PENGEDALIAN PROYEK DENGAN METODE EARNED VALUE (STUDI KASUS PEMBANGUNAN PERUMAHAN GRIYA MAHONI KECAMATAN MEUREUBO KABUPATEN ACEH-BARAT) ARTIKEL TEKNIK SIPIL Disusun Oleh ; Faridah NIM : 08C10203009 Bidang : Manajemen Rekayasa Konstruksi (MRK) Jurusan : Teknik Sipil FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TEUKU UMAR ALUE PEUNYARENG – MEULABOH 2013
35
Embed
PENGEDALIAN PROYEK DENGAN METODE ARTIKEL TEKNIK SIPILrepository.utu.ac.id/588/1/BAB I_V.pdf · manajemen proyek konstruksi secara keseluruhan. Selain penilaian dari segi kualitas,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGEDALIAN PROYEK DENGAN
METODE EARNED VALUE
(STUDI KASUS PEMBANGUNAN PERUMAHAN
GRIYA MAHONI KECAMATAN MEUREUBO KABUPATEN
ACEH-BARAT)
ARTIKEL TEKNIK SIPIL
Disusun Oleh ;
Faridah
NIM : 08C10203009
Bidang : Manajemen Rekayasa Konstruksi (MRK)
Jurusan : Teknik Sipil
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TEUKU UMAR
ALUE PEUNYARENG – MEULABOH
2013
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perencanaan, pengendalian biaya dan waktu merupakan bagian dari
manajemen proyek konstruksi secara keseluruhan. Selain penilaian dari segi
kualitas, prestasi suatu proyek dapat pula dinilai dari segi biaya dan waktu.
Kemungkinan penyimpangan terhadap rencana dalam aspek biaya dan waktu yang
digunakan untuk suatu pekerjaan konstruksi harus diukur secara berkelanjutan.
Penyimpangan biaya dan waktu yang signifikan mengindikasikan adanya
pengelolaan proyek yang buruk (Ahuja et al, 1994).
Bisnis perumahan merupakan usaha yang dilakukan oleh pengembang
dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan atas investasi yang ditanamkan.
Oleh karena itu diperlukan adanya analisis biaya dan waktu secara terpadu,
dengan menggunakan konsep earned value diharapkan dapat memperlihatkan
prestasi suatu pekerjaan, serta membuat prakiraan berupa total biaya dan waktu
yang diperlukan sampai proyek tersebut selesai. Proyek perumahan yang ditinjau
pada penelitian ini adalah pembangunan perumahan Griya Mahoni yang berada di
Jalan Keuramat Ranto Panjang Timur Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh-
Barat dengan luas area 650 Ha. Proyek ini di rencanakan berlangsung selama 120
hari atau setara dengan 16 minggu, dan diprediksi akan menghabiskan dana Rp
405.000.000,00 yang dibangun oleh CV. Reveyva Graha Property selaku pihak
pengembang bekerja sama dengan Bank BTN dan PT. Pos Indonesia. Pada
penelitian ini akan dievaluasi biaya dan waktu perumahan griya mahoni khusus
untuk rumah Type 80/140. Untuk lebih jelas mengetahui tentang lokasi proyek
dapat dilihat pada Lampiran A.1.1 sampai A.1.3 peta lokasi proyek Halaman 36-
37.
Berdasarkan latar belakang masalah ini penulis tertarik untuk
membahasnya sebagai tugas akhir berupa analisis waktu dan biaya dengan
2
mengambil studi pada proyek program pembangunan perumahan untuk
mengetahui proyek tersebut berjalan tepat waktu atau tidak, dan proyek tersebut
mengalami keuntungan atau kerugian.
