PENGARUH TERAPI SENTUH TERHADAP ANTROPOMETRI PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PESANTREN I KEDIRI TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Kedokteran Keluarga Minat Utama : Pendidikan Kesehatan Oleh : HENY KRISTANTO S540907126 PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN 2008
122
Embed
PENGARUH TERAPI SENTUH TERHADAP ...PENGARUH TERAPI SENTUH TERHADAP ANTROPOMETRI PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PESANTREN I KEDIRI Disusun oleh : Heny Kristanto S 540907126 Telah
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH TERAPI SENTUH TERHADAP ANTROPOMETRI PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
PESANTREN I KEDIRI
TESISUntuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Program Studi Kedokteran Keluarga Minat Utama : Pendidikan Kesehatan
Oleh :HENY KRISTANTO
S540907126
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
TAHUN 2008
PENGARUH TERAPI SENTUH TERHADAP ANTROPOMETRI PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
PESANTREN I KEDIRI
Disusun oleh :
Heny Kristanto
S 540907126
Telah disetujui oleh Tim Pembimbing
Dewan Pembimbing
Jabatan N a m a Tanda Tangan Tanggal
Pembimbing I Prof. Dr. H. Aris Sudyanto, dr. Sp.KJNIP. 130 543 191
Januari 2009
Pembimbing II Dr. Nunuk Suryani, M.PdNIP. 131 918 507
Januari 2009
MengetahuiKetua Program Studi
Magister Kedokteran Keluarga
Prof. Dr. dr. Didik Gunawan Tamtomo, PAK,MM,MKKNIP. 130 543 994
PENGARUH TERAPI SENTUH TERHADAP ANTROPOMETRI PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
PESANTREN I KEDIRI
Disusun oleh :
Heny Kristanto
S 540907126
Telah disahkan oleh Tim Pembimbing
Dewan Pembimbing
Jabatan N a m a Tanda Tangan Tanggal
Pembimbing I Prof. Dr. H. Aris Sudyanto, dr. Sp.KJNIP. 130 543 191
Pebruari 2009
Pembimbing II Dr. Nunuk Suryani, M.PdNIP. 131 918 507
Pebruari 2009
MengetahuiKetua Program Studi
Magister Kedokteran Keluarga
Prof. Dr. dr. Didik Gunawan Tamtomo, PAK,MM,MKKNIP. 130 543 994
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :
Nama : Heny Kristanto
NIM : S540907126
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa usulan tesis saya yang berjudul :
PENGARUH TERAPI SENTUH TERHADAP ANTROPOMETRI PADA BAYI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PESANTREN I KEDIRI adalah benar –
banar karya sendiri. Hal – hal yang terdapat dalam usulan tesis ini dan bukan
merupakan karya saya, diberikan tanda kutipan dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila diketahui dikemudian hari terbukti bahwa pernyataan saya tidak benar, maka
saya bersedia menerima sangsi akademik berupa pencabutan usulan tesis.
Surakarta, Januari 2009
Yang membuat pernyataan
Heny Kristanto
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas limpahan rahmat, hidayah dari Allah S.W.T, sehingga saya
Mahasiswa Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta Program Studi
Magister Kedokteran Keluarga Minat Pendidikan Profesi Kesehatan, dapat
menyelesaikan penyusunan usulan penelitian yang berjudul “Pengaruh Terapi Sentuh
Terhadap Antropometri Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Pesantren I Kediri “.
Penyusunan usulan penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik berkat dukungan,
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Berkenaan dengan hal tersebut, penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Yth. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan Program Pascasarjana
di Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Yth. Direktur Program Pascasarjana beserta Staff Universitas Sebelas Maret
Surakarta, atas kebijakan dan kesempatan yang diberikan kepada penulis selama
menempuh pendidikan.
3. Yth. Prof. Dr. dr. Didik Gunawan Tamtomo, PAK,MM,MKK, selaku Ketua
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Pendidikan Profesi
Kesehatan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Yth. Prof. Dr. H. Aris Sudyanto, dr. Sp.KJ, selaku Pembimbing I yang telah
meluangkan waktu dan perhatian untuk penulis dalam penyelesaian usulan
penelitian.
5. Yth. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd, selaku Pembimbing II yang telah memberikan
saran dan arahan dalam penyusunan usulan penelitian.
6. Yth. Ketua dan Anggota Yayasan Dharma Husada Kediri, atas kesempatan dan
dukungan finansial kepada penulis dalam menempuh pendidikan Program
Pascasarjana di Universitas Sebelas Maret Surakarta.
7. Yth. Direktur Akademi Keperawatan Dharma Husada Kediri atas kesempatan
dan ijin yang diberikan pada penulis dalam menempuh pendidikan Program
Pascasarjana di Universitas Sebelas Maret Surakarta.
8. Yth. Pembantu Direktur II dan III Akademi Keperawatan Dharma Husada
Kediri atas dukungan yang diberikan pada penulis dalam menempuh pendidikan
Program Pascasarjana di Universitas Sebelas Maret Surakarta.
9. Rekan – rekan dosen tetap, staf tata usaha Akademi Keperawatan Dharma
Husada Kediri atas dukungan yang diberikan pada penulis dalam menempuh
pendidikan Program Pascasarjana di Universitas Sebelas Maret Surakarta.
10. Bapak dan Ibu yang selalu memberikan dorongan moril kepada penulis dalam
menempuh pendidikan Program Pascasarjana di Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
11. Istri dan anak – anakku yang selalu memberikan dorongan moril kepada penulis
dalam menempuh pendidikan Program Pascasarjana di Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
12. Rekan – rekan seangkatan Kelas Pararel Kediri dan segenap pengelola
pendidikan Program Pascasarjana di Universitas Sebelas Maret Surakarta
bantuan dan kerjasamanya.
