PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP KECEMASAN PADA IBU HAMIL DENGAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS PRANGAT KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA SKRIPSI Diajukan sebagai syarat untuk mencapai Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan KUSWANINGSIH NIM. PO7224319016 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN 2020
96
Embed
PENGARUHTEKNIKRELAKSASINAFASDALAM …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1041/2/skripsi... · 2020. 9. 25. · hipertensi serta menambah pengetahuan penulis dalam pembuatan skripsi.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAMTERHADAP KECEMASAN PADA IBU HAMIL
DENGAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS PRANGATKABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
SKRIPSI
Diajukan sebagai syarat untuk mencapai Program Studi Sarjana TerapanKebidanan
KUSWANINGSIHNIM. PO7224319016
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI SARJANA TERAPANKEBIDANAN
2020
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
SKRIPSI
PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAPKECEMASAN PADA IBU HAMIL DENGAN HIPERTENSI
DI PUSKESMAS PRANGATKABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
KUSWANINGSIHNIM. PO7224319016
Telah disetujui untuk dilaksanakan ujian skripsipada tanggal 10 Juli 2020 dan dinyatakan
telah memenuhi syarat
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Ns. Jasmawati, S.Kep., M.Kes Ns. Lukman Nulhakim, M.KepNIDN. 4014026401 NIDN. 4020047801
iii
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAPKECEMASAN PADA IBU HAMIL DENGAN HIPERTENSI
DI PUSKESMAS PRANGATKABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
KUSWANINGSIHNIM. PO7224319016
Telah dipertahankan di depan dewan pengujipada tanggal 10 Juli 2020 dan dinyatakan
B. Kerangka Teori ........................................................................................... 39C. Kerangka Konsep ....................................................................................... 40D. Hipotesis ..................................................................................................... 40BAB III METODE PENELITIAN................................................................. 41A. Jenis dan Desain Penelitian ........................................................................ 41B. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................... 43C. Populasi dan Sampel .................................................................................. 44D. Variabel Penelitian........................................................................................ 45E. Definisi Operasional...................................................................................... 46F. Instrumen Penelitian ................................................................................... 46G. Analisis Penelitian ...................................................................................... 46H. Jalannya Penelitian ..................................................................................... 47I. Etika Penelitian .......................................................................................... 50BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................... 49A. Hasil ........................................................................................................... 49B. Pembahasan ................................................................................................ 54C. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 57
ix
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN......................................................... 58A. Kesimpulan ................................................................................................ 58B. Saran ........................................................................................................... 59DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 60LAMPIRAN
Tabel 3.1 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional................................. 42
Tabel 4.1 Karakteristik Ibu Hamil yang Hipertensi di Puskesmas PrangatKabupaten Kutai Kartanegara.......................................................... 50
Tabel 4.2 Rata-rata skor tingkat kecemasan pada ibu hamil denganhipertensi sebelum melakukan teknik relaksasi nafas dalam diPuskesmas Prangat Kabupaten Kutai Kartanegara.......................... 51
Tabel 4.3 Kriteria tingkat kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensisebelum melakukan teknik relaksasi nafas dalam di PuskesmasPrangat Kabupaten Kutai Kartanegara............................................. 52
Tabel 4.4 Rata-rata skor tingkat kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensisesudah melakukan teknik relaksasi nafas dalam di PuskesmasPrangat Kabupaten Kutai Kartanegara............................................. 52
Tabel 4.5 Kriteria tingkat kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensisesudah melakukan teknik relaksasi nafas dalam di PuskesmasPrangat Kabupaten Kutai Kartanegara............................................. 53
Tabel 4.6 Uji normalitas tingkat kecemasan pada ibu hamil denganhipertensi sebelum dan sesudah melakukan teknik relaksasinafas dalam di Puskesmas Prangat Kabupaten Kutai Kartanegara.. 53
Tabel 4.7 Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap KecemasanPada Ibu Hamil Dengan Hipertensi di Puskesmas PrangatKabupaten Kutai Kartanegara.......................................................... 54
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori ............................................................................. 35
Gambar 2.2 Kerangka Konsep ......................................................................... 36
Gambar 3.1 Desain Penelitian Ekperimen Semu ............................................. 37
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. SOP
Lampiran 3. Kuesioner
Lampiran 4. Lembar Wawancara
Lampiran 5. Data Penelitian
Lampiran 6. Hasil SPSS
xiii
Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Kecemasan Pada Ibu
Hamil Dengan Hipertensi di Puskesmas Prangat Kabupaten Kutai
Kartanegara
Kuswaningsih1*, Jasmawati 2, Lukman Nulhakim 3
*Penulis Korespondensi : Kuswaningsih, Jurusan Kebidanan Prodi Sarjana Terapan KebidananSamarinda, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur, IndonesiaE-mail : [email protected], Phone : +6281346242827
Intisari
Latar belakang : Salah satu Puskesmas di Kabupaten Kutai Kartanegara yang kejadianibu hamil yang menderita hipertensi cukup tinggi terletak di wilayah kerja PuskesmasPrangat. Ketidakstabilan emosi ibu hamil dengan hipertensi mempengaruhi tingkatkecemasan ibu hamil. Banyak upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan kecemasan,salah satunya secara nonfarmakologi berupa intervensi teknik relaksasi nafas dalam.Relaksasi napas dalam adalah pernafasan pada abdomen dengan frekuensi lambat sertaperlahan, berirama, dan nyaman dengan cara memejamkan mata saat menarik nafas. Efekdari terapi ini ialah distraksi atau pengalihan perhatian..Tujuan penelitian : Untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadapkecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi di Puskesmas Prangat Kabupaten KutaiKartanegara.Desain penelitian : Jenis penelitian adalah penelitian eksperimental menggunakan quasiexperimental. Pendekatan penelitian one group pre test and post test design tanpamenggunakan kelompok pembanding (kontrol). Populasi dalam penelitian ini adalahpasien ibu hamil yang hipertensi di Puskesmas Prangat Kabupaten Kutai Kartanegaraberjumlah 18 orang. Analisis data menggunakan uji t berpasangan.Hasil penelitian : Skor rata-rata tingkat kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensisebelum melakukan teknik relaksasi nafas dalam yaitu 15,89 dengan kriteria tingkatkecemasan ringan dan sedang yang masing-masing berjumlah 9 orang (50%). Kemudiansesudah melakukan teknik relaksasi nafas dalam mengalami penurunan menjadi 11,22,dengan kriteria sebagian besar tingkat kecemasan ringan berjumlah 9 orang (50%),kemudian tidak ada gejala berjumlah 5 orang (27,8%) dan tingkat kecemasan sedangberjumlah 4 orang (22,2%).Kesimpulan penelitian : Terdapat pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadapkecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi.
Kata Kunci : Relaksasi Nafas Dalam, Kecemasan, Ibu Hamil, Hipertensi.
1. Mahasiswa jurusan kebidanan samarinda, Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur2. Dosen jurusan kebidanan Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur3. Dosen jurusan kebidanan Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur
xiv
The Effect of Deep Breath Relaxation Techniques on Anxiety in Pregnant
Women with Hypertension in Prangat Health Center
Kutai Kartanegara Regency
Kuswaningsih1*, Jasmawati 2, Lukman Nulhakim 3
*Corresponding Author : kuswaningsih, department of Midwifery Samarinda, PolytechnicMinistry of Health of East Kalimantan, IndonesiaE-mail : [email protected], Phone : +6281346242827
Abstract
Background: One of the Puskesmas in Kutai Kartanegara District where the incidence ofpregnant women suffering from hypertension is quite high located in the working area ofthe Prangat Puskesmas. The emotional instability of pregnant women with hypertensionaffects the anxiety level of pregnant women. Many efforts can be done to reduce anxiety,one of which is in the form of nonpharmacology in the intervention of deep breathingrelaxation techniques. Deep breathing relaxation is slow, slow, rhythmic, comfortablebreathing of the abdomen by closing the eyes when inhaling. The effect of this therapy isdistraction or distraction.Objective: To determine the effect of deep breathing relaxation techniques on anxiety inpregnant women with hypertension at Prangat Puskesmas, Kutai Kartanegara Regency.Design: This type of research is experimental research using quasi experimental. Onegroup research approach is pre-test and post-test design without using a comparison(control) group. The population in this study were patients with hypertensive pregnantwomen in the Prangat Health Center in Kutai Kartanegara Regency totaling 18 people.Data analysis using paired sampel t test.Result: The average score of anxiety levels in pregnant women with hypertension beforeperforming deep breathing relaxation techniques is 15.89 with criteria of mild andmoderate anxiety, each of which amounted to 9 people (50%). Then after performingdeep breathing relaxation techniques decreased to 11.22, with the criteria of most mildanxiety levels amounted to 9 people (50%), then there were no symptoms amounted to 5people (27.8%) and moderate anxiety levels amounted to 4 people ( 22.2%).Conclusion: There is an effect of deep breathing relaxation techniques on anxiety inpregnant women with hypertension.
Keywords: Deep Breath Relaxation, Anxiety, Pregnant Women, Hypertension.
1. Student midwifery Samarinda, Polytechnic Ministry of Health, East Kalimantan2. Lecturer of Midwifery major, Polytechnic Ministry of Health, East Kalimantan3. Lecturer of Nursing major, Polytechnic Ministry of Health, East Kalimantan
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi
termasuk dalam masalah global yang melanda dunia. Menurut data WHO
(World Health Organization) pada tahun 2015 jumlah kasus hipertensi ada
839 juta kasus. Kasus ini diperkirakan akan semakin tinggi pada tahun 2025
dengan jumlah 1,15 milyar kasus atau sekitar 29% dari total penduduk dunia.
Secara global, 80% kematian ibu hamil yang tergolong dalam penyebab
kematian ibu secara langsung, yaitu disebabkan karena terjadi perdarahan
(25%) biasanya perdarahan pasca persalinan, hipertensi pada ibu hamil (12%),
partus macet (8%), aborsi (13%) dan karena sebab lain (7%) (WHO, 2015).
Berdasarkan data dari WHO (World Health Organization) pada tahun
2015 terdapat 536.000 ibu hamil meninggal akibat hipertensi dalam kehamilan.
Kejadian ini terjadi hampir di seluruh dunia. Angka Kematian Ibu (AKI) di
Asia Tenggara berjumlah 35 per 100.000 kelahiran hidup. Hasil laporan WHO
pada tahun 2015 juga menyatakan bahwa di Indonesia AKI tergolong tinggi
dengan 420 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2015).
Hasil dari SDKI (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia) tahun
2017, menyatakan bahwa sepanjang tahun 2013-2017 kasus kematian ibu
melonjak naik. Pada tahun 2017 AKI mencapai 359 per 100.000 penduduk
atau meningkat sekitar 57% bila dibandingkan dengan kondisi pada tahun
1
2
2013, yaitu sebesar 228 per 100.000 penduduk. Hal ini disebabkan karena
terjadinya bumil risti (ibu hamil dengan risiko tinggi) yang salah satunya
adalah terkena hipertensi dalam kehamilan (SDKI, 2017).
