Top Banner
PENGARUH SOSIAL BUDAYA TERHADAP PENGEMBANGAN KURIKULUM (Tugas Mata Kuliah Dasar-Dasar Kurikulu! Ol"h# Gusti Putu A$a$ta %i&a'a ) *+))+), PENDIDIKAN ISIKA AKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNI.ERSITAS LAMPUNG )+ *
21

Pengaruh Sosial Budaya Terhadap Pegembangan Kurikulum

Oct 05, 2015

Download

Documents

share
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

PENGARUH SOSIAL BUDAYA TERHADAP PENGEMBANGAN KURIKULUM(Tugas Mata Kuliah Dasar-Dasar Kurikulum)

Oleh: Gusti Putu Ananta Wijaya 1213022026

PENDIDIKAN FISIKAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG2013

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha esa, karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka kami dapat menyelesaikan sebuah makalah dengan tepat waktu.

Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul "pengaruh sosial budaya terhadap pengembangan kurikulum ", yang menurut saya dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari Dasar Dasar Kurikulum.

Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca.

Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.

Bandar Lampung, 11 November 2013

penulis

DAFTAR ISI

COVER

KATAPENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI...........................................................................................................3

BAB I. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang.................................................................................41.2 Rumusan masalah............................................................................51.3 Tujuan..............................................................................................5

BAB II. PEMBAHASAN........................................................................................6

BAB III. PENUTUP3.1 Kesimpulan....................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kurikulum merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh terhadap seluruh kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum dalam pendidikan dan kehidupan manusia, maka penyusunan kurikulum tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan pada landasan yang kuat dapat berakibat fatal terhadap kegagalan pendidikan itu sendiri. Dengan sendirinya, akan berkibat pula terhadap kegagalan proses pengembangan manusia. Dalam hal ini, Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengemukakan empat landasan utama dalam pengembangan kurikulum, yaitu: (1) filosofis; (2) psikologis; (3) sosial-budaya; dan (4) ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu rancangan pendidikan. Sebagai suatu rancangan, kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan. Kita maklumi bahwa pendidikan merupakan usaha mempersiapkan peserta didik untuk terjun ke lingkungan masyarakat. Pendidikan bukan hanya untuk pendidikan semata, namun memberikan bekal pengetahuan, keterampilan serta nilai-nilai untuk hidup, bekerja dan mencapai perkembangan lebih lanjut di masyarakat.

Peserta didik berasal dari masyarakat, mendapatkan pendidikan baik formal maupun informal dalam lingkungan masyarakat dan diarahkan bagi kehidupan masyarakat pula. Kehidupan masyarakat, dengan segala karakteristik dan kekayaan budayanya menjadi landasan dan sekaligus acuan bagi pendidikan yang ada disini. Dengan pendidikan, kita tidak mengharapkan muncul manusia - manusia yang menjadi terasing dari lingkungan masyarakatnya, tetapi justru melalui pendidikan diharapkan dapat lebih mengerti dan mampu membangun kehidupan masyakatnya. Oleh karena itu, tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, karakteristik, kekayaan dan perkembangan yang ada di masyakarakat.

Setiap lingkungan masyarakat masing-masing memiliki sistem-sosial budaya tersendiri yang mengatur pola kehidupan dan pola hubungan antar anggota masyarakat. Salah satu aspek penting dalam sistem sosial budaya adalah tatanan nilai-nilai yang mengatur cara berkehidupan dan berperilaku para warga masyarakat. Nilai-nilai tersebut dapat bersumber dari agama, budaya, politik atau segi-segi kehidupan lainnya.

Sejalan dengan perkembangan masyarakat maka nilai-nilai yang ada dalam masyarakat juga turut berkembang sehingga menuntut setiap warga masyarakat untuk melakukan perubahan dan penyesuaian terhadap tuntutan perkembangan yang terjadi di sekitar masyarakat.

