TUGAS MAKALAHPENGEMBANGAN & PENGORGANISASIAN MASYARAKAT
KELOMPOK I
1. MAHMUD RIZAL
NIM: 13.101.153
2. MUANMARNIM: 14.101.0963. YOANITA MAILOANIM: 13.101.058
4. BADRIANA BADAWI
NIM: 13.101.457FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
MAKASSAR
TAHUN 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah, SWT atas rahmat dan hidayahnya
tugas makalah ini dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah Pengembangan dan
Pengorganisasian Masyarakat sehingga diharapkan dapat menjadi
referensi dalam proses perkuliahan.
Dalam kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terima
kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Hj. Nurhasanah Sangadji, SKM,
M.Kes., selaku dosen pengajar dan semua pihak yang telah membantu
memberikan masukan dan saran-saran positif dalam pembuatan makalah
ini, sehingga kami dapat merampungkan serta menyelesaikan tugas
makalah ini.
Tidak ada gading yang tak retak, begitu juga dengan makalah kami
ini masih banyak hal-hal yang perlu dibahas dalam mekanisme
perencanaan ini.
Semoga makalah yang kami buat ini bermanfaat bagi pembaca. Kami
juga tidak segan-segan untuk menerima kritik dan saran, agar
makalah selanjutnya dapat menjadi lebih baik dan sesungguhnya semua
itu bersifat membangun.
Terima kasih.
Makassar, April 2015Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDULi
KATA PENGANTARiiDAFTAR ISIiiiBAB I PENDAHULUAN1A. Latar
belakang1
B. Rumusan masalah2C. Tujuan Penulisan2BAB II PEMBAHASAN3A.
Pengertian Pengembangan dan Pengorganisasian Masyarakat3B. Teori
dan Konsep Dasar Pengembangan Masyarakat5C. Konsep-Konsep dalam
Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat12BAB III
PENUTUP16Kesimpulan16DAFTAR PUSTAKA17BAB IPENDAHULUANA. Latar
BelakangKesehatan atau hidup sehat adalah hak setiap orang, oleh
sebab itu kesehatan, baik individu, kelompok maupun masyarakat
merupakan asset yang harus di jaga, dilindungi bahkan harus
ditingkatkan. Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat (PPM)
atau community organization or comunity development (COCD)
merupakan perencanaan, pengorganisasian, atau proyek dan atau
pengembangan berbagai aktivitas pembuatan program atau proyek
kemasyarakatan yang tujuan utamanya meningkatkan taraf hidup atau
kesejahteraan sosial masyarakat. Sebagai suatu kegiatan kolektif,
PPM melibatkan beberapa aktor, seperti pekerja sosial, masyarakat
setempat, lembaga donor, serta instansi terkait yang saling bekerja
sama mulai dari perancangan, pelaksanaan, samapai evaluasi terhadap
program atau proyek tersebut.Tujuan utama dalam pengembangan
masyarakat, yaitu pengembangan kemampuan masyarakat, mengubah
perilaku masyarakat dan mengorganisir masyarakat. Kemampuan
masyarakat yang dapat dikembangkan tentunya banyak sekali seperti
kemampuan untuk berusaha, mencari informasi, bertani dan lain-lain
sesuai dengan kebutuhan atau permasalahan yang sedang dihadapi oleh
individu/masyarakat.Pengembangan masyarakat adalah proses penguatan
masyarakat secara aktif dan berkelanjutan berdasarkan prinsip
keadilan sosial, partisipasi dan kerjasama yang setara.
Pengembangan masyarakat mengekspresikan nilai-nilai keadilan,
kesetaraan, akuntabilitas, kesempatan, pilihan, partisipasi,
kerjasama, dan proses belajar keberlanjutan.Pemberdayaan bukan
hanya meliputi penguatan individu anggota masyarakat tetapi juga
pranata-pranatanya. Menanamkan nilai-nilai budaya moderen seperti
kerja keras, hemat, keterbukaan, kebertanggungjawaban, adalah
bagian pokok dari upaya pemberdayaan ini. Demikian pula pembaharuan
lembaga-lembaga sosial dan pengintegrasiannya ke dalam kegiatan
pembangunan serta peranan masyarakat di dalamnya.PPM sangat
memperhatikan keterpaduan antara sistem klien dengan lingkungannya.
