PENGARUH SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI KELUARGA TERHADAP POLA MAKAN BALITA BAWAH GARIS MERAH (BGM) DI KECAMATAN MONTASIK KABUPATEN ACEH BESAR TESIS OLEH: YULIA SARI 097032138/IKM PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011 Universitas Sumatera Utara
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI KELUARGA TERHADAP POLA MAKAN BALITA BAWAH GARIS MERAH (BGM) DI
KECAMATAN MONTASIK KABUPATEN ACEH BESAR
TESIS
OLEH:
YULIA SARI 097032138/IKM
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2011
Universitas Sumatera Utara
THE INFLUENCE OF FAMILY’S SOCIO-CULTURE AND ECONOMY ON THE EATING PATTERN OF LOW WEIGHT CHILDREN UNDER FIVE
YEARS OLD IN MONTASIK SUBDISTRICT ACEH BESAR DISTRICT
T H E S I S
By
YULIA SARI 097032138/IKM
MAGISTER OF PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM FACULTY OF PUBLIC HEALTH
UNIVERSITY OF SUMATERA UTARA MEDAN
2011
Universitas Sumatera Utara
PENGARUH SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI KELUARGA TERHADAP POLA MAKAN BALITA BAWAH GARIS MERAH (BGM) DI
KECAMATAN MONTASIK KABUPATEN ACEH BESAR
T E S I S
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Minat Studi Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku pada Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Oleh
YULIA SARI 097032138/IKM
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2011
Universitas Sumatera Utara
Judul Tesis : PENGARUH SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI KELUARGA TERHADAP POLA MAKAN BALITA BAWAH GARIS MERAH (BGM) DI KECAMATAN MONTASIK KABUPATEN ACEH BESAR
Nama Mahasiswa : Yulia Sari Nomor Induk Mahasiswa : 097032138 Program studi : S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi : Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Menyetujui
Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Badaruddin, M.Si) ( Ketua Anggota
Ernawati Nasution, S.K.M, M.Kes)
Ketua Program Studi Dekan (Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si) (Dr. Drs. Surya Utama, M.Si)
Tanggal lulus: 12 Desember 2011
Universitas Sumatera Utara
Telah diuji Pada Tanggal: 12 Desember 2011 ____________________________________________________________________
PANITIA PENGUJI TESIS Ketua : Prof. Dr. Badaruddin, M.Si Anggota : 1. Ernawati Nasution, S.K.M, M.Kes 2. Drs. Alam Bakti Keloko, M.Kes 3. Dr. Ir. Evawany Aritonang, M.Si
Universitas Sumatera Utara
PERNYATAAN
PENGARUH SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI KELUARGA TERHADAP POLA MAKAN BALITA BAWAH GARIS MERAH (BGM) DI
KECAMATAN MONTASIK KABUPATEN ACEH BESAR
TESIS Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orangn lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Medan, Desember 2011
YULIA SARI 097032138
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Aceh Besar merupakan salah satu Kabupaten Nanggroe Aceh Darussalam yang memiliki angka yang cukup besar terhadap permasalahan gizi balita. Dari 23 kecamatan terdapat 897 balita dengan timbangan di bawah garis merah (BGM) dan 35 balita dengan gizi buruk. Kecamatan Montasik merupakan salah satu daerah administratif kecamatan yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Aceh Besar yang memiliki kasus balita Bawah Garis Merah (BGM) paling tinggi. Dari 1.661 balita yang ada, terdapat 43 keluarga yang memiliki balita dengan berat badan di Bawah Garis Merah (BGM).
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh sosial budaya dan ekonomi keluarga terhadap pola makan pada balita Bawah Garis Merah (BGM) di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar. Jenis penelitian adalah Survey Explanatory. Penelitian dilakukan di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar. Sampel adalah seluruh ibu yang memiliki balita dengan timbangan di Bawah Garis Merah yaitu berjumlah 43 orang. Analisis data menggunakan uji regresi liniear berganda pada taraf kepercayaan 95% (α < 0,05).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh antara pengetahuan, pendidikan, dan pekerjaan terhadap pola makan balita bawah garis merah. Variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap pola makan balita bawah garis merah adalah pekerjaan.
Disarankan kepada pihak Puskesmas Montasik agar mengaktifkan petugas gizi dan kader untuk melakukan kunjungan ke rumah-rumah balita BGM untuk langsung memberikan penyuluhan kepada orangtua balita tersebut mengenai pola makan balita yang sesuai umur.
