PENGELOLAAN TENAGA KERJA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PERKEBUNAN PT CIPTA FUTURA PLANTATION, MUARA ENIM, SUMATERA SELATAN OLEH MUHAMMAD NU’MAN A24050538 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
83
Embed
PENGELOLAAN TENAGA KERJA PERKEBUNAN KELAPA … · pengelolaan tenaga kerja perkebunan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq.) di perkebunan pt cipta futura plantation, muara enim,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGELOLAAN TENAGA KERJA PERKEBUNAN KELAPA
SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PERKEBUNAN
PT CIPTA FUTURA PLANTATION, MUARA ENIM, SUMATERA SELATAN
OLEH MUHAMMAD NU’MAN
A24050538
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
PENGELOLAAN TENAGA KERJA PERKEBUNAN KELAPA
SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PERKEBUNAN
PT CIPTA FUTURA PLANTATION, MUARA ENIM, SUMATERA SELATAN
Skripsi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Oleh MUHAMMAD NU’MAN
A24050538
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
Judul : PENGELOLAAN TENAGA KERJA PERKEBUNAN
KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI
PERKEBUNAN PT CIPTA FUTURA PLANTATION,
MUARA ENIM, SUMATERA SELATAN.
Nama : Muhammad Nu’man
NRP : A24050538
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Prof. Dr. Ir. Sudirman Yahya, M.Sc
NIP : 19490119 197412 1 001
Mengetahui,
Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura
Fakultas Pertanian IPB
Prof. Dr. Ir. Bambang Sapta Purwoko, M.Sc
NIP : 19610218 198403 1 002
Tanggal Lulus :
RINGKASAN
MUHAMMAD NU’MAN. Pengelolaan Tenaga Kerja Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Perkebunan PT Cipta Futura Plantation, Muara Enim, Sumatera Selatan. Dibimbing oleh SUDIRMAN YAHYA.
Tenaga kerja perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu faktor
produksi yang menyerap biaya cukup besar sehingga perlu upaya-upaya untuk
meningkatkan efisiensi. Selain itu kegiatan perkebunan kelapa sawit berfluktuasi
sepanjang tahun karena adanya pekerjaan yang berkaitan dengan musim, lahan,
curah hujan, dan bulan panen puncak dan panen rendah. Hal tersebut
menunjukkan perlunya pengelolaan tenaga kerja yang cermat, efektif dan efisien.
Kegiatan magang ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan
profesional dan keterampilan kerja dalam memahami proses kerja nyata
pengelolaan perkebunan kelapa sawit, meningkatkan kemampuan teknik budidaya
dan manajerial pengelolaan perkebunan kelapa sawit, mengetahui dan memahami
pengelolaan tenaga kerja perkebunan kelapa sawit, dan menganalisis
permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan tenaga kerja serta memberikan
solusi terbaik yang harus dilakukan.
Pengumpulan data dan informasi dilaksanakan menggunakan metode
langsung (data primer) dan metode tidak langsung (data sekunder). Data primer
merupakan informasi yang diperoleh secara langsung di lapangan meliputi
pengamatan kegiatan substandar pemupukan, pengamatan pupuk tercecer pada
Penulis dilahirkan di Tuban, Provinsi Jawa Timur pada tanggal 27
November 1986. Penulis merupakan anak ketiga dari Bapak Fahrur Rozi dan Ibu
Wijiatin.
Penulis lulus dari SDN Margomulyo II pada tahun 1999, kemudian pada
tahun 2002 penulis menyelesaikan studi di SLTPN 1 Tuban. Selanjutnya penulis
lulus dari SMAN 1 Tuban pada tahun 2005. Tahun yang sama penulis diterima
menjadi mahasiswa IPB melalui jalur USMI, selanjutnya tahun 2006 penulis
diterima sebagai mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas
Pertanian.
Selama menjalani pendidikan di Institut Pertanian Bogor, pada tahun 2007
penulis pernah magang di Balai Penelitian Sayuran, Lembang, Bandung. Tahun
ajaran 2008-2009 penulis menjadi Asisten Praktikum Mata Kuliah Ekologi
Pertanian.
DAFTAR ISI
Halaman
PENDAHULUAN .......................................................................................... 1 Latar Belakang ...................................................................................... 1 Tujuan ................................................................................................... 2 METODE MAGANG ..................................................................................... 3
Tempat dan Waktu ................................................................................. 3 Metode Pelaksanaan .............................................................................. 3 Pengamatan dan Pengumpulan Data....................................................... 3
KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG...................................................... 5 Letak Geografis dan Administratif ......................................................... 5 Keadaan Tanah dan Iklim ...................................................................... 5 Tata Guna Lahan ................................................................................... 5
Kondisi Pertanaman dan Produksi .......................................................... 6 Struktur Organisasi ................................................................................ 7
Pengelolaan Tenaga Kerja Perkebunan .................................................. 42 Indeks Tenaga Kerja .............................................................................. 49
KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 51 Kesimpulan............................................................................................ 51 Saran ..................................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 53 LAMPIRAN ................................................................................................... 54
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1. Produksi Afdeling VII PT Cipta Futura Plantation (Ton) .................. 6
2. Jumlah dan Posisi Tenaga Kerja Perkebunan PT Cipta Futura Plantation Afdeling VII Bulan Mei 2009 ......................................... 8
3. Jenis dan Jumlah Perumahan Afdeling VII PT Cipta Futura Plantation ........................................................................................ 9
4. Intensitas Serangan Hama Ulat Api Afdeling VII PT Cipta Futura Plantation ............................................................................. 17
5. Realisasi Pemupukan CIRP di Afdeling VII Berdasarkan Bobot Pupuk/HK dan ha/HK Pada Tanggal 1-6 Mei 2009 ............... 20
6. Kualitas Pemupukan Harian PT Cipta Futura Plantation Tanggal 17 April 2009 .................................................................... 20
7. Pengamatan Kegiatan Substandar pada Pemupukan CIRP ............... 21 8. Pengamatan Pupuk Tercecer pada Pemupukan CIRP ...................... 21
9. Pengamatan Pruning/Penunasan ..................................................... 22 10. Alat Panen Kelapa Sawit dan Kegunaannya .................................... 23
11. Sanksi Panen Pekerjaan Substandar di Afdeling VII PT Cipta Futura Plantation ............................................................................. 28
12. Sanksi Kepada Pemanen Afdeling VII Periode April 2009 .............. 28 13. Kualitas Pemanenan Harian PT Cipta Futura Plantation
Tanggal 17 April 2009 .................................................................... 30 14. Program dan Realisasi Pemanenan Afdeling VII Periode
17. Pengamatan Brondolan Tertinggal di TPH ...................................... 33 18. Persentase Unsur Hara dalam Janjangan Kosong ............................. 34
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
1. Pembuatan Tapak Timbun ................................................................ 11 2. Semprot Pasar 2:1 ............................................................................ 14
3. Alat Engine Power Spraying (EPS) .................................................. 16 4. Pemupukan MOP pada Tanaman Menghasilkan .............................. 19
5. Keadaan Curah Hujan dan Hari Hujan Perkebunan PT Cipta Futura Plantation ............................................................................. 65
6. Rekapitulasi Populasi Tanaman di Perkebunan PT Cipta Futura Plantation Afdeling VII ................................................................... 66
7. Struktur Organisasi Tingkat Afdeling Perkebunan PT Cipta Futura Plantation ............................................................................. 71
pengadaan panen, sanitasi dan persiapan pengangkutan, TPH, dan perencanaan
kebutuhan tenaga kerja.