1.2 Identifikasi Masalah
Pokok masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana menyusun pengendalian waktu dan biaya proyek dengan
metode earned value
2. Bagaimana mengukur earned value yaitu pekerjaan sesungguhnya telah
dicapai dari rencana kerja rinci sebelumnya, pengukuran melihat kepada
dua hal yaitu jadwal dan waktu
3. Berapa besar perkiraan biaya akhir proyek dan waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan Proyek Pembangunan Perumahan Griya Mahoni
1.3 Maksud dan Tujuan Penulisan
Adapun maksud dari penulisan ini adalah untuk memberikan gambaran
tentang bagaimana pengendalian biaya dan waktu pada suatu proyek yang
kegiatannya kompleks, sehingga memerlukan suatu system pengendalian yang
efektif dan sesuai dengan teori-teori pengendalian, seperti teori konsep nilai hasil
(earned value consept).
sedangkan tujuan dari penulisan ini adalah:
1. Untuk mengevaluasi efektifitas pelaksanaan proyek konstruksi terhadap
biaya dan waktu.
2. Melalui metode ini, tindakan dini dapat diambil sebelum proyek konstruksi
mengalami kegagalan terhadap waktu maupun biaya.
3. Mengetahui berapa besar perkiraan biaya akhir proyek dan waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan Proyek Pembangunan Perumahan Griya
Mahoni.
3
1.4 Pokok Bahasan dan Batasan Masalah
Dengan menggunakan metode konsep nilai hasil yang merupakan suatu
metode pengendalian yang efektif yang dapat dipakai untuk mengkaji terjadinya
penyimpangan waktu dan biaya sehingga dapat memperkirakan besarnya biaya
dan jadwal sampai akhir proyek yang telah direncanakan sesuai kontrak, dengan
mengacu pada indikator-indikator BCWS, BCWP, dan ACWP.
Melihat ruang lingkup permasalahannya maka kami membatasi pokok
masalahnya sebagai berikut :
1. Penelitian perencanaan dan pengendalian biaya dan waktu dengan metode
earned value, ditinjau pada bulan ke-1 dan bulan ke-3
2. Data proyek berupa RAB, biaya aktual dan laporan kemajuan fisik
mingguan proyek yang diperoleh dari pihak pemilik proyek.
3. Analisa perhitungan dilakukan dengan menggunakan konsep nilai hasil
(earned value consept ) pada schedule dengan batasan waktu dan biaya
4. Analisa perhitungan tersebut berdasarkan 3 indikator yaitu pembiayaan
kondisi BCWS (Budget Cost For Work Schedule), BCWP (Budgeted Cost
For Work Performed), ACWP (Actual Cost For Work Performed)
1.5 Manfaat Penelitian
1. Memberikan manfaat teoritis, yaitu meningkatkan dan mengembangkan
ilmu pengetahuan di bidang manajemen konstruksi, khususnya dalam
teknik dan metode pengendalian suatu pembangunan.
2. Manajemen proyek dapat berjalan sebagaimana mestinya dan mendapat
hasil seperti yang di harapkan.
3. Memberikan peringatan dini terhadap pelaksanaan setiap pekerjaan yang
sesuai kontrak, apabila terjadi hal–hal yang tidak ekonomis atau biaya di
luar/melebihi anggaran.
4. Mengurangi di efisiensi didalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
4
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Definisi Proyek
Ervianto (2002), proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan
yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam
rangkaian kegiatan tersebut, terdapat suatu proses yang mengolah sumber daya
proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan. Proses yang terjadi
dalam rangkaian kegiatan tersebut tentunya melibatkan pihak-pihak yang terkait,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Hubungan antara pihak-pihak yang
terlibat dalam suatu proyek dibedakan atas hubungan fungsional dan hubungan
kerja.
2.2 Pengendalian Proyek
Menurut Adjie (2010), selain melakukan perencanaan yang baik dan
matang terhadap resources, perencanaan sistem pengendalian proyek harus
mendapatkan perhatian yang sama besarnya. Hal ini dikarenakan pengendalian
proyek adalah suatu tahap dimana dilakukan kontrol terhadap pelaksanaan,
apakah pelaksanaan proyek sesuai dengan yang direncanakan atau tidak. Syarat
penting untuk mencapai keberhasilan suatu proyek adalah proses pengendalian
yang efektif terhadap biaya, dan waktu.
