Top Banner
PENGELOLAAN ENERGI DAN SUMBER DAYA ALAM NASIONAL Editor: Dr. Ronny Bako, S.H., M.H. Diterbitkan oleh: Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI dan PT Balai Pustaka (Persero) Balai Pustaka
36

PENGELOLAAN ENERGI DAN SUMBER DAYA ALAM NASIONALberkas.dpr.go.id/puslit/files/buku_lintas_tim/buku-lintas-tim... · energi dan sumber daya alam nasional dari berbagai perspektif.

Mar 06, 2019

Download

Documents

lykhue
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGELOLAAN ENERGI DAN SUMBER DAYA ALAM NASIONALberkas.dpr.go.id/puslit/files/buku_lintas_tim/buku-lintas-tim... · energi dan sumber daya alam nasional dari berbagai perspektif.

PENGELOLAAN ENERGI DAN SUMBER DAYA ALAM NASIONAL

Editor: Dr. Ronny Bako, S.H., M.H.

Diterbitkan oleh:Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI

dan PT Balai Pustaka (Persero)Balai Pustaka

Page 2: PENGELOLAAN ENERGI DAN SUMBER DAYA ALAM NASIONALberkas.dpr.go.id/puslit/files/buku_lintas_tim/buku-lintas-tim... · energi dan sumber daya alam nasional dari berbagai perspektif.

Penyunting Ahli: Ronny BakoPenyunting: Tim Balai Pustaka

Penata Letak: Tim Balai PustakaPerancang Sampul: Aly Ibnu Husein

Cetakan Kesatu, 2016@Hak cipta dilindungi oleh undang-undang

Diterbitkan olehPenerbitan dan Percetakan

PT Balai Pustaka (Persero)Jalan Bunga No. 8-8A

Matraman, Jakarta Timur 13140Tel. (021) 8583369. Faks. (021) 29622129Website: http://www.balaipustaka.co.id

333.7d Dewi Sendhikasari D., dkkp Pengelolaan Energi dan Sumber Daya Alam Nasional/

Dewi Sendhikasari D., dkk. – cet. ke- 1 – Jakarta: Balai Pustaka, 2016. xx, 202 hlm.; 14,8 × 21 cm. – (Seri BP No. 6657) 1. Pengelolaan Energi dan Sumber Daya Alam Nasional I. Dewi Sendhikasari D., dkk. EAN 978-602-260-103-6

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002tentang Hak Cipta

(1) Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagai mana di-maksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 39 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

(2) Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, meng edar kan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

PENGELOLAAN ENERGI DAN SUMBER DAYA ALAM NASIONAL

Page 3: PENGELOLAAN ENERGI DAN SUMBER DAYA ALAM NASIONALberkas.dpr.go.id/puslit/files/buku_lintas_tim/buku-lintas-tim... · energi dan sumber daya alam nasional dari berbagai perspektif.

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr. Wb.Salam Sejahtera,

Kami menyambut gembira atas terbitnya buku yang berjudul “Pengelolaan Energi Dan Sumber Daya Alam Nasional” yang ditulis oleh para peneliti Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI (BKD). Bagi Pusat Penelitian BKD, mempublikasikan karya tulis ilmiah (KTI) yang berasal hasil penelitian dan kajian dari peneliti bukan saja merupakan salah satu tugas utama pusat penelitian namun sekaligus juga memenuhi tuntutan pelayanan keahlian kepada Anggota dan Alat Kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) untuk memberikan infomasi, data, gagasan dan pemikiran dalam rangka dukungan keahlian bagi pelaksanaan tugas-tugas konstitusional DPR RI. Hasil kajian lebih lanjut disampaikan melalui proses pendampingan baik dalam pelaksanaan tugas penyusunan, pembahasan maupun pengawasan DPR RI. Sinergi antara upaya pemenuhan tuntutan pelayanan kepada DPR RI dengan pelaksanaan tanggung jawab sebagai peneliti dalam pengembangan kemampuan akademis merupakan salah satu cara yang terus dikembangkan dan diperkuat oleh Pusat Penelitian BKD sebagai upaya tindak lanjut reformasi kelembagaan DPR RI. Kami percaya melalui penerbitan buku dan tulisan dari para peneliti ini menjadi salah satu wujud implementasinya.

Buku ini mengusung dua tema penting. Tema pertama “Politik Energi dan Ketenagalistrikan Nasional” diisi oleh tiga karya tulis ilmiah. Sementara tema kedua “Penguatan Sistem Pendukung Ketahanan Energi” juga diisi oleh tiga karya tulis ilmiah. Keenam karya ilmiah ini memiliki keterkaitan yang

Page 4: PENGELOLAAN ENERGI DAN SUMBER DAYA ALAM NASIONALberkas.dpr.go.id/puslit/files/buku_lintas_tim/buku-lintas-tim... · energi dan sumber daya alam nasional dari berbagai perspektif.

iv

baik untuk memperkaya pembahasan mengenai pengelolaan energi dan sumber daya alam nasional dari berbagai perspektif. Karena buku ini lahir dari kerja sama yang baik antara peneliti dari bidang Ekonomi dan Kebijakan Publik (EKP) dengan peneliti bidang Politik Dalam Negeri (PDN). Kami sampaikan apresiasi kepada masing-masing penulis, yaitu Dewi Sendhikasari D., Dewi Wuryandani, Ariesy Tri Mauleny, Nidya Waras Sayekti, Sahat Aditua Fandhitya Silalahi, dan Hariyadi yang telah bekerja dengan baik dan melahirkan karya tulis ilmiah ini.

Akhir kata, kami sampaikan juga apresiasi kepada Saudara Dr. Ronny Sautma Hotma Bako, S.H., M.H. yang telah meluangkan waktu dan pemikirannya sebagai editor buku ini. Kepada penerbit disampaikan penghargaan atas kerja samanya dalam penerbitan bersama dengan Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI. Besar harapan Kami, buku ini akan bermanfaat tidak hanya dalam mendukung pelaksanaan tugas-tugas konstitusional DPR RI tetapi juga dalam pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya. Kritik dan saran dari pembaca selalu kami nantikan untuk perbaikan karya-karya Pusat Penelitian BKD ke depan.

Selamat Membaca.

Jakarta, Oktober 2016Kepala Pusat Penelitian BKD,

Dr. Indra Pahlevi, S.IP., M.Si. NIP. 19711117 199803 1 004

Page 5: PENGELOLAAN ENERGI DAN SUMBER DAYA ALAM NASIONALberkas.dpr.go.id/puslit/files/buku_lintas_tim/buku-lintas-tim... · energi dan sumber daya alam nasional dari berbagai perspektif.

v

PROLOG

Buku dengan judul “Pengelolaan Energi Dan Sumber Daya Alam Nasional” mengusung dua subtema penting, yakni: (1) Politik energi dan ketenagalistrikan nasional; dan (2) Penguatan subsistem pendukung ketahanan energi nasional. Pengelolaan ketahanan dan/atau kemandirian energi dan ketenagalistrikan nasional membutuhkan kemauan politik pemerintah yang kuat. Melalui kemauan politik negara yang kuat tersebut pada akhirnya menjadi modalitas yang berharga dalam mengawal pelaksanaan kebijakan energi secara nasional. Dengan demikian, pengelolaan ketahanan dan/atau kemandirian energi dan ketenagalistrikan nasional diharapkan dapat memberikan kontribusi yang optimal bagi masyarakat dalam rangka pelaksanaan program-program pembangunan nasional.

Salah satu aspek penting dalam pengelolaan tersebut mencakup penyiapan peta dasar pengembangan ketenagalistrikan nasional yang berkelanjutan dari sisi sumber energi primer dan peruntukkannya. Persoalan ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah karena kompleksnya persoalan tersebut selama ini. Semakin besarnya kebutuhan pasokan listrik secara nasional dilatarbelakangi oleh kebutuhan dasar manusia dalam melakukan aktivitas sosialnya serta kebutuhan dasar bagi pelaku usaha dalam mengembangkan dunia usahanya. Di sisi lain, sumber pasokan energi primer berbasis fosil semakin menipis dan mahal secara keekonomian. Hal ini belum diperhitungkan dengan kemauan kuat pemerintah untuk ikut berkontribusi dalam upaya penurunan tingkat emisi gas rumah kaca secara nasional dan global. Dalam konteks ini pengembangan sumber energi dan ketenagalistrikan nasional yang berkelanjutan merupakan aspek penting. Arti

Page 6: PENGELOLAAN ENERGI DAN SUMBER DAYA ALAM NASIONALberkas.dpr.go.id/puslit/files/buku_lintas_tim/buku-lintas-tim... · energi dan sumber daya alam nasional dari berbagai perspektif.

vi

penting tersebut tentu dikondisikan oleh semakin terbatasnya pasokan sumber energi primer berbasis fosil.

