PENGELOLAAN TENAGA PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN OLEH : 1. Rya Agustini (06081181419012) 2. Sahala Martua Ambarita (06081181419009) 3. Sherly Anggraini (06081181419005) PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAR SRIWIJAYA 2016
33
Embed
Pengelolaan Tenaga Pendidikdan Tenaga Kependidikan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGELOLAAN
TENAGA PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
OLEH :
1. Rya Agustini (06081181419012)
2. Sahala Martua Ambarita (06081181419009)
3. Sherly Anggraini (06081181419005)
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAR SRIWIJAYA
2016
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wrwb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Pengelolaan Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan ”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah pengelolaan pendidikan.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai “Pengelolaan Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan ” . Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yanag membangun.
Dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari orang-orang yang selalu mendukung sehingga dapat terselesainya makalah ini. Maka dari itu, penyusun menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada :
1. Ibu Dra. Nyimas Aisyah, M. Pd. , selaku dosen pengajar Mata Kuliah Pengelolaan Pendidikan.
2. Ibu Merya Sumayeka, S.Pd, M.Sc. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian penyusunan makalah ini.
3. Rekan- rekan Himpunan Mahasiswa Matematika FKIP UNSRI4. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah memberikan
bantuan dan masukan dalam penyelesaian makalah ini.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya isi yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
1.1. Latar Belakang Masalah..............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................5
2.1 DEFINISI PENGELOLAAN TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN................5
A. Definisi Tenaga Pendidik dan Kependidikan.................................................................5
B. Definisi Pengelolaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan..............................................6
2.2. TUJUAN PENGELOLAAN TENAGA KEPENDIDIKAN..............................................6
2.3. TUGAS DAN FUNGSI TENAGA KEPENDIDIKAN......................................................7
2.4. JENIS-JENIS TENAGA KEPENDIDIKAN....................................................................10
A. Jenis-jenis Tenaga Kependidikan Dilihat dari jabatannya............................................10
B. Jenis-Jenis Tenaga Kependidikan Dilihat dari Jenisnya Tenaga Kependidikan...........11
C. Sedangkan apabila dilihat dari statusnya, tenaga kependidikan terdiri atas :................12
2.5. DIMENSI PENGELOLAAN TENAGA KEPENDIDIKAN...........................................14
A. Perencanaan Tenaga Kependidikan...............................................................................14
B. Perekrutan Tenaga Kependidikan..................................................................................15
C. Menetapkan Calon yang dapat Diterima.......................................................................16
D. Pembinaan / Pengembangan Tenaga Kependidikan.....................................................16
E. Penilaian Tenaga Kependidikan...................................................................................18
F. Kompensasi Bagi Tenaga Pendidik..............................................................................19
G. Pemberhentian Tenaga Kependidikan..........................................................................19
2.6. TANTANGAN-TANTANGAN DALAM PENGELOLAAN TENAGA KEPENDIDIKAN....................................................................................................................20
BAB III PENUTUP.................................................................................................................22
Kesimpulan bahwa tujuan pengelolaan tenaga pendidik dan kependidikan secara
umum adalah :
1. Memungkinkan organisasi mendapatkan dan mempertahankan tenaga kerja yang cakap,
dapat dipercaya dan memiliki motivasi tinggi
2. Meningkatkan dan memperbaiki kapasitas yang dimiliki oleh karyawan
3. Mengembangkan sistem kerja dengan kinerja tinggi yang meliputi prosedur perekrutan
dan seleksi yang ketat, sistem kompensasi dan insentif yang disesuaikan dengan kinerja,
pengembangan pengelolaan serta aktivitas pelatihan yang terkait dengan kebutuhan
organisasi dan individu
4. Mengembangkan praktik pengelolaan dengan komitmen tinggi yang menyadari bahwa
tenaga pendidik dan kependidikan merupakan stack holder internal yang berharga serta
membantu mengembangkan iklim kerja sama dan kepercayaan bersama
5. Menciptakan iklim kerja yang harmonis.,
2.3. TUGAS DAN FUNGSI TENAGA KEPENDIDIKANTugas dan Fungsi Tenaga Pendidik Dan Kependidikan Berdasarkan Undang-Undang
No 20 Tahun 2003 Pasal 39:
(1) Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,
pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan
pada satuan pendidikan.