2.3 Metode Analisis
Menurut Didik (2013), analisis kinerja pelaksanaan pekerjaan umumnya
dilakukan terhadap 3 pusat kontrol, yaitu: paket pekerjaan, cost account, dan
overheads.
5
1. Paket Pekerjaan (Work Package)
Kontrol terhadap work package umumnya dilakukan secara langsung
dengan meninjau variasi antara anggaran dengan kenyataan. Ini dimungkinkan
karena paket pekerjaan tersebut direncanakan sedemikian rupa sehingga
volumenya tidak terlalu besar dan waktunya tidak terlalu panjang seperti sudah
diuraikan sebelumnya. Suatu paket pekerjaan adalah suatu satuan pekerjaan yang
cukup besar sehingga setiap penyimpangan yang terjadi harus diidentifikasi
dengan segera sebelum menjadi berbahaya. Biasanya waktu pelaksanaan paket
pekerjaan adalah antara 4 sampai 8 minggu. Dengan waktu yang singkat tersebut
maka kemajuan pekerjaan dan analisa biaya dapat dilakukan berdasarkan paket
pekerjaan yang telah diselesaikan. Estimasi yang bersifat subjektif dibatasi untuk
paket pekerjaan yang sudah dimulai tetapi belum selesai.
2. Cost Account
Analisis kinerja pada unit pekerjaan/cost account yang lebih besar dapat
dilakukan dengan pendekatan yang sama. Biasanya kemajuan pekerjaan secara
total merupakan estimasi subjektif yang digambarkan pada kurva S proyek. Untuk
proyek kecil, kinerja biasanya diukur untuk keseluruhan proyek. Jika proyek
semakin besar informasi kemajuan proyek secara global dinilai tidak cukup
sensitif untuk dapat memberikan reaksi atas setiap deviasi yang terjadi. Untuk itu
proyek harus dipecah dan setiap bagian atau tingkatan dari WBS dapat dijadikan
cost account terhadap mana kinerja akan dinilai.
3. Overheads
Untuk menganalisa biaya harus dibedakan antara biaya langsung dan biaya
tidak langsung. Biaya langsung seperti tenaga kerja, material dan peralatan dapat
dengan mudah dialokasikan pada setiap paket pekerjaan. Sementara itu biaya
tidak langsung (overheads) dapat dikategorikan atas dua bagian:
Direct overheads yang dapat dialokasikan proporsional terhadap paket
pekerjaan, misalnya: overheads unit perancangan.
Indirect overheads seperti administrasi kantor pusat, gaji direksi yang tidak
dapat didistribusikan ke dalam paket pekerjaan. Overhead ini harus dianalisa
tersendiri dan biasanya dibuat linear terhadap waktu.
6
2.4 Konsep Waktu dan Biaya
Pratiwi (2012), menjelaskan secara rinci bahwa, dalam suatu dokumen
kontrak perjanjian telah ditetapkan waktu pelaksanaan suatu proyek konstruksi
yang sangat berpengaruh terhadap nilai pembayaran suatu proyek. Penetapan
jangka waktu pelaksanaan sebuah proyek sangat terkait dengan nilai biaya proyek
itu sendiri. Bila biaya atau jadwal tidak terkendali sebagaimana mestinya, maka
pemilik akan mengalami kesulitan biaya dalam menyelesaikan proyek. Sehingga
pengendalian waktu pelaksanaan konstruksi umumnya bersamaan dengan
pengendalian biaya.
Secara konsep, umumnya sebelum kegiatan/pekerjaan dilaksanakan maka
terlebih dahulu dilakukan perencanaan. Tujuan dari perencanaan adalah
melakukan usaha untuk memenuhi persyaratan spesifikasi proyek yang ditentukan
dalam batasan biaya, mutu dan waktu ditambah dengan terjaminnya faktor
keselamatan.
