Top Banner
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERINTEGRASI MUSIK PADA PEMBELAJARAN TRANSFORMASI GEOMETRI Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh SANTRI EKA ERAWATI NIM 11140170000047 JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2021
121

pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

Mar 29, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA DENGAN STRATEGI

PROBLEM BASED LEARNING TERINTEGRASI MUSIK PADA

PEMBELAJARAN TRANSFORMASI GEOMETRI

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu

Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

SANTRI EKA ERAWATI

NIM 11140170000047

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2021

Page 2: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi
Page 3: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

i

Page 4: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul Pengembangan Bahan Ajar Matematika Dengan Strategi Problem Based

Learning Terintegrasi Musik Pada Pembelajaran Transformasi Geometri disusun oleh

Santri Eka Erawati dengan NIM 11140170000047, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan Lulus dalam Ujian

Munaqosah pada tanggal 11 Februari 2021 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis

berhak memperoleh gelar sarjana S-1 (S.Pd.) dalam bidang Pendidikan Matematika.

Jakarta, Februari 2021

Panitia Ujian Munaqosah

Tanggal Tanda Tangan

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)

Dr. Gelar Dwirahayu, M. Pd. 8 Maret 2021 NIP. 19790601 200604 2 004 Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Program Studi)

Gusni Satriawati, M. Pd. 8 Maret 2021 NIP. 19780809 200801 2 032

Penguji I

Dr. Abdul Muin, S.Si., M.Pd. 8 Maret 2021 NIP. 19751201 200604 1 003

Penguji II

Khairunnisa, S.Pd., M.Si. NIP. 19810404 200901 2 013

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Dr. Sururin, M. Ag.

NIP 19710319 199803 2 001

Page 5: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi
Page 6: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

i

ABSTRAK

SANTRI EKA ERAWATI (11140170000047). Pengembangan Bahan Ajar

Matematika Dengan Strategi Problem Based Learning Terintegrasi Musik Pada

Pembelajaran Transformasi Geometri. Skripsi, Jurusan Pendidikan Matematika,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2021.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar matematika dengan

strategi problem based learning terintegrasi musik pada materi transformasi geometri

untuk SMK Musik kelas XI. Modul terdiri dari empat kegiatan belajar yaitu: 1)

memetakan notasi balok pada bidang kartesius; 2) translasi; 3) refleksi terhadap

sumbu ; dan 4) refleksi terhadap sumbu . Metode penelitian menggunakan

penelitian dan pengembangan (research and development) dengan model

pengembangan ADDIE dengan tahapan: 1) tahap analysis (analisis); 2) tahap design

(rancangan); 3) tahap development (pengembangan); 4) tahap implementation

(implementasi); dan 5) tahap evaluation (evaluasi). Bahan ajar ini sudah divalidasi

oleh 7 orang validator yang terdiri dari 5 ahli dan 2 praktisi. Aspek yang divalidasi

meliputi aspek isi, penyajian, bahasa dan strategi problem based learning terintegrasi

musik. Berdasarkan hasil validasi, modul ini memiliki kualitas yang baik dengan

rata-rata hasil penilaian 76,20%. Begitupun respon siswa menunjukkan kualitas yang

baik dengan rata-rata 71,35%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bahan ajar berupa

modul ini layak untuk digunakan sebagai penunjang pembelajaran matematika di

SMK Musik.

Kata Kunci: Modul. Strategi Problem Based Learning Terintegrasi Musik.

Transformasi Geometri. Model Pengembangan ADDIE

Page 7: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

ii

ABSTRACT

SANTRI EKA ERAWATI (11140170000047). Developing Mathematics Teaching

Materials With Integrated Music Problem Based Learning Strategy In Learning

Geometric Transformation, Faculty of Tarbiyah and Teachers Training, Syarif

Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2021.

The aims of the research is to develop mathematics teaching material with integrated

music problem based learning strategy in learning geometric transformation for 11th

grade music vocational high schools. The module consist four learning activities: 1)

map the music notation in a plane Castesian coordinate; 2) translation; 3) reflection

accross the -axis; and 4) reflection accross the -axis. The method used in this

study is research and development methods with ADDIE Development Model with

the following stages: 1) analysis; 2) design; 3) development; 4) implementation; and

5) evaluation. This teaching materials go through validation process with 7 validator

(5 expert and 2 practitioners). The validation process measured aspect of the

content, presentation, language and music integrated problem based learning

strategy. The results from expert validation show that the module is in the proper

criteria with assessment percentage 76, 20%. Students respon tomodule also in the

proper criteria with assessment percentage 71,35%. The conclution of the research

is that the teaching material is suitable to be used as a support for mathematics

learning in music vocational high schools.

Keywords: Module. Music Integrated Problem Based Learning Strategy. Geometric

Transformation. ADDIE Development Model.

Page 8: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirrabilalamin. Tiada lain dan tiada bukan, syukur yang

mendalam dan tak pernah hentinya tercurahkan kepada Allah SWT. zat yang maha

melihat, maha mendengar, dan maha mengetahui. Shalawat serta salam tercurahkan

kepada guru, motivator, penyemangat umat yakni Nabi Muhammad SAW. yang

karenanyalah, peneliti mampu memetakan akal yang tepat dan terbimbing sehingga

mampu memengaruhi kehidupan peneliti sampai saat ini.

Selama penelitian skripsi ini, peneliti menyadari banyak hal yang dialami,

namun dengan doa, bantuan dan semangat dari berbagai pihak peneliti mampu

menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, peneliti ucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Sururin, M. Ag., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Gelar Dwirahayu, M. Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Gusni Satriawati, S. Ag., M.Pd., Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Maifalinda Fatra, M.Pd., Ph.D., selaku Dosen Pembimbing I dan Finola Marta

Putri, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberi waktu,

bimbingan, arahan, motivasi dan semangat dalam membimbing peneliti.

5. Dr. Tita Khalis Maryati, M. Kom., Khamida Siti Nur Atiqoh, M. Pmat., Bu Intan

Lailani, S.Si. dan Pak Julian Pranata (Kak Mujazz) selaku validator yang telah

memberikan saran dalam pengembangan bahan ajar matematika pada penelitian.

6. Drs. Dindin Sobiruddin, M. Kom., selaku Dosen Pembimbing Akademik dan

juga validator bahan ajar peneliti. Terimakasih telah membantu peneliti serta

memberikan waktu, bimbingan, dan motivasi selama peneliti berkuliah.

7. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, terkhusus Jurusan Pendidikan Matematika yang telah

memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada peneliti.

8. Kepala SMK Musik Perguruan Cikini beserta seluruh guru dan karyawan yang

telah membantu pelaksanaan penelitian.

Page 9: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

iv

9. Terima kasih yang tak kunjung usai untuk kedua orang tua peneliti, Ayah dan

Ibu yang tak pernah lelah mencurahkan kasih sayang, dukungan, mendoakan dan

menanti peneliti untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

10. Seluruh rekan sejawat Pendidikan Matematika 2014, kakak-kakak senior, dan

adik-adik di PMTK. Terimakasih karena sudah hadir. Terimakasih juga kepada

Keluarga Besar HMI Komisariat Tarbiyah Cabang Ciputat, terima kasih karena

HMI telah menghiasi masa kuliah peneliti

11. Keluarga Besar Paduan Suara Mahasiswa (PSM) UIN Jakarta, yang karenanya

peneliti mampu memahami musik sebagai teori yang utuh, bukan hanya sebagi

penikmat namun pelaku seni itu sendiri.

12. Om Bagus, Dewan Wali, Alumni, dan keluarga KAHFI BBC Motivator School.

Syukur yang tiada henti peneliti haturkan karena telah menjadi tempat belajar

terbaik merubah cara peneliti memandang kehidupan.

13. Sahabat yang tak hentinya menyemangati, dear Qory, Lisa, Anggun, Ratih,

Kimah, Uyun, Diwani, Anis, Olla, Nadya, Kak Tina, Hawa dan Afrilia (Kak

Opera). Terimakasih telah menjadi tempat berpulang paling asik selama peneliti

di Ciputat.

14. Semua pihak yang namanya tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu. Semoga

Allah selalu melimpahkan rahmat-Nya dan diberikan perlindungan di dunia

maupun di akhirat kelak.

Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna,

untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan saran guna sempurnanya skripsi ini.

Peneliti dapat dihubungi melalui email [email protected].

Jakarta, Februari 2021

Peneliti

Santri Eka Erawati

Page 10: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................... i

ABSTRACT .............................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. LATAR BELAKANG ................................................................................. 1

B. IDENTIFIKASI MASALAH ...................................................................... 9

C. PEMBATASAN MASALAH ..................................................................... 9

D. PERUMUSAN MASALAH ....................................................................... 9

E. SPESIFIKASI PRODUK YANG DIHASILKAN .................................... 10

F. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN .......................................... 10

BAB II DESKRIPSI TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL ........... 11

A. DESKRIPSI TEORITIK ........................................................................... 11

1. BAHAN AJAR .......................................................................................... 11

2. MODUL .................................................................................................... 12

3. STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERINTEGRASI MUSIK 14

B. HASIL PENELITIAN RELEVAN ........................................................... 26

C. KERANGKA BERPIKIR ......................................................................... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 30

A. MODEL PENGEMBANGAN .................................................................. 30

B. PROSEDUR PENGEMBANGAN ........................................................... 30

1. ANALYSIS (ANALISIS) ............................................................................ 31

2. DESIGN (RANCANGAN) ....................................................................... 31

3. DEVELOPMENT (PENGEMBANGAN) ................................................. 32

4. IMPLEMENTATION (IMPLEMENTASI) ............................................... 32

Page 11: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

vi

5. EVALUATION (EVALUASI) ................................................................... 33

C. DESAIN UJI COBA ................................................................................. 34

D. SUBJEK UJI COBA ................................................................................. 35

E. INSTRUMEN PENILAIAN ..................................................................... 35

F. TEKNIK ANALISIS DATA ..................................................................... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 44

A. DESKRIPSI HASIL PENGEMBANGAN ............................................... 44

1. Analysis (Analisis) ..................................................................................... 44

2. Design (Rancangan) .................................................................................. 46

3. Development (Pengembangan) ................................................................. 49

4. Implementation (Implementasi) ................................................................. 60

5. Evaluation (Evaluasi) ................................................................................ 61

B. DESKRIPSI DAN ANALISA DATA HASIL UJI COBA ....................... 62

1. Validitas Bahan Ajar Oleh Ahli ................................................................ 62

2. Respon Siswa terhadap Bahan Ajar .......................................................... 66

C. KAJIAN PRODUK AKHIR ..................................................................... 69

D. KETERBATASAN PENELITIAN ........................................................... 69

BAB V PENUTUP ............................................................................................ 71

A. KESIMPULAN ......................................................................................... 71

B. SARAN ..................................................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 73

Page 12: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tahap Strategi Problem Based Learning Menurut Eggen & Kauchak . 18

Tabel 2.2 Sintaks Strategi Problem Based Learning Menurut Trianto ................. 19

Tabel 2.3 Sintaks Strategi Problem Based Learning Penelitian .......................... 19

Tabel 2.4 Nama Nada/Tanda Istirahat ................................................................. 22

Tabel 2.5 Aktivitas Pembelajaran Matematika Terintegrasi Musik ..................... 24

Tabel 3.1 Aktivitas Model ADDIE Dalam Penelitian .......................................... 33

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Validasi Ahli ........................................................ 36

Tabel 3.3 Instrumen Validasi Ahli Aspek Isi ........................................................ 37

Tabel 3.4 Instrumen Validasi Ahli Aspek Penyajian ........................................... 38

Tabel 3.5 Instrumen Validasi Ahli Aspek Bahasa ............................................... 39

Tabel 3.6 Instrumen Validasi Ahli Aspek Strategi Problem Based Learning

Terintegrasi Musik ............................................................................... 40

Tabel 3.7 Kisi-Kisi Instrumen Validasi Siswa ...................................................... 41

Tabel 3.8 Aturan Pemberian Skor ........................................................................ 42

Tabel 3.9 Range dan Kriteria Kualitas Produk .................................................... 43

Tabel 3.10 Range Persentasi dan Kriteria Kualitas Produk ................................. 43

Tabel 4.1 Kompetensi Inti & Kompetensi Dasar Materi Transformasi Geometri 46

Tabel 4.2 Indikator Modul ................................................................................... 47

Tabel 4.3 Revisi Bahan Ajar Modul .................................................................... 53

Tabel 4.4 Hasil Validasi Bahan Ajar Oleh Ahli ................................................... 63

Tabel 4.5 Hasil Validasi pada Aspek Isi .............................................................. 63

Tabel 4.6 Hasil Validasi Pada Aspek Penyajian ................................................... 64

Tabel 4.7 Hasil Validasi pada Aspek Bahasa ....................................................... 65

Tabel 4.8 Hasil Validasi pada Aspek Strategi Problem Based Learning Terintegrasi

Musik ................................................................................................... 65

Tabel 4.9 Indikator Subaspek Komponen Strategi Problem Based Learning ..... 66

Tabel 4.10 Hasil Respon Siswa Terhadap Bahan Ajar ........................................ 67

Page 13: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Garis Paranada................................................................................... 21

Gambar 2.2 Ilustrasi Skala C Mayor ..................................................................... 22

Gambar 2.3 Kerangka Berpikir ............................................................................ 29

Gambar 4.1 Soal Latihan Siswa ........................................................................... 44

Gambar 4.2 Integrasi Musik dan Matematika Menurut Henandez & Riggs ........ 48

Gambar 4.3 Sampul Modul Transformasi Geometri ............................................ 49

Gambar 4.4 Kata Pengantar, Daftar Isi dan Peta Konsep ..................................... 50

Gambar 4.5 Pendahuluan ...................................................................................... 51

Gambar 4.6 Kegiatan Belajar 1-4 ......................................................................... 51

Gambar 4.7 Kunci Jawaban, Glosarium dan Daftar Pustaka ............................... 52

Gambar 4.8 Dokumentasi Proses Implementasi di Kelas XI SMK Musik Perguruan

Cikini ................................................................................................. 61

Page 14: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Nama Validator & Surat Permohonan Validator .................. 77

Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Penelitian .................................................... 78

Lampiran 3 Hasil Validasi Ahli ............................................................................ 79

Lampiran 4 Hasil Perhitungan Validasi Ahli ........................................................ 93

Lampiran 5 Hasil Perhitungan Penilaian Ahli Tiap Aspek ................................... 95

Lampiran 6 Hasil Respon Siswa Melalui Google Form ....................................... 97

Lampiran 7 Perhitungan Data Respon Siswa ........................................................ 98

Lampiran 8 Uji Referensi ...................................................................................... 99

Lampiran 9 Hasil Uji Plagiasi ............................................................................. 107

Lampiran 10 Modul............................................................................................. 108

Page 15: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia diperkirakan akan mengalami bonus demografi, yakni jumlah

penduduk usia produktif (berusia 15-34 tahun) lebih banyak dibandingkan

penduduk usia tidak produktif pada tahun 2030-2040.1 Pada periode tersebut,

penduduk usia produktif diprediksi mencapai 64 persen dari total jumlah

penduduk sebesar 297 juta jiwa.2 Agar Indonesia dapat memetik manfaat

maksimal dari bonus demografi, ketersediaan sumber daya manusia usia

produktif harus diimbangi dengan peningkatan kualitas dari sisi pendidikan dan

keterampilan, termasuk kaitannya dalam menghadapi keterbukaan pasar tenaga

kerja.3 Namun dari berbagai kajian, baik yang berskala antarbangsa ataupun

kebangsaan jelas menunjukkan bahwa kualiti pendidikan di Indonesia masih

perlu diberi perhatian.

Hal ini dapat dilihat dari Human Development Index (HDI) yang

dikeluarkan oleh UNDP (United Nations Development Program). Salah satu

indikator dalam menentukan HDI ialah kualitas pendidikan suatu negara dari

sekolah dasar hingga menengah. Pada tahun 2016, Indonesia menempati

peringkat ke 113 dari 188 dengan nilai 0,703 dari nilai ideal satu.4 Pada tahun

2017, Indonesia menempati peringkat ke 116.5 Tertinggal dari negara Filipina

yang menempati peringkat ke 113.6 Sedangkan hasil HDI Indonesia pada tahun

2018 sebesar 0,712 dan 0,718 untuk hasil HDI di tahun 2019 di bawah rata-rata

0,747 untuk negara Asia Barat dan Asia Pasifik.7

1 Siaran Pers Kementerian PPN/Bappenas, Bonus Demografi 2030-2040: Strategi

Indonesia Terkait Ketenagakerjaan & Pendidikan, 2017 2 Ibid.

3 Ibid.

4 Human Development Report 2016, Briefing note for countries on the 2016 Human

Development Report, (UNDP: 2016) h. 199 5 Human Development Indices and Indicactors: 2018 Statistical Update, diakses pada

tanggal 31 Agustus 2019 (http://hdr.undp.org/sites/all/themes/hdr_theme/country-notes/IDN.pdf) 6 Ibid.

7 Human Development Report 2020, The Next Frontier: Human Development and the

Anthropocene. Briefing note for contries on the 2020 Human Development Report: Indonesia, UNDP,

Page 16: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

2

Tidak hanya itu, berdasarkan pemetaan The Learning Curve yang dirilis

oleh firma pendidikan Pearson, Indonesia termasuk 10 negara berkinerja

terendah pada tahun 2013.8 Pada hasil pemetaan tersebut, Indonesia menduduki

peringkat terakhir dari 40 negara.9

Menyikapi hal tersebut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia

(Mendikbud) Periode 2019-2024, Nadiem Makarim pada rapat koordinasi

bersama Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota pada tanggal 11

Desember 2019 menjelaskan mengenai empat kebijakan pembelajaran nasional

yang disebut sebagai program Merdeka Belajar.10

Merdeka Belajar menyoroti

empat aspek yakni mengenai: (1) Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN),

(2) Ujian Nasional (UN), (3) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan (4)

Peraturan Penerimaan Siswa Baru (PPDB) Zonasi.11

Ujian Nasional akan diubah menjadi Asesmen Kompetensi Minimum dan

Survei Karakter di tahun 2021, ujian dilakukan pada siswa yang berada di tengah

jenjang sekolah (misalnya kelas 4, 8, 11) sehingga mendorong guru dan sekolah

untuk memperbaiki mutu pembelajaran dan tidak bisa digunakan untuk basis

seleksi siswa ke jenjang selanjutnya.12

Ujian dilakukan mengacu pada level

internasional seperti PISA (Programme International for Student Assesment)

dan TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study).13

Aspek

yang dinilai dalam Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter yaitu

dari segi, (1) literasi, (2) numerasi dan (3) karakter.14

Aspek literasi dilihat dari

kemampuan individu untuk memformulasikan, menggunakan dan menafsirkan

diakses pada tanggal 5 September 2020 (http://hdr.undp.org/sites/all/themes/hdr_theme/country-

notes/IDN.pdf) 8 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Gawat Darurat Pendidikan

Indonesia, 2014. 9 Ibid.

10 Kompas. 4 Gebrakan Merdeka Belajar Mendikbud Nadiem, Termasuk Penghapusan UN!,

diakses pada tanggal 12 Januari 2020 di https://edukasi.kompas.com/read/2019/12/11/13091211/4-

gebrakan-merdeka-belajar-mendikbud-nadiem-termasuk-penghapusan-un?page=all 11

Ibid., 12

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Merdeka Belajar 11 Desember 2019 Rapat

Koordinasi dengan Kepala Dinas Pendidikan Seluruh Indonesia, diakses pada tanggal 12 Januari

2020 di

https://pendidikan.kulonprogokab.go.id/files/20191210%20Merdeka%20Belajar_vFINAL2.pdf 13

Ibid., 14

Ibid.,

Page 17: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

3

matematika dalam berbagai konteks.15

Sedangkan, numerasi dilihat dari

kemampuan bernalar menggunakan matematika, karakter berupa pembelajaran,

gotong royong, kebhinekaan dan perundungan.16

Aspek Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter yang diusung

dalam program Merdeka Belajar secara tidak langsung, membuat siswa harus

mengembangkan pula kehidupan pribadinya. Aspek kepribadian yang

dikembangkan berkenaan dengan kehidupan sosial, budaya, agama, seni,

ekonomi, ilmu dan teknologi.