(2) Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan
pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi
pendidik pada perguruan tinggi.
Secara khusus tugas dan fungsi tenaga pendidik (guru dan dosen) didasarkan pada
Undang-Undang No 14 Tahun 2007, yaitu sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan
mutu pendidikan nasional, pengembang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta
pengabdi kepada masyarakat. Dalam pasal 6 disebutkan bahwa: Kedudukan guru dan dosen
sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan
mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara
yang demokratis dan bertanggung jawab.
Tenaga pendidik dan kependidikan pun mempunyai hak dan kewajiban dalam
melaksanakan tugas yaitu :
Pendidik dan tenaga kependidikan berhak memperoleh:
1. Penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial.
2. Penghargaan sesuai prestasinya.
3. Pembinaan karier sesuai dengan pengembangan kualitas.
4. Perlindungan hukum.
5. Kesempatan untuk memperoleh sarana, prasarana dan fasilitas pendidikan
Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban :
1. Menciptakan suasana pendidikan yang sesuai.
2. Mempunyai komitmen secara professional
3. Memberi teladan dan nama baik lembaga, profesi dan kedudukan.
Pasal 39 ayat (1) Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003
menjelaskan bahwa tugas tenaga kependidikan itu adalah melaksanakan administrasi,
pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses
pendidikan pada satuan pendidikan.
Jabatan Deskripsi Tugas
Kepala Sekolah
Bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan
penyelenggaraan pendidikan di sekolahnya baik ke
dalam maupun ke luar yakni dengan melaksanakan
segala kebijaksanaan, peraturan dan ketentuan-ketentuan
yang ditetapkan oleh lembaga yang lebih tinggi.
Wakil Kepala
Sekolah (Urusan
Kurikulum)
Bertanggung jawab membantu Kepala Sekolah dalam
penyelenggaraan kegiatan-kegiatan yang berkaitan
langsung dengan pelaksanaan kurikulum dan proses
belajar mengajar
Wakil Kepala
Sekolah (Urusan
Kesiswaan)
Bertanggung jawab membantu Kepala Sekolah dalam
penyelenggaraan kegiatan kesiswaan dan ekstrakurikuler
Wakil Kepala
Sekolah (Urusan
Sarana dan
Prasarana)
Bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan inventaris
pendayagunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
serta keuangan sekolah
Wakil Kepala
Sekolah (Urusan
Pelayanan Khusus)
Bertanggung jawab membantu Kepala Sekolah dalam
penyelenggaraan pelayanan-pelayanan khusus, seperti
hubungan masyarakat, bimbingan dan penyuluhan,
usaha kesehatan sekolah dan perpustakaan sekolah.
Pengembang
Kurikulum dan
Teknologi
Pendidikan
Bertanggung jawab atas penyelenggaraan program-
program pengembangan kurikulum dan pengembangan
alat bantu pengajaran
Pengembang Tes
Bertanggung jawab atas penyelenggaraan program-
program pengembangan alat pengukuran dan evaluasi
kegiatan-kegiatan belajar dan kepribadian peserta didik
Pustakawan
Bertanggung jawab atas penyelenggaraan program
kegiatan pengelolaan perpustakaan sekolah
Laboran Bertanggung jawab atas penyelenggaraan program
kegiatan pengelolaan laboratorium di sekolah
Teknisi Sumber
Belajar
Bertanggung jawab atas pengelolaan dan pemberian
bantuan teknis sumber-sember belajar bagi kepentingan
belajar peserta didik dan pengajaran guru
Pelatih
Bertanggung jawab atas penyelenggaraan program-
program kegiatan latihan seperti olahraga, kesenian,
keterampilan yang diselenggarakan
Petugas Tata Usaha
Bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan-
kegiatan dan pelayanan administratif atau teknis
operasional pendidikan di sekolah
Tabel 1. Jabatan dan Deskripsi Jabatan Tenaga Kependidikan di Sekolah
2.4. JENIS-JENIS TENAGA KEPENDIDIKAN
A. Jenis-jenis Tenaga Kependidikan Dilihat dari jabatannya
Dilihat dari jabatannya, tenaga kependidikan dibedakan menjadi tenaga struktural,
tenaga fungsional dan tenaga teknis penyelenggara pendidikan.