Kementerian Kesehatan RI (2013) menjelaskan bahwa hipertensi
merupakan penyakit yang berbahaya, terutama apabila terjadi pada wanita
yang sedang hamil. Hal ini dapat menyebabkan kematian bagi ibu dan bagi
bayi yang akan dilahirkan. Karena tidak ada gejala atau tanda khas sebagai
peringatan dini. Hipertensi dalam kehamilan atau yang disebut dengan
preeklampsia, kejadian ini persentasenya 12% dari kematian ibu di seluruh
dunia. Kemenkes tahun 2013 menyatakan bahwa hipertensi meningkatkan
angka kematian dan kesakitan pada ibu hamil.
Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai salah satu Kabupaten di Provinsi
Kalimantan Timur, hipertensi menjadi penyakit terbanyak yang diderita di
daerah tersebut. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai
Kartanegara (2018) pada tahun 2015 terdapat 34,3% ibu hamil yang menderita
hipertensi, tahun 2016 terdapat 36,2% ibu hamil yang menderita hipertensi,
tahun 2017 terdapat 38,1% ibu hamil yang menderita hipertensi dan tahun
2018 terdapat 39,6% ibu hamil yang menderita hipertensi. Salah satu
Puskesmas di Kabupaten Kutai Kartanegara yang kejadian ibu hamil yang
menderita hipertensi cukup tinggi terletak di wilayah kerja Puskesmas Prangat.
Ibu hamil khususnya kehamilan pertama yang akan menghadapi
persalinan mengalami cemas bahkan stress, karena kondisi emosional ibu
hamil yang labil saat menghadapi persalinan berupa rasa tegang di otot dan
3
kelelahan, terutama di otot-otot dada, leher dan punggung, gelisah serta
gangguan tidur dan keluhan pada perut. Labilitas emosi tersebut dapat juga
ditunjukkan dengan menangis tanpa sebab bahkan beberapa waktu bisa
tertawa. (Kartono, 2018).
Aprianawati dan Sulistyorini (2010) mengemukakan bahwa kecemasan
dapat menimbulkan individu mudah marah atau tersinggung, gelisah, tidak
mampu memusatkan perhatian, ragu-ragu, bahkan kemungkinan ingin lari dari
kenyataan hidup. Kondisi ini dapat menyebabkan kecemasan dan ketegangan
lebih lanjut sehingga membentuk suatu siklus umpan balik yang dapat
meningkatkan intensitas emosional secara keseluruhan. Oleh sebab itu, ibu
hamil perlu mengendalikan diri agar dapat menjaga kestabilan emosinya.
Ketidakstabilan emosi ibu hamil dengan hipertensi mempengaruhi
tingkat kecemasan ibu hamil. Ibu hamil dengan hipertensi berpotensi terkena
hipertensi kronis setelah masa kehamilannya selesai. Hipertensi kronis sendiri
dikaitkan dengan banyak sekali penyakit, misalnya stroke dan penyakit
jantung koroner. Adapun aliran darah plasenta yang tidak lancar menyebabkan
janin tidak mendapat suplai oksigen dan nutrisi yang memadai selama masa
kehamilan. Akibatnya bisa timbul pertumbuhan janin terhambat. Selain itu,
hipertensi juga menyebabkan berbagai kerugian lainnya pada janin, misalnya
timbulnya abruptio plasenta, kelahiran prematur dan kematian janin dalam
kandungan.
Banyak upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan kecemasan,
salah satunya secara nonfarmakologi berupa intervensi teknik relaksasi nafas
4
dalam. Relaksasi napas dalam adalah pernafasan pada abdomen dengan
frekuensi lambat serta perlahan, berirama, dan nyaman dengan cara
memejamkan mata saat menarik nafas. Efek dari terapi ini ialah distraksi atau
pengalihan perhatian.
Penelitian ini menggunakan penatalaksanaan nonfarmakologis terapi
relaksasi nafas dalam untuk menurunkan kecemasan pada ibu hamil dengan
hipertensi, dikarenakan terapi relaksasi nafas dalam dapat dilakukan secara
mandiri, relatif mudah dilakukan dari pada terapi nonfarmakologis lainnya,
tidak membutuhkan waktu lama untuk terapi, dan dapat mengurangi dampak
buruk dari terapi farmakologis bagi pibu hamil dengan hipertensi. Penelitian
terdahulu yang dilakukan Sudaryani (2017) menunjukkan bahwa teknik
relaksasi nafas dalam dapat meurunkan tingkat kecemasan pada ibu hamil
dengan pre-eklampsia di RSUD Kebumen.
Berdasarkan penjelasan tersebut, perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut tentang “Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Kecemasan
Pada Ibu Hamil Dengan Hipertensi di Puskesmas Prangat Kabupaten Kutai
Kartanegara”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah : Apakah ada pengaruh teknik relaksasi nafas dalam
terhadap kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi di Puskesmas Prangat
Kabupaten Kutai Kartanegara?
C. Tujuan Penelitian
5
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap
kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi di Puskesmas Prangat
Kabupaten Kutai Kartanegara.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi
sebelum melakukan teknik relaksasi nafas dalam di Puskesmas Prangat
Kabupaten Kutai Kartanegara.
b. Untuk mengetahui tingkat kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi
sesudah melakukan teknik relaksasi nafas dalam di Puskesmas Prangat
Kabupaten Kutai Kartanegara.
c. Untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap
kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi di Puskesmas Prangat
Kabupaten Kutai Kartanegara.
D.Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Pendidikan
Memberikan rujukan bagi institusi pendidikan dalam melaksanakan
proses pembelajaran mengenai asuhan keperawatan pada ibu hamil
dengan hipertensi yang disertai dengan pelaksanaan intervensi mandiri
keperawatan berdasarkan hasil riset-riset terkait.
b. Bagi Puskesmas
6
Memberikan rujukan bagi bidang kebidanan dalam mengembangkan
kebijakan terkait dengan pengembangan kompetensi kebidanan, serta
pengembangan SOP pelaksanaan teknik relaksasi nafas dalam.
c. Bagi Penulis
Meningkatkan kemampuan penulis dalam melakukan analisa efektifitas
teknik relaksasi nafas dalam terhadap kecemasan pada ibu hamil dengan
hipertensi serta menambah pengetahuan penulis dalam pembuatan
skripsi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi pasien
Dapat mengetahui efektifitas teknik relaksasi nafas dalam terhadap
kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi yang dapat diaplikasikan
secara mandiri oleh pasien.
b. Bagi Tenaga Kesehatan
Memberikan masukan dan contoh (role model) dalam melakukan
intervensi keperawatan serta menambah ilmu pengetahuan dan
pengalaman tenaga kesehatan mengenai teknik relaksasi nafas dalam
terhadap kecemasan ibu hamil dengan hipertensi.
E. Keaslian Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti mengambil bahan pembelajaran dan
masukan sebagai bahan pembanding dalam menyelesaikan penulisan ini dari
7
berbagai hasil karya tulis dari mahasiswa-mahasiswa yang telah menyelesaikan
skripsinya yang dijelaskan pada tabel berikut ini :
Tabel 1.1.Keaslian Penelitian
Penelitian Tujuan Sampel Design Hasil PerbedaanAmalia ArindaNur Ayumi(2014) Pengaruhrelaksasi nafasdalam terhadappenurunantekanan darahpada ibu hamilhipertensi diPuskesmasKenditKecamatanKenditSitubondo.
Hasil penelitian inididapatkan bahwaada pengaruhrelaksasi nafasdalam terhadappenurunan tekanandarah pada ibu hamilhipertensi diPuskesmas KenditKecamatan KenditSitubondo.
Perbedaan penelitian inidengan penelitianterdahulu yaitu jumlahsampel penelitian, waktupenelitian dan lokasipenelitian. Selain itupenelitian terdahulu hanyameneliti perubahantekanan darah, sedangkanpenelitian ini melihatkecemasan ibu hamil
Hasil analisis databivariatmenunjukkan terapirelaksasi napasdalam efektifmenurunkan tekanandarah pasienhipertensi.
Perbedaan penelitian inidengan penelitianterdahulu yaitu jumlahsampel penelitian, sampelpenelitian terdahulumerupakan pasienhipertensi sedangkanpenelitian ini khusus ibuhamil hipertensigestasional. Selain itupenelitian terdahulu hanyameneliti perubahantekanan darah, sedangkanpenelitian ini melihatkecemasan ibu hamil
Elrita Tawaang(2013) Pengaruhteknik relaksasinafas dalamdenganpenurunantekanan darah
Hasil penelitianmenunjukkan teknikrelaksasi napasdalam dapatmenurunkan tekanandarah pada penderitahipertensi sedang-
Perbedaan penelitian inidengan penelitianterdahulu yaitu jumlahsampel penelitian, sampelpenelitian terdahulumerupakan pasienhipertensi sedangkan
8
pada pasienhipertensisedang berat diRuang IRINA CBLU Prof. Dr.R. D. KandouManado.
penurunantekanan darahpada pasienhipertensisedang beratdi RuangIRINA CBLU Prof. Dr.R. D. KandouManado.
one-grouppretest-posttestdesign.
berat. penelitian ini khusus ibuhamil hipertensigestasional. Selain ituberbeda dari segi waktupenelitian dan lokasipenelitian. Selain itupenelitian terdahulu hanyameneliti perubahantekanan darah, sedangkanpenelitian ini melihatkecemasan ibu hamil
Rini Tri Hastuti(2015)penurunantekanan darahdenganmenggunakantehnik nafasdalam (deepbreathing) padapasien hipertensidi PuskesmasBendosariKabupatenSukoharjo.
Hasil penelitianmenunjukkan adapengaruh terapitehnik nafas dalam(deep breathing)terhadap penurunantekanan darah padapasien hipertensi diPuskesmasBendosariKabupatenSukoharjo
Perbedaan penelitian inidengan penelitianterdahulu yaitu jumlahsampel penelitian, sampelpenelitian terdahulumerupakan pasienhipertensi sedangkanpenelitian ini khusus ibuhamil hipertensigestasional. Selain ituberbeda dari segi waktupenelitian dan lokasipenelitian. Selain itupenelitian terdahulu hanyameneliti perubahantekanan darah, sedangkanpenelitian ini melihatkecemasan ibu hamil
Setelah dilakukanpenerapan teknikdistraksi relaksasi(nafas dalam) ibumerasa nyamn danrileks, sehinggaterjadi penurunantekanan darahmeskipun tidaksignifikan. Makateknik relaksasinafas dalam dapatmeurunkan tingkatkecemasan pada ibuhamildengan pre-eklampsia.