Dalam mengerjakan sebuah proyek dibutuhkan sebuah perencanaan yang
matang hal ini diperlukan untuk memastikan bahwa tujuan akhir proyek dapat
tercapai sesuai dengan waktu dan dana yang telah ditetapkan diawal kegiatan
proyek. Untuk itu manajer proyek harus dapat memastikan bahwa seluruh sumber
daya yang dialokasikan dalam proyek digunakan dengan cara yang paling efisien
ini berarti perencanaan proyek harus dilakukan secara profesional yang didasarkan
pada siklus perencanaan proyek.
Siklus pengendalian proyek disajikan sebagai urutan langkah untuk
memandu proyek untuk penyelesaian yang sukses. Rencana awal adalah titik awal
untuk pengendalian proyek karena garis rencana untuk mengelola proyek.
Pengendalian siklus proyek memantau kinerja dan membandingkannya dengan
rencana awal, juga mengabungkan mekanisme untuk perubahan ruang lingkup.
Unsur-unsur dalam siklus perencanaan proyek terdiri dari :
Purpose of project (tujuan dari proyek) maksudnya suatu tahapan proyek
harus didasarkan pada tujuan dan sasaran proyek sekaligus menyiapkan
segala program dan administrasi agar dapat diimplementasikan dengan
7
persyaratan spesifikasi proyek yang ditentukan dalam batasan biaya, mutu
dan waktu yang direncanakan.
Project life-cycle (siklus hidup proyek) maksudnya untuk menggambarkan
langkah-langkah urutan sejak proses awal hingga proses berakhirnya suatu
proyek.
Scope of work (lingkup pekerjaan) mendefinisikan pencakupan suatu proyek
dan hanya dibatasi pada pemenuhan tujuan yang dinyatakan pada sebuah
proyek
Work breakdown structure (struktur rincian pekerjaan) adalah salah satu alat
manajemen lingkup utama yang digunakan membagi lingkup pekerjaan yang
dikelola, direncanakan, ditugaskan, diperkirakan, dan dikendalikan sesuai
dengan BOM (Bill Off Material)
Organization Breakdown Structure (OBS) adalah struktur rincian organisasi.
Critical Path Method (CPM) adalah metode jalur kritis yang menggunakan
diagram jaringan untuk menyajikan paket pekerjaan dan kegiatan dalam
urutan logis dari pekerjaan yang dikembangkan dengan durasi dan kalender
kerja yang diperkirakan dengan perkiraan ketersediaan pengadaan dan
sumber daya yang diasumsikan
Procurement schedule (jadwal pengadaan) adalah keputusan membuat atau
membeli akan menentukan apakah tagihan material termaksud masalah
pengadaan atau masalah sumber daya.
Resource histogram adalah sumber daya yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan yang diuraikan dalam jadwal barchart diperkirakan
dan dibandingkan dengan ketersediaan sumber daya
Cash-flow statement adalah laporan arus kas. Yaitu laporan dari keuangan
tentang pengeluaran dana, pengadaan dan sumber daya.
Project control adalah tahap pengendalian maksudnya tahapan ini untuk
memastikan bahwa program dan aturan kerja yang telah ditetapkan berjalan
dengan lancar.
Earned value (analisa nilai hasil) adalah tahap pengukuran kinerja biaya dan
waktu.
8
2.4.1 Pengendalian waktu
Didik (2013), menjelaskan pengendalian waktu ditujukan agar waktu
pelaksanaan konstruksi dapat berlangsung seperti yang direncanakan. Dalam
suatu pelaksanaan harus sesuai dengan waktu yang telah direncanakan, karena
sangat menentukan keberhasilan dari suatu proyek. Pada umumnya perubahan
waktu pelaksanaan akan mempengaruhi anggaran apabila konstruksi proyek
masih berlangsung, jelas bahwa penyelesaian aktual harus dibandingkan dengan
rencana menyeluruh.
