Page 1
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PERPUTARAN
PERSEDIAAN, PERTUMBUHAN PENJUALAN DAN
INTENSITAS MODAL TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB MAKANAN &
MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2014-
2018
SKRIPSI
Oleh :
ZODHI
20160100129
JURUSAN AKUNTANSI
KONSENTRASI AKUNTANSI KEUANGAN DAN PERPAJAKAN
FAKULTAS BISNIS
UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA TANGERANG
2020
Page 2
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PERPUTARAN
PERSEDIAAN, PERTUMBUHAN PENJUALAN DAN
INTENSITAS MODAL TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB MAKANAN &
MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2014-
2018
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana pada Jurusan Akuntansi Fakultas Bisnis
Universitas Buddhi Dharma Tangerang
Jenjang Pendidikan Strata 1
Oleh :
ZODHI
20160100129
FAKULTAS BISNIS
UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA TANGERANG
2020
Page 3
UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA
Page 4
UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA
Page 8
i
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PERPUTARAN PERSEDIAAN,
Page 9
ii
PERTUMBUHAN PENJUALAN, DAN INTENSITAS MODAL
TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR SUB MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2014-2018)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji ukuran perusahaan, perputaran
persediaan, pertumbuhan penjualan, dan intensitas modal terhadap penghindaran
pajak. Variabel independen yang digunakan adalah ukuran perusahaan, perputaran
persediaan, pertumbuhan penjualan, dan intensitas modal. Sedangkan variabel
dependen yang digunakan adalah penghindaran pajak yang diukur menggunakan
ETR.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2018. Penentuan sampel
penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dan setelah pengurangan
dengan beberapa kriteria memperoleh sampel sebanyak 7 perusahaan sampel.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier
berganda dan diolah dengan menggunakan program SPSS versi 24.
Berdasarkan Hasil Penelitian menunjukkan bahwa variabel perputaran
persediaan, pertumbuhan penjualan, dan intensitas modal tidak berpengaruh
terhadap penghindaran pajak, ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
penghindaran pajak, dan ukuran perusahaan, perputaran persediaan, pertumbuhan
penjualan, dan intensitas modal secara simultan berpengaruh terhadap
penghindaran pajak.
Kata kunci : Penghindaran Pajak, Ukuran Perusahaan, Perputaran Persediaan,
Pertumbuhan Penjualan, Intensitas Modal
Page 10
iii
THE EFFECTS OF FIRM SIZE, INVENTORY TURNOVER, SALES
GROWTH, AND CAPITAL INTENSITY AGAINST TAX AVOIDANCE ON
FOOD AND BEVERAGE COMPANIES LISTED IN INDONESIA STOCK
EXCHANGE IN 2014-2018
ABSTRACT
The research aims to examine the effects of firm size, inventory turnover,
sales growth, and capital intensity against tax avoidance. The independent
variables used are firm size, inventory turnover, sales growth, and capital
intensity. While the dependent variable used is tax avoidance the measured using
of ETR.
The research population using food and beverage companies listed in
Indonesia Stock Exchange in 2014-2018. Determination of the sample using
purposive sampling method and after reduces with several criteria obtained a
sample of 7 sample companies. The analysis technique used in this research is
linear regression analysis and processed by using SPSS program version 24.
Based on the result of research showed that inventory turnover, sales
growth, and capital intensity do not effect on tax avoidance, firm size effect on tax
avoidance, and firm size, inventory turnover, sales growth, and capital intensity
simultaneously influence to tax avoidance.
Keywords : Tax Avoidance, Firm Size, Inventory Turnover, Sales Growth, Capital
Intensity
Page 11
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan ke-Hadirat Tuhan Yang Maha Esa
Sehingga Penulis di berikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas proposal
Skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Perputaran
Persediaan, Pertumbuhan Penjualan dan Insensitas Modal Terhadap
Penghindaran Pajak pada Perusahaan Manufaktur Sub Makanan &
Minuman di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2014-2018” sebagai salah satu
syarat dalam mengerjakan penelitian skripsi pada Jurusan Akuntansi Keuangan
dan Perpajakan di Universitas Buddhi Dharma Tangerang.
Dalam proses persiapan dan penyusunan skripsi ini, penulis tidak terlepas
dari bantuan dan dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak baik secara
langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan
rasa terima kasih kepada yang terhormat :
1. Bapak Dr. Sofian Sugioko, M.M., CPMA, selaku Rektor Universitas Buddhi
Dharma Tangerang.
2. Ibu Rr. Dian Anggraeni, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Bisnis Jurusan
Akuntansi Universitas Buddhi Dharma.
3. Bapak Susanto Wibowo, S.E., M.Akt. selaku Ketua Jurusan Akuntansi (S1)
Universitas Buddhi Dharma.
4. Ibu Jenni, S.E., M.Akt. selaku Dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktu, pikiran, dan tenaga untuk memberikan pengetahuan, motivasi,
Page 12
v
masukan, kritik, dan saran bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi
ini tepat pada waktunya.
5. Seluruh Dosen Universitas Buddhi Dharma yang telah memberikan
perkuliahan selama penulis menempuh perkuliahan di Universitas Buddhi
Dharma.
6. Orangtua Tercinta, Kakak Andri dan keluarga yang telah mendoakan serta
mendukung penulis hingga menyelesaikan penelitian skripsi dengan baik.
7. Kekasih yang tercinta Poppy Purnama Sari yang setia mendoakan,
mendukung serta memberikan semangat kepada penulis hingga
menyelesaikan penelitian skripsi dengan baik.
8. Seluruh teman-teman khususnya Dede Karunia, Eric Handoko, Micco
Christianto, Annelia Setiawan, dan Mikha Cristin yang setia menemani
selama kuliah di Universitas Buddhi Dharma dan selalu membantu penulis,
memberikan saran ataupun informasi selama mengerjakan penelitian skripsi.
9. Keluarga besar PT. KMK Global Sports yang telah banyak membantu,
memotivasi serta memberikan dukungan moril kepada penulis selama
penyusunan penelitian skripsi.
10. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan penelitian skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu per satu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
tepat pada waktunya.
Penulis menyadari terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
sehingga penelitian skripsi ini masih jauh dari sempurna. Walaupun demikian,
Page 13
vi
penulis berharap penelitian skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan serta
bisa dikembangkan lebih lanjut di masa yang akan datang.
Tangerang, 03 Desember 2019
Zodhi
Page 14
vii
DAFTAR ISI
JUDUL LUAR
JUDUL DALAM
LEMBAR PERSETUJUAN USULAN SKRIPSI
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
REKOMENDASI KELAYAKAN MENGIKUTI SIDANG SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
ABSTRAK ...............................................................................................................i
ABSTRACT ............................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................vi
DAFTAR TABEL .................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... .1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... .1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 8
Page 15
viii
C. Rumusan Masalah ...................................................................................... 9
D. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 9
E. Manfaat Penelitian ................................................................................... 10
F. Sistematika Penulisan Skripsi .................................................................. 11
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 13
A. Pajak ........................................................................................................ 13
1. Pengertian Pajak .................................................................................. 13
2. Ciri Pajak............................................................................................. 13
3. Fungsi Pajak ........................................................................................ 14
4. Jenis Pajak ........................................................................................... 15
5. Syarat Pemungutan Pajak.................................................................... 16
B. Analisis Laporan Keuangan ..................................................................... 17
1. Pengertian Laporan Keuangan ............................................................ 18
2. Pengertian Analisis Laporan Keuangan .............................................. 18
3. Tujuan Analisis Laporan Keuangan .................................................... 18
4. Pengertian Rasio Keuangan ................................................................ 19
5. Tujuan dan Manfaat Rasio Keuangan ................................................. 19
6. Jenis-Jenis Rasio Keuangan ................................................................ 20
Page 16
ix
C.Ukuran Perusahaan ................................................................................... 21
D. Perputaran Persediaan .............................................................................. 23
E. Pertumbuhan Penjualan ........................................................................... 25
F. Intensitas Modal ....................................................................................... 27
G. Penghindaran Pajak ................................................................................. 28
H.Hasil Penelitian Terdahulu ....................................................................... 31
I. Kerangka Penelitian ................................................................................. 34
J. Perumusan Hipotesa ................................................................................ 34
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 40
A. Jenis Penelitian ........................................................................................ 40
B. Objek Penelitian ....................................................................................... 41
C. Jenis dan Sumber Data ............................................................................. 41
D. Populasi dan Sampel ................................................................................ 41
E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 44
F. Operasionalisasi Variabel Penelitian ...................................................... .45
G. Teknik Analisis Data ............................................................................... 47
1. Statistik Deskriptif .............................................................................. 47
2. Asumsi Klasik ..................................................................................... 47
Page 17
x
3. Uji Hipotesis ....................................................................................... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 53
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ............................................................... 53
1. Ukuran Perusahaan ............................................................................ .55
2. Perputaran Persediaan ......................................................................... 56
3. Pertumbuhan Penjualan....................................................................... 57
4. Intensitas Modal .................................................................................. 58
5. Penghindaran Pajak ............................................................................. 59
B. Analisis Hasil Penelitian .......................................................................... 60
1. Analisis Statistik Deskriptif ................................................................ 60
2. Uji Asumsi Klasik ............................................................................... 62
C. Uji Hipotesis ............................................................................................ 68
1. Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda ........................................ 68
2. Hasil Uji Adjusted R2 .......................................................................... 70
3. Hasil Uji Hipotesis (Uji t) ................................................................... 71
4. Hasil Uji F (ANOVA) ......................................................................... 74
D. Pembahasan ............................................................................................. 75
BAB V KESIMPULAN ...................................................................................... 81
Page 18
xi
A. Kesimpulan .............................................................................................. 81
B. Implikasi .................................................................................................. 82
C. Saran ........................................................................................................ 85
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... ..86
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ 90
SURAT IJIN SURVEY DAN RISET
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Page 19
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 31
Tabel 3.1 Indikator Variabel dan Skala Pengukuran ............................................ 46
Tabel 4.1 Proses Pemilihan Sampel ..................................................................... 53
Tabel 4.2 Daftar Perusahaan Objek Penelitian ..................................................... 54
Tabel 4.3 Tabel Ukuran Perusahaan ..................................................................... 55
Tabel 4.4 Tabel Perhitungan Perputaran Persediaan ............................................ 56
Tabel 4.5 Tabel Perhitungan Pertumbuhan Penjualan .......................................... 57
Tabel 4.6 Tabel Perhitungan Intensitas Modal ..................................................... 58
Tabel 4.7 Tabel Perhitungan ETR ........................................................................ 59
Tabel 4.8 Statistik Deskriptif Variabel-variabel Penelitian .................................. 61
Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas KS ....................................................................... 63
Tabel 4.10 Hasil Uji Autokorelasi ........................................................................ 66
Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolonieritas .................................................................. 67
Tabel 4.12 Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda........................................ 69
Tabel 4.13 Hasil Uji Adjusted R2 ......................................................................... 71
Page 20
xiii
Tabel 4.14 Hasil Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)0 .............. 72
Tabel 4.15 Hasil Uji F (ANOVA) ........................................................................ 74
Page 21
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian .......................................................................... 34
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas.......................................................................... 64
Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................ 65
Page 22
xv
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN PENELITIAN
LAMPIRAN II DATA PERUSAHAAN
LAMPIRAN III HASIL UJI STATISTIK DESKRIPTIF
LAMPIRAN IV HASIL ASUMSI KLASIK
LAMPIRAN V HASIL UJI STATISTIK
Page 23
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu sumber dana pemerintah untuk melakukan
pembangunan, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah adalah
melalui Pajak. Pajak merupakan pungutan wajib yang dibayar oleh wajib
pajak yang merupakan rakyat di suatu negara untuk kepentingan negara
dan masyarakat umum dengan tidak mendapatkan manfaat secara
langsung, bersifat memaksa, dan berdasarkan pada Undang-Undang. Wajib
pajak di Indonesia dapat dibagi menjadi dua, yaitu wajib pajak orang
pribadi dan wajib pajak badan. Pembayaran pajak merupakan salah satu
perwujudan kewajiban dan kontribusi wajib pajak untuk ikut serta secara
langsung dalam pembiayaan negara dan pembangunan nasional. Hal yang
berkaitan dengan pemungutan pajak menjadi fokus utama pemerintah
untuk dimaksimalkan agar meningkatkan penerimaan negara.
Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara yang
menyumbang sekitar 70% dari seluruh penerimaan negara. Tanpa pajak,
sebagian besar kegiatan negara akan sulit untuk dilaksanakan. Penggunaan
pajak mulai dari belanja pegawai sampai dengan pembiayaan berbagai
proyek pembangunan. Pembangunan sarana umum seperti: jalan,
jembatan, sekolah, rumah sakit, puskesmas, dan kantor polisi dibiayai dari
Page 24
2
pajak. Pembangunan infrastruktur, biaya pendidikan, biaya kesehatan,
subsidi bahan bakar minyak (BBM), gaji pegawai negeri, dan
pembangunan fasilitas publik juga dibiayai dari pajak. Semakin banyak
pajak yang dipungut, maka semakin banyak fasilitas dan infrastruktur yang
dapat dibiayai melalui negara.
Pelaksanaan pemungutan pajak tidak selalu dilaksanakan dengan
taat oleh perusahaan. Banyak perusahaan yang berusaha melakukan
tindakan tindakan untuk mengurangi beban pajak secara legal maupun
ilegal. Perusahaan berusaha untuk membayar pajak serendah mungkin
dengan mengurangi laba bersih maupun meningkatkan biaya, sedangkan
pemerintah berusaha menerima pajak setinggi mungkin untuk pembiayaan
negara. Perbedaan kepentingan inilah yang memicu terjadinya
penghindaran pajak. Penghindaran pajak dapat dibedakan menjadi
penghindaran pajak secara legal (tax avoidance), dan penghindaran pajak
secara ilegal (tax evasion).
Tax Avoidance (penghindaran pajak) berciri fraus legis yaitu
kawasan grey area yang posisinya berada di antara tax compliance dan tax
evasion. Beberapa pihak mencoba mendefinisikan tax avoidance. Justice
Reddy (dalam kasus McDowell & Co Versus CTO di US) mengatakan tax
avoidance sebagai seni menghindari pajak tanpa melanggar hukum.
Black’s Law Dictionary menjelaskan, tax avoidance adalah upaya
meminimalkan beban pajak dengan memanfaatkan peluang penghindaran
pajak (loopholes) dengan tidak melanggar hukum pajak. Lebih lanjut,
Page 25
3
OECD mendeskripsikan bahwa tax avoidance adalah usaha wajib pajak
mengurangi pajak terutang, meskipun upaya ini bisa jadi tidak melanggar
hukum atau bersifat legal (the letter of the law), namun sebenarnya
bertentangan dengan tujuan dibuatnya peraturan perundang-undangan
perpajakan (the spirit of the law). Suatu transaksi diindikasikan sebagai tax
avoidance apabila Wajib Pajak (WP) berusaha untuk membayar pajak
lebih sedikit dari yang seharusnya terutang dengan memanfaatkan
kewajaran interpretasi hukum pajak, WP berusaha agar pajak dikenakan
atas keuntungan yang di declare dan bukan atas keuntungan yang
sebenarnya diperoleh, atau WP mengusahakan penundaan pembayaran
pajak. Tax Evasion (Tax Fraud) atau penggelapan pajak adalah tindakan
yang dilakukan oleh wajib pajak untuk mengurangi jumlah pajak terutang
atau sama sekali tidak membayarkan pajaknya melalui cara-cara ilegal.
Contoh umum penggelapan pajak misalnya wajib pajak tidak melaporkan
sebagian atau seluruh penghasilannya dalam SPT atau membebankan
biaya-biaya yang tidak seharusnya dijadikan pengurang penghasilan untuk
tujuan meminimalkan beban pajak. Tindakan ilegal ini menyebabkan
kerugian negara. Sebagian besar negara mengenakan sanksi administrasi
dan sanksi pidana terhadap wajib pajak yang melakukan penggelapan
pajak.
Selain karena adanya grey area pada regulasi undang undang
perpajakan, penghindaran pajak juga dapat terjadi karena kurangnya
ketaatan perusahaan dalam membayar pajak. Banyak perusahaan yang
Page 26
4
memanipulasi laba nya guna memperkecil beban pajak terutang, atau
bahkan mencatatakan kerugian pada laporan keuangan. Hal ini diperkuat
dengan dugaan kasus penghindaran pajak pata PT. Bentoel Internasional
Investama. Lembaga Tax Justice Network pada Rabu (8/5) melaporkan
bahwa perusahaan tembakau milik British American Tobacco (BAT) telah
melakukan penghindaran pajak di Indonesia melalui PT Bentoel
Internasional Investama. Sebagai dampaknya negara bisa menderita
kerugian US$ 14 juta per tahun. Berdasarkan laporan Lembaga Tax Justice
Network, BAT telah mengalihkan sebagian pendapatannya keluar dari
Indonesia melalui dua cara. Pertama, melalui pinjaman intra-perusahaan
antara tahun 2013 dan 2015. Kedua, melalui pembayaran kembali ke
Inggris untuk royalti, ongkos dan layanan. Bentoel membebankan bunga
pinjaman di Belanda (Rothmans Far East BV) untuk mengurangi
penghasilan kena pajak di Indonesia. Rothmans Far East BV juga
memberikan pinjaman kepada beberapa anak perusahaan BAT. Rothman
Far East BV bukan perusahaan resmi, jumlah karyawannya terbilang kecil
yakni tiga orang di luar Belanda dan pekerjaan lainnya dilakukan oleh staf
perusahaan BAT lainnya. Pinjaman yang diberikan sebesar US$ 434 juta
pada Agustus 2013 dan US$ 549 juta pada 2015. Rekening perusahaan ini
menunjukan bahwa pinjaman tersebut berasal dari perusahaan grup BAT
lainnya yaitu Pathway 4 (jersey) Limited yang berpusat di Inggris.
