1 PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PERPUTARAN PERSEDIAAN, VARIABILITAS HPP DAN RASIO LANCAR TERHADAP PEMILIHAN METODE PENILAIAN PERSEDIAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI DASAR DAN KIMIA YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2012-2015 OKY DARMANTO 130462201137 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ukuran perusahaan, perputaran persediaan, variabilitas HPP dan rasio lancar terhadap pemilihan metode penilaian persediaan pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI tahun 2012-2015. Penelitian ini memiliki jumlah sampel sebanyak 33 perusahaan. Penelitian ini menggunakan regresi logistik. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan secara signifikan berpengaruh terhadap pemilihan metode penilaian persediaan. Perputaran persediaan, variabilitas HPP dan rasio lancar secara signifikan tidak berpengaruh terhadap pemilihan metode penilaian persediaan. Kata Kunci: Metode Penilaian Persediaan, Ukuran Perusahaan, Perputaran Persediaan, Variabilitas HPP dan Rasio Lancar.
25
Embed
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PERPUTARAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 1 pengaruh ukuran perusahaan, perputaran persediaan, variabilitas
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PERPUTARAN PERSEDIAAN,
VARIABILITAS HPP DAN RASIO LANCAR TERHADAP PEMILIHAN
METODE PENILAIAN PERSEDIAAN PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI DASAR DAN KIMIA YANG
TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2012-2015
OKY DARMANTO
130462201137
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji,
Tanjungpinang
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ukuran perusahaan, perputaran
persediaan, variabilitas HPP dan rasio lancar terhadap pemilihan metode penilaian
persediaan pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang
terdaftar di BEI tahun 2012-2015. Penelitian ini memiliki jumlah sampel
sebanyak 33 perusahaan. Penelitian ini menggunakan regresi logistik. Hasil
pengujian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan secara signifikan berpengaruh
terhadap pemilihan metode penilaian persediaan. Perputaran persediaan,
variabilitas HPP dan rasio lancar secara signifikan tidak berpengaruh terhadap
pemilihan metode penilaian persediaan.
Kata Kunci: Metode Penilaian Persediaan, Ukuran Perusahaan, Perputaran
Persediaan, Variabilitas HPP dan Rasio Lancar.
2
1. Latar belakang masalah
Suatu perusahaan yang didirikan tentunya mempunyai suatu tujuan
tertentu. Salah satu tujuan berdirinya perusahaan adalah mencari laba ( profit ).
Tujuan tersebut diharapkan agar perusahaan bisa berkembang dan terus
menjalankan operasinya. Namun, terdapat hambatan yang pastinya akan dihadapi
perusahaan dalam upayanya untuk memperoleh laba. Salah satu hambatan yang
akan dihadapi perusahaan adalah persediaan, jika persediaan perusahaan
mengalami kendala maka akan terdapat hambatan dalam proses produksi,
pemasaran, dan juga pada investasi. Tentunya hal ini akan berdampak pada
kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuannya untuk memperoleh laba.
Berdasarkan PSAK No.14 ( 2008 ) persediaan didefinisikan sebagai
aktiva yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan normal, dalam proses produksi
untuk proses penjualan tersebut, atau dalam bentuk bahan atau perlengkapan
untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa. Karena begitu
pentingnya persediaan bagi perusahaan maka diperlukan suatu metode penilaian
persediaan. Metode penilaian persediaan yang berlaku di Indonesia berdasarkan
PSAK 14 ( 1994 ) terdapat 3 (Tiga) metode penilaian persediaan yaitu Masuk
Pertama Keluar Pertama (MPKP) atau yang juga sering disebut First In First Out
( FIFO ), kemudian metode Masuk Terakhir Keluar Pertama ( MTKP ) atau yang
juga sering disebut Last In First Out ( LIFO ), dan metode terkahir adalah metode
rata-rata ( Average ).
