Top Banner
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA DI SMP IT NUR HASAN BOARDING SCHOOL BOYOLALI Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata II pada Jurusan Magister Administrasi Pendidikan Sekolah Pascasarjasana Oleh: LINA ASTIA TRI W. Q100170032 MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCASARJASANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2020
19

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA DI SMP IT NUR HASAN …

Nov 06, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA DI SMP IT NUR HASAN …

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA DI SMP IT NUR

HASAN BOARDING SCHOOL BOYOLALI

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata II pada

Jurusan Magister Administrasi Pendidikan Sekolah Pascasarjasana

Oleh:

LINA ASTIA TRI W.

Q100170032

MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN

SEKOLAH PASCASARJASANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2020

Page 2: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA DI SMP IT NUR HASAN …

i

HALAMAN PERSETUJUAN

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA

DI SMP IT NUR HASAN BOARDING SCHOOL BOYOLALI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

LINA ASTRIA TRI W.

Q100170032

Telah diperiksa dan disetujui oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Tjipto Subadi, M.Si Prof. Dr. Sofyan Anif, M.Si

Page 3: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA DI SMP IT NUR HASAN …

ii

HALAMAN PENGESAHAN

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA

DI SMP IT NUR HASAN BOARDING SCHOOL BOYOLALI

Oleh:

LINA ASTRIA TRI W.

Q100170032

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Program Studi Magister Administrasi Pendidikan

Sekolah Pascasarjana

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari

dan dinyatakan telah memenuhi syarat.

Dewan Penguji:

1. Prof. Dr. Tjipto Subadi, M. Si ( )

(Ketua Dewan Penguji)

2. Prof. Dr. Sofyan Anif, M. Si ( )

(Anggota I Dewan Penguji)

3. P ( )

(Anggota II Dewan Penguji)

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Sekolah Pascasarjana

Direktur,

Prof. Dr. Bambang Sumardjoko, M. Pd

Page 4: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA DI SMP IT NUR HASAN …

iii

PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Magister

Administrasi Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Surakarta dan sepanjang

pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan orang lain, kecuali secera tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan

dalam daftar pustaka. Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam

pernyataan saya di atas, maka saya mempertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta,

Penulis,

LINA ASTRIA TRI W.

Q100170032

Page 5: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA DI SMP IT NUR HASAN …

1

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA

DI SMP IT NUR HASAN BOARDING SCHOOL BOYOLALI

Abstract

Based on the results of the UNBK of Junior High School of IT Nur Hasan

Boarding School in 2017/2018 and 2018/2019, the highest UNBK IPA score is

still far below other UNBK subjects. So that the success of teachers in managing

science learning needs to be studied more deeply through science learning

management research in Junior High School of IT Nur Hasan Boarding School.

This type of research is a qualitative research with a descriptive qualitative

research design with non-numeric data from primary data sources and secondary

data collected through interviews, observations, and documentation which is then

performed the credibility test before entering into data analysis. Science learning

planning is done by the preparation of lesson plans by science teachers that refer

to the curriculum and syllabus that have been nationally established. The science

learning is implementation in the classroom, in the laboratory, and outside the

classroom. Evaluation models used in science learning are carried out through

summative and formative evaluation to find out the learning objectives. So the

teacher can diagnose student learning development, find out the level of

effectiveness and efficiency of various learning components used by the teacher.

Keyword: implementation, learning, management, planning, science.

Abstrak

Berdasarkan hasil UNBK SMP IT Nur Hasan Boarding School tahun 2017/2018

dan 2018/2019, nilai tertinggi UNBK IPA masih jauh di bawah mata pelajaran

UNBK yang lain. Sehingga keberhasilan guru dalam mengelola pembelajaran IPA

perlu dikaji lebih mendalam melalui penelitian pengelolaan pembelajaran IPA di

SMP IT Nur Hasan Boarding School. Jenis penelitian ini adalah penelitian

kualitatif dengan desain penelitian kualitatif deskriptif dengan data non numeric

dari sumber data primer dan data sekunder yang dikumpulkan melalui wawancara,

observasi, dan dokumentasi yang kemudian dilakukan uji credibility sebelum

masuk ke analisis data. Perencanaan pembelajaran IPA dilakukan dengan

penyusunan RPP oleh guru IPA yang mengacu pada kurikulum dan silabus yang

telah ditetapkan secara Nasional. Pelaksanaan pembelajaran IPA dilakukan di

ruang kelas, di laboratorium, dan di luar ruang kelas. Model evalusi yang

digunakan dalam pembelajaran IPA melalui evaluasi sumatif dan formatif untuk

mengetahui capaian tujuan pembelajaran.

Kata kunci: evaluasi, IPA, pelaksanaan, pembelajaran, pengelolaan.