Tenaga struktural merupakan tenaga kependidikan yang menempati jabatan-
jabatan eksekutif umum (pimpinan) yang bertanggung jawab baik langsung maupun tidak
langsung atas satuan pendidikan.
Tenaga fungsional merupakan tenaga kependidikan yang menempati jabatan
fungsional yaitu jabatan yang dalam pelaksanaan pekerjaannya mengandalkan keahlian
akademis kependidikan. Sedangkan
Tenaga teknis kependidikan merupakan tenaga kependidikan yang dalam
pelaksanaan pekerjaannya lebih dituntut kecakapan teknis operasional atau teknis
administratif.
Tenaga kependidikan merupakan hasil analisis jabatan yang dibutuhkan oleh suatu
sekolah atau satuan organisasi yang lebih luas. Sejalan dengan UU No.22 Tahun 1999 tentang
pemerintahan daerah dan PP No.25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Provinsi sebagai daerah otonom, maka jenis-jenis tenaga kependidikan dapat
bervariasi sesuai kebutuhan organisasi yang bersangkutan.
B. Jenis-Jenis Tenaga Kependidikan Dilihat dari Jenisnya Tenaga Kependidikan
Tenaga kependidikan merupakan seluruh komponen yang terdapat dalam instansi atau
lembaga pendidikan yang tidak hanya mencakup guru saja melainkan keseluruhan yang
berpartisipasi dalam pendidikan (mencakup lembaga edukatif dan administrative). Dilihat
dari jenisnya tenaga kependidikan terdiri atas :
1. Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan
diangkat untuk menunjang penyelanggaraan pendidikan. Tenaga kependidikan
terdiri atas tenaga pendidik, pengelola satuan pendidikan, penilik, pengawas,
peneliti, dan pengembang dalam bidang pendidikan, pustakawan, laboran, teknisi
sumber belajar dan penguji. Pengelola satuan pendidikan bertugas dan mengelola
satuan pendidikan pada pendidikan formal dan non formal. Penilik satuan
pendidikan bertugas dan bertanggungjawab melakukan pembinaan,
pembimbingan dan penilaian pada satuan pendidikan. Pengawas bertugas dan
bertanggungjawab dalam melakukan pengawasan pendidikan terhadap pendidik
atau penyelenggara satuan pendidikan taman kanak-kanak, dasar, dan menengah
dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan teknis pendidikan. Pustakawan
bertugas melaksanakan pengelolaan sumber belajar di perpustakaan. Laboran
bertugas melaksankan pengelolaan sumber belajar di laboratorium. Teknisi
bertugas merawat, memperbaiki sarana dan prasarana pembelajaran pada satuan
pendidikan.
2. Tenaga pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,
dosen, konselor, pamong belajar, tutor, instruktur, fasilitator dsb yang sesuai
dengan kekhususannya dan berpasrtisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
3. Pengelola satuan pendidikan terdiri atas kepala sekolah, direktur, ketua, rektor,
pimpinan satuan pendidikan di luar sekolah. Termasuk pengelola sistem
pendidikan seperti kepala kantor dinas pendidikan di tingkat provinsi atau
kabupaten/kota.
Jadi, secara umum tenaga kependidikan dapat dibedakan menjadi empat kategori yaitu:
1. Tenaga pendidik
Terdiri atas pembimbing, penguji, pengajar, dan pelatih.
2. Tenaga fungsional kependidikan.
Terdiri atas penilik, pengawas, peneliti, dan pengembang di bidang pendidikan
dan pustakawan.
3. Tenaga teknis kependidikan
Terdiri atas laboran dan teknisi sumber belajar.