Namun sekarang telah dilakukan revisi PSAK 14 ( 2008 ), dimana
sebelum dilakukan revisi terdapat 3 ( Tiga ) metode penilaian persediaan maka
3
setelah dilakukan revisi hanya 2 ( Dua ) metode saja yang berlaku di Indonesia
yaitu FIFO dan Rata-rata. Dengan kata lain, metode LIFO sudah tidak diakui lagi
di Indonesia. Adapun alasan LIFO tidak diakui lagi di Indonesia dikarenakan
sejalan dengan peraturan perpajakan yang tercantum dalam Undang-Undang
No.36 tahun 2008. Dimana penggunaan metode LIFO dinilai merugikan negara,
karena penggunaan metode LIFO menghasilkan laba perusahaan yang kecil
sehingga pajak yang akan dibayarkan kepada negara nantinya juga akan kecil.
Penggunaan metode penilaian persediaan yang berbeda akan
menghasilkan perbedaan juga terhadap laporan neraca dan laporan laba-rugi
perusahaan (Setiyanto, 2012). Sebagai contoh jika terjadi inflasi maka
penggunaan metode FIFO akan menghasilkan persediaan akhir yang tinggi karena
didasarkan pada biaya terkini yang tinggi, namun Harga Pokok Penjualan pada
metode FIFO adalah paling rendah dan dampaknya akan menghasilkan laba kotor
yang tinggi. Akan tetapi, pajak yang akan dibayarkan perusahaan juga akan tinggi.
Sementara pada penggunaan metode rata-rata akan menghasilkan persediaan akhir
yang yang rendah, namun akan menghasilkan Harga Pokok Penjualan yang tinggi
sehingga laba kotor yang dihasilkan menjadi lebih rendah dibandingkan dengan
penggunaan metode FIFO. Dan pajak yang akan dibayarkan nantinya juga akan
rendah ( Saripudin, 2013 ).
Berdasarkan penelitian terdahulu, terdapat berbagai hasil menegenai
faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode penilaian persediaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Achmad Tjahjono ( 2015 ) periode 2010-2013
dengan menggunakan variabel independen besaran perusahaan, intensitas
4
persediaan, dan variabilitas harga pokok penjualan. Hasil penelitian menunjukkan
besaran perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemilihan
metode penilaian persediaan. Sedangkan intensitas persediaan dan variabilitas
harga pokok penjualan tidak berpengaruh signifikan terhadap pemilihan metode
penilaian persediaan.
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Rosna K.Harahap & Dwi
Mradipta Jiwana (2009) dengan periode 2002-2006 menggunakan variabel
independen yaitu variabel persediaan, besaran perusahaan, leverage, margin laba
kotor, rasio lancar, intensitas persediaan dan variabilitas harga pokok penjualan.
Hasil penelitian ini menunjukkan variabel persediaan, besaran perusahaan,
leverage, rasio lancar, intensitas persediaan, dan variabilitas harga pokok
penjualan berpengaruh signifikan terhadap pemilihan metode penilaian
persediaan. Tetapi margin laba kotor tidak memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap pemilihan metode penilaian persediaan.
Berdasarkan berbagai hal yang telah diuraikan diatas, maka penulis
tertarik untuk melakukan sebuah penelitian mengenai pemilihan metode penilaian
persediaan pada perusahaan Industri Dasar dan Kimia, dengan judul :
“ Pengaruh Ukuran perusahaan, Perputaran persediaan, Variabilitas
harga pokok penjualan dan Rasio lancar Terhadap Pemilihan Metode
Penilaian Persediaan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Indusri
Dasar dan Kimia yang Terdaftar di BEI Tahun 2012-2015 ”.
5
2. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS
Pengertian Persediaan
Menurut IAS No.2 Inventory dan PSAK No.14 ( revisi 2008 ) persediaan
adalah asset :
a) Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal
b) Dalam proses produksi untuk penjualan tersebut, atau
c) Dalam bentuk bahan dan perlengkapan ( supplies ) untuk digunakan
dalam proses produksi atau pemberian jasa
Persediaan memiliki peran dan pengaruh yang sangat penting bagi
perusahaan, dikatakan demikian karena persediaan berperan dalam jalannya
operasional perusahaan. Jika persediaan perusahaan di kelola dengan baik maka
dalam proses produksi maupun dalam penjualan dapat terpenuhi. Namun
sebaliknya jika persediaan perusahaan tidak di kelola dengan baik maka akan
berdampak pada tidak berjalan lancarnya proses produksi sehingga tidak
terpenuhi penjualan yang akan dapat merugikan perusahaan dalam memperoleh
laba yang diinginkan ( Syailendra, 2013 ).