Kata kunci: Budaya, Ekonomi, Pola Makan, Balita
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
Aceh Besar is one of the districts in Nanggroe Aceh Darussalam with a quite big number of nutritional problems in children under five years old. In the 23 Subdistricts, there are 897 low weight children under five years old and 35 with malnutrition. Montasik Subdistrict is one of the administrative subdistricts under the District Government of Aceh Besar with the highest number of cases of low weight children under five years. Of 1.661 children under five years old, there are 43 families with low weight children under five years old.
The purpose of this survey explanatory study conducted in Montasik Subdistrict, Aceh Besar District was to analyze the influence of family’s socio-culture and economy on the eating pattern of low weight children under five years old in Montasik Subdistrict, Aceh Besar District. The sample for this study were the mother of 43 low weight children under five years. The data obtained were analyzed through multiple linear regression test at level of confidence 95% (α <0.05).
The result of this study showed that there were influence between knowledge, education, and occupation on the eating pattern of low weight children under five years old. Occupation was the most dominant variable influencing on the eating pattern of low weight children under five years old.
The management of Montasik health centre is suggested to activate the nutritionists and cadres to pay a door-to-door visit to the homes with low weight children under five years old to directly provide extension about an appropriate food for the children under five years old to the children’s parents.
Keywords: Culture, Economy, Eating Pattern, Children
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa,
atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
tesis ini dengan judul “ Pengaruh Sosial Budaya dan Ekonomi Keluarga
terhadap Pola Makan Balita Bawah Garis Merah (BGM) di Kecamatan
Montasik Kabupaten Aceh Besar”.
Proses penulisan tesis ini tidak terlepas dari dukungan, bimbingan, dan
bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini izinkan penulis untuk
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM & H, M.Sc (CTM), Sp.A(K), selaku
Rektor Universitas Sumatera Utara dan Dr. Drs. Surya Utama, M.S, selaku
Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan
pada Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat dengan Minat Studi
Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, selaku Ketua Program Studi S2 Ilmu
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, serta seluruh jajarannya
yang telah memberikan bimbingan dan dorongan selama penulis mengikuti
pendidikan.
Universitas Sumatera Utara
3. Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku ketua komisi pembimbing dalam penulisan
tesis ini dan sebagai anggota komisi pembimbing yang telah meluangkan
waktu dan pikiran dengan penuh perhatian dan kesabaran dalam memberikan
bimbingan sehingga tesis ini dapat terselesaikan.
4. Ernawati Nasution, S.K.M, M.Kes, Drs. Alam Bakti Keloko, M.Kes, Dr. Ir.
Evawany Aritonang, M.Si Sebagai komisi penguji tesis yang telah banyak
memberikan arahan dan masukan demi kesempurnaan penulisan tesis ini.
5. Para dosen di lingkungan Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
6. Kepala Puskesmas Montasik beserta staf yang telah banyak membantu
peneliti.
7. Kedua orangtua, suami tercinta, anak-anak tersayang, yang telah memberikan
dukungan dan doa dalam menyelesaikan pendidikan ini.
8. Rekan-rekan dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
yang telah banyak memberikan bantuan moril dan materil selama mengikuti
pendidikan, penelitian, dan penulisan tesis.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga
saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan dan
diucapkan terima kasih.
Medan, Desember 2011
Penulis
Universitas Sumatera Utara
RIWAYAT HIDUP
Yulia Sari, lahir pada tanggal 14 Juli 1973 di Banda Aceh, anak kedua dari
delapan bersaudara dari pasangan Ayahanda Drs.Syamsul Bahri dan Ibunda Limpah
Ani.
Pendidikan formal penulis, dimulai dari pendidikan sekolah dasar di SD 30
Banda Aceh, selesai Tahun 1985, sekolah menengah pertama di SLTPN 6 Banda
Aceh, selesai Tahun 1988,Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) Depkes RI di Banda
Aceh, selesai Tahun 1991, D-I Kebidanan Depkes RI Banda Aceh, selesai Tahun
Penulis bekerja sebagai pegawai negeri Puskesmas Kota Cot Glie, Kabupaten
Aceh Besar, tahun 1992 sampai sekarang.
