PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, KEBUTUHAN PENDANAAN EKSTERNAL, LEVERAGE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PEMILIHAN AUDITOR EKSTERNAL (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2012-2014) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Disusun Oleh: Laila Ramadiana NIM : 1112082000011 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M
110
Embed
PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, KEBUTUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32787/1/Laila Ramadiana.pdf · (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang ... manajemen
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, KEBUTUHAN PENDANAAN EKSTERNAL, LEVERAGE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP
PEMILIHAN AUDITOR EKSTERNAL (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Periode 2012-2014)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
Laila Ramadiana
NIM : 1112082000011
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1437 H/2016 M
PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, KEBUTUHAN PENDANAAN EKSTERNAL, LEVERAGE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP
PEMILIHAN AUDITOR EKSTERNAL (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Periode 2012-2014)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
Laila Ramadiana
NIM : 1112082000011
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1437 H/2016 M
i
ii
iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Laila Ramadiana
2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 27 Februari 1994
Berdasarkan tabel tersebut, terdapat akuntan publik yang dikenai
sanksi pembekuan pada tahun 2014 yaitu:
Tabel 1.2 Akuntan Publik yang Dikenakan Sanksi Pembekuan Izin
pada Tahun 2014 No. Akuntan Publik No. sanksi Tgl Sanksi Masa
Beku 1 Drs. Dharma Surja
Latief, MM 603/KM.1/2014 9 sep 2014 3 bulan
Sumber : pppk.kemenkeu.go.id
Berdasarkan sanksi yang diberikan oleh pemerintah kepada auditor
dapat menimbulkan skandal yang menyebabkan turunnya reputasi kantor
akuntan publik, hal ini beriringan dengan kualitas audit yang diberikan
oleh kantor akuntan publik tersebut.
Banyaknya kantor akuntan publik yang terdapat di Indonesia
memungkinkan mereka menyediakan kualitas audit yang beragam.
Menurut De Angelo (1981) yang membedakan antara jasa audit yang
dihasilkan oleh suatu kantor akuntan publik (KAP) satu dengan yang lain
adalah kualitas audit yang dihasilkan oleh KAP tersebut. KAP dengan
kualitas audit yang lebih tinggi dapat mendeteksi kebocoran atau
ketidakakuratan yang terdapat dalam suatu laporan keuangan dan
melaporkannya. Terdapat berbagai dimensi untuk menilai kualitas audit,
diantaranya ukuran KAP, spesialisasi KAP, biaya audit serta kapabilitas
teknologi yang digunakan KAP tersebut untuk melaksanakan jasa
auditnya.
6
Perbedaan kualitas inilah yang kemudian menimbulkan adanya
diferensiasi KAP yang kemudian dikenal dengan istilah KAP Big Eight
dan Non Big Eight. Namun serangkaian penggabungan akibat skandal
akuntansi yang terjadi sekitas awal tahun 2000 membuat KAP Big Eight
menciut menjadi Big Four dan Non Big Four. KAP yang termasuk dalam
kategori Big Four inilah yang telah dipercaya publik memiliki reputasi
yang baik dalam menyajikan kualitas audit yang tinggi. Kualitas audit
yang tinngi akan dapat memberikan informasi yang lebih akurat sehingga
mengurangi asimetri informasi yang terjadi antara manajemen dan
pemegang saham.
Penelitian mengenai pemilihan auditor eksternal berkualitas telah
banyak dilakukan. Salah satunya adalah Zureigat (2011) melakukan
penelitian hubungan struktur kepemilikan dengan pemilihan auditor pada
badan usaha sektor keuangan go public. Adapun hasil penelitian
menyatakan bahwa kepemilikan saham institusional berengaruh positif
signifikan terhadap kecendrungan penggunaan auditor berkualitas.
Angreini dan Ghofar (2014) melakukan penelitian yang sama
dengan Zureigat (2011), hasil penelitiannya menunjukan bahwa
kepemilikan saham institusional berpengaruh terhadap pemilihan auditor
eksternal dan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap
pemilihan auditor eksternal. Hal tersebut selaras dengan penelitian yang
dilakukan oleh Putra (2014) yang menemukan bahwa kepemilikan
manajerial tidak berpengaruh terhadap pemilihan auditor eksternal.
7
Selanjutnya penelitian mengenai pemilihan auditor eksternal
dilakukan oleh Knechel et.,al (2005), yang melakukan penelitian
hubungan kebutuhan pendanaan eksternal dan leverage terhadap
pemilihan auditor eksternal. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa
leverage berpengaruh terhadap pemilihan auditor eksternal dan kebutuhan
pendanaan eksternal tidak berpengaruh terhadap pemilihan auditor
eksternal.
Penelitian lainya dilakukan oleh Trisnawati dan Ancella (2013)
menemukan bahwa variabel kebutuhan pendanaan eksternal dan leverage
tidak berpengaruh terhadap pemilihan auditor eksternal yang berkualitas.
Hal tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Revier &
Schroe (2009) yang menemukan bahwa kebutuhan pendanaan eksternal
berpengaruh terhadap pemilihan auditor eksternal.
Penelitian yang sedang dilakukan saat ini merujuk dari penelitian
yang dilakukan sebelumnya dan mengadopsi variabel dari penelitian-
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Trisnawati dan Ancella (2013)
dan Putra (2014). Berdasarkan referensi variabel yang digunakan dalam
penelitian sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh struktur kepemilikan, kebutuhan pendanaan
eksternal, leverage dan ukuran perusahaan terhadap pemilihan auditor
eksternal” pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2012-2014.
8
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas maka perumusan masalah
yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap pemilihan auditor
eksternal?
2. Pengaruh kepemilikan institusional terhadap pemilihan auditor
eksternal?
3. Pengaruh kebutuhan pendanaan eksternal terhadap pemilihan auditor
eksternal?
4. Pengaruh leverage terhadap pemilihan auditor eksternal?
5. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap pemilihan auditor eksternal?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, tujuan dilakukannya penelitian
ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan manajerial terhadap
pemilihan auditor eksternal berkualitas.
b. Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan institusional terhadap
pemilihan auditor eksternal berkualitas.
c. Untuk mengetahui pengaruh kebutuhan pendanaan eksternal
terhadap pemilihan auditor eksternal berkualitas.
d. Untuk mengetahui pengaruh leverage terhadap pemilihan auditor
eksternal berkualitas.
9
e. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap
pemilihan auditor eksternal berkualitas.
2. Manfaat Penelitian
a. Kontribusi Teoritis
1) Mahasiswa Jurusan Akuntansi, penelitian ini bermanfaat
sebagai bahan referensi pengetahuan dan menambah wawasan
mengenai pertimbangan perusahaan dalam memilih auditor
eksternal.
2) Peneliti berikutnya, dapat dijadikan sebagai referensi dan
pembanding bagi pihak pihak yang akan melakukan penelitian
selanjutnya yang berkaitan dengan topik ini.
3) Penulis, dapat menjadi tambahan pengetahuan mengenai
pertimbangan pemilihan auditor eksternal bagi perusahaan go
public.
b. Kontribusi Praktis
1) Perusahaan, sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil
kebijakan dalam pemilihan auditor eksternal.
2) Auditor eksternal, dapat menjadi referensi untuk
mengetahui karakteristik perusahaan yang menjadi faktor
pendorong dalam pemilihan kantor akuntan publik dan
kemudian dapat menjadi bahan pertimbangan kantor
akuntan publik untuk menentukan strategi dan menjalankan
usahanya.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Teori Agensi (Agency Theory)
Teori agensi pada dasarnya adalah teori yang menjelaskan
hubungan atau kontrak antara principal dan agent. Principal
merupakan pelaku pemegang saham dan agent sebagai manajemen
perusahaan. Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan hubungan
keagenan sebagai sebuah kontrak antara satu orang atau lebih pemilik
(principal) yang menyewa orang lain (agent) untuk melakukan
beberapa jasa atas nama pemilik yang meliputi pendelegasian
wewenang pengambilan keputusan kepada agen.
