Top Banner
TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Upaya klasifikasi kelapa sawit sudah dimulai sejak empat abad yang lalu (abad ke-16) dan dilanjutkan pada abad-abad selanjutnya. Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan/industri berupa pohon batang lurus dari famili Palmae. Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang berasal dari Amerika. Asal tanaman kelapa sawit (Elaeis giuneensis jacq.) secara pasti belum bisa diketahui. Namun, ada dugaan kuat tanaman ini berasal dari dua tempat, yaitu Amerika Selatan dan Afrika (Guenia). Spesies Elaeis melanococca atau Elaeis oleivera diduga berasal dari Amerika Selatan dan spesies Elaeis guineensis berasal dari Afrika (Guenia). Brazil dipercaya sebagai tempat di mana pertama kali kelapa sawit tumbuh. Dari tempat asalnya, tanaman ini menyebar ke Afrika, Amerika Equatorial, Asia Tenggara, dan Pasifik Selatan. Bibit kelapa sawit pertama kali masuk ke Indonesia tahun 1848 berasal dari Mauritus dan Amsterdam sebanyak empat tanaman yang kemudian ditanam di Kebun Raya Bogor dan selanjutnya disebarkan ke Deli Sumatera Utara (Lubis, 1992). Perkebunan kelapa sawit pertama dibangun di Tanahitam, Hulu Sumatera Utara oleh Schad (Jerman) pada tahun 1911. Taksonomi kelapa sawit adalah sebagai berikut : Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Angiopspermae Sub kelas : Monocotyledoneae Ordo : Spadiciflorae Keluarga : Palmaceae Sub keluarga : Cocoideae Genus : Elaeis Spesies : Elaeis guineensis Jacq.
23

Pengelolaan pembibitan kelapa sawit dengan aspek khusus ... · Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang ... bunga jantan dan bunga betina berada pada satu ...

Mar 15, 2019

Download

Documents

phungkhanh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Pengelolaan pembibitan kelapa sawit dengan aspek khusus ... · Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang ... bunga jantan dan bunga betina berada pada satu ...

4  

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Kelapa Sawit

Upaya klasifikasi kelapa sawit sudah dimulai sejak empat abad yang lalu

(abad ke-16) dan dilanjutkan pada abad-abad selanjutnya. Kelapa sawit adalah

tanaman perkebunan/industri berupa pohon batang lurus dari famili Palmae.

Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang berasal

dari Amerika. Asal tanaman kelapa sawit (Elaeis giuneensis jacq.) secara pasti

belum bisa diketahui. Namun, ada dugaan kuat tanaman ini berasal dari dua

tempat, yaitu Amerika Selatan dan Afrika (Guenia). Spesies Elaeis melanococca

atau Elaeis oleivera diduga berasal dari Amerika Selatan dan spesies Elaeis

guineensis berasal dari Afrika (Guenia). Brazil dipercaya sebagai tempat di mana

pertama kali kelapa sawit tumbuh. Dari tempat asalnya, tanaman ini menyebar

ke Afrika, Amerika Equatorial, Asia Tenggara, dan Pasifik Selatan. Bibit kelapa

sawit pertama kali masuk ke Indonesia tahun 1848 berasal dari Mauritus dan

Amsterdam sebanyak empat tanaman yang kemudian ditanam di Kebun Raya

Bogor dan selanjutnya disebarkan ke Deli Sumatera Utara (Lubis, 1992).

Perkebunan kelapa sawit pertama dibangun di Tanahitam, Hulu Sumatera

Utara oleh Schad (Jerman) pada tahun 1911. Taksonomi kelapa sawit adalah

sebagai berikut :

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Angiopspermae

Sub kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Spadiciflorae

Keluarga : Palmaceae

Sub keluarga : Cocoideae

Genus : Elaeis

Spesies : Elaeis guineensis Jacq.

Page 2: Pengelolaan pembibitan kelapa sawit dengan aspek khusus ... · Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang ... bunga jantan dan bunga betina berada pada satu ...

5  

Morfologi Kelapa sawit

Kelapa sawit termasuk tanaman monokotil. Batangnya lurus, tidak

bercabang dan tidak mempunyai kambium tingginya dapat mencapai 15-20 m

(Lubis, 2008). Tanaman ini berumah satu atau monoecious, bunga jantan dan

bunga betina berada pada satu pohon. Bagian vegetatif terdiri atas akar, batang,

dan daun, sedangkan bagian generatifnya yakni bunga dan buah

(Mangoensoekarjo dan Semangun, 2008).

Akar

Calon akar muncul dari biji kelapa sawit yang dikecambahkan disebut

radikula, panjangnya dapat mencapai 15 cm dan mampu bertahan sampai 6 bulan

(Lubis, 2008). Akar primer yang tumbuh dari pangkal batang (bole) ribuan

jumlahnya, diameternya berkisar antara 8 dan 10 mm. panjangnya dapat mencapai

18 cm. Akar sekunder tumbuh dari akar primer, diameternya 2-4 mm. Dari akar

sekunder tumbuh akar tersier berdiameter 0.7-1.5 mm dan panjangnya dapat

mencapai 15 cm (Lubis, 2008).

Batang

Batang membengkak pada pangkal (bole), bongkol ini dapat

memperkokoh posisi pohon pada tanah agar dapat berdiri tegak (Sastrosayono,

2008). Dalam satu sampai dua tahun pertama pertumbuhan batang lebih

mengarah kesamping, diameter batang dapat mencapai 60 cm. setelah itu

perkembangan ke atas dapat mencapai 10 – 11 m dengan diameter 40 cm.

Menurut Lubis (2008) pertumbuhan meninggi ini berbeda - beda untuk setiap

varietas.

Daun

Daun pertama yang tumbuh pada stadium benih berbentuk lanset

(lanceolate), kemudian muncul bifurcate dan setelah dewasa berbentuk menyirip

(pinnate) ( Lubis, 2008). Pada tanaman dewasa dapat menghasilkan 40-60 daun

dengan laju dua daun /bulan dan satu helai daun hidup fungsional dua tahun.

Panjang daun bisa mencapai 5-7 m terdiri dari : satu tulang daun (rachis), 100-160

Page 3: Pengelolaan pembibitan kelapa sawit dengan aspek khusus ... · Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang ... bunga jantan dan bunga betina berada pada satu ...

6  

pasang anak daun linear, dan satu tangkai daun (petiole) yang berduri

(Mangoensoekarjo dan Semangun, 2008).

Bunga

Tanaman kelapa sawit mulai berbunga pada umur 12-14 bulan, tetapi baru

ekonomis untuk di panen pada umur 2,5 tahun (Lubis, 2008). Bunga kelapa sawit

merupakan monoecious, bunga jantan dan bunga betina dalam satu pohon. Satu

inflor dibentuk dari ketiak setiap daun setelah diferensiasi dari pucuk batang. Jenis

kelamin jantan atau betina ditentukan 9 bulan setelah inisiasi dan selang 24 bulan

baru inflor bunga berkembang sempurna. Bunga-bunga betina dalam satu inflor

membuka dalam tiga hari dan siap dibuahi selama 3-4 hari. sedangkan bunga-

bunga yang berasal dari inflor jantan melepaskan serbuk sarinya dalam lima hari.

Penyerbukan yang umum terjadi biasanya penyerbukan silang namun kadang juga

sendiri (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2008).

Buah

Buah kelapa sawit adalah buah batu yang sessile (sessile drup), menempel

dan menggerombol pada tandan buah. Jumlah per tandan dapat mencapai 1600,

berbentuk lonjong membulat. Panjang buah 2-3 cm, beratnya 30 gram. Bagian-

bagian buah terdiri atas eksokarp atau kulit buah dan mesokrap atau sabut dan biji.

