perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH UKURAN RISER TERHADAP CACAT PENYUSUTAN DAN CACAT POROSITAS PRODUK COR ALUMINIUM CETAKAN PASIR SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Oleh : I. HARMONIC KRISNAWAN NIM. I 0408037 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
61
Embed
PENGARUH UKURAN RISER TERHADAP CACAT …/Pengaruh... · PENYUSUTAN DAN CACAT POROSITAS PRODUK COR ALUMINIUM CETAKAN PASIR Dosen Pembimbing I Bambang Kusharjanta., ST., NIP. 19691116199702
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGARUH UKURAN RISER TERHADAP CACAT PENYUSUTAN DAN CACAT POROSITAS PRODUK COR
ALUMINIUM CETAKAN PASIR
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik
Oleh : I. HARMONIC KRISNAWAN
NIM. I 0408037
JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGARUH UKURAN PENYUSUTAN DAN CACAT POROSITAS PRODUK COR
ALUMINIUM CETAKAN PASIR
Dosen Pembimbing I Bambang Kusharjanta., ST., NIP. 19691116199702 Telah dipertahankan di hadapan Tim November 2012 1. Teguh Triyono., ST NIP . 197104301998021001 2. Ir. Wijang Wisnu Raharjo NIP. 196810041999031002
Ketua Jurusan Teknik Mesin Didik Djoko Susilo., ST., MT NIP . 19720313199702
ii
PENGARUH UKURAN RISER TERHADAP CACAT PENYUSUTAN DAN CACAT POROSITAS PRODUK COR
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran saluran penambah (riser) terhadap cacat penyusutan dan cacat porositas paduan aluminium pada proses pengecoran menggunakan cetakan pasir.
Pada penelitian ini bahan baku aluminium berasal dari limbah piston bekas sepeda motor. Saluran penambah (riser) yang digunakan berbentuk botol dengan ukuran leher (neck) diameter 25 mm dan tinggi 5 mm. Variasi ukuran saluran penambah (riser) yaitu : diameter 30 mm dengan tinggi 100 mm, diameter 40 mm dengan tinggi 56 mm, dan diameter 50 mm dengan tinggi 36 mm. Pengujian penuyusutan dengan membandingkan volume produk dengan volume cetakan. Pengamatan rongga penyusutan dengan membelah produk cor menjadi dua bagian. Pengujian porositas dengan membandingkan densitas teoritis dengan densitas terukur. Pengujian densitas teoritis menggunakan standar ASTM E-252.
Berdasarkan penelitian kesimpulan yang dapat diambil adalah untuk menghasilkan produk cor dengan nilai persentase penyusutan dan persentase porositas yang rendah digunakan riser dengan ukuran diameter besar dan tinggi. Kata kunci : saluran penambah, penyusutan, porositas, paduan aluminium.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
Influence of Riser Size on Shrinkage and Porosity Defect of Aluminium Castings by Using Sand Molds
I Harmonic Krisnawan
Departement of Mechanical Engineering Engineering Faculty of Sebelas Maret University
This experiment is aimed to determine the influence of riser size on
shrinkage and porosity defect of aluminium castings by using sand molds. The raw material of aluminium alloy in this experiment is derived from
waste of motorcycle piston. Bottle shape riser is used with the size of neck is 25 mm of diameters and 5 mm of height. Variations of riser size are: 30 mm of diameters with 100 mm of height, 40 mm of diameters with 56 mm of height, and 50 mm of diameters with 36 mm of height. The shrinkage testing is conducted by comparing the castings volume to the molds volume. The observation of shrinkage cavity is done by cleaving the castings into two pieces. The porosity is tested by comparing the true density to the apparent density. The true density testing uses ASTM E-252 standard.