Peralatan panen. Peralatan panen yang digunakan harus memenuhi
standar perkebunan kelapa sawit, salah satu standar alat panen adalah dapat
disesuaikan dengan tinggi tanaman. Alat panen kelapa sawit dan kegunaannya
dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Alat Panen Kelapa Sawit dan Kegunaannya
Sumber : Kantor Kebun Afdeling VII (2009)
No Nama Alat Fungsi/kegunaan 1 Dodos Kecil Alat yang memiliki mata dodos dengan lebar ± 8 cm
digunakan untuk penunasan pada TBM 2 Dodos besar Alat yang memiliki mata dodos dengan lebar ± 14 cm
dengan diameter gagang 5 cm digunakan untuk pemanenan pada pohon yang tidak terlalu tinggi
3 Pisau egrek Alat untuk pemotongan pelepah dan pemotongan tangkai buah pada saat panen dan digunakan pada tanaman tinggi
4 Pipa Egrek Gagang pisau egrek yang terbuat dari allmunium pole 5 Kapak Alat pemotong tangkai tandan yang terlalu panjang 6 Batu asah Alat asah untuk mata dodos dan pisau egrek 7 Karet Pengikat pisau egrek/dodos dengan gagang kayu atau pipa 8 Tojok Alat untuk pengangkutan TBS ke dalam angkong atau
untuk menaikkan TBS ke dump truk 9 Gancu Alat untuk memuat dan membongkar TBS dari dump truk 10 Karung Tempat atau wadah brondolan diangkut ke TPH 11 Angkong Alat pengangkutan TBS dan brondolan ke TPH
Alat kerja untuk pemanenan disediakan oleh kebun. Hal ini apabila
pemanen mengambil alat dari kebun mereka harus membayar/membeli dengan
cara mencicil dari gaji bulanan mereka.
Sistem dan rotasi panen. Sistem panen yang digunakan adalah sistem
hanca tetap yaitu setiap pemanen memiliki hanca sendiri dengan luasan yang telah
ditentukan oleh perusahaan dan bersifat tetap (tidak berpindah-pindah) untuk
panen berikutnya. Namun apabila dalam satu hari panen, pemanen mampu
mengerjakan lebih dari satu hanca dapat berpindah ke hanca yang lainnya dengan
pertimbangan waktu dan cuaca serta atas izin mandor. Satu hanca panen sama
dengan 2.5 ha/HK. Nomor hanca tertulis di pokok sawit dengan tinta/cat warna
biru.
Hanca tetap yang diterapkan perusahaan memiliki kekurangan dan
kelebihan. Kelebihan hanca tetap antara lain pemanen lebih menguasai areal
sehingga lebih mudah untuk mencari solusi apabila menemukan kesulitan,
pemanen memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap hanca mereka
sendiri (mutu hanca baik). Kekurangan hanca tetap antara lain pelaksanaan potong
buah tidak mengacu kepada banyak atau sedikitnya buah karena luas hanca
tertentu, terdapat kesan bahwa mandor panen malas karena karyawan langsung
mengetahui hanca masing-masing, peran mandor terkesan menyempit yaitu
sebagai pemberi penalti (kontrol setelah kerja) bukan sebagai pembimbing
(kontrol saat kerja), transpor kurang efektif karena buah lambat keluar untuk itu
perusahaan menerapkan sistem muat bebas dimana pengangkutan dilaksanakan
tanpa pembagian wilayah kerja.
Rotasi panen adalah lamanya waktu antara satu panen dengan panen
berikutnya. Rotasi panen di Afdeling VII dibagi menjadi tiga bagian antara lain 2
buku laporan tenaga, laporan hasil, dan buku kerja mandor (BKM) setiap harinya.
Mandor afdeling terdiri dari mandor panen, mandor pupuk, mandor hama dan
penyakit, mandor semprot, mandor dongkel, dan mandor infrastruktur (rawat
jalan, rawat parit, dan tapak timbun).
Selama penulis berstatus menjadi pendamping mandor, jenis pekerjaan
yang diawasi adalah pemupukan, pemanenan, penyemprotan, susun janjang
kosong, dan pengangkutan TBS.
Pemupukan. Selama menjadi pendamping mandor pemupukan kegiatan
yang dilakukan penulis di antaranya melakukan pengawasan setiap kegiatan dari
pengambilan pupuk di gudang, distribusi pupuk sampai selesainya kegiatan di
lapangan.
Tugas mandor pupuk adalah membuat perencanaan blok/petak yang akan
dipupuk atas persetujuan asisten afdeling, membuat permintaan bahan/bon gudang
yang disetujui asisten afdeling, manager kebun, dan manager kepala, meminta
kendaraan pengangkutan pupuk ke krani afdeling, menghitung banyaknya tenaga
kerja yang hadir untuk menentukan luasan yang akan dipupuk, apel pagi dan
memberikan pengarahan kepada karyawan, mengawasi pengambilan pupuk di
gudang, mengikuti dan mengawasi distribusi pupuk dari gudang ke lapangan,
mengontrol dan mengawasi pelaksanaan pemupukan. Setelah selesai kegiatan di
lapangan, mandor pupuk menghitung gaji yang diperoleh karyawan, mengisi
absen karyawan, mengisi buku laporan tenaga, laporan hasil, dan mengisi buku
kerja mandor (BKM). Blanko bon gudang dapat dilihat pada Lampiran 11.
Untuk mempermudah dan mengefisienkan pekerjaan pemupukan di
lapangan dibentuk organisasi pemupukan yang terdiri dari mandor lapangan,
pengecer pupuk, dan penabur pupuk.
Permasalahan yang sering terjadi selama menjadi pendamping mandor
pemupukan antara lain dosis yang diberikan tidak sesuai dengan rekomendasi
karena tenaga kerja pupuk terlalu tergesa-gesa dan tidak mengeruk pupuk yang
tercecer di jalan maupun dump truk dan distribusi pemupukan yang tidak merata.
Kesalahan tenaga kerja bagian penabur adalah melakukan pemupukan di piringan
dan di tengah pelepah.
Pemanenan. Panen merupakan bagian kegiatan yang berhubungan
dengan produksi dan merupakan tujuan akhir dari keseluruhan kegiatan budidaya
tanaman kelapa sawit. Selama berstatus menjadi pendamping mandor panen,
penulis diberi tanggung jawab untuk mengawasi beberapa hanca yang dipanen
untuk menjaga agar tidak terjadi buah tinggal, brondolan tidak dikutip,
pemanenan buah mentah, dan pelepah sengkleh serta memberikan sanksi kepada
pemanen apabila melakukan kesalahan. Selain itu kegiatan sebagai pendamping
mandor panen adalah menghitung jumlah TBS yang dipanen di TPH dan inspeksi
buah mentah.
Tugas mandor panen adalah membuat perencanaan blok/petak yang harus
dipanen atas persetujuan asisten afdeling, kemudian melakukan apel kepada
karyawan dengan memberikan pengarahan tentang standar pelaksanaan panen dan
keselamatan kerja. Pada saat itu dilakukan juga pengabsenan karyawan untuk
mengetahui jumlah tenaga kerja panen. Kemudian mandor panen memberi hanca
kepada masing-masing pemanen. Setelah pelaksanaan pemanenan, mandor panen
menerima laporan hasil panen dari pemanen, menghitung jumlah TBS yang
dipanen pada hari tersebut, mengisi absen karyawan, mengisi buku krani buah,
mengisi buku laporan tenaga, dan mengisi buku kerja mandor (BKM). Norma
kerja ditentukan oleh berapa banyak TBS yang dihasilkan pada hari itu. Bagi
pemanen yang melebihi basis maka pemanen tersebut berhak mendapatkan premi.
