PENGELOLAAN DAMPAK LIMBAH PEMOTONGAN AYAM DAN DAMPAKNYA TERHADAP MASYARAKAT SEKITAR Dila Cahya Erlita C2B606020 Prof. Drs. H. Waridin, MS., Ph.d ABSTRACT In an effort to overcome the problem of wastedisposal, PT. Charoen Pokphand Indonesia using engine technology for wastewater before discarded into landfills, that is using a scrapper machin to separate the liquid waste with fat and feathers in the process of separation, mixing machine or aeration systems, and incinerator at incineration process. This study aims to determine whether, after the use of engine technology for wastewater at the PT. Charoen Pokphand Indonesia, still have an impact on the surrounding community or not, and to know te environmental economic valuation received by by the surrounding community. Based on the survey conducted, it is known that there are negative impacts on surronding community. From data obtained, 69 respondents (86,25%) expressed little distrubed by the process of sewage treatment PT. Charoen Pokphand Indonesia, while the remaining 11 respondents (13,75%) declared distrubed. Of any interference received, the total cost incurred to overcome the interference caused by sewage treatment process PT. Charoend Pokphand Indoesia is Rp 5.360.000,00 per year, or Rp 67.000,00 per family per year ( Rp 5.360.000,00 : 80 respondents = Rp 67.000,00 ). Can be see the avarage cost incurred is no too big, it allow the impact received by the public is not to large. In addition to the negative impact of the socially acceptable, there is also a positive impact from waste treatment processes that can be utilized by the community that is in the form of solid waste that can be resold as feathers, claws chicken, liver, as well as the presence of the sewage treatment process, opening jobs for surrounding community by being a laborer to supplement their income. Of the total sales of waste chicken scratch, liver, and feathers, both companies and communities alike benefit. Received by the company's total sales amounted to Rp 39.150.000,00 per day, whereas people can buy the waste with the cheap price and can be resold at higher prices. Keywords: Salatiga, Slaughter House, Waste, Environmental, Economic Valuation
25
Embed
PENGELOLAAN DAMPAK LIMBAH PEMOTONGAN AYAM DAN …eprints.undip.ac.id/29380/1/jurnal.pdf · PENGELOLAAN DAMPAK LIMBAH PEMOTONGAN AYAM DAN DAMPAKNYA TERHADAP MASYARAKAT SEKITAR Dila
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGELOLAAN DAMPAK LIMBAH PEMOTONGAN AYAM
DAN DAMPAKNYA TERHADAP MASYARAKAT SEKITAR
Dila Cahya Erlita C2B606020
Prof. Drs. H. Waridin, MS., Ph.d
ABSTRACT
In an effort to overcome the problem of wastedisposal, PT. CharoenPokphand Indonesia using engine technology for wastewater before discarded intolandfills, that is using a scrapper machin to separate the liquid waste with fat andfeathers in the process of separation, mixing machine or aeration systems, andincinerator at incineration process.
This study aims to determine whether, after the use of engine technology forwastewater at the PT. Charoen Pokphand Indonesia, still have an impact on thesurrounding community or not, and to know te environmental economic valuationreceived by by the surrounding community.
Based on the survey conducted, it is known that there are negative impacts onsurronding community. From data obtained, 69 respondents (86,25%) expressed littledistrubed by the process of sewage treatment PT. Charoen Pokphand Indonesia,while the remaining 11 respondents (13,75%) declared distrubed.
Of any interference received, the total cost incurred to overcome theinterference caused by sewage treatment process PT. Charoend Pokphand Indoesia isRp 5.360.000,00 per year, or Rp 67.000,00 per family per year ( Rp 5.360.000,00 : 80respondents = Rp 67.000,00 ). Can be see the avarage cost incurred is no too big, itallow the impact received by the public is not to large.
