh dan pengaduk Tangki pembubuh dan pengaduk dari baja dengan pelindung dalam tahan bahan kimia atau fiberglass atau sejenisnya yang tahan terhadap larutan kimia. Dimensi, kapasitas dan bentuk sesuai dengan Revisi SNI 19-6774-2002, Tata cara perencanaan paket unit IPA.
“ Co
py stan
dar in
i dib
uat o
leh B
SN
un
tuk B
adan
Pen
elitian d
an P
eng
emb
ang
an D
epartem
en P
ekerjaan U
mu
m
dalam
rang
ka Pen
yebarlu
asan, P
eng
enalan
dan
Pen
gap
likasian S
tand
ar, Ped
om
an, M
anu
al (SP
M) B
idan
g K
on
struksi B
ang
un
an d
an R
ekayasa Sip
il ”
SNI 6773:2008
7 dari 15
5.4.6 Peralatan pelengkap a) Pompa air baku dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Pompa air baku bisa dipilih dari jenis aliran axial, aliran campuran (mixed flow), centriofugal yang tidak mudah tersumbat (non clogging);
2) Bila menggunakan pompa centrifugal harus memperhitungkan jarak dari sumbu pompa terhadap muka air terendah harus lebih kecil dari NPSH yang tersedia (net positif suction head).
3) Pompa air baku sampai head 30 m harus mempunyai impeller tunggal (single stage);
4) Bearing pompa menggunakan pelumas (lubrication air); 5) Elektromotor yang dapat dipakai dalam air dengan ketentuan sebagai berikut itu :
(a) Dapat dioperasikan dengan daya yang tersedia 220/380 volt, 3 phase, 50 Hz; (b) Pole : 2 atau 4 pole; (c) Putaran maksimal 2900 rpm.; (d) Mesin listrik minimal 5 HP dengan starting sistern Start Delta dan mampu
bekerja selama 15 jam per hari dengan suhu lingkungan (ambient temperatur ) 50º C.
6) Bahan pompa air baku terdiri dari : (a) Casing terbuat dari cast iron; (b) Kipas (Impeller) pompa terbuat dari stainless steel, high crome steel, cast iron
special dan bronze; (c) As pompa ( shaft) terbuat dari stainless steel;
7) Perlengkapan pompa air baku terdiri atas: (a) Satu set pressure gauge, 0,50 kg/cm2; (b) Perlengkapan pompa air baku ada 2 tipe yaitu:
(1) Tipe 1, pompa air baku dilengkapi dengan rantai dan pipa discharge flexible lengkap dengan fitting untuk sambungan ke pipa tranmisi air baku;
(2) Tipe 2, pompa air baku dengan jenis pompa benam (submerbsible) dilengkapi dengan sistem guiding bar dan pipa untuk discharge lengkap dengan fitting dan bend 90º medium untuk sambungan ke pipa tranmisi air baku;
(c) Harus menyediakan kabel khusus pompa submersible yang sesuai dengan uluran dan daya motor pompa terpasang. Bila memerlukan penyambungan dalam air , harus diberi isolasi khusus.
b) Pompa Distribusi Pompa distribusi dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Pompa air baku harus dipilih dari jenis centrifugal horizontal dengan sumbu horizontal atau vertikal;
2) Dapat dipakai single stage atau multi stage dengan casing dari besi tuang (cast iron) dan kipas dari kuningan atau baja tahan karat;
3) Ball bearing memakai bahan pelumas dari gemuk; 4) Dapat dioperasikan dengan daya yang tersedia 220/380 Volt, 3 phase, 60 Hz; 5) Pole : 2 atau 4 pole; 6) COS phi : 0,80 7) Putaran maksimal 2900 rpm; 8) Mesin listrik diatas 5 HP dengan starting sistern Start Delta dan mampu bekerja
selama 15 jam per hari dengan temperatur ambien 50º C; 9) Mesin listrik minimal 5 HP dengan starting sistern Start Delta.
c) Perlengkapan pompa Air Minum 1) Satu set pressure gauge, sampai 10,0 kg/cm2 dilengkapi dengan three way valve; 2) Float level control valve dan pressure switch; 3) Reducer, gate valve, non return valve, air valve, riser pipe untuk pipa discharge; 4) Fitting pipa terrmasuk steel bend untuk pipa discharge dan support kabel; 5) Kabel dan alat sambungnya dari motor ke panel pompa;
“ Co
py stan
dar in
i dib
uat o
leh B
SN
un
tuk B
adan
Pen
elitian d
an P
eng
emb
ang
an D
epartem
en P
ekerjaan U
mu
m
dalam
rang
ka Pen
yebarlu
asan, P
eng
enalan
dan
Pen
gap
likasian S
tand
ar, Ped
om
an, M
anu
al (SP
M) B
idan
g K
on
struksi B
ang
un
an d
an R
ekayasa Sip
il ”
SNI 6773:2008
8 dari 15
6) Brosur/ buku mengenai: (a) Petunjuk operasi dan pemeliharaan; (b) Kurva Kinerja.
d) Pompa pembubuh, yaitu : Pembubuh larutan kimia harus menggunakan pompa dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Stroke dapat diatur; 2) Jenis piston atau membrane, bila dengan membran harus sesuai dengan bahan
kimia yang dipompakan; 3) Pompa dapat bekerja baik dan terus menerus pada beban penuh; 4) Ketentuan lain mengikuti spesifikasi pabrik.
e) Bordes dan tangga Instalasi Pengolahan Air harus dilengkapi dengan bordes dan tangga untuk operasi dan pemeliharaan. Tangga bordes terbuat dari bahan baja yang dicat anti karat.
5.4.7 Diesel generator set Diesel generator set terdiri dari : a) Mesin penggerak dan generator yaitu :
1) Mesin diesel, pendingin air (radiator) atau udara; 2) Sistem ini dihidupkan dengan dynamo starter yang mendapat power supply dari
batere 12 - 24 Volt; 3) Putaran maksimum 1500 rpm, baik dengan atau tanpa beban; 4) Pengkopelan antara mesin diesel dengan generator harus compartible; 5) Suara yang keluar dari perendaman, suara tidak boleh melebihi 70 dB pada jarak 1
meter di luar dinding; 6) Pemasangan harus memakai vibration mounting dan harus dilengkapi dengan
Automatic Voltage Regulator (AVR); 7) Kapasitas generator sampai 40 KVA, tidak menggunakan turbo charger; 8) Mesin diesel harus mampu dibebani melampaui batas kapasitas sebesar 10%
selama 2 jam dalam setiap periode 24 jam, tanpa ada gangguan mekanik dan kenaikan temperatur yang tinggi.
b) Perlengkapan standar untuk generator set: 1) Satu buah batere 12 volt; 2) Satu buah tangki bahan bakar, kapasitas minimal 100 Liter; 3) Satu buah buku petunjuk operasi dan pemeliharaan generator set.
c) Panel kontrol mesin harus mempunyai: 1) Satu panel untuk mati hidup switch; 2) Satu panel untuk pengukur tekanan oli; 3) Satu panel untuk pengukur temperatur air; 4) Satu panel darurat untuk mematikan mesin, bilamana temperatur air pendingin
naik, tekanan oli turun, voltage naik berlebihan, putaran naik; 5) Satu panel tekanan bahan bakar; 6) Satu panel ammeter arus pengisi accu: 7) Satu panel penunjuk jam operasi mesin; 8) Satu panel penunjuk putaran ( tacho meter); 9) Satu set panel indikator kerja;
d) Panel generator harus mempunyai: 1) Satu panel Volt meter; 2) Satu tombol pemilih tegangan (selector switch); 3) Satu tombol pengatur tegangan; 4) Satu panel Watt meter; 5) Satu panel frekuensi meter; 6) Satu tombol, reset lampu panel.
