Top Banner
279 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return On Equity, Ukuran Komisaris dan Frekuensi Rapat Komisaris terhadap Pengungkapan Modal Intelektual Djunaidi Mahari 1) , dan Ali Sandy Mulya 2) 1,2) Universitas Budi Luhur 1) [email protected] Abstrak Laporan keuangan belum mampu menyajikan keberadaan modal intelektual dalam suatu perusahaan. Sesuai dengan teori signaling, direksi perusahaan berusaha memberikan sinyal positif kepada para pemangku kepentingan dengan meyajikan keberadaan modal intelektual melalui penyajian dalam laporan tahunan. Kenyataannya, pengungkapan keberadaan modal intelektual yang diukur dengan Indek Pengungkapan Modal Intelektual ternyata berbeda termasuk perusahaan asuransi yang dalam operasinya banyak menggunakan modal intelektual. Tujuan penelitian untuk mencari determinan pengungkapan modal intelektual pada perusahaan asuransi yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan metode pengujian menggunakan regresi linear berganda. Hasil pengujian menunjukkan secara simultan ukuran perusahaan, usia perusahaan, return on equity, ukuran komisaris dan frekuensi rapat komisaris berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan modal intelektual. Implikasinya menjadi pembuka jalan bagi akademisi untuk melakukan penelitian mengenai modal intelektual berikutnya pada perusahaan asuransi dan menambah khazanah penelitian mengenai asuransi di Indonesia yang memang masih sedikit jumlahnya. Kata kunci : pengungkapan modal intelektual, ukuran perusahaan, usia perusahaan, ROE, ukuran komisaris, frekuensi rapat komisaris. Pendahuluan Pada beberapa dekade yang lalu, kuantitas dan kualitas fisik alat dan sarana produksi merupakan suatu komponen utama dalam menentukan keberhasilan perusahaan. Namun seiring dengan meningkatnya tuntutan jaman yang kini lebih dikendalikan oleh teknologi dan pengetahuan, keberhasilan perusahaan tidak lagi dinilai dari seberapa banyak perusahaan mampu menjual produknya, namun lebih ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam memproduksi dan menyediakan produk/jasa yang dapat dijual. Hal ini secara tidak langsung memaksa perusahaaan untuk mengubah strategi bisnisnya, dari bisnis yang berdasarkan tenaga kerja (labor based business) menjadi berdasarkan pengetahuan (knowledge based business) . Perusahaan yang menerapkan strategi knowledge based business menciptakan nilai tambah dengan mengelola nilai-nilai yang tidak tampak (hidden value) yang ada pada aset tak berwujud. Salah satu pendekatan yang digunakan dalam penilaian dan pengukuran aset tidak berwujud adalah melalui modal intelektual (Guthrie, 2004). Model mengenai kategori atau komponen modal intelektual yang sudah diterima secara luas yaitu human capital, relational capital, dan structural capital (Pablo, 2003). Dalam rangka mempertahankan posisi kompetitif perusahaan, investasi harus dilakukan pada komponen modal intelekual seperti sumber daya manusia,
27

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return On ...akuntansi.polinema.ac.id/contents/29 PROSIDING SNA MK, Djunaidi... · 279 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return

Mar 12, 2019

Download

Documents

dangnhan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return On ...akuntansi.polinema.ac.id/contents/29 PROSIDING SNA MK, Djunaidi... · 279 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return

279

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return On Equity,

Ukuran Komisaris dan Frekuensi Rapat Komisaris terhadap

Pengungkapan Modal Intelektual

Djunaidi Mahari1), dan Ali Sandy Mulya2)

1,2)Universitas Budi Luhur 1)[email protected]

Abstrak

Laporan keuangan belum mampu menyajikan keberadaan modal intelektual dalam suatu

perusahaan. Sesuai dengan teori signaling, direksi perusahaan berusaha memberikan sinyal

positif kepada para pemangku kepentingan dengan meyajikan keberadaan modal intelektual

melalui penyajian dalam laporan tahunan. Kenyataannya, pengungkapan keberadaan modal

intelektual yang diukur dengan Indek Pengungkapan Modal Intelektual ternyata berbeda

termasuk perusahaan asuransi yang dalam operasinya banyak menggunakan modal

intelektual. Tujuan penelitian untuk mencari determinan pengungkapan modal intelektual pada perusahaan

asuransi yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan metode pengujian

menggunakan regresi linear berganda. Hasil pengujian menunjukkan secara simultan ukuran

perusahaan, usia perusahaan, return on equity, ukuran komisaris dan frekuensi rapat komisaris

berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan modal intelektual. Implikasinya menjadi

pembuka jalan bagi akademisi untuk melakukan penelitian mengenai modal intelektual

berikutnya pada perusahaan asuransi dan menambah khazanah penelitian mengenai

asuransi di Indonesia yang memang masih sedikit jumlahnya. Kata kunci : pengungkapan modal intelektual, ukuran perusahaan, usia perusahaan, ROE,

ukuran komisaris, frekuensi rapat komisaris.

Pendahuluan Pada beberapa dekade yang lalu,

kuantitas dan kualitas fisik alat dan

sarana produksi merupakan suatu

komponen utama dalam menentukan

keberhasilan perusahaan. Namun seiring

dengan meningkatnya tuntutan jaman

yang kini lebih dikendalikan oleh

teknologi dan pengetahuan, keberhasilan

perusahaan tidak lagi dinilai dari

seberapa banyak perusahaan mampu

menjual produknya, namun lebih

ditentukan oleh kemampuan perusahaan

dalam memproduksi dan menyediakan

produk/jasa yang dapat dijual. Hal ini

secara tidak langsung memaksa

perusahaaan untuk mengubah strategi

bisnisnya, dari bisnis yang berdasarkan

tenaga kerja (labor based business)

menjadi berdasarkan pengetahuan

(knowledge based business) .

Perusahaan yang menerapkan

strategi knowledge based business

menciptakan nilai tambah dengan

mengelola nilai-nilai yang tidak tampak

(hidden value) yang ada pada aset tak

berwujud. Salah satu pendekatan yang

digunakan dalam penilaian dan

pengukuran aset tidak berwujud adalah

melalui modal intelektual (Guthrie,

2004). Model mengenai kategori atau

komponen modal intelektual yang sudah

diterima secara luas yaitu human capital,

relational capital, dan structural capital

(Pablo, 2003).

Dalam rangka mempertahankan

posisi kompetitif perusahaan, investasi

harus dilakukan pada komponen modal

intelekual seperti sumber daya manusia,

Page 2: Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return On ...akuntansi.polinema.ac.id/contents/29 PROSIDING SNA MK, Djunaidi... · 279 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return

280 Prosiding SNA MK, 28 September 2016, hlm. 279-305

penelitian dan pengembangan (R&D),

dan teknologi informasi (Canibano et al.,

2000). Sebagian besar investasi dalam

modal intelektual ini tidak dapat

dikapitilisir rmenjadi aset dan harus

menjadi pengeluaran pendapatan

(revenue expenditure) sehingga menjadi

beban periode berjalan. PSAK no. 19

tahun 2012 tentang Aset Tak Berwujud

yang diadopsi dari International

Accounting Standard (IAS) no. 38 tidak

memperkenankan mencatat pengeluaran

untuk pendidikan karyawan sebagai aset

tak berwujud sepanjang perusahan tidak

mempunyai kekuatan untuk mencegah

karyawan untuk berhenti bekerja pada

perusahan tersebut (PSAK 19, 2012).

Akibatnya laporan posisi keuangan

perusahaan tidak dapat menyajikan

keberadaan modal intelektual (Canibano

et al., 2000), sehingga adanya

peningkatan perbedaan antara nilai buku

dan nilai pasar perusahaan, merupakan

bukti bahwa akuntansi tradisional

menjadi berkurang manfaatnya karena

tidak dapat menggambarkan nilai

perusahaan secara lengkap (Lev, 2001).

Perusahaan semakin bergantung pada

modal intelektual maka akan semakin

kurang bermanfaat prosedur akuntansi

keuangan dan pelaporannya untuk

merepresentasikan kesehatan perusahaan

(Roslender & Fincham, 2004).

Pendekatan yang sesuai untuk

meningkatkan nilai guna laporan

keuangan dengan cara meningkatkan

pengungkapan informasi mengenai aset

pengetahuan (Canibano et al., 2000).

Pengungkapan informasi mengenai

aset pengetahuan yang kemudian dikenal

dengan nama modal intelektual

(intellectual capital) di dalam laporan

keuangan tahunan telah menjadi tema

yang menarik, mengingat modal

intelektual merupakan salah satu

informasi yang dibutuhkan oleh investor

untuk menilai kemampuan perusahaan

dalam menciptakan kekayaan di masa

depan (Goh & Lim, 2004). Beberapa

penelitian juga menunjukkan tingginya

urgensitas pengungkapan modal

intelektual. Salah satunya, yaitu

penelitian yang dilakukan oleh Price

Waterhouse Coopers yang menemukan

bahwa lima dari sepuluh informasi yang

dibutuhkan oleh user adalah informasi

mengenai modal intelektual.

Pengugkapan modal intelektual

dalam laporan tahunan perusahaan di

Indonesia dinilai masih rendah. Fatimah

& Purnamasari (2013) menunjukkan

tingkat pengungkapan modal intelektual

pada perusahaan publik di Indonesia

masih kurang dari 50%. Selain jumlahnya

yang rendah, tingkat pengungkapan

modal intelektual dari setiap perusahaan

juga bervariasi (Stephanie & Yuyetta,

2013). Hal ini disebabkan oleh beberapa

faktor, di antaranya faktor biaya

pengungkapan yang cenderung mahal

(Fatimah & Purnamasari, 2013) dan

karakteristik perusahaan yang mencakup

jenis industri, ukuran perusahaan, usia

perusahaan tingkat profitabilitas,

penerapan tatakelola yang baik.

Pengungkapan modal intelektual pada

laporan tahunan 2014 beberapa

perusahaan publik di Indonesia yang

dihitung dengan menggunakan metode

yang digunakan oleh Li et al. (2008)

terlihat dalam

===== Lampiran 1=====

Sebagian literatur tentang

pengungkapan modal intelektual

merupakan studi deskriptif yang tidak

menguji alasan adanya perbedaan tingkat

pengungkapan modal intelektual antar

perusahaan (Whiting & Miller, 2008).

Sementara itu, penelitian lainnya menguji

faktor-faktor apa saja yang dapat

mempengaruhi praktek pengungkapan

modal intelektual, hasilnya masih tidak

konsisten karena terdapat perbedaan hasil

pengujian atas beberapa variabel yang

diprediksi menjadi determinan

pengungkapan modal intelektual. Hal ini

Page 3: Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return On ...akuntansi.polinema.ac.id/contents/29 PROSIDING SNA MK, Djunaidi... · 279 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return

Mahari, Mulya, Pengaruh Ukuran Perusahaan...281

sejalan dengan penelitian Bruggen et al.

(2009) bahwa modal intelektual belum

ada hasil yang pasti dan jelas mengenai

faktor-faktor yang menjadi determinan

pengungkapan modal intelektual.