4. Tenaga pengelola satuan pendidikan
Terdiri atas kepala sekolah, direktur, ketua, rektor, dan pemimpin satuan
pendidikan luar sekolah
C. Sedangkan apabila dilihat dari statusnya, tenaga kependidikan terdiri atas :
1) Pegawai Negeri Sipil ( PNS )
Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah salah satu jenis Kepegawaian Negeri di
samping anggota TNI dan Anggota POLRI (UU No 43 Th 1999). Pengertian
Pegawai Negeri adalah warga negara RI yang telah memenuhi syarat yang
ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu
jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku (pasal 1 ayat 1 UU 43/1999).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep profesionalisme
Pegawai Negeri Sipil harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Menguasai pengetahuan dibidangnya selalu berusaha dengan sungguh
sungguh untuk mem-perdalam pengetahuannya dengan tujuan agar dapat
melaksanakan tugasnya secara berdaya guna dan berhasil guna.
b. Komitmen pada kualitas
c. Dedikasi
d. Keinginan untuk membantu
2) Guru tidak tetap
a) GTT (Guru Tidak Tetap) Sekolah Negeri adalah istilah yang lazim “dicapkan”
atau disebut oleh pihak sekolah untuk guru yang:
1. Diangkat berdasarkan kebutuhan pada satuan pendidikan (sekolah) dengan
disetujui kepala sekolah.
2. Kewenangan bertumpu kepada kepala sekolah, baik pengangkatan juga
pemberhentian.
3. Menandatangani kontak kerja selama jangka waktu tertentu, setahun atau
lebih sesuai dengan kebutuhan sekolah.
4. Dibiayai atau digaji berdasarkan sumbangan dari masyarakat dan
tunjangan fungsional Rp.200.00/bulan, khusus yang memenuhi kuota 24
jam dengan berbagai pertimbangan, baik itu jam mengajar dari beberapa
sekolah, sebagai wali kelas, pembina ekskul, tim IT sekolah, staff, dan
jabatan lainnya dalam koridor pendidikan.
5. Tunjangan fungsional adalah “jasa baik” Pemda, walaupun legal, akan
tetapi tidak masuk dalam kategori dari “pembiayaan APBD”.
6. GTT adalah guru yang tidak masuk anggaran APBN dan APBD.
b) GTT adalah bukan Guru PTT (Pegawai Tidak Tetap) yang seringkali disama
artikan atau tersamarkan sebagai guru honor. Dalam terminologi legal yang
berlaku di beberapa anggota DPR, surat kabar, dan Pemda, guru honor untuk
menyebut Guru PTT. Dalam arti demikian, sekali lagi, GTT bukan Guru PTT.
c) GTT sampai hari ini, belum memiliki payung hukum, baik dalam provinsi
maupun nasional. Sehingga, pihak-pihak yang miskin hati nuraninya, dapat
dengan mudah menyingkirkan GTT disatuan pendidikan, baik itu di sekolah
negeri ataupun swasta. Namun, GTT yang berani dan cerdas, akan bergabung ke
SGJ (Serikat Guru Jakarta) atau organisasi guru lainnya yang legal sebagai
forum untuk berjuang demi pengakuan legal serta faktual. SGJ bahkan pernah
dan tak akan berhenti membela GTT yang diberhentikan secara semena-mena,
apalagi diluar ketentuan yang berlaku.
d) GTT memiliki gaji yang kecil bila dibandingkan dengan PNS, yang secara jelas
memiliki tanggungjawab sama. Kenyataan ini, seringkali memunculkan
kecemburuan yang rasional dan realistis. Pemegang kebijakan, provinsi dan
nasional, sedang mengusahakan perbaikan gaji, karena mereka menyadarinya.
Semoga bukan karena tekanan yang selama kurang lebih 3 tahun ini dilakukan
oleh SGJ.
e) GTT termasuk guru yang kurang peduli, dan kurang semangat dalam
menyuarakan kepentingan mereka, kecuali kalau sudah terancam, baik itu
diberhentikan, dikurangi jam mengajar, atau dipersilahkan untuk keluar dari
sekolah negeri. Maka, GTT harus bersatu, kompak.
3) Guru bantu
Guru Non PNS yang berkedudukan sebagai pegawai Departemen Pendidikan
Nasional Pusat, ditugaskan secara penuh di sekolah dan pengangkatannya
dilakukan melaui program pengadaan guru bantu, berdasarkan kontrak kerja selama
3 tahun. Masing-masing guru bantu mendapat upah sebesar Rp. 460.000,00 yang
diambil dari APBN.