Eksokarp dan mesokarp disebut perikarp. Biji terdiri atas endocarp atau cangkang,

dan inti atau kernel. Sedangkan inti tersebut terdiri dari endosperma dan embrio

(Mangoensoekarjo dan Semangun, 2008).

Biji

Biji merupakan bagian buah yang telah terpisah dari daging buah dan

sering disebut noten atau nut yang memiliki berbagai ukuran tergantung tipe

tanaman (Lubis, 2008). Biji kelapa sawit terdiri atas cangkang, embryo dan inti

atau endosperm. Embrio panjangnya 3 mm berdiameter 1,2 mm berbentuk

silinderis seperti peluru dan memiliki dua bagian utama. Bagian yang tumpul

permukaannya berwarna kuning dan bagian lain agak berwarna kuning.

Endosperm merupakan cadangan makanan bagi pertumbuhan embryo. Pada

Page 4: Pengelolaan pembibitan kelapa sawit dengan aspek khusus ... · Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang ... bunga jantan dan bunga betina berada pada satu ...

7  

perkecambahan embrio berkembang dan akan keluar melalui lubang cangkang

(germpore). Bagian pertama yang muncul adalah radikula (akar) dan menyusul

plumula (batang) (Lubis, 2008).

Ekologi kelapa Sawit

Curah hujan

Curah hujan yang baik untuk pertumbuhan dan produksi tanaman kelapa

sawit adalah diatas 2000 – 2500 mm/tahun, tidak mengalami defisit air dan merata

sepanjang tahun (Lubis, 2008). Sedangkan menurut Buana, Siahaan dan Adiputra

(2003), curah hujan rata-rata tahunan yang memungkinkan untuk pertumbuhan

kelapa sawit adalah 1250-3000 mm merata sepanjang tahun, curah hujan optimal

berkisar 1750-2500 mm.

Penyinaran matahari

Tanaman kelapa sawit termasuk tanaman heliofil atau menyukai cahaya

matahari. Penyinaran matahari sangat berpengaruh terhadap perkembangan buah

kelapa sawit. Tanaman yang ternaungi karena jarak tanam yang sempit,

pertumbuhannya akan terhambat karena hasil asimilasinya kurang. Penyinaran

sinar matahari yang baik untuk pertumbuhan kelapa sawit yakni 5 – 7 jam/hari

(Lubis, 2008).

Tanah

Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik dibanyak jenis tanah

seperti podsolik, latosol, hidromofik kelabu, regosol, andosol, organosol dan

alluvial. Hal yang penting bagi tanaman kelapa sawit adalah tidak kekurangan air

pada musim kemarau dan tidak tergenang air pada musim hujan (drainase baik)

(Hartley, 1977). Di lahan-lahan yang permukaan air tanahnya tinggi atau

tergenang, akar akan busuk. Selain itu pertumbuhan batang dan daunnya tidak

mengindikasikan produksi buah baik. Kesuburan tanah bukan merupakan syarat

mutlak bagi perkebunan kelapa sawit.

Page 5: Pengelolaan pembibitan kelapa sawit dengan aspek khusus ... · Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang ... bunga jantan dan bunga betina berada pada satu ...

8  

Suhu

Suhu berpengaruh pada produksi dan melalui pengaruhnya terhadap laju

reaksi biokimia dan metabolisme dalam tubuh tanaman. Suhu 20°C merupakan

batas minimal dan suhu 33°C merupakan suhu maksimum, bagi pertumbuhan

vegetatif dan suhu rata-rata tahunan sebesar 22-23°C (Buana et al., 2003).

Sedangkan menurut Lubis (2008) temperatur yang optimal bagi tanaman kelapa

sawit 24-28°C, terendah 18°C dan tertinggi 32°C. Kelembaban 80% dan

kecepatan angin 5 – 6 km/jam.

Tehnik Budidaya Kelapa Sawit

Teknik pembukaan lahan

1. Cara mekanis

Pembukaan lahan secara mekanis dilakukan dengan menggunakan traktor.

Mula-mula, tunggul-tunggul kayu ditumbangkan dengan buldoser dan didorong

sampai tepi jurang. Tujuan penempatan pohon ditepi jurang untuk menghalangi

mengalirnya topsoil (tanah bagian atas) kedalam jurang jika terjadi hujan. Setelah

itu, tanah yang datar dicangkul dengan traktor. Lahan yang kemiringannya lebih

dari 18% tidak ditraktor karena dikhawatirkan terjadi erosi ketika hujan atau

traktornya bisa terguling (Buana et al., 2003).

2. Cara kimia

Persiapan lahan dengan bahan kimia dilakukan pada areal lahan berupa

padang ilalang atau lahan-lahan yang kemiringannya lebih dari 18%.

Penyemprotan bahan kimia dilakukan pada musim kemarau. Bahan kimia yang

dipakai adalah bahan yang bersifat sistemik, seperti bustofan, glyphosate,

dowpon, dan dalapon (Lubis, 2008).

3. Pemasangan ajir

Ajir adalah kayu atau bambu yang ditancapkan ditempat-tempat yang akan

ditanami tanaman kelapa sawit. Ajir ini sebagai tanda bagi kontraktor atau buruh

untuk membuat lobang tanam. Jarak tanam yang dipakai 9 x 9 x 9 meter dengan

Page 6: Pengelolaan pembibitan kelapa sawit dengan aspek khusus ... · Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang ... bunga jantan dan bunga betina berada pada satu ...

9  

pola segitiga sama sisi sehingga dalam satu hektar ada 142 tanaman (Setyamidjaja,

2006). Barisan dibuat dari arah utara ke selatan, kecuali dilereng-lereng dan

puncak-puncak gunung yang curam dibuat searah kontur. Pemasangan ajir ini

tidak mudah karena selain memperhatikan kelurusan barisan tanaman, juga

serongannya. Pemasangan ajir disisi timur atau barat sebagai tanam patokannya

(Buana et al., 2003).

4. Pembuatan lubang tanam

Lubang tanam dibuat minimal dua minggu sebelum tanam agar mudah

diperiksa jumlah maupun ukurannya, tanah cukup matang, dan tidak terburu-buru

waktu tanam. Pada titik pancang dibuat lubang 60 x 60 x 60 cm3. Tanah atas (top

soil) hasil galian diletakan disebelah kanan dan sub soil di sebelah kiri (Lubis,

2008).

5. Menanam tanaman penutup tanah (legum cover crop)

Penanaman tanaman penutup tanah, baik yang dilakukan sebelum maupun

sesudah bibit ditanam, merupakan usaha yang sangat dianjurkan di perkebunan

kelapa sawit. Jenis tanaman penutup tanah biasanya dipilih dari jenis kacang-

kacangan (legum) seperti Calopogonium mucunoides, Pueraria javanica, Mucuna

bracteata, Centrosema pubescens. Tanaman penutup tanah bermanfaat sebagai

penghindar tanah dari bahaya erosi, guguran daun dan bintil akarnya bisa

memberi tambahan unsur Nitrogen (N) pada tanah dan sebagai bahan organik

untuk memperbaiki struktur tanah, menekan pertumbuhan alang-alang dan gulma

lain, dapat menghisap banyak air agar pada lokasi rendah tanahnya kering (Lubis,

2008).