Page 6: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA DI SMP IT NUR HASAN …

2

1. PENDAHULUAN

Belajar merupakan suatu proses yang terjadi pada diri setiap individu sehingga

dapat menimbulkan perubahan tingkah laku pada individu tersebut. Proses

pembelajaran yang diselenggarakan secara formal di sekolah dimaksudkan untuk

mengarahkan perubahan pada diri siswa secara terencana baik dalam aspek

kognitif, afektif maupun psikomotor. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan

salah satu bidang studi yang diajarkan di tingkat pendidikan Sekolah Menengah

Pertama (SMP) untuk mempersiapkan peserta didik menghadapi tantangan global

dan teknologi informasi di masa mendatang.

Agar tercapai tujuan pembelajaran IPA yang baik maka guru harus

memahami karakteristik (hakikat) dari pendidikan IPA sebagaimana yang

disebutkan Depdiknas (2006: 27) bahwa: Mata pelajaran sains di SMP berfungsi

untuk menguasai konsep dan manfaat sains dalam kehidupan sehari-hari serta

untuk melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Madrasah

Aliyah (MA), serta bertujuan menanamkan pengetahuan dan konsep-konsep sains

yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari; menanamkan rasa ingin tahu dan

sikap positif terhadap sains dan teknologi; mengembangkan keterampilan proses

untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan;

ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

Pengelolaan pembelajaran IPA pada lingkungan sekolah saat ini, atau

manajemen pendidikan secara umum, bersandar pada kualitas dan

penanggulangan dari guru untuk memberdayakan beragam sumber yang ada dan

melaksanakan pembelajaran yang bisa mengembangkan cara berpikir peserta

didik yang teliti, jujur, inovatif, stabil, dan mengarah pada kecakapan ilmu

pengetahuan dan teknologi, dan peningkatan keimanan dan ketakwaan. Oleh

karena itu, pengelolaan pembelajaran membutuhkan kreativitas guru untuk

memiliki rasa ingin tahu dan aktif, jadi guru tersebut bisa menumbuhkan

kreativitas dan rasa ingin tahu siswanya. Pada dasarnya peserta didik memiliki

motivasi diri untuk belajar disebabkan dorongan oleh rasa ingin tahu.

Pengelolaan pembelajaran IPA selalu mendapat perhatian oleh kepala

sekolah dan guru, mengingat mata pelajaran IPA termasuk mata pelajaran Ujian

Page 7: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA DI SMP IT NUR HASAN …

3

Akhir Nasional. Setiap sekolah selalu berharap untuk bisa meluluskan seluruh

siswa dalam mengikuti UAN. Kelulusan 100% dalam mengikuti UAN,

mengindikasikan bahwa pengelolaan pembelajaran 4 (empat) mata pelajaran yaitu

Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan IPA telah dilaksanakan

dengan baik.

Berdasarkan pengamatan di lapangan khususnya dalam pengelolaan

pembelajaran IPA, guru lebih banyak menerapkan strategi dan metode

pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung, guru lebih banyak

menerapkan pembelajaran secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) dengan tujuan

untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta

mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Menekankan

pada pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan

keterampilan proses dan sikap ilmiah.

SMP IT Nur Hasan Boarding School merupakan salah satu sekolah yang

belum lama berdiri dan baru pertama kali meluluskan siswa-siswinya. Walaupun

termasuk kategori sekolah baru, namun tingkat kelulusan siswa-siswi SMP IT Nur

Hasan Boarding School yang diraih adalah 100%, denganperolehan nilai yang

tidak kalah dengan sekolah yang telah lama berdiri. Hal ini dapat dilihat dari rata-

rata nilai Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) 2017/2018 untuk mata

pelajaran Bahasa Indonesia sebesar 68,67 ; Bahasa Inggris sebesar49,74 ;

Matematikasebesar 47,2; dan IPA sebesar 53,12. Kemudian untuk rata-rata nilai

UNBK 2018/2019 untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia sebesar 73,71 ; Bahasa

Inggris sebesar 48,09 ; Matematika sebesar 44,96 ; dan IPA sebesar 51,54.

Berdasarkan rata-rata nilai UNBK tersebut, dapat diketahui bahwa nilai

rata-rata siswa mengalami peningkatan. Namun untuk nilai tertinggi IPA jauh di

bawah mata pelajaran UNBK yang lain, dimana untuk Bahasa Indonesia ada 5

siswa yang mendapatkan nilai tertinggi 90, Bahasa Inggris ada 2 siswa yang

mendapatkan nilai tertinggi 90, Matematika ada 3 siswa yang mendapatkan nilai

tertinggi 90, sedangkan nilai tertinggi IPA hanya 87 yang diraih oleh 1 siswa.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka keberhasilan guru dalam mengelola

pembelajaran IPA perlu dikaji lebih mendalam melalui penelitian ini

Page 8: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA DI SMP IT NUR HASAN …

4

2. METODE

Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif dengan desain

penelitian kualitatif deskriptif, karena memaparkan atau menggambarkan tentang

pengelolaan pembelajaran IPA di SMP IT Nur Hasan Boarding School.