4) Tenaga sukarela
Merupakan tenaga kependidikan nonguru yang memiliki honor yang relative kecil.
Di tingkat sekolah menengah, pengelolaan secara admisintratif, personel
(kepegawaian) ada pada urusan tata usaha atas wewenang yang diberikan oleh
kepala sekolah, sedang di sekolah dasar, semua urusan dipegang oleh kepala
sekolah.
2.5. DIMENSI PENGELOLAAN TENAGA KEPENDIDIKAN
A. Perencanaan Tenaga Kependidikan
Perencanaan tenaga kependidikan merupakan suatu proses yang sistematis dan
rasional untuk memberikan jaminan bahwa penetapan jumlah dan kualitas tenaga
kependidikan dalam berbagai formasi dan dalam jangka waktu tertentu benar-benar
representatif dapat menuntaskan tugas-tugas organisasi pendidikan.
Beberapa metode untuk melakukan perencanaan kebutuhan tenaga kependidikan, misalnya:
1) Expert estimate yaitu prediksi yang dilakukan oleh para ahli karena para ahli ini
dianggap lebih memahami tuntutan-tuntutan ketenagakerjaan
2) Historical comparison yaitu prediksi yang didasarkan atas kecenderungan yang terjadi
pada masa sebelumnya
3) Task analysis yaitu penentuan kebutuhan tenaga didasarkan atas tuntutan spesifikasi
pekerjaan yang ditetapkan
4) Correlation technique suatu penentuan kebutuhan didasarkan atas perhitungan-
perhitungan korelasi secara statistik, terutama kepentingan yang menyangkut
perubahan-perubahan yang terjadi dalam persyaratan-persyaratan ketenagakerjaan,
sumber-sumber keuangan dan program-program yang ditetapkan
5) Modelling yaitu penetapan kebutuhan tenaga tergantung pada model keputusan yang
biasa dibuat
B. Perekrutan Tenaga Kependidikan
Perekrutan atau penarikan tenaga kependidikan merupakan usaha-usaha yang
dilakukan untuk memperoleh tenaga kependidikan yang dibutuhkan untuk mengisi jabatan-
jabatan tertentu yang masih kosong. Perekrutan ini merupakan usaha-usaha mengatur
komponis tenaga kependidikan secara seimbang sesuai dengan tuntutan pelaksanaan tugas
kependidikan melalui penyeleksian yang dilakukan.
Langkah penting dalam proses perekrutan sebagai kelanjutan perencanaan tenaga
kependidikan:
1) Menyebarluaskan pengumuman tentang kebutuhan tenaga kependidikan dalam
berbagai jenis dan kualifikasi sebagaimana proses perencanaan yang telah
ditetapkan
2) Membuka pendaftaran bagi pelamar atau sesuai dengan persyaratan-persyaratan
yang ditetapkan baik persyaratan-persyaratan administratif maupun persyaratan
akademis
3) Menyelenggarakan pengujian berdasarkan standar seleksi dan dengan
menggunakan teknik-teknik seleksi atau cara-cara tertentu yang dibutuhkan.
Standar seleksi menyangkut:
a) Umurb) Kesehatan fisikc) Pendidikand) Pengalamane) Tujuan-tujuanf) Perangaig) Pengetahuan umumh) Keterampilan komunikasii) Motivasij) Minatk) Sikap dan nilai-nilail) Kesehatan mentalm) Kepantasan bekerja di dunia pendidikann) Faktor-faktor lain yang ditetapkan
Teknik-teknik seleksi yang dapat digunakan atau cara-cara yang dapat ditempuh melalui:
1) Pengumpulan informasi tentang calon-calon yang memberi harapan baik.
Informasi ini dapat mencakup “personal references” dan “employment references”.
