Permasalahan Kurikulum Indonesia
Nama : Lasarus E. MalafuNim : 1107183Tugas : Pengelolaan
PendidikanBAB IPENDAHULUANA.Latar BelakangKurikulum merupakan alat
yang sangat penting bagi keberhasilan suatu pendidikan. Tanpa
kurikulum yang sesuai dan tepat akan sulit untuk mencapai tujuan
dan sasaran pendidikan yang diinginkan. Dalam sejarah pendidikan
diIndonesiasudah beberapa kali diadakan perubahan dan perbaikan
kurikulum yang tujuannya sudah tentu untuk menyesuaikannya dengan
perkembangan dan kemajuan zaman, guna mencapai hasil yang
maksimal.Pembelajaran di Indonesia hingga saatinimasih dianggap
belum maksimal. Pembelajaran di sekolah memberikan dampak pada
pendidikan di Indonesia. Jika dibandingkan dengan negara lain,
pendidikan di Indonesia masih sangat jauh. Pendidikan merupakan hal
yang berkaitan dengan sistem kurikulum yang dijalankan. Kemerosotan
pendidikan di Indonesia yang tertinggal dari negara lain, sangat
erat kaitannya dengan masalah-masalah kurikulum yang dijalankan
oleh para tenaga pendidik dan Mendiknas. Untuk memajukan kembali
pendidikan di Indonesia, maka kita harus terlebih dahulu mengetahui
masalah-masalah yang telah dihadapi oleh kurikulum Indonesia.
Setelah itu, barulah kita mampu mencari solusi untuk memecahkan
masalah kurikulum di Indonesia.Perubahan secara terus menerus ini
menuntut perlunya perbaikansistempendidikannasional, termasuk
penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan masyarakat yang mampu
bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan.Perubahan kurikulum
yang terjadi di Indonesia dewasa ini salah satu diantaranya adalah
karena ilmu pengetahuan itu sendiri selalu dinamis. Selain itu,
perubahan tersebut juga dinilainya dipengaruhi oleh kebutuhan
manusia yang selalu berubah juga pengaruh dariluar, dimana secara
menyeluruh kurikulum itu tidak berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi
oleh prubahan iklim ekonomi, politik, dan kebudayaan. Sehingga
dengan adanya perubahan kurikulum itu, pada gilirannya berdampak
pada kemajuan bangsa dan negara. Kurikulum pendidikan harus berubah
tapi diiringi juga dengan perubahan dari seluruh masyarakat
pendidikan di Indonesia yang harus mengikuti perubahan tersebut,
karena kurikulum itu bersifat dinamis bukan stasis, kalau kurikulum
bersifat statis maka itulah yang merupakan kurikulum yang tidak
baik.
B.Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang diatas, maka dapat
dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:1.Masalah
kurikulum yang kompleks di Indonesia2.Masalah kurikulum di
Indonesia sering berganti nama3.Masalah kurangnya sumber prinsip
pengembangan kurikulm di Indonesi
C.Tujuan PenulisanAda pun tujuan penulisan dalam makalah ini, di
antaranya adalah:1.Memenuhi salah satu tugas individu mata kuliah
pengelolaan pendidikan2.Mengetahui masalah-masalah yang terjadi
pada kurikulum di Indonesia3.Mengetahui cara atau solusi untuk
mengatasi masalah kurikulum di Indonesia
BAB IIKAJIAN TEORI
A.Pengertian KurikulumKurikulum adalah segala sesuatu yang
dijalankan, dilaksanakan, direncanakan, diajukan dan diawasi
pelaksanaannya yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan,
perkembangan siswa agar mampu ikut andil dalam masyarakat dan
berguna bagi masyarakat, juga akan berguna masa depannya kelak.
B.Masalah-masalah Kurikulum di IndonesiaBegitu banyak
masalah-masalah kurikulum dan pembelajaran yang dialami Indonesia.
Masalah-masalah ini turut andil dalam dampaknya terhadap
pembelajaran dan pendidikan Indonesia. Berikut ini adalah beberapa
masalah kurikulum (menurut sudut pandang penulis) :
1.Kurikulum Indonesia Terlalu KompleksJika dibandingkan dengan
kurikulum dinegaramaju, kurikulum yang dijalankan di Indonesia
terlalu kompleks. Hal ini akan berakibat bagi guru dan siswa. Siswa
akan terbebani dengan segudang materi yang harus dikuasainya.
Ssiswa harus berusaha keras untuk memahami dan mengejar materi yang
sudah ditargetkan. Hal ini akan mengakibatkan siswa tidak akan
memahami seluruh materi yang diajarkan. Siswa akan lebih memilih
untuk mempelajari materi dan hanya memahami sepintas tentang materi
tersebut. Dampaknya, pengetahuan siswa akan sangat terbatas dan
siswa kurang mengeluarkan potensinya, daya saing siswa akan
berkurang.Selain berdampak pada siswa, guru juga akan mendapat
dampaknya. Tugas guru akan semakin menumpuk dan kurang maksimal
dalam memberikan pengajaran. Guru akan terbebani dengan pencapaian
target materi yang terlalu banyak, sekalipun masih banyak siswa
yang mengalami kesulitan, guru harus tetap melanjutkan materi. Hal
ini tidak sesuai dengan peran guru.Kurikulum di Indonesia yang
cenderung fokus pada kemampuan intelektual membuat bakat atau soft
skill siswa tidak berkembang. Padahal, sebenarnya bakat siswa
bermacam-macam dan tidak bisa dipaksa harus berada di suatu bidang
saja. Akibat soft skill yang kurang tergali, di katakan Rektor
Universitas Pakuan, Bibin Rubini saat ini tawuran serta bentrok
makin marak. Selain itu, Bibin juga mengingatkan banyaknya aturan
dan ketentuan yang ada dalam sistem pendidikan tidak
diimplementasikan. "Jika dilihat, sistem pendidikan kita tidak jauh
berbeda dengan negara lain. Hanya saja, di negara lain
diimplementasikan dengan baik, sedangkan di kita hanya sekadar
aturan,"misalnya kebijakan sekolah gratis tidak diterapkan dengan
baik sehingga masih banyak siswa tidak mampu yang tidak bisa
mengenyam pendidikan karena keberatan dengan biaya pendidikan yang
mahal. Jadi kebijakan yang ada diimplementasikan dengan baik,
terutama soal wajib belajar, maka angka partisipasi kasar
pendidikan kitatentu akan semakin meningkat (A-155/A-89).
2.Seringnya Berganti NamaKurikulum di Indonesia sering sekali
mengalami perubahan. Namun, perubahan tersebut hanyalah sebatas
perubahan nama semata. Tanpa mengubah konsep kurikulum, tentulah
tidak akan ada dampak positif dari perubahan kurikulum Indonesia.
Bahkan, pengubahan nama kurikulum mampu disajikan sebagai lahan
bisnis oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.Pengubahan
nama kurikulum tentulah memerlukan dana yang cukup banyak. Apabila
dilihat dari sudut pandangekonomi, alangkah baiknya jika dana
tersebut digunakan untuk bantuan pendidikan yang lebih berpotensi
untuk kemajuan pendidikan.
3.Kurangnya sumber prinsip pengembanganPengembangan suatu
kurikulum tentu saja berdasarkan sumber prinsip, untuk menunjukan
dari mana asal mula lahirnya suatu prinsip pengembangan kurikulum.
Sumber prinsip pengembangan kurikulum yang dimaksud adalah data
empiris (pengalaman yang terdokumentasi dan terbukti efektif), data
eksperimen (temuan hasil penelitian), cerita/legenda yang hidup di
masayaraksat (folklore of curriculum), dan akal sehat
(commonsense).Namun dalam fakta kehidupan, data hasil penelitian
(harddata) itu sifatnya sangat terbatas. Terdapat banayk data yang
bukan diperoleh dari hasil penelitian juga terbukti efektif untuk
memecahkan masalah-masalah yang komploks, diantaranya adat
kebiasaan yang hidup di masyarakat (folklore of curiculum). Ada
juga hasil pemikiran umum atau akal sehat (common sense).
C.SolusiDari masalah-masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
tentu akan ada solusi yang mampu untuk memecahkannya.Berikut ini
adalah beberapa solusi yang dapat dilakukan :1.Mengubah paradigma
dari pengajaran yang berbasis sistetik-materialistik menjadi
religius. Solusi ini menunjukan akan berkurangnya kemerosotan
moral. Dimana tidak akan ada lagi siswa cerdas yang tidak
bermoral.2.Mengubah konsep awal paradigma kurikulum menjadi alur
yang benar untuk mencapai suatu tujuan yang sebenarnya.3.Melakukan
pemerataan pendidikan melalui pemerataan sarana dan prasarana ke
sekolah terpencil, sehingga tidak akan ada lagi siswa di daerah
terpencil yang terbelakang pendidikan.4.Menjalankan kurikulum
dengan sebaik mungkin.5.Membersihkan organ-organ kurikulum darin
oknum-oknum tak bertanggung jawab.6.Mengadakan studi kasus
penelitan di setiap daerah Nusantara, agar dapat melahirkan
pengalaman dan dokumentasi yang kuat dan efektif dalam pengembangan
kurikulum. Studi kasus penelitian ini sepertiMempelajari dan
memahami kebutuhan masyarakat seperti yang dirumuskan dalam
undang-undang, keputusan pemerintah, peraturan-peraturan daerah dan
lain sebagainya, Menganalisis budaya masyarakat tempat sekolah
berada, Menganalisis kekuatan serta potensi-potensi daerah,
Menganalisis syarat dan tuntutan tenaga kerja, Menginterpretasi
kebutuhan individu dalam kerangka kepentingan masyarakat.Faktor
sosial budaya sangat penting dalam penyusunan kurikulum yang
relevan, karena kurikulum merupakan alat untuk merealisasikan
sistem pendidikan, sebagai salah satu dimensi dari kebudayaan.
Implikasi dasarnya adalah sebagai berikut:1.Kurikulum harus disusun
berdasarkan kondisi sosial-budaya masyarakat. Kurikulum disusun
bukan saja harus berdasarkan nilai, adat istiadat, cita-cita dari
masyarakat, tetapi juga harus berlandaskan semua dimensi
kebuadayaan seperti kehidupan keluarga, ekonomi,politik, pendidikan
dan sebagainya.2.Karena kondisi sosial budaya senantiasa berubah
dan berkembang sejalan dengan perubahan masyarakat, maka kurikulum
harus disusun dengan memperhatikan unsur fleksibilitas dan bersifat
dinamis, sehingga kurikulum tersebut senantiasa relevan dengan
masyarakat. Konsekuensi logisnya, pada waktunya perlu diadakan
perubahan dan revisi kurikulum, sesuai dengan perkembangan dan
perubahan sosial budaya yang ada pada saat itu.3.Program kurikulum
harus disusun dan mengandung materi sosial budaya dalam masyarakat.
Ini bukan hanya dimaksudkan untuk membudayakan anak didik, tetapi
sejalan dengan usaha mengawetkan kebudayaan itu sendiri. Kemajuan
dalam bidang teknologi akan memberikan bahan yang memadai dalam
penyampaian teknologi baru itu kepada siswa, yang sekaligus
mempersiapkan mempersiapkan para siswa tersebut agar mampu hidup
dalam teknologi itu. Dengan demikian, sekolah benar-benar dapat
mengemban peran dan fungsinya sebagai lembaga modernisasi.
BAB IIIPENUTUPA.KesimpulanIndonesia mengalami kemerosotan di
bidang pendidikan. Jika dibandingkan dengan negara lain, Indonesia
menduduki peringkat di bawah negara-negara di Asia. Hal ini sangat
berkatan dengan masalah-masalah kurikulum yang dihadapi Indonesia.