Penulis mengikuti pendidikan lanjutan di Program Studi S2 Ilmu Kesehatan
Masyarakat Minat Studi Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara sejak tahun 2009 hingga saat ini.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAK ...................................................................................................... i ABSTRACT ..................................................................................................... ii KATA PENGANTAR .................................................................................... iii RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ v DAFTAR ISI ................................................................................................... vi DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii BAB 1. PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................... 1 1.2. Permasalahan ............................................................................. 9 1.3. Tujuan Penelitian ....................................................................... 9 1.4. Hipotesis .................................................................................... 10 1.5. Manfaat Penelitian ..................................................................... 10
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 11
2.1. Sosial Budaya ............................................................................ 11 2.2. Ekonomi dan Ketersediaan Pangan ............................................ 21 2.3. Pola Makan ................................................................................ 24
2.3.1. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pola Pemberian Makan ............................................................................... 27 2.3.2. Pola Makan Sehat Anak ................................................... 28 2.3.3. Sosial Budaya dengan Pola Makan .................................. 30 2.4. Balita .......................................................................................... 32 2.4.1. Balita Bawah Garis Merah ............................................... 33 2.5. Landasan Teori ........................................................................... 34 2.6. Kerangka Konsep ....................................................................... 38
BAB 3. METODE PENELITIAN ................................................................ 39
3.1 . Jenis Penelitian ........................................................................... 39 3.2 . Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 39 3.2.1. Lokasi Penelitian .............................................................. 39 3.2.2. Waktu Penelitian .............................................................. 40 3.3. Populasi dan Sampel .................................................................. 40
3.3.1. Populasi ............................................................................ 40 3.3.2. Sampel .............................................................................. 40
3.4. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 40
Universitas Sumatera Utara
3.4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................... 41 3.5. Variabel dan Definisi Operasional ............................................. 43 3.6. Metode Pengukuran ................................................................... 46 3.7. Metode Analisis Data ................................................................. 48
BAB 4. HASIL PENELITIAN ..................................................................... 50
BAB 5. PEMBAHASAN ............................................................................... 66
5.1. Pengaruh sosial Budaya terhadap Pola Makan Balita Bawah Garis Merah (BGM) di Kecamatan Montasik ................ 66 5.2. Pengaruh Ekonomi terhadap Pola Makan Balita Bawah Garis Merah (BGM) di Kecamatan Montasik ................ 72
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 76
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 78 LAMPIRAN .................................................................................................... 83
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL Nomor Judul Halaman 3.1 Aspek Pengukuran Variabel ................................................................. 47
4.1 Jumlah Sarana Kesehatan di Kecamatan Montasik Tahun 2010 ........... 51
4.2 Jumlah Tenaga Kesehatan di Kecamatan Montasik Tahun 2010 .......... 52
4.3 Distribusi Pengatahuan Responden di Kecamatan Montasik Tahun 2011 ............................................................................................ 53 4.4 Distribusi Pendidikan Responden di Kecamatan Montasik Tahun 2011 ............................................................................................ 53 4.5 Distribusi Pendistribusian Makanan di Kecamatan Montasik Tahun 2011 ............................................................................................ 54 4.6 Distribusi Pantangan Makanan di Kecamatan Montasik Tahun 2011 ............................................................................................ 54 4.7 Distribusi Jumlah Anggota Keluarga Responden di Kecamatan Montasik Tahun 2011 ............................................................................ 55 4.8 Distribusi Pekerjaan Responden di Kecamatan Montasik Tahun 2011 ............................................................................................ 55 4.9 Distribusi Penghasilan Keluarga di Kecamatan Montasik Tahun 2011 ............................................................................................ 56 4.10 Distribusi Jenis Makanan di Kecamatan Montasik Tahun 2011 ........... 56
4.11 Distribusi Frekuensi Makan di Kecamatan Montasik Tahun 2011 ....... 57
4.12 Distribusi Pola Makan Balita di Kecamatan Montasik Tahun 2011 ..... 59
4.13 Tabulasi Silang antara Pengetahuan, Pendidikan, Distribusi Makanan, Pantangan Makanan, dan Jumlah Anggota Keluarga terhadap Pola Makan Balita Bawah Garis Merah di Kecamatan Montasik Tahun 2011 ......... 59
Universitas Sumatera Utara
4.14 Tabulasi Silang antara Pekerjaan dan Penghasilan terhadap Pola Makan Balita Bawah Garis Merah di Kecamatan Montasik Tahun 2011 ......... 62 4.15 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ................................................ 65
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR Nomor Judul Halaman 2.1 Penyebab Gizi Kurang (disesuaikan dari bagan UNICEF (1998) The State of The World’s Children 1998. Oxford Univ.Press)
2.2 Kerangka Konsep Penelitian ................................................................. 38
2 Formulir Food Frequency ..................................................................... 90
3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ....................................................... 91
4 Hasil Univariat ....................................................................................... 96
5 Hasil Bivariat ......................................................................................... 98
6 Hasil Multivariat .................................................................................... 104
7 Hasil Food Frequency ........................................................................... 106
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Aceh Besar merupakan salah satu Kabupaten Nanggroe Aceh Darussalam yang memiliki angka yang cukup besar terhadap permasalahan gizi balita. Dari 23 kecamatan terdapat 897 balita dengan timbangan di bawah garis merah (BGM) dan 35 balita dengan gizi buruk. Kecamatan Montasik merupakan salah satu daerah administratif kecamatan yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Aceh Besar yang memiliki kasus balita Bawah Garis Merah (BGM) paling tinggi. Dari 1.661 balita yang ada, terdapat 43 keluarga yang memiliki balita dengan berat badan di Bawah Garis Merah (BGM).