Menurut Gardner dalam Fuad, ada sembilan aspek yang berpotensi untuk

dikembangkan oleh setiap anak yang lahir tanpa disertai oleh cacat fisik di

otaknya.17

Sembilan aspek kecerdasan tersebut biasa dikenal dengan multiple

intelligence yakni: (1) kecerdasan gambar atau spasial, (2) kecerdasan

interpersonal, (3) kecerdasan kinestetik atau fisik, (4) kecerdasan verbal-bahasa,

(5) kecerdasan intrapersonal-mengenal diri sendiri, (6) kecerdasan musikal, (7)

kecerdasan mempelajari alam, (8) kecerdasan logika-matematika, dan (9)

kecerdasan spiritual.18

Selain paradigma mengenai multiple intelligence yang dipaparkan oleh

Gardner, Sperry memaparkan teori mengenai belahan otak yang terkenal dengan

istilah otak kanan dan otak kiri (OKA-OKI).19

Eksperimen terhadap dua belahan

tersebut menunjukkan bahwa masing-masing belahan otak bertanggungjawab

terhadap cara berpikir, dan masing-masing mempunyai spesialisasi dalam

kemampuan-kemampuan tertentu, walaupun ada proses persilangan dan

interaksi antara kedua belahan otak.

15

Sari, Rosalia Hera Novita, Literasi Maetmaika: Apa, Mengapa dan Bagaimana?, Seminar

Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UNY 2015, h. 714 16

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Op.cit. 17

Muskinul Fuad, Teori Kecerdasan, Pendidikan Anak, dan Komunikasi Dalam Keluarga,

Jurnal Dakwah & Komunikasi (Komunika) Vol. 6 No. 1 Januari – Juni 2012 18

Ibid., 19

People and Discoveries, Roger Sperry, diakses pada tanggal 19 Januari 2020 di

http://www.pbs.org/wgbh/aso/databank/entries/bhsper.html

Page 18: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

4

Menurut Lucy & Rizky dalam Niswani & Asdar diperkirakan hampir 90%

pembelajaran di sekolah dominan pada belahan otak kiri.20

Seringkali siswa

merasa bosan ketika guru menerangkan di depan kelas, hal ini disebabkan otak

kiri siswa dipacu kinerjanya, sementara otak kanannya menganggur tanpa

aktivitas.21

Padahal kemampuan otak kanan secara keseluruhan sebesar 88-90%

dari total kapasitas otak, sementara otak kiri hanya 10-12%. Sehingga, otak

kanan mampu merekam dengan cepat dan hasilnya akan disimpan lebih lama

dalam memori otak.22

Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan dengan siswa di SMK

Musik Cikini, siswa cenderung memandang bahwa matematika dan musik tidak

ada kaitan sama sekali. Bahkan, siswa yang memiliki bakat musik merasa

dirinya tidak ahli dalam matematika. Namun jika peneliti amati tokoh-tokoh

matematikawan dunia, mereka yang ahli dalam matematika atau memiliki

kecerdasan logika-matematika juga memiliki kecerdasan musikal yang tinggi.

Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa tokoh-tokoh matematikawan dunia

mampu menyeimbangkan kinerja otak kanan dan otak kirinya. Hal serupa

ditunjukan melalui hasil penelitian yang dilakukan Gouzouasis, Guhn dan

Kishor meneliti 150.000 siswa SMA, dalam penelitan tersebut menunjukan

kaitan yang signifikan antara nilai musik siswa dengan berbagai subjek

pelajaran, terkhusus matematika.23

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada Guru Matematika

yang mengajar di SMK Musik Perguruan Cikini, pembelajaran matematika yang

dilakukan sama sekali tidak melibatkan musik di dalamnya. Padahal

karakteristik yang dimiliki SMK berbeda dengan SMA. Pencapaian standar

kompetensi yang telah ditetapkan oleh industri, dunia usaha, asosiasi profesi,

maka substansi diklat di SMK dikemas dalam berbagai pendidikan dan pelatihan

20

Niswani & Asdar, The Effectiveness of Brain Based Learning Model Using Scientific

Approach in Mathematics Learning Of Grade VII Students At SMPN 4 Sungguminasa in Gowa

District, Jurnal Daya Matematis, Vol. 4 No. 3 Desember 2016, h. 350 21

Ibid., h. 350 22

Ibid., 23

P. Gouzouasis, M. Guhn, N. Kishor. The predictive relationship between achievement and

participation in music and achievement in core grade 12 academic subjects. Music Education

Research, 9(1), 2007, h. 84

Page 19: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

5

diklat yang dikelompokkan dan diorganisasikan menjadi program normatif,

adaptif, dan produktif. Program normatif dan adaptif merupakan pelajaran non

kejuruan yang diberikan kepada siswa sebagai penunjang kemampuan produktif.

Program adaptif adalah pembelajaran kejuruan berupa kemampuan khusus yang

diberikan kepada siswa sesuai dengan keahlian yang dipilih. Matematika

merupakan salah satu pembelajaran yang termasuk ke dalam program adaptif.

Salah satu materi matematika yang penting untuk dipelajari oleh siswa

ialah materi transformasi geometri. Materi transformasi geometri merupakan

materi prasyarat untuk mempelajari materi selanjutnya yakni komposisi

transformasi. Bukan hanya menjadi prasyarat untuk materi selanjutnya, materi

transformasi geometri juga berelasi dengan kehidupan sehari-hari, khususnya

musik. Menurut Song dkk. dalam komposisi sebuah lagu, kerapkali tanpa

disadari komposer menggunakan transformasi geometri sebagai metode yang

digunakan untuk mengaransemen sebuah lagu.24

Penerapan materi transformasi geometri dalam komposisi lagu khususnya

di sekolah telah dilakukan oleh Hernandez dan Riggs. Kegiatan pembelajaran

tersebut merupakan kolaborasi antara guru matematika dan guru musik di

NCSSM (North Carolina School of Science and Mathematics) dalam video

berjudul “Math and Music: An Interdisciplinary Approach to Tranformations of

Functions”.25

Pembelajaran yang dilakukan memaparkan mengenai keterkaitan

materi transformasi geometri dengan musik.

Hadirnya musik dalam proses pembelajaran tentunya memiliki pengaruh

yang kuat.26

Penelitian menunjukkan bahwa belajar akan lebih mudah dan cepat

jika siswa dalam kondisi santai dan reseptif.27

Dengan hadirnya musik tentunya

siswa akan berada pada kondisi yang santai sehingga menunjang proses

pembelajarannya yang efektif.

24

Song A. An, Daniel A. Tillman, & Lawrence M. Lesser, The HiddenMusicality of Math

Class: A Transdisciplinary Approach to Mathematics Educationi, Springer International Publishing

AG 2018 h. 27 25

NCSSM, Math and Music: An Interdiciplinary Approach to Tranformations of Functions,

Diakses pada tanggal 19 Januari 2020 di https://www.youtube.com/watch?v=k37m3jse9_A 26

Ratna Supradewi, Otak, Musik, dan Proses Belajar, Buletin Psikologi, Vol. 18 No. 2, 2010:

58 – 68, h. 59 27

Ibid.

Page 20: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

6

Beberapa penelitian menunjukkan perkembangan siswa dengan

pembelajaran matematika terintegrasi musik memiliki beberapa kelebihan yakni

memotivasi siswa untuk mengerjakan soal yang lebih menantang,28

, siswa

mampu melihat lebih jauh kaitan dalam konsep matematika29

, keterlibatan siswa

lebih efektif dan memotivasi siswa untuk memiliki alasan kuat memahami

materi30

, menyajikan suasana pengajaran yang minim kesenjangan bahasa dan

budaya31

, meningkatkan kemampuan akademik dalam matematika32

,

mengembangkan kepercayaan diri pada guru untuk kemampuan pedagogik

matematik33

. Dalam konteks pembelajaran matematika untuk siswa SMK

khususnya kejuruan Musik, dengan pembelajaran terintegrasi musik mampu

membuat siswa melihat kaitan musik dalam konsep matematika.

Salah satu strategi pembelajaran yang dapat mengaitkan antara musik dan

matematika yakni dengan Strategi Problem Based Learning, hal ini berdasarkan

pendapat Arends dalam Trianto yang memaparkan bahwa pembelajaran

berdasarkan masalah (Problem Based Learning) memiliki karakteristik yakni:

(1) mengorientasikan siswa kepada masalah autentik dan menghindari

pembelajaran terisolasi, (2) berpusat pada siswa dalam jangka waktu lama, (3)

menciptakan pembelajaran interdisiplin, (4) penyelidikan masalah autentik yang

terintegrasi dengan dunia nyata dan pengalaman praktis, (5) menghasilkan

produk/karya dan memamerkannya, (6) mengajarkan kepada siswa untuk

mampu menerapkan apa yang mereka pelajari di sekolah dalam kehidupannya

28

I. Chahine & M. Montiel, Teaching modelling in algebra and geometry using musical

rhythms: Teachers perceptions on effectiveness, Journal of Mathematics Education, 8 (2), 2015, h. 126 29

S.A An, S.A, Tillman D, Shaheen A, & Boren R. Preservice teachers perception about

teaching mathematics through music, Journal of Interdisciplinary Teaching and Learning. 4 (3), 2014,

h. 159 30

W. Robertson & L. M. Lesser, Scientific skateboarding and mathematical music:

Edutainment that actively engages middle school students, European journal of Science and

Mathematics Education, J (2), 2013, h. 67 31

C. A. Kalinec-Craig, Uncovering the mathematical challanges and connection when using

mariachi music as a representation for teaching equivalent fractions, Journal of Mathematics

Education 8(2), 2015, h. 3 32

G. Pinnock, Using live reggae instrumental acoustic music to influence students

matehmatics test scores, Journal of Mathematics Education 8(2), h. 115 33

S. A. An, D. Tillman & C. Paez, Music-themed mathematics education as a strategy for

improving elementary preservice teachers mathematics pedagogy and teaching self-efficacy, Journal

of Mathematics Education at Teachers Colllege, 6 (1), 2015, h. 9.

Page 21: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

7

yang panjang, (7) pembelajaran terjadi pada kelompok kecil (kooperatif), (8)

guru berperan sebagai fasilitator, motivator dan pembimbing, (9) masalah

diformulasikan untuk memfokuskan dan merangsang pembelajaran, (10)

masalah adalah kendaraan untuk pengembangan keterampilan pemecahan

masalah, dan (11) informasi baru diperoleh lewat belajar mandiri.34

Pada poin

ketiga menunjukkan bahwa dengan strategi problem based learning mampu

menciptakan pembelajaran interdisipliner. Pembelajaran interdisipliner menurut

Chanifudin, ialah pendekatan dalam pemecahan suatu masalah dengan

menggunakan tinjauan berbagai sudut pandang ilmu serumpun yang relevan

secara terpadu.35

Oleh karena itu, strategi problem based learning mampu

menunjang pembelajaran interdisipliner antara musik dan matematika.

Tidak hanya strategi yang tepat, proses pembelajaran yang optimal dapat

terjadi dengan baik melalui bahan pembelajaran yang tepat. Namun berdasarkan

wawancara yang dilakukan kepada guru Matematika SMK Musik Cikini,

menunjukkan bahan ajar yang digunakan guru berupa buku pelajaran dan LKS

yang tidak menggunakan strategi pembelajaran tertentu ataupun mengaitkannya

dengan musik yang menjadi fokus kejuruan yang dipilih.

Pentingnya pengembangan bahan ajar yang bersesuaian dengan

karakteristik siswa, SK dan KD atau tujuan, strategi pembelajaran, instrumen

penilaian, bahan pembelajaran lain, dan teknik evaluasi seharusnya membuat

guru menjadi agen utama dalam mendesain dan mengembangkan

pembelajaran.36

Secara teknis, bahan pembelajaran dapat didesain sebagai

representasi penjelasan guru, dosen, atau instruktur di depan kelas di samping

berperan sebagai pedoman kegiatan pembelajaran termasuk target dan sasaran

yang hendak dicapai.37

34

Trianto Ibnu Badar Al Tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, Dan

Kontekstual: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum 2013 (Kurikulum Tematik

Integratif/TKI), Jakarta: Prenadamedia Group, h.68 35

Chanifudin, Pendekatan Interdisipliner: Tata Kelola Pendidikan Islam di Tengah

Kompleksitasi, Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 05, Januari 2016 h. 1277 36

Muhammad Yaumi, Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran: Disesuaikan Dengan

Kurikulum 2013 Edisi Kedua, Jakarta: Kencana, 2013 Cet. 3, h. 275 37

Ibid., h. 273

Page 22: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

8

Namun, menurut Yamin walaupun pengembangan bahan ajar dan

penggunaannya begitu penting dalam proses pembelajaran, ketersediaan bahan

pembelajaran masih sangat terbatas apa lagi jika dibandingkan dengan

pengembangan bahan pembelajaran cetak, produk teknologi audio, visual, video,

dan sistem jaringan yang dikembangan di negara-negara maju.38

Hal inilah yang

membuat peneliti tergerak untuk melakukan penelitian mengenai

pengembangan bahan ajar pembelajaran.

Bahan ajar yang akan dihasilkan dalam penelitian ini menggunakan

prosedur pengembangan ADDIE (Analyze, Design, Development,

Implementation and Evaluation). Pemilihan model pengembangan ini dipilih

karena model ini sederhana dan mudah dipelajari serta strukturnya yang

sistematis. Model ADDIE ini terdiri dari 5 komponen yang saling berkaitan dan

terstruktur secara sistematis yang artinya dari tahapan pertama sampai tahapan

kelima dalam pengaplikasiannya harus secara sistematik dan tidak bisa diurutkan

secara acak.

Minimnya pengembangan bahan ajar serta pentingnya mengaitkan musik

dengan matematika untuk pembelajaran kejuruan terkait, serta tepatnya

penggunaan Strategi Problem Based Learning untuk menunjang integrasi

matematika dan musik, membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul Pengembangan Bahan Ajar Matematika Dengan Strategi

Problem Based Learning Terintegrasi Musik Pada Pembelajaran

Transformasi Geometri.

38

Ibid., h. 273

Page 23: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

9

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah-masalah yang

teridentifikasi adalah sebagai berikut.

1. Guru tidak menggunakan strategi pembelajaran matematika yang

mengaitkannya dengan kejuruan yang dipilih.

2. Belum adanya penelitian pengembangan bahan ajar dengan strategi Problem

Based Learning Terintegrasi Musik

3. Pentingnya pemanfaatan bahan ajar berupa modul matematika.

C. PEMBATASAN MASALAH

Adapun batasan dari permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini

adalah:

1. Materi Transformasi yang disajikan dibatasi pada; a) translasi; b) refleksi

terhadap sumbu ; c) refleksi terhadap sumbu .

2. Bahan ajar yang digunakan yaitu berupa modul pembelajaran matematika

terintegrasi musik dengan strategi Problem Based Learning.

3. Model pengembangan produk yang digunakan adalah model pengembangan

ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation).

D. PERUMUSAN MASALAH

Berkaitan dengan latar belakang masalah yang telah dijabarkan peneliti,

dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana mengembangkan bahan ajar dengan strategi Problem Based

Learning terintegrasi musik pada pembelajaran transformasi geometri?

2. Bagaimana tingkat kelayakan bahan ajar dengan strategi Problem Based

Learning terintegrasi musik pada pembelajaran transformasi geometri?

Page 24: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

10

E. SPESIFIKASI PRODUK YANG DIHASILKAN

Pada penelitian pengembangan ini, produk yang dihasilkan berupa modul

kelas XI SMK Musik pada pokok bahasan transformasi geometri dengan

spesifikasi produk yang dikembangkan adalah sebagai berikut:

1. Bahan ajar didesain secara khusus menggunakan strategi problem based

learning terintegrasi musik.

2. Bahan ajar ini didesain agar siswa dapat menggunakan modul secara

mandiri.

3. Bahan ajar ini didesain dengan 5 kegiatan belajar.

F. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, tujuan dari penelitian ini

adalah:

1. Mengembangkan bahan ajar dengan strategi Problem Based Learning

terintegrasi musik pada pembelajaran transformasi geometri.

2. Mengetahui tingkat kelayakan bahan ajar dengan strategi Problem Based

Learning terintegrasi musik pada pembelajaran transformasi geometri.

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:

1. Kegunaan Teoritis

a. Memberikan informasi tentang pengembangan bahan ajar dengan strategi

Problem Based Learning terintegrasi musik pada pembelajaran

transformasi geometri.

b. Sebagai referensi untuk penelitian lain yang relevan.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai alternatif

pembelajaran yang dapat diterapkan pada siswa.

b. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan meningkatkan motivasi siswa

dalam mempelajari matematika.

c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini menambah referensi modul

pembelajaran yang dapat digunakan dan diharapkan mampu

meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di sekolah.

Page 25: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

11

BAB II

DESKRIPSI TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL

A. DESKRIPSI TEORITIK

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang mendukung

penelitian yaitu, teori mengenai bahan ajar, strategi Problem Based Learning

terintegrasi musik, dan mengenai materi transformasi geometri. Berikut ini

adalah penjelasan dari beberapa teori tersebut.

1. BAHAN AJAR

Bahan ajar (learning materials) kerap kali disebut sebagai bahan

pembelajaran, atau dalam istilah yang banyak digunakan dalam kajian desain

pembelajaran sebagai instructional materials.39

Menurut Dick dan Carey dalam

Yaumi bahan pembelajaran mencakup seluruh bentuk pembelajaran seperti

petunjuk bagi instruktur, modul siswa, Overhead Transparancies, video tapes,

format multimedia berbasis komputer, dan web pages untuk pendidikan jarak

jauh.40

Menurut Butcher, Davies dan Highton dalam Yaumi, learning materials

(bahan ajar) mencakup alat bantu visual seperti handout, slides/overheads, yang

terdiri dari teks, diagram, gambar dan foto, juga media lain seperti audio, video,

dan animasi.41

Sedangkan menurut Newby, dkk berpendapat bahwa bahan

pembelajaran adalah bahan khusus dalam suatu pelajaran yang disampaikan

melalui berbagai macam media.42

Menurut Kitao dan Kiato dalam Yaumi selain disebutkan sebagai learning

materials, instructional materials, material, bahan ajar juga dikenal dengan

istilah teaching materials (bahan pengajaran), yang dipandang sebagai materi

yang disediakan untuk kebutuhan pembelajaran yang mencakup buku teks,

video, dan audio tapes, software computer, dan alat bantu visual.43

Di lain sisi,

Mutiara, Zuhairi dan Kurniati dalam Yaumi menuliskan bahwa fungsi dari bahan

39

Muhammad Yaumi, Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran: Disesuaikan Dengan

Kurikulum 2013 Edisi Kedua, (Jakarta: Kencana, 2014), Cet. 3, h. 270 40

Ibid., h. 270-271 41

Ibid., h. 271 42

Ibid., h. 272 43

Ibid., h. 271

Page 26: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

12

ajar yakni sebagai sumber belajar utama bagi siswa jarak jauh, dimana siswa

belajar dari materi cetak dan mempunyai pilihan untuk memilih dari berbagai

media yang sesuai dengan kebutuhan dan keadaan belajar mereka, berbagai

media yang sesuai antara lain materi cetak, kaset audio, kaset video, program

televisi, perangkat lunak CD-ROM, pelengkap berbasis jaringan, pembelajaran

berbantukan komputer, dan program grafik audio.44

Dari beberapa pandangan di

atas, peneliti menyintesiskan bahwa bahan ajar merupakan sumber belajar siswa

baik itu berupa media audio, media visual ataupun media audio-visual.