Tugas lain dari mandor panen adalah melakukan sensus buah dan mengambil
sample hama tikus.
Permasalahan yang dihadapi oleh Afdeling VII adalah kekurangan jumlah
pemanen dan kekosongan mandor panen, banyaknya penalti akibat buah tinggal,
masih ditemukan brondolan yang tinggal di ketiak, piringan, dan pasar 2:1, dan
tidak ada perhatian terhadap songgo.
Semprot. Penyemprotan merupakan salah satu pengendalian gulma
dengan menggunakan herbisida. Selama berstatus mandor semprot kegiatan yang
dilakukan penulis adalah melakukan pengawasan pengambilan herbisida di
gudang dan pelaksanaan kegiatan penyemprotan di lapangan. Untuk permintaan
herbisida, mandor terlebih dahulu membuat bon gudang yang disetujui asisten
afdeling, manager kebun, dan manager kepala. Pembuatan bon gudang
dilaksanakan satu hari sebelum kegiatan penyemprotan dilaksanakan.
Tugas mandor semprot adalah menentukan areal yang akan disemprot atas
persetujuan asisten afdeling, melakukan apel pagi dan pengabsenan karyawan,
mengawasi pekerjaan di lapangan, mengawasi penggunaan herbisida. Setelah
selesai kegiatan di lapangan, mandor semprot menghitung gaji yang diperoleh
karyawan, mengisi absen karyawan, dan menghitung penggunaan bahan yang
dipakai, buku laporan tenaga, laporan hasil, serta mengisi buku kerja mandor
(BKM).
Permasalahan dalam kegiatan penyemprotan adalah penggunaan bahan
yang berlebihan, sehingga mengakibatkan kekurangan bahan dan terlalu
mengibaskan stick sehingga gulma tidak tersemprot dengan baik. Selain itu
laporan penggunaan bahan yang dilakukan mandor semprot tidak sesuai dengan
bahan yang tersedia. Kebutuhan air untuk penyemprotan tidak menjadi
permasalahan, karena kebun Ujan Mas memiliki banyak sumber air.
Susun janjangan kosong. Dalam pekerjaan susun janjangan kosong
penulis diberi tanggung jawab menjadi mandor. Kegiatan yang dilakukan adalah
melakukan apel pagi karyawan, pengabsenan karyawan, menghitung jumlah
tumpukan janjangan kosong di lapangan, dan pengawasan di lapangan. Setelah
selesai kegiatan menghitung sisa tumpukan janjangan kosong di lapangan,
menghitung gaji yang diperoleh karyawan, mengisi absen karyawan, buku laporan
tenaga, laporan hasil, serta mengisi buku kerja mandor (BKM).
Krani buah. Tugas krani buah adalah menjamin pengangkutan TBS dari
TPH ke pabrik kelapa sawit dan melakukan pengawasan terhadap kualitas buah.
Kegiatan yang dilakukan adalah koordinasi dengan mandor panen hanca yang
dipanen, menentukan jalur yang harus diambil oleh pemuat, menentukan buah
sample dan buah larangan, melakukan apel pagi dan mejelaskan peraturan yang
berlaku.
Kegiatan di lapangan adalah melakukan pengawalan mobil untuk
menjamin jumlah buah yang telah diangkut di nota muat buah, membuat surat
pengantar buah (SPB), dan mengisi buku kontrol TBS untuk mengetahui
keberadaan buah yang belum terangkut. Kesalahan yang terjadi dalam
pengangkutan buah adalah tertinggalnya brondolan di TPH.
Pengelolaan Karyawan Staf
Karyawan staf adalah karyawan yang memiliki pangkat supervisor ke atas.
Karyawan staf ditingkat afdeling terdiri atas asisten afdeling, supervisor afdeling,
supervisor pemeliharaan, dan supervisor panen.
Karyawan staf dengan pangkat Senior Supervisor memiliki tugas,
wewenang, dan tanggung jawab antara lain memiliki disiplin dan loyalitas kerja
yang tinggi, melaksanakan perintah atasan, menguasai pekerjaan mandor, hasil
kerja sesuai standar, memiliki inisiatif yang menjadi tanggung jawabnya
(pengawasan, data produksi dan realisasi kerja, inventaris alat, bahan, dan
karyawan, membuat program kerja, target realisasi per hari, pemakaian tenaga
kerja per hari, memberikan penilaian hasil kerja terhadap bawahan, membimbing
bawahan, membuat laporan keuangan, membuat laporan kemajuan kerja,
membuat program prioritas kerja, memberikan solusi dan pemecahan masalah),
serta membina hubungan kerja sama dalam tim kerja dan lingkungan tempat
tinggal.
Asisten Afdeling
Perkebunan PT Cipta Futura Plantation terdiri atas empat orang asisten
afdeling yang terdiri dari afdeling 1, 6, 7, dam 8. Setiap asisten afdeling
bertanggung jawab terhadap afdeling yang dipimpinnya. Dalam kegiatan teknis
lapangan asisten afdeling melaksanakan fungsi-fungsi manajemen antara lain :
Fungsi perencanaan. Perencanaan yang dilaksanakan oleh seorang
asisten afdeling antara lain merencanakan jadwal pekerjaan setiap hari
berdasarkan program prioritas yang dibuat oleh manajer kebun. Selain itu bersama
supervisor afdeling membuat program kerja tahunan yang meliputi RUKB
(Rencana Kerja Uang Bulanan) dan RKH (Rencana Kerja Harian).
Fungsi pengorganisasian. Dalam satu afdeling asisten memimpin
organisaasi afdeling. Asisten afdeling dibantu oleh supervisor afdeling, supervisor
panen, supervisor perawatan, krani afdeling, mandor lapangan, dan lain-lain.
Fungsi pengorganisasian terwujud dalam apel pagi yang diikuti oleh seluruh
personil.
Fungsi pengarahan. Asisten afdeling memberikan pengarahan pada apel
pagi yang dimulai pukul 05.30 WIB selama 30 menit mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang akan dilaksanakan kepada seluruh personil. Pengarahan
dilaksanakan melalui pemberian instruksi kerja dan memberikan teguran serta
motivasi kepada supervisor dan mandor serta karyawan untuk menempatkan
prestasi kerjanya. Asisten afdeling juga harus bersedia menampung aspirasi dari
karyawan.
Fungsi pengendalian. Asisten afdeling setiap hari melakukan kontrol
pekerjaan di lapangan dan memeriksa laporan hasil pekerjaan serta mengevaluasi
hasil kerja yang telah direncanakan.
PEMBAHASAN
Pengelolaan Tenaga Kerja Perkebunan
Pengelolaan tenaga kerja perkebunan PT Cipta Futura Plantation meliputi
pembagian kerja, pendelegasian wewenang, rentang pengawasan, kesatuan
perintah, waktu kerja, hubungan kerja, koordinasi, dan fleksibilitas. Hubungan
kerja yang dimaksud meliputi hubungan antar orang-orang dalam afdeling
maupun perusahaan mulai dari staf maupun karyawan.
Pembagian kerja bertujuan untuk menghindari terjadinya tumpang tindih
suatu pekerjaan. Pembagian kerja yang dilakukan berdasarkan fungsi yaitu fungsi
perawatan, pemanenan, dan administrasi. Untuk pembagian kerja KHL
disesuaikan dengan kegiatan di lapangan. Untuk mempermudah pekerjaan, setiap
karyawan memiliki program yang harus dilaksanakan. Koordinasi merupakan
tindakan untuk menciptakan keselarasan dalam pekerjaan. Untuk menghindari
terjadinya konflik, tumpang tindih pekerjaan, kekosongan pekerjaan, dan lepas
tanggung jawab satu sama lain sangat diperlukan koordinasi yang menjamin
kesatuan sikap, tindakan, kebijakan, dan implementasi.