Sistem klien bisa bervariasi, mulai dari individu, keluarga, RT,
tempat kerja, rumah sakit dll. Dalam PPM, pekerja sosial
menempatkan masayarakat sebagai sistem klien dan sistem lingkungan
sekaligus. Karenanya pengetahuan dan keterampilan yang harus
dikuasai oleh pekerja sosial yang akan terlibat dalam PPM meliputi
pengetahuan tentang masyarakat, organisasi sosial, perkembangan,
perilaku manusia, dinamika kelompok, program sosial dan pemasaran
sosial.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengembangan dan pengorganisasian masyarakat?
2. Apa teori dan konsep dasar pengembangan masyarakat?3.
Bagaimana konsep-konsep dalam pengorganisasian dan pengembangan
masyarakat?C. Tujuan Penulisan1. Tujuan UmumSecara umum penulisan
makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi dan memperluas
wawasan tentang teori dan konsep pengembangan dan pengorganisasian
masyarakat serta diharapkan bisa menjadi bahan referensi dalam
aplikasi ilmu ini di dunia kerja nyata.2. Tujuan KhususAdapun
tujuan khusus penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa mampu:a.
Untuk mengetahui pengembangan dan pengorganisasian masyarakat.b.
Untuk mengetahui teori dan konsep dasar pengembangan masyarakat.c.
Untuk mengetahui konsep-konsep dalam pengorganisasian dan
pengembangan masyarakat.BAB IIPEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PENGEMBANGAN DAN PENGORGANISASIAN
MASYARAKAT.Community Organization adalah suatu proses untuk
memelihara keseimbangan antara kebutuhan-kebutuhan sosial dengan
sumber-sumber kesejahteraan sosial dari suatu masyarakat tertentu
atau suatu bidang kegiatan tertentu (Arthur Dunham, 1958).
Community Work adalah suatu proses membantu masyarakat untuk
memperbaiki masyarakatnya melalui kegiatan yang dilakukan secara
bersama-sama (Alan Twevetrees, 1993).
Masyarakat dalam konteks pengembangan dan pengorganisasian,
diartikan sebagai sebuah tempat bersama yakni sebuah wilayah
geografi yang sama (Mayo, 1998), misalnya RT, RW, kampung di
pedesaan, perumahan di perkotaan. Menurut Murray G. Ross, PPM
adalah suatu proses ketika suatu masyarakat berusaha menentukan
kebutuhan-kebutuhan atau tujuan-tujuannya, mengatur atau menyusun,
mengembangkan kepercayaan dan hasrat untuk memenuhinya, menentukan
sumber-sumber (dari dalam ataupun dari luar masyarakat), mengambil
tindakan yang diperlukan sehubungan dengan pemenuhan
kebutuhan-kebutuhannya ini, dan dalam pelaksanaan keseluruhannya,
memperluas dan mengembangkan sikap-sikap dan praktik-praktik
kooperatif dan kolaboratif di dalam masyarakat.Definisi tersebut
mengandung unsur-unsur yang dapat dijelaskan sebagai berikut:1.
Istilah proses adalah serentetan tindakan mulai dari penentuan
masalah atau tujuan sampai pada pemecahan masalah atau tercapainya
tujuan di dalam masyarakat. Berbagai proses dapat ditemukan dalam
penanggulangan masalah-masalah kemasyarakatan. Dalam kaitan ini
proses dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat agar
berfungsi sebagai satu kesatuan yang terintegrasi. Kemampuan ini
tumbuh dan berkembang secara bertahap sebagi akibat upaya yang
dilakukan masyarakat dalam menanggulangi masalah-masalahnya.2.
Istilah masyarakat menunjukkan dua macam pengelompokkan orang,
yaitu:a. Keseluruhan orang yang tinggal di suatu daerah geografis,
misalnya: desa, kota, propinsi, negara atau dunia.pada umumnya PPM
dilaksanakan di daerah geografis yang sempit, tetapi juga dapat
diterapkan untuk daerah-daerah yang lebih luas.b. Kelompok orang
yang memiliki minat-minat atau fungsi yang sama, misalnya di
bidang: kesehatan, kesejahteraan, pendidikan, lingkungan dll.3.