The result of this experiment are is to produce castings which low shrinkage and porosity defect is used riser which large of diameters and height size.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Pengaruh Ukuran Riser Terhadap Cacat Penyusutan Dan Cacat Porositas
Produk Cor Aluminium Cetakan Pasir” ini dengan baik. Adapun tujuan dari
penulisan skripsi ini adlah senagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar
sarjana teknik di Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak menemui kesulitan yang
dapat terselesaikan berkat bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua dan keluarga atas dukungan secara moral, material, dan
spiritual.
2. Bapak Didik Djoko Susilo, ST. MT sebagai Ketua Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Bambang Kusharjanta, ST. MT dan Bapak Wahyu Purwo Raharjo, ST.
MT atas bimbingan yang diberikan kepada penulis.
4. Bapak Teguh Triyono, ST dan Bapak Ir. Wijang Wisnu Raharjo, MT sebagai
dosen penguji.
5. Staf tata usaha Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
6. Mas Maruto, Mas Endri,dan Mas Arifin atas bantuannya dalam pengambilan
data.
7. Staf Laboratorium Pengujian Bahan Politeknik Manufaktur Ceper.
8. Syaiful, Widi, dan Addin atas semua bantuan selama mengerjakan skripsi ini,
semoga langkah kalian senantiasa diberkahi Tuhan.
9. Saudaraku COSINUS 08 atas persaudaraan kita selama ini.
10. Astrid atas doa, dukungan, dan kesabaranmu.
Tidak lupa penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak – pihak
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu per satu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
Penulis sangat menyadari atas banyaknya kekurangan dalam penyusunan
skripsi ini. Oleh karena itu, penulis memohon maaf atas segala kekurangan dalam
penyusunan skripsi ini. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan
bagi pembaca pada umumnya. Terima kasih.
Surakarta, November 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI Halaman Judul ............................................................................................... i Halaman Pengesahan .................................................................................... ii Halaman Persembahan .................................................................................. iii Halaman Motto .............................................................................................. iv Halaman Abstrak ........................................................................................... v Kata Pengantar .............................................................................................. vii Daftar Isi ........................................................................................................ ix Daftar Tabel .................................................................................................. xi Daftar Gambar ............................................................................................... xii Daftar Notasi……………………………………………………………….. xiii BAB I Pendahuluan ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1 1.2 Perumusan Masalah ………………………………………… .... 2 1.3 Batasan Masalah .......................................................................... 2 1.4 Tujuan dan Manfaat .................................................................... 3 1.5 Sistematika Penulisan……………………………………. ......... 3
BAB II Landasan Teori ................................................................................. 5 2.1 Tinjauan Pustaka ......................................................................... 5 2.2 Dasar Teori .................................................................................. 6
2.3 Hipotesis ...................................................................................... 16 BAB III Metodologi Penelitian ..................................................................... 17
3.1 Tempat Penelitian ........................................................................ 17 3.2 Alat dan Bahan Penelitian ........................................................... 17 3.3 Prosedur Penelitian....................................................................... 21
BAB IV Data Dan Analisis ........................................................................... 32 4.1 Produk Cor Hasil Pengecoran Cetakan Pasir .............................. 32 4.2 Cacat Penyusutan ………………………………………… ........ 33
4.3 Persentase Porositas .................................................................... 40 BAB V Kesimpulan Dan Saran .................................................................... 47