Teori agensi menunjukkan pentingnya pemisahan fungsi antara
manajemen perusahaan dan hubungan pemilik kepada manajer.
Dimana tujuan adanya pemisahan ini adalah untuk menciptakan
efisiensi dan efektivitas dengan cara menyewa pihak profesional untuk
mengelola perusahaan. Akan tetapi di lain sisi pemisahan ini
menimbulkan permasalahan yaitu ketika terjadi ketidaksamaan tujuan
antara principal dan agen.
Teori agensi menunjukkan bahwa terdapat dua masalah
keagenan yang potensial. Pertama, masalah agensi antara manajemen
dan pemegang saham (Jensen dan Meckling, 1976). Masalah agensi
tersebut terjadi apabila kepemilikan saham tersebar, sehingga
11
pemegang saham secara individual tidak dapat mengendalikan
manajemen. Akibatnya perusahaan bisa di jalankan sesuai keinginan
manajemen itu sendiri. Kedua, masalah agensi antara pemegang saham
mayoritas dan minoritas (Shleifer dan Vishny, 1997). Masalah agensi
tersebut terjadi apabila terdapat pemegang saham mayoritas, sehingga
pemegang saham mayoritas yang dapat mengendalikan manajemen
atau bahkan menjadi bagian dari manajemen itu sendiri. Hal tersebut
mengakibatkan pemegang saham mayoritas memiliki kendali mutlak
dibandingkan pemegang saham minoritas, sehingga pemegang saham
mayoritas bisa melakukan tindakan yang menguntungkan dirinya,
tetapi kemungkinan merugikan pemegang saham minoritas.
Menurut Eisenhardt (1989:58), teori keagenan menggunakan
tiga asumsi sifat manusia yaitu: (1) manusia pada umumya
mementingkan diri sendiri (self interest), (2) manusia memiliki daya
pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang (bounded
rationality), dan (3) manusia selalu menghindari risiko (risk averse).
Ketiga sifat tersebut menyebabkan informasi yang dihasilkan manusia
untuk manusia lain selalu dipertanyakan reabilitasnya dan informasi
yang disampaikan biasanya diterima tidak sesuai dengan kondisi
perusahaan yang sebenarnya atau lebih dikenal sebagai informasi yang
tidak simetris atau asymmetric information (asimetri informasi)
(Ujiyantho dan Pramuka, 2007).
12
Masalah keagenan juga dapat terjadi karena adanya asimetri
informasi antara principal dan agent. Menurut Scott (2003:117-118),
Asimetri informasi mempunyai dua tipe sebagai berikut:
1. Adverse Selection
Pada tipe ini, pihak yang merasa memiliki informasi lebih
sedikit dibandingkan pihak lain tidak akan mau untuk melakukan
perjanjian dengan pihak lain tersebut apapun bentuknya, dan jika
tetap melakukan perjanjian, pihak yang memiliki sedikit informasi
tersebut akan membatasi dengan kondisi yang sangat ketat dan
biaya yang sangat tinggi.
2. Moral Hazard
Moral hazard terjadi ketika manajer melakukan tindakan
tanpa sepengetahuan pemilik untuk keuntungan pribadinya dan
menurunkan kesejahteraan pemilik.
Dengan adanya konflik kepentingan dan asimetri informasi
yang terjadi di dalam perusahaan menimbulkan biaya agensi
(agency cost) yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Jensen dan
Meckling (1976) menjelaskan biaya keagenan dalam tiga jenis,
antara lain:
1. Biaya Monitoring (monitoring cost), merupakan biaya yang
dikeluarkan untuk melakukan pengawasan terhadap aktivitas-
aktivitas yang dilakukan oleh agen.
13
2. Biaya Bonding (bonding cost), merupakan biaya untuk
menjamin bahwa agen tidak akan bertindak merugikan
principal, atau dengan kata lain untuk meyakinkan agen, bahwa
principal akan memberikan kompensasi jika agen benar-benar
melakukan tindakan tersebut.
3. Biaya Kerugian Residual (residual loss), merupakan nilai uang
yang ekuivalen dengan pengurangan kemakmuran yang dialami
oleh principal akibat dari perbedaan kepentingan.
Karena adanya konflik kepentingan dan asimetri informasi,
perusahaan sebagai agen menghadapi berbagai tekanan (pressure)
untuk menemukan cara agar kinerja perusahaan selalu meningkat
dengan harapan bahwa dengan peningkatan kinerja maka principal
akan memberikan suatu bentuk apresiasi (rationalization). Kinerja
yang dihasilkan perusahaan akan berpengaruh terhadap pemilihan
auditor. Pemilik perusahaan akan membuat laporan keuangan
sebagai bentuk akuntabilitasnya kepada pemegang saham. Kinerja
perusahaan yang buruk akan membuat pelaku perusahaan untuk
memilih auditor dengan kredibilitas yang rendah, sehingga
akuntabilitas bisa dimanipulasi.
2. Pemilihan Auditor Eksternal
Terdapat beberapa aspek yang digunakan untuk
menjelaskan faktor-faktor pemilihan auditor eksternal suatu entitas
atau perusahaan. Revier & Schroe (2009) membagi aspek tersebut
14
dalam tiga hal. Aspek yang dilihat dari kantor akuntan publik itu
sendiri, karakteristik perusahaan, dan yang ketiga adalah literatur
yang melihat aspek pemilihan auditor dari reaksi pasar.
Seluruh aspek pemilihan auditor eksternal tersebut dapat
menentukan perusahaan untuk memilih auditor eksternal yang
berkualitas tinggi sehingga laporan keuangan perusahaan dapat
dipercaya keandalannya. Hal tersebut disebabkan karena pengguna
laporan keuangan terutama pemegang saham sangat bergantung
kepada keandalan laporan yang dibuat auditor atas laporan
keuangan suatu perusahaan.
Dalam proses pengauditan, auditor perlu mempertahankan
kualitas audit yang dilakukannya. Berkaitan dengan kualitas audit,
DeAngelo (1981) mendefinisikan kualitas audit sebagai
kemungkinan bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan
pelanggaran dalam sistem akuntansi klien.
Temuan pelanggaran dalam sistem akuntansi berkaitan
dengan pengetahuan dan kemampuan auditor, sedangkan pelaporan
pelanggaran tergantung terhadap dorongan auditor untuk
mengungkapkan pelanggaran tersebut. Dorongan ini akan
bergantung kepada independensi yang dimiliki oleh auditor
tersebut. Jika auditor dianggap tidak memiliki independensi oleh
para pengguna laporan keuangan, maka pendapat auditor dalam
15
laporan audit tidak akan memberikan nilai kepada para pengguna
laporan keuangan (Meutia, 2004).
Salah satu cara untuk mengukur kualitas hasil pekerjaan
auditor adalah melalui kualitas keputusan-keputusan yang diambil.
Menurut Bedard dan Michelene (1993) ada dua pendekatan yang
digunakan untuk mengevaluasi sebuah keputusan secara umum,
yaitu:
a. Outcome oriented
Bagi pendekatan yang berorientasi hasil, diukur melalui hasil
audit, yaitu melalui laporan audit dan laporan keuangan.
Ukuran yang dapat diobservasi dalam laporan audit adalah
kecenderungan auditor untuk mengeluarkan opini going
concern ketika perusahaan bangkrut. Sedangkan ukuran yang
dapat diobservasi dalam laporan keuangan adalah kualitas laba.
b. Process oriented.
Untuk pendekatan yang berorientasi proses, kualitas keputusan
diukur dengan tingkat kepatuhan auditor terhadap General
Acceptance on Auditing Standards (GAAS) dan tingkat
spesialisasi auditor dalam industri tertentu.