Pinjaman tersebut diberikan dalam mata uang rupiah yang menjelaskan
bahwa uang itu untuk dipinjamkan ke Bentoel. Bentoel harus membayar
Page 27
5
total bunga pinjaman sebesar Rp 2,25 triliun setara US$ 164 juta yang
akan mengurangipenghasilan kena pajak di Indonesia. Pembayaran bunga
tersebut dilakukan pada tahun 2013 sebesar US$ 6,3 juta, tahun 2014
sebesar US$ 43 juta, tahun 2015 dan 2016 masing-masing sebesar US$
68,8 juta dan US$ 45,8 juta. Hal ini tercantum pada laporan tahunan 2016
yang mengatakan kerugian bersih meningkat 27,3%. BAT melakukan
pinjaman tersebut untuk menghindari pajak untuk pembayaran bunga
kepada non-penduduk. Indonesia menerapkan pemotongan pajak tersebut
sebesar 20%, namun karena ada perjanjian dengan Belanda maka pajaknya
menjadi 0%. Sedangkan pinjaman asli di Jersey, Indonesia-Inggris
memiliki perjanjian tarif 10%. Berdasarkan kasus tersebut, Indonesia
diperkirakan kehilangan pendapatan sebesar US$ 11 juta per tahun. Cara
kedua yaitu.melalui pembayaran kembali ke Inggris untuk royalti, ongkos
dan layanan. Bentoel melakukan pembayaran untuk royalti, ongkos dan
biaya IT dengan total US$ 19,7 juta per tahun. Biaya pembayaran royalty
ke BAT Holdings Ltd untuk penggunaan merek Dunhill dan Lucky Strike
sebesar US$ 10,1 juta, pembayaran ongkos teknis dan konsultasi kepada
BAT Investment Ltd sebesar US$ 5,3 juta, dan biaya IT British American
Shared Services (GSD) limited sebesar US$ 4,3 juta. Karena hal tersebut
pajak perusahaan rata-rata atas pembayaran setiap tahun sebesar US$ 2,5
juta untuk royalti, US$ 1,3 juta untuk ongkos, dan US$ 1,1 juta untuk
biaya IT. Dengan adanya perjanjian Indonesia-Inggris maka potongan
pajak untuk royalti atas merk dagang sebesar 15% dari US$ 10,1 yaitu
Page 28
6
US$ 1,5 juta., biaya layanan teknis tidak dikenakan pemotongan, dan
biaya IT diasumsikan potongan pajaknya sebesar US$ 0,7 juta. Sehingga
total pendapatan yang hilang dari Indonesia mencapai US$ 2,7 juta per
tahun dengan rincian pajak royalti US$ 1 juta per tahun, pajak perusahaan
US$ 1,3 juta per tahun dan pajak biaya IT sebesar US$ 0,4 juta per tahun.
(https://nasional.kontan.co.id/news/tax-justice-laporkan-bentoel-lakukan-
penghindaran-pajak-indonesia-rugi-rp-14-juta).
Terdapat beberapa faktor yang memicu terjadinya penghindaran
pajak suatu perusahaan. Faktor-faktor tersebut ada yang berpengaruh
negatif maupun berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak. Faktor
tersebut diantaranya, Ukuran Perusahaan, Perputaran Persediaan,
Pertumbuhan Penjualan, dan Intensitas Modal. Ukuran Perusahaan
merupakan nilai yang digunakan untuk mengklasifikasikan perusahaan ke
dalam kategori besar atau kecil. Menurut Hormati (2009) dalam Dewi &
Jati (2014) ukuran perusahaan dapat diukur berdasarkan total aset, log size,
dan sebagainya. Semakin besar total aset berarti semakin besar juga
ukuran perusahaan.
Persediaan memiliki keterkaitan dengan laba dan pengenaan pajak
perusahaan. Pada perusahaan manufaktur, terdapat 3 jenis persediaan yaitu
persediaan bahan baku (raw material), persediaan barang dalam proses
(work in process), dan persediaan barang jadi (finished goods) Semakin
tinggi perputaran persediaan maka laba dan pajak perusahaan juga akan
Page 29
7
semakin tinggi. Perputaran persediaan adalah rasio yang membandingkan
harga pokok penjualan dengan persediaan rata-rata dalam suatu periode.
Pertumbuhan penjualan seringkali merupakan hasil dari satu atau
lebih faktor, termasuk perubahan harga, perubahan volume, akuisisi /
divestasi, dan perubahan nilai tukar. Bagian Analisis dan Pembahasan
Manajemen perusahaan biasanya menawarkan wawasan tentang penyebab
pertumbuhan penjualan Semakin tinggi tingkat pertumbuhan penjualan
suatu perusahaan maka perusahaan tersebut berhasil menjalankan
strateginya. Jika pertumbuhan penjualan tinggi, maka akan semakin tinggi
pula pendapatannya. Pertumbuhan penjualan juga mempengaruhi besaran
beban pajak yang akan diterima perusahaan. Pertumbuhan penjualan yang
tinggi, jika tidak dibarengi dengan beban yang tinggi maka akan
meningkatkan beban pajak yang harus dibayar oleh perusahaan.
Intensitas modal adalah aktivitas investasi yang dilakukan
perusahaan yang dikaitkan dengan investasi dalam bentuk aset tetap
(modal) (Novitasari, 2016). Intensitas modal menunjukan besaran
investasi perusahaan pada aktiva tetap yang digunakan dalam
menghasilkan laba. Investasi pada aktiva tetap tersebut akan menghasilkan
beban depresiasi atau penyusutan. Besarnya beban depresiasi untuk aset
tetap diperaturan perpajakan Indonesia beraneka ragam tergantung dari
klasifikasi aset tetap tersebut (Andhari dan Sukartha, 2017).
Bedarsakan uraian diatas, penulis bermaksud untuk mengadakan
penelitian ini. Penulis juga ingin mengetahui apakah terdapat pengaruh
Page 30
8
antara variabel dependen dan independen pada penelitian in. Berdasarkan
hal tersebut peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh
Ukuran Perusahaan, Perputaran Persediaan, Pertumbuhan
Penjualan dan Intensitas Modal Terhadap Penghindaran Pajak pada
Perusahaan Manufaktur Sub Makanan & Minuman di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Tahun 2014-2018”.
B. Identifikasi Masalah
Agar permasalahan dapat lebih mudah dipahami dan dimengerti
pembaca, penulis menjabarkan permasalahan apa saja yang terjadi dan
hendak penulis bahas. Masalah-masalah tersebut adalah.
1. Penghindaran pajak dengan penggelapan (tax evasion) merupakan
usaha untuk mengurangi hutang pajak yang bersifat ilegal, kegiatan ini
beresiko bagi perusahaan antara lain denda dan sanksi perpajakan.
2. Banyak perusahaan yang berusaha mengurangi pajak terutang dengan
mengurangi penghasilan dan beban.
3. Meningkatnya laba bersih perusahaan diiringi dengan peningkatan
pajak penghasilan,
4. Banyak perusahaan dengan jumlah hutang yang tinggi, sehingga
terdapat indikasi penghindaran pajak yang tinggi juga,
5. Terdapat banyak pos-pos yang berhubungan dengan pajak terutang,
sehingga banyak pula indikator yang mempengaruhi penghindaran
pajak.
Page 31
9
C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut di atas, dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut.
1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penghindaran
pajak?
2. Apakah perputaran persediaan berpengaruh terhadap penghindaran
pajak?
3. Apakah pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap penghindaran
pajak?
4. Apakah intensitas modal berpengaruh terhadap penghindaran pajak?
5. Apakah ukuran perusahaan, perputaran persediaan, pertumbuhan
penjualan dan intensitas modal secara simultan berpengaruh terhadap
penghindaran pajak?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah arah penelitian dilakukan serta informasi
apa yang ingin dicapai dari sebuah penelitian. Adapun tujuan dari
penelitian ini adalah.
1. Untuk menguji dan membuktikan hasil secara empiris tentang
pengaruh ukuran perusahaan terhadap penghindaran pajak.
2. Untuk menguji dan membuktikan hasil secara empiris tentang
pengaruh perputaran persediaan terhadap penghindaran pajak.
Page 32
10
3. Untuk menguji dan membuktikan hasil secara empiris tentang
pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap penghindaran pajak.
4. Untuk menguji dan membuktikan hasil secara empiris tentang
pengaruh intensitas modal terhadap penghindaran pajak.
5. Untuk menguji dan membuktikan hasil secara empiris tentang
pengaruh ukuran perusahaan, perputaran persediaan, pertumbuhan
penjualan dan intensitas modal terhadap penghindaran pajak.
E. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat member manfaat
bagi pihak-pihak berikut.
1. Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan penulis baik secara teoritis maupun
praktek yang digunakan untuk kebutuhan bekerja.
2. Bagi Perusahaan
Penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan untuk manajemen
perusahaan dalam manajemen pajak, agar melakukan penghindaran
pajak yang efektif dan efisien tanpa melanggar undang-undang yang
berlaku.
3. Bagi Pihak Lain
Diharapkan dapat menjadi bahan bacaan guna menambah pengetahuan
tentang pengaruh pertumbuhan penjualan, profitabilitas, leverage, dan
intensitas modal terhadap penghindaran pajak pada perusahaan.
Page 33
11
4. Bagi Perguruan Tinggi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan acuan bagi
mahasiswa untuk melakukan penelitan serupa di masa yang akan
datang.
F. Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika penulisan skripsi berisi keterangan mengenai gambaran
isi tiap bab dengan cara deskriptif, sehingga mempermudah pemahaman
dalam memahami isi dari penulisan skripsi. Sistematika penulisan skripsi
ini akan disajikan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
sistematika penulisan skripsi.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini membahas tentang pengertian-pengertian, teori-teori
yang digunakan untuk mendukung penelitian ini. Dalam
bab ini akan diuraikan tentang Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, Leverage, Kompensasi Rugi Fiskal dan
Penghindaran Pajak, hasil penelitian terdahulu, kerangka
pemikiran dan perumusan hipotesa.
BAB III METODE PENELITIAN
Page 34
12
Dalam bab ini diuraikan mengenai jenis penelitian, objek
penelitian, jenis dan sumber data, populasi dan sample,
teknik pengumpulan data, operasionalisasi variabel
penelitian, dan teknik analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi deskripsi data hasil penelitian berdasarkan
data-data yang dikumpulkan, analisis hasil penelitian,
pengujian hipotesis, dan pembahsan hasil penelitian yang
akan di uraikan.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini berisi kesimpulan dari penelitian yang telah
dilakukan, implikasi penelitian dan saran yang berkaitan
dengan penulisan penelitian ini.
Page 35
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pajak
1. Pengertian Pajak
Pengertian pajak menurut (UU KUP Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 1
ayat 1):
“Pajak adalah sebuah konstribusi wajib kepada negara yang
terhutang oleh setiap orang ataupun badan yang memiliki sifat
memaksa, tetapi tetap berdasarkan dengan Undang-Undang
dan tidak mendapat imbalan secara langsung serta digunakan
guna kebutuhan negara dan kemakmuran rakyat”.
Sedangkan menurut Resmi (2014:1)
“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan
undang – undang (yang dapat dipaksakan ) dengan tidak
mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung
dapat ditunjukan, dan yang digunakan untuk membayar
pengeluaran umum”.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pajak
merupakan iuran wajib kepada negara yang terhutang oleh wajib pajak
orang pribadi maupun badan, memiliki sifat memaksa, dengan tidak
mendapat timbal balik secara langsung, berdasarkan undang-undang,
dan digunakan untuk kebutuhan negara dan memelihara kesejahteraan
umum.
2. Ciri Pajak
Berdasarkan pengertian pajak, Resmi (2014:2) mendefinisikan
ciri yang melekat pada pajak adalah :
Page 36
14
a) Dipungut berdasarkan undang-undang serta aturan dan tata
cara pelaksanaannya
b) Dalam pembayarannya, pajak tidak dapat menunjukkan adanya
kontraprestasi (imbalan) secara langsung dan individual oleh
pemerintah
c) Dipungut oleh negara, baik oleh aparatur pemerintah pusat
maupun daerah
d) Digunakan untuk pengeluaran-pengeluaran pemerintah. Jika
terjadi surplus, maka akan digunakan sebagai investasi publik.
3. Fungsi Pajak
Resmi (2014:3) mendefinisikan fungsi pajak sebagai berikut :
a) Fungsi Budgeter (Sumber Keuangan Negara)
Fungsi budgeter berarti pajak memiliki fungsi sebagai salah
satu sumber penerimaan negara untuk membiayai pengeluran-
pengeluarannya. Sebagai fungsi budgeter, pemerintah
berupaya memasukan uang sebanyak-banyaknya melalui pajak
karena di Indonesia, pajak merupakan sumber utama
pendapatan negara.
b) Fungsi Regulator (Pengatur)
Pajak sebagai fungsi regulator berarti pajak digunakan sebagai
alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah
dalam berbagai bidang seperti sosial dan ekonomi, serta
bidang-bidang lainnya selain di bidang keuangan.
Page 37
15
4. Jenis Pajak
Untuk memudahkan dalam pemungutannya, pajak dibagi
menjadi beberapa jenis. Menurut Resmi (2014:7) pajak
dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu :
a) Menurut Golongan.
1) Pajak Langsung
Pajak langsung merupakan pajak yang harus
ditanggung sendiri oleh Wajib pajak dan tidak dapat
dibebankan kepada pihak lain. Contoh : Pajak Penghasilan
(PPh).
2) Pajak Tidak Langsung
Pajak dapat dibebankan kepada orang lain atau pihak
ketiga. Contoh : Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
b) Menurut Sifat.
1) Pajak Subjektif
Pajak Subjektif adalah pajak yang pengenaannya
memperhatikan keadaan pribadi wajib pajak atau subjek
pajak. Contoh : Pajak Penghasilan (PPh).
2) Pajak Objektif
Pajak Objektif adalah pajak yang pengenaannya
memperhatikan keadaan objek pajak yang menimbulkan
kewajiban membayar pajak, tanpa memperhatikan
keadaan pribadi subjek pajak (wajib pajak). Contoh :
Page 38
16
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah (PPnBM), serta Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB).
c) Menurut Lembaga Pemungut.
1) Pajak Pusat
Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut oleh
pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah
tangga negara atau anggaran negara. Contoh : PPh, PPN
dan PPnBM.
2) Pajak Daerah
Pajak Daerah adalah pajak yang dipungut oleh
pemerintah daerah baik tingkat provinsi maupun tingkat
kabupaten/kota dan digunakan untuk membiayai rumah
tangga daerah masing-masing sesuai dengan kebijakan
otonomi daerah. Contoh : Pajak kendaraan bermotor, Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, pajak hotel,
pajak restoran, dan pajak air tanah.
5. Syarat Pemungutan Pajak
Agar dalam pemungutannya tidak terjadi halangan atau
perlawanan, pemungutan pajak harus memenuhi syarat-syarat yang
tidak merugikan pihak pemungut maupun pihak yang dipungut.
Mardiasmo (2016:4) mendefinisikan syarat pemungutan pajak sebagai
berikut.
Page 39
17
a) Pemungutan pajak harus adil (Syarat Keadilan)
b) Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang (Syarat
Yuridis)
c) Tidak mengganggu perekonomian (Syarat Ekonomis)
d) Pemungutan pajak harus efisien (Syarat Finansiil)
e) Sistem pemungutan pajak harus sederhana.
Berdasarkan syarat di atas, pemungutan pajak yang adil,
berdasarkan undang-undang, sesuai dengan perekonomian rakyat,
efisien, dan sifatnya sederhana akan memudahkan dalam
pemungutan pajak, sehingga dapat memaksimalkan kepatuhan
wajib pajak dan pendapatan negara.
B. Analisis Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Menurut (PSAK No. 1 2015, h. 1)
“Laporan keuangan adalah penyajian terstruktur dari posisi
keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas”.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
laporan keuangan merupakan laporan pertanggungjawaban suatu
entitas (dalam hal ini perusahaan) yang disajikan secara terstruktur
dan sistematis atas pengelolaan dari pihak tertentu kepada pihak
lainnya yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada periode
tertentu.
Page 40
18
2. Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Pengertian analisis laporan keuangan menurut (Harahap 2015, h.190) :
“Analisis laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos
laporan keuangan (financial statement) menjadi unit informasi
yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat
signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan
yang lain baik antara data kuantitatif maupun data
nonkuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi
keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses
menghasilkan keputusan yang tepat”.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
analisis laporan keuangan merupakan proses menguraikan laporan
keuangan ke dalam unit informasi yang lebih kecil dan melihat
hubungan masing-masing unit dengan rasio keuangan sebagai bahan
pertimbangan dan evaluasi perusahaan untuk menghasilkan
pemahaman yang baik serta keputusan yang tepat.
3. Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Menurut Kasmir (2014, h.10) tujuan analisis laporan keuangan yaitu :
a) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta)
yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
b) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan
modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
c) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan
yang diperoleh pada suatu periode tertentu.
d) Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya
yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.
Page 41
19
e) Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang
terjadi terhadap aktiva, pasiva dan modal perusahaan.
f) Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan
dalam suatu periode.
g) Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan
keuangan.
h) Informasi keuangan lainnya.
4. Pengertian Rasio Keuangan
Sedangkan menurut (Harahap 2015, h. 297) :
“Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil
perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos
lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan
signifikan (berarti)”.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan rasio
keuangan adalah alat untuk melakukan analisis keuangan dengan
membandingkan satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya, yang
mempunyai hubungan relevan dan signifikan. Hasil yang didapat dari
rasio keuangan berupa angka-angka maupun presentase yang
menggambarkan salah satu kondisi perusahaan.