2.4.2 Pengendalian biaya
Pratiwi (2012), pengendalian biaya diperlukan untuk menjaga kesesuain
antara perencanaan dan pelaksanaan. Pengendalian bertujuan untuk menjamin
biaya proyek tidak melampaui rencana anggaran pelaksanaannya. Peluang
terbesar untuk menekan biaya akhir proyek adalah pada tahap studi kelayakan dan
perencanaan. Hal yang diperlukan untuk mengontrol pengendalian biaya adalah
rencana anggaran pelaksanaan yang menyangkut mutu, volume, dan harga satuan
pekerjaan yang didapatkan.
Informasi yang dibutuhkan kontraktor agar pengendalian tersebut dapat
tercapai sasaran yang efisien dan efektif yaitu :
Biaya proyek yang digunakan sesuai dengan hasil bagian pekerjaan yang
telah dilaksanakan. Jika terjadi perbedaan (lebih besar atau lebih kecil dari
rencana biaya), dimana hal itu terjadi dan siapa yang bertanggung jawab dan
apa yang akan dikerjakan.
Memperkirakan biaya yang akan datang sesuai rencana atau melebihi
rencana. Adalah sangat penting menyadari kecenderungan yang akan terjadi
sedini mungkin, tahap atau hal yang akan mempengaruhi biaya. Ketika biaya
dengan pasti berbeda, biasa sangat terlambat disadari. Rahasia dari suatu
pengendalian yang nyata adalah dapat menentukan kecenderungan–
kecenderungan yang akan dapat secepat mungkin begitu hal tersebut mulai
9
terjadi dan dapat mengatasinya. Dengan demikian manajemen proyek perlu
dapat meramalkan biaya akhir dari bagian proyek atau keseluruhan proyek.
Hal yang diperhatikan tentang biaya adalah hubungannya dengan waktu
pelaksanaan. Umumnya percepatan pekerjaan dalam penyediaan bahan
mengurangi biaya pelaksanaan. Apakah diperlukan pelaksanaan yang lebih
cepat dan beberapa besar pengaruhnya terhadap biaya. Manfaat apa yang
akan didapat dengan mempercepat waktu, maka manajemen proyek sangat
perlu mendapatkan informasi sejelas-jelasnya tentang pengaruh ini.
Adapun teknik pengendalian yang lebih rinci dilaksanakan langkah
langkah sebagai berikut :
1. Menetapkan target atau standar waktu untuk suatu bagian pekerjaan yang
harus diselesaikan dengan kontrol tertentu .
2. Apabila suatu bagian lengkap pekerjaan yang ditargetkan telah
dilaksanakan, dibandingkan prestasi aktualnya dengan target.
3. Berikan penilaian, lakukan evakuasi dan tetapkan pengaruh prestasi yang
sekarang terhadap prospek penghasilan dimasa mendatang.
4. Jika diperlukan, rencanakan ulang sehingga target semula dapat dicapai
atau dapat didekati .
5. Meminta tindak lanjut yang sesuai dari para penanggung jawab langsung
atas berbagai kegiatan yang dimaksudkan .
2.5 Konsep Earned Value
Konsep earned value merupakan salah satu alat yang digunakan dalam
pengelolaan proyek yang mengintegrasikan biaya dan waktu. Konsep earned
value menyajikan tiga dimensi yaitu penyelesaian fisik dari proyek (the percent
complete) yang mencerminkan rencana penyerapan biaya (budgeted cost), biaya
aktual yang sudah dikeluarkan atau yang disebut dengan actual cost serta apa
yang yang didapatkan dari biaya yang sudah dikeluarkan atau yang disebut earned
value. Dari ketiga dimensi tersebut, dengan konsep earned value,dapat
dihubungkan antara kinerja biaya dengan waktu yang berasal dari perhitungan
10
varian dari biaya dan waktu (Fleming & Koppelman,1994). Berdasarkan kinerja
biaya dan waktu ini, seorang manajer proyek dapat mengidentifikasi kinerja
keseluruhan proyek maupun paket-paket pekerjaan di dalamnya dan kemudian
memprediksi kinerja biaya dan waktu penyelesaian proyek. Hasil dari evaluasi
kinerja proyek tersebut dapat digunakan sebagai early warning jika terdapat
inefisiensi kinerja dalam penyelesaian proyek sehingga dapat dilakukan
kebijakan-kebijakan manajemen dan perubahan metode pelaksanaan agar
pembengkakan biaya dan keterlambatan penyelesaian proyek dapat dicegah.