1.2. Rumusan masalahBerdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalahnya adalah :a.Apa yang dimaksud dengan kurikulum ?b.Apa yang dimaksud dengan manusia(masyarakat) kebudayaan?c.Apa sajakah nilai-nilai landasan sosial ?

1.4 Tujuan Adapun tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah:1. Untuk mengetahui pengaruh sosial budaya terhadap pengembangan kurikulum 2. Untuk mengetahui peranan budaya dalam pegembangan Kurikulum

BAB IIPEMBAHASAN

Kurikulum merupakan suatu rancangan pendidikan. Sebagai suatu rancangan, kurikulum memiliki peran dalam mengarahkan pelaksanaan dan hasil pendidikan. Kita telah memahami bersama bahwa pendidikan merupakan usaha mempersiapkan peserta didik untuk terjun ke lingkungan masyarakatnya. karena itu, pendidikan bukan hanya untuk pendidikan semata, namun lebih dari itu memberikan bekal pengetahuan, keterampilan serta nilai-nilai untuk hidup, bekerja dan mencapai perkembangan lebih lanjut di masyarakat. Peserta didik berasal dari masyarakat, mendapatkan pendidikan baik formal maupun informal dalam lingkungan masyarakat dan diarahkan bagi kehidupan masyarakat pula. Kehidupan masyarakat, dengan segala karakteristik dan kekayaan budayanya menjadi landasan dan sekaligus acuan bagi pendidikan. Dengan pendidikan, kita semua berharap muncul manusia manusia mampu memahami masyarakat dan mampu membangun kehidupan masyakatnya. Dengan pentingnya peran kurikulum tersebut, tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, karakteristik, kekayaan dan perkembangan yang ada di masyarakat, yang mana setiap lingkungan masyarakat masing-masing memiliki-sosial budaya tersendiri yang mengatur pola kehidupan dan pola hubungan antar anggota masyarakat. Salah satu aspek penting dalam sistem sosial budaya adalah tatanan nilai-nilai yang mengatur cara berkehidupan dan berperilaku masyarakat. Nilai-nilai tersebut dapat bersumber dari agama, budaya, politik atau segi-segi kehidupan lainnya. Sejalan dengan perkembangan masyarakat maka nilai-nilai yang ada dalam masyarakat juga turut berkembang, sehingga menuntut setiap warga masyarakat untuk melakukan evalusi, pengembangan, penyesuaian, bahkan perubahan pola hidup masyarakat mengikuti tuntutan perkembangan yang terjadi di sekitar masyarakat. Israel Scheffer (Nana Syaodih Sukamdinata, 1997) mengemukakan bahwa melalui pendidikan manusia mengenal peradaban masa lalu, turut serta dalam peradaban sekarang dan membuat peradaban masa yang akan datang. Dengan demikian, kurikulum yang dikembangkan sudah seharusnya mempertimbangkan, merespons dan menjadikan perkembangan sosial-budaya dalam suatu masyarakat, baik dalam konteks lokal, nasional maupun global sebagai salah satu landasan yang harus dijadikan tempat berpijak.Kita maklumi bersama bahwa masyarakat tidak bersifat statis. Seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, masyarakat juga mengalami perubahan, menuju masyarakat yang semakin kompleks. Perubahan tersebut bukan hanya terjadi pada system nilai tetapi juga pada pola kehidupan, struktur sosial, kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Kompleksitas tersebut yang selanjutnya memunculkan kelompok-kelompok sosial, tertentu yang selanjutnya memengaruhi kurikukulum, seperti tekanan-tekanan dari kelompok politik tertentu terhadap materi pendidikan, belum lagi tekanan dari kelompok lain yang memiliki pandangan yang berbeda.Pengembang kurikulum, meskipun sulit, harus memerhatikan setiap tuntutan dan tekanan masyarakat yang berbeda-berbeda. Di sini perlu adanya usaha untuk menyerap berbagai informasi yang dibutuhkan masyarakat. Selanjutnya para pengembang kurikulum perlu menjalankan peran evaluative dan kritisnya dalam menentukan muatan kurikulum, untuk menentukan muatan-muatan yang memang layak untuk dimasukkan dalam kurikulum.Selanjutnya yang perlu diperhatikan dari aspek sosial budaya adalah :

