i KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH TERAPI AKUPUNKTUR PADA TITIK CV 12, CV 6, ST 25, ST 36, GB 26 DAN SP 6 TERHADAP PERUBAHAN INDEKS MASSA TUBUH PASIEN OBESITAS DI POLI AKUPUNKTUR PUSKESMAS KEPANJEN OLEH : RISNA WIDOWATI NIM 05096040 PROGRAM STUDI AKUPUNKTUR POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN MALANG 2009
63
Embed
PENGARUH TERAPI AKUPUNKTUR PADA TITIK CV 12, CV 6, ST 25, ST 36, GB 26DAN SP 6 TERHADAP PERUBAHAN INDEKS MASSATUBUH PASIEN OBESITASDI POLI AKUPUNKTUR PUSKESMAS KEPANJEN
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
KARYA TULIS ILMIAH
PENGARUH TERAPI AKUPUNKTUR PADA TITIK CV 12, CV 6, ST 25, ST
36, GB 26 DAN SP 6 TERHADAP PERUBAHAN INDEKS MASSA TUBUH
PASIEN OBESITAS DI POLI AKUPUNKTUR
PUSKESMAS KEPANJEN
OLEH :
RISNA WIDOWATI
NIM 05096040
PROGRAM STUDI AKUPUNKTUR
POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN
MALANG
2009
ii
KARYA TULIS ILMIAH
PENGARUH TERAPI AKUPUNKTUR PADA TITIK CV 12, CV 6, ST 25, ST
36, GB 26 DAN SP 6 TERHADAP PERUBAHAN INDEKS MASSA TUBUH
TUBUH PASIEN OBESITAS DI POLI AKUPUNKTUR
PUSKESMAS KEPANJEN
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Menyatakan dan bersumpah bahwa Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya sendiri
dan belum pernah dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari
berbagai jenjang pendidikan di perguruan tinggi manapun.
Jika dikemudian hari ternyata saya terbukti melakukan pelanggaran atas pernyataan
dan sumpah tersebut diatas, maka saya bersedia menerima sanksi akademik dari
almamater.
Malang, 20 Oktober 2009
Yang Menyatakan
Risna Widowati
05096040
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, taufik
dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang
berjudul “ Pengaruh Terapi Akupunktur pada Titik CV 12, CV 6, ST 25, ST 36, GB
26 dan SP 6 terhadap Perubahan Indeks Massa Tubuh Pasien Obesitas di Poli
Akupunktur Puskesmas Kepanjen” sesuai waktu yang ditentukan.
Karya Tulis Ilmiah ini penulis susun sebagai salah satu persyaratan untuk
memperoleh gelar Ahli Madya Akupunktur di Program Studi Akupunktur Poltekkes
Rumkit Tk. II dr. Soepraoen Malang.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan banyak
pengarahan, bimbingan, dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam
kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kolonel Ckm. drg. Pangestu selaku Kakesdam V/Brawijaya
2. Kolonel Ckm. dr. Bambang Budi W, Sp. THT, selaku Ka Rumkit Tk II dr.
Soepraoen Malang.
3. Kolonel (Purn) dr. Chaidir Karnanda, Sp. PD, selaku Direktur Poltekkes RS.
dr. Soepraoen Malang.
4. dr. Oentoeng Agustijaya, selaku Ka Prodi Akupunktur.
5. Ibu Aris Widayatiningsih, AMK, S.Pd, selaku pembimbing I dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yang telah banyak memberikan
bimbingan, pengarahan dan saran.
6. dr. Mayang Wulandari selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan dukungan kepada penulis.
7. Pak Amal Prihatono, S.Ked dan mas Ikhwan Abdullah, Amd. Akp yang telah
banyak meluangkan waktu untuk membantu penulis dalam menyusun Karya
Tulis Ilmiah ini.
8. dr. Hadi Puspita selaku Kepala Puskesmas Kepanjen yang telah memberikan
ijin dalam melakukan penelitian.
vii
9. Ayah dan ibu tercinta, terima kasih yang tulus dan tak terhingga ananda
haturkan atas segala motivasi dan do’a tulus yang tiada henti.