Penelitian dilakukan di SMP IT Nur Hasan Boarding School, dengan

alamat Jalan Esemka, KM.03, Senting, Sambi, Boyolali selama 6 bulan (Februari

2019-Juli 2019). Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif, yaitu data non

numeric yang berupa kalimat yang memiliki makna, lebih memfokuskan pada

data kualitas dengan analisis kualitatifnya. Sumber data yang digunakan yaitu data

primer diperoleh secara langsung selama dilakukan penelitian dari sumber

pertama, yaitu dari kepala sekolah, guru dan siswa, serta data sekunder diperoleh

dari narasumber yaitu informan (guru IPA dan siswa) dan key informan (Kepala

SMP IT Nur Hasan Boarding School). Kehadiran peneliti dalam pelaksanaan

penelitian ini bertindak sebagai pengumpul data dan sebagai instrumen penelitian.

Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu melalui wawancara, observasi,

dan dokumentasi. Keabsahan data diuji dengan menggunakan uji Credibility,

yaitu dengan cara melakukan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan

dalam penelitian, triangulasi baik dengan menggunakan triangulasi sumber,

triangulasi teknik dan triangulasi waktu, diskusi dengan teman sejawat, analisis

kasus negatif dan member check. Teknis analisis data mengacu pada pendapat

Miles dan Huberman (2007), yaitu data yang berwujud kata-kata yang diperoleh

dari wawanara, observasi dan dokumentasi dianalisis, yang selanjutnya dilakukan

reduksi data, penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan/verifikasi secara

bersama-sama.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum SMP IT Nur Hasan Boarding School

Secara umum SMP IT Nur Hasan Boarding School memiliki fasilitas

pembelajaran yang cukup memadai, diantaranya gedung sekolah bertingkat

dengan fasilitas ruang kepala sekolah, ruang pendidik, 15 ruang kelas, aula, toilet,

gudang, lapangan upacara/olahraga, kantin, parkiran, rumah penjaga, ruang

Page 9: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA DI SMP IT NUR HASAN …

5

laboratorium IPA, tempat ibadah, ruang BK, ruang TU, UKS dan perpustakaan.

Namun sekolah ini belum memiliki koperasi, taman, dan laboratorium bahasa.

Khusus untuk mata pelajaran IPA, kualifikasi akademik pendidik IPA (fisika dan

biologi) di sekolah ini adalah S1. Sekolah ini juga sedang dalam masa peralihan

dari KTSP ke kurikulum 2013 di mana kelas VII dan kelas VIII sudah

menggunakan kurikulum 2013 namun kelas IX masih menggunakan KTSP.

3.2 Perencanaan Pembelajaran IPA di SMP IT Nur Hasan Boarding School

Boyolali

Perencanaan pembelajaran IPA dilakukan dengan penyusunan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) oleh guru IPA guru sebelum melaksanakan

pembelajaran. Adanya RPP yang disusun oleh guru tersebut menunjukkan bahwa

guru telah melaksanakan satu fungsi manajemen yaitu fungsi perencanaan. Fungsi

perencanaan sangat penting dalam mencapai tujuan, termasuk tujuan

pembelajaran, tanpa adanya perencanaan yang baik, maka tujuan yang telah

ditetapkan tidak akan tercapai dengan efektif dan efisien. Sebelum menyusun

perencanaan pembelajaran guru di SMP IT Nur Hasan Boarding School telah

berupaya untuk memahami tujuan pendidikan, menguasai bahan pengajaran,

memahami teori pendidikan selain teori pengajaran, memahami prinsip-prinsip

mengajar, memahami teori-teori belajar, memahami metode mengajar, memahami

model-model pengajaran, memahami prinsip-prinsip evaluasi, dan memahami

langkah-langkah membuat RPP. Dengan telah dipahaminya hal tersebut, maka

RPP yang dibuat oleh guru telah menggambarkan kegiatan dalam proses

pembelajaran. Langkah-langkah yang disusun dalam RPP tersebut tentunya sudah

sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan.

Hal ini sesuai dengan pendapat Nesari dan Heidari (2014), bahwa

mengembangkan rencana pembelajaran membutuhkan kemampuan, energi, dan

waktu untuk menyelesaikanya. Namun, rencana pembelajaran itu akan membantu

para guru untuk menghemat banyak waktu di tahun-tahun berikutnya karena

rencana pembelajaran yang dikembangkan dapat diterapkan beberapa kali tanpa

Page 10: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA DI SMP IT NUR HASAN …

6

lupa memperbaruinya. Selain itu, rencana pembelajaran juga dapat membantu

guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan meningkatkan kepercayaan diri.