Untuk mencapai sistem ketenagalistrikan yang berkelanjutan tersebut, pengembangan sumber energi primer yang terbarukan menduduki posisi yang penting dalam kasus ini. Aspek penting lainnya, dukungan pemerintah daerah. Arti penting aspek dukungan pemerintah daerah ini tentu sangat terkait dengan proses desentralisasi politik yang bagaimana pun pemerintah daerah diposisikan sebagai pemangku kepentingan yang penting dalam mengawal setiap agenda pemerintah.

Pengelolaan energi dan ketenagalistrikan nasional secara mandiri juga mensyaratkan pentingnya penguatan aspek-aspek subsistem pendukung penting lainnya. Aspek-aspek tersebut, meskipun tidak terbatas pada, mencakup antara lain penguatan sumber daya manusia sebagai pelaksana dan dukungan infrastruktur energi. Indonesia dengan posisinya sebagai salah satu penghasil gas utama di dunia dan diproyeksikan akan menyandarkan pada sumber gas, penyiapan infrastruktur gas akan dapat semakin memperkokoh pengelolaan energi nasional. Aspek subsistem pendukung lainnya mencakup penentuan harga. Pengelolaan energi nasional juga diarahkan dalam rangka mencapai tingkat keterjangkauan harga bagi masyarakat dan sektor industri. Karena itu, kebijakan penetepan harga gas yang tepat dalam kasus ini menjadi menu pilihan yang semakin penting.

Selain itu, pengelolaan energi nasional juga akan semakin dilimbungkan dengan isu keterbatasan subsidi negara seiring dengan semakin tidak menentunya harga energi secara global. Sementara itu, kebutuhan percepatan pembangunan infrastruktur fisik dan sosial mendorong subsidi pemerintah yang semakin tepat sasaran. Karena itu, diskursus penguatan aspek subsistem pendukung lain dalam men-generate kemampuan pendanaan pemerintah menjadi semakin tidak terelakkan.

Page 7: PENGELOLAAN ENERGI DAN SUMBER DAYA ALAM NASIONALberkas.dpr.go.id/puslit/files/buku_lintas_tim/buku-lintas-tim... · energi dan sumber daya alam nasional dari berbagai perspektif.

vii

Dalam konteks inilah, diskursus pelembagaan skema pendanaan untuk ketahanan energi nasional patut didorong kembali seiring dengan momentum rendahnya harga minyak dunia dan tingginya kebutuhan dana untuk pengembangan sumber energi terbarukan dan infrastruktur energi secara umum.

Buku ini terdiri dari dua bagian utama. Bagian pertama buku ini akan menjelaskan politik energi dan kelistrikan nasional. Isu pembagian kewenangan pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota dalam mengelola energi dan sumber daya mineral tidak diragukan merupakan hal menarik. Pasca-penetapan Undang-Undang Pemerintahan Daerah (UU Pemda) No. 23 Tahun 2014, mengakibatkan terjadinya beberapa perubahan terutama mengenai pembagian kewenangan urusan pemerintahan. Dalam hal pembagian urusan pemerintahan bidang energi dan sumber daya mineral yang berkaitan dengan pengelolaan minyak dan gas bumi menjadi kewenangan pemerintah pusat. Sedangkan urusan pemerintahan bidang energi dan sumber daya mineral yang berkaitan dengan pemanfaatan langsung panas bumi dalam daerah kabupaten/kota menjadi kewenangan daerah kabupaten/kota. Adapun kewenangan dalam pembentukan Perda terkait ESDM, pemberian izin (kecuali panas bumi), pembinaan dan pengawasan yang dulu dikelola oleh pemerintah kabupaten/kota, sekarang dialihkan ke pemerintah pusat dan pemerintah provinsi. Selain itu, lahirnya UU Pemda No. 23 Tahun 2014 dianggap kurang sejalan dengan asas desentralisasi dan tujuan otonomi daerah, yaitu dengan mengembalikan kewenangan daerah terutama kabupaten/kota ke tangan pusat dan provinsi, padahal salah satu tujuan dari otonomi daerah adalah mendekatkan pelayanan publik ke masyarakat. Oleh karena itu, bagaimana pembagian kewenangan pemerintah dalam pengelolaan kebijakan energi nasional pascaperubahan kewenangan dalam UU Pemda No. 23 Tahun 2014 terutama

Page 8: PENGELOLAAN ENERGI DAN SUMBER DAYA ALAM NASIONALberkas.dpr.go.id/puslit/files/buku_lintas_tim/buku-lintas-tim... · energi dan sumber daya alam nasional dari berbagai perspektif.

viii

terkait otonomi daerah dalam rangka menjaga ketahanan energi nasional.

Berbicara pengelolaan energi nasional, dari sisi sumber tentu tidak terlepas dari isu pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT). Dalam kaitan ini, arti pentingnya kemauan negara dalam pengembangan EBT tidak diragukan. Indonesia memiliki banyak sumber energi baik yang berasal dari fosil maupun nonfosil. Saat ini sumber energi yang masih banyak digunakan berasal dari energi fosil (minyak bumi, gas bumi, batubara). Sumber energi ini tidak dapat diperbaharui sehingga dapat habis, sehingga dalam hal ketersediaan energi harus memperhitungkan penggunaan EBT. Meskipun demikian, pengembangan EBT masih terkendala biaya, teknologi, dan kebijakan pemerintah sehingga nilai atau harga keekonomian energi tersebut saat ini masih cukup tinggi. Ketersediaan energi yang mencukupi telah menjadi hal utama dalam menggerakkan pertumbuhan ekonomi sehingga kepastian jaminan pasokan energi menjadi fokus dalam kebijakan energi suatu negara. Dalam lingkup nasional, hal ini secara jelas telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional yang mengatur bahwa pemanfaatan sumber daya energi nasional juga diarahkan untuk ketenagalistrikan.

Kebutuhan energi oleh manusia terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Penduduk Indonesia telah mencapai kurang lebih 250 juta orang pada tahun 2015. Akibatnya, kebutuhan akan energi khususnya energi listrik dalam menunjang segala aktivitasnya pun meningkat. Hal ini menambah pekerjaan pemerintah dalam menjamin ketersediaan sumber energi terutama untuk produksi listrik di seluruh pelosok Indonesia. Seiring berjalannya waktu, tuntutan kebutuhan pasokan listrik semakin besar. Peningkatan jumlah penduduk dan perkembangan tahapan kehidupan manusia konsekuensinya

Page 9: PENGELOLAAN ENERGI DAN SUMBER DAYA ALAM NASIONALberkas.dpr.go.id/puslit/files/buku_lintas_tim/buku-lintas-tim... · energi dan sumber daya alam nasional dari berbagai perspektif.

ix

juga mendorong peningkatan kebutuhan energi yang lebih besar lagi. Untuk menjamin keberlanjutan kehidupan manusia dan peningkatan pertumbuhan ekonomi, maka ketersediaan listrik menjadi sesuatu yang mutlak dipenuhi. Namun demikian, sejauh ini masih banyak persoalan yang melingkupi ketenagalistrikan nasional, baik yang menyangkut ketidakpastian pasokan energi, keterbatasan energi cadangan, ambivalensi regulasi, keterbatasan keuangan negara, teknologi pengembangan listrik yang belum terarah, dan pengelolaan energi alternatif yang masih jauh dari harapan serta pertumbuhan SDM energi yang belum optimal. Selain itu, sejauh mana kesiapan Indonesia dalam menjamin ketersediaan listrik nasional yang berkelanjutan. Apa saja tantangan dan hambatan dalam mewujudkannya. Bagaimana upaya untuk mewujudkan listrik berkelanjutan bagi Indonesia berkeadilan yang dapat dilakukan. Semuanya dikemas dalam topik “Kesiapan Indonesia Menuju Ketenagalistrikan Nasional Berkelanjutan”.