In addition to the negative impact of the socially acceptable, there is also apositive impact from waste treatment processes that can be utilized by thecommunity that is in the form of solid waste that can be resold as feathers,claws chicken, liver, as well as the presence of the sewage treatment process,opening jobs for surrounding community by being a laborer to supplement theirincome.
Of the total sales of waste chicken scratch, liver, and feathers,both companies and communities alike benefit. Received by the company's totalsales amounted to Rp 39.150.000,00 per day, whereas people can buy the waste withthe cheap price and can be resold at higher prices.
memanfaatkan limbah bulu ayam, dan 37 responden (46,25%) tidak memanfaatkan
limbah yang ada.
Biaya yang Dikeluarkan Masyarakat
Gambar 4.10
Biaya Rata-rata yang Dikeluarkan Masyarakat per Tahun
Akibat Gangguan Asap
Berdasarkan gambar 4.10, dapat dilihat bahwa dari 34 responden yang terkena gangguan asap
akibat proses pengolahan limbah PT. Charoend Pokphand Indonesia, dalam mengatasi
gangguan tersebut, masyarakat mengeluarkan biaya sebesar Rp 2.230.000,00 per tahun, atau
rata-rata per kepala keluarga per tahun sebesar Rp 65.600,00 (Rp 2.230.000,00 : 34 = Rp
65.588,00 = Rp 65.600,00).
Sedangkan untuk biaya akibat gangguan pencemaran air, dapat dilihat pada gambar
4.11 berikut :
Gambar 4.11
Biaya Rata-rata yang Dikeluarkan Masyarakat per Tahun
Akibat Gangguan Pencemaran Air
Berdasarkan gambar 4.11 tersebut, dapat dilihat bahwa dari 46 responden yang
terkena gangguan pencemaran air akibat proses pengolahan limbah PT. Charoend Pokphand
Indonesia, dalam mengatasi gangguan tersebut, masyarakat mengeluarkan biaya sebesar Rp
3.130.000,00 per tahun, atau rata-rata per kepala keluarga per tahun sebesar Rp 68.000,00
(Rp 3.130.000,00 : 46 = Rp 68.043,00 = Rp 68.000,00).
Interpretasi Hasil
Valuasi Ekonomi Lingkungan
Dari semua gangguan yang diterima oleh 80 responden, biaya total yang dikeluarkan
untuk mengatasi gangguan akibat proses pengolahan limbah PT. Charoen Pokphand
Indonesia adalah sebesar Rp 5.360.000,00 per tahun, atau sebesar Rp 67.000,00 per kepala
keluarga per tahun (Rp 5.360.000,00 : 80 responden = Rp 67.000,00).
Selain biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat, masyarakat sekitar juga memperoleh
manfaat dari adanya proses pengolahan limbah PT. Charoen Pokphand Indoensia, yaitu
dengan memanfaatkan limbah yang ada untuk dijual kembali seperti cakar ayam, hati dan
ampela, bulu, serta menjadi buruh kasar pada proses pengolahan limbah, yang dapat
menambah pendapatan masyarakat tersebut.
1. Limbah Cakar Ayam
Limbah cakar ayam yang dihasilkan adalah kurang lebih 2.000 kg per hari.
Perusahaan menjual cakar ayam tersebut kepada masyarakat sekitar dengan harga yang cukup
murah, sehingga dapat dijual kembali. Sebagian besar masyarakat yang membeli adalah
pedagang lokal yang bertempat tinggal di Desa Dukuh Canden.
Limbah cakar dikemas dalam kemasan pack 5 kg, dengan harga Rp 30.000,00 per pack.
Dalam sehari perusahaan menjual kurang lebih 400 pack cakar ayam, sehingga dapat
diperoleh keuntungan sebesar Rp 12.000.000,00. Sedangkan pedagang lokal yang membeli
dengan harga murah, dapat memperoleh keuntungan dengan menjual kembali cakar ayam
tersebut setelah menaikkan harganya.
