Top Banner
Makalah Teknologi Farmasi PENGOLAHAN LIMBAH PADAT KELOMPOK 4 ANDI RIDHAYANTI ADILLAH (PO.71.3.251.11.1.004) DEWI YULIANINGSIH (PO.71.3.251.11.1.014) DIAN PERMADANI (PO.71.3.251.11.1.016) IHSAN ISLAMI SYAM (PO.71.3.251.11.1.022) KRISTIANI (PO.71.3.251.11.1.026) MUH. SYARIFURISMAN (PO.71.3.251.11.1.029) REZKY AMALIA (PO.71.3.251.11.1.039) SUCI FEBRIANI (PO.71.3.251.11.1.044) JURUSAN FARMASI
34

PENGELOLAAN LIMBAH PADAT

Sep 30, 2015

Download

Documents

NurFauziahKasim

Amdal
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Makalah Teknologi Farmasi PENGOLAHAN LIMBAH PADAT

KELOMPOK 4 ANDI RIDHAYANTI ADILLAH (PO.71.3.251.11.1.004) DEWI YULIANINGSIH (PO.71.3.251.11.1.014) DIAN PERMADANI (PO.71.3.251.11.1.016) IHSAN ISLAMI SYAM (PO.71.3.251.11.1.022) KRISTIANI (PO.71.3.251.11.1.026) MUH. SYARIFURISMAN (PO.71.3.251.11.1.029) REZKY AMALIA (PO.71.3.251.11.1.039) SUCI FEBRIANI (PO.71.3.251.11.1.044)

JURUSAN FARMASI POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat ini masih tetap menjadi PR besar bagi bangsa Indonesia adalah faktor pembuangan limbah sampah plastik. Kantong plastik telah menjadi sampah yang berbahaya dan sulit dikelola. Manusia memang dianugerahi Panca Indera yang membantunya mendeteksi berbagai hal yang mengancam hidupnya. Namun di dalam dunia modern ini muncul berbagai bentuk ancaman yang tidak terdeteksi oleh pancaindera kita, yaitu berbagai jenis racun yang dibuat oleh manusia sendiri. Lebih dari 75.000 bahan kimia sintetis telah dihasilkan manusia dalam beberapa puluh tahun terakhir. Banyak darinya yang tidak berwarna, berasa dan berbau, namun potensial menimbulkan bahaya kesehatan. Sebagian besar dampak yang diakibatkannya memang berdampak jangka panjang, seperti kanker, kerusakan saraf, gangguan reproduksi dan lain-lain. Sifat racun sintetis yang tidak berbau dan berwarna, dan dampak kesehatannya yang berjangka panjang, membuatnya lepas dari perhatian kita. Kita lebih risau dengan gangguan yang langsung bisa dirasakan oleh panca indera kita. Hal ini terlebih dalam kasus sampah, di mana gangguan bau yang menusuk dan pemandangan(keindahan/kebersihan) sangat menarik perhatian panca indera kita. Begitu dominannya gangguan bau dan pemandangan dari sampah inilah yang telah mengalihkan kita dari bahaya racun dari sampah, yang lebih mengancam kelangsungan hidup kita dan anak cucu kita. Permasalahan lingkungan mencakup polusi udara, air dan sekarang ini polusi akibat pembuangan limbah padat. Permasalahan limbah padat telah melampaui ambang batas toleransi lingkungan dan telah mencemari air, udara dan tanah.Tempat pembuangan sampah (landfill) yang sehat dikembangkan sebagai alternatif tempat pembakar sampah yang terbuka dan sampah yang keras yang kurang baik disainnya. Dalam banyak kasus, keputusan untuk menggunakan landfill yang baik, selain untuk menghilangkan bau busuk dan asap dari pembakaran sampah. Pengukuran dan pengontrolan diupayakan untuk melenyapkan gangguan kesehatan. Contohnya tikus dan lalat. Permasalahan ini dapat dihindari, apabila pemukiman penduduk, terletak beberapa mil dari lokasi pembuangan sampah.Bab ini dibahas aspek teknologi limbah padat termasuk pengumpulan dan pembuangan limbah padat.

1.2. Permasalahan Paradigma baru yang dikembangkan dalam konsep pengelolaan sampah saatIni lebih ditekankan pada pengelolaan sampah pada sumbernya dan harus dilakukandengan cara yang ramah lingkungan. Hal ini untuk menghindari pencemaran terhadap lingkungan yang dapat ditimbulkan oleh sampah.

Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah telah mengatur mengenai cara pengelolaan sampah rumah tangga. Cara pengelolaan yang dimaksud dalam undang-undang tersebut adalah dengan menerapkan prinsip 3R yaitu meliputi kegiatan pengurangan/pembatasan timbulan sampah (reduce), pemanfaatankembali sampah (reuse) dan pendauran ulang sampah (recycle).

Prinsip 3R harus diterapkan dan menjadi alternatif pemecahan untuk mengurangi permasalahan tingginya timbulan sampah di TPS (Tempat Penampungan Sementara) dan keterbatasan daya tampung TPA (Tempat Penampungan Akhir) Penanganan permasalahan sampah yang kurang tepat dapat mengancam aspek keindahan kota dan pencemaran lingkungan serta masalah kesehatan. Timbulnya permasalahan sampah saat ini tidak terlepas dari perilaku warga masyarakat sebagai penghasil sampah. Kenyataan di lapangan menunjukkan masih banyak warga masyarakat yang belum melakukan pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga dengan baik, mulai dari memilah sampah, menyimpannya, dan membuang sampah pada tempatnya, sehingga banyak kita temui sampah yang tidak terangkut.

Selain itu kurang optimalnya pengelolaan sampah akibat kurang koordinasi antar intansi yang menangani permasalahan sampah. Hal tersebut penting diketahui agar dapat mencari solusi yang tepat guna menurunkan jumlah produksi sampah dan mendapat gambaran tentang pola pengelolaan sampah yang tepat.

1.3. Tujuan

A. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian limbah padat B. Mahasiswa mengetahui pembangian limbah padat

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Limbah atau Sampah Limbah atau sampah yaitu limbah atau kotoran yang dihasilkan karena pembuangan sampah atau zat kimia dari pabrik-pabrik. Limbah atau sampah juga merupakan suatu bahan yang tidak berarti dan tidak berharga, tapi kita tidak mengetahui bahwa limbah juga bisa menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat jika diproses secara baik dan benar.

Limbah atau sampah juga bisa berarti sesuatu yang tidak berguna dan dibuang oleh kebanyakan orang, mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak berguna dan jika dibiarkan terlalu lama maka akan menyebabkan penyakit padahal dengan pengolahan sampah secara benar maka bisa menjadikan sampah ini menjadi benda ekonomis.

B. Definisi Limbah Padat Limbah padat adalah suatu bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakai lagi oleh manusia, atau benda padat yang sudah digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang. Para ahli kesehatan masyarakat Amerika membuat batasan, sampah adalah (waste) adalah suatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang sudah dibuang, yang berasal dari kegiatan manusia, dan tidak terjadi dengan sendirinya. Dari batasan ini jelas bahwa limbah padat adalah merupakan hasil suatu kegiatan manusia yang dibuang karena sudah tidak berguna. Sehingga bukan semua benda padat yang tidak digunakan dan dibuang disebut sebagai sampah, misalnya : benda benda alam, benda benda yang keluar dari bumi akibat gunung meletus, banjir, pohon di hutan yang tumbang akibat angin ribut, dan sebagainya. Dengan demikian sampah mengandung prinsip prinsip sebagai berikut: a. Adanya sesuatu benda atau bahan padat b. Adanya hubungan langsung/tak langsung dengan kegiatan manusia c. Benda atau bahan tersebut tidak dipakai lagi