“ Co
py stan
dar in
i dib
uat o
leh B
SN
un
tuk B
adan
Pen
elitian d
an P
eng
emb
ang
an D
epartem
en P
ekerjaan U
mu
m
dalam
rang
ka Pen
yebarlu
asan, P
eng
enalan
dan
Pen
gap
likasian S
tand
ar, Ped
om
an, M
anu
al (SP
M) B
idan
g K
on
struksi B
ang
un
an d
an R
ekayasa Sip
il ”
SNI 6773:2008
9 dari 15
5.4.8 Pengkabelan dan metode instalasi Kabel berisolasi PVC, memenuhi ketentuan: a) Jenis kabel terdiri dari NYA, kabel berisolasi karet dan NYA, kabel berisolasi PVC; b) Shaft terbuat dari baja c) Perlengkapan Listrik :
1) Main Swicth Gear (ECI) Terletak dipower house dan tenaga listrik yang diperoleh dari tenaga diesel genset diatur dan dimonitor didistribusikan melalui main switch charger, dialirkan ke panel EC2, box lampu penerangan luar, box lampu penerangan dalam dan sekaligus untuk panel penggerak pompa air bersih. Main swicth gear ini dilengkapi dengan automatic triping device untuk under voltage, under frequency, theonal dan single phasing. Resisting dilakukan dengan manual. Panel free standing.box yang berisi bus bar.
2) Panel Pompa Air Baku (WC2) Masing-masing terletak di intake dan berisi antara lain : (a) Ampere meter (b) Volt meter (c) Tombol untuk menjalankan pompa (d) Relay non bimetal (e) On/Off swicth (f) Lampu indikator untuk run, ready dan trip (g) Fuse dan MCB (h) 20 watt heater
3) Grounding masing-masing panel 4) Penerangan di dalam Ruangan
Penerangan secukupnya untuk di dalam bangunan pelengkap, lighting fixture disediakan lampu-lampu T.L dilengkapi dengan stop kontak, receptacle dan normal standard accessories.
5) Penerangan di luar ruangan Untuk penerangan halaman dan bangunan instalasi pengolahan air bersih serta intake harus disediakan lamou luar dengan tiang lampu, masing-masing tiang dibuat dari steel pipe. Lampu yang dipasang dan jenis yang tahan terhadap pengaruh panas dan hujan.
6) Kabel-kabel Semua kabel harus memenuhi 7.10 PUIL 2000 SNI 04-0225-2000; dan pemasangannya harus dilindungi dengan konduit. Untuk kabel yang ditanam langsung harus dari jenis NYF GBY sedangkan kabel yang terpasang dalam air harus jenis submerine. Rekanan harus menghitung sendiri ukuran kabel yang dipergunakan dan sebelum dipasang harus ada persetujuan terlebih dahulu dari petugas proyek.
5.4.9 Pembumian Pembumian terdiri dari : a) Panel, transformator, generator dan elektromotor perlu pembumian; b) Tahanan tanah tidak boleh dari 5 Ohm; c) Persyaratan harus sesuai dengan SNI 04-0225- 2000, PUIL 2000. 5.4.10 Lemari hubung bagi a) Panel harus merupakan jenis indoor, dapat berdiri tegak tanpa penopang, dengan
penghantar bagi daya jenis penampang persegi empat (bush bar); b) Jumlah phase: 3 (tiga) phase, 4 (empat) kawat; c) Frekuensi : 50 Hz; d) Kapasitas isolasi untuk Voltage penghantar utama: 600 V AC; dan untuk Voltage
penghantar kontrol :250 V AC;
“ Co
py stan
dar in
i dib
uat o
leh B
SN
un
tuk B
adan
Pen
elitian d
an P
eng
emb
ang
an D
epartem
en P
ekerjaan U
mu
m
dalam
rang
ka Pen
yebarlu
asan, P
eng
enalan
dan
Pen
gap
likasian S
tand
ar, Ped
om
an, M
anu
al (SP
M) B
idan
g K
on
struksi B
ang
un
an d
an R
ekayasa Sip
il ”
SNI 6773:2008
10 dari 15
e) Voltage kerja untuk penghantar utama : 380 V AC; dan untuk penghantar kontrol :220 V AC dan 100 V DC;
f) Pabrikasi, dibuat oleh pabrik yang mempunyai sertifikat PLN; g) Tebal pelat baja, 2,0 mm untuk dinding dan 3,0 mm untuk pintu; h) Pada sisi penghantar masuk minimal harus dipasang satu pengaman arus yang
tidak kurang dari arus nominal penghantar masuk tersebut dan minimal 10 A; i) Sakelar masuk pada MDP (Main Distribution Panel) harus diberi tanda pengenal
khusus, sehingga mudah dikenal dan dibedakan dari sakelar lain; j) Pada sisi penghantar keluar harus dipasang sakelar keluar, bilamana mensuplai 3
buah atau lebih MDP : atau 3 atau iebih motor-motor yang dayanya lebih dari1,5 KW : atau dihubungkan ke tiga atau lebih kontak-kontak yang masing-masing mempunyai arus nominal lebih dari I6 A; atau mempunyai arus nominal 100 A atau lebih;
k) Pada sisi penghantar masuk, dipasang pengaman lebur sebelum sakelar; l) Pengaman lebur untuk penerangan harus di pasang secara terbuka; m) Dalam pemasangan rel dan penghantar didalam MDP harus diperhitungkan agar tidak
terjadi panas yang berlebihan; n) Pemasangan bagian telanjang yakni bagian yang bersifat penghantar, tetapi tidak
termasuk sirkuit arus atau bagian bertegangan lain dengan polaritas atau phase berbeda atau sama, harus mempunyai jarak minimal 5 cm;
o) MDP harus diberi penghantar pembumian tersendiri; p) Alat ukur dan indikator yang dipasang pada MDP harus terlihat jelas dan harus ada
petunjuk tentang besaran apa yang dapat diukur dan gejala apa yang ditunjukan; q) Penghantar rel r) Penghantar rel harus terbuat dari tembaga yang memenuhi pesyaratan sebagai
penghantar listrik; s) Besar arus yang mengalir diperhitungkan sesuai kemampuan rel dan tidak akan
menyebabkan suhu lebih dari 65°C. Ukuran rel pada 35°C sesuai SNI 04-0225-2000; t) Komponen gawai kendali seperti tombol, sakelar, lampu sinyal, sakelar magnit dan
kawat penghubung harus mempunyai kemampuan yang sesuai dengan penggunaannya dan harus mempunyai tanda atau warna yang memudahkan operator untuk melayaninya. 1) Perangkat kendali
(a) Setiap motor harus dilengkapi dengan kendali tersendiri; (b) Tiap kendali motor arus bolak-balik harus mampu memutuskan arus motor
macet; (c) Sarana pemutus arus harus dapat memutuskan hubungan antara motor serta
kendali dan semua penghantar suplai yang dibumikan, sehingga tidak ada kutub yang dapat dioperasikan tersendiri;
(d) Pemutus arus harus mempunyai kemampuan sekurang-kurangnya 115% dari jumlah arus beban penuh;
2) Peralatan laboratorium minimal harus tersedia peralatan untuk pemeriksaan kekeruhan, pH, sisa Chlor, direkomendasikan untuk dilengkapi dengan pemeriksaan : warna, jar test, tabung Imhoff, kepekatan Iarutan, timbangan dan peralatan gelas.