Berbicara pengelolaan politik energi dan kelistrikan nasional juga akan sangat terkait dengan isu penguatan subsistem pendukung ketahanan energi nasional itu sendiri. Oleh karena itu, bagian kedua buku ini akan membahas isu tersebut. Persoalan sumber daya manusia dalam pengelolaan energi nasional juga tidak kalah pentingnya. Sebagaimana diketahui bahwa energi merupakan komoditas strategis dan karena itu ia bukanlah merupakan komoditas biasa. Akibatnya, energi menjadi kepentingan semua negara di dunia. Untuk itu, kemandirian energi nasional bukanlah hal yang mustahil untuk dicapai. Kemandirian energi adalah ketika kita dapat mengelola energi sendiri. Indonesia masih kekurangan sumber daya manusia andal dalam pengelolaan energi sehingga menyebabkan persoalan energi nasional tidak pernah tuntas hingga saat ini. Oleh karena itu, diperlukan movement atau gerakan dan political will pemerintah

Page 10: PENGELOLAAN ENERGI DAN SUMBER DAYA ALAM NASIONALberkas.dpr.go.id/puslit/files/buku_lintas_tim/buku-lintas-tim... · energi dan sumber daya alam nasional dari berbagai perspektif.

x

sehingga kita bisa mencapai kondisi yang diinginkan di sektor energi. Begitu juga dengan peran human capital (manusia sebagai aset) yang menjadi penting dalam mendukung kemandirian energi nasional.

Usaha percepatan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan daya saing industri nasional melalui pemanfaatan gas bumi, serta untuk menjamin efisiensi dan efektivitas pengaliran gas bumi sampai ke tangan konsumen menjadi dasar dikeluarkannya Perpres No. 40 Tahun 2016 tentang Penetapan Harga Gas Bumi. Pengaturan terhadap harga gas bumi ini menjadi penting seiring dengan terus menurunnya cadangan minyak bumi nasional dan kedudukan gas bumi sebagai salah satu sumber energi utama di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat konsumsinya yang mencapai 124 juta barel setara minyak perhari atau 13,6 persen dari konsumsi energi nasional pada tahun 2014. Pemerintah sendiri telah memiliki rencana untuk meningkatkan penggunaan gas bagi kebutuhan nasional dengan menerbitkan Peraturan Presiden No 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional. Di dalam Perpres ini jelas tercantum bahwa gas bumi ditargetkan untuk berkontribusi minimal 30 persen dari total konsumsi energi nasional sampai tahun 2025. Selain persoalan harga, isu pengembangan infrastruktur distribusi gas bumi juga menjadi isu krusial selama ini. Oleh karena itu, ulasan tentang isu pembangunan infrastruktur distribusi gas bumi juga menjadi bagian tidak terpisahkan dari tulisan ini.

Pembatalan inisiasi kebijakan dana ketahanan energi (DKE), sebuah skema pemungutan dana dari penjualan premium dan solar pada 2015, menarik dikritisi. Meskipun demikian, pemerintah terus berupaya keras mewujudkan kelembagaan dana ini sesuai dengan ketentuan UU No. 30 Tahun 2007 tentang Energi dan PP No. 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional. Usulan kebijakan ini sebenarnya sangat strategis seiring dengan tingginya

Page 11: PENGELOLAAN ENERGI DAN SUMBER DAYA ALAM NASIONALberkas.dpr.go.id/puslit/files/buku_lintas_tim/buku-lintas-tim... · energi dan sumber daya alam nasional dari berbagai perspektif.

xi

kebutuhan energi secara nasional. Sementara itu, kemampuan pemerintah untuk pengembangan EBT dan infrastruktur energi sangat terbatas. Karena itu, DKE menjadi sangat visioner dalam jangka panjang, sebuah kebijakan yang juga ditempuh di negara-negara yang telah maju sumber energi terbarukannya. Skema dana ini bahkan mulai dilembagakan di negara-negara tetangga seperti di Malaysia dan Timor Leste. Alasannya tentu dalam rangka ketahanan pasokan kebutuhan energi dalam jangka panjang sebagai konsekuensi semakin beratnya tekanan dalam pengelolaan energi secara nasional. UU No. 30 Tahun 2007 tentang Energi secara tegas mendorong pengembangan EBT untuk menunjang pengembangan industri energi nasional yang mandiri. Hal ini dilakukan melalui penguatan pendanaan untuk menjamin ketersediaan, pemerataan infrastruktur dan memperluas akses masyarakat terhadap energi, dan pengembangan industri energi nasional. Oleh karena itu, diskursus pelembagaan DKE akan menjadi menu pilihan politik penting pemerintah.

Jakarta, Oktober 2016Editor

Page 12: PENGELOLAAN ENERGI DAN SUMBER DAYA ALAM NASIONALberkas.dpr.go.id/puslit/files/buku_lintas_tim/buku-lintas-tim... · energi dan sumber daya alam nasional dari berbagai perspektif.

xii

Page 13: PENGELOLAAN ENERGI DAN SUMBER DAYA ALAM NASIONALberkas.dpr.go.id/puslit/files/buku_lintas_tim/buku-lintas-tim... · energi dan sumber daya alam nasional dari berbagai perspektif.

xiii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................... . iiiProlog ..................................................................... ................................... vDaftar Isi ........................................................................................................ xiiiDaftar Tabel ................................................................................................... xviiDaftar Gambar ............................................................................................. xix

Bagian Pertama Pembagian Kewenangan Pemerintahan dalam Pengelolaan Energi Nasional ........................................ 1Dewi Sendhikasari D.I. Pendahuluan ......................................................................................... 3II. Konsepsi Otonomi Daerah .............................................................. 7III. Kebijakan Energi Nasional ............................................................. 9IV. Kewenangan Pemerintahan Dalam Pengelolaan

Energi Nasional ................................................................................... 14V. Penutup ................................................................................................... 25Daftar Pustaka .............................................................................................. 27

Bagian KeduaPengembangan EBT Dalam Mendukung Kebijakan Kedaulatan Energi ......................................................................... 31Dewi WuryandaniI. Pendahuluan ......................................................................................... 33II. Kebijakan Pemerintah dalam Pengembangan dan Manfaat EBT ................................................................................. 36

Page 14: PENGELOLAAN ENERGI DAN SUMBER DAYA ALAM NASIONALberkas.dpr.go.id/puslit/files/buku_lintas_tim/buku-lintas-tim... · energi dan sumber daya alam nasional dari berbagai perspektif.

xiv

III. Potensi dan Sumber-sumber EBT ............................................. 39IV. Permasalahan Pengembangan EBT

Sebagai Sumber Energi Listrik di Indonesia .......................... 47V. Penutup ................................................................................................... 49Daftar Pustaka .............................................................................................. 51

Bagian KetigaKesiapan Indonesia Menuju Ketenagalistrikan Nasional Berkelanjutan ............................................................... 53Ariesy Tri MaulenyI. Pendahuluan ......................................................................................... 55II. Tantangan Indonesia dan Kondisi Ketenagalistrikan ......... 57 II.1. Kondisi Geografis dan Kependudukan .......................... 57 II.2. Rasio Elektrifikasi .................................................................. 61 II.3. Kondisi Ketenagalistrikan .................................................. 63 II.4. Defisit Listrik ........................................................................... 67III. Kebijakan Ketenagalistrikan ......................................................... 69 III.1. Kebijakan Tata Kelola ........................................................... 69 III.2. Kebijakan Tarif ........................................................................ 71 III.3. Kebijakan Subsidi ................................................................... 75IV. Menuju Penyediaan Tenaga Listrik Berkelanjutan .............. 78 IV.1. Ekonomi Listrik ...................................................................... 78 IV.2. Tenaga Listrik Nasional Berkelanjutan ......................... 82 IV.3. Kesiapan Indonesia ............................................................... 84 IV.4. Regionalisasi Ketenagalistrikan ....................................... 87 IV.5. Berhemat Lebih Baik dari Membangkitkan Listrik . 89V. Penutup ................................................................................................... 90Daftar Pustaka .............................................................................................. 93