Guru menganggap penting perencanaan pembelajaran, karena RPP

tersebut nantinya akan digunakan oleh guru sebagai pedoman dalam

melaksanakan pembelajaran di kelas. Tanpa adanya rencana pelaksanaan

pembelajaran yang rinci, maka pelaksanaan pembelajaran tidak akan dapat

dilakukan secara sistematis. Pentingnya RPP bagi guru dalam mengajar sejalan

dengan teori yang dikemukakan oleh Muslich (2008) bahwa perencanaan

pembelajaran atau biasa disebut rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah

rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam

pembelajaran di kelas.

RPP yang disusun oleh guru merupakan penjabaran dari kurikulum dan

silabus, dalam bentuk rencana yang operasional. Secara garis besar tujuan

pembelajaran, dan standar kompetensi pada perangkat pembelajaran telah

dirumuskan dalam kurikulum, dengan kata lain kurikulum merupakan haluan

dalam melaksanakan pendidikan, suatu program yang terencana yang

menggambarkan pandangan secara menyeluruh, sehingga kurikulum ini dipakai

oleh guru sebagai tujuan menyeluruh dalam pelaksanaan pendidikan.

Sebagai haluan dari pelaksanaan pendidikan oleh pemerintah kurikulum

telah dijabarkan sekaligus dalam bentuk silabus, sehingga dalam menyusun RPP

guru mengacu pada kurikulum dan silabus yang telah ditetapkan secara Nasional.

Dengan demikian RPP yang disusun oleh guru jika benar-benar mengacu pada

kurikulum dan silabus yang telah ditetapkan secara nasional dan dilaksanakan

dengan sungguh-sungguh semestinya output pendidikan dapat merata, namun

pada kenyataannya output pendidikan sekolah satu dengan sekolah lainnya tidak

merata, hal ini disebabkan oleh banyaknya faktor-faktor lain yang mempengaruhi

output pendidikan selain rencana dan pelaksanaan pembelajaran.

Adanya kurikulum dan silabus yang telah ditetapkan tersebut sangat

membantu guru dalam menyusun RPP, karena silabus merupakan sumber pokok

dalam menyusun rencana pembelajaran, hal ini sejalan dengan pendapat

Yulaelawati (2011), yang menyatakan bahwa Silabus bermanfaat sebagai

Page 11: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA DI SMP IT NUR HASAN …

7

pedoman dalam pengembangan pembelajaran, seperti pembuatan rencana

pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran dan pengembangan sistem

penilaian. Silabus merupakan sumber pokok dalam penyusunan rencana

pembelajaran, baik rencana pembelajaran untuk satu standar kompetensi maupun

satu kompetensi dasar. Silabus juga bermanfaat sebagai pedoman untuk

merencanakan pengelolaan kegiatan belajar secara klasikal, kelompok kecil, atau

pembelajaran secara individual. Demikian pula, silabus sangat bermanfaat untuk

mengembangkan sistem penilaian, yang dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis

kompetensi, sistem penilaian selalu mengacu pada standar kompetensi,

kompetensi dasar dan pembelajaran yang terdapat di dalam silabus.

Kelengkapan alat laboratoriumpun juga tidak luput dari perencanaan di sekolah

ini, karena guru harus menyetorkan data selama satu tahun yang meliputi alat dan

bahan yang akan di gunakan namun belum ada di laboratorium SMP IT Nur

Hasan. Data tersebut akan digunakan sebagai pengajuan dana ke pihak yayasan

Nur Hasan sehingga alat dan bahan bisa tersedia sebelum praktikum dilaksanakan.

Berkaitan dengan kelengkapan laboratorium, Hamidu, Ibrahim, dan

Mohammed (2014), memberikan pendapat bahwa ruang laboratorium harus

tersedia bagi guru dan siswa. Guru IPA harus merencanakan anggaran tahunan

yang cukup untuk membeli bahan dan peralatan yang diperlukan untuk melakukan

pembelajaran berbasis inkuiri di laboratorium yang dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran.Pendidikan berkualitas dicapai ketika laboratorium sains,

laboratorium dalam konteks pengajaran, dan pembelajaran sains dibuat relevan

terkait masalah penelitian serta masalah pengembangan dan implementasinya.

Pendapat lain mengenai pembelajaran di laboratorim menurut Karpudewan dan

Meng (2017)menyatakan bahwa, kekurangan dalam lingkungan pembelajaran

laboratorium mungkin dapat menghambat upaya pemerintah untuk

menggabungkan pembelajaran abad ke-21 dalam sains yang berfokus pada

kreatifitas pemecahan masalah dan pembelajaran kolaboratif.Sedangkan menurut

pendapat Antonio (2018) menyatakan bahwa, kinerja siswa di laboratoriumsecara

signifikan berkorelasi dengan jenis kegiatan praktikum dan bahwa siswa

umumnya lebih suka kegiatan terstruktur (langkah-langkah diberikan) daripada

Page 12: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA DI SMP IT NUR HASAN …

8

kegiatan tidak terstruktur. Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa

walaupun RPP telah mengacu pada kurikulum dan silabus yang telah ditetapkan

namun capaian hasil pembelajaran belum tentu sama, karena adanya faktor lain

yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran.