Masalah kurikulum di Indonesia dapat diselesaikan tidak cukup
dengan mengganti namanya saja, melainkan harus melakukan perombakan
secara menyeluruh dari kurikulum.Masalah kurikulum juga terletak
dari sarana dan prasarana yang kurang merata. Selain itu, kurikulum
Indonesia yang terlalu kompleks, kurangnya sumber prinsip
pengembangan dan membebani siswa beserta guru yang berkaitan
menjadikan kurang maksimalnya pembelajaran.B.SaranPersoalan yang
sering kita temui di lapangan jangankan menyusun kurikulum,
menjalankan kurikulum yang sudah ada sulitnya bukan main. Oleh
karena itu, diperlukan upaya-upaya kongkrit untuk mengiringi
suksesnya penyempurnaan kurikulum ini.Langkah perbaikan itu ibarat
pepetah tiada rotan akarpun berguna, maka pemerintah sebaiknya
melakukan berbagai langkah perbaikan konsep dengan melibatkan
berbagai unsur/Stakholders pendidikan dan melakukan
studi/penelitian lebih mendalam sebelum kebijakan tersebut
bergulir.http://sarusmalafu25.blogspot.com/2013/05/maslah-masalah-yang-berkaitan-dengan.html
Pengembangan dan Pembaruan Kurikulum
Pengembangan dan Pembaharuan Kurikulum
A.Tingkat Pengembangan KurikulumYang dimaksud pengembangan
kurikulum adalah proses penyusunan kurikulum oleh pengembang
kurikulum (curriculum developer) dan kegiatan yang dilakukan agar
kurikulum yang dihasilkan dapat menjadi bahan ajar dan acuan yang
digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.Secara umum,
perubahan dan penyempurnaan kurikulum dilakukan setiap sepuluh
tahun sekali. Perubahan kurikulum tersebut dilakukan agar kurikulum
tidak ketinggalan dengan perkembangan masyarakat, termasuk ilmu
pengetahuan dan teknologinya. Kurikulum yang pernah diberlakukan
secara nasional diIndonesiadapat dijelaskan dalam tabel sebagai
berikut:Tingkat Pengembangan Kurikulum Yang ada di Indonesia1.
Rencana Pelajaran 1947, Kurikuluminimerupakan kurikulum pertama
diIndonesia setelah kemerdekaan. Istilahkurikulum masih belum
digunakan. Sementara istilah yang digunakan adalah Rencana
Pelajaran2.Rencana Pelajaran 1954, Kurikulum ini masih sama dengan
kurikulum sebelumnya, yaitu Rencana Pelajaran 19473.Kurikulum 1968,
Kurikulum ini merupakan kurikulum terintegrasi pertama di
Indonesia. Beberapa masa pelajaran, seperti Sejarah, Ilmu Bumi, dan
beberapa cabang ilmusosialmengalami fusi menjadi Ilmu Pengetahuan
Sosial (Social Studies). Beberapa mata pelajaran, seperti Ilmu
Hayat, Ilmu Alam, dan sebagainya mengalami fusi menjadi Ilmu
Pengetahun Alam (IPS) atau yang sekarang sering disebut Sains.4.
Kurikulum 1975, Kurikulum ini disusun dengan kolom-kolom yang
sangat rinci.5. Kurikulum 1984, Kurikulum ini merupakan
penyempurnaan dari kurikulum 19756.Kurikulum 1994, Kurikulum ini
merupakan penyempurnaan dari kurikulum 19847. Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK), Kurikulum ini belum diterapkan di seluruh sekolah
di Indonesia. Beberapa sekolah telah dijadikan ujicobadalam rangka
proses pengembangan kurikulum ini8. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) KBK sering disebut sebagai jiwa KTSP, karena KTSP
sesungguhnya telah mengadopsi KBK. Kurikukulum ini dikembangkan
oleh BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan).
B.Konsep Dasar Pembaharuan KurikulumPembaharuan kurikulum
mengikuti pola 10 tahunan. Tentunya ada hal baru yang dimasukkan
dalam setiap kurikulum, mengikuti perubahan sosial dan ekonomi
masyarakat.Konsep Pembaharuan kurikulum pada umumnya adalah
mengotak-atik mata pelajaran dalam kurikulum, mengubah dan
memperbaiki tujuan dan menambahkan atau mengurangi muatan belajar.
Tindakan seperti ini bukannya salah, tetapi bagian terpenting dari
sebuah pendidikan adalah bukan pada isinya yang banyak, tetapi
pendekatan cara mendidik.Rencana Pendidikan di Sekolah Isinya bukan
saja mengenai kegiatan intra kurikular tetapi juga ekstra
kurikular. Yang dimaksud dengan kegiatan ekstra kurikular bukan
saja berupa klub tetapi seharusnya dikembangkan berdasarkan
rundingan guru, kepala sekolah, orang tua dengan mempertimbangkan
kemampuan anak dan kondisi lingkungan/daerah di mana dia
berada.Dengan kata lain, nafas bukanlah perkara yang memaksa guru
atau menyengsarakan guru (karena ketidakjelasannya) dalam
mengembang-kanmateri yang dia ajarkan. Akan tetapi harus mengajak
komponen sekolah untuk membicarakan bagaimana pendidikan di sekolah
seharusnya dikembangkan berdasarkan standarminimalyang ditetapkan
pemerintah.Jika ada seorang guru berhasil mengembangkan materi
pelajarannya, mengembangkan metode baru dan selesai dengan cepat
menyusun silabus pengajaran, itu bukanlah sebuah kemajuan bagi
pendidikan di sekolah. Tetapi yang terpenting adalah menjadikan
keberhasilan itu menjadi bukan milik pribadi, tetapi dimiliki oleh
semua guru dan aparat sekolah.Dengan landasan berfikir seperti ini,
maka pendidikan tidak lagi sekedar merupakan jiplakan apa yang
tertera dalam kurikulum, tetapi pendidikan di sekolah merupakan
pengembangan standar minimal yang menjadi sebuah
kegiatan/program.
C.Latar Belakang Pengembangan KurikulumDalam pengembangan
kurikulum dikenal ada lima istilah, yaitu pengembangan kurikulum
(Curriculum development), perbaikan kurikulum (Curriculum
improvement), perencanaan kurikulum (Curriculum planning),
penerapan kurikulum (curriculum implementation), dan evaluasi
kurikulum (curriculum evaluation).1.Pengembangan kurikulum dan
perbaikan kurikulum merupakan istilah yang mirip tetapi tidak sama
. Pengembangan kurikulum merupakan istilah yang lebih komprehensif,
di dalamnya termasuk perencanaan, penerapan, dan evaluasi dan
berimplikasi pada perubahan dan perbaikan. Sedangkan perbaikan
kurikulum sering bersinonim dengan pengembangan kurikulum, walaupun
beberapa kasus perubahan dipandang sebagai hasil dari
pengembangan.2.Perencanaan kurikulum adalah fase pre-eliminer dari
pengembangan kurikulum. Pada saat pekerja kurikulum membuat
keputusan dan beraksi untuk menetapkan rencana yang akan
dilaksanakan oleh guru dan siswa. Jadi perencanaan merupakan fase
berfikir atau fase disain.3.Penerapan kurikulum adalah
menterjemahkan rencana ke dalam tindakan.Pada saat tahap
perencanaan kurikulum, terjadi pemilihan pola tertentu organisasi
kurikulum atau reorganisasi. Pola-pola tersebut diletakkan dalam
tahap penerapan kurikulum. Cara-cara penyempaian pengalaman
belajar, misalnya penggunaan tim pengajaran, diambil dari konteks
perencanaan dan dibuat operasional. Penerapan kurikulum juga
mentermahkan rencana menjadi tindakan dalam kelas, juga aturan
pergantian guru dari pekerja kurikulum menjadi
instruktur.4.Evaluasi kurikulum merupakan fase terakhir dalam
pengembangan kurikulum di mana hasilnya diases dan keberhasilan
pebelajar dan program ditentukan. Fase ini akan dibahas lebih rinci
pada langkah-langkah pengembangan kurikulum.
D.Masalah-masalah dalam PembaharuanMenurut Zahara Ideris (1982)
yang dikutip oleh Subandijah (1993 : 77 ) mengemukakan
masalah-masalah yang menuntut adanya inovasi pendidikan dan
kurikulum di Indonesia adalah sebagai berikut :a.Perkembangan ilmu
pengetahuan yang menghasilkan teknologi yang mempengaruhi kehidupan
sosial, ekonomi, politil, pendidikan dan kebudayaan.b.Laju eksplosi
penduduk yang cukup pesat, yang menyebabkan daya tampung ruang dan
fasilitas pendidikan sangat tidak seimbang.c.Mutu pendidikan yang
dirasakan semakin menurun, yang belum mampu mengikuti perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.d.Kurang adanya relevansi antara
program pendidikan dengan kebutuhan masyarakat yang sedang
membangune.Belum berkembangnya alat organisasi yang efektif serta
belum tumbuhnya suasana yang subur dalam masyarakat untuk
mengadakan perubahan-perubahan yang dituntut oleh keadaan sekarang
dan yang akan datang.
Akibat-Akibat dari Pembaharuan Kurikulum SekolahUsaha-usaha
pembaharuan kurikulum dilakukan dengan maksud untuk mencari suatu
model kurikulum yang tepat untuk mememuhi kebutuhan dan tuntutan
masyarakat yang senatiasa terus berubah dan terus berkembang.Pada
umumnya akibat yang ditimbulkan dari berlakunya kurikulum baru
tergantung pada taraf atau besarnya perubahan. Akibat-akibat
perubahan tersebut antara lain :A. Tenaga kependidikanMereka harus
berubah perilaku jika ada pembaharuan kurikulum sehingga
pembaharuan itu dapat berhasil dengan baik. 1) GuruGuru dituntut
untuk meningkatkan kemampuan/kompetensi dalam melaksanakan
tugasnya. Partisipasi guru dalam pembaharuan kurikulum sangat besar
karena guru adalah pelaksana utama dalam pelaksanaan kurikulum.
Kepercayaan guru terhadap pembaharuan harus tertanam agar dapat
menimbulkan keyakinan dan kesediaan untuk melaksanakan pembaharuan
tersebut. 2) Kepala Sekolah, Pengawas dan Supervisor SekolahMereka
harus dapat memberikan dorongan, bimbingan dan bantuan kepada
guru-guru dalam melakasanakan pembaharuan tersebut sekaligus
melakukan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan pembaharuan
tersebut,apakah sesuai dengan pedoman yang ditetapkan, adakah
hambatannya.3) Tenaga administrasi sekolahDalam hal ini dituntut
kemmapuan untuk merumuskan menyusun dan melaksanakan administrasi
sekolah terutama administrasi pengajaran yang baru. Dalam
melaksanakan administrasi yang baru akan ditemui kepincangan karena
kemempuan staf administrasi sekolah tidak dapat dengan segera
disesuaikan dengan pola yang dikehendaki dalam kurikulum baru,
tentunya diperlukan pembinaan kepada staf administrasi sekolah
tersebut.4) Pihak-pihak lain yang terlibatKepada pihak lain yang
terlibat dimintakan perhatian dan kerjasamanya dalam pelaksanaan
pembaharuan kurikulum:a)Kepada orang tua peserta didk, mereka harus
diberikan penjelasan apa itu kurikulum, kurikulum yang dipakai dan
bagaimana pelaksanaanya serta partisipasi apa yang diharapkan dari
mereka.b)Kepada pemakai lulusan, mereka diminta untuk menilai dan
memberikan saran kepada sekolah dan instansi terkait apakah program
yang dilaksanakan sesuai dengan kebtuhan pemakai lulusan
tersebut.Namun biasa terjadi adanya pembaharuan kurikulum pada
tahap awalnya menimbulkan kecurigaan dari masyarakat yang mungkin
karena rasa khawatir mereka terhadap keberhasilan pelaksanaan
pembaharuan tersebut.B. Isi dan Struktur Mata PelajaranIsi/bahan
mata pelajaran akan mengalami penyesuaian baik penambahan atau
perubahan, hal ini menuntut untuk disedikannya buku-buku pedoman,
buku-buku pelajaran yang sesuai dengan isi dan struktur mata
pelajaran tersebut untuk menunjang pelaksanaan pembaharuan
kurikulum. Dalam perubahan skala besar struktur mata pelajaran di
Indonesia pernah terjadi yakni perubahan Kurikulun Tahun 1968
menjadi Kurikulum tahun 1975, kemudian Kurikulum Tahun 1984 menjadi
kurikulum Tahun 1994 yakni adanya kurikulum muatan lokal. Dan
sekarang Kurikulum Tahun 2003 marupakan Kurikulum Berbasis
Kompetensi atau yang dikenal dengan istilah KBK.C. Proses Belajar
MengajarHubungan guru dan peserta didik dapat berubah, pada
kurikulum yang berpola separated subject matter yang l;ebih
menekankan pada penguasaan pengetahuan, anak kurang aktif dalam
proses belajar mengajar, tetapi gurulah yang paling banyak
berperan. Berbeda denganactivity curriculum or experiment of
curriculumyang lebih menekankan pada metode problem solving yang
lebih banyak menuntut keaktifan anak.D. Sarana dan Prasana
PendidikanPerubahan kurikulum juga menuntut disediakannya sarana
dan prasana yang menunjang pelaksanaan pembaharuan tersebut seperti
alat-alat pelajaran: globe, OHP, film radio, ruang
kesenian/praktek, perpustakaan dan laboraturium. Dalam penyediaan
ini tentunya memerlukan biaya yang cukup besar dan waktu.E. Sistem
EvaluasiDalam hal akan terjadi perubahan sistem evaluasi baik
terhadap evaluasi keberhasilan pelaksanaan kurikulum secara
keseluruhan maupun sistem penilaian keberhasilan pembelajaran di
sekolah atau dikelas.
http://ta-44.blogspot.com/p/pengembangan-dan-pembaruan-kurikulum.html
PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA Secara umum, perubahan dan
penyempurnaan kurikulum dilakukan setiap sepuluh tahun sekali.