1. Perubahan pola hidup, yaitu terjadinya perubahan dari masyarakat agraris tradisional menuju kehidupan industri modern.Perubahan tersebut dapat dilihat dalam beberapa aspek :a. Pola kerja, pada masyarakat agraris cenderung teratur berlangsung siang hari, dari pagi hingga sore, tetapi tidak demikian pada masyarakat indutri, mereka cenderung tidak teratur, dan memiliki waktu kerja yang lebih panjang.b. Pola hidup yang sangat bergantung pada hasil teknologi, pada masyarakat industry ketergantungan pada hasil teknologi lebih tinggi, bahwa dalam kehidupannya menjadi suatu yang harus dipenuhi, daripada masyarakat petani yang agraris tradisionalc. Pola hidup dalam system perekonomian baru, yaitu bahwa pertumbuhan ekonomi, ditandai dengan penggunaan produk perbankan dengan sistim baru, munculnya pasar modern yang semakin menggeser pasar tradisional, tidak hanya membawa dampak positif saja tetapi terkadang pengaruh negative terhadap pola hidup masyarakat.Tiga hal tersebut merupakan hal-hal yang perlu diperhatikan ketika akan menyusun kurikulum, sehingga dapat ditentukan muatan atau materi untuk bekal menghadapi kondisi tersebut.

2. Perubahan kehidupan politik, yaitu perubahan politik yang diakibatkan era globalisasi, perubahan yang terjadi baik dalam wilayah nasional maupun internasional. Sebagai contoh di Indonesia, dengan era reformasinya, maka semua aspek berubah, tidak terkecuali pendidikan. Pendidikan harus diarahkan untuk menciptakan manusia yang kritis dan demokratis. Karena itu perubahan kea rah transparansi harus ditangkap oleh para pengembang kurikulum. Kehidupan demokratis harus menjiwai kurikulum. Hal ini yang mendasari munculnya produk hukum yang memberikan kewenangan daerah untuk mengurusi rumah tangganya termasuk dalam bidang pendidikan. Sinyal yang harus ditangkap para pengembang kurikulum di daerah, untuk memberdayakan pendidikan sebagai pembentuk generasi yang handal sesuai dengan nilai dan kebutuhan masyarakat local, nasional, maupun global. Berkaitan dengan sosial budaya ini yang harus dilakukan oleh para pengembang sebelum menyusun kurikulum adalah :a. Mempelajari dan memahami kebutuhan masyarakat seperti yangdirumuskan dalam peraturan perundangan.b. Menganalisis budaya masyarakat tempat sekolah/madrasah beradac. Menganalisis kekuatan serta potensi daerahd. Menganalisis syarat dan tuntutan tenaga kerjae. Menginterpretasi kebutuhan individu dalam kerangka kepentingan masyarakat.1.Pengertian Budaya dalam Kurikulum.

Terdapat hubungan antara pendidikan dengan masyarakat dan kebudayaannya. Kebudayaan menentukan arah, isi dan proses pendidikan (sosialisasi atau enkulturasi). Sedangkan pendidikan memilkifungsi konservasidan ataufungsi kreasi(perubahan, inovasi) bagi masyarakat dan kebudayaannya.