Laporan status penyelesaian proyek. Informasi pengelolaan proyek dari
kedua sistem tersebut saling melengkapi, namun dapat menghasilkan informasi
yang berbeda mengenai status proyek. Dengan demikian, dibutuhkan suatu sistem
yang mampu mengintegrasikan antara informasi waktu dan biaya. Untuk
kepentingan tersebut, konsep earned value dapat digunakan sebagai alat ukur
kinerja yang mengintegrasikan antara aspek biaya dan aspek waktu. Fleming dan
Koppelman (1994), menjelaskan konsep earned value dibandingkan manajemen
biaya tradisional. Seperti dijelaskan pada Gambar 2.1, manajemen biaya
tradisional hanya menyajikan dua dimensi saja yaitu hubungan yang sederhana
antara biaya aktual dengan biaya rencana. Dengan manajemen biaya tradisional,
status kinerja tidak dapat diketahui. Pada Gambar 2.1 dapat diketahui bahwa biaya
aktual memang lebih rendah, namun dalam kenyataannya bahwa biaya aktual
yang lebih rendah dari rencana ini tidak menunjukkan bahwa kinerja yang telah
dilakukan telah sesuai dengan target rencana. Adanya analisis biaya dan waktu
secara terpadu, sehingga diharapkan dapat dengan akurat memperlihatkan prestasi
suatu pekerjaan pada saat pelaporan, serta membuat prakiraan berupa total biaya
dan waktu yang diperlukan sampai proyek tersebut selesai. Kemudian dari hasil
analisis tersebut dapat melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan agar hasil
pekerjaan mencapai sasaran. Sebaliknya, konsep earned value memberikan
dimensi yang ketiga selain biaya aktual dan biaya rencana. Dimensi yang ketiga
ini adalah besarnya pekerjaan secara fisik yang telah diselesaikan atau disebut
earned value/percent complete. Adanya dimensi ketiga ini, seorang manajer
11
proyek akan dapat lebih memahami seberapa besar kinerja yang dihasilkan dari
sejumlah biaya yang telah dikeluarkan (Gambar 2.1).
2.5.1 Analisa indikator-indikator value
Ervianto (2004), menjelaskan ada tiga indikator-indikator dasar yang
menjadi acuan dalam menganalisa kinerja dari proyek berdasarkan konsep earned
value. Ketiga indikator tersebut adalah:
1. Planned Value (PV)
Merupakan anggaran biaya yang dialokasikan berdasarkan rencana kerja
yang telah disusun terhadap waktu tertentu. Disebut juga dengan BCWS (Budget
Cost of Work Schedule). PV dapat dihitung dari akumulasi anggaran biaya yang
direncanakan untuk pekerjaan dalam periode waktu tertentu.
RencanaAnggaranxnKeseluruhaRencanaBobot
PermingguRencanaBobotBCWS
2. Earned value (EV)
Merupakan nilai yang diterima dari penyelesaian pekerjaan selama periode
waktu tertentu. Disebut juga BCWP (Budget Cost of Work Performed), EV ini
dapat dihitung berdasarkan akumulasi dari pekerjaan-pekerjaan yang telah
diselesaikan.