Tersedianya bahan ajar merupakan salah satu indikator keberhasilan proses

pembelajaran. Namun ketersediaan bahan ajar tersebut masih sangat terbatas

apalagi jika dibandingkan dengan pengembangan bahan ajar di negara-negara

maju. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dikembangkan bahan ajar

berupa modul. Modul dipilih karena modul merupakan bahan ajar yang mudah

digunakan bagi siswa dan dapat dijadikan sebagai sumber belajar utama.

2. MODUL

Buku ajar menurut Akbar adalah buku teks yang digunakan sebagai rujukan

standar pada mata pelajaran tertentu.45

Ciri-ciri buku ajar menurutnya adalah: (1)

sumber materi ajar; (2) menjadi referensi baku untuk mata pelajaran tertentu; (3)

disusun sistematis dan sederhana; (4) disertai petunjuk pembelajaran.46

Buku ajar berbentuk: (1) Referensi, yaitu buku yang membahas bidang ilmu

tertentu secara mendalam, pembahasannya lengkap, lazimnya berbasis riset,

diterbitkan secara luas, dan digunakan sebagai referensi (rujukan); (2) Diktat,

yaitu buku yang disusun dengan cakupan isi terbatas.47

Diktat disusun sesuai

kurikulum–silabus tertentu untuk satuan pendidikan tertentu pada tingkat dan

semester tertentu. Diktat yang ditujukan untuk keperluan pembelajaran secara

mandiri (self instruction) sering disebut modul.48

44

Ibid., h. 272 45

Prof. Dr. Sa‟dun Akbar, M. Pd., Instrumen Perangkat Pembelajaran, (Bandung: Remaja

Rosdakarya), Cet. 4, 2016, h. 33 46

Ibid., h.33 47

Ibid., h.33 48

Ibid., h.33

Page 27: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

13

Menurut Jonas dalam Akbar langkah penyusunan modul adalah: (1)

planning – yakni membuat perencanaan; (2) gathering data – pengumpulan

data; (3) writing – penulisan; (4) reflecting – perefleksian; (5) revising –

perevisian; dan (6) submitting – penyampaian pada pembaca.49

Tompkin dalam

Akbar mengidentifikasi langkah penyusunan modul sebagai berikut: (1)

prewriting – prapenulisan dengan membatasi topik, merumuskan tujuan,

menentukan bentuk tulisan, menentukan siapa pembacanya, memilih bahan, dan

mengoperasikan ide; (2) drafting – menungkan ide terkait dengan topik tulisan

dengan membiarkan terlebih dulu hal-hal bersifat teknis dan mekanis; (3)

revising – meninjau ulang tulisan dengan memusatkan perhatian pada isi tulisan

lewat menambah, memindah, menghilangkan dan menyusun kembali tulisan; (4)

editing – menyunting tulisan terkait ejaan, pilihan kata, struktur kalimat, dan

lain-lain dengan perbaikan format tulisan; (5) publishing – mempublikasikan

tulisan untuk memperoleh respon pembaca, revisi, penyuntingan akhir, dan

penerbitan.50

Modul yang baik menurut Akbar ialah, (1) Akurat (Akurasi); (2) Sesuai

(Relevansi); (3) Komunikatif; (4) Lengkap dan Sistematis; (5) Berorientasi Pada

Student Centered; (6) Berpihak Pada Ideologi Bangsa dan Negara; (7) Kaidah

Bahasa Benar; dan (8) Terbaca.51

Prosedur pengembangan modul menurut Akbar pada dasarnya

menggunakan prosedur riset secara umum, yakni: (1) identifikasi masalah

pembelajaran yang terjadi di kelas melalui review modul yang ada, review

literatur, observasi kelas pada saat pemanfaatan modul, dan telaah dokumen; (2)

analisis kurikulum dengan menganalisis standar kompetensi, kompetensi dasar,

merumuskan indikator, dan merumuskan tujuan pembelajaran; (3) menyusun

draft modul berdasarkan teoretik, validasi ahli untuk mengetahui kesesuaian

draft dengan landasan teoretiknya, dan menggunakan instrumen validasi; dan

49

Ibid., h.34 50

Ibid., h.34 51

Ibid., h.34-36

Page 28: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

14

(4) revisi draft modul berdasarkan validasi ahli sehingga hasilnya lebih baik dan

sesuai dengan teori.52

Dalam penelitian ini, buku ajar yang digunakan berupa modul. Sedangkan

aspek-aspek dalam modul yang digunakan menggunakan aspek menurut Akbar,

namun dari kedelapan aspek modul menurut Akbar. Peneliti membagi kedalam

empat aspek yakni aspek isi, penyajian, bahasa , dan strategi Problem Based

Learning terintegrasi musik.

3. STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERINTEGRASI MUSIK

a. Strategi Problem Based Learning

Istilah Problem Based Learning dalam bahasa Indonesia seringkali

diungkapkan dengan istilah pengajaran berdasarkan masalah atau pembelajaran

berbasis masalah, istilah tersebut diadopsi dari istilah Inggris problem-based

instruction.53

Model pembelajaran ini pada dasarnya mengacu pada

pembelajaran lain, seperti pembelajaran berdasarkan proyek (project-based

instruction), pembelajaran berdasarkan pengalaman (experience-based

instruction), pembelajaran autentik (authentic instruction), dan pembelajaran

bermakna.54

Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning), juga

dikenal dengan istilah pembelajaran proyek (project teaching), pendidikan

berdasarkan pengalaman (experience based education), pembelajaran autentik

(authentic learning), dan pembelajaran berakar pada kehidupan (anchored

instruction).55

Menurut Nurina dan Djamilah, problem based learning adalah

suatu model pembelajaran yang dirancang dan dikembangkan untuk

mengembangkan kemampuan siswa memecahkan masalah.56

Panen dalam Rusmono menyatakan bahwa dalam strategi pembelajaran

dengan problem based learning, siswa diharapkan untuk terlibat dalam proses

52

Ibid., h. 36 53

Trianto Ibnu Badar Al-Tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan

Kontekstual: Konsep,Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum 2013(Kurikulum Tematik

Integratif/TKI), Jakarta: Prenadamedia Group, Cet. 1, 2014, h.63 54

Ibid., h. 63 55

Ibid., h. 63 56

Nurina Happy dan Djamilah Bondan Widjajanti, Keefektifan PBL Ditinjau Dari

Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis, Serta Self-Esteem Siswa SMP, Jurnal Riset

Pendidikan Matematika Vol. 1, No. 1, 2014, h.50

Page 29: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

15

penelitian yang mengharuskannya untuk mengidentifikasi permasalahan,

mengumpulkan data, dan menggunakan data tersebut untuk pemecahan

masalah.57

Wina Sanjaya dalam Trianto menyatakan pembelajaran berbasis

masalah (problem based learning) dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas

pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang

dihadapi secara alamiah.58

Sedangkan, pembelajaran berbasis-masalah menurut Hmelo-Silver, Serafino

& Cicchelli dalam Eggen dan Kauchak ialah seperangkat model mengajar yang

menggunakan masalah sebagai fokus untuk mengembangkan keterampilan

pemecahan masalah, materi, dan pengaturan-diri.59

Trianto menyatakan bahwa

pengajaran berbasis masalah yaitu suatu model pembelajaran yang didasarkan

pada prinsip menggunakan masalah sebagai titik awal akuisisi dan integrasi

pengetahuan baru.60

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

berbasis masalah atau yang kerap dikenal sebagai problem based learning

merupakan pembelajaran yang menjadikan masalah sebagai fokus untuk

pembelajaran pada siswa, dimana siswa diminta untuk menyelesaikan

permasalahan tersebut, permasalahan yang digunakan merupakan permasalahan

sehari-hari.

Karakteristik strategi Problem Based Learning, menurut Baron dalam

Rusmono adalah (1) menggunakan permasalahan dalam dunia nyata, (2)

pembelajaran dipusatkan pada penyelesaian masalah, (3) tujuan pembelajaran

ditentukan oleh siswa, dan (4) guru berperan sebagai fasilitator.61

Menurut

Arends dalam Trianto, berbagai pengembang pengajaran berdasarkan masalah

telah memberikan model pembelajaran itu memiliki karakteristik sebagai

berikut, (1) Pengajuan pertanyaan atau masalah; (2) Berfokus pada keterkaitan

57

Rusmono, Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu Perlu: Untuk

Meningkatkan Profesionalitas Guru, Cet. 2., Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2014, h.74 58

Trianto, Op.cit., h. 65 59

Paul Eggen dan Don Kauchak, Strategi dan Model Pembelajaran: Mengajarkan Konten

dan Keterampilan Berpikir, Edisi 6, Cet. 1, 2012, h. 307 60

Trianto, Op.cit., h. 63 61

Rusmono, Op.cit., h.74

Page 30: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

16

antardisiplin; (3) Penyelidikan autentik; (4) Menghasilkan produk dan

memamerkannya; dan (5) Kolaborasi.62

Berdasarkan pendapat Arends, Trianto menyimpulkan bahwa pada dasarnya

pembelajaran berdasarkan masalah (problem based learning) memiliki beberapa

karakteristik sebagai berikut:63

1. Mengorientasikan siswa kepada masalah autentik dan menghindari dari

pembelajaran terisolasi.

2. Berpusat pada siswa dalam jangka waktu lama.

3. Menciptakan pembelajaran interdisiplin.

4. Penyelidikan masalah autentik yang terintegrasi dengan dunia nyata dan

pengalaman praktis.

5. Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya

6. Mengajarkan kepada siswa untuk mampu menerapkan apa yang mereka

pelajari di sekolah dalam kehidupannya yang panjang.

7. Pembelajaran terjadi pada kelompok kecil (kooperatif).

8. Guru berperan sebagai fasilitator, motivator, dan pembimbing.

9. Masalah diformulasikan untuk memfokuskan dan merangsang

pembelajaran.

10. Masalah adalah kendaraan untuk pengembangan keterampilan pemecahan

masalah

11. Informasi baru diperoleh lewat belajar mandiri.

Sedangkan, menurut Scott dan Laura dalam Eggen dan Kauchak,

pembelajaran berbasis masalah memiliki tiga karakteristik,64

1. Pelajaran berfokus pada memecahkan masalah; pelajaran diawali dari satu

masalah dan memecahkan masalah adalah tujuan dari pelajaran.

2. Tanggungjawab untuk memecahkan masalah bertumpu pada siswa; siswa

bertanggungjawab untuk menyusun strategi dan memecahkan masalah.

3. Guru mendukung proses saat siswa mengerjakan masalah; guru menuntun

upaya siswa dengan mengajukan pertanyaan dan memberikan dukungan

62

Trianto, Op.cit., h.66-67 63

Ibid., h. 68 64

Eggen dan Kauchak, Op.cit., h. 307

Page 31: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

17

pengajaran lain saat siswa berusaha memecahkan masalah. Karakteristik ini

sangat penting dan menuntut keterampilan serta pertimbangan yang sangat

profesional untuk memastikan kesuksesan pelajaran berbasis masalah.

Penggunaan strategi pembelajaran berbasis masalah memiliki tujuan belajar

yakni, (1) Meningkatkan pemahaman tentang proses-proses yang terlibat dalam

problem based learning; (2) Mengembangkan pembelajaran mandiri siswa; (3)

Mendapatkan pemahaman mendalam tentang topik-topik spesifik.65

Menurut

Trianto, keunggulan strategi Problem Based Learning diantaranya: (1) siswa

lebih memahami konsep yang diajarkan, sebab mereka sendiri yang menemukan

konsep tersebut; (2) melibatkan secara aktif memecahkan masalah dan menuntut

keterampilan berpikir siswa yang lebih tinggi; (3) pengetahuan tertanam

berdasarkan skema yang dimiliki siswa sehingga pembelajaran lebih bermakna;

(4) siswa dapat merasakan manfaat pembelajaran sebab masalah yang

diselesaikan langsung dikaitkan dengan kehidupan nyata, hal ini dapat

meningkatkan motivasi dan ketertarikan siswa terhadap bahan yang dipelajari;

(5) menjadikan siswa lebih mandiri dan dewasa, mampu memberi aspirasi dan

menerima pendapat orang lain, menanamkan sikap sosial yang positif diantara

siswa; dan (6) pengondisian siswa dalam belajar kelompok yang saling

berinteraksi terhadap pembelajaran dan temannya, sehingga pencapaian

ketuntasan belajar siswa dapat diharapkan.66

Menurut Trianto, sintaks suatu pembelajaran berisi langkah-langkah praktis

yang harus dilakukan oleh guru dan siswa dalam suatu kegiatan. Baginya,

strategi problem based learning dimulai dengan guru memperkenalkan siswa

dengan suatu situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil

kerja siswa.67

Menurut Eggen dan Kauchak pelajaran dengan strategi problem

based learning terjadi dalam empat fase, sebagai berikut:68

65

Ibid., h. 348 66

Trianto, Op.Cit., h. 68 67

Ibid., h. 72 68

Eggen dan Kauchak, Op.Cit., h, 311

Page 32: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

18

Tabel 2.1

Tahap Strategi Problem Based Learning Menurut Eggen dan Kauchak

Fase Deskripsi

Fase 1:

Mereview dan Menyajikan Masalah

Guru mereview pengetahuan yang

dibutuhkan untuk memecahkan masalah

dan memberi siswa masalah spesifik dan

konkret untuk dipecahkan.

1. Menarik perhatian siswa dan

menarik mereka ke dalam

pelajaran

2. Secara informal menilai

pengetahuan awal

3. Memberikan fokus konkret

untuk pelajaran

Fase 2:

Menyusun Strategi

Siswa menyusun strategi untuk

memecahkan masalah dan guru memberi

mereka umpan balik soal strategi.

Memastikan sebisa mungkin

bahwa siswa menggunakan

pendekatan berguna untuk

memecahkan masalah

Fase 3:

Menerapkan Strategi

Siswa menerapkan strategi-strategi

mereka saat guru secara cermat

memonitor upaya mereka dan

memberikan umpun balik

Memberi siswa pengalaman

untuk memecahkan masalah

Fase 4:

Membahas dan Mengevaluasi Hasil

Guru membimbing diskusi

tentang upaya siswa dan hasil yang

mereka dapatkan

Memberi siswa umpan balik

tentang upaya mereka.

Sedangkan menurut Trianto, sintaks pembelajaran berdasarkan masalah

terdiri dari lima tahap seperti tabel dibawah ini:69

69

Trianto, h. 72

Page 33: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

19

Tabel 2.2

Sintaks Strategi Problem Based Learning Menurut Trianto

Tahap Tingkah Laku Guru

Tahap 1:

Orientasi siswa pada

masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,

menjelaskan logistik yang dibutuhkan,

mengajukan fenomena atau demonstrasi atau

cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi

siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah

yang dipilih.

Tahap 2:

Mengorganisasi siswa

untuk belajar

Guru membantu siswa untuk mendefinisikan

dan mengorganisasikan tugas belajar yang

berhubungan dengan masalah tersebut.

Tahap 3:

Membimbing

penyelidikan individual

maupun kelompok

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan

informasi yang sesuai, melaksanakan

eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan

pemecahan masalah.

Tahap 4:

Mengembangkan dan

menyajikan hasil karya

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan

menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan,

video, dan model serta membantu mereka untuk

berbagi tugas dengan temannya.

Tahap 5:

Menganalisis dan

mengevaluasi proses

pemecahan masalah

Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi

atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan

proses-proses yang mereka gunakan.

Dari beberapa pendapat di atas, dalam penelitian ini tahapan yang

digunakan oleh peneliti ialah sebagai berikut:

Tabel 2.3

Sintaks Strategi Problem Based Learning Penelitian

Tahap Deskripsi

Tahap 1:

Mereview dan

Menyajikan Masalah

1. Menjelaskan tujuan pembelajaran

2. Mereview pengetahuan yang dibutuhkan

3. Memberikan siswa permasalahan

Tahap 2:

Menyusun Strategi

1. Siswa menyusun strategi untuk memecahkan

masalah

2. Siswa memecahkan masalah menggunakan

pendekatan terintegrasi musik

Tahap 3:

Menerapkan Strategi

Memberi siswa pengalaman untuk memecahkan

masalah

Tahap 4:

Mengevaluasi Hasil

Siswa membuat kesimpulan mengenai aktivitas

penyelesaian masalah yang telah dilakukannya.

Page 34: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

20

4. Musik

Secara etimologi, kata musik berasal dari mitologi Yunani yang perlu dijelaskan

sebagai kata bentukan dari kata bahasa Inggirs: music = muse + ic, sesuatu yang

bersifat muse atau seni para muse (the Art of the Muses).70

Konon, muses adalah

sebutan jamak dari para muse atau para dewi nyanyian, musik, tarian, dan ilmu

pengetahuan – yang berjumlah sembilan, anak-anak dewa Zeus (god) dan dewi

Mnemosyne (memori).71

Muse dalam bahasa Yunani berarti Mousa atau Moisa,

dalam bahasa Latin disebut Musa, yakni sekelompok bersaudara dewa-dewi yang

kurang jelas keterangannya tetapi benar-benar kuno, mereka tinggal di Bukit

Helicon, Boeotia, Yunani.72

Dewa-dewi ini terkait dengan festival yang diadakan

setiap empat tahun sekali di Thespiae dekat Helicon dan sebuah kontes (museia) –

diduga sekali sebagai awal dari praktik menyanyi dan bermain musik.73

Mereka

mungkin sekali aslinya adalah dewi-dewi yang dijadikan sebagai patron dari puisi-

puisi kemudian meluas termasuk kepada semua bentuk seni bebas dan sains.74

Musik menurut Jamalus dalam Muttaqin dan Kustap merupakan suatu hasil

karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik yang mengungkapkan

pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik yaitu irama, melodi,

harmoni, bentuk dan struktur lagu dan ekspresi sebagai satu kesatuan.75

Rina dalam

Muttaqin dan Kustap mendefinisikan musik sebagai salah satu cabang kesenian yang

pengungkapannya dilakukan melalui suara atau bunyi-bunyian.76

Menurut Halimah,

definisi sejati tentang musik yakni (1) musik ialah bunyi/kesan terhadap sesuatu yang

ditangkap oleh indera pendengar; (2) musik adalah suatu karya seni dengan segenap

unsur pokok dan pendukungnya, dan (3) musik adalah segala bunyi yang dihasilkan

secara sengaja oleh seseorang atau oleh kelompok individu yang disajikan sebagai

70

Hari Martopo, Sejarah Musik Sebagai Sumber Pengetahuan Ilmiah Untuk Belajar Teori,

Komposisi, dan Praktik Musik, Jurnal Harmonia, Vol. 13, No. 2, 2013, h. 135 71

Ibid., h. 135 72

Ibid., h. 135 73

Ibid., h. 136 74

Ibid., h. 136 75

Moh. Muttaqin dan Kustap, Seni Musik Klasik Jilid 1 Untuk SMK, Jakarta: Direktorat

Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan

Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, 2008, h.3 76

Ibid., h. 3

Page 35: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

21

musik.77

Dapat disimpulkan bahwa musik ialah karya seni yang terdiri dari irama,

melodi, harmoni, bentuk, struktur dan ekspresi sebagai satu kesatuan yang diterima

oleh pancaindera pendengaran.

Musik tersusun dari unsur-unsur yang membentuk keberadaannya. Beberapa

komponen pendukung keberadaan musik menurut Muttaqin dan Kustap yakni:78

1. Bunyi; bunyi merupakan efek yang dihasilkan dari vibrasi, secara sederhana

bunyi merupakan sensasi otak. Nada memiliki tingkat ketinggian yang berbeda-

beda. Tingkat ketinggian bunyi maupun nada yang dalam istilah internasional

disebut pitch (bahasa Inggris) ditentukan oleh kecepatan getar atau biasa disebut

frekuensi. Berdasarkan tinggi rendahnya, penyebutan nada-nada musikal

menggunakan tujuh abjad pertama yaitu A, B, C, D, E, F, dan G, mulai dari yang

terendah hingga tertinggi. Nada kelipatannya yaitu A, yang hadir setelah G,

disebut sebagai oktaf.