3.3 Pelaksanaan Pembelajaran IPA di SMP IT Nur Hasan Boarding School

Boyolali

Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP yang telah di buat

sebelum pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru

mata pelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan

penutup. Hal ini menunjukkan bahwa guru IPA di SMP IT Nur Hasan Boarding

School Boyolali, telah menerapkan pembelajaran dengan langkah yang benar.

Dalam pelaksanaan pembelajaran, ruang belajar di SMP IT Nur Hasan

Boarding School yang paling sering digunakan adalah ruang kelas itu sendiri, di

laboratorium sebagai penggali informasi tambahan, bahkan kadang menggunakan

tempat di luar ruang kelas untuk melakukan observasi dan menganalisis secara

langsung tentang kasus-kasus yang terkait dengan materi sekaligus terkait dengan

perkembangan zaman yang ada. Hal ini sesuai dengan pendapat Farenga dan

Joyce (2010) yang menyatakan bahwa untuk mendorong kesenangan pada

pelajaran sains,pendidik sebaiknya memastikan bahwa siswa melihat sains itu

menarik melalui kegiatan langsung yang berbasis penyelidikan. Hal ini bertujuan

agar pembelajaran IPA di SMP IT Nur Hasan Boarding School menjadi sesuatu

yang tidak terkesan kuno dan tidak mengikuti zaman, juga menjadi sesuatu yang

menyenangkan untuk dipelajari.

Semua pelaksanaan dan penempatan ruang belajar bagi siswa

menyesuaikan dengan materi dan metode yang akan diterapkan. Pelaksanaan

pembelajaran IPA di SMP IT Nur Hasan Boarding School Boyolali tidak

menggunakan komputer maupun elektronik lainnya karena keterbatasan fasilitas,

meskipun demikian dalam pengajaran selalu menggunakan media yang sudah di

siapkan oleh guru sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran.Hal ini

didukung oleh Abdul (2014) yang menyatakan bahwa pendidik mempunyai tugas

Page 13: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA DI SMP IT NUR HASAN …

9

utama dalam pembelajaran yang ada di sekolah untuk menciptakan suasana

pembelajaran yang menyenangkan sehingga dapat berdampak positif dalam

pencapaian prestasi belajar peserta didik. Nagler (2016) juga memberikan

pendapatnya yang menyatakan bahwa guru memang membutuhkan pengetahuan

untuk berhasil mengajar di berbagai bidang, misalnya: umpan balik dan pujian,

menangani kesalahan, pertanyaan dari siswa, dan pelajaran yang terstruktur

dengan jelas. Iklim kelas juga sangat penting, karena iklim kelas yang positif

dapat menjadikan siswa suka berangkat ke sekolah dan siswa suka belajar.Namun

penggunaan teknologi dalam pembelajaran juga sangat penting karena akan

memberikan manfaat, berdasarkan hasil penelitian Harris, dkk (2016)

menunjukkan bahwa teknologi bisa menjadi faktor dalam prestasi akademik dan

motivasi belajar siswa, guru mendapatkan pengembangan profesional untuk

mengasah metode pengajaran, dan teknologi juga dapat menjadi katalis yang

diperlukan bagi distrik sekolah untuk membantu siswa mencapai prestasi yang

lebih tinggi.

Kegiatan guru pada tahap awal adalah menyiapkan fisik dan psikis siswa

untuk mengikuti proses pembelajaran, mengajukan pertanyaan yang mengaitkan

pengetahuan siswa sebelumnya (pengetahuan awal) dengan materi yang akan

dipelajari, menjelaskan tujuan pembelajaran, dan menyampaikan cakupan materi

dan penjelasan uraian singkat kegiatan sesuai silabus. Hal ini dimaksudkan untuk

memberi motivasi kepada siswa, dan agar perhatian siswa lebih terpusat pada

pembelajaran yang akan dilakukan.

Kegiatan guru IPA pada tahap inti, melaksanakan pembelajaran dengan

memberikan fasilitas kepada siswa untuk belajar lebih baik dengan menggunakan

metode yang disesuaikan dengan karakteristik siswa. Kegiatan inti merupakan

proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar, sehingga pada tahap in

guru melakukan berbagai upaya agar kompetensi dasar yang telah ditetapkan

dapat dibentuk pada diri siswa, dan bagaimana tujuan pembelajaran dapat

tercapai. Kegiatan penutup merupakan kegiatan guru untuk merangkum atau

membuat simpulan pelajaran bersama siswa. Pada saat bersamaan guru

melakukan penilaian terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten

Page 14: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA DI SMP IT NUR HASAN …

10

dan terprogram, dan melakukan kegiatan lainnya yang bersifat memantapkan

materi pembelajaran. Kegiatan ini bertujuan untuk memeriksa pemahaman dan

untuk melakukan tindak lanjut pembelajaran.