Sejumlah infornasi ini dapat diperoleh melalui dokumen-dokumen atau berkas-
berkas lamaran yang masuk dan dapat pula dilakukan melalui kontak-kontak
lainnya
2) Penyelenggaraan “testing” secara tertulis, misalnya penggunaaan tes-tes
psikologis, tes-tes pengetahuan, dan bentuk tes yang mengukur beberapa bagian
pekerjaan yang akan diemban
3) Penyelenggaraaan testing secara lisan dan wawancara seleksi, yaitu percakapan
formal yang dilakukan secara cukup mendalam untuk mengevaluasi calon
4) Pemeriksaan medis atau kesehatan calon, baik dengan menunjukkan informasi
kesehatan, maupun pemeriksaan yang dilakukan sacara langsung oleh tim yang
sengaja dibentuk
C. Menetapkan Calon yang dapat Diterima
Penetapan atas calon-calon yang diterima ini dapat diputuskan oleh atasan langsung
atau oleh bagian personalia/kepegawaian. Keputusan ini merupakan akhir dari kegiatan
penyelenggaraan seleksi. Untuk mengantarkan tenaga-tenaga kependidikan diperlukan
kegiatan-kegiatan penempatan, penugasan, dan orientasi.
Penempatan merupakan tindakan pengaturan atas seseorang untuk menempati suatu
posisi atau jabatan. Penugasan merupakan tindakan pemberian tugas tanggung jawab kepada
tenaga kependidikan sesuai dengan kemampuannya, yaitu kemampuan dalam melaksanakan
pekerjaan dengan mutu yang paling diharapkan. Orientasi merupakan upaya
memperkenalkan seorang tenaga kependidikan yang baru terhadap situasi dan kondisi
pekerjaan atau jabatan.
D. Pembinaan / Pengembangan Tenaga Kependidikan
Pembinaan atau pengembangan tenaga kependidikan merupakan usaha
mendayagunakan, memajukan dan meningkatkan produktivitas kerja setiap tenaga
kependidikan yang ada di seluruh tingkatan pengelolaan organisasi dan jenjang pendidikan.
Tujuan dari kegiatan pembianaan ini adalah tumbuhnya kemampuan setiap tenaga
kependidikan yang meliputi pertumbuhan keilmuan, wawasan berpikir, sikap terhadap
pekerjaan dan keterampilan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari sehingga produktivitas
kerja dapat ditingkatkan.
Prinsip yang patut diperhatikan dalam penyelenggaraan pembinaan teaga kependidikan,
yaitu:
1) Dilakukan untuk semua jenis tenaga kependidikan baik untuk tenaga stuktural, tenaga
fungsional maupun tenaga teknis penyelengara pendidikan
2) Berorientasi pada perubahan tingkah laku dalam rangka peningkatan kemampuan
profesional dan atau teknis untuk pelaksanaan tugas sehari-hari sesuai dengan posisinya
masing-masing
3) Mendorong peningkatan kontribusi setiap individu terhadap organisasi pendidikan tau
sistem sekolah; dan menyediakan bentuk-bentuk penghargaan, kesejateraan dan insentif
sebagai imbalan guna menjamin terpenuhinya secara optimal kebutuhan sosial ekonomis
maupun kebutuhan sosial-psikologi
4) Mendidik dan melatih seseorang sebelum maupun sesudah menduduki jabatan/posisi
5) Dirancang untuk memenuhi tuntutan pertumbuhan dalam jabatan, pengembangan
profesi, pemecahan masalah, kegiatan remidial, pemeliharaan motivasi kerja dan ketahanan
organisasi pendidikan
6) Pembinaan dan jenjang karir tenaga kependidikan disesuaikan dengan kategori
masing-masing jenis kependidikan itu sendiri.
Cara yang lebih populer adalah melalui penataran (inservice training) baik dalam
rangka penyegaran maupun dalam rangka peningkatan kemampuan tenaga kependidikan.
Cara-cara lainnya dapat dilakukan sendiri-sendiri (self propelling growth) atau bersama-
sama (collaborative effort), misalnya mengikuti kegiatan atau kesempatan; ore-service
training, on the job training, seminar, workshop, diskusi panel, rapat-rapat, simposium,
konferensi dan sebagainya.
E. Penilaian Tenaga Kependidikan
Penilaian tenaga kependidikan merupakan usaha yang dilakukan untuk mengetahui
seberapa baik performa seseorang tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugas
pekerjaannya dan seberapa besar potensinya untuk berkembang. Performa ini mencakup
prestasi kerja, cara kerja dan pribadi; sedangkan potensi untuk berkembang mencakup
kreativitas dan kemampuan mengembangkan karir.