Audit yang berkualitas dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor. De Angelo (1981) menggunakan ukuran KAP sebagai
proxy untuk mengukur kualitas audit. Semakin besar ukuran KAP,
semakin besar pula sumber daya yang dimilikinya untuk
16
melaksanakan audit. Kemampuan teknologi, prosedur, serta
sampling apa yang digunakan tentu membutuhkan biaya. KAP
yang ukurannya tidak terlalu besar mungkin akan mengalami
kesulitan. Lain halnya dengan KAP besar yang memiliki banyak
klien. Perusahaan yang menggunakan auditor berkualitas tinggi
tentu akan membayar biaya yang lebih besar untuk memastikan
pelaporan keuangannya akurat.
Oleh karena itu KAP besar yang sudah memiliki banyak
klien akan mengalami kerugian reputasi lebih besar dibandingkan
KAP dengan ukuran kecil jika ia tidak menyediakan audit
berkualitas tinggi. Hal ini terkait dengan tidak hanya rusaknya
reputasi dan kredibilitas KAP namun juga berimplikasi paa
pendapatan serta kepercayaan klien terhadap KAP besar teresebut
dapat menurun drastic. Oleh karena itu, KAP yang lebih besar akan
cenderung untuk menyediakan kualitas audit yang lebih tinggi
karena kerugian yang akan didapatkannya lebih besar jika ia tidak
menyediakan kualitas seperti yang dijanjikan.
Simunic & Stein (1987) pun menyatakan bahwa KAP yang
lebih besar lebih baik dibandingkan KAP yang lebih kecil dalam
mendeteksi kesalahan mereka karena mereka memiliki sumber
daya lebih besar untuk melaksanakan prosedur audit dan dapat
menarik karyawan dengan keahlian dan pengalaman diatas rata-
rata.
17
Proksi lainnya yang digunakan adalah kompetensi auditor,
Jaffar et,. al. 2005 dalam Zureigat, 2011 menemukan bahwa faktor
terpenting yang mempengaruhi kualitas audit adalah penegtahuan
auditor dalam akuntansi dan audit. Kemampuan auditor untuk
menginformasikan kepada klien mengenai perubahan akuntansi,
komitmen auditor terhadap kode etik, serta pengetahuan auditor
terhadap industri. Sedangkan menurut Attojer & Annafaabi (2008)
dalam Zureigat (2011), faktor terpenting yang dapat mempengaruhi
kualitas audit adalam pengalaman auditor, obyektivitas, serta
kualifikasi akademis auditor.
Beragamnya proxy yang digunakan untuk menjelaskan dan
mengukur kualitas audit mencerminkan bahwa aspek kualitas audit
begitu luas. Ada aspek yang menjelaskan kualitas audit dari sisi
internal KAP, seperti kompetensi auditor, pengalaman, serta
spesialisasi industri. Namun ada aspek yang menjelaskan kualitas
tersebut dari sisi eksternal, misalnya ukuran KAP yang diukur dari
pangsa pasar serta asset yang dimiliki oleh KAP, reputasi dan
nama baik dari KAP, serta hubungan auditor dengan klien. Namun
kedua aspek ini saling mengisi, dan memiliki hubungan timbal
balik. Seiring dengan kompetensi, keahlian dan pengalaman yang
semakin tinggi membuat nama baik terhadap KAP tersebut
semakin meningkat dan akan menciptakan permintaan jasa audit
yang semakin banyak. Dampak nya adalah pendapatan dan pangsa
18
pasar KAP semakin meningkat. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa perbedaan dalam kualitas jasa audit dapat dilihat dari
ukuran KAP, reputasi/nama baik KAP, pangsa pasar (spesialisasi
KAP), dan keahlian teknis. Hal tersebut yang membedakan jasa
auditor eksternal berkualitas tinggi dan rendah.
3. Struktur Kepemilikan
Struktur kepemilikan (kepemilikan institusional dan
kepemilikan manajerial) merupakan bagian dari mekanisme
corporate governance. Berkaitan dengan struktur kepemilikan,
terjadi ketidaksetaraan antara dua kelompok pemilik perusahaan,
yaitu controlling dan monitoring shareholders. Seringkali mayority
shareholder mengendalikan keputusan manajemen yang
merugikan minority shareholders. Sehingga mengakibatkan adanya
ketimpangan kepentingan yang terjadi antara keduanya dalam
suatu perusahaan.
Menurut Jensen dan Meckling (1976) kepemilikan terhadap
saham perusahaan dapat menyelaraskan potensi perbedaan
kepentingan antara pemegang saham luar dengan manajemen,
sehingga permasalahan keagenan diasumsikan akan hilang apabila
seorang manajer adalah juga sekaligus seorang pemilik. Wahyudi
dan Pawestri (2006) menyatakan bahwa struktur kepemilikan
dipercaya mampu mempengaruhi jalannya perusahaan yang pada
akhirnya berpengaruh pada kinerja perusahaan yaitu maksimalisasi
19
nilai perusahaan, hal ini disebabkan oleh adanya kontrol yang
mereka miliki. Struktur kepemilikan di perusahaan dapat
dibedakan menjadi kepemilikan orang luar (outsider ownership)
dan kepemilikan orang dalam (insider ownership) atau
kepemilikan manajerial (manageria/ ownership).
a. Kepemilikan Saham Manajerial
Kepemilikan manajerial adalah kondisi yang menunjukkan
bahwa manajer memiliki saham dalam perusahaan atau manajer
tersebut sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan. Hal ini
ditunjukkan dengan besarnya persentase kepemilikan saham oleh
pihak manajemen perusahaan. Manajer yang memiliki saham
perusahaan tentunya akan menselaraskan kepentingannya sebagai
manajer dengan kepentingannya sebagai pemegang saham.
Semakin besar kepemilikan manajerial dalam perusahaan maka
semakin produktif tindakan manajer dalam memaksimalkan nilai
perusahaan.
Kepemilikan manajerial adalah proporsi pemegang saham
dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan
keputusan perusahaan (direktur dan komisaris) (Pujiati dan
Winadar,2009). Semakin besar proporsi kepemilikan manajerial
dalam suatu perusahaan maka manajemen akan berupaya lebih giat
untuk memenuhi kepentingan pemegang saham yang juga adalah
dirinya sendiri. Sehingga masalah keagenan akan berkurang jika
20
manajer adalah sekaligus pemilik dan pada akhirnya akan dapat
meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan jika
manajemen memenuhi kepentingan pemegang saham yang juga
adalah dirinya sendiri (Jensen dan Meckling, 1976).
b. Kepemilikan Saham Institusional
Pemegang saham institusional biasanya berbentuk entitas
seperti perbankan, asuransi, dana pensiun, reksa dana, dan institusi
lain. Investor institusional umumnya merupakan pemegang saham
yang cukup besar karena memiliki pendanaan yang besar. Tingkat
kepemilikan institusional yang tinggi menimbulkan usaha
pengawasan yang lebih besar untuk menghalangi perilaku
opportunistic manajer. Menurut Mursalim (2007), kepemilikan
institusional dapat dijadikan sebagai upaya untuk mengurangi
masalah keagenan dengan meningkatkan proses monitoring.
Pemegang saham institusional juga memiliki opportunity,
resources, dan expertise untuk menganalisis kinerja dan tindakan
manajemen. Investor institusional sebagai pemilik sangat
berkepentingan untuk membangun reputasi perusahaan.