Page 15: PENGELOLAAN ENERGI DAN SUMBER DAYA ALAM NASIONALberkas.dpr.go.id/puslit/files/buku_lintas_tim/buku-lintas-tim... · energi dan sumber daya alam nasional dari berbagai perspektif.

xv

Bagian KeempatHuman Capital dan Perannya Dalam Mendukung Kemandirian Energi Nasional ................................................... 97Nidya Waras SayektiI. Pendahuluan ......................................................................................... 99II. Human Capital dan Perannya Dalam Mendukung

Kemandirian Energi .......................................................................... 101 A. Kebijakan Energi Nasional ................................................. 101 B. Human Resources dan Human Capital ........................... 106 C. Human Capital dalam Kebijakan Energi Nasional.... 110III. Hambatan dan Tantangan Human Capital

di Bidang Energi .................................................................................. 118IV. Penutup .................................................................................................. 123Daftar Pustaka .............................................................................................. 126

Bagian KelimaKebijakan Penyesuaian Harga dan Pengembangan Infrastruktur Distribusi Gas Bumi ........................................... 129Sahat Aditua Fandhitya SilalahiI. Pendahuluan ......................................................................................... 131II. Struktur Industri Gas Bumi di Indonesia ................................ 134III. Distribusi Gas Bumi ......................................................................... 137IV. Kebijakan Penyesuaian Harga Gas Bumi ................................. 144V. Pengembangan Infrastruktur Distribusi Gas Bumi ............. 150VI. Penutup ................................................................................................... 153Daftar Pustaka .............................................................................................. 155

Page 16: PENGELOLAAN ENERGI DAN SUMBER DAYA ALAM NASIONALberkas.dpr.go.id/puslit/files/buku_lintas_tim/buku-lintas-tim... · energi dan sumber daya alam nasional dari berbagai perspektif.

xvi

Bagian KeenamDiskursus Dana Ketahanan Energi untuk Ketahanan Energi Nasional ........................................... 159HariyadiI. Pendahuluan ......................................................................................... 161II. Tren Produksi dan Konsumsi Energi Nasional ...................... 165 A. Cadangan Sumber Daya Energi Fosil ............................. 165 B. Cadangan Sumber Daya EBT ............................................ 167 C. Tingkat Konsumsi dan Penyediaan Energi Final ...... 169III. Diskursus dan Idealisme Penghimpunan DKE ..................... 171 A. Diskursus Skema Dana Ketahanan Energi .................. 171 B. Idealisme Pemungutan DKE .............................................. 175IV. Pengelolaan Isu-Isu Strategis DKE .............................................. 178V. Penutup .................................................................................................. 182Daftar Pustaka .............................................................................................. 184

Epilog ........................................................................................................ 187 Indeks ........................................................................................................ 193Biografi Penulis ............................................................................................ 199

Page 17: PENGELOLAAN ENERGI DAN SUMBER DAYA ALAM NASIONALberkas.dpr.go.id/puslit/files/buku_lintas_tim/buku-lintas-tim... · energi dan sumber daya alam nasional dari berbagai perspektif.

xvii

DAFTAR TABEL

Bagian Pertama Tabel 1. Klarifikasi Sumber Energi .................................................. 14Tabel 2. Pembagian Kewenangan Urusan Pemerintahan

Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral .................... 18

Bagian KeduaTabel 1. Sumber Daya Energi Fosil ................................................... 34Tabel 2. Beberapa Sumber Energi Alternatif yang dapat digunakan .......................................................... 34

Bagian KetigaTabel 1. Proyeksi Penduduk Indonesia Menurut Pulau,

2010-2035 ................................................................................ 59Tabel 2. Perkembangan Jumlah Pelanggan

Menurut Sektor ....................................................................... 60Tabel 3. Penjualan Tenaga Listrik PLN ........................................... 61Tabel 4. Perkembangan Rasio Elektrifikasi (%) ......................... 62Tabel 5. Sarana Penyediaan Tenaga Listrik Nasional ............... 64Tabel 6. Tabel Sarana Penyediaan

Pembangkit Tenaga Listrik ................................................ 65Tabel 7. Produksi dan Pembelian Tenaga Listrik PLN,

2009-2014 ................................................................................ 66 Tabel 8. Perkembangan Penyesuaian Tarif Dasar Listrik ....... 73Tabel 9. Perbandingan Tarif Listrik Negara ASEAN .................. 74Tabel 10. Perkembangan Subsidi Listrik Tahun 2000-2016 ... 77

Page 18: PENGELOLAAN ENERGI DAN SUMBER DAYA ALAM NASIONALberkas.dpr.go.id/puslit/files/buku_lintas_tim/buku-lintas-tim... · energi dan sumber daya alam nasional dari berbagai perspektif.

xviii

Tabel 11. Ikhtisar Laporan Laba Rugi Komprehensif PLN Tahun 2015 ..................................................................... 79

Tabel 12. Penjualan Tenaga Listrik Nasional Per Sektor Pelanggan ............................................................ 81

Tabel 13. Pemakaian Bahan Bakar Per Jenis Pembangkit ......... 83

Bagian KelimaTabel 1. Roadmap pembangunan infrastruktur gas bumi ..... 153

Bagian KeenamTabel 1. Sumber Daya EBT .................................................................. 168

Page 19: PENGELOLAAN ENERGI DAN SUMBER DAYA ALAM NASIONALberkas.dpr.go.id/puslit/files/buku_lintas_tim/buku-lintas-tim... · energi dan sumber daya alam nasional dari berbagai perspektif.

xix

DAFTAR GAMBAR

Bagian KeduaGambar 1. Perbandingan Tarif Listrik Beberapa

Negara-Negara ASEAN (Indonesia pada Januari 2015) ..................................... 46

Bagian KeempatGambar 1. Bagan Blueprint Pengelolaan SDM Industri

Hulu Migas Nasional .......................................................... 121

Bagian KelimaGambar 1. Kegiatan dan Struktur Industri

Gas Bumi Nasional .............................................................. 134Gambar 2. Struktur Industri Hilir Gas Bumi .................................. 137

Page 20: PENGELOLAAN ENERGI DAN SUMBER DAYA ALAM NASIONALberkas.dpr.go.id/puslit/files/buku_lintas_tim/buku-lintas-tim... · energi dan sumber daya alam nasional dari berbagai perspektif.

187

EPILOG

Buku dengan judul “Pengelolaan Energi Dan Sumber Daya Alam Nasional” mengusung dua tema utama. Tema pertama, “Politik energi dan ketenagalistrikan nasional” diisi oleh tiga Karya Tulis Ilmiah (KTI). Tulisan Dewi Sendhikasari D. yang berjudul “Pembagian Kewenangan Pemerintahan dalam Pengelolaan Energi Nasional”, mengawali tulisan tema pertama buku ini. Penulis menyimpulkan bahwa Pengelolaan energi nasional menjadi salah satu kebijakan utama perekonomian Indonesia. Berbagai peraturan telah dibentuk untuk mendukung pelaksanaan program dan kegiatan dalam pengelolaan energi nasional. Sebagai salah satu urusan pemerintahan pilihan yang konkuren, urusan energi dan sumber daya mineral juga diserahkan ke daerah dan menjadi dasar pelaksanaan otonomi daerah. Namun demikian, dengan adanya perubahan UU Pemda No. 32 Tahun 2004 menjadi UU Pemda No. 23 Tahun 2014, terjadi beberapa perubahan pembagian kewenangan. Hal ini menimbulkan beberapa dampak, seperti adanya tumpang-tindih kewenangan antara UU No. 30 Tahun 2007 tentang Energi dengan UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemda, kesiapan pemerintah pusat dan provinsi dalam mengambil alih beberapa kewenangan tersebut termasuk di dalamnya kelembagaan, aparatur, pendanaan, prasarana, dan dokumen. Hal tersebut juga dikhawatirkan dapat menimbulkan masalah lanjutan, terlebih lagi belum tuntasnya penyiapan peraturan pelaksanaannya. Dengan demikian, perlu upaya bersama dari pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota dalam menyiapkan masa transisi kewenangan tersebut dengan sebaik-baiknya, termasuk di dalamnya perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat terkait hal tersebut.