2.Budaya Sebagai Landasan Pengembangan Kurikulum.Pendidikan dan proses warisan budaya Sebagai unsur vital dalam kehidupan manusia yang beradab, kebudayaan mengambil unsur-unsur pembentuknya dari segala ilmu pengetahuan yang dianggap betul-betul vital dan sangat diperlukan dalam menginterpretasi semua yang ada dalam kehidupannya. Hal ini diperlukan sebagai modal dasar untuk dapat beradaptasi dan mempertahankan kelangsungan hidup (survive). Dalam kaitan ini kebudayaan di pandang sebagai nilai-nilai yang diyakini bersama dan terinternalisasi dalam diri individu sehingga terhayati dalam setiap perilaku. Nilai-nilai yang dihayati ataupun ide yang diyakini tersebut bukanlah ciptaan sendiri dari setiap individu yang menghayati dan meyakininya, semuanya itu diperoleh melalui proses belajar. Proses belajar merupakan cara untuk mewariskan nilai-nilai tersebut dari generasi ke generasi. Proses pewarisan tersebut dikenal dengan proses sosialisasi atau enkulturasi (proses pembudayaan).Sosial budaya merupakan bagian hidup manusia yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari. Setiap kegiatan manusia hampir tidak pernah lepas dari unsur sosial dan budaya karena sebagian besar kegiatan manusia dilakukan secara berkelompok. Sejalan dengan lahirnya pemikiran tentang pendidikan kemasyarakatan, maka pada abad ke-20 sosiologi memegang peranan penting dalam dunia pendidikan. Aliran liberalisme dan positivisme yang membuat manusia tidak pernah merasa hidup damai menyebabkan munculnya aliran kemasyarakatan dalam pendidikan. Aliran ini berusaha membuat manusia bisa merasa tenang melalui pendidikan. Ini berarti proses pendidikan harus diubah. Pendidikan yang diinginkan oleh aliran kemasyarakatan tersebut adalah proses pendidikan yang bisa mempertahankan dan meningkatkan keselarasan hidup dalam pergaulan manusia. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut pendidikan butuh bantuan ilmu sosiologi.

3.Sumbangan Budaya Dalam Pengembangan Kurikulum.

Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu rancangan pendidikan. Sebagai suatu rancangan, kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan. Kita maklumi bahwa pendidikan merupakan usaha mempersiapkan peserta didik untuk terjun ke lingkungan masyarakat. Pendidikan bukan hanya untuk pendidikan semata, namun memberikan bekal pengetahuan, keterampilan serta nilai-nilai untuk hidup, bekerja dan mencapai perkembangan lebih lanjut di masyarakat.Peserta didik berasal dari masyarakat, mendapatkan pendidikan baik formal maupun informal dalam lingkungan masyarakat dan diarahkan bagi kehidupan masyarakat pula. Kehidupan masyarakat, dengan segala karakteristik dan kekayaan budayanya menjadi landasan dan sekaligus acuan bagi pendidikan.Dengan pendidikan, kita tidak mengharapkan muncul manusia manusia yang menjadi terasing dari lingkungan masyarakatnya, tetapi justru melalui pendidikan diharapkan dapat lebih mengerti dan mampu membangun kehidupan masyakatnya. Oleh karena itu, tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, karakteristik, kekayaan dan perkembangan yang ada di masyakarakatSetiap lingkungan masyarakat masing-masing memiliki sistem-sosial budaya tersendiri yang mengatur pola kehidupan dan pola hubungan antar anggota masyarakat. Salah satu aspek penting dalam sistem sosial budaya adalah tatanan nilai-nilai yang mengatur cara berkehidupan dan berperilaku para warga masyarakat. Nilai-nilai tersebut dapat bersumber dari agama, budaya, politik atau segi-segi kehidupan lainnyaSejalan dengan perkembangan masyarakat maka nilai-nilai yang ada dalam masyarakat juga turut berkembang sehingga menuntut setiap warga masyarakat untuk melakukan perubahan dan penyesuaian terhadap tuntutan perkembangan yang terjadi di sekitar masyarakatIsrael Scheffer (dalam Sukmadinata, 2006: 60) mengemukakan bahwa melalui pendidikan manusia mengenal peradaban masa lalu, turut serta dalam peradaban sekarang dan membuat peradaban masa yang akan datang. Dengan demikian, kurikulum yang dikembangkan sudah seharusnya mempertimbangkan, merespons dan berlandaskan pada perkembangan sosial budaya dalam suatu masyarakat, baik dalam konteks lokal, nasional maupun global.