2. Garis paranada; butir-butir nada diletakkan pada lima buah garis sejajar yang di

Indonesia lazim disebut paranada. Sistem penulisan butir-butir nada pada

paranada dikenal dengan istilah not balok atau notasi balok.

Gambar 2.1

Garis Paranada

3. Skala nada atau tangga nada; nada-nada skala yang berawal dari B disebut

tangga nada B dan B adalah tonika dari tangga nada tersebut. Secara umum ada

dua tangga nada yang digunakan dalam musik klasik yang menggunakan sistem

77

Lely Halimah, Musik Dalam Pembelajaran, EduHumaniora: Jurnal Pendidikan Dasar,

Program Studi PGSD UPI Kampus Cibiru, Vol. 2 No.2, 2010, h. 1 78

Muttaqin dan Kustap, Op.cit., h. 87 - 110

Page 36: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

22

tonal, yaitu skala mayor dan minor. Dalam penelitian ini skala yang digunakan

ialah skala C mayor.

Gambar 2.2

Ilustrasi Skala C Mayor

4. Kunci atau Clef; untuk menunjukkan skala nada yang berbeda-beda. Namun

khusus untuk skala C Mayor tidak diperlukan tanda kunci sedangkan untuk yang

lainnya menggunakan 1 hingga 7 tanda aksidental baik kres maupun mol.

5. Tempo; jika melodi dapat dianalogikan sebagai jiwa bagi musik maka

jantungnya ialah ritme dan tempo. Tempo merupakan polisi lalulintas yang

mengatur kelancaran lalulintas sedangkan kelancaran lalulintasnya ialah ritme.

6. Dinamika; ialah volume yang menunjukkan tingkat kekuatan atau kelemahan

bunyi pada saat musik dimainkan.

7. Dinamik dan Ekspresi; elemen-elemen dinamik dan ekspresi musikal juga

banyak terdapat dalam bentuk tanda-tanda ekspresi.

8. Timbre/Warna Suara; perbedaan-perbedaan yang terjadi mengenai sebuah nada

yang diproduksi oleh trompet berbanding dengan biola ataupun alat musik

lainnya, menunjukkan karakteristik warna atau timbre.

9. Ritme; diibaratkan sebagai denyut jantung bagi musik, sebuah musik yang tidak

memiliki ritme yang jelas maka musik tersebut akan melayang atau kabur.

Tanda ritme terdapat dalam garis paranada pada permulaan lagu tepat setelah

kunci dan tanda kunci.

Tabel 2.4

Nama Nada/Tanda Istirahat

Page 37: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

23

10. Harmoni; ilmu mengomunikasikan nada-nada ke dalam akor-akor (chords).

Landasan harmoni ialah susunan vertical yang biasanya terdiri dari tiga atau

empat nada. Sebuah akor yang terdiri dari tiga nada, yang setiap nadanya

terpisah satu sama lain oleh interval tiga (third), disebut trinada (triad).

11. Kontrapung; jika harmoni menekankan melodi pokok dan iringannya sedangkan

pada kontrapung, beberapa melodi dimainkan secara bersamaan.

Dalam matematika, musik kerapkali ditemukan dalam proses pembelajaran.

Menurut An dan Tillman sudah banyak lagu-lagu bertemakan matematika, baik lagu

original ataupun lagu-lagu populer dengan lirik bertemakan subjek matematika yang

dapat diakses oleh guru di internet.79

Namun sumber musik tersebut, tidaklah lebih

dari sebuah cover lagu yang memberikan hiburan dalam pembelajaran matematika di

kelas.

Bagi An dan Tillman dalam An, Tillman dan Lesser, penggunaan musik

bertemakan matematika tanpa pengembangan pedagogik memiliki beberapa tahapan:

(1) pengenalan dan memutarkan musik saat hendak memulai pembelajaran, (2)

pembelajaran matematika tanpa keterkaitan dengan musik itu sendiri dan (3)

menyanyikan lagu bersama-sama sebagai kesimpulan pembelajaran.80

Pembelajaran

dengan model seperti itu dapat menciptakan lingkungan dan memfasilitasi siswa

untuk menghafal rumus-rumus dalam pelajaran matematika, namun gagal dalam

merepresentasikan koneksi otentik musik kepada siswa dengan menganalisis dan

menyintesiskan kemampuan matematis.81

Ada berbagai macam literatur mengenai bagaimana musik secara teori dapat

digunakan untuk membantu siswa mempelajari matematika seperti perbandingan,

79

Song. A. An, D.A. Tillman dan L.M Lesser, The Hidden Musicality of Math Class: A

Transdisciplinary Approach to Mathematics Education, Springer International Publishing AG, 2018,

h. 34

80 Ibid,

81 Ibid.

Page 38: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

24

dan bilangan rasional.82

Integrasi matematika dan musik dapat dilakukan dengan

beberapa aktivitas pembelajaran sebagai berikut:83

Tabel 2.5

Aktivitas Pembelajaran Matematika Terintegrasi Musik

Konten

Bahasan

Matematika

Integrasi Musik-Matematika

Aljabar 1. Mengenal ratio dan perbandingan melalui music work

2. Mendemonstrasikan ratio dan perbandingan pada

instrumen musik.

3. Mengeksplorasi fungsi, barisan, dan faktor melalui musik

komposisi.

4. Membuat persamaan melalui investigasi pada notasi

musik.

5. Menggunakan sistem koordinat untuk membuat

instrumen dan menggubah lagu.

Geometri 1. Mengeksplorasi transformasi geometri pada partitur.

2. Mendesain instrumen musik berbentuk 2D.

3. Mendesain instrumen musik berbentuk 3D.

4. Membuat instrumen musik berdasarkan bahan padat.

5. Membuat lagu menggunakan konsep transformasi

geometri.

6. Mengenalkan peluang pada design musik instrumen.

Data Analisis

dan Peluang

1. Mengambil dan menganalisis data melalui partitur.

2. Mengembangkan grafik statistik melalui partitur.

3. Menjelaskan konsep statistik melalui analisis partitur.

4. Membuat analisis data dengan komposisi musik.

5. Mengeksplor kombinasi dan permutasi melalui

permainan alat musik.

6. Mengeksplorasi kombinasi pada nada/kunci/pola dengan

partitur.

82

C. A. Kalinec-Craig, Uncovering the mathematical challanges and connection when using

mariachi music as a representation for teaching equivalent fractions, Journal of Mathematics

Education 8(2), 2015, h. 6 83

Song A. An, & Daniel A. Tillman, Music-Themed Mathematics Educatioan as a Strategy

for Improving Elementary Preservice Teachers Mathematics Pedagogy and Teaching Self-Efficacy,

2015, h. 15-16

Page 39: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

25

Pembelajaran matematika terintegrasi musik yang efektif ialah proses

matematika dimana guru mengajak siswa untuk:84

1) Mengeksplorasi pola aljabar dan transformasi geometri seperti metode

penggubah ritme, menginvestigasi interval nada, dan mentransfer kunci nada.

2) Menggunakan kemampuan statistik seperti pengukuran dan data analisis sebagai

alat matematis untuk mendukung analisis musik dan proses pembuatan.

3) Menampilkan ide matematis melalui berbagai presentasi, termasuk menyanyi,

memainkan alat musik, membuat, menguraikan, dab mengaransemen lagu.

Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan integrasi musik dalam pelajaran

transformasi geometri dengan cara siswa memetakan notasi balok pada bidang

kartesius, kemudian dengan pengetahuan tersebut siswa mampu mengeksplorasi

aransemen lagu dengan konsep translasi, refleksi terhadap sumbu dan refleksi

terhadap sumbu .

5. Transformasi Geometri

Transformasi pada suatu bidang adalah suata pengawanan (korespondensi 1-1)

dari dua himpunan titik pada bidang itu. Tranformasi T dibidang datar adalah

pemetaan titik dibidang sama, jika titik ( , ) ditransformasikan menjadi titik ( , )

oleh transformasi T, maka ( , ) . Transformasi demikian yang disebut

transformasi geometri.

Transformasi dibagi menjadi dua, yaitu transformasi isometrik dan transformasi

dilatasi. Transformasi isometrik merupakan transformasi yang tidak mengubah

bentuk dan ukuran. Transformasi isometri terdiri dari translasi (pergeseran), refleksi

(pencerminan) dan rotasi (perputaran). Sedangkan transformasi yang mengubah

bentuk dan ukuran disebut transformasi dilatasi (penskalaan). Dalam penelitian ini,

materi transformasi geometri yang digunakan yaitu:

a. Translasi (Pergeseran)

Translasi merupakan transformasi yang memindahkan titik pada bidang dengan

arah dan jarak tertentu. Jika titik ditranslasikan dengan ,

maka akan diperoleh sebagai berikut

84

Song A. An, Daniel A. Tillman, and Lawrence M. Lesser, Op.cit, h. 41-42

Page 40: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

26

b. Refleksi (Pencerminan) sumbu-

Refleksi merupakan transformasi yang memindahkan tiap titik pada bidang

dengan sifat bayangan cermin. Jika titik A direfleksikan terhadap sumbu

, maka akan diperoleh

c. Refleksi (Pencerminan) sumbu-

Refleksi merupakan transformasi yang memindahkan tiap titik pada bidang

dengan sifat bayangan cermin. Jika titik A direfleksikan terhadap sumbu

, maka akan diperoleh

B. HASIL PENELITIAN RELEVAN

1. Penelitian yang dilakukan oleh Mateus Diki Destino, Haninda Bharata dan

Caswita dengan judul Pengembangan Bahan Ajar Transformasi Geometri

Beriorientasi pada Kemampuan Berpikir Kritis Siswa menunjukkan bahan

ajar transformasi geometri yang dikembangkan dinyatakan valid dalam

kriteria sangat baik, praktis dalam kriteria baik, serta efektif dalam

meningkatkan kemampuan berpikir kritis.85

Pada penelitian yang dilakukan

terdapat beberapa kesamaan dengan peneliti pada objek pengembangan

yakni berupa bahan ajar untuk materi transformasi geometri. Perbedaannya,

dalam penelitian ini menggunakan strategi problem based learning

terintegrasi musik.

2. Penelitian Selly Erawati Sudarja, Neneng Aminah dan Wahyu Hartono yang

berjudul Desain Bahan Ajar Transformasi Geometri Berbasis Kemampuan

85

Diki, Mateus, Haninda Bharata, dan Caswita, Pengembangan Bahan Ajar Transformasi

Geometri Berorientasi pada Kemampuan Berpikir Kritis Siswa, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif

(KREANO), Kreano 10 (1) (2019): 57 – 67, Juni 2019

Page 41: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

27

Komunikasi Matematis Melalui Problem Based Learning menunjukkan

bahwa modul transformasi geometri dapat meminimalisir learning obstacle

siswa dan menyebabkan terjadinya peningkatan kemampuan komunikasi

matematis siswa yang ditunjukkan oleh nilai rata-rata pretest siswa sebesar

27,14. Sedangkan untuk hasil posttest diperoleh nilai rata-rata 71,67.

Adapun rata-rata peningkatan dengan uji gain pada kelas tersebut adalah

0,61 dengan interpretasi sedang. Dengan demikian, bahan ajar materi

transformasi geometri berbasis kemampuan komunikasi matematis melalui

model Problem Based Learning dapat digunakan dalam kegiatan

pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.86

Kesamaan

penelitian yang dilakukan ialah menggunakan strategi problem based

learning juga materi transformasi geometri. Perbedaannya ialah dalam

penelitian yang dilakukan menggunakan metode penelitian R&D sedangkan

yang dilakukan oleh Sudarja, dkk. merupakan penelitian DDR.

3. Penelitian Iman Chahine dan Mariana Montiel yang berjudul Teaching

Modeling in Algebra and Geometry using Musical Rhythms: Teachers’

Perceptions on Effectiveness menunjukan bahwa guru merasakan efektifitas

penggunaan pendekatan interdisipliner seni musik pada pembelajaran

aljabar dan geometri.87

Penelitian yang dilakukan sama-sama menggunaka

pembelajaran interdisipliner dengan musik. Namun dari metode penelitian

jelas berbeda, dalam penelitian ini menggunakan metode R&D sedangkan

Chahine, dkk. tidak melakukan penelitian pengembangan.

C. KERANGKA BERPIKIR

Berdasarkan identifikasi masalah yang peneliti lakukan. Peneliti

menemukan bahwa guru di SMK Musik tidak menggunakan strategi

pembelajaran matematika yang mengaitkannya dengan kejuruan yang dipilih,

86

Sudarja, S.E., Aminah, N. Hartono, W. Desain Bahan Ajar Transformasi Geometri

Berbasis Kemampuan Komunikasi Matematis melalui Problem Based Learning, Jurnal Dialetktika P.

Matematika, Vol. 5, No. 2, September 2018 87

Iman Chahine & Mariana Montiel, Teaching Modeling in Algebra and Geometry using

Musical Rhythms: Teachers’ Perceptions on Effectiveness, Journal of Mathematics Education, Vol. 8.,

No. 22, h. 126-138

Page 42: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

28

belum adanya penelitian pengembangan bahan ajar dengan strategi Problem

Based Learning Terintegrasi Musik, padahal pemanfaatan bahan ajar berupa

modul matematika merupakan hal yang penting

Dalam penelitian ini, konsep transformasi geometri menjadi pokok

bahasan dalam penelitian ini. Transformasi geometri merupakan salah satu

konsep matematika yang memerlukan analisis dengan menggunakan bidang

kartesius. Penggunaan bidang koordinat kartesius sangat diperlukan dalam

menemukan rumus sehingga konsep transformasi mudah diingat oleh siswa.

Salah satu pendekatan konsep yang digunakan pada penelitian ini yakni

menggunakan musik sebagai masalah yang akan diselesaikan dengan konsep

transformasi geometri.

Salah satu bahan ajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran

khususnya mengenai transformasi geometri yakni menggunakan bahan ajar

berupa modul. Modul menjadi fokus produk dalam penelitian ini karena modul

dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran secara mandiri (self instruction)

siswa.

Model pengembangan dalam penelitian ini menggunakan model

pengembangan ADDIE (Analyze, Design, Development, Implementation and

Evaluation). Model ini sederhana dan mudah dipelajari serta strukturnya yang

sistematis. Model ADDIE ini terdiri dari 5 komponen yang saling berkaitan dan

terstruktur secara sistematis yang artinya dari tahapan pertama sampai tahapan

kelima dalam pengaplikasiannya harus secara sistematik dan tidak bisa diurutkan

secara acak. Dari penjabaran di atas, proses kerangka berpikir yang peneliti

lakukan dapat digambarkan dengan bagan berikut ini:

Page 43: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

29

Gambar 2.3

Kerangka Berpikir

(Merumuskan indikator dan tujuan

pembelajaran, menyusun draft modul)

PENGEMBANGAN

(Realisasi draft modul,

validasi ahli dan revisi

draft modul)

Page 44: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. MODEL PENGEMBANGAN

Menurut Sudjana dalam Trianto, dalam pengembangan perangkat

pengajaran diperlukan model pengembangan yang sesuai dengan sistem

pendidikan.88

Salah satu model pengembangan yang sesuai ialah model

pengembangan Research and Development (Penelitian dan Pengembangan) atau

biasa disingkat dengan R&D. Penelitian dan pengembangan (Research and

Development) bertujuan untuk menghasilkan produk baru melalui proses

pengembangan.89

Produk penelitian dan pengembangan dalam bidang

pendidikan dapat berupa model, media, peralatan, buku, modul, alat evaluasi dan

perangkat pembelajaran seperti kurikulum, kebijakan sekolah, dan lain-lain.90

Research and Development yang digunakan dalam penelitian ini ialah

model yang dikembangkan oleh Dick and Carry pada tahun 1996 yang biasa

dikenal dengan model ADDIE, singkatan dari Analysis, Design, Development, ,

Implementation dan Evaluations.91

Model ADDIE ini dipilih karena model

tersebut sering digunakan dalam penelitian pengembangan bahan ajar seperti

modul, LKS dan buku ajar.92

Dalam penelitian ini produk yang akan dihasilkan

berupa modul pembelajaran matematika.

B. PROSEDUR PENGEMBANGAN

Model pengembangan ADDIE memiliki lima tahapan yang akan dijelaskan

sebagai berikut:

88

Trianto Ibnu Badar Al-Tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan

Kontekstual: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum 2013 (Kurikulum Tematik

Integratif/ TKI), (Jakarta: Prenadamedia Group), 2014, Cet. 1, h. 221 89

Endang Mulyatiningsih, Riset Terapan: Bidang Pendidikan dan Teknik, (Yogyakarta:

UNY Press), 2011, Cet. 1, h. 145 90

Ibid., h. 145 91

Ibid., h. 179 92

Ibid., h. 179

Page 45: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

31

1. ANALYSIS (ANALISIS)

Kegiatan utama dalam tahap analisis ialah menganalisis mengenai: (1)

perlunya pengembangan bahan ajar baru, dan (2) syarat-syarat pengembangan

bahan ajar baru.93

Pada tahap mengamati perlunya pengembangan bahan ajar

baru, pengamatan berfokus kepada masalah dalam bahan ajar yang sudah

diterapkan, masalah dapat terjadi karena bahan ajar saat ini sudah tidak relevan

dengan kebutuhan sasaran, lingkungan belajar dan karakteristik siswa.94

Proses

analisis misalnya dilakukan dengan menjawab beberapa pertanyaan berikut ini:

(1) apakah bahan ajar baru mampu mengatasi masalah pembelajaran yang

dihadapi, (2) apakah bahan ajar baru mendapat dukungan fasilitas untuk

diterapkan, (3) apakah guru mampu menerapkan bahan ajar baru tersebut.95

Dalam penelitian ini tahap analisis dibagi menjadi 3 tahap, yakni (1) analisis

masalah, yakni mengidentifikasi masalah dengan me-review modul yang

digunakan di sekolah, review literatur yang digunakan guru,96

(2) analisis

kurikulum, tahap ini termasuk merupakan tahap analisis isi kurikulum, berupa

analisis Kurikulum 2013 untuk SMK sesuai dengan materi yang ditetapkan

yakni Transformasi Geometri;97

(3) analisis karakter siswa, pada tahap ini

melakukan analisis terhadap keterampilan yang perlu dilatih, juga

mempertimbangkan keterampilan yang telah dimiliki siswa, juga identifikasi

karakteristik khusus siswa yang mungkin ada hubungannya dengan rancangan

aktivitas pengajaran.98

2. DESIGN (RANCANGAN)

Pada tahap design atau rancangan dibagi menjadi beberapa tahapan yakni:

(1) merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran, pada tahap ini perumusan

indikator dan tujuan pembelajaran didasarkan pada analisis kurikulum dan

93

Ibid., h. 184 94

Ibid., h. 184 95

Ibid., h. 184 96

Sa‟dun Akbar, Instrumen Perangkat Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya), 2016, Cet. 4, h. 36 97

Ibid., h. 36 98

Trianto, Op.cit., h. 231

Page 46: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

32

analisis karakter siswa yang telah dilakukan pada tahap analysis,99

(2) menyusun

draft modul, penyusunan dilakukan berdasarkan teoretik.100

3. DEVELOPMENT (PENGEMBANGAN)

Rancangan produk merupakan isi development dalam model ADDIE.101

Pada tahap sebelumnya telah, telah disusun draft modul. Dalam tahap

pengembangan, kerangka yang masih konseptual tersebut direalisasikan menjadi

produk yang siap diimplemantasikan.102

Sebagai contoh, apabila pada tahap

design telah dirancang penggunaan bahan ajar baru yang masih konseptual,

maka pada tahap pengembangan disiapkan atau dibuat perangkat pembelajaran

dengan bahan baru tersebut.103

Dalam penelitian ini, tahap development dibagi menjadi 3 tahapan yakni: (1)

realisasi draft modul, (2) validasi ahli dan (3) revisi draft modul. Validasi ahli

yang dilakukan setelah modul selesai dibuat. Validator yang menilai modul

tersebut merupakan ahli/expert dan praktisi. Setelah realisasi draft modul,

validasi ahli dan revisi draft modul. Penelitian ini berlanjut ke tahap selanjutnya

yakni implementation atau implementasi.