Perubahan kurikulum tersebut dilakukan agar kurikulum tidak
ketinggalan dengan perkembangan masyarakat, termasuk ilmu
pengetahuan dan teknologinya. Kurikulum yang pernah diberlakukan
secara nasional di Indonesia dapat dijelaskan dalam tabel sebagai
berikut:
Tabel Kronologis Perkembangan Kurikulum di Indonesia Tahun
Kurikulum Keterangan 1947 Rencana Pelajaran 1947 Kurikulum ini
merupakan kurikulum pertama di Indonesia setelah kemerdekaan.
Istilah kurikulum masih belum digunakan. Sementara istilah yang
digunakan adalah Rencana Pelajaran 1954 Rencana Pelajaran 1954
Kurikulum ini masih sama dengan kurikulum sebelumnya, yaitu Rencana
Pelajaran 1947 1968 Kurikulum 1968 Kurikulum ini merupakan
kurikulum terintegrasi pertama di Indonesia. Beberapa masa
pelajaran, seperti Sejarah, Ilmu Bumi, dan beberapa cabang ilmu
sosial mengalami fusi menjadi Ilmu Pengetahuan Sosial (Social
Studies). Beberapa mata pelajaran, seperti Ilmu Hayat, Ilmu Alam,
dan sebagainya mengalami fusi menjadi Ilmu Pengetahun Alam (IPS)
atau yang sekarang sering disebut Sains. 1975 Kurikulum 1975
Kurikulum ini disusun dengan kolom-kolom yang sangat rinci. 1984
Kurikulum 1984 Kurikulum ini merupakan penyempurnaan dari kurikulum
1975 1994 Kurikulum 1994 Kurikulum ini merupakan penyempurnaan dari
kurikulum 1984 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Kurikulum
ini belum diterapkan di seluruh sekolah di Indonesia. Beberapa
sekolah telah dijadikan uji coba dalam rangka proses pengembangan
kurikulum ini 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) KBK
sering disebut sebagai jiwa KTSP, karena KTSP sesungguhnya telah
mengadopsi KBK. Kurikukulum ini dikembangkan oleh BSNP (Badan
Standar Nasional Pendidikan)..... Baca Selengkapnya di
:HTTP://WWW.M-EDUKASI.WEB.ID/2013/05/PERKEMBANGAN-KURIKULUM-DI-INDONESIA.HTMLCopyright
www.m-edukasi.web.id Media Pendidikan Indonesia2Perkembangan
Kurikulum diIndonesiaBAB IPENDAHULUAN1. Latar BelakangDari masa ke
masa kurikulum yang terdapat di setiap negera berubah
yanginimenurut sebagian pakar disebabkan karena kebutuhan
masyarakat yang berkembang dan disamping itu kondisi dan tuntutan
zaman pun berubah. Untuk menyesuaikan dengan zaman, kurikulumpun
mengalami perkembangan. Perkembangan itupun terjadi pada kurikulum
di NegaraIndonesia. Sebagai sebuah Negara yang memiliki tujuan
berdiri, kurikulum ini dirasa sangt penting untuk kemudian
mengiringi kemajuan Negara. Karenanya, perkembangan kurikulum ini
dianggap menjadi penentu masa depan anak bangsa. Sebaga bangsa yang
pernah di jajah, sedikit tidak Negara ini akn terengaruh oleh
kurikulum pendidikan dari Negara yang dulu pernah menjajah
Indnesia. Penting untuk kemudian dikaji untuk mengetahui bahwa
Negara kita saat ini kurikulumnya masih berkaitan dengankepentingan
penjajah dulu. Setidaknya, ketika fisik penjajah itu pergi, mereka
sejatinya teta ada melalui kurkulum yang yang diturunkan pada
Negara bekas jajahan1. Rumusan MasalahAdapun rumusan masalah dari
Makalah ini adalah : Bagaimana Perkembangan Kurikulum di
Indonesia?1. TujuanAdapun tujuan dari disusunnya Makalah ini adalah
untuk mengetahui perkembangan kurikulum di Indonesia.BAB
IIPEMAHASANAdapun perlembangan kurikulum di Indoesia dapat dibagi
daam beberapa fase, sebagai berikut:1. Periode sebelum tahun 19452.
Kurikulum pada masa VOC Kurikulum sekolah-sekolah selama VOC
bertalian erat dengan gereja. Menurut Hereen XVII, badan tertinggi
VOC dinegeriBelanda yang tertidi atas 17 orang anggota, tahun 1617,
gubernur di Indonesia harus menyebarluaskan agama Kristen dan
mendirikan sekolah untuk tujuan itu. Menurut peraturan sekolah 1643
tugas guru dalah memupuk rasa tajkut kepada Tuhan , mengajarkan
dasar agama Kristen , mengajak anak berdoa, bernyanyi , pergi ke
gereja, mematuhi orang tua, penguasa, dan guru-guru. Walaupun tak
ada kurikulum yang ditentukan biasanya sekolah menyajikan pelajaran
tentang ketekismus, agama, juga membaca , menulis dan
menyanyi.Demikian pula tidak ditentukan lama belajar. Peraturan
hanya menentukan bahwa anak pria lebih dari usia 16 tahun dan anak
wanita lebih dari 12 tahun hendaknya jangan dikeluarkan dari
sekolah. Pembagian dalam 3 kelas untuk pertama kali dimulai pada
tahun 1778. Di kelas 3, kelas terendah, anak-anak belajar abjad, di
kelas 2 memaca, menulis, dan bernyanyi dan di kelas 1, kelas
tertinggi: membaca, menulis, katekismus, bernyanyi dan berhitung.3.
Kurikulum Sebelum 1892 (Sebelum Reorganisasi)Sebelum 1892, Sekolah
rendah tidak mempunyai kurikulum yanguniform, walaupun dalam
peraturan 1871 ada petunjuk yang menentukan kegiatan sekolah. Ada 4
mata pelajaran yang diharuskan , yakni membaca, menulis, bahasa
(bahasa daerah danbahasa Melayu), dan berhitung. Bahasa pengantar
yang digunakan adalah bahasa Melayu. Adapun mengenai pelajaran
Agama, tidak di ajarkan. Seperti halnya di belanda pada masa
liberal. Statuta 1874 menyatakan pengajaran agama dilarang di
sekolah pemerintah, akan tetapi ruang kelas dapat digunakan untuk
itu di luar jam pelajaran.1. Kurikulum Setelah 1892 ( Setelah
Reorganisasi) Kurikulum sekolah ini, seperti ditentukan dalam
peraturan 1893 terdiri atas pelajaran membaca dan menulis dalam
bahasa daerah dalam huruf daerah dan latin, membaca dan menulis
dalam bahasa Melayu, berhitung, ilmu bumi Indonesia, ilmu alam,
sejarah pulau tempat tinggal, menggambar dan mengukur
tanah.Lamapelajaran diperpanjang dari 3 menjadi 5 kelas. Sekolah
dibagi dalam 5 kelas yang terpisah sehingga sekolah beruangan satu
lambat laun lenyap. Sekolah Kelas Satu tidak menjadi popular di
kalangan Priayi, karena tidk memberikan pelajaran bahasa Belanda.
Akhirnya, pada tahu 1907 bahasa Belanda dimasukkan ke dalam program
Sekolah kelas Satu dan lama studi diperpanjang menjadi 6 tahun.
Akan tetapi, perubahan itu tetap tidak menjadikan Sekolah Kelas
Satu popular, ia tetap menjadi terminal tanpa kesempatan
melanjutkan pelajaran. Kelemahannya jelas Nampak bila dibandingkan
dengan ELS (Europese Lagere School) dan HCS (Holland Chinese
School) . Dirasakan adanya diskriminasi terhadap anak Indonesia
karena anak-anak cina di HCS diberi pelajaran dalam bahasa Belanda
selama 7 tahun. Barulah ketika tahun 1912 bahasa Belanda diajarkan
mulai kelas 1 dan lama studi diperpanjang selama 7 tahun. Lamat
laun Sekolah Kelas Satu menyamai sekolah-sekolah yang tersedia bagi
golongan bangsa lain, akan tetapi masih mempunyai kelemahan karena
tidak membuka kesempatan untuk melanjutkan pelajaran.2. Kurikulum
Sekolah Kelas Dua Disebut Sekolah Kelas Dua karena orang-orang yang
sekolah disana khusus sebagian kecil rakyat. Sekolah ini akan
mempersiapkan berbagai ragam pegawai rendah untuk kantor pemerintah
dan perusahaan swasta. Disamping itu juga untuk mempersiapkan guru
bagi Sekolah Desa.Sekolah ini mempunyai kurikulum yang sangat
sederhana dikarenakan sekolah ini pada mulanya untuk seluruh rakyat
Indonesia walupun dalam perkembangannya kemudian lebih spesifik
lagi. Program Sekolah Kelas Dua ini sama dengan program Sekolah
kelas Satu kelas 1-3. Perlu diketahui, Reorganisasilah yan
menyebabkan dua jenis sekolah ini, Sekolah Kelas Satu terutama bagi
anak golongan atas dan Sekolah Kelas Dua untuk orang biasa.3.
Kurikulum VolkSchool Kurikulum ini sangat sederhana. Kurikulum ini
muncul seiring dengan kebutuhan rakyat yang pada saat itu banyak
buta huruf dan tidak bisa berhitung. Akan tetapi, sekolah ini tetap
saja dirasa tidak memenuhi keinginan murid untuk melanjutkan
pelajarannya. Banyak anak-anak dari sekolah ini yang ingin
dipindahkan ke Sekolah Kelas Dua. Pada akhirnya, sekolah desa ini
menjadi substruktur dari Sekolah Kelas Dua dengan mangadakan
perbaikan kurikulum Sekolah Desa.4. Kurikulum ELS (Europese Lagere
School) Setelah Hindia Belanda diterima kembali dari tangan Inggris
pada tahun 1816 oleh para Komisariat Jendral , maka pendidikan
ditanggapi secara lebih sungguh-sungguh. Akan tetapi kegiatan
mereka hanya terfokus pada anak-anak berdarah Belanda. Sekolah
Belanda ini sejak mulanya dimaksudkan agar sama dengan netherland,
walaupun terdapat perbedaan tentang muridnya, khususnya pada
permulaannnya. Kurikulum terdiri atas pelajaran membaca, menulis ,
berhitung, bahasa Belanda, sejarah, ilmu bumi dan mata pelajaran
lainnya. Sedangkan pelajaran agama ditiadakan. Pada tahun 1868
bahasa prancis diajarkan dan merupakan syarat untuk masuk ke
sekolah Belanda.5. Kurikulum HCS (Holland Chinese School) HCS
mempunyai dasar yang sama dengan ELS. Bahasa Perancis biasanya
diajarkan pada sore hari seperti halnya dengan bahasa Inggris, yang
sebenarnya tidak diberikan kepada ELS, nemun diajarkan berhubung
dengan kepentinan bagi perdagangan. Kurikulum dan buku
pelajarannyapun sama dengan ELS.6. Kurikulum HIS (Holland Inlandse
School) Pendirian HIS pada prinsipnya dikarenakan keinginan yang
kian menguat di kalangan orang Indonesia untuk memperoleh
pendidikan, khususnya pendidikan Barat. Kurikulum HIS seperti yang
tercantum dalam Statuta 1914 No. 764 meliputi semua mata pelajaran.
Lulusannyapun akhirnya bisa melanjutkan ke STOVIA(School tot
Opleiding van Indisce Artsen, Sekolah Dokter Djawa) dan MULO.
Selain itu mereka memasuki Sekolah Guru, Sekolah Normal, Sekolah
Teknik, Sekolah Tukag, Sekolah Pertanian, Sekolah Menteri Ukur, dan
lain-lain.7. Kurikulum MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs)
Dengan program yang diperluas. MULO merupakan sekolah pertama yang
tidak mengikuti pola pendidikan Belanda, namun tetap berorientasi
ada Barat dan tidak mencari penyesuaian dengan keadaan Indonesia.
