Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Ilmiah Vol. 4 No. 2 (Desember) 2019 Hlm 31 - 53 *Korespondensi Penulis: [email protected]31 PENGAWASAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN HADITS Noer Rohmah 1* 1 Dosen Tetap STIT Ibnu Sina Malang Abstract: In leadership, the process of supervision or ar-riqobah is a must and must be implemented. This activity is to examine and check whether the implementation of planning tasks is actually done or not. This is also to find out whether there are irregularities, misuse and shortcomings in its implementation. If there are problems, then it needs to be revised. The function of supervision or control is activities to carry out repairs rather than activities to find fault. To be able to carry out supervision properly, the planning concept must be present and clear. Without planning, it is difficult to detect irregularities and without knowledge of irregularities, the control function will be very blurred. Keywords: Planning, Control, Supervision Abstrak: Dalam setiap bentuk kepemimpinan, proses pengawasan atau ar-riqobah merupakan suatu yang harus ada dan harus dilaksanakan. Kegiatan ini untuk meneliti dan memeriksa apakah pelaksanaan tugas-tugas perencanaan betul-betul dikerjakan atau tidak. Hal ini juga untuk mengetahui apakah ada penyimpangan, penyalahgunaan dan kekurangan dalam pelaksanaannya. Jika ada, maka perlu untuk direvisi. Fungsi pengawasan atau pengendalian adalah sebagai salah satu kegiatan untuk mengadakan perbaikan bukan kegiatan untuk mencari kesalahan. Untuk dapat melaksanakan pengawasan dengan baik, maka konsep perencanaan harus ada dan jelas. Tanpa perencanaan sukar diketahui adanya penyimpangan dan tanpa pengetahuan terhadap penyimpangan maka fungsi kontrol akan sangat kabur. Kata Kunci: Perencanaan, Kontrol, Supervisi CORE Metadata, citation and similar papers at core.ac.uk Provided by Portal Jurnal Online Kopertais Wilyah IV (EKIV) - Cluster MATARAMAN
23
Embed
Pengawasan dalam Perspektif A-l-Qur'an dan Hadits · 2021. 3. 16. · AL-QUR’AN DAN HADITS Noer Rohmah1* 1 Dosen Tetap STIT Ibnu Sina Malang Abstract: In leadership, the process
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Abstract: In leadership, the process of supervision or ar-riqobah is a must and must be implemented. This activity is to examine and check whether the implementation of planning tasks is actually done or not. This is also to find out whether there are irregularities, misuse and shortcomings in its implementation. If there are problems, then it needs to be revised. The function of supervision or control is activities to carry out repairs rather than activities to find fault. To be able to carry out supervision properly, the planning concept must be present and clear. Without planning, it is difficult to detect irregularities and without knowledge of irregularities, the control function will be very blurred.
Keywords: Planning, Control, Supervision
Abstrak: Dalam setiap bentuk kepemimpinan, proses pengawasan atau ar-riqobah merupakan suatu yang harus ada dan harus dilaksanakan. Kegiatan ini untuk meneliti dan memeriksa apakah pelaksanaan tugas-tugas perencanaan betul-betul dikerjakan atau tidak. Hal ini juga untuk mengetahui apakah ada penyimpangan, penyalahgunaan dan kekurangan dalam pelaksanaannya. Jika ada, maka perlu untuk direvisi. Fungsi pengawasan atau pengendalian adalah sebagai salah satu kegiatan untuk mengadakan perbaikan bukan kegiatan untuk mencari kesalahan. Untuk dapat melaksanakan pengawasan dengan baik, maka konsep perencanaan harus ada dan jelas. Tanpa perencanaan sukar diketahui adanya penyimpangan dan tanpa pengetahuan terhadap penyimpangan maka fungsi kontrol akan sangat kabur. Kata Kunci: Perencanaan, Kontrol, Supervisi
CORE Metadata, citation and similar papers at core.ac.uk
Provided by Portal Jurnal Online Kopertais Wilyah IV (EKIV) - Cluster MATARAMAN
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.”
الرقابة هي التحقيق من أن يحدث يطابق الخطبة المقررة والتعليمات الصادرة والمبادى المعتمدة
Ar-riqobah ialah mengetahui kejadian-kejadian yang sebenarnya dengan
ketentuan dan ketetapan peraturan, serta menunjuk secara tepat terhadap dasar-dasar
yang telah ditetapkan dalam perencanaan semula.11
2. QS. Al-Maidah [5]: 117
“Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu", dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu.”