Pelaksanaan pembelajaran IPA menuntut guru harus memiliki kemampuan

yang cukup dan menguasai teori pembelajaran IPA, karena dalam proses

pembelajaran, sebelum siswa melakukan observasi, guru harus memilih alat

peraga atau media yang tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran dan memberikan

contoh langkah nyata terkait dengan materi pembelajaran IPA. Hal ini telah

dilakukan oleh guru IPA di SMP IT Nur Hasan Boarding School. Dengan

demikian aktivitas guru dalam menggunakan memilih metode dan media

pembelajaran sejalan dengan hasil penelitian Barbara (2007) yang menyimpulkan

bahwa kemampuan guru dalam menggabungkan metode pembelajaran, fasilitas

pembelajaran yang cukup, dan kompetensi guru dalam memanfaatkan dan

memilih media yang tepat dapat memberikan pemahaman materi pembelajaran

kepada siswa.

Kegiatan guru dalam proses pembelajaran IPA, khususnya dalam

melakukan kegiatan eksplorasi, siswa diminta untuk mencari informasi sebanyak-

banyaknya dari benda yang ada di sekitar kelas, dan sekitar sekolah, hal

menunjukkan bahwa guru telah berupaya untuk mengaitkan materi pembelajaran

dengan dunia nyata yang merupakan ciri dari pembelajaran kontekstual, seperti

hasil penelitian Matthew (2011) yang menyimpulkan bahwa kesuksesan guru

dalam menggunakan pendekatan pembelajaran dan media pembelajaran IPA,

merupakan pendekatan yang mengaitkan materi pembelajaran dengan dunia nyata,

pendekatan ini ternyata mampu memberikan motivasi belajar siswa. Hal ini

didukung oleh pendapat Jack dan Lin (2018) yang menyatakan bahwa minat

dalam belajar sains memicu dan mempertahankan komponen afektif berupa

kesenangan yang selaras antara kognitif di kelas, integrasi, dan peningkatkan

pengalaman belajar sains.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode yang digunakan

oleh guru di SMP IT Nur Hasan Boarding School Boyolali dalam pelaksanaan

pembelajaran IPA, adalah model pembelajaran yang berbasis keaktifan siswa. Hal

Page 15: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA DI SMP IT NUR HASAN …

11

ini didukung oleh pendapat Pringle, dkk (2017) yang menyatakan bahwa melalui

partisipasi siswa, guru IPA siap untuk meningkatkan pengajaran IPA dan proses

pembelajaran di kelas dan memfasilitasi pembelajaran profesional di SMP.

Model pembelajaran berbasis keaktifan siswa ini memerlukan analisis

penggunaan waktu yang tepat, dan pemahaman guru terhadap materi

pembelajaran yang baik, sehingga dalam melaksanakan pembelajaran, guru dapat

menyesuaikan materi pembelajaran dengan waktu yang tersedia.

Pelaksanaan pembelajaran yang berbasis keaktifan siswa tersebut

menunjukkan bahwa guru IPA di SMP IT Nur Hasan Boarding School Boyolali,

telah menguasai materi pembelajaran dengan baik dan mampu menganalisis

waktu pembelajaran dengan tepat. Namun, menurut pendapat dari Sukarno (2013)

menyatakan bahwa secara umum guru IPA masih memiliki hambatan dalam

perencanaan, penerapan pendekatan pembelajaran pada proses penilaian dalam

Science Process Skills (SPS).

3.4 Evaluasi Pembelajaran IPA di SMP IT Nur Hasan Boarding School

Model evalusi yang digunakan dalam pembelajaran IPA di SMP IT Nur Hasan

Boarding School Boyolali dilakukan melalui evaluasi sumatif dan formatif, jenis

penilaian yang digunakan oleh guru yaitu: penilaian unjuk kerja, penilaian secara

tertulis, penilaian proyek, penilaian produk, penilain portofolio, dan penilaian diri.

Penilaian unjuk kerja. Penilaian dilakukan secara tertulis dan lisan, penilaian lisan

dilakukan oleh guru pada kegiatan evaluasi pre test, post test, dan akhir

kompetensi dasar, evaluasi secara tertulis, yaitu evaluasi yang dilakukan oleh guru

melalui tes tertulis, yang merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan

kepada siswa dalam bentuk tulisan dalam bentuk, soal dengan memilih jawaban

(pilihan ganda, dua pilihan (benar-salah, ya-tidak), dan menjodohkan), Soal

dengan mensuplai-jawaban (isian singkat atau melengkapi,uraian terbatas, uraian

obyektif atau non obyektif, dan uraian terstruktur atau non terstruktur), dan soal

berbentuk uraian.