Perbedaan penelitian inidengan penelitianterdahulu yaitu jumlahsampel penelitian, sampelpenelitian terdahulumerupakan pasienhipertensi sedangkanpenelitian ini khusus ibuhamil hipertensigestasional.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
9
A. Landasan Teori
1. Kehamilan
a. Definisi Kehamilan
Kehamilan merupakan masa ketika seorang wanita membawa
embrio atau fetus di dalam tubuhnya (Astuti, 2011). Kehamilan
merupakan hasil pembuahan sel telur dari perempuan dan sperma dari
laki-laki, sel telur akan bisa hidup selama maksimal 48 jam,
spermatozoa sel yang sangat kecil dengan ekor yang panjang bergerak
memungkinkan untuk dapat menembus sel telur (konsepsi), sel-sel
benih ini akan dapat bertahan kemanapun fertilisasinya selama 2-4 hari,
proses selanjutnya akan terjadi nidasi, jika nidasi ini terjadi, barulah
disebut adanya kehamilan (Sunarti, 2013).
b. Fisiologi Kehamilan
Terjadinya kehamilan maka seluruh genitalia wanita
mengalami perubahan yang mendasar sehingga dapat menunjang
perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim (Prawirohardjo,
2011). Plasenta dalam perkembangannya mengeluarkan hormon
somatomatropin, estrogen, dan progestrogen yang menurut
Prawirohardjo (2011) menyebabkan perubahan pada :
1) Rahim atau uterus
Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan
melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai9
10
persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk
bertambah besar dengan cepat selama kehamilan dan pulih kembali
seperti keadaan semula dalam beberapa minggu setelah persalinan.
Perempuan tidak hamil uterus mempunyai berat 70 gram dan
kapasitas 10 mL atau kurang. Selama kehamilan, uterus akan
berubah menjadi suatu organ yang mampu menampung janin,
plasenta, dan cairan amnion rata-rata pada akhir kehamilan volume
totalnya mencapai 5 liter bahkan dapat mencapai 20 liter atau lebih
dengan berat rata-rata 1100 gram.
2) Vagina (liang senggama)
Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hiperemia terlihat
jelas pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga pada
vagina akan terlihat berwarna keunguan yang dikenal dengan tanda
chadwicks. Perubahan ini meliputi penipisan mukosa dan
hilangnya sejumlah jaringan ikat dan hipertrofi dan sel-sel otot
polos.
3) Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan
folikel baru juga akan ditunda, hanya satu korpus luteum yang
dapat ditemukan di ovarium. Folikel ini akan berfungsi selama 6-7
minggu awal kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai
penghasil progesteron dalam jumlah yang relatif minimal.
4) Payudara
11
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai
persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan
payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormon saat
kehamilan, yaitu estrogen, progesteron, dan somatromatropin.
5) Sirkulasi darah ibu
Peredaran darah ibu dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain:
a) Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat
memenuhi kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin
dalam rahim.
b) Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada
sirkulasi retro-plasenter.
c) Pengaruh hormon estrogen dan progesteron semakin meningkat.
Akibat dari faktor tersebut dijumpai beberapa perubahan
peredaran darah, yaitu :
1) Volume darah
Volume darah semakin meningkat dimana jumlah serum darah
lebih besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi semacam
pengenceran darah (hemodilusi), dengan puncaknya pada hamil 32
minggu. Serum darah (volume darah) bertambah sebesar 25-30%
sedangkan sel darah bertambah sekitar 20%. Curah jantung akan
bertambah sekitar 30%. Bertambahnya hemodilusi darah mulai
tampak sekitar umur hamil 16 minggu, sehingga pengidap penyakit
12
jantung harus berhati-hati untuk hamil beberapa kali. Kehamilan
selalu memberatkan kerja jantung sehingga wanita hamil dengan
sakit jantung dapat jatuh dalam dekompensasio kordis. Postpartum
terjadi hemokonsentrasi dengan puncak hari ketiga sampai kelima.
2) Sel darah
Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat
mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi pertambahan
sel darah tidak seimbang dengan peningkatan volume darah
sehingga terjadi hemodilusi yang disertai anemia fisiologis. Sel
darah putih meningkat dengan mencapai jumlah sebesar 10.000
mL. Hemodilusi dan anemia maka laju endap darah semakin tinggi
dan dapat mencapai empat kali dari angka normal.
3) Sistem respirasi
Kehamilan terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk dapat
memenuhi kebutuhan oksigen (O2). Terjadi desakan diafragma
karena dorongan rahim yang membesar pada umur hamil 32
minggu. Kompensasi terjadinya desakan rahim dan kebutuhan O2
yang meningkat, ibu hamil akan bernapas lebih dalam sekitar 20-
25% dari biasanya.
4) Sistem pencernaan
Terjadi peningkatan asam lambung karena pengaruh estrogen.
5) Traktus urinarius
13
Bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan oleh
uterus yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering kemih.
Keadaan ini akan hilang dengan makin tuanya kehamilan bila
uterus keluar dari rongga panggul. Akhir kehamilan, jika kepala
janin sudah mulai turun ke pintu panggul, keluhan itu akan timbul
kembali.
6) Perubahan pada kulit
Kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi
kemerahan, kusam, dan kadang-kadang akan mengenai daerah
payudara dan paha. Perubahan ini dikenal dengan nama striae
gravidarum.
7) Metabolisme
Terjadinya kehamilan membuat metabolisme tubuh mengalami
perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi
untuk pertumbuhan janin dan persiapan pemberian ASI. Berat
badan diperkirakan selama kehamilan akan bertambah 12,5 kg.
Penambahan berat badan selama kehamilan berasal dari uterus dan
isinya, kemudian payudara, volume darah, dan cairan ekstraseluler.
Kehamilan normal akan terjadi hipoglikemia puasa yang
disebabkan oleh kenaikan kadar insulin, hiperglikemia
postprandial dan hiperinsulinemia. Zinc (Zn) sangat penting untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin. Beberapa penelitian
14
menunjukkan kekurangan zat ini dapat menyebabkan pertumbuhan
janin terhambat.
c. Klasifikasi Usia Kehamilan
Menurut Elisabeth (2015), kehamilan berlangsung selama 9
bulan atau 40 minggu. Kehamilan dibagi menjadi tiga periode atau
trimester :
1) Kehamilan trimester I : 0-3 bulan (0-12 minggu)
Masa kehamilan trimester pertama terjadi pertumbuhan dan
perkembangan pada sel telur yang telah dibuahi dan terbagi dalam
3 fase yaitu fase ovum, fase embrio dan fase janin. Fase ovum
sejak proses pembuahan sampai proses implantasi pada dinding
uterus, fase ini ditandai dengan proses pembelahan sel yang
kemudian disebut dengan zigot. Fase ovum memerlukan waktu 10-
14 hari setelah proses pembuahan. Fase embrio ditandai dengan
proses pembentukan organ-organ utama, fase ini berlangsung 2-8
minggu. Fase janin berlangsung dari 8 minggu sampai tibanya
waktu melahirkan. Fase ini tidak ada lagi proses pembentukan
melainkan proses pertumbuhan dan perkembangan.
2) Kehamilan trimester II: 4 – 6 bulan (13-28 minggu)
Masa kehamilan trimester II merupakan suatu periode
pertumbuhan yang cepat. Periode ini bunyi jantung janin sudah
dapat didengar, gerakan janin jelas, panjang janin kurang lebih 30
cm dan beratnya kurang lebih 600 gr. Periode ini dokter atau bidan
15
biasanya mengadakan pemeriksaan terhadap berat badan dan
tekanan darah, pemeriksaan urin, detak jantung baik ibu maupun
janin serta kaki dan tangan untuk melihat adanya pembengkakan
(edema) dan gejala- gejala umum yang terjadi. Pemeriksaan
tersebut bertujuan untuk mengetahui kemungkinan timbulnya
penyakit yang membahayakan proses pertumbuhan dan
perkembangan janin sampai akhir masa kehamilan.
3) Kehamilan trimester III: 7 – 9 bulan (29-40 minggu)
Trimester III kehamilan adalah periode penyempurnaan bentuk
dan organ–organ tubuh janin untuk siap dilahirkan. Berat janin
pada usia kehamilan trimester ini mencapai 2,5 kg. Fungsi organ-
organ tubuh yang mengatur kehidupan sudah berjalan dengan
sempurna. Memasuki usia kehamilan trimester III wanita hamil
akan sering berkemih karena pembengkakan vaskuler yang
menyebabkan penurunan filtrasi glomerulus dan penurunan fungsi
kandung kemih. Pemeriksaan rutin lebih sering dikarenakan
adanya perubahan tersebut dilakukan biasanya 2 kali seminggu, hal
ini dimaksudkan untuk memantau lebih teliti setiap pertumbuhan
dan perkembangan janin, kondisi fisik maupun psikis calon ibu,
kemungkinan yang akan terjadi pada calon ibu maupun janin
selama sisa proses kehamilan serta dalam menghadapi proses
persalinan.
2. Hipertensi Pada Kehamilan
16
Hipertensi dalam kehamilan ini ditandai dengan naiknya tekanan
darah yaitu tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah
diastolik ≥ 90 mmHg (Ronald dan Richard, 2010). Klasifikasi yang
dipakai di Indonesia adalah berdasarkan The National High Blood
Pressure Education Program Working Group on High Blood Pressure in
Pregnancy (NHBPEP) memberikan suatu klasifikasi untuk mendiagnosa
jenis hipertensi dalam kehamilan, (NHBPEP, 2000) yaitu :
a. Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum umur
kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis
setelah umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap sampai 12
minggu pascapersalinan.
b. Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu
kehamilan disertai dengan proteinuria. Eklampsia adalah preeklampsi
yang disertai dengan kejang-kejang dan/atau koma.
c. Preeklampsia pada hipertensi kronik (preeclampsia superimposed
upon chronic hypertension) adalah hipertensi kronik disertai tanda-
tanda preeklampsi atau hipertensi kronik disertai proteinuria
(Prawirohardjo, 2013).
3. Pengelolaan Hipertensi
a. Penatalaksanaan farmakologis
1) Definisi penatalaksanaan farmakologis
17
Pengobatan farmakologis merupakan pengobatan dengan
menggunakan obat antihipertensi tertentu, sehingga dapat
menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik. Pada sebagian
besar pasien pengobatan dimulai dengan dosis kecil obat
antihipertensi kemudian jika tidak ada kemajuan secara perlahan
dosisnya dinaikkan namun disesuaikan juga dengan umur,
kebutuhan dan hasil pengobatan. Obat antihipertensi yang dipilih
harus mempunyai efek penurunan tekanan darah selama 24 jam
dengan dosis sekali sehari (Sanjaya, 2009).
2) Tujuan penatalaksanaan farmakologis
Tujuan pengobatan farmakologis adalah menurunkan morbiditas
dan mortalitas akibat hipertensi dengan memelihara tekanan darah
sistolik di bawah 140 mmHg, tekanan diastolic di bawah 90 mmHg
disamping mencegah resiko penyakit kardiovaskuler lainnya.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan pada penggunaan obat
anti hipertensi, yaitu : saat mulai pengobatan gunakanlah dosis
yang kecil, bila efek tidak memuaskan tambahkan obat untuk
kombinasi, dan pergunakan obat longacting dengan dosis tunggal
yang dapat mencakup efek selama 24 jam (Bandiara, 2018).
3) Terapi kombinasi obat antihipertensi
Evidence-based medicine adalah pengobatan yang
didasarkan atas bukti terbaik yang ada dalam mengambil keputusan
18
saat memilih obat secara sadar, jelas, dan bijak terhadap masing-
masing pasien dan/atau penyakit. Praktek evidence-based untuk
hipertensi termasuk memilih obat tertentu berdasarkan data yang
menunjukkan penurunan mortalitas dan morbiditas kardiovaskular
atau kerusakan target organ akibat hipertensi. Bukti ilmiah
menunjukkan kalau sekadar menurunkan tekanan darah,
tolerabilitas, dan biaya saja tidak dapat dipakai dalam seleksi obat
hipertensi. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini, obat-obat
yang paling berguna adalah diuretik, penghambat enzim konversi
9) Gejala kardiovaskuler : takikardi, nyeri di dada, denyut nadi
mengeras dan detak jantung hilang sekejap.
10)Gejala pemapasan : rasa tertekan di dada, perasaan tercekik, sering
menarik napas panjang dan merasa napas pendek.
11)Gejala gastrointestinal: sulit menelan, obstipasi, berat badan
menurun, mual dan muntah, nyeri lambung sebelum dan sesudah
makan, perasaan panas di perut.
12)Gejala urogenital : sering keneing, tidak dapat menahan keneing,
aminorea, ereksi lemah atau impotensi.
13)Gejala vegetatif : mulut kering, mudah berkeringat, muka merah,
bulu roma berdiri, pusing atau sakit kepala.
36
14) Perilaku sewaktu wawancara : gelisah, jari-jari gemetar,
mengkerutkan dahi atau kening, muka tegang, tonus otot
meningkat dan napas pendek dan cepat.
Cara penilaian kecemasan adalah dengan memberikan nilai
dengan kategori sistem skoring yaitu :
1) Skor 0 = Tidak ada gejala
2) Skor 1 = Ringan ( Satu gejala)
3) Skor 2 = Sedang ( Satu atau dua gejala)
4) Skor 3 = Berat (Lebih dua gejala)
5) Skor 4 = Sangat berat (Semua Gejala)
Penentuan derajat kecemasan dengan cara menjumlah nilai
skor dan item 1-14 dengan hasil:
1) Skor kurang dari 6 = tidak ada kecemasan.
2) Skor 7 – 14 = kecemasan ringan.
3) Skor 15 – 27 = kecemasan sedang.
4) Skor lebih dari 27 = kecemasan berat.
37
B. Kerangka Teori Penelitian
Berikut adalah kerangka teori yang dibangun berdasarkan teori :
Skema 2.1. Kerangka Teori Penelitian
Vasodilatasisistemik
Impuls afferenbaroreseptor
merangsang sarafparasimpatis danmenghambat saraf
simpatis
Teknik Relaksasi NafasDalam
Peregangankardiopulmonari diteruskansaraf vagus ke medulla
oblongata
Meningkatkansarafbaroreseptor
Pasien Ibu HamilHipertensi
Kecemasan
Saraf parasimpatis berjalanke SA Node melepaskan
neurotransmitter asetilkolin
PenurunanKecemasan
38
C. Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka konsep akan membantu peneliti dalam menghubungkan
hasil penemuan dengan teori. Adapun kerangka teori dari penelitian adalah
sebagai berikut :
Variabel Independen Variabel Dependen
Skema 2.2. Kerangka Konsep Penelitian
D. Hipotesis
Hipotesa adalah pernyataan yang diperlukan sebagai jawaban
sementara atas pertanyaan penelitian, yang harus di uji kasahihannya secara
empiris (Nursalam, 2011). Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah :
Ha : terdapat pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap kecemasan pada
ibu hamil dengan hipertensi di Puskesmas Prangat Kabupaten Kutai
Kartanegara.
H0 : tidak terdapat pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap kecemasan
pada ibu hamil dengan hipertensi di Puskesmas Prangat Kabupaten Kutai
Kartanegara.
Teknik RelaksasiNafas Dalam
Kecemasan Pada IbuHamil DenganHipertensi
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimental, adalah suatu prosedur penelitian yang dilakukan dengan
memberikan perlakuan/intervensi pada subjek penelitian, dengan tujuan
menilai pengaruh suatu perlakuan pada variabel independen terhadap variabel
dependen. Desain penelitian ini menggunakan quasi experimental (eksperimen
semu) tanpa pembanding atau eksperimen pura-pura. Disebut demikian karena
eksperimen jenis ini belum memenuhi persyaratan seperti cara dapat dikatakan
ilmiah mengikuti peraturan-peraturan tertentu. Rancangan penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap
kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi di Puskesmas Prangat Kabupaten
Kutai Kartanegara.
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan teknik one group pre test and post test design, yaitu suatu
penelitian yang dilakukan untuk menilai satu kelompok saja secara utuh
(Notoatmodjo, 2012). Pendekatan penelitian one group pre test and post test
design tanpa menggunakan kelompok pembanding (kontrol), tetapi pada
penelitian ini pengujian pertama (pre test) yang memungkinkan peneliti dapat
menguji perubahan-perubahan yang terjadi setelah adanya eksperimen
(program). Adapun desain penelitiannya adalah sebagai berikut :
39
40
B.
Gambar 3.1 Desain Penelitian Ekperimen Semu (Sugiyono, 2014)
Keterangan :
O1 : Pre-test diberikan sebelum pemberian relaksasi nafas
O2 : Post test diberikan setelah pemberian relaksasi nafas dalam u
X1 : Pemberian relaksasi nafas dalam
Perlakuan latihan relaksasi napas dalam dilakukan selama 2 kali sehari
selama 2 minggu. Pertemuan pertama dengan responden dilakukan
pengukuran kecemasan (pre test). Setiap prosedur latihan relaksasi nafas
dalam ini diulangi sebanyak 4 kali setiap gerakan dan dilakukan 2 kali sehari
selama kurang lebih 10 menit (Nipa, 2017). Peneliti mendampingi responden
sebanyak 2 kali dalam seminggu melakukan latihan relaksasi napas dalam.
Responden diberikan prosedur latihan relaksasi napas dalam dan lembar
observasi kemampuan pasien melakukan latihan relaksasi napas yang diisi
responden saat dan setelah melakukan latihan relaksasi napas dalam. Setelah
pertemuan terakhir, responden dilakukan pengukuran skor kecemasan untuk
nilai post test.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 3 Februari – 16 Februari 2020 di
Puskesmas Prangat Kabupaten Kutai Kartanegara. Tanggal 3 Februari 2020
Pengukuran ( Pre Test ) dan Tanggal 16 Februari 2020 Pengukuran (Post Test).
O1 O2X
41
D. Populasi dan Sampel.
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2014). Populasi dalam penelitian ini adalah
pasien ibu hamil yang hipertensi di Puskesmas Prangat Kabupaten Kutai
Kartanegara berjumlah 18 orang.
2. Sampel Penelitian
Menurut Notoatmodjo (2012) bahwa sampel adalah obyek yang
akan diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi dimana dalam
mengambil sampel penelitian menggunakan teknik-teknik tertentu. Total
sampling karena jumlah populasi yang kurang dari 100 seluruh populasi
dijadikan sampel penelitian, sampel dalam penelitian ini adalah pasien ibu
hamil yang hipertensi di Puskesmas Prangat Kabupaten Kutai Kartanegara
berjumlah 18 orang, dengan kriteria sebagai berikut :
a. Skor kecemasan ringan dan sedang.
b. Usia kandungan > 5 bulan (> 20 minggu)
c. Ibu hamil tanpa penyakit penyerta.
d. Ibu hamil bersedia menjadi respoden penelitian.
e. Mengikuti penelitian hingga selesai.
E. Variabel Penelitian
42
Variabel penelitian adalah perilaku atau karakteristik yang
memberikan nilai beda terhadap sesuatu (benda, manusia, dll) menurut
Soeparto, dkk dalam Nursalam (2011).
1. Variabel bebas/independent merupakan variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat
(Sugiyono, 2014). Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah teknik
relaksasi nafas.
2. Variabel terikat/dependent adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2014). Dalam
penelitian ini variabel terikatnya adalah kecemasan pada pasien ibu hamil
yang hipertensi.
F. Defenisi Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang
diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut. Dapat diamati artinya
memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara
cermat terhadap suatu objek atau fenomena yang kemudian dapat diulangi lagi
oleh orang lain (Nursalam, 2011).
Tabel 3.2. Variabel Penelitian dan Defenisi OperasionalNo Variabel Definisi Alat ukur Hasil Skala1. Variabel
Independen :Teknik relaksasinafas dalam
Bentuk asuhankeperawatan, yang dalamhal ini perawatmengajarkan kepada klienbagaimana caramelakukan napas dalam,napas lambat (menahaninspirasi secara maksimal)dan bagaimanamenghembuskan napassecara perlahan
Pengukuran kecemasansebelum dilakukanintervensi teknik relaksasinafas dalam.
Pengukuran kecemasansesudah dilakukanintervensi teknik relaksasinafas dalam.
KuesionerSkala HARS1. Tidak ada
gejala : 02. Ringan :
13. Sedang :
24. Berat : 35. Sangat
berat : 4
KuesionerSkala HARS1. Tidak ada
gejala : 02. Ringan :
13. Sedang :
24. Berat : 35. Sangat
berat : 4
1. Tidak adakecemasan :jika skorkurang dari6
2. Ringan :jika skor 7 –14
3. Sedang :jika skor15 – 27
4. Berat : jikaskor lebihdari 27
1. Tidak adakecemasan: jika skorkurang dari6
2. Ringan :jika skor7 – 14
3. Sedang :jika skor15 – 27
4. Berat : jikaskor lebihdari 27
Rasio
Rasio
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan peneliti untuk
mengumpulkan data atau informasi yang relevan dengan permasalahan
penelitian (Indrawan dan Yaniawati, 2014). Dalam penelitian ini untuk
mengumpulkan data penelitian, diperlukan peralatan dan bahan yang
digunakan meliputi kuesioner skala HARS.
H. Analisa Data Penelitian
1. Analisa Univariat
Analisis univariat merupakan analisis yang dilakukan untuk
menjelaskan karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam
44
analisa ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari
tiap variabel. Untuk data numerik digunakan nilai mean atau rata-rata,
median dan standar deviasi. Pada penelitian ini menganalisis distribusi
frekuensi reaponden berdasarkan karakeristik responden.
2. Analisa Bivariat
Analisis bivariat merupakan analisis data yang menganalisis dua
variabel, analisis ini sering digunakan untuk mengetahui hubungan dan
pengaruh x dan y antar variabel satu dengan lainya. Dalam penelitian ini
analisis bivariat dilakukan untuk menguji pengaruh teknik relaksasi nafas
dalam terhadap kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi di Puskesmas
Prangat Kabupaten Kutai Kartanegara dengan menggunakan uji hipotesis
numerik berpasangan. Analisis data yang dilakukan yaitu analisis bivariat
menggunakan uji t berpasangan (paired sampel t test). Sebelumnya paired
sampel t test harus memenuhi syarat yaitu data terdistribusi normal,
variabel yang dihubungkan berbentuk numerik dan kategorik (Sugiyono,
2016). Formula yang dilakukan untuk paired sampel t test adalah :
T =d
SD_d/Vn
Keterangan:
D = rata-rata deviasi/selisih sampel 1 dengan sampel 2
SD_d = standar deviasi dari deviasi/selisih sampel 1 dan sampel 2
Keputusan uji dengan tingkat kemaknaan 95% atau α = 0,05 yaitu :
1) Apabila ρ value < 0,05 maka hipotesis diterima yang berarti ada
pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap kecemasan pada ibu
45
hamil dengan hipertensi di Puskesmas Prangat Kabupaten Kutai
Kartanegara.
2) Apabila ρ value > 0,05 maka hipotesis ditolak yang berarti tidak ada
pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap kecemasan pada ibu
hamil dengan hipertensi di Puskesmas Prangat Kabupaten Kutai
Kartanegara.
Alternatif analisis data jika data berdistribusi tidak normal yaitu
menggunakan wilcoxon test.
I. Jalannya Penelitian
Jalannya penelitian merupakan prosedur pengumpulan data yang
dilakukan peneliti dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu :
1. Prosedur administrative
a. Mengajukan surat permohonan ijin penelitian kepada Pimpinan
Puskesmas.
b. Mengajukan permohonan ijin pengumpulan data.
c. Menentukan responden penelitian sesuai kriteria inklusi dan eksklusi.
d. Mendiskusikan waktu dan tempat pelaksanaan penelitian.
2. Prosedur teknis penelitian
Adapun tehnik dalam penelitian ini peneliti menghubungi melalui
telepon atau mendatangi ke rumah responden untuk menjelaskan dan
meminta kesediaan menjadi responden dengan cara hadir pada pertemuan
di Aula Puskesmas sesuai kesepakatan dengan responden peneliti
46
menjelaskan kembali dan meminta persetujuan menjadi responden dengan
mengisi informed concent, Kemudian responden diwawancarai dengan
menggunakan kuesioner awal (sebelum relaksasi nafas dalam) yang
memuat pertanyaan nama, umur, pekerjaan, jenis kelamin, pendidikan,
kemudian kuesioner kecemasan.
a. Pengukuran kecemasan sebelum dan sesudah intervensi dengan cara :
1) Menyiapkan responden dan kuesioner.
2) Menjelaskan cara mengisi kuesioner
3) Responden mengisi kuesioner
4) Memeriksa jawaban responden
b. Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam, dengan cara :
1) Ciptakan lingkungan yang tenang
2) Usahakan responden tetap rileks dan tenang
3) Memberi aba-aba kepada responden untuk menarik nafas dalam
dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara melalui hitungan
1,2,3.
4) Responden perlahan-lahan menghembuskan udara melalui mulut
sambil merasakan ekstrimitas atas dan bawah rileks
5) Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali
6) Menganjurkan responden untuk menarik nafas lagi melalui hidung
dan menghembuskan melalui mulut
7) Membiarkan telapak tangan dan kaki responden rileks.
47
8) Usahakan responden agar tetap konsentrasi atau mata sambil
terpejam.
J. Etika Penelitian
Penelitian kesehatan yang mengikutsertakan subjek manusia harus
memperhatikan aspek etik dalam kaitan menaruh hormat atas martabat
manusia (Dahlan, 2014). Terdapat dua komponen yang penting dalam
memberikan informasi tentang etika. Kedua komponen itu adalah isu etika dan
informed consent. Pada bagian isu etika proposal penelitian ini, peneliti
menyampaikan langkah-langkah yang akan dilakukan supaya peneliti
memenuhi syarat etis seperti mengenai bagaimana data diperoleh, bagaimana
menjaga kerahasiaan subjek penelitian, bagaimana data akan dipublikasikan,
bagaimana izin penelitian akan diperoleh dari subjek penelitian, bagaimana
melaporkan adverse event dan serious adverse event dan komisi etik mana
yang akan melakukan penilaian kelayakan proposal penelitian (Dahlan, 2014).
Komponen kedua adalah formulir informed consent. Adapun syarat informed
consent adalah sebagai berikut :
1. Aspek bahasa
Bahasa yang digunakan adalah bahasa untuk orang awam.
2. Aspek kelengkapan dokumen
Footer dan header formulir harus ada informasi judul penelitian, versi dan
tanggal informed consent dibuat, informed consent dewasa atau untuk anak,
tempat penelitian dan nomor subjek penelitian.
48
3. Aspek kelengkapan informasi
Informasi yang diberikan kepada calon subjek harus lengkap. Informasi
tersebut diklasifikasikan menjadi dua elemen, yaitu elemen dasar dan
elemen tambahan, yang termasuk ke dalam elemen dasar yaitu:
a. Penjelasan bahwa kegiatan adalah sebuah penelitian.
b. Tujuan penelitian dan mengapa calon subjek diminta untuk ikut serta.
c. Prosedur penelitian.
d. Resiko potensial dan rasa tidak enak yang akan dialami calon subjek.
e. Manfaat langsung bagi subjek
f. Prosedur alternatif
g. Penjagaan kerahasiaan data
h. Kompensasi bila terjadi kecelakaan dalam penelitian
i. Partisipasi adalah sukarela dan
j. Nama dan alamat peneliti yang harus dihubungi bila terjadi kecelakaan
atau bila subjek bertanya.
Elemen tambahan bagian informed consent yaitu sebagai berikut :
a. Perkiraan jumlah subjek yang akan diikutsertakan
b. Kemungkinan mendapat timbul resiko yang belum diketahui.
c. Subjek dapat dikeluarkan dari penelitian.
d. Bahaya potensial (bila ada) bagi subjek yang mengundurkan diri.
e. Kemungkinan timbulnya biaya bagi perusahaan asuransi kesehatan
akibat keikutsertaan calon subjek dalam penelitian.
f. Insentif bagi subjek (bila ada).
49
4. Aspek kelengkapan persetujuan.
Harus ada informasi mengenai nama subjek, usia, tanda tangan dan
tanggal penandatanganan yang harus ditulis oleh subjek sendiri. Pada
bagian persetujuan juga harus ada nama peneliti, tanda tangan dan tanggal
penandatanganan yang harus diisi sendiri oleh peneliti. Bila diperlukan
peneliti harus membuat beberapa formulir persetujuan, misal formulir
persetujuan untuk subjek dewasa yang sadar tetapi tidak mampu untuk
membubuhkan tanda tangan, formulir persetujuan dewasa yang tidak sadar,
formulir persetujuan anak dan lain-lain.
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian mengenai pengaruh teknik relaksasi nafas dalam
terhadap kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi di Puskesmas Prangat
Kabupaten Kutai Kartanegara dengan jumlah responden sebanyak 18 orang,
diperoleh sebagai berikut:
1. Karakteristik Responden
Mengidentifikasi karakteristik ibu hamil yang hipertensi di Puskesmas
Prangat Kabupaten Kutai Kartanegara berdasarkan umur responden, umur
kehamilan, pendidikan dan pekerjaan dilakukan dengan analisis univariat
untuk menggambarkan distribusi frekuensi yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.1. Karakteristik Ibu Hamil yang Hipertensi di Puskesmas PrangatKabupaten Kutai Kartanegara
Karakteristik Responden Jumlah Persentase (%)Umur Responden21-30 tahun 13 72,2≥ 31 tahunUmur Kehamilan20-25 minggu26-30 mingguPendidikanSDSMPSMAPerguruan tinggi
5
117
12114
27,8
61,138,9
5,611,161,122,2
PekerjaanIRTPNSSwastaPedagangPetani/Nelayan
102132
55,611,15,616,711,1
Jumlah Responden 18 100Sumber : Data Primer, 2020
50
51
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa karakteristik ibu hamil yang
hipertensi di Puskesmas Prangat Kabupaten Kutai Kartanegara sebagian besar
umur antara 21-30 tahun berjumlah 13 orang (72,2%), umur kehamilan antara
20-25 minggu berjumlah 11 orang (61,1%), pendidikan terakhir tamat SMA
berjumlah 11 orang (61,1%) dan pekerjaan sebagai IRT berjumlah 10 orang
(55,6%).
2. Tingkat kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi sebelummelakukan teknik relaksasi nafas dalam di Puskesmas PrangatKabupaten Kutai Kartanegara.
Analisis univariat untuk menjelaskan tingkat kecemasan pada ibu
hamil dengan hipertensi sebelum melakukan teknik relaksasi nafas dalam di
Puskesmas Prangat Kabupaten Kutai Kartanegara dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.2. Rata-rata skor tingkat kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensisebelum melakukan teknik relaksasi nafas dalam di PuskesmasPrangat Kabupaten Kutai Kartanegara
Variabel Kelompok Pengukuran Mean SD Min-Max 95%CI
TingkatKecemasan Intervensi Sebelum
(Pre)15,89 6,220 9-25 13,66-
18,89Sumber : Data Primer, 2020
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa skor rata-rata tingkat
kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi sebelum melakukan teknik
relaksasi nafas dalam di Puskesmas Prangat Kabupaten Kutai Kartanegara
yaitu 15,89, dengan kriteria sebagai berikut:
52
Tabel 4.3. Kriteria tingkat kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensisebelum melakukan teknik relaksasi nafas dalam di PuskesmasPrangat Kabupaten Kutai Kartanegara
Variabel Kelompok Pengukuran Kriteria N %
TingkatKecemasan Intervensi
Sebelum(Pre)
RinganSedang
99
5050
Sumber : Data Primer, 2020
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kriteria tingkat kecemasan
pada ibu hamil dengan hipertensi sebelum melakukan teknik relaksasi nafas
dalam di Puskesmas Prangat Kabupaten Kutai Kartanegara terdapat tingkat
kecemasan ringan dan sedang yang masing-masing berjumlah 9 orang (50%).
3. Tingkat kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi sesudahmelakukan teknik relaksasi nafas dalam di Puskesmas PrangatKabupaten Kutai Kartanegara.
Analisis univariat untuk menjelaskan tingkat kecemasan pada ibu
hamil dengan hipertensi sesudah melakukan teknik relaksasi nafas dalam di
Puskesmas Prangat Kabupaten Kutai Kartanegara dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.4. Rata-rata skor tingkat kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensisesudah melakukan teknik relaksasi nafas dalam di PuskesmasPrangat Kabupaten Kutai Kartanegara
Variabel Kelompok Pengukuran Mean SD Min-Max 95%CI
TingkatKecemasan Intervensi Sesudah
(Post)11,22 4,870 6-22 9,11-
13,44Sumber : Data Primer, 2020
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa skor rata-rata tingkat
kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi sesudah melakukan teknik
relaksasi nafas dalam di Puskesmas Prangat Kabupaten Kutai Kartanegara
yaitu 11,22, dengan kriteria sebagai berikut:
53
Tabel 4.5. Kriteria tingkat kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensisesudah melakukan teknik relaksasi nafas dalam di PuskesmasPrangat Kabupaten Kutai Kartanegara
Variabel Kelompok Pengukuran Kriteria N %
TingkatKecemasan Intervensi
Sesudah(Post)
Tidak ada GejalaRinganSedang
594
27,85022,2
Sumber : Data Primer, 2020
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kriteria tingkat kecemasan
pada ibu hamil dengan hipertensi sesudah melakukan teknik relaksasi nafas
dalam di Puskesmas Prangat Kabupaten Kutai Kartanegara sebagian besar
tingkat kecemasan ringan berjumlah 9 orang (50%), kemudian tidak ada gejala
berjumlah 5 orang (27,8%) dan tingkat kecemasan sedang berjumlah 4 orang
(22,2%) .
4. Pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap kecemasan pada ibuhamil dengan hipertensi di Puskesmas Prangat Kabupaten KutaiKartanegara.
Sebelum dilakukan analisis data uji t berpasangan (paired sampel t test)
harus memenuhi syarat uji normalitas. Pada penelitian ini dilakukan uji
normalitas menggunakan shapiro wilk, dimana data dikatakan berdistribusi
normal jika nilai signifikannya > 0,05 dan berdistribusi tidak normal jika nilai
signifikannya < 0,05. Hasil uji normalitas pada penelitian ini dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 4.6. Uji normalitas tingkat kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensisebelum dan sesudah melakukan teknik relaksasi nafas dalam diPuskesmas Prangat Kabupaten Kutai Kartanegara
Variabel Pengukuran Kelompok Mean Median 95%CI p
TingkatKecemasan
Sebelum(Pre)
Sesudah(Post)
Intervensi 15,89
11,22
15
10
12,80-18,98
8,80-13,64
0,080
0,070
Sumber : Data Primer, 2020
54
Berdasarkan tabel uji normalitas di atas diperoleh nilai signifikansi
untuk tingkat kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi sebelum
melakukan teknik relaksasi nafas dalam di Puskesmas Prangat Kabupaten
Kutai Kartanegara nilai signifikansi 0,080 > 0,05 yaitu data berdistribusi
normal. Begitupula tingkat kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi
sesudah melakukan teknik relaksasi nafas dalam di Puskesmas Prangat
Kabupaten Kutai Kartanegara nilai signifikansi 0,070 > 0,05 yaitu data
berdistribusi normal. Sehingga data baik sebelum maupun setelah dilakukan
tindakan pada kelompok intervensi yaitu berdistribusi normal yang berarti
syarat uji t berpasangan (paired sampel t test) terpenuhi.
Hasil analisis pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap
kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi di Puskesmas Prangat Kabupaten
Kutai Kartanegara dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.7. Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap KecemasanPada Ibu Hamil Dengan Hipertensi di Puskesmas PrangatKabupaten Kutai Kartanegara
Variabel Kelompok Pengukuran Mean±SD
BedaMean t p
Kecemasan Intervensi PrePost
2,50±0,5141,94±0,725
0,56 4,610 0,000
Sumber: Data Primer, 2020
Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh beda mean kelompok intervensi antara
kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi sebelum melakukan teknik
relaksasi nafas dalam dengan kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi
setelah melakukan teknik relaksasi nafas dalam sebesar 0,56 dan p value 0,000
< 0,05, yang artinya Ha diterima yaitu terdapat pengaruh teknik relaksasi
55
nafas dalam terhadap kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi di
Puskesmas Prangat Kabupaten Kutai Kartanegara.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh teknik relaksasi nafas
dalam terhadap kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi di Puskesmas
Prangat Kabupaten Kutai Kartanegara diketahui bahwa nilai beda mean kelompok
intervensi antara kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi sebelum melakukan
teknik relaksasi nafas dalam dengan kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi
setelah melakukan teknik relaksasi nafas dalam sebesar 0,56 dan p value 0,000 <
0,05, yang artinya Ha diterima yaitu terdapat pengaruh teknik relaksasi nafas
dalam terhadap kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi di Puskesmas
Prangat Kabupaten Kutai Kartanegara.
Untuk skor rata-rata tingkat kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi
sebelum melakukan teknik relaksasi nafas dalam di Puskesmas Prangat
Kabupaten Kutai Kartanegara yaitu 15,89 dengan kriteria tingkat kecemasan
ringan dan sedang yang masing-masing berjumlah 9 orang (50%). Kemudian skor
rata-rata tingkat kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi sesudah melakukan
teknik relaksasi nafas dalam di Puskesmas Prangat Kabupaten Kutai Kartanegara
mengalami penurunan menjadi 11,22, dengan kriteria sebagian besar tingkat
kecemasan ringan berjumlah 9 orang (50%), kemudian tidak ada gejala berjumlah
5 orang (27,8%) dan tingkat kecemasan sedang berjumlah 4 orang (22,2%).
56
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan
Sudaryani (2017) menunjukkan bahwa setelah dilakukan penerapan teknik
distraksi relaksasi (nafas dalam) ibu merasa nyamn dan rileks, sehingga terjadi
penurunan tekanan darah meskipun tidak signifikan. Maka teknik relaksasi nafas
dalam dapat menurunkan tingkat kecemasan pada ibu hamil dengan pre-eklampsia.
Didukung pula Ayumi (2014) menunjukkan bahwa ada pengaruh relaksasi nafas
dalam terhadap penurunan tekanan darah pada ibu hamil hipertensi di Puskesmas
Kendit Kecamatan Kendit Situbondo.
Kehamilan pada umumnya merupakan ujian berat bagi seorang wanita dan
menimbulkan ketakutan serta kecemasan pada dirinya. Kecemasan yang timbul
biasanya akibat informasi yang salah mengenai kehamilan dan kelahiran, harapan
yang ada dalam pemikirannya dan penolakan bayi dalam kandungannya.
Gangguan suasana perasaan dan kecemasan pada ibu merupakan faktor terjadinya
pre-eklampsia. Salah satu faktor yang dapat meningkatkan resiko hipertensi
adalah tingkat kecemasan pada ibu hamil. Ibu hamil yang mengalami kecemasan
akan meningkatakan resiko pre-eklampsia. Pada ibu hamil dengan pre-eklampsia
dibutuhkan cara untuk mengatasi kecemasan dalam menghadapi persalinan, hal
ini melibatkan strategi coping untuk mengatasi keadaan dari situasi yang menekan,
menantang atau mengancam. Disisi lain perawat berperan besar dalam
penanggulangan hipertensi melalui pendekatan non farmakologi. Intervensi yang
termasuk dalam pendekatan non farmakologis salah satunya adalah dengan teknik
ditraksi relaksasi (nafas dalam). Melakukan distraksi relaksasi nafas dalam dapat
meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah. Hal ini
57
dikarenakan nafas dalam merupakan suatu usaha untuk inspirasi dan ekspirasi
sehingga berpengaruh terhadap peregangan kardiopulmonal (Sudaryani, 2017).
Relaksasi nafas dalam adalah suatu teknik merilekskan ketegangan otot
yang dapat membuat pasien merasa tenang dan bisa menghilangkan dampak
psikologis stres pada pasien. Relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk
asuhan keperawatan yang dalam ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana
cara melakukan nafas dalam, nafas lambat (menahan inspirasi secara maksimal)
dan bagaimana menghembuskan nafas dalam secara perlahan (Teti, 2015).
Menurut Smeltzer & Bare (2002) dalam Teti (2015) tujuan teknik relaksasi nafas
dalam adalah untuk meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas,
mencegah atelektasi paru, meningkatkan efisiensi batuk, mengurangi stres fisik
maupun emosional yaitu menurunkan kecemasan.
Penatalaksanaan nonfarmakologis terapi relaksasi nafas dalam untuk
menurunkan kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi, dikarenakan terapi
relaksasi nafas dalam dapat dilakukan secara mandiri, relatif mudah dilakukan
dari pada terapi nonfarmakologis lainnya, tidak membutuhkan waktu lama untuk
terapi, dan dapat mengurangi dampak buruk dari terapi farmakologis bagi pibu
hamil dengan hipertensi. Ketidakstabilan emosi ibu hamil dengan hipertensi
mempengaruhi tingkat kecemasan ibu hamil. Ibu hamil dengan hipertensi
berpotensi terkena hipertensi kronis setelah masa kehamilannya selesai.
Hipertensi kronis sendiri dikaitkan dengan banyak sekali penyakit, misalnya
stroke dan penyakit jantung koroner. Adapun aliran darah plasenta yang tidak
lancar menyebabkan janin tidak mendapat suplai oksigen dan nutrisi yang
58
memadai selama masa kehamilan. Akibatnya bisa timbul pertumbuhan janin
terhambat. Selain itu, hipertensi juga menyebabkan berbagai kerugian lainnya
pada janin, misalnya timbulnya abruptio plasenta, kelahiran prematur dan
kematian janin dalam kandungan.
Berdasarkan uraian di atas peneliti berasumsi bahwa terdapat pengaruh
teknik relaksasi nafas dalam terhadap kecemasan pada ibu hamil dengan
hipertensi di Puskesmas Prangat Kabupaten Kutai Kartanegara, sehingga
perlakuan teknik relaksasi nafas dalam secara rutin yaitu 2 kali sehari selama 2
minggu dengan waktu kurang lebih 10 menit efektif menurunkan tingkat
kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi karena relaksasi nafas dalam dapat
meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah. Hal ini
dikarenakan nafas dalam merupakan suatu usaha untuk inspirasi dan ekspirasi
sehingga berpengaruh terhadap peregangan kardiopulmonal.
C. Keterbatasan Peneliti
Dalam penelitian ini, peneliti menghadapi beberapa keterbatasan yaitu:
1. Pembagian kuesioner kepada responden tanpa peneliti menanyakan apa
kesulitan responden dalam menjawab atau tidak memantau responden dalam
mengisi kuesioner.
2. Penentuan responden berdasarkan kriteria inklusi, yang mana sebagian besar
ibu hamil bersedia menjadi respoden penelitian, namun dikarenakan adanya
penyakit penyerta membuat ibu hamil diganti dengan ibu hamil lainnya yang
tidak ada penyakit penyerta.
59
3. Penelitian ini hanya memberikan intervensi teknik relaksasi nafas dalam,
tanpa melihat faktor yang mempengaruhi kecemasan pada ibu hamil dengan
hipertensi.
60
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh
teknik relaksasi nafas dalam terhadap kecemasan pada ibu hamil dengan
hipertensi di Puskesmas Prangat Kabupaten Kutai Kartanegara, disimpulkan
sebagai berikut:
1. Ibu hamil dengan hipertensi sebelum diberikan teknik relaksasi nafas dalam
sebagian besar mengalami kecemasan dengan tingkat kecemasan ringan dan
sedang, sehingga perlu diberikan intervensi berupa teknik relaksasi nafas
dalam untuk menurunkan tingkat kecemasan.
2. Setelah diberikan teknik relaksasi nafas dalam sebagian besar tingkat
kecemasan ibu hamil dengan hipertensi mengalami penurunan menjadi tidak
cemas dan ringan, sehingga teknik relaksasi nafas dalam mampu merilekskan
ketegangan otot yang dapat membuat ibu hamil dengan hipertensi merasa
tenang.
3. Terdapat pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap kecemasan pada ibu
hamil dengan hipertensi di Puskesmas Prangat Kabupaten Kutai Kartanegara,
sehingga semakin baik teknik relaksasi nafas dalam dilakukan ibu hamil
dengan hipertensi mampu menurunkan tingkat kecemasan.
60
61
B. Saran
Dari kesimpulan mengenai pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap
kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi di Puskesmas Prangat Kabupaten
Kutai Kartanegara, maka dapat disarankan sebagai berikut :
1. Bagi bidan, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai inovasi dalam
asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hipertensi dengan menggunakan
teknik relaksasi nafas sebagai salah satu cara untuk menurunkan kecemasan
pada ibu hamil dengan hipertensi.
2. Bagi responden, perlu mempraktekkan lebih lanjut teknik relaksasi nafas
untuk menurunkan kecemasan.
3. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
bahan dan data masukan sebagai intervensi pembanding dengan intervensi
lainnya dalam menurunkan kecemasan pada ibu hamil dengan hipertensi.
62
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, H.N. (2014). Pengaruh Relaksasi Nafas Dalam Terhadap PenurunanTekanan Darah Pada Ibu Hamil Hipertensi Di Puskesmas KenditKecamatan Kendit Situbondo. Laporan Penelitian. Situbondo.
Ayumi, Amalia Arinda Nur. (2014). Pengaruh relaksasi nafas dalam terhadappenurunan tekanan darah pada ibu hamil hipertensi di Puskesmas KenditKecamatan Kendit Situbondo. Jurnal Kesehatan Masyarakat.
Bandiara, R. (2018). An Update Management Concept in Hypertension. SubBagian Ginjal Hipertensi Bag. Ilmu Penyakit Dalam FK UNPAD/RSDr.Hasan Sadikin. Bandung.Pp.1.
Bradley, Benny & Berawi, Khairunnisa. (2016). Pengaruh Senam Jantung, Yoga,Senam Lansia dan Senam Aerobik dalam Penurunan Tekanan Darah padaLanjut Usia. Majority.
Dahlan, M.S. (2014). Langkah-langkah Membuat Proposal Penelitian BidangKedokteran dan Kesehatan. Jakarta: CV Sagung Seto.
Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara. (2018). Data ibu hamil yangmenderita hipertensi. Kabupaten Kutai Kartanegara.
Dwi, Yesiana & Bebhe, Elisabeth. (2015). Pengaruh Senam Jantung TerhadapDurasi Penurunan Tekanan Darah Dan Nadi Istirahat Pada HipertensiStadium 1. Jurnal Ners Lentera.
Endang, T. (2014). Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi SecaraTerpadu. Yogyakarta:Graha Ilmu Edisi Ketiga.
Handayani, Ni dkk. (2014). Pengaruh Slow-Stroke Back Massage dengan MinyakEsensial Ylang-Ylang Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Lansiadengan Hipertensi. Bali : Community of Publishing in Nursing.
Hastuti, Rini Dwi. (2015). Penurunan tekanan darah denganmenggunakan tehnik nafas dalam (deep breathing) pada pasien hipertensidi Puskesmas Bendosari Kabupaten Sukoharjo. Jurnal Terpadu IlmuKesehatan, Volume 4, No 2.
62
63
Hermanto, Jeri. (2014). Pengaruh Pemberian Meditasi Terhadap PenurunanTekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi di Unit SosialRehabilitasi Pucang Gading Semarang. Jurnal Keperawatan.
Hikayati, Flora, R. Purwanto, S. (2013). Penatalaksanaan Non FarmakologisTerapi Komplementer Sebagai Upaya Untuk Mengatasi Dan MencegahKomplikasi Pada Penderita Hipertensi Primer Di Kelurahan IndralayaMulya Kabupaten Ogan Ilir. Jurnal Pengabdian Masyarakat. UniversitasSriwijaya.
Kaur Amandeep, Maheshwari Preksha S, Soin Divya. (2015). Effectiveness ofabdominal breathing exerciseon blood pressure among hypertensivepatients. International Journal of Therapeutic Applications, Volume 24,2015, 39-49.
Kemenkes RI. (2013). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2012. Jakarta :Kemenkes RI.
Kenia, N.M. (2013). Pengaruh Relaksasi (Aromaterapi Mawar) TerhadapPerubahan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi. Jurnal Stikes 6(1).
Lukman. (2014). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam terhadap IntensitasNyeri Pada Pasien Post-Operasi Sectio Caesaria di RSUD. Prof. Dr. Hi.Aloei Saboe Kota Gorontalo. Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan.Jurnal Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, UniversitasNegeri Gorontalo.
Moniaga, Victor. (2013). Pengaruh Senam Bugar Lansia Terhadap TekananDarah Penderita Hipertensi di BPLU Senja Cerah Paniki Bawah. Jurnale-Biomedik (eBM), Volume 1, Nomor 2.
Muttaqin, Arif. (2009). Buku ajar asuhan keperawatan klien dengan gangguansistem kardiovaskuler dan hematologi. Jakarta: Salemba Medika
NHBPEP. (2000). Report of The National High Blood Pressure EducationProgram Working Group on High Blood Pressure in Pregnancy.American Journal of Obstetrics and Gynecology, 183, 1 – 22.
Nerini M, Gigliotti F, Lanini I, Grazzini M, Stendardi C, Castellani R, et al.(2011). Changes in global and compartmental lung volumes during pursedlip breathing (PLB) in COPD patients [abstract]. Eur Respir J2001;18(Suppl 33):489. CITA.
Notoatmodjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi. Jakarta :Rineka Cipta
64
Nugroho, I.A., Asrin, Sarwono. (2012). Efektifitas Pijat Refleksi Kaki DanHipnoterapi Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada PasienHipertensi. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan 8 (2).
Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian IlmuKeperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Parlindungan, Tua dkk. (2016). Latihan Isometrik Bermanfaat MenurunkanTekanan Darah Pada Penderita Hipertensi. Jurnal Ilmu Keperawatan.
Prawirohardjo, S. (2013). Hipertensi dalam kehamilan dalam : Ilmu KebidananEdisi Keempat. Jakarta: PT Bina Pustaka.
Purnawan, I, Upoyo, A.S., Awaludin S. (2015). Pengaruh Terapi Mandi UapTerhadap Respon Fisiologis Stress Penderita Hipertensi. JurnalKeperawatan Soedirman (The Soedirman Journal Of Nursing), 10(1)
Putra, Ervan Kusuma. (2013). Pengaruh latihan nafas dalam terhadap perubahantekanan darah padapenderita hipertensi di Wilayah Kecamatan KarasKabupaten Magetan. Naskah Publikasi Universitas MuhammadiyahSurakarta.
Rochmawati, D.H. (2014). Teknik Relaksasi Otot Progressif Untuk MenurunkanKecemasan. Makalah Kesehatan Program Studi S1 Keperawatan FakultasIlmu Keperawatan. Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
Sabri, L dan S.P. Hastono. (2010). Statistik Kesehatan. PT. Raja Grafindo Persada.Jakarta.
Sanjaya A. dan Rusdi I. (2009). Hubungan Interaksi Sosial dengan KesepianPada Lansia. Naskah Publikasi Fakultas Keperawatan UniversitasSumatera Utara
Santoso, D. (2010). Membonsai Hipertensi. Surabaya: Temprina Medika Grafika.
SDKI. (2017). Survei Demografi Kesehatan Indonesia. Jakarta.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. BandungAlfabeta.
Suri, Rahma Yeni. (2017). Efektifitas pendidikan kesehatan menggunakan metodeindividual tentang pengetahuan pola makan pada penderita hipertensi dipuskesmas harapan raya.https://media.neliti.com/media/publications/184907-ID-efektifitas-pendidikan-kesehatan-menggun.pdf
65
Sutanto. (2010). Cegah & Tangkal Penyakit Modern. Yogyakarya: Andi.
Tawaang, Elrita. (2013). Pengaruh teknik relaksasi nafas dalam denganpenurunan tekanan darah pada pasien hipertensi sedang berat di RuangIRINA C BLU Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1.
Teti, Kosasih Cecep Eli. (2015). Konsep dan Aplikasi Relaksasi dalamKeperawatan Maternitas. Bandung: PT. Refika Aditama
Ultawiningrum. (2018). Pengaruh Senam Yoga Hatha Terhadap PenurunanTekanan Darah Sistolik Pada Lanjut Usia Dengan Riwayat Hipertensi.https://pdfslide.net/documents/pengaruh-senam-yoga-hatha-terhadap-penurunan-2018-12-05-pengaruh-senam-yoga.html
WHO. (2015). About Cardiovascular diseases. World Health Organization.Geneva. Cited July 15th 2014. Available from URL :http://www.who.int/cardiovascular_diseases/about_cvd/en/ accessed on
66
Lampiran 1.
JADWAL PENELITIAN
No Kegiatan Desember Januari Februari Maret April1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 PenyusunanProposal
2 SeminarProposal
3 RevisiProposal
4 PerijinanPenelitian
5 PersiapanPenelitian
6 PelaksanaanPenelitian
7 PengolahanData
8 Revisi Skripsi9 Sidang10 Revisi Skripsi
67
Lampiran 2
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
TEKNIK RELAKSASI NAPAS DALAM
1. Pengertian
Relaksasi nafas dalam adalah suatu teknik merilekskan ketegangan otot yang
dapat membuat pasien merasa tenang dan bisa menghilangkan dampak
psikologis stres pada pasien. Relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk
asuhan keperawatan yang dalam ini perawatmengajarkan kepada klien
bagaimana cara melakukan nafas dalam, nafas lambat (menahan inspirasi
secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan nafas dalam secara
perlahan.
2. Tujuan
Tujuan teknik relaksasi nafas dalam adalah untuk meningkatkan ventilasi
alveoli, memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasi paru, meningkatkan
efisiensi batuk, mengurangi stres fisik maupun emosional yaitu menurunkan
menurunkan kecemasan dan menurunkan tekanan darah. Relaksasi nafas
dalam merupakan metode efektif dalam menurunkan rasa nyeri juga untuk
menurunkan tekanan darah pada klien.
3. Persiapan sebelum pelaksanaan:
a. Persiapan ruangan: ruangan yang nyaman dan minimalkan kebisingan
dan gangguan.
b. Persiapan pasien: Minta pasien untuk berbaring dengan rileks.
4. Prosedur
a. Ciptakan lingkungan yang tenang
b. Usahakan tetap rileks dan tenang
c. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara
melalui hitungan 1,2,3
68
d. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan
ekstrimitas atas dan bawah rileks
e. Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali
f. Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut
g. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks.
h. Usahakan agar tetap konsentrasi atau mata sambil terpejam.
69
Lampiran 3
KUESIONER
PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAPKECEMASAN PADA IBU HAMIL DENGAN HIPERTENSI
DIPUSKESMAS PRANGATKABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
Nomor Responden :
Nama Responden :
Tanggal :
Identitas Responden
1 Umur Responden : …...........................................................tahun2 Umur Kehamilan : ……………………………………minggu3 Pendidikan :
1. Tidak Tamat SD2. SD3. SMP4. SMA5. Perguruan Tinggi
4 Pekerjaan :1. Ibu Rumah Tangga2. PNS3. Swasta4. Pedagang/Wiraswasta5. Petani/Nelayan
70
Kecemasan
HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY(HARS)
Skor :0 = tidak ada1 = ringan2 = sedang3 = berat4 = berat sekali
Total Skor :5) Skor kurang dari 6 = tidak ada kecemasan.6) Skor 7 – 14 = kecemasan ringan.7) Skor 15 – 27 = kecemasan sedang.8) Skor lebih dari 27 = kecemasan berat.
No Pertanyaan 0 1 2 3 41 Perasaan Ansietas
- Cemas- Firasat Buruk- Takut Akan Pikiran Sendiri- Mudah Tersinggung
2 Ketegangan- Merasa Tegang- Lesu- Tak Bisa Istirahat Tenang- Mudah Terkejut- Mudah Menangis- Gemetar- Gelisah
3 Ketakutan- Pada Gelap- Pada Orang Asing- Ditinggal Sendiri- Pada Binatang Besar- Pada Keramaian Lalu Lintas- Pada Kerumunan Orang Banyak
4 Gangguan Tidur- Sukar Masuk Tidur- Terbangun Malam Hari- Tidak Nyenyak- Bangun dengan Lesu- Banyak Mimpi-Mimpi
71
- Mimpi Buruk- Mimpi Menakutkan
5 Gangguan Kecerdasan- Sukar Konsentrasi- Daya Ingat Buruk
6 Perasaan Depresi- Hilangnya Minat- Berkurangnya Kesenangan Pada Hobi- Sedih- Bangun Dini Hari- Perasaan Berubah-Ubah Sepanjang Hari
7 Gejala Somatik (Otot)- Sakit dan Nyeri di Otot-Otot- Kaku- Kedutan Otot- Gigi Gemerutuk- Suara Tidak Stabil
8 Gejala Somatik (Sensorik)- Tinitus- Penglihatan Kabur- Muka Merah atau Pucat- Merasa Lemah- Perasaan ditusuk-tusuk
9 Gejala Kardiovaskuler- Takhikardia- Berdebar- Nyeri di Dada- Denyut Nadi Mengeras- Perasaan Lesu/Lemas Seperti Mau Pingsan- Detak Jantung Menghilang (BerhentiSekejap)
10 Gejala Respiratori- Rasa Tertekan atau Sempit Di Dada- Perasaan Tercekik- Sering Menarik Napas- Napas Pendek/Sesak
11 Gejala Gastrointestinal- Sulit Menelan- Perut Melilit- Gangguan Pencernaan- Nyeri Sebelum dan Sesudah Makan- Perasaan Terbakar di Perut- Rasa Penuh atau Kembung- Mual- Muntah- Buang Air Besar Lembek
72
- Kehilangan Berat Badan- Sukar Buang Air Besar (Konstipasi)
12 Gejala Urogenital- Sering Buang Air Kecil- Tidak Dapat Menahan Air Seni- Amenorrhoe- Menorrhagia- Menjadi Dingin (Frigid)- Ejakulasi Praecocks- Ereksi Hilang- Impotensi
13 Gejala Otonom- Mulut Kering- Muka Merah- Mudah Berkeringat- Pusing, Sakit Kepala- Bulu-Bulu Berdiri
14 Tingkah Laku Pada Wawancara- Gelisah- Tidak Tenang- Jari Gemetar- Kerut Kening- Muka Tegang- Tonus Otot Meningkat- Napas Pendek dan Cepat- Muka Merah
Total Skor =
73
Lampiran 4
LEMBARWAWANCARA
PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAPPERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA IBU HAMIL DENGAN
HIPERTENSI DI PUSKESMAS PRANGATKABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
1. Apakah ibu rutin memeriksakan kesehatan selama hamil, jelaskan ?
2. Bagaimana perasaan ibu saat mengetahui kehamilan hingga saat ini ?
3. Apakah pernah tersirat perasaan takut saat persalinan ?
4. Apakah ibu merokok, jelaskan ?
5. Apakah ibu stress selama hamil, jelaskan ?
6. Apakah ada riwayat hipertensi, jelaskan ?
74
Lampiran 5. Data Penelitian
NoIdentitas Responden
Umur RespondenTahun)
Umur Kehamilan(Minggu) Pendidikan Pekerjaan
1 32 25 2 1
2 28 30 4 1
3 26 24 3 5
4 36 27 3 5
5 29 25 4 4
6 27 25 4 1
7 29 28 4 1
8 21 29 4 1
9 27 30 5 3
10 22 22 4 1
11 36 25 5 1
12 29 24 5 2
13 27 23 4 1
14 29 22 4 4
15 25 20 4 4
16 31 21 4 1
17 32 28 5 2
18 28 26 4 1
75
NoTingkat Kecemasan Ibu Hamil Dengan Hipertensi (Pre test)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Total Kriteria
1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 22 3
2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 23 3
3 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 24 3
4 2 1 1 3 2 3 1 3 1 2 1 2 1 2 25 3
5 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 11 2
6 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 12 2
7 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 18 3
8 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 18 3
9 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 9 2
10 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 9 2
11 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 10 2
12 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2 0 18 3
13 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 10 2
14 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 9 2
15 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 11 2
16 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 2 1 11 2
17 2 2 2 2 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 21 3
18 2 1 3 1 2 1 3 2 1 2 1 2 2 2 25 3
76
NoTingkat Kecemasan Ibu Hamil Dengan Hipertensi (Post test)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Total Kriteria
1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14 2
2 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 2 1 0 0 10 2
3 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 11 2
4 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 0 0 1 0 14 2
5 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 9 2
6 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 9 2
7 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 16 3
8 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 17 3
9 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 6 1
10 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 6 1
11 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 6 1
12 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 2 2 0 12 2
13 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 6 1
14 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 6 1
15 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 10 2
16 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 2 1 9 2
17 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 19 3
18 2 1 1 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 22 3
77
Lampiran 6. Hasil SPSS
Karakteristik Responden
Umur Responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 21 1 5.6 5.6 5.6
22 1 5.6 5.6 11.1
25 1 5.6 5.6 16.7
26 1 5.6 5.6 22.2
27 3 16.7 16.7 38.9
28 2 11.1 11.1 50.0
29 4 22.2 22.2 72.2
31 1 5.6 5.6 77.8
32 2 11.1 11.1 88.9
36 2 11.1 11.1 100.0
Total 18 100.0 100.0
Umur Kehamilan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 20 1 5.6 5.6 5.6
21 1 5.6 5.6 11.1
22 2 11.1 11.1 22.2
23 1 5.6 5.6 27.8
24 2 11.1 11.1 38.9
25 4 22.2 22.2 61.1
26 1 5.6 5.6 66.7
27 1 5.6 5.6 72.2
28 2 11.1 11.1 83.3
29 1 5.6 5.6 88.9
30 2 11.1 11.1 100.0
Total 18 100.0 100.0
78
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid SD 1 5.6 5.6 5.6
SMP 2 11.1 11.1 16.7
SMA 11 61.1 61.1 77.8
Perguruan Tinggi 4 22.2 22.2 100.0
Total 18 100.0 100.0
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid IRT 10 55.6 55.6 55.6
PNS 2 11.1 11.1 66.7
Swasta 1 5.6 5.6 72.2
Pedagang 3 16.7 16.7 88.9
Petani/Nelayan 2 11.1 11.1 100.0
Total 18 100.0 100.0
UnivariatDescriptive Statistics
Statistic
Bootstrapa
Bias Std. Error
95% Confidence Interval
Lower Upper
Pre N 18 0 0 18 18
Minimum 9
Maximum 25
Mean 15.89 -.02 1.47 13.06 18.89
Std. Deviation 6.220 -.208 .551 4.727 6.970
Post N 18 0 0 18 18
Minimum 6
Maximum 22
Mean 11.22 -.02 1.11 9.11 13.44
Std. Deviation 4.870 -.203 .713 3.106 5.955
Valid N (listwise) N 18 0 0 18 18
a. Unless otherwise noted, bootstrap results are based on 1000 bootstrap samples
79
Kriteria Pre
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ringan 9 50.0 50.0 50.0
Sedang 9 50.0 50.0 100.0
Total 18 100.0 100.0
Kriteria Post
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak ada gejala 5 27.8 27.8 27.8
Ringan 9 50.0 50.0 77.8
Sedang 4 22.2 22.2 100.0
Total 18 100.0 100.0
Uji Normalitas
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pre 18 100.0% 0 0.0% 18 100.0%
Post 18 100.0% 0 0.0% 18 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
Pre Mean 15.89 1.466
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 12.80
Upper Bound 18.98
5% Trimmed Mean 15.77
Median 15.00
Variance 38.693
Std. Deviation 6.220
Minimum 9
Maximum 25
Range 16
80
Interquartile Range 12
Skewness .274 .536
Kurtosis -1.714 1.038
Post Mean 11.22 1.148
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 8.80
Upper Bound 13.64
5% Trimmed Mean 10.91
Median 10.00
Variance 23.712
Std. Deviation 4.870
Minimum 6
Maximum 22
Range 16
Interquartile Range 9
Skewness .756 .536
Kurtosis -.228 1.038
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pre .234 18 .010 .848 18 .080
Post .155 18 .200* .905 18 .070
*. This is a lower bound of the true significance.