10. Kakakku tersayang yang selalu memberikanku dorongan, do’a dan semangat
yang tiada hentinya.
11. Sayangkoe yang jauh disana atas cinta dan kasih sayang yang selama ini
menjadi semangat dalam hidupku. Motivasi, dorongan, semangat, nasehat,
dan do’a yang selalu kamu berikan membuat aku bangun dan bangkit
walaupun sekarang kita sudah tidak lagi bersama.
12. My Blue Smash N 3470 EE yang tak pernah mengeluh dan selalu siap
mengantarku kemanapun aku pergi.
13. Sahabatku Ayuk dan Rizqa yang selalu membantuku, dan yang mampu
menghiburku saat aku sedang sedih.
14. Pak Tholib dan Pak Yakin yang telah banyak membantu saat penelitian di
Puskesmas Kepanjen.
15. Semua responden penelitian yang sudah kooperatif dalam penelitian.
16. Sahabatku Arif Afrianto yang telah banyak membantu dan memotivasiku
dalam pengerjaan Karya Tulis Ilmiah ini.
17. Rekan-rekan mahasiswa Prodi Akupunktur angkatan 2005 senasib dan
seperjuangan yang telah memberi semangat dan dukungan dalam penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis berusaha untuk dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan
sebaik-baiknya. Namun demikian penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu demi kesempurnaan, penulis mengharapkan adanya
kritik dan saran dari semua pihak untuk menyempurnakannya.
Malang, 14 Oktober 2009
Penulis
viii
ABSTRAK
Widowati, Risna. 2009. Pengaruh Terapi Akupunktur pada Titik CV 12, CV 6, ST 25, ST 36, GB 26 dan SP 6 Terhadap Perubahan Indeks Massa Tubuh Pasien Obesitas di Poli Akupunktur Puskesmas Kepanjen. Karya Tulis Ilmiah. Program Studi Akupunktur Poltekkes RS dr. Soepraoen Malang. Pembimbing I Aris Widayatiningsih, AMK, S.Pd, Pembimbing II dr. Mayang Wulandari
Obesitas merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian dan harus segera diatasi karena dapat menyebabkan timbulnya penyakit. Penggunaan terapi akupunktur dalam menangani obesitas telah banyak dilakukan di berbagai negara termasuk Indonesia. Di poli akupunktur puskesmas Kepanjen, formulasi titik yang digunakan dalam terapi obesitas adalah titik CV 12, CV 6, ST 25, ST 36, GB 26 dan SP 6. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh titik-titik tersebut terhadap perubahan IMT pasien obesitas di poli akupunktur puskesmas Kepanjen.
Desain penelitian ini menggunakan penelitian pre-experimental dengan pretest dan posttest design. Populasinya adalah semua pasien obesitas yang melakukan terapi akupunktur di poli akupunktur puskesmas Kepanjen selama kurun waktu 1 bulan. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling dengan jumlah sampel 10 orang. Variabel penelitiannya adalah terapi akupunktur pada titik CV 12, CV 6, ST 25, ST 36, GB 26 dan SP 6 dan IMT. Data penelitian ini diambil dengan menggunakan lembar observasi yang terdiri dari data umum pasien dan lembar IMT pretest dan posttest. Setelah data dikumpulkan, data di tabulasi dan dianalisis dengan menggunakan paired t test dengan tingkat kemaknaan 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 9 responden (90%) mengalami penurunan nilai IMT setelah diterapi akupunktur dan hanya 1 orang responden (10%) yang tidak mengalami penurunan pada nilai IMTnya. Hasil uji analisis menunjukkan bahwa t hitung (8,22) lebih besar dari pada t tabel (2,26) sehingga Ho ditolak yang berarti ada pengaruh terapi akupunktur terhadap IMT pasien obesitas.
Melihat hasil penelitian ini maka terapi akupunktur dapat dijadikan sebagai alternatif pengobatan dalam menangani obesitas yang tentu saja harusdiimbangi dengan pola hidup yang sehat.