Menurut Pujiati dan Winadar (2009), kepemilikan
institusional adalah kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki
oleh institusi atau lembaga yang didirikan di Indonesia seperti
perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan
institusi lain. Pemegang saham institusional yang memiliki
21
kepemilikan saham besar memiliki intensif untuk memantau
pengambilan keputusan perusahaan serta dapat mempengaruhi
kinerja perusahaan. Sehingga dengan adanya kepemilikan saham
yang besar oleh investor institusional akan mendorong peningkatan
pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen serta
dalam pengambilan keputusan perusahaan. Menurut Zureigat
(2011), proporsi kepemilikan saham yang dimiliki oleh investor
institusional dengan jumlah besar membuat investor tersebut dapat
secara langsung mempengaruhi keputusan manajerial. Kenaikan
persentase dari kepemilikan institusional akan cenderung
menurunkan tingkat kecurangan. Zureigat juga berpendapat bahwa
kepemilikan institusional akan meningkatkan permintaan atas jasa
audit dengan kualitas tinggi yang dilakukan oleh auditor
berkualitas.
4. Kebutuhan Pendanaan Eksternal
Fungsi pembelanjaan dan fungsi keuangan merupakan dua
hal yang dilakukan oleh perusahaan dalam usahanya untuk
meningkatkan kemakmuran pemegang saham dan kreditur. Dalam
menjalankan fungsi pembelanjaan, perusahaan selalu dihadapkan
pada tiga masalah utama atau tiga keputusan utama, yaitu:
keputusan investasi (investment decision), keputusan pendanaan
(financing decision), dan keputusan mengenai pembagian dividen
(dividend decision). Keputusan pendanaan adalah keputusan
22
keuangan tentang dari mana dana untuk membeli aktiva berasal
(Lukas, 2003). Keputusan pendanaan merupakan keputusan yang
berhubungan dengan masalah penentuan sumber-sumber dana yang
akan digunakan, dan masalah perimbangan terbaik antara sumber-
sumber dana tersebut.
Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan
dananya mengutamakan sumber dari internal perusahaan, maka
ketergantungan pihak perusahaan terhadap pihak eksternal sangat
kecil. Tetapi ada saat-saat tertentu dimana semua sumber dana dari
dalam perusahaan telah digunakan, sementara kebutuhan dana
perusahaan semakin meningkat sehingga dalam hal ini perusahaan
perlu mencari alternatif pendanaan. Alternatif pendanaan ini bisa
dilakukan dengan menggunakan sumber-sumber pendanaan
eksternal misalnya, melalui utang atau dengan menerbitkan saham
baru.
Untuk memenuhi kebutuhan akan pendanaan eksternal
tersebut, perusahaan membutuhkan laporan keuangan yang
kredibel untuk meyakinkan para investor yang akan
menginvestasikan modalnya ke perusahaan tersebut, terutama
perusahaan yang memiliki transaksi yang cukup kompleks.
Laporan keuangan yang kredibel dipercaya harus diaudit oleh
auditor yang berkualitas untuk meningkatkan keandalan laporan
23
keuangan, terutama perusahaan yang memiliki transaksi yang
kompleks (Knechel et al., 2005).
5. Leverage
Leverage merupakan jumlah utang yang digunakan untuk
membiayai atau membeli aset-aset perusahaan. Perusahaan yang
memiliki utang lebih besar dari modal dikatakan sebagai
perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi (Fakhruddin:109).
Semakin tinggi leverage maka mengambarkan semakin besarnya
kewajiban perusahaan terhadap para kreditur.
Pinjaman yang diajukan perusahaan kepada bank dan
lembaga keuangan lainnya dapat menghasilkan agency problem
antara pemegang saham dan kreditur dalam hal pelanggaran
perjanjian hutang (Jensen dan Meckling, 1976).
Semakin tinggi tingkat utang, semakin tinggi tingkat
pengawasan yang dilakukan untuk memastikan bahwa perusahaan
mampu memenuhi segala kewajibannya tersebut serta bagaimana
keberlangsungan masa depan perusahaan. Besarnya tingkat
leverage perusahaan akan menyebabkan perusahaan meningkatkan
kualitas pelaporan keuangan dengan tujuan untuk mempertahankan
kinerja yang baik di mata investor dan kreditor. Oleh karena itu,
permintaan untuk menggunakan auditor eksternal yang berkualitas
akan semakin tinggi karena untuk menjamin bahwa informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan akurat dan dapat diandalkan.
24
Selain itu, tingkat pengungkapan juga akan semakin tinggi,
sehingga membantu investor dan kreditur untuk menganalisa
kondisi perusahaan.
6. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan menunjukkan ukuran besar atau
kecilnya perusahaan. Semakin besar skala suatu perusahaan maka
semakin kompleks permasalahan yang akan dihadapi, sehingga
pengawasan yang khusus akan diperlukan. Semakin besar asset,
omzet, modal ataupun jumlah karyawan menunjukkan semakin
kompleks kegiatan dalam perusahaan tersebut. Dengan demikian
pemilik perusahaan akan semakin sulit dalam mengendalikan
perusahaannya sehingga semakin besar peluang terjadinya
penyimpangan baik dilakukan dengan sengaja maupun tidak
disengaja (Dewi dan Ratniadi,2014)
Selain itu, semakin besar perusahaan, maka rentang kendali
yang terdapat dalam suatu perusahaan pun akan semakin panjang.
Kondisi ini akan meningkatkan potensi asimetri informasi karena
semakin jauh dari pengawasan manajemen sehingga menciptakan
peluang untuk tindakan oportunis.
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai faktor faktor yang mempengaruhi pemilihan
auditor eksternal pernah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya.
Knechel et, al., (2008), Revier & Schroe (2009), Zureigat (2011), Dewi
25
dan Ratniadi (2014) Putra (2014) , Trisnawati dan Ancella (2013) serta
Setiawan dan Karsana (2015) adalah beberapa peneliti yang melakukan
penelitian mengenai hal tersebut. Adapun hasil penelitian terdahulu
mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam
tabel 2.1 berikut ini.
26
Table 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
Mengenai : Kepemilikan Saham Institusional (X1), Kepemilikan Saham Manajerial (X2), Kebutuhan Pendanaan Eksternal (X3), Leverage(X4), Ukuran Perusahaan (X5) dan Pemilihan Auditor Ekternal (Y)
No. Peneliti (Tahun)
Judul Metode Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1 Antonious Singgih Setiawan dan Yusuf Widya Kersana, 2015
Faktor representasi stock holders dan debt holders berpengaruh terhadap keputusan pemilihan auditor berkualitas
Veriabel Independen; leverage Variabel Dependen; pemilihan auditor big four atau non big four; Menggunakan data sekunder.
Variabel Independen; Mekanisme internal corporate governance dan kebutuhan pendanaan eksternal
Leverage tidak mempengaruhi pemilihan auditor eksternal.
2 Dedi Putra, 2014 Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Pemilihan Auditor Eksternal.
Variabel Independen: Kepemilikan saham institusional; kepemilikan saham manajerial; Menggunakan data sekunder.
Variabel Independen; Kepemilikan asing; kebutuhan pendanaan eksternal ;efektivitas komite audit; ukuran dewan komisaris. Variabel Dependen; pemilihan auditor top ten.
Hasil penelitian bahwa variabel Persentase Kepemilikan Saham Institusional, Persentase Kepemilikan Saham Manajerial tidak berpengaruh terhadap pemilihan auditor ekternal yang bereputasi. Sedangkan variabel Ukuran Dewan Komisaris dan efektifitas komite audit berpengaruh terhadap pemilihan auditor yang bereputasi..
Bersambung pada halaman berikutnya
27
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No.
Peneliti (Tahun)
Judul
Metode Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
3 Co i iik Istri Ratna Sari Dewi dan Ni Made Dwi Ratnadi, 2014
Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Kantor Akuntan Publik pada Industri Manufaktur di Bursa Efek Indonesia
Variabel Independen: Kepemilikan manajerial; Variabel dependen: Pemilihan auditor eksternal big four atau non-big four; menggunakan data sekunder.