Dewi Wuryandani dalam karya tulisnya berjudul “Pengembangan EBT Dalam Mendukung Kebijakan

Page 21: PENGELOLAAN ENERGI DAN SUMBER DAYA ALAM NASIONALberkas.dpr.go.id/puslit/files/buku_lintas_tim/buku-lintas-tim... · energi dan sumber daya alam nasional dari berbagai perspektif.

188

Kedaulatan Energi”, menilai bahwa kemandirian pengelolaan energi, ketersediaan energi dan terpenuhinya kebutuhan sumber energi dalam negeri membutuhkan pengelolaan sumber daya energi secara optimal, terpadu, dan berkelanjutan. Selain itu, pemanfaatan energi juga perlu dilakukan secara efisien di semua sektor. Oleh karena itu, upaya mendorong pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan (EBT) yang lebih besar dan secara optimal untuk penyediaan tenaga listrik, penelitian dan kajian kelayakan merupakan salah salah satu faktor penting. Dengan demikian, berbagai kajian ataupun studi pemanfaatan energi lain seperti energi nuklir dalam penyediaan tenaga listrik merupakan ruang kemungkinan yang harus terus didorong sehingga permasalahan ketersediaan pasokan energi untuk tenaga listrik akan dapat dikelola secara baik.

Tulisan berikutnya ditulis oleh Sdr. Ariesy Tri Mauleny, dengan judul “Kesiapan Indonesia Menuju Ketenagalistrikan Nasional Berkelanjutan”. Ketersediaan tenaga listrik yang memadai menjadi salah satu infrastruktur utama mendasar yang memiliki andil besar dalam mendukung pertumbuhan perekonomian dan mensejahterakan masyarakat. Sampai saat ini, sebagai negara kepulauan yang begitu luas, Indonesia belum mampu memenuhi pasokan listrik ke seluruh wilayah. Selain masih banyak daerah yang defisit listrik, pertumbuhan rasio elektrifikasi juga tidak merata di seluruh daerah. Pendapatan yang diperoleh PLN selaku kuasa pemegang usaha penyedia listrik, masih jauh dari beban usaha yang dikeluarkan dalam produksi dan pembelian listrik sehingga defisit keuangan terus menggerus keuangan negara melalui kebijakan subsidi. Kesiapan Indonesia menuju ketenagalistrikan nasional berkelanjutan sangat ditentukan dari kemampuannya mengubah mindset dan menyelesaikan permasalahan yang ada baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Hal lain menyangkut ambivalensi regulasi, keterbatasan dana, BPP yang lebih tinggi, ketidakpastian

Page 22: PENGELOLAAN ENERGI DAN SUMBER DAYA ALAM NASIONALberkas.dpr.go.id/puslit/files/buku_lintas_tim/buku-lintas-tim... · energi dan sumber daya alam nasional dari berbagai perspektif.

189

pasokan energi dan teknologi pengembangan listrik yang belum terarah. Untuk itu perlu upaya terencana, bertahap dan berkelanjutan yang dimulai dari restrukturisasi manajemen pusat sampai dengan regionalisasi sektor ketenagalistrikan nasional. Termasuk di dalamnya upaya peningkatan kualitas iklim investasi bagi infrastruktur ketenagalistrikan baik pembangkit, transmisi maupun distribusinya. Selain itu, pengembangkan riset dan teknologi listrik yang efisien yang berkolaborasi dengan industri nasional dengan memanfaatkan sumber daya utama di masing-masing wilayah dan mengedepankan sumber daya alternatif yang ramah lingkungan juga penting. Kehadiran regulasi yang memberikan insentif bagi konsumen yang melakukan penghematan dan mengapresiasi produsen yang menyediakan barang hemat energi pun perlu didorong implementasinya.

Tema kedua, Penguatan Subsistem Pendukung Ketahanan Energi Nasional, menampilkan tiga tulisan yang masing-masing menyoroti tiga aspek subsistem pendukung pengelolaan energi nasional. Ketiga tema tersebut mencakup isu SDM, kebijakan penentuan harga dan infrastruktur distribusi gas, serta diskursus skema dana ketahanan energi nasional. Nidya Waras Sayekti dalam karya tulisnya yang berjudul “Human Capital dan Perannya Dalam Mendukung Kemandirian Energi Nasional” telah menyoroti arti pentingnya aspek human capital dalam sektor energi nasional. Nidya menyimpulkan bahwa saat ini pemerintah sedang gencar melakukan penataan aspek fundamental dan inovasi di sektor energi dan sumber daya mineral sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi nasional. Salah satu keputusan penting yang telah ditetapkan adalah penguatan sumber daya manusia dan organisasi. Pemerintah menyadari bahwa sumber daya manusia merupakan faktor pendukung dalam pengembangan sektor energi. Sumber daya manusia bukan lagi hanya sebagai sumber daya namun sebagai aset yang memiliki peran dalam pencapaian tujuan. Oleh karenanya, pemerintah melakukan kerjasama

Page 23: PENGELOLAAN ENERGI DAN SUMBER DAYA ALAM NASIONALberkas.dpr.go.id/puslit/files/buku_lintas_tim/buku-lintas-tim... · energi dan sumber daya alam nasional dari berbagai perspektif.

190

dengan berbagai perguruan tinggi serta mendirikan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (BPSDM-ESDM) yang menyelenggarakan pelatihan bagi internal dan akreditasi bagi lembaga eksternal dalam rangka penguatan human capital di sektor energi. Selain program-program yang telah dilaksanakan tersebut, kiranya pemerintah juga dapat melakukan perbaikan atas sistem dan tata kelola human capital (human capital management) yang telah ada sehingga Indonesia mampu mengelola sumber daya alam yang dimilikinya sebagai upaya mewujudkan kemandirian energi.

Tulisan subtema berikutnya berjudul “Kebijakan Penyesuaian Harga Dan Pengembangan Infrastruktur Distribusi Gas Bumi”. Tulisan yang disiapkan oleh Sdr. Sahat Aditua Fandhitya Silalahi menegaskan bahwa Dalam mengambil kebijakan penyesuaian harga gas bumi Pemerintah harus mempertimbangkan 2 (dua) hal, yaitu keekonomian lapangan gas bumi dan rantai perdagangan gas bumi. Dalam hal keekonomian lapangan gas bumi, kebijakan Pemerintah dalam menetapkan harga gas adalah menetapkan batas atas harga gas bumi pada saat harga sedang naik dan memberikan kebijakan insentif terkait volume produksi pada saat harga sedang turun. Sedangkan kebijakan Pemerintah terkait rantai perdagangan gas bumi adalah membebankan pengurangan margin keuntungan kepada pihak distributor dan pedagang gas sekaligus menjaga margin keuntungan perusahaan transmisi gas. Sedangkan dalam hal pengembangan infrastruktur distribusi gas bumi, Pemerintah harus terus mendorong pembangunan sistem perpipaan berjenis open access karena mampu mengakomodasi kepentingan semua pihak dalam proses bisnis gas bumi sehingga secara keseluruhan dapat mendorong peningkatan penggunaan gas bumi oleh semua golongan konsumen.

Last but not least, Hariyadi dalam karyanya yang berjudul “Skema Dana Ketahanan Energi Untuk Ketahanan Energi

Page 24: PENGELOLAAN ENERGI DAN SUMBER DAYA ALAM NASIONALberkas.dpr.go.id/puslit/files/buku_lintas_tim/buku-lintas-tim... · energi dan sumber daya alam nasional dari berbagai perspektif.

191

Nasional” menyoroti isu kelayakan pelembagaan dana ketahanan energi nasional (DKE). Hariyadi menyimpulkan bahwa pelembagaan DKE atau apapun nomenklatur dan format kelembagaan pengelolaannya, pemerintah dihadapkan pada sejumlah tantangan penting, yakni pengelolaan sensivitas politik akibat masih kentalnya pertimbangan kepentingan populisme politik para pengambil keputusan. Tantangan berikutnya mencakup penyiapan dasar legalitas kebijakan DKE yang lebih operasional berdasarkan mandat peraturan perundang-undangan terkait. Terakhir, isu kelembagaan pengelolaan DKE. Belum jelasnya kelembagaan pengelola DKE selama inisiasi kebijakan tersebut telah menimbulkan kontroversi persoalan akuntabilitas dan efektivitas pengelolaan DKE karena besarnya potensi dana yang akan dikelola. Tentu tantangan lain pun masih harus dikelola, misalnya terkait dengan isu dukungan dan pengisian SDM pengelola badan pengelola, serta batas-batas pengelolaan dan/atau penggunaan DKE itu sendiri.