Kata kunci : terapi akupunktur pada titik CV 12, CV 6, ST 25, ST 36, GB 26 dan SP 6, nilai IMT
ix
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul .................................................................................................... i
Halaman Persembahan....................................................................................... ii
Halaman Pernyataan .......................................................................................... iii
Halaman Persetujuan ......................................................................................... iv
Lembar Pengesahan............................................................................................ v
Kata Pengantar ................................................................................................... vi
Abstrak................................................................................................................. viii
Daftar Isi .............................................................................................................. ix
Daftar Gambar .................................................................................................... xii
Daftar Tabel......................................................................................................... xiii
Daftar Lampiran ................................................................................................. xiv
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................... 4
2. Titik CV 6 Titik akupunktur yang terletak 1,5 cun dibawah umbilicus
- - nominal -
3. Titik ST 25 Titik akupunktur yang terletak 2 cun lateral umbilicus
- - nominal -
4. Titik ST 36 Titik akupunktur yang terletak 3 cun dibawah os. Patella dan satu jari anterolateral os. tibia
- - nominal -
5. Titik GB 26 Titik akupunktur yang terletak intersection secara vertical dibawah rusuk ke-11 dan secara horisontal melalui umbilicus, 1,8 cun ventro caudal LR 13 ( di batas inferior rusuk ke -11)
- - nominal -
6. Titik SP 6 Titik akupunktur yang terletak 3 cun dibawah malleolus internus
- - nominal -
33
3.6 Pengumpulan Data dan Analisis Data
3.6.1 Pengumpulan Data
1. Proses Pengumpulan Data
a) Pasien pertama kali datang untuk melakukan terapi pelangsingan dengan akupunktur.
b) Pasien yang bersedia menjadi responden, diminta untuk menandatangani informed consent
terlebih dahulu.
c) Sebelum pasien diterapi, pasien diukur terlebih dahulu berat badannya dengan menggunakan
alat timbangan badan dan tinggi badannya menggunakan meteran, kemudian dihitung Indeks
Massa Tubuhnya .
d) Setelah pasien melakukan terapi akupunktur selama 6 kali, berat badan pasien diukur
kembali dan dihitung IMTnya.
2. Instrumen Pengumpulan Data
a) Standar Operasional Pelaksanaan Terapi Akupunktur
Pasien berbaring dengan santai tanpa rasa tegang, tidak terlalu lelah, tidak terlalu kenyang
dan tidak terlalu lapar.
Terapis akupunktur melakukan disinfeksi pada tangannya dengan bola kapas steril yang
sudah dibasahi alkohol 70%.
Sebelum dilakukan penusukan, area titik yang akan ditusuk dilakukan disinfeksi terlebih
dahulu dengan bola kapas steril yang sudah dibasahi alkohol 70%.
Setelah itu dilakukan penusukan secara berturut-turut pada titik CV 12, ST 25, GB 26, CV 6,
ST 36, dan SP 6 menggunakan jarum filiform steril.
34
Kemudian jarum yang sudah tertancap dialiri listrik dengan metode pelemahan (frekuensi 80
Hz) menggunakan elektrostimulator akupunktur KWD–808-I Multi Purpose Health Device
dengan gelombang kontinyu selama 30 menit.
Pemasangan anoda dan katoda sesuai dengan kaidah kanan kiri, urutan meridian dan nomer
titik akupunktur.
Setelah jarum dirangsang selama 30 menit, jarum dicabut. Setiap pencabutan jarum, bekas
tusukan dilakukan disinfeksi kembali menggunakan bola kapas steril yang telah dibasahi
alkohol 70%.
b) Lembar Observasi yang terdiri dari :
Data umum pasien
IMT pretest dan posttest
3. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian : Minggu ke-3 Bulan Juni 2009 sampai Minggu ke-2 Bulan Juli 2009
Tempat penelitian : Poli akupunktur Puskesmas Kepanjen
3.6.2 Analisis data
Analisis data pada penelitian ini menggunakan paired t test untuk mengetahui perbedaan
hasil pengukuran indeks massa tubuh pasien obesitas sebelum dan sesudah diterapi akupunktur
pada titik CV 12, CV 6, ST 25, ST 36, GB 26 dan SP 6. Rumus yang digunakan adalah :
1
2
2
nnn
dd
Md
SEd
Mdt
Keterangan :
Md = rata-rata dari selisih IMT posttest dan IMT pretest
d = selisih IMT posttest terhadap IMT pretest
n = jumlah sampel penelitian
35
3.7 Keterbatasan
1. Dalam waktu 6 kali terapi atau setengah seri terapi, kedatangan pasien ada yang 2 kali per
minggu atau 3 kali per minggu sehingga dapat mempengaruhi hasil penghitungan IMT.