Penelitian ini meneliti faktor apa

saja yang diperkirakan mempengaruhi

pengungkapan modal intelektual yang

disajikan dalam laporan tahunan

perusahaan. Faktor-faktor tersebut

meliputi ukuran perusahaan, umur

perusahaan, penerapan tata kelola yang

baik dengan mengukur jumlah komisaris

dan frequensi pertemuan komisaris, serta

profitabilitas perusahaan dengan

mengunakan return on equity (ROE).

Adapun alasan memilih perusahaan

asuransi sebagai objek penelitian: (a)

Industri asuransi seperti industri jasa

keuangan, dalam operasinya sangat

mengandalkan kapabilitas karyawan dan

kehandalan sistem operasi serta jaringan

bisnis dimana ketiga hal tersebut menjadi

unsur dalam modal intelektual, (b)

Beberapa transaksi penjualan saham

perusahaan asuransi kepada pihak asing

dalam beberapa tahun terakhir ini dengan

harga yang berlipat-lipat dari nilai

bukunya mengindikasikan tingginya nilai

modal intelektual dalam perusahaan

asuransi tersebut sebagai contoh Mitsui

Sumitomo Insurance Co, Ltd mengambil

alih 50% saham PT. Asuransi Jiwa

Sinarmas dengan membayar Rp. 8 triliun

(press release PT. AJS. 01 Mei 2011),

kurang lebih delapan kali nilai bukunya,

(c) Kurangnya penelitian akuntansi dalam

industri asuransi di Indonesia

Luasnya kontruk yang dibangun

dan didasarkan latar belakang seperti

dijelaskan di atas, penelitian ini

memotivasi model tentang pengaruh

ukuran perusahaan, usia perusahaan,

return on equity, ukuran komisaris dan

frekuensi rapat komisaris terhadap

pengungkapan modal intelektual, yang

selanjutnya dirumuskan dalam bentuk

pertanyaan sebagai berikut:

a. Apakah ukuran perusahaan

berpengaruh terhadap pengungkapan

modal intelektual ?

b. Apakah usia perusahaan berpengaruh

terhadap pengungkapan modal intelektual

?

c. Apakah return on equity berpengaruh

terhadap pengungkapan modal intelektual

?

d. Apakah ukuran komisaris

berpengaruh terhadap pengungkapan

modal intelektual ?

e. Apakah frekuensi rapat komisaris

berpengaruh terhadap pengungkapan

modal

intelektual ?

f. Apakah ukuran perusahaan, usia

perusahaan, return on equity, ukuran

komisaris dan

frekuensi rapat komisaris

berpengaruh terhadap pengungkapan

modal intelektual ?

Sedangkan tujuan penelitian ini

untuk meneliti seberapa jauh faktor yang

mempengaruhi pengungkapan modal

intelektual yang disajikan dalam laporan

tahunan perusahaan. Faktor-faktor

tersebut meliputi ukuran perusahaan, usia

perusahaan; penerapan tata kelola yang

baik (good corporate governance)

dengan mengukur jumlah komisaris dan

frequensi pertemuan komisaris, serta

profitabilitas perusahaan yang diukur dari

ROE.

Landasan Teori

Signalling Theory

Teori Sinyal merupakan salah satu

teori pilar dalam memahami akuntansi.

Secara umum teori sinyal diartikan

sebagai isyarat yang dilakukan oleh

perusahaan (agen) kepada pihak luar

(investor) . Sinyal tersebut bisa dalam

berbagai bentuk, baik yang langsung bisa

diamati ataupun yang memerlukan

penelaahan lebih mendalam untuk

memahaminya. Apapun bentuk atau jenis

sinyalnya, semuanya menyiratkan sesuatu

Page 4: Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return On ...akuntansi.polinema.ac.id/contents/29 PROSIDING SNA MK, Djunaidi... · 279 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return

282 Prosiding SNA MK, 28 September 2016, hlm. 279-305

dengan harapan pasar atau pihak

eksternal merubah penilaiannya atas

perusahaan, atau dengan kata lain sinyal

yang dikeluarkan harus memiliki

kekuatan informasi untuk merubah

penilaian pihak eksternal atas perusahaan.

Agen sebagai pihak yang ditunjuk

untuk mengelola perusahaan, memiliki

informasi mengenai perusahaan lebih

banyak dan lebih cepat daripada yang

dimiliki oleh pihak luar perusahaan

seperti investor atau kreditor. Kondisi ini

yang disebut sebagai kondisi informasi

asimetris. Kurangnya informasi yang

diperoleh pihak luar tentang perusahaan

menyebabkan pihak luar melindungi diri

dengan memberikan nilai yang rendah

terhadap perusahaan tersebut. Agen dapat

meningkatkan nilai perusahaan dengan

cara mengurangi informasi asimetris,

salah satu caranya adalah dengan

memberikan signal kepada pihak luar

berupa informasi keuangan yang dapat

dipercaya sehingga dapat mengurangi

ketidakpastian mengenai prospek

perusahaan pada masa yang akan datang.

Laporan tentang kinerja perusahaan yang

baik akan meningkatkan nilai perusahaan.

Modal Intelektual

Berbagai definisi mengenai modal

intelektual telah dibuat para peneliti.

Diantaranya Sullivan (2000) menyatakan

“intellectual capital is knowledge that

can be converted into profit”. Kemudian

Steward (1997) menyatakan “IC is

intellectual material-knowledge,

information, intellectual property,

experience that can be put to use to

create wealth-collective brainpower”.

Sedangkan PSAK 19 tahun 2012 dalam

paragraph 8 menyatakan bahwa aset tak

berwujud adalah aset non moneter

teridentifikasi tanpa wujud. Selanjutnya

pada paragraph 10 dinyatakan bahwa

untuk dapat dicatat secara akuntansi

sebagai aset tak berwujud harus

memenuhi syarat keteridentifikasian,

dalam pengendalian manajemen, dan

memiliki manfaat ekonomi masa depan.

Jadi, tidak semua penggunaan sumber

daya ataupun peningkatan liabilitas dalam

rangka perolehan, pengembangan,

pemeliharaan atau peningkatan sumber

daya tak berwujud, seperti ilmu

pengetahuan atau teknologi, desain dan

implementasi sistem atau proses baru,

lisensi, hak kekayaan intelektual,

pengetahuan mengenai pasar, merek

dagang, loyalitas pelanggan dan

sebagainya, secara otomatis dapat dicatat

sebagai aset tak berwujud. Modal

intelektual tidak selalu indentik dengan

aset tak berwujud, karena tidak semua

bentuk modal intelektual dapat tercatat

dalam laporan posisi keuangan, karena

tidak memenuhi kriteria untuk dapat

dicatat sebagai aset tak berwujud.

Untuk mempermudah pemahaman

mengenai modal intelektual, maka

beberapa peneliti mengklasifikasikan

modal intelektual ke dalam beberapa

kategori. Choong (2008) menemukan

adanya dua alasan mengapa pemahaman

dengan menggunakan kategorisasi lebih

baik dalam menggambarkan apakah itu

modal intelektual dibandingkan dengan

menggunakan pendekatan definisi.

Pertama, karena modal intelektual tidak

dapat dilihat (invisible) maka akan lebih

sulit untuk mendefinisikannya

dibandingkan dengan item lain. Kedua,

penelitian mengenai modal intelektual

relatif masih baru sehingga sulit untuk

memberikan batasan tentang aktivitas

yang berhubungan dengan modal

intelektual yang dapat didefmisikan.

Keberadaan modal intelektual

disajikan oleh perusahaan dalam laporan

tahunan perusahaan, dalam bentuk narasi,

angka-angka, grafik, visual yang bersifat

keuangan dan non keuangan seperti

perputaran karyawan, pelatihan

karyawan, kepuasan pelanggan, beban

penelitian dan pengembangan dan

sebagainya.

Page 5: Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return On ...akuntansi.polinema.ac.id/contents/29 PROSIDING SNA MK, Djunaidi... · 279 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return

Mahari, Mulya, Pengaruh Ukuran Perusahaan...283

Pengungkapan Modal Intelektual

Permintaan akan pengungkapan

modal intelektual terus meningkat akhir-

akhir ini, karena akuntansi tradisioanal

atas aset tidak dapat lagi menjadi

komponen terbesar untuk menjelaskan

harga pasar perusahaan (Ballow et al.,

2004). Hasil penelitian Ballow et al.

tahun 2004 atas rasio market to book

value pada perusahaan yang tergabung

dalam S&P 500 di Amerika Serikat,

menunjukkan bahwa pada masa 20 tahun

sebelum penelitian dilakukan 80 % harga

pasar dapat dijelaskan oleh akuntansi

tradisioanal atas aset, tetapi sejak tahun

2003, hanya 15 % dari rasio market to

book value saja yang dapat dijelaskan

oleh akuntansi tradisioanal atas aset.

Ballow et al (2004) menyimpulkan

bahwa penyebabnya karena ada aset lain

yang tidak dapat diliput oleh akuntansi

tradisional, dan aset tersebut disebut

dengan modal intelektual (intellectual

capital).

Di Indonesia, tidak semua modal

intelektual dapat dilaporkan sebagai aset

dalam laporan keuangan perusahaan,

karena tidak memenuhi definisi

pengakuan aset dalam conceptual

framework. PSAK 19 (2012) menyatakan

bahwa aset tidak berwujud diakui jika

dan hanya jika kemungkinan besar

perusahaan akan memperoleh manfaat

ekonomis masa depan dari aset tersebut,

dan biaya perolehan aset tersebut dapat

diukur secara andal serta aset tersebut

dapat dikendalikan oleh perusahaan.

Kriteria pengakuan yang demikian, maka

akan sangat sulit untuk dapat mengakui

semua modal intelektual sebagai aset

tidak berwujud dalam laporan keuangan

perusahaan .

Pengungkapan modal intelektual

masih dalam taraf pengembangan dan

masih kurang didefinisikan dalam laporan

tahunan (Vergauwen et al., 2007). ).

Secara umum, pengungkapan modal

intelektual memuat berbagai informasi

keuangan dan non- keuangan seperti

perputaran karyawan dan kepuasan kerja,

pelatihan karyawan, kepuasan pelanggan,

beban penelitian dan pengembangan dan

sebagainya. Mouritsen et al. (2001)

menemukan bahwa pengungkapan modal

intelektual bersifat kompleks karena

dapat berisikan angka-angka, narasi, dan

visualisasi, untuk itu keterangan yang

dapat digunakan untuk merepresentasikan

informasi mengenai modal intelektual

dapat kuantitatif maupun kualitatif.

Pengukuran dengan menganalisis isi

laporan tahunan perusahaan berdasarkan

data tersebut merupakan hal penting

untuk melengkapi pengukuran yang

terdapat dalam laporan keuangan.

Perusahaan mengungkapkan modal

intelektual dalam laporan tahunannya,

dapat diukur dengan salah satu cara yang

disebut sebagai content analysis atas

laporan tahunan tersebut. Guthrie et. al

(2004) menyatakan bahwa content

analysis merupakan metode untuk

mengukur tingkat pengungkapan modal

intelektual. Teknik ini merupakan cara

pengumpulan data dengan membuat kode

secara sistematis, obyektif dan reliabel,

berdasarkan informasi kuantitatif maupun

kualitatif ke dalam kategori yang telah

ditentukan untuk mendapatkan pola

dalam pelaporan informasi. Biasanya

teknik ini menghasilkan indeks mengenai

tingkat pelaporan modal intelektual.