Variabel Independen: Kepemilikan institusional; ukuran dewan komisaris; efektivitas komite audit; Kebutuhan pendanaan eksternal dan kepemilikan asing.
kepemilikan manajerial dan ukuran perusahaan berpengaruh negatif pada pemilihan kantor akuntan publik, sedangkan leverage tidak berpengaruh pada pemilihan kantor akuntan publik.
4 Ita Trisnawati dan Ancella Anitawati Hermawan, 2013.
Variabel Independen; Kebutuhan pendanaan eksternal. Variabel Dependen; Pemilihan auditor eksternal big four atau non-big four; Menggunakan data sekunder.
Variabel Independen; Kepemilikan institutional; Kepemilikan Mmanajerial; Kepemilikan asing; leverage; ukuran perusahaan dan kompleksitas perusahaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan dengan good corporate governance memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk menggunakan auditor eksternal dengan kualitas audit yang tinggi. Selain itu, perusahaan dengan tingkat kompleksitas yang meningkat memiliki kemungkinan yang lebih rendah untuk memilih auditor eksternal berkualitas. Sedangkan kebutuhan pendanaan eksternal dan tingkat leverage tidak berpengaruh terhadap pemilihan auditor eksternal yang berkualitas.
Bersambung pada halaman berikutnya
28
Table 2.1 (Lanjutan) No. Peneliti (Tahun) Judul Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
5 Dr. Qasim Mohammad Zureigat, 2011
The effect of Ownership Structure on Audit Quality : Evidence From Jordan
Variabel Independen; Kepemilikan institusional; Variabel Dependen; Pemilihan auditor eksternal big four atau non-big four Menggunakan data sekunder.
Variabel Independen; Kepemilikan saham manajerial; kebutuhan pendanaan eksternal
Kepemilikan saham Asing dan Kepemilikan Saham Institusional berengaruh positif signifikan terhadap kecendrungan penggunaan auditor berkualitas
6 Elke Revier dan Ralph Schroé (2009)
Determinants of Auditor Choice
Variabel Independen; Kebutuhan pendanaan eksternal dan ukuran perusahaan. Variabel Dependen; Auditor big four dan non big four; Menggunakan data sekunder.
Variabel Independen; kepemilikan saham manajerial, kepemilikan saham institusional.
Hasil penelitiannya menyatakan bahwa ukuran perusahaan dan kebutuhan terhadap pendanaan eksternal memiliki pengaruh signifikan terhadap pemilihan auditor yang berkualitas.
Bersambung pada halaman berikutnya
29
Tabel 2.1 (Lanjutan) No. Peneliti (Tahun) Judul Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan 7 W. Robert
Knechel, Lasse Niemi and Stefan Sundgren (2005)
Determinants of Auditor Choice: Evidence from a Small Client Market
Variabel Independen; Kebutuhan pendanaan eksternal dan leverage. Menggunakan data sekunder.
Variabel Independen; Kepemilikan saham institusional, kepemilikan saham manajerial,ukuran perusahaan; Variabel Dependen; Big Four dan Non-Big Four
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa melalui variabel free cash flow tidak ada yang dapat mendukung perusahaan yang memiliki kebutuhan pendanaan eksternal yang tinggi akan memilih untuk diaudit oleh auditor yang berkualitas tinggi. Leverage berpengaruh terhadap pemilihan auditor eksternal.
Sumber : diolah dari berbagai sumber
30
C. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi pengaruh struktur
kepemilikan, kebutuhan pendanaan eksternal, leverage serta ukuran
perusahaan dalam pemilihan auditor eksternal. Variabel yang digunakan
dalam penelitian ini merujuk pada penelitian Trisnawati dan Ancella
(2013) dan Putra (2014). Kerangka berpikir ini merupakan model
konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor
yang telah di identifikasi sebagai masalah yang penting. Penelitian ini
menggunakan lima variabel independen. Selanjutnya, variabel dependen
penelitian adalah pemilihan auditor eksternal, pemilihan auditor eksternal
mengacu pada pemilihan auditor eksternal big four dan non big four.
Berdasarkan landasan teori yang telah diuraian di atas, gambaran
menyeluruh penelitian ini yang mengangkat penelitian mengenai pengaruh
dalam pemilihan auditor eksternal yang berkualitas.
Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan sebelumnya,
berikut merupakan gambaran kerangka pemikiran dari penelitian ini:
31
Gambar 2.2 Skema Pemikiran
Memilih auditor eksternal yang berkualitas
Timbulnya konflik kepentingan dan asimetri informasi antara pemegang saham dan pihak manajemen
Basis Teori : Teori Agensi (Agency Theory)
Variabel Independen Variabel Dependen
Kepemilikan saham institusional (X1)
Kepemilikan saham manajerial (X2)
Kebutuhan Pendanaan Eksternal (X3)
Pemilihan Auditor
Eksternal (Y)
Ukuran Perusahaan (X5)
Leverage (X4)
Purpose sampling
Metode Analisis: Regresi Berganda
Hasil pengujian dan pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan prinsip good corporate governance bahwa perusahaan harus transparance, accountability, responsibility,fairness, independency dalam
menjalankan bisnis.
32
D. Hipotesis
Pada penelitian ini variabel-variabel yang digunakan yaitu variabel
manajerial pada suatu perusahaan tidak mempengaruhi
perusahaan untuk memilih auditor eksternal berkualitas.
Hal tersebut menunjukkan bahwa selmakin belsar
kepemilikan manajerial di dalam perusahaan, maka
perusahaan akan cendlerung untuk memilih kantor akuntan
publik diluar Big Four. Menururt hasil penelitian Putra (2014)
kepemilikan manajerial terbukti tidak berpengaruh terhadap
pemilihan auditor eksternal berkualitas. Teori Agensi
memandang bahwa manajemen tidak dapat dipercayakan 59
untuk bertindak dengan sebaik-baiknya untuk kepentingan
stakeholder. Adanya kepemilikan manajerial dalam
kepemilikan saham perusahaan seharusnya memberikan
dorongan bagi pihak manajemen untuk meningkatkan
kinerjanya. Akan tetapi, proporsi kepemilikan saham
manajerial yang cenderung sedikit menyebabkan pihak
manajemen merasa enggan untuk bekerja semaksimal
mungkin.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Putra (2014) serta Angreini
dan Ghofar (2014) yang menunjukkan hasil bahwa
kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap pemilihan
auditor eksternal. Namun sebaliknya, hasil penelitian ini tidak
mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan
Ratnadi (2014) yang menyatakan bahwa kepemilikan
manajerial berpengaruh terhadap pemilihan auditor eksternal
berkualitas.
2) Pengaruh Kepemilikan Institusional (inst) terhadap pemilihan
auditor eksternal berkualitas.
Variabel kepemilikan institusional menunjukkan
koefisien negatif 1,637 dengan tingkat signifikansi (p)
sebesar 0,022. Karena tingkat signifikansi (p) lebih kecil
dari α = 5%, maka hipotesis berhasil didukung. Penelitian
ini berhasil membuktikan bahwa kepemilikan saham oleh
60
pihak institusional berpengaruh terhadap pemilihan auditor
eksternal berkualitas.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan
adanya jumlah kepemilikan saham intitusional suatu
perusahaan akan mendorong perusahaan untuk memilih
auditor eksternal berkualitas. Kenaikan persentase dari
kepemilikan institusional akan meningkatkan permintaan
atas jasa audit dengan kualitas tinggi yang dilakukan oleh
auditor berkualitas (Zureigat, 2011). Hal tersebut
menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kepemilikan
institusional maka akan meningkatkan permintaan atas jasa
audit yang berkualitas karena investor institusional sebagai
pihak yang menanamkan modal pada suatu perusahaan
sangat membutuhkan laporan dari kinerja manajemen yang
dinilai oleh pihak independen yang berkualitas.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Zureigat (2014) dan
Anggreini dan Ghofar (2014) yang menunjukkan hasil
bahwa kepemilikan saham institusional memiliki pengaruh
terhadap pemilihan auditor berkualitas dan tidak
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Putra (2014)
yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional tidak
61
berpengaruh terhadap pemilihan auditor eksternal
berkualitas.