Pembibitan

Bibit merupakan bahan tanaman yang siap untuk ditanam di lapangan.

bibit bisa berasal dari organ reproduktif (benih) atau hasil perbanyakan vegetatif

(ramet) (Buana et al., 2003). Pembibitan merupakan cara atau usaha yang

dilakukan untuk mengecambahkan bahan tanaman agar menjadi bibit yang

bermutu dan berkualitas serta siap untuk ditanam. Pembibitan merupakan awal

kegiatan lapang yang harus dimulai setahun sebelum penanaman dimulai (Lubis,

Page 7: Pengelolaan pembibitan kelapa sawit dengan aspek khusus ... · Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang ... bunga jantan dan bunga betina berada pada satu ...

10  

2008). Pembibitan bertujuan untuk menghasilkan bibit berkualitas tinggi yang

harus tersedia pada saat penyiapan lahan tanam telah selesai (Mangoensoekarjo

dan Semangun, 2008). Sedangkan menurut Buana, Siahaan dan Adiputra (2003)

sasaran akhir dari kegiatan pembibitan adalah menyediakan bibit yang asli dan

jagur. Bibit kelapa sawit yang asli dan jagur merupakan jaminan untuk

memperoleh kebun dengan produktivitas tinggi. Pembibitan kelapa sawit

merupakan langkah permulaan yang sangat menentukan keberhasilan penanaman

di lapangan, sedangkan bibit unggul merupakan modal dasar dari perusahaan

untuk mencapai produktivitas dan mutu minyak kelapa sawit yang tinggi

(Mangoensoekarjo dan Semangun, 2008).

Menurut Lubis (2008) ditinjau dari luasnya memang pembibitan relatif

kecil tetapi volume kerja cukup padat dan biayanya cukup besar. Untuk

pemeliharaan pembibitan diperlukan 5 sampai 6 orang setiap hari setiap hektar.

Diperlukan dana sebanyak 20 – 25 juta rupiah per ha pembibitan setiap tahun

(Lubis, 2008). Pembibitan diperlukan karena benih tanaman kelapa sawit tidak

dapat di tanam secara langsung dilapangan, terlebih dahulu harus dilakukan

pengelolaan pembibitan agar hasilnya maksimal. Menurut Pahan (2008) alasan

diperlukannya pembibitan terutama pada kelapa sawit yakni : 1). Keadaan

kecambah kelapa sawit yang mudah diserang insekta, tikus dan hama lain, 2).

Bahan tanaman memerlukan ketegakan habitusnya sehingga tidak miring atau

roboh, serta 3). Pembibitan diperlukan untuk memperpendek waktu antara

persiapan lapangan dan penanaman pertama sehingga begitu lahan siap tanam

bibit sudah siap untuk ditanam.

Baik pembibitan pendahuluan maupun pembibitan utama memerlukan

lokasi yang baik dan aman (Lubis, 2008). Menurut Lubis (2008) hal-hal yang

harus diperhatikan dalam pembuatan areal pembibitan yakni : 1). Dekat dari

sumber air, tersedia air sepanjang tahun namun tidak kebanjiran waktu musim

hujan, 2). Dekat dari pengawasan dan mudah untuk dikunjungi, 3). Tidak jauh

dari areal yang akan ditanami jika mungkin ditengah lokasi untung mengurangi

biaya pengangkutan, 4). Dekat dari sumber tanah untuk pengisian kantong plastik

(top soil), 5). Jika areal bergelombang atau berbukit perlu dibuat teras-teras yang

sesuai dengan kemiringannya, 6). Perlu dibuat barak pekerja agar mudah diawasi.

Page 8: Pengelolaan pembibitan kelapa sawit dengan aspek khusus ... · Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang ... bunga jantan dan bunga betina berada pada satu ...

11  

Biji kelapa sawit secara normal tidak dapat berkecambah dengan cepat

karena adanya sifat dormansi (Sastrosayono, 2008). Menurut Pahan (2008) jika

benih langsung ditanam pada tanah atau pasir maka persentase daya kecambahnya

setelah 3-6 bulan hanya 50%. Untuk mematahkan dormansi dapat dilakukan

dengan pemeraman tandan buah (fermentasi I) selama tiga hari untuk merontokan

buah dan pemeraman kedua (fermentasi II) selama tiga hari (Satrosayono, 2008).

Setelah daging dalam sabut membusuk, bijinya dipisahkan dikeringkan dan

disimpan selama dua bulan (Satrosayono, 2008). Pertumbuhan bibit pada minggu-

minggu pertama sangat tergantung pada cadangan makanan di dalam endosperm

(minyak inti). Cadangan makanan tersebut berisi karbohidrat, lemak dan protein.

Menurut Pahan (2008) faktor utama dalam perencanaan dan pengelolaan

pembibitan dilakukan atas dasar : 1). Pemusatan pembibitan yang permanen di

satu tempat dengan pembibitan yang tersebar dibeberapa tempat, 2). Pembibitan

dilakukan di lapangan (tanah) dengan pembibitan yang dilakukan dalam polibeg,

3). Pembibitan sistem polibeg satu tahap (single step nursery) dengan pembibitan

sistem dua tahap (double step nursery).

1. Sistem pembibitan

Pembibitan kelapa sawit telah banyak mengalami kemajuan yang sangat

berarti. Menurut Lubis (2008) sampai tahun 1963 pembibitan masih menggunakan

bibit tanam (field nursery). Kecambah ditanam dalam bak pasir selama satu bulan

kemudian ditanam langsung di tanah pada lokasi pembibitan. Sistem ini sudah

tidak digunakan lagi karena memiliki banyak kelemahan dan tidak efisien.

Kemudian sistem pembibitan berkembang dengan menggunakan keranjang yang

terbuat dari bambu dan pelepah kelapa sawit. Namun kesukaran memperoleh

bambu dan pelepah serta keranjang yang cepat rusak menjadi kendala baru

sehingga sejak tahun 1965 keranjang diganti dengan dengan kantong plastik hitam

(black polythene). Setelah ditemukannya plastik tersebut mulai muncul dua sistem

pembibitan kelapa sawit yakni sistem langsung atau sistem pembibitan langsung

di lapangan dan sistem tidak langsung, pre nursery dan main nursery

(Mangoensoekarjo dan Semangun, 2008). Menurut Pahan (2008) umumnya

pembibitan di lapangan tidak dipakai lagi karena memerlukan areal yang luas dan

Page 9: Pengelolaan pembibitan kelapa sawit dengan aspek khusus ... · Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang ... bunga jantan dan bunga betina berada pada satu ...

12  

perawatan yang lebih intensif pada fase-fase awal penanaman kecambah. Selain

itu, sistem langsung pemindahan bibit dari pembibitan akan sulit. Pembibitan

secara tidak langsung terbagi antara pre nursery dan main nursery.

a. Pre nursery

Pada pre nursery atau pembibitan awal dapat dilakukan pada bedengan-

bedengan yang tanahnya ditinggikan sampai mencapai 35 cm atau bibit ditanam

dalam polibeg kecil berupa tanah bagian atas (top soil) yang sudah dibersihkan

(Sastrosayono, 2008). Ciri utama pembibitan tahap awal adalah penggunaan

kantong plastik berukuran kecil, sehingga jumlah bibit per ha areal pembibitan

menjadi banyak. Untuk areal pembibitan dipilih lahan yang rata dan datar (tidak

miring), berdrainase lancar, dekat sumber air, tetapi tidak rawan banjir

(Mangoensoekarjo dan Semangun, 2008). Pada pre nursery bibit ditanam dan

disusun rapat sampai berumur 3-4 bulan (Lubis, 2008). Dalam waktu 3-4 bulan

pertama dari pertumbuhan bibit diperlukan naungan agar intensitas cahaya yang

diterima bibit sekitar 40% (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2008). Bibit

ditanam pada kantong plastik kecil berukuran 14 x 22 cm rata dengan tebal 0,07

mm. tanah yang diisikan adalah tanah atas (top soil) yang disaring. Kecambah

ditanam dengan plumula menghadap ke atas dan radikula ke bawah sedalam 2-3

cm (Lubis, 2008). Pembibitan awal merupakan tahap yang menentukan

keberhasilan dalam pengelolaan bahan tanaman selanjutnya (Buana et al., 2003).