Begitu pula dengan kebudayaan yang berisi norma-norma, kebiasaan, adat dan tradisi (Hasan, 1983) mempunyai pengaruh dalam dunia pendidikan bahkan pengaruh timbal balik. Bila kebudayaan berubah maka pendidikan juga berubah dan bila pendidikan berubah maka akan dapat mengubah kebudayaan. Disini tampak bahwa peranan pendidikan dalam mengembangkan kebudayaan sangat besar karena pendidikan adalah tempat manusia dibina, ditumbuhkan dan dikembangkan potensinya.

1. LANDASAN BUDAYA

a.Pengertian Landasan BudayaKebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab kebudayaan dapat dilestarikan/ dikembangkan dengan jalur mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baiksecara formal maupun informal.

Anggota masyarakat berusaha melakukan perubahan-perubahan yang sesuai denga perkembangan zaman sehingga terbentuklah pola tingkah laku, nlai-nilai, dan norma-norma baru sesuai dengan tuntutan masyarakat. Usaha-usaha menuju pola-pola ini disebut transformasi kebudayaan. Lembaga sosial yang lazim digunakan sebagai alat transmisi dan transformasi kebudayaan adalah lembaga pendidikan, utamanya sekolah dan keluarga.

Pelestarian dan pengembangan kekayaan yang unik di setiap daerah itu melalui upaya pendidikan sebagai wujud dari kebineka tunggal ikaan masyarakat dan bangsa Indonesia. Hal ini harsulah dilaksanakan dalam kerangka pemantapan kesatuan dan persatuan bangsa dan negara indonesia sebagai sisi ketunggal-ikaan.

b.Manusia dan Kebudayaan

1)PengertianBudaya adalah bentuk amak dari kata budi dan daya yang berarti cinta, karsa, dan rasa. Kata budaya sebenarnya berasal dari bahasa Sanskerta budhayah yaitu bentuk jamak kata buddhi yang berarti budi atau akal.kemudian pengertian ini berkembang dalam arti culture, yaitu sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Berikut pengertian budaya atau kebudayaan dari beberapa ahli :a.E. B. Tylor, budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hokum, adat istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.b.R.Linton,Kebudayaandapatdipandangsebagaikonfigurasitingkahlakuyangdipelajaridanhasiltingkahlakuyangdipelajari,dimanaunsurepembentuknya didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat lainnya.

2)Perwujudan KebudayaanKoentjaraningrat mengemukakan bahwa kebudayaan itu dibagi atau digolongkandalam tiga wujud, yaitu :

a. Wujud sebagai suatu kompleks dari ide ide, gagasan, nilai nilai, norma norma, dan peraturanb.Wujudkebudayaansebagaisuatukompleksaktivitasserta tindakanberpoladari manusia dalam masyarakatc.Wujud kebudayaan sebagai benda benda hasil karya manusia

3)Substansi ( ISI ) Utama Budayaa.Sistem PengetahuanSystem pengetahuan yang dimilikimanusiasebagaimakhliksocialmerupakan suatu akumulasi dari perjalanan hidupnya dalam hal berusaha memahami :1.Alam sekitar2.Alam flora di daerah tempat tinggal3.Alam fauna di daerah tempat tinggal4.Zat zat bahan mentah, dan benda benda dalam lingkungannya5.Tubuh manusia6.Sifat sifat dan tingkah laku manusia7.Ruang dan waktu;b.NilaiNilai adalah sesuatu yang selalu diinginkan, dicita citikan dan dianggap penting oleh seluruh manusia sebagai anggota masyarakat.C. Kluchohn mengemukakan, bahwa yang menentukan orientasi nilai budaya manusia di dunia aalah lima dsar yang bersifat universall, yaitu :1.Hakikat hidup manusia ( MH )2.Hakikat karya manusia ( MK )3.Hakikat waktu manusia ( MW )4.Hakikat alam manusia ( MA )5.Hakikat hubungan antar manusia ( MM )