3) Pengaruh Kebutuhan Pendanaan Eksternal terhadap
Pemilihan Auditor Eksternal.
Variabel kebutuhan pendanaan eksternal
menunjukkan koefisien positif 0,133 dengan tingkat
signifikansi (p) sebesar 0,706. Karena tingkat signifikansi
(p) lebih besar dari α = 5%, maka hipotesis 2 tidak berhasil
didukung. Penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa
kebutuhan pendanaan eksternal perusahaan berpengaruh
terhadap pemilihan auditor eksternal berkualitas.
Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa
kebutuhan pendanaan eksternal yang di proksikan dengan
free cash flow (fcf) tidak berpengaruh terhadap pemilihan
auditor eksternal. Hal ini disebabkan karena pihak investor
pada umumnya tidak mensyaratkan penggunaan auditor
tertentu. Pihak investor umumnya memiliki pertimbangan
lain dalam memberikan pinjaman dana kepada perusahaan
seperti melihat pergerakan harga saham perusahaan. Oleh
sebab itu, dalam mencari sumber dana eksternal perusahaan
mungkin tidak memiliki preferensi untuk menggunakan
auditor tertentu karena investor tidak mempermasalahkan
(Trisnawati dan Ancella, 2013).
62
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Trisnawati dan Ancella (2013) dan Knechel
et., al. (2008) yang menyatakan bahwa kebutuhan
pendanaan eksternal tidak berpengaruh terhadap pemilihan
auditor eksternal. Namun, penelitian ini bertentangan dari
hasil penelitian yang dilakukan oleh Revier dan Schroe
(2009) yang menyatakan bahwa kebutuhan pendanaan
eksternal berpengaruh terhadap pemilihan auditor eksternal.
4) Pengaruh Leverage terhadap Pemilihan Auditor Eksternal
Berkualitas.
Variabel leverage menunjukkan koefisien negatif
0,381 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,067. Karena
tingkat signifikansi (p) lebih besar dari α = 5%, maka
hipotesis 2 tidak berhasil didukung. Penelitian ini tidak
berhasil membuktikan bahwa leverage berpengaruh
terhadap pemilihan auditor eksternal berkualitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa leverage tidak
berpengaruh terhadap pemilihan auditor eksternal. Hal ini
terjadi karena leverage sebagai cerminan nilai kewajiban
tidak menjadi faktor krusial dalam menentukan kualitas
informasi, tuntutan kualitas informasi keuangan tidak
hanya tergantung pada nilai kewajiban tetapi lebih pada
nilai kinerja secara keseluruhan. Selain itu tuntutan kreditur
63
di Indonesia untuk menggunakan jasa auditor eksternal
berkualitas tidak terlalu besar (Setiawan dan
Karsana,2015).
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Setiawan dan Karsana (2015) serta
Trisnawati dan Ancella (2013) yang menyatakan bahwa
leverage tidak berpengaruh terhadap pemilihan auditor
eksternal. Namun, penelitian ini bertentangan dari hasil
penelitian yang dilakukan oleh Kim dan Song (2011) serta
Knechel et al., (2008).
5) Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pemilihan Auditor
Eksternal.
Variabel ukuran perusahaan menunjukkan koefisien
positif 1,150 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,000.
Karena tingkat signifikansi (p) lebih kecil dari α = 5%,
maka hipotesis 2 berhasil didukung. Penelitian ini berhasil
membuktikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap pemilihan auditor eksternal berkualitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran
perusahaan yang diproksikan dengan ln total asset
berpengaruh terhadap pemilihan auditor eksternal. Hal ini
menunjukan bahwa semakin besar perusahaan yang diukur
dengan total asetnya maka perusahaan tersebut memiliki
64
peluang yang lebih tinggi untuk memilih auditor eksternal
yang berkualitas. Hal tersebut terjadi karena semakin tinggi
ukuran perusahaan maka operasional perusahaan semakin
meningkat, yang membuat kompleksitas perusahaan
semakin tinggi. Selain itu rentang kontrolnya pun akan
semakin jauh sehingga meningkatkan risiko kelalaian dan
perilaku oportunis karena monitoring yang dilakukan
semakin sulit. Oleh karena itu, perusahan yang besar akan
cenderung memilih auditor eksternal yang berkualitas
sebagai salah satu mekanisme monitoringnya (Knechel
et.,al, 2008).
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Setiawan dan Karsana (2015), Trisnawati
dan Ancella (2013) serta Zureigat (2011) yang
menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap pemilihan auditor eksternal. Namun, penelitian ini
bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi
dan Ratnadi (2014) yang menyatakan bahwa ukuran
perusahaan tidak berpengaruh terhadap pemilihan auditor
eksternal.
65
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini meneliti tentang pengaruh kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional, kebutuhan pendanaan eksternal, leverage dan
ukuran perusahaan terhadap pemilihan auditor eksternal pada perusahaan
industri manufaktur go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) selama periode 2012-2014. Data sampel perusahaan yang digunakan
dalam penelitian ini sebanyak 195 pengamatan perusahaan. Analisis
dilakukan dengan menggunakan analisis regresi logistic dengan program
IBM Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 22. Berdasarkan
data yang dikumpulkan, hasil pengujian yang telah dilakukan, serta
pembahasan yang dijelaskan pada bagian sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap pemilihan auditor
eksternal. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Putra (2014), Kono (2004) dan Sumanto (2003).
Namun hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang
dilakukan oleh Dewi dan Ratnadi (2014), dan Susilowati (2001).
2. Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap pemilihan auditor
eksternal. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Zureigat (2011). Namun hasil penelitian ini tidak
mendukung hasil penelitian yang dilakukan Putra (2014).
66
3. Kebutuhan pendanaan eksternal tidak berpengaruh terhadap pemilihan
auditor eksternal. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Trisnawati dan Ancella (2013) dan Knechel et., al.
(2008). Namun hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Revier dan Schroe (2009).
4. Leverage tidak berpengaruh terhadap pemilihan auditor eksternal Hasil
penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Setiawan dan
Karsana (2015), Trisnawati dan Ancella (2013) dan Kono (2004).
Namun, penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang
dilakukan oleh Kim dan Song (2011) serta Knechel et al., (2008)
5. Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pemilihan auditor eksternal.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Setiawan dan Karsana (2015), Trisnawati dan Ancella (2013) Zureigat
(2011) dan Revier dan Schroe (2009). Namun hasil penelitian ini tidak
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Ratniadi (2014).
B. Saran
Penelitian di masa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil
penelitian yang lebih berkualitas, dengan adanya beberapa masukan
mengenai beberapa hal diantaranya:
1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas obyek atau
sampel penelitian sehingga dapat meningkatkan generalisasi hasil.
2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperbanyak faktor lain
yang mungkin dapat mempengaruhi pemilihan auditor eksternal,
67
misalnya seperti kepemilikan asing, kepemilikan keluarga atau
kompleksitas perusahaan sebagai variabel penelitian sehingga hasil
yang diperoleh dapat dibandingkan dengan penelitian-penelitian
sebelumnya dan mampu meningkatkan kemampuan dalam
menjelaskan model penelitian
3. Variabel yang digunakan untuk mencerminkan kualitas audit dapat
dikembangkan lebih lanjut. Selain ukuran kantor akuntan publik,
kualitas audit juga bisa diproksikan dengan spesialisasi auditor.
68
DAFTAR PUSTAKA
Abdel-khalik, A. R. Reforming Corporate Governance after Enron: Shareholders' Board of Trustees and the Auditor. Journal of Accounting Public Policy , 97-119. 2001.