Pemeliharaan bibit di pembibitan awal dilakukan dengan pengisian dan

penyusunan polibeg, alih tanam, penyiraman, pengendalian gulma, pemupukan,

pengendalian hama dan penyakit dan seleksi bibit (Pahan, 2008). Setelah

pembibitan awal bibit dipindahkan ke pembibitan utama (main nursery).

b. Main nursery

Pada pembibitan utama (main nursery) bibit dari pembibitan awal

dipindahkan ke kantong pelastik yang lebih besar berukuran 40 x 50 cm pada

umur sekitar empat bulan (Sastrosayono, 2008). Pelaksanaan transplanting dari

pembibitan awal ke pembibitan utama merupakan tahap krusial dan memerlukan

perhatian yang lebih (Buana et al.,2003). Pada main nursery bibit diletakkan

dengan jarak tanam 90 x 90 x 90 cm atau dalam satu ha bersisi sebanyak 12 000

Page 10: Pengelolaan pembibitan kelapa sawit dengan aspek khusus ... · Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang ... bunga jantan dan bunga betina berada pada satu ...

13  

bibit (Lubis, 2008). Pemeliharaan bibit di pembibitan utama hampir sama dengan

pembibitan awal dilakukan dengan pengisian dan penyusunan polibeg, alih tanam,

penyiraman, pengendalian gulma, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit

dan seleksi bibit (Pahan, 2008).

2. Penyiraman bibit

Ketersediaan air sangat penting bagi pertumbuhan bibit. Pemberian air

juga memerlukan perhatian dan ketelitian, karena baik kelebihan atau kekurangan

air sama-sama berdampak negatif (Buana et al.,2003). Pemberian air biasa

dilakukan dengan sederhana, sprinkler irrigation, dan drip irrigation. Frekuensi

dan banyaknya air siraman ditentukan oleh pola curah hujan di lokasi pembibitan.

Bibit memerlukan air 6-8 mm curah hujan per hari (Mangoensoekarjo dan

Semangun, 2008). Pada pembibitan awal (pre nursery) Bibit memerlukan

penyiraman sebanyak 0,25-0,50 liter/bibit dua kali sehari pada pagi dan petang

(Lubis, 2008). Selain itu penyiraman harus dilakukan secara hati-hati agar

kecambah atau bibit tidak terbongkar. Sedangkan standar penyiraman pada

pembibitan utama (main nursery) ada pada Tabel 1:

Tabel 1. Standar Penyiraman Bibit pada Pembibitan Awal

Umur bibit (Bulan) Kebutuhan air (liter/pokok/hari)

0 – 3 1 (dengan sprinkler 1,5 jam)

3 – 6 2 (dengan sprinkler 1 jam dan 45 menit)

6 – 12 3 (dengan sprinkler 2-3 jam)

3. Pemupukan

Persediaan hara yang tersimpan dalam biji segera habis pada awal

pertumbuhan kecambah bibit, sehingga kebutuhan unsur hara selanjutnya harus

dipenuhi dengan pemupukan (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2008). Pemberian

pupuk pada bibit sangat jelas memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan namun

jika pemberian berlebihan akan berpengaruh menekan pertumbuhan (Lubis,

2008). Interaksi antara unsur N, P, K, sangat nyata berbeda dan bibit sangat peka

terhadap perubahan perimbangan antara unsur-unsur hara (Thomas dan Hardon,

1968 dalam Lubis, 2008). Bibit kelapa sawit sangat cepat pertumbuhannya dan

Page 11: Pengelolaan pembibitan kelapa sawit dengan aspek khusus ... · Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang ... bunga jantan dan bunga betina berada pada satu ...

14  

membutuhkan banyak pupuk. Pupuk yang digunakan bisa pupuk tunggal maupun

majemuk (Pahan, 2008). Pada pembibitan awal (Pre nursery) Bibit muda

memerlukan pupuk agar tumbuh lebih baik. Pupuk urea (0,20%) dapat

disemprotkan sekali seminggu dimana campuran lima liter cukup untuk 100 bibit

(Lubis, 2008). Untuk pembibitan utama pupuk yang digunakan ada pada Tabel 2:

Tabel 2. Standar Pemupukan pada Pembibitan Utama

Umur

(Minggu)

Jenis Pupuk (gram/pokok)

15-15-6-4 12-12-17-2 Kieserite

2 dan 3 2,5

4 dan 5 5,0

6 dan 8 7,5

10 dan12 10,0

14, 16, 18, dan 20 10,0

19 dan 21 - 5,0

22, 24, 26, dan 28 15,0 -

23 dan 25 - 7,5

30, 32, 34, dan 36 20,0 -

27, 29, dan 36 - 10,0

38 dan 40 25,0 Sumber : Fidber Chan dan E. L. Tohing (1982): Pemupukan bibit kelapa sawit

4. Pengendalian gulma

Pengendalian gulma bisa dilakukan baik pada pembibitan awal maupun

pembibitan utama (Sastrosayono, 2008). Pengendaliannya dapat dilakukan dengan

manual dengan tangan yakni mencabut gulma pada kantong plastik sekali dalam

dua minggu atau dengan kored dan garu untuk wilayah di sekitar kantong bibit

dengan siklus 2-3 minggu (Lubis, 2008). Apabila dengan cara kimia bisa

menggunakan herbisida ametrin, simazin, dan diuron 2 - 2,5 kg dilarutkan dalam

500 liter air untuk 1ha (Lubis, 2008). Jenis-jenis gulma diantaranya : Ageratum

conyzoides, Cynodon dactylon, Axonopus compressus, Cyperus rotundus,Boreria

latifolia, Mimosa sp., dan lain-lain (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2008).

Page 12: Pengelolaan pembibitan kelapa sawit dengan aspek khusus ... · Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang ... bunga jantan dan bunga betina berada pada satu ...

15  

5. Pengendalian hama dan penyakit

Untuk mendapatkan bibit yang sehat dan prima pengendalian hama dan

penyakit sangat penting. Dalam pelaksanaannya diperlukan pengenalan yang baik,

tanda serangan awal, tindakan preventif yang akan diambil dan tindak lanjut

(Lubis, 2008). Secara umum ada tiga jenis gangguan yang dapat menghambat

pertumbuhan bibit, yaitu serangan hama, penyakit yang disebabkan oleh patogen,

dan penyakit fisiologis (Pahan, 2008). Hama umumnya merupakan jasad makro

yang kasat mata, sedangkan penyakit biasanya disebabkan oleh jasad renik seperti

cendawan, bakteri dan lain-lain. Pada umumnya serangan hama di pembibitan

tidak berarti, tetapi kadang-kadang dapat merugikan. Beberapa hama merugikan

diantaranya : Tungau, jangkrik, belalang, ulat, kumbang, semut dan siput (Lubis,

2008). Penyakit yang menyerang pembibitan diantaranya penyakit fisiologis

(karena kekurangan unsur hara) dan yang disebabkan pathogen seperti penyakit :

blast, Anthracnose, Helminthosporium dan penyakit-penyakit daun

(Melanconium, Corticium dan lain-lain) (Setyamidjaja, 2006).