2. Limbah Hati dan Ampela
Limbah hati dan ampela ayam yang dihasilkan tiap harinya kurang lebih sebanyak
3.750 kg per hari. Sama hal nya dengan limbah cakar ayam, hati dan ampela juga dijual
kepada pedagang lokal sekitar dengan harga Rp 25.000,00 per pack (5 kg). Dalam satu hari
perusahaan menjual kurang lebih 750 pack hati dan ampela, dan memperoleh keuntungan
sebesar Rp 18.750.000,00 per hari. Pedagang yang membeli pun juga memperoleh
keuntungan dengan menjual kembali hati dan ampela tersebut.
3. Limbah Bulu Ayam
Selain limbah cakar ayam dan hati ampela, limbah padat lain yang dihasilkan adalah
limbah bulu ayam. Limbah bulu ayam yang telah dipisahkan dari proses pencabutan dan
pencucian ayam dihasilkan sebanyak kurang lebih 8.400 kg per hari. Limbah bulu tersebut
dijual pada masyarakat sekitar maupun diluar lokasi. Biasanya limbah bulu tersebut dijadikan
bahan untuk membuat kemoceng. Perusahaan menjual limbah bulu tersebut dengan harga Rp
25.000,00 per karung (25 kg). dalam sehari perusahaan menjual kurang lebih sebanyak 336
karung bulu ayam, dan memperoleh keuntungan sebesar Rp 8.400.000,00.
KESIMPULAN, KETERBATAAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Dalam upaya mengatasi masalah pembuangan limbah, PT. Charoen Pokphand
Indonesia menggunakan teknologi mesin untuk mengolah limbah sebelum dibuang
ke tempat pembuangan akhir, yaitu dengan menggunakan mesin scrapper untuk
memisahkan limbah cair dengan lemak dan bulu pada proses separasi, mesin
pengaduk pada sistem aerasi, dan insenerator pada proses insenerasi.
2. Pada proses pengplahan limbah, PT. Charoen Pokphand Indonesia mengeluarkan
biaya tambahan untuk mengangkut limbah cair berupa sludge dan darah menuju
instalasi pembuangan limbah Tambak Lorok Semarang dengan biaya sebesar Rp
512.000,00 / rit, dan rata-rata pembuangan limbah per hari sebanyak 2 rit, sehingga
biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk pembuangan limbah cair adalah sebesar Rp
30.720.000,00 per bulan ( (2 x Rp 512.000,00) x 30 = Rp 30.720.000,00 ) atau
sebesar Rp 368.640.000,00 per tahun (Rp 30.720.000,00 x 12 = Rp 368.640.000,00).
3. Selain biaya pengangkutan limbah, perusahaan juga mengeluarkan biaya pembelian
gas elpigi untuk proses insenerasi dimana rata-rata per tahun penggunaan elpigi
adalah sebanyak 345 tabung gas elpigi 12 kg, sehingga rata-rata perusahaan
mengeluarkan biaya tambhan untuk gas elpigi sebesar Rp 26.565.000,00 per tahun
(345 x Rp 77.000,00 = Rp 26.565.000,00).
4. Dapat diketahui bahwa dengan adanya prosespengolahan limbah PT.
Charoend Pokphand Indoensia tersebut, masih menimbulkan dampak negatif
terhadap masyarakat sekitar. Dari data yang diperoleh, 69 responden (86,25%)
menyatakan sedikit terganggu dengan adanya proses pengolahan limbah PT.
Charoen Pokphand, sedangkan sisanya 11 responden (13,75%) menyatakan
terganggu.
5. Dari semua gangguan yang diterima, biaya total yang dikeluarkan untuk mengatasi
gangguan akibat proses pengolahan limbah PT. Charoen Pokphand Indonesia adalah
sebesar Rp 5.360.000,00 per tahun, atau sebesar Rp 67.000,00 per kepala keluarga
per tahun (Rp 5.360.000,00 : 80 responden = Rp 67.000,00). Dapat dilihat bahwa
biaya rata-rata yang dikeluarkan masyarakat tidak terlalu besar, hal tersebut
memungkinkan adanya dampak yang diterima masyarakat tidak terlalu besar.