2. Dalam penelitian tidak dilakukan pengkajian apakah pasien menjalani diet ketat,
mengkonsumsi obat/jamu pelangsing ataupun olahraga khusus yang dapat mempengaruhi
hasil penghitungan IMT.
36
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Pada bab ini menyajikan hasil dari penelitian mengenai pengaruh terapi
akupunktur pada titik CV 12, CV 6, ST 25, ST 36, GB 26 dan SP 6 terhadap
perubahan IMT pasien obesitas di poli akupunktur Puskesmas Kepanjen yang
dilakukan pada bulan Juni minggu ke-3 sampai bulan Juli minggu ke-2 tahun 2009.
Hasil penelitian ini akan disajikan dalam bentuk data umum dan data khusus.
Data umum akan menyajikan karakteristik responden yang meliputi karakteristik
responden berdasarkan usia, pekerjaan, pendidikan, aktivitas, status perkawinan,
kunjungan terapi per minggu, dan anamnesis khusus setelah 6 kali terapi. Data khusus
akan menyajikan hasil pengukuran berat badan dan penghitungan IMT responden
sebelum dan sesudah terapi akupunktur.
4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian
Puskesmas Kepanjen terletak di Jalan Raya Jatirejoyoso no. 4 Kepanjen,
Kabupaten Malang. Puskesmas Kepanjen memiliki beberapa ruangan pelayanan,
diantaranya yaitu : Balai Pengobatan (BP), ruang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA),
Pojok Gizi, apotek, UGD dan sebuah poli akupunktur. Poli akupunktur Kepanjen
berukuran 4 x 6 meter, terdiri dari dua buah tempat tidur. Di ruangan ini terdapat
sebuah almari, satu buah timbangan badan, sebuah alat pengukur tinggi badan, dua
buah kursi panjang tempat tunggu pasien, dan dua buah elektro stimulator.
37
Rata-rata pasien yang datang ke poli akupunktur Puskesmas Kepanjen adalah 3
pasien tiap harinya. Rata-rata keluhan utama pasien adalah kelebihan berat badan dan
nyeri pada persendian.
4.1.2 Data Umum
1. Karakteristik responden berdasarkan usia
Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan usia di poli akupunktur Puskesmas Kepanjen
No Usia Jumlah Prosentase (%)1. 20 - 40 tahun 8 802. 41 - 65 tahun 2 20
Total 10 100Sumber : Data Umum Pasien Tahun 2009
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar (80%) responden
berusia 20 – 40 tahun dan yang paling sedikit yaitu (20%) responden berusia 41 – 65
tahun.
2. Karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan
Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan di poli Akupunktur Puskesmas Kepanjen
No Jenis Pekerjaan Jumlah Prosentase (%)
1. PNS 2 20
2. Ibu Rumah Tangga 4 40
3. Swasta 3 30
4. Mahasiswa 1 10
Total 10 100Sumber : Data Umum Pasien Tahun 2009
Berdasarkan jenis pekerjaan responden, didapatkan data yang menunjukkan
bahwa sebagian besar (40%) responden adalah sebagai Ibu Rumah Tangga dan
sebagian kecil (10%) responden adalah mahasiswa.