6 Struktur Struktur paket unit instalasi pengolahan air harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: a) Pondasi dari beton bertulang, beton tumbuk atau pasangan batu belah sesuai dengan
daya dukung tanah setempat dimana IPA akan diletakan; b) Sambungan sistem las sesuai dengan SNI 07-0071-1987 tentang mutu dan cara uji
pipa baja las spiral; c) Sambungan antara profil dengan profil menggunakan sistem las atau baut sesuai
dengan SNI 07-2295-1988;
“ Co
py stan
dar in
i dib
uat o
leh B
SN
un
tuk B
adan
Pen
elitian d
an P
eng
emb
ang
an D
epartem
en P
ekerjaan U
mu
m
dalam
rang
ka Pen
yebarlu
asan, P
eng
enalan
dan
Pen
gap
likasian S
tand
ar, Ped
om
an, M
anu
al (SP
M) B
idan
g K
on
struksi B
ang
un
an d
an R
ekayasa Sip
il ”
SNI 6773:2008
11 dari 15
d) Dinding baja harus diperkuat dengan baja siku sesuai dengan SNI 07-0070-1987 tentang baja siku sama kaki bertepi bulat, canai panas hasil rerolling, mutu dan cara uji yang sesuai dengan desain pabrikan IPA.
7 Pabrikasi 7.1 Umum Semua pabrikasi harus dikerjakan di workshop, hanya pemasangan unit-unit seperti pengelasan dan penyambungan joint (sambungan) yang disetujui oleh pengguna barang/jasa dapat dilaksanakan di lokasi pemasangan. 7.2 Persyaratan umum workshop a) Memiliki bangunan standard workshop dengan fasilitas minimal:
1) Gantry, dilengkapi dengan crane minimal berkekuatan 5 ton; 2) Mesin potong besi; 3) Mesin las listrik; 4) Genset; 5) Mesin untuk fabrikasi peralatan IPA lainnya; 6) Tukang las yang berpengalaman; 7) Tukang pipa yang berpengalaman.
b) Fasilitas untuk sand blasting (khusus untuk IPA baja); c) Fasilitas pengecatan dengan sistem semprot. 7.3 Persyaratan pekerjaan di lapangan a) Harus tersedia fasilitas sand blasting (khusus untuk IPA baja); b) Harus tersedia fasilitas pengecatan dengan sistem semprot; c) Tersedia mesin las dengan genset; d) Jika sand blasting tidak tersedia maka lempengan plat harus di sand blasting di
workshop, dan setelah di sambung di lapangan, maka semua sambungan harus di wire brush lalu dilindungi dengan anti karat.
8 Kinerja Paket Unit IPA harus mempunyai kinerja untuk kualitas, kuantitas air baku dan air yang diolah, memenuhi ketentuan yang berlaku. 9 Umur pakai Umur pakai paket Unit IPA minimal selama 10 (sepuluh) tahun.
“ Co
py stan
dar in
i dib
uat o
leh B
SN
un
tuk B
adan
Pen
elitian d
an P
eng
emb
ang
an D
epartem
en P
ekerjaan U
mu
m
dalam
rang
ka Pen
yebarlu
asan, P
eng
enalan
dan
Pen
gap
likasian S
tand
ar, Ped
om
an, M
anu
al (SP
M) B
idan
g K
on
struksi B
ang
un
an d
an R
ekayasa Sip
il ”
SN
I 6
77
3:2
00
8
12
da
ri 1
5
Lam
pir
an
A
(In
form
atif)
Da
fta
r s
imb
ol
Ta
be
l A
.1
Ta
be
l s
imb
ol
N
o
Sim
bo
l D
es
kri
ps
i
1
Pip
a
2
P
ipa
be
rte
ka
na
n
3
S
am
bu
ng
an
4
Titik
pe
nyam
bu
ng
an
5
Ka
tup
ma
nu
al
6
Ka
tup
7
Ka
tup
ele
ktr
ik
8
Ka
tup
pn
eu
ma
tik
9
Ka
tup
so
leno
id
10
Ga
te V
alv
e
11
Bu
tte
rfly
Va
lve
T
ab
el
A.1
(L
an
juta
n)
N
o
Sim
bo
l D
es
kri
ps
i
“ Copy standar ini dibuat oleh BSN untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum dalam rangka Penyebarluasan, Pengenalan dan Pengaplikasian Standar, Pedoman, Manual (SPM) Bidang Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil ”
SN
I 6
77
3:2
00
8
14
da
ri 1
5
25
Po
mp
a
se
ntr
ifu
ga
l d
en
ga
n
mo
tor
ele
ktr
ik
26
Po
mp
a
pis
ton
ata
u
ko
mp
reso
r d
en
ga
n
mo
tor
ele
ktr
ik
27
Air
b
low
er
de
ng
an
m
oto
r e
lektr
ik
28
co
ntr
olle
r
“ Copy standar ini dibuat oleh BSN untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum dalam rangka Penyebarluasan, Pengenalan dan Pengaplikasian Standar, Pedoman, Manual (SPM) Bidang Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil ”
SN
I 6
77
3:2
00
8
15
da
ri 1
5
Bib
lio
gra
fi
SN
I 0
6-0
11
2-1
98
7,
P
ipa
po
liste
r se
rat
ge
las u
ntu
k s
alu
ran
air
be
rte
ka
na
n d
an
sa
lura
n a
ir
bu
an
ga
n
SN
I 0
7-0
30
8-1
98
9,
C
ara
uji
kom
po
sis
i kim
ia b
aja
ka
rbon
“ Copy standar ini dibuat oleh BSN untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum dalam rangka Penyebarluasan, Pengenalan dan Pengaplikasian Standar, Pedoman, Manual (SPM) Bidang Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil ”
Lampiran V
Standar Nasional Indonesia (SNI)
6774:2008 Tata cara perencanaan unit
Instalasi Pengolahan Air (IPA)
Sta
nd
ar
Nasio
nal
Ind
on
esia
SN
I 6
77
4:2
00
8
Ta
ta c
ara
pe
ren
ca
na
an
un
it p
ak
et
ins
tala
si
pen
go
lah
an
air
IC
S 9
3.0
25
Bad
an
Sta
nd
ard
isasi
Nasio
nal
“ Copy standar ini dibuat oleh BSN untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum dalam rangka Penyebarluasan, Pengenalan dan Pengaplikasian Standar, Pedoman, Manual (SPM) Bidang Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil ”
“ Copy standar ini dibuat oleh BSN untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum dalam rangka Penyebarluasan, Pengenalan dan Pengaplikasian Standar, Pedoman, Manual (SPM) Bidang Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil ”
SNI 6774:2008
i
Daftar isi
Daftar isi.................................................................................................................................... ii
Prakata .................................................................................................................................... iii
Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang ’Perencanaan unit paket instalasi pengolahan air’ adalah revisi dari SNI 19 - 6774 – 2002, Tata cara perencanaan unit paket instalasi penjernihan air, yang disesuaikan dengan keadaan di Indonesia. Standar ini saling terkait dengan ketiga standar INSTALASI PENGOLAHAN AIR lainnya, yaitu: 1. Spesifikasi unit paket INSTALASI PENGOLAHAN AIR (Revisi SNI 19-6773-2002) 2. Tata cara pengoperasian dan pemeliharaan unit paket INSTALASI PENGOLAHAN AIR
(Revisi SNI 19-6775-2002) Standar ini disusun oleh Panitia Teknik Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil melalui Gugus Kerja Lingkungan Permukiman pada Subpanitia Teknis Perumahan, Sarana, dan Prasarana.
Tata cara penulisan disusun mengikuti Pedoman Standardisasi Nasional 08:2007 dan dibahas dalam forum konsensus yang diselenggarakan pada tanggal 30 November 2006 oleh Subpanitia Teknis yang melibatkan para nara sumber, pakar dan lembaga terkait.