Para penulis telah memberikan benang merah bahwa sumber daya energi yang pemanfaatan untuk rakyat harus dapat dikelola dengan baik, tidak hanya dari aspek pengembangan sumbernya tetapi juga bagaimana kesiapan regulasi dan sumber daya manusia pengelolanya. Demikian pokok-pokok yang merupakan sintesa dari semua karya tulis yang disajikan. Besar harapan karya ini bisa memberikan perspektif baru dalam isu pengelolaan energi nasional sehingga dapat bermanfaat baik secara keilmuan maupun bagi lembaga DPR RI dan masyarakat secara umum.

Jakarta, Oktober 2016Editor

Page 25: PENGELOLAAN ENERGI DAN SUMBER DAYA ALAM NASIONALberkas.dpr.go.id/puslit/files/buku_lintas_tim/buku-lintas-tim... · energi dan sumber daya alam nasional dari berbagai perspektif.

192

Page 26: PENGELOLAAN ENERGI DAN SUMBER DAYA ALAM NASIONALberkas.dpr.go.id/puslit/files/buku_lintas_tim/buku-lintas-tim... · energi dan sumber daya alam nasional dari berbagai perspektif.

193

INDEKS

AAkuntabilitas 193, 201Aparatur Sipil Negara 117, 193AS, Amerika Serikat 193ASEAN 42, 46, 47, 49, 52, 74, 94,

111, 116, 193, 204Aset 111, 193Aspek Fundamental 193Astronomis 193

BBadan Usaha 44, 45, 51, 52, 123,

151, 193, 204Bahan Bakar Minyak 105, 193Batubara 16, 70, 83, 93, 105, 166,

185, 193BBM, Bahan Bakar Minyak 193Beban puncak 193Berhemat xiv, 89, 193Berkelanjutan ix, xiv, 78, 82, 87,

93, 94, 188, 193Best practices 193Biaya Pokok Produksi (BPP) 73,

193BUMN 15, 38, 48, 90, 92, 182,

183, 193, 204

CCorporate Cash Flow Subsidy 193Country risk 86, 193Crash Program 193

DDaerah vii, xiii, 5, 6, 7, 8, 9, 15, 20,

21, 23, 27, 28, 29, 41, 51, 57, 88, 93, 143, 155, 193, 197, 201, 202, 203, 204

Dana Ketahanan Energi xvi, 161, 171, 172, 174, 181, 184, 186, 190, 194

Darurat Energi 105, 165, 186, 194Defisit xiv, 57, 67, 68, 79, 81, 93,

194Demand 194DEN, Dewan Energi Nasional 194Deplesi 197Depletion rate 194Desentralisasi 7, 8, 28, 85, 194Diesel 83, 194Distribusi xv, 64, 65, 133, 137,

150, 151, 190, 194DPR RI 194

EEfisien 194Ekonomi iv, xiv, 3, 13, 14, 28, 29,

33, 55, 78, 93, 99, 101, 102, 105, 113, 116, 123, 126, 128, 131, 132, 157, 194, 201, 202, 203

Energi iii, v, viii, x, xi, xiii, xiv, xv, xvi, 3, 4, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 23, 25, 26,

Page 27: PENGELOLAAN ENERGI DAN SUMBER DAYA ALAM NASIONALberkas.dpr.go.id/puslit/files/buku_lintas_tim/buku-lintas-tim... · energi dan sumber daya alam nasional dari berbagai perspektif.

194

27, 28, 29, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 63, 64, 67, 77, 85, 86, 87, 88, 93, 94, 95, 99, 100, 101, 102, 104, 105, 110, 115, 117, 118, 121, 123, 124, 126, 127, 128, 135, 141, 156, 157, 161, 162, 163, 164, 165, 166, 168, 169, 171, 172, 174, 176, 178, 179, 181, 184, 185, 186, 187, 188, 189, 190, 194, 196

Energi fosil 194Energi Terbarukan 35, 39, 42, 50,

51, 52, 176, 186, 194

FFit in Tariffs 194Fosil xvi, 34, 165, 194

GGardu Induk 64, 65, 194Gas Bumi x, xv, 16, 105, 113, 120,

131, 134, 137, 142, 144, 147, 150, 151, 152, 156, 157, 190, 194, 204

Geografis xiv, 57, 194Good Corporate Governance 194

HHarga x, xv, 3, 11, 12, 28, 39, 51,

52, 84, 102, 105, 123, 127, 128, 131, 132, 142, 144, 147, 148, 157, 158, 190, 194, 195

Harga Pasar 195Hilir 16, 134, 147, 151, 156, 157,

194, 204Hulu 16, 113, 119, 120, 121, 122,

127, 195, 204Human Capital, Human Resource

195

IIndia 164, 195, 203Inefisiensi 195Infrastruktur xv, 12, 150, 153,

165, 170, 186, 190, 195Infrastruktur energi 195Inovasi 195insentif 42, 50, 88, 92, 102, 103,

104, 147, 153, 169, 175, 183, 189, 190, 195

Instabilitas keamanan 195Investasi 107, 195, 202investor 44, 49, 50, 86, 87, 122,

144, 195

JJaringan 64, 65, 150, 151, 153,

195Jaringan Tegangan Ekstra Tinggi

64, 195Jaringan Tegangan Menengah 65,

195Jaringan Tegangan Rendah 65,

195Jaringan Tegangan Tinggi 64, 195

Page 28: PENGELOLAAN ENERGI DAN SUMBER DAYA ALAM NASIONALberkas.dpr.go.id/puslit/files/buku_lintas_tim/buku-lintas-tim... · energi dan sumber daya alam nasional dari berbagai perspektif.

195

KKebijakan iv, viii, x, xiii, xiv, xv, xvi,

3, 4, 7, 9, 10, 11, 12, 15, 16, 17, 27, 28, 33, 34, 35, 36, 38, 44, 48, 50, 52, 55, 67, 69, 71, 75, 76, 77, 78, 85, 91, 94, 99, 101, 102, 103, 105, 106, 110, 114, 128, 131, 132, 133, 137, 144, 152, 157, 161, 163, 165, 172, 185, 186, 187, 190, 195, 196, 201, 202, 203, 204

Kebijakan energi nasional (KEN) 196

Keekonomian 144, 195Kelembagaan 12, 181, 195, 203Kemampuan 196Kemandirian ix, xv, 10, 12, 48, 49,

85, 94, 99, 101, 102, 123, 127, 128, 189, 196

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral 64, 94, 95, 117, 124, 135, 161, 190, 196

Kerja sama 196Kesehatan 196, 201Kesiapan ix, xiv, 26, 84, 91, 188,

196Ketahanan iii, xvi, 10, 11, 37, 39,

49, 51, 85, 94, 161, 171, 172, 174, 181, 184, 186, 189, 190, 194, 195, 196

Ketahanan energi 10, 11, 195

Ketenagalistrikan iii, ix, xiv, 15, 50, 57, 63, 64, 67, 68, 69, 78, 81, 85, 86, 87, 93, 94, 188, 195

Keterbatasan fiskal 195Keuangan Negara 196Kewenangan xiii, 6, 14, 15, 18, 23,

27, 187, 196Kinerja 107, 126, 195, 204Konsumen 135, 151, 158, 196Kontribusi 196Konversi 105, 196Krisis 68, 87, 105, 165, 186, 196Krisis Energi 105, 165, 186, 196

LLaba 79, 196Law inforcement 196Listrik xiv, 42, 43, 44, 45, 46, 47,

50, 52, 55, 56, 57, 61, 63, 64, 65, 66, 67, 69, 70, 72, 73, 74, 75, 76, 77, 78, 79, 81, 82, 85, 86, 87, 89, 93, 94, 95, 166, 185, 196, 197

Listrik berkelanjutan 196

MMalaysia xi, 47, 49, 74, 111, 118,

162, 196Mandiri energi 196Mindset 196Minyak Bumi 196Modal 12, 28, 122, 196

Page 29: PENGELOLAAN ENERGI DAN SUMBER DAYA ALAM NASIONALberkas.dpr.go.id/puslit/files/buku_lintas_tim/buku-lintas-tim... · energi dan sumber daya alam nasional dari berbagai perspektif.