C. Sumber Sumber Limbah Padat Sumber Sumber Limbah Padat 1. Limbah padat yang berasal dari pemukiman (domestic waste) : Limbah padat ini terdiri dari bahan bahan padat sebagai hasil kegiatan rumah tangga yang sudah dipakai dan dibuang, seperti : sisa sisa makanan baik yang sudah dimasak atau belum, bekas pembungkus baik kertas, plastik daun, dan sebagainya, pakaian pakaian bekas, bahan bahan bacaan, perabot rumah tangga, daun dauanan dari kebun atau taman. 2. Limbah padat yang berasal dari tempat tempat umum : Limbah padat ini berasal dari tempat tempat umum, seperti pasar, tempat tempat hiburan, terminal bus, stasiun kereta api dan sebagainya. Sampah ini berupa : kertas, plastik, botol, daun dsb. 3. Limbah padat yang berasal dari perkantoran : Limbah padat ini dari perkantoran baik perkantoran pendidikan, perdagangan, departemen, perusahaan, dan sebagainya. Sampah ini berupa kertas kertas, plastik, karton, klip dsb. Umumnya sampah ini bersifat kering dan mudah terbakar (rabbish). 4. Limbah padat yang berasal dari jalan raya : Limbah padat ini berasal dari pembersihan jalan, yang umumnya terdiri dari : kertas kertas, kardus kardus, debu, batu batuan, pasir, sobekan ban, onderdil kendaraan yang jatuh, daun daunan, plastik, dsb 5. Limbah padat yang berasal dari industri (Industrial waste)Limbah padat ini berasal dari kawasan industri, termasuk sampah yang berasal dari pembangunan industry, dan segala sampah yang berasal dari proses produksi, misalnya : sampah sampah pengepakan barang, logam, plastik, kayu, potongan tekstil, kaleng dan sebagaiya. 6. Limbah padat yang berasal dari pertanian/perkebunan Limbah ini sebagai hasil dari perkebunan atau pertanian misalnya : jerami, sisa sayur mayor, batang padi, batang jagung, ranting kayu yang patah, dsb. 7. Limbah padat yang berasal dari pertambangan Limbah padat ini berasal dari daerah pertambangan, dan jenisnya tergantung dari jenis udaha pertambangan itu sendiri, misalnya : batu batuan, tanah/cadas, pasir, sisa sisa pembakaran (arang) dsb. 8. Limbah padat yang berasal dari peternakan dan perikanan Limbah padat yang berasal dari peternakan dan perikanan ini berupa : kotoran kotoran ternak, sisa sisa makanan bangkai binatang dsb.

D. Jenis Jenis Limbah Kalau kita berbicara tentang limbah, sebenarnya meliputi 3 jenis limbah yakni : limbah padat, limbah cair dan limbah dalam bentuk gas (fume,smoke). Tetapi seperti telah dibuatkan batasan diatas, bahwa dalam konteks ini hanya akan dibahas limba padat. Limbah padat dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yakni : 1. Berdasakan zat kimia yang terkandung di dalamnya, limbah padat dibagi menjadi : a. Limbah an-organik adalah limbah padat yang umumnya tidak dapat membusuk, misalnya : logam/besi, pecahan gelas, plastik dsb. b. Limbah organic adalah limbah yang pada umumnya dapat membusuk, misalnya : sisa sisa makanan, daun daunan, buah buahan, dsb. 2. Berdasarkan dapat dan tidaknya dibakar a. Limbah padat yang mudah terbakar, misalnya : kertas, karet, kayu, plastik, kain bekas, dsb. b. Limbah padat yang tidak dapat dibakar, misalnya : kaleng kaleng bekas, besi/logam bekas, pecahan gelas, kaca, dsb. 3. Berdasarkan karakterikstik limbah padat a. Garbage, yaitu jenis limbah padat yang diperoleh dari hasil pengolahan atau pembuatan makanan, yang umumnya mudah membusuk dan berasal dari rumah tangga, restoran, hotel, dsb. b. Rabish, yaitu sampah yang berasal dari perkantoran, perdagangan baik yang mudah terbakar, seperti kertas, karton, plastik, dsb maupun yang tidak mudah terbakar, seperti kaleng bekas, klip, pecahan kaca, gelas, dsb. c. Ashes (abu), yaitu sisa pembakaran dari bahan bahan yang mudah terbakar, termasuk abu rokok. d. Limbah padat jalanan (street sweeping), yaitu limbah padat yang berasal dari pembersihan jalan, yang terdiri dari campuran bermacam macam sampah, daun daunan, kertas, plastik, pecahan kaca, besi , debu, dsb. e. Limbah padat industri yaitu limbah padat yang berasal dari industry f. Bangkai binatang (dead animal), yaitu bangkai binatang yang mati karena alam, ditabrak kendaraan atau dibuang oleh orang. g. Bangkai kendaraan (Abandoned vehicle), adalah bangkai mobil, sepeda, sepeda motor dsb. h. Limbah padat pembangunan (construction waste) yaitu sampah dari proses pembangunan gedung, rumah dan sebagainya, yang berupa puing puing, potongan potongan kayu,besi beton, bambu dan sebagainya.

E. Dampak Pencemaran Limbah Padat Limbah pasti akan berdampak negatif pada lingkungan hidup jika tidak adapengolahan yang baik dan benar, dengan adanya limbah padat didalam linkungan hidup maka dapat menimbulkan pencemaran seperti :1) Timbulnya gas beracun, seperti asam sulfida (), amoniak (), methana (), karbon dioksida ( dan sebagainya. Gas ini akan timbul jika limbah padat ditimbun dan membusuk dikarena adanya mikroorganisme. Adanya musim hujan dan kemarau, terjadi proses pemecahan bahan organik oleh bakteri penghancur dalam suasana aerob/anaerob.2) Dapat menimbulkan penurunan kualitas udara, dalam sampah yang ditumpuk, akan terjadi reaksi kimia seperti gas H2S, NH3 dan methana yang jika melebihi NAB (Nilai Ambang Batas) akan merugikan manusia. Gas H2S 50 ppm dapat mengakibatkan mabuk dan pusing. 3) Penurunan kualitas air, karena limbah padat biasanya langsung dibuang dalam perairan atau bersama-sama air limbah. Maka akan dapat menyebabkan air menjadi keruh dan rasa dari air pun berubah. 4) Kerusakan permukaan tanah.