38
3. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan
Tabel 4.3 Karakteristik Responden berdasarkan tingkat pendidikan di Poli Akupunktur Puskesmas Kepanjen
No Pendidikan Jumlah Prosentase (%)1. Lulusan PT 5 502. Lulusan SMU 4 403. Lulusan SMP 1 104. Lulusan SD - -
Total 10 100Sumber : Data Umum Pasien Tahun 2009
Berdasarkan tingkat pendidikan responden, dapat diketahui bahwa sebagian besar
(50%) responden berpendidikan lulusan Perguruan Tinggi, dan seorang responden
(10%) berpendidikan lulusan SMP
4. Karakteristik responden berdasarkan pada aktivitas
Tabel 4.4 Karakteristik responden berdasarkan pada aktivitas di Poli Akupunktur puskesmas Kepanjen
No Aktivitas Jumlah Prosentase (%)
1. Banyak aktivitas 2 20
2. Kurang aktivitas 8 80
Total 10 100Sumber : Data Umum Pasien Tahun 2009
Berdasarkan data tabel diatas, sebagian besar (70%) hobi/aktivitas responden
adalah di rumah saja / mengurus anak dan hanya seorang responden (10%) yang
kuliah.
39
5. Karakteristik responden berdasarkan pada status perkawinan
Tabel 4.5 Karakteristik Responden berdasarkan pada status perkawinan di Poli Akupunktur Puskesmas Kepanjen
No Status Perkawinan Jumlah Prosentase (%)1. Menikah 8 802. Belum menikah 2 20
Total 10 100Sumber : Data Umum Pasien Tahun 2009
Berdasarkan data tabel di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar (80%)
responden sudah menikah, sedangkan sisanya yaitu (20%) belum menikah.
6. Karakteristik responden berdasarkan jumlah kunjungan terapi
Tabel 4.6 Karakteristik responden berdasarkan jumlah kunjungan terapi di Poli Akupunktur Puskesmas Kepanjen
No Kunjungan Terapi Jumlah Prosentase (%)1. 2 kali / minggu 1 102. 3 kali / minggu 9 90
Total 10 100Sumber : Data Umum Pasien Tahun 2009
Berdasarkan jumlah kunjungan terapi per minggu, sebanyak (90%) responden
terapi 3 kali / minggu, sedangkan seorang responden yaitu sebanyak 10% responden
yang terapi 2 kali per minggu.
7. Hasil anamnesis responden setelah 6 kali terapi
Tabel 4.7 Hasil anamnesis responden setelah 6 kali terapi
No Anamnesis Jumlah Prosentase (%)1. Nafsu makan menurun dan BAB lancar 9 90
2.Tidak ada perubahan pada nafsu makan dan BAB tidak lancar
1 10
Total 10 100Sumber : Data Umum Pasien Tahun 2009
40
Berdasarkan tabel diatas, sebanyak 9 responden (90%) mengalami penurunan
nafsu makan dan BAB lancar setelah diterapi akupunktur. Sedangkan hanya 1 orang
responden saja (10%) yang tidak mengalami perubahan sama sekali terhadap nafsu
makan dan BABnya.
4.1.3 Data Khusus
Tabel 4.8 Hasil pengukuran berat badan dan hasil penghitungan IMT sebelum dan sesudah terapi akupunktur
No NamaTinggi Badan
(m)
Berat Badan (kg) IMT (kg/m2)d d2
Pretest Posttest Pretest Posttest
1 Snt 1.58 63 60 25.2 24.0 1.2 1.44
2 Dw 1.59 66 66 26.1 26.1 0 0
3 Str 1.5 76 73.5 33.8 32.7 1.1 1.21
4 Iph 1.6 78.5 76 30.7 29.7 1.0 1.0
5 Yn 1.57 61.5 59.5 25.0 24.1 0.9 0.81
6 Hn 1.54 74 72 31.2 30.4 0.8 0.64
7 Kpt 1.58 68 65.5 27.2 26.2 1.0 1.0
8 Sk 1.56 94 91.5 38.6 37.6 1.0 1.0
9 Ifv 1.65 68 66 25.0 24.2 0.8 0.64
10 Enk 1.56 61 59 25.1 24.2 0.8 0.64∑ 8.6 8.38
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa hampir seluruh responden mengalami
perubahan berat badan. Dan IMT responden sebelum dan setelah dilakukan terapi
akupunktur mengalami perubahan. Hanya ada satu responden yang tidak mengalami
perubahan pada berat badan maupun IMTnya.