Pendelegasian wewenang merupakan penyerahan sebagian
kekuasaan/wewenang oleh seorang pimpinan kapada bawahannya untuk
mengambil keputusan yang diperlukan agar tugas dan tanggung jawab tetap
dijalankan dengan baik. Pendelegasian wewenang di tingkat afdeling dilakukan
oleh asisten afdeling kepada para bawahannya. Asisten afdeling mendelegasikan
wewenang kepada supervisor/mandor besar, dan supervisor mendelegasikan
wewenang kepada mandor. Mandor sebagai pelaksana di lapangan
mendelegasikan kepada bawahannya.
Rentang pengawasan adalah jumlah karyawan yang dapat dipimpin
langsung secara efektif oleh atasan. Pengawasan di lapangan merupakan tanggung
jawab mandor untuk pekerjaan dan luasan tertentu. Untuk tingkat afdeling
merupakan tanggung jawab asisten afdeling dibantu oleh supervisor afdeling.
Perintah dalam pekerjaan hendaknya hanya mendapat perintah dan bertanggung
jawab kepada satu atasan. Apabila lebih dari satu perintah akan terjadi tumpang
tindih pekerjaan dan akan menimbulkan kebingungan dan keraguan kepada para
bawahannya.
Pengaturan waktu kerja sangat mendukung kelancaran suatu pekerjaan.
Meskipun bersifat borongan, waktu kerja KHL dimulai dari apel pagi pukul 06.00
WIB sampai pukul 15.00 WIB. Pengaturan waktu kerja sangat bergantung kepada
kondisi di lapangan. Waktu kerja untuk tingkat karyawan staf dan non staf
merupakan salah satu ukuran prestasi kerja.
Kebijakan maupun sistem yang telah ditetapkan dan dijalankan hendaknya
dapat diubah untuk disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Tujuannya untuk
memperlancar suatu pekerjaan tanpa mengurangi aktivitas pekerjaan yang sedang
berjalan. Kebijakan maupun sistem yang telah ditetapkan dapat diubah misalnya
sanksi/denda kepada karyawan, penentuan tandan buah masak, sistem panen
maupun rotasi panen, dan sistem muat buah.
Manajemen Organisasi
Program kerja tahunan yang meliputi RUKB (Rencana Kerja Uang
Bulanan) dan RKH (Rencana Kerja Harian) di tingkat afdeling merupakan
pedoman dan pegangan setiap tahun anggaran afdeling. Program kerja tahunan di
tingkat afdeling dibuat oleh asisten afdeling dibantu oleh supervisor afdeling atas
persetujuan manajer kebun.
Program kerja merupakan perencanaan untuk mengendalikan seluruh
kegiatan afdeling. Pembuatan program kerja tahunan harus disusun secara rasional
dan berdasarkan kondisi di lapangan. Setiap bulan jadwal pekerjaan setiap harinya
berdasarkan program prioritas yang dibuat oleh manajer kebun sesuai dengan
rotasinya.
Pekerjaan di lapangan dilaksanakan berdasarkan target yang dibuat setiap
afdeling, sehingga mandor harus menggerakkan pekerja agar target yang telah
ditentukan dapat tercapai dengan standar kualitas yang baik. Penilaian dilakukan
oleh asisten afdeling melalui Buku Kerja Mandor (BKM). BKM merupakan
laporan kegiatan harian yang harus sesuai dengan hasil di lapangan. Hasil
pekerjaan di lapangan setiap harinya dicatat oleh krani afdeling dalam buku
realisasi afdeling.
Asisten afdeling di Perkebunan PT Cipta Futura Plantation membawahi
areal yang sangat luas. Agar pengawasan berjalan dengan efektif dan efisien
asisten afdeling dibantu oleh supervisor afdeling yang bertindak sebagai wakil
asisten afdeling apabila asisten afdeling berhalangan. Seluruh karyawan di tingkat
afdeling merupakan pelaksana atas program kerja yang telah disusun.
Pengendalian di tingkat afdeling dilakukan dengan melakukan kontrol
pekerjaan di lapangan dan pemeriksaan laporan hasil pekerjaan serta
mengevaluasi hasil kerja yang telah direncanakan.
Ketenagakerjaan
Tenaga kerja yang bekerja di Perkebunan PT Cipta Futura Plantation
berasal dari masyarakat yang tinggal di sekitar perkebunan dan berbagai daerah di
Indonesia. Untuk masyarakat dari luar daerah banyak berasal dari NTT dan Jawa.
Menurut sejarahnya mereka didatangkan langsung dari tempat asalnya saat
konflik di Timor dan yang berasal dari pulau Jawa merupakan transmigran.
Karyawan harian lepas sangat dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan di kebun
dari kegiatan pemeliharaan sampai pemanenan.
Masalah yang sedang dihadapi perkebunan saat ini adalah sulitnya
mendapatkan tenaga kerja terutama di bagian pemanenan. Untuk mengatasi
masalah tersebut pihak kebun melakukan ekspedisi ke berbagai daerah di
Sumatera untuk mencari tenaga kerja yang bersedia direkrut perusahaan. Untuk
pemeliharaan tidak banyak kesulitan untuk mendapatkan tenaga kerja, karena
tenaga kerja pemeliharaan sebagian besar merupakan tenaga kerja yang tinggal di
sekitar perkebunan yaitu dari Desa Ulak Bandung dan Muara Enim. Tanggung
jawab mencari tenaga kerja diserahkan kepada supervisor atau mandor pada
pekerjaan yang bersangkutan.
Jenis pekerjaan yang ditangani oleh karyawan harian lepas tidak
membutuhkan pendidikan secara formal. Pekerja yang bekerja di bagian
pemanenan akan diberi kesempatan untuk mendapatkan pelatihan selama satu
bulan yang terdiri dari dua minggu pruning dan dua minggu panen. Untuk bagian
pemeliharaan dapat menguasai pekerjaan melalui instruksi mandor maupun
melihat dan bertanya kepada teman yang telah menguasai. Tenaga kerja harian
lepas diwajibkan memiliki kartu tanda penduduk apabila ingin diterima sebagai
karyawan. Penerimaan tenaga kerja harian lepas merupakan tanggung jawab
afdeling masing-masing.
Sistem kerja borongan yang diterapkan bagi KHL memiliki kelebihan dan
kekurangan. Kelebihan dari sistem kerja borongan biasanya dapat memacu
pekerja untuk mendapatkan prestasi kerja, sedangkan kekurangan biasanya adalah
mutu kerja yang kurang baik. Untuk mencegah pekerjaan dengan mutu yang
kurang baik/substandar perkebunan menerapkan sistem penalti pada semua bagian
pekerjaan. Penalti yang diberikan oleh perusahaan/afdeling kepada karyawan
berupa pemotongan gaji atau gaji pada hari tersebut tidak dibayar. Karena sistem
yang diterapkan adalah borongan, untuk mengetahui dan mengendalikan
mutu/kualitas pekerjaan yang dilakukan setiap afdeling dilakukan inspeksi harian,
mingguan, bulanan, dan triwulan yang dilakukan oleh tim inpeksi kebun.
Karyawan staf dan non staf harus mendapatkan bimbingan terlebih
dahulu. Karyawan yang masih dalam masa bimbingan disebut kadet. Bimbingan
dan pelatihan khusus efektif dilakukan selama empat bulan. Karyawan dalam
masa bimbingan telah memiliki pangkat namun belum memiliki jabatan.