Komponen yang akan digunakan untuk

melakukan content analysis terhadap

praktek pengungkapan modal intelektual

dalam penelitian ini akan diadopsi dari

daftar item (Li et al.,2008).

Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan banyak

digunakan sebagai variabel penjelas

dalam studi empiris tentang

pengungkapan akuntansi (Rashid et al.,

2012). Beberapa peneliti misalnya

Oliveira et al. (2006), Cordazzo (2007),

Page 6: Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return On ...akuntansi.polinema.ac.id/contents/29 PROSIDING SNA MK, Djunaidi... · 279 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return

284 Prosiding SNA MK, 28 September 2016, hlm. 279-305

Cerbioni dan Parbonetti (2007) dan

Rashid et al.(2012) telah menggunakan

berbagai proxy untuk ukuran perusahaan

misalnya total assets, jumlah karyawan,

total pendapatan dan nilai pasar

perusahaan, yang disesuaikan dengan

tujuan penelitian.

Penelitian Hamadeen dan Suwaidan

(2014) menunjukkan bahwa hampir 17%

dari variasi dalam pengungkapan

informasi IC antara perusahaan dapat

dijelaskan oleh beberapa faktor penyebab

yaitu ukuran perusahaan yang diproxy

dengan total asets, struktur modal,

profitabilitas, konsentrasi kepemilikan,

kepemilikan institusional, usia

perusahaan, dan jenis auditor. Namun

hanya variabel ukuran perusahaan dan

konsentrasi kepemilikan yang

berpengaruh signifikan. Hal ini

membuktikan bahwa perusahaan besar

dengan konsentrasi kepemilikan yang

lebih tinggi cenderung untuk

mengungkapkan informasi lebih luas

tentang modal intelektual mereka

(Hamadeen dan Suwaidan, 2014).

Jumlah ekuitas sebagai proxy ukuran

perusahaan karena ukuran total asset

terdistorsi dengan penerapan PSAK no. 1

(revisi 2009) tentang penyajian laporan

keuangan yang diterapkan pada tahun

2011, Total aset perusahaan asuransi dan

reasuransi meningkat dengan signifikan

pada tahun 2011 karena penyajian premi

yang belum merupakan pendapatan yang

tadinya sebelum penerapan PSAK no. 1

(revisi 2009) disajikan secara net dirubah

menjadi secara gross yang menyebabkan

aset dan kewajiban perusahaan asuransi

dan reasuransi meningkat sangat

signifikan.

Usia Perusahaan

Usia perusahaan dapat diukur dari

sejak berdirinya. Namun demikian,

banyak penelitian menggunakan umur

listing, yaitu seberapa lama perusahaan

telah terdaftar di bursa efek, apabila

penelitian menggunakan data dari

perusahan yang telah listing di bursa

efek. Bukh et al. (2005) menyatakan usia

perusahaan seringkali mencerminkan

risiko sehingga seberapa jauh tingkat

pengungkapan perusahaan akan

berhubungan dengan seberapa banyak

tahun-tahun yang dilewati perusahaan

dimana perusahaan bisa bertahan dalam

bisnis. Sebaliknya White et al. (2007)

memprediksi bahwa perusahaan yang

baru berdiri akan tergantung pada modal

intelektual sehingga akan lebih banyak

melakukan pengungkapan modal

intelektual.

Berdasarkan hal tersebut diatas,

penelitian ini menggunakan umur

alamiah perusahaan sebagai proxy dari

umur perusahaan yang dihitung dari sejak

perusahan didirikan sampai dengan tahun

dari laporan tahunan.

Return on Equity (ROE)

Salah satu ukuran profitabilitas

perusahaan adalah ROE yang dihitung

dari laba bersih dibagi dengan jumlah

ekuitas. Perusahaan mungkin akan

melakukan lebih banyak pengungkapan

tentang modal intelektual mereka sebagai

sinyal kepada investor mengenai investasi

mereka guna peningkatan pertumbuhan

jangka panjang atas nilai perusahaan.

Profitabilitas semakin tinggi, berarti

perusahaan telah melakukan banyak

investasi dalam modal intelektual

sehingga mereka diprediksi juga akan

melakukan pengungkapan modal

intelektual lebih banyak. Hal ini sejalan

dengan signalling theory, bahwa

perusahaan dengan tingkat profitabilitas

tinggi akan mengungkapkan hal ini

sebagai good news untuk mengantisipasi

undervaluation atas sahamnya.

William (2001) menemukan adanya

hubungan negatif antara profitabilitas dan

pengungkapan modal intelektual, hal ini

disebabkan jika perusahaan telah

mencapai tingkat kinerja tertentu, akan

Page 7: Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return On ...akuntansi.polinema.ac.id/contents/29 PROSIDING SNA MK, Djunaidi... · 279 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return

Mahari, Mulya, Pengaruh Ukuran Perusahaan...285

menurunkan tingkat pengungkapan untuk

mempertahankan keunggulan bersaing

mereka. Cerbioni dan Parbonetti (2007)

dalam penelitian menunjukkan bahwa

ukuran perusahaan dan profitabilitas

berpengaruh positif terhadap jumlah

pengungkapan sukarela modal

intelektual. Berdasarkan hal tersebut

diatas, penelitian ini menggunakan ROE

sebagai ukuran probitabilitas perusahaan.

Ukuran Komisaris dan Frekuensi

Rapat Komisaris

Penerapan tata kelola perusahaan

yang baik diharapkan dapat memberikan

nilai tambah bagi para pemangku

kepentingan. Penerapan prinsip-prinsip

tata kelola perusahaan yang baik,

otomatis modal intelektual dapat terkelola

dengan baik. Salah satu aspek penerapan

corporate governance (CG) adalah

keberadaan komisaris termasuk di

dalamnya komisaris independen, yang

bertugas mengawasi direksi dan memberi

saran-saran kepada komisaris. Seperti

yang diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) no. 2/POJK.05/2014

tentang Tata Kelola Perusahaan Yang

Baik Bagi Perusahaan Perasuransian

jumlah komisaris independen pada

perusahaan asuransi minimal 50 % dari

jumlah komisaris. Komisaris independen

yang mewakili pemegang saham

minoritas diharapkan dapat mengimbangi

pemegang saham pengendali sehingga

kepentingan pemegang saham dapat

terlindungi.

Kerangka Penelitian

Sesuai dengan teori signal, manajer

berusaha untuk mengungkapkan good

news kepada para pemangku kepentingan

untuk mengurangi asimetri information

(Olievera et al., 2006). Pengungkapan

bisa menjadi sinyal yang dapat

dihandalkan, sehingga nilai pasar saham

perusahaan dapat mencerminkan nilai

perusahaan ( Hughes, 2007).

Penelitian ini mencoba

menganalisa sejauh mana jenis industri,

ukuran perusahaan, usia perusahaan,

return on equity, ukuran komisaris serta

frekuensi rapat komisaris mempengaruhi

pengungkapan modal intelektual pada

perusahaan perasuransian yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Berdasarkan paparan diatas, model

kerangka penelitian ini ditampilkan pada

===== lampiran 2 =====

Pengembangan Hipotesis

Berdasarkan kerangka penelitian

yang dijelaskan di atas, hipotesa

penelitian ini dapat dijelaskan berikut ini.

Pengaruh Ukuran Perusahaan

terhadap Indeks Pengungkapan Modal

Intelektual

Ukuran perusahaan banyak

digunakan sebagai variabel penjelas

dalam studi empiris tentang

pengungkapan akuntansi (Rashid et al.,

2012). Beberapa peneliti misalnya

Oliveira et al. (2006), Cordazzo (2007)

dan Cerbioni dan Parbonetti (2007) telah

menggunakan berbagai proxy untuk

ukuran perusahaan misalnya total assets,

jumlah karyawan, total pendapatan dan

nilai pasar perusahaan, yang disesuaikan

dengan tujuan penelitian. Penelitian ini,

proxy ukuran perusahaan menggunakan

logarithma jumlah ekuitas.

Jumlah ekuitas sebagai proxy

ukuran perusahaan karena ukuran total

assets terdistorsi dengan penerapan

PSAK no. 1 (revisi 2009) tentang

penyajian laporan keuangan yang

diterapkan pada tahun 2011, yang

menyebabkan aset total perusahaan

asuransi dan reasuransi meningkatkan

dengan signifikan pada tahun 2011

karena penyajian premi yang belum

merupakan pendapatan yang tadinya

sebelum penerapan PSAK no. 1 (revisi

2009) disajikan secara net dirubah

menjadi secara gross yang menyebabkan

aset dan kewajiban perusahaan asuransi

Page 8: Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return On ...akuntansi.polinema.ac.id/contents/29 PROSIDING SNA MK, Djunaidi... · 279 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return

286 Prosiding SNA MK, 28 September 2016, hlm. 279-305

dan reasuransi meningkat sangat

signifikan.

Berdasarkan uraian tersebut,

penelitian ini memprediksi bahwa

semakin besar ukuran perusahaan, maka

akan semakin meningkat jumlah

pengungkapan modal intelektual dalam

laporan tahunan perusahaan, maka

dikembangkan

Hipotesa 1: Ukuran perusahaan

berpengaruh terhadap indeks

pengungkapan

modal intelektual.

Pengaruh Usia Perusahaan terhadap

Indeks Pengungkapan Modal

Intelektual

Setiap perusahaan harus secara

berkelanjutan mencari cara untuk

menunjukkan keberlanjutan usahanya

berada dalam norma yang berlaku di

masyarakat (Guthrie & Parker, 1989).

Perusahaan yang sudah lama

berkecimpung di dunia bisnis, maka

semakin banyak cara yang telah

dilakukannya agar tetap diterima oleh

masyarakat, salah satunya melalui

pengungkapan informasi modal

intelektual (Fatimah & Purnamasari,

2013).

Berdasarkan hal tersebut diatas,

penelitian ini mengambil hipotesa bahwa

semakin tua usia perusahaan, semakin

meningkat pengungkapan modal

intelektualnya, sehingga hipotesanya

adalah

Hipotesa 2: Usia perusahaan

berpengaruh terhadap

indeks pengungkapan

modal

intelektual.

Pengaruh ROE terhadap Indeks

Pengungkapan Modal Intelektual

Salah satu ukuran profitabilitas

perusahaan adalah ROE yang dihitung

dari laba bersih dibagi dengan jumlah

ekuitas. Perusahaan melakukan lebih

banyak pengungkapan tentang modal

intelektual memberikan sinyal kepada

investor mengenai peningkatan

pertumbuhan jangka panjang atas nilai

perusahaan. Profitabilitas semakin tinggi,

berarti perusahaan telah melakukan

banyak investasi dalam modal

intelektual. Hal ini sejalan dengan

signalling theory, bahwa perusahaan

dengan tingkat profitabilitas tinggi akan

mengungkapkan hal ini sebagai good

news untuk mengantisipasi

undervaluation atas sahamnya. Meek &

Gray (1988) menemukan bahwa

mekanisme untuk membedakan

perusahaan tingkat profitabilitasnya

tinggi dengan perusahaan yang tingkat

profitabilitasnya rendah adalah dengan

melihat tingkat pengungkapan

sukarelanya.