Hal ini sesuai dengan pendapat Qu dan Zhang (2013), yang menyatakan

bahwa penilaian sumatif dan penilaian formatif memiliki bentuk dan fungsi yang

Page 16: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA DI SMP IT NUR HASAN …

12

berbeda. Jenis-jenis pilihan penilaian tergantung pada apa yang ingin kita ketahui,

apa tujuannya. Evaluasi formatif dan evaluasi sumatif tidak dapat sepenuhnya

dipisahkan. Guru harus menempatkan penilaian sumatif dan penilaian formatif

untuk digabungkan bersama untuk memandu pengajaran dan mendapatkan

penilaian pembelajaran siswa yang lebih komprehensif dan masuk akal, membuat

siswa memainkan berbagai potensi sebanyak mungkin.Hal ini didukung oleh Iliya

(2014) yang menyatakan bahwa penilaian formatif dan sumatif adalah alat yang

diperlukan dalam setiap sistem pendidikan.Penilaian formatif menggunakan

kriteria lebih sempit danberkaitan dengan tujuan pelajaran tertentu, sedangkan

penilaian untuk penilaian sumatif menggunakan kriteria yang lebih luas terkait

dengan tujuan jangka panjang.

Adapun kriteria evaluasi itu baik menurut Smith (2002) adalah validitas,

obyektifitas, prakticability, dimana dari evaluasi yang baik itulah akan dapat

memberi motivasi baik kepada siswa maupun kepada guru. Dalam ilmu evaluasi

pendidikan, ada banyak model yang bisa digunakan untuk mengevaluasi suatu

program. Meskipun antara satu dengan lainnya berbeda, namun maksudnya sama

yaitu melakukan kegiatan pengumpulan data atau informasi yang berkenaan

dengan obyek yang yang di evaluasi.

Pelaksanaan evaluasi yang dilakukan oleh guru tersebut memungkinkan

guru dapat mengetahui capaian tujuan pembelajaran.Berdasarkan hasil penilaian

tersebut guru dapat mendiagnosis perkembangan belajar siswa, mengetahui

tingkat efektifitas dan efisiensi berbagai komponen pembelajaran yang

dipergunakan guru dalam jangka waktu tertentu, menentukan tindak lanjut

pembelajaran bagi siswa. Berdasarkan aktivitas guru dalam melaksanakan

evaluasi pembelajaran dapat diketahui bahwa penilaian hasil belajar IPA di SMP

IT Nur Hasan Boarding School Boyolali, pada dasarnya tidak hanya sekedar

untuk mengevaluasi siswa, tetapi juga seluruh komponen proses pembelajaran,

seperti guru, dan tujuan belajar.

Dengan mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran, dapat diambil

tindakan perbaikan proses pembelajaran dan perbaikan siswa yang bersangkutan.

Dengan perkataan lain, hasil penilaian tidak hanya bermanfaat untuk mengetahui

Page 17: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA DI SMP IT NUR HASAN …

13

tercapai tidaknya perubahan tingkah laku siswa, tetapi juga sebagai umpan balik

bagi upaya memperbaiki proses pembelajaran. Dalam penilaian ini dilihat sejauh

mana keefektifan proses pebelajaran dalam mengupayakan perubahan tingkah

laku siswa. Oleh sebab itu, penilaian hasil dan proses belajar saling berkaitan satu

sama lain sebab hasil belajar yang dicapai siswa merupakan akibat dari proses

pembelajaran yang ditempuhnya.

Latar belakang guru IPA di SMP IT Nur Hasan Boarding School Boyolali

mayoritas berasal dari pendidikan biologi, Fisika, dan Kimia sehingga Dalam

menyusun soal-soal, guru IPA telah dapat menyesuaikan dengan tujuan

pembelajaran, namun sayangnya sejauh ini soal-soal yang disusun oleh guru

belum pernah dilakukan uji validitas butir dengan melakukan uji daya beda,

maupun uji tingkat kesukaran soal. Namun demikian soal tes yang digunakan oleh

guru telah dapat mengukur tingkat pengetahuan dan ketrampilan siswa.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka simpulan dari penelitian ini yaitu

perencanaan pembelajaran IPA dilakukan dengan penyusunan RPP oleh guru IPA

yang mengacu pada kurikulum dan silabus yang telah ditetapkan secara Nasional.

Pelaksanaan pembelajaran IPA dilakukan di ruang kelas, di laboratorium, dan di

luar ruang kelas Model evalusi yang digunakan dalam pembelajaran IPA

dilakukan melalui evaluasi sumatif dan formatif untuk mengetahui capaian tujuan

pembelajaran. Sehingga guru dapat mendiagnosis perkembangan belajar siswa.