Proses menentukan kebutuhan-kebutuhan dan tujuan-tujuan berarti,
cara yang dilakukan warga masyarakat untuk menentukan dan
memusatkan perhatian pada masalah yang menganggu mereka serta
menentukan tujuan-tujuan yang akan dicapai. Namun, dalam hal ini
tidak seluruh warga masyarakat dapat dilibatkan dalam penentuan
kebutuhan-kebutuhan dan tujuan-tujuan.4. Menyusun atau mengatur
kebutuhan-kebutuhan dan tujuan-tujuan berarti, perlunya usaha untuk
menentukan prioritas.Diantara berbagai jenis masalah dan tujuan,
beberapa diantaranya berhubungan langsung dengan apa yang
dirasakan, diyakini, dan ditanggapi oleh sebagian besar warga
masyarakat. Hal-hal seperti inilah yang perlu dijadikan perhatian
utama.Pada tahap ini petugas profesional dapat memberikan
sumbangannya yang besar untuk proses pengungkapan keinginan atau
kebutuhan masyarakat.5. Penemuan sumber-sumber (dari dalam atau
dari luar masyarakat), mencakup upaya menemukan
peralatan-peralatan, orang-orang, tehnik-tehnik, bahan-bahan dan
sebagainya yang diperlukan untuk melaksanakan tindakan-tindakan
yang diperlukan.6. Mengambil tindakan-tindakan yaitu melakukan
rangkaian kegiatan yang telah disebutkan sebelumnya. Proses ini
harus mengarah pada tercapainya suatu hasil, meski hanya sebagian
saja dari keseluruhan hasil yang diingankan.7. Memperluas dan
mengembangkan sikap-sikap dan praktik-praktik kooperatif dan
kolaboratif di dalam masyarakat. Ini berarti:a. Pada saat proses
berlangsung dan mengalami kemajuan, warga masyarakat akan memulai
memahami, menerima, dan saling bekerjasama.b. Pada saat
berlangsungnya proses penentuan dan penanggulangan masalah bersama,
kelompok-kelompok bersama para pemimpinnya akan berusaha saling
bekerjasama dalam kegiatan bersama, dan akan mengembangkan
keterampilan-keterampilan dalam penanggulangan kesulitan-kesulitan
dan konflik yang dihadapi masyarakat.
B. TEORI DAN KONSEP DASAR PENGEMBANGAN MASYARAKAT1. Teori dasar
pengembangan masyarakatPengembangan masyarakat sebagai sebuah
wacana dalam ilmu sosial pada umumnya dan studi pembangunan pada
khususnya, juga menempati arti tersendiri. Hal ini didasarkan atas
debat kontemporer mengenai proses pembangunan sejak
dipertanyakannya perspektif modernisasi dalam pembangunan yang
sarat akan bias kepentingan Negara maju. Pengembangan masyarakat
menjadi semacam spirit atas sebuah paradigma pembangunan yang tidak
lagi delivered di mana direncanakan oleh atas atau bahkan mengikuti
pola Barat, tetapi sebagai sebuah pembangunan yang berwarna people
centered. Dengan berkembangnya gagasan-gagasan dalam teori
dependensia (hubungan ketergantungan, ada pihak dominant dan pihak
dependen) yang ingin secara lebih mandiri dan kontekstual melakukan
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lebih dari itu, prinsip
bottom-up menjadi sebuah kata yang sangat menjanjikan atas dasar
kegagalan berbagai Negara dalam menyejahterakan rakyatnya.Robert
Chambers dalam karyanya yang sangat kondang Putting The Last First
(1983) lebih menyemangati arah tersebut menjadi sebuah gerakan
populis, kepada rakyat untuk rakyat dan oleh rakyat. Secara
filosofi, tentu saja bukan hanya Chambers yang mengawali gagasan
ini. Pengembangan masyarakat (community development) terdiri dari
dua konsep, yaitu pengembangan dan masyarakat. Secara singkat,
pengembangan atau pembangunan merupakan usaha bersama dan terencana
untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Bidang-bidang
pembangunan biasanya meliputi beberapa sektor, yaitu ekonomi,
pendidikan, kesehatan dan sosial-budaya. Masyarakat dapat diartikan
dalam dua konsep, yaitu (Mayo, 1998:162): a. Masyarakat sebagai
sebuah tempat bersama, yakni sebuah wilayah geografi yang sama.