“ Co
py stan
dar in
i dib
uat o
leh B
SN
un
tuk B
adan
Pen
elitian d
an P
eng
emb
ang
an D
epartem
en P
ekerjaan U
mu
m
dalam
rang
ka Pen
yebarlu
asan, P
eng
enalan
dan
Pen
gap
likasian S
tand
ar, Ped
om
an, M
anu
al (SP
M) B
idan
g K
on
struksi B
ang
un
an d
an R
ekayasa Sip
il ”
SNI 6774:2008
iii
Pendahuluan
Standar ini merupakan kaji ulang serta revisi kedua SNI 19 - 6774 – 2002, Tata cara perencanaan unit paket instalasi penjernihan air, yang selama ini telah dijadikan sebagai rujukan dalam penilaian proses sertifikasi sistem Unit instalasi pengolahan air yang dibuat oleh produsen. Adapun perubahan dan atau penambahannya antara lain :
• Kriteria perencanaan unit flotasi;
• Kriteria perencanaan unit sedimentasi;
• Kriteria perencanaan unit filtrasi;
• Perencanaan tapak;
• Istilah dan definisi. Antara lain untuk air baku dan air minum yang mengacu pada PP 16 tahun 2005;
Sistem Unit instalasi pengolahan air ini telah banyak digunakan oleh Pemerintah maupun badan-badan usaha dalam proyek-proyek penyediaan air minum. Sehingga dengan adanya standar ini akan memberikan kemudahan bagi perencana dan jaminan mutu bagi para produsen, pengguna dan pengelola Unit Paket Instalasi Pengolahan Air.
“ Co
py stan
dar in
i dib
uat o
leh B
SN
un
tuk B
adan
Pen
elitian d
an P
eng
emb
ang
an D
epartem
en P
ekerjaan U
mu
m
dalam
rang
ka Pen
yebarlu
asan, P
eng
enalan
dan
Pen
gap
likasian S
tand
ar, Ped
om
an, M
anu
al (SP
M) B
idan
g K
on
struksi B
ang
un
an d
an R
ekayasa Sip
il ”
“ Copy standar ini dibuat oleh BSN untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum dalam rangka Penyebarluasan, Pengenalan dan Pengaplikasian Standar, Pedoman, Manual (SPM) Bidang Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil ”
SNI 6774:2008
1 dari 18
Tata cara perencanaan unit paket instalasi pengolahan air
1 Ruang lingkup Standar ini menetapkan perencanaan unit paket instalasi pengolahan air yang mencakup ketentuan-ketentuan mengenai kriteria perencanaan, air baku, kapasitas instalasi, unit operasi, struktur dan bahan serta cara pengerjaan untuk mendapatkan unit instalasi pengolahan air yang optimal dengan kapasitas maksimum 50 L/detik. 2 Acuan normatif SNI 19–6774–2002, Tata perencanaan unit paket instalasi pengolahan air 3 Istilah dan definisi 3.1 air baku untuk air minum yang selanjutnya disebut air baku adalah air yang berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah dan atau air hujan yang memenuhi ketentuan baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum 3.2 air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum 3.3 back wash sistem pencucian media filter dengan aliran air yang berlawanan arah dengan aliran air pada saat penyaringan 3.4 beban pelimpah debit air yang diolah persatuan panjang pelimpah dalam bak pengendap 3.5 beban permukaan debit air yang diolah persatuan luas permukaan 3.6 clarifier gabungan pengaduk lambat (flokulator) dan pengendap 3.7 desinfeksi proses mematikan bakteri pathogen dan memperlambat pertumbuhan lumut dengan pembubuhan bahan kimia
“ Co
py stan
dar in
i dib
uat o
leh B
SN
un
tuk B
adan
Pen
elitian d
an P
eng
emb
ang
an D
epartem
en P
ekerjaan U
mu
m
dalam
rang
ka Pen
yebarlu
asan, P
eng
enalan
dan
Pen
gap
likasian S
tand
ar, Ped
om
an, M
anu
al (SP
M) B
idan
g K
on
struksi B
ang
un
an d
an R
ekayasa Sip
il ”
SNI 6774:2008
2 dari 18
3.8 desinfektan bahan (kimia) yang digunakan untuk mematikan bakteri pathogen dan memperlambat pertumbuhan lumut 3.9 ekspansi penambahan panjang lapisan media berbutir/penyaring (Le) yang terangkat ke atas pada waktu pencucian media karena penambahan tekanan 3.10 filtrasi proses memisahkan padatan dari supernatran melalui media penyaring 3.11 flok partikel koloid yang menggumpal 3.12 flokulasi proses pembentukan partikel flok yang besar dan padat agar dapat diendapkan 3.13 flotasi proses pemisahan padatan dan air berdasarkan perbedaan berat jenis dengan cara diapungkan 3.14 IPA Instalasi Pengolahan Air 3.15 kapasitas produksi volume air hasil olahan persatuan waktu 3.16 koagulasi proses pencampuran bahan kimia (koagulan) dengan air baku sehingga membentuk campuran yang homogen 3.17 koagulan bahan (kimia) yang digunakan untuk pembentukan flok pada proses pencampuran 3.18 manifold instalasi pengolahan air utama yang dinstalasi pengolahan air pada dasar saringan pasir sebagai instalasi pengolahan air instalasi pengolahan air masuk 3.19 netralisasi proses untuk menyesuaikan derajat keasaman (pH) pada air
“ Co
py stan
dar in
i dib
uat o
leh B
SN
un
tuk B
adan
Pen
elitian d
an P
eng
emb
ang
an D
epartem
en P
ekerjaan U
mu
m
dalam
rang
ka Pen
yebarlu
asan, P
eng
enalan
dan
Pen
gap
likasian S
tand
ar, Ped
om
an, M
anu
al (SP
M) B
idan
g K
on
struksi B
ang
un
an d
an R
ekayasa Sip
il ”
SNI 6774:2008
3 dari 18
3.20 netralisan bahan kimia yang digunakan untuk menyesuaikan derajat keasaman (pH) pada suatu proses pengolahan air 3.21 nilai gradien kecepatan ,G laju penurunan kecepatan persatuan waktu (/detik) 3.22 nozzle perlengkapan yang dipasang pada dasar saringan pasir untuk meratakan aliran air 3.23 sedimentasi proses pemisahan padatan dan air berdasarkan perbedaan berat jenis dengan cara pengendapan 3.24 surface wash sistem pencucian dengan menyemprotkan air pada permukaan media saringan 3.25 waktu tinggal, td waktu yang diperlukan selama proses tertentu berlangsung pada unit operasi 3.26 unit paket instalasi pengolahan air unit paket instalasi pengolahan air yang selanjutnya disebut unit paket instalasi pengolahan air adalah unit paket yang dapat mengolah air baku melalui proses fisik, kimia dan atau biologi tertentu dalam bentuk yang kompak sehingga menghasilkan air minum yang memenuhi baku mutu yang berlaku, didesain dan dibuat pada suatu tempat yang selanjutnya dapat dirakit di tempat lain dan dipindahkan, yang terbuat dari bahan plat baja, dan plastik atau fiber 4 Persyaratan Perencanaan dan produk unit paket instalasi pengolahan air harus mendapat sertifikat dari instansi/lembaga yang berwenang. 5 Kriteria kualitas air baku dan pompa air baku 5.1 Kualitas air baku Air baku yang dapat diolah dengan Unit Paket instalasi pengolahan air harus memenuhi ketentuan baku mutu yang berlaku. 5.2 Pompa air baku Kriteria Pompa air baku adalah sebagai berikut : a) kriteria kapasitas dan cadangan pompa air baku harus memenuhi ketentuan berikut :
1) kapasitas pompa air baku (10–20) % lebih besar dan kapasitas rencana unit paket instalasi pengolahan air;
2) pompa cadangan minimal 1buah;
“ Co
py stan
dar in
i dib
uat o
leh B
SN
un
tuk B
adan
Pen
elitian d
an P
eng
emb
ang
an D
epartem
en P
ekerjaan U
mu
m
dalam
rang
ka Pen
yebarlu
asan, P
eng
enalan
dan
Pen
gap
likasian S
tand
ar, Ped
om
an, M
anu
al (SP
M) B
idan
g K
on
struksi B
ang
un
an d
an R
ekayasa Sip
il ”
SNI 6774:2008
4 dari 18
3) masing-masing pompa cadangan harus mempunyai jenis, tipe, dan kapasitas yang sama.