41
Dari tabel diatas dapat dihitung rata-rata IMT sebelum dan sesudah di akupunktur
yaitu :
86,010
6,8
n
dMd
Jadi rata-rata penurunan IMT sebelum dan sesudah terapi akupunktur adalah
sebesar 0,86.
4.1.4 Analisis Data dengan Paired t test
22,80109,0
86,0
90
396,783,8
86,0
1101010
6,883,8
86,02
t
9
110
1
dk
dk
ndk
05,0t tabel = 2,26
1
2
2
nnn
dd
Mdt
SEd
Mdt
t hitung > t tabel
8,22 > 2,26Ho ditolak
42
Berdasarkan hasil uji statistik untuk IMT dengan Paired t test didapatkan t hitung
(8,22) lebih besar dari pada t tabel (2,26) sehingga Ho ditolak yang berarti ada
pengaruh terapi akupunktur terhadap IMT pasien obesitas.
4.1.5 Grafik Perubahan IMT sebelum dan sesudah terapi akupunktur
4.2 Pembahasan
4.2.1 Indeks Massa Tubuh Responden sebelum Terapi Akupunktur
Dari hasil penelitian, nilai IMT semua responden yang berjumlah 10 orang
sebelum terapi akupunktur menunjukkan nilai yang tinggi, yaitu > 24,9 kg/m2 yang
berarti tergolong obesitas.
IMT merupakan indikator yang paling sering digunakan dan praktis untuk
mengukur tingkat populasi yang mengalami berat badan berlebih dan obesitas pada
orang dewasa. IMT diukur dengan satuan berat badan dalam kilogram (kg) dibagi
tinggi badan dalam meter kuadrat (m2) (Harrison, 2005).
Data perubahan IMT sebelum dan sesudah diterapi Akupunktur
0.05.0
10.015.020.0
25.030.035.040.0
Snt Dw Str Iph Yn Hn Kpt Sk Ifv Enk
Nama responden
IMT pretest
posttest
43
Berdasarkan Klasifikasi Berat badan terhadap IMT untuk orang Asia dewasa,
IMT untuk orang obesitas memiliki resiko morbiditas moderat hingga berat
(Sugondo, 2006). Menurut para peneliti, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan
GABA dapat meningkatkan suplai dopamine yang mengakibatkan rasa kenyang
dan kehilanagan motivasi untuk melihat makanan.
2. Mengurangi asupan nutrisi dengan menurunkan hiperfungsi pencernaan lambung
dan usus.
Penurunan hiperfungsi pencernaan lambung dan usus mengakibatkan seseorang
mudah kenyang dan asupan nutrisi menjadi berkurang. Sehingga simpanan lemak
bisa diubah menjadi energi.
3. Meningkatkan pengeluaran energi dengan meningkatkan Basal Metabolic Rate
(BMR)
Akupunktur dapat meningkatkan hormon tiroksin pada pasien obesitas. Sehingga
akupunktur juga bisa meningkatkan BMR yang dapat meningkatkan pengeluaran
energi.
Dari hasil penelitian, penurunan IMT responden ini bisa disebabkan oleh
pengaruh terapi akupunktur dengan kedatangan terapi yang rutin yaitu 3 kali terapi
akupunktur/minggu. Pengaruh terapi akupunktur dapat menurunkan nafsu makan,
mengurangi fungsi lambung dan usus yang berlebih dalam pencernaan makanan dan
penyerapan makanan sehingga dapat mengurangi lemak tubuh. Pada penelitian ini
tidak dilakukan pengkajian tentang diet khusus, konsumsi obat-obatan ataupun jamu
pelangsing dan olahraga khusus yang dilakukan responden. Penurunan IMT ini bisa
46
saja terjadi selain karena diterapi akupunktur, sehingga faktor-faktor tersebut juga
turut berpengaruh.
Usia responden ternyata tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penurunan
IMT. Hal ini terbukti dari hasil posttest menunjukkan bahwa penurunan IMT dari
usia 20 - 65 tahun tidak ada perbedaan penurunan secara signifikan. Penurunan rata-
rata IMT responden hampir sama yaitu 0,86 kg/m2.