Anggapan ini dilandaskan pada

teori sinyal yang menyatakan bahwa

superior and profitable firm (perusahaan

besar dan memiliki profitabilitas tinggi)

cenderung mengungkapkan lebih banyak

informasi kepada investor

(Purnomosidhi, 2006). Semakin tinggi

profitabilitas yang berarti semakin besar

dukungan finansial perusahaan, maka

akan semakin banyak pengungkapan

informasi termasuk informasi mengenai

modal intelektual. Berdasarkan hal

tersebut diatas, penelitian ini

mengajukan

Hipotesa 3: Return on equity

berpengaruh terhadap indeks

pengungkapan modal

intelektual.

Pengaruh Ukuran Komisaris terhadap

Indeks Pengungkapan Modal

Intelektual

Dewan komisaris merupakan salah

satu mekanisme di dalam corporate

governance (CG). CG merupakan

sekumpulan mekanisme yang

mempengaruhi keputusan yang akan

diambil oleh seorang manajer.

Page 9: Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return On ...akuntansi.polinema.ac.id/contents/29 PROSIDING SNA MK, Djunaidi... · 279 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return

Mahari, Mulya, Pengaruh Ukuran Perusahaan...287

Pemisahan antara kepemilikan dan

pengendalian, beberapa dari

pengendalian ini terletak pada fungsi dari

dewan direksi, pemegang saham

institusional, dan pengendalian dari

mekanisme pasar (Wardhani, 2007).

Klapper & Love (2003) menenukan

adanya tingkat korelasi yang tinggi

antara indikator mekanisme corporate

governance dengan kinerja dan market

valuation. Hasil penelitian secara empiris

menjelaskan bahwa corporate

governance yang diukur secara berbeda-

beda berpengaruh positif terhadap kinerja

perusahaan (Erdianti & Djakman, 2011).

Berdasarkan hal tersebut di atas maka

hipotesis yang diambil adalah

Hipotesa 4: Ukuran komisaris

berpengaruh terhadap

Indeks pengungkapan

modal intelektual.

Pengaruh Frekuensi Rapat Komisaris

terhadap Indeks Pengungkapan Modal

Intelektual

Peraturan OJK no. 2/POJK.05/2014

tentang Tata kelola Perusahaan Yang

Baik bagi Perusahaan Perasuransian

mewajibkan dewan komisaris perusahaan

asuransi dan reasuransi melakukan rapat

minimal 12 kali dalam satu tahun,

merupakan cerminan bahwa pemantauan

dan pengawasan komisaris adalah bagian

penting dalam penegakan CG. Struktur

CG, pemantauan dewan komisaris adalah

fungsi dari pengawasan diukur bukan

hanya dari komposisi dewan, tetapi juga

dari frekuensi pertemuan atau rapat yang

dilakukan komisaris (Cotter & Silvester,

2003).

Efektifitas pengawasan yang

dilakukan oleh komisaris tidak saja dari

besarnya jumlah komisaris, tetapi yang

lebih penting seberapa intens komisaris

melakukan pengawasan dengan

melakukan pertemuan dengan direksi dan

atau sesama komisaris dan jajaran komite

pendukungnya. Berdasarkan alasan

tersebut di atas, maka penelitian ini

mengajukan

Hipotesa 5: Frequensi rapat komisaris

berpengaruh terhadap indeks

pengungkapan modal

intelektual.

Secara simultan peneliti mengajukan:

Hipotesa 6: Ukuran perusahaan, usia

perusahaan, return on equity,

ukuran komisaris dan

frequensi rapat komisaris

berpengaruh terhadap indeks

pengungkapan modal

intelektual.

Metode Penelitian

Desain Penelitian

Penelitian ini tergolong ke dalam

penelitian kausalitas yaitu penelitian

yang menganalisai hubungan sebab

akibat antara variabel bebas

(independent) dengan variabel terikat

(dependent),

Penelitian ini menggunakan data

sekunder yaitu laporan tahunan (annual

report) perusahaan yang terdaftar pada

Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode

2006 - 2014 yang diunduh dari situs

resmi BEI.

Populasi, Sampel dan Metode

Pengunpulan Data

Populasi penelitian ini adalah

perusahaan perasuransian yang terdaftar

pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada

periode 2006 s/d 2014. sebanyak 9

perusahaan pada

===== lampiran

5 =====.

Metode pemilihan perusahaan

sebagai sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah purposive sampling,

yaitu sampel yang diambil dari

pertimbangan tertentu berdasarkan

tujuan (Sekaran, 2011). Kriteria

pengambilan sampel:

1. Perusahaan perasuransian yang

terdaftar pada BEI tahun 2006

Page 10: Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return On ...akuntansi.polinema.ac.id/contents/29 PROSIDING SNA MK, Djunaidi... · 279 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return

288 Prosiding SNA MK, 28 September 2016, hlm. 279-305

sampai dengan tahun 2014.

2. Menerbitkan laporan tahunan dari

tahun 2006 sampai dengan tahun

2014.

3. Tidak di delisting selama periode

anatara tahun 2006 – 2014.

4. Perusahaan perasuransian.

Operasional Variabel

Operasionalisasi variabel dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen dalam penelitian

ini adalah Indeks Pengungkapan Modal

Intelektual (Intellectual Capital

Disclosure Index; ICDI). ICDI dihitung

dengan melakukan content analysis atas

laporan tahunan perusahaan.

Komponen yang digunakan untuk

mengukur tingkat pengungkapan modal

intelektual adalah komponen yang

diambil dari Li et al. (2008). Li et al.

(2008) mengembangkan daftar yang

komprehensif tentang informasi modal

intelektual yang terdiri dari 61

komponen yang merupakan hasil dari

review dari beberapa penelitian

sebelumnya (seperti Guthrie dan Petty,

2007; Bozzolan et al., 2003; Beattie dan

Thomson, 2004). Sejalan dengan

penelitian sebelumnya ( Guthrie et al.,

2007; Li et al., 2008; Sonnier, 2008,

Vergauwen et.al., 2007 dan Mangena,

2010) dan tujuan dari penelitian ini,

komponen pengungkapan modal

intelektual dibagi menjadi modal

intelektual manusia, modal intelektual

struktural dan modal intelektual

relasional. Ukuran pengungkapan modal

manusia (HCDI) terdiri dari 22

komponen, pengungkapan modal

struktural (STCDI) terdiri dari 18

komponen, dan pengungkapan modal

relasional (RCDI) terdiri dari 21

komponen. Sehingga akan terdapat 61

komponen yang akan dianalisis.

Untuk membuat indeks

pengungkapan modal intelektual,

digunakan analisa konten (content

analysis) dari laporan tahunan dengan

teknik “ada” (presence) dan “tidak ada”

(absence). Masing-masing item akan

diberikan skor 1 jika suatu perusahaan

melakukan pengungkapan atas item

tersebut, dan skor 0 bila tidak melakukan

pengungkapan. Skor ini kemudian akan

dijumlahkan dengan seluruh skor yang

diperoleh dalam setiap kategori dan

dibobot dengan total item per kategori

sehingga didapatkan indeks untuk setiap

kategori. Indeks pengungkapan modal

intelektual merupakan total indeks dari

tiga indeks kategori yang terdiri dari

human capital, structural capital dan

relational capital. Adapun penjelasan

lengkapnya ada pada di

=====lampiran 3=====

Rasio tingkat pengungkapan modal

intelektual dari masing-masing

perusahaan diperoleh dengan membagi

total skor pengungkapan pada setiap

perusahaan dengan total item dalam

indeks pengungkapan modal intelektual.

Persentase pengungkapan modal

intelektual dihitung dengan rumus

berikut:

dimana:

ICDI : Indeks pengungkapan modal

intelektual perusahaan

di : Skor total pengungkapan modal

intelektual pada laporan

tahunan

perusahaan

M : Total item dalam indeks

pengungkapan modal intelektual

2. Variabel Independen (X)

Variabel independen dalam penelitian ini

terdiri dari :

a. Ukuran Perusahaan (X1)

Ukuran perusahaan dapat ditentukan

dengan berbagai cara seperti besarnya

jumlah aset, jumlah ekuitas, besarnya

m

ICDI = ( ∑ di/M) x 100%

i=1

Page 11: Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return On ...akuntansi.polinema.ac.id/contents/29 PROSIDING SNA MK, Djunaidi... · 279 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return

Mahari, Mulya, Pengaruh Ukuran Perusahaan...289

jumlah penjualan, nilai kapitalisasi pasar.

Penilitian ini menggunakan logarithma

natural dari jumlah ekuitas. Tidak

digunakannya total aset karena

penerapan SAK No. 1 (Revisi 2009)

tentang Penyajian Laporan Keuangan

yang mulai diterapkan pada 2011 yang

menyebabkan asset total perusahaan

asuransi dan reasuransi terdistorsi.

b. Usia Perusahaan (X2)

Usia perusahaan dapat diukur dari

sejak berdirinya. Namun demikian,

banyak penelitian menggunakan umur

listing, yaitu seberapa lama perusahaan

telah terdaftar di bursa efek, apabila

penelitian menggunakan data dari

perusahan yang telah terdaftar di bursa

efek. Penelitian ini mengukur usia

perusahaan dihitung dari sejak berdiri

sampai dengan tahun laporan tahunan,

dinyatakan dalam tahun dengan

pembulatan 6 bulan ke atas dianggap

satu tahun.

c. Return on Equity (X3)

Return on equity (ROE) adalah salah

satu ukuran tingkat keuntungan

perusahaan yang dihitung dari laba

bersih setetelah pajak dibagi dengan

jumlah ekuitas perusahaan.

ROE = EkuitasTotal

pajaksetelahBersihLaba

d. Ukuran Komisaris (X4)

Variabel Ukuran Komisaris diambil

dari jumlah komisaris yang dilaporkan

dalam laporan tahunan. Dalam ukuran

komisaris ini termasuk jumlah komisaris

independen.

e. Frequensi Rapat Komisaris (X5)

Variabel frekuensi rapat komisaris

diambil dari berapa kali komisaris

melakukan rapat komisaris dalam satu

tahun buku, yang diperoleh datanya dari

laporan tahunan.

Metode Analisis Data

Data yang akan dianalisa adalah

data panel yaitu gabungan antara data

lintas waktu (time series) dan data kerat

lintang (cross section). Data panel sering

juga disebut pooled data, micropanel

data, longitudal data, event history

analysis, dan cohort analysis (Ghozali &

Ratmono, 2013).

Ghozali & Ratmono (2013)

menyatakan bahwa penggunaan data

panel memiliki beberapa keuntungan

utama dibandingkan dengan data cross

section maupun time series, yaitu :

1. Data panel dapat memberikan peneliti

jumlah pengamatan yang besar,

meningkatkan degree of freedom, data

memiliki variabilitas yang besar dan

mengurangi kolinieritas antar variable

independen sehingga dapat

menghasilkan estimasi ekonometri

yang efisien.

2. Data panel dapat memberikan

informasi lebih banyak yang tidak

dapat diberikan hanya oleh data cross

section atau time series saja.

3. Data panel dapat memberikan

penyelesaian yang lebih baik dalam

inferensi perubahan dinamis

dibandingkan data cross section.

Analisa data akan menggunakan

perangkat lunak Eviews 9 yang

dikembangkan oleh Quantitative Micro

Software (QMS) sebagai penerus

program TSP. Program eviews dipilih

karena kemampuannya mengolah

berbagai jenis data seperti cross-section,

time series dan panel.