Daftar Pustaka ............................................................................................... 48 Lampiran ....................................................................................................... 49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel variasi ukuran saluran penambah (riser).............................. 24 Tabel 3.2 Jumlah spesimen pengujian ........................................................... 29 Tabel 3.3 Jadwal penelitian ............................................................................ 31 Tabel 4.1 Hasil uji komposisi kimia .............................................................. 32 Tabel 4.2 Nilai modulus cor saluran penambah (riser).................................. 35 Tabel 4.3 Volume produk cor ........................................................................ 35 Tabel 4.4 Hasil perhitungan persentase penyusutan ...................................... 36 Tabel 4.5 Data perhitungan densitas nyata sesuai ASTM E-252 ................... 41 Tabel 4.6 Hasil perhitungan densitas semu .................................................... 42 Tabel 4.7 Persentase porositas ....................................................................... 43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Struktur kolom .......................................................................... 7 Gambar 2.2 Bagian-bagian sistem saluran ..................................................... 10 Gambar 2.3 Diagram fasa paduan aluminium-silikon ................................... 13 Gambar 2.4 Bentuk cacat shrinkage............................................................... 14 Gambar 2.5 Cacat porositas pada penampang potong produk cor ................ 15 Gambar 3.1 Limbah piston bekas …………….. ........................................... 17 Gambar 3.2 Dapur peleburan …………….. .................................................. 18 Gambar 3.3 Termometer inframerah ……………......................................... 18 Gambar 3.4 Stopwatch …………….. ............................................................ 19 Gambar 3.5 Timbangan digital …………….. ............................................... 19 Gambar 3.6 Gelas breker ……………........................................................... 19 Gambar 3.7 Kotak kaca …………….. ........................................................... 19 Gambar 3.8 Mikroskop optik …………….. .................................................. 20 Gambar 3.9 Pola sistem saluran ..................................................................... 21 Gambar 3.10 Basin tampak depan ................................................................. 21 Gambar 3.11 Basin tampak atas ..................................................................... 21 Gambar 3.12 Saluran turun tampak samping ................................................. 22 Gambar 3.13 Penampang waduk (well) ......................................................... 22 Gambar 3.14 Penampang pengalir (runner) .................................................. 23 Gambar 3.15 Penampang saluran masuk (ingate).......................................... 23 Gambar 3.16 Bagian-bagian saluran penambah............................................. 23 Gambar 3.17 Penampang benda cor tampak depan …………….. ................ 24 Gambar 3.18 Penampang benda cor tampak atas........................................... 24 Gambar 3.19 Potongan spesimen pengamatan rongga penyusutan ............... 27 Gambar 3.20 Daerah pengamatan rongga penyusutan ................................... 27 Gambar 3.21 Diagram alir penelitian ............................................................. 29 Gambar 3.21 Diagram alir penelitian (lanjutan) ............................................ 31 Gambar 4.1 Produk cor lengkap dengan sistem salurannya .......................... 33 Gambar 4.2 Spesimen pengujian cacat penyusutan ....................................... 34 Gambar 4.3 Hubungan antara persentase penyusutan–variasi ukuran riser .. 37 Gambar 4.4 Cacat rongga penyusutan pada produk cor ................................ 38 Gambar 4.5 Sampel uji densitas ..................................................................... 40 Gambar 4.6 Hubungan antara persentase porositas–variasi ukuran riser ...... 43 Gambar 4.7 Struktur mikro sampel uji variasi I
(perbesaran 200X). ...................................................................... 45 Gambar 4.8 Struktur mikro sampel uji variasi II
(perbesaran 200X) ....................................................................... 46 Gambar 4.9 Struktur mikro sampel uji variasi III
DAFTAR NOTASI Ac : Luas permukaan cor Ag : Luas permukaan ingate Ar : Luas permukaan runner As : Luas penampang sprue Mc : Modulus cor m : massa produk cor S : persentase penyusutan t : tinggi riser % P : persentase porositas produk cor Vc : Volume cor Vcetakan : Volume cetakan Vproduk : Volume produk ρo : true density ρs : apparent density ø : diameter riser
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Industri pengecoran logam tumbuh seiring dengan perkembangan teknik
dan metode pengecoran serta berbagai model produk cor yang membanjiri pasar
domestik. Produk cor banyak dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari mulai
dari perabotan rumah tangga, komponen otomotif, pompa air sampai propeler
kapal. Permintaan pasar akan produk logam cor yang prospektif dan luas ini,
kurang diimbangi dengan peningkatan kualitas produk (Hidayat, 2010).