Penempatan kadet ke posisi jabatan di perkebunan merupakan kebijaksanaan dari
pihak perkebunan dengan waktu yang tidak ditentukan. Pendidikan karyawan staf
dan non staf baru diselenggarakan oleh pihak PT Cipta Futura Plantation yang
berpusat di Afdeling VII.
Peningkatan pangkat karyawan tetap bulanan (non staf dan staf) dilakukan
tidak secara berkala, namun melalui promosi yang dilakukan atasan. Karyawan
dengan pangkat mandor dipromosikan oleh asisten afdeling, sedangkan karyawan
dengan pangkat operator dipromosikan oleh supervisor yang bersangkutan. Syarat
kenaikan pangkat di PT Cipta Futura Plantation harus melalui beberapa tahapan
antara lain tes fisik yaitu tes lari dengan jarak 5 km dari gerbang G2 sampai posko
blok 95 dan harus ditempuh dalam waktu 30 menit untuk laki-laki dan 35 menit
untuk perempuan, tes kesehatan, psikotes, pembuatan makalah pekerjaan yang
telah dilakukan, dan presentasi makalah dihadapan manager kebun.
Penerimaan gaji yang diperoleh karyawan staf dan non staf berdasarkan
pangkat yang dimiliki dan bukan berdasarkan jabatan yang merupakan
kebijaksanaan perusahaan. Pemberian gaji karyawan staf dan non staf dilakukan
melalui transfer rekening bank yang ditunjuk oleh perusahaan. Perbedaan pangkat
berdasarkan gaji yang diberikan. Karyawan PT Cipta Futura Plantation tidak
memiliki perhimpunan serikat pekerja yang dapat menampung aspirasi dan
keluhan dari karyawan.
Pengelolaan Tenaga Kerja Pemeliharaan Tanaman Kelapa Sawit
Pengendalian gulma. Permasalahan yang terjadi dalam dongkel anak
kayu yaitu piringan yang tidak memenuhi standar (< 2 m) dan masih terdapat
anak kayu berukuran kecil tidak didongkel. Hal tersebut dikarenakan pekerja
ingin mendapatkan hasil yang tinggi sehingga tidak mempedulikan kualitas kerja.
Mandor dongkel harus lebih melakukan pengawasan dan memberikan pengarahan
mengenai kualitas kerja yang sesuai standar. Selain itu untuk ukuran piringan agar
seragam, masing-masing pekerja perlu dibekali alat ukur piringan.
Pada kegiatan pengendalian gulma secara kimiawi secara umum
dilaksanakan dengan baik. Pekerja memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan
pekerjaan dan telah menguasai kondisi areal yang disemprot. Namun pada
semprot pasar 2:1 masih ditemukan gulma yang tidak mati.
Kekurangan dalam kegiatan penyemprotan adalah pekerja tidak dilengkapi
pakaian pelindung ataupun dihimbau untuk memakai pakaian pelindung. Dalam
kasus tertentu pernah terjadi keracunan akibat penyemprotan. Solusi yang dapat
dilakukan adalah kebun seharusnya memberikan perhatian terhadap kesehatan
pekerja dengan memberikan perlengkapan pelindung, susu untuk penetralisir
racun, dan ekstrapudding. Apabila terjadi keracunan pekerja seharusnya
mendapatkan perawatan dari pihak kebun.
Untuk menghindari pencurian kebun telah menerapkan cara yang tepat
yaitu dengan mencampur bahan dengan air dengan perbandingan 1:1. Namun
demikian perlu dilakukan pemeriksaan untuk mencegah pencurian pestisida oleh
pekerja.
Pemupukan. Permasalahan yang sering terjadi dalam pemupukan adalah
dosis yang diberikan per pokoknya tidak sesuai dengan rekomendasi. Hal ini
disebabkan oleh pemupuk yang tergesa-gesa dan distibusi pemupukan yang tidak
merata. Selain itu disebabkan pupuk yang tercecer dan tidak dilakukan
pengerukan. Keterlambatan pendistribusian pupuk dari gudang ke lapangan yang
disebabkan kondisi jalan yang rusak, keterlambatan tersebut menjadikan proses
bekerja menjadi terganggu.
Permasalahan yang dilakukan tenaga kerja adalah pemupukan yang
dilakukan di tengah pelepah maupun di piringan. Pengarahan terhadap
pelaksanaan teknis pemupukan harus dilakukan setiap hari agar pelaksanaan
pemupukan dilakukan dengan baik. Serta perlengkapan pemupukan harus tersedia
dan memenuhi ketentuan yang berlaku. Peningkatan kualitas pemupukan dapat
dilakukan dengan pelatihan tentang prinsip pemupukan yang baik dan benar.
Mandor pupuk harus selalu berada di tengah areal untuk memastikan
pemupukan dilaksanakan dengan baik. Untuk menjaga tidak terulang kembalinya
kesalahan, penerapan penalti substandard harus dilaksanakan dengan efektif.
Pencegahan terhadap pencurian yaitu dengan pemeriksaan tas pemupuk setelah
kegiatan dilaksanakan.
Penunasan. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan penulis
menunjukkan penunasan menggunakan sistem songgo dua. Namun mutu
pekerjaan penunasan belum stabil karena masih terdapat songgo yang tidak
melingkar yaitu di satu sisi songgo dua dan di sisi lain songgo tiga. Selain itu
masih terdapat tanpa songgo, songgo satu, dan songgo tiga.
Permasalahan dalam pemotongan pelepah adalah potongan pelepah yang
kurang rapat dengan pangkal pelepah yang dikhawatirkan brondolan masih dapat
tersangkut di ketiak pelepah. Mandor panen harus melakukan pengarahan tentang
penunasan yang memenuhi standar dan melakukan pengawasan dan pengecekan.
Apabila terjadi sering kesalahan, sistem penalti perlu dilaksanakan untuk menjaga
kualitas penunasan. Rata-rata pekerjaan penunasan telah selesai pada pukul 11.30
WIB.
Pemanenan. Permasalahan yang sedang dihadapi oleh afdeling VII adalah
kekurangan tenaga kerja akibat pemanen yang mengundurkan diri. Meskipun
dengan jumlah sekarang realisasi panen telah memenuhi target. Penambahan
tenaga kerja panen bertujuan untuk mengurangi pengeluaran premi perusahaan
dan untuk menjaga tingkat kehadiran pemanen agar tidak mempengaruhi rotasi
panen. Penambahan tenaga kerja panen dapat dilakukan antara lain dengan
menjadikan kenek (pembantu) pemanen menjadi pemanen, mencari pemanen
baru, menghubungi kembali pemanen yang sudah berhenti untuk menjadi
pemanen kembali, dan perlu untuk menpertahankan tenaga kerja panen yang ada.
Kesalahan pemanen yang dikenai sanksi paling banyak adalah buah
tinggal di pokok sawit. Faktor yang menyebabkan buah tinggal adalah pohon yang
terlalu tinggi, pohon terletak di tepi sungai/parit atau daerah rendahan,
infrastruktur hanca, dan pemanen yang kurang teliti melihat buah yang telah
membrondol. Dalam hal ini mandor panen harus aktif dalam pengawasan buah
dan harus selalu di tengah areal sehingga semua buah matang tidak ada yang
tertinggal. Pemberian sanksi kepada pemanen kadang-kadang kurang efektif
karena terdapat pemanen yang melakukan kesalahan yang sama.
Penggunaan tenaga kerja pembantu sangat memudahkan dalam
pelaksanaan pemanenan. Pemanen yang menggunakan tenaga kerja pembantu
akan memperoleh hasil yang lebih tinggi dibandingkan pemanen yang tidak
membawa tenaga kerja pembantu. Tenaga kerja pembantu terdiri dari pengumpul
TBS ke TPH dan pengutip brondolan. Namun pada akhirnya pemanen sangat
bergantung kepada tenaga pembantu sehingga apabila tidak memiliki tenaga
pembantu mereka akan absen bekerja.