Berdasarkan pada anamnesis setelah 6 kali terapi, didapatkan bahwa sebanyak 9
responden (90%) mengalami penurunan nafsu makan dan BABnya lancar. Penurunan
nafsu makan bisa menyebabkan pembakaran/metabolisme lemak yang tersimpan di
dalam jaringan lemak menjadi energi. Secara otomatis, penurunan berat badan juga
mengakibatkan penurunan nilai IMT responden.
Satu orang responden tidak mengalami penurunan sama sekali. Hal ini karena
pada anamnesis setelah 6 kali terapi, responden tidak mengalami penurunan nafsu
makan dan BAB responden tidak lancar.
4.2.3 Indeks Massa Tubuh responden sebelum dan sesudah terapi akupunktur
Berdasarkan hasil uji analisis data menggunakan paired t test, didapatkan bahwa t
hitung (8,22) > t tabel (2,26) sehingga Ho ditolak yang berarti ada pengaruh terapi
akupunktur pada titik CV 12, CV 6, ST 25, ST 36, GB 26, dan SP 6 terhadap
perubahan IMT responden yang menderita obesitas.
Dari hasil penelitian, sebelum diterapi akupunktur sebanyak 10 orang responden
memiliki nilai IMT yang tinggi yaitu > 24,9 kg/m2. Setelah diterapi akupunktur
sebanyak 6 kali, sebanyak 9 responden (90%) mengalami penurunan pada IMTnya.
Sedangkan 1 orang responden (10%) saja yang tidak mengalami penurunan sama
47
sekali pada nilai IMT. Banyak faktor yang mempengaruhi penurunan ini. Perubahan
nilai IMT ini bisa terjadi oleh karena sebanyak 90% responden mengalami penurunan
nafsu makan dan BAB menjadi lebih lancar setelah 6 kali terapi.
Pada penelitian ini tidak dilakukan pengkajian terhadap diet, konsumsi obat-
obatan atau jamu pelangsing dan olahraga khusus. Karena sulit sekali diterapkan jika
pasien atau sampel penelitian tidak dikarantina. Artinya selama proses penelitian,
peneliti tidak dapat mengawasi pasien selama 24 jam karena sampel penelitian saya
bukanlah hewan coba yang dapat dikontrol semua variabel perancunya. Sehingga
perubahan bisa saja terjadi oleh karena pasien yang mengkombinasi terapi
akupunktur ini dengan diet khusus, konsumsi obat-obatan atau jamu pelangsing
maupun olahraga khusus.
Perubahan ini ternyata tidak dipengaruhi oleh faktor usia. Karena berdasarkan
teori, usia mempengaruhi kecepatan metabolisme seseorang, tetapi pada hasil
penelitian menunjukkan bahwa responden yang berusia di atas 40 tahun juga
mengalami penurunan IMT yang cukup signifikan.
Pada responden yang tidak mengalami perubahan IMT sama sekali, hal ini terjadi
oleh karena tidak adanya perubahan pada nafsu makan dan BAB responden juga tidak
lancar.
48
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
1. IMT responden sebelum dilakukan terapi akupunktur pada titik CV 12, CV6,
ST 25, ST 36, GB 26 dan SP 6 adalah tinggi yaitu > 24,9 kg/m2
2. Setelah dilakukan terapi akupunktur pada titik CV 12, CV6, ST 25, ST 36,
GB 26 dan SP 6, IMT responden mengalami penurunan.
3. Berdasarkan pada hasil uji analisis dengan paired t test, didapatkan t hitung
(8,22) lebih besar dari pada t tabel (2,26) sehingga Ho ditolak yang berarti
terapi akupunktur pada titik CV 12, CV6, ST 25, ST 36, GB 26 dan SP 6
berpengaruh terhadap perubahan IMT responden yang obesitas.
5.2 Saran
1. Penelitian ini hendaknya menjadi pendorong untuk dilakukan penelitian-
penelitian lebih lanjut, khususnya terapi akupunktur untuk pasien obesitas.