Metode Penilaian Persediaan FIFO ( First In First Out )
Menurut Skousen et.al, ( 2007:588 ) Metode masuk pertama, keluar
pertama ( first-in, first-out-FIFO) didasarkan pada asumsi bahwa unit yang terjual
adalah unit yang lebih dahulu masuk. Dalam FIFO, unit yang tersisa pada
6
persediaan akhir adalah unit yang paling akhir dibeli, sehingga biaya yang
dilaporkan akan mendekati atau sama dengan biaya penggantian di akhir periode.
Metode Penilaian Persediaan Rata-rata (Average)
Menurut Kiesso et.al (2007:417) seperti tersirat dalam namanya, metode
biaya rata-rata (average cost method) menghitung harga pos-pos yang terdapat
dalam persediaan atas dasar biaya rata-rata barang yang sama yang tersedia
selama suatu periode. Harga pokok penjualan dihitung dengan menggunakan
harga rata-rata dari berbagai harga pembelian persediaan dibagi dengan jumlah
unit produk yang dimiliki. Dengan demikian harga pokok barang terjual diperoleh
dengan mengalikan jumlah unit terjual dengan harga rata-rata dan barang yang
masih belum terjual atau persediaan akhir dihitung dari jumlah persediaan
dikalikan terhadap harga rata-rata tersebut ( Setiyanto,2012 ).
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah suatu skala besar kecilnya perusahaan menurut
berbagai cara antara lain dengan total aktiva, penjualan bersih, nilai pasar saham,
dan lain-lain ( Saripudin, 2010 ).
Perputaran Persediaan
Perputaran persediaan menunjukkan sejauh mana efisiensi manajemen
dalam mengelola persediaan , semakin rendah persediaan akhir, maka dapat
disimpulkan bahwa manajemen persediaan berjalan dengan baik ( Sangadah dan
Kusmuriyanto, 2014 ). Adapun Menurut Syailendra ( 2013 ) perputaran
persediaan ( inventory turnover atau stock turnover ) adalah ukuran seberapa
7
sering persediaan barang dagang terjual dalam waktu satu periode. Periode dapat
dalam masa tahunan ataupun bulanan.
Variabilitas HPP
Menurut Setiyanto ( 2012 ) harga pokok penjualan merupakan dasar yang
ditentukan perusahaan dalam menjual produknya dan mendapatkan laba yang
diinginkan
Rasio lancar
Rasio lancar merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk
mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. Rasio ini menunjukkan seberapa besar tuntutan dari kreditor atas
suatu kewajiban jangka pendek yang dimiliki perusahaan yang dapat dipenuhi
oleh aktiva yang diperkirakan dapat menjadi uang tunai dalam periode yang sama
dengan saat jatuh tempo kewajiban tersebut ( Harahap dan Jiwana, 2009 ).
Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Pemilihan Metode Penilaian
Persediaan
Ukuran perusahaan memiliki kaitan penting dengan pemilihan
metode penilaian persediaan. Pengawasan dari pemerintah terhadap
kegiatan perusahaan akan membuat perusahaan besar berhati-hati dalam
bertindak. Bagi perusahaan besar lebih cenderung menggunakan metode
rata-rata karena dengan metode tersebut perusahaan akan melakukan
penghematan pajak (tax saving), sebab metode rata-rata akan
menghasilkan nilai laba yang lebih kecil. Hal tersebut dilakukan
8
perusahaan besar agar tidak menjadi sorotan pemerintah atau pembuat
regulasi yang nantinya akan mengakibatkan intervensi pemerintah dan
perusahaan akan mengeluarkan pajak yang besar sehingga perusahaan-
perusahaan besar lebih menyukai metode akuntansi yang dapat
menurunkan nilai laba (Saripudin, 2010).
Sedangkan perusahaan kecil, untuk mendapatkan dana dari bank
atau lembaga keuangan lainnya, membutuhkan laba yang tinggi agar
dianggap mempunyai kinerja yang bagus. Salah satu caranya adalah
menaikkan laba dengan menggunakan metode persediaan FIFO. dimana
metode tersebut akan memberikan laba yang meningkat ( Srimonah,
2009). Oleh karena itu, ukuran perusahaan amat berpengaruh terhadap
pemilihan metode penilaian persediaan.
Ada beberapa penelitian terdahulu terkait dengan metode penilaian
persediaan yang menggunakan ukuran perusahaan, dalam penelitiannya
yaitu Tjahjono (2015) mendapatkan hasil bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap metode penilain persediaan. Hasil yang sama juga
didapatkan oleh Harahap dan Jiwana ( 2009) yaitu ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap pemilihan metode penilaian persediaan. Dari hasil
penelitian tersebut, maka dapat disusun hipotesisnya adalah sebagai
berikut:
H1 :Diduga ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pemilihan metode
penialain persediaan.
9
2. Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Pemilihan Metode
Penilaian Persediaan
Perputaran persediaan menunjukkan sejauh mana efisiensi
manajeman dalam mengelola persediaan. Semakin rendah persediaan
akhir, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen persediaan berjalan
dengan baik ( Sangadah dan Kusmuriyanto, 2014 ). Perputaran persediaan
dapat mempengaruhi pemilihan metode penilaian persediaan yang
digunakan.
Ketika persediaan tinggi, maka manajer akan memilih metode rata-
rata yang akan menghasilkan nilai persediaan akhir pada neraca lebih
rendah dan harga pokok penjualan yang lebih tinggi, maka metode rata-
rata mengindikasikan adanya inventory turn over yang tinggi. Sedangkan
metode FIFO menghasilkan harga pokok penjualan yang rendah dan
persediaan akhir yang tinggi sehingga menghasilkan inventory turn over
yang rendah ( Setijaningsih dan Pratiwi, 2011). Jadi, dapat disimpulkan
bahwa dalam memilih metode penilaian persediaan yang akan digunakan,
perusahaan akan mempertimbangkan faktor ini.
Ada beberapa penelitian terdahulu terkait dengan metode penilaian
persediaan yang menggunakan perputaran persediaan, dalam penelitiannya
yaitu Harahap dan Jiwana (2009) mendapatkan hasil bahwa perputaran
persediaan berpengaruh terhadap pemilihan metode penilain persediaan.
Hasil yang sama juga didapat oleh Setiyanto (2012) dimana perputaran
persediaan berpengaruh terhadap pemilihan metode penilaian persediaan.
10
Dari hasil penelitian tersebut, maka dapat disusun hipotesisnya adalah
sebagai berikut:
H2 :Diduga perputaran persediaan berpengaruh terhadap pemilihan
metode penilaian persediaan
3. Pengaruh Variabilitas Harga Pokok Penjualan Terhadap Pemilihan
Metode Penilaian Persediaan
Laporan laba rugi, selain melaporkan laba juga melaporkan harga
pokok penjualan. Harga pokok penjualan merupakan konsep yang telah
digunakan secara luas dalam menentukan laba. Kondisi inflasi, selain
berpengaruh terhadap nilai persediaan akhir, juga berpengaruh terhadap
harga pokok penjualan ( Harahap dan Jiwana, 2009 ). Seperti yang kita
tahu, tujuan utama perusahaan adalah memperoleh laba.
Maka ketika terjadi inflasi perusahaan akan memilih metode FIFO
agar laba mereka meningkat. Sebaliknya, untuk beberapa perusahaan yang
ingin mengurangi biaya pajaknya, maka perusahaan dapat menggunakan
metode rata-rata agar harga pokok penjualannya semakin besar sehingga
labanya akan semakin kecil yang nantinya pajak yang dibayarkan juga
akan semakin kecil (Setiyanto, 2012).
Penelitian yang dilakukan Rosna K.Harahap dan Dwi Mradipta
Jiwana (2009) mendapatkan hasil bahwa variabel harga pokok penjualan
berpengaruh terhadap pemilihan metode penilain persediaan. Dari hasil
penelitian tersebut, maka dapat disusun hipotesisnya adalah sebagai
berikut:
11
H3 : Diduga variabilitas harga pokok penjualan berpengaruh terhadap
pemilihan metode penialain persediaan.