Pemanenan yang dilakukan menggunakan sistem borongan lebih
mengutamakan kuantitas daripada kualitas. Untuk menjaga kualitas pemanenan
dilakukan inspeksi harian, mingguan, bulanan, dan triwulan. Untuk menjaga mutu
hanca mandor panen harus melakukan kontrol hanca setiap hari sehingga apabila
ditemukan masalah dapat teratasi secepatnya.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis ditemukan brondolan
yang tidak dikutip terutama di piringan dekat gawangan mati dan pasar 2:1
maupun brondolan yang tersangkut di ketiak pelepah tidak dilakukan
penyogrokan. Hal tersebut merupakan kategori brondolan tinggal yang dapat
dikenai penalti. Menghindari brondolan yang tidak dikutip harus dilakukan
kontrol hanca dengan baik oleh mandor panen dan penerapan penalti brondolan
dijalankan sesuai aturan. Permasalahan lainnya adalah tidak diterapkannya songgo
dua, hal tersebut disebabkan penerapan penalti songgo belum dilaksanakan
dengan baik.
Pelaksanaan pemanenan agar berjalan efektif perlu koordinasi yang baik
antara mandor panen dan krani buah agar komunikasi berjalan dengan baik.
Motivasi terhadap pemanen perlu dilaksanakan setiap pagi karena secara tidak
langsung sangat menentukan tingkat keberhasilan pemanenan dengan indikator
hasil yang diperoleh lebih tinggi.
Pengangkutan hasil panen. Permasalahan dalam pengangkutan hasil
panen adalah brondolan yang tidak dikutip di TPH. Hal ini disebabkan pemuat
yang tergesa-gesa karena sistem muat bebas yang diberlakukan. Selain itu
penerapan penalti brondolan tinggal belum dijalankan dengan baik.
Permasalahan lainnya penyusunan TBS di TPH yang tidak disusun rapi
dan dikhawatirkan mengganggu perhitungan. Apabila TBS tidak disusun tetap
diangkut namun tidak termasuk dalam hasil panen.
Indeks Tenaga Kerja
Penentuan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam menyelesaikan
suatu pekerjaan dilakukan melalui analisis kebutuhan tenaga kerja yang salah satu
metodenya yaitu menggunakan indeks tenaga kerja (ITK). Nilai ITK dapat
mencerminkan apakah jumlah tenaga kerja pada suatu perusahaan efisien atau
tidak.
Perkebunan PT Cipta Futura Plantation Afdeling VII memiliki 330 orang
karyawan dan 311 di antaranya adalah Karyawan Harian Lepas. Jika luas areal
yang dipelihara adalah 1885.17 ha maka akan diperoleh Indeks Tenaga Kerja
Afdeling VII sebesar 0.18 orang per ha. Di bawah ini rumus perhitungan Indeks
Tenaga Kerja (ITK) :
ITK =Jumlah Karyawan
Luasan Areal dipelihara
=330
1 885.17
= 0.18 orang/ha
Penggunaan tenaga kerja Afdeling VII PT Cipta Futura Plantation bulan
Mei 2009 sudah efisien tetapi tidak efektif. Nilai ITK tersebut tidak konstan,
ketersediaan tenaga kerja yang berkurang disebabkan musim panen padi dan hari
setelah gajian.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pengelolaan tenaga kerja lapangan Perkebunan PT Cipta Futura Plantation
menggunakan sistem borongan. Dengan demikian penggunaan tenaga kerja pada
setiap jenis pekerjaan sangat bergantung kepada kehadiran tenaga kerja dan
standar kerja. Standar kerja yang berlaku harus dimengerti oleh semua pelaksana
pekerjaan di lapangan untuk menghasilkan prestasi dan kualitas kerja yang baik.
Realisasi pekerjaan di lapangan telah dilaksanakan sesuai dengan target
yang direncanakan dan dengan kualitas kerja yang baik. Peningkatan kualitas dan
prestasi kerja dilakukan dengan pengawasan dan disiplin terhadap karyawan serta
penerapan sanksi yang efektif.
Permasalahan yang sedang dihadapi Afdeling VII PT Cipta Futura
Plantation adalah kekurangan tenaga kerja pemanenan. Berdasarkan pengamatan
penulis masih ditemukan kegiatan yang tidak memenuhi standar dalam berbagai
kegiatan diantaranya pemanenan, pemupukan, penunasan, dongkel anak kayu, dan
transportasi tandan buah segar.
Proyeksi Indeks Tenaga Kerja (ITK) perkebunan Afdeling VII PT Cipta
Futura Plantation bulan Mei 2009 adalah sebesar 0.18 orang/ha. Penggunaan
tenaga kerja tersebut sudah efisien tetapi tidak efektif. Nilai ITK tersebut tidak
konstan, ketersediaan tenaga kerja yang berkurang disebabkan musim panen padi
dan hari setelah gajian.
Saran
Berdasarkan kegiatan magang yang telah dilaksanakan, penulis
menyampaikan beberapa saran kepada pihak manajemen perkebunan PT Cipta
Futura Plantation.
1. Penambahan tenaga kerja pemanenan perlu dilaksanakan secepat mungkin
untuk menjamin tingkat kehadiran pemanen yang dapat mengganggu
rotasi panen.
2. Penambahan mandor panen, krani buah, dan mandor pupuk harus
terealisasi agar pengawasan di lapangan berjalan dengan efektif.
3. Peningkatan pengelolaan tenaga kerja agar perkebunan berjalan dengan
efektif dan efisien.
4. Peningkatan kemampuan mandor baik teknis dan manajemen, serta
peningkatan pengawasan kegiatan di lapangan.
5. Penerapan sanksi harus dijalankan dengan efektif guna menjamin kualitas
kerja yang sesuai dengan standar.
6. Pemberian insentif kepada karyawan yang berprestasi sangat diperlukan
untuk memberikan semangat dan motivasi.
7. Permasalahan yang dihadapi di lapangan harus diselesaikan dengan baik
dengan mencari solusi yang tepat untuk menjaga kualitas suatu pekerjaan.
DAFTAR PUSTAKA
Balai Informasi Pertanian. 1990. Pedoman Budidaya Kelapa Sawit. Departemen Pertanian. Medan. 32 hal.
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2008. Statistika Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia. Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen Pertanian. Jakarta.
Ginting, D. 2005. Pengelolaan Tenaga Kerja Panen dan Sistem Pengangkutan Tandan Buah Segar Kelapa Sawit (Elaeis guineensis) di PT. Agrowiyana Jambi. Skripsi. Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, IPB. Bogor. 89 hal.
Hartopo, M. 2005. Pengelolaan Tenaga Kerja pada Pemeliharaan dan Pemetikan Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di PT. Tambi Unit Perkebunan Bedakah Wonosobo, Jawa Tengah. Skripsi. Program studi Agronomi, Fakultas Pertanian, IPB. Bogor. 72 hal.
Lubis, A.U. 1992. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Indonesia. Pusat Penelitian Perkebunan Marihat. Bandar Kuala. 435 hal.
Pahan, I. 2006. Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta. 412 hal.
Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) di Perkebunan PT Cipta Futura Plantation
Tanggal Uraian Kegiatan Prestasi kerja Lokasi Keterangan Penulis Buruh Standar
12 Februari 2009 Rawat Parit 20 m 20 m 20 m 83 P Masa Pengenalan Kebun 13 Februari 2009 Rawat Parit 20 m 20 m 20 m 83 P Kendala : Parit Berlumpur 14 Februari 2009 Rawat Parit 20 m 20 m 20 m 83 P 15 Februari 2009 Libur - - - - - 16 Februari 2009 Rawat Parit 20 m 20 m 20 m 83 P 17 Februari 2009 Rawat Parit 20 m 20 m 20 m 83 P Kendala : Cuaca Hujan 18 Februari 2009 Rawat Parit 20 m 20 m 20 m 93 C Kendala : Cuaca Terik 19 Februari 2009 Pembuatan Parit 10 m 10 m 10 m 70 P 20 Februari 2009 Susun Janjangan Kosong 0,6 ton 3 ton 3 ton 107 D 3 ton/5 orang = 0.6 ton 21 Februari 2009 Pembuatan Parit 5 m 10 m 10 m 70 P Kendala : Kerusakan Alat 22 Februari 2009 Libur - - - - - 23 Februari 2009 Pembuatan Parit 8 m 10 m 10 m 82 B 24 Februari 2009 Susun Janjang Kosong 2 ton 3 ton 3 ton 107 D 6 ton/3 orang = 2 ton 25 Februari 2009 Tanam Bunga Pukul Delapan 160 tan 200 tan 200 tan 81 26 Februari 2009 Susun Janjang Kosong 1 ton 3 ton 3 ton 107 D 3 ton/3 orang = 1 ton 27 Februari 2009 Susun Janjang Kosong 1.2 ton 5 ton 3 ton 104 A 107 D 6 ton/5 orang = 1.2 ton
28 Februari 2009 Tapak Timbun 0.4 pokok 2 pokok 2 pokok 95 P 2 pokok/5 orang = 0.4 pokok
1 Maret 2009 Libur - - - - - 2 Maret 2009 Pembuatan Bedengan 30 m - - 69 B 60 m/ 2 orang = 30 m 3 Maret 2009 Stek Bunga Pukul Delapan 200 tan - - 103 A
Lampiran 1 . (Lanjutan)
Tanggal Uraian Kegiatan Prestasi kerja Lokasi Keterangan Penulis Buruh Standar
4 Maret 2009 Deteksi Hama - - - 67 5 Maret 2009 Susun Janjang Kosong 2 ton 3 ton 3 ton 106 A 6 ton/3 orang = 2 ton 6 Maret 2009 Susun Janjang Kosong 2 ton - 3 ton 106 A 6 ton/3 orang = 2 ton 7 Maret 2009 Penerimaan Gaji - - - Kantor Afdeling 7 8 Maret 2009 Libur - - - - -
9 Maret 2009 Maulid Nabi Muhammad SAW - - - - -
10 Maret 2009 Susun Janjang Kosong 1 ton 1 ton 3 ton 106 A 3 ton/ 3 orang = 1 ton 11 Maret 2009 Susun Janjang Kosong 2 ton 3 ton 3 ton 106 A 6 ton/3 orang = 2 ton 12 Maret 2009 Deteksi Hama 83 A B C D P 13 Maret 2009 Deteksi Hama 93 A B C D 14 Maret 2009 Deteksi Hama 94 A B C D 95 D 15 Maret 2009 Libur - - - - - 16 Maret 2009 Penanaman bunga pukul 8 340 tan 400 tan 69 A 17 Maret 2009 Pemanenan 16 TBS 75 TBS 69 A 1 RK = 5 Orang 18 Maret 2009 Pemanenan 26 TBS 75 TBS 81 A 1 RK = 5 Orang 19 Maret 2009 Pemanenan 26 TBS 75 TBS 81 A 1 RK = 5 Orang 20 Maret 2009 Penunasan (Pruning) 0.4 Ha 2 Ha 93 1 RK = 5 Orang 21 Maret 2009 Pemanenan 29 TBS 75 TBS 94 A 1 RK = 5 Orang
Penunasan (Pruning) 0.58 Ha 2 Ha 22 Maret 2009 Libur - - - - - 23 Maret 2009 Pemanenan 49 TBS 75 TBS 94 A 1 RK = 5 Orang
Lampiran 1. (Lanjutan)
Tanggal Uraian Kegiatan Prestasi kerja Lokasi Keterangan Penulis Buruh Standar
Penunasan (Pruning) 0.97 Ha 2 Ha 24 Maret 2009 Pemanenan 17 TBS 75 TBS 94 A 1 RK = 5 Orang
Penunasan (Pruning) 0.375 Ha 2 Ha 25 Maret 2009 Susun Janjang Kosong 1.2 ton 3 ton 107 D 6 ton/5 org = 1.2 ton 26 Maret 2009 Nyepi - - - - - 27 Maret 2009 Susun Janjang Kosong 1.2 ton 3 ton 106 A 6 ton/5 org = 1.2 ton
28 Maret 2009 Semprot Hama (Knapsack Sprayer) 5 keep 5 keep 62 A P 68 C
29 Maret 2009 Libur - - - - - 30 Maret 2009 Semprot Hama (EPS) 72 pokok 94 C 1 RK = 4 orang 31 Maret 2009 Semprot Hama (EPS) 204 pokok 94 C 1 RK = 4 orang 01 April 2009 Semprot Hama (EPS) 239 pokok 94 B 1 RK = 4 orang 02 April 2009 Semprot Hama (EPS) 262 pokok 69 B 1 RK = 4 orang 03 April 2009 Semprot Hama (EPS) 247 pokok 69 B 1 RK = 4 orang 04 April 2009 Penerimaan Gaji 103 A 05 April 2009 Libur - - - - - 06 April 2009 Semprot Hama (EPS) 227 pokok 69 B 1 RK = 4 orang 07 April 2009 Semprot Hama (EPS) 269 pokok 94 A 1 RK = 4 orang 08 April 2009 Semprot Hama (EPS) 279 pokok 94 A 1 RK = 4 orang 09 April 2009 Pemilu Legislatif - - - - - 10 April 2009 Wafat Yesus Kristus - - - - - 11 April 2009 Pemupukan MOP 250 Kg 525 Kg 525 Kg 109 C 5 krg x 50 kg=250 kg
Lampiran 1. (Lanjutan)
Tanggal Uraian Kegiatan Prestasi kerja Lokasi Keterangan Penulis Buruh Standar
12 April 2009 Libur - - - - - 13 April 2009 Semprot Pasar 2:1 5 Keep 107C 14 April 2009 Dongkel Anak Kayu (DAK) 0.03 ha 0.15 ha 0.14 ha 70P
Lampiran 2. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping Mandor di Perkebunan PT Cipta Futura Plantation
Tanggal Uraian Kerja
Prestasi Kerja Penulis
Lokasi Keterangan Jumlah KH yang diawasi
Luasan Areal yang
diawasi
Lama Kegiatan
(jam)
15 April 2009 Apel Pagi Hasil 7 tumpuk x 3 ton Susun Janjangan Kosong 8 8 107 C = 21 ton
16 April 2009 Apel Pagi Semprot Lain-Lain 14 7 ha 9,5 66 B C Smart 19.5 l
17 April 2009 Apel Pagi Gulmaxon 14.5 l Pemupukan CIRP 29 36,51 ha 9,5 70 C D 214 Karung
18 April 2009 Apel Pagi Pemupukan CIRP 28 49, 24 ha 9,5 67 A P 68 D 245 Karung
19 April 2009 Libur
20 April 2009 Apel Pagi Pemanenan 3 5 ha 10 69 D Hanca 48, 49