5. Tujuan dan Manfaat Rasio Keuangan
Menurut Munawir (2015, h. 64) tujuan analisis rasio keuangan yaitu :
a) Untuk keperluan pengukuran kerja keuangan secara menyeluruh
(overall measures)
Page 42
20
b) Untuk keperluan pengukuran profitabilitas atau rentabilitas,
kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari
operasinya (profitability measures)
c) Untuk keperluan pengujian investasi (test of invetsment
utylization)
d) Untuk keperluan pengujian kondisi keuangan antara lain tentang
tingkat likuiditas dan solvabilitas (test of finance condition)
Hery (2015, h. 64) mendefinisikan manfaat rasio keuangan
sebagai berikut :
a) Untuk membantu menganalisis, mengendalikan, dan
meningkatkan kinerja operasi serta keuangan perusahaan.
b) Untuk mengidentifikasi kemampuan debitur dalam membayar
utang-utangnya.
6. Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Kasmir (2014, h. 109) membagi rasio keuangan kedalam
beberapa jenis yang bisa digunakan,sebagai berikut:
a. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
1) Rasio Lancar (Current Ratio)
2) Rasio Ukuran perusahaan (Cash Turnover)
3) Rasio Utang terhadap Kekayaan Bersih
b. Rasio profitabilitas (profitabilitas ratio)
1) Rasio laba bersih
2) Tingkat laba atas penjualan
Page 43
21
3) Tingkat laba atas investasi
c. Rasio efisiensi (activity ratio)
1) Waktu pengumpulan piutang
2) Perputaran persediaan (inventory turnover)
3) Rasio aktiva tetap terhadap nilai bersih
4) Rasio perputaran investasi
Sedangkan menurut Munawir (2015, h. 238) ada empat
kelompok rasio keuangan yaitu :
a. Rasio likuiditas adalah rasio untuk mengetahui kemampuan
untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih.
b. Rasio aktivitas adalah rasio untuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam melakukan aktivitas perusahaan sehari-hari
atau kegiatan operasional perusahaan.
c. Rasio profitabilitas adalah rasio untuk mengetahui kemampuan
perusahaan untuk memperoleh laba.
d. Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengukur seberapa jauh
aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang.
C. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan suatu nilai yang
mengindikasikan perusahaan berdasarkan pos-pos terkait untuk
mengklasifikasikan besar atau kecilnya suatu perusahaan. Ukuran
perusahaan dapat diklasifikasikan menjadi small firm, medium firm, dan
Page 44
22
large firm. Adapun Brigham & Houston (2014) mengatakan ukuran besar
kecilnya perusahaan ditunjukan oleh total aset, total penjualan, jumlah
laba, dan lainnya. Hal ini berarti perusahaan dengan total aset, total
penjualan, dan jumlah laba yang tinggi memiliki ukuran perusahaan yang
tinggi juga.
Sedangkan Hartono (2016) mengatakan bahwa ukuran
perusahaan diukur dengan nilai logaritma dari total aktiva. Total aktiva
memiliki hubungan negatif dengan resiko. Perusahaan dengan total aktiva
tinggi memiliki resiko yang cenderung rendah karena memiliki akses ke
pasar modal. Variabel total aktiva digunakan sebagai pengukur (proxy)
ukuran perusahaan karena aktiva dianggap lebih stabil dan mencerminkan
ukuran perusahaan.
Menurut (Niresh & Velnampy 2014, h. 57) ukuran perusahaan adalah:
“Faktor utama untuk menentukan profitabilitas dari suatu
perusahaan dengan konsep yang biasa dikenal dengan skala
ekonomi. Maksudnya skala ekonomi menunjuk kepada
keuntungan biaya rendah yang didapat oleh perusahaan besar
karena dapat menghasilkan produk dengan harga per unit yang
rendah. Perusahaan dengan ukuran besar membeli bahan baku
(input produksi) dalam jumlah yang besar sehingga perusahaan
akan mendapat potongan harga (quantity discount) lebih banyak
dari pemasok”.
Menurut (Murniati 2016, h. 24)
“Ukuran perusahaan dapat dinilai dengan rumus sebagai berikut:
Ukuran Perusahaan = Ln Total Aset”
Bedasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa ukuran
perusahaan merupakan skala yang mengklasifikasikan besar kecilnya
Page 45
23
perusahaan yang dapat diukur dengan total aset, total penjualan, dan laba
perusahaan.
Rumus yang digunakan adalah :
Sumber : Murniati (2016)
D. Perputaran Persediaan
Persediaan merupakan aset perusahaan yang berupa bahan atau
perlengkapan (supplies) yang digunakan didalam proses produksi dan atau
pemberian jasa, barang yang berada dalam proses produksi atau dalam
perjalanan, dan barang yang tersedia untuk dijual. Pada perusahaan
manufaktur persediaan dibagi menjadi bahan baku (raw material), barang
dalam proses (work in process), dan barang jadi atau barang yang siap
dijual (finished goods).
Perputaran persediaan merupakan rasio yang membandingkan
jumlah penjualan suatu perusahaan pada satu periode dengan rata-rata
persediaan pada periode tersebut. Rasio ini digunakan untuk mengukur
sejauh mana kelancaran dalam persediaan baik dalam pembelian, sampai
dengan penjualan. Semakin tinggi nilai perputaran persediaan, maka
semakin cepat pula perusahaan menjual persediaannya. Perputaran
persediaan yang tinggi juga dapat menggaet investor karena perputaran
persediaan menunjukan likuiditas dan efisiensi perusahaan. Investor akan
Ukuran Perusahaan = Ln (Total Aset)
Page 46
24
tergiur untuk melakukan investasi karena melihat kemampuan perusahaan
dalam melakukan penjualan yang tinggi akan meningkatkan laba
perusahaan. Hal tersebut berarti perputaran persediaan menggambarkan
seberapa besar tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
Hery (2015) mengatakan bahwa perputaran persediaan
merupakan rasio yang mengukur kualitas persediaan barang dagang yang
dimiliki dan kemampuan manajemen dalam melakukan penjualan. Hal ini
menunjukan bahwa rasio perputaran persediaan, selain mengukur seberapa
sering persediaan berputar, juga menunjukan kemampuan manajemen di
bagian penjualan. Manajemen penjualan yang baik akan mampu
memperhitungkan saat yang tepat untuk melakukan pembelian dan
penjualan. Hal ini dilakukan agar barang yang dibeli akan mampu dijual
secepat mungkin agar tidak terjadi biaya tambahan dalam penyimpanan
dan persediaan tetap layak untuk dijual. Hal tersebut juga dilakukan guna
mencegah ketidaksediaan stok persediaan jika terjadi order penjualan yang
mendadak.
Kasmir (2015) mendefinisikan perputaran persediaan sebagai berikut :
“Perputaran persediaan merupakan rasio yang digunakan untuk
megukur berapa kali dana yang ditanam dalam sediaan
(inventory) ini berputar dalam suatu periode”.
Menurut Munawir (2015) :
“Rasio antara jumlah harga pokok barang yang dijual dengan nilai
rata-rata persediaan yang dimiliki oleh perusahaan”.
Page 47
25
Rumus yang digunakan adalah :
Sumber : Kasmir (2014)
E. Pertumbuhan Penjualan
Tujuan utama perusahaan adalah mendapatkan laba. Salah satu
cara mendapatkan laba adalah melalui penjualan. Penjualan merupakan
usaha terpadu untuk melakukan rencana-rencana strategis yang digunakan
untuk memuaskan kebutuhan dan atau keinginan pembeli. Penjualan juga
dilakukan untuk mencari, mempengaruhi, dan mempertahankan pembeli.
Hal ini dilakukan demi kelangsungan hidup perusahaan.
Rasio pertumbuhan penjualan merupakan rasio yang digunakan
untuk mengetahui besaran peningkatan atau penurunan penjualan yang
terjadi pada tahun ini dengan pembanding tahun sebelumnya. Rasio ini
digunakan untuk mengukur sejauh mana peningkatan penjualan
perusahaan dalam menjual persediaannya. Pertumbuhan penjualan juga
mempengaruhi laba. Jika penjualan perusahaan terus bertumbuh, maka
laba perusahaan juga akan naik jika tidak dipengaruhi oleh faktor lain.
Rasio pertumbuhan penjualan menunjukan kemampuan
perusahaan untuk mempertahankan posisinya di dalam industri dan dalam
perkembangan ekonomi. Perusahaan yang penjualannya bertumbuh atau
Penjualan
Perputaran Persediaan =
Rata-Rata Persediaan
Page 48
26
stabil akan mampu bertahan dalam kondisi ekonomi yang terjadi dan
bertahan di dalam pasar. Rasio ini juga dapat digunakan untuk
memprediksikan tingkat penjualan di tahun selanjutnya. Dengan adanya
rasio pertumbuhan penjualan dapat membantu manajemen untuk
melakukan pertimbangan dalam pengambilan keputusan manajerial.
Swastha dan Handoko dalam Farhana (2016) mengatakan bahwa
Pertumbuhan penjualan merupakan indikator penting dari penerimaan
pasar dari produk atau jasa perusahaan, dimana pendapatan yang
dihasilkan dari penjualan akan dapat digunakan untuk mengukur tingkat
pertumbuhan penjualan. Bedasarkan hal tersebut, pertumbuhan penjualan
mengindikasikan seberapa besar minat konsumen atas barang atau jasa
yang ditawarkan perusahaan.
Pengertian pertumbuhan penjualan menurut (Kasmir 2016, h. 107) :
“Pertumbuhan penjualan menunjukan sejauh mana perusahaan
dapat meningkatkan penjualannya dibandingkan dengan total
penjualan secara keseluruhan”.
Sedangkan menurut (Fabozzi dalam Satriana, 2017, h. 20) :
“Pertumbuhan penjualan merupakan perubahan penjualan yang
ada pada laporan keuangan per tahun. Pertumbuhan penjualan
yang di atas rata-rata bagi perusahaan umumnya didasarkan pada
pertumbuhan yang cepat dari industri dimana perusahaan itu
beroperasi. pertumbuhan di atas rata-rata dengan jalan
meningkatkan pangsa pasar”.
Bedasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
pertumbuhan penjualan merupakan rasio yang menunjukan seberapa besar
peningkatan jumlah penjualan perusahaan tahun berjalan dibandingkan
Page 49
27
dengan tahun sebelumnya, yang mengindikasikan tingkat penerimaan
produk yang ditawarkan.
Rumus yang digunakan adalah :
Sumber : Kasmir (2016)
F. Intensitas Modal
Intensitas modal merupakan rasio yang mengukur efektivitas
perusahaan dalam pemanfaatan modal guna mendapatkan aktiva. Intensitas
modal juga bisa didefinisikan sebagai jumlah modal yang tertanam dalam
bentuk aktiva tetap dan persediaan. Kepemilikan aset tetap akan
memunculkan biaya depresiasi yang dapat dimanfaatkan sebagai
pengurang beban pajak. Manajemen dapat melakukan investasi aset tetap
dengan cara menggunakan dana menganggur perusahaan guna mendapat
biaya depresiasi yang berguna untuk mengurangi pajak terutang.
Pengertian intensitas modal menurut (Novitasari, 2016)
“Intensitas modal adalah aktivitas investasi yang dilakukan
perusahaan yang dikaitkan dengan investasi dalam bentuk aset
tetap (modal)”.
Sedangkan menurut (Wiguna, dkk, 2017) :
Penjualant − Penjualant−1
Pertumbuhan Penjualan =
Penjualant−1
Page 50
28
“Intensitas modal yaitu kekayaan suatu perusahaan dalam bentuk
aktiva tetap”.
Menurut (Annuar, et.al, 2014)
“Intensitas modal adalah sebuah rasio yang diukur dengan
membandingkan nilai buku jumlah aset tetap bersih dengan nilai
buku total aset perusahaan”.
Bedasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa intensitas
modal adalah rasio yang menggambarkan investasi yang dilakukan
perusahaan ke dalam aktiva tetapnya dengan membandingkan nilai buku
aktiva tetap bersih dengan total aset yang dimiliki perusahaan.
Rumus yang digunakan adalah :
Sumber : Annuar, et.al (2014)
G. Penghindaran Pajak
Pemerintah selalu berusaha untuk memaksimalkan jumlah
penerimaan pajaknya melalui kebijakan-kebijakan yang berlaku.
Sementara itu, perusahaan selalu berusaha untuk menguriangi beban
pajaknya melalui cara-cara yang legal yaitu penghindaran pajak (Tax
Avoidance) maupun dengan cara-cara illegal yaitu penggelapan pajak (Tax
Evasion). Penghindaran pajak merupakan upaya mengurangi beban pajak
Total Asel Tetap
Intensitas Modal =
Total Aset
Page 51
29
terutang dengan cara-cara legal dan memanfaatkan grey area atau
kelemahan-kelemahan dalam peraturan perpajakan.
Erly (2014) mengatakan bahwa penghindaran pajak merupakan
pengurangan secara legal beban pajak terutang dengan cara memanfaatkan
ketentuan-ketentuan perpajakan secara optimal seperti, pengecualian dan
pemotongan-pemotongan yang di perkenankan maupun memanfaatkan
hal-hal yang belum di atur dan kelemahan-kelemahan yang ada dalam
peraturan perpajakan yang berlaku. Penghindaran pajak dikatakan legal
karena tidak melanggar undang-undang perpajakan dan memanfaatkan
grey area yaitu ketentuan-ketentuan yang belum di atur dalam peraturan
perpajakan, dan kelemahan-kelemahan dalam peraturan perpajakan. Oleh
karena itu penghindaran pajak (tax avoidance) tidak dapat dikenakan
hukuman, berbeda dengan penggelapan pajak (tax evasion) yang dapat
dikenakan sanksi pidana maupun denda. Penggelapan pajak (tax evasion)
adlaah upaya pengurangan pajak yang dilakukan dengan ilegal yaitu
melanggar peraturan perpajakan seperti memberi data palsu dan atau
menyembunyikan data.
Sedangkan Susyanti & Dahlan (2015) mengatakan bahwa
penghindaran pajak adalah perlawanan yang dilakukan melalui berbagai
cara dan masih dapat dibenarkan secara hukum, memanfaatkan celah dan
kelemahan perundang-undangan. Penghindaran pajak identik dengan
pemanfaatan celah dan kelemahan perundang-undangan. Hal ini berarti
Page 52
30
selama tidak adanya pelanggaran peraturan perpajakan, penghindaran
pajak seharusnya tidak dilarang.
Menurut (Pohan 2014, h. 41) tentang penghindaran pajak menyatakan :
“Tax Avoidance (penghindaran pajak) adalah upaya penghindaran
pajak dilakukan secara legal dan aman bagi Wajib Pajak tanpa
bertentangan dengan ketentuan perpajakan yang berlaku (not
contrary to the law) di mana metode dan teknik yang digunakan
cenderung memanfaatan kelemahan-kelemahan (grey area) yang
terdapat dalam Undang-Undang dan Peraturan Perpajakan itu
sendiri untuk memperkecil jumlah pajak yang terutang”.
Menurut (Mardiasmo 2016, h. 11) menyatakan bahwa Tax Avoidance
sebagai berikut :
“Tax Avoidance adalah usaha meringankan beban pajak dengan
tidak melanggar undang-undang
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
penghindaran pajak merupakan upaya pengurangan atau perlawanan pajak
secara legal dengan memanfaatkan celah atau kelemahan (grey area) yaitu
pengecualian atau hal-hal yang belum diatur dalam peraturan perpajakan
yang berlaku. Pernghindaran pajak tidak dapat dikenakan sanksi apabila
menggunakan cara-cara yang legal dan dibenarkan dalam peraturan
perundang-undangan perpajakan.
Menurut Rist & Pizzica (2014, h. 54) yang menjadi indikator dari
Penghindaran Pajak adalah dengan menghitung ETR (Effective Tax Rate)
perusahaan. Semakin besar nilai ETR, maka penghindaran pajak
perusahaan diindikasikan semakin kecil, begitu pula sebaliknya.
“The effective tax rate explains the various rates at which a
company’s income is taxed as a result of different tax
Page 53
31
jurisdictions both domestically and internationally. Companies
also employ strategies to minimize tax. To compute the effective
(or average for the year) tax rate, total tax expense is divided by
earnings before tax”.
“Tarif pajak efektif menjelaskan berbagai tingkat di mana
pendapatan perusahaan dikenakan pajak sebagai akibat dari
yurisdiksi pajak yang berbeda, baik domestik maupun
internasional. Perusahaan juga menggunakan strategi untuk
meminimalkan pajak. Untuk menghitung tarif pajak efektif (atau
rata-rata untuk tahun), total biaya pajak dibagi dengan laba
sebelum pajak”.
Rumus yang digunakan adalah :
Sumber : Rist & Pizzica (2014)
H. Hasil Penelitian Terdahulu
Penulis menggunakan beberapa hasil penelitian terdahulu untuk
menjadi acuan dalam penelitian ini. Berikut adalah hasil penelitian yang
relevan dengan yang penelitian yang akan dilakukan :
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Tahun Nama
Peneliti
Judul Hasil Penelitian
1 2018 Shinta
Budianti,
Khirstina
Curry
Pengaruh Profitabilitas,
Likuiditas, dan
Intensitas modal
Terhadap Penghindaran
Pajak (Tax Avoidance)
Profitabilitas dan
Intensitas modal
berpengaruh negatif
dan signifikan
terhadap tax
avoidance.