Gambar 2.1 Perbandingan manajemen biaya tradisional dengan konsep earned valueSumber : Soemardi dkk, 2007, dikutip Mandiyo Priyo & Noor Adi Wibowo (2008) JurnalIlmiah Semesta Teknika
12
RencanaAnggaranxnKeseluruhaRencanaBobot
PerminggunPelaksanaaBobotBCWP
3. Actual Cost (AC)
Merupakan representasi dari keseluruhan pengeluaran yang dikeluarkan
untuk menyelesaikan pekerjaan dalam periode tertentu. Atau disebut juga dengan
ACWP (Actual Cost of Work Performed), AC tersebut dapat berupa kumulatif
hingga periode perhitungan kinerja atau jumlah biaya pengeluaran dalam waktu
tertentu.
nPelaksanaaAnggaranxnKeseluruhaRencanaBobot
PerminggunPelaksanaaBobotACWP
Penggunaan konsep earned value dalam penilaian kinerja proyek
dijelaskan dalam gambar yang tertera dibawah ini :
M. Priyo (2008), menjelaskan beberapa istilah yang terkait dengan
penilaian ini dijelaskan sebagai berikut :
a. Cost variance (CV)
Cost variance merupakan selisih antara nilai yang diperoleh setelah
menyelesaikan paket paket pekerjaan dengan biaya aktual yang terjadi selama
pelaksanaan proyek. Cost variance positif menunjukkan bahwa nilai paket-paket
pekerjaan yang diperoleh lebih besar dibandingkan dengan biaya yang
Gambar 2.2 Kurva S earned valueSumber : Soemardi et al, 1997, dikutip : Mandiyo Priyo & Noor Adi Wibowo (2008) JurnalIlmiah Semesta Teknika
Periode saat ini
13
dikeluarkan untuk mengerjakan paket-paket pekerjaan tersebut. sebaliknya nilai
negatif menunjukkan bahwa nilai paket-paket pekerjaan yang diselesaikan lebih
rendah dibandingkan dengan biaya yang sudah dikeluarkan.
positif yang menunjukkan bahwa paket-paket pekerjaan yang terlaksana
lebih banyak dibanding dengan rencana.
Cost Variance (varian biaya) pada bulan pertama didapatiftkan nilai positif
yaitu: CV = Rp 45.536,85 dan bulan ke-3 CV = Rp 438.800 menunjukkan
bahwa nilai–nilai pekerjaan yang diperoleh lebih besar dibandingkan
dengan biaya yang dikeluarkan untuk mengerjakan paket paket pekerjaan
tersebut. Atau dengan kata lain biaya yang diperlukan untuk
menyelesaikan proyek lebih kecil dari anggaran
b. Interprestasi shedule perfomance index (SPI) dan cost perfomance index
(CPI)
Nilai SPI–1 = 0,976 nilai SPI kurang dari 1 menunjukkan bahwa pekerjaan
yang terlaksana tidak sesuai dengan yang direncanakan. Sedangkan SPI–3
= 1,00315 menunjukkan buruk telah berjalan sesuai rencana.
CPI-1= 1,00173dan CPI–3= 1,00173 yang bernilai lebih besar dari 1
menunjukkan biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek lebih
kecil dari anggaran.
c. Perkiraan biaya dan waktu penyelesaian proyek
Perkiraan biaya dan waktu penyelesaian proyek pada evaluasi bulan ke-1
BEAC = Rp 404.300.527,2 lebih kecil dari biaya total anggaran Rp
405.000.000 pada evaluasi pada bulan ke–3 didapatkan bahwa biaya pada
akhir proyek yaitu sebesar Rp 404.086.712 dari total anggaran proyek.
Dari aspek waktu, nilai perkiraan waktu total proyek pada bulan pertama
diperoleh SEAC = 122 hari. Sedangkan pada bulan ke-3 SEAC = 120 hari
dari waktu yang direncanakan 120 hari ini menunjukkan bahwa proyek
telah berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.
32
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis data pada proyek pembangunan perumahan Griya
Mahoni, Jln. Keuramat Ranto Panyang Timur Kec. Meureubo Kab. Aceh Barat,
Dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Hasil perhitungan CV (cost Variance) pada bulan ke-1 dan bulan ke-3
menunjukkan angka positif, hal ini berarti biaya untuk menyelesaikan
proyek lebih kecil dari rencana. Schedule Variance (SV) pada bulan ke-1
menunjukkan nilai negative (-) artinya pelaksanaan proyek terlambat dari
jadwal yang direncanakan dan bulan ke-3 bernilai positif menunjukkan
bahwa paket pekerjaan diperoleh lebih besar dibanding biaya yang
dikeluarkan.