Pada coran dapat terjadi berbagai macam cacat tergantung pada
bagaimana keadaannya, sedangkan cacat-cacat tersebut boleh dikatakan jarang
berbeda menurut bahan dan macam coran. Banyak cacat ditemukan dalam coran
secara biasa. Seandainya sebab-sebab dari cacat-cacat tersebut diketahui, maka
pencegahan terjadinya cacat dapat dilakukan. Cacat-cacat tersebut umumnya
disebabkan oleh perencanaan, bahan yang dipakai (bahan yang dicairkan, pasir
dan sebagainya), proses (mencairkan, pengolahan pasir, membuat cetakan,
penuangan, penyelesaian dan sebagainya) atau perencanaan coran (Surdia, 2000).
Salah satu hal yang mempengaruhi terjadinya cacat pada produk cor
adalah desain sistem saluran yang kurang baik. Sistem saluran pada cetakan pasir
meliputi cawan tuang, saluran turun (sprue), dam atau waduk, saluran pengalir
(runner), saluran penambah (riser), dan saluran masuk (ingate). Penelitian ini
akan mendalami tentang ukuran saluran penambah (riser). Saluran penambah
memberikan logam cair yang mengimbangi penyusutan dalam proses pembekuan
dari coran.
Pada proses pengecoran kecepatan solidifikasi mempengaruhi sebagian
besar mikrosrtuktur dari besi cor, dimana terjadi perubahan sifat mekanik dari besi
cor seperti ketangguhan, kekerasan, mampu mesin, dan lain-lain. Perencanaan
yang baik dari riser atau pengumpan harus menghasilkan pembekuan terarah, hal
ini penting karena perencanaan riser yang tidak baik akan menghasilkan cacat
yang lain seperti penyusutan atau rendahnya kekuatan luluh produk. Oleh karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
itu, perencanaan risering system yang lebih baik diperlukan untuk meningkatkan
kualitas produk cor (Nandi dkk, 2011).
Ukuran saluran penambah (riser) seringkali digunakan sebagai parameter
untuk mengamati perilaku pembekuan logam pada proses pengecoran. Dalam hal
ini yang menjadi perhatian adalah pengaruh ukuran saluran penambah (riser)
terhadap terjadinya cacat penyusutan. Sedangkan pengaruh ukuran saluran
penambah (riser) terhadap terjadinya cacat produk yang lain seperti porositas
tidak begitu diperhatikan. Padahal terjadinya cacat porositas akan menyebabkan
menurunnya sifat mekanik dari produk coran.
Pada penelitian ini akan dilakukan kajian ukuran saluran penambah
(riser) tidak hanya terhadap terjadinya cacat penyusutan saja tetapi juga
pengaruhnya terhadap terjadinya cacat porositas produk pada pegecoran
aluminium dengan cetakan pasir. Dengan mempertimbangkan ukuran saluran
penambah (riser) diharapkan dapat meningkatkan kualitas produk cor aluminium.
1.2. Perumusan Masalah
1. Adakah pengaruh variasi ukuran saluran penambah (riser) terhadap terjadinya
cacat penyusutan produk cor aluminium.
2. Adakah pengaruh variasi ukuran saluran penambah (riser) terhadap terjadinya
cacat porositas produk cor aluminum.
1.3. Batasan Masalah
Untuk mengurangi kopleksitas permasalahan serta menentukan arah
penelitian yang lebih baik maka ditentukan batasan masalah sebagai berikut:
1. Paduan aluminium yang digunakan berasal dari piston bekas sepeda motor.
2. Kecepatan penuangan logam cair dianggap seragam.
3. Cetakan yang digunakan yaitu cetakan pasir basah.
4. Penampang sprue berbentuk lingkaran dengan ketinggian = 50 mm dan luas
penampang masuk sprue (As) = 130 mm2.