HASIL ANALISIS PENELITIAN

DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

Hasil Analisis Data

Dalam penelitian ini analisa

regresi yang digunakan adalah analisa

regresi linear berganda, yang dirumuskan

sebagai berikut :

Y = α + β1X1 +β2X2 + β3X3 + β4X4 +

βX5 + ὲ

Dimana :

Y = Indeks Pengungkapan Modal

Intelektual (ICDI)

α = Konstanta

Page 12: Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return On ...akuntansi.polinema.ac.id/contents/29 PROSIDING SNA MK, Djunaidi... · 279 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return

290 Prosiding SNA MK, 28 September 2016, hlm. 279-305

β = Slope atau koefisien regresi

X1 = Ukuran Perusahaan (UKPER)

X2 = Usia Perusahaan (USPER)

X3 = Return On Equity (ROE)

X4 = Ukuran Komisaris (UKKOM)

X5 = Frequensi Komisaris (FREKOM)

ὲ = Error

Pengujian dilakukan dengan

perangkat lunak Eviews 9 dengan

menggunakan Ordinary Least Square

(OLS) dengan menggunakan model efek

tetap (fixed effect model). Hasil uji

ditampilkan pada

===== lampiran 8 =====

Diskusi Hasil Penelitian a. Pengaruh ukuran perusahaan

(UKPER) terhadap indeks

pengungkapan modal intelektual

(ICDI)

UKPER ada pengaruh terhadap

indeks pengungkapan modal intelektual

yang ditunjukkan dengan probabilitasnya

(nilai sig) variabel UKPER = 0.0475 <

0.05. Hasil penelitian ini sama dengan

penelitian Oliveira et al. (2006) yang

menunjukkan adanya pengaruh yang

positip ukuran perusahaan terhadap

indeks pengungkapan modal intelektual.

Hal ini disebabkan adanya

ketentuan OJK yang menetapkan ekuitas

minimum perusahaan asuransi Rp. 100

milyar dan Rp. 200 milyar untuk

perusahaan reasuransi yang harus

dipenuhi pada akhir tahun 2014, sehingga

perusahaan asuransi berusaha

meningkatkan ekuitasnya untuk

memenuhi ketentuan OJK tersebut, yang

diikuti dengan peningkatan yang sama

pada pengungkapan modal

intelektualnya.

b. Pengaruh usia perusahaan (USPER)

terhadap indeks pengungkapan

modal intelektual (ICDI).

USPER ada pengaruh terhadap

indeks pengungkapan modal intelektual

yang ditunjukkan dengan probabilitasnya

(nilai sig) variabel USPER = 0.0000 <

0.05. Hasil penelitian ini menunjukkan

adanya pengaruh usia perusahaan

terhadap pengungkapan modal intelektual

artinya semakin tinggi usia perusahaan

semakin berpengaruh terhadap tingkat

pengungkapan modal intelektual

perusahaan dan ini sesuai dengan hasil

penelitian White et al. (2007) yang

melakukan penelitian pada perusahaan

biotechnology.

c. Pengaruh return on equity (ROE)

terhadap indeks pengungkapan modal

intelektual (ICDI).

ROE tidak ada pengaruh terhadap

indeks pengungkapan modal inteletual

yang ditunjukkan dengan probabilitasnya

(nilai sig) variabel ROE = 0.0829 > 0.05).

Hasil penelitian ini sesuai pula dengan

hasil penelitian Meca dan Martinez

(2005) pada 257 laporan perusahaan yang

terdaftar pada bursa saham Madrid,

Spanyol.

Hasil penelitian ini tidak sesuai

dengan teori signalling karena

manajemen perusahaan tidak berusaha

memberi sinyal yang bagus kepada para

pemangku kepentingan untuk

menggambarkan keadaan perusahaan

melalui laporan tahunan.

d. Pengaruh ukuran komisaris

(UKKOM) terhadap indeks

pengungkapan modal intelektual

(ICDI).

UKKOM ada pengaruh terhadap

indeks pengungkapan modal intelektual

yang ditunjukkan dengan probabilitasnya

(nilai sig) variabel UKKOM = 0.0422 <

0.05. Hasil penelitian ini sesuai dengan

hasil penelitian yang dilakukan oleh Li et

al. (2008) atas 100 perusahaan yang

terdaftar pada bursa efek London tahun

2004 dan 2005, yang membuktikan

bahwa semua struktur corporate

governance yang diproksikan dengan

ukuran komisaris berpengaruh terhadap

pengungkapan suka rela modal

intelektual.

Hal ini dewan komisaris tidak

membatasi pengungkapan modal

Page 13: Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return On ...akuntansi.polinema.ac.id/contents/29 PROSIDING SNA MK, Djunaidi... · 279 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return

Mahari, Mulya, Pengaruh Ukuran Perusahaan...291

intelektual untuk melindungi kompetitif

perusahaan dari para pesaingnya.

e. Pengaruh frekuensi rapat komisaris

(FREKOM) terhadap indeks

pengungkapan modal intelektual

(ICDI).

FREKOM tidak ada pengaruh

terhadap indeks pengungkapan modal

intelektual yang ditunjukkan dengan

probabilitasnya (nilai sig) variabel

FREKOM = 0.4947 > 0.05. Hasil

penelitian tidak sesuai dengan yang

dilakukan oleh Faniyya dan Sudarno

(2012) atas laporan tahunan 100

perusahaan yang terdaftar pada Bursa

Efek Indonesia menunjukkan frekuensi

rapat komite audit berpengaruh positip

secara signifikan terhadap pengungkapan

modal intelektual.

Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa bukan jumlahnya, tetapi seberapa

intens komisaris mengawasi direksi yang

direpresentasikan oleh jumlah pertemuan

komisaris yang lebih menentukan luasnya

pengungkapan modal intelektual dalam

laporan tahunan.

f. Pengaruh ukuran perusahaan, usia

perusahaan, return on equity, jumlah

komisaris, frekuensi rapat komisaris

secara bersama-sama terhadap indeks

pengungkapan modal intelektual

(ICDI).

Hasil uji determinasi yang

menghasilkan koefisien (adjusted R-

squared) sebesar 92 % mengindikasikan

bahwa ukuran perusahaan, usia

perusahaan, return on equity, jumlah

komisaris dan frekuensi rapat komisaris

sangat kuat mempengaruhi

pengungkapan modal intelektual dalam

perusahaan.

Simpulan Dan Saran

Penelitian ini bertujuan untuk

menguji faktor-faktor yang

mempengaruhi pengungkapan modal

intelektual. Faktor-faktor yang diteliti

dalam penelitian ini adalah ukuran

perusahaan, usia perusahaan, ROE,

jumlah dewan komisaris dan frekuensi

rapat dewan komisaris. Beberapa

kesimpulan yang dapat diambil dari hasil

pengujian dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Pengungkapan modal intelektual pada

perusahaan perasuransian rata-rata

48.2 % dari 61 item, pengungkapan

tergolong masih rendah. Penyusunan

laporan tahunan perusahaan mengacu

kepada peraturan OJK No. X.K.6

tentang Kewajiban Penyampaian

Laporan Tahunan bagi Emiten atau

Perusahaan Publik yang bersifat

mandatory sehingga penekanan

pengungkapan modal intelektual

hanya pada aspek-aspek tertentu saja

sesuai peraturan tersebut.

2. Secara keseluruhan terdapat

kecenderungan peningkatan

pengungkapan modal intelektual dari

periode 2006 sampai dengan 2014.

3. Hasil penelitian ukuran perusahan

menggunakan proksi total ekuitas.

Kemungkinan besar ini disebabkan

karena perusahaan perasuransian pada

periode 2010-2014 berkonsentrasi

untuk meningkatkan ekuitasnya untuk

memenuhi ketentuan OJK mengenai

ekuitas minimum dan tingkat

kesehatan keuangan. Peningkatan

ekuitas ini tidak diimbangi dengan

peningkatan pengungkapan modal

intelektual, sehingga secara statistik

terjadi hubungan yang negatip.

4. Grafik ICDI yang meningkat

mengindikasikan bahwa semakin

lama semakin perusahaan

perasuransian menyadari perlunya

pengungkapan sukarela atas

keberadaan modal intelektual mereka.

Kesadaran bahwa landasan bisnis

asuransi adalah trust dari para

tertanggung/pemegang polis kepada

perusahaan perasuransian mestinya

menjadi insentip bagi perusahaan

Page 14: Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return On ...akuntansi.polinema.ac.id/contents/29 PROSIDING SNA MK, Djunaidi... · 279 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return

292 Prosiding SNA MK, 28 September 2016, hlm. 279-305

untuk memberikan sinyal positif

kepada para pemangku kepentingan

termasuk tertanggung/pemegang polis

dengan mengungkapkan keberadaan

modal intelektualnya dalam laporan

tahunan.

Implikasi hasil penelitian ini adalah

sebagai berikut.

a. Sudah selayaknya perusahaan

perasuransian meningkatkan trust

para tertanggung/pemegang polis dan

pemangku kepentingan lainnya

dengan memberikan pengungkapan

yang lebih luas atas keberadaan

modal intelektualnya.

b. Jika perusahaan asuransi dan

reasuransi mematuhi peraturan ini

akan terjadi peningkatan dalam

pengungkapan modal intelektual.

Indikasinya sudah terlihat dari grafik

ICDI yang meningkat tajam pada

2014, lihat pada

===== lampiran 9 =====

c. Pembuka jalan bagi penelitian

mengenai modal intelektual

berikutnya pada perusahaan asuransi

dan menambah khazanah penelitian

mengenai asuransi di Indonesia yang

memang masih sedikit jumlahnya.

Sedangkan keterbatasan pada

penelitian ini adalah,

a. Item-item pengungkapan yang dipakai

dalam penelitian ini tidak ditujukan

khusus untuk sektor perasuransian

saja sementara sampel yang

digunakan adalah perusahaan asuransi

dan reasuransi sehingga terdapat

kemungkinan adanya item-item

pengungkapan lain yang seharusnya

dimasukkan dalam penelitian ini.

Sebaiknya penelitian mengenai

pengungkapan modal intelektual

berikutnya dapat membangun item-

item sesuai sampel penelitian yang

digunakan sehingga hasil penelitian

dapat di analisis lebih akurat dan

menghasilkan kesimpulan yang

relevan.

b. Penelitian ini hanya menggunakan

satu sektor industri yaitu

peransuransian di Indonesia sehingga

hasil penelitian ini daya bandingnya

dengan industri lain dan negara lain

terbatas.

Saran bagi penelitian selanjutnya

adalah,

1. Mengacu kepada uji determinasi

sebesar 92.29%, berarti masih ada

27.71% lagi variabel independen lain

yang belum teidentifikasi. Penelitian

berikutnya dapat memasukkan

variabel lain dari corporate

governance seperti komisaris

independen, jumlah komite audit,

frekuensi rapat komite audit.

2. Penelitian ini menggunakan content

analysis untuk menghitung ICDI dan

diharapkan peneliti lain dapat

menggunakan metode word count

untuk menghitung ICDI.

Daftar Rujukan

Accounting Standards Board (ASB,

2007). A review of narrative

reporting by UK listed companies

in 2006, London: FRC.