Beban Pajak
ETR =
Pendapatan sebelum Pajak
Page 54
32
Likuiditas
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap tax
avoidance
2 2017 Muhamma
d Nafis,
Tumpal
Manik,
Fatahurraz
ak
Pengaruh Return On
Asset (ROA), Intensitas
modal, Sales Growth,
Debt To Asset Ratio
(DAR), Dan Firm Size
Terhadap Penghindaran
Pajak (Tax Avoidance)
Pada Perusahaan
Manufaktur Yang
Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode
2012-2016
Return on asset
(ROA), Sales
growth, dan Debt to
asset ratio (DAR)
berpengaruh
terhadap
penghindaran pajak
Intensitas modal dan
Firm size tidak
berpengaruh
terhadap
penghindaran pajak
3 2018 Yeye
Susilowati
, Ratih
Widyawati
, Nuraini
Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Leverage,
Profitabilitas, Intensitas
modal Ratio, dan
Komisaris Independen
terhadap Effective Tax
Rate (Studi Empiris
pada Perusahaan
Manufaktur Yang
Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada Tahun
2014-2016)
Ukuran perusahaan,
Intensitas modal
ratio, dan Komisaris
independen tidak
berpengaruh
terhadap effective tax
rate.
Leverage dan
Profitabilitas
berpengaruh
terhadap effective tax
rate.
4 2018 Wastam
Wahyu
Hidayat
Pengaruh Profitabilitas,
Leverage Dan
Pertumbuhan Penjualan
Terhadap Penghindaran
Pajak: Studi Kasus
Perusahaan Manufaktur
di Indonesia
Proftabilitas dan
pertumbuhan
penjualan secara
parsial berpengaruh
negatif secara
signifikan terhadap
Penghindaran pajak
Leverage secara
parsial tidak
berpengaruh
terhadap
penghindaran pajak
Page 55
33
5 2017 Shinta
Meilina
Purwanti,
Listya
Sugiyart
Pengaruh Intensitas
Aset Tetap,
Pertumbuhan Penjualan
dan Koneksi Politik
Terhadap Tax
Avoidance
Intensitas aset tetap
dan pertumbuhan
penjualan
berpengaruh secara
signifikan terhadap
tax avoidance.
Koneksi politik tidak
berpengaruh secara
signifikan terhadap
tax avoidance.
6 2015 Muadz
Rizki
Muzakki,
Darsono
Pengaruh Corporate
Social Responsibility
Dan Intensitas modal
Terhadap Penghindaran
Pajak
Corporate Social
Responsibility (CSR)
dan Intensitas modal
berpengaruh negatif
secara signifikan
terhadap
penghindaran pajak.
7 2016 Agustin
Fadjarenie
, Yulia
Apni Nur
Anisah
Pengaruh Corporate
Governance dan Sales
Growth Terhadap Tax
Avoidance (Studi
Empiris Pada
Perusahaan Otomotif
Yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia
Tahun 2010-2014)
Corporate
governance, sales
growth secara parsial
dan simultan
berpengaruh negatif
secara signifikan
terhadap tax
avoidance.
8 2015 Calvin
Swingly
dan I
Made
Sukartha
Pengaruh Karakter
Eksekutif, Komite
Audit, Ukuran
Perusahaan, Leverage
dan Sales Growth pada
Tax Avoidance
Karakter eksekutif
dan ukuran
perusahaan
berpengaruh positif
pada tax avoidance,
sedangkan leverage
berpengaruh negatif
pada tax avoidance.
Variabel komite
audit dan sales
growth tidak
berpengaruh pada
tax avoidance.
Page 56
34
H1
H2
H3
H4
H1
H5
I. Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian menggambarkan hubungan antar variabel
yang akan diteliti secara teoritis. Kerangka penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1
Kerangka Penelitian
J. Perumusan Hipotesa
Berdasarkan teori yang telah dirumuskan sebelumnya, maka
hipotesa penelitian ini adalah
1. Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap Penghindaran
Pajak
Pada penelitian ini, total aset menjadi satuan ukur dalam
ukuran perusahaan, karena aset berhubungan dengan alat
operasional perusahaan dalam mendapatkan keuntungan atau
Ukuran perusahaan (x1)
Perputaran Persediaan (x2)
Pertumbuhan Penjualan (x3)
Intensitas Modal (x4)
Penghindaran Pajak
(y)
Page 57
35
penghasilan. Ukuran perusahaan diklasifikasikan menjadi large
firm, medium firm, dan small firm. Semakin besar ukuran
perusahaan, semakin kompleks transaksi yang terjadi didalamnya.
Sehingga diindikasikan akan muncul banyak celah yang dapat
dimanfaatkan dalam penghindaran pajak.
Dari penjelasan diatas dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H1 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap Penghindaran
Pajak
2. Perputaran Persediaan berpengaruh terhadap Penghindaran
Pajak
Persediaan merupakan bagian dari aktiva lancar yang harus
selalu ada dalam perusahaan manufaktur dan perusahaan dagang.
Persediaan merupakan semua bahan atau barang yang diperlukan
pada proses produksi dan distribusi untuk diproses lebih lanjut
atau langsung dijual. Dalam perusahaan manufaktur, persediaan
dibagi menjadi tiga kelompok besar yaitu, persediaan bahan baku,
persediaan barang setengah jadi, dan persediaan barang dagang
yang siap dijual. Perputaran persediaan merupakan rasio untuk
mengukur kemampuan persediaan perusahaan dalam
menghasilkan pendapatan atau penjualan. Semakin besar
perputaran persediaan, maka semakin sering juga persediaan
barang dagang dijual. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Hafizh Juli Andinoto S (2017) perputaran persediaan berpengaruh
Page 58
36
signifikan terhadap agresivitas pajak. Agresivitas pajak
merupakan tindakan untuk mengurangi laba kena pajak
perusahaan dengan perencanaan pajak yang bersifat legal.
Semakin tinggi perputaran persediaan maka agresivitas pajak
perusahaan akan semakin besar yang mengindikasikan tingkat
penghindaran pajak yang tinggi.
Dari penjelasan diatas dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H2: Perputaran Persediaan berpengaruh terhadap Penghindaran
Pajak
3. Pertumbuhan Penjualan berpengaruh terhadap
Penghindaran Pajak
Penjualan merupakan salah satu tolak ukur besaran laba
sebelum pajak. Semakin tinggi penjualan, maka laba sebelum
pajak akan semakin tinggi pula. Begitu juga sebaliknya, semakin
rendah penjualan, maka laba sebelum pajak akan semakin rendah.
Pertumbuhan penjualan merupakan peningkatan penjualan dari
suatu periode dibandingkan dengan periode sebelumnya. Hasil
penelitian dari Shinta Meilina Purwanti dan Listya Sugiyarti
(2017) membuktikan bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh
signifikan terhadap tax avoidance. Hal ini berarti penjualan
berpengaruh terhadap beban pajak perusahaan. Semakin tinggi
penjualan perusahaan, maka beban pajak perusahaan akan
Page 59
37
semakin tinggi juga, yang menyebabkan pengaruh signifikan
pertumbuhan penjualan terhadap penghindaran pajak.
Dari penjelasan diatas dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H3: Pertumbuhan Penjualan berpengaruh terhadap Penghindaran
Pajak
4. Intensitas Modal berpengaruh terhadap Penghindaran Pajak
Intensitas modal merupakan besaran aktivitas investasi
suatu perusahaan ke dalam aktiva tetap perusahaan. Aktiva tetap
tersebut dapat digunakan perusahaan dalam menghasilkan laba.
Aktiva tetap perusahaan akan menghasilkan beban penyusutan
aktiva yang berpengaruh terhadap besaran laba kena pajak.
Berdasarkan hasil penelitian Shinta Budianti dan Khirstina Curry
(2018) membuktikan bahwa capital intensity (Intensitas Modal)
berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak. Hal ini berarti
intensitas modal yang tinggi dapat menyebabkan penghindaran
pajak perusahaan menjadi rendah, yang berarti penghindaran
pajak perusahaan juga rendah. Sedangkan berdasarkan penelitian
Muhammad Nafis et al (2017) menunjukkan bahwa capital
intensity (Intensitas Modal) tidak berpengaruh terhadap
penghindaran pajak.
Dari penjelasan diatas dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H4: Intensitas Modal berpengaruh terhadap Penghindaran Pajak
Page 60
38
5. Ukuran perusahaan, Perputaran Persediaan, Pertumbuhan
Penjualan dan Intensitas Modal berpengaruh terhadap
Penghindaran Pajak.
Hasil penelitian Vidiyanna Rizal Putri (2017) membuktikan
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap tax avoidance. Semakin besar ukuran perusahaan maka
effective tax rate (ETR) perusahaan akan semakin besar yang
berarti penghindaran pajak perusahaan yang semakin rendah.
Hasil penelitian Hafizh Juli Andinoto S (2017) membuktikan
bahwa perputaran persediaan berpengaruh signifikan terhadap
agresivitas pajak. Agresivitas pajak merupakan tindakan untuk
mengurangi laba kena pajak perusahaan dengan perencanaan
pajak yang bersifat legal. Semakin tinggi perputaran persediaan
maka agresivitas pajak perusahaan akan semakin besar yang
mengindikasikan tingkat penghindaran pajak yang tinggi. Hasil
penelitian dari Shinta Meilina Purwanti dan Listya Sugiyarti
(2017) membuktikan bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh
signifikan terhadap tax avoidance. Hal ini berarti jika
pertumbuhan penjualan tinggi maka tingkat penghindaran pajak
juga semakin tinggi. Sedangkan berdasarkan hasil penelitian
Poppy Ariyani Sumitha Lestar dkk (2019) membuktikan bahwa
capital intensity (Intensitas Modal) berpengaruh negatif terhadap
agresivitas pajak. Hal ini berarti intensitas modal yang tinggi
Page 61
39
dapat menyebabkan agresivitas pajak perusahaan menjadi rendah,
yang berarti penghindaran pajak perusahaan juga rendah.
Dari penjelasan diatas dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H5: Ukuran perusahaan, Perputaran Persediaan, Pertumbuhan
Penjualan dan Intensitas Modal secara simultan berpengaruh
terhadap Penghindaran Pajak.
Page 62
40
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian dibagi menjadi beberapa golongan. Golongan
tersebut yaitu tujuan, pendekatan, tempat, pemakaian, bidang ilmu, taraf
penelitian, dan saat terjadinya variabel. Berdasarkan tujuan, penelitian ini
menggunakan jenis verifikasi yaitu menguji hasil penelitian sebelumnya.
Berdasarkan pendekatan, penelitian ini menggunakan jenis penelitian
kuantitatif yaitu untuk meneliti populasi atau sampel, menggunakan
instrumen penelitian, dan analisis datanya bersifat statistik dengan tujuan
menguji hipotesis yang digunakan. Berdasarkan tempat, penelitian ini
menggunakan jenis penelitian perpustakaan yaitu dengan mengambil
referensi-referensi kepustakaan.
Berdasarkan pemakaian, penelitian yang dilakukan penulis
menggunakan kenis penelitian murni, karena memiliki orientasi pada
bidang akademis. Berdasarkan bidang ilmu, penelitian ini menggunakan
jenis penelitian pendidikan karena melibatkan instansi-instansi
pendidikan. Berdasarkan taraf penelitian, penelitian ini menggunakan
jenis penelitian deskriptif yaitu pendekatan untuk mengidentifikasi
keberadaan variabel mandiri, baik satu atau lebih, tanpa membandingkan
variabel-variabel tersebut. Dan berdasarkan saat terjadinya variabel,
penelitian ini menggunakan jenis penelitian historis, karena
Page 63
41
menggunakan data yang telah terjadi sebelumnya berupa laporan
keuangan.
B. Objek Penelitian
Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah laporan
keuangan yang memuat informasi yang berkaitan dengan variabel
Ukuran perusahaan, Perputaran Persediaan, Pertumbuhan Penjualan, dan
Intensitas Modal & Penghindaran Pajak pada perusahaan manufaktur sub
Makanan & Minuman yang terdaftar di BEI pada periode 2014-2018.
Penelitian ini akan dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sub
Makanan & Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan
menggunakan data sekunder dari Bursa Efek Indonesia pada situs
www.idx.co.id, dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD).
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data subjek, dan data
dokumenter, yaitu :
a. Data Subjek (self report data)
Data Subjek adalah jenis data penelitian yang berupa
opini, sikap, pengalaman atau karakteristik dari seseorang
atau kelompok yang dijadikan subjek penelitian
(responden). Data dalam penelitian ini adalah sumber
Page 64
42
informasi yang diperoleh dari pihak ketiga pemberitaan
yang terkait dengan penghindaran pajak.
b. Data Dokumenter (documentary data)
Data dokumenter adalah jenis data penelitian berupa
dokumen-dokumen yaitu : faktur, jurnal, surat-surat,
notulen, memo, laporan keuangan, nota, dan lainnya. Data
yang terdapat dalam data dokumenter memuat suatu
kejadian atau transaksi, waktu kejadian, dan siapa saja
yang terlibat dalam suatu kejadian atau transaksi tersebut.
Data dokumenter dalam penelitian ini yaitu informasi
yang berasal dari Bursa Efek Indonesia di situs
www.idx.co.id.
2. Sumber Data
Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi data
primer dan sekunder. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan
sumber data sekunder. Sumber data sekunder menurut (Sugiyono
2017, h. 137) adalah :
“Sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data. Menggunakan data sekunder apabila
peneliti mengumpulkan informasi dari data yang telah
diolah oleh pihak lain”.
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh peneliti
melalui media perantara yaitu studi dokumentasi dengan
mempelajari buku, jurnal, berita, majalah, dan sumber pendukung
penelitian lainnya yaitu Laporan Keuangan perusahaan sub sektor
Page 65
43
Makanan & Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) periode tahun 2014-2018 di situs IDX.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan objek atau subjek yang memiliki
kesamaan dalam karakteristik atau kualitas tertentu yang dapat
dipelajari oleh peneliti untuk kemudian mendapatkan suatu
kesimpulan dalam sebuah penelitian. Dalam penelitian ini
populasi yang digunakan adalah perusahaan–perusahaan
manufaktur sub sektor makanan & minuman yang Go Public
tercatat pada BEI Periode 2014-2018.
2. Sampel
Sampel merupakan himpunan dari populasi yang diambil
oleh peneliti jika populasi yang diteliti jumlahnya besar dan
peneliti memiliki keterbatasan dari segi dana, tenaga, dan waktu.
Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik Non-
probability Sampling dengan pendekatan Purposive Sampling.
Teknik dan pendekatan diatas digunakan untuk memilih sampel
sesuai dengan kriteria tertentu yang telah ditetapkan oleh penulis.
Kriteria tersebut ditentukan untuk mengeliminasi sampel yang
tidak sesuai dengan penelitian. Adapun kriteria yang digunakan
dalam penentuan sampel sebagai berikut :
Page 66
44
a. Perusahaan manufaktur sub sektor makanan & minuman
yang menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit per
31 Desember pada tahun 2014-2018 berturut-turut.
b. Laporan keuangan perusahaan tersebut memiliki
kelengkapan informasi berkaitan dengan Ukuran
perusahaan, Perputaran Persediaan, Pertumbuhan Penjualan,
Intensitas Modal, dan Penghindaran Pajak.
c. Mata uang laporan keuangan adalah rupiah.
Berdasarkan kriteria tersebut maka penulis mengeliminasi
sampel yang tidak sesuai dengan kriteria, dan ditentukan sampel
penelitian yang dilakukan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah studi pustaka dan dokumentasi. Studi Pustaka dilakukan dengan
membaca jurnal penelitian sebelumnya, buku, artikel, berita, makalah,
dan situs internet yang dapat dijadikan referensi penelitian. Dokumentasi
dilakukan dengan mengumpulkan, memilah, mencatat, dan melakukan
kajian terhadap data sekunder yang berhubungan dengan variabel-
variabel yang diteliti yang terdapat di dalam laporan keuangan
perusahaan manufaktur sub sektor makanan & minuman yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) di situs IDX.
Page 67
45
F. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Definisi variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Ukuran perusahaan (Variabel X1)
Ukuran perusahaan merupakan skala yang
mengklasifikasikan besar kecilnya suatu perusahaan. Ukuran
perusahaan dapat diukur dari total aset, total penjualan, nilai pasar
saham, dan sebagainya. Bedasarkan satuan ukur tersebut ukuran
perusahaan diklasifikasikan menjadi small firm, medium firm, dan
large firm.
2. Perputaran Persediaan (Variabel X2)
Menurut Kasmir (2015) Perputaran persediaan merupakan
rasio yang digunakan untuk megukur berapa kali dana yang
ditanam perusahaan dalam persediaan berputar dalam suatu
periode.
3. Pertumbuhan Penjualan (Variabel X3)
Menurut Kasmir (2016, h. 107) Pertumbuhan penjualan
menunjukan sejauh mana perusahaan dapat meningkatkan
penjualannya dibandingkan dengan total penjualan secara
keseluruhan.
4. Intensitas Modal (Variabel X4)
Menurut Novitasari (2016) Intensitas modal adalah
aktivitas investasi yang dilakukan perusahaan yang dikaitkan
dengan investasi dalam bentuk aset tetap (modal).
Page 68
46
5. Penghindaran Pajak (Variabel Y)
Susyanti & Dahlan (2015, h. 12) menyatakan bahwa
Penghindaran Pajak adalah perlawanan pajak dilakukan melalui
berbagai cara yang masih dapat dibenarkan secara hukum,
memanfaatkan celah dan kelemahan perundang-undangan.
Operasionalisasi variabel penelitian dilakukan untuk menentukan
jenis, indikator, serta skala-skala yang terlibat dalam variabel penelitian.