Sebagai contoh, sebuah rukun tetangga, perumahan di daerah
perkotaan atau sebuah kampung di wilayah pedesaan.b. Masyarakat
sebagai kepentingan bersama, yakni kesamaan kepentingan berdasarkan
kebudayaan dan identitas. Sebagai contoh, kepentingan bersama pada
masyarakat etnis minoritas atau kepentingan bersama berdasarkan
identifikasi kebutuhan tertentu seperti halnya pada kasus para
orang tua yang memiliki anak dengan kebutuhan khusus (anak cacat
phisik) atau bekas para pengguna pelayanan kesehatan mental.
Istilah masyarakat dalam pengembangan masyarakat biasanya
diterapkan terhadap pelayanan-pelayanan sosial kemasyarakatan yang
membedakannya dengan pelayanan-pelayanan sosial kelembagaan.
Pelayanan perawatan manula yang diberikan di rumah mereka dan/atau
di pusat-pusat pelayanan yang terletak di suatu masyarakat
merupakan contoh pelayanan sosial kemasyarakatan. Sedangkan
perawatan manula di sebuah rumah sakit khusus manula adalah contoh
pelayanan sosial kelembagaan. Istilah masyarakat juga sering
dikontraskan dengan negara. Misalnya, sektor masyarakat sering
diasosiasikan dengan bentuk-bentuk pemberian pelayanan sosial yang
kecil, informal dan bersifat bottom-up. Sedangkan lawannya, yakni
sektor publik, kerap diartikan sebagai bentuk-bentuk pelayanan
sosial yang relatif lebih besar dan lebih birokratis. Pengembangan
masyarakat yang berbasis masyarakat seringkali diartikan dengan
pelayanan sosial gratis dan swadaya yang biasanya muncul sebagai
respon terhadap melebarnya kesenjangan antara menurunnya jumlah
pemberi pelayanan dengan meningkatnya jumlah orang yang membutuhkan
pelayanan. Pengembangan masyarakat juga umumnya diartikan sebagai
pelayanan yang menggunakan pendekatan-pendekatan yang lebih
bernuansa pemberdayaan (empowerment) yang memperhatikan keragaman
pengguna dan pemberi pelayanan. Dengan demikian, Pengembangan
masyarakat dapat didefinisikan sebagai metoda yang memungkinkan
orang dapat meningkatkan kualitas hidupnya serta mampu memperbesar
pengaruhnya terhadap proses-proses yang mempengaruhi kehidupannya
(AMA, 1993). Menurut Twelvetrees (1991:1), pengembangan masyarakat
adalah the process of assisting ordinary people to improve their
own communities by undertaking collective actions. Secara khusus
pengembangan masyarakat berkenaan dengan upaya pemenuhan kebutuhan
orang-orang yang tidak beruntung atau tertindas, baik yang
disebabkan oleh kemiskinan maupun oleh diskriminasi berdasarkan
kelas sosial, suku, jender, jenis kelamin, usia, dan kecacatan. 2.