4. IMPLEMENTATION (IMPLEMENTASI)

Pada tahap ini diimplementasikan rancangan dan bahan ajar yang telah

dikembangkan pada situasi yang nyata yaitu di kelas.104

Selama implementasi,

rancangan bahan ajar yang telah dikembangkan diterapkan pada kondisi yang

sebenarnya.105

Materi disampaikan sesuai dengan bahan ajar yang

dikembangkan. Setelah penerapan bahan ajar kemudian dilakukan evaluasi awal

untuk memberi umpan balik pada penerapan bahan ajar berikutnya.106

99

Ibid., h. 226 100

Sa‟dun, Op.cit., h. 36 101

Endang, Op.cit., h. 184 102

Ibid., h. 185 103

Ibid., h. 185 104

Ibid., h. 185 105

Ibid., h. 185 106

Ibid., h. 185

Page 47: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

33

5. EVALUATION (EVALUASI)

Evaluasi dilakukan dalam dua bentuk yaitu evaluasi formatif dan sumatif.107

Evaluasi formatif dilakukan pada tiap tahap pengembangan yakni setelah tahap

analisis, desain, dan pengembangan. Evaluasi sumatif sebagai penilaian tahap

akhir dengan meminta tanggapan subjek uji coba terhadap bahan ajar yang

dikembangkan. Dalam penelitian ini, evaluasi yang dilakukan yaitu evaluasi

sumatif berupa respon siswa terhadap bahan ajar yang dihasilkan dan evaluasi

formatif pada tahap pengembangan setelah validasi ahli.

Dari beberapa penjelasan tahap ADDIE yang telah dipaparkan di atas,

dalam penelitian ini tahap yang digunakan dapat diamati pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.1

Aktivitas Model ADDIE dalam Penelitian

Tahap

Pengembangan Aktivitas

Analysis

(Analisis)

1. Analisis Masalah: mengidentifikasi masalah

dengan me-review modul yang digunakan di

sekolah, review literatur yang digunakan guru,

observasi kelas, dan telaah dokumen.

2. Analisis Kurikulum: tahap ini termasuk

merupakan tahap analisis isi kurikulum, berupa

analisis Kurikulum 2013 untuk SMK sesuai dengan

materi yang ditetapkan yakni Transformasi

Geometri.

3. Analisis Karakter Siswa, melakukan analisis

terhadap keterampilan yang perlu dilatih, juga

mempertimbangkan keterampilan yang telah

dimiliki siswa, juga identifikasi karakteristik

khusus siswa yang mungkin ada hubungannya

dengan rancangan aktivitas pengajaran.

Desain

(Rancangan)

1. Merumuskan indikator dan tujuan

pembelajaran: pada tahap ini perumusan indikator

dan tujuan pembelajaran didasarkan pada analisis

kurikulum dan analisis karakter siswa yang telah

dilakukan pada tahap analysis.

2. Menyusun draft modul, penyusunan dilakukan

berdasarkan teoretik

Development

(Pengembangan)

1. Realisasi Draft Modul: draft modul yang telah

dirancang direalisasikan sehingga dapat digunakan

107

Ibid., h. 185

Page 48: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

34

saat tahap implementasi.

2. Validasi Ahli: subjek uji validasi ahli dijelaskan

pada bagian selanjutnya

3. Revisi draft modul: modul direvisi sesuai dengan

hasil komentar dan saran dari validator.

Implementation

(Implementasi)

Rancangan dan bahan ajar yang telah dikembangkan

pada situasi yang nyata yaitu di kelas.

Evaluation

(Evaluasi)

Evaluasi tahap akhir dengan meminta respon siswa

terhadap bahan ajar yang digunakan dan saran dari ahli

saat tahap pengembangan.

C. DESAIN UJI COBA

Upaya menghasilkan modul dengan validitas tinggi, dilakukan melalui uji

validasi.108

Uji validasi dapat dilakukan oleh ahli, pengguna dan audience.109

Validasi ahli dilakukan dengan cara seorang atau beberapa ahli pembelajaran

menilai modul menggunakan instrumen validasi kemudian ahli memberikan

perbaikan modul yang dikembangkan.110

Validasi pengguna yakni modul yang

diuji coba dalam praktek pembelajaran di kelas berarti digunakan oleh

penyusunnya ataupun guru (pengguna).111

Dari sini pengguna dapat mengetahui

dan merasakan tingkat keterterapan (dapat-tidaknya modul itu digunakan di

kelas) serta mengetahui kehebatan atau kekurangan dari sisi revisi, akurasi,

keterbacaan, kebahasaan, juga kesesuaian dengan pembelajaran yang terpusat

pada siswa.112

Dalam penelitian ini, validasi yang dilakukan ialah validasi ahli

oleh 5 orang dosen dan 2 orang praktisi.

Validasi audience adalah siswa yang belajar dengan perangkat modul.113

Validasi ini untuk mengetahui efektifitas modul menurut siswa dengan mengisi

instrumen yang telah disiapkan. Validasi audience dalam penelitian ini berupa

respon dari siswa yang dilihat menggunakan angket respon siswa melalui google

form.

108

Sa‟dun, Op.cit., h. 37 109

Ibid., h. 37 110

Ibid., h. 37 111

Ibid., h. 37 112

Ibid., h. 38 113

Ibid., h. 38

Page 49: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

35

D. SUBJEK UJI COBA

Subjek uji coba yang dimaksud yaitu siswa. Dalam penelitian ini siswa

yang menjadi subjek uji coba ialah siswa yang telah memahami teori musik

dasar yakni siswa kelas XI SMK Musik Perguruan Cikini. Teknik pengambilan

subjek uji coba adalah teknik nonprobability sampling, tepatnya purposive

sampling. Dikarenakan peneliti telah menetapkan karakteristik sampel yang

diambil sehingga tidak mungkin diambil sampel lain yang tidak memenuhi

karakteristik yang telah ditetapkan.114

Karakteristik yang dimaksudkan dalam

penelitian ini ialah siswa SMK Musik kelas XI yang dapat dipastikan mampu

membaca notasi balok.

E. INSTRUMEN PENILAIAN

Alat ukur dalam penelitian adalah instrumen penelitian. Instrumen yang

digunakan untuk mengungkapkan data dalam penelitian ini adalah angket berupa

skala likert dengan empat pilihan. Skala likert merupakan metode skala bipolar

yang mengukur tanggapan positif dan negatif terhadap suatu pernyataan, agar

tanggapan responden lebih tegas pada posisi yang mana, maka disarankan

menggunakan empat skala jawaban saja dan tidak menggunakan pilihan jawaban

netral.115

Instrumen memiliki peranan penting dalam menentukan mutu suatu

penelitian dan penilaian. Berikut instrumen yang digunakan pada penelitian ini

diantaranya:

1. Instrumen Penilaian Ahli

Penilaian ahli terbagi menjadi penilaian dosen dan penilaian oleh praktisi

di sekolah. Kriteria instrumen penilaian bahan ajar oleh ahli meliputi empat

aspek, sesuai dengan teori yang dipaparkan oleh Sa‟dun serta Peraturan Menteri

Agama Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2018 Tentang Buku Pendidikan

Agama Bab III Penyediaan Buku Pendidikan Agama Bagian Ketiga Penilaian

Pasal 10116

yang selanjutnya disesuaikan oleh peneliti pada tabel di bawah ini:

114

Endang, Op.cit., h. 12 115

Ibid., h. 29 116

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2018 Tentang Buku

Pendidikan Agama Bab III Penyediaan Buku Pendidikan Agama Bagian Ketiga Penilaian Pasal 10

Page 50: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

36

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Instrumen Validasi Ahli

ASPEK ISI

NO SUBASPEK KRITERIA

1 Nilai dan Norma Materi mampu menjaga persatuan dan kesatuan

bangsa serta terhindar dari unsur ketidakpatutan

2 Materi dan Isi Modul Memenuhi ketentuan umum yang berlaku

3

Relevansi Kesesuaian dengan tingkat perkembangan psikis

siswa

Mendukung ketercapaian kompetensi sesuai dengan

kurikulum yang berlaku

4 Manfaat Memberikan manfaat pengembangan wawasan bagi

pembaca

5 Kecukupan Memenuhi kecukupan materi, ilustrasi, latihan dan

tugas

6 Keakuratan Materi Materi yang disampaikan akurat

7 Kemutakhiran

Metode

Menggunakan metoda yang terbaru

8 Kebermaknaan Memiliki mana yang utuh

9 Proporsionalitas Uraian materi proporsional

ASPEK PENYAJIAN

NO SUBASPEK KRITERIA

1 Kelengkapan Sajian Memenuhi kelengkapan sajian

2 Teknik Penyajian Memiliki keruntutan alur

3 Pendukung Sajian Memuat daftar pendukung yang lengkap

ASPEK BAHASA

NO SUBASPEK KRITERIA

1 Kesesuaian dengan

tingkat perkembangan

siswa

Kesesuaian dengan tingkat perkembangan berpikir

siswa

2 Kekomuniktaifan dan

kesesuaian dengan

kebutuhan

pembelajaran

Menggunakan bahasa yang mudah dipahami

3 Kesesuaian dengan

kaidah penggunaan

bahasa Indonesia yang

baik dan benar (PUEBI)

Kesusaian dengan kaedah bahasa Indonesia yang

baik dan benar

4 Keruntutan dan

kesatuan/kepaduan

gagasan

Kesesuai dengan kaedah bahasa Indonesia yang

baik dan benar

ASPEK STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERINTEGRASI

Page 51: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

37

Dari beberapa subaspek dan kriteria yang dipaparkan dalam tabel diatas,

indikator yang digunakan dalam validasi ahli yang terdiri dari empat aspek.

Instrumen validasi dari aspek isi ialah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Instrumen Validasi Ahli Aspek Isi

MUSIK

NO SUBASPEK KRITERIA

1 Komponen Strategi

Problem Based

Learning

Memenuhi tahapan pembelajaran dengan strategi

Problem Based Learning

2 Matematika

terintegrasi musik

Menampilkan ide matematis melalui berbagai

presentasi

NO SUBASPEK INDIKATOR SK K B SB

1 Nilai dan Norma Materi tidak mengandung unsur

pornografi

Materi tidak mengandung unsur

ekstrimisme dan radikalisme

Materi tidak mengandung unsur SARA

Materi tidak mengandung unsur bias

gender

Materi tidak mengandung unsur ujaran

kebencian dan kekerasan

2 Materi dan Isi

Modul

Menyajikan Kompetensi Inti (KI) dan

Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator

Memuat materi pembelajaran yang

mengacu pada Kompetensi Inti (KI) dan

Kompetensi Dasar (KD)

Memberikan pengalaman belajar

3 Relevansi Jenjang kompetensi pengetahuan:

menentukan, menerapkan,

mengimplementasikan, menyusun

kembali

Jenjang kompetensi keterampilan

abstrak: memetakan dan menyelesaikan

masalah terintegrasi musik

Soal sesuai dengan materi dan

Page 52: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

38

Penilaian ahli untuk aspek penyajian terdiri dari 3 subaspek, yakni subaspek

kelengkapan sajian, teknik penyajian dan pendukung sajian. Adapun instrumen ahli

untuk aspek penyajian ialah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Instrumen Validasi Ahli Aspek Penyajian

kompetensi

4 Manfaat Membangun rasa ingin tahu

Membangun kreatifitas

5 Kecukupan Ilustrasi, gambar dan contoh

Materi sesuai kurikulum

Tugas dan soal yang disajikan

6 Keakuratan

Materi

Keakuratan konsep

Keakuratan teori

Keakuratan fakta

Orisinalitas/bebas plagiasi

7 Kemutakhiran

Metode

Kesesuaian dengan perkembangan ilmu

Topik yang aktual

Kekinian rujukan

8 Kebermaknaan Keutuhan makna antar bab

Keutuhan makna antar subbab

9 Proporsionalitas Seimbang antara pokok bahasan dengan

pendukungnya

Seimbang antara teori dan realita sehari-

hari

NO SUBASPEK INDIKATOR SK K B SB

1 Kelengkapan

Sajian

Mencantumkan kompetensi yang harus

dikuasai siswa

Menuliskan tujuan pembelajaran sesuai

materi

Menyajikan ringkasan

Menyajikan latihan soal

Menyajikan kunci jawaban

2 Teknik Penyajian Sistematika

Keruntutan

3 Pendukung

Sajian

Pengantar

Daftar isi

Page 53: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

39

Penilaian ahli pada aspek bahasa terdiri dari empat subaspek yakni kesesuaian

dengan tingkat perekembangan siswa, kekomunikatifan dan kesesuaian dengan

kebutuhan pembelajaran, kesesuaian dengan kaidah penggunaan bahasa Indonesia

yang baik dan benar (PUEBI) dan keruntutan dan kesatuan/kepaduan gagasan.

Intrumen validasi ahli pada aspek bahasa ialah sebagai berikut:

Tabel 3.5

Instrumen Validasi Ahli Aspek Bahasa

Peta konsep

Glosarium

Daftar pustaka

NO SUBASPEK INDIKATOR SK K B SB

1 Kesesuaian dengan

tingkat perkembangan

siswa

Berpikir

Emosi

Sosial

2 Kekomunikatifan dan

kesesuaian dengan

kebutuhan

pembelajaran

Pemahaman terhadap pesan

yang diberikan

Kesesuaian ilustrasi dengan

substansi

Memotivasi dan menstimulus

untuk memahami materi

3 Kesesuaian dengan

kaidah penggunaan

bahasa Indonesia yang

baik dan benar

(PUEBI)

Kesesuaian dengan kaidah tata

bahasa Indonesia

Ketepatan dalam penerapan

ejaan

Kebakuan istilah yang

digunakan

Kecermatan dalam penggunaan

simbol

4 Keruntutan dan

kesatuan/kepaduan

gagasan

Keutuhan makna dalam bab

Keutuhan makna dalam subbab

Keutuhan makna dalam

paragraf

Keterkaitan antar bab dalam

satu modul

Page 54: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

40

Penilaian aspek yang terakhir yakni aspek strategi problem based learning

terintegrasi musik terdiri dari dua subaspek yakni, komponen strategi problem based

learning dan matematika terintegrasi musik. Validasi siswa untuk aspek tersebut

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.6

Instrumen Validasi Ahli Aspek Strategi Problem Based LearningTerintegrasi

Musik

2. Instrumen Penilaian Siswa

Instrumen penilaian siswa digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap

produk. Adapun kriteria respon siswa tersebut ialah sebagai berikut:

Tabel 3.7

Kisi-Kisi Instrumen Validasi Siswa

NO SUBASPEK INDIKATOR SK K B SB

1 Komponen Strategi

Problem Based

Learning

Menjelaskan tujuan

pembelajaran

Mereview pengetahuan yang

dibutuhkan

Memberikan permasalahan

Menyusun strategi untuk

memecahkan masalah

Memecahkan masalah

menggunakan pendekatan yang

terintegrasi musik.

Memberi pengalaman untuk

memecahkan masalah

Membuat kesimpulan mengenai

aktivitas penyelesaian masalah

yang telah dilakukannya.

2 Matematika

terintegrasi musik

Menampilkan ide matematis

melalui bernyanyi

Menampilkan ide matematis

dengan menguraikan lagu

Page 55: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

41

No Aspek Indikator

1 Materi Memenuhi ketentuan pembelajaran dengan strategi problem

based learning terintegrasi musik

2 Bahasa Kesesuaian dengan kaidah penggunaan bahasa Indonesia

yang baik dan benar (PUEBI) dan mudah dipahami oleh

siswa

3 Ketertarikan Mendorong ketertarikan siswa untuk belajar menggunakan

modul

Dari ketiga aspek penilaian respon siswa, dalam penelitian ini peneliti

menggunakan 15 indikator. Indikator nomor 1-9 melihat respon siswa dari aspek

materi, nomor 10-12 respon siswa dari aspek bahasa dan nomor 13-15 respon siswa

dari aspek ketertarikan. Berikut ini 15 indikator yang digunakan dalam penelitian:

1. Penyajian materi dalam modul ini mudah dipahami

2. Ilustrasi yang ada pada modul membuat saya memahami materi yang disajikan

3. Modul ini menjelaskan konsep melalui ilustrasi masalah yang berkaitan dengan

musik

4. Modul ini menggunakan contoh-contoh soal yang berkaitan dengan musik

5. Modul ini mendorong saya dan membuat saya terlibat untuk memecahkan

masalah

6. Saya memecahkan masalah menggunakan pendekatan terintegrasi musik

7. Saya dapat membuat kesimpulan mengenai aktivitas penyelesaian masalah yang

telah dilakukan

8. Saya terlibat aktif dengan hadirnya permasalahan terintegrasi musik

9. Modul ini mempermudah saya dalam mengaransemen lagu

10. Kalimat yang digunakan pada modul ini tepat

11. Kalimat yang digunakan pada modul ini mudah dipahami

12. Bahasa yang digunakan pada modul ini komunikatif

13. Modul ini menambah semangat saya belajar matematika

14. Modul terintegrasi musik memotivasi saya belajar matematika

15. Modul ini membuat pembelajaran matematika tidak monoton dan membosankan

Page 56: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

42

F. TEKNIK ANALISIS DATA

Untuk melihat tingkat kelayakan modul pembelajaran dari data hasil validasi

ahli dan siswa, digunakan skala likert dengan menggunakan empat skala jawaban

saja dan tidak menggunakan pilihan jawaban netral. Berikut langkah-langkah dalam

melihat tingkat kelayakan modul pembelajaran yang digunakan dalam penelitian:

1. Hasil penilaian validasi ahli dan siswa yang berupa huruf diubah dengan

ketentuan:

Tabel 3.8

Aturan Pemberian Skor

Skor Keterangan

1 Sangat Kurang

2 Kurang

3 Baik

4 Sangat Baik

2. Data yang terkumpul dihitung nilai rata-rata dari setiap aspek yang dinilai

dengan rumus:

Keterangan:

= Rata-rata

∑ = Jumlah setiap data

= Jumlah data

3. Untuk melihat validasi modul pembelajaran dari hasil data penilaian,

pengukuran juga menggunakan rating scale. Perhitungan rating scale ditentukan

dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan: = persentase kelayakan modul pembelajaran

Page 57: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

43

Data penelitian yang bersifat kualitatif seperti komentar dan saran dijadikan

dasar dalam merevisi modul pembelajaran.

4. Langkah terakhir adalah menyimpulkan hasil perhitungan berdasarkan aspek

dengan melihat tabel di bawah ini:

Tabel kriteria penilaian:

Skor tertinggi = 4 (Sangat Baik)

Skor terendah = 1 (Sangat Kurang)

Jumlah kelas = 4 (SK sampai SB)

Tabel 3.9

Range dan Kriteria Kualitas Produk

Skor Keterangan

1 Sangat Kurang

2 Kurang

3 Baik

4 Sangat Baik

Sedangkan tabel kriteria diadapatasi dari Arikunto sebagai berikut:117

Tabel 3.10

Range Persentase dan Kriteria Kualitas Produk

Kriteria Validas Tingkat Validitas

81% – 100% Sangat Layak

61% – 80% Layak

41% – 60 % Cukup Layak

21 % – 40% Kurang Layak

< 21 % Tidak Layak

117

Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin Jabar, Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman

Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), Cet. V, h. 35

Page 58: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI HASIL PENGEMBANGAN

Pengembangan bahan ajar dengan Strategi Problem Based Learning Terintegrasi

Musik menggunakan model pengembangan ADDIE, yaitu Analysis (Analisis),

Design (Rancangan), Development (Pengembangan), Implementation

(Implementasi), dan Evaluation (Evaluasi). Bahan ajar yang dihasilkan berupa modul

pada materi transformasi geometri untuk siswa SMK Musik kelas XI (sebelas) yang

terdiri dari 4 kegiatan belajar. Berikut ini hasil pengembangan bahan ajar dengan

Strategi Problem Based Learning Terintegrasi Musik.