b) Jenis dan tipe pompa air baku yaitu: 1) jenis sentrifugal dari jenis aliran axial atau aliran campuran, tipe tidak mudah
tersumbat (non clogging) dengan ketentuan sebagai berikut: (1) memperhitungkan jarak dari sumbu pompa terhadap muka air terendah harus
lebih kecil dari npsh yang tersedia (net positif suction head); (2) pompa air baku sampai tekanan 30 m harus mempunyai impeller tunggal (single
stage); (3) tumpuan putaran pompa menggunakan pelumas.
2) Jenis pompa benam (submersible pump) dengan persyaratan: (1) dilengkapi dengan sistem guiding bar dan pinstalasi pengolahan air untuk
discharge lengkap dengan fitting dan bend 90º medium untuk sambungan ke pinstalasi pengolahan air tranmisi air baku;
(2) menyediakan kabel khusus pompa benam yang sesuai dengan uluran dan daya motor pompa terpasang. Bila memerlukan penyambungan dalam air, harus diberi isolasi khusus;
(3) dilakukan pengamanan pompa sekurang-kurangnya pengamanan terhadap kelembaban ruang dalam pompa dan suhu tinggi.
6 Kapasitas, unit operasi dan proses 6.1 Kapasitas Kapasitas unit paket instalasi pengolahan air harus memiliki besaran debit (1 - 50) Liter/detik. 6.2 Unit operasi dan proses Unit operasi dan proses per unit paket instalasi pengolahan air dapat berupa: a) unit operasi dan proses koagulasi; b) unit operasi dan proses flokulasi; c) unit operasi dan proses flotasi; d) unit operasi dan proses sedimentasi; e) unit operasi filtrasi; f) unit proses desinfeksi. 7 Kriteria perencanaan unit paket 7.1 Kriteria perencanaan unit koagulasi (pengaduk cepat) Kriteria perencanaan untuk unit koagulasi (pengaduk cepat) dapat dilihat pada Tabel 1 berikut:
“ Co
py stan
dar in
i dib
uat o
leh B
SN
un
tuk B
adan
Pen
elitian d
an P
eng
emb
ang
an D
epartem
en P
ekerjaan U
mu
m
dalam
rang
ka Pen
yebarlu
asan, P
eng
enalan
dan
Pen
gap
likasian S
tand
ar, Ped
om
an, M
anu
al (SP
M) B
idan
g K
on
struksi B
ang
un
an d
an R
ekayasa Sip
il ”
SNI 6774:2008
5 dari 18
Tabel 1 Kriteria perencanaan unit koagulasi (pengaduk cepat)
Unit Kriteria Pengaduk cepat
• Tipe Hidrolis: - terjunan - saluran bersekat - dalam pinstalasi pengolahan air
bersekat Mekanis: - Bilah (Blade), pedal (padle)
Kinstalasi pengolahan airs - Flotasi
• Waktu pengadukan (detik) 1 – 5
• Nilai G/detik > 750
7. 2 Kriteria perencanaan unit flokulasi (pengaduk lambat) Kriteria perencanaan untuk unit flokulasi (pengaduk lambat) dapat dilihat pada Tabel 2 berikut:
Tabel 2 Kriteria perencanaan unit flokulasi (pengaduk lambat)
Flokulator mekanis
Kriteria umum Flokulator
hidrolis sumbu
horizontal dengan pedal
Sumbu vertikal
dengan bilah
Flokulator clarifier
G (gradien kecepatan) 1/detik
60 (menurun) – 5
60 (menurun) – 10
70 (menurun) – 10
100 – 10
Waktu tinggal (menit) 30 – 45 30 – 40 20 – 40 20 – 100
Tahap flokulasi(buah) 6 – 10 3 – 6 2 – 4 1
Pengendalian energi Bukaan pintu/
sekat Kecepatan
putaran Kecepatan
putaran Kecepatan aliran air
Kecepatan aliran max.(m/det)
0,9 0,9 1,8 – 2,7 1,5 – 0,5
Luas bilah/pedal dibandingkan luas bak (%)
-- 5 – 20 0,1 – 0,2 -
Kecepatan perputaran sumbu (rpm)
-- 1 – 5 8 – 25 -
Tinggi (m) 2 – 4 *
Keterangan: * termasuk ruang sludge blanket 7. 3 Kriteria perencanaan unit flotasi (pengapungan) Kriteria perencanaan untuk unit flotasi (pengapungan) dapat dilihat pada Tabel 3 berikut:
“ Co
py stan
dar in
i dib
uat o
leh B
SN
un
tuk B
adan
Pen
elitian d
an P
eng
emb
ang
an D
epartem
en P
ekerjaan U
mu
m
dalam
rang
ka Pen
yebarlu
asan, P
eng
enalan
dan
Pen
gap
likasian S
tand
ar, Ped
om
an, M
anu
al (SP
M) B
idan
g K
on
struksi B
ang
un
an d
an R
ekayasa Sip
il ”
SNI 6774:2008
7 dari 18
Tabel 4 Kriteria unit sedimentasi (bak pengendap) Lanjutan
Kriteria umum
Bak persegi (aliran
horizontal)
Bak persegi aliran vertikal
(menggunakan pelat/tabung pengendap)
Bak bundar – (aliran vertikal –
radial)
Bak bundar – (kontak
padatan) Clarifier
Kemiringan dasar bak (tanpa scraper)
45o – 60
o 45
o – 60
o 45
o – 60
o > 60
o
45o –
60o
Periode antar pengurasan lumpur (jam)
12 – 24 8 – 24 12 – 24 Kontinyu
12 – 24 ***
Kemiringan tube/plate
30o / 60
o 30
o / 60
o 30
o /60
o 30
o /60
o
30
o /60
o
CATATAN: *) luas bak yang tertutupi oleh pelat/tabung pengendap **) waktu retensi pada pelat/tabung pengendap ***) pembuangan lumpur sebagian
7. 5 Kriteria perencanaan unit filtrasi (saringan cepat) Kriteria Perencanaan untuk Unit Filtrasi (Saringan Cepat) dapat dilihat pada Tabel 5 berikut:
Tabel 5 Kriteria perencanaan unit filtrasi (saringan cepat)
Jenis Saringan No Unit Saringan Biasa
(Gravitasi) Saringan dg Pencucian
Antar Saringan Saringan
Bertekanan 1. Jumlah bak saringan N = 12 Q
0,5 *) minimum 5 bak -
2. Kecepatan penyaringan (m/jam)
6 – 11 6 – 11 12 – 33
3. Pencucian: • Sistem pencucian Tanpa/dengan
blower & atau surface wash
Tanpa/dengan blower & atau surface wash
Tanpa/dengan blower & atau surface wash
• Kecepatan (m/jam) 36 – 50 36 – 50 72 – 198 • lama pencucian
(menit) 10 – 15 10 – 15 -
• periode antara dua pencucian (jam)
18 – 24 18 – 24 -
• ekspansi (%) 30 – 50 30 – 50 30 – 50
4. Media pasir: • tebal (mm) 300 – 700 300 – 700 300 – 700 • singel media 600 – 700 600 – 700 600 – 700 • media ganda 300 -600 300 – 600 300 -600 • Ukuran efektif,ES
(mm) 0,3 – 0,7 0,3 – 0,7 -
• Koefisien keseragaman ,UC
1,2 – 1,4 1,2 – 1,4 1,2 – 1,4
• Berat jenis (kg/dm3) 2,5 – 2,65 2,5 – 2,65 2,5 – 2,65
• Prosentase luas slot nozel terhadap luas filter (%)