Programnya terdiri atas empat bahasa yakni, belanda, Perancis,
Inggris dan Jerman. Kursus MULO ini dibuka pada tahun 1903. Kursus
ini dimaksud sebagai sekolah rendah .8. Kurikulum HBS (Hogere
Burger School) Kurikulum HBS di Indonesia tak sedikitpun berbeda
dengan yang ada di negeri Belanda. Kurikulum ini dirasa mantap
tanpa mengalami banyak perubahan. Apa yang diajarkan tampaknya
universal. Bahannyapun apat berubah disesuaikan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan, namun mata pelajarannya tetap sama. Siswa HBS
harus mempunyai bakat yang tinggi dalam IPA , matematika ataupun
bahasa. Dan untuk gurunyapun, hanya mereka yang memperoleh gelar
Ph.D (Doktor) atau diploma yang boleh mengajar. Dengan demikian ini
dapat mencapai taraf yang sama dengan sekolah yang terdapat di
Netherland.1. Periode Tahun 1945 Sampai Tahun 1968 (Masa
Kemerdekaan dan Pemerintahan OrdeLama) .1. Kurikulum 1947, Rentjana
Pelajaran 1947 Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan
memakai istilah dalam bahasaBelanda leer plan artinya rencana
pelajaran, istilah ini lebih popular disbanding istilah curriculum
(bahasa Inggris). Perubahan arah pendidikan lebih bersifat politis,
dari orientasi pendidikan Belanda ke kepentingannasional. Sedangkan
asas pendidikanditetapkan Pancasila. Kurikulum yang berjalan saat
itu dikenal dengan sebutanRentjana Pelajaran 1947, yang baru
dilaksanakan pada tahun 1950. Sejumlah kalangan menyebut sejarah
perkembangan kurikulum diawali dari Kurikulum 1950.Bentuknya memuat
dua hal pokok: * Daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya, *
Garis-garis besar pengajaran. Pada saat itu, kurikulum pendidikan
di Indonesia masih dipengaruhi sistem pendidikankolonial Belanda
dan Jepang, sehingga hanya meneruskan yang pernah
digunakansebelumnya. Rentjana Pelajaran 1947 boleh dikatakan
sebagai pengganti sistem pendidikan kolonial Belanda. Karena
suasana kehidupan berbangsa saat itu masih dalam semangat juang
merebut kemerdekaan maka pendidikan sebagai development conformism
lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia yang
merdeka dan berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain di muka bumi
ini. Orientasi Rencana Pelajaran 1947 tidak menekankan pada
pendidikan pikiran. Yang diutamakanadalah : pendidikan watak,
kesadaran bernegara dan bermasyarakat. Materi pelajarandihubungkan
dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan
pendidikan jasmani.2. Kurikulum 1952, Rentjana Pelajaran Terurai
1952 Setelah Rentjana Pelajaran 1947, pada tahun 1952 kurikulum di
Indonesia mengalami penyempurnaan. Kurikulum ini lebih merinci
setiap mata pelajaran yangkemudian diberi nama Rentjana Pelajaran
Terurai 1952. Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem
pendidikan nasional. Yang paling menonjol dan sekaligusciri dari
kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran harus
memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan
sehari-hari. Silabus mata pelajarannyamenunjukkan secara jelas
bahwa seorang guru mengajar satu mata pelajaran, (Djauzak Ahmad,
Dirpendas periode1991-1995).3. Kurikulum 1964, Rentjana Pendidikan
1964 Usai tahun 1952, menjelang tahun 1964, pemerintah kembali
menyempurnakan sistem kurikulum di Indonesia. Kali ini diberi nama
Rentjana Pendidikan 1964. Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang
menjadi ciri dari kurikulum ini adalah bahwa pemerintah mempunyai
keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk
pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada
program Pancawardhana(Hamalik, 2004), yaitu pengembangan moral,
kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan,dan jasmani. Ada yang
menyebut Panca wardhana berfokus pada pengembangan dayacipta, rasa,
karsa, karya, dan moral. Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima
kelompok bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/artistik,
keprigelan (keterampilan), dan jasmaniah. Pendidikan dasar lebih
menekankan pada pengetahuan dan kegiatanfungsional praktis.4.
Periode Tahun 1968 Sampai Tahun 1999 (Masa Pemerintahan Orde Baru)
Perkembangan Kurikulum1. Kurikulum 1968 Kelahiran Kurikulum 1968
bersifat politis, mengganti Rencana Pendidikan 1964 yangdicitrakan
sebagai produk Orde Lama. Dari segi tujuan pendidikan, Kurikulum
1968 bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada upaya untuk
membentuk manusia Pancasilasejati, kuat, dan sehat jasmani,
mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani,moral, budi
pekerti, dan keyakinan beragama. Dalam kurikulum ini tampak
dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari
Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar,
dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari
perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni
dankonsekuen. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi
materi pelajaran:kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar,
dan kecakapan khusus. Mata pelajaran dikelompokkan menjadi 9 pokok.
Djauzak menyebut Kurikulum 1968 sebagaikurikulum bulat. Hanya
memuat mata pelajaran pokok saja, . Muatan materi pelajaran
bersifat teoritis, tidak mengaitkan dengan permasalahan faktual di
lapangan. Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat diberikan
kepada siswa di setiap jenjang pendidikan. Isi pendidikan diarahkan
pada kegiatan mempertinggi kecerdasan danketerampilan, serta
mengembangkan fisik yang sehat dan kuat.2. Kurikulum 1975Kurikulum
1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efektif dan
efisien. Menurut Drs Mudjito; Ak; Msi (Direktur Pemb. TK dan SD
Depdiknas). yang melatar belakangi lahirnya kurikulum ini adalah
pengaruh konsep di bidang manejemen, yaituMBO (management by
objective) yang terkenal saat itu, Metode, materi, dan tujuan
pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional
(PPSI), yangdikenal dengan istilah satuan pelajaran, yaitu rencana
pelajaran setiap satuan bahasan.Setiap satuan pelajaran dirinci
menjadi : tujuan instruksional umum (TIU), tujuaninstruksional
khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan
belajar-mengajar,dan evaluasi. Kurikulum 1975 banyak dikritik. Guru
dibuat sibuk menulis rincian apayang akan dicapai dari setiap
kegiatan pembelajaran.2. Kurikulum 1984 Kurikulum 1975 yang
Disempurnakan Kurikulum 1984 mengusung process skill approach.
Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap
penting. Kurikulum ini juga sering disebut Kurikulum1975 yang
disempurnakan. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar.
Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga
melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau
Student Active Learning (SAL). CBSA merupakan suatu upaya dalam
pembaharuan pendidikan dan pembelajaran pada saat itu.
Pendekatannya menitikberatkan pada keaktifan siswa yang merupakan
inti dari kegiatan belajar. Dalam CBSA kegiatan belajarnya
diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan seperti mendengarkan,
berdiskusi, membuat sesuatu, menulis laporan, memecahkan masalah,
membentuk gagasan, menyusun rencana dan sebagainya. Adapun kegiatan
yang dilakukan guru adalah sebagai berikut: 1. Menyiapkan lembar
Kerja 2. Menyususn tugas bersama siswa 3. Memberikan informasi
tentang kegiatan yang akan di susun. 4. Memberikan bantuan dan
pelayanan apabila siswa mendapat kesulitan 5. Menyampaikan
pertanyaan yang bersifat asuhan 6. Membantu mengarahkan rumusan
kesimpulan umum. 7. Memberikan bantuan dan pelayanan khusus kepada
siswa yang lamban 8. Menyalurkan bakat dan minat siswa 9. Mengamati
setiap aktivitas siswa. Tokoh penting dibalik lahirnya Kurikulum
1984 adalah Profesor Dr. Conny R. Semiawan,Kepala Pusat Kurikulum
Depdiknas periode 1980-1986.Konsep CBSA yang elok secara teoritis
dan bagus hasilnya di sekolah-sekolah yangdiujicobakan, mengalami
banyak deviasi dan reduksi saat diterapkan secara
nasional.Sayangnya, banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA.
Yang terlihat adalahsuasana gaduh di ruang kelas lantaran siswa
berdiskusi, di sana-sini ada tempelangambar, dan yang menyolok guru
tak lagi mengajar model berceramah. Akhirnya penolakan CBSA
bermunculan.3. Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999
Perkembangan Kurikulum Kurikulum 1994 merupakan hasil upaya untuk
memadukan kurikulum-kurikulumsebelumnya, terutama kurikulum 1975
dan 1984. Sayang, perpaduan antara tujuan dan proses belum
berhasil. Sehingga banyak kritik berdatangan, disebabkan oleh beban
belajar siswa dinilai terlalu berat, dari muatan nasional sampai
muatan lokal. Materimuatan lokal disesuaikan dengan kebutuhan
daerah masing-masing, misalnya bahasadaerah kesenian, keterampilan
daerah, dan lain-lain. Berbagai kepentingan kelompok-kelompok
masyarakat juga mendesak agar isu-isu tertentu masuk dalam
kurikulum. Akhirnya, Kurikulum 1994 menjelma menjadi kurikulum
super padat. Kejatuhan rezimSoeharto pada 1998, diikuti kehadiran
Suplemen Kurikulum 1999. Tapi perubahannyalebih pada menambal
sejumlah materi.BAB III PENUTUPPerkembangan Kurikulum di Indonesia
Kesimpulan:1. Perkembangan Kurikulum di Indonesia dapat dibedakan
menjadi kurikulum sebelum tahun 1945 dan setelah tahun 1945.2.
Kurikulum sebelum tahun 1945 meliputi Kurikulum pada masa VOC,
Kurikulum Sebelum 1892 (Sebelum Reorganisasi). Kurikulum Setelah
1892 ( Setelah Reorganisasi), Kurikulum Sekolah Kelas Dua,
Kurikulum VolkSchool, Kurikulum ELS (Europese Lagere School,),
Kurikulum HCS (Holland Chinese School), Kurikulum HIS (Holland
Inlandse School), Kurikulum MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs),
dan Kurikulum HBS (Hogere Burger School).3. Kurikulum setelah tahun
1945 meliputi : Kurikulum 1947, Kurikulum 1952, Rentjana Pelajaran
Terurai 1952, Kurikulum 1964, Rentjana Pendidikan 1964, Kurikulum
1984, Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999, Kurikulum 2004,
KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi), Kurikulum 2006, KTSP
(Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan).http://febrisartika257.wordpress.com/tugas-media/internet-dan-web-desain/artikel-makalah/perkembangan-kurikulum-di-indonesia/
Makalah Perkembangan Kurikulum diIndonesiaDesember 20,
2012BYYULIYONOBAB IPENDAHULUAN1. Latar BelakangPerkembangan ilmu
pengetahuan danteknologi(IPTEK) telah membawa perubahan hampir di
semua aspek kehidupan. Oleh karena itu dunia pendidikan perlu
mendapat perhatian serius dari pemerintah berkaitan dengan tuntutan
untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, sebab
melalui proses pendidikan akan terlahir generasi muda yang
berkualitas yang diharapkan mampu mengikuti perubahan dan
perkembangan kemajuan zaman disegala aspek kehidupan. Pembelajaran
juga harus sesuai dengan standar proses pendidikan. Standar proses
pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai
standar kompetensi lulusan (Sanjaya, 2006:4). Serta untuk mencapai
standar kompetensi lulusan tersebut, pada hakekatnya mutu
pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor
yang paling menentukan adalah kurikulum pendidikan yang
berkualitas.Dalam 5 dasawarsa terakhir, atau sejak berakhirnya era
Presiden Soekarno yang disebut masa OrdeLama, bangsaIndonesiatelah
melakukan 6 kali penggantian kurikulum. Bahkan dalam 10 tahun
terakhir, sudah 2 kali terjadi penggantian kurikulum tersebut. Pada
dasarnya, kurikulum-kurikulum tersebut memiliki tujuan yang sama,
namun dalam pelaksanaannya ada sedikit perbedaan. Kurikulum sendiri
didefinisikan bermacam-macam oleh para ahli. Namun pada intinya
semua mengarah kepada pengertian yang sama. Menurut Saylor J.