Penentuan jenis, indikator, serta skala-skala ini dilakukan untuk merubah
variabel penelitian menjadi kesatuan yang dapat diukur. Jadi,
operasionalisasi variabel penelitian berfungsi untuk mempermudah
dalam melakukan perhitungan dan penelitian. Penulis menggambarkan
indikator variabel dan skala pengukuran ke dalam tabel berikut :
Tabel 3.1
Indikator Variabel dan Skala Pengukuran
Variabel Indikator Perumusan Skala
Pengukuran
Ukuran
perusahaan
(X1)
Total Aset Ln (Total Aset)
(Murniati, 2016)
Nominal
Perputaran
Persediaan
(X2)
Perputaran
Persediaan
Penjualan
Rata-Rata Persediaan
(Kasmir, 2013)
Rasio
Pertumbuhan
Penjualan
(X3)
Pertumbuhan
Penjualan
Penjualant−Penjualant−1
Penjualan-1
(Kasmir, 2016)
Rasio
Page 69
47
Intensitas
Modal (X4)
Intensitas
Modal
Total Aset Tetap
Total Aset
(Annuar, et.al, 2014)
Rasio
Penghindaran
Pajak (Y) ETR
Beban Pajak
Pendapatan sebelum Pajak
(Rist & Pizzica, 2014)
Rasio
Sumber : Data yang diolah, 2019
G. Teknik Analisis data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan aplikasi SPSS
(Statistical Package for Social Sciences) v. 24 for Windows. Analisis data
penelitian ini menggunakan beberapa pengujian yang terdiri dari statistik
deskriptif, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data
menjadi sebuah informasi yang jelas dan mudah dipahami yang
dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, standar deviasi,
varian, nilai rata-rata, sum, dan range. Pengujian ini dilakukan
untuk mempermudah dalam memahami variabel penelitian.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah data
yang diteliti memenuhi asumsi-asumsi dasar untuk menghindari
asumsi yang bias. Uji asumsi klasik dilakukan untuk menguji
kelayakan data. Pengujian yang digunakan adalah normalitas,
heterokedastisitas, autokorelasi, dan multikolonieritas.
Page 70
48
a) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal dalam suatu model regresi. (Ghozali, 2018, h. 161).
Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas adalah:
1. Jika grafik histogram menunjukkan distribusi normal
atau data menyebar disekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi
memenuhi asumsi normal.
2. Jika grafik histogram menunjukkan tidak distribusi
normal atau data menyebar jauh dari garis diagonal
dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka
model regresi tidak memenuhi asumsi normal.
(Ghozali, 2018, h. 163).
Selain menggunakan grafik histogram, digunakan
juga uji normalitas dengan metode One Sample Kolmogorov
Smirnov. Uji ini merupakan pengujian normalitas yang
membandingkan distribusi data dengan distribusi normal
baku. Jika tingkat signifikansi diatas 0,05, maka data
terdistribusi normal. Sebaliknya, jika tingkat signifikansi
dibawah 0,05, maka terjadi perbedaan signifikan antara
distribusi data dengan distribusi normal baku yang berarti
data tidak terdistribusi normal.
Page 71
49
b) Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah
terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lain dalam sebuah model regresi. Cara untuk
mengetahui terjadinya heteroskedastisitas dalam suatu
model regresi linier berganda adalah dengan melihat grafik
scatter plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen)
yaitu SRESID dengan residual error yaitu ZPRED. Jika
tidak terjadi pola tertentu dan plot menyebar diatas dan
dibawah angka 0 pada sumbu y, maka tidak terjadi
heterokedastisitas. Sedangkan jika terjadi pola tertentu,
dan/atau pola tidak menyebar diatas dan dibawah angka 0
pada sumbu y, maka terjadi heterokedastisitas. Model
regresi yang diterima adalah jika tidak terjadi
heterokedastisitas (Ghozali, 2016, h. 134).
c) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan apakah terdapat korelasi
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 dalam model regresi. Model
regresi yang baik adalah jika tidak terjadi autokorelasi.
Untuk melakukan uji autokorelasi dapat menggunakan uji
Durbin Watson (DW test). Uji ini digunakan dengan
membandingkan nilai Durbin Watson hitung (DW) dengan
Page 72
50
batas tinggi (upper bond atau du). Model regresi dapat
dikatakan bebas dari autokorelasi jika du < DW < 4-du.
(Ghozali, 2018, h. 112).
d) Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji
apakah ditemukan korelasi antar variabel bebas
(independen) dalam suatu model regresi (Ghozali, 2018, h.
107). Model regresi dikatakan baik bila tidak terjadi
korelasi antar variabel independen.
Untuk melakukan uji ini dapat diketahui dari nilai
tolerance dan variance inflation factor (VIF). Jika nilai
tolerance ≤ 0,10 atau VIF ≥ 10 maka terjadi
multikolonieritas. Sedangkan jika nilai tolerance ≥ 0,10
atau VIF ≤ 10 maka tidak terjadi multikolonieritas.
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk membuktikan apakah variabel
terdapat pengaruh Ukuran perusahaan, Perputaran Persediaan,
Pertumbuhan Penjualan dan Intensitas Modal terhadap
Penghindaran Pajak pada Perusahaan Manufaktur Sub Makanan
& Minuman di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2016-2018.
a) Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis Regresi digunakan untuk menguji pengaruh
variabel-variabel independen, yaitu Ukuran perusahaan,
Page 73
51
Perputaran Persediaan, Pertumbuhan Penjualan, dan
Intensitas Modal terhadap Penghindaran Pajak dengan
regresi linear dengan tingkat signifikasni 5 persen.
Persamaan yang digunakan adalah:
Y = α + β1X1 +β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + e
Keterangan :
Y : Penghindaran Pajak (ETR)
α : Konstanta
β1... β4 : Koefisien Regresi Linear
X1 : Ukuran perusahaan
X2 : Perputaran Persediaan
X3 : Pertumbuhan Penjualan
X4 : Intensitas Modal
e : Standar Error
b) Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien determinasi R² mengukur seberapa jauh
kemampuan variabel independen dalam menerangkan
variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara
nol dan satu. Apabila koefisien daterminasi nol berarti tidak
ada hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen, Jika koefisien determinasi semakin mendekati
satu maka hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen semakin kuat.
Page 74
52
c) Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen. (Ghozali, 2016, h.
97). Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai t
hitung dengan t tabel dengan tingkat signifikansi 0,05 (5%).
Kriteria pengambilan keputusan adalah :
1. Jika nilai sig < 0,05 berarti variabel independen secara
parsial mempengaruhi variabel dependen, maka maka
hipotesis diterima.
2. Jika nilai sig > 0,05 berarti variabel independen secara
parsial tidak mempengaruhi variabel dependen, maka
maka hipotesis ditolak.
d) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji F bertujuan untuk mengetahui apakah variabel
bebas (independen) secara bersama–sama (simultan)
berpengaruh terhadap variabel terikat (dependen). Tingkat
signifikansi yang digunakan 0,05 dengan derajat bebas (n -
k), dimana n merupakan jumlah pengamatan dan k
merupakan jumlah variabel. Kriteria keputusan dalam uji F
adalah:
1. Jika α > 0,05, maka hipotesis diterima;
2. Jika α < 0,05, maka hipotesis ditolak
Page 75
53
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Metode pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive
sampling. Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor makanan
& minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2018. Data
yang terkumpul kemudian diseleksi berdasarkan kriteria yang ditentukan.
Berdasarkan penyeleksian tersebut, maka diperoleh 7 perusahaan yang dapat
dijadikan sampel penelitian, dan 35 sampel total dari 5 tahun periode
pengamatan.
Berikut proses pemilihan sampel dan perusahaan-perusahaan yang
dijadikan objek penelitian:
Tabel 4.1
Proses Pemilihan Sampel
No Kriteria Jumlah
Sampel
1 Perusahaan manufaktur sektor industri barang
konsumsi sub sektor makanan dan minuman
yang terdaftar di BEI tahun 2014 dan tetap
terdaftar sampai dengan tahun 2018.
19
2 Perusahaan makanan dan minuman yang tidak
terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara
berturut-turut pada periode 2014-2018.
(1)
Page 76
54
3 Perusahaan makanan dan minuman yang tidak
ditemukan laporan keuangan per 31 Desember
yang telah diaudit dan dipublikasikan ke
www.idx.co.id secara berturut-turut pada
periode 2014-2018.
(1)
4 Perusahaan yang tidak memiliki kelengkapan
informasi berkaitan dengan Ukuran perusahaan,
Perputaran Persediaan, Pertumbuhan Penjualan,
dan Intensitas Modal terhadap Penghindaran
Pajak (Tax Avoidance).
(10)
Jumlah Sampel Per Tahun 7
Jumlah Data Observasi Selama Periode 35
Sumber : BEI, data yang diolah, 2019
Tabel 4.2
Daftar Perusahaan Objek Penelitian
No Kode Perusahaan Nama Perusahaan
1 ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk
2 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
3 MYOR PT. Mayora Indah Tbk
4 SKBM PT. Sekar Bumi Tbk
5 SKLT PT. Sekar Laut Tbk
6 STTP PT. Siantar Top Tbk
7 ULTJ PT. Ultrajaya Milk Industry and
Trading Company Tbk
Sumber : BEI, Data yang diolah, 2019
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan atas variabel Ukuran
Perusahaan, Perputaran Persediaan, Intensitas Modal dan Penghindaran Pajak,
berikut nilai dari masing-masing proksi variabel :
Page 77
55
1. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dapat ditunjukan dari total aset perusahaan
atau bisa dari total penjualan perusahaan. Semakin besar total aset yang
dimiliki, atau total penjualan yang terjadi, maka semakin besar pula
ukuran perusahaan. Adapun tabel perhitungan ukuran perusahaan dalam
penelitian ini sebagai berikut.
Tabel 4.3
Tabel Ukuran Perusahaan
Kode Nama Perusahaan 2014 2015 2016 2017 2018
ICBP
PT. Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk
30.85
30.91
30.99
31.08
31.17
INDF
PT. Indofood Sukses
Makmur Tbk
32.08
32.15
32.04
32.11
32.20
MYOR
PT. Mayora Indah
Tbk
29.96
30.06
30.19
30.33
30.50
SKBM PT. Sekar Bumi Tbk
27.20
27.36
27.63
28.12
28.20
SKLT PT. Sekar Laut Tbk
26.53
26.66
27.07
27.18
27.34
STTP PT. Siantar Top Tbk
28.16
28.28
28.48
28.48
28.60
ULTJ
PT. Ultrajaya Milk
Industry and Trading
Company Tbk
28.70
28.90
29.08
29.28
29.35
Sumber : BEI, Data yang diolah, 2019
Berdasarkan data hasil perhitungan variabel ukuran perusahaan,
pada tabel 4.3 diatas, nilai tertinggi ukuran perusahaan adalah 32,20 yaitu
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) pada tahun 2018, sedangkan
nilai terendah adalah 26,53 milik PT. Sekar Laut Tbk (SKLT) pada tahun
2014. Adapun rata-rata ukuran perusahaan dari tahun 2014-2018
berdasarkan 7 sampel perusahaan adalah 29.35.
Page 78
56
2. Perputaran Persediaan
Perputaran persediaan merupakan rasio yang membandingkan
jumlah penjualan suatu perusahaan dengan rata-rata persediaan pada
suatu periode. Rasio ini digunakan untuk mengukur sejauh mana
kelancaran dalam persediaan, baik dalam pembelian, sampai dengan
penjualan. Semakin tinggi nilai perputaran persediaan, maka semakin
cepat pula perusahaan menjual persediaannya. Adapun tabel perhitungan
perputaran persediaan dalam penelitian ini sebagai berikut.
Tabel 4.4
Tabel Perhitungan Perputaran Persediaan
Kode Nama Perusahaan 2014 2015 2016 2017 2018
ICBP
PT. Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk
10.55
11.84
12.19
11.18
10.58
INDF
PT. Indofood Sukses
Makmur Tbk
7.65
7.97
8.29
7.73
6.88
MYOR
PT. Mayora Indah
Tbk
8.28
7.95
9.44
10.54
9.30
SKBM PT. Sekar Bumi Tbk
14.76
12.36
8.65
6.93
6.56
SKLT PT. Sekar Laut Tbk
9.48
9.71
9.77
8.66
7.58
STTP PT. Siantar Top Tbk
7.29
8.36
9.09
9.76
9.23
ULTJ
PT. Ultrajaya Milk
Industry and Trading
Company Tbk
6.27
6.05
6.25
6.76
7.87
Sumber : BEI, Data yang diolah, 2019
Berdasarkan data hasil perhitungan variabel perputaran
persediaan, pada tabel 4.4 diatas, nilai tertinggi perputaran persediaan
adalah 14,76 yaitu PT. Sekar Bumi Tbk (SKBM) pada tahun 2014,
sedangkan nilai terendah adalah 6,05 milik PT. Ultrajaya Milk Industry
Page 79
57
and Trading Company Tbk (ULTJ) pada tahun 2015. Adapun rata-rata
perputaran persediaan dari tahun 2014-2018 berdasarkan 7 sampel
perusahaan adalah 8,91.
3. Pertumbuhan Penjualan
Rasio pertumbuhan penjualan merupakan rasio yang digunakan
untuk mengetahui peningkatan atau penurunan penjualan yang terjadi
pada suatu periode dengan pembanding periode sebelumnya. Rasio ini
digunakan untuk mengukur sejauh mana peningkatan penjualan
perusahaan dalam menjual persediaannya. Adapun tabel perhitungan
pertumbuhan penjualan dalam penelitian ini sebagai berikut.
Tabel 4.5
Tabel Perhitungan Pertumbuhan Penjualan
Kode Nama Perusahaan 2014 2015 2016 2017 2018
ICBP
PT. Indofood CBP
Sukses Makmur tbk
0.20
0.06
0.09
0.04
0.08
INDF
PT. Indofood Sukses
Makmur tbk
0.14
0.01
0.04
0.05
0.05
MYOR PT. Mayora Indah tbk
0.18
0.05
0.24
0.13
0.16
SKBM PT. Sekar Bumi tbk
0.14
0.08
0.10
0.23
0.06
SKLT PT. Sekar Laut tbk
0.20
0.09
0.12
0.10
0.14
STTP PT. Siantar Top tbk
0.28
0.17
0.03
0.07
0.01
ULTJ
PT. Ultrajaya Milk
Industry and Trading
CompanyTbk 0.13 0.12 0.07 1.00 0.12
Sumber : BEI, Data yang diolah, 2019
Berdasarkan data hasil perhitungan variabel pertumbuhan
penjualan, pada tabel 4.5 diatas, nilai tertinggi pertumbuhan penjualan
Page 80
58
adalah 0.28 yaitu PT. Siantar Top tbk (STTP) pada tahun 2014,
sedangkan nilai terendah adalah 0.01 milik PT. Siantar Top tbk (STTP)
pada tahun 2018. Adapun rata-rata pertumbuhan penjualan dari tahun
2014-2018 berdasarkan 7 sampel perusahaan adalah 0.12.
4. Intensitas Modal
Intensitas modal merupakan rasio yang mengukur efektivitas
perusahaan dalam pemanfaatan modal guna mendapatkan aktiva.
Intensitas modal diketahui dengan membandingkan total aktiva tetap
yang dimiliki perusahaan dengan total aktiva keseluruhan. Adapun tabel
perhitungan intensitas modal dalam penelitian ini sebagai berikut.
Tabel 4.6
Tabel Perhitungan Intensitas Modal
Kode Nama Perusahaan 2014 2015 2016 2017 2018
ICBP
PT. Indofood CBP
Sukses Makmur tbk
0.45
0.47
0.46
0.48
0.59
INDF
PT. Indofood Sukses
Makmur tbk
0.52
0.53
0.65
0.63
0.66
MYOR
PT. Mayora Indah
tbk
0.37
0.34
0.32
0.28
0.28
SKBM PT. Sekar Bumi tbk
0.42
0.55
0.48
0.48
0.52
SKLT PT. Sekar Laut tbk
0.50
0.50
0.61
0.58
0.52
STTP PT. Siantar Top tbk
0.53
0.54
0.61
0.60
0.52
ULTJ
PT. Ultrajaya Milk
Industry and Trading
CompanyTbk 0.44 0.41 0.32 0.34 0.50
Sumber : BEI, Data yang diolah, 2019
Berdasarkan data hasil perhitungan variabel intensitas modal,
pada tabel 4.6 diatas, nilai tertinggi intensitas modal adalah 0.66 yaitu
Page 81
59
PT. Indofood Sukses Makmur tbk (INDF) pada tahun 2018, sedangkan
nilai terendah adalah 0.28 milik PT. Mayora Indah tbk (MYOR) pada
tahun 2018. Adapun rata-rata intensitas modal dari tahun 2014-2018
berdasarkan 7 sampel perusahaan adalah 0.52.
5. Penghindaran Pajak
Penghindaran pajak (tax avoidance) merupakan tindakan
mengurangi, menghindari, atau meringankan beban pajak perusahaan
melalui cara-cara yang tidak melanggar peraturan perundang-undangan
perpajakan, atau melalui cara yang legal. Penghindaran pajak diukur
menggunakan ETR (effective tax rate). ETR memperlihatkan berapa
besar tingkat penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan. Semakin
tinggi nilai ETR memperlihatkan semakin rendah praktik penghindaran
pajak suatu perusahaan, begitu juga sebaliknya, semakin rendah nilai
ETR maka memperlihatkan semakin tinggi praktik penghindaran pajak
suatu perusahaan. Adapun tabel perhitungan ETR dalam penelitian ini
sebagai berikut.
Tabel 4.7
Tabel Perhitungan ETR
Kode Nama Perusahaan 2014 2015 2016 2017 2018
ICBP
PT. Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk
0.25
0.27
0.27
0.32
0.28
INDF
PT. Indofood Sukses
Makmur Tbk
0.29
0.35
0.34
0.33
0.33
MYOR PT. Mayora Indah Tbk
0.23
0.24
0.25
0.25
0.26
Page 82
60
SKBM PT. Sekar Bumi Tbk
0.19
0.25
0.27
0.19
0.24
SKLT PT. Sekar Laut Tbk
0.30
0.27
0.18
0.16
0.19
STTP PT. Siantar Top Tbk
0.26
0.20
0.20
0.25
0.21
ULTJ
PT. Ultrajaya Milk
Industry and Trading
Company Tbk
0.25
0.25
0.24
0.31
0.26
Sumber : BEI, Data yang diolah, 2019
Berdasarkan data hasil perhitungan variabel intensitas modal, pada
tabel IV. 7 diatas, nilai tertinggi intensitas modal adalah 0.35 yaitu PT.