Konsep Dasar Pengembangan MasyarakatPengembangan masyarakat yang
juga dikenal dengan pembangunan masyarakat, menurut Dirjen Bangdes
pada hakekatnya merupakan proses dinamis yang berkelanjutan dari
masyarakat untuk mewujudkan keinginan dan harapan hidup yang lebih
sejahtera dengan strategi menghindari kemungkinan tersudutnya
masyarakat desa sebagai penanggung ekses dari pembangunan regional
atau nasional. Pengertian tersebut mengandung makna, betapa
pentingnya inisiatif lokal, partisipasi masyarakat sebagai bagian
dari model-model pembangunan yang dapat menyejahterakan masyarakat
desa (Soelaiman, 1998:132). Program pembangunan masyarakatini tidak
berpusat pada birokrasi melainkan berpusat pada masyarakat atau
komunitasnya sendiri. Pemberian kekuasaan pada inisiatif lokal dan
partisipasi masyarakat menjadi kata kunci dalam pembangunan
masyarakat.Berkaitan dengan batasan pengertian di atas ada beberapa
unsur dalam pengertian pembangunan masyarakat, yaitu
menitikberatkan pada komunitas sebagai suatu kesatuan, mengutamakan
prakarsa dan sumber daya setempat, sinergi antara sumber daya
internal dan eksternal serta terintegrasinya masyarakat lokal dan
nasional. Pada arah tersebut, pengembangan komunitas diarahkan pada
peningkatan kapasitas masyarakat dalam identifikasi kebutuhan
mereka, kapasitas mengidentifikasi sumber daya, peluang dan
peningkatan kapasitas dalam pengelolaan pembangunan. Peningkatan
masyarakat diarahkan pada kemampuan individu untuk memproses
keseluruhan pengalaman sosialnya, termasuk pemahamannya terhadap
realitas di sekelilingnya dan merealisasikan gagasan, target atau
proyeknya.Essensi yang terkandung dalam pembangunan masyarakat pada
hakekatnya tidak sekedar membantu masyarakat dalam mengatasi
kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi, namun lebih dari itu
pembangunan masyarakat merupakan usaha untuk membentuk kemandirian
mereka, sehingga dapat menghadapi permasalahannya sendiri. Implisit
didalamnya, manusia merupakan unsur pokok didalam proses
pembangunan. Dengan demikian, selain bertujuan meningkatkan taraf
hidup masyarakat, maka secara ideal pembangunan masyarakat juga
mempersyaratkan adanya partisipasi, kreatifitas dan inisiatif dari
masyarakat. Pembagunan akan berhasil guna ketika mampu menggerakkan
partisipasi masyarakat di dalamnya. Oleh karena itu, salah satu
indikator keberhasilan pembangunan masyarakat juga harus diukur
dengan ada atau tidaknya partisipasi masyarakat di dalamnya.
Peningkatan kapasitas masyarakat menjadi titik sentral dalam
pembangunan masyarakat.Menurut David C. Korten (Moeljarto, 1987:44)
konsep pembangunan masyarakat pada hakekatnya memiliki beberapa
aspek sebagai berikut :a. Keputusan dan inisiatif untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat dibuat ditingkat lokal.b. Fokus utama adalah
memperkuat kemampuan masyarakat miskin dalam mengawasi dan
mengerahkan asset-asset untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan
potensi daerah mereka sendiri.c. Memiliki toleransi terhadap
perbedaan dan mengakui arti penting pilihan nilai individu dan
pembuatan keputusan yang telah terdistribusi.d. Dalam rangka
mencapai tujuan pembangunan social dilakukan proses belajar sosial
di mana individu berinteraksi satu sama lain menembus batas-batas
organisatoris dan dituntun oleh kesadaran kritis individual.e.
Budaya kelembagaan ditandai dengan adanya organisasi yang mengatur
diri sendiri (adanya unit-unit lokal) yang mengelola dirinya
sendiri.f. Jaringan koalisi dan komunikasi pelaku (aktor) lokal dan
unit-unit local yang mengelola diri sendiri, mencakup kelompok
penerima manfaat lokal, organisasi pelayanan daerah, pemerintah
daerah, bank-bank pedesaan dan lain-lain akan menjadikan basis
tindakan-tindakan lokal yang diserahkan untuk memperkuat pengawasan
lokal yang mempunyai dasar luas atas sumber-sumber dan kemampuan
lokal untuk mengelola sumber daya mereka.