21 April 2009 Apel Pagi Pemanenan 2 7,5 ha 11 69 D Hanca 49, 50
22 April 2009 Apel Pagi Pemanenan 2 7,5 ha 12 83 D Hanca 72,73, 74
23 April 2009 Apel Pagi Hasil 11 tumpuk x 3 ton Susun Janjangan Kosong 26 8 107 C = 33 ton
24 April 2009 Apel Pagi Hasil 16 tumpuk x 3 ton Susun Janjangan Kosong 27 8 107 C = 48 ton
Lampiran 2. (Lanjutan)
Tanggal Uraian Kerja
Prestasi Kerja Penulis
Lokasi Keterangan Jumlah KH yang diawasi
Luasan Areal yang
diawasi
Lama Kegiatan
(jam)
25 April 2009 Apel Pagi Hasil 19 tumpuk x 3 ton Susun Janjangan Kosong 25 8 107 C = 57 ton
26 April 2009 Libur - - - - -
27 April 2009 Apel Pagi Pemanenan 6 15 ha 12 104 D 6 Hanca
28 April 2009 Apel Pagi Pemanenan 3 7,5 ha 12 107 C Hanca 85, 87, 89
29 April 2009 Apel Pagi Smart 22.5 l Semprot Lain-Lain 26 12 ha 9 66 C Gulmaxon 13.5 l
30 April 2009 Apel Pagi Hasil 11 tumpuk x 3 ton Susun Janjangan Kosong 14 10 107 C = 33 ton
01 Mei 2009 Apel Pagi Pemupukan CIRP 12 62,26 10 95 D P 16 188 kg
02 Mei 2009 Apel Pagi Pemupukan CIRP 30 49,45 12 94 A B 12 858 kg
03 Mei 2009 Libur - - - - -
04 Mei 2009 Apel Pagi Pemupukan CIRP 34 66,73 12 93 A B C 18 923.5 kg
05 Mei 2009 Apel Pagi Supervisi PKS 9 PKS
Lampiran 2. (Lanjutan)
Tanggal Uraian Kerja
Prestasi Kerja Penulis
Lokasi Keterangan Jumlah KH yang diawasi
Luasan Areal yang
diawasi
Lama Kegiatan
(jam)
06 Mei 2009 Apel Pagi Pemupukan CIRP 34 74,67 10 95 P 13 326 kg
07 Mei 2009 Apel Pagi Pemupukan CIRP 37 91,26 11 95 D 17 795 kg
08 Mei 2009 Apel Pagi Penerimaan Gaji - - - - -
09 Mei 2009 Hari Raya Waisak - - - - - 10 Mei 2009 Libur - - - - -
11 Mei 2009 Apel Pagi Pemupukan CIRP 15 23,91 10 102 A 6216.6 kg
12 Mei 2009 Apel Pagi Pemanenan 2 5 12 104 B C Hanca 34 dan 35
13 Mei 2009 Apel Pagi Pemanenan 11 73,96 11 109 C D Cek TBS
14 Mei 2009 Apel Pagi Pemanenan 20 108,86 12 109 A B A/P Cek TBS
15 Mei 2009 Apel Pagi Pemanenan 5 12.5 11 68 A B C Cek TBS
Lampiran 3. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping Asisten Afdeling di Perkebunan PT Cipta Futura Plantation
Tanggal Uraian Kerja
Prestasi Kerja Penulis
Lokasi Keterangan Jumlah KHL yang
diawasi
Luasan Areal yang
diawasi
Lama Kegiatan
(jam)
16 Mei 2009 Apel Pagi 10 25 10 70 A B P1 P2 Cek TBS di TPH Cek TBS di TPH
17 Mei 2009 Libur - - - - -
18 Mei 2009 Apel Pagi 6 15 10 Afdeling VI 52 53 Transfer ke Afdeling VI Pemanenan
19 Mei 2009 Apel Pagi 25 11 80 D Semprot Lain-Lain Laporan Kerja
20 Mei 2009 Apel Pagi 24 10 81 D Semprot Lain-Lain Laporan Kerja
21 Mei 2009 Libur
22 Mei 2009 Apel Pagi 10 10 67 C Pemupukan ZA Laporan Kerja
23 Mei 2009 Apel Pagi 23 42,84 10 68 A B Pemupukan ZA Laporan Kerja
24 Mei 2009 Libur - - - - -
Lampiran 3 . (Lanjutan)
Tanggal Uraian Kerja
Prestasi Kerja Penulis
Lokasi Keterangan Jumlah KH yang
diawasi
Luasan Areal yang
diawasi
Lama Kegiatan
(jam)
25 Mei 2009 Apel Pagi 14 10 107 C Hasil 11 tumpuk x 3 ton = 33 ton Susun Janjang Kosong Laporan Kerja
26 Mei 2009 Apel Pagi 35 10 107 C Hasil 23 tumpuk x 3.5 ton Susun Janjang Kosong = 80.5 ton Laporan Kerja
27 Mei 2009 Apel Pagi 25 75 10 82 C D Pemupukan ZA Laporan Kerja
28 Mei 2009 Apel Pagi 4 13 108 Pengawalan 4 mobil Transportasi Buah Laporan Data Muat Buah
29 Mei 2009 Apel Pagi 8 10 107 C Hasil 3 tumpuk x 3.5 ton Susun Janjang Kosong = 10.5 ton Laporan Kerja
30 Mei 2009 Apel Pagi 2 13 66 67 68 Pengawalan 2 mobil Transportasi Buah Laporan Data Muat Buah
31 Mei 2009 Libur - - - - -
Lampiran 3 . (Lanjutan)
Tanggal Uraian Kerja
Prestasi Kerja Penulis
Lokasi Keterangan Jumlah KH yang
diawasi
Luasan Areal yang
diawasi
Lama Kegiatan
(jam)
01 Juni 2009 Apel Pagi 5 12,5 10 70 A P1 P2 Hanca 66, 67, 68, dan 69 Pemanenan
02 Juni 2009 Apel Pagi 6 15 10 70 B C D No 69, 104, 55, 103, 93, dan 74 Pemanenan
03 Juni 2009 Apel Pagi 9 22,5 10 82 A B No 58, 62, 63, 64, 65, 66, 67, 13, Pemanenan 58, dan 69
04 Juni 2009 Apel Pagi 10 25 10 83 B C D No 38, 73, 53, 94, 34, 97, 76, 74, Pemanenan dan 93
05 Juni 2009 Apel Pagi 10 25 10 95 P dan 94 B No 92, 76, 15, 69, 107, 86, dan 7 Pemanenan
06 Juni 2009 Penerimaan Gaji 07 Juni 2009 Libur - - - - -
08 Juni 2009 Apel Pagi 13 32,5 10 103 B C D No 110, 103, 100, 109, 111, 112, Pemanenan 106, 105, 95, 97, dan 108 Laporan Kerja
09 Juni 2009 Apel Pagi 11 10 107 C Hasil 11 tumpuk x 3 ton = 33 ton Susun Janjang Kosong Laporan Kerja
10 Juni 2009 Apel Pagi 15 10 107 C Susun Janjang Kosong
Ha Pengukuran : 1 903.43 Pada bulan Sept s/d Nov ada penumbangan Sawit untuk pelebaran jalan, Ha TM : 1 857.93 untuk TM 438 pk <3.37 ha> (Blok 80,81,82,83,93,94,95,103,104,106,107, Ha TBM : 8.70 108, dan 109) dan TBM II 18 pk <0.14 ha> diblok 108 P1 A dan 109 P2 A.
Blok 66 C ditambah 0.73 Blok 103 B penumbangan 93 pokok untuk lapangan sekolah (0.72 Ha).
Total Ha Tanam : 1 885.17
Lampiran 7. Struktur Organisasi Tingkat Afdeling Perkebunan PT Cipta Futura Plantation