Asbaugh, H., & Warfield, T. D. Audits as a Corporate Governance Mechanism: Evidence from the German Market. Journal of International Accounting Research , 1-21. 2003.
Arens, Alvin A, Randal J. Elder, Mark S. Beasley. Jasa Audit dan Assurance. Terjemahan. Pendekatan Terpadu (Adaptasi Indonesia). Salemba Empat. Jakarta. 2011.
Balafif, Shirin. Pengaruh Efektifitas Komite Audit, Ukuran Perusahaan, kepemilikan oleh Keluarga dan Kepemilikan Asing terhadap Pemilihan Auditor Eksternal Berkualitas. Thesis. Universitas Indonesia. 2010.
Chow, Chee W. The Demand of External Auditing Size, Debt and Ownership Influences. The Accounting Review. 1982.
DeAngelo, L. Auditor Size and Audit Quality. Journal of Accounting and Economics, 183-199. 1981.
Eisenhardt, Kathleen M. “Agency Theory: An Assessment and Review”, The Academy of Management Review Vol. 14 No.1, pp. 57-74, 1989.
Fakhrudin, Hendy. Istilah Pasar Modal A-Z. Jakarta : PT Elex Media Komputindo. 2008
Francis, J.R and Wilson, E.R. Auditor Changes: A Joint of Test of Theories Relating to Agency Cost and Auditor Differentiation. The Accounting Review, Vol 63, No 4. 1988.
Guedhami. Auditor Choice in Privatizied Firms: Empirical Evidence on The Role of State and Foreign Owners. 2008.
Giuseppe, Ianniello. Corporate Governance And Auditor Choice. Paper. Bicentenary Coference- Lecce, Italy, September 19-21, 2013.
Gomes, A. Going Public without Governance: Managerial Reputation Effects. The
Journal of Finance Vol LV, No. 2 , 615-646. 2000.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Edisi Keempat, Semarang: Badan Penerbit UNDIP, 2009.
69
Jensen, M.C. & Meckling, W.H. Theory of Firms: Managerial Behavior, agency Cost, and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, 302-360. 1976.
Kim, J. dan Song, B.Y. “Auditor Quality and Loan Syndicate Structures”. Auditing: A Journal of Practice and Theory. Vol. 30 No. 4. Pp: 71-99. 2011.
Knechel, W. R., et al.,. Determinants of Auditor Choice: Evidence from a Small Client Market. 2005.
Kono, Theodorus. Pengaruh Besaran Perusahaan, Leverage, Kepemilikan Saham dan Persepsi Manajemen terhadap Permintaan Jasa Eksternal Audit pada Perusahaan Jasa Perhotelan di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Thesis. Universitas Diponegoro. 2004.
La Porta, R., Lopez-de-Silanes, F., & Schleifer, A. Corporate Ownership around the World. The Journal of Finance , 471-517. 1999.
Machmud dan Djakman. “Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR Disclosure) pada Laporan Tahunan Perusahaan : Study Empiris pada Perusahaan Publik yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia 2006.” Simposium Nasional Akuntansi 11. 2008.
Maharani, Desti. Analisis Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Perusahaan terhadap Pemilihan Auditor Eksternal. Publikasi Simposium Nasional Indonesia. 2012.
Mursalim. Simultanitas Aktivisme Institusional, Struktur Kepemilikan, Kebijakan Dividend dan Kebijakan Utang dalam Mengurangi Masalah Keagenan (Studi empiris pada perusahaan manufaktur go public di Indonesia). Thesis. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. 2007.
Meutia, Inten. Pengaruh Independensi Auditor terhadap Manajemen Laba untuk KAP Big Five dan Non Big Five. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol 7, No. 3. September, pp 333-350. 2004.
Nafasati, et al.,. Mekanisme Internal Corporate Governance dan Pemilihan Auditor Eksternal. Publikasi Simposium Nasional Indonesia. 2015.
Palmrose Z.V. An Analysis of Auditor Litigation and Auditor Services. The
Accounting Reviw, 55-73. 1988.
Putra, Dedi. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Pemilihan Auditor Eksternal. Proseding Seminar Bisnis & Tekhnologi Bisnis : ISSN 2407-61. 2014.
70
Ratniadi, Dewi. Faktor Faktor yang mempengaruhi Pemilihan Kantor Akuntan Publik Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. E-Journal Akuntansi Universitas Udayana, 187-199. 2014.
Rustiarini, Ni Wayan. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham pada Pengungkapan Corporate Social Responsibility. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar. 2011.
Sekaran, U dan Bougie, R. Research Method For Business: A Skill-Building Approach. John-Wiley & Sons, Inc, 5th (US). 2006.
Schleifer, A., & Vishny, R. W. A Survey of Corporate Governance. National Bureau of Economis Researh. 1996.
Scott, William. Financial Accounting Theory 2 Edition. Prentice-Hall, New Jersey. 2000.
Simunic, D. A. (1980). The Pricing of Audit Services: Journal of Accounting Research, 161-189. 1980.
Sumanto, Agus. Analisis Perusahaan Perusahaan yang Tidak Go Public Terhadap Permintaan Jasa Audit. Thesis. Universitas Diponegoro. 2013.
Revier, Elke dan Ralph Schroe. Determinants of Auditor Choice. Published Thesis. Universiteit Gent. 2009.
Trinawati, Ita dan Hermawan, A. A. Determinan Faktor Faktor Pemilihan Auditor Eksternal Berkualitas. Simposium Nasional Akuntansi XIV. 2013.
Ujiyantho, Muh. Arief. Asimetri Informasi dan Manajemen Laba: Suatu Tinjauan dalam Hubungan Keagenan. 2009.
Wahyudi, Untung dan Prawestri, H.P. Implikasi Struktur Kepemilikan terhadap Nilai Perusahaan dengan Keputusan Keuangan sebagai Variabel Intervening. Simposium Nasional Akuntansi IX. 2006.
Wardhani, R. Mekanisme Corporate Governance dalam Perusahaan yang Mengalami Permasalahan Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi. 2006.
Watkins, A.L. W. Hillison, dan S.E. Morecroft. “Audit Quality: A Synthesis of Theory and Empirical Evidence”. Journal of Accounting Literature. 23. pp. 153—193. 2004.
Wibowo, Arie dan Rosieta Hilda. Faktor-Faktor Determinasi Kualitas Audit-Suatu
Studi dengan Pendekatan Earnings Surprise Benchmark. Jurnal Pascasajana Ilmu Akuntasi FEUI. 2009.
71
Widiastuty, et al., Pengukuran Kualitas Audit : Sebuah Esai. Jurnal Ilmiah Fakultas Ekonomi Universitas Mataram. 2011
www.detik-finance.com
www.kemenkeu.go.id
Zureigat, Q. M. The Effect of Ownership Structure on Audit Quality: Evidence from Jordan. International Journal of Business and Social Science. 2011.