3. QS. Asy-Syura [26]: 6
11 As Sayyid Mahmud Al-Hawary,, Idarah al Asasul wal Ushulil Ilmiyyah. (Cet III,
“Sungguh mereka telah mendustakan (al-Qur'an), maka kelak akan datang kepada mereka (kenyataan dari) berita-berita yang selalu mereka perolok-olokkan.”
C. Fungsi dan Tujuan Pengawasan Pendidikan
Secara spesifik, fungsi controlling dalam aktivitas sebuah organisasi, di
antaranya adalah: (1) meningkatkan akuntabilitas; (2) merangsang kepatuhan pada
kebijakan, rencana, prosedur, peraturan, dan ketentuan yang berlaku; (3) melindungi
aset organisasi; dan (4) pencapaian kegiatan yang ekonomis dan efisien.12 Fungsi
pengawasan ini akan dapat dilakukan dengan maksimal, apabila dalam proses
pelaksanaannya tetap berpegang pada azas-azas fundamental dari upaya pengawasan
tersebut. Adapun azas-azas dari pengawasan atau pengendalian yang dimaksud adalah
efektivitas, efiesiensi, kejujuran, transparansi dan tindakan korektif.
Di dalam al-Qur’an, fungsi pengawasan dapat terungkap di antaranya pada QS. As-
Shof: 3:
“Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” Ayat tersebut memberikan ancaman dan peringatan terhadap orang yang
mengabaikan pengawasan terhadap perbuatannya. Selain ayat tersebut, terdapat
beberapa ayat yang menjelaskan tentang pengawasan antara lain dalam QS. al-Sajdah: 5
berikut:
12 Buchari Alma, Majemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, (Bandung: Alfabeta,
1992), hlm. 57
Pengawasan Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur’an dan Hadits
“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.”
Kandungan ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT adalah pengatur alam.
Keteraturan alam raya ini, merupakan bukti kebesaran Allah swt dalam mengelola alam
ini. Namun, karena manusia yang diciptakan Allah SWT telah dijadikan sebagai khalifah
di bumi, maka dia harus mengatur dan mengelola bumi dengan sebaik-baiknya
sebagaimana Allah mengatur alam raya ini.13
Sejalan dengan kandungan ayat tersebut, manajemen merupakan sebuah proses
pemanfaatan semua sumber daya melalui bantuan orang lain dan bekerjasama
dengannya, agar tujuan bersama bisa dicapai secara efektif, efesien, dan produktif.
Fungsi manajemen adalah merancang, mengorganisasikan, memerintah,
mengoordinasi, dan mengendalikan. Selanjutnya Allah Swt memberi arahan kepada
setiap orang yang beriman untuk mendesain rencana apa yang akan dilakukan
dikemudian hari, sebagaimana Firman-Nya dalam QS. Al-Hasyr: 18 yang berbunyi:
“Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Beberapa hadits Rasulullah Saw juga menganjurkan perlunya melaksanakan
pengawasan atau evaluasi dalam setiap pekerjaan. Ajaran Islam sangat memperhatikan
adanya bentuk pengawasan terhadap diri terlebih dahulu sebelum melakukan
13 M. Quraish shihab, Tafsir Al-Misbah (Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an),
pengawasan terhadap orang lain. Hal ini antara lain berdasarkan hadits Rasulullah Saw
sebagai berikut:
وزنوا أعمالكم قبل أن توزن تحاسبواحاسبوا أنفسكم قبل أن
“Artinya: Periksalah dirimu sebelum memeriksa orang lain. Lihatlah terlebih dahulu atas kerjamu sebelum melihat kerja orang lain.”14
Dalam pandangan Islam segala sesuatu harus dilakukan secara terencana, dan
teratur. Tidak terkecuali dengan proses kegiatan belajar-mengajar yang merupakan hal
yang harus diperhatikan, karena substansi dari pembelajaran adalah membantu siswa
agar mereka dapat belajar secara baik dan maksimal. Manajemen dalam hal ini berarti
mengatur atau mengelola sesuatu hal agar menjadi baik. Hal ini sesuai dengan hadits,
yang diriwayatkan dari Ya’la, Rasulullah bersabda:
إن الله كتب إحسانا على كل شيئ
“Artinya: Sesungguhnya Allah mewajibkan kepada kita untuk berlaku ihsan dalam segala sesuatu.” (HR. Bukhari)15
Berdasarkan hadits di atas, pengawasan dalam Islam dilakukan untuk
meluruskan yang bengkok, mengoreksi yang salah dan membenarkan yang hak.