c.Pandangan hidupPandangan hidup merupakan pedoman bagi suatu bangsa atau masyarakat dalam menjawab atau mengatasi berbagai masalah yang dihadapinya.d.KepercayaanKepercayaanyangmengandungartiyanglebihluasdaripadaagamadan kepercayaan terhadap tuhan yang maha esa.e.PersepsiAtausudutpandangialahsuatutitiktolakpemikiranyangtersusundari seperangkatkata kata yang digunakan untuk memahamikejadian atau gejala dalam kehidupan.

4)Sifat sifat BudayaSifat hakiki dari kebudayaan tersebut antara lain :a.Budaya terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusiab. Budaya telah ada terlebih dahulu dari pada lahirnya suatu generasi tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.c.Budaya diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunyad. Budaya mencakup aturan aturan yang berisikan kewajiban kewajiban, tindakan tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan tindakan yang dilarang, dan tindakan tindakan yang diizinkan

5)Sistem BudayaSistem kebudayaansuatau daerahakan menghasilkanjenisjenis kebudayaan yang berbeda. Jenis kebudayaan ini dapat dikelompokkan menjadi :a.Kebudayaan materialb.Kebudayaan non materialKebudayaan dapat dilihat dari dimensi wujudnya adalah :1. Sistem budaya2. Sistem social3. Sistem kebendaan6)Manusia Sebagai Pencipta Dan Pengguna Kebudayaan

Tahap eksternalisasi adalah proses pencurahan diri manusia secara terus menerus ke dalam dunia melalaui aktivitas fisik dan mental, sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai :

a.Suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompoknyab.Wadah untuk menyalurkan perasaan perasaan dan kemampuan- kemampuan lainc.Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupn manusiad.Pembeda manusia dan binatange.Petunjukpetunjuktentangbagaimanamanusiaharusbertindakdanberprilaku didalam pergaulan

7)Pengaruh Budaya Terhadap Lingkungan

Beberapavriabelyangberhubungandenganmasalahkebudayaandan lingkungannya:a. Physcial Environment,menunjuk pada lingkungannya natural seperti:temperature, curah hujan, iklim, wilayah geografis, flora, dan fauna b. CulturalSocialEnvironment,meliputiaspek aspekkebudayaan besertaproses sosialisasi seperti : norm norma, adapt istiadat, dan nilai nilaic.EnvironmentalOrientationandRepresentation,mengacupada persepsidan kepercayaankognitifyangberbeda bedapadasetiapmasyarakatmengenai lingkungannya.d.Environmental Behavior and Procces, meliputi bagaimana masyarakat menggunakan lingkungannya dalam hubungan sociale.OutCarriesProduct,meliputihasiltidakanmanusiaseperti membangunrumah, komunitas, kota beserta usaha usaha manusia dalam memodifikasi lingkungannya fisik seperti budaya pertanian dan iklim.

8)Proses dan Perkembangan KebudayaanKebudayaan adalah hasil cipta, karsa dan rasa manusia oleh karenanya kebudayaan mengalami perubahan dan perkembangannya sejalan dengan perkembangan manusia itu. Perkembangan kebudayaanterhadap dinamika kehidupan seseorang bersifatkompleks, dan memiliki eksistensi dan berkesinambungan dan juga menjadi warisan social.