1. Analysis (Analisis)

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap analisis ini terbagi menjadi tiga, yaitu,

analisis masalah, analisis karakter siswa dan analisis kurikulum.

a. Analisis Masalah

Kegiatan pada tahap ini yakni mengidentifikasi masalah dengan

menganalisis modul yang digunakan di sekolah, serta literatur yang

digunakan guru. Guru di SMK Musik Perguruan Cikini menjelaskan bahwa

dalam pembelajaran materi transformasi geometri, guru memberikan siswa

rumus singkat kemudian diberikan contoh dan latihan soal. Berikut terlampir

soal yang diberikan guru untuk siswa.

Gambar 4.1

Soal Latihan Siswa

Page 59: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

45

Dari penjelasan guru matematika SMK Musik Perguruan Cikini.

Pembelajaran transformasi geometri yang dilakukan di kelas tidak mendalam

sampai kepada tahapan siswa mengetahui permasalahan kontekstual dalam

materi tersebut. Sedangkan kejuruan yang diambil oleh siswa yakni musik

tidak dilibatkan atau dapat diartikan pembelajaran dilakukan secara parsial.

b. Analisis Karakter Siswa

Pada tahap ini peneliti melakukan analisis terhadap keterampilan yang

perlu dilatih, juga mempertimbangkan keterampilan yang telah dimiliki

siswa, serta identifikasi karakteristik khusus siswa yang mungkin ada

hubungannya dengan rancangan aktivitas pengajaran. Dari analisis yang

dilakukan peneliti, siswa di SMK Musik Perguruan Cikini memiliki

kemampuan bermusik yang tinggi. Siswa mampu membaca notasi balok,

memainkan alat musik juga membunyikan nada pada notasi balok. Namun

minat siswa terhadap matematika terbilang minim, sebagaimana yang

dipaparkan oleh guru matematika di SMK Musik Perguruan Cikini dalam

percakapan dengan peneliti melalui WhatsApp.

c. Analisis Kurikulum

Tahap ini merupakan tahap analisis isi kurikulum, berupa analisis

Kurikulum 2013 untuk SMK sesuai dengan materi yang ditetapkan dalam

penelitian yakni Transformasi Geometri. Berdasarkan Peraturan Direktur

Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor: 464/D.D5/KR/2018 tentang Kompetensi Dasar Mata

Pelajaran Muatan Nasional, Muatan Kewilayahan, Dasar Bidang Keahlian,

Dasar Program Keahlian, dan Kompetensi Keahlian. Dalam peraturan

tersebut, rumusan kompetensi siswa sekolah menengah kejuruan/madrasah

aliyah sebagai berikut:

Page 60: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

46

Tabel 4.1

Kompetensi Inti & Kompetensi Dasar Materi Transformasi Geometri

Kompetensi Inti 3

(Pengetahuan)

Kompetensi Inti 4

(Keterampilan)

3 Memahami, menerapkan,

menganalisis, dan

mengevaluasi tentang

pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan

metakognitif sesuai dengan

bidang dan lingkup kajian

Matematika pada tingkat

teknis, spesifik, detail, dan

kompleks, berkenaan dengan

ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, budaya, dan humaniora

dalam konteks pengembangan

potensi diri sebagai bagian dari

keluarga, sekolah, dunia kerja,

warga masyarakat nasional,

regional, dan internasional.

4 Melaksanakan tugas spesifik dengan

menggunakan alat, informasi, dan

prosedur kerja yang lazim dilakukan

serta memecahkan masalah sesuai

dengan bidang kajian Matematika.

Menampilkan kinerja di bawah

bimbingan dengan mutu dan kuantitas

yang terukur sesuai dengan standar

kompetensi kerja, menunjukkan

keterampilan menalar, mengolah, dan

menyaji secara efektif, kreatif,

produktif, kritis, mandiri, kolaboratif,

komunikatif, dan solutif dalam ranah

abstrak terkait dengan pengembangan

dari yang dipelajari di sekolah, serta

mampu melaksanakan tugas spesifik

dibawah pengawasan langsung.

Kompetensi Dasar 3

(Pengetahuan)

Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan)

3.24 Menentukan masalah

kontekstual yang berkaitan

dengan transformasi geometri

4.24 Menyelesaikan masalah

kontekstual yang berkaitan dengan

transformasi geometri

Dari kompetensi inti dan kompetensi dasar yang tertuang dalam

peraturan tersebut, peneliti akan menggunakannya sebagai pedoman

perumusan indikator dan tujuan pembelajaran di tahap design.

2. Design (Rancangan)

Dalam tahap design (rancangan) dilakukan persiapan sebelum pembuatan

bahan ajar. Persiapan yang dilakukan yaitu merumuskan indikator, tujuan

pembelajaran, dan menyusun draft modul.

Page 61: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

47

d. Merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran

Pada tahap ini perumusan indikator dan tujuan pembelajaran didasarkan

pada analisis kurikulum dan analisis karakter siswa. Dari analisisi kurikulum

mengenai kompetensi inti, kompetensi dasar, serta mempertimbangkan

kemampuan siswa, peneliti menyusun indikator sebagai berikut:

Tabel 4.2

Indikator Modul

Indikator (Pengetahuan) Indikator (Keterampilan)

3.24.1 Menentukan nada dan ketukan

pada notasi balok

4.24.1 Memetakan notasi balok

pada bidang kartesius

3.24.2 Menerapkan konsep translasi 4.24.2 Menyelesaikan masalah

terintegrasi musik

menggunakan matriks translasi 3.24.3 Menentukan sifat-sifat translasi

3.24.4 Mengimplementasikan konsep

refleksi terhadap sumbu

4.24.3 Menyelesaikan masalah

menggunakan matriks refleksi

terhadap sumbu 3.24.5 Menyusun kembali notasi balok

dengan konsep refleksi terhadap

sumbu

3.24.6 Mengimplementasikan konsep

refleksi terhadap sumbu

4.24.4 Menyelesaikan masalah

menggunnakan matriks refleksi

terhadap sumbu 3.24.7 Menyusun kembali notasi balok

dengan konsep refleksi terhadap

sumbu

Sebagai pengantar materi transformasi geometri terintegrasi musik, siswa

diharapkan untuk mampu menentukan nada dan ketukan pada notasi balok

serta memetakan notasi balok pada bidang kartesius. Hal ini menjadi dasar

peneliti memasukkan indikator 3.24.1 dan indikator 4.24.1 dalam modul

pembelajaran.

Penentuan indikator modul yang peneliti tetapkan didasari pembelajaran

matematika terintegrasi musik yang pernah diajarkan oleh Ms. Maria

Hernandez dan Mr. Phillip Riggs selaku guru matematika dan guru musik di

North Carolina School of Science and Mathematics di tahun 2016. Pada

pembelajaran tersebut, Ms. Hernandez dan Mr. Riggs memaparkan mengenai

Page 62: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

48

relasi antara matematika dan musik sebagaimana yang terlampir pada gambar

dibawah ini.118

Gambar 4.2

Integrasi Musik dan Matematika Menurut Henandez dan Riggs

Kemampuan untuk melakukan inversion dan retrograde merupakan

kemampuan yang terdapat di teori musik dasar. Sedangkan diminution

(menyempit), augmentation (meluas), change the key (merubah nada dasar)

dan offset the timing round (merubah birama) merupakan pembelajaran teori

musik tingkat lanjut yang kerap dipelajari untuk composer ataupun arranger

musik di tingkatan Perguruan Tinggi

Dilain sisi, perpindahan nada yang dilakukan dengan proses translasi

dalam matematika merupakan perubahan nada yang biasa digunakan sebagai

pengulangan dalam sebuah lagu. Oleh karena itu, dalam pembuatan modul

ini, materi transformasi geometri yang digunakan ialah translasi serta masalah

matematis yang berkaitan dengan inversion dan retrograde, atau disebut

dengan refleksi terhadap sumbu , dan refleksi terhadap sumbu . Dari

indikator yang telah ditetapkan, kemudian peneliti merumuskan tujuan

pembelajaran yand dapat dilihat di dalam modul pada lampiran.

118

NCSSM, Math and Music: An Interdiciplinary Approach to Transformations of

Functions, diakses pada tanggal 19 Januari 20201 di

https://www.youtube.com/watch?v=k37m3jse9_A

Page 63: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

49

e. Menyusun draft modul

Penyusunan modul yang dikembangkan berdasarkan standar minimal

pembuatan modul, tahapan strategi Problem Based Learning, dan hasil tahap

analisis. Rancangan draft modul terdiri dari: 1) Rancangan pertama, yakni

sampul, kata pengantar, daftar isi dan peta konsep; 2) Rancangan

kedua/pendahuluan terdiri dari deskripsi, prasyarat, penjelasan isi modul,

kompetensi inti dan indikator; 3) Rancangan ketiga mengenai Kegiatan

Belajar 1 sampai 4, sesuai dengan tahap pembelajaran Problem Based

Learning; dan 4) Rancangan keempat berisikan Kunci Jawaban, Glosarium,

dan Daftar Pustaka.

3. Development (Pengembangan)

Pada tahap pengembangan, bahan ajar berupa modul dikembangkan

berdasarkan kebutuhan yang telah dianalisis sebelumnya. Setelah itu, modul

akan diujikan tingkat kelayakannya oleh ahli. Tahapan dalam proses

pengembangan penelitian ialah sebagai berikut:

f. Realisasi Draft Modul

Draft modul yang telah dirancang direalisasikan sehingga dapat

digunakan saat tahap implementasi. Dalam tahap rancangan draft modul

terdapat tiga rancangan. Rancangan pertama yakni sampul, kata pengantar,

daftar isi, dan peta konsep.

Gambar 4.3

Sampul Modul Transformasi Geometri

Page 64: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

50

Pembuatan sampul menggunakan aplikasi canva. Dengan penggunaan

warna soft dan menambahkan beberapa ornamen musik diharapkan mampu

menarik perhatian siswa. Sampul berisikan judul modul, keterangan kelas,

keterangan bahan ajar dan tahun. Sedangkan penulisan nama penyusun, nama

pembimbing dan institusi pendidikan di letakkan pada halaman tambahan

yang dibuat menggunakan Microsoft Word.

Gambar 4.4

Kata Pengantar, Daftar Isi dan Peta Konsep

Selanjutnya yakni rancangan kedua direalisasikan menggunakan aplikasi

Microsoft Word. Rancangan kedua/pendahuluan berisikan deskripsi,

prasyarat, penjelasan isi modul, kompetensi dasar dan indikator. Deskripsi

berisikan pengantar mengenai modul, prasyarat berisikan materi yang harus

dipahami siswa agar memudahkannya dalam memahami modul. Penjelasan

isi modul berisikan hal-hal yang terdapat di dalam modul, kompetensi dasar

dan indikator yang diharapkan tercapai setelah siswa belajar menggunakan

modul.

Page 65: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

51

Gambar 4.5

Pendahuluan

Rancangan ketiga yakni merealisasikan draft modul mengenai Kegiatan

Belajar 1 sampai dengan 4 menggunakan aplikasi Microsoft Word. Dalam

tiap kegiatan belajar, berisikan tujuan pembelajaran, tahapan strategi problem

based learning, rangkuman dan latihan soal.

Gambar 4.6

Kegiatan Belajar 1-4

Page 66: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

52

Rancangan yang terakhir yakni rancangan keempat berisikan Kunci

Jawaban, Glosarium dan Daftar Pustaka.

Gambar 4.7

Kunci Jawaban, Glosarium dan Daftar Pustaka

g. Validasi Ahli

Setelah merealisasikan draft modul, langkah selanjutnya adalah

melakukan tahap penilaian oleh ahli guna mengetahui kualitas modul serta

saran untuk perbaikan modul. Penilaian ahli dilakukan oleh 5 orang dosen

Pendidikan Matematika UIN Jakarta, guru matematika dan guru musik.

Adapun nama-nama validator dan instrumen penilaian oleh ahli pada

lampiran.

h. Revisi Draft Modul

Setelah mendapatkan penilaian dari para ahli, terdapat komentar dan

saran yang harus diperbaiki pada modul. Adapun komentar dan perubahan

yang dilakukan sebagai berikut:

Page 67: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

53

Tabel 4.3

Revisi Bahan Ajar Modul

REVISI BAHAN AJAR MODUL

NO. SEBELUM SESUDAH

1. Komentar:

Pada hal 1.17 soal no.2 dan 3

seharusnya selain mencantumkan

judul lagu juga harus mencantumkan

versinya (siapa yang bernyanyi)

karena satu judul lagu bisa

dinyanyikan oleh banyak penyanyi

dengan nada/beberapa not yang

berbeda sebagai improvisasi.

Sebelum:

Peneliti menambahkan penyanyi serta

merapihkan notasi balok dari latihan soal

kegiatan belajar 1

2. Komentar:

Musik adalah „suara‟ yang ditata

sehingga mengandung irama, lagu,

nada dan harmonisasi, maka perlu ada

tugas/instruksi „mendengarkan nada

atau musik‟ (dapat menggunakan alat

musik tertentu) sebagai tuntutan yang

seharusnya dalam belajar musik

Peneliti menambahkan QR Code sehingga

siswa dapat mendengarkan notasi balok.

3. Komentar:

Glosarium masih sangat kurang, masih

banyak kata istilah matematika dan

Peneliti menambahkan istilah matematika dan

musik yang berkaitan dengan materi namun

belum dimasukkan dalam modul.

Page 68: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

54

teori musik yang belum dimasukkan

Sebelum:

4. Komentar:

Pada kata pengantar dinyatakan bahwa

bahan ajar ini disusun berdasarkan

Kurikulum 2013, namun tidak ada

Kurikulum 2013 sebagai bahan

rujukan pada daftar pustaka

Sebelum:

Peneliti menambahkan referensi Kurikulum

2013 yakni mengacu pada perdirjen

dikdasmen.

5. Komentar:

Kata t ransformasi pada judul cover

sebaiknya tidak dipisahkan atau jika

harus dipisahkan teks Trans- (gunakan

tanda -). Tanpa tanda tersebut maka

Peneliti merevisi cover modul pembelajaran

sesuai dengan komentar ahli.

Page 69: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

55

teks trans akan mempunyai makna

yang berbeda

6. Komentar:

Pada hal 1.10 kata mengonvensikan

apa artinya? Kesalahankah?

Sebelum:

Peneliti salah menuliskan kata yang

seharusnya mengkonversikan, dalam modul

sebelum revisi menggunakan kata

mengkonvensikan.

7. Komentar:

Pada hal 1.13 dan 1.15 pada kata

„Nilai Ketukan Ke-„ dan „nada‟ perlu

diberikan tanda petik atau ditulis

dalam tipe bold/italic sebagai

penekanan atas objek teks serta

perhatikan penggunaan huruf capital

Peneliti menggunakan huruf bold pada kata

“Nilai Ketukan Ke-“ dan “Nada” yang

terdapat pada halaman yang dimaksud.

Page 70: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

56

yang tepat

Sebelum:

8. Komentar:

Dalam penggunaan bahasa Indonesia

yang baik dan benar maka kata „tahu‟

ditulis tetap „tahu‟ meski dibacanya

„tau‟, kecuali bahan ajar ingi

menggunakan komunikasi yang

informal.

Sebelum:

Peneliti mengganti penggunaan kata tau

menjadi tahu.

Page 71: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

57

9. Komentar:

Untuk membangun pemahaman siswa

pada relevansi refleksi terhadap sumbu

x dan sumbu y pada matematika

dengan konsep inversion dan

retrograde pada musik, maka siswa

perlu diminta untuk mendengarkan

nada sebelum dan sesudah inversion

Peneliti menambahkan QR Code sehingga

siswa dapat mendengarkan nada sebelum dan

sesudah inversion ataupun retrograde.

10. Komentar:

Ada beberapa gambar dan tulisan yang

nge-blur, coba tingkatkan resolusinya,

pastikan hal tersebut tidak

mengganggu pemakai modul.

Sebelum:

Peneliti mengganti gambar dan tulisan yang

tidak jelas dan meningkatkan resolusinya.

11. Komentar:

Modul bahan ajar di cek plagiarisme

Hasil cek plagiarism modul terlampir.

12. Komentar:

Pada daftar isi, judul poin tidak boleh

melebihi kolom halaman.

Sebelum:

Peneliti mengubah poin yang melebihi kolom

halaman.

Page 72: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

58

13. Komentar:

Pada poin 3, bukan petunjuk

penggunaan modul tapi penjelasan isi

modul

Peneliti mengganti kata petunjuk penggunaan

modul yang ada pada daftar isi dan halaman

6.

14. Komentar:

Kata diatas, diperbaiki menjadi di atas.

Sebelum:

Peneliti mengganti seluruh penggunaan kata

diatas dalam modul, menjadi di atas.

Page 73: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

59

15. Komentar:

Review bab 4 kurang sesuai

Peneliti merevisi masalah notasi balok yang

terdapat pada kegiatan belajar 4

16. Komentar:

Rumusan indiator masih pada level

low order thinking coba cek lagi ciri-

ciri kata kerja operasional untuk aspek

kemampuan pemecahan masalah.

Sebelum:

Peneliti merevisi indikator yang digunakan

dalam modul.

Dari beberapa komentar dan saran yang diberikan terdapat beberapa

saran yang karena keterbatasan peneliti tidak dapat dilakukan. Adapun

beberapa saran tersebut yakni:

Page 74: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

60

“Bernyanyi adalah tindakan vokal untuk menghasilkan hal

musikal dengan memakai suara oleh karena itu maka dapat

dinyatakan bahwa ide matematis pada bahan ajar hanya memuat

integrasi teori musik belum pada bernyanyi”

Kegiatan bernyanyi dalam modul ini peneliti sajikan pada halaman 8

modul. Hal ini dimaksudkan untuk menguji kemampuan siswa dalam

membaca notasi balok. Namun memang keterbatasan penelitian ini, tidak ada

tolak ukur khusus yang dapat dilakukan dari hasil bernyanyi siswa. Kegiatan

musik yang berkaitan dengan bernyanyi ini selanjutnya akan peneliti jelaskan

ditahapan implementasi. Ketika peneliti meminta siswa untuk menyanyikan

notasi balok yang terdapat dalam modul.

“Pada beberapa halaman modul terdapat kalimat-kalimat

penjelasan yang lumayan panjang tetapi ilustrasinya hanya sedikit,

baiknya ditambah dengan beberapa ilustrasi agar tidak monoton,

ilustrasi yang lebih banyak juga akan membantu siswa-siswa yang

kurang familiar dengan musik”

“Untuk orang awam (yang tidak mengerti musik, bahasa yang

disajikan kurang dipahami)”

Ilustrasi yang dipaparkan peneliti dalam modul ini banyaknya

menggunakan pendekatan masalah musik menggunakan notasi balok. Hal ini

dikarenakan modul ini diperuntukkan untuk siswa kejuruan musik yang telah

memiliki pemahaman teori musik dasar (sebagaimana yang tertera di dalam

prasyarat dalam bagian pendahuluan dalam modul).