David C. Korten memberi makna terhadap pembangunan sebagai upaya
memberikan kontribusi pada aktualisasi potensi tertinggi kehidupan
manusia. Menurutnya, pembangunan selayaknya ditujukan untuk
mencapai sebuah standar kehidupan ekonomi yang menjamin pemenuhan
kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan dasar tidak dilihat dalam
batasan-batasan minimum manusia, yaitu kebutuhan akan makanan,
tempat tinggal, pakaian dan kesehatan, tetapi juga sebagai
kebutuhan akan rasa aman, kasih sayang, mendapatkan penghormatan
dan kesempatan untuk bekerja secara fair, serta tentu saja
aktualisasi spiritual. Konsepsi akan pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya. Dalam perspektif agama agaknya cukup relevan dalam
konteks ini. Beberapa asumsi yang dapat digunakan dalam rangka
mewujudkan semangat ini akan dikemukakan sebagai berikut :Pertama,
pada intinya upaya-upaya pengembangan masyarakat dapat dilihat
sebagai peletakan sebuah tatanan sosial di mana manusia secara adil
dan terbuka dapat melakukan usahanya sebagai perwujudan atas
kemampuan dan potensi yang dimilikinya sehingga kebutuhannya
(material dan spiritual) dapat terpenuhi. Pengembangan masyarakat,
oleh karena itu, tidak berwujud tawaran sebuah proyek usaha kepada
masyarakat, tetapi sebuah pembenahan struktur sosial yang
mengedepankan keadilan. Pengembangan masyarakat pada dasarnya
merencanakan dan menyiapkan suatu perubahan sosial yang berarti
bagi peningkatan kualitas kehidupan manusia.Kedua, pengembangan
masyarakat tidak dilihat sebagai suatu proses pemberian dari pihak
yang memiliki sesuatu kepada pihak yang tidak memiliki. Kerangka
pemahaman ini akan menjerumuskan kepada usaha-usaha yang sekadar
memberikan kesenangan sesaat dan bersifat tambal sulam. Misalnya,
pemberian bantuan dana segar (fresh money) kepda masyarakat hanya
akan mengakibatkan hilangnya kemandirian dalam masyarakat tersebut
atau timbulnya ketergantungan. Akibat yang lebih buruk adalah
tumbuhnya mental meminta.Ketiga, pengembangan masyarakat mesti
dilihat sebagai sebuah proses pembelajaran kepada masyarakat agar
mereka dapat secara mandiri melakukan upaya-upaya perbaikan
kualitas kehidupannya. Menurut Soedjatmoko, ada suatu proses yang
sering kali dilupakan bahwa pembangunan adalah social learning.
Oleh karena itu, pengembangan masyarakat sesungguhnya merupakan
sebuah proses kolektif di mana kehidupan berkeluarga, bertetangga,
dan bernegara tidak sekadar menyiapkan penyesuaian-penyesuaian
terhadap perubahan sosial yang mereka lalui, tetapi secara aktif
mengarahkan peubahan tersebut pada terpenuhinya kebutuhan
bersama.Keempat, pengembangan masyarakat, oleh karena itu, tidak
mungkin dilaksanakan tanpa keterlibatan secara penuh oleh
masyarakat itu sendiri. Partisipasi bukan sekadar diartikan sebagai
kontribusi mereka dalam setiap tahapan yang mesti dilalui oleh
suatu program kerja pengembangan masyarakat, terutama dalam tahapan
perumusan kebutuhan yang mesti dipenuhi. Asumsinya, masyarakat yang
paling tahu kebutuhan dan permasalahan yang mereka hadapi.Kelima,
pengembangan masyarakat selalu ditengarai dengan adanya
pemberdayaan masyarakat. Tidak mungkin rasanya tuntutan akan
keterlibatan masyarakat dalam suatu program pembangunan tatkala
masyarakat itu sendiri tidak memiliki daya ataupun bekal yang
cukup. Oleh karena itu, mesti ada suatu mekanisme dan sistem untuk
memberdayakan masyarakat. Masyarakat harus diberi suatu kepercayaan
bahwa tanpa ada keterlibatan mereka secara penuh, perbaikan
kualitas kehidupan mereka tidak akan membawa hasil yang berarti.
Memang sering kali pemberdayaan masyarakat diawali dengan mengubah
dahulu cara pandang masyarakat dari nrimo ing pandum menjadi aktif
partisipatif.Dari asumsi dasar tersebut lahirlah hak, nilai, dan
keyakinan dalam masyarakat yang harus dihormati, antara lain :a.