Gallen & William N. Alexander dalam bukunya Curriculum Planning
menyatakan Kurikulum adalah Keseluruhan usaha sekolah untuk
mempengaruhi belajar baik berlangsung dikelas, dihalaman maupun
diluar sekolah. Menurut B. Ragan mengemukakan kurikulum adalah
Semua pengalaman anak dibawah tanggung jawab sekolah. Menurut
Soedijarto, sebuah pengalaman Pemikiran Bagi Prosedur Perencanaan
dan Pengembangan; Kurikulum Perguruan Tinggi, BP3K Departeman
Pendidikan dan Kebudayaan tahu 1975 Segala pengalaman dan kegiatan
belajar yang direncanakan dan diorganisir untuk diatasi oleh
siswa/mahasiswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan bagi suatu lembaga pendidikan. Jadi berdasarkan
pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa kurikulum
adalah suatu usaha terencana dan terorganisir untuk menciptakan
suatu pengalaman belajar pada siswa dibawah tanggung jawab sekolah
atau lembaga pendidikan untuk mencapai suatu tujuan. Seperti yang
telah disebutkan di atas, beberapa kurikulum pernah diterapkan pada
sistem pendidikan di Indonesia. Diantaranya, kurikulum 1968,
kurikulum 1975, kurikulum 1984, kurikulum 1994, KBK, dan KTSP.
Dalam makalahiniakan disampaikan penjelasan tentang perjalanan
kurikulum-kurikulum tersebut dalam pendidikan di Indonesia.2.
Rumusan MasalahDari latar belakang di atas, dapat dirumuskan
permasalahan yaitubagaimanakah perjalanan kurikulum yang pernah
diterapkan di Indonesia?3. TujuanSelain digunakan untuk memenuhi
tugas mata kuliah difusi dan inovasi pendidikan, tujuan penulisan
makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana perjalanan kurikulum
yang pernah diterapkan di Indonesia.BAB IIPEMBAHASANA. Kurikulum
Pada Masa Penjajahan.Kurikulum yang digunakan di Indonesia
dipengaruhi oleh tatanansosialpolitik Indonesia. Negara-negara
penjajah yang mendiami wilayah Indonesia ikut juga mempengaruhi
sistem pendidikan di Indonesia. Pada masa penjajahan Belanda,
setidaknya ada tiga sistem pendidikan dan pengajaran yang
berkembang saat itu. Pertama, sistem pendidikan Islam yang
diselenggarakan pesantren. Kedua, sistem pendidikan Belanda. Sistem
pendidikan Belanda diatur dengan prosedur yang ketat dari mulai
aturan siswa, pengajar, sistem pengajaran, dan kurikulum. Sistem
prosedural seperti ini sangat berbeda dengan sistem prosedural pada
sistem pendidikan islam yang telah dikenal sebelumnya. Sistem
pendidikan belanda pun bersifat diskriminatif. Sekolah-sekolah
dibentuk dengan membedakan pendidikan antara anak Belanda, anak
timur asing, dan anak pribumi. Golongan pribumi ini masih dipecah
lagi menjadi masyarakat kelas bawah dan priyayi. Susunan
persekolahan zaman kolinial adalah sebagai berikut (Sanjaya,
2007:207):1. Persekolahan anak-anak pribumi untuk golongannon
priyayimenggunakan pengantar bahasa daerah, namanya Sekolah Desa 3
tahun. Mereka yang berhasil menamatkannya boleh melajutkan ke
Sekolah Sambungan (Vervolg School) selama 2 tahun. Dari sini mereka
bisa melanjutkan ke Sekolah Guru atau Mulo Pribumi selama 4 tahun,
inilah sekolah paling atas untuk bangsa pribumi biasa. Untuk
golongan pribumi masyarakat bangsawan bisa memasukiHis Inlandsche
Schoolselama 7 tahun, Mulo selama 3 tahun, danAlgemene Middlebare
School(AMS) selama 3 tahun.1. Untuk orang timur asing disediakan
sekolah seperti Sekolah Cina 5 tahun dengan pengantar bahasa
Cina,Hollandch Chinese School(HCS) yang berbahasa Belanda selama 7
tahun. Siswa HCS dapat melanjutkan ke Mulo.2. Sedangkan untuk orang
Belanda disediakan sekolah rendah sampai perguruan tinggi,
yaituEropese Legere School7 tahun, sekolah lanjutan HBS 3 dan 5
tahun Lyceum 6 tahun,Maddelbare Meisjeschool5 tahun,Recht Hoge
School5 tahun, Sekolah kedokteran tinggi 8,5 tahun, dan kedokteran
gigi 5 tahun.3. Kurikulum Rentjana Pelajaran 1947.Kurikulum pertama
yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilahLeer Plan. Dalam
bahasa Belanda, artinya rencana pelajaran, lebih popular
ketimbangcurriculum(bahasa Inggris). Perubahan kisi-kisi pendidikan
lebih bersifat politis dari orientasi pendidikan Belanda ke
kepentingan nasional. Asas pendidikan ditetapkan Pancasila.Awalnya
pada tahun 1947, kurikulum saat itu diberi nama Rentjana Pelajaran
1947. Pada saat itu, kurikulum pendidikan di Indonesia masih
dipengaruhi sistem pendidikan kolonial Belanda dan Jepang, sehingga
hanya meneruskan yang pernah digunakan sebelumnya. Rentjana
Pelajaran 1947 boleh dikatakan sebagai pengganti sistem pendidikan
kolonial Belanda. Karena suasana kehidupan berbangsa saat itu masih
dalam semangat juang merebut kemerdekaan maka pendidikan
sebagaidevelopment conformismlebih menekankan pada pembentukan
karakter manusia Indonesia yang merdeka dan berdaulat dan sejajar
dengan bangsa lain di muka bumi ini.Rencana Pelajaran 1947 baru
dilaksanakan sekolah-sekolah pada 1950. Sejumlah kalangan menyebut
sejarah perkembangan kurikulum diawali dari Kurikulum 1950.
Bentuknya memuat dua hal pokok, yaitu:1. Daftar mata pelajaran dan
jam pengajarannya.2. Garis-garis Besar Pengajaran (GBP).Rencana
Pelajaran 1947 mengurangi pendidikan pikiran dalam artikognitif,
namun yang diutamakan pendidikan watak atau perilaku (value,
attitude), meliputi:1. Kesadaran bernegara dan bermasyarakat.2.
Materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari.3.
Perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani.1. Rencana
Pelajaran Terurai 1952.Setelah Rentjana Pelajaran 1947, pada tahun
1952 kurikulum di Indonesia mengalami penyempurnaan. Pada tahun
1952 ini diberi nama Rentjana Pelajaran Terurai 1952. Kurikulum ini
sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional. Yang paling
menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap
rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang
dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.Kurikulum ini lebih
merinci setiap mata pelajaran yang disebut Rencana Pelajaran
Terurai 1952. Silabus mata pelajarannya jelas sekali, seorang guru
mengajar satu mata pelajaran, kata Djauzak Ahmad, Direktur
Pendidikan Dasar Depdiknas periode 1991-1995. Ketika itu, diusia 16
tahun Djauzak adalah guru SD Tambelan dan Tanjung Pinang, Riau.
Dipenghujung era Presiden Soekarno, muncul Rencana Pendidikan 1964
atau Kurikulum 1964.B. Kurikulum Rencana Pendidikan 1964Pada akhir
era kekuasaan Soekarno, kurikulum pendidikan yang lalu diubah
menjadi Rencana Pendidikan 1964. Isu yang berkembang pada rencana
pendidikan 1964 adalah konsep pembelajaran yang bersifat aktif,
kreatif, dan produktif. Konsep pembelajaran ini mewajibkan sekolah
membimbing anak agar mampu memikirkan sendiri pemecahan persoalan
(problem solving).Rencana Pendidikan 1964 melahirkan Kurikulum 1964
yang menitik beratkan pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa,
karya, dan moral yang kemudian dikenal dengan istilah
Pancawardhana. Disebut Pancawardhana karena lima kelompok bidang
studi, yaitu kelompok perkembangan moral, kecerdasan,
emosional/artisitk, keprigelan (keterampilan), dan jasmaniah. Pada
saat itu pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan
kegiatan fungsional praktis, yang disesuaikan dengan perkembangan
anak.Cara belajar dijalankan dengan metode disebut gotong royong
terpimpin. Selain itu pemerintah menerapkan hari sabtu sebagai hari
krida. Maksudnya, pada hari Sabtu siswa diberi kebebasan berlatih
kegitan dibidang kebudayaan, kesenian, olah raga, dan permainan
sesuai minat siswa. Kurikulum 1964 adalah alat untuk membentuk
manusia pacasialis yang sosialis Indonesia, dengan sifat-sifat
seperti pada ketetapan MPRS No II tanun 1960.Penyelenggaraan
pendidikan dengan kurikulum 1964 mengubah penilaian di rapor bagi
kelas I dan II yang asalnya berupa skor 10100 menjadi huruf A, B,
C, dan D. Sedangkan bagi kelas II hingga VI tetap menggunakan skor
10 100. Kurikulum 1964 bersifatseparate subject curriculum, yang
memisahkan mata pelajaran berdasarkan lima kelompok bidang studi
(Pancawardhana).C. Kurikulum 1968Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat
politis: mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai
produk Orde Lama. Tujuannya pada pembentukan manusia Pancasila
sejati. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi
pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan
kecakapan khusus.Kurikulum 1968 disebut sebagai kurikulum bulat,
artinya hanya memuatmata pelajaran pokok-pokok saja. Muatan materi
pelajaran bersifat teoritis, tak mengaitkan dengan permasalahan
faktual di lapangan. Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat
diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan.D. Kurikulum
1975Kurikulum 1975 disetujui oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
untuk secara nasional dilaksanakan bertahap mulai tahun pengajaran
1976 dengan catatan, bahwa bagi sekolah-sekolah yang menurut
penilaian kepala perwakilan telah mampu, diperkenankan
melaksanakannya mulai tahun 1975 .Kurikulum 1975 memiliki ciri
-ciri khusus sebagai berikut:1. Menganut pendekatan yang
berorientasi pada tujuan. Setiap guru harus mengetahui dengan jelas
tujuan yang harus dicapai oleh setiap murid di dalam menyusun
rencana kegiatan belajar-mengajar dan membimbing murid untuk
melaksanakan rencana tersebut.2. Menganut pendekatan yang
integratif, dalam arti setiap pelajaran dan bidang pelajaran
memiliki arti dan peranan yang menunjang tercapainya tujuan yang
lebih akhir.3. Pendidikan Moral Pancasila dalam kurikulum 1975
bukan hanya dibebankan kepada bidang pelajaran Pendidikan Moral
Pancasila di dalam pencapaiannya, melainkan juga kepada bidang
pelajaran ilmu pengetahuan sosial dan pendidikan agama.4. Kurikulum
1975 menekankan pada efisiensi dan efektivitas pengguna dana, daya
dan waktu yang tersedia.5. Mengharuskan guru untuk menggunakan
teknik penyusunan program pengajaran yang dikenal dengan Prosedur
Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI).6. Organisasi pelajaran
meliputi bidang-bidang studi: agama, bahasa, matematika, ilmu
pengetahuan sosial, kesenian, olahraga dan kesehatan, keterampilan,
disamping Pendidikan Moral Pancasila dan integrasi
pelajaranpelajaran yang sekelompok.7. Pendekatan dalam strategi
pembelajaran memandang situasi belajar-mengajar sebagai suatu
sistem yang meliputi komponen -komponen tujuanpembelajaran, bahan
pembelajaran, alat pembelajaran, alat evaluasi, danmetode
pembelajaran.1. Sistem Evaluasi, dilakukan penilaian murid-murid
pada setiap akhir satuan pembelajaran terkecil dan memperhitungkan
nilai-nilai yang dicapai murid-murid pada setiap akhir satuan
pembelajaran.2. Kurikulum 1984Kurikulum ini banyak dipengharuhi
oleh aliran psikologi Humanistik, yang memandang anak didik sebagai
individu yang dapat dan mau aktif mencari sendiri, menjelajah dan
meneliti lingkungannya. Oleh sebab itu kurikulum 1984 menggunakan
pendekatan proses, disamping tetap menggunakan orientasi pada
tujuan. Kurikulum 1984 mengusungprocess skill approach. Meski
mengutamakan pendekatan proses, tapifaktortujuan tetap penting.
Kurikulum ini juga sering disebut Kurikulum 1975 yang
disempurnakan. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar.
Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga
melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)
atauStudent Active Learning(SAL). Tokoh penting dibalik lahirnya
Kurikulum 1984 adalah Profesor Dr. Conny R. Semiawan, Kepala Pusat
Kurikulum Depdiknas periode 1980-1986 yang juga Rektor IKIP Jakarta
(Universitas Negeri Jakarta) periode 1984-1992. Konsep CBSA yang
elok secara teoritis dan bagus hasilnya di sekolah-sekolah yang
diujicobakan, mengalami banyak deviasi dan reduksi saat diterapkan
secara nasional.E. Kurikulum 1994Pada kurikulum sebelumnya, yaitu
kurikulum 1984, proses pembelajaran menekankan pada pola pengajaran
yang berorientasi pada teori belajar mengajar dengan kurang
memperhatikan muatan (isi) pelajaran. Hal ini terjadi karena
berkesesuaian suasana pendidikan di LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan) pun lebih mengutamakan teori tentang proses belajar
mengajar. Akibatnya, pada saat itu dibentuklah TimBasic Scienceyang
salah satu tugasnya ikut mengembangkan kurikulum di sekolah. Tim
ini memandang bahwa materi (isi) pelajaran harus diberikan cukup
banyak kepada siswa, sehingga siswa selesai mengikuti pelajaran
pada periode tertentu akan mendapatkan materi pelajaran yang cukup
banyak.Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984
dan dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem
pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sistem
semester ke sistem caturwulan. Dengan sistem caturwulan yang
pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap diharapkan dapat
memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi pelajaran
cukup banyak. Terdapat ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan
kurikulum 1994, di antaranya sebagai berikut. Pembagian tahapan
pelajaran di sekolah dengan sistem caturwulan. Pembelajaran di
sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat
(berorientasi kepada materi pelajaran/isi). Kurikulum 1994 bersifat
populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua
siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti
sehingga daerah yang khusus dapat mengembangkan pengajaran sendiri
disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan masya rakat sekitar.
Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan menggunakan
strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara
mental, fisik, dan sosial.Selama dilaksanakannya kurikulum 1994
muncul beberapa permasalahan, terutama sebagai akibat dari
kecenderungan kepada pendekatan penguasaan materi (content
oriented), di antaranya sebagai berikut:1. Beban belajar siswa
terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya
materi/substansi setiap mata pelajaran.1. Materi pelajaran dianggap
terlalu sukar karena kurang relevan dengan tingkat perkembangan
berpikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait dengan
aplikasi kehidupan sehari-hari.2. Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK).Usaha pemerintah maupun pihak swasta dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan terutama meningkatkan hasil belajar
siswa dalam berbagai mata pelajaran terus menerus dilakukan,
seperti penyempurnaan kurikulum, materi pelajaran, dan proses
pembelajaran. Kegiatan pembelajaran matematika di jenjang
persekolahan merupakan suatu kegiatan yang harus dikaji terus
menerus dan jika perlu diperbaharui agar dapat sesuai dengan
kemampuan murid serta tuntutan lingkungan.Implementasi pendidikan
di sekolah mengacu pada seperangkat kurikulum. Salah satu bentuk
inovasi yang dikembangkan pemerintah guna meningkatkan mutu
pendidikan adalah melakukan inovasi dibidang kurikulum.Kompetensi
merupakan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kebiasaan
berpikir dan bertindak secara konsisten dan terus menerus dapat
memungkinkan seseorang untuk menjadi kompeten, dalam arti memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar untuk melakukan
sesuatu. Dasar pemikiran untuk menggunakan konsep kompetensi dalam
kurikulum adalah sebagai berikut:1. Kompetensi berkenaan dengan
kemampuan siswa melakukan sesuatu dalam berbagai konteks.2.
Kompetensi menjelaskan pengalaman belajar yang dilalui siswa untuk
menjadi kompeten.3. Kompeten merupakan hasil belajar (learning
outcomes) yang menjelaskan hal-hal yang dilakukan siswa setelah
melalui proses pembelajaran.4. Kehandalan kemampuan siswa melakukan
sesuatu harus didefinisikan secara jelas dan luas dalam suatu
standar yang dapat dicapai melalui kinerja yang dapat
diukur.Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan perangkat re ncana
dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus
dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan
pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum
sekolah. Kurikulum Berbasis Kompetensi berorientasi pada:1. Hasil
dan dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui
serangkaian pengalaman belajar yang bermakna.2. Keberagaman yang
dapat dimanifestasikan sesuai dengan kebutuhannya Rumusan
kompetensi dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan pernyataan
apa yang diharapkan dapat diketahui, disikapi, atau dilakukan siswa
dalam setiap tingkatan kelas dan sekolah. Sekaligus menggambarkan
kemajuan siswa yang dicapai secara bertahap dan berkelan jutan
untuk menjadi kompeten.Suatu program pendidikan berbasis kompetensi
harus mengandung tiga unsur pokok, yaitu: pemilihan kompetensi yang
sesuai; spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk menentukan
keberhasilan pencapaian kompetensi; dan pengembangan sistem
pembelajaran.Kurikulum Berbasis Kompetensi memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:1. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa
baik secara individualmaupun klasikal.1. Berorientasi pada hasil
belajar (learning outcomes) dan keberagaman.2. Penyampaian dalam
pembelajaran menggunakan pendekatan dan me todeyang bervariasi.1.
Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya
yangmemenuhi unsur edukatif.1. Penilaian menekankan pada proses dan
hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu
kompetensi.Struktur kompetensi dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi
dalam suatu mata pelajaran memuat rincian kompetensi (kemampuan)
dasar mata pelajaran itu dan sikap yang diharapkan dimiliki
siswa.Setiap hasil belajar memiliki seperangkat indikator.
Perumusan indikator adalah untuk menjawab pertanyaan, Bagaimana
kita mengetahui bahwa siswa telah mencapai hasil belajar yang
diharapkan?. Guru akan menggunakan indikator sebagai dasar untuk
menilai apakah siswa telah mencapai hasil belajar seperti yang
diharapkan. Indikator bukan berarti dirumuskan dengan rentang yang
sempit, yaitu tidak dimaksudkan untuk membatasi berbagai aktivitas
pembelajaran siswa, juga tidak dimaksudkan untuk menentukan
bagaimana guru melakukan penilaian.F. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP)Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah
sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan
dilaksanakan dimasingmasing satuan pendidikan. KTSP secara yuridis
diamanatkan oleh UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan
KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2006/2007 dengan mengacu
pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk
pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22 Tahun
2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang
dikeluarkan oleh BSNP.Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari SI, namun pengembangannya diserahkan kepada
sekolah agar sesuai dengan kebutuhan sekolah itu sendiri. KTSP
terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur
dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender
pendidikan, dan silabus. Pelaksanaan KTSP mengacu pada Permendiknas
Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL.Standar isi
adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan
dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian
kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus
dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Standar isi merupakan pedoman untuk pengembangan kurikulum tingkat
satuan pendidikan yang memuat: Kerangka dasar dan struktur
kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan yang
dikembangkan ditingkat satuan pendidikan, dan kalender
pendidikan.SKL digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan
kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. SKL meliputi
kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata
pelajaran. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai
dengan standar nasional yang telah disepakati.Pemberlakuan KTSP,
sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan Menteri Pendidikan
Nasional No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL,
ditetapkan oleh kepala sekolah setelah memperhatikan pertimbangan
dari komite sekolah. Dengan kata lain, pemberlakuan KTSP sepenuhnya
diserahkan kepada sekolah, dalam arti tidak ada intervensi dari
Dinas Pendidikan atau Departemen Pendidikan Nasional. Penyusunan
KTSP selain melibatkan guru dan karyawan juga melibatkan komite
sekolah serta bila perlu para ahli dari pergurua tinggi setempat.
Dengan keterlibatan komite sekolah dalam penyusunan KTSP maka
KTSPyang disusun akan sesuai dengan aspirasi masyarakat, situasi
dan kondisi lingkungan dan kebutuhan masyarakat.BAB IIIPENUTUPA.
Kesimpulan.Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa: Perjalanan
kurikulum di Indonesia baik pada masa penjajahan, khususnya setelah
berakhirnya Orde Lama diawali dengan diterapkannya kurikulum 1968,
kurikulum 1975, kurikulum 1984, kurikulum 1994, Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK), dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Kurikulum-kurikulum tersebut memiliki karakteristik sendiri-sendiri
yang membedakan dengan kurikulum yang satu dengan yang lain
walaupun masih ada beberapa kesamaan dan sifatnya menyempurnakan
kurikulum sebelumnya.B. Saran.Dengan ditulisnya makalah ini, selain
menambah wawasan pembaca diharapkan pemerintah dapat menerapkan
kurikulum yang terbaik, sehingga akan memajukan pendidikan di
Indonesia. Semoga penulis lain juga akan mengangkat tema perjalanan
kurikulum di Indonesia dengan lebih baik dan lebih
lengkap.http://viewyuli.wordpress.com/2012/12/20/makalah-perkembangan-kurikulum-di-indonesia/JENIS
DAN MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUMMAKALAHDiajukan Guna Memenuhi Tugas
Semestes IIIMata Kuliah : Pengembangan Kurikulum PAIDosen Pengampu
: Zaenal Khafidin, M. Ag
Di susun oleh:1. Nimah Rhomadhoni 112115
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUSPROGRAM STUDI TARBIYAH
(PAI)TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014
A. Latar Belakang MasalahDalam dunia pendidikan dibutuhkan yang
dinamakan kurikulum yang membantu dalam mencapai tujuan pendidikan
Nasional. Berbagai jenis dalam pengembangan kurikulum dipakai oleh
pemerintahan Indonesia dalam mencapai cita-cita bangsa yakni
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mencetak generasi penerus bangsa
yang berakhlaq serta berbudi pekerti luhur. Hal ini perlu adanya
kerja sama antara Pemerintah pusat, administrator, kepala kantor
wilayah pendidikan, kebudayaan, serta peranan guru dalam
pendidikan.Banyak model yang dapat digunakan dalam pengembangan
kurikulum. Pemilihan suatu model pengembangan kurikulum bukan saja
berdasarkan atas kelebihan dan kebaikan-kebaikannya serta
kemungkinan pencapaian hasil yang optimal, tetapi juga perlu
disesuaikan dengan sistem pengelolaan pendidikan yang dianut serta
konsep pendidikan yang digunakan. Model pengembangan kurikulum
dalam sistem pendidikan dan pengolaan yang sifatnya sentralisasi
berbeda dengan yang desentralisasi. Model pengembangan dalam
kurikulum yang bersifat subjek akademis berbeda dengan kurikulum
humanistik, teknologis dan rekonstruksi sosial.B. Rumusan
MasalahDalam latarbelakang masalah untuk mengetahui pengembangan
kurikulum dalam dunia pendidikan sehingga dapat ditarik permasalah
sebagai berikut:1. Sebutkan jenis jenis kurikulum ?2. Definisi dari
model pengembangan kurikulum serta apa sajakah model- model dalam
pengembangan kurikulum?3. Bagaimana perkembangan kurikulum yang ada
di Indonesia?
C. Pembahasan1. Jenis Jenis Kurikuluma. Separated
CurriculumKurikulum ini dipahami sebagai kurikulum mata pelajaran
yang terpisah satu sama lainnya. Kurikulum mata pelajaran terpisah
berarti kurikulumnya dalam bentuk mata pelajaran yang
terpisah-pisah, yang kurang mempunyai keterkaitan dengan mata
pelajaran lainnya. Pembelajaran bentuk kurikulum ini cenderung
kurang memerhatikan aktivitas siswa, karena yang dianggap penting
adalah penyampaian sejumlah informasi sebagai bahan pelajaran dapat
diterima dan dihafal oleh siswa.b. Correlated CurriculumKurikulum
jenis ini mengandung makna bahwa sejumlah mata pelajaran
dihubungkan antara yang satu dan yang lain sehingga ruang lingkup
bahan yang tercakup semakin luas. kurikulum ini memungkinkan
substansi pembelajaran bisa lebih bermakna dan mendalam
dibandingkan dengan mata pelajaran yang terpisah pisah. Sebagai
contoh, pada mata pelajaran fiqih dapat dihubungkan dengan mata
pelajaran AlQuran dan Hadis.c. Broad Fields CurriculumKurikulum
Board Field kadang-kadang disebut kurikulum fusi. Taylor dan
Alexander menyebutkan dengan sebutan The Board Field of Subject
Matter. Board Fields menghapuskan batas-batas dan menyatukan
pelajaran yang berhubungan dengan erat. ini memiliki keunggulan di
antaranya adalah mata pelajaran akan semakin dirasakan kegunaanya,
sehingga memungkinkan pengadaan mayta pelajaran yang kaya akan
pengertian dan mementingkan prinsip dasar generalisasi. Ada pun
kelemahannya adalah hanya memberikan pengetahuan secara sketsa,
abstrak, kurang logis dari suatu mata pelajaran.Sebagai contoh,
sejarah, geografi, ilum ekonomi dan ilmu politik menjadi Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS).d. Integrated CurriculumKurikulm terpadu
merupakan suatu produk dari usaha pengintegrasian bahan pelajaran
dari berbagai macam pelajaran. Integrasi diciptakan dengan
memusatkan pelajaran pada masalah tertentu yang memerlukan
solusinya dengan materi atau bahan dari berbagai disiplin ata mata
pelajaran. Kurikulum ini memberikan kesempatan pada siswa untuk
belajar secara kelompok maupun secara individu, lebih memberdayakan
masyarakat sebagi sumber balajar, memungkinkan pembelajaran
bersifat individu terpenuhi, serta dapat melibatkan siswa dalam
mengembangkan program pembelajaran.