Ballow, J., Burgman, R. and Molnar, J.

(2004), ―Managing for shareholder

value:

intangibles,future value and

investment decision‖, Journal of

Business Strategy, Vol. 25 No. 3,pp.

26-34.

Beattie, V. dan Thomson, S.J. (2004). A

Comprehensive Analysis of

Intellectual Capital Categories as a

Precursor to Empirical

Investigation of Disclosures in

Annual Reports, Paper presented

at the Annual Financial Reporting

and Business Communication

Conference, Cardiff Wales, July.

Beattie, V. dan Thomson, S.J. (2007).

Lifting the Lid on The Use of

Content Analysis to Investigate

Intellectual Capital Disclosures,

Page 15: Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return On ...akuntansi.polinema.ac.id/contents/29 PROSIDING SNA MK, Djunaidi... · 279 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return

Mahari, Mulya, Pengaruh Ukuran Perusahaan...293

Accounting Forum, 31: 129-163.

Bozzolan, S., Favotto, F. dan Ricceri, F.

(2003). Italian Annual Intellectual

Capital Disclosure: An Empirical

Analysis. Journal of Intellectual

Capital, 4(4), 543-558.

Bruggen, A., Vergauwen, P., Dao, M.

(2009). Determinants of Intellectual

Capital Disclosure: Evidence From

Australia. Management Decision,

47 (2), 233-245.

Burgman, R. dan Roos, G. (2007). The

Importance of Intellectual Capital

Reporting: Evidence and

Implications, Journal of Intellectual

Capital, 8(1): 7-51.

Canibano, L., Garcia-Ayuso, M. dan

Sanchez, P. (2000). The Value

Relevance and Managerial

Implications of Intangibles: A

Literature Review. The Journal of

Accounting Literature, 19, 102-30.

Cerbioni, F., dan Parbonetti, A. (2007).

Exploring The Effects of Corporate

Governance on Intellectual Capital

Disclosure: An Analysis of

European BiotecTmoiogy

Companies, European Accounting

Review, 16 (4), 791-826.

Choong, Kwee Keong (2008).

Intellectual Capital : Definitions,

Categorization and Reporting

models. Journal of Intellectual

Capital, Vol. 9 no. 4; 609-638.

Cordazzo, M. (2007). Intangibles and

Italian IPO Prospectuses : A

Disclosure Analysis. Journal of

Intellectual Capital, Vol. 8 No. 2 :

288-305.

Cotter, J., and Silvester, M.

(2003). ̳Board and Monitoring Committee

Independence‘,

Abacus , 39 (2): 211- 232.

Erdianthy, D. dan Djakman, C.D. (2014).

Pengungkapan Modal Intelektual,

Proposi Komisaris Independen dan

Kinerja Bank di Indonesia,

Simposium Nasional Akuntansi 17,

Mataram Lombok.

Fatimah, Nurul dan Purnamasari, Imas.

(2013). Pengaruh Karakteristik

Perusahaan terhadap Tingkat

Pengungkapan Modal Intelektual

(Studi pada Perusahaan Go Public

yang Tergabung dalam Indeks

LQ45 Tahun 2012 di Bursa Efek

Indonesia), Simposium Nasional

Akuntansi 16, Manado.

FASB (2001). Business and Financial

Reporting: Challenges From the

New Economy, New York:

Financial Accounting Standards

Board.

Fernando,G.D., Meguid, A.M.A, dan

Elder, R.J. (2010). Audit Quality

Attributes, Client Size and Cost of

Equity. Review of Accounting and

Finance. Vol. 9 No.4:363-381.

Francis, J., dan Schipper, K. (1999).

Have Financial Statements Lost

their Relevance ? Journal of

accounting research. Vol.37(2),

319-352.

Ghozali, Imam; Fuad. (2005). Structural

Quation Modelling. Badan

Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam dan Dwi Ratmono

(2013). Analisa Multivariat dan

Ekonometrika, Teori, Konsep dan

Aplikasi dengan Eviews 8. Badan

Penerbit Universitas Diponegoro.

Goh, P.C dan K.P, Lim. (2004).

Disclosing Intellectual Capital in

Company Annual Reports:

Evidence from Malaysia. Journal of

Intellectual Capital.5, 3: 500.

Guthrie, J., Petty, R. dan Ricceri, F.

(2007). Intellectual Capital

reporting Investigations into

Australia and Hong Kong.

Edinburgh: Institute of Chartered

Accountants of Scotland.

Guthrie, J., Petty, R., Yongvanich, K. dan

Ricceri, F. (2004). Using Content

Analysis as A Research Method to

Inquire Into Intellectual Capital

Page 16: Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return On ...akuntansi.polinema.ac.id/contents/29 PROSIDING SNA MK, Djunaidi... · 279 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return

294 Prosiding SNA MK, 28 September 2016, hlm. 279-305

Reporting. Journal of Intellectual

Capital, 5 (2), 282-93.

Hail, L. (2002). The Impact of Voluntary

Corporate Disclosures On The Ex-

Ante Cost Of Capital For Swiss

Firms, European Accounting

Review, 11 (4): 741-773.

Hamadeen, R. dan Suwaidan, M. (2014),

Content and Determinants of

Intellectual Capital Disclosure :

Evidence from Annual Report of

the Jordanian Industrial Public

Listed Company. International

Journal of Business and Social

Science. Vol 5. No. 8 : 165-175.

Handa, P. dan Linn, S. (1993). Arbitrage

Pricing with Estimation Risk,

Journal of Financial and

Quantitative Analysis, 28 (1): 81-

100.

Healy, EM. dan Palepu, K.G. (2001).

Information Asymmetry, Corporate

Disclosure, and The Capital

Markets: A review of The

Empirical Disclosure Literature.

Journal of Accounting and

Economics, Vol. 31 (1-3), pp. 405-

440.

Hughes, JS., Liu, J dan Liu, J. (2007).

Information Asymmetry

Diversification and Cost of Capital.

The Accounting Review; May 2007;

82, 3: pg. 705.

IAI (2012), Pernyataan Standar

Akuntansi No. 19: Aset Tak

Berwujud. Ikatan Akuntan

Indonesia.

IASB (2002). International Accounting

Standards Committee Foundation,

Annual Report, London:

International Accounting Standards

Board.

ICAEW (2003). Information for markets:

New reporting models for business,

London: Institute of Chartered

Accountants in England and Wales.

Itami, H. (1991). Mobilizing Invisible

Assets. Harvard University Press,

Cambridge, MA.

Lambert, R.C., Leuz, C. dan Verrecchia,

R. (2007). Accounting Information,

Disclosure, And The Cost of

Capital, Journal of Accounting

Research, 45 (2): 385-420.

Lee, Y.M., Whiting, R.H.,dan Williams,

K.W. (2011). Technology

Intellectual Capital Disclosure and

Cost of Capital. International

Journal on GSTF Business Review.

Vol. 1 No. 1.

Leuz, C. dan Verrecchia, R. (2000). The

Economic Consequences of

Increased Disclosure. Journal of

Accounting Research, 38

(Supplement), 91-124.

Lev, B. (2001). Intangibles:

Management, Measurement and

Reporting. Washington, D.C., WA:

Brookings Institution Press.

Li, J., Pike, R. dan Haniffa, R. (2008).

Intellectual Capital Disclosure and

Corporate Governance Structure in

UK firms. Accounting and

Business Research, 38 (2), 137-

159.

Mangena, M., Pike, R. dan Li, J. (2010)

Intellectual Capital Disclosure

Practices and Effects on the Cost

of Equity Capital: Uk Evidence,

The Institute of Chartered

Accountants of Scotland,

Edinburgh.

Marr, B., Schiuma, G. dan Neely, A.

(2004). Intellectual Capital:

Defining Key Performance

Indicators for Organisational

Knowledge Assets, Business

Process Management Journal, 10

(5): 551-569.

Maury, B. (2006). Family Ownership and

Firm Performance Empirical

Evidence-from Western European

Corporations. Journal of Corporate

Finance 12: 321– 341.

Meek, G.K., dan S.J., Gray. (1988). The

Value Added Statement: An

Page 17: Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return On ...akuntansi.polinema.ac.id/contents/29 PROSIDING SNA MK, Djunaidi... · 279 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return

Mahari, Mulya, Pengaruh Ukuran Perusahaan...295

Innovation For The US Companies.

Accounting Horizons,. 12 (2), 73-

81.

Mouritsen, J., Bukh, P.N. Larsen, H.T.

dan Johansen, M.R. (2002).

Developing and Managing

Knowledge Through Intellectual

Capital Statements. Journal of

Intellectual Capital, 3 (1), 10-29.

Mouritsen, J., Bukh, P.N., Larsen, H.T.

dan Johansen, M.R. (2001).

Reading an Intellectual Capital

Statement: Describing and

Prescribing Knowledge

Management Strategies. Journal of

Intellectual Capital, 2 (4), 359-83.

Nachrowi, Djalal. (2006). Ekonometrika

untuk Analisis Ekonomi dan

Keuangan. Lembaga Penerbit FE-

UI.

OECD (2014). Intellectual Assets and

Value Creation: Implications for

Corporate Reporting,

www.oecd.org/dataoecd/2/40/3781

1196.pdf (Accessed October 2015).

Ohlson, J.A. (1995). Earnings, Equity

Book Values, and Dividends in

Equity Valuation. Contemporary

Accounting Research, 11 (2), 661-

87.

Oliveira L., Rodrigues, L.L. dan Craig,

R. (2006). Firm-Specific

Determinants of Intangibles

Reporting: Evidence From The

Portuguese Stock Market. Journal

of Human Resource Costing and

Accounting, 10 (1), 11-33.

Ousama, A.A., Fatima, A.H., dan Majdi,

A.R.H. (2012). Determinants of

Intellectual Capital Reporting

Evidence from Annual Reports of

Malaysian. Journal of Accounting

in Emerging Economies. Vol. 2 No.

2:119-139.

Pablo, Patricia Ordenez. (2003).

Intellectual Capital Reporting in

Spain: a comparative review.

Journal of Intellectual Capital. Vol.

4 No. 1: 61-81.

Petty, R. dan Cuganesan, S. (2005).

Voluntary Disclosure of

Intellectual Capital by Hong Kong

Companies: Examining Size,

Industry and Growth Effects Over

Time. Australian Accounting

Review, 15 (2), 40.

Pulic, A. (1998). Measuring The

Performance of Intellectual

Potential in Knowledge Economy,

www.measuring-ip.at.

Pulic, A. dan M. Bomemann. (1999).

The Physical and Intellectual

Capital of Austrian Banks,

www.measuring-ip.at

Purnomosidhi, Bambang. 2006. Praktik

Pengungkapan Modal Intelektual

pada Perusahaan Publik di BEJ.

Jurnal Riset Akuntansi Indonesia.

Vol 9, No.1, 1-20.

Rashid, A.A., Ibrahim, M.K., Othman, R.

dan See, K.F. (2012). Disclosures in

IPO Prospectuses : Evidence from

Malaysia. Journal of Intellectual Capital.

Vol. 13 No. 1: 57-80.

Riahi-Belkaoui, A. (2003). Intellectual

Capital and Firm Performance of

US Multinational Firms: A Study

of The Resource-Based and

Stakeholder Views. Journal of

Intellectual Capital, 4 (2), 215-26

Richardson, A.J. dan Welker, M., (2001).