< 0,5
> 4 %
< 0,5
> 4 %
< 0,5
> 4 %
CATATAN: *) untuk saringan dengan jenis kecepatan menurun
**) untuk saringan dengan jenis kecepatan konstan, harus dilengkapi dengan pengatur aliran otomatis.
7. 6 Kriteria perencanaan pembubuhan bahan kimia 7.6.1 Koagulan 7.6.1.1 Kriteria koagulan Kriteria koagulan adalah sebagai berikut : a) jenis koagulan yang digunakan;
1) aluminium sulfat, Al2(SO4)3 .l4(H2O) diturunkan dalam bentuk cair konsentrasi sebesar (5 — 20) %.
2) PAC, poly aluminium chloride (Al10(OH)15Cl15) kualitas PAC ditentukan oleh kadar aluminium oxide (Al2O3) yang terkait sebagai pac dengan kadar (10 — 11)%.
b) dosis koagulan ditentukan berdasarkan hasil percobaan jar test terhadap air baku . c) pembubuhan koagulan ke pengaduk cepat dapat dilakukan secara gravitasi atau
pemompaan 7.6.1.2 Bak koagulan Kriteria bak koagulan adalah sebagai berikut : a) Bak koagulan harus dapat menampung larutan selama 24 jam; b) Diperlukan 2 buah bak yaitu 1 buah bak pengaduk manual atau mekanis dan 1 buah bak
pembubuh; c) Bak harus dilindungi dari pengaruh luar dan tahan terhadap bahan koagulan.
“ Co
py stan
dar in
i dib
uat o
leh B
SN
un
tuk B
adan
Pen
elitian d
an P
eng
emb
ang
an D
epartem
en P
ekerjaan U
mu
m
dalam
rang
ka Pen
yebarlu
asan, P
eng
enalan
dan
Pen
gap
likasian S
tand
ar, Ped
om
an, M
anu
al (SP
M) B
idan
g K
on
struksi B
ang
un
an d
an R
ekayasa Sip
il ”
SNI 6774:2008
9 dari 18
7.6.2 Netralisan 7.6.2.1 Kriteria netralisan a) harus berupa bahan alkalin;
1) kapur (CaO), dibubuhkan dalam bentuk larutan dengan konsentrasi larutan 5 % sampai dengan 20%;
2) soda abu (Na2CO3) dibubuhkan dalam bentuk larutan, dengan konsentrasi larutan 5% sampai dengan 20%;
3) soda api (NaOH), dibubuhkan dalam bentuk larutan, dengan konsentrasi larutan maksimum 20%;
b) dosis bahan alkalin ditentukan berdasarkan percobaan; c) pembubuhan bahan alkalin secara gravitasi atau pemompaan, dibubuhkan sebelum dan
atau sesudah pembubuhan koagulan 7.6.2.2 Bak netralisan a) bak dapat menampung larutan selama 8 jam sampai dengan 24 jam; b) diperlukan 2 buah bak yaitu 1 buah bak pengaduk manual atau mekanis dan 1buah bak
pembubuh c) bak harus dilindungi dari pengaruh luar dan tahan terhadap beban alkalin 7.6.3 Desinfektan 7.6.3.1 Kriteria desinfektan a) jenis densifektan yang digunakan
1) gas klor (Cl2), kandungan klor aktif minimal 99%; 2) kaporit atau kalsium hipoklorit (CaOCl2 ) x H2O kandungan klor aktif (60 — 70) %; 3) sodium hipoklorit (NaOCl), kandungan klor aktif 15%;
b) dosis klor ditentukan berdasarkan dpc yaitu jumlah klor yang dikonsumsi air besarnya tergantung dari kualitas air bersih yang di produksi serta ditentukan dari sisa klor di instalasi (0,25 – 0,35) mg/l.
7.6.3.2 Pembubuhan desinfektan a) gas klor disuntikan langsung ke instalasi pengolahan air bersih, pembubuhan gas
menggunakan peralatan tertentu yang memenuhi ketentuan yang berlaku; b) kaporit atau sodium hipoklorit dibubuhkan ke instalasi pengolahan air bersih secara
gravitasi atau mekanis. 7.6.3.3 Keperluan perlengkapan desinfeksi Keperluan perlengkapan desinfeksi adalah sebagai berikut : a) pembubuhan gas klor
1) peralatan gas klor disesuaikan minimal 2, lengkap dengan tabungnya; 2) tabung gas klor harus ditempatkan pada ruang khusus yang tertutup; 3) ruangan gas klor harus terdapat peralatan pengamanan terhadap kebocoran gas klor; 4) alat pengamanan adalah pendeteksi kebocoran gas klor dan sprinkler air otomatik
atau manual. 5) harus disediakan masker gas pada ruangan gas klor.
b) bak kaporit 1) bak dapat menampung larutan selama 8 sampai dengan 24 jam; 2) diperlukan 2 buah bak yaitu bak pengaduk manual/mekanis dan bak pembubuh;
c) bak harus dilindungi dari pengaruh luar dan tahan terhadap kaporit.