Penilaian tenaga kependidikan bukan hanya dimaksudkan untuk kenaikan dalam
jabatan atau promosi, perpindahan jabatan atau mutasi bahkan turun jabatan atau demosi,
melainkan juga berguna untuk perbaikan prestasi kerja, penyesuaian gaji/tunjangan/insentif,
penyelenggaraan pendidikan dan latihan, pengembangan karir, perancang bangunan
pekerjaan, pengembangan dan perolehan kesempatan kerja secara adil an dalam rangka
menghadapi tantangan-tantangan eksternal keorganisasian. Penilaian diselenggarakan secara
kooperatif, komprehensif.
Sedangkan cara-cara yang ditempuh dapat menggunakan berbagai metode, seperti:
1) Rating scale, yaitu penilaian atas prestasi kerja personil yang didasarkan pada skala
tertentu misalnya sangat baik, baik, sedang, jelek, sangat jelek.
2) Weighted performance checklist, yaitu penilaian atas prestasi kerja personil yang
didasarkan pada kriteria tertentu dengan menggunakan bobot penilaian
3) Critical incident method, yaitu metode penilaian yang didasarkan atas perilaku-
perilaku sangat baik dari seseorang dalam pelaksanaan pekerjaan
4) Test and observation, yaitu penilaian prestasi kerja didasarkan atas tes pengetahuan
dan keterampilan dan atau melalui observasi
5) Rank method, yaitu penilaian yang dilakukan untuk menentukan siapa yang lebih baik
dengan menempatkan setiap personil dalam urutan terbaik hingga terburuk
6) Forced distribution, yaitu penilaian atas personil yang kemudian dikategorikan dalam
kategori yang berbeda
7) Self appraisals yaitu penilaian oleh diri sendiri dimaksudkan untuk mempelajari
pengembangan diri dan sebagainya
Dalam perkembangan organisasi yang sedemikian pesat, penilaian bukan hanya
dilakukan terhadap individu saja, tetapi penilaian dapat merupakan penilaian terhadap
performa suatu kelompok kerja atau bahkan terhadap organisasi.
F. Kompensasi Bagi Tenaga Pendidik
Kompensasi merujuk pada semua bentuk upah atau imbalan yang berlaku bagi suatu
pekerjaan. Secara umum kompensasi ini memiliki dua komponen, yaitu kompensasi
langsung berupa upah, gaji, insentif, komisi dan bonus; dan kompensasi tidak langsung,
misalnya berupa asuransi kesehatan, fasilitas untuk rekreasi dan sebagainya.
Bagi tenaga kependidikan di Indonesia terdapat perbedaan perhitungan kompensasi
langsung sesuai dengan pangkat, jabatan dan golongan. Tenaga kependidikan yang berstatus
Pegawai Negeri Sipil memiliki ketentuan khusus untuk pemberian kompensasi (UU No.8
Tahun 1974).
G. Pemberhentian Tenaga Kependidikan
Pemberhentian tenaga kependidikan merupakan proses yang membuat seseorang
tenaga kependidikan tidak dapat lagi melaksanakan tugas pekerjaan atau fungsi jabatannya
baik untuk sementara waktu maupun untuk selama-lamanya.
Banyak alasan yang menyebabkan seorang tenaga kependidikan berhenti dari pekerjaannya,
yaitu:
1) Permintaan sendiri untuk berhenti
2) Mencapai batas usia pensiun menurut ketentuan yang berlaku
3) Penyederhanaan organisasi yang menyebabkan adanya penyederhanaan tugas di satu
pihak sedang di pihak lain diperoleh kelebihan tenaga kerja
4) Melakukan penyelewengan atau tindakan pidana
5) Tidak cukup jasmani atau rohani
6) Meninggalkan tugas dalam jangka waktu tertentu sebagai pelanggaran atas ketentuan
yang berlaku
7) Meninggal dunia atau karena hilang sebagaimana dinyatakan oleh pejabat yang
berwenang
2.6. TANTANGAN-TANTANGAN DALAM PENGELOLAAN TENAGA
KEPENDIDIKAN
Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sedemikian pesat, sehingga
organisasi pendidikan sudah selayaknya untuk dapat mengantisipasi secara lebih pro aktif.