6. Transplanting (alih tanam)

Transplating dilakukan setelah tanaman berumur 3-4 bulan (pre nursery)

dan transplanting ke lapangan setelah 10-12 bulan. Alih tanam bibit harus per

nomor kelompok supaya tidak tercampur dengan kelompok bibit lainnya (Pahan,

2008). Menurut Hartley (1977) pemindahan bibit ke lapangan sangat dipengaruhi

kesehatan bibit di pembibitan. Hanya bibit yang sehat dan jagur saja yang

dipindahkan (alih tanam) agar bisa tumbuh dan beradaptasi dengan baik (Lubis,

2008).

7. Standar pertumbuhan bibit

Angka standar pertumbuhan bibit sangat diperlukan sebagai pelaksana

pembibitan guna melihat perkembangan pertumbuhan bibitnya. Menurut Lubis

(2008) bibit dapat hidup sendiri setelah umur tiga bulan dimana akar primer dan

sekunder telah terbentuk dan pada saat ini penggemukan batang sudah dimulai.

Daun berubah-ubah bentuknya dari lanceolate menjadi bifurcate dan kemudian

berbentuk pinnate pada umur 5-6 bulan. Fotosintesis dimulai pada umur satu

Page 13: Pengelolaan pembibitan kelapa sawit dengan aspek khusus ... · Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang ... bunga jantan dan bunga betina berada pada satu ...

16  

bulan yaitu ketika daun pertama telah terbentuk dan selanjutnya secara berangsur-

angsur peranan endosperm sebagai suplai bahan makanan mulai tergantikan.

Pertumbuhan bibit banyak dipengaruhi jenis persilangan, tindakan kultur teknis,

media tanah, jarak tanam, pemupukan, hama penyakit, penyiraman dan lain-lain

(Lubis, 2008). Beberapa standar pertumbuhan bibit dilihat dari beberapa

komponen seperti : 1). Tinggi tanaman yang diukur dari pangkal atau dasar

batang sampai ke ujung daun termuda yang telah kembang. Terlebih dahulu daun

ditegakan ke atas lalu diukur dalam cm. 2). Batang yang diukur dengan

menggunakan kaliper sehingga diameternya diperoleh atau dengan melilitkan tali

pengukur sehingga dapat diketahui lingkarannya. 3). daun yang dihitung dari

banyaknya daun yang ada dan hanya daun yang sudah berkembang yang dihitung.

Standar pertumbuhan bibit ada pada Tabel 3:

Tabel 3. Standar Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit di Pembibitan

Umur

(Bulan) Tinggi (cm) Batang/diameter (cm) Banyak daun

4,5 26,0 ± 1,3 1,30 ± 0,02 5,0 ± 0,2

6 39,9 ± 1,1 1,84 ± 0,02 8,6 ± 0,2

7 52,2 ± 1,4 2,70 ± 0,12 10,8 ± 0,3

8 64,3 ± 0,6 3,56 ± 0,04 11,0 ± 0,0

9 88,3 ± 2,5 4,50 ± 0,15 13,3 ± 0,3

10 101,9 ± 5,1 5,96 ± 0,33 15,8 ± 0,1

11 144,1 ± 3,9 5,84 ± 0,14 15,6 ± 0,3

12 126,9 ± 7,0 6,02 ± 0,24 15,8 ± 0,4

Sumber : Lubis, Adlin U (1974): Standar Pertumbuhan bibit kelapa sawit di pembibitan. Laporan Intern Pusat Penelitian Marihat, P. Siantar, Indonesia

8. Seleksi bibit

Tidak semua bibit yang disemaikan di pembibitan awal dan dipelihara di

pembibitan utama akan berkembang menjadi bibit yang unggul. Sekitar 25% dari

jumlah benih yang akan disemaikan akan di afkir dari pembibitan karena tumbuh

abnormal (Darmosarkoro et al., 2008). Keberadaan tanaman abnormal di lapangan

sangat merugikan. Hal ini dikarenakan pohon tersebut tidak dapat berproduksi,

dan bila berproduksi hanya 25-50% dari produksi tanaman normal. Jika

Page 14: Pengelolaan pembibitan kelapa sawit dengan aspek khusus ... · Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang ... bunga jantan dan bunga betina berada pada satu ...

17  

dilapangan dijumpai tanaman abnormal 5% maka kerugian produksi akan

mencapai lebih dari 4,42% (Lubis, 2008). Pengamatan di Marihat pada tanaman

1958 dan di Bah Jambi tanaman 1968 menunjukkan bahwa produksi tanaman

abnormal hanya 61% dan 65% saja dari tanaman normal bahkan ada yang sama

sekali tidak berproduksi (Akiyat dan Lubis, 1982c; Lubis, 1973c). Salah satu cara

untuk mengantisipasi hal tersebut melalui pelaksanaan seleksi yang ketat pada

pembibitan sebelum dipindahtanamkan menurut Lubis (2008) tindakan tegas

sewaktu di pembibitan perlu dilakukan seperti segera memusnahkan bibit yang

dicurigai abnormal, memperketat pengawasan terutama seleksi akhir dan

memperkecil kerusakan sewaktu pembongkaran, pengangkutan dan penanaman.

Selain itu, dianjurkan untuk melakukan tindakan pembongkaran sejak dini

terhadap pohon-pohon yang diketahui abnormal di lapangan (Fauzy et al., 1999).

Timbulnya pohon abnormal dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor

genetis dan faktor lingkungan. Abnormalitas yang disebabkan oleh faktor genetis

bersifat menetap dan diturunkan kepada generasi selanjutnya. Sedangkan

abnormalitas yang disebabkan oleh faktor lingkungan bersifat sementara (Fauzy et

al., 1999). Pada tanaman kelapa sawit, abnormalitas dapat terjadi pada bagian

vegetatif dan generatif keadaan ini dapat disebabkan oleh keadaan lingkungan,

sifat genetis tanaman atau keduanya. Abnormalitas yang disebabkan oleh keadaan

lingkungan pada umumnya dapat diperbaiki atau dicegah melalui tindakan kultur

teknis, seperti pemupukan. Sedangkan abnormalitas yang disebabkan oleh sifat

genetis sulit untuk diperbaiki (Fauzy et al., 1999). Abnormalitas yang disebabkan

secara genetis dapat terjadi karena beberapa hal, salah satu diantaranya adalah

proses inbreeding. Gejala abnormalitas ini dapat dilihat pada tanaman dengan ciri-

ciri kaku, merunduk, terputar, memiliki rachis pendek/panjang, dan kerdil. Ciri-

ciri itu umumnya ditemui di tahap pembibitan gejalanya yakni bergaris putih

(chimere), memiliki anakan (vivipary), steril, dan bercak oranye (orange spotting)

(Fauzy et al., 1999). Abnormalitas yang disebabkan oleh faktor lingkungan

dikenal disebut abnormalitas accidental. Abnormalitas ini masih memungkinkan

untuk diperbaiki. Abnormalitas accidental terjadi dikarenakan oleh faktor manusia

dan faktor lingkungan itu sendiri. Abnormalitas yang disebabkan oleh faktor

manusia diantaranya, terbakarnya daun-daun pada tanaman dan pelukaan pada

Page 15: Pengelolaan pembibitan kelapa sawit dengan aspek khusus ... · Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang ... bunga jantan dan bunga betina berada pada satu ...