“ Co
py stan
dar in
i dib
uat o
leh B
SN
un
tuk B
adan
Pen
elitian d
an P
eng
emb
ang
an D
epartem
en P
ekerjaan U
mu
m
dalam
rang
ka Pen
yebarlu
asan, P
eng
enalan
dan
Pen
gap
likasian S
tand
ar, Ped
om
an, M
anu
al (SP
M) B
idan
g K
on
struksi B
ang
un
an d
an R
ekayasa Sip
il ”
SNI 6774:2008
10 dari 18
7.6.4 Pompa pembubuh dan motor pengaduk Jumlah pompa pembubuh larutan kimia dan motor pengaduk unit koagulasi maupun flokulasi paket instalasi pengolahan air minimal 2 buah berkapasitas sama. 7. 7 Kriteria bak penampung air minum Bak penampung air minum diberi sekat-sekat yang dilengkapi dengan: a) ventilasi; b) tangga; c) pelimpah air; d) lubang pemeriksaan dan perbaikan; e) alat ukur ketinggian air; f) pinstalasi pengolahan air penguras. 7.8 Kriteria perencanaan perlengkapan unit paket instalasi pengolahan air Kriteria perencanaan untuk perlengkapan unit paket instalasi pengolahan air dapat dilihat pada Tabel 5 berikut:
Tabel 6 Kriteria perencanaan perlengkapan unit instalasi pengolahan air
No Unit Kriteria Keterangan 1. Alat Ukur debit (%) 2 – 5 Akurasi alat 2. Bak penampung air minum - - - Waktu tinggal (menit) < 30 -
3. Alat pembubuh Gravitasi dan/atau pompa - 4. Penguras bak sedimentasi Gravitasi atau pompa - 5. Pengolahan lumpur Bak pengendapan lumpur
(drying bed) dan filter press -
6. Pengendalian suhu, cahaya matahari Bangunan pelindung/shelter
8 Catu daya 8.1 Penyediaan daya listrik Penyediaan daya listrik terdapat 2 sumber, yaitu a) PLN b) genset. Pemilihan sumber daya sesuai Tabel 7 berikut ini:
Tabel 7 Alternatif pemilihan sumber daya listrik
Gambaran situasi lapangan Alternatif pemilihan
Ada jaringan distribusi PLN dengan jarak yang menguntungkan dari unit dan masih mencukupi permintaan daya serta sesuai dengan direncanakan
Gabungan pelayanan PLN dan 1 unit genset sebagai cadangan
Tidak ada jaringan distribusi atau tidak ada rencana perluasan jaringan PLN dalam waktu dekat
2 unit genset dimana 1unit sebagai cadangan
“ Co
py stan
dar in
i dib
uat o
leh B
SN
un
tuk B
adan
Pen
elitian d
an P
eng
emb
ang
an D
epartem
en P
ekerjaan U
mu
m
dalam
rang
ka Pen
yebarlu
asan, P
eng
enalan
dan
Pen
gap
likasian S
tand
ar, Ped
om
an, M
anu
al (SP
M) B
idan
g K
on
struksi B
ang
un
an d
an R
ekayasa Sip
il ”
SNI 6774:2008
11 dari 18
8.2 Penyediaan bahan bakar Penyediaan bahan bakar harus memenuhi kebutuhan operasi harian dan bulanan. Penempatan tangki bahan bakar harus da!am rumah genset dan bakar harus dapat mengalir secara gravitasi. Tangki bahan bakar bulanan boleh ditempatkan di bawah atau di permukaan tanah dan dapat dilengkapi dengan pompa agar dapat mengalirkan bahan bakar ke tangki harian. 8.3 Kriteria panel Diesel generator, pompa air baku, pompa pembubuh, pengaduk cepat dan lambat harus dilengkapi panel yang sesuai kebutuhan. 9 Kriteria bangunan 9.1 Jenis bangunan Jenis Bangunan yang diperlukan adalah: a) bangunan Instalasi Pengolahan Air; b) bangunan penunjang Instalasi Pengolahan Air;
1) ruang pembubuh; 2) ruang jaga; 3) ruang pompa; ruang genset, 4) ruang laboratorium; 5) ruang gudang; 6) ruang penyimpan bahan kimia
c) sarana pembuangan lumpur dari hasil pengurasan bak pengendap dan pencucian saringan.
9.2 Bahan dan bangunan pelengkap Bahan dan bangunan pelengkap harus memenuhi ketentuan berikut : a) struktur bangunan instalasi pengolahan air dan bangunan penampung air minum dari
beton bertulang, baja atau bahan lainnya berdasarkan pertimbangan kondisi lapangan. b) ruang genset harus kedap suara, tahan getaran dan tidak mudah terbakar, dilengkapi
dengan peralatan pemeliharaan yang memenuhi ketentuan yang berlaku; c) ruang pembubuh dan penyimpan bahan kimia dilengkapi exhaust fan, drainase dan
perlengkapan pembersihan; d) bangunan penunjang lainnya menggunakan bahan bangunan yang memenuhi ketentuan
yang berlaku; e) pondasi bangunan sesuai dengan kondisi setempat yang memenuhi ketentuan yang
berlaku. 10 Rencana tapak dan sarana pelengkap Rencana tapak dan sarana pelengkap perencanaan untuk instalasi pengolahan air paket adalah sebagai berikut: a) rancangan tapak harus mengikuti peraturan mendirikan bangunan yang berlaku
setempat b) apabila tidak ditentukan oleh peraturan setempat yang ada, untuk kemudahan operasi
dan pemeliharaan, jarak bagian terluar instalasi pengolahan air paket terhadap bangunan lain disekitarnya yang terdekat sekurang-kurangnya sebagai berikut: 1) 3, 0 meter untuk instalasi pengolahan air dengan kapasitas sampai dengan 20 l/detik
“ Co
py stan
dar in
i dib
uat o
leh B
SN
un
tuk B
adan
Pen
elitian d
an P
eng
emb
ang
an D
epartem
en P
ekerjaan U
mu
m
dalam
rang
ka Pen
yebarlu
asan, P
eng
enalan
dan
Pen
gap
likasian S
tand
ar, Ped
om
an, M
anu
al (SP
M) B
idan
g K
on
struksi B
ang
un
an d
an R
ekayasa Sip
il ”
SNI 6774:2008
12 dari 18
2) 4,0 meter untuk instalasi pengolahan air dengan kapasitas diatas 20 l/detik c) luas rencana tapak dan pelengkap bangunan harus memenuh ketentuan luas berikut;
1) kapasitas sampai dengan 5 l/detik, luas minimal 2000 m2 2) kapasiras (10 – 30) l/detik, luas minimal 2400 m2 3) kapasitas (40 – 80) l/detik, luas minimal 3000 m2
d) tata letak bangunan penunjang instalasi pengolahan air berdasarkan mudah operasi, sirkulasi dan efisien, dilengkapi tempat parkir, pagar, kamar mandi, toilet dan fasilitas penerangan;
e) untuk kebutuhan operasi dan pemeliharaan paket unit instalasi pengolahan air harus dilengkapi dengan lantai pemeriksaan.
f) jalan masuk dari jalan besar menuju ke tapak instalasi pengolahan air lebarnya harus mencukupi untuk dilalui kendaraan roda empat.
g) jalan dan tempat parkir harus diberikan perkerasan yang memadai; h) tapak instalasi pengolahan air haruas bebas banjir. 11 Dokumen perencanaan dokumen perencanaan untuk instalasi pengolahan air paket sekurang-kurangnya terdiri dari : a) diagram alir proses b) diagram perpinstalasi pengolahan airan dan instrumentasi c) perhitungan unit proses dan operasi d) profil hidrolis e) perhitungan mekanikal dan elektrikal f) perhitungan struktur g) gambar perencanaan dengan skala yang memadai
12 Persyaratan untuk perencana Perencana yang berwenang untuk merencanakan instalasi pengolahan air paket, adalah seorang yang telah menempuh pendidikan tinggi dalam bidang yang sesuai dan memiliki sertifikat keahlian yang dikeluarkan oleh asosiasi profesi.
“ Co
py stan
dar in
i dib
uat o
leh B
SN
un
tuk B
adan
Pen
elitian d
an P
eng
emb
ang
an D
epartem
en P
ekerjaan U
mu
m
dalam
rang
ka Pen
yebarlu
asan, P
eng
enalan
dan
Pen
gap
likasian S
tand
ar, Ped
om
an, M
anu
al (SP
M) B
idan
g K
on
struksi B
ang
un
an d
an R
ekayasa Sip
il ”
SNI 6774:2008
13 dari 18
Lampiran A (Informatif)
Daftar istilah
Ukuran efektif : effective size Bilangan froude : Froude number Gradien kecepatan : velocity gradient Bilangan reynold : Reynold number Waktu d : detention time Koef keseragaman : uniformity coefficient Lubang pemeriksaan : manhole Lantai pemeriksaan : bordes Pencucian antar saringan : inter filter backwashing Kehilangan tekanan : headloss Kinstalasi pengolahan airs : impeller Saluran pembuangan : underdrain Soda abu : sodium carbonate Soda api : sodium hidroside Kaporit : calcium hipochlorit Tumpuan putaran : hearing Pencucian permukaan : surface wash Pencucian dari bawah ke atas : back wash Klarifayer : clarifier Aliran air dari bawah ke atas : upflow Beban hidrolik permukaan : hydraulics surface loading Pengatur aliran : flow controller Kecepatan penyaringan konstan : constan filtration rate
“ Co
py stan
dar in
i dib
uat o
leh B
SN
un
tuk B
adan
Pen
elitian d
an P
eng
emb
ang
an D
epartem
en P
ekerjaan U
mu
m
dalam
rang
ka Pen
yebarlu
asan, P
eng
enalan
dan
Pen
gap
likasian S
tand
ar, Ped
om
an, M
anu
al (SP
M) B
idan
g K
on
struksi B
ang
un
an d
an R
ekayasa Sip
il ”
SN
I 6
77
4:2
00
8
14 d
ari
18
Lam
pir
an
B
(In
form
atif)
Daft
ar
no
tasi
ES
: E
ffe
ctive
Siz
e
Nfr
:
Fro
ud
e N
um
be
r G
: G
rad
ien
t N
TU
: N
ep
he
lom
etr
ic T
urb
idity U
nit
Nre
: R
eyn
old
nu
mb
er
S
PC
: S
ari
ng
an
Pa
sir
Ce
pa
t u
Pt.