Hak menentukan keputusan-keputusan yang mempengaruhi kesejahteraan
mereka. Hak ini akan muncul karena adanya keyakinan bahwa
masyarakat memiliki kemampuan (viabilitas) memecahkan masalahnya
sendiri.b. Masyarakat mempunyai hak untuk berusaha menciptakan
lingkungan yang diinginkannya dan menolak suatu lingkungan yang
dipaksakan dari luar. Penciptaan lingkungan sesuai keinginan ini
tetap didasari ketenangan dan ketentraman lingkungan lainnya
sehingga dalam diri masyarakat terjadi interaksi sosial aktif dan
adaptif. Oleh karena itu, proses pembelajaran selalu lahir dan
potensi sosial.c. Masyarakat harus diyakini mampu bekerja sama
secara rasional dalam bertindak untuk mengidentifikasi masalah dan
kebutuhan komunitasnya, serta bertindak dalam menggapai tujuan
secara bersama. Dengan demikian, dalam pembangunan masyarakat
penting untuk memperhatikan karakteristik komunitas dan masyarakat
pada umumnya, terutama yang berkaitan dengan penentuan kontribusi
kekuasaan
C. KONSEP-KONSEP DALAM PENGORGANISASIAN DAN PENGEMBANGAN
MASYARAKATPengorganisasian masyarakat adalah konsep yang sudah
dikenal dan dipakai oleh para pekerja sosial di Amerika pada akhir
tahun 1800, sebagai upaya koordinatif memberikan pelayanan kepada
imigrasi, kelompok miskin yang baru datang (Garvin dan Cox). Dalam
pengorganisasian dan pengembangan masyarakat terkandung tiga aspek
penting yaitu:1. ProsesAspek terpenting dari proses yaitu bahwa
proses harus melibatkan masyarakat itu sendiri sebagai bagian dari
sistem. Keterlibatan ini tak akan tercapai tanpa partisipasi penuh.
Proses pengembangan masyarakat tidak dapat dipaksakan dari luar,
dan tidak dapat ditentukan oleh pekerja masyarakat, dewan lokal
atau departemen pemerintah. Proses pengembangan masyarakat harus
menjadi proses masyarakat yang dimiliki, dikuasai dan dilangsungkan
oleh mereka sendiri. Hal ini tidak selalu mudah dicapai, karena
orang-orang terbiasa dibebankan, dan menyesuaikan dengan pedoman
dasar. Namun tidak mungkin ada pengembangan masyarakat dengan
memberikan pembebanan. Setiap masyarakat memilik karakter yang
berbeda-beda dilihat dari sisi sosial, ekonomi, politik dan budaya.
Segala sesuatu yang berjalan dalam satu masyarakat, tidak akan
mungkin bisa sama dengan masyarakat lainnya karena perbedaan
karakteristik tersebut. Terkadang individu atau masyarakat itu
menjalani proses itu sendiri karena:a. Terjadi secara sadar, tetapi
mungkin juga tidak.b. Dalam proses ditemukan unsur-unsur
kesukarelaa. Kesukarelaan timbul karena keinginan untuk memenuhi
kebutuhan sehingga mengambil inisiatif atau prakarsa untuk
mengatasinya.
c. Kesukarelaan juga terjadi karena dorongan untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan kelompok atau masyarakat.d. Kesadaran terhadap
kebutuhan dan masalah yang dihadapi biasanya ditemukan pada
segelintir orang yang kemudian melakukan upaya menyadarkan
masyarakat untuk mengatasinya.2. MasyarakatMasyarakat dapat
diartikan sebagai :a. Kelompok yang mempunyai batas-batas
geografis: Desa, kelurahan, kecamatan, dst.b. kelompok dari mereka
yang mempunyai kebutuhan bersama dari kelompok yang lebih besar.c.
Kelompok kecil yang menyadari suatu masalah harus dapat menyadarkan
kelompok yang lebih besar.d. Kelompok yang secara bersama-sama
mencoba mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhannya.Stakeholders
dalam pengembangan masyarakat:a. Pemerintah berperan dalam
menciptakan gambaran program, mencari sumber dana dan menentukan
pengalokasian dana, menyediakan pelayanan lansung kepada
masyarakat, membangun proyek, membuat kontrak dengan pihak lain
untuk membangun hubungan, membuat hukum, penciptaan regulasi
sebagai bentuk implementasi hukum yang dibuat, melakukan negosiasi
dan persuasif guna mendukung program yang telah direncanakan,
memastikan semua pihak mendapatkan hak yang sama didepan hukum
kemuian membuat rancangan pembanguan.b. Organisasi sebagai salah
satu indikator dalam mendukung pemerintah sebagai bentuk upaya
pengawasan terhadap kinerja pemerintahan.c. Masyarakat adalah
sebagai penerima manfaat dari upaya yang direncanakan oleh
pemerintah.3. Berfungsinya Masyarakat.Untuk dapat memfungsikan
masyarakat, maka harus dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Menarik orang-orang yang mempunyai inisiatif dan dapat
bekerja untuk membentuk kepanitiaan yang akan menangani
masalah-masalah yang berhubungan dengan kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat.b. Membuat rencana kerja yang dapat diterima dan
dilaksanakan oleh seluruh masyarakat.c. Melakukan upaya penyebaran
rencana atau kampanye untuk mensukseskan rencana tersebut.Ada tiga
model yang dipergunakan dalam pengorganisasian masyarakat, yaitu:1.