5. Penampang saluran masuk (ingate) berbentuk persegi panjang dengan panjang
ingate 20 mm.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
6. Komposisi pasir cetak yang dipakai yaitu 80% pasir silika, 10% bentonit, dan
10% air (% berat).
7. Volume logam cair di dalam riser seragam sebesar 7.065 mm3.
8. Sistem saluran menggunakan unpressurised system dengan rasio As: Ar : Ag
yaitu 1 : 2 : 2.
1.4. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penelitian ini antara lain :
1. Mengetahui pengaruh ukuran saluran penambah (riser) terhadap terjadinya
cacat penyusutan aluminium paduan pada pengecoran menggunakan cetakan
pasir.
2. Mengetahui pengaruh ukuran saluran penambah (riser) terhadap terjadinya
cacat porositas aluminium paduan pada pengecoran menggunakan cetakan
pasir.
Manfaat dari penelitian ini antara lain :
1. Menambah pengetahuan tentang teknologi pengecoran logam khususnya
logam aluminium paduan.
2. Menambah pengetahuan tentang perencanaan sistem saluran yang baik pada
proses pengecoran aluminium paduan dengan menggunakan cetakan pasir.
3. Menambah pengetahuan tentang ukuran saluran penambah (riser) yang sesuai
untuk menghasilkan produk cor yang baik pada pengecoran pasir.
1.5. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan, menjelaskan tentang latar belakang masalah,
perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II : Dasar teori, berisi tinjauan pustaka yang berkaitan dengan
pengaruh ukuran saluran penambah (riser) terhadap terjadinya
cacat penyusutan dan cacat porositas paduan aluminium pada
pengecoran menggunakan cetakan pasir, dasar teori tentang proses
pengecoran, pembekuan coran, pembekuan terarah, pola, sistem
Gambar 4.3 Hubungan antara persentase penyusutan – variasi ukuran riser
Gambar 4.3 menunjukkan hubungan antara persentase penyusutan
dengan variasi ukuran saluran penambah (riser). Nilai yang ditampilkan
merupakan nilai rata-rata dari lima spesimen dari setiap variasi ukuran saluran
penambah (riser). Nilai persentase penyusutan untuk variasi I sebesar 10,26%,
untuk variasi II sebesar 8,17%, dan untuk variasi III sebesar 7,13%. Berdasarkan
data di atas, ukuran saluran penambah (riser) mempengaruhi nilai persentase
penyusutan yang terjadi pada produk cor.
Perbedaan nilai persentase penyusutan tersebut disebabkan oleh
perbedaan ukuran saluran penambah (riser) dari setiap variasi. Perbedaan ukuran
ini berpengaruh terhadap nilai modulus cor riser pada setiap variasi. Nilai
modulus cor ini mempengaruhi laju pembekuan logam cair selama proses
pembekuan. Semakin tinggi nilai modulus cor maka waktu pembekuan logam
akan semakin lama dan sebaliknya semakin rendah nilai modulus cor maka waktu
pembekuan akan semakin cepat.
Pada tabel 4.2 ditampilkan nilai modulus cor riser dari setiap variasi.
Nilai modulus cor riser untuk variasi I sebesar 6,51 mm, untuk variasi II sebesar
7,32 mm, dan untuk variasi III sebesar 7,33 mm. Berdasarkan nilai tersebut maka
variasi I memiliki nilai persentase penyusutan terbesar. Hal ini disebabkan oleh
waktu pembekuan logam di dalam riser pada variasi I lebih cepat bila
10.26
8.17
7.13
0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
Variasi I (ø=30
mm, t=100 mm)
Variasi II (ø=40
mm, t=56 mm)
Variasi III (ø=50
mm, t=36 mm)
Pe
rse
nta
se P
en
yu
suta
n
Variasi Ukuran Riser
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
dibandingkan dengan variasi II dan III sebagai akibat dari besarnya laju
pembekuan logam di dalam riser. Sehingga, riser tidak dapat berfungsi dengan
baik untuk menyuplai logam cair ketika terjadi penyusutan.