Co
:
Un
it p
latin
um
Co
ba
lt
TC
U
:
To
tal C
olo
ur
Un
it
td
:
De
ten
tio
n T
ime
U
B
:
Uku
ran
bu
tir
U
C
:
Un
ifo
rmity C
oe
fisie
nt
DP
C
:
Da
ya
pe
ng
ika
t K
lor
U
:
Kin
em
atik v
iskosita
s a
ir
ρ
: m
asa
je
nis
air
“ Copy standar ini dibuat oleh BSN untuk Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum dalam rangka Penyebarluasan, Pengenalan dan Pengaplikasian Standar, Pedoman, Manual (SPM) Bidang Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil ”
SNI 6774:2008
15 dari 18
Lampiran C (Informatif)
Penentuan dimensi unit paket instalasi pengolahan air
1 Penentuan dimensi unit paket instalasi pengolahan air 1.1 Unit koagulasi (pengaduk cepat) Dimensi unit koagulasi (pengaduk cepat) dapat ditentukan dengan rumus: 1) Tipe hidrolis dengan jenis pengaduk statis Q = A . v ...................................................... (1)
Q = ¼ π D2 v ............................................... (2)
dengan pengertian: Q adalah Kapasitas pengolahan (m3/detik) D adalah diameter pinstalasi pengolahan air (m) v adalah kecepatan aliran (m/det)
hf adalah kehilangan tekanan pada pinstalasi pengolahan air dan perlengkapannya (m kolom air)
g adalah gravitasi (9,81 m/detik) f adalah koefisien kehilangan melalui pinstalasi pengolahan air (0,02 - 0,26) k adalah koefisien kehilangan melalui perlengkapan pinstalasi pengolahan air (0,7 -1) µ adalah viskositas kinematik air (m2/detik) C adalah kapasitas bak (m3) Cn adalah koefisien kekasaran pinstalasi pengolahan air S adalah kemiringan hidrolis (m/m) R adalah jari-jari hidrolis (m)
ρ adalah masa jenis air (g/cm3)
2) Tipe hidrolis dengan jenis pengaduk mekanis dengan pengertian:
P adalah tenaga yang diperlukan (g.cm/det.) n adalah putaran (rpm) gc adalah faktor konversi Newton D adalah diamater impeller (cm) K adalah konstanta experimen (1.0 – 5.0) ρ adalah masa jenis air (g/cm3)
K P = ρ n
3D
5
gc
“ Co
py stan
dar in
i dib
uat o
leh B
SN
un
tuk B
adan
Pen
elitian d
an P
eng
emb
ang
an D
epartem
en P
ekerjaan U
mu
m
dalam
rang
ka Pen
yebarlu
asan, P
eng
enalan
dan
Pen
gap
likasian S
tand
ar, Ped
om
an, M
anu
al (SP
M) B
idan
g K
on
struksi B
ang
un
an d
an R
ekayasa Sip
il ”
SNI 6774:2008
16 dari 18
1.2 Unit flokulasi (pengaduk lambat) Dimensi unit flokulasi (pengaduk lambat) dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut: 1) Tipe hidrolis dengan jenis pengaduk statis
Q adalah kapasitas pengolahan (m3/detik) p adalah panjang bak(m) l adalah lebar bak (m) d adalah tinggi (m) td adalah waktu tinggal (detik) G adalah gradien, G (detik-1) hf adalah kehilangan tekanan pada pinstalasi pengolahan air dan perlengkapannya
(m kolom air) µ adalah viskositas kinematik air (m/detik) g adalah gravitasi (9,81 m/detik2)
2) Tipe hidrolis dengan jenis pengaduk mekanis dengan pengertian:
P adalah tenaga yang diperlukan (g.cm/det.) n adalah putaran (rpm) gc adalah faktor konversi Newton D adalah diamater impeller (cm) K adalah konstanta experimen (1.0 – 5.0) ρ adalah masa jenis air (g/cm3)
1.3 Unit sedimentasi (pengendap) a) Dimensi unit sedimentasi dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
( )αα 2
.
WCosHCosS
WQA
o += ..........................(10)
dengan pengertian:
A adalah luas permukaan bak (m2) Q adalah kapasitas pengolahan (m3/detik) W adalah jarak antar pelat (cm). So adalah beban permukaan (cm/detik) H adalah tinggi pelat (cm) α adalah kemiringan pelat (°)
K P = ρ n
3D
5
gc
“ Co
py stan
dar in
i dib
uat o
leh B
SN
un
tuk B
adan
Pen
elitian d
an P
eng
emb
ang
an D
epartem
en P
ekerjaan U
mu
m
dalam
rang
ka Pen
yebarlu
asan, P
eng
enalan
dan
Pen
gap
likasian S
tand
ar, Ped
om
an, M
anu
al (SP
M) B
idan
g K
on
struksi B
ang
un
an d
an R
ekayasa Sip
il ”
SNI 6774:2008
17 dari 18
b) Bilangan Reynold & Froude - Bilangan Reynold (Re)
(11) .................... W/2 R =
)12.(....................R
Reμυ
=
- Bilangan Froude (Fr)
)13(....................gR
2^ Fr υ
=
dengan pengertian: υ adalah kecepatan rata-rata di tube settler/plat settler R adalah jari-jari hidrolis μ adalah viskositas kinematik air (m/detik) g adalah gravitasi (9,81 m/detik2) 1.4 Unit filtrasi (penyaring) Dimensi unit fltrasi (penyaring) dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
Q = Aν v
QA = ....................................(11)
dengan pengertian: Q adalah kapasitas pengolahan (m3/detik) A adalah luas bak (m2) v adalah kecepatan penyaringan (m/detik)
“ Co
py stan
dar in
i dib
uat o
leh B
SN
un
tuk B
adan
Pen
elitian d
an P
eng
emb
ang
an D
epartem
en P
ekerjaan U
mu
m
dalam
rang
ka Pen
yebarlu
asan, P
eng
enalan
dan
Pen
gap
likasian S
tand
ar, Ped
om
an, M
anu
al (SP
M) B
idan
g K
on
struksi B
ang
un
an d
an R
ekayasa Sip
il ”
SNI 6774:2008
18 dari 18
Bibliografi
Birdi, G.S., Water Supply and Sanitary Engineering, Second Edition, 1979. Degremount, Water and the Environment, Water Treatment Hand Books, Sixth Edition, volume 1, 1991. Fair L.Geyer and Okun, Element of Water Supply and Waste Water Treatment, 1971 Hamer, Mark, J., 1977. Water and Waste Water Technology, SI Version, John Wiley & Sons Inc. Huisman, 1971. Rapid Sand Filter, IHE, Delft. Schulz and Okun, 1984. Surface Water Treatment for Communities in Developing Countries, John Wiley & Sons.