9)Problematika Kebudayaan

Beberapa Problematika Kebudayaan antara lain :a.Hambatanbudayayangberkaitandenganpandanganhidupdan system kepercayaanb.Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut pandang hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut panang ini dapat terjadi antara masyarakat dan pelaksana pembangunan.c.Hambatan budaya berkaitan dengan factor psikologi atau kejiwaan

10)Perubahan Kebudayaan

Ada lima faktor yang menjadi penyebab perubahan kebudayaan, yaitu :a.Perubahan lingkungan alamb.Perubahan yang disebabkan adanya kontak dengan suatu kelompok lainc.Perubahan karena adanya penemuan ( discovery )d.Perubahan yang terjadikarena suatu masyarakatatau bangsa mengadopsibeberapa elemen kebudayaan material yang telah dikembangkan oleh bangsa lain di tempat laine.Perubahan yang terjadi karena suatu bangsa memodiikasi cara hidupnya dengan mengadopsi suatu pengetahuan atau kepercayaan baru, atau karena perubahan dalam pandangan hidup dan konsepsinya tentang realitas2. LANDASAN SOSIAL

Dasar sosiolagis berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan dan karakteristik masayarakat.Sosiologi pendidikan merupakan analisi ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiolagi pendidikan meliputi empat bidang:a.Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain.b. Hubungan kemanusiaan.c.Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya.d. Sekolah dalam komunitas, yang mempelajari pola interaksi antara sekolah dengan kelompok sosial lain di dalam komunitasnya.Perkembangan masyarakat Indonesia dari masa ke masa telah mempengaruhi sistem pendidikan nasional. Hal tersebut sangatlah wajar, mengingat kebutuhan akan pendidikan semakin meningkat dan komplek. Berbagai upaya pemerintah telah dilakukan untuk menyesuaikan pendidikan dengan perkembangan masyarakat terutama dalam hal menumbuhkembangkan KeBhineka tunggal Ika-an, baik melalui kegiatan jalur sekolah (umpamanya dengan pelajaran PPKn, Sejarah Perjuangan Bangsa, dan muatan lokal), maupun jalur pendidikan luar sekolah (penataran P4, pemasyarakatan P4 nonpenataran)

a.Pengertian dan Cakupan Perubahan Sosial

Perubahansocialmerupakangejalayangmelekatdisetiapmasyarakat.Wilbert Moore memandang perubahan social sebagai perubahan struktur social,pola perilaku, dan interaksi social. Contoh perubahan social : perubahanPeranan seorang istri dalam keluargamodern,perubahankebudayaancontohnya:keluargamodern,perubahan kebudayaan contohnya:adalah penemuan barusepertiradio,televisi,computeryang dapat memengaruhi lembaga-lembaga sosial.

b.Teori dan Bentuk Perubahan Sosial

1)Teori sebab akibat (Causation Problem)Beberapafactordikemukakanolehparaahliuntukmenerangkan Sebab-sebab perubahan social yang terjadi, beberapa pendekatan sebagai berikut :a.Analisis Dialektisb.Teori Tunggal Mengenai Perubahan Sosial

2)Teori proses atau arah perubahan sosialKebanyakan teori-teori mengenai arah perubahan social mempunyai kecenderungan yang bersifat kumulatif atau evolusiner.Bentuk-bentuk perubahan social menurut Soerjono Soekanto :a. Perubahan yang terjadi secara lambat dn perubahan yang terjadi secara cepatb. Perubahan secara lambat disebut evolusi.c.Perubahan secara cepat disebut revolusi.Perubahan- perubahanyangpengaruhnyakecil,danperubahanyangPengaruhnya besar. Perubahan yang pengaruhnya kecil adalah perubahan pada unsure struktur social yangtidak bisa membawa pengaruhlangsung atau pengaruh yang berartibagi masyarakat. Perubahan yang pengaruhnya besar seperti proses industrialisasi pada masyarakat agraris

Perubahan yang dikehendaki dari perubahan yang tak diinginkan. Perubahan yang dikehendaki adalah bila seseorang mendapat kepercayaan sebagai pemimpin. Perubahan social yang tidak dikehendaki merupakan perubahan yang teradi tanpa jangkauanpengawasanmasyarakatdandapatmenyebabkantimbulnyaakibat yang tidak diinginkan.