Indofood Sukses Makmur tbk (INDF) pada tahun 2015, sedangkan nilai
terendah adalah 0.16 milik PT. Sekar Laut tbk (SKLT) pada tahun 2017.
Adapun rata-rata intensitas modal dari tahun 2014-2018 berdasarkan 7
sampel perusahaan adalah 0.26.
B. Analisis Hasil Penelitian
Variabel dari penelitian ini terdiri dari yaitu Ukuran Perusahaan,
Perputaran Persediaan, Pertumbuhan Penjualan dan Intensitas Modal
sebagai variabel independen serta Penghindaran Pajak sebagai variabel
dependen. Pengujian data dilakukan menggunakan aplikasi SPSS v 24
dengan uji statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dilakukan untuk mendeskripsikan data
menjadi sebuah informasi yang mudah dibaca dan dipahami. Data
yang terdapat dalam Statistik Deskriptif diantaranya N (Jumlah
Page 83
61
data), rata-Rata (Mean), nilai tertinggi (Maximum), nilai terendah
(Minimum), dan Standar Deviasi. Statistik deskriptif variabel-
variabel dari sampel perusahaan selama periode 2014-2018
disajikan dalam Tabel 4.8.
Tabel 4.8
Statistik Deskriptif Variabel-variabel Penelitian
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ETR 35 ,16 ,35 ,2551 ,04743
SIZE 35 26,53 32,20 29,3491 1,75453
ITO 35 6,05 14,76 8,9074 1,98254
SG 35 ,01 ,28 ,1091 ,06732
CI 35 ,28 ,66 ,4857 ,10404
Valid N
(listwise)
35
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS for Windows 24.00
Berikut ini perincian data deskriptif yang telah diolah :
Variabel Ukuran Perusahaan memiliki nilai minimum 26,53
dan nilai maksimum 32.,20 dengan rata-rata Ukuran Perusahaan
sebesar 29.3491 dengan jumlah sampel sebanyak 7 perusahaan
dalam 5 tahun.
Variabel Perputaran Persediaan memiliki nilai minimum
6,05 dan nilai maksimum 14,76 dengan rata-rata Perputaran
Persediaan sebesar 8,9074 dengan jumlah sampel sebanyak 7
perusahaan.
Page 84
62
Variabel Pertumbuhan Penjualan memiliki nilai minimum
0.01 dan nilai maksimum 0,28 dengan rata-rata Pertumbuhan
Penjualan sebesar 0,1091 dengan jumlah sampel sebanyak 7
perusahaan.
Variabel Intensitas Modal memiliki nilai minimum 0,28 dan
nilai maksimum 0,66 dengan rata-rata Intensitas Modal sebesar
0,4857 dengan jumlah sampel sebanyak 7 perusahaan.
Variabel Penghindaran Pajak yang diproksikan dengan ETR
memiliki nilai minimum 0,16 dan nilai maksimum 0,35 dengan
rata-rata Tax Avoidance sebesar 0,2551 dengan jumlah sampel
sebanyak 7 perusahaan.
2. Uji Asumsi Klasik
Berikut akan disajikan hasil pengujian dari uji asumsi klasik
untuk menguji kelayakan atas model regresi untuk dilakukan
sebuah penelitian. Uji asumsi klasik yang dilakukan meliputi uji
normalitas data, uji heterokedastisitas, uji autokorelasi dan uji
multikolinieritas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui
apakah data yang dilakukan penelitian terdistribusi normal
atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan
Page 85
63
dengan menggunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov
(K-S), dan PP plot standardized residual cumulative
probability. Berikut hasil uji One Sample Kolmogorov-
Smirnov (K-S).
Tabel 4.9
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 35
Normal
Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation ,03433491
Most Extreme
Differences
Absolute ,132
Positive ,132
Negative -,061
Test Statistic ,132
Asymp. Sig. (2-tailed) ,127c
Monte Carlo Sig. (2-
tailed)
Sig. ,524d
99% Confidence
Interval
Lower Bound ,511
Upper Bound ,537
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. Based on 10000 sampled tables with starting seed 2000000.
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS for Windows 24.00
Berdasarkan hasil uji One-Sample Kolmogorov-
Smirnov (K-S) pada tabel 4.9 diatas menunjukkan bahwa
nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,127. Nilai tersebut
Page 86
64
lebih besar dari tingkat signifikansi yaitu 0,05 maka
variabel-variabel tersebut memiliki distribusi normal dan
memenuhi persyaratan normalitas. Berdasarkan hal tersebut
dapat disimpulkan bahwa residual data penelitian
berdistribusi normal.
Selain menggunakan Uji One Sample Kolmogorov-
Smirnov (K-S) juga digunakan PP plot standardized
residual cumulative probability. Jika data menyebar
disekitar garis diagonal dan dapat ditarik mengikuti garis
maka data dinyatakan terdistribusi normal. Hasil uji
normalitas dengan menggunakan plot standardized residual
cumulative probability dapat dilihat pada tabel berikut.
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS for Windows 24.00
Page 87
65
Berdasarkan grafik diatas, data menyebar disekitar
garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, sehingga
dapat dikatakan bahwa data terdistribusi dengan normal dan
layak digunakan untuk memprediksi pengaruh variabel-
variabel independen terhadap variabel dependen.
b. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah
terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lain dalam sebuah model regresi. Hasil uji
heterokedastisitas dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 4.2
Hasil Uji Heterokedastisitas
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS for Windows 24.00
Page 88
66
Berdasarkan hasil uji heterokedastisitas diatas tidak
terjadi pola tertentu dan plot menyebar diatas dan dibawah
angka 0 pada sumbu y, maka dapat dikatakan data yang
diolah tidak terjadi heterokedastisitas.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan apakah terdapat korelasi
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 dalam model regresi. Untuk
melakukan uji autokorelasi dapat menggunakan uji Durbin
Watson (DW test). Uji ini digunakan dengan
membandingkan nilai Durbin Watson hitung (DW) dengan
batas tinggi (upper bond atau du). Model regresi dapat
dikatakan bebas dari autokorelasi jika du < DW < 4-du.
Hasil uji autokorelasi dapat diliat dalam tabel berikut.
Tabel 4.10
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 ,690a ,476 ,406 ,03655 1,647
a. Predictors: (Constant), CI, SIZE, ITO, SG
b. Dependent Variable: ETR
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS for Windows 24.00
Page 89
67
Dari tabel diatas didapatkan nilai Durbin Watson
sebesar 1,647 dengan jumlah sampel (n) = 35, dengan k = 4
diperoleh dl = 1,8029, du = 1,1601 sehingga 4-du = 2,8399.
Dalam penelitian ini, nilai DW terletak diantara du dan 4-du
1,1601 < 1,647 < 2,8399, sehingga dapat disimpulkan tidak
terjadi autokorelasi.
d. Uji Multikolonierias
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji
apakah ditemukan korelasi antar variabel bebas
(independen) dalam suatu model. Berikut hasil uji
multikolonieritas yang dilakukan.
Tabel 4.11
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta
Tolera
nce VIF
1 (Constant) -,231 ,127 -1,826 ,078
SIZE ,017 ,004 ,626 4,518 ,000 ,911 1,098
ITO -,002 ,003 -,073 -,554 ,584 ,994 1,006
SG -,093 ,102 -,132 -,910 ,370 ,835 1,198
CI ,032 ,063 ,071 ,513 ,611 ,906 1,104
a. Dependent Variable: ETR
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS for Windows 24.00
Page 90
68
Dilihat dari Tabel di atas pada kolom Collinearity
Statistics bahwa model regresi layak di pakai, karena
memenuhi kriteria yang ada, dimana nilai tolerance ≥ 0.10,
dan nilai VIF ≤ 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa
persamaan regresi tidak mengalami multikoloniearitas.
C. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk melihat apakah hipotesis
penelitian yang dirumuskan diterima atau ditolak. Pengujian hipotesis juga
dilakukan untuk melihat sejauh mana pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis yang dilakukan adalah
regresi linear berganda, koefisien determinasi, uji hipotesis t, dan uji
ANOVA. Berikut adalah hasil pengujian hipotesis.
1. Analisis Regresi Linear Berganda
Pengujian ini bertujuan untuk menganalisis seberapa besar
pengaruh yaitu Ukuran Perusahaan, Perputaran Persediaan,
Pertumbuhan Penjualan, dan Intensitas Modal terhadap
Penghindaran Pajak (Tax Avoidance). Analisis regresi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda,
sehingga akan membentuk model persamaan : Ŷ = α + β1 X1 + β2
X2 + β3 X3 + β4 X4 + ɛ. Analisis regresi linier berganda ini
menggunakan program SPSS 24 yang terlihat dalam Tabel 4.12 :
Page 91
69
Tabel 4.12
Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardize
d Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta
Tolera
nce VIF
1 (Constant) -,231 ,127 -1,826 ,078
SIZE ,017 ,004 ,626 4,518 ,000 ,911 1,098
ITO -,002 ,003 -,073 -,554 ,584 ,994 1,006
SG -,093 ,102 -,132 -,910 ,370 ,835 1,198
CI ,032 ,063 ,071 ,513 ,611 ,906 1,104
a. Dependent Variable: ETR
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS for Windows 24.00
Berikut adalah model regresi yang didapat :
ETR= 0,127+ 0,017X1 + (-0,002X2) + (-0,093X3) + 0,032X4 + e
Bedasarkan model regresi diatas, dapat disimpulkan bahwa :
1) Konstanta sebesar -0,231 menunjukkan bahwa apabila tidak ada
variabel independen atau varaiabel independen bernilai nol
maka besarnya penghindaran pajak adalah sebesar -0,231.
2) Koefisien Ukuran Perusahaan sebesar 0,017 menunjukkan
bahwa setiap kenaikan X1 sebesar 1 satuan, maka akan
meningkatkan ETR sebesar 0,017 dengan asumsi variabel lain
tetap
Page 92
70
3) Koefisien Perputaran Persediaan sebesar -0,002 menunjukkan
bahwa setiap kenaikan X2 sebesar 1 satuan, maka ETR akan
menurun sebesar 0,002 dengan asumsi variabel lain tetap
4) Koefisien Pertumbuhan Penjualan sebesar -0,093 menunjukkan
bahwa setiap kenaikan X3 sebesar 1 satuan, maka ETR akan
menurun sebesar 0,093dengan asumsi variabel lain tetap
5) Koefisien Intensitas Modal sebesar 0,032 menunjukkan bahwa
setiap kenaikan X4 sebesar 1 satuan, maka akan meningkatkan
ETR sebesar 0,032 dengan asumsi variabel lain tetap.
2. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi R² mengukur seberapa jauh
kemampuan variabel independen dalam menerangkan variabel
dependen. Pengukuran tersebut dilakukan dengan melihat nilai
Adjusted R2.
Adjusted R2
merupakan nilai R2 yang telah
disesuaikan, dan selalu lebih kecil dari R2. Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu. Apabila koefisien
daterminasi nol berarti tidak ada hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen, Jika koefisien determinasi
semakin mendekati satu maka hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen semakin kuat. Berikut
adalah hasil koefisien determinasi yang didapat dari pengolahan
data di aplikasi SPSS versi 24.
Page 93
71
Tabel 4.13
Hasil Uji Adjusted R2
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,690a ,476 ,406 ,03655
a. Predictors: (Constant), CI, SIZE, ITO, SG
b. Dependent Variable: ETR
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS for Windows 24.00
Hasil uji Adjusted R2
yang didapat adalah 0,406 atau 40,6%.
Hal ini berarti kemampuan variabel independen Ukuran
Perusahaan, Perputaran Persediaan, Pertumbuhan Penjualan, dan
Intensitas Modal dalam menggambarkan variabel dependen
Penghindaran Pajak atau Tax Avoidance sebesar 40,6%. Sedangkan
sisanya sebesar 0,594 atau 59,4% dipengaruhi oleh variabel-
variabel lain yang tidak diuji. Nilai Adjusted R2
yang mendekati nol
berarti kemampuan variabel independen dalam menggambarkan
variabel dependen amat terbatas.
3. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik digunakan untuk mengetahui pengaruh secara
parameter individual atau parsial variabel independen terhadap
variabel dependen. Nilai signifikansi yang digunakan adalah 0,05.
Apabila nilai signifikansi variabel independen lebih kecil dari 0,05
maka variabel independen secara parsial memiliki pengaruh
Page 94
72
terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih
besar dari 0,05 maka variabel independen secara parsial tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Berikut
adalah hasil uji t yang dilakukan.
Tabel 4.14
Hasil Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta
Tolera
nce VIF
1 (Constant) -,231 ,127 -1,826 ,078
SIZE ,017 ,004 ,626 4,518 ,000 ,911 1,098
ITO -,002 ,003 -,073 -,554 ,584 ,994 1,006
SG -,093 ,102 -,132 -,910 ,370 ,835 1,198
CI ,032 ,063 ,071 ,513 ,611 ,906 1,104
a. Dependent Variable: ETR
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS for Windows 24.00
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui kesimpulan
hipotesis sebagai berikut :
a) Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Penghindaran
Pajak
Berdasarkan hasil pengujian, variabel Ukuran Perusahaan
memiliki tingkat signifikansi 0,000 dan t hitung 4,518. Nilai
signfikansi 0,000 < dari 0,50 dan nilai t hitung > t tabel yaitu
4,518 > 2,030 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
Page 95
73
pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Penghindaran Pajak.
Maka H1 diterima.
b) Pengaruh Perputaran Persediaan terhadap Penghindaran
Pajak
Berdasarkan hasil pengujian, variabel Perputaran Persediaan
memiliki tingkat signifikansi 0,584 dan t hitung -0,554. Nilai
signfikansi 0,584 > dari 0,50 dan nilai t hitung < t tabel yaitu
-0,554 < 2,030 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
pengaruh Perputaran Persediaan terhadap Penghindaran Pajak.
Maka H2 ditolak.
c) Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Penghindaran
Pajak
Berdasarkan hasil pengujian, variabel Pertumbuhan Penjualan
memiliki tingkat signifikansi 0,370 dan t hitung -0,910. Nilai
signfikansi 0,370 > dari 0,50 dan nilai t hitung < t tabel yaitu
-0,910 < 2,030 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Penghindaran Pajak.
Maka H3 ditolak.
d) Pengaruh Intensitas Modal terhadap Penghindaran Pajak
Berdasarkan hasil pengujian, variabel Intensitas Modal memiliki
tingkat signifikansi 0,611 dan t hitung 0,513. Nilai signfikansi
Page 96
74
0,611 > dari 0,50 dan nilai t hitung < t tabel yaitu 0,513 < 2,030
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh
Intensitas Modal terhadap Penghindaran Pajak. Maka H4 ditolak.
4. Uji F (ANOVA)
Uji F (ANOVA) digunakan untuk mengetahui pengaruh
Ukuran Perusahaan, Perputaran Persediaan, Pertumbuhan
Penjualan, dan Intensitas modal secara simultan atau bersama-sama
terhadap Penghindaran Pajak. Berikut hasil uji F (ANOVA) yang
dilakukan.
Tabel 4.15
Hasil Uji F (ANOVA)
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression ,036 4 ,009 6,810 ,001b
Residual ,040 30 ,001
Total ,076 34
a. Dependent Variable: ETR
b. Predictors: (Constant), CI, SIZE, ITO, SG
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS for Windows 24.00
Berdasarkan uji F (ANOVA) diatas, diperoleh nilai F hitung
6,810 dengan tingkat signifikansi 0,001. Nilai F hitung 6,810 lebih
besar dari F tabel yaitu 2,690 dengan tingkat signifikansi 0,001
lebih besar dari 0,05 yang berarti terdapat pengaruh Ukuran
Page 97
75
Perusahaan, Perputaran Persediaan, Pertumbuhan Penjualan, dan
Intensitas Modal secara simultan terhadap Penghindaran Pajak.
Maka H5 diterima.
D. Pembahasan
1. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak
Pada penelitian ini, total aset digunakan sebagai wakil
pengukur (proxy) ukuran perusahaan, karena total aset dianggap
lebih stabil dan mencerminkan perusahaan. Nilai total aset
diprediksi memiliki hubungan negatif dengan resiko. Sehingga
ukuran perusahaan yang besar relatif memiliki resiko yang kecil
karena kemampuan perusahaan yang lebih stabil.
Membayar pajak merupakan kewajiban semua perusahaan
selaku wajib pajak badan yang beroperasi di Indonesia. Perusahaan
dengan aset tinggi cenderung menghasilkan laba yang stabil
dibandingkan dengan perusahaan dengan aset lebih kecil, sehingga
perusahaan dengan ukuran yang besar dianggap lebih mampu
mengelola dan membayar kewajiban pajaknya.
Berdasarkan hasil uji Signifikan Parameter Individual (Uji
Statistik t) diketahui bahwa Ukuran Perusahaan secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap Penghindaran Pajak. Hasil
penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Vidiyanna Rizal Putri (2017),Teguh Muji Waluyo (2015) &
Page 98
76
Rizqika Afthor Tuerfia (2016) dan tidak mendukung penelitian
yang dilakukan oleh Siti Nur Faizah (2017).
Semakin besar perusahaan maka akan menjadi perhatian
fiskus, sehingga perusahaan cenderung mengurangi penghindaran
pajak yang beresiko melanggar peraturan perpajakan. Hal ini
mengakibatkan perusahaan dengan ukuran yang besar memiliki
tingkat penghindaran pajak yang lebih rendah.
2. Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Penghindaran
Pajak
Perputaran persediaan merupakan rasio yang mengukur
seberapa cepat persediaan dalam suatu perusahaan berputar pada
periode tertentu. Yang dimaksud berputar adalah berapa lama
persediaan terjual/keluar, dihitung dari pertama perusahaan
membeli dan atau mengolah persediaan. Persediaan dianggap
penting bagi perusahaan dagang karena persediaan merupakan hal
yang menjadi sumber pendapatan utama operasional perusahaan.
Berdasarkan hasil uji Signifikan Parameter Individual (Uji
Statistik t) diketahui bahwa Perputaran Persediaan secara parsial
tidak berpengaruh signifikan terhadap Penghindaran Pajak. Hasil
penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Hafizh Juli Andinoto S (2017).
Page 99
77
Perputaran Persediaan yang tinggi berarti perusahaan sering
melakukan aktivitas pembelian dan penjualan persediaan barang
dagang. Dengan intensitas penjualan yang tinggi, perusahaan akan
mendapat laba penjualan yang tinggi pula sehingga mampu
menjalankan kewajiban perpajakan. Tetapi dalam penelitian ini,
terbukti perputaran persediaan tidak memiliki pengaruh terhadap
Penghindaran Pajak. Karena perusahaan dengan perputaran
persediaan rendah maupun tinggi mempunyai kewajiban
perpajakan yang sama.
3. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan Terhadap Penghindaran
Pajak
Pertumbuhan Penjualan merupakan tingkat peningkatan
jumlah penjualan yang dilakukan perusahaan pada tahun sekarang
dibandingkan dengan penjualan yang dilakukan di tahun
sebelumnya. Tidak semua perusahaan akan mempunyai
pertumbuhan penjualan, ada juga yang mengalami penurunan.
Berdasarkan hasil uji Signifikan Parameter Individual (Uji
Statistik t) diketahui bahwa Pertumbuhan Penjualan secara parsial
tidak berpengaruh signifikan terhadap Penghindaran Pajak. Hasil
penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Calvin
Swingly dan I Made Sukartha (2015), dan tidak mendukung
penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Nafis, Tumpal Manik,
Page 100
78
Fatahurrazak (2017), Wastam Wahyu Hidayat (2018), Shinta
Meilina Purwanti, Listya Sugiyart (2017), Agustin Fadjarenie,
Yulia Apni Nur Anisah (2016).
Dalam penelitian ini terbukti bahwa walaupun penjualan
dalam suatu perusahaan meningkat tidak mempengaruhi tingkat
penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan. Hal ini
dikarenakan perusahaan dengan tingkat pertumbuhan penjualan
tinggi maupun rendah memiliki kewajiban perpajakan yang sama.
Lain halnya jika mempengaruhi peredaran bruto yang akan
mempengaruhi tarif pajak penghasilan badan terutang.
4. Pengaruh Intensitas Modal Terhadap Penghindaran Pajak
Intensitas modal merupakan rasio yang mengukur tingkat
efektivitas perusahaan dalam menggunakan modal ke dalam aktiva
tetap nya. Hal ini berarti intensitas modal adalah tingkat investasi
perusahaan dalam aktiva tetap perusahaan.
Berdasarkan hasil uji Signifikan Parameter Individual (Uji
Statistik t) diketahui bahwa Intensitas Modal secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap Penghindaran Pajak. Hasil
penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Muhammad Nafis, Tumpal Manik dan Fatahurrazak (2017), Yeye
Susilowati, Ratih Widyawati dan Nuraini (2018), dan tidak
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Shinta Budianti dan
Page 101
79
Khirstina Curry (2018), Muadz Rizki Muzakki dan Darsono
(2015).
Penelitian ini membuktikan intensitas modal tidak
berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak. Hal ini
diakibatkan perusahaan telah membuat kebijakan dalam metode
penyusutan aset tetap sesuai dengan peraturan pajak yang berlaku
sehingga perusahaan tidak perlu melakukan koreksi fiskal.
Sehingga mengakibatkan tarif pajak tetap dan tidak mempengaruhi
tingkat penghindaran pajak perusahaan.
5. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Perputaran Persediaan,
Pertumbuhan Penjualan, dan Intensitas Modal terhadap
Penghindaran Pajak
Berdasarkan uji F (ANOVA), diperoleh nilai F hitung 6,810
dengan tingkat signifikansi 0,001. Nilai F hitung 6,810 lebih besar
dari F tabel yaitu 2,690 dengan tingkat signifikansi 0,001 lebih
besar dari 0,05. Hal ini berarti Ukuran Perusahaan, Perputaran
Persediaan, Pertumbuhan Penjualan, dan Intensitas modal secara
simultan berpengaruh terhadap Penghindaran Pajak.
Menurut Murniati (2016), untuk mengukur Ukuran
Perusahaan adalah menggunakan Ln (Total Aset). Hal ini berarti
semakin besar total aset perusahaan, semakin besar pula ukuran
perusahaan. Nilai ukuran perusahaan juga mempengaruhi intensitas
Page 102
80
modal, karena satuan pembagi intensitas modal juga menggunakan
total aset. Intensitas modal juga merupakan besaran jumlah
investasi ke dalam aktiva tetap perusahaan. Perusahaan dengan
ukuran perusahaan yang besar memiliki keragaman transaksi yang
tinggi. Adapun Brigham & Houston (2014) mengatakan ukuran
besar kecilnya perusahaan ditunjukan oleh total aset, total
penjualan, jumlah laba, dan lainnya. Hal ini berarti, perusahaan
yang tingkat penjualannya terus bertumbuh akan mengalami
peningkatan ukuran perusahaan. Peningkatan penjualan juga
mempengaruhi tingkat perputaran persediaan, karena perputaran
persediaan merupakan rasio yang mengukur seberapa sering barang
berputar (dibeli dan dijual). Perusahaan dengan ukuran perusahaan,
perputaran persediaan, pertumbuhan penjualan, dan intensitas
modal yang besar akan memiliki laba yang besar pula. Laba akan
mempengaruhi jumlah pajak terutang yang harus dibayarkan
perusahaan. Hal ini yang membuat perusahaan akan mendapat
perhatian fiskus, karena akan menyumbangkan pajak yang tinggi.
Dengan adanya perhatian fiskus yang tinggi, perusahaan cenderung
takut melakukan penghindaran pajak karena tidak mau melanggar
undamg-undang perpajakan yang berlaku. Bedasarkan hal tersebut,
disimpulkan bahwa ukuran perusahaan, perputaran persediaan,
pertumbuhan penjualan, dan intensitas modal berpengaruh terhadap
penghindaran pajak.
Page 103
81
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis, maka kesimpulan yang didapat dari
penelitian ini sebagai berikut :
1. Variabel Ukuran Perusahaan memiliki hasil uji statistik t hitung
adalah 4,518 sedangkan t tabel adalah 2,030, sehingga t hitung > t
tabel (4,518 > 2,030) & nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 yaitu
sebesar 0,000. Maka dapat disimpulkan bahwa Ukuran Perusahaan
berpengaruh positif & signifikan terhadap penghindaran pajak.
Maka H1 diterima.
2. Variabel Perputaran Persediaan (ITO) memiliki hasil uji statistik t
hitung adalah -0,554, sedangkan t tabel adalah 2,030, sehingga t
hitung lebih kecil dari t tabel (-0,554< 2,030) & nilai signifikan
lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,584. Maka dapat disimpulkan
bahwa Perputaran Persediaan (ITO) tidak berpengaruh terhadap
penghindaran pajak. Maka H2 ditolak.
3. Variabel Pertumbuhan Penjualan (SG) memiliki hasil uji statistik t
hitung adalah -0,910, sedangkan t tabel adalah 2,030, sehingga t
hitung lebih kecil dari t tabel (-0,910< 2,030) & nilai signifikan
Page 104
82
lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,370. Maka dapat disimpulkan
bahwa Pertumbuhan Penjualan (SG) tidak berpengaruh terhadap
penghindaran pajak. Maka H3 ditolak.
4. Variabel Intensitas Modal (CI) memiliki hasil uji statistik t hitung
adalah 0,513, sedangkan t tabel adalah 2,030, sehingga t hitung
lebih kecil dari t tabel (0,513< 2,030) & nilai signifikan lebih besar
dari 0,05 yaitu sebesar 0,611. Maka dapat disimpulkan bahwa
Intensitas Modal (CI) tidak berpengaruh terhadap penghindaran
pajak. Maka H4 ditolak.
5. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan F hitung lebih besar
dari F tabel (6,810 > 2,690) dan signifikansi penelitian lebih kecil
dari 0,05 (0,001 < 0,05) yang berarti Ukuran Perusahaan,
Perputaran Persediaan, Pertumbuhan Penjualan, dan Intensitas
Modal secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
Penghindaran Pajak (Tax Avoidance).
B. Implikasi
Implikasi merupakan metode untuk membandingkan penelitian
yang dilakukan dengan penelitian sebelumnya yang relevan. Berikut
adalah implikasi penelitian ini :
Page 105
83
1. Pengaruh variabel independen Ukuran Perusahaan yang
diproksikan oleh besarnya total aset perusahaan terhadap
Penghindaran Pajak yang diproksikan dengan ETR (Beban pajak
dibagi dengan pendapatan sebelum pajak). Hasil penelitian ini
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Vidiyanna Rizal Putri
(2017), Teguh Muji Waluyo (2015) & Rizqika Afthor Tuerfia
(2016) dan tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Siti
Nur Faizah (2017).
2. Pengaruh variabel independen Perputaran Persediaan yang
diproksikan oleh penjualan dibagi rata-rata persediaan terhadap
Penghindaran Pajak yang diproksikan dengan ETR (Beban pajak
dibagi dengan pendapatan sebelum pajak). Hasil penelitian ini tidak
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Hafizh Juli Andinoto S
(2017).
3. Pengaruh variabel independen Pertumbuhan Penjualan yang
diproksikan oleh Penjualan tahun ini dikurangi penjualan tahun
sebelumnya dibagi penjualan tahun sebelumnya terhadap
Penghindaran Pajak yang diproksikan dengan ETR (Beban pajak
dibagi dengan pendapatan sebelum pajak). Hasil penelitian ini
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Calvin Swingly dan I
Made Sukartha (2015), dan tidak mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Muhammad Nafis, Tumpal Manik, Fatahurrazak
(2017), Wastam Wahyu Hidayat (2018), Shinta Meilina Purwanti,
Page 106
84
Listya Sugiyart (2017), Agustin Fadjarenie, Yulia Apni Nur Anisah
(2016).
4. Pengaruh variabel independen Intensitas Modal yang diproksikan
oleh Total Aset Tetap dibagi Total Aset terhadap Penghindaran
Pajak yang diproksikan dengan ETR (Beban pajak dibagi dengan
pendapatan sebelum pajak). Hasil penelitian ini mendukung
penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Nafis, Tumpal Manik
dan Fatahurrazak (2017), Yeye Susilowati, Ratih Widyawati dan
Nuraini (2018), dan tidak mendukung penelitian yang dilakukan
oleh Shinta Budianti dan Khirstina Curry (2018), Muadz Rizki
Muzakki dan Darsono (2015).
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan diantaranya :
1. Penelitian ini hanya menggunakan perusahaan manufaktur sub
sektor makanan dan minuman sebagai objek penelitian, sehingga
tidak dapat digeneralisasi untuk sektor industri lain, karena tiap
sektor industi memiliki ciri khas yang berbeda-beda.
2. Penelitian ini hanya menggunakan periode 5 tahun, sehingga tidak
dapat digeneralisasi untuk menggambarkan perilaku perusahaan
terkait penghindaran pajak periode lainnya. Penelitian ini juga tidak
dapat digeneralisasi pada tahun yang terjadi kejadian khusus seperti
inflasi.
Page 107
85
C. Saran
1. Untuk penelitian berikutnya disarankan mengganti variabel
independen yang tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
2. Menambah sampel penelitian dari sektor lain yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia, sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasi
selain sub sektor makanan & minuman.
3. Menambah periode penelitian yang dilakukan, sehingga
menggunakan periode pengamatan jangka panjang.
Page 108
86
DAFTAR PUSTAKA
Andhari, P. A., & Sukartha, I. M. 2017. “Pengaruh Pengungkapan Corporate
Social Responsibility, Profitabilitas, Inventory Intensity, Capital Intensity
dan Leverage Pada Agresivitas Pajak”. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana, 2115-2142.
Andinoto, Hafizh Juli S. 2017. “Analisis Pengaruh Profitabilitas, Intensitas Aset
Tetap, dan Perputaran Persediaan terhadap Agresivitas Pajak pada
Perusahaan Manufaktur yang masuk di Daftar Efek Syariah Periode
2013-2015”.
Annuar, Hairul Azlan, Ibrahim Aramide Salihu dan Siti Normala Seikh Obid.
2014. Corporate Ownership, Governance, and Tax Avoidance: An
Interactive Effects. Procedia-Social and Behavioral Sciences. Vol.164,
150-160.
Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston. 2014. Dasar-Dasar Manajemen
Keuangan. Jakarta : Salemba Empat.
Budianti, Shinta dan Khirstina Curry. 2018. ”Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas,
dan Capital Intensity terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)”.
Seminar Nasional Cendekiawan ke 4 Tahun 2018. ISSN : 2460 – 8696
ISSN : 2540 - 7589
Fadjarenie, Agustin dan Yulia Apni Nur Anisah. 2016. ”Pengaruh Corporate
Governance dan Sales Growth Terhadap Tax Avoidance (Studi Empiris
Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2010-2014)”. www.stiestembi.ac.id/?&c=jurnal-star. ISSN :
1693-4482.
Farhana, Cintya Dewi. Gede, Putu Agus Jana Susila. & Wayan, Suwendra. 2016.
”Pengaruh Perputaran Persediaan Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap
Profitabilitas Pada Pt Ambara Madya Sejati Di Singaraja Tahun 2012-
2014”. Manajemen Keuangan: 3-14
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
23. Edisi 8. Cetakan ke VII. Semarang: Badan Penerbit Universitas
DiponegoroHarahap, Sofyan Safri. 2015. Analisis Krisis atas Laporan
Keuangan. Edisi 1-10. Jakarta: Rajawali Pers.
Page 109
87
Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
25. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hartono, Jogiyanto. 2010. Teori Portofolio dan Investasi. Edisi Pertama.
Yogyakarta: Kanisius.
Hery. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Center for Academic
Publishing Service
Hidayat, Wastam Wahyu. 2018. ”Pengaruh Profitabilitas, Leverage Dan
Pertumbuhan Penjualan terhadap Penghindaran Pajak: Studi Kasus
Perusahaan Manufaktur di Indonesia”. Jurnal Riset Manajemen dan
Bisnis (JRMB) Fakultas Ekonomi UNIAT, 3(1), 19 – 26.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2015. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba
Empat.
Kasmir. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 1-8. Jakarta: Rajawali Pers.
Kasmir. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Satu. Cetakan Ketujuh. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Kasmir. 2016. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: PrenadaMedia.
Lestari, Poppy Ariyani Sumitha dkk. 2019. ”Pengaruh Koneksi Politik dan Capital
Intensity Terhadap Agresivitas Pajak”. Jurnal ASET (Akuntansi Riset).
Vol.11. No.1. 2019.
Mardiasmo. 2016. Perpajakan Edisi Terbaru 2016. Edisi Revisi 2016 Bulaksumur
: Andi
Munawir, S. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Murniati, Sitti. 2016. ”Effect of Capital Structure, Company Size, and Profitability
on the Stock Price of Food and Beverage Companies Listed on the
Indonesia Stock Exchange. Information Management and Business
review”. Volume 8 No. 1, pp 23-29.
Muzakki, Muadz Rizki dan Darsono. 2015. ”Pengaruh Corporate Social
Responsibility dan Capital Intensity terhadap Penghindaran Pajak”.
Diponegoro Journal Of Accounting Volume 4. Nomor 3. Tahun 2015.
Halaman 1-8. ISSN (Online): 2337-3806.
Page 110
88
Nafis, Muhammad dkk. 2017. ”Pengaruh Return On Asset (ROA), Capital
Intensity, Sales Growth, Debt To Asset Ratio (DAR), dan Firm Size
terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) pada Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2016”.
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji
(UMRAH).
Niresh, J. Aloy dan T. Velnampy. 2014. Firn Size and Profitability: A Study of
Listed Manufacturing Firms in Sri Lanka, International Journal of
Business and Management, Volume 8. 57-64.
Novitasari, S. 2016. ”Pengaruh Manajemen Laba, Corporate Governance, dan
Intensitas Modal terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan (Studi Empiris
Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di BEI periode
tahun 2010-2014) ”. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ekonomi, 4(1),
1901-1914.
Pohan, Chairil Anwar. 2014. Manajemen Perpajakan: Strategi Perencanaan
Pajak dan Bisnis. Edisi Revisi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Prima, Benedicta. Tax Justice laporkan Bentoel lakukan penghindaran pajak,
Indonesia rugi US$ 14 juta. Diakses pada 27 Agustus 2019 melalui
https://www.google.com/amp/amp.kontan.co.id/news/tax-justice-
laporkan-bentoel-lakukan-penghindaran-pajak-indonesia-rugi-rp-14-juta
Purwanti, Shinta Meilina dan Listya Sugiyarti. 2017. ”Pengaruh Intensitas Aset
Tetap, Pertumbuhan Penjualan dan Koneksi Politik Terhadap Tax
Avoidance”. Jurnal Riset Akuntansi & Keuangan ISSN:2541-061X.
ISSN:2338-1507.