Selanjutnya penulis sangat menyadari bahwa usulan penelitian yang telah
disusun jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mohon kritik dan saran dari
berbagai pihak guna perbaikan dan kesesuaian dari usulan tesis yang telah disusun.
Surakarta, Januari 2009
Penulis
ABSTRAKSI
Heny Kristanto, S540907126, Pengaruh Terapi Sentuh Terhadap Antropometri Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Pesantren I Kediri, Tesis Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, Surakarta 2009
Gangguan pertumbuhan bayi disebabkan oleh faktor lingkungan yang kurang memadai. Dari tahun ke tahun, tercatat angka kelahiran bayi masih tinggi, termasuk angka kelahiran di Kota Kediri. Mengingat tingginya angka kelahiran dan usia bayi sebagai masa potensial dalam pertumbuhan, maka harus dilakukan upaya mengoptimalkan pertumbuhan bayi, salah satunya dengan dilakukan terapi sentuh. Tujuan dari penelitian adalah untuk membuktikan adanya perbedaan antropometri pada bayi yang dilakukan dan tidak dilakukan terapi sentuh di wilayah kerja Puskesmas Pesantren I Kota Kediri
Rancangan penelitian menggunakan Randomized Control Trial, teknik pengambilan sampling total sampling, sample dalam penelitian berjumlah 20 bayi. Variabel penelitian adalah terapi sentuh ( variabel independent ) dan antropometri bayi (variabel dependent).
Dari hasil pengolahan data antropometri dengan menggunakan uji ANOVA dan uji t pada sampel dependent, didapatkan peningkatan yang signifikan pada tinggi badan bayi (kelompok perlakuan pada minggu ke 4, kelompok kontrol pada minggu ke 5) dan juga terjadi peningkatan yang signifikan pada berat badan (kelompok perlakuan pada minggu ke 5, kelompok kontrol pada minggu ke 6). Tidak terjadi peningkatan yang signifikan pada lingkar kepala bayi kelompok perlakuan dan kontrol.
Peningkatan tinggi badan yang signifikan disebabkan oleh adanya sekresi neurochemical beta-endorphine akibat dari dilakukannya terapi sentuh yang selanjutnya akan menyebabkan disekresikannya hormon pertumbuhan. Adanya peningkatan berat badan yang signifikan , disebabkan oleh adanya perangsangan nervus vagus yang kemudian meningkatkan kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin. Tidak terjadi peningkatan yang signifikan pada lingkar kepala bayi kelompok perlakuan dan kontrol disebabkan karena pertumbuhan sel otak yang lebih lambat.
Kata kunci : terapi sentuh, antropometri
ABSTRACT
Heny Kristanto, S540907126, The Effect of The Touché Therapy On The Anthropometry for Infants In Working Area Service of The Public Health Center Pesantren I Kediri. This Thesis is for The Magisteral Medical Study Program for Family, The Post – Graduate Program Universitas Sebelas Maret, Surakarta 2009
The hindrance of infant development is caused by unbearable environmental factor. From year to year, it has been recorded that the infant natal figure is still high, including the natal figure in Kediri – City. Since the high infant natal figure and the infant age as the potential period for development, therefore, it should be optimally cared the development for infant, one of them is done by touché therapy. The objective of the research is to prove that there is a difference between infant cared with anthropometry therapy using touché therapy in working area service of the Public Health Center Pesantren I Kediri.
The research plan uses the Randomized Control Trial, the collecting sampling technique uses Total Sampling, and the total sample is 20 infant. Variable research is touché therapy (independent variable) and infant anthropometry (variable dependent).
From the result of processing data of anthropometry by using ANOVA test and T test on dependent sample, it can be obtained the significant improvement on the height of the infant (for the treatment group on the 4th week observation, the control group on the 5th week observation and the control group on the 6th week observation). No significant improvement for the head circle of the infant for the treatment control group.
The significant improvement on the height is caused by the secretion of Neuro-chemical beta-endorphin the result of the touché therapy treatment, and later it can cause the discretion of hormonal development. The significant improvement on the weight is caused by the stimulus of the nervous vagus that can increase the level of gastric and insulin absorption enzyme. No significant improvement on the head circle of the infantfor the treatment and control groups is caused by the very slow development of the brain cell.
Key words: touché therapy, anthropometry
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN...................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ........................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN TESIS.......................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................................. vi
ABSTRAK ................................................................................................................... ix
ABSTRAC .................................................................................................................... x
DAFTAR ISI................................................................................................................ xi
DAFTAR SKEMA...................................................................................................... xv
DAFTAR TABEL...................................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................xvii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 5
C. Tujuan....................................................................................................... 5
1. Tujuan Umum.................................................................................... 5
2. Tujuan Khusus................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian.................................................................................... 6
2). Nyanyikan lagu atau putarkan musik lembut untuk membantu anda
dan bayi anda lebih rileks.
3). Mulailah dengan sentuhan ringan. Perlahan, tingkatkan tekanan
pijatan saat anda semakin yakin dan bayi anda terbiasa dipijat.
4). Perhatikan isyarat yg ditunjukkan bayi anda. Jika ia menangis keras,
segera hentikan pijatan. Bisa jadi, si kecil bosan atau ingin
digendong, ingin disusui, atau mengantuk.
5). Jika anda menggunakan baby oil, segera mandikan bayi dengan air
hangat setelah dipijat.
7. Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Terapi Sentuh
a. Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu”, dan ini terjadi
setelah .....