NO KODE NAMA PERUSAHAAN 1 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk 2 SMCB Holcim Indonesia Tbk 3 SMGR Semen Gresik Tbk 4 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk 5 IKAI Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk 6 KIAS Keramika Indonesia Assosiasi Tbk 7 MLIA Mulia Industrindo Tbk 8 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 9 ALKA Alaska Industrindo Tbk
10 ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk 11 BTON Beton Jaya Manunggal Tbk 12 CTBN Citra Turbindo Tbk 13 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk 14 INAI Indal Aluminium Industry Tbk 15 ITMA Itamaraya Tbk 16 JKSW Jakarta Kyoei Steel Work LTD Tbk 17 JPRS Jaya Pari Steel Tbk 18 KRAS Krakatau Steel Tbk 19 LION Lion Metal Works Tbk 20 LMSH Lionmesh Prima Tbk 21 MYRX Hanson International Tbk 22 NIKL Pelat Timah Nusantara Tbk 23 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk 24 TBMS Tembaga Mulia Semanan Tbk 25 BRPT Barito Pasific Tbk 26 BUDI Budi Acid Jaya Tbk 27 DPNS Duta Pertiwi Nusantara 28 EKAD Ekadharma International Tbk 29 ETWA Eterindo Wahanatama Tbk 30 INCI Intan Wijaya International Tbk 31 SOBI Sorini Agro Asia Corporindo Tbk 32 SRSN Indo Acitama Tbk 33 TPIA Chandra Asri Petrochemical Tbk 34 UNIC Unggul Indah Cahaya Tbk 35 AKKU Alam Karya Unggul Tbk 36 AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk 37 APLI Asiaplast Industries Tbk 38 BRNA Berlina Tbk
74
39 FPNI Titan Kimia Nusantara Tbk 40 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk 41 IPOL Indopoly Swakarsa Industry Tbk 42 SIAP Sekawan Intipratama Tbk 43 SIMA Siwani Makmur Tbk 44 TRST Trias Sentosa Tbk 45 YPAS Yana Prima Hasta Persada Tbk 46 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 47 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk 48 MAIN Malindo Feedmill Tbk 49 SIPD Siearad Produce Tbk 50 SULI Sumalindo Lestari Jaya Tbk 51 ALDO Alkindo Naratama Tbk 52 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk 53 INKP Indah Kiat Pulp & paper Tbk 54 INRU Toba Pulp Lestari Tbk 55 KBRI Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk 56 SPMA Suparma Tbk 57 TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk 58 ASII Astra International Tbk 59 AUTO Astra Auto Part Tbk 60 BRAM Indo Kordsa Tbk 61 GDYR Goodyear Indonesia Tbk 62 GJTL Gajah Tunggal Tbk 63 IMAS Indomobil Sukses International Tbk 64 INDS Indospring Tbk 65 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk 66 MASA Multistrada Arah Sarana Tbk 67 NIPS Nippres Tbk 68 PRAS Prima alloy steel Universal Tbk 69 SMSM Selamat Sempurna Tbk 70 ADMG Polychem Indonesia Tbk 71 ARGO Argo Pantes Tbk 72 CNTX Centex Tbk 73 ERTX Eratex Djaya Tbk 74 ESTI Ever Shine Textile Industry Tbk 75 HDTX Pan Asia Indosyntec Tbk 76 INDR Indo Rama Synthetic Tbk 77 MYTX Apac Citra Centertex Tbk 78 PBRX Pan Brothers Tbk 79 POLY Asia Pasific Fibers Tbk 80 RICY Ricky Putra Globalindo Tbk 81 SSTM Sunson Textile Manufacturer Tbk 82 TFCO Tifico Fiber Indonesia Tbk
75
83 TRIS Trisula International Tbk 84 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk 85 UNTX Unitex Tbk 86 BATA Sepatu Bata Tbk 87 BIMA Primarindo Asia Infrastructure Tbk 88 IKBI Sumi Indo Kabel Tbk 89 JECC Jembo Cable Company Tbk 90 KBLI KMI Wire and Cable Tbk 91 KBLM Kabelindo Murni Tbk 92 SCCO Supreme Cable Manufacturing and CommerceTbk 93 VOKS Voksel Electric Tbk 94 PTSN Sat Nusa Persada Tbk 95 ADES Akasha Wira International Tbk 96 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 97 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk 98 CEKA Cahaya Kalbar Tbk 99 DLTA Delta Djakarta Tbk
100 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 101 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 102 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 103 MYOR Mayora Indah Tbk 104 PSDN Prashida Aneka Niaga Tbk 105 ROTI Nippon Indosari Corporindo Tbk 106 SKBM Sekar Bumi Tbk 107 SKLT Sekar Laut Tbk 108 STTP Siantar Top Tbk 109 ULTJ Ultrajaya Milk Industry and Trading CompanyTbk 110 GGRM Gudang Garam Tbk 111 HMSP Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 112 RMBA Bentoel International Investama Tbk 113 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk 114 INAF Indofarma Tbk 115 KAEF Kimia Farma Tbk 116 KLBF Kalbe Farma Tbk 117 MERK Merck Indonesia Tbk 118 PYFA Pyridam Farma Tbk 119 SQBB Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk 120 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk 121 MBTO Martina Berto Tbk 122 MRAT Mustika Ratu Tbk 123 TCID Mandom Indonesia Tbk 124 UNVR Unilever Indonesia Tbk 125 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk 126 KICI Kedaung Indag Can Tbk
76
127 ARNA Arwana Citra Mulia Tbk 128 LMPI Langgeng Makmur Industri Tbk 129 WIIM Wismilak inti Makmur Tbk 130 KRAH Wijaya Karya Beton Tbk 131 WTON Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk 132 SIDO Tembaga Mulia Semanan Tbk 133 TBMS Karwell Indonesia Tbk 134 KARW Sri Rejeki Isman Tbk 135 SRIL Semen Batu Raja Persero Tbk 136 SMBR Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk 137 DAJK Impack Pratama Industry Tbk 138 IMPC Chitose International Tbk 139 CINT Schering Plough Indonesia Tbk 140 SCPI Sekawan Intipratama Tbk
77
DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN MANUFAKTUR
NO KODE NAMA PERUSAHAAN 1 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk 2 SMGR Semen Gresik Tbk 3 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk 4 IKAI Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk 5 KIAS Keramika Indonesia Assosiasi Tbk 6 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 7 ALKA Alaska Industrindo Tbk 8 BTON Beton Jaya Manunggal Tbk 9 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk 10 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk 11 DPNS Duta Pertiwi Nusantara 12 SRSN Indo Acitama Tbk 13 AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk 14 APLI Asiaplast Industries Tbk 15 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 16 SIPD Sierad Produce Tbk 17 SPMA Suparma Tbk 18 GJTL Gajah Tunggal Tbk 19 IMAS Indomobil Sukses International Tbk 20 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk 21 HDTX Pan Asia Indosyntec Tbk 22 RICY Ricky Putra Globalindo Tbk 23 SSTM Sunson Textile Manufacturer Tbk 24 DLTA Delta Djakarta Tbk 25 PSDN Prashida Aneka Niaga Tbk 26 SKBM Sekar Bumi Tbk 27 SKLT Sekar Laut Tbk 28 ULTJ Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk 29 KLBF Kalbe Farma Tbk 30 MRAT Mustika Ratu Tbk 31 TCID Mandom Indonesia Tbk 32 ARNA Arwana Citra Mulia Tbk 33 MLIA Mulia Industrindo Tbk 34 ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk 35 INAI Indal Aluminium Industry Tbk 36 BUDI Budi Acid Jaya Tbk 37 EKAD Ekadharma International Tbk 38 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk 39 TRST Trias Sentosa Tbk 40 YPAS Yana Prima Hasta Persada Tbk
78
41 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk 42 INDS Indospring Tbk 43 NIPS Nippres Tbk 44 TRIS Trisula International Tbk 45 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk 46 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 47 MYOR Mayora Indah Tbk 48 STTP Siantar Top Tbk 49 GGRM Gudang Garam Tbk 50 HMSP Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 51 INAF Indofarma Tbk 52 KAEF Kimia Farma Tbk 53 PYFA Pyridam Farma Tbk 54 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk 55 MBTO Martina Berto Tbk 56 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk 57 KRAH Grand Kartech Tbk 58 LMPI Langgeng Makmur Industri Tbk 59 BRNA Berlina Tbk 60 AUTO Astra Auto Part Tbk 61 PRAS Prima alloy steel Universal Tbk 62 JECC Jembo Cable Company Tbk 63 KBLM Kabelindo Murni Tbk 64 SCCO Supreme Cable Manufacturing and Commerce Tbk 65 KICI Kedaung Indag Can Tbk