6. Selain dampak negatif yang diterima masyarakat, ada pula dampak positif dari
proses pengolahan limbah yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yaitu berupa
limbah padat yang dapat dijual kembali seperti bulu, cakar ayam, hati dan ampela,
serta dengan adanya proses pengolahan limbah tersebut, membuka lapangan
pekerjaan bagi masyarakat sekitar dengan menjadi buruh kasar untuk menambah
pendapatan mereka.
7. Dari total penjualan limbah cakar ayam, hati ampela, dan bulu, baik perusahaan
maupun masyarakat sekitar sama-sama memperoleh keuntungan. Total penjualan
yang diterima perusahaan per hari adalah sebesar Rp 39.150.000,00 sedangkan
masyarakat dapat membeli limbah tersebut dengan harga yang murah dan dapat
dijual kembali dengan harga yang lebih mahal.
5.2 Keterbatasan
1. Pada penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa sebagian besar gangguan yang
diterima masyarakat sekitar berasal dari gangguan asap dan pencemaran air seperti
batuk, sesak nafas, gatal-gatal dan tanaman rusak. Tidak menutup kemungkinan
masih terdapat gangguan lain yang diterima oleh masyarakat sekitar selain dari kedua
gangguan tersebut, dimana dalam penelitian ini belum terdapat informasi lebih lanjut
mengenai gangguan lain yang ada.
2. Pada penelitian ini telah dijelaskan beberapa limbah padat yang dapat diolah kembali
seperti cakar ayam, bulu, hati dan ampela. Dalam proses pengolahan limbah, masih
terdapat beberapa limbah padat yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar,
dimana belum dijelaskan pada penelitian ini.
5.3 Saran
1. Dalam upaya mengatasi dampak limbah, PT. Charoen Pokphand Indonesia
menggunakan teknologi untuk memproses limbah terlebih dahulu sebelum dibuang,
hal tersebut sudah berjalan dengan baik dan dampak yang ditimbulkan berkurang,
namun melihat bahwa masih ada dampak yang ditimbulkan dari proses pengolahan
limbah tersebut, baiknya perusahaan lebih memperhatikan kembali proses
pengolahan limbah yang dilakukan agar kedepannya benar-benar tidak menimbulkan
dampak negatif terhadap masyarakat sekitar.
2. Dengan adanya proses pengolahan limbah ini, perusahaan mengeluarkan biaya
tambahan yang cukup tinggi, maka untuk mengatasi masalah ini disarankan untuk
perusahaan agar lebih meningkatkan kualitas produksinya serta memanfaatkan
penjualan limbah dari proses pengolahan limbah tersebut.
3. Untuk peneliti selanjutnya, hendaknya dapat menggali informasi lebih banyak
mengenai dampak negatif dan positif lainnya yang diterima masyarakat, serta upaya-
upaya apa yang telah dilakukan perusahaan untuk mengatasi dampak yang masih
muncul setelah adanya proses pengolahan limbah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Fahrudin.2009. “Menuju Kesamaan Standard dan Sistem Penilaian EkonomiSumberdaya Tanah dan Aset Pertanahan Untuk Kepentingan Rakyat, Bangsa, danNegara”. Makalah Tidak Dipublikasikan
Akhmad Fauzi. 2004. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan (Teori dan Aplikasi).Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Arianto A. Patunru. 2004. “Valuasi Ekonomi : Umum”. Jakarta : LPEM-FEUI
Arifin dan Bustanul. 2001. Pengelolaan Sumber Daya Alam Indonesia. Jakarta : Erlangga
Badan Pusat Statistik. Jawa Tengah Dalam Angka berbagai edisi : Badan Pusat StatistikProvinsi Jawa Tengah
Diana Igunawati. 2010. “Analisis Permintaan Objek Wisata Tirta Waduk Cacaban,Kabupaten Tegal”. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Universitas Diponegoro Semarang
Djijono. 2002. “Valuasi Ekonomi Menggunakan Metode Travel Cost Taman Wisata Hutan diTaman Wisata Wan AbdulRahman, Propinsi Lampung”. Makalah Pengantar FalsafahSains (PPS702).