196

NNasional iii, v, viii, ix, x, xiii, xiv,

xv, xvi, 4, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 27, 28, 29, 34, 36, 44, 49, 50, 58, 64, 67, 81, 82, 85, 89, 93, 94, 99, 100, 101, 110, 115, 120, 121, 122, 125, 127, 134, 156, 157, 161, 165, 166, 168, 169, 184, 185, 186, 187, 188, 189, 191, 194, 196, 201

Negara 3, 39, 46, 55, 69, 74, 94, 95, 117, 119, 123, 132, 141, 148, 193, 196, 197, 204

Nonuniform tariff 199

OOn-budgeter 197Open Access 153, 197Optimal 42, 52, 197Organisasi 197Otonomi Daerah xiii, 7, 28, 143,

155, 197

PPasokan listrik 197Pelatihan 115, 124, 198Pemadaman 56, 197Pembangkit 42, 43, 44, 45, 50, 64,

65, 83, 90, 197Pembangunan 12, 28, 39, 88, 93,

94, 100, 104, 105, 134, 144, 156, 165, 181, 186, 197, 201, 202, 204

Pemerintah viii, x, xiii, xiv, 4, 5, 9, 10, 12, 16, 24, 27, 36, 39,

40, 44, 45, 48, 50, 51, 52, 55, 62, 71, 72, 75, 76, 77, 78, 79, 80, 82, 83, 87, 90, 92, 100, 114, 119, 124, 131, 133, 134, 137, 139, 140, 141, 142, 143, 144, 146, 147, 149, 150, 151, 152, 153, 154, 161, 164, 165, 172, 173, 174, 176, 179, 185, 186, 189, 190, 197, 198, 202, 203

Pemerintah daerah 197Pemerintah Kabupaten/Kota 198Pemerintah pusat 90, 92, 197Pendidikan 23, 85, 94, 198Pengelolaan iii, v, vi, xiii, xv, xvi,

10, 11, 14, 25, 29, 84, 120, 121, 122, 173, 178, 187, 198

Pengetahuan 110, 121, 198Penghematan 78, 197Penjualan 61, 79, 81, 197Penyesuaian tarif 73, 197Perekonomian 197, 201Permintaan listrik 197Perseroan terbatas 197Persoalan politik 198Pertamina 42, 81, 119, 121, 124,

148, 197Pertumbuhan 60, 61, 62, 170,

197, 201, 203Perusahaan Listrik Negara (PLN)

69, 197Perusahaan Listrik Regonal (PLR)

197Political Will 198Politik iii, iv, v, xv, 3, 187, 198, 201Power wheeling 198

Page 30: PENGELOLAAN ENERGI DAN SUMBER DAYA ALAM NASIONALberkas.dpr.go.id/puslit/files/buku_lintas_tim/buku-lintas-tim... · energi dan sumber daya alam nasional dari berbagai perspektif.

197

Premi pengurasan 197Produksi xvi, 66, 73, 119, 120,

122, 165, 171, 193, 197, 198

Produsen 197Proses 69, 137, 138, 141, 156,

198Proyek 88, 197

RRasio elektrifikasi 61, 198Reformasi 86, 198Region 198Regional 85, 198Regionalisasi xiv, 85, 87, 88, 198Regional pricing 198Roadmap 12, 28, 39, 198Rugi 79, 198

SSektor 3, 28, 60, 68, 81, 94, 101,

105, 116, 117, 123, 126, 127, 128, 135, 169, 198, 199, 201, 203, 204

Sektor industri 169, 198Sektor rumah tangga 198Sistem iii, 148, 152, 199, 202Strategi 11, 29, 106, 108, 126,

199, 201Subsidi xiv, 12, 48, 56, 75, 76, 77,

78, 79, 86, 198Sumber Daya Manusia 117, 119,

124, 126, 127, 190, 199Sumber Daya Mineral 10, 18, 27,

45, 52, 63, 64, 94, 95, 115, 117, 124, 135, 161, 166, 171, 185, 190, 196, 198

Sumber energi viii, 33, 36, 41, 87, 101, 198

Supply 198Sustainability 198

TTarif dasar listrik (TDL) 199Tariff adjustment 199Tata kelola 84, 199Tata Kelola xiv, 48, 69, 70, 93,

105, 199Tata laksana 199Tegangan 64, 65, 72, 73, 195, 199Teknologi 12, 16, 28, 94, 101, 126,

135, 185, 199, 202, 203Tenaga Kerja 120, 122, 199Tingkat pengurasan 199Tiongkok 164, 199Transmisi 64, 136, 151, 155, 199Turki 164, 199

UUndang-Undang vii, 3, 5, 23, 27,

29, 50, 77, 161, 186, 199Urusan Pemerintahan Absolut

199Urusan Pemerintahan Konkuren

199

VVolume penjualan 199

WWilayah 61, 62, 87, 93, 122, 151,

199

Page 31: PENGELOLAAN ENERGI DAN SUMBER DAYA ALAM NASIONALberkas.dpr.go.id/puslit/files/buku_lintas_tim/buku-lintas-tim... · energi dan sumber daya alam nasional dari berbagai perspektif.

198

Page 32: PENGELOLAAN ENERGI DAN SUMBER DAYA ALAM NASIONALberkas.dpr.go.id/puslit/files/buku_lintas_tim/buku-lintas-tim... · energi dan sumber daya alam nasional dari berbagai perspektif.

199

BIOGRAFI PENULIS

Ariesy Tri Mauleny adalah Peneliti Muda bidang Ekonomi Terapan. Lahir di Palembang, 26 Maret 1975. Penulis menyelesaikan Sarjana Fisika FMIPA Universitas Indonesia tahun 1997 dan menyelesaikan Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, kekhususan Keuangan Pusat dan Daerah, FEB UI tahun 2007. Mulai berkarir sebagai Peneliti Ekonomi dan Kebijakan Publik sejak tahun 2010 hingga sekarang. Penulis pernah mendampingi Baleg untuk pembahasan RUU Penjaminan (2015) dan Pansus RUU Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah (2014). Penulis juga telah menghasilkan beberapa karya ilmiah yang dimuat dalam bentuk Jurnal, Bagian Buku dan Info Singkat antara lain: Pemangkasan Anggaran 2016 dan Target Pertumbuhan Ekonomi (2016), Kebijakan PMN dalam Mendukung Perekonomian Nasional (2015), Aglomerasi, Perubahan Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan Jakarta (2015) serta Peranan Dana Perimbangan terhadap Sektor Kesehatan (2014). Penulis juga terlibat dalam penelitian kelompok diantaranya dengan topik: Strategi Peningkatan PAD (2016) dan Konektivitas Nasional (2015). Penulis dapat dihubungi melalui email [email protected].

Dewi Sendhikasari Dharmaningtias menyelesaikan pendidikan S1 Jurusan Ilmu Pemerintahan STPMD “APMD” Yogyakarta pada tahun 2007 dan pendidikan S2 Magister Administrasi Publik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada tahun 2009. Saat ini menjabat sebagai Peneliti Muda bidang Politik Dalam Negeri pada Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR-RI. Beberapa karya tulis ilmiah yang telah dipublikasikan melalui jurnal dan buku antara lain: “Penghapusan Kebijakan RSBI” (2013), “Peran BPKP dalam Akuntabilitas Lembaga

Page 33: PENGELOLAAN ENERGI DAN SUMBER DAYA ALAM NASIONALberkas.dpr.go.id/puslit/files/buku_lintas_tim/buku-lintas-tim... · energi dan sumber daya alam nasional dari berbagai perspektif.