3)Perkembangan Masyarakata.Perubahan Dalam Perkembangan Masyarakat1.Terjadi perubahan. Perubahan yang terjadi akan mempengaruhi perkembangan individu, pengetahuan, kebiasaan dan pola hidup.2.Mobilitas tinggi. Dengan mobilitas yang tinggi, maka dapat mempercepat pertemuan antarbangsa, membuka daerah terisolasi, dan meningkatkan pemerataan pembangunan.3.Komunikasi cepat dan akuratsehinggan memudahkan perolehan informasi. Adanya proses perubahan dalam perkembangan masyarakat mengakibatkan terjadinya proses pembauran dimana adakalanya terjadi pertentangan atau konflik antar sektor sosial budaya.b.Perubahan Pola Pekerjaan1.Melahirkan spesialisasi yang menuntut profesionalisme2.Mengejar target untuk meningkatkan produksi3.Gotong royong diganti dengan kerjasama sesuai alur kerja4.Pola padat karya berganti dengan padat teknologi5.Sifat kompetitif yang tinggic.Perubahan Peranan Wanita1.Wanita memiliki peluang yang sama dengan pria hampir pada setiap sektor2.Memberi kesempatan untuk menambah penghasilan keluarga3.Muncul masalah dalam kehidupan sosial pribadiperan ganda wanita4.Masalah dalam kehidupan berkeluargakemungkinan terjadinya perpecahan keluarga5.Masalah dalam pekerjaan : optimalisasi karier, kedudukan pria di bawah wanita, pelecehan/skandald.Perubahan Kehidupan Keluarga1.Waktu bekerja yang panjang2.Pengasuhan anak oleh pembantu3.Waktu anak lebih banyak di luar rumah4.Menimbulkan masalah harmonisasi dalam keluarga5.Kesibukan luar batas mengorbankan fungsi-fungsi keluarga6.Rumah hanya berfungsi sebagai tempat parkir

BAB III. KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Ada empat landasan utama dalam pengembangan kurikulum, yaitu: (1) filosofis; (2) psikologis; (3) sosial-budaya; dan (4) ilmu pengetahuan dan teknologi. Ada tiga hal penting yang berpengaruh dalam perkembangan pendidikan, yaitu : (1). Pendidikan mengandung nilai, (2). Pendidikan bersifat social, (3). Pendidikan didukung oleh lingkungan. Kehidupan dalam masyarakat akan selalu berkembang, ditandai dengan : (1). Perubahan Perkembangan Masyarakat, (2).Perubahan Pekerjaan, (3). Perubahan Peranan Wanita. Dari hal-hal diatas, maka dalam pengembangan pendidikan tidak akan lepas dari factor-faktor social budaya. Selain itu antara social-budaya danpendidikan saling mempengaruhi karena mempunyai hubungan timbal-balik. Berkaitan dengan sosial budaya ini yang harus dilakukan oleh para pengembang sebelum menyusun kurikulum adalah :a. Mempelajari dan memahami kebutuhan masyarakat seperti yangdirumuskan dalam peraturan perundangan.b. Menganalisis budaya masyarakat tempat sekolah/madrasah beradac. Menganalisis kekuatan serta potensi daerahd. Menganalisis syarat dan tuntutan tenaga kerjae. Menginterpretasi kebutuhan individu dalam kerangka kepentingan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Hass, Glen. 1980.Curriculum Planning, A New Approach. Boston: Allyn and Bacon, Inc.

Hoover, Kenneth H. 1982.The Professional Teachers Handbook. Boston: Allyn and Bacon, Inc.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 1997.Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005.Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

http://hariongisnaderezpeksider.blogspot.com/2013/03/landasan-sosial-budaya-dalam.html

http://ichaledutech.blogspot.com/2011/10/budaya-dalam-pengembangan-kurikulum.html

http://siepais.blogspot.com/2013/03/landasan-sosial-budaya-pengembangan.html2