Social Disclosure, Financial

Disclosure and The Cost of Equity

Capital, Accounting, Organisations

and Society, 26 (7-8): 597-616.

Roslender, R. dan Fincham, R., (2004).

Intellectual Capital Accounting in

the UK. Accounting, Auditing and

Accountability Journal, Vol. 17

No. 2, 178 – 209.

Sekaran, Uma and Bougie, R. (2011).

Research methods, for business a

spill building approach, John Wiley

& Sons Ltd, The Atrium, Southern

Gate, Chichester, WestSussex,

PO19 8SQ, United Kingdom.

Page 18: Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return On ...akuntansi.polinema.ac.id/contents/29 PROSIDING SNA MK, Djunaidi... · 279 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return

296 Prosiding SNA MK, 28 September 2016, hlm. 279-305

Singh, I. dan Van der Zahn, J.L.WM.

(2007). Does Intellectual Capital

Disclosure Reduce an IPO’s Cost of

Capital: The Case of Underpricing,

Journal of Intellectual Capital, 8

(3): 494-516.

Singh, I. dan Van der Zahn J.L.W.M.

(2008). Determinants of Intellectual

Capital Disclosure in Prospectuses

of Initial Public Offerings.

Accounting & Business Research,

vol. 38, pp. 409-431.

Sonnier, B.M. (2008). Intellectual

Capital Disclosure: High-tech

Versus Traditional Sector

Companies, Journal of Intellectual

Capital, 9 (4): 705-722.

Stewart. T.A. (1997). Intellectual

Capital-the New Wealth of

Organizations Nicholas Brealey

Publishing Limited. London.

Steptiana, G.R. & Yuyetta, E.N.A.,

(2013) Analisis faktor faktor yang

mempengaruhi pengungkapan

intellectual capital pada prospectus

IPO, Diponegoro Journal of

Accounting, Vol.2, No. 3, hal 1-

15.

Sullivan, P.H. (2000). Value-Driven

Intellectual Capital: How to

Convert Intangible Corporate

Assets into Market Value. Wiley,

New York.

Swart, J. (2006), Intellectual Capital:

Disentangling An Enigmatic

Concept, Journal of Intellectual

Capital, Vol. 7 No. 2, pp. 136-159.

Vergauwen, P., Bollen, L, dan Oirbans,

E. (2007). Intellectual Capital

Disclosure and Intangible Value

Drivers: An Empirical Study.

Journal of Intellectual Capital,

45(1), 1163-1180.

White, G., Lee, A., dan Tower, G.,

(2007). Drivers of Voluntary

Intellectual Capital Disclosure in

Listed Biotechnology Companies.

Journal of Intellectual Capital, 8

(3), 517-537.

Whiting, Rosalind H., dan Miller, James

C., (2008). Voluntary Disclosure of

Intellectual Capital in New Zealand

Annual Reports and the “hidden

value”", Journal of Human

Resource Costing & Accounting,

Vol. 12 lss 1 pp, 26-50.

Widarjoni, Agus (2007). Ekonometrika,

teori dan aplikasi, Fakultas

Ekonomi, UII, Sleman, Jogyakarta.

Williams, S.M (2001). Are IC

Performance and Disclosure

Practice Related ?. Journal of

Intellectual Capital, 2 (3), 192-

203.

Wright, EM., McMahan, G.C.,

McCormick, B. dan Sherman, W.S.

(1998). Strategy, Core Competence,

and Human Resource Involvement

as Determinants of Human

Resouces Effectiveness and

Refinery performance, Human

Resource Management, 37 (1): 17-

29.

Page 19: Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return On ...akuntansi.polinema.ac.id/contents/29 PROSIDING SNA MK, Djunaidi... · 279 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return

Mahari, Mulya, Pengaruh Ukuran Perusahaan...297

Lampiran 1

Tingkat Pengungkapan Modal Intelektual Beberapa Perusahaan Publik

Pada Laporan Tahunan 2014

N0 Kode Saham Nama Perusahaaan Bidang Usaha ICDI*)

1 RUIS PT. Radians Utama Interinsco Tbk. Pertambangan 44%

.2 CTTH PT. Citatah Tbk. Batu Marmer 27%

3 BIRD PT. Blue Bird Tbk. Transportasi 40%

4 ZBRA PT, Zebra Nusantara Tbk. Transportasi 18%

5 LSIP PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk. Perkebunan 49%

6 GGRM PT. Gudang Garam Tbk. Industri rokok 33%

7 HMSP PT.Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Industri rokok 31%

*) ICDI (Intellectual Capital Disclosure Index, Tingkat Pengungkapan Modal Intelektual, skala 1% s/d 100%).

Lampiran 2

Model Kerangka Penelitian

H1

H2

H3

H4

H5

H6

Ukuran

Perusahaan (X1)

Umur

Perusahaan (X2)

Return

On Equity (X3)

Ukuran

Komisaris (X4)

Frequensi Rapat

Komisaris (X5)

Jenis Industri

I C D I

(Y)

Page 20: Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return On ...akuntansi.polinema.ac.id/contents/29 PROSIDING SNA MK, Djunaidi... · 279 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return

298 Prosiding SNA MK, 28 September 2016, hlm. 279-305

Lampiran 3

Deskripsi Pengungkapan Modal Intelektual Human Capital

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8

9.

10.

11.

12.

Number of employees

Employee age

Employee diversity

Employee equity

Employee relationship

Employee education

Skills/know-how

Employee work-related

Competences

Employee work-related

Knowledge

Employee

attitudes/Behaviour

Employee commitments

Employee motivation

Employee count of a firm, employee breakdown by e.g.

market (business operation or geographical segments),

department and job function, and information about its

changes and reasons for such changes.

Biological age of employees in the firm. Include qualitative

description of age-related advantages/strengths of a

company’s employees, and indicators such a average age of

a company’s employees and age distribution.

Diversity is defined as a division of classes among a certain

population. The item refers to the mix of, e.g. ethnicity,

gender, color, and sexual orientation. Relevant disclosures

include employee diversity policy, the mix and breakdown

of employee by race, religion, and culture.

Equal treatment of people irrespective of social and culture

differences. Related disclosures include employee equality

policy and initiatives taken for enforcement, senior

management bu gender, percentage of disabled employees.

The recognition of importance of employees, employee

appreciation, dependence on key employees, employee

satisfaction, loyalty, Health & safety and working

environment. It also includes initiatives to built and

improve employee relationship, e.g. trade union activities,

promotion in share ownership and employee contractual

relationships.

Education of directors as well as other employees.

Employees’ professional recognition is classified under

employee work-related competences.

Disclosures can be description of knowledge, know-how,

expertise or skills of directors and other employees.

Matrices could also be shown indicating number of

employees with skills, etc.

The knowledge and skills that can be useful to accomplish

jobs. It refers to, e.g. current position held outside the

company by directors, professional

recognition/qualification, awards won (external), and

employee publications.

What is acquired during the job in the term of tacit, explicit

and implicit knowledge. It mainly relates to knowledge that

employees have related to their current job description,

including employees’ previous working experiences.

It reflects how employees are working. Relevant disclosure

could be, e.g. employee friendliness, welcoming, hard

working, optimism, enthusiasm, and identification of

individuals with company’s goals.

It refer to employees being bound

emotionality/intellectually to the organization. It covers e.g.

description of employee commitments, employee

commitment matrix/index, and indicators such as

attendance of meetings.

Policies, initiatives and evidence of motivation of directors

Page 21: Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return On ...akuntansi.polinema.ac.id/contents/29 PROSIDING SNA MK, Djunaidi... · 279 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return

Mahari, Mulya, Pengaruh Ukuran Perusahaan...299

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

Employee productivity

Employee training

Vocational qualifications

Employee development

Employee flexibility

Entrepreneurial spirit

Employee capabilities

Employee teamwork

Employee involvement

Other employee features

and other employees. It includes reward (internal) and

incentives systems, e.g. employee explicit recognition,

performance/psychometric/occupational assessment, and

indicators of such as employee turnover, stability, absence,

and seniority

It is typically measured as output per employee or output

per labor-hour, an output which could be measured in

physical terms or in price terms. It shows the value added

and efficiency of employees. Indicators include, e.g.

employee value added, revenue or customers per employee.

It includes, e.g. training policies, training programmers,

training time, attendance, investment in training, number of

employees trained per period and training

result/effectiveness/efficiency.

It refers to education, managed and monitored by trade and

professional organizations (Brooking, 1996), received by

an employee for particular vacation that proves the skill,

knowledge and understanding he/she has to do a job well.

Employee career development. Disclosures include

employee development policies and programs (e.g.

succession planning), recruitments policies (e.g. internal

promotion). Indicators include change of employee

seniority, and rate of internal promotion.

Strategies used by employers to adapt the work of

employees to their production/business cycles; and a

method to enable worker to adjust working life and

working hours to their own preferences. For example,

temporary/fixed term contracts, relaxed hiring and firing

regulations, adjustable working hours or schedules (e.g.

part-time, flexible working hours/shifts, working time

accounts, leave, and overtime), outsourcing, job rotation,

home-worker, outworkers.

It refers to, e.g. employee engagement (e.g. employee

suggestion systems/consultations, rate of employee

suggestion acceptance), empowerment (responsibility

taking), creativity (e.g. valuing creativity, tolerance of

creative people), innovativeness, knowledge sharing, and

employee proactive/reactive ability.

Other employee abilities apart from the above discussed

e.g. communication ability, interpersonal ability, sensitivity

(e.g. thoughtful), flexibility, and management quality.

Teamwork is the concept of people working together

cooperatively. It covers information about culture of

teamwork (expert teams and network, teamwork capacity),

programmers that enhance relationships between

employees within/across departments.

Employee social competence cam be reflected by their

involvement with community. It is defined as providing

employees opportunities for contact with an often

concealed but significant part of the firm’s stakeholders.

It refers to the special display or attraction of, or gives

special prominence to, employees of the firm, e.g.

photographs of employees, other employee profile

Page 22: Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return On ...akuntansi.polinema.ac.id/contents/29 PROSIDING SNA MK, Djunaidi... · 279 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return

300 Prosiding SNA MK, 28 September 2016, hlm. 279-305

information (e.g. positions held).

Structural capital

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Intellectual property

Process

Management philosophy

Corporate culture

Organization flexibility

Organization structure

Organization learning

Research &

Development (R & D)

Innovation

Technology

It is a term that encompasses patent, copyrights,

trademarks, trade secrets, licenses commercial rights

and other related fields. It covers the assets of a

company which is protected by law.

It normally refers to a company’s managements (sales

tools, company co-operation forms, corporate

specialization, operational or administrative processes).

It includes utilization of organization resource,

processes/procedures/routines, and documentations

which enables the company or employees to follow.

Indicators are e.g. efficiency, effectiveness, and

productivity.

“The way leaders in the firm think about the firm and

its employees” (Brooking, 1996:62), i.e. the way a

firm’s managed.

The set of key values, beliefs, attitudes and

understanding shared by people and groups in an

organization, which controls the way members of the

organization interact with each other and with other

stakeholders. It covers information about, e.g.

description of the firm’s corporate culture and value,

stories and myths that build up about people, events

and history conveying a message about what is valued

within a firm.