18  

akar serta batang tanaman. Abnormalitas ini terjadi karena kekeliruan kultur

teknis, antara lain kesalahan pemupukan, kesalahan penanaman, drainase yang

buruk, serta kesalahan kultur teknis lainnya. Faktor lingkungan yang

menyebabkan abnormalitas antara lain banjir, angin keras, kebakaran, naungan,

dan gangguan hama/penyakit (Fauzy et al., 1999), sedangkan menurut Lubis

(2008) abnormalitas juga dapat terjadi karena : 1). Salah tanam seperti terbalik,

terlalu dalam atau dangkal, 2). Tanah terlalu padat hingga akar sulit terbentuk, 3).

Tanah bercampur batu, kayu dan lain-lain karena tidak disaring, 4). Kurang

pelindung, terbakar karena kekeringan, 5). Kurang siram, atau tergenang atau akar

busuk karena ada kantong air pada kantongan, 6). Tanah terlalu penuh hingga akar

terbongkar, pupuk hanyut dan air tidak terserap tanah, 7). Gangguan hama dan

penyakit, 8). Salah pupuk, kena serangan hama dan keracunan pestisida, 9). Jarak

tanam terlalu rapat, 10). Kantongannya pecah, 11). Tanahnya kurang sesuai terlalu

asam (peat = gambut), dan 12). Air penyiraman kurang baik (asin, mengandung

racun dan lain-lain).

Seleksi merupakan kegiatan memilih yang terbaik dari beberapa pilihan.

Menurut Soebagyo (1997) Seleksi bibit adalah kegiatan memilih bibit yang baik

dan membuang bibit yang abnormal. Seleksi bibit perlu dilakukan agar diperoleh

tanaman yang sehat sehingga saat di tanam mampu tumbuh dengan baik (Lubis,

1992). Sedangkan menurut Darmosarkoro et al. (2008) Seleksi bertujuan untuk

menghindari terangkutnya bibit abnormal ke tahap pembibitan selanjutnya.

Seleksi bibit harus dilakukan dengan cermat untuk memastikan bahwa bibit yang

ditanam di lapangan merupakan bibit yang baik dan sehat. Bibit-bibit abnormal

yang ikut ditanam ke lapangan dapat mengurangi homogenitas tanaman sehingga

dapat menurunkan potensi produksi. Satu hal yang perlu disadari adalah bahwa

bibit abnormal selalu di dapatkan pada setiap pembibitan (Darmosarkoro et al.,

2008). Seleksi bertujuan memperoleh bibit yang sehat dengan memisahkan bibit

yang abnormal dari pembibitan. Menurut Buana et al. (2003) bibit abnormal dapat

disebabkan oleh faktor genetik, kesalahan kultur teknis atau serangan hama dan

penyakit.

Seleksi bibit harus dilakukan secara hati-hati dan sangat cermat untuk

menghindari terbuangnya bahan tanaman yang baik (Soebagyo,1997).

Page 16: Pengelolaan pembibitan kelapa sawit dengan aspek khusus ... · Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang ... bunga jantan dan bunga betina berada pada satu ...

19  

Pelaksanaan seleksi harus dilakukan secara bertahap pada tiap

persilangan/bedengan dengan membuang bibit abnormal. Untuk seleksi bibit

kelapa sawit dilakukan sebanyak tiga kali, seleksi pertama dilakukan pada waktu

pemindahan bibit ke pembibitan utama (main nursery). Seleksi kedua dilakukan

setelah bibit berumur empat bulan di pembibitan utama. Seleksi terakhir dilakukan

sebelum bibit dipindahkan ke lapangan. Bibit dapat dipindahkan setelah berumur

12-14 bulan (Darmosarkoro et al., 2008).

Dengan ditemukannya kantong plastik sebagai media tumbuh bibit maka

seleksi bibit menjadi lebih mudah dibandingkan dengan pembibitan langsung di

tanah (field nursery) (Lubis, 2008). Bibit yang mati atau abnormal dapat segera

dibuang dengan mencabut dari kantongnya dan jika masih diperlukan dapat

digunakan kembali. Bibit dapat digeser pindah dan efisiensi pemupukan

penyiraman akan lebih tinggi (Lubis, 2008). Pengamatan visual perlu dilakukan

terhadap seluruh parameter pertumbuhan bibit dengan cara membandingkan

antara satu bibit dengan bibit lain yang berasal dari persilangan yang sama.

Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diketahui keadaan bibit yang

penampilannya menyimpang dari bibit normal yang telah ditentukan (tinggi,

jumlah pelepah, dan besar bonggol) serta beda populasi yang ada seperti kerdil,

penyakit tajuk (crown desease), pertumbuhan berputar, daun tidak membuka dan

lain-lain. Setelah diseleksi maka bibit-bibit abnormal dapat diklasifikasikan per

jenis keabnormalannya sekaligus diketahui presentasenya.

Seleksi bibit dilakukan dengan melakukan inspeksi pada setiap jangka

pertumbuhan tanaman. Seleksi dilakukan per kelompok dengan meletakan bibit

mati/afkir di bagian ujung kelompok/persilangan berbatasan dengan

kelompok/persilangan lain dalam satu bedengan. Hal ini dimaksudkan untuk

memudahkan pencatatan dan pembuatan berita acara pemusnahan bibit mengingat

bibit abnormal harus dikumpulkan dan dimusnahkan. Seleksi yang ketat di PN

dan MN yang dilakukan dengan baik merupakan jaminan untuk memperoleh bibit

yang baik dan seragam dalam pertumbuhannya (Darmosarkoro et al., 2008).

Seleksi yang kurang keras dilakukan akan membawa sebagian bibit

abnormal tertanam di lapangan. Seleksi yang kurang tajam dapat disebabkan

karena : 1). Kurangnya pengertian terhadap akibat tertanamnya bibit abnormal di

Page 17: Pengelolaan pembibitan kelapa sawit dengan aspek khusus ... · Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang ... bunga jantan dan bunga betina berada pada satu ...

20  

lapangan, 2). Kurang mengenal tanda-tanda bibit yang abnormal, 3). Karena

kurang bibit maka seleksi di piringan dan 4). Sulit melaksanakan karena ditanam

terlalu rapat atau terlambat dilakukan (Lubis, 2008). Menurut Soebagyo (1997)

untuk mencegah terbuangnya bahan tanaman yang baik maka seleksi ini harus

dikerjakan oleh orang yang sudah menguasai pekerjaan ini dengan baik atau

terlatih. Dengan melakukan hal tersebut maka akan didapatkan hasil yang

maksimal saat melakukan seleksi.

a. Seleksi bibit kelapa sawit di pembibitan awal (pre nursery)

Pada pembibitan awal seleksi harus dilakukan sebelum tanaman

dipindahkan ke pembibitan utama untuk menghindari tanaman yang abnormal dan

kontaminasi dari bibit yang terkena penyakit (Soebagyo, 1997). Tanaman normal

pada umur 3 bulan biasanya memiliki 3-4 helai daun dan telah sempurna

bentuknya (Buana et al., 2003). Menurut Buana et al. (2003) persentase bibit yang

terseleksi saat transplanting ke pembibitan utama mencapai 5-10 %. Seleksi bibit

di PN sebaiknya dilakukan tiga tahap. Dengan memberi tanda yang dibuat dari

patok kayu kecil yang ujungnya di cat dan di tancapkan dalam polibeg yang

bibitnya tidak memenuhi syarat (abnormal). Seleksi pertama di lakukan terhadap

kecambah yang tidak tumbuh, ditandai dengan patok yang berwarna putih. Seleksi

kedua merupakan pra seleksi terhadap bibit-bibit abnormal ditandai dengan patok

berwarna biru, dan seleksi terakhir dilakukan terhadap bibit yang diyakini tumbuh

abnormal ditandai dengan patok berwarna merah (Darmosarkoro et al., 2008).