2. Definisi dan macam model pengembangan kurikulum1. Definisi
model pengembangan kurikulumModel pengembangan kurikulum merupakan
berbagai model dalam pengembangan kurikulum dimana yang didalamnya
berisi berbagai hal tentang alternatif prosedur dalam rangka
mendesain (designing), menerapkan (impelementation), dan
mengevaluasi (evaliatoon) suatu kurikulum. Oleh karena itu, model
pengembangan kurikulum harus dapat menggambarkan suatu proses
sistem perencanaan pembelajaran yang dapat memenuhi berbagai
kebutuhan dan standar keberhasilan dalam pendidikan.2. Macam macam
model pengembangan kurikulum:a. The administrative modelThe
administrative model atau line staff adalah pengembangan kurikulum
yang pelaksanaannya dimulai dari para pejabat tingkat atas pembuat
keputusan atau kebijakan berkaitan dengan pengembangan kurikulum.
Dengan wewenang administrator pendidikan yakni dirjen, direktur,
dan kepala kantor wilayah pendidikan serta kebudayaan kemudian
membentuk suatu tim yang terdiri dari pejabat di bawahnya, dan para
tokoh dari dunia kerja dan perusahaan. Tugas tim atau komisi ini
adalah merumuskan konsep-konsep dasar, landasan-landasan,
kebijaksanaan, dan strategi utama dalam pengembangan kurikulum.
Selanjutnya menyususn kurikulum secara operasional berkaitan dengan
memilih dan menyususn sekuens bahan pengajaran, memilih strategi
pengajaran dan evaluasi, serta menyusun pedoman-pedoman pelaksanaan
kurikulum tersebut bagi guru-guru.b. The grass roots modelModel
pengembangan grass roots ini merupakan lawan dari model
adminitratif. Inisiatif dan pengembangan kurikulum model yang
pertama, yang digunakan dalam sistem pengelolaan
pendidikan/kurikulum yang bersifat sentralisasi, sedangkan model
grass roots akan berkembang dalam sistem pendidikan yang bersifat
desentralisasi. Dalam model pengembangan yang bersifat grass roots
seorang guru, sekelompok guru atau keseluruhan guru di suatu
sekolah mengadakan upaya pengembangan kurikulum.model grass roots
memungkinkan terjadinya kopetisi di dalam meningkatkan mutu dan
sistem pendidikan, yang pada gilirannya akan melahirkan
manusia-manusia yang lebih mandiri dan kreatif.c. Beauchamps
systemModel pengembangan kurikulum beauchamps system, dikembangkan
oleh Beauchamp seorang ahli kurikulum, dan beliau mengemumakan lima
hal dalam pengembangan kurikulum:1. Menetapkan arena atau lingkup
wilayah.Yakni yang dicakup oleh kurikulum, baik dari tingkat
sekolah; kecamatan; kabupaten; propinsi; ataupun seluruh negara.2.
Menetapkan personalia.Yakni orang orang yang mengambil andil dalam
penegembangan kurikulum. Ada empat kategori orang yang turut
berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum, yaitu: para ahli
pendidikan/ kurikulum yang ada pada pusat pengembangan kurikulum,
para ahli pendidikan perguruan tinggi atau sekolah dan guru-guru,
para profesional dalam sistem pendidikan, dan tokoh masyarakat.3.
Organisasi dan prosedur pengembangan kurikulum.Berkenaan dengan
prosedur yang harus ditempuh dalam merumuskan tujuan, memilih isi
pengalaman belajar, serta kegiaatan evaluasi, dalam menentukan
keseluruhan desain kurikulum.4. Implementasi kurikulum.
(melaksanakan kerikulum)5. Evaluasi kurikulum.Mencakup evaluasi
tentang pelaksanaan kurikulum oleh guru-guru, desain kurikulum,
hasil belajar siswa, dan dari keseluruhan sistem kurikulum.d. The
demonstration modelModel pengembangan kurikulum idenya datang dari
bawah (Grass Roots). Semula merupakan suatu upaya inovasi kurikulum
dalam skala kecil yang selanjutnya digunkan dalam skala yang lebih
luas, tetapi dalam prosesnya sering mendapat tantangan atau
keidaksetujuan dari pihak-pihak tertentu. Menurut Smith, Stanley,
dan Shores, ada dua bentuk model pengembangan ini. Pertama;
sekelompok guru dari satu sekolah atau beberapa sekolah yang
diorganisasi dan ditunjuk untuk melaksanakan suatu uji coba atau
eksperimen suatu kurikulum. Kedua; dari bebrapa orang guru yang
merasa kurang puas tentang kurikulum yang sudah ada, kemudian
mereka mengadakan eksperimen, uji coba, dan mengadakan pengembangan
secara mandiri.Ada beberapa kebaikan dalam penerapan model
pengembangan ini, di antaranya adalah : 1) kurikulum ini akan lebih
nyata dan praktis karena dihasilkan melalui proses yang telah diuji
dan diteliti secara ilmiah; 2) perubahan kurikulum dalam skala
kecil atau pada aspek yang lebih khusus kemungkinan kecil akan
ditolak oleh pihak administrator, akan berbeda dengan perubahn
kurikulum yang sangat luas dan kompleks;3) hakikat model
demonstrasi cerskala kecil akan terhindar dari kesenjangan dokumen
dan pelaksanaan di lapangan; 4) model ini akan menggerakkan
inisiatif, kreativitas guru-guru serta memberdayakan sumber-sumber
administrasi untuk memenuhi kebutuhan dan minat guru dalam
mengembangkan program yang baru.e. Rogers interpersonal relations
model.Menurut Rogers manusia berada dalam proses perubahan
(becoming, developing, changing) yang mempunyai kekuatan dan
potensi untuk berkembang sendiri. Guru bukan pemberi informasi
apalagi penentu perkembangan anak, mereka hanyalah pendorong dan
pemelancar perkembangan anak.Ada empat langkah pengembangan
kurikulum model Rogers.a) Pemilihan target dari sistem pendidikanb)
Partisipasi guru dalam pengalaman kelompok intensif.c) Pengembangan
pengalaman kelompok yang intensif untuk satu kelas atau unit
pengajaran.d) Partisispasi orang tua dalam kegiatan kelompok.model
ini berbeda dengan model-model lainnya yakni tidak ada suatu
perencanaan kurikulum tertulis, tetapi yang ada hanyalah rangkaian
kegiatan kelompok.f. Model Hilda TabaHilda Taba mengikuti cara
pengembangan kurikulum yang berlaku secara umum yang mengikut
langkah-langkah sebagai berikut:1. Menentukan tujuan pendidikan2.
Menseleksi pengalaman belajar3. Organisasi bahan kurikulum dan
legiatan belajar4. Evaluasi hasil kurikulumUntuk mengadakan
pembaharuan kurikulum Hilda Taba menganjurkan cara berlainan dengan
yang lazim dilakukan dalam pengembangan kurikulum pada umumnya. Ia
justru memulai satuan pelajaran untuk meningkat kepada kurikulum
yang lengkap, setelah cukup jumlah satuan pelajaran yang
diujicobakan.
3. Model Perkembangan Kurikulum di Indonesiaa) Kurikulum tahun
1964Bersifat tradisonal yaitu pendidikan dan pengajaran dimaksudkan
untuk memberi pelajaran kepada siswa dengan ciri khusus
yakni:Tujuan pembelajaran hanya memberi bekal kepada siswa agar
mampu melanjutkan kejenjang selanjutnya.Pembelajaran hanya
menekankan penguasaan materi saja.Pola pembelajaran satu arah (guru
aktif siswa pasif)Organisasi kurikulumnya bervariasiKhusus untuk
sekolah kejuruan antara teori dan praktik dipisahkan.Mata pelajaran
PAI masuk kedalam pelajaran budi pekerti.b) Kurikulum tahun
1968Mata pelajaran PAI yang awalnya masuk dalam pelajaran budi
pekerti pada tahun 1968 resmi menjadi mata pelajaran sendiri yakni
mata pelajaran PAI karna PKI dibubarkan, sehingga lebih mengarah
kepada Pancasila sebagai dasar Negara RI.c) Kurikulum tahun
1975Adanya kurikulum yang mengajarkan bahwa pembelajran harus
memperhatikan lingkungan yang ada disekitar dimana tempat
pembelajaran dilaksanakan. Kurikulum 1975 mulai mengenal
PPSI(Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional)d) Kurikulum tahun
1984Pola pembelajaran dua arah yakni siswa ikut aktif dalam
mempelajari mata pelajaran tertentu. Kurikulum 1984 mengenal adanya
sistem semester untuk jenjang SMP dan SMA sedangkan SD catur wulan
(cawu).e) Kurikulum tahun 1994Ada pengembangan kurikulum pada tahun
1994 yakni:1. Adanya penerapan muatan lokal2. Konsep link dan match
(keterkaitan dan kesepadanan) antara penddikan dengan dunia
kerja.3. Peningkatan wajib belajar yang awalnya 6 tahun menjadi 9
tahun.f) Kurikulum tahun 1999Karena adanya era reformasi maka
Kurikulum 1999 disebut kurikulum suplemen yaitu adanya pelajaran
yang bisa tetap diajarkan dan ada yang tidak yakni pelajaran P4
(Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila.g) Kurikulum tahun
2004, Kurikulum Berbasis Kopetensi (KBK)Ciri khusus KBK yakni:1.
Lebih memgutamakan kemampuan2. Menekankan bantuan alat3. Evaluasi
lebih menekankan kepada kemampuan atau percepatan masing-masing
siswa.4. Berbasis kinerja: lebih menekankan kinerja.h) Kurikulum
tahun 2006/2007, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)KTSP
memberikan kebebasan pada masing masing sekolah, KTSP memberikan
kebebasan atau otonomi pada tingkat sekolah. Artinya kepada sekolah
dan guru memiliki keluasan dalam mengembangkan kurikulum secara
tepat dan proporsional.
D. KesimpulanBerbagai jenis kurikulum dari baik dari Separated
Curriculum, Correlated Curriculum, Broad Fields Curriculum,
Integrated Curriculum semua itu bertujuan untuk mencapai sistem
belajar mengajar yang efektif dan efisien bagi pendidik dan peserta
didik.Model pengembangan kurikulum merupakan alternatif guna untuk
mendesain (designing), menerapkan (impelementation), dan
mengevaluasi (evaliatoon) suatu kurikulum. Banyak macam model
pengembangan kurikulum yakni: The administrative model, The grass
roots model, Beauchamps system, The demonstration model, Rogers
interpersonal relations model, Model Hilda Taba.Pengembangan
kurikulum di Indonesia dari tahun 1964 sampai dengan tahun
2006/2007 yakni dari kurikulum sistem guru mengajarkan muridnya
dengan sistem satu arah (guru aktif dan murid pasif), mulai
pengenalan sistem semesteran bagi SMP dan SMA dan cawu bagi tingkat
dasar (SD), adanya sistem wajib belajar 9 tahun, kemudian adanya
sistem kurikulum berbasis kopetisi (KBK), sampai pada kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTSP).
DAFTAR PUSTAKAAbdullah Idi, 2011, Pengembangan Kurikulum: Teori
dan Praktik, Ar-Ruzz Media: JogjakartaM. Saekan Muchith, 2011,
PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI, NORA MEDIA ENTERPRISE: Kudus,Nana
Syaodih Sukmadinata, 2000, Pengembangan Kurikulum Teori dan
Praktek, PT REMAJA ROSDAKARYA : Bandung,S. Nasution, 1993,
PENGEMBANGAN KURIKULUM, PT. Citra Aditya Bakti: BandungSukiman
Danang. 2006. Telaah Kurikulum. Pustaka : Jakarta,Haris Kurniawan,
2012, Model Pengembangan Kurikulum, Retrieved 21
September2013,fromhttp://wawanhariskurnia.blogspot.com/2012/12/model-pengembangankurikulum_5.html
MAKALAH PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN
BAB IPENDAHULUANA.Latar Belakang MasalahPendidikannasionalyang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warganegarayang demokratis serta bertanggung jawab.Sehingga
pemerintah menyelenggarakan suatusistempendidikan nasional
sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.Setelah itu adanyaPeraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Peraturan pemerintahinimemberikan arahan tentang perlunya disusun
dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, salah satunya
memuat standar isi yang didalamnya mengatur
tentangpengembangankurikulum.B.Rumusan MasalahBerdasarkan latar
belakang masalah diatas, kami merumuskan rumusan masalah sebagai
berikut.1.Bagaimana pendekatan pengembangan Kurikulum jika dilihat
dari sudut pandang kebijakan pengembangan kurikulum,
pengorganisasian isi kurikulum, orientasi penyusunan
kurikulum?2.Bagaimanakah penerapan model-model pengembangan
kurikulum?3.Bagaimana prosedur umum pengembangan
kurikulum?4.Bagaimanakah fungsi dari kurikulum muatan lokal?