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni: indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar
pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (over behavior) karena perilaku baru
didasari oleh pengetahuan. Kesadaran dan sikap positif dan bersifat
langgeng (long lasting) dari perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan dan kesadaran (Notoatmodjo, 1997: 127). Pengetahuan
orang tua tentang pijat pada bayi, menetukan orang tua untuk dapat atau
tidaknya dalam mempraktekkan terapi sentuh atau pijat pada bayi.
b. Pendidikan
Pendidikan adalah upaya persuasi atau pembelajaran kepada
masyarakat agar masyarakat mau melakukan tindakan – tindakan (
praktik ) untuk memelihara ( mengatasi masalah – masalah ), dan
meningkatkan kesehatannya. Perubahan atau tindkan pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan yang dihasilkan oleh pendidikan kesehatan
didasarkan pada pengetahuan dan kesadaran melalui proses
pembelajaran, sehingga perilaku akan bertahan lama (long lasting) dan
menetap ( langgeng ), karena didasari oleh kesadaran.
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang
terhadap perkembangan orang lain menuju kearah suatu cita – cita
tertentu ......
tertentu. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi spesifik,
misalnya hal – hal yang menunjang upaya peningkatan status kesehatan,
sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Makin tinggi tingkat
pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga makin
banyak pula pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang
kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai –
nilai baru yang diperkenalkan. Tingkat pendidikan mempengaruhi
keberanian orang tua untuk memutuskan melaksanakan praktik terapi
sentuh atau pijat pada bayi
8. Teknik Terapi Sentuh
Teknik terapi sentuh (pijat) bayi adalah sebagai berikut :
a. Wajah
Pijatan yang dilakukan di wajah bayi, bertujun untuk melemaskan otot –
otot wajah bayi.
1). Tekan jari-jari anda pada kening, pelipis dan pipi bayi
2). Gunakan kedua ibu jari untuk memijat daerah di atas alis
3). Dengan tekanan lembut, tarik garis dengan ibu jari dari hidung bayi
ke arah pipinya
4). Gunakan kedua ibu jari untuk memijat sekitar mulut bayi, tarik
hingga ia tersenyum
5). Pijat lembut rahang bawah bayi anda dari tengah ke samping, seolah-
olah membuat bayi tersenyum
6). Pijat secara lembut daerah di belakang telinga ke arah dagu.
b. Dada
Pijatan yang dilakukan pada dada bayi, bertujun untuk memperkuat paru
– paru dan jantung.
1). Letakkan kedua tangan anda di tengah dada si kecil. Perlahan,
gerakkan ke atas, kemudian ke sisi luar tubuh dan kembali ke ulu
hati tanpa mengangkat tangan seperti membentuk gambar hati.
2). Dari tengah dada bayi, pijat menyilang dengan telapak tangan ke
arah bahu seperti membentuk kupu-kupu.
c. Perut
1). Tekhnik pemijatan biasa
Pijatan di perut membantu meningkatkan sistem pencernaan dan
mengurangi sembelit. Yang harus diperhatikan, jangan memijat di
atas tulang rusuk atau di atas ulu hati bayi.
a). Lakukan gerakan memijat di atas perut bayi seperti gerakan
mengayuh sepeda, dari atas ke arah bawah lewat perut.
b). Angkat kedua kaki bayi dan tekan lututnya perlahan-lahan ke
arah perut.
c). Buat gerakan melingkar dengan kedua tangan secara bergantian
searah jarum jam, dimulai dari sebelah kanan anda, seperti
membentuk bulan sabit dan matahari
d). Rasakan gelembungan angin dan dengan jemari anda dorong
searah jarum jam.
2). Tekhnik Pemijatan “I Love You”
a). Gerakan “I”: Pijatlah ke arah bawah perut dengan menggunakan
jari-jari tangan kanan anda di sebelah kiri perut bayi, membentuk
huruf “I”.
b). Gerakan “Love”: Membentuk huruf “L” terbalik. Pijatlah dari
sebelah kanan ke kiri perut bayi, kemudian dari atas ke bawah
perut.
c). Gerakan “You”: Membentuk huruf “U” terbalik.Pijat dari kanan
bawah ke atas, kemudian ke kiri, lalu ke bawah dan berakhir di
perut kiri bawah bayi.
d. Tangan dan Kaki
1). Pegang lengan bayi dengan kedua telapak tangan seperti memegang
pemukul softball, dengan gerakan seperti memeras, pijat tangan bayi
dari bahu ke pergelangan tangannya.
2). Lakukan gerakan kebalikan, memeras tangan dari arah pergelangan
tangan ke arah pangkal lengan.
3). Tarik lembut jari-jari bayi anda dengan gerakan memutar.
4). Dengan kedua ibu jari, secara bergantian, pijat seluruh permukaan
telapak tangan dan punggung tangan.
5). Gunakan kedua telapak tangan untuk membuat gerakan seperti
menggulung.
6). Untuk kaki, gunakan cara yg sama seperti memijat tangan.
e. Punggung
Pijatan yang dilakukan pada punggung bayi, bertujun untuk memperkuat
otot – otot yang menyangga tulang belakang bayi
1). Tengkurapkan bayi, dan pijat dengan gerakan maju mundur
menggunakan telapak tangan di sepanjang punggung bayi.
2). Luncurkan salah satu telapak tangan anda dari leher sampai ke pantat
bayi dengan sedikit tekanan.
3). Dengan jari-jari anda, buat gerakan-gerakan melingkar, terutama
pada otot di sebelah tulang punggung.
4). Buat pijatan memanjang dengan telapak tangan dari leher ke kakinya
untuk mengakhiri pijatan anda.
C. Air Susu Ibu ( ASI )
1. Proses Pembentukan ASI
ASI diproduksi oleh kelenjar susu/payudara (glandula mammae).
Kelenjar tersebut pada dasarnya terdapat pada laki-laki dan perempuan,
namun mengalami perbedaan perkembangan. Pada laki-laki cenderung
mengalami kemunduran (degenerasi) dan tidak berfungsi sebagai penghasil
air susu. Pada perempuan kelenjar susu berkembang makin nyata setelah
memasuki masa pubertas.
Pada seorang perempuan yang hamil kelenjar payudaranya akan
makin berkembang oleh pengaruh hormon estrogen, somatomamotropin, dan
prolaktin. Proses tersebut dimulai pada trimester pertama kehamilan. Hormon
estrogen berfungsi untuk membuat hipertrofi sistem duktus (saluran).
Sedangkan hormon progesteron berfungsi untuk menambahkan sel-sel asinus
pada payudara. Somatomamotropin berfungsi untuk pertumbuhan asinus dan
perubahan-perubahan dalam sel, pembentukan kasein, laktoalbumin, dan
laktoglobulin. Selama proses kehamilan, air susu tidak keluar karena hormon
prolaktin yang merangsang pengeluaran ASI dihambat oleh Prolactin
Inhibiting Hormone (PIH).
2. Kandungan ASI
Keunggulan ASI bila dibandingkan dengan susu hewan atau susu
sumber lain terletak pada kecukupan dan kelengkapan nutrisi untuk
memenuhi kebutuhan bayi, termasuk kandungan protein dan asam aminonya.
Kandungan fenilalanin dan tirosin di dalam ASI lebih sedikit karena jika
berlebihan
......
berlebihan dapat berbahaya bagi neonatus (bayi baru lahir). Sistin yang
penting untuk pertumbuhan lebih banyak terdapat pada ASI. Metionin lebih
banyak terkandung dalam susu sapi karena jika berlebihan di dalam ASI
maka neonatus tidak dapat mengubahnya menjadi sistin karena enzim belum
berfungsi sempurna. Dan taurin yang penting untuk perkembangan otak
terdapat 30-40 kali lebih banyak pada ASI.
Kandungan ASI lainnya secara biokimia yaitu:
a. Protein
Laktoalbumin dan laktoglobulin lebih banyak yang penting untuk
pertahanan tubuh dan antibodi.
Kasein lebih banyak, sehingga lebih mudah dicerna tubuh.
b. Karbohidrat
Laktosa lebih banyak, penting untuk pertumbuhan Lactobacillus bifidus,
menghilangkan infeksi saluran cerna, pertumbuhan sel otak, serta
menahan kalium, fosfor dan magnesium tetap di berada di dalam tubuh.
c. Lemak
Asam lemak tak jenuh lebih banyak dan mudah diserap
Kolesterol, asam lemak esensial, asam palmitat, serta garam empedu
yang membuat penyerapan lebih baik lebih banyak terkandung.
d. Laktoferin, lisozim, IgA,
Berfungsi melindungi bayi dari infeksi saluran pencernaan, radang
saluran pernafasan dan paru-paru, penyakit telinga, dan diare.
e. Mineral
Kadar Natrium lebih banyak sehingga melindungi neonatus dari
dehidrasi dan kelebihan natrium dalam darah. Sebanyak 50-70% besi
diserap dari ASI bila dibandingkan dari susu sapi yang hanya diserap 10-
30%. ASI juga mengandung molekul pengikat seng, asam pikolinat, yang
membuat penyerapan seng lebih efisien. Rasio kalsium dan fosfor ASI
sesuai untuk mineralisasi tulang bila dibandingkan dengan susu sapi.
Dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa ASI merupakan sumber
nutrisi yang meningkatkan perkembangan saraf dan otak.
3. Keuntungan Pemberian ASI Bagi Ibu
ASI tidak hanya penting bagi bayi saja tetapi penting pula bagi
ibunya. Hubungan batin antara ibu dan bayinya menjadi lebih terasa karena
dekatnya hubungan mereka melalui proses penyusuan. Secara klinis telah
pula diteliti bahwa penyusuan dapat mengurangi risiko kanker payudara.
Selain itu proses penyusuan berguna pula sebagai kontrasepsi alamiah untuk
enam bulan pertama pasca melahirkan. Rasa nyeri pada payudara yang
timbul akibat penumpukan ASI, tidak akan terjadi jika ibu dapat menyusui
secara teratur.
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihkannya adalah tiga puluh bulan, ………” (QS. Al Ahqaaf : 15)
4. Lama Pemberian ASI
WHO telah merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama 4 – 6
bulan. ASI juga dapat terus diberikan selama masih diinginkan bayi. Al
Quran menganjurkan pemberian ASI selama dua tahun (QS. Al Baqarah :
233). Hal ini secara ilmiah erat kaitannya dengan sistem kekebalan tubuh
bayi pada tahun-tahun pertama kehidupannya. Mengingat pada masa tersebut
bayi sangat rentan terhadap infeksi dan gangguan tubuh lainnya, maka ASI
dengan berbagai kandungannya yang sempurna sangat diperlukan untuk
membentuk kekebalan tubuh yang akan melindunginya dari beberapa
penyakit – penyakitinfeksi.
5. Frekuensi Penyusuan
Ibu dengan bayi cukup bulan melakukan penyusuan pada periode
awal setelah melahirkan dengan frekuensi 8 kali perhari. Frekuensi
penyusuan ini berkaitan dengan kemampuan stimulasi hormon dalam
kelenjar payudara.
6. Pemberian ASI Bagi Ibu Bekerja
Pekerjaan bukan menjadi halangan bagi seorang ibu untuk
memberikan ASI bagi bayinya. Berbagai cara telah dipercaya mampu
mencukupi kebutuhan ASI bagi bayi yang ibunya bekerja. Seorang ibu dapat
memompa atau mengeluarkan air susunya untuk ditampung dan disimpan di
dalam lemari es. Bila bayi membutuhkan susu maka ASI tersebut dapat
langsung diberikan dengan dihangatkan terlebih dahulu tanpa terjadi
kerusakan pada ASI tersebut.
D. Kerangka Teoritis
Terapi sentuh, terutama pijat menghasilkan perubahan fisiologis yang
menguntungkan dan dapat diukur secara ilmiah, antara lain melalui pengukuran
kadar kortisol ludah, kadar kortisol plasma, kadar hormon stres (catecholamine)
urine, dan pemeriksaan Electro encephalogram (EEG). Selain itu dengan
dilakukannya terapi sentuh pada bayi akan menyebabkan efek biokimia yang
positif pada tubuh bayi, yaitu menurunkan kadar serotonin.
Terapi sentuh yang dilakukan secara teratur dan benar, akan menyebabkan
terjadinya perangsangan pada nervus vagus yang akan menyebabkan peningkatan
kadar enzim penyerapan gastrin dan sekresi insulin. Selanjutnya dengan sekresi
enzim penyerapan gastrin akan menyebabkan penyerapan makanan menjadi lebih
baik dan menjadikan bayi lebih sering lapar. Dilain pihak, dengan
disekresikannya insulin, menyebabkan terjadinya penurunan kadar glukosa darah.
Sejalan dengan dua kondisi tersebut (bayi sering lapar dan penurunan kadar
glukosa darah), menyebabkan disekresikan hormon pertumbuhan. Sekresi
hormon pertumbuhan selain disebabkan karena kondisi di atas, disebabkan juga
secara langsung dari rangsangan taktil pada proses terapi sentuh.
Skema 1. Kerangka Teori Terapi Sentuh
E. Hipotesis Penelitian
Ada pengaruh penerapan terapi sentuh terhadap percepatan antropometri
pada usia bayi yang ditunjukkan dengan percepatan tinggi badan, berat badan dan
lingkar kepala .
Bayi
Terapi Sentuh
Efek Biokimia, Fisik dan Fisiologis
Percepatan Antropometri
Meningkatkan konsumsi ASI
1. Lingkar kepala2. Tinggi badan3. Berat badan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Rancangan Penelitian
1. Tempat Penelitian
Pemilihan lokasi atau site selection berkenaan dengan penentuan unit,
bagian, kelompok, dan tempat dimana orang – orang terlibat di dalam
kegiatan atau peristiwa yang ingin diteliti.
Penetapan lokasi penelitian pada penelitian kualitatif yang bersifat
penelitian lapangan dalam bentuk studi kasus, berkaitan dengan pembatasan
masalah dan luasnya daerah penelitian (Sutopo, H.B 2006). Selanjutnya
dalam penelitian ini, tempat dilaksanakannya penelitian adalah di wilayah
kerja Puskesmas Pesantren I Kota Kediri. Penelitian dilaksanakan mulai
tanggal 27 Nopember 2008 sampai dengan 5 Januari 2009.
2. Rancangan Penelitian
Rancangan dalam penelitian ini menggunakan Randomized Control
Trial, dimana responden dalam penelitian ini dibagi dalam dua kelompok
penelitian. Kelompok perlakuan dan kelompok kontrol secara bersamaan
diberikan penjelasan tentang penerapan ASI ekslusif yang meliputi peran ASI
pada kesehatan ibu dan anak, cara menyusui yang benar, manajemen laktasi
pada ibu yang bekerja. Selanjutnya pada kelompok perlakuan diberikan
pelatihan ......
pelatihan terapi sentuh. Untuk menghindari supaya ibu tidak lupa teknik
pelaksanaan terapi sentuh, peneliti membagikan buku panduan terapi sentuh
pada 10 ibu kelompok perlakuan. Responden pada dua kelompok, sebelum
dan sesudah perlakuan dilakukan pengukuran antropometri, yang meliputi
berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala pada bayi.
Skema 2. Strategi Penelitian
SAMPEL
POPULASI
KELOMPOK KONTROL
RANDOM
KELOMPOK EKSPERIMEN
PENGUKURAN ANTROPOMETRI
PRETEST
PELATIHAN TERAPI SENTUH
TIDAK DILAKUKAN TERAPI SENTUH
ANALISIS DATA
PENGUKURAN ANTROPOMETRI
DILAKUKAN TERAPI SENTUH
POSTEST
B. Data dan Sumber Data
Pemahaman mengenai sumber data penelitian sangat penting. Kesesuaian
dan ketepatan dalam menentukan sumber data, akan berpengaruh pada
kedalaman informasi yang diperoleh.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi data panjang badan,
berat badan, lingkar lengan, lingkar kepala, kesesuaian pelaksanaan terapi sentuh
pada kelompok perlakuan.
Sumber data dalam penelitian ini adalah bayi dan ibu pada kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek / subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. ( Sugiyono, 2007 : 61
). Selanjutnya yang dimaksud populasi dalam penelitian ini adalah semua
bayi yang berada di wilayah kerja Puskesmas Pesantren I Kota Kediri yang
berjumlah 20 bayi
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. ( Sugiyono, 2007 : 62 ). Selanjutnya sampel dalam penelitian ini
ditentukan dengan kriteria tertentu :
a. Kriteria inklusi :
1). Umur bayi, minimal 1 bulan
2). Bayi mendapatkan ASI.