Menurut Soebagyo (1997) Kriteria seleksinya yakni : daun seperti rumput (Grass

leaf), daun bergulung (Rolled leaf), daun Berputar (Twisted leaf), daun tidak

terbuka (Collante), daun berkerut (Crinkled leaf), daun dengan strip kuning

(Chimera), tanaman kerdil (Runt), tanaman sakit (Diseased). Bibit-bibit tersebut

harus dimusnahkan karena bisa merusak pertanaman dan merugikan.

b. Seleksi bibit di pembibitan utama (main nursery)

Perbedaan pertumbuhan bibit di pembibitan utama dapat disebabkan oleh

faktor genetis dan perbedaan kultur teknis yang diterima masing-masing bibit

(Mangoensoekarjo dan Semangun, 2008). Kegiatan seleksi diharapkan hanya pada

tanaman abnormal yang disebabkan oleh pengaruh faktor genetis, sehingga

Page 18: Pengelolaan pembibitan kelapa sawit dengan aspek khusus ... · Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang ... bunga jantan dan bunga betina berada pada satu ...

21  

diusahakan tidak terdapat kesalahan kultur teknis yang dapat menyebabkan

timbulnya tanaman abnormal (Buana et al., 2003).

Seleksi di pembibitan utama dilaksanakan secara bertahap karena

munculnya gejala sejalan dengan bertambahnya umur bibit. Seleksi dapat

dilaksanakan pada saat bibit berumur 4 bulan atau seleksi tahap pertama dengan

memberi pancang pada bibit-bibit yang kemungkinan abnormal, seleksi tahap

kedua (8 bulan) pancang yang telah ada dibiarkan untuk bibit yang masih

menunjukan gejala abnormal dan mencabut pancang untuk bibit yang telah pulih

pancang ditambahkan apabila bibit yang menunujukan gejala abnormal

ditemukan, dan saat akan dipindahkan kelapangan (12 bulan) bibit abnormal

dipisahkan untuk kemudian dimusnahkan (Darmosarkoro et al., 2008). Tetapi

menurut Sastrosayono (2008) tidak menutup kemungkinan untuk dilakukan

seleksi pada saat ditemui bibit abnormal di luar waktu yang telah ditetapkan.

Menurut Buana, Siahaan dan Adiputra (2003) beberapa faktor yang dapat

memperbesar persentase bibit tidak normal antara lain : 1.Kesalahan menanam

pada saat pindah tanam dari pembibitan awal ke pembibitan utama. Bila bibit

ditanam terlalu dangkal maka pertumbuhan tanaman akan menggantung dan

mudah rebah, 2. Penyiraman kurang merata, terlalu deras atau tidak cukup

penyiraman pada masing-masing tanaman. Hal ini akan menyebabkan

pertumbuhan yang heterogen pada hamparan pembibitan yang sama, 3. Kesalahan

dalam pemberian pupuk, herbisida atau pemakaian obat-obatan. Tindakan ini

dapat mengakibatkan daun tanaman ini terbakar, 4. Penempatan jarak tanam yang

terlalu rapat sehingga terjadi persaingan dalam memperoleh sinar matahari. Jarak

tanam yang dianjurkan adalah segitiga sama sisi 90 cm x 90 cm x 90 cm, 5.

Pemindahan bibit pada pembibitan awal terlalu cepat akan menimbulkan

“scorching” sedangkan pemindahan bibit yang terlambat akan menimbulkan

pertumbuhan yang meninggi (etiolasi). Menurut Soebagyo (1997) Kriteria

seleksinya yakni : Pelepah tegak (Barren/Sterile), Pelepah memendek, rata atas

(Top flat), Pelepah dan anak daun lemas (Limp/Flacit), Pelepah tidak pecah,

bentuk muda (Juvenile), Jarak anak daun pendek (Short internode), Jarak anak

daun lebar (Wide internode), Jarak daun sempit (Narrow pinnae), Anak daun lebar

dan pendek (Short broad leaf), Sudut anak daun tajam (Acute pinnae insertion.)

Page 19: Pengelolaan pembibitan kelapa sawit dengan aspek khusus ... · Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang ... bunga jantan dan bunga betina berada pada satu ...

22  

9. Bibit Cameroon

Cameroon merupakan jenis kelapa sawit yang diintroduksi langsung dari

Negara asalnya Kamerun. Jenis ini baru pertama kali di budidayakan di Indonesia.

benih yang langsung didatangkan dari Kamerun di tanam dan dipelihara di

beberapa perusahaan kelapa sawit di Indonesia. Jenis Cameroon sangat intensif

diperhatikan pertumbuhannya pada pembibitan awal dan pembibitan utama.

Pemeliharaan dilakukan secara maksimal dan selalu memperhatikan setiap fase

pertumbuhannya mulai dari fase vegetatif pengukuran jumlah daun, tinggi dan

diameter dan fase generatif yakni adanya bunga yang sudah tumbuh. Setiap

informasi tersebut dicatat secara teratur dan berkesinambungan. Keunikan dari

jenis ini pertumbuhannya sangat cepat dibandingkan dengan jenis-jenis yang lebih

dahulu ada dan fase generatif yang sangat cepat karena pada pembibitan utama

tanaman ini sudah mampu menghasilkan bunga. Kurangnya informasi dan

deskripsi jenis tersebut menjadikan jenis kamerun menjadi jenis yang paling di

perhatikan.

Selain pengamatan vegetatif dan generatif faktor abnormalitas tanaman

sangat diperhatikan. Seleksi bibit dilakukan dengan sangat ketat pada pembibitan

awal dan pembibitan utama. Informasi mengenai abnormalitas pada jenis ini

belum diketahui secara jelas oleh petugas seleksi, hal ini menyebabkan petugas

sedikit mengalami kendala dalam melakukan seleksi. Setiap ciri abnormalitas

benar-benar diperhatikan agar tidak terjadi kesalahan seleksi yang menyebabkan

terangkutnya bibit abnormal atau sangat mungkin terseleksinya bibit yang sehat.

Seleksi dilakukan dengan mekanisme standar seleksi yang telah berlaku dan setiap

ditemukan ciri-ciri abnormalitas tanaman ditandai dan dilaporkan kepada pihak

yang lebih mengenal tanaman tersebut untuk dianalisis apakah termasuk abnormal

atau merupakan ciri petumbuhan tanaman tersebut baik vegetatif maupun

generatif. Apabila tanaman tersebut pasti memperlihatkan ciri-ciri abnormalitas

maka tanaman tersebut langsung dipisahkan dan diafkirkan.

Proses penanaman kelapa sawit di lapangan

Penanaman kelapa sawit di lapangan sangat penting, karena akan

menentukan produksi dan kelangsungan hidup tanaman. Penanaman merupakan

Page 20: Pengelolaan pembibitan kelapa sawit dengan aspek khusus ... · Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang ... bunga jantan dan bunga betina berada pada satu ...