Pada variasi II dan variasi III memiliki modulus cor riser yang nilainya
sama besar tetapi memiliki nilai persentase penyusutan yang berbeda. Pada
gambar 4.3 diketahui nilai persentase penyusutan variasi II lebih besar
dibandingkan nilai persentase penyusutan variasi III. Hal ini disebabkan oleh
ukuran diameter riser pada variasi III lebih besar dibandingkan ukuran diameter
riser pada variasi II. Dengan diameter yang besar menyebabkan bidang
pembekuan yang bergerak dari arah tepi dinding cetakan lebih lambat untuk
bertemu di daerah pusat sumbu simetri riser. Sehingga riser dapat berfungsi
dengan baik untuk menyuplai logam cair ketika terjadi penyusutan.
4.2.3. Pengamatan Rongga Penyusutan
(a) (b)
(c)
Gambar 4.4 Cacat rongga penyusutan pada produk cor
(a) variasi I (b) variasi II (c) variasi III
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Gambar 4.4 menunjukkan terjadinya cacat rongga penyusutan produk
cor. Cacat rongga penyusutan pada ketiga variasi terjadi di bagian perubahan
penampang. Pada gambar di atas rongga penyusutan terbesar terjadi pada variasi I,
sedangkan rongga penyusutan terkecil terjadi pada variasi III.
Pada variasi I terjadinya rongga penyusutan disebabkan oleh ukuran
tinggi riser yang besar yaitu 100 mm dan diameter riser kecil yaitu 30 mm.
Ukuran diameter yang kecil menyebabkan jarak antara tepi dinding cetakan ke
pusat sumbu simetri riser kecil, sehingga logam cair di dalam riser semakin cepat
membeku. Ukuran tinggi riser yang besar mengakibatkan riser kesulitan untuk
mengisi kekurangan logam cair karena jarak tempuh menuju rongga cetakan
cukup jauh.
Pada variasi II ukuran rongga penyusutan yang terjadi sudah berkurang.
Hal ini disebabkan oleh ukuran diameter riser yang lebih besar dibandingkan
ukuran diameter riser pada variasi I yaitu sebesar 40 mm. Sehingga logam cair di
dalam riser dapat dipertahankan dalam kondisi cair lebih lama. Selain itu ukuran
tinggi riser variasi II lebih rendah dibandingkan tinggi riser variasi I yaitu sebesar
56 mm. Dengan demikian jarak tempuh logam cair dari riser menuju rongga
cetakan lebih pendek.
Pada variasi III ukuran rongga penyusutan jauh lebih kecil dibandingkan
pada variasi I dan II. Hal ini disebabkan ukuran diameter riser variasi III lebih
besar yaitu 50 mm. Dengan diameter yang besar menyebabkan bidang pembekuan
yang bergerak dari arah tepi dinding cetakan lebih lambat saling bertemu di
daerah pusat sumbu simetri riser. Selain itu, jarak tempuh logam cair dari riser
menuju rongga cetakan lebih pendek karena tinggi riser hanya 36 mm.
Hasil pengamatan cacat rongga penyusutan pada penelitian ini hampir
sama dengan hasil penelitian yang dilakukan Tjitro (2001). Dimana rongga
penyusutan akan semakin menurun seiring meningkatnya ukuran diameter riser.
Pada penelitian Tjitro (2001) ukuran diameter riser adalah 10 mm, 25 mm, dan
100 mm, ukuran diameter leher riser tetap 10 mm, sedangkan ukuran tinggi riser
juga tetap yaitu 60 mm. Riser model 1 berbentuk silinder sedangkan riser model 2
dan 3 berbentuk kerucut terpancung. Volume logam cair di dalam riser berbeda
pada setiap variasi. Dimana volume logam cair di dalam riser semakin bertambah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
siring meningkatnya ukuran diameter riser. Pertambahan volume ini berpengaruh
terhadap nilai modulus cor riser. Karena volumenya bertambah maka nilai
modulus cor riser juga semakin bertambah dan laju pembekuan logam di dalam
riser semakin lambat. Sehingga, riser dapat berfungsi dengan baik untuk
menyuplai logam cair ke dalam rongga cetakan pada saat terjadi penyusutan.