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh sosial budaya dan ekonomi keluarga terhadap pola makan pada balita Bawah Garis Merah (BGM) di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar. Jenis penelitian adalah Survey Explanatory. Penelitian dilakukan di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar. Sampel adalah seluruh ibu yang memiliki balita dengan timbangan di Bawah Garis Merah yaitu berjumlah 43 orang. Analisis data menggunakan uji regresi liniear berganda pada taraf kepercayaan 95% (α < 0,05).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh antara pengetahuan, pendidikan, dan pekerjaan terhadap pola makan balita bawah garis merah. Variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap pola makan balita bawah garis merah adalah pekerjaan.
Disarankan kepada pihak Puskesmas Montasik agar mengaktifkan petugas gizi dan kader untuk melakukan kunjungan ke rumah-rumah balita BGM untuk langsung memberikan penyuluhan kepada orangtua balita tersebut mengenai pola makan balita yang sesuai umur.
Kata kunci: Budaya, Ekonomi, Pola Makan, Balita
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
Aceh Besar is one of the districts in Nanggroe Aceh Darussalam with a quite big number of nutritional problems in children under five years old. In the 23 Subdistricts, there are 897 low weight children under five years old and 35 with malnutrition. Montasik Subdistrict is one of the administrative subdistricts under the District Government of Aceh Besar with the highest number of cases of low weight children under five years. Of 1.661 children under five years old, there are 43 families with low weight children under five years old.
The purpose of this survey explanatory study conducted in Montasik Subdistrict, Aceh Besar District was to analyze the influence of family’s socio-culture and economy on the eating pattern of low weight children under five years old in Montasik Subdistrict, Aceh Besar District. The sample for this study were the mother of 43 low weight children under five years. The data obtained were analyzed through multiple linear regression test at level of confidence 95% (α <0.05).
The result of this study showed that there were influence between knowledge, education, and occupation on the eating pattern of low weight children under five years old. Occupation was the most dominant variable influencing on the eating pattern of low weight children under five years old.
The management of Montasik health centre is suggested to activate the nutritionists and cadres to pay a door-to-door visit to the homes with low weight children under five years old to directly provide extension about an appropriate food for the children under five years old to the children’s parents.
Keywords: Culture, Economy, Eating Pattern, Children
Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan pada saat ini lebih banyak menempatkan masyarakat sebagai
subjek sekaligus objek pada pembangunan tersebut. Hal ini tercermin dalam sasaran
pembangunan Indonesia yakni terciptanya kualitas hidup dengan mewujudkan
masyarakat Indonesia yang seutuhnya melalui upaya pembangunan menuju sumber
daya manusia yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif. Keterangan ini juga
dijelaskan dalam indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas sumber daya
manusia yaitu Indeks Pembangunan Manusia atau Human Development Indeks
(HDI). Pada Tahun 2005 United Nations Development Population menempatkan
Indonesia pada urutan ke 110 dari 174 negara di Dunia. Hal ini menunjukkan bahwa
pembangunan di Indonesia belum sepenuhnya mampu meningkatkan kualitas hidup
sumber daya manusia (United Nations Development Population, 2008).
Azwar (2004) menjelaskan rendahnya HDI diantaranya disebabkan oleh
karena rendahnya status gizi dan status kesehatan masyarakat. Termasuk didalamnya
kondisi gizi yang buruk pada bayi dan Balita yang mengakibatkan lebih separuh
kematian pada anak dan bayi.
Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat utama di
Indonesia. Kekurangan gizi belum dapat diselesaikan, prevalensi masalah gizi lebih
dan obesitas mulai meningkat khususnya pada kelompok sosial ekonomi menengah
ke atas di perkotaan. Dengan kata lain, saat ini Indonesia tengah menghadapi
Universitas Sumatera Utara
masalah gizi ganda. Hal ini sangat merisaukan karena mengancam kualitas Sumber
Daya Manusia (SDM) yang sangat diperlukan di masa mendatang. Diperkirakan
masih terdapat sekitar 1,7 juta balita terancam gizi buruk yang keberadaannya
tersebar di pelosok-pelosok Indonesia. Jumlah balita di Indonesia menurut data
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Tahun 2007 mencapai
17,2% dengan laju pertumbuhan penduduk 2,7% per tahun. United Nations
Children’s Fund (UNICEF) melaporkan Indonesia berada di peringkat kelima dunia
untuk negara dengan jumlah anak yang terhambat pertumbuhannya paling besar
dengan perkiraan sebanyak 7,7 juta balita (Depkes RI, 2007).
Data Susenas tahun 2005, angka prevalensi gizi kurang anak balita 28%,
dan di antara angka tersebut 8,8 % menderita gizi buruk. Pada tahun 2008 angka
tersebut berkurang menjadi 13,0 %. Walau prevalensi gizi kurang menurun namun
anak yang stunting (pendek) masih cukup tinggi 36,8% yang berarti pernah
Sumber: BPS Kabupaten Aceh Besar 2010 4.2. Analisis Univariat
Analisis ini menggambarkan secara tunggal antar variabel baik variabel
independen maupun dependen dalam bentuk distribusi frekuensi.
Universitas Sumatera Utara
4.2.1. Gambaran Sosial Budaya
4.2.1.1. Pengetahuan Ibu
Ibu yang berpengetahuan baik sangat sedikit yaitu 5 orang (11,6%)
sedangkan pengetahuan Ibu yang berada pada kategori sedang dan buruk cukup
tinggi yaitu sebesar 46,5% dan 41,9%. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 4.3. Distribusi Pengetahuan Responden di Kecamatan Montasik Tahun 2011
No Pengetahuan Ibu Jumlah % 1 Baik 5 11,6 2 Sedang 20 46,5 3 Buruk 18 41,9
Jumlah 43 100,0 4.2.1.2. Pendidikan Ibu Kelompok pendidikan paling banyak adalah kelompok pendidikan pada
kategori menengah (SLTA) yaitu ada 21 orang (48,8%) dan jumlah Ibu dengan
kelompok pendidikan yang paling sedikit adalah kelompok pendidikan pada kategori
tinggi (Perguruan Tinggi) ada 4 orang (9,3%). Secara rinci dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.4. Distribusi Pendidikan Responden di Kecamatan Montasik Tahun 2011
No Pendidikan Ibu Jumlah % 1 Dasar 18 41,9 2 Menengah 21 48,8 3 Tinggi 4 9,3
Jumlah 43 100,0
Universitas Sumatera Utara
4.2.1.3. Distribusi Makanan
Adanya prioritas pembagian makanan yang diberikan Ibu dalam keluarga
yaitu sebesar 12 orang (27,9%), dan tidak ada prioritas 31 orang,1%), lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.5. Distribusi Distribusi Makanan di Kecamatan Montasik Tahun 2011 No Distribusi Makanan Jumlah % 1 Ada prioritas 12 27,9 2 Tidak ada prioritas 31 72,1
Jumlah 43 100,0
4.2.1.4. Pantangan Makanan
Ada tidaknya pantangan pada balita diketahui dengan melihat ada tidaknya
satu atau lebih jenis makanan yang tidak boleh dikonsumsi oleh anak. Hasil
Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar tidak ada pantangan makanan yang
diberikan Ibu kepada balitanya untuk dikonsumsi yaitu ada 37 orang (86,0%).
Tabel 4.6. Distribusi Pantangan Makanan di Kecamatan Montasik Tahun 2011 No Pantangan Makanan Jumlah % 1 Ada pantangan 6 14,0 2 Tidak ada pantangan 37 86,0
Jumlah 43 100,0
4.2.1.5. Jumlah Anggota Keluarga
Banyaknya anggota keluarga dapat memengaruhi pembagian makanan
terhadap keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah anggota keluarga
paling banyak termasuk dalam kategori sedang (3-4 orang dalam 1 keluarga) yaitu
Universitas Sumatera Utara
21 responden (48,8%). Sedangkan keluarga yang memiliki jumlah anggota dengan
kategori banyak (> 5 orang dalam 1 keluarga) jumlahnya tidak jauh dari kategori
sedