PENGARUH UMUR KAWIN PERTAMA TERHADAP FERTILITAS DAN KESERTAAN
BERKELUARGA BERENCANA
PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI TERHADAP FERTILITAS DAN UMUR
KAWIN PERTAMAOleh :
Sukarno
Pusat Penelitian dan Pengembangan KB dan KS, BKKBN
Ringkasan
Wanita yang menikah pada usia muda mempunyai waktu reproduksi
panjang, sehingga angka kelahirannya lebih tinggi dibanding wanita
yang menikah pada usia tua. Usia menikah terlalu muda akan menjadi
masalah tersendiri bila tidak berKB karena akan berkontribusi
langsung terhadap angka kelahiran atau fertilitas. Faktor sosial
ekonomi seperti umur, tingkat pendidikan, status tahapan keluarga
juga mempengaruhi fertilitas atau jumlah anak lahir. Faktor lain
yang juga dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi adalah Umur Kawin
Pertama (UKP), akan tetapi belum diketahui faktor apa yang lebih
kuat pengaruhnya. Hal ini yang menjadi permasalahan utama dalam
penelitian ini. Untuk menjawab permasalahan tersebut, analisis ini
menggunakan sumber data dari Mini Survei Pemantauan Pasangan Usia
Subur 2010 di 33 provinsi. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan
adalah kluster random sampling. Jumlah sampel wanita Pasangan Usia
Subur (PUS) (15-49 tahun) sebanyak 253.887 wanita. Metode analisis
yang digunakan adalah tabulasi silang, regresi logistik, regresi
linier multivariate. Temuan penting dari studi ini adalah bahwa
ternyata Umur Kawin Pertama (UKP) tidak mempengaruhi kesertaan
berKB. Faktor yang dominan mempengaruhi fertilitas yaitu Umur Kawin
Pertama (UKP). Faktor pendidikan sangat berpengaruh terhadap
meningkatnya Umur Kawin Pertama (UKP).
Kata kunci : Umur Kawin Pertama, Fertilitas, Keluarga
Berencana
I.PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Masa dewasa awal adalah salah satu tahapan perkembangan manusia
yang memiliki masa terpanjang sepanjang rentang kehidupan
seseorang. Pada masa dewasa awal individu dianggap telah siap
menghadapi suatu perkawinan, seperti yang dikemukakan oleh
Havigurst bahwa lima dari tugas perkem-bangan dewasa awal merupakan
kegiatan-kegiatan pokok yang bersangkutan dengan kehidupan
berkeluarga.1Penyiapan kehidupan berkeluarga sangat penting bagi
pasangan yang akan menikah, oleh karena penundaan kelahiran anak
pertama perlu dilakukan pasangan yang usianya terlalu muda supaya
tidak masuk pada kelahiran resiko tinggi.
Penundaan usia perkawinan akan memberikan kontribusi terhadap
kelahiran seorang anak sehingga angka kelahiran / fertilitas dapat
ditekan. Fertilitas dipengaruhi oleh dua faktor yaitu demografi dan
non demografi. Faktor demografi terdiri dari struktur umur, umur
kawin pertama, lama perkawinan, paritas dan proporsi kawin.
Sedangkan faktor non demografi terdiri dari faktor sosial, faktor
ekonomi dan faktor psikologi. Fertilitas merupakan jumlah dari anak
yang dilahirkan hidup dengan pengertian bahwa anak yang pernah
dilahirkan dalam kondisi hidup menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
Jika anak pada saat dilahirkan dalam kondisi hidup kemudian
meninggal pada waktu masih bayi tetap dikatakan anak lahir hidup
(ALH).
Usia pertama kali melahirkan di Indonesia an-tara 13-18 tahun
sekitar 18% dan pernikahan dibawah 18 tahun mencapai 49% pada tahun
1998.2 Ini disebabkan antara lain faktor sosial, ekonomi, hukum,
dan adat budaya setempat dan undang-undang Perkawinan No. 1 tahun
1974 yang menentukan 16 tahun sebagai usia minimum pernikahan bagi
perempuan dan 18 tahun bagi laki-laki.
B.Perumusan Masalah
Masalah penelitian ini mencakup hal-hal yang berkaitan langsung
dengan faktor-faktor yang bisa menghambat fertilitas supaya
pertum-buhan penduduk tidak terjadi secara cepat. Faktor-faktor
tersebut antara lain faktor sosial ekonomi seperti umur, tingkat
pendidikan, status tahapan keluarga dan daerah tempat tinggal.
Faktor lain adalah faktor kesertaan berKB dan Usia Kawin Pertama
(UKP). Usia kawin pertama ini sangat penting karena pada umumnya
pada wanita usia menikah terlalu muda mempunyai waktu reproduksi
yang panjang sehingga angka kelahirannya akan tinggi dibanding
wanita yang menikah pada usia tua. Usia menikah terlalu muda dapat
menjadi masalah bila tidak berKB. Usia Kawin Pertama (UKP) akan
menjadi alternatif untuk mengatur jarak kelahiran selain berKB.
Pada analisis ini pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap
kesertaan berKBnya juga akan dikaji.Demikian luasnya masalah
penelitian ini dalam upaya untuk menekan laju pertumbuhan penduduk,
oleh karena itu akan dibatasi permasalahannya tentang pengaruh umur
kawin pertama dan faktor sosial ekonomi terhadap kesertaan ber-KB
dan fertilitas.
Perumusan masalah ini dapat dirinci dalam bentuk pertanyaan
penelitian sebagai berikut :
1. Apakah faktor sosial ekonomi (umur, tingkat pendidikan,
status tahapan keluarga), kesertaan berKB serta Umur Kawin Pertama
(UKP) mempengaruhi fertilitas ?
2. Apakah faktor sosial ekonomi (pendidikan, umur, daerah tempat
tinggal, status tahapan keluarga) berpengaruh terhadap Umur Kawin
Pertama (UKP)
C.Tujuan
Secara umum tujuan studi ini adalah untuk memperoleh
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesertaan ber-KB yang pada
akhirnya akan bisa menekan angka fertilitas di Indonesia. Secara
khusus studi ini bertujuan untuk :
1. Ingin mengetahui pengaruh faktor sosial ekonomi (umur,
tingkat pendidikan, status tahapan keluarga), kesertaan berKB serta
umur kawin pertama terhadap fertilitas atau jumlah anak lahir hidup
(ALH).
2. Ingin mengetahui faktor sosial ekonomi (pendidikan, umur,
daerah tempat tinggal, status tahapan keluarga) yang berpengaruh
terhadap umur kawin pertama (UKP).
D.Manfaat
1. Hasil penelitian dapat memberi masukan bagi para penentu
kebijakan, pengelola program Keluarga Berencana (KB) dalam upaya
menurunkan fertilitas dengan peningkatan usia perkawinan
pertama.
2. Dapat dipakai sebagai bahan evaluasi pelaksanaan program KB
maupun peren-canaan program KB di tingkat nasional.
3. Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan tentang program KB,
baik dalam praktek maupun penerapan teori di lapangan.
E.Tinjauan Pustaka
a)Kerangka Konseptual
Ada berbagai macam teori yang menerangkan faktor-faktor yang
mempengaruhi fertilitas. Teori tentang fertilitas tersebut
dirumuskan dari berbagai disiplin seperti sosiologi, eko-nomi,
psikologi dan anthropologi. Tulisan ini hanya membahas beberapa
teori fertilitas dari disiplin sosiologi dan ekonomi, dua disiplin
yang telah cukup banyak membahas tentang fertilitas.3Kajian tentang
fertilitas pada dasarnya bermula dari disiplin sosiologi. Sebelum
disiplin lain membahas secara sistematis tentang fertilitas, kajian
sosiologis tentang fertilitas sudah lebih dahulu dimulai. Sebagian
besar anali-sis kependudukan (selain demografi formal) sesungguhnya
merupakan analisis sosiologis. Davis and Blake (1956), Freedman
(1962), Hawthorne (1970) telah mengembangkan berbagai kerangka
teoritis tentang perilaku fertilitas yang pada hakekatnya bersifat
sosiologis. 3Davis dan Blake 1956 mengklasifikasikan 11 variabel
yang dapat mempengaruhi fertilitas dalam masyarakat dan
mengelompokkannya dalam tiga kategori :4
1. Variabel-variabel hubungan seksual
2. Variabel-variabel konsepsi
3. Variabel-variabel gestasi
Dalam tulisannya yang berjudul The Social structure and
fertility: an analytic framework (1956) Kingsley Davis dan Judith
Blake melakukan analisis sosiologis tentang fertilitas. Davis and
Blake menge-mukakan faktor-faktor yang mempengaruhi fertilitas
melalui variabel antara (intermediate variables).
Menurut Freedman variabel antara yang mempengaruhi langsung
terhadap fertilitas pada dasarnya juga dipengaruhi oleh norma-norma
yang berlaku di suatu masyarakat. Pada akhirnya perilaku fertilitas
seseorang dipengaruhi norma-norma yang ada yaitu norma tentang
besarnya keluarga dan norma tentang variabel antara itu sendiri.
Selanjutnya norma-norma tentang besarnya keluarga dan variabel
antara di pengaruhi oleh tingkat mortalitas dan struktur sosial
ekonomi yang ada di masyarakat. Kerangka analisis fertilitas yang
dikemukakan oleh Freedman digambarkan dalam Bagan 1.5b)Hasil
Penelitian Sejenis / Sebelumnya
Review hasil penelitian tentang umur kawin pertama yang pernah
dilakukan dengan data yang berbeda juga menyimpulkan bahwa umur
kawin pertama (UKP) berpengaruh terhadap fertilitas. Umur Kawin
Pertama (UKP) dipengaruhi oleh pendidikan. Sementara itu beberapa
hasil dari survei atau analisis serupa yang sudah dilaksanakan
antara lain :
1. Hasil penelitian Iswarati (2009) dalam analisa lanjut SDKI
2007 tentang Proxi-mate Determinan Fertilitas menunjukkan bahwa
umur kumpul pertama merupakan salah satu dari tiga variabel yang
sangat berpe-ngaruh signifikan terhadap fertilitas.62. Hasil
penelitian Resti Puji Hasvuty dalam Pola Perkawinan dan Fertilitas
di indonesia Tahun 2009 yang menyimpulkan bahwa semakin tinggi
pendidikan maka semakin tinggi umur kawin pertama
(UKP).7F.Hipotesis
Berdasarkan uraian pada perumusan masalah dan tinjauan pustaka
di atas maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut
:
1. Ada pengaruh positip antara faktor sosial ekonomi (umur,
tingkat pendidikan, status tahapan keluarga), kesertaan berKB serta
umur kawin pertama (UKP) terhadap jumlah anak lahir hidup atau
fertilitas.
2. Ada pengaruh positif faktor sosial ekonomi (pendidikan, umur,
daerah tempat tinggal, status tahapan keluarga) yang signifikan
terhadap umur kawin pertama (UKP).
II.METODE PENELITIAN
A.Sumber Data
Sumber data penelitian ini menggunakan Mini Survei Pemantauan
Pasangan Usia Subur 2010 di 33 provinsi. Mini Survei (MS)
Pemantauan Pasangan Usia Subur (PUS) 2010 merupakan survey berskala
nasional, dirancang dapat mengestimasi parameter tingkat Kabupaten
/ Kota, Provinsi dan Nasional. Variabel dalam MS terdiri dari :
umur, jumlah anak, pendidikan, tahapan keluarga, umur kawin
pertama, kehamilan, kesertaan berKB, akses dan pelayanan KB serta
alasan tidak berKB.Tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah
kluster random sampling. Urutan dalam menentukan sampel klaster dan
sampel res-ponden: pertama, menggunakan formula perhitungan jumlah
sampel, akan didapatkan jumlah sampel responden di setiap
kabupa-ten/kota; kedua: jumlah sampel PUS di setiap klaster telah
ditentukan sejumlah 25 wanita PUS; ketiga: maka jumlah sampel
klaster/RT yang diperlukan di setiap kabupaten kota akan dapat
dihitung yaitu dengan membagi besar sampel responden dengan 25.
Jumlah sampel wanita Pasangan Usia Subur (PUS) umur 15-49 tahun
sebanyak 253.887 wanita di 33 provinsi.
B.Metode Analisis
Variabel yang dianalisis antara lain : umur, jumlah anak,
pendidikan, tahapan keluarga, umur kawin pertama, kesertaan berKB.
Metode analisis yang digunakan adalah :1. Tabulasi Silang, tehnik
ini digunakan untuk mengetahui rata-rata umur kawin pertama
berdasarkan karakteristik latarbelakang sosial ekonomi seperti umur
ibu, tempat tinggal, pendidikan dan tahapan keluarga.
2. Analisis Regresi Linier Multivariat, tehnik analisis ini
digunakan untuk mengetahui pengaruh faktor sosial ekonomi (umur,
tingkat pendidikan, status tahapan keluarga), kesertaan berKB serta
Umur Kawin Pertama (UKP) terhadap jumlah Anak Lahir Hidup (ALH).
Alasannya karena datanya yang bersifat ordinal seperti tingkat
pendidikan dan status tahapan keluarga.
3. Analisis Regresi Linier Multivariat, tehnik analisis ini
digunakan untuk melihat pengaruh faktor sosial ekonomi
(pendi-dikan, umur, daerah tempat tinggal, status tahapan keluarga)
terhadap Umur Kawin Pertama (UKP). Alasannya karena datanya yang
bersifat ordinal seperti pendidikan dan status tahapan
keluarga.
III.HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelum menguji hipotesis, berikut dikemu-kakan gambaran umum
tentang rata-rata umur kawin pertama menurut latar belakang sosial
ekonomi.
A.Gambaran Umum
Tabel 1 menyajikan persentase Umur Kawin Pertama menurut
karakteristik sosial ekonomi Pasangan Usia Subur (PUS). Secara umum
berdasarkan kelompok umur ditemukan bahwa semakin tua umur ibu
rata-rata umur kawin pertama semakin tinggi.Tabel 1
Persentase Umur Kawin Pertama Menurut Karakteristik Latar
Belakang Wanita Pasangan Usia Subur (PUS), Indonesia 2010 (Mini
Survei 2010)KarakteristikUmur KawinRata-rata UKP
< 18 thn18 - 19 thn20 - 21 thn> 22 thn
Umur Ibu
15-2416.315.9101.118.8
25-3436.139.141.94220.9
35-4947.645.048.156.921.4
Tempat tinggal
Perkotaan25.932.639.551.721.9
Perdesaan74.167.460.548.320.4
Pendidikan
Tidak sekolah3.61.31.41.119.2
Tidak tamat SD13.27.55.74.519.4
Tamat SD47.535.327.518.319.7
Tamat SLTP26.629.925.517.520.4
Tamat SLTA8.523.735.139.122.2
Tamat Akademik0.41.32.87.923.9
Tamat PT0.30.82.111.625.1
Tahapan Keluarga
PKS24.619.816.613.620.2
KS 136.535.833.628.120.6
KS II27.229.431.631.321.1
KS III10.713.716.323.322.0
KS III +1.01.42.03.722.8
TOTAL25.711.134.328.920.9
Rata-rata umur kawin pertama (UKP) lebih rendah (kawin muda) di
wilayah pedesaan dibandingkan di perkotaan. Umur kawin yang tinggi
di wilayah perkotaan kemungkinan berhubungan dengan kesibukan pada
usia muda untuk melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi,
sementara di perdesaan sarana dan prasarana pendidikan kurang
begitu memadai dan kurangnya minat untuk meneruskan pendidikan yang
lebih tinggi.
1.Pengaruh faktor sosial ekonomi (umur, tingkat pendidikan,
status tahapan keluarga), kesertaan berKB serta Umur Kawin Pertama
(UKP) terhadap jumlah Anak Lahir Hidup (ALH).
Untuk melihat pengaruh faktor sosial ekonomi (umur, tingkat
pendidikan, status tahapan keluarga), kesertaan berKB serta Umur
Kawin Pertama (UKP) terhadap jumlah Anak Lahir Hidup (ALH)
digunakan Regresi Linier Mul-tivariat. Analisis ini untuk
memprediksi nilai dari variabel terikat apabila mengalami kena-ikan
atau penurunan dan mengetahui arah hu-bungan antara variabel bebas
dan terikat, apakah masing-masing berhubungan positif atau
negatif.8Tabel 2
Hasil Olahan SPSS Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Kesertaan
KB
Tabel 3
Hasil Olahan SPSS Persamaan Regresi Linier Multivariat
Tabel 3 menunjukkan pengujian secara kese-luruhan p value F test
sebesar 0,000 (< 0,005), maka secara keseluruhan variabel
sosi-al ekonomi (umur ibu, tempat tinggal, tingkat pendidikan dan
tahapan keluarga), kesertaan KB, dan UKP berpengaruh signifikan
dengan umur kawin pertama. Dari keenam variabel pengaruh dapat
menjelaskan variasi ALH (Fertilitas) sebesar 38 persen seperti yang
ditunjukkan pada Tabel 2.
Tabel 4
Hasil Olahan SPSS Regresi Linier Multivariat Tabel 4 menunjukkan
nilai p-value untuk variabel umur, tingkat pendidikan, status
tahapan keluarga, kesertaan KB, dan Umur Kawin Pertama < 0,05
sehingga kelima vari-abel tersebut berpengaruh terhadap jumlah anak
lahir hidup (fertilitas). Dari kelima variabel, jika dilihat dari
koefisien Beta, maka variabel yang paling berpengaruh terhadap
jumlah anak lahir hidup (ALH) adalah Umur Kawin Pertama (UKP).
Grafik 2
Rata-rata Jumlah Anak Yang Lahir Menurut Umur Kawin Pertama di
Indonesia
Sumber : Mini Survei Tahun 2010
Semakin tinggi umur perkawinan pertama, maka semakin rendah
jumlah anak yang dilahirkan serperti yang ditunjukkan pada Grafik
2. Di sini terlihat jelas tentang pengaruh Umur Kawin Pertama (UKP)
terhadap fertilitas.
2.Pengaruh faktor sosial ekonomi (pendidikan, umur, daerah
tempat tinggal, status tahapan keluarga) terhadap Umur Kawin
Pertama (UKP)
Untuk melihat pengaruh faktor sosial ekonomi (pendidikan, umur,
daerah tempat tinggal, status tahapan keluarga) terhadap Umur Kawin
Pertama (UKP) digunakan analisis regresi linier multivariat.
Analisis ini ber-hubungan dengan semua tehnik statistik yang secara
simultan menganalisis sejumlah pengukuran pada individu atau
objek.9Tabel 5
Hasil Olahan SPSS Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Umur Kawin
Pertama
Secara bersama-sama semua variabel sosial dan ekonomi
berpengaruh terhadap umur kawin pertama. Dari 4 variabel pengaruh
dapat menjelaskan variasi Umur Kawin Per-tama sebesar 16,9 persen
seperti yang ditun-jukkan pada Tabel 5.
Tabel 6
Hasil Olahan SPSS Regresi Linier Multivariat Tingkat Signifikan
Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Umur Kawin Pertama
Tabel 6 menunjukkan pengujian secara keseluruhan P value F test
sebesar 0,000 (< 0,005), maka secara keseluruhan variabel sosial
ekonomi (umur ibu, tempat tinggal, tingkat pendidikan dan tahapan
keluarga) berhubungan linier dengan umur kawin pertama.
Tabel 7
Hasil Olahan SPSS Regresi Linier Multivariat Tingkat Signifikan
Individu Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Umur Kawin Pertama Tabel 7
menunjukkan nilai p-value untuk variabel umur, daerah tempat
tinggal, dan tingkat pendidikan < 0,05 sehingga ketiga variabel
tersebut berpengaruh terhadap peningkatan umur kawin pertama.
Sedangkan p-value untuk variabel status tahapan keluarga sebesar
0,710 >0,05 sehingga variabel ini tidak berpengaruh signifikan
terhadap peningkatan umur kawin pertama. Dari ketiga variabel yang
signifikan, jika dilihat dari koefisien beta sebesar 0,358, maka
variabel yang paling berpengaruh terhadap UKP adalah variabel
pendidikan
Grafik 3
Rata-rata UKP Menurut Tingkat Pendidikan Indonesia
Sumber : Mini Survei 2010
Grafik 3 menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan, maka
rata-rata Umur Kawin Pertama semakin tinggi.
Grafik 4
Persentase Umur Kawin Pertama Menurut Tingkat Pendidikan
Indonesia
Sumber : Mini Survei Tahun 2010
Ada satu temuan menarik yang bisa kita cermati, umur kawin
pertama yang < 18 thn (usia kawin muda) paling tinggi pada
wanita PUS yang tingkat pendidikannya hanya sampai tamat SD seperti
yang ditunjukkan pada Grafik 4.
IV.KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
1. Rata-rata umur kawin pertama (UKP) menunjukkan trend yang
semakin tinggi pada mereka yang hidup di perkotaan, mempunyai
pendidikan tamat perguruan tinggi serta tahapan keluarga kaya / KS
III+.2. Semakin tinggi UKP semakin sedikit / rendah jumlah anak
yang dilahirkan sehingga akan memperkecil angka fertilitas yang
nantinya berkontribusi terhadap rendahnya laju pertumbuhan
penduduk.
3. Faktor pendidikan merupakan faktor yang paling berpengaruh
terhadap Umur Kawin Pertama (UKP) dibanding 3 faktor lainnya
seperti status tahapan keluarga, umur dan daerah tempat
tinggal.
B.Saran
Berdasarkan temuan-temuan yang ada, maka perlu adanya upaya
sebagai berikut :1. Untuk pasangan usia subur (PUS) berusia