3). Berat badan lahir 3 – 3,5 Kg
4). Bayi dirawat oleh orang tua kandung ( Ibu )
b. Kriteria ekslusi :
1). Riwayat kelahiran prematur atau berat badan lahir rendah.
2). Bayi dalam kondisi sakit atau cacat.
3). Bayi diberikan makanan tambahan.
3. Besar Sampel
Karena jumlah populasi bayi usia antara 1 bulan sampai dengan 4 bulan di
wilayah kerja Puskesmas Pesantren I berjumlah 20 bayi, maka dengan tujuan
untuk menjaga kredibilitas dan validitas hasil penelitian, besar sampel
penelitian adalah semua bayi yang dilahirkan pada bulan Oktober 2008 di
wilayah kerja Puskesmas Pesantren I Kota Kediri .
4. Teknik Sampling
Teknik sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi dari populasi
untuk dapat mewakili populasi (Alimul, AA. 2003. 37). Karena jumlah
populasi yang terbatas dan dianggap homogen, maka dalam pengambilan
sampel penelitian dilakukan dengan sampling jenuh.
D. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Identifikasi Variabel Penelitian
a. Variabel bebas
Variabel bebas atau variabel independent adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependent. Variabel independent dalam penelitian ini adalah
terapi sentuh pada bayi usia 1 bulan sampai 4 bulan.
b. Variabel tergantung
Variabel tergantung/dependent adalah variabel yang nilainya ditentukan
oleh variabel lain. Selanjutnya dalam penelitian ini, yang dimaksud
sebagai variabel tergantung adalah antropometri pada bayi yang
dilakukan dan tidak dilakukan terapi sentuh.
2. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel adalah karakteristik subjek penelitian yang berubah dari satu
subjek ke subjek lainnya.
Dalam penelitian ini, yang dimaksud sebagai terapi sentuh adalah
suatu tindakan atau aktivitas sentuhan, pemijatan yang dilakukan oleh orang
tua kepada bayinya dan tidak hanya semata – mata melibatkan kondisi fisik
tetapi juga psikologis. Tujuan dilakukannya terapi sentuh pada bayi, salah
satunya adalah terjadinya peningkatan antropometri bayi, yang meliputi
panjang badan, berat badan, lingkar lengan dan lingkar kepala yang diukur
dengan satuan sentimeter.
E. Teknik Pengumpulan Data
Setelah dilakukan inform consent maka pengambilan data dilakukan dalam
beberapa tahap. Tahap pertama, mendapatkan data tentang pengetahuan ibu bayi
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol terhadap terapi sentuh. Tahap kedua,
mendapatkan data kemampuan ibu tentang pelaksanaan terapi sentuh pada
kelompok perlakuan dengan cara observasi. Tahap ketiga, mendapatkan data
berat badan, tinggi badan, tebal kulit trisep dan lingkar lengan pada kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol.
F. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, teknik pengolahan data dilakukan dengan cara
analisis deskriptif dari pengukuran antropometri bayi, baik pada kelompok
perlakuan maupun pada kelompok kontrol. Dari hasil analisa deskriptif terhadap
pengukuran antropometri tersebut, akan dibandingkan hasilnya untuk mengetahui
adanya perbedaan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Selanjutnya
untuk mengetahui signifikansi perbedaan dari pengukuran antropometri,
dilakukan analisis inferensial dengan menggunakan rumusan uji ANOVA untuk
membandingkan adanya kenaikan tinggi badan, berat badan dan lingkar kepala
bayi. Selanjutnya tabulasi data juga akan dilakukan uji T pada sampel dependen,
untuk membandingkan tinggi badan, berat badan dan lingkar kepala bayi setiap
minggu antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
F. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Penelitian
Pelaksanaan penelitian pengaruh terapi sentuh terhadap peningkatan
antropometri (berat badan, tinggi badan, lingkar kepala) bayi di wilayah kerja
Puskesmas Pesantren I Kota Kediri diawali dengan pengambilan data bayi
yang dilahirkan pada bulan Oktober 2008. Selanjutnya melalui bidan desa,
peneliti mendapatkan data alamat masing – masing bayi tersebut dan
dilanjutkan dengan kunjungan rumah pada masing – masing calon responden.
Pada tanggal 27 Nopember 2008, 20 ibu bayi bayi dihadirkan untuk
mendapatkan penyuluhan tentang ASI eksklusif, dilanjutkan dengan
pengisian lembar isian oleh ibu bayi dan pengukuran antropometri bayi. Pada
saat yang bersamaan, peneliti menentukan kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol dengan menggunakan tabel acak. Setelah ditetapkan
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, maka peneliti mempersilahkan
ibu bayi beserta bayi pada kelompok kontrol untuk pulang. Pada kelompok
perlakuan dilanjutkan dengan pelatihan terapi sentuh. Pelatihan terapi
sentuh ......
sentuh diawali dengan peragaan pelaksanaan terapi sentuh, dilanjutkan
dengan memandu ibu bayi – ibu bayi kelompok kontrol dalam pelaksanaan
terapi sentuh sesuai dengan tahapan. Pada saat ibu bayi – ibu bayi kelompok
kontrol mempraktekkan terapi sentuh kepada bayinya, peneliti melakukan
evaluasi kemampuan ibu bayi dalam pelaksanaan terapi sentuh. Setelah
pelaksanaan praktik terapi sentuh yang dilakukan oleh ibu bayi – ibu bayi
kelompok perlakuan, peneliti membagikan buku panduan pelaksanaan terapi
sentuh.