Putri, Vidiyanna Rizal dan Bella Irwasyah Putra. 2017. ”Pengaruh Leverage,
Profitability, Ukuran Perusahaan dan Proporsi Kepemilikan Institusional
terhadap Tax Avoidance”. Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya
Vol. 19, No. 1.
Resmi, Siti. 2014. Perpajakan Teori dan Kasus Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.
Rist, M dan Pizzica, A. J. 2014. Financial Ratios for Executives. California:
Apress.
Page 111
89
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung: Alfabeta,
CV.
Suandy, Erly. 2014. Hukum Pajak. Jakarta: Salemba Empat
Susilowati, Yeye dkk. 2018. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage,
Profitabilitas, Capital Intensity Ratio, dan Komisaris Independen
Terhadap Effective Tax Rate (Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2014-
2016). Prosiding SENDI_U 2018. ISBN: 978-979-3649-99-3.
Susyanti, Jeni dan Ahmad Dahlan. 2015. Perpajakan untuk Praktisi dan
Akademisi. Malang: Empat Dua Media.
Swingly, Calvin dan I Made Sukartha. 2015. ”Pengaruh Karakter Eksekutif,
Komite Audit, Ukuran Perusahaan, Leverage dan Sales Growth pada Tax
Avoidance”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 10.1 (2015): 47-
62. ISSN: 2302-8556.
Undang Undang Republik Indonesia. Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 ayat 1
Wiguna, I Putu Putra dan I Ketut Jati. 2017. Pengaruh Corporate Social
Responsibility, Preferensi Risiko Eksekutif, dan Capital Intensity pada
Penghindaran Pajak. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol.21.1.
Oktober (2017): 418-446.
www.idx.co.id
Page 112
90
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Zodhi
Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 01 November
1998
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat Rumah : Sewan Lebak Wangi, RT/RT 03/04, No. 23,
Kecamatan Neglasari Kelurahan Mekarsari.
Tangerang - Banten
HP : 081223538341
IPK Terakhir : 3.71
Riwayat Pendidikan
2016-2020 : Universitas Buddhi Dharma
2014-2016 : SMK Ariya Metta
2011-2013 : SMP Ariya Metta
2005-2010 : SD Ariya Metta
2002-2004 : TK Ariya Metta
Nama dan Alamat Kantor : PT. KMK Global Sports
Jl. Cikupamas Raya, Talaga, Kecamatan Cikupa,
Tangerang-Banten
Riwayat Pekerjaan
2018-sekarang : PT. KMK Global Sports
2016-2018 : PT. Subur Makmur Sentosa
Tangerang, 10 Desember 2019
Zodhi
Page 113
LAMPIRAN I
DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN PENELITIAN
No Kode Nama Perusahaan
1 ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
2 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
3 MYOR PT. Mayora Indah Tbk
4 SKBM PT. Sekar Bumi Tbk
5 SKLT PT. Sekar Laut Tbk
6 STTP PT. Siantar Top Tbk
7 ULTJ PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk
Page 114
LAMPIRAN II
DATA PERUSAHAAN
Data Perhitungan ETR
Tahun Kode Beban Pajak Penghasilan Sebelum Pajak Hasil
2014
ICBP 857,044,000,000 3,388,725,000,000 0.25
INDF 1,828,217,000,000 6,229,297,000,000 0.29
MYOR 119,876,262,161 529,701,030,755 0.23
SKBM 20,645,137,227 109,761,131,334 0.19
SKLT 7,063,322,474 23,544,037,458 0.30
STTP 44,299,638,031 167,765,041,979 0.26
ULTJ 91,996,013,563 375,356,927,774 0.25
2015
ICBP 1,086,486,000,000 4,009,634,000,000 0.27
INDF 1,730,371,000,000 4,962,084,000,000 0.35
MYOR 390,261,637,241 1,640,494,765,801 0.24
SKBM 13,479,285,258 53,629,853,879 0.25
SKLT 7,309,446,375 27,376,238,223 0.27
STTP 46,300,197,602 232,005,398,773 0.20
ULTJ 177,575,035,200 700,675,250,229 0.25
2016
ICBP 1,357,953,000,000 4,989,254,000,000 0.27
INDF 2,532,747,000,000 7,385,228,000,000 0.34
MYOR 457,007,141,573 1,845,683,269,238 0.25
SKBM 8,264,494,258 30,809,950,308 0.27
Page 115
SKLT 4,520,085,462 25,166,206,536 0.18
STTP 43,569,590,674 217,746,308,540 0.20
ULTJ 222,657,146,910 932,482,782,652 0.24
2017
ICBP 1,663,388,000,000 5,206,561,000,000 0.32
INDF 2,513,491,000,000 7,658,554,000,000 0.33
MYOR 555,930,772,581 2,186,884,603,474 0.25
SKBM 5,880,557,363 31,761,022,154 0.19
SKLT 4,399,850,008 27,370,565,356 0.16
STTP 72,521,739,769 288,545,819,603 0.25
ULTJ 314,550,000 1,026,231,000 0.31
2018
ICBP 1,788,004,000,000 6,446,785,000,000 0.28
INDF 2,485,115,000,000 7,446,966,000,000 0.33
MYOR 621,507,918,551 2,381,942,198,855 0.26
SKBM 4,932,821,175 20,887,453,647 0.24
SKLT 7,613,548,091 39,567,679,343 0.19
STTP 69,605,764,156 324,694,650,175 0.21
ULTJ 247,411,000,000 949,018,000,000 0.26
Sumber : Data yang diolah, 2019
Data Perhitungan Ukuran Perusahaan
Tahun Kode TOTAL ASET Hasil
2014
ICBP 24,910,211,000,000 30.85
INDF 85,938,885,000,000 32.08
MYOR 10,291,108,029,334 29.96
Page 116
SKBM 649,534,031,113 27.20
SKLT 331,574,891,637 26.53
STTP 1,700,204,093,895 28.16
ULTJ 2,917,083,567,355 28.70
2015
ICBP 26,560,624,000,000 30.91
INDF 91,831,526,000,000 32.15
MYOR 11,342,715,686,221 30.06
SKBM 764,484,248,710 27.36
SKLT 377,110,748,359 26.66
STTP 1,919,568,037,170 28.28
ULTJ 3,539,995,910,248 28.90
2016
ICBP 28,901,948,000,000 30.99
INDF 82,174,515,000,000 32.04
MYOR 12,922,421,859,142 30.19
SKBM 1,001,657,012,004 27.63
SKLT 568,239,939,951 27.07
STTP 2,336,411,494,941 28.48
ULTJ 4,239,199,641,365 29.08
2017
ICBP 31,619,514,000,000 31.08
INDF 87,939,488,000,000 32.11
MYOR 14,915,849,800,251 30.33
SKBM 1,623,027,475,045 28.12
SKLT 636,284,210,210 27.18
Page 117
STTP 2,342,432,443,196 28.48
ULTJ 5,186,940,000,000 29.28
2018
ICBP 34,367,153,000,000 31.17
INDF 96,537,796,000,000 32.20
MYOR 17,591,706,426,634 30.50
SKBM 1,771,365,972,009 28.20
SKLT 747,293,725,435 27.34
STTP 2,631,189,810,030 28.60
ULTJ 5,555,871,000,000 29.35
Sumber : Data yang diolah, 2019
Data Perhitungan Perputaran Persediaan (Dalam Jutaan Rupiah)
Tahun Kode Penjualan Persediaan Awal Persediaan
Akhir Hasil
2014
ICBP 30,022,463 2,868,722 2,821,618 10.55
INDF 63,594,452 8,160,539 8,454,845 7.65
MYOR 14,169,088 1,456,454 1,966,801 8.28
SKBM 1,480,765 88,932 111,767 14.76
SKLT 681,420 70,557 73,182 9.48
STTP 2,170,464 285,793 309,595 7.29
ULTJ 3,916,789 534,977 714,411 6.27
2015
ICBP 31,741,094 2,813,122 2,546,835 11.84
INDF 64,061,947 8,446,349 7,627,360 7.97
MYOR 14,818,731 1,966,801 1,763,233 7.95
Page 118
SKBM 1,362,246 111,767 108,660 12.36
SKLT 745,108 73,182 80,329 9.71
STTP 2,544,278 309,595 298,730 8.36
ULTJ 4,393,933 714,411 738,804 6.05
2016
ICBP 34,466,069 2,546,835 3,109,916 12.19
INDF 66,750,317 7,627,360 8,469,821 8.29
MYOR 18,349,960 1,763,233 2,123,676 9.44
SKBM 1,501,116 108,660 238,247 8.65
SKLT 833,850 80,329 90,313 9.77
STTP 2,629,107 298,730 279,955 9.09
ULTJ 4,685,987 738,803 760,534 6.25
2017
ICBP 35,606,593 3,109,916 3,261,635 11.18
INDF 70,186,618 8,469,821 9,690,981 7.73
MYOR 20,816,674 2,123,676 1,825,267 10.54
SKBM 1,841,487 238,247 293,163 6.93
SKLT 914,189 90,313 120,796 8.66
STTP 2,825,409 279,955 299,078 9.76
ULTJ 4,879,559 760,534 682,624 6.76
2018
ICBP 38,413,407 3,261,635 4,001,277 10.58
INDF 73,394,728 9,690,981 11,644,156 6.88
MYOR 24,060,802 1,825,267 3,351,796 9.30
SKBM 1,953,911 293,163 302,149 6.56
SKLT 1,045,030 120,796 154,840 7.58
Page 119
STTP 2,826,957 299,078 313,291 9.23
ULTJ 5,472,882 682,624 708,773 7.87
Sumber : Data yang diolah, 2019
Data Perhitungan Pertumbuhan Penjualan
Tahun Kode Penjualan Tahun
Berjalan
Penjualan Tahun
Sebelumnya Hasil
2014
ICBP 30,022,463,000,000 25,094,681,000,000 0.20
INDF 63,594,452,000,000 55,623,657,000,000 0.14
MYOR 14,169,088,278,238 12,017,837,133,337 0.18
SKBM 1,480,764,903,724 1,296,618,257,503 0.14
SKLT 681,419,524,161 567,048,547,543 0.20
STTP 2,170,464,194,350 1,694,935,468,814 0.28
ULTJ 3,916,789,366,423 3,460,231,249,075 0.13
2015
ICBP 31,741,094,000,000 30,022,463,000,000 0.06
INDF 64,061,947,000,000 63,594,452,000,000 0.01
MYOR 14,818,730,635,847 14,169,088,278,238 0.05
SKBM 1,362,245,580,664 1,480,764,903,724 0.08
SKLT 745,107,731,208 681,419,524,161 0.09
STTP 2,544,277,844,656 2,170,464,194,350 0.17
ULTJ 4,393,932,684,171 3,916,789,366,423 0.12
2016
ICBP 34,466,069,000,000 31,741,094,000,000 0.09
INDF 66,750,317,000,000 64,061,947,000,000 0.04
MYOR 18,349,959,898,358 14,818,730,635,847 0.24
Page 120
SKBM 1,501,115,928,446 1,362,245,580,664 0.10
SKLT 833,850,372,883 745,107,731,208 0.12
STTP 2,629,107,367,897 2,544,277,844,656 0.03
ULTJ 4,685,987,917,355 4,393,932,684,171 0.07
2017
ICBP 35,606,593,000,000 34,375,236,000,000 0.04
INDF 70,186,618,000,000 66,659,484,000,000 0.05
MYOR 20,816,673,946,473 18,349,959,898,358 0.13
SKBM 1,841,487,199,828 1,501,115,928,446 0.23
SKLT 914,188,759,779 833,850,372,883 0.10
STTP 2,825,409,180,889 2,629,107,367,897 0.07
ULTJ 4,879,559,000,000 4,685,987,917,355 0.04
2018
ICBP 38,413,407,000,000 35,606,593,000,000 0.08
INDF 73,394,728,000,000 70,186,618,000,000 0.05
MYOR 24,060,802,395,725 20,816,673,946,473 0.16
SKBM 1,953,910,957,160 1,841,487,199,828 0.06
SKLT 1,045,029,834,378 914,188,759,779 0.14
STTP 2,826,957,323,397 2,825,409,180,889 0.01
ULTJ 5,472,882,000,000 4,879,559,000,000 0.12
Sumber : Data yang diolah, 2019
Data Perhitungan Intensitas Modal
Tahun Kode Total Aset Total Aset Tetap Hasil
2014 ICBP 24,910,211,000,000 11,306,684,000,000 0.45
INDF 85,938,885,000,000 44,943,149,000,000 0.52
Page 121
MYOR 10,291,108,029,334 3,782,339,405,894 0.37
SKBM 649,534,031,113 270,037,323,601 0.42
SKLT 331,574,891,637 164,155,479,897 0.50
STTP 1,700,204,093,895 900,773,694,465 0.53
ULTJ 2,917,083,567,355 1,274,981,820,536 0.44
2015
ICBP 26,560,624,000,000 12,599,124,000,000 0.47
INDF 91,831,526,000,000 49,014,781,000,000 0.53
MYOR 11,342,715,686,221 3,888,368,657,134 0.34
SKBM 764,484,248,710 422,760,463,871 0.55
SKLT 377,110,748,359 187,351,832,938 0.50
STTP 1,919,568,037,170 1,044,098,603,394 0.54
ULTJ 3,539,995,910,248 1,436,430,855,621 0.41
2016
ICBP 28,901,948,000,000 13,330,586,000,000 0.46
INDF 82,174,515,000,000 53,189,072,000,000 0.65
MYOR 12,922,421,859,142 4,182,639,109,001 0.32
SKBM 1,001,657,012,004 482,387,255,105 0.48
SKLT 568,239,939,951 345,553,067,349 0.61
STTP 2,336,411,494,941 1,415,277,533,513 0.61
ULTJ 4,239,199,641,365 1,364,377,767,352 0.32
2017
ICBP 31,619,514,000,000 15,040,183,000,000 0.48
INDF 87,939,488,000,000 55,424,089,000,000 0.63
MYOR 14,915,849,800,251 4,241,650,228,938 0.28
SKBM 1,623,027,475,045 786,387,877,813 0.48
Page 122
SKLT 636,284,210,210 369,154,730,541 0.58
STTP 2,342,432,443,196 1,394,446,392,829 0.60
ULTJ 5,186,940,000,000 1,746,950,000,000 0.34
2018
ICBP 34,367,153,000,000 20,245,585,000,000 0.59
INDF 96,537,796,000,000 63,265,178,000,000 0.66
MYOR 17,591,706,426,634 4,943,847,698,762 0.28
SKBM 1,771,365,972,009 919,955,755,373 0.52
SKLT 747,293,725,435 390,558,055,405 0.52
STTP 2,631,189,810,030 1,380,382,987,112 0.52
ULTJ 5,555,871,000,000 2,762,350,000,000 0.50
Sumber : Data yang diolah, 2019
Page 123
LAMPIRAN III
HASIL UJI STATISTIK DESKRIPTIF
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ETR 35 ,16 ,35 ,2551 ,04743
SIZE 35 26,53 32,20 29,3491 1,75453
ITO 35 6,05 14,76 8,9074 1,98254
SG 35 ,01 ,28 ,1091 ,06732
CI 35 ,28 ,66 ,4857 ,10404
Valid N
(listwise)
35
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS for Windows 24.00
Page 124
LAMPIRAN IV
HASIL UJI ASUMSI KLASIK
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 35
Normal
Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation ,03433491
Most Extreme
Differences
Absolute ,132
Positive ,132
Negative -,061
Test Statistic ,132
Asymp. Sig. (2-tailed) ,127c
Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. ,524d
99% Confidence
Interval
Lower Bound ,511
Upper Bound ,537
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. Based on 10000 sampled tables with starting seed 2000000.
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS for Windows 24.00
Page 125
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS for Windows 24.00
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta
Toleranc
e VIF
1 (Constant) -,231 ,127 -1,826 ,078
SIZE ,017 ,004 ,626 4,518 ,000 ,911 1,098
ITO -,002 ,003 -,073 -,554 ,584 ,994 1,006
SG -,093 ,102 -,132 -,910 ,370 ,835 1,198
CI ,032 ,063 ,071 ,513 ,611 ,906 1,104
a. Dependent Variable: ETR
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS for Windows 24.00
Page 126
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,690a ,476 ,406 ,03655 1,647
a. Predictors: (Constant), CI, SIZE, ITO, SG
b. Dependent Variable: ETR
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS for Windows 24.00
Hasil Uji Heterokedastisitas
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS for Windows 24.00
Page 127
LAMPIRAN V
HASIL UJI HIPOTESIS
Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta
Toleranc
e VIF
1 (Constant) -,231 ,127 -1,826 ,078
SIZE ,017 ,004 ,626 4,518 ,000 ,911 1,098
ITO -,002 ,003 -,073 -,554 ,584 ,994 1,006
SG -,093 ,102 -,132 -,910 ,370 ,835 1,198
CI ,032 ,063 ,071 ,513 ,611 ,906 1,104
a. Dependent Variable: ETR
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS for Windows 24.00
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS for Windows 24.00
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,690a ,476 ,406 ,03655
a. Predictors: (Constant), CI, SIZE, ITO, SG
b. Dependent Variable: ETR
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS for Windows 24.00
Page 128
Hasil Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta
Toleran
ce VIF
1 (Constant) -,231 ,127 -1,826 ,078
SIZE ,017 ,004 ,626 4,518 ,000 ,911 1,098
ITO -,002 ,003 -,073 -,554 ,584 ,994 1,006
SG -,093 ,102 -,132 -,910 ,370 ,835 1,198
CI ,032 ,063 ,071 ,513 ,611 ,906 1,104
a. Dependent Variable: ETR
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS for Windows 24.00
Hasil Uji ANOVA F
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression ,036 4 ,009 6,810 ,001b
Residual ,040 30 ,001
Total ,076 34
a. Dependent Variable: ETR
b. Predictors: (Constant), CI, SIZE, ITO, SG
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS for Windows 24.00