2. Diharapkan pada penelitian yang lebih lanjut, dapat digunakan dua subyek
penelitian yaitu pria dan wanita dengan jumlah yang lebih banyak dan rentang
waktu yang lebih lama yaitu 1 seri @ 12 kali terapi agar lebih bisa dibedakan
pengaruh terapi menurut jenis kelamin dan perbedaan hasil sebelum dan
sesudah terapi lebih signifikan.
49
3. Terapi akupunktur dapat dijadikan alternatif pengobatan atau sebagai
informasi kesehatan dalam tatalaksana terapi obesitas yang harus diimbangi
dengan pola hidup yang sehat.
4. Titik-titik CV 12, CV6, ST 25, ST 36, GB 26 dan SP 6 dapat dijadikan
formulasi titik inti dalam terapi obesitas di Puskesmas Kepanjen karena telah
terbukti dapat menurunkan nilai IMT pasien obesitas.
50
DAFTAR PUSTAKA
Daniels et al. (2005). Overweight in Children and Adolescents Pathophysiologi, Consequences, Prevention, and Treatment. Dallas : http://circ.ahajournals.org/cgi/reprint/111/15/1999
Depkes. (2009). Obesitas dan Kurang Aktivitas Fisik Menyumbang 30% Kanker. Jakarta: http://www.isfinational.or.id/info/22/899-obesitas-dan-kurang-aktivitas-fisik.pdf
Faellasufa, Ode. (2007). Diet Sehat Ala Dokter dan Selebritis. Depok : Araska.
Hardian, Dadi. (2008). Solusi Mengatasi Overweight dan Obesitas. Jakarta : http://www.dr-rocky.com/layout-artikel-kesehatan/31-solusi-mengatasi-overweight-dan-obesitas.
Hoediono, Tjatchrisanto. (2006). Meridian Indonesian Journal of Acupuncture. Titik Akupunktur. edisi Desember. Surabaya : DPD PAKSI Jawa Timur.
House of Commons Health Committee. (2004). Obesity. London : The Stationery Office Limited.
Junqueira, L. Carlos., Alih bahasa Jan Tambayong. (1998). Histologi Dasar. Jakarta : EGC.
Marinusa, Manius dan Rudi Kastono. (1999). Cermin Dunia Kedokteran. Mechanism of Acupuncture in Treating Obesity. edisi No. 123. Jakarta : Grup PT Kalbe Farma.
Noviani. (2003). Obesitas dan Penyakit. Jakarta : www.medikaholistic.com/2003/2004/11/28/medika.html.
Ramayulis, Rita dan Lilis Christine Lesmana. (2008). 17 Alternatif Untuk Langsing. Jakarta : Penebar Plus.
Saputra, Koosnadi dan Agustin Idayanti. (2005). Akupunktur Indonesia. Surabaya : Airlangga University Press.
Satrio Oriental Clinic. (2009). Pengertian Akupunktur. Jakarta : http://satriocenter.com/pengertian-akupunktur.
51
Scanlon, Valerie C., Alih bahasa Awal Prasetyo. (2007). Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta : EGC.
Subana, M dan Sudrajat. (2005). Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Bandung : Pustaka Setia.
Sudoyo, Aru et al. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Tanzil, A. (2007). Metabolisme Energi. Jakarta : http://repository.ui.ac.id/dokumen/lihat/4017.pdf
Wardani, Lusie. (2008). Tentang Akupunktur, Pengertian Akupunktur. Surabaya : http://www.surabaya-ehealth.org/dkksurabaya/berita/pengobatan-tradisional-akupuntur.
Werdhani, Retno Asti. (2009). Konsep Uji Z dan Uji T, Pemakaian pada Sampel Bebas dan Sampel Berpasangan. Jakarta : Departemen Fakultas Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI.
Winata, Hendy. (2009). Obesitas, Demi Tuhan Hindarilah. Jakarta : http://g1mobilephone.net/mobilephones/obesitas-demi-tuhan-hindarilah
Wu, Wen Lung dan Jo Mei Chiang. (2009). Acupuncture For Overweight. Houston: http://www.houstonacupunctureherb.com/weight_loss_acupuncture_houston_tx.htm.
Yin, Ganglin and Zhenghua Liu. (1999). Advanced Modern Chinese Acupuncture Therapy. Beijing : New World Press.