Selanjutnya setiap satu minggu sekali, peneliti melakukan kunjungan
rumah, baik pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol untuk
melakukan pengukuran antropometri bayi, yang hasilnya akan ditampilkan
pada hasil penelitian.
2. Penyajian Data
Penilaian pertumbuhan merupakan komponen esensial dalam surveilan
kesehatan anak, karena hampir setiap masalah yang berkaitan dengan
fisiologis, interpersonal, dan domain sosial dapat memberikan efek yang
buruk pada pertumbuhan anak. Telah dilakukan penelitian selama 6 minggu
terhadap 20 bayi yang berusia 1 bulan lebih 4 hari sampai dengan usia 1
bulan lebih 21 hari, untuk mengetahui perbedaan antropometri pada bayi
yang ......
yang dilakukan dan tidak dilakukan terapi sentuh di wilayah kerja Puskesmas
Pesantren I Kota Kediri. Penyajian data hasil penelitian, terbagi atas data
umum yang menampilkan data karakteristik responden dan data khusus yang
menampilkan data antropometri bayi yang mendapat perlakuan terapi sentuh
dengan bayi yang tidak mendapat perlakuan terapi sentuh.
a. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data
yang muncul dari catatan – catatan lapangan. Reduksi data merupakan
bagian dari analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,
membuang data yang tidak perlu dan mengorganisasikan data hingga
kesimpulan / verifikasi.
Jumlah partisipan dalam penelitian ini sebanyak 20 responden (10
bayi perlakuan dan 10 bayi kontrol), yang ditentukan sesuai klasifikasi
seperti yang telah diuraikan pada BAB III. bagian pengambilan sampel
dari 20 total jumlah cakupan bayi pada bulan Oktober 2008.
b. Sajian data
Sajian data hasil penelitian ini dikategorikan berdasarkan
pengelompokkan data umum (merupakan data demografi yang meliputi
tingkat ......
tingkat pendidikan ibu bayi bayi, status pernikahan, jumlah anak,
pekerjaan dan antropometri bayi ) dan data khusus (data antropometri
bayi). Berikut ini sajian data tersebut :
1) Data Umum
a). Data Umur Ibu bayi
Sumber : Hasil Tabulasi Pengisian Kuesioner
Gambar 4. Data Umur Ibu bayi
Umur ibu bayi berada pada rentang 23 tahun sampai 32 tahun,
dengan sebaran umur 23 tahun 1 ibu bayi, umur 24 tahun 5 ibu bayi,
umur 25 tahun 2 ibu bayi, umur 26 tahun 2 ibu bayi, umur 27 tahun 2
ibu bayi, umur 28 tahun 2 ibu bayi, umur 29 tahun 2 ibu bayi, umur
30 tahun 3 ibu bayi dan umur 32 tahun 1 ibu bayi.
kodeKontrolPerlakuan
um
ur
32
30
28
26
24
22
Jumlah responden 20 bayi didapatkan dari Dinas Kesehatan
Kota Kediri, dan selanjutnya oleh peneliti ditindak lanjuti ke Bidan
Praktik Swasta di wilayah kerja puskesmas Pesantren I untuk
mendapatkan alamat responden.
b). Pekerjaan Ibu bayi
.
Sumber : Hasil Tabulasi Pengisian Kuesioner Gambar 5. Data Pekerjaan Ibu bayi
Dari hasil tabulasi pengisian kuesioner tentang pekerjaan ibu
bayi, didapatkan data 10 ibu bayi (3 ibu bayi kelompok perlakuan
dan 7 ibu bayi kelompok kontrol) sebagai ibu bayi rumah tangga, 6
responden ......
Perlakuan
Kontrol
Perlakuan
Kontrol
Perlakuan
Kontrol
Perlakuan
Kontrol
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
IRT PekerjaPabrik
Swasta PNS
Pekerjaan Ibu
responden (2 ibu bayi kelompok perlakuan dan 4 ibu bayi kelompok
kontrol) sebagai pekerja pabrik, 3 ibu bayi (2 ibu bayi kelompok
perlakuan dan 1 ibu bayi kelompok kontrol) sebagai pegawai negeri,
1 ibu bayi (kelompok perlakuan ) pekerja swasta.
c). Pendidikan Ibu bayi
Sumber : Hasil Tabulasi Pengisian Kuesioner
Gambar 6. Data Pendidikan Ibu bayi
Tingkat pendidikan terakhir responden terdiri beberapa
kategori / tingkatan, berikut akan diuraikan berdasarkan lulusan yang
terendah, dimulai dari responden dengan lulus, Sekolah Menengah
Pertama ( SMP ), Sekolah Menengah Atas ( SMA ), Akademi (
Diploma ), serta Sarjana. Responden dengan lulusan SMP berjumlah
5 (lima) ......
Perlakuan
Kontrol
Perlakuan
Kontrol
Perlakuan
Kontrol
0%
20%
40%
60%
80%
100%
SMP SMU PT
Pendidikan Ibu
5 (lima) responden, sedangkan responden lulusan SMU berjumlah 10
(sepuluh) responden. Responden dengan lulusan Diploma terdapat 2
orang, sedangkan responden dengan lulusan sarjana terdapat 2 (dua)
responden.
d). Pola Pengasuhan Anak
Perlakuan
Kontrol
Perlakuan
Kontrol
Perlakuan
Kontrol
Perlakuan
Kontrol
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
Sendiri Orang Tua Saudara Pengasuh
Pola Pengasuhan Anak
Sumber : Hasil Tabulasi Pengisian Kuesioner
Gambar 6. Data Pola Pengasuhan Anak
Sesuai hasi pengisian lembar kuesioner, didapatkan hasil pola
pengasuhan anak yang dilakukan sendiri sejumlah 15 responden (7
responden kelompok perlakuan, 8 responden kelompok kontrol),
dibantu oleh pembantu rumah tangga 1 responden (1 responden
kelompok ......