4. Pengaruh Rasio Lancar Terhadap Pemeilihan Metode Penilaian
Persediaan
Rasio lancar dapat mempengaruhi pemilihan metode penilaian
persediaan. Semakin tinggi rasio lancarnya, maka kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya juga akan semakin besar.
Para kreditor yang akan meminjamkan dananya pasti melihat dari laba dan
rasio lancar. Semakin besar laba dan rasio lancarnya, maka kreditor akan
semakin yakin bahwa perusahaan mampu membayar kewajibannya
(Marwah, 2012). Oleh karena itu, ketika rasio lancarnya rendah,
perusahaan akan memilih metode FIFO untuk menaikkan rasio lancarnya
dan menaikkan labanya sehingga akan berdampak pada kepercayaan
kreditor kepada perusahaan. Sedangkan bagi perusahaan yang memiliki
rasio lancar yang tinggi akan memilih metode rata-rata yang akan
menghasilkan laba yang lebih rendah sehingga bisa memperoleh
penghematan pajak ( Setiyanto, 2012 ).
Hasil yang diperoleh Harahap dan Jiwana (2009) mendapatkan
hasil bahwa rasio lancar berpengaruh terhadap pemilihan metode penilaian
persediaan. Atas penelitian yang telah dilakukan sebelumnya maka
hipotesisnya adalah sebagai berikut:
H4 : Diduga rasio lancar berpengaruh terhadap pemilihan metode
penilaian persediaan
12
3. METODOLOGI PENELITIAN
Variabel terikat/dependen
Variabel terikat ( dependent variabel ) yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode penilaian persediaan. Variabel terikat ini bersifat kuantitatif dan
merupakan variabel dummy. Oleh karena itu, pengukurannya dilakukan dengan
menggunakan skala nominal. Indikator variabel ini memberikan nilai 0 pada
perusahaan yang menggunakan metode FIFO dan memberikan nilai 1 pada
perusahaan yang menggunakan metode Rata-rata ( Syailendra, 2013 ).
Variabel bebas/independen
1) Ukuran perusahaan
Ukuran perusahaan didapat dari total aset tiap perusahaan sampel
dari tahun 2012 sampai dengan 2015.
Ukuran perusahaan
( Sumber : Marwah, 2012 )
2) Perputaran Persediaan
Perputaran persediaan dapat diukur dengan cara:
( Sumber : Setiyanto, 2012 )
3) Variabilitas HPP
Variabilitas HPP dapat diukur dengan cara:
( Sumber : Setiyanto, 2012 )
13
4) Rasio Lancar
Rasio lancar dapat diukur dengan cara:
Rasio lancar
( Sumber : Jiwana & Harahap , 2009 )
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor
industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI Tahun 2012-2015 yaitu sebanyak
63 perusahaan. Sampel yang dipilih dalam penelitian ini menggunakan metode
purposive sampling. Kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah
sebagai berikut:
1) Perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di
BEI tahun 2012-2015.
2) Perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di
BEI dan melaporkan laporan keuangan perusahaan secara berturut-turut
pada tahun 2012-2015.
3) Perusahaan yang menggunakan satu metode akuntansi persediaan saja
untuk semua persediaanya.
4) Perusahaan yang melaporkan laporan keuangan dengan nilai nominal
Rupiah.
14
Metode Analisis
Model yang digunakan adalah sebagai berikut:
α + β1UP + β2PP + β3VH + β4RL + e
Keterangan :
Y = Metode penilaian persediaan
UP = Ukuran perusahaan
PP = Perputaran persediaan
VH = Variabilitas harga pokok penjualan
RL = Rasio lancar
α = Konstanta
β1, β2, β3, β4 = Nilai koefisien dari setiap variabel bebas
e = Error
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Statistik Deskriptif
Uji analisis statistik deskriptif diperlukan untuk melihat nilai minimum,
maximum, rata-rata (mean), dan standar deviasi dari variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel ukuran perusahaan, perputaran
persediaan, variabilitas harga pokok penjualan, dan rasio lancar.