4. Implementation (Implementasi)

Tahap implementasi dilakukan pada siswa di Kelas XI SMK Musik

Perguruan Cikini. Proses uji coba terbatas dilakukan kepada 19 orang siswa

melalui pembelajaran daring via zoom meeting. Pada proses implementasi ini,

peneliti meminta siswa untuk mengunduh modul pembelajaran kemudian

menjelaskan kepada siswa poin-poin bagian yang ditanyakan oleh siswa,

setelah siswa memahami materi pada modul, peneliti meminta siswa untuk

mengerjakan latihan soal yang terdapat dalam modul. Implementasi

Page 75: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

61

dilakukan 1 kali dengan uji coba kegiatan belajar 1. Diakhir pembelajaran,

hanya 16 siswa yang mengisi angket respon siswa.

Gambar 4.8

Dokumentasi Proses Implementasi di Kelas XI SMK Musik Perguruan

Cikini

Seperti yang telah dibahas pada tahap pengembangan yakni saran ahli

terkait bernyanyi. Peneliti meminta beberapa siswa secara acak untuk

menyanyikan notasi balok yang terdapat di modul halaman 8. Siswa SMK

Musik Perguruan Cikini kelas XI dapat menyanyikan notasi balok yang

terdapat pada modul. Hal ini dikarenakan siswa mengikuti tes membaca

notasi balok sebagai syarat pendaftaran sebagai siswa SMK Musik Perguruan

Cikini.

Selain komentar mengenai bernyanyi, beberapa ahli juga memberikan

komentar terkait bahasa yang digunakan, saat uji coba terbatas bahasa yang

digunakan dalam modul dapat dipahami siswa, hal ini peneliti jelaskan pada

bagian deskripsi dan analisa data hasil uji coba.

5. Evaluation (Evaluasi)

Evaluasi yang dilakukan yaitu evaluasi dengan meminta saran subjek uji

coba terhadap bahan ajar yang digunakan. Dalam penelitian ini, evaluasi yang

Page 76: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

62

diberikan oleh ahli dan siswa. Evaluasi yang diberikan oleh ahli peneliti

lakukan pada tahap pengembangan adapun hasil validasi data hasil uji coba

peneliti jelaskan pada bagian selanjutnya.

B. DESKRIPSI DAN ANALISA DATA HASIL UJI COBA

Pembahasan yang dilakukan berdasarkan tahapan analisis hingga evaluasi

modul. Bahasan ini mengenai layak atau tidaknya bahan ajar dan respon siswa

terhadap bahan ajar.

1. Validitas Bahan Ajar Oleh Ahli

Pada bagian ini bertujuan menganalisis hasil data yang telah melewati tahap

validasi atau penilaian oleh ahli. Penilaian ini untuk mengetahui kelayakan

bahan ajar berupa modul sebelum digunakan secara mandiri oleh siswa. Aspek

yang dinilai oleh ahli terdiri dari 4 aspek, diantaranya: 1) aspek isi; 2) aspek

penyajian; 3) aspek bahasa; dan 4) aspek strategi problem based learning

terintegrasi musik. Poin-poin dalam tiap aspek, ditentukan berdasarkan indikator

yang berkaitan dengan aspek yang hendak divalidasi. Penilaian menggunakan

skala 1-4, dengan keterangan sangat kurang sampai dengan sangat baik.

Bahan ajar ini dinilai oleh 7 ahli, terdiri dari 5 orang dosen Pendidikan

Matematika UIN Jakarta, 1 orang guru matematika dan 1 orang guru musik.

Waktu pelaksanaan validasi antara dosen dan guru dilakukan secara bersamaan.

Hasil validasi draft awal diperbaiki sesuai dengan saran para ahli dan

menghasilkan modul yang diimplementasikan pada siswa. Persentase penilaian

yang sudah melewati tahap kalkulasi dapat dilihat pada tabel 4.4. Dengan

perolehan nilai sebesar 76,20% dan jika dilihat pada tabel 3.10 kriteria kualitas

bahan ajar termasuk pada kriteria layak.

Page 77: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

63

Tabel 4.4

Hasil Validasi Bahan Ajar oleh Ahli

No. Aspek Persentase (%) Kriteria

1 Aspek Isi 85, 68 Sangat Layak

2 Aspek Penyajian 75, 83 Layak

3 Aspek Bahasa 68, 15 Layak

4 Aspek Strategi PBL

Terintegrasi Musik

75, 15 Layak

Penilaian Keseluruhan 76, 20 Layak

Dari tabel di atas, penilaian terbesar pada aspek isi yakni sebesar 85,68 %

dengan kriteria sangat layak. Penilaian terkecil pada aspek bahasa yakni sebesar

68, 15% dengan kriteria layak. Adapun penilaian validator untuk setiap aspek

adalah sebagai berikut:

a. Aspek Isi

Aspek ini terdiri dari sembilan subaspek dengan nilai rata-rata 85,68%

kriteria sangat layak. Penilaian sembilan aspek tersebut sebagai berikut:

Tabel 4.5

Hasil Validasi pada Aspek Isi

No Subaspek Persentase (%) Kriteria

1 Nilai dan Norma 96, 43 Sangat Layak

2 Materi dan Isi Modul 88, 10 Sangat Layak

3 Relevansi 84, 52 Sangat Layak

4 Manfaat 89, 29 Sangat Layak

5 Kecukupan 84, 52 Sangat Layak

6 Keakuratan Materi 81, 25 Sangat Layak

7 Kemutakhiran Metode 84, 52 Sangat Layak

8 Kebermaknaan 87, 50 Sangat Layak

9 Proporsionalitas 75, 00 Layak

Penilaian Keseluruhan 85, 68 Sangat Layak

Dari tabel diatas nilai terkecil ialah subaspek proporsionalitas,

proporsionalitas yang dimaksud dalam penilaian ahli tersebut ialah

keseimbangan antara pokok bahasan dengan pendukung dan keseimbangan

Page 78: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

64

dengan teori dan realita sehari-hari. Dari komentar yang diberikan oleh ahli.

Aspek tersebut masih kurang dikarenakan masih kurangnya ilustrasi-ilustrasi

yang digunakan. Untuk itulah dalam revisi modul, peneliti menambahkan QR

Code yang berisikan ilustrasi dari segi auditori agar siswa dapat mendengarkan

notasi balok yang menjadi contoh ataupun penyajian masalah dalam kegiatan

belajar.

b. Aspek Penyajian

Hasil validasi pada aspek penyajian memperoleh nilai keseluruhan sebesar

75,83% dengan kriteria layak dengan. Adapun penilaian tiap subaspek ialah

sebagai berikut:

Tabel 4.6

Hasil Validasi pada Aspek Penyajian

No Subaspek Persentase (%) Kriteria

1 Kelengkapan Materi 80, 71 Sangat Layak

2 Teknik Penyajian 73, 21 Layak

3 Pendukung Sajian 73, 57 Layak

Penilaian Keseluruhan 75, 83 Layak

Dari penilaian di atas penilaian tertinggi diperoleh subaspek kelengkapan

materi dengan persentase 80,71% dan nilai terkecil subaspek teknik penyajian

yakni sebesar 73,21%.

c. Aspek Bahasa

Penilaian aspek bahasa dengan nilai persentase sebesar 69, 64% dengan

kriteria layak. Dari keempat aspek penilaian, penilaian aspek bahasa merupakan

penilaian terkecil dibanding aspek yang lain.

Page 79: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

65

Tabel 4.7

Hasil Validasi pada Aspek Bahasa

No Subaspek Persentase (%) Kriteria

1 Kesesuaian dengan tingkat

perkembangan siswa

64, 29 Layak

2 Kekomunikatifan dan kesesuaian

dengan kebutuhan pembelajaran

72, 62 Layak

3 Kesesuaian dengan kaidah

penggunaan bahasa Indonesia yang

baik dan benar (PUEBI)

66, 07 Layak

4 Keruntutan dan Kesatuan/Kepaduan

Gagasan

69, 64 Layak

Penilaian Keseluruhan 68, 15 Layak

Penilaian terkecil dalam subaspek kesesuaian dengan tingkat perkembangan

siswa, adapun penilaian ahli untuk subaspek tersebut yakni kesesuaian dengan

aspek berpikir, emosi, dan sosial. Selain itu, kesesuaian dengan kaidah PUEBI,

juga mendapatkan nilai yang cukup kecil yakni 66,07% . Karenanya, peneliti

mengganti beberapa penggunaan kata yang tidak sesuai dengan PUEBI

terkhusus pemenggalan kata transformasi dalam sampul modul.

d. Aspek Strategi Problem Based Learning Terintegrasi Musik

Dalam aspek ini terdiri dari dua subaspek. Pada subaspek pertama menilai

ketepatan tahapan strategi problem based learning yang digunakan dalam

modul, dan subaspek kedua menilai integrasi musik yang ada dalam modul.

Tabel 4.8

Hasil Validasi pada Aspek Strategi Problem Based Learning Terintegrasi

Musik

No Subaspek Persentase (%) Kriteria

1 Komponen strategi PBL 77, 04 Layak

2 Matematika terintegrasi musik 73, 21 Layak

Penilaian Keseluruhan 75, 13 Layak

Secara keseluruhan persentase untuk aspek strategi problem based learning

terintegrasi musik termasuk kriteria layak. Adapun indikator dari subaspek

komponen strategi problem based learning ialah sebagai berikut:

Page 80: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

66

Tabel 4.9

Indikator Subaspek Komponen Strategi Problem Based Learning

No Indikator Penilaian Persentase (%) Kriteria

1 Menjelaskan tujuan pembelajaran 92, 86 Sangat Layak

2 Me-review pengetahuan yang

dibutuhkan 71, 43 Layak

3 Memberikan permasalahan 67, 86 Layak

4 Menyusun strategi untuk

memecahkan masalah 75, 00 Layak

5 Memecahkan masalah

menggunakan pendekatan yang

terintegrasi musik

75, 00 Layak

6 Memberi pegnalaman untuk

memecahkan masalah 78, 57 Layak

7 Membuat kesimpulan mengenai

aktivitas penyelesaian masalah

yang telah dilakukannya

78, 57 Layak

Dari tabel di atas, terdapat poin indikator yang memperoleh nilai terkecil

yakni indikator memberikan permasalahan. Penilaian untuk indikator subaspek

ini mendapatkan nilai yang kecil dikarenakan minimnya permasalahan yang

disajikan.

Sedangkan untuk subaspek matematika terintegrasi musik, terdapat dua

indikator pertanyaan, yakni 1) menampilkan ide matematis melalui bernyanyi

dan 2) menampilkan ide matematis dengan menguraikan lagu. Indikator pertama

dengan persentase 60,71% kriteria layak dan indikator kedua memperoleh nilai

85,71% dengan kriteria sangat layak. Pada indikator pertama memperoleh nilai

yang cukup kecil bila dibandingkan dengan indikator lainnya karena memang

tidak ada tolak ukur khusus untuk menilai ketepatan siswa dalam bernyanyi.

Keterbatasan tersebut peneliti tuangkan pada bagian keterbatasan penelitian.

2. Respon Siswa terhadap Bahan Ajar

Implementasi dilakukan guna mengetahui respon siswa terhadap bahan ajar

berupa modul dengan strategi Problem Based Learning Terintegrasi Musik dengan

menggunakan angket pada google form. Angket respon siswa menggunakan skala

likert dengan 4 alternatif jawaban dan terdiri dari 15 pertanyaan. Implementasi

Page 81: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

67

dilakukan kepada 19 siswa kelas XI di SMK Musik Perguruan Cikini. Dari 19 siswa,

terdapat 3 orang siswa yang tidak berkenan mengisi angket respon. Hasil analisis

respon siswa dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.10

Hasil Respon Siswa Terhadap Bahan Ajar

No Subaspek Persentase (%) Kriteria

1 Materi 71,88 Layak

2 Bahasa 77,60 Layak

3 Ketertarikan 64,58 Layak

Penilaian Keseluruhan 71,35 Layak

Berdasarkan hasil data pada tabel di atas, diperoleh hasil penilaian secara

keseluruhan dari 3 aspek. Nilai keseluruhan tersebut dikonversi berdasarkan kriteria

penilaian pada tabel 3.9 menunjukkan bahwa hasil modul termasuk pada kriteria

layak. Aspek ketertarikan merupakan aspek dengan nilai persentase terkecil yakni

sebesar 64,58%. Dari angket siswa, siswa memberikan beberapa komentar mengenai

ketertarikannya terhadap modul terintegrasi musik.

“Sejauh ini, bagi saya pelajar yang kurang tertarik dengan

matematika karena menggunakan cara seperti ini (berhubungan

dengan musik) memunculkan rasa penasaran dan terus ingin

mengerti/menonton/memahami bagaimana caranya menggunakan

modul seperti ini. Kekurangannya mungkin karena penyampaian yang

tidak terlalu mudah dipahami karena memutar otak untuk terus

berpikir dan banyak pelajar yang pasti akan langsung malas atau

tidak mau memperhatikan lagi”

Dari kutipan siswa tersebut, peneliti berasumsi siswa yang berbakat dari aspek

seni musik cenderung tidak terlalu senang dengan penjelasan yang mengharuskannya

berpikir (dalam hal ini istilah matematis). Seiring dengan asumsi tersebut, guru

musik yang menjadi validator ahli penelitian memaparkan bahwa untuk siswa yang

memiliki kecenderungan musik, modul memang mudah dipahami dari segi musik,

namun apabila sudah mengaitkan dengan matematika itulah yang membuat modul ini

menjadi tantangan bagi siswa kejuruan musik. Menariknya, salah satu siswa

memberikan komentar sebagai berikut:

Page 82: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

68

“Seterstruktur apapun sistem mengajar ini, yang telah dirancang

sedemikian rupa namun pemalas akan tetap malas. Tidak akan ada

motivasi yang masuk, jika semua dilakukan terpaksa. Mungkin

motivasi yang masuk adalah ya adalah keterpaksaan. Keterpaksaan

untuk mendapat nilai. Namun saya sadar dan hargai ini upaya

sekolah mencoba menyusun program belajar yang baik kepada siswa-

siswi di masa pandemic ini. Namun nilai harus tetap dicatat, dan

tidak bisa didapatkan dengan mengeluh, hanya bisa dilakukan,

dengan keterpaksaan atau tidak dengan, kita tetap butuh.”

Komentar tersebut diberikan oleh siswa yang memberikan nilai 2 pada tiap poin

penilaian ketertarikan. Hal ini berbanding terbalik dengan siswa yang memberikan

penilaian rata-rata 3. Komentar yang dipaparkan ialah sebagai berikut.

“Seru, cuman agak sulit aja.”

“Isi dari materi tersebut menarik dan mudah dipahami.”

“Menurut saya sangat baik dan mudah untuk dimengerti.”

Komentar yang saling kontradiktif mengenai ketertarikan siswa tersebut dengan

keterbatasan peneliti, peneliti belum mampu menjawab secara spesifik aspek lain

yang memengaruhi ketertarikan tersebut. Apalagi implementasi hanya dilakukan

kepada 19 siswa. Dari aspek materi, salah satu komentar dari siswa yang menarik

ialah peserta yang menyarankan peneliti untuk mempelajari teori musik dasar lebih

dalam lagi.

“Lebih mendalami tentang teori musik dasar agar saat

mempresentasikan, para pendengarnya akan semakin paham dgn apa

yang disampaikan.”

Kurangnnya mendalamnya pemahaman peneliti terhadap teori musik merupakan

keterbatasan penelitian ini. Jika peneliti analisis kembali, pembelajaran terintegrasi

musik yang dilakukan di North Carolina School of Science and Mathematics

merupakan proses interdisipliner yang dilakukan antara guru matematika dan guru

musik secara sinergis. Sehingga konsep musik yang terdapat dalam pembelajaran

lebih tepat dan proses pembelajaran dapat dilakukan secara bersamaan.

Page 83: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

69

C. KAJIAN PRODUK AKHIR

Produk akhir dalam penelitian ini adalah bahan ajar berupa modul pada materi

transformasi geometri untuk kelas XI SMK Musik dengan strategi problem based

learning terintegrasi musik. Hasil produk ini sudah melewati tahap validasi oleh ahli,

baik dosen maupun praktisi dan dinyatakan layak dengan revisi. Setelah revisi

selesai, dilakukan uji coba terbatas pada 19 siswa. Dari 19 siswa yang berkenan

untuk mengisi angket respon sebanyak 16 siswa, dari hasil angket respon tersebut

menghasilkan respon yang baik dalam hal materi, bahasa dan ketertarikan dengan

kriteria layak.

Produk akhir berisikan sampul, halaman depan sampul, kata pengantar, daftar

isi, peta konsep, pendahuluan, kegiatan belajar 1-4. Kegiatan belajar berisikan tujuan

pembelajaran dan pembelajaran dengan strategi problem based learning terintegrasi

musik yakni, me-review dan menyajikan masalah yang berkaitan dengan notasi

balok, menyusun strategi, menerapkan strategi, mengevaluasi hasil. Dalam kegiatan

belajar juga berisikan rangkuman dan latihan soal tidak hanya itu dalam kegiatan

belajar, terdapat QR Code untuk membantu siswa mendengarkan masalah musik

yang disajikan didalam modul. Pada bagian akhir modul terdapat kunci jawaban,

glosarium dan daftar pustaka

D. KETERBATASAN PENELITIAN

Peneliti menyadari terdapat berbagai keterbatasan dalam penelitian ini,

diantaranya:

1. Materi transformasi geometri yang terdapat dalam modul tidak menyeluruh.

Dalam modul ini materi yang dipelajari yakni translasi, refleksi terhadap

sumbu dan refleksi terhadap sumbu . Hal ini dikarenakan, permasalahan

musik terkait refleksi terhadap sumbu O(0,0), garis dan garis

tidak ada. Sedangkan materi musik yang berkaitan dengan rotasi dan dilatasi

merupakan perluasan lebih jauh dari materi teori musik dasar. Untuk

melakukan dilatasi dan rotasi, siswa harus memahami cara aransemen dan

komposisi sebuah lagu yang dipelajari di Perguruan Tinggi.

Page 84: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

70

2. Dalam modul terdapat bagian siswa diminta untuk menyanyikan atau

membunyikan nada yang terdapat pada notasi balok. Namun, tidak ada

penilaian khusus yang dapat dilakukan untuk mengukur ketepatan

pembunyian nada yang disuarakan oleh siswa apabila siswa melakukan

pembelajaran secara mandiri.

3. Keterbatasan peneliti dalam menyajikan masalah-masalah musik yang

berkaitan dengan materi transformasi geometri.

4. Apabila modul diimplementasikan di dalam kelas, guru matematika yang

mengajar perlu memahami teori musik dasar atau melakukan sinergi dengan

guru musik. Agar penyampaian dari segi musik lebih komprehensif dan

tepat.

5. Penentuan validasi bahan ajar dalam penelitian ini melalui validasi oleh 5

ahli dari kalangan dosen dan 2 praktisi, juga melihat respon dari 16 siswa.

Sehingga validitas bahan ajar dapat berubah jika diujikan pada skala yang

lebih luas.