kelompok perlakuan), dibantu oleh orang tua 3 responden (1
responden kelompok perlakuan, 2 responden kelompok kontrol),
dibantu oleh saudara 1 responden (1responden kelompok perlakuan).
e). Jumlah Anak
Perlakuan
Kontrol
Perlakuan
Kontrol
Perlakuan
Kontrol
0%
20%
40%
60%
80%
100%
1 2 3
Jumlah Anak
Sumber : Hasil Tabulasi Pengisian Kuesioner
Gambar 7. Data Jumlah Anak
Sesuai hasi pengisian lembar kuesioner, didapatkan responden
yang memiliki 1 orang anak berjumlah 7 ibu bayi (4 ibu bayi
kelompok perlakuan, 3 ibu bayi kelompok kontrol), ibu bayi yang
memiliki 2 orang anak berjumlah 8 ibu bayi (4 ibu bayi kelompok
perlakuan, 4 ibu bayi kelompok kontrol), ibu bayi yang memiliki
3 orang ......
3 orang anak berjumlah 5 ibu bayi (2 ibu bayi kelompok perlakuan, 3
ibu bayi kelompok kontrol).
2) Data Khusus
a). Tinggi badan pada bayi yang dilakukan dan tidak dilakukan terapi
sentuh.
Dilakukan uji ANALISIS OF VARIANS (ANOVA) untuk
membandingkan adanya kenaikan tinggi badan yang signifikan pada
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
Tabel 2. Perbandingan Tinggi Badan Bayi Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol
Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
Tinggi Badan Kelompok Perlakuan
Pengukuran Minggu 61,723 5 12,345 10,723 ,000
Galat 62,167 54 1,151
Total 123,890 59
Tinggi Badan Kelompok Kontrol
Pengukuran Minggu 23,607 5 4,721 4,596 ,001
Galat 55,480 54 1,027
Total 79,087 59 Sumber : Tabulasi Lembar Observasi
Berdasarkan hasil uji ANOVA pada data tinggi badan bayi
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, maka dapat dijelaskan
bahwa kelompok perlakuan ada pertambahan tinggi badan yang
signifikan ......
signifikan selama 6 minggu (sig = 0,000), dan pada kelompok
kontrol ada pertambahan tinggi badan yang signifikan selama 6
minggu (sig = 0,001).
Setelah dilakukan uji ANOVA pada hasil pengukuran tinggi
badan bayi kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, maka data
tinggi badan tersebut dilanjutkan dengan uji Benferroni. Uji ini
dimaksudkan untuk melihat pertambahan tinggi badan setiap minggu
pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
Tabel 3. Uji Benferoni Pada Pertambahan Tingg Badan Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol
Dependent Variable Minggu MingguMean
Difference (I-J)Sig.
Tinggi Badan Perlakuan 1 2 -,5400 1,000
Tinggi Badan Kontrol 1 2 -,24000 1,000
Sumber : Tabulasi Lembar Observasi
Pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol setiap
minggu terdapat pertambahan tinggi badan, walaupun pertambahan
tinggi badan tidak secara signifikan. Pada kelompok perlakuan
didapatkan pertambahan tinggi badan secara signifikan pada minggu
ke 4 sedangkan pada kelompok kontrol didapatkan pertambahan
tinggi badan signifikan pada minggu ke 5.
Selanjutnya untuk membandingkan tinggi badan setiap
minggu antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol
dilakukan Uji t untuk sampel dependent.
Tabel 4. Uji t Perbedaan Tinggi Badan Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol
Levene's Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t dfSig. (2-tailed)
Mean Differen
ce
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
TB_1 Equal variances assumed
,019 ,891 ,753 18 ,461 ,3100 ,4118 -,5552 1,1752
TB_2 Equal variances assumed
,038 ,848 1,428 18 ,170 ,6100 ,4273 -,2876 1,5076
TB_3 Equal variances assumed
,115 ,738 1,873 18 ,077 ,8800 ,4698 -,1069 1,8669
TB_4 Equal variances assumed
,175 ,680 1,902 18 ,073 ,9000 ,4733 -,0943 1,8943
TB_5 Equal variances assumed
,180 ,676 2,303 18 ,033 1,1600 ,5037 ,1019 2,2181
TB_6 Equal variances assumed
,210 ,653 3,099 18 ,006 1,5700 ,5067 ,5055 2,6345
Sumber : Tabulasi Lembar Observasi
Berdasarkan hasil uji t, didapatkan penjelasan sebagai berikut :
Pada minggu ke 1 : kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan tidak
ada perbedaan yang signifikan (sig = 0,461)
Pada minggu ke 2 : kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan tidak
ada perbedaan yang signifikan (sig = 0,170)
Pada minggu ke 3 : kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan tidak
ada perbedaan yang signifikan (sig = 0,077)
Pada minggu ke 4 : kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan tidak
ada perbedaan yang signifikan(sig = 0,073)
Pada minggu ke 5 : kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan ada
perbedaan yang signifikan ( sig = 0,033)
Pada minggu ke 6 : kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan ada
perbedaan yang signifikan ( sig = 0,006)
Selanjutnya juga dilakukan uji t untuk sampel berpasangan yang
bertujuan untuk membandingkan kelompok perlakuan saja : sebelum
terapi dengan sesudah terapi.
Tabel 5. Perbandingan Tinggi Badan Pretest dan Berat Badan Perlakuan Pada Kelompok Perlakuan