200

Publik” (2014), dan “Partisipasi Masyarakat dalam Pemilu dan Kesiapannya Menghadapi Pemilu Serentak” (2015). Penulis dapat dihubungi melalui email [email protected]

Dewi Wuryandani menyelesaikan studi S1 pada jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri di Universitas UPN “Veteran” Yogyakarta dan melanjutkan pendidikan PascaSarjana pada jurusan Keuangan Manajemen Ekonomi-Magister Ekonomi Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta. Bekerja di Sekretariat Jenderal DPR RI mulai tahun 2009 sebagai Peneliti Muda Ekonomi dan Kebijakan Publik di Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi (P3DI). Beberapa topik penelitian tentang ekonomi dan kebijakan publik telah dilakukan penulis seperti: Pembangunan Daerah Tertinggal (2011), Sistem dan Prosedur Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (2011), Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam Meningkatkan Volume Perdagangan Non Migas (2012), Industri Kreatif (2012), Kawasan Pariwisata Khusus (2013), Membangun Iklim Investasi dalam Menggerakkan UMKM (2013) serta Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Pembangunan Daerah Otonomi Baru (2014). Kebijakan Pemerintah Dalam Menigkatkan Daya Saing Melalui Perdagangan Internasional (2015), dan Pemerintah Dalam meningkatkan Daya Saing Produk Pangan Lokal (2015). Penulis dapat dihubungi melalui email [email protected]

Hariyadi lahir di Banyumas, 11-12-1970, Peneliti Madya bidang Ekonomi dan Kebijakan Publik pada Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI, Jakarta, (1997 - sekarang). Menyelesaikan pendidikan S-1 pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (1990-95) dan Master in Public Policy Programme, Faculty of Economics, Business and Policy Studies, Univ. of Brunei Darussalam, Brunei Darussalam (2001-02). Serangkaian kursus yang pernah diikuti antara lain, Joint Training Program in Parliamentary Research and Information Service Provision, the Centre for Democratic Institutions, Parlemen Australia,

Page 34: PENGELOLAAN ENERGI DAN SUMBER DAYA ALAM NASIONALberkas.dpr.go.id/puslit/files/buku_lintas_tim/buku-lintas-tim... · energi dan sumber daya alam nasional dari berbagai perspektif.

201

Canberra, 16-27 Agustus 1999, Parliamentary Internship Program (ITEC Plan Sponsorship), Lok Sabha Secretariat, New Delhi India, 1 – 30 November 2007, Advanced Professional Training, Managing Global Governance (MGG), Bonn, Republik Federal Jerman, Juni–Desember 2011, dan magang dalam kerangka MGGProject Phase di Badan Lingkungan Uni Eropa, Kopenhagen, Denmark (Oktober - Desember 2011). Di samping aktif dalam kegiatan sosial, juga aktif menulis di beberapa media nasional dan lokal. Penulis dapat dihubungi melalui email [email protected].

Nidya Waras Sayekti lahir di Jakarta 3 Juli 1978, menyelesaikan pendidikan D3 di Politeknik Universitas Indonesia Jurusan Perbankan, S1 di Universitas Mercu Buana Jurusan Manajemen, dan S2 Magister Manajemen di universitas yang sama. Penulis mulai berkarir sebagai Peneliti Muda Bidang Ekonomi dan Kebijakan Publik pada Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi (P3DI) Setjen DPR RI sejak tahun 2010 hingga sekarang. Penulis telah menghasilkan beberapa karya ilmiah yang dimuat dalam bentuk Info Singkat, Jurnal, dan Bagian Buku, antara lain: Sinergi Pemerintah Pusat dan Daerah dalam Implementasi Paket Kebijakan Ekonomi Jilid XII (Info Singkat - 2016), Jaminan Produk Halal Dalam Perspektif Kelembagaan (Jurnal - 2014), Peran Perbankan Syariah dalam Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Sektor Riil (Bagian Buku - 2015). Penulis dapat dihubungi melalui email: [email protected].

Sahat Aditua Fandhitya Silalahi adalah Peneliti Muda bidang Kebijakan Publik di Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI, lahir di Yogyakarta, 18 Mei 1981. Penulis menyelesaikan pendidikan S-1 di Teknik Kimia, Institut Teknologi Bandung pada Tahun 2004 dan menyelesaikan pendidikan S-2 di Magister Manajemen, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada pada Tahun 2009. Penulis menaruh minat pada permasalahan pengelolaan energi dan sumber daya alam, perindustrian, Usaha Kecil Menengah dan

Page 35: PENGELOLAAN ENERGI DAN SUMBER DAYA ALAM NASIONALberkas.dpr.go.id/puslit/files/buku_lintas_tim/buku-lintas-tim... · energi dan sumber daya alam nasional dari berbagai perspektif.

202

Koperasi, serta pengelolaan Badan Usaha Milik Negara. Beberapa publikasi yang pernah diterbitkan antara lain : Pengendalian BUMN Sektor Telekomunikasi Pasca Privatisasi (2015), Kebijakan Peningkatan Kinerja Industri Manufaktur (2014), Kebijakan Menghadapi ASEAN Open Sky (2013), dan Kebijakan Sisi Hulu dan Hilir Industri Gas Bumi. Saat ini penulis juga tengah aktif dalam penelitian terkait Percepatan Pembangunan Daerah Kepulauan dan Pemodalan dalam Usaha Koperasi. Penulis dapat dihubungi melalui email [email protected].

Page 36: PENGELOLAAN ENERGI DAN SUMBER DAYA ALAM NASIONALberkas.dpr.go.id/puslit/files/buku_lintas_tim/buku-lintas-tim... · energi dan sumber daya alam nasional dari berbagai perspektif.

9 7 8 6 0 2 2 6 0 1 0 3 6

Pengelolaan Energi dan Sumber Daya AlamNasional

Pengelolaan Energi dan Sumber Daya Alam

Nasional

Peningkatan jumlah penduduk dan perkembangan tahapan kehidupan manusia berdampak pada peningkatan kebutuhan energi yang lebih besar. Untuk menjamin keberlanjutan kehidupan manusia dan peningkatan pertumbuhan ekonomi, maka ketersediaan listrik menjadi sesuatu yang mutlak dipenuhi. Namun demikian, sejauh ini masih banyak persoalan yang melingkupi ketenagalistrikan nasional, baik yang menyangkut ketidakpastian pasokan energi, keterbatasan energi cadangan, ambivalensi regulasi, keterbatasan keuangan negara, teknologi pengembangan listrik yang belum terarah, dan pengelolaan energi alternatif yang masih jauh dari harapan serta pertumbuhan SDM energi yang belum optimal.

Persoalan-persoalan tersebut akan dibahas secara rinci dalam buku yang berjudul “Pengelolaan Energi dan Sumber Daya Alam Nasional” ini. Buku ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu:

(1) Politik energi dan ketenagalistrikan nasional; Pada bagian ini dibahas mengenai isu pembagian kewenangan pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/ kota dalam mengelola sumber daya mineral. Jika berbicara mengenai pengelolaan energi nasional, tentu tidak terlepas dari isu pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT). Kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam upaya pengembangan EBT dalam mendukung Kebijakan Kedaulatan Energi dibahas tuntas pada bagian ini.Selain itu, dibahas pula mengenai sejauh mana kesiapan Indonesia dalam menjamin ketersediaan listrik nasional yang berkelanjutan. Apa saja tantangan dan hambatan dalam mewujudkannya. Bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk mewujudkan listrik berkelanjutan bagi Indonesia.

(2) Penguatan subsistem pendukung ketahanan energi nasional. Pada bagian kedua buku ini dibahas mengenai penguatan beberapa subsistem yang mendukung ketahanan energi nasional, diantaranya sumber daya manusia, kebijakan Pemerintah dalam hal penyesuaian dan pengembangan infrastruktur distribusi gas bumi, serta diskursus dana ketahanan energi untuk ketahanan energi nasional.

Pengelolaan ketahanan dan/atau kemandirian energi dan ketenagalistrikan nasional diharapkan dapat memberikan kontribusi yang optimal bagi masyarakat dalam rangka pelaksanaan program-program pembangunan nasional. Oleh karenanya dibutuhkan kemauan politik pemerintah yang kuat sebagai modal awal yang berharga dalam mengawal pelaksanaan kebijakan energi secara nasional.

Editor:DR. Ronny Bako, S.H. MH.

Pe

ng

elo

laa

n E

ne

rgi d

an

Su

mb

er D

ay

a A

lam

Na

sio

na

l

Diterbitkan oleh:Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI

dan PT Balai Pustaka (Persero)

Diterbitkan oleh:Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI

dan PT Balai Pustaka (Persero)