C.Tujuan Penulisan MakalahSejalan dengan rumusan masalah di
atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan
mendeskripsikan:1.Pendekatan pengembangan Kurikulum jika dilihat
dari sudut pandang kebijakan pengembangan kurikulum,
pengorganisasian isi kurikulum, orientasi penyusunan
kurikulum;2.model-model pengembangan kurikulum;3.prosedur umum
pengembangan kurikulum;4.pengertian kurikulum Muatan
Lokal.D.Manfaat Penulisan MakalahMakalah ini disusun dengan harapan
memberikan kegunaan baik secara teoretis maupun secara praktis.
Secara teoretis makalah ini berguna sebagai mengetahui pendekatan,
model, dan prosedur pengembangan kurikulum. Secara praktis makalah
ini diharapkan bermanfaat bagi:1.penulis, sebgai wahana penambah
pengetahuan dan konsep keilmuan khususnya tentang konsep
pendekatan, model, dan prosedur pengembangan kurikulum;2.pembaca,
sebagaimediainformasi tentang konsep pendekatan, model, dan
prosedur pengembangan kurikulum baik secara teoretis maupun secara
praktis.E.Metode PenelitianMetode yang digunakan penulis pada
makalah ini yaitu menggunakan metode kepustakaan, yaitu mencari
sumber dari buku atau media, baik konvensional
maupunelektronik.
BAB IIPEMBAHASAN
A.Pendekatan Pengembangan Kurikulum.1.Sudut pandang kebijakan
pengembangan kurikulum.Somantrie ( dalam
http://dedyamrilismail.blogspot.com) menyatakan bahwa analisis
kebijakan pengembangan kurikulum dilakukan melalui beberapa
tahapan, yaitu :a.Analisiskebutuhan.b.Merumuskan kebutuhan dan
desain kurikulum.c.Menyusun kurikulum, yang memanfaatkan pengalaman
atau kajian para ahli kurikulum. Untuk itu dalam menyusun kurikulum
perlu ditelaah tiga sumber penentuan tujuan yang harus dicapai
sekolah.d.Unsur yang terlibat dalam pengembangan kurikulum.Nana
Syaodih Sukmadinata(Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum-Teori dan
Praktek, 2011, p. 155)mengemukakandalam mengembangkan kurikulum
banyak pihak yang berturut berpartisipasi, yaitu administrator
pendidikan, ahli pendidikan, ahli kurikulum, ahli bidang ilmu
pengetahuan, guru guru dan orang tua murid serta tokoh-tokoh
masyarakat.a.Administator PendidikanTerdiri atas direktur bidang
pendidikan, pusat pengembangan kurikulum, kepala kantor wilayah,
kepala kantor kabupaten, dan kecamatan serta kepala sekolah.
b.Para ahliTerdiri dari ahli pendidikan, ahli kurikulum, dan
ahli bidang studi/ disiplin ilmu.c.Peranan GuruGuru sebagai
perencana, pelaksana, dan pengembang kurikulum di kelasnya. Dia
juga mengolah dan meramu kembali kurikulum dari pusat yang
disajikan di kelasnya.d.Orang tua muridDalam hal ini tidak semua
orang tua berperan aktif hanya saja orang tua yang cukup waktu dan
latar belakang yang memadai. Orang tua dan guru ini saling
bekerjasama. Orang tua mengamati perkembangan anaknya di rumah.
Jadi pada intinya orang tua itu juga sangat berpengaruh untuk
pelaksanaan Kurikulum berjalan dengan sepenuhnya.e.Tokoh- tokoh
masyarakatMungkin sama saja seperti orang tua di rumah. Karena
Orang tua serta tokoh-tokoh masyarakat ini berada di luar sekolah
namun tetap saja peran orang tua lebih kuat dari tokoh-tokoh
masyarakat.f.Beberapa pengaruh terhadap pengembangan
kurikulum.Menurut Dedy Amril Ismail(Ismail, 2009)menurutnya,
pengembangan kurikulum dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik
secara langsung maupun tidak. Pengaruh langsung misalnya datang
dari lembaga eksekutif dan legislatif yang mempunyai kepentingan
dengan kurikulum. Pengaruh tidak langsung datang dari masyarakat
yang merasa langsung atau tidak langsung terlibat atau mempunyai
kepentingan.2.Sudut pandang kebijakan pengorganisasian isi
kurikulum.Pengorganisasian kurikulum berkenaan penjurusan dan ada
juga yang berkenaan dengan isi kurikulum atau bahan ajar.
Pengorganisasian isi kurikulum yang biasa, yaitu yang dikelompokan
berdasarkan mata pelajaran atau biasa disebut seprated subject
curriculum, dan juga pengorganisasian yang bersifat terpadu.Menurut
Rusman(Rusman, 2009, p. 27), organisasi kurikulum harus
mempertimbangkan dua hal: pertama, berguna bagi siswa sebagai
individu yang dididik dalam menjalani kehidupannya dan kedua, isi
kurikulum tersebut harus siap untuk dipelajari siswa. Organisasi
isi kurikulum dilandasi oleh landasan logis dan psikologis.3.Sudut
pandang orientasi penyusunan kurikulum.Menurut Sukadinata(Musthofa,
2012), mengemukakan bahwa pengembangan kurikulum adalah penyusunan
kurikulum yang sama sekali baru (curriculum construction), bisa
juga menyempurnakan kurikulum yang telah ada (curriculum
improvement). Pengembangan kurikulum merupakan penyusunan seluruh
perangkat kurikulum mulai dari dasar, struktur dan sebaran mata
pelajaran, garis-garis besar program pengajaran, hingga pedoman
pelaksanaannya.Hal lain yang berkenaan dengan penjabaran kurikulum
(GBPP) yang telah disusun pusat menjadi rencana dan persiapan
mengajar yang lebih khusus, yang dikerjakan oleh guru, seperti
penyusunan Rencana Tahunan, caturwulan, satuan pelajaran, dan
sebagainya.
B.Model-model Pengembangan Kurikulm.1.Pengembangan Kurikulum
Model HumanistikMempertinggi harkat manusia merupakan dasar
filosofi, dasar teori, dasar evaluasi dan dasar pengembangan
program pendidikan. Peserta didik menjadi subjek yang pusat
kegiatan pendidikan, agar mempunyai kemampuan, potensi dan kekuatan
untuk berkembang. Tugas pendidik hanya menciptakan situasi yang
permisif dan mendorong peserta didik untuk mencari dan
mengembangkan pemecahan sendiri. Kurikulum model humanistik
menjadikan manusia yang bisa menciptakan unsur kreativitas,
spontanitas, kemandirian, kebebasan, aktivitas, pertumbuhan diri,
termasuk keutuhan anak sebagai keseluruhan, minat, dan motivasi
intrinsik.2.Pengembangan Kurikulum Model Subjek AkademikDalam
menyusun kurikulum atau program pendidikan didasarkan pada
sistemisasi disiplin ilmu masing-masing. Pengembangan kurikulum
subjek akademik dilakukan dengan cara menetapkan lebih dahulu mata
pelajaran/mata kuliah apa yang harus dipelajari peserta didik, yang
diperlukan untuk (persiapan) pengembangan disiplin ilmu. Model
kurikulum ini sangat mengutamakan pengetahuan, sehingga pendidikan
diarahkan lebih bersifat intelektual.3.Pengembangan Kurikulum Model
Rekonstruksi SosialDalam menyusun kurikulum atau program pendidikan
keahlian bertolak dari problem yang dihadapi dalam masyarakat,
selanjutnya dengan memerankan ilmu-ilmu dan teknologi, serta
bekerja secara secara kooperatif dan kolaboratif, akan dicarikan
upaya pemecahannya menuju pembentukan masyarakat yang lebih baik.
Kurikulum model ini difokuskan pada problem yang sedang dihadapi
oleh masyarakat. Model kurikulum ini bersumber dari aliran
pendidikan interaksional.4.Pengembangan Kurikulum Model Teknologis
(Sistemis)Kurikulum sebagai model teknologi pendidikan menekankan
pada penyusunan program pengajaran dan rencana pelajaran dengan
menggunakan pendekatan sistem. Program pengajaran ini dapat
menggunakan sistem saja, atau juga dengan alat atau media. Dalam
konteks kurikulum model teknologi, teknologi pendidikan mempunyai
dua aspek, yaknihardwareberupa alat benda keras seperti proyektor,
TV, LCD, radio, dan sebagainya, dansoftwareberupa teknik penyusunan
kurikulum, baik secara mikro maupun makro.
Model-model pengembangan kurikulum menurut beberapa ahli
kurikulum:1.Model Ralph W. TylerMenurut Tyler ada empat tahap yang
harus dilakukan untuk pengembangan kurikuluma.Menentukan tujuan
pendidikanTujuan pendidikan harus menggambarkan perilaku akhir
peserta didik setelah mengikuti program pendidikan, sehingga tujuan
tersebut harus dirumuskan secara jelas agar mempermudah tujuan
untuk dicapai. Arah penentuan tujuan pendidikan ada lima faktor,
yaitu: pengembangan kemampuan berpikir, membantu memperoleh
informasi, sikap kemasyarakatan, minat peserta didik, dan sikap
sosial.b.Menentukan proses pembelajaranAspek yang harus
diperhatikan dalam penentuan proses pembelajaran adalah persepsi
dan latar belakang peserta didik. Dalam proses pembelajaran akan
terjadi interaksi antara peserta didik dengan lingkungan atau
sumber belajar yang tujuannya untuk membentuk sikap, pengetahuan,
dan keterampilan sehingga menjadi perilaku yang utuh.c.Menentukan
organisasi pengalaman belajarDi dalamnya harus mencakup
tahapan-tahapan belajar dan isi atau materi belajar.
Pengorganisasian pengalaman belajar bisa dilakukan baik secara
vertical maupun horizontal, serta memperhatikan aspek
kesinambungan.
d.Menentukan evaluasi pembelajaranJenis penilaian yang akan
digunakan, harus sesuai dengan sifat dari tujuan pendidikan, materi
pembelajaran, proses belajar yang telah ditetapkan sebelumnya,
serta prinsip-prinsip evaluasi yang ada.2.Model John D. Mc
NeilMenurut John D. Mc Neil ada empat macam konsep kurikulum,
yaitu:a.Kurikulum Humanistikb.Kurikulum Rekontruksi
Sosialc.Kurikulum Teknologid.Kurikulum Subjek Akademik3.Menurut
Peter F. OliviaPerencanaan kurikulum terjadi pada berbagai
tingkatan. Kurikulum dapat terlibat pada beberapa tingkat kurikulum
dalam waktu yang sama. Guru yang terlibat dalam perencanaan
kurikulum di tingkat kelas, guru juga yang paling berpartisipasi
dalam kurikulum. Tingkat perencanaan di mana fungsi guru dapat
dikonseptualisasikan sebagai sosok yang ditunjukkan.
C.Prosedur Umum Pengembangan KurikulumDalam pengembangan
kurikulum terdapat dua proses utama yaitu Pedoman Kurikulum dan
Pedoman Instriktusional.1.Pedoman KurikulumPedoman kurikulum
merupakan sebuah susunan untuk menentukan garis besar dari
kurikulum tersebut. Dalam pedoman kurikulum meliputi :a.Latar
Belakang, berisi tentang rumusan falfasah dan tujuan lembaga
pendidikan, populasi yang menjadi sasaran, rasional bidang study
atau mata kuliah, serta struktur organisasi bahan
pelajaran.b.Silabus, mata pelajaran secara lebih terperinci yang
diberikan yaitu ruang lingkup dan urutan penyajiannya.c.Desain
Evaluasi, strategi refisi atau perbaikan kurikulum mengenai bahan
pelajaran dan organisasi bahan dan strategi
instruksionalnya.2.Pedoman InstruktionalPedoman Instruktional
bersubjek kepada pihak pengajar. Pengajar tersebut menguraikan isi
dari pedoman kurikulum hingga lebih mendetail. Hal i