Dari sebagian dampak-dampak limbah padat diatas, ada beberapa dampak limbah yang lainnya yang ditinjau dari aspek yang berbeda secara umum. Dampak limbah secara umum di tinjau dari dampak terhadap kesehatan dan terhadaplingkungan adalah sebagai berikut :1. Dampak Terhadap KesehatanDampaknya yaitu dapat menyebabkan atau menimbulkan panyakit. Potensibahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:a. Penyakit diare dan tikus, penyakit ini terjadi karena virus yang berasaldari sampah dengan pengelolaan yang tidak tepat.b. Penyakit kulit misalnya kudis dan kurap.2. Dampak Terhadap LingkunganCairan dari limbah limbah yang masuk ke sungai akan mencemarkan airnya sehingga mengandung virus-virus penyakit. Berbagai ikan dapat mati sehingga mungkin lama kelamaan akan punah. Tidak jarang manusia juga mengkonsumsi atau menggunakan air untuk kegiatan sehari-hari, sehingga menusia akan terkena dampak limbah baik secara langsung maupun tidak langsung. Selain mencemari, air lingkungan juga menimbulkan banjir karena banyak orang-orang yang membuang limbah rumah tangga ke sungai, sehingga pintu air mampet dan pada waktu musim hujan air tidak dapat mengalir dan air naik menggenangi rumah-rumah penduduk, sehingga dapat meresahkan para penduduk.

F. Pengolahan Limbah Padat Pengolahan limbah padat dapat dilakukan dengan berbagai cara yang tentunya dapat menjadikan limbah tersebut tidak berdampak buruk bagi lingkungan ataupun kesehatan. Menurut sifatnya pengolahan limbah padat dapat dibagi menjadi dua cara yaitu pengolahan limbah padat tanpa pengolahan dan pengolahan limbah padat dengan pengolahan.

Limbah padat tanpa pengolahan : Limbah padat yang tidak mengandung unsur kimia yang beracun dan berbahaya dapat langsung dibuang ke tempat tertentu sebagai TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Limbah padat dengan pengolahan : Limbah padat yang mengandung unsur kimia beracun dan berbahaya harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke tempat-tempat tertentu.

Pengolahan limbah juga dapat dilakukan dengan cara-cara yang sedehana lainnya misalnya, dengan cara mendaur ulang, Dijual kepasar loakatau tukang rongsokan yang biasa lewat di depan rumah rumah. Cara ini bisa menjadikan limbah atau sampah yang semula bukan apa-apa sehingga bisa menjadi barang yang ekonomis dan bisa menghasilkan uang. Dapat juga dijual kepada tetangga kita yang menjadi tukang loak ataupun pemulung. Barang-barang yang dapat dijual antara lain kertas-kertas bekas, koran bekas, majalah bekas, botol bekas, ban bekas, radio tua, TV tua dan sepeda yang usang.

Dapat juga dengan cara pembakaran. Cara ini adalah cara yang paling mudah untuk dilakukan karena tidak membutuhkan usaha keras. Cara ini bisa dilakukan dengan cara membakar limbah-limbah padat misalnya kertas-kertas dengan menggunakan minyak tanah lalu dinyalakan apinya. Kelebihan cara membakar ini adalah mudah dan tidak membutuhkan usaha keras, membutuhkan tempat atau lokasi yang cukup kecil dan dapat digunakan sebagai sumber energi baik untuk pembangkit uap air panas, listrik dan pencairan logam.

Faktor faktor yang perlu kita perhatikan sebelum kita mengolah limbah padat tersebut adalah sebagai berikut :1. Jumlah LimbahSedikit dapat dengan mudah kita tangani sendiri. Banyak dapat membutuhkan penanganan khusus tempat dan sarana pembuangan.2. Sifat fisik dan kimia limbahSifat fisik mempengaruhi pilihan tempat pembuangan, sarana penggankutan dan pilihan pengolahannya. Sifat kimia dari limbah padat akan merusak dan mencemari lingkungan dengan cara membentuk senyawa-senyawa baru.