Pengawasan di dalam ajaran Islam, paling tidak terbagi kepada 2 (dua) hal: pertama,
pengawasan yang berasal dari diri, yang bersumber dari tauhid dan keimanan kepada
Allah SWT. Orang yang yakin bahwa Allah pasti mengawasi hamba-Nya, maka orang itu
akan bertindak hati-hati. Ketika sendiri, dia yakin Allah yang kedua, dan ketika berdua
dia yakin Allah yang ketiga. Allah SWT berfirman:
“Tidaklah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah yang keempatnya. Dan tiada
14 HR. Tirmidzi: 2383. 15 Shohih Bukhori : 6010; As Sayyid Mahmud Al-Hawary,, Idarah al Asasul wal
Ushulil Ilmiyyah, hlm. 17
Pengawasan Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur’an dan Hadits
(pembicaraan antara) lima melainkan Dia-lah yang keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah yang keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara (jumlah) yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. al-Mujadalah: 7).
Selain itu, berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani
bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:
إذا عمل أحدكم عملا أن يتقنه يحبإن الله عز وجل
Artinya: “Sesungguhnya Allah mencintai orang yang jika melakukan suatu pekerjaan, dilakukan secara itqan (tepat, terarah, dan tuntas)” (HR. Thabrani)
Tujuan melakukan pengawasan, pengendalian dan koreksi adalah untuk
mencegah seseorang jatuh terjerumus kepada sesuatu yang salah. Tujuan lainnya
adalah agar kualitas kehidupan terus meningkat. Inilah yang dimaksud dengan tausiyah,
dan bukan untuk menjatuhkan. Fungsi manajerial pengawasan adalah untuk mengukur
dan mengkoreksi kerja bawahan untuk memastikan bahwa tujuan organisasi dan
rencana yang didesain sedang dilaksanakan. Dalam konteks ini, implementasi syariah
diwujudkan melalui tiga pilar pengawasan, yaitu: 1) ketaqwaan individu, bahwa seluruh
personel perusahaan dipastikan dan dibina agar menjadi manusia yang bertaqwa; 2)
pengawasan anggota, dalam suasana organisasi yang mencerminkan sebuah team maka
proses keberlangsungan organisasi selalu akan mendapatkan pengawasan dari
personelnya sesuai dengan arah yang telah ditetapkan; 3) Penerapan/supremasi aturan,
organisasi ditegakkan dengan aturan main yang jelas dan transparan dan tidak
bertentangan dengan syariah.16
16 M Utsman Najati, Belajar EQ, Dan SQ Dari Sunah Nabi (Jakarta: Hikmah, 2006),
“ علي هم...يا أيها الذين آمنوا ل تتولوا قوما غضب الله ”.
2. Berakal sehat, normal atau waras. (Maturity) (الرشد)
Seorang manajer yang melakukan kontrol itu harus berakal sehat dan tidak
terganggu pikirannya oleh sebuah penyakit yang dapat mempengaruhi keputusannya.
Hal ini didasarkan pada hadits Nabi saw berikut:
بى المبتلىرفع القلم عن ثلاثة عن النائم حتى يستيقظ وعن حتى يبرأ وعن الص
حتى يكبر
Artinya: “Pena itu diangkat atas tiga: orang tidur sehingga bangun, orang teruji sehingga bebas dan anak sehingga dewasa”. (Muhammad bin Isa At Turmudzi :547 , dan Sunan Abu Daud : 1180)
3. Berpengetahuan (Knowladge, العلم)
Seorang manajer yang melakukan control itu harus berpengetahuan tentang
persoalan manajerial, perihal kontrol dan cara yang benar dalam melaksanakannya. Hal
ini dapat disimpulkan dari pemahaman terhadap firman Allah swt.( QS. Az Zumar :9)
.قل هل يستوي الذين يعلمون والذين ل يعلمون إنما يتذكر أولو اللباب(
Dalam ayat tersebut, Allah SWT menegaskan bahwa ada perbedaan yang sangat
jelas antara orang yang berpengetahuan dengan yang tidak berpengetahuan. Hal ini
dapat ditarik pemahaman lebih jauh dalam perihal kegiatan controlling, bahwa
kebijakan seorang manajer yang berpengetahuan dengan yang tidak berpengetahuan
akan sangat berbeda jauh. Oleh karena itu syarat berpengetahuan adalah sebuah
keniscayaan.
4. Kemampuan (ability, القدرة)
Seorang manajer yang melakukan kontrol itu harus sehat jasmani, tidak sedang
sakit dan tidak cacat salah satu anggota badannya yang menyebabkannya tidak dapat
Pengawasan Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur’an dan Hadits