Gilarso, T. 2003. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Yogyakarta : Penerbit Kanisius
Gujarati Damodar. 2003. Basic Econometrics. New York : Mc Graw Hill
Heston dan Hermawan. “Valuasi Ekonomi Akibat Kerusakan Jalan Nasional di PantaiUtara Jawa”
Imam Ghozali. 2005. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program SPSS. Semarang :Universitas Diponegoro
Iwan Berri Prima. 2002. “RPA Sebagai Bagian dari Kesmavet” . Jakarta : Majalah PoultryIndonesia
Jamartin Sihite. 2005. “Penilaian Ekonomi Perubahan Penggunaan Lahan : Studi Kasus diSub-Das Besai – Das Tulang Bawang, Lampung”. Jakarta : Universitas Trisakti
J. Supranto. 2000. Teknik Sampling untuk survey dan Eksperimen. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Juniadi dan Hatmanto. 2006. “Analisis Teknologi Pengolahan Limbah Cair Pada IndustriTekstil (Studi kasus : PT. Iskandar Indah Printing Textile, Surakarta). JurnalPresipitasi. Vol. 1 No. 1
Lina Warlina. 2004. “Pencemaran Air : Sumber, Dampak, dan Penanggulangannya”.Makalah Pribadi. Institut Pertanian Bogor
Luky Adrianto. 2007. “Konsepsi Valuasi Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan.Modul Pusat Kajian Sumberdaya pesisir, Institut Pertanian Bogor
Miftah Fatmasari. 2010. “Instalasi Pengolahan Air Limbah Industri Farmasi Formulasi”.Tugas Akhir TIdak Dipublikasikan, Institut Pertanian Bogor
Moses Laksono S. dan Mera Kariana. 2010. “Peningkatan Produktivitas dan KinerjaLingkungan dengan Pendekatan Green Productivity Pada Rumah Pemotongan Ayam”.Jurnal Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
M. Zainal Abidin. 2010. “Pengertian dan Pengelompokan Limbah Lingkungan”. PersonalSite, http://www.masbied.com/2010/01/14/pengertian-dan-pengelompokkan-limbah-lingkungan/
Nurimansjah Hasibuan. 1994. Ekonomi Industri Persaingan Monopoli dan Regulasi. Jakarta :LP3ES
Nurtjahya, E. 2003. “Pemanfaatan Limbah Ternak Ruminansia untuk MengurangiPencemaran Lingkungan”. Makalah Pengantar Falsafah Sains (PPS702), ProgramPasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor
Reksohadiprojo. 2000. Ekonomika Publik. Yogyakarta : BPFE
Salvatore, Domonick. 1993. Teori Mikroekonomi. Jakarta : Erlangga. Terjemahan : RudySitompul
Sevilla, Consuelo, Ochave. 1993. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta : UI Press.Terjemahan : Alimuddin Tuwu
Singarimbun, M dan Effendi, S. 1995. Metode Penelitian Survai. Jakarta : PT. PustakaLP3ES, anggota IKAPI
Sjamsul Bahri. 2002. “Keamanan Pangan Asal Ternak : Suatu Tuntutan di Era PerdaganganBebas” WARTAZOA, Vol. 12, No.2
Sugiharto. 1987. Dasar-dasar pengelolaan air limbah. Jakarta : Universitas Indonesia Press.
Suparmoko, M dan Suparmoko, R. 2000. Ekonomika Lingkungan. Yogyakarta : BPFE
Winiati P. Rahayu. 2008. “Penanganan Limbah Industri Pangan”. http://www.foodreview.biz/login/preview.php?view&id=33362