3. Kemungkinan pencemaran dan kerusakan lingkungan.Karena lingkungan ada yang peka atau tidak peka terhadap pencemaran, maka perlu kita perhatikan tempat pembuangan akhir (TPA), unsur yang akan terkena, dan tingkat pencemaran yang akan timbul.4. Tujuan akhir dari pengolahan Terdapat tujuan akhir dari pengolahan yaitu bersifat ekonomis dan bersifat non-ekonomis. Tujuan pengolahan yang bersifat ekonomis adalah dengan meningkatkan efisiensi pabrik secara menyeluruh dan mengambil kembali bahan yang masih berguna untuk di daur ulang atau di manfaat lain. Sedangkan tujuan pengolahan yang bersifat non-ekonomis adalah untuk mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan.

Mekanisme Pengolahan Limbah

Bahan Baku Sumber Daya Lingkungan IndustriProdukLimbahBeracun dan Berbahaya Pengolahan Daur Ulang Produk Pembuangan Konsumen Limbah Konsumen Limbah Pengolahan Pembuangan memenuhi syarat

G. Proses Pengolahan Limbah Padat Dalam memproses pengolahan limbah padat terdapat empat proses yaitu pemisahan, penyusunan ukuran, pengomposan, dan pembuangan limbah.1. PemisahanKarena limbah padat terdiri dari ukuran yang berbedan dan kandungan bahan yang berbeda juga maka harus dipisahkan terlebih dahulu, supaya peralatan pengolahan menjadi awet. Sistem pemisahan ada tiga yaitu diantaranya :Sistem Balistik. Adalah sistem pemisahan untuk mendapatkan keseragamanukuran / berat / volume.Sistem Gravitasi. Adalah sistem pemisahan berdasarkan gaya berat misalnyabarang yang ringan / terapung dan barang yang berat / tenggelam.Sistem Magnetis. Adalah sistem pemisahan berdasarkan sifat magnet yang bersifat agnet, akan langsung menempel. Misalnya untuk memisahkan campuran logam dan non logam.2. Penyusunan UkuranPenyusunan ukuran dilakukan untuk memperoleh ukuran yang lebih kecil agar pengolahannya menjadi mudah.3. PengomposanPengomposan dilakukan terhadap buangan / limbah yang mudah membusuk, sampah kota, buangan atau kotoran hewan ataupun juga pada lumpur pabrik. Supaya hasil pengomposan baik, limbah padat harus dipisahkan dan disamakan ukurannya atau volumenya.4. Pembuangan LimbahProses akhir dari pengolahan limbah padat adalah pembuangan limbah yang dibagi menjadi dua yaitu :

a) Pembuangan Di LautPembuangan limbah padat di laut, tidak boleh dilakukan pada sembarang tempat dan perlu diketahui bahwa tidak semua limbah padat dapat dibuang ke laut. Hal ini disebabkan :1. Laut sebagai tempat mencari ikan bagi nelayan.2. Laut sebagai tempat rekreasi dan lalu lintas kapal.3. Laut menjadi dangkal.4.Limbah padat yang mengandung senyawa kimia beracun dan berbahaya dapat membunuh biota laut.b) Pembuangan Di Darat Atau TanahUntuk pembuangan di darat perlu dilakukan pemilihan lokasi yang harus dipertimbangkan sebagai berikut :1. Pengaruh iklim, temperatur dan angin.2. Struktur tanah.3. Jaraknya jauh dengan permukiman.4. Pengaruh terhadat sumber lain, perkebunan, perikanan, peternakan,flora atau fauna. Pilih lokasi yang benar-benar tidak ekonomis lagiuntuk kepentingan apapun.

BAB III PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Sumber Limbah Padat

Berdasarkan studi yang telah dilakukan oleh Bina Lingkungan Hidup DKI, ada sembilan kelompok besar penghasil limbah B3, delapan kelompok industry skala menengah dan besar, serta satu kelompok rumah sakit yang juga memiliki potensi menghasilkan limbah B3.

1. Industri Tekstil dan industri kulit Sumber utama limbah B3 pada industri tekstil adalah penggunaan zat warna. Beberapa zat warna dikenal mengandung Cr, seperti senyawa Na2Cr2O7 atau senyawa Na2Cr3oO7. Industri batik menggunakan senyawa Naftol yang sangat berbahaya. Senyawa lain dalam kategori B3 adalah H2O2 yang sangat reaktif dan HClO yang bersifat toksik. Beberapa tahap proses pada industri kulit yang mneghasilkan limbah B3 antara lain washing, soaking, dehairing, lisneasplatting, bathing, pickling, dan degreasing. Tahap selanjutnya meliputi tanning, shaving, dan polishing. Proses tersebut menggunakan pewarna yang mengandung Cr dan H2SO4. Hal inilah yang menjadi pertimbangan untuk memasukkan industrikulit dalam kategori penghasil limbah B3.