2. Nilai CPI bulan ke-1= 1,00173 dan bulan ke-3= 1,00173 yang
menunjukkan bahwa biaya proyek sesuai dengan yang telah direncanakan.
SPI–1 = 0,976 dan SPI–3 =1,00315 nilai SPI kurang dari satu
menunjukkan bahwa kinerja pekerjaan tidak sesuai dengan diharapkan
karena tidak mampu mencapai target yang sudah direncanakan. Sedangkan
SPI = 1 menunjukkan bahwa proyek telah mencapai target.
3. Pada evaluasi Nilai BETC pada bulan ke-1= Rp 379.153.065,2 dan bulan
ke-3 = Rp 150.631.012,311 yang menunjukkan sisa biaya yang diperlukan
untuk menyelesaikan proyek. Nilai BEAC bulan ke-1 sebesar = Rp
404.300.527,2 dan bulan ke-3= Rp 404.086.712 merupakan perkiraan
biaya akhir proyek. Dari aspek waktu, nilai perkiraan total waktu proyek
(SEAC) bulan ke-1=122 hari dan bulan ke-3= 120 hari dari total waktu
rencana 120 hari. Ini berarti kinerja proyek sudah berjalan dengan baik
karena selesai tepat waktu sesuai dengan rencana awal.
33
5.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini antara lain :
1. Untuk mendapatkan hasil analisa kinerja yang lebih akurat, maka
diperlukan waktu peninjauan yang lebih lengkap yaitu peninjauan dari
awal proyek sampai proyek selesai.
2. Perlu dilakukan studi lanjut tentang metode yang digunakan untuk
melakukan tindakan pengendalian proyek.
3. Sistem analisis waktu dan biaya merupakan suatu alat yang yang dapat
membantu pelaksanaan dilapangan. Dan untuk mengelola proyek tersebut
sebaiknya dipercayakan kepada orang yang memiliki cukup pengetahuan
dalam menggunakan sistem tersebut.
34
DAFTAR PUSTAKA
Arumningsih, D 2012, Sistem Pengendalian Dengan Metode Earned Value.Viewed 22 April 2013, Avaliable from internet <http//garuda.Kemendiknas. go. Id/jurnal/proses.
Ahuja, H., Dozki, S.P, Abourizk S.M (1994), Project Management Techniques inPlanning and Controlling Construction Project. Viewed 22 April 2013Avaliable from internet <http http://irikakuliah. Blogspot.Com/2011/090/metode-nilai-hasil-earned value.
Ervianto, W. I., (2004), Pengendalian Proyek. Viewed 22 April 2013, AvaliableFrom Internet < http://irikakuliah. Blogspot. Com/2011/05/metode-nilai-hasil-earned value. Html
Ervianto, W. I., (2002), Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi, Andi,Yogyakarta.
Fleming & Koppelman (1994), Earned Value. Viewed 22 April 2013, AvaliableFrom Internet <http ://digilib.itb.ac.id › S1-Final Project › CivilEngineering
Pranowo D 2013, Pengendalian Proyek Dengan Metode Earned Value. Viewed 22April 2013, Avaliable From Internet < http // eprint unika. Ac.id/835
Pratiwi 2012, Pengendalian Biaya Dan Waktu Puskesmas Tabaringan, UniversitasHasanuddin, Makassar.
Priyo M 2008, Jurnal Semesta Teknika, Viewed 22 April 2013, avaliable fromPhp/semesta teknika/article/view/1639/321
Soemardi W 2013, Konsep Earned Value Untuk Pengelolaan Proyek Konstruksi,Viewed 22 April 2013, Avaliable from internet < internet < http //ml.Scribd. Com/doc/95322651/makalah – earned- value
Wahyujati A 2010, Earned Value Analysis. Viewed 22 April 2013, AvaliableFrom Internet < http // eprint unika.co.id