A company’s ability to face challenges and changes,

such as specific processes firms use to alter their

resource base.

Reporting lines, hierarchies, and the way that work

flows through the business, including management

structure and business models.

A characteristic of an adaptive organization. It covers

what firms learn from experience and incorporate the

learning as feedback into their planning process.

It refers to future-oriented, longer-term activities in

business practice, which can achieve higher levels of

knowledge and improvement in business includes e.g.

R&D policies, programmers, planning, progress,

budgets, successful rate, rate of peer-reviewed

publications.

Defined as the successful implementation of creative

ideas within a firm by introducing something new and

useful (radical or incremental changes to products,

processes or services)

A collection of techniques, which is the current state of

humanity’s knowledge of how to combine resources to

produce desired product, to solve problems, fulfil

needs, or satisfy wants. It includes machines, IT (e.g.

computer hardware and software), IS (e.g. SAP,

Page 23: Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return On ...akuntansi.polinema.ac.id/contents/29 PROSIDING SNA MK, Djunaidi... · 279 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return

Mahari, Mulya, Pengaruh Ukuran Perusahaan...301

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

Financial dealings

Customer support

Function

Knowledge-based

Quality management &

improvement

Accreditations

(certificate)

Overall

infrastructure/Capability

Networking

Distribution network

PeopleSoft, database), technical methods, and

techniques.

Defined as the favourable relationships the firm has

with investors, banks and other financiers, financial

ratings, financial facilities available, and listings.

Functions for customers support, such as customer

support centre (e.g. call centre) and other related

activities and programmers.

It includes, e.g. documented materials (e.g. shared

database) that a firm shares amongst employees,

facilities or centre (knowledge centre, laboratories) for

training & learning, and knowledge management and

sharing programs/policies/facilities.

Practices in maintaining and improving quality

standards of products and services. Information

considered relevant includes, e.g. policies and

objectives, programmers, control activities (e.g. TQM),

description of quality performance, and existence of

quality committee.

A process in which certification of competency,

authority, or credibility is presented. It has been

broadly referred to as quality certificates. “Investor in

people’ accreditation represents a firm’s commitment

to is employees; hence classified under employee

relationship.

Infrastructure/Capabilities of a firms that cannot be

classified under the other 17 structural capital items.

Where acquisition are stated to add a firm’s capability

of products and services provision, such information is

included under this item.

The systems available in a firm that allows interaction

of people via abroad array of communication media

and devices, e.g. voicemail, e-mail, voice or video

conferencing, the internet, groupware and corporate

intranets, personal digital assistants, and newsletters.

Internal network of distribution, such as distribution

centre. It is what a company owns and forms a very

essential part of the business supply chain.

Relational capital

1.

2.

3.

Customers

Market presence

Customer relationships

General customers information, e.g. type of customers,

customers names, reputation of customers, customers base,

knowledge of market/customers, and customer purchasing

histories.

It covers target markets of a firm, geographically or by market

segmentation, percentage of sales represented by each market

segment, and market share.

It includes policies and program for building customer

relationships (e.g. customer loyalty schemes, customer

Page 24: Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return On ...akuntansi.polinema.ac.id/contents/29 PROSIDING SNA MK, Djunaidi... · 279 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return

302 Prosiding SNA MK, 28 September 2016, hlm. 279-305

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

Customer acquisition

Customer retention

CTE

Customer involvement

Company

image/Reputation

Company awards

Public relation

Diffusion & networking

Brands

Distribution channels

Relationship with

Business collaboration

Business agreements

satisfaction survey and initiatives taken for improvement,

complaints management), current relationship with customers

(e.g. customers satisfaction and loyalty, customer

recommendation, recognition of defence on key customers,

customers perception (e.g. expressed by direct quotes), and

various activities/indicators that enhance customer

relationships, such as on-time deliveries, convenience of

returning good, value for money).

It refers to a company’s new customers/contracts (unless

identified as favourite contracts). It also includes a company’s

effort on acquiring new or more customers, such as

investments/costs.

It focuses on retaining the existing customers. Relevant

information includes e.g. the number of repeated

customers/contracts, renewed contracts, backlog orders, and

customer repurchase.

Customer training & education (CTE), such as presentation,

road shows, exhibitions, etc

It focuses in customer consultation on product or service

development, which could also include customer and company

connectivity.

It refers to the evaluation / perception of a firm by its

stakeholder in terms of their effect, esteem, and knowledge,

and what a company stand for.

It includes award to a company which is not specially to other

aspects, such as innovation or employee.

It is that managing of outside communication of an

organization to create and maintain a positive image. Public

relations involve, e.g. popularizing successes and

downplaying failures.

It includes taking part in social events, courses, conference,

lectures, or other presentations or seminars.

Information about, e.g. brand names, brand images brand

awareness, brand loyalty (e.g. word of mouth advocacy),

brand-building strategies and activities, and brand-related

sales.

Defined as appropriate mechanism of getting products and

services into the market (brooking, 1996). It refers to various

third party distribution channels, e.g. distribution, agents,

dealers.

It includes, e.g. knowledge of suppliers, relationships with

them (such as reliance on key suppliers, bargaining power

against suppliers, support of suppliers, and payment terms).

Collaborations established with other business partners. It

covers issues such as strategic alliances, joint venture and

partnership for the purpose of working together to improve

effectiveness and efficiency by combining each other’s

advantages.

It includes such as licensing and franchising agreements.

However, the transactions are not within a consolidated group

of companies.

A contract obtained because of the unique market position

held by the firm (Brooking, 1996). It includes description of

Page 25: Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return On ...akuntansi.polinema.ac.id/contents/29 PROSIDING SNA MK, Djunaidi... · 279 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return

Mahari, Mulya, Pengaruh Ukuran Perusahaan...303

17.

18.

19.

20.

21.

Favourite contracts

Research collaboration

Marketing

Relationship with

Stakeholder

Marketing leadership

the contract and the favourable relationships.

Collaboration with scientific associations or institutions (e.g.

schools and university) for research or development purposes

for the benefit of the company or the community.

It includes, e.g. marketing initiatives, investment, strategies,

capabilities, and effects (e.g. awareness raised or sales created)

A firm’s relationship with stakeholder, which cannot be

covered by relationship with customers, suppliers and

shareholder, e.g. community, government and competitors.

A firm’s leadership in various markets or top positions.

Market share supplementing market leadership statement is

also included.

Lampiran 4

Operasional Variabel

No. Variabel Penjelasan Proxy/Ukuran Skala

1 Pengungkapan

Modal Intelektual

Seberapa luas pengungkapan

MI dalam laporan tahunan

ICDI Rasio

2 Ukuran Perusahaan Besarnya perusahaan

Logarithma

Jumlah Ekuitas

Rasio

3 Usia Perusahaan Umur perusahaan dihitung dari

tahun berdirinya

Umur perusahaan

dinyatakan dalam

tahun

Rasio

4 ROE Ukuran profitabilitas

perusahaan

ROE Rasio

5 Ukuran Komisaris Jumlah komisaris yang ada

termasuk komisaris

independen

Jumlah komisaris Rasio

6 Frekuensi Rapat

Komsaris

Berapa kali rapat komisaris

dalam satu tahun buku

Jumlah rapat

komisaris

Rasio

Lampiran 5

Daftar perusahaan yang menjadi sampel

No Kode Nama Tahun

Berdiri Saham Emiten

1 ABDA Asuransi Bina Dana Artha Tbk. 1982

2 AHAP Asuransi Aman Harta Pratama Tbk. 1981

3 AMAG Asuransi Multi Artha Guna Tbk. 1980

4 ASBI Asuransi Bintang Tbk. 1955

5 ASDM Asuransi Dayin Mitra Tbk. 1982

6 ASIT Asuransi Jasa Tania Tbk. 1979

7 ASRM Asuransi Ramayana Tbk. 1956

8 LPGI Lippo General Insurance Tbk. 1963

9 MREI Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk. 1953

Lampiran 6

Page 26: Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return On ...akuntansi.polinema.ac.id/contents/29 PROSIDING SNA MK, Djunaidi... · 279 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return

304 Prosiding SNA MK, 28 September 2016, hlm. 279-305

Statistik Deskriptif Model Penelitian

Lampiran 7

Eliminasi Pemilihan Sampel

Jumlah sampel perusahaan perasuransian yang

terdaftar di bursa efek tahun 2006 – 2014

81 sampel

Pengurang :

Outlier pada variabel ROE

(9 sampel)

Jumlah sampel final

72 sampel

Lampiran 8

HASIL UJI OLS DENGAN FIXED EFFECT MODEL

Dependent Variable: ICDI

Method: Panel Least Squares

Date: 01/25/16 Time: 20:51

Sample: 2006 2014

Periods included: 9

Cross-sections included: 9

Total panel (unbalanced) observations: 72 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.300652 0.303875 0.989393 0.3266

UKPER -0.072761 0.035942 -2.024384 0.0475

USPER 0.026082 0.003633 7.178202 0.0000

ROE 0.002142 0.001214 1.764460 0.0829

UKKOM -0.020957 0.010086 -2.077796 0.0422

FREKOM 0.001635 0.002379 0.687234 0.4947 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables)

UKPER USPER ROE UKKOM FREKOM ICDI

Mean 288,000,000,000 39.5 13.9475 3.347222 6.930556 0.482013

Median 140,000,000,000 32.5 14.625 3 6 0.483607

Maximum 1,320,000,000,000 62 26.32 6 12 0.721311

Minimum 28,400,000,000 24 2.04 2 3 0.262295

Std. Dev. 310,000,000,000 12.58996 6.49948 0.73465 2.519369 0.125323Keterangan Tabel: Tabel ini merepresentasikan statistik deskriptif masing-masing variabel yang digunakan dalam

model penelitian. Tujuan dari tabel ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai kondisi penyebaran dan

distribusi dari data yang digunakan. Variabel dependen dalam model ini adalah ICDI (Intellectual Capital

Disclosure Index). Variabel independen adalah UKPER, USPER, ROE, UKKOM dan FREKOM. Definisi

operasional masing-masing variabel adalah sebagai berikut: (i) ICDI Intellectual Capital Disclosure Index:,

meruapakan index pengungkapan modal intelektual dengan menggunakan variabel dummy. (ii) UKPER: Ukuran

perusahaan dengan menggunakan pengukuran nilai ekuitas (iii)USPER: Umur perusahaan (iv) ROE: return on

equity (v) UKKOM: jumlah total dewan komisaris (vi) FREKOM : frekuensi rapat Dewan Komisaris.

Page 27: Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return On ...akuntansi.polinema.ac.id/contents/29 PROSIDING SNA MK, Djunaidi... · 279 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Return

Mahari, Mulya, Pengaruh Ukuran Perusahaan...305

R-squared 0.937022 Mean dependent var 0.482013

Adjusted R-squared 0.922906 S.D. dependent var 0.125323

S.E. of regression 0.034797 Akaike info criterion -3.705918

Sum squared resid 0.070227 Schwarz criterion -3.263233

Log likelihood 147.4131 Hannan-Quinn criter. -3.529684

F-statistic 66.38129 Durbin-Watson stat 0.921808

Prob(F-statistic) 0.000000

Lampiran 9

Grafik Ukuran Perusahaan

Tahun 2006 - 2014