Saran bagi kepala sekolah supaya lebih sering lagi memberikan

pengarahan dan motivasi kepada guru serta berusaha menyediakan sarana dan

prasarana khususnya untuk pelajaran IPA. Saran bagi Dinas Pendidikan Pemuda

dan Olah Raga Boyolali supaya melakukan pembinaan guru dalam penyusunan

butir soal. Saran bagi supaya dapat meningkatkan profesionalisme melalui

berbagai kegiatan pembinaan dan pengembangan guru. Bagi penelitian

selanjutnya agardapat memperkaya kajian dalam penelitian ini. Penelitian ini

dapat dijadikan refrensi dan acuan bagi penelitian sejenis berikutnya.

Page 18: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA DI SMP IT NUR HASAN …

14

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, I. S, 2014, Profesionalisme Guru dalam Mengimplementasikan Teknologi

Informasi dan Komunikasi di Kabupaten Nganjuk. Jurnal Pendidikan

dan Kebudayaan, Vol. 2, No. 20.

Abdulah, Suyoso. 2010. Pengembangan Pendidikan IPA SD. Jakarta : Dirjendikti

Depdiknas.

Antonio, Vida V, 2018, Science Laboratory Interest and Preferences of Teacher

Education Students: Implications to Science Teaching, Asia Pacific

Journal of Multidisciplinary Research, Vol. 6, No. 3.

Barbara A. Crawford. 2007. Learning to Teach Science as Inquiry in the Rough

and Tumble of Practice. Journal Of Research In Science Teaching Vol.

44, NO. 4, PP. 613–642.

Hamidu M. Y., Ibrahim A. I., Mohammed A, 2014, The Use of Laboratory

Method in Teaching Secondary School Students: a key to Improving the

Quality of Education, International Journal of Scientific & Engineering

Research, Vol. 5, No. 9.

Harris, Jennifer L, Al-Bataineh, Mohammed L, dan Al-Bataineh Adek, 2016, One

to One Technology and its Effect on Student Academic Achievement and

Motivation,Contemporary Educational Technology, Vol. 7, No. 4.

Iliya, Amos, 2014, Formative and Summative Assessment in Educational

Enterprise, Journal of Education and Practice, Vol.5, No.20.

Jack, Brady Michael dan Lin, Huann, 2018, Warning! Increases in Interest

WithoutEnjoyment May not be Trend Predictive of Genuine Interest in

Learning Science, International Journal of Educational Development,

Vol. 6, No. 2.

Joyce, Beverly A dan Farenga, Stephen J, 2010, Science‐Related Attitudes and

Science Course Selection: A Study Of High‐Ability Boys And Girls,

Routledge, Vol. 20, No.4.

Karpudewan, Mageswary dan Meng, Chong Keat, 2017, The effects of classroom

learning environment and laboratory learning environment on the attitude

towards learning Science in the 21st-century Science lessons. Malaysian

Journal of Learning and Instruction, Vol. 1, No. 1.

Matthew B. Etherington. 2011. Investigative Primary Science: A Problem-based

Learning Approach. Australian Journal of Teacher Education Volume

36. Issue 9.

Miles, M. B dan Huberman, A. M. 2007. Analisis Data Kualitatif. Jakarta. Ul-

Press.

Muslich, Masnur. 2008, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi Dan

Kontekstual, Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Page 19: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA DI SMP IT NUR HASAN …

15

Nagler, Katharina Sieberer, 2016, Effective Classroom-Management & Positive

Teaching, Journal of English Language Teaching, Vol. 9, No. 1.

Nesari, Jamali Ali dan Heidari, Mina, 2014, The Important Role of Lesson Plan

on Educational Achievement of Iranian EFL Teachers' Attitudes,

International Journal of Foreign Language Teaching & Research, Vol.

3, No. 5.

Qu, Wenjie dan Zhang, Chunling, 2013, The Analysis of Summative Assessment

and Formative Assessment and Their Roles in College English

Assessment System, Journal of Language Teaching and Research, Vol.

4, No. 2.

Pringle, Rose M., Jennife Mesa., dan Lynda Hayes, Professional Development

forMiddle School Science Teachers: Does an Educative Curriculum

Make a Difference?, Journal of Science Teacher Education, Vol. 28, No.

1.

Smith, C. L., dan Freeman, R. L, 2002, Using Continuous System Level

Assessment to Build School Capacity, American Journal of Evaluation,

Vol. 23, No. 3.

Sukarno, Permanasari, Anna., Hamidah, Ida., dan Widodo, Ari, 2013, The

Analysis Of Science Teacher Barriers In Implementing Of Science

Process Skills (SPS) Teaching Approach At Junior High School And It’s

Solutions, Journal of Education and Practice, Vol. 4, No. 27.