2. Pabrik kertas dan percetakan Sumber limbah padat berbahaya di pabrik kertas berasal dari proses pengambilan kmebali (recovery) bahan kimia yang memerlukan stabilisasi sebelum ditimbun. Sumber limbah lainnya ada pada permesinan kertas, pada pembuangan (blow down) boiler dan proses pematangan kertas yang menghasilkan residu beracun. Setelah residu tersebut diolah, dihasilkan konsentrat lumpur beracun. Produk samping proses percetakan yang dianggap berbahaya dan beracun adalah dari limbah cair pencucian rol film, pembersihan mesin, dan pemrosesan film. Proses ini menghasilkan konsentrat lumpur sebesar 1-4 persen dari volume limbah cair yang diolah. Industri persuratkabaran yang memiliki tiras jutaan eksemplar ternyata memiliki potensi sebagai penghasil limbah B3.

3. Industri kimia besar Kelompok industri ini masuk dalam kategori penghasil limbah B3, yang antara lain meliputi pabrik pembuatan resin, pabrik pembuat bahan pengawet kayu, pabrik cat, pabrik tinta, industri gas, pupuk, pestisida, pigmen, dan sabun. Limbah cair pabrik resin yang sudah diolah menghasilkan lumpur beracun sebesar 3-5 persen dari volume limbah cair yang diolah. Pembuatan cat menghasilkan beberapa lumpur cat beracun, baik air baku (water-base) maupun zat pelarut (solvent-base). Sedangkan industri tinta menghasilkan limbah terbesar dari dari pembersihan bejana-bejana produksi, baik cairan maupun lumpur pekat. Sementara, timbulnya limbah beracun dari industri pestisida bergantung pada jenis proses pada pabrik tersebut, yaitu apakah ia benar-benar membuat bahan atau hanya memformulasikan saja.

4. .Industri farmasi Kelompok indusrti farmasi terbagi dalam dua sub-kelompok, yaitu sub-kelompok pembuat bahan dasar obat dan sub-kelompok formulasi dan pengepakan obat. Umumnya di Indonesia adalah sub-kelompok kedua yang tidak begitu membahayakan. Tapi, limbah industri farmasi yang memproduksi atibiotik memiliki tingkat bahaya cukup tinggi. Limbah industri farmasi umumnya berasal dari proses pencucian peralatan dan produk yang tidak terjual dan kadaluarsa.

5. Industri logam dasar Industri logam dasar nonbesi menghasilkan limbah padat dari pengecoran, percetakan, dan pelapisan, yang mengahasilkan limbah cair pekat beracun sebesar 3 persen dari volume limbah cair yang diolah. Industri logam untuk keperluan rumah tangga menghasilkan sedikit cairan pickling yang tidak dapat diolah di lokasi pabrik dan memerlukan pengolahan khusus. Selain itu juga terdapat cairan pembersih bahan dan peralatan, yang konsentratnya masuk kategori limbah B3.

6. Industri perakitan kendaraan bermotor.

Kelompok ini meliputi perakitan kendaraan bermotor seperti mesin, disel, dan pembuatan badan kendaraan (karoseri). Limbahnya lebih banyak bersifat padatan, tetapi dikategorikan sebagai non B3. Yang termasuk B3 berasal dari proses penyiapan logam (bondering) dan pengecatan yang mengandung logam berat seperti Zn dan Cr.

7. Industri baterai kering dan aki Limbah padat baterai kering yang dianggap bahaya berasal dari proses filtrasi. Sedangkan limbah cairnya berasal dari proses penyegelan. Industri aki menghasilkan limbah cair yang beracun, karena menggunakan H2SO4 sebagai cairan elektrolit.