23  

aktivitas utama yang menentukan tingkat keberhasilan usaha suatu perkebunan

(Pahan, 2008). Penanaman di lapangan dilakukan setelah bibit berumur 12 bulan

dan telah dilakukan seleksi terakhirnya (Lubis, 2008). Dua minggu sebelum

tanam, bibit diputar agar akarnya yang menembus tanah terputus dan telah

beregenerasi (Lubis, 2008). Umumnya pola tanam kelapa sawit berbentuk segi

tiga sama sisi. Penanaman biasanya disesuaikan dengan pola musim hujan,

dimana kelembaban tanah cukup tinggi untuk merangsang perkembangan akar

sehingga bibit cepat menyesuaikan diri dengan keadaan di lapang (Pahan, 2008).

Dengan tahapan yaitu pembuatan lubang tanam, pemupukan dasar, dan terakhir

penanaman bibit kelapa sawit yang dilakukan pada bulan Oktober dan sudah harus

selesai pada akhir bulan Februari. Pada bulan Oktober, hujan sudah mulai turun

sehingga tanaman tidak kekurangan air. Sementara itu, pada bulan Februari juga

masih ada hujan (Buana et al., 2003).

Pemeliharaan kelapa sawit

1. Pengendalian gulma

Gulma di kelapa sawit harus dikendalikan supaya secara ekonomi tidak

berpengaruh secara nyata terhadap hasil produksi. Alasannya, gulma akan

menghambat jalan para pekerja, gulma menjadi pesaing tanaman kelapa sawit

dalam menyerap unsur hara dan air, serta kemungkinan gulma menjadi tanaman

inang bagi hama atau penyakit yang menyerang kelapa sawit (Buana et al., 2003).

Pengendalian gulma bisa dilakukan dengan mekanis seperti menggaruk dan

mencabut dengan tanah atau menggunakan bahan kimia seperti ametrin, simazin,

dan diuron (Lubis, 2008).

2. Kastrasi (cuci bunga)

Kastrasi merupakan istilah di perkebunan kelapa sawit yang artinya

membuang semua bunga yang ada pada tanaman kelapa sawit muda atau TBM

(tanaman belum menghasilkan) baik bunga jantan maupun betina yang dilakukan

sebulan sekali (Lubis, 2008). Dimulai saat tanaman berumur 14 bulan dan

berlangsung selama 10 – 12 bulan atau 6 bulan sebelum panen perdana dimulai

(Lubis, 2008). Secara fisiologis, kastrasi menguntungkan karena semua hasil

Page 21: Pengelolaan pembibitan kelapa sawit dengan aspek khusus ... · Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang ... bunga jantan dan bunga betina berada pada satu ...

24  

fotosintesis akan tersalurkan untuk pertumbuhan batang sehingga batang pohon

kelapa sawit tetap tegap dan sehat. Alat kastari berupa besi penjepit yang diberi

tangkai. Caranya, bunga dijepit, lalu ditarik dan didorong hingga putus

(Mangoensoekarjo dan Semangun, 2008).

3. Penyerbukan bantuan

Bunga pada tandan hanya dapat berkembang menjadi buah yang sempurna

jika terjadi penyerbukan oleh tepung sari terhadap putik atau yang disebut dengan

polinasi. Polinasi dapat terjadi dengan bantuan angin dan serangga (Lubis, 2008).

Serangga yang biasa digunakan untuk membantu penyerbukan kelapa sawit

adalah SPKS Elaeidobius kamerunicus. Penyerbukan bantuan dilakukan karena

bunga jantan dan bunga betina tumbuh ditempat terpisah. Masa antesis bunga

jantan tidak selalu sama dengan masa reseptif bunga betina (Lubis, 2008).

Penyerbukan bantuan dilakukan 1 bulan setelah kastrasi dihentikan dan diakhiri

setelah tanaman berumur 7 tahun. Penyerbukan buatan ini dilakukan setiap 3 hari

sekali. Pelaksanaannya, areal penyerbukan bantuan dibagi 3 seksi, A pada hari

senin, B selasa, C rabu, dan seksi A lagi pada hari kamis.

4. Pengendalian hama dan penyakit

Pengendalian ini perlu dilakukan mengingat hama dan penyakit akan

berpengaruh terhadap hasil produksi. Jika hama dan penyakit akan menyerang

tanaman sawit tidak cepat diberantas, produksi buah akan turun, baik secara

kuantitas maupun kualitas (Sastrosayono, 2008).

5. Pemupukan

Pemupukan merupakan faktor yang sangat penting untuk meningkatkan

hasil produksi. Biaya yang dikeluarkan untuk pemupukan berkisar 40-60% dari

biaya pemeliharaan keseluruhan. Pemupukan sangat mempengaruhi pertumbuhan

kelapa sawit dan produktivitas kelapa sawit. Pemupukan harus segera dilakukan

apabila tanaman telah menunjukan ciri-ciri kekurangan hara. Hasil penelitian

menunjukan pemupukan mutlak dilakukan karena secara nyata biasa

meningkatkan produksi dan tetap menjaga stabilitas tanaman (Risza, 1994).

Page 22: Pengelolaan pembibitan kelapa sawit dengan aspek khusus ... · Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang ... bunga jantan dan bunga betina berada pada satu ...

25  

6. Tunasan

Tunasan berarti membuang atau memangkas daun yang berada dibawah

buah. Tujuannya adalah membersihkan tanaman supaya pollen mudah membuahi

putik, memudahkan pekerja mengambil buah masak, secara fisiologis daun tua

dibagian bawah sudah tidak efektif berfotosintesis (Lubis, 2008). Penunasan

sangat baik untuk tanaman karena akan menjadikan tanaman bersih dan sehat

(sanitasi).

Pemanenan

1. Pemungutan hasil

Saat buah mulai masak, kandungan minyak dalam daging buah (mesokarp)

meningkat cepat. Hal ini disebabkan adanya proses konversi karbohidrat menjadi

lemak dalam buah. Setelah kadar minyak dalam buah mencapai maksimal, buah

akan lepas (brondol) dari tandanya. Asam lemak bebas dalam buah akan terus

naik. Ciri-ciri tandan buah masak ditentukan oleh angka kematangan, yaitu jumlah

buah yang brondol dari tandannya, tidak ditentukan oleh warna buahnya.

2. Taksasi atau perkiraan produksi

Penjualan produk kelapa sawit, baik di dalam negeri maupun di luar

negeri, dilakukan dengan sistim kontrak. Bagi pemilik perkebunan berupa kontrak

penjualan, sedangkan bagi perusahaan konsumen berupa kontrak pembelian.

Kontrak jual beli ini dibuat 6 bulan sebelum hasil produksi diserahkan kepada

pembeli. Karena itu, pemilik perkebunan kelapa sawit harus bisa memperkirakan

hasil produksinya (Sastrosayono, 2008). Hasil produksi untuk 6 bulan ke depan

bisa ditaksir dengan rumus sebagai berikut ;

Y = a x b x c

Keterangan ;

a = Jumlah seluruh tandan yang akan dipanen selama 6 bulan.

b = Berat tandan rata-rata.

c = Persentase minyak terhadap berat tandan. Untuk CPO sebesar 20%.

Page 23: Pengelolaan pembibitan kelapa sawit dengan aspek khusus ... · Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang ... bunga jantan dan bunga betina berada pada satu ...

26  

3. Transportasi

Sistem jaringan jalan di perkebunan merupakan salah 1 faktor penting

untuk mengumpulkan dan mengangkut hasil kelapa sawit ke pabrik.

Pengangkutan buah harus dilakukan secepat mungkin. Buah yang dipotong hari

ini harus diolah langsung agar asam lemak bebas (FFA) tidak tinggi. Ketersediaan

transportasi ini tentunya sangat membantu kelancaran kegiatan operasional

(Sastrosayono, 2008).