Eksistensi tenaga kependidikan yang berada di lingkungan organisasi pendidikan senantiasa
harus dapat menyesuaikan dengan tuntutan perubahan dan perkembangan yang terjadi di
sekitarnya, sesuai dengan dinamika dunia pendidikan yang sangat cepat. Seiring dengan
kondisi tersebut, maka usaha untuk mencapai tujuan pendidikan melalui pengelolaan tenaga
kependidikan akan sangat menantang dan perlu kerja keras serta partisipasi dari semua
pihak.
Gambaran tentang tantangan berbagai tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan
tenaga kependidikan adalah :
1) Profesi dalam bidang kependidikan masih belum luas dikenal oleh masyarakat
sehingga kurang mendukung terhadap pengembangan profesi, karena salah satu
ukuran profesi adalah pengakuan dari masyarakat tentang eksistensi profesi
tersebut
2) Adanya perilaku tenaga kependidikan yang kurang menguntungkan, seperti :
perilaku yang paternalistik, kepatuhan semu, kekurangmandirian dalam bekerja
sama
3) Perilaku tenaga kependidikan yang cenderung primordialisme, yaitu enggan
meninggalkan tempat asalnya, sehingga pemerataan tenaga ahli di bidang
kependidikan sangat sulit dilaksanakan
4) Mutasi yang terjadi di lingkungan organisasi kadang berkonotasi buruk akibatnya
perpindahan tenaga kependidikan dari satu wilayah ke wilayah lain sangat jarang
dilakukan
5) Produktivitas kerja masih dianggap rendah yang diakibatkan oleh kecerobohan-
kecerobohan dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan pengelolaan tenaga
kependidikan itu sendiri
6) Perubahan di luar sistem sekolah / sistem sekolah, yang diakibatkan oleh laju
pertumbuhan penduduk, kemajuan IPTEK dan perubahan-perubahan global,
regional, atau lokal yang terjadi dalam kondisi sosial, ekonomi, dan budaya.
7) UUPD No.22 Tahun 1999 dan PP No.25 Tahun 2000, maka pengadaan tenaga
kependidikan di tingkat makro akan beralih dari Pusat ke Daerah Tingkat I,
sehingga tidak mustahil daerah harus dapat merencanakan sendiri kebutuhan
tenaga kependidikan secara akurat
Dengan demikian pengelolaan tenaga kependidikan pada gilirannya merupakan
implementasi fungsi pengelolaan sumber daya manusia yang diupayakan untuk mendukung
pencapaian tujuan pendidikan di tingkat lembaga maupun nasional melalui perolehan tenaga
kependidikan yang handal dan unggul.
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor,
pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai
dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat
untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.
Tujuan pengelolaan pendidik dan kependidikan lebih mengarah pada pembangunan
pendidikan yang bermutu, membentuk SDM yang handal, produktif, kreatif dan berprestasi.
Khusus tugas dan fungsi tenaga pendidik (guru dan dosen) didasarkan pada Undang-
Undang no 14 tahun 2007, yaitu sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu
pendidikan nasional, pengem-bang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta pengabdi
kepada masyarakat
3.2 SARAN
Komponen tenaga pendidik dan tenaga kependidikan merupakan salah satu
komponen utama dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan. Oleh karena itu, sebaiknya tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan dapat bekerja sama sehingga, tujuan kegiatan pembelajaran
dapat berjalan dengan optimal, yang nantinya akan berdampak pada terwujudnya tujuan
pendidikan nasional seperti yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
DAFTAR PUSTAKA
Adzelgar. Tenaga Kependidikan. [Online] Tersedia :
http://adzelgar.wordpress.com/2009/02/02/tenaga-kependidikan/ [2 Februari 2016]
Undang-Undang No. 43 tahu 1999 tentang Pokok Pokok Kepegawaian
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Elfalasy. Pengelolaan Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan . [Online] Tersedia :