8. Rumah sakit.

Rumah sakit menghasilkan dua jenis limbah padat maupun cair, bahkan juga limbah gas, bakteri, maupun virus. Limbah padatnya berupa sisa obat-obatan, bekas pembalut, bungkus obat, serta bungkus zat kimia. Sedangkan limbah cairnya berasal dari hasil cucian, sisa-sisa obat atau bahan kimia laboratorium dan lain-lain. Limbah padat atau cair rumah sakit mempunyai karateristik bisa mengakibatkan infeksi atau penularan penyakit. Sebagian juga beracun dan bersifat radioaktif. Selama ini sangat sulit mengetahui secara persis, berapa jumlah limbah B3 yang dihasilkan suatu industri, karena pihak industri enggan melaporkan jumlah dan akrakter limbah yang sebenarnya. Padahal, kejujuran pihak industri untuk melaporkan secara rutin jumlah dan karakter limbahnya merupakan informasi berharga untuk menjaga keselamatan lingkungan bersama. Keengganan mereka berawal dari biaya pengolahan limbah yang terlampaumahal, sehingga yang terjadi adalah kucing-kucingan guna menghindari keharusan melakukan pengolahan. Untuk itu diperlukan kebijaksanaan yang tidak terlampau menekan industri, agar industri terangsang untuk mengolah limbahnya sendiri.

SYARAT-SYARAT LIMBAH PADAT YANG DINYATAKAN AMAN

Dalam peraturan Bepedal, penimbunan limbah industri hanya diperbolehkan pada Landfill kategori III (Landfill teramankan) yang dilengkapi dengan sistem drainase untuk penampungan lindi, fasilitas pemantauan air tanah, dan membran kedap air. Aturan mengenai rancang bangun, jenis limbah industry dan kadar total bahan pencemar yang akan ditimbun, semuanya dinyatakan dalam Keputusan Kepala Bapedal No. 04/1995. Misalnya persyaratan limbah B3 yang ditimbun adalah adanya kelengkapan data yang berhubungan dengan: Finger printing test Toxicity Characteristic Leaching Procedure (TCLP) Solidifikasi/stabilisasi Tidak bersifat mudah meledak, mudah terbakar, reaktif, menyebabkan infeksi, mengandung zat organik > 10%, mengandung PCBs, mengandung dioxin, mengandung radioaktif, berbentuk cair/lumpur. Termasuk juga kewajiban untuk melakukan penimbunan tanah penutup (post closure).

PENGOLAHAN LIMBAH PADAT INDUSTRI

Menurut sifatnya pengolahan limbah padat dapat dibagi menjadi dua cara yaitu pengolahan limbah padat tanpa pengolahan dan pengolahan limbah padat dengan pengolahan. Limbah padat tanpa pengolahan limbah padat yang tidak mengandung unsur kimia yang beracun dan berbahaya dapat langsung dibuang ke tempat tertentu sebagai TPA ( Tempat Pembuangan Akhir ). Limbah padat dengan pengolahan limbah padat yang mengandung unsur kimia beracun dan berbahaya harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke tempat - tempat tertentu. Faktor faktor yang perlu kita perhatikan sebelum kita mengolah limbah padat industri tersebut adalah sebagai berikut :1. Jumlah LimbahSedikit dapat dengan mudah kita tangani sendiri. Banyak dapat membutuhkan penanganan khusus tempat dan sarana pembuangan2. Sifat fisik dan kimia LimbahSifat fisik mempengaruhi pilihan tempat pembuangan, sarana penggankutan dan pilihan pengolahannya. Sifat kimia dari Limbah padat akan merusak dan mencemari lingkungan dengan cara membentuk senyawa - senyawa baru.3. Kemungkinan pencemaran dan kerusakan lingkungan.Karena lingkungan ada yang peka atau tidak peka terhadap pencemaran, maka perlu kita perhatikan tempat pembuangan akhir (TPA), unsur yang akan terkena, dan tingkat pencemaran yang akan timbul.4. Tujuan akhir dari pengolahanTerdapat tujuan akhir dari pengolahanyaitu bersifat ekonomis dan bersifat non-ekonomis. Tujuan pengolahan yang bersifat ekonomis adalah dengan meningkatkan efisiensi pabrik secara menyeluruh dan mengambil kembali bahan yang masih berguna untuk di daur ulang atau di manfaat lain. Sedangkan tujuan pengolahan yang bersifat non-ekonomis adalah untuk mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan.

Dalam memproses pengolahan limbah padat terdapat empat proses yaitu pemisahan, penyusunan ukuran, pengomposan, dan pembuangan limbah.

1. PemisahanKarena limbah padat terdiri dari ukuran yang berbedan dan kandungan bahan yang berbeda juga maka harus dipisahkan terlebih dahulu, supaya peralatan pengolahan menjadi awet. Sistem pemisahan ada tiga yaitu diantaranya : (i) Sistem Balistik. adalah sistem pemisahan untuk mendapatkan keseragaman ukuran / berat / volume, (ii) Sistem Gravitasi, adalah sistem pemisahan berdasarkan gaya berat misalnya barang yang ringan / terapung dan barang yang berat / tenggelam, (iii) Sistem Magnetis, adalah sistem pemisahan berdasarkan sifat magnet yang bersifat Magnet, akan langsung menempel. Misalnya untuk memisahkan campuran logam dan non logam.