Ukuran diameter leher riser juga mempengaruhi berhasil tidaknya logam cair di
dalam riser turun untuk menyuplai penyusutan pada rongga cetakan. Ukuran
diameter leher riser yang kecil memungkinkan bidang pembekuan pada riser
sudah saling bertemu dan menutupi jalannya logam cair ke arah rongga cetakan.
Penelitian Tjitro (2001) ini akan lebih menarik jika ditambahkan pengaruh ukuran
riser terhadap persentase penyusutan yang terjadi dengan volume logam cair pada
riser sama untuk setiap variasi.
.
4.3. Persentase Porositas
Sebelum melakukan perhitungan nilai persentase porositas, dilakukan
perhitungan true density. Berdasarkan data komposisi kimia pada tabel 4.1 dapat
dihitung nilai true density dari produk cor. Dalam melakukan perhitungan true
density berpedoman kepada standar ASTM E-252. Data perhitungan true density
ditampilkan pada tabel 4.5.
Gambar 4.5 Sampel uji densitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Tabel 4.5 Data perhitungan true density sesuai ASTM E-252
Unsur 1/densitas (m3/Mg)
Persentase berat
1/densitas X persentase
berat (m3/Mg)
Cu 0,1116 0,99 0,11 Fe 0,1271 0,73 0,09 Si 0,4292 12,00 5,15
Mn 0,1346 0,06 8,1 x 10-3
Mg 0,5522 0,05 0,03 Zn 0,1401 0,31 0,04 Ni 0,1123 0,04 4,3 x 10-3 Cr 0,1391 0,01 2,1 x 10-3 Ti 0,2219 0,01 2,2 x 10-3 Pb 0,0882 0,13 0,01 V 0,1639 0,01 1,6 x 10-3 B 0,4274
Be 0,5411 2 x 10-4 1,1 x 10-4 Zr 0,1541 0,64 0,10 Ga 0,1693
Bi 0,102
Sn 0,1371 0,05 6,8 x 10-3 Cd 0,1156
Co 0,1130
Li 1,8727
JUMLAH 15,04 5,56 Al 0.3705 84,98 31,48
JUMLAH
37,05
Perhitungan true density
�� = 10037,05 = 2,70 ��
�� = 2,70 ����
Untuk perhitungan apparent density sebelumnya dilakukan pemotongan
sampel spesimen. Bagian yang dipotong adalah daerah di sekitar riser. Kemudian
sampel pengujian ditimbang massanya dan diukur volumenya. Pengukuran massa
sampel menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 2 angka di belakang
koma. Pengukuran volume sampel menggunakan gelas breker dengan kapasitas
100 ml. Hasil perhitungan apparent density ditampilkan pada tabel 4.6.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Tabel 4.6 Hasil perhitungan apparent density
Variasi Sampel ρs
(g/cm3)
I
1 2,57 2 2,44 3 2,61 4 2,58 5 2,60
II
1 2,52 2 2,57 3 2,47 4 2,45 5 2,47
III
1 2,45 2 2,41 3 2,42 4 2,55 5 2,47
Setelah dilakukan uji densitas maka diperoleh nilai apparent density.
Untuk menghitung nilai persentase porositas digunakan persamaan (3.3).
Contoh perhitungan (data variasi I, spesimen 1)
ρo = 2,70 g/mm3
ρs = 2,57 g/mm3
Persentase porositas
%� = �2,70 �
��� − 2,57 ���� �
2,70 ����
� 100 % = 4,67 %
Hasil perhitungan persentase porositas semua variasi ukuran saluran