Locality DevelopmentModel ini lebih menekankan pada peran serta
seluruh masyarakat untuk mandiri. Prinsipnya adalah keterlibatan
langsung masyarakat, melayani sendiri, membantu diri sendiri dalam
penyelesaian masalah, dan mengembangkan keterampilan
individual/kelompok dalam proses pemecahan masalah. Peran perawat
komunitas dalam model ini adalah sebagai pendukung, fasilitator,
dan pendidik (guru).2. Social PlanningModel ini lebih menekankan
pada perencanaan para ahli dan menggunakaan birokrasi. Kepuusan
komunitas didasarkan pada fakta/data yang dikumpulkan, dibuat
keputusan secara rasional. Penekanan pada penyelesaian masalah
bukan proses pengambilan keputusan harus cepat dan berorientasi
pada tujuan / hasil. Model ini menggunakan pendekatan langsung
(perintah) dalam rangka untuk megubah masyarakat, dengan penekanan
pada perencanaan. Peran perawat dalam model ini adalah sebagai
fasilitator, pengumpulan fakta/data, serta menganalisis dan
melaksanakan program implementasi.3. Social ActionModel ini lebih
fokus pada korban. Fokus pada model ini adalah mengubah komunitas
pada polarisasi /pemusatan isu yang ada di komunitas dengan
menggunakan konflik/konfrontasi antara penduduk dan pengambilan
keputusan/kebijakan. Penekanan pada proses atau tujuan fokus
utamanya mentransfer kekuatan pada tingkat kelompok. Peran perawat
sebagai aktivis, penggerak dan negosiator.BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat (PPM) PPM adalah
suatu proses ketika suatu masyarakat berusaha menentukan
kebutuhan-kebutuhan atau tujuan-tujuannya, mengatur atau menyusun,
mengembangkan kepercayaan dan hasrat untuk memenuhinya, menentukan
sumber-sumber (dari dalam ataupun dari luar masyarakat), mengambil
tindakan yang diperlukan sehubungan dengan pemenuhan
kebutuhan-kebutuhannya ini, dan dalam pelaksanaan keseluruhannya,
memperluas dan mengembangkan sikap-sikap dan praktik-praktik
kooperatif dan kolaboratif di dalam masyarakat.Pengembangan
masyarakat (community development) terdiri dari dua konsep, yaitu
pengembangan dan masyarakat. Pengembangan masyarakat dapat
didefinisikan sebagai metoda yang memungkinkan orang dapat
meningkatkan kualitas hidupnya serta mampu memperbesar pengaruhnya
terhadap proses-proses yang mempengaruhi kehidupannya.
konsep pembangunan masyarakat pada hakekatnya memiliki beberapa
aspek sebagai berikut: Keputusan dan inisiatif, Fokus utama,
Memiliki toleransi terhadap perbedaan, berinteraksi satu sama lain,
Budaya kelembagaan, Jaringan koalisi dan komunikasi pelaku (aktor)
lokal.
Dalam pengorganisasian dan pengembangan masyarakat terkandung
tiga aspek penting yaitu: Proses, Masyarakat, Berfungsinya
Masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA1. Harahap. A., 2010. Chapter I. [online],
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21219/5/Chapter%20I.pdf,
diakses tanggal 28 April 2015, pukul 16.30 wita.2. Isbandi Rukminto
A. 2012. Intervensi Komunitas & Pengembangan Masyarakat.
Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada.3. Jim Ife. 2006. Community
Development. Yogyakarta: Pustaka Belajar.4. Wikipedia, 2015.
Pengembangan Masyarakat. [online],
http://id.wikipedia.org/wiki/Pengembangan_masyarakat, diakses
tanggal 28 April 2015, pukul 17.15 wita.5. Isbandi Rukminto A.
2012. Intervensi Komunitas & Pengembangan Masyarakat. Jakarta:
PT.RajaGrafindo Persada.iii