2. Penyusunan Ukuran Penyusunan ukuran dilakukan untuk memperoleh ukuran yang lebih kecil agar pengolahannya menjadi mudah.

3. Pengomposan Pengomposan dilakukan terhadap buangan/ limbah yang mudah membusuk sampah kota, buangan atau kotoran hewan ataupun juga pada lumpur pabrik. Supaya hasil pengomposan baik, limbah padat harus dipisahkan dan disamakan ukurannya atau volumenya.

4. Pembuangan limbahProses akhir dari pengolahan limbah padat adalah pembuangan limbah yang dibagi menjadi dua yaitu:a) Pembuangan di laut Pembuangan limbah padat di laut, tidak boleh dilakukan pada sembarang tempat dan perlu diketahui bahwa tidak semua limbah padat dapat dibuang ke laut. Hal ini disebabkan : (i) Laut sebagai tempat mencari ikan bagi nelayan, (ii) Laut sebagai tempat rekreasi dan lalu lintas kapal, (iii) Laut menjadi dangkal, (iv) limbah Padat yang mengandung senyawa kimia beracun dan berbahaya dapat membunuh biota laut.b) Pembuangan di darat atau tanah Untuk pembuangan di darat perlu dilakukan pemilihan lokasi yang harus dipertimbangkan sebagai berikut : (i) Pengaruh iklim, temperatur dan angin, (ii) Struktur tanah, (iii) Jaraknya jauh dengan permukiman, (iv) Pengaruh terhadap sumber lain, perkebunan, perikanan, peternakan, flora.

Bagi limbah padat yang tidak punya nilai ekonomis dapat ditangani dengan berbagai cara antara lain ditimbun pada suatu tempat, diolah kembali kemudian dibuang dan dibakar. Perlakuanlimbah padat yang tidak punya nilai ekonomis sebagian besar dilakukan sebagai berikut:

1. Ditumpuk pada Areal TertentuPenimbunan limbah padat pada areal tertentu membutuhkan areal yang luas dan merusakkan pemandangan di sekeliling penimbunan. Penimbunan. ini mengakibatkan pembusukan yang menimbulkan bau di sekitarnya, karena adanya reaksi kimia yang rnenghasilkan gas tertentu. Dengan penimbunan, permukaan tanah menjadi rusak dan air yang meresap ke dalam tanah mengalami kontaminasi dengan bakteri tertentu yang mengakibatkan turunnya kualitas air tanah. Pada musim kemarau timbunan mengalami kekeringan dan ini mengundang bahaya kebakaran.2. PembakaranLimbah padat yang dibakar menimbulkan asap, bau dan debu. Pembakaran ini menjadi sumber pencemaran melalui udara dengan timbulnya bahan pencemaran baru seperti, hidrokarbon, karbon monoksida, bau, partikel dan sulfur dioksida.

3. PembuanganPembuangan tanpa rencana sangat membahayakan lingkungan. Di antara beberapa pabrik membuang limbah padatnya ke sungai karena diperkirakan larut ataupun membusuk dalam air. Ini adalah perkiraan yang keliru, sebab setiap pembuangan bahan padatan apakah namanya lumpur atau buburan, akan menambah total solid dalam air sungai.Berdasarkan klasifikasi limbah padat serta akibat - akibat yang ditimbulkannya sistem pengelolaan dilakukan menurut: (i) Limbah padat yang dapat ditimbun tanpa membahayakan,(ii) limbah padat yang dapat ditimbun tetapi berbahaya, (iii) Limbah padat yang tidak dapat ditimbun.Di dalam pengolahannya dilakukan melalui tiga cara yaitu : (i) Dimaksud dengan pemisahan adalah pengambilan bahan tertentu kemudian diolah kembali sehingga mempunyai nilai ekonomis, (ii) Penyusutan ukuran bertujuan untuk memudahkan pengolahan limbah selanjutnya, misalnya pembakaran. Dengan ukuran lebih kecil akan lebih mudah membawa atau membakar pada tungku pembakaran. Jadi tujuannya adalah pengurangan volume maupun berat. (iii) Pengomposan adalah proses melalui biokimia yaitu zatorganik dalam limbah dipecah sehingga menghasilkan humus yang berguna untuk memperbaiki struktur tanah.