Page 85: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

71

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pengembangan bahan ajar modul dengan strategi problem based learning

terintegrasi musik pada materi transformasi geometri dilakukan dengan model

pengembangan research and development. Dari proses pengembangan tersebut dapat

disimpulkankan:

1. Bahan ajar yang dikembangan dengan model pengembangan ADDIE dengan

tahapan sebagai berikut:

a. Tahap Analysis (Analisis), analisis yang dilakukan meliputi: 1) analisis

masalah, pada tahap ini ditemukan bahwa pembelajaran transformasi

geometri yang dilakukan di kelas tidak menggunakan permasalahan

kontekstual, siswa hanya diberikan rumus dan latihan soal; 2) analisis

karakter siswa, peneliti mengidentifikasikan karakter khusus dari siswa

SMK Musik yaitu siswa mampu membaca notasi balok, memainkan alat

musik dan membunyikan nada pada notasi balok; dan 3) analisis kurikulum,

berupa analisis Kurikulum 2013 untuk SMK sesuai dengan materi yang

ditetapkan dalam penelitian yakni Transformasi Geometri.

b. Tahap Design (Rancangan), dalam tahap rancangan, peneliti melakukan

kegiatan yakni: 1) merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran,

berdasarkan analisis kurikulum, analisis karakter dan analisis masalah yang

telah dilakukan pada tahap sebelumnya; 2) menyusun draft modul, yang

terdiri dari empat rancangan: a) rancangan pertama berisikan sampul, kata

pengantar, daftar isi dan peta konsep, b) rancangan kedua yakni

pendahuluan, c) rancangan ketiga berisikan kegiatan belajar dan d)

rancangan keempat berisikan kunci jawaban, glosarium dan daftar pustaka.

c. Tahap Development (Pengembangan), terbagi menjadi tiga: 1) realisasi draft

modul yang telah disusun pada tahap rancangan; 2) validasi ahli, tediri dari

5 orang dosen pendidikan matematika, 1 orang guru matematika dan 1

Page 86: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

72

orang guru musik; dan 3) revisi draft modul, berdasarkan komentar dan

saran yang diberikan oleh ahli.

d. Tahap Implementation (Implementasi), uji coba terbatas dilakukan kepada

19 siswa kelas XI SMK Musik Perguruan Cikini melalui pembelajaran

daring dengan siswa yang mengisi angket respon sebanyak 16 siswa

menunjukkan modul termasuk pada kriteria layak.

e. Tahap Evaluation (Evaluasi), dilakukan untuk menganalisis data penilaian

yang telah diperoleh baik dari ahli dan respon siswa.

2. Hasil yang diperoleh berdasarkan validasi ahli, bahan ajar modul yang telah

dikembangkan memperoleh kriteria layak dengan perolehan persentase sebesar

76,20%. Penilaian dilakukan dari empat aspek, yakni aspek isi, aspek penyajian,

aspek bahasa, dan aspek strategi problem based learning terintegrasi musik.

Hasil perolehan repon siswa masuk kepada kriteria layak dengan persentase

sebesar 71,35%. Penilaian dilakukan dari tiga aspek yakni, aspek materi, aspek

bahasa dan aspek ketertarikan.

B. SARAN

Jika dilihat dari penelitian dan pengembangan bahan ajar modul pada materi

transformasi geometri dengan strategi problem based learning terintegrasi musik dan

kesimpulan yang telah dipaparkan, maka terdapat beberapa saran sebagai berikut:

1. Peneliti selanjutnya yang mengembangkan bahan ajar berupa modul dengan

strategi problem based learning terintegrasi musik dapat menerapkan strategi

tersebut dalam materi matematika lainnya, atau dapat menambahkan materi

transformasi geometri yang belum tercantum dalam modul ini.

2. Peneliti selanjutnya disarankan agar menyempurnakan lagi sesuai dengan

standar penulisan yang telah ditentukan.

3. Modul yang telah dikembangkan dapat melalui penilaian ahli yang lebih banyak

dan sesuai dengan bidangnya, serta melalui proses uji skala besar untuk

mengetahui respon siswa setelah mempelajarinya.

Page 87: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

73

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Sa‟dun. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Cet. 4. 2016

Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif,

dan Kontekstual: Konsep,Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum

2013(Kurikulum Tematik Integratif/TKI). Jakarta: Prenadamedia Group. Cet.

1. 2014

An, Song A., Daniel A. Tillman, & Lawrence M. Lesser. The HiddenMusicality of

Math Class: A Transdisciplinary Approach to Mathematics Educationi.

Springer International Publishing AG. 2018

An, Song A., Tillman D, Shaheen A, & Boren R. Preservice teachers perception

about teaching mathematics through music. Journal of Interdisciplinary

Teaching and Learning. 4 (3) 150-171. 2014

An, Song A., D. Tillman & C. Paez. Music-themed mathematics education as a

strategy for improving elementary preservice teachers mathematics pedagogy

and teaching self-efficacy. Journal of Mathematics Education at Teachers

Colllege 6 (1) 9 -24. 2015

Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safrudin Jabar. Evaluasi Program Pendidikan:

Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Jakarta:

Bumi Aksara. Cet. V. 2014

Chahine I. & M. Montiel. Teaching modelling in algebra and geometry using

musical rhythms: Teachers perceptions on effectiveness. Journal of

Mathematics Education 8 (2) 126 -138. 2015

Chanifudin. Pendekatan Interdisipliner: Tata Kelola Pendidikan Islam di Tengah

Kompleksitasi. Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 05 Januari 2016

Cox, G. A. & L.J. Stephens. The Effect of Music Participation on Mathematical

Achievement and Overall Academic Achievement of High School Students.

International Journal of Mathematical Education in Science and Technology.

Vol.37 No. (7) 757-763. 2006

Page 88: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

74

Diki, Mateus, Haninda Bharata, dan Caswita. Pengembangan Bahan Ajar

Transformasi Geometri Berorientasi pada Kemampuan Berpikir Kritis Siswa.

Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif (KREANO) Kreano 10 (1) (2019): 57 – 67.

2019

Eggen, Paul dan Don Kauchak. Strategi dan Model Pembelajaran: Mengajarkan

Konten dan Keterampilan Berpikir Edisi 6. Cet. 1. 2012

Gouzouasis, P., M. Guhn, N. Kishor. The predictive relationship between

achievement and participation in music and achievement in core grade 12

academic subjects. Music Education Research 9(1) 81-92. 2007

Halimah, Lely. Musik Dalam Pembelajaran, EduHumaniora: Jurnal Pendidikan

Dasar. Program Studi PGSD UPI Kampus Cibiru. Vol. 2 No.2. 2010

Happy, Nurina dan Djamilah Bondan Widjajanti. Keefektifan PBL Ditinjau Dari

Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis, Serta Self-Esteem Siswa

SMP. Jurnal Riset Pendidikan Matematika Vol. (1). No. (1). 2014

Human Development Indices and Indicactors: 2018 Statistical Update. Diakses pada

tanggal 31 Agustus 2019

(http://hdr.undp.org/sites/all/themes/hdr_theme/country-notes/IDN.pdf)

Human Development Report 2016. Briefing note for countries on the 2016 Human

Development Report. UNDP. 2016

Human Development Report 2020. The Next Frontier: Human Development and the

Anthropocene. Briefing note for contries on the 2020 Human Development

Report: Indonesia. UNDP. Diakses pada tanggal 5 September 2020 pada

http://hdr.undp.org/sites/all/themes/hdr_theme/country-notes/IDN.pdf

Kalinec-Craig, C. A. Uncovering the mathematical challanges and connection when

using mariachi music as a representation for teaching equivalent fractions.

Journal of Mathematics Education 8(2) 3-20. 2015

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Gawat Darurat Pendidikan

Indonesia. 2014.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Merdeka Belajar 11 Desember 2019

Rapat Koordinasi dengan Kepala Dinas Pendidikan Seluruh Indonesia.

Diakses pada tanggal 12 Januari 2020 di

Page 89: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

75

https://pendidikan.kulonprogokab.go.id/files/20191210%20Merdeka%20Belaja

r_vFINAL2.pdf

Kompas. 4 Gebrakan Merdeka Belajar Mendikbud Nadiem, Termasuk Penghapusan

UN!. Diakses pada tanggal 12 Januari 2020 di

https://edukasi.kompas.com/read/2019/12/11/13091211/4-gebrakan-merdeka-

belajar-mendikbud-nadiem-termasuk-penghapusan-un?page=all

Martopo, Hari. Sejarah Musik Sebagai Sumber Pengetahuan Ilmiah Untuk Belajar

Teori, Komposisi, dan Praktik Musik. Jurnal Harmonia. Vol. 13. No. 2. 2013

Mulyatiningsih, Endang. Riset Terapan: Bidang Pendidikan dan Teknik. Yogyakarta:

UNY Press. Cet. 1. 2011

Muttaqin, Moh. dan Kustap. Seni Musik Klasik Jilid 1 Untuk SMK. Jakarta:

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal

Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Departemen Pendidikan

Nasional. 2008

NCSSM, Math and Music: An Interdiciplinary Approach to Tranformations of

Functions, Diakses pada tanggal 19 Januari 2020 di

https://www.youtube.com/watch?v=k37m3jse9_A

Niswani & Asdar. The Effectiveness of Brain Based Learning Model Using Scientific

Approach in Mathematics Learning Of Grade VII Students At SMPN 4

Sungguminasa in Gowa District. Jurnal Daya Matematis. Vol. 4 No. 3

Desember 2016

People and Discoveries. Roger Sperry. Diakses pada tanggal 19 Januari 2020 di

http://www.pbs.org/wgbh/aso/databank/entries/bhsper.html

Pinnock, G. Using live reggae instrumental acoustic music to influence students

matehmatics test scores. Journal of Mathematics Education 8(2) 115-125

Robertson W. & L. M. Lesser. Scientific skateboarding and mathematical music:

Edutainment that actively engages middle school students, European journal of

Science and Mathematics Education. J (2) 60-68. 2013

Rusmono. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu Perlu: Untuk

Meningkatkan Profesionalitas Guru. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia. Cet. 2.

2014

Page 90: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

76

Sari, Rosalia Hera Novita. Literasi Maetmaika: Apa, Mengapa dan Bagaimana.

Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UNY. 2015

Siaran Pers Kementerian PPN/Bappenas. Bonus Demografi 2030-2040: Strategi

Indonesia Terkait Ketenagakerjaan & Pendidikan. 2017

Sudarja, S.E., Aminah, N. Hartono, W. Desain Bahan Ajar Transformasi Geometri

Berbasis Kemampuan Komunikasi Matematis melalui Problem Based

Learning. Jurnal Dialetktika P. Matematika Vol. 5 No. 2 September 2018

Supradewi, Ratna. Otak, Musik, dan Proses Belajar. Buletin Psikologi. Vol. 18 No. 2

58 – 68. 2010.

Yaumi, Muhammad. Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran: Disesuaikan Dengan

Kurikulum 2013 Edisi Kedua. Jakarta: Kencana. Cet. 3. 2013

Page 91: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

77

Lampiran 1

DAFTAR NAMA VALIDATOR

No Nama Instansi

1 Maifalinda Fatra, M. Pd., Ph.D Dosen Pendidikan Matematika UIN

Jakarta

2 Finola Marta Putri, M. Pd Dosen Pendidikan Matematika UIN

Jakarta

3 Dr. Tita Khalis Maryati, M. Kom. Dosen Pendidikan Matematika UIN

Jakarta

4 Drs. Dindin Sobiruddin, M. Kom. Dosen Pendidikan Matematika UIN

Jakarta

5 Khamida Siti Nur Atiqoh, M. Pmat. Dosen Pendidikan Matematika UIN

Jakarta

6 Intan Lailani, S. Si. Guru Matematika SMK Musik

Perguruan Cikini

7 Julian Pranata Guru Musik SMA Muhammadiyah

25Pamulang

SURAT PERMOHONAN VALIDATOR

Page 92: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

78

Lampiran 2

SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN

Page 93: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

79

Lampiran 3

HASIL VALIDASI AHLI

Page 94: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

80

Page 95: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

81

Page 96: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

82

Page 97: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

83

Page 98: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

84

Page 99: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

85

Page 100: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

86

Page 101: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

87

Page 102: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

88

Page 103: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

89

Page 104: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

90

Page 105: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

91

Page 106: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

92

Page 107: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

93

Lampiran 4

HASIL PERHITUNGAN VALIDASI AHLI

Pertanyaan D1 D2 D3 D4 D5 G1 G2 Total Nilai

Maks

Persen

(%)

isi nilai1 3 4 4 4 4 4 4 27 28 96,43

isi nilai2 3 4 4 4 4 4 4 27 28 96,43

isi nilai3 3 4 4 4 4 4 4 27 28 96,43

isi nilai4 3 4 4 4 4 4 4 27 28 96,43

isi nilai5 3 4 4 4 4 4 4 27 28 96,43

isi materi1 3 3 4 4 3 4 3 24 28 85,71

isi materi2 3 3 4 4 3 4 3 24 28 85,71

isi materi3 3 3 4 4 4 4 4 26 28 92,86

isi relevansi1 3 4 3 4 4 3 3 24 28 85,71

isi relevansi2 3 3 3 4 4 3 3 23 28 82,14

isi relevansi3 3 3 3 4 4 4 3 24 28 85,71

isi manfaat1 3 3 3 3 4 4 4 24 28 85,71

isi manfaat2 3 3 4 4 4 4 4 26 28 92,86

isi cukup1 4 3 3 3 4 4 2 23 28 82,14

isi cukup2 4 3 3 4 4 4 3 25 28 89,29

isi cukup3 4 3 2 4 4 3 3 23 28 82,14

isi akurat1 3 3 3 4 4 3 4 24 28 85,71

isi akurat2 3 3 3 4 4 3 2 22 28 78,57

isi akurat3 3 3 3 4 3 3 3 22 28 78,57

isi akurat4 3 3 3 4 3 3 4 23 28 82,14

isi mutahir1 3 3 3 4 3 4 3 23 28 82,14

isi mutahir2 3 3 4 4 3 4 4 25 28 89,29

isi mutahir3 3 4 3 3 3 4 3 23 28 82,14

isi kemaknaan1 4 4 4 4 3 3 3 25 28 89,29

isi kemaknaan2 4 3 4 4 3 3 3 24 28 85,71

isi proporsi1 3 3 3 4 3 3 2 21 28 75,00

isi proporsi2 3 3 3 3 3 3 3 21 28 75,00

penyajian

lengkap1 3 4 4 4 4 4 3 26 28 92,86

penyajian

lengkap2 4 4 4 4 4 4 3 24 28 85,71

penyajian

lengkap3 3 3 3 4 4 4 3 21 28 75,00

penyajian

lengkap4 3 3 3 4 4 4 3 21 28 75,00

penyajian

lengkap5 3 3 3 4 4 4 3 21 28 75,00

Page 108: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

94

penyajian teknik1 3 3 3 4 4 3 3 20 28 71,43

penyajian teknik2 3 4 3 4 4 3 3 21 28 75,00

penyajian

dukung1 3 4 3 4 4 3 3 21 28 75,00

penyajian

dukung2 3 4 3 4 4 4 3 22 28 78,57

penyajian

dukung3 3 3 3 4 4 3 3 20 28 71,43

penyajian

dukung4 3 3 2 4 4 4 3 20 28 71,43

penyajian

dukung5 3 3 2 4 4 4 3 20 28 71,43

bahasa kembang1 3 3 3 3 3 3 3 18 28 64,29

bahasa kembang2 3 3 3 3 3 3 3 18 28 64,29

bahasa kembang3 3 3 3 3 3 3 3 18 28 64,29

bahasa

komunika1 4 3 3 3 3 3 3 19 28 67,86

bahasa

komunika2 4 3 3 3 4 3 3 20 28 71,43

bahasa

komunika3 4 4 3 3 4 4 3 22 28 78,57

bahasa puebi1 4 3 2 3 3 3 3 18 28 64,29

bahasa puebi2 4 3 2 3 3 3 3 18 28 64,29

bahasa puebi3 4 3 3 3 3 3 3 19 28 67,86

bahasa puebi4 4 3 2 4 3 3 3 19 28 67,86

bahasa runtut1 3 3 3 4 3 3 3 19 28 67,86

bahasa runtut2 3 3 3 4 3 3 3 19 28 67,86

bahasa runtut3 3 4 3 4 3 3 3 20 28 71,43

bahasa runtut4 3 4 3 4 3 3 3 20 28 71,43

strategi pbl1 3 4 4 4 4 4 3 26 28 92,86

strategi pbl2 3 3 3 3 4 4 3 20 28 71,43

strategi pbl3 3 3 3 2 4 4 3 19 28 67,86

strategi pbl4 3 3 3 4 4 4 3 21 28 75,00

strategi pbl5 3 3 3 4 4 4 3 21 28 75,00

strategi pbl6 3 4 3 4 4 4 3 22 28 78,57

strategi pbl7 3 4 3 4 4 4 3 22 28 78,57

strategimusik1 3 3 1 3 4 3 4 17 28 60,71

strategimusik2 3 3 3 4 4 3 4 24 28 85,71

TOTAL 199 205 193 231 225 218 196

Page 109: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

95

Lampiran 5

HASIL PERHITUNGAN PENILAIAN AHLI TIAP ASPEK

ASPEK ISI

SUBASPEK TOTAL NILAI

MAKSIMUM PERSENTASE (%)

Nilai dan Norma 135 140 96,43

Materi dan Isi Modul 74 84 88,10

Relevansi 71 84 84,52

Manfaat 50 56 89,29

Kecukupan 71 84 84,52

Keakuratan Materi 91 112 81,25

Kemutahiran Metode 71 84 84,52

Kebermaknaan 49 56 87,50

Proporsionalitas 42 56 75,00

PERSENTASE RATA-RATA ASPEK ISI 85,68

ASPEK PENYAJIAN

SUBASPEK TOTAL NILAI MAKSIMUM PERSENTASE (%)

Kelengkapan Sajian 113 140 80,71

Teknik Penyajian 41 56 73,21

Pendukung Sajian 103 140 73,57

PERSENTASE RATA-RATA ASPEK PENYAJIAN 75,83

ASPEK BAHASA

SUBASPEK TOTAL NILAI

MAKSIMUM

PERSENTASE

(%)

Kesesuaian dengan tingkat

perkembangan siswa 54 84 64,29

Kekomunikatifan dan kesesuaian

dengan kebutuhan pembelajaran 61 84 72,62

Kesesuaian dengan kaidah penggunaan

bahasa Indonesia yang baik dan benar

(PUEBI) 74 112 66,07

Keruntutan dan kesatuan/kepaduan

gagasan 78 112 69,64

PERSENTASE RATA-RATA ASPEK BAHASA 68,15

Page 110: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

96

ASPEK STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERINTEGRASI

MUSIK

SUBASPEK TOTAL NILAI

MAKSIMUM

PERSENTASE

(%)

Komponen Strategi Problem Based Learning 151 196 77,04

Matematika terintegrasi musik 41 56 73,21

PERSENTASE RATA-RATA ASPEK STRATEGI 75,13

TOTAL PENILAIAN AHLI

ASPEK PERSENTASE (%)

Isi 85,68

Penyajian 75,83

Bahasa 68,15

Strategi 75,13

RATA-RATA 76,20

Page 111: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

97

Lampiran 6

HASIL RESPON SISWA MELALUI GOOGLE FORM

Page 112: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

98

Lampiran 7

PERHITUNGAN DATA RESPON SISWA

Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15

siswa1 4 3 3 3 3 2 4 2 2 2 3 3 3 3 3

siswa2 2 2 4 4 3 3 3 2 1 4 3 3 2 2 2

siswa3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4

siswa4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3

siswa5 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3

siswa6 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3

siswa7 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2

siswa8 4 3 3 3 4 3 3 4 2 3 4 4 2 2 4

siswa9 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4

siswa10 3 3 4 4 3 2 3 3 2 4 3 3 2 3 2

siswa11 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3

siswa12 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 1 1 2

siswa13 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3

siswa14 2 2 3 4 2 1 1 1 2 3 3 3 1 1 1

siswa15 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 2

siswa16 3 2 3 3 3 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2

Total 49 47 51 55 46 41 46 42 37 48 50 51 41 40 43

Kriterium 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64

persen (%) 76,56 73,44 79,69 85,94 71,88 64,06 71,88 65,63 57,81 75,00 78,13 79,69 64,06 62,50 67,19

Page 113: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

99

Lampiran 8

Page 114: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

100

Page 115: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

101

Page 116: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

102

Page 117: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

103

Page 118: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

104

Page 119: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

105

Page 120: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

106

Page 121: pengembangan bahan ajar matematika dengan strategi

107

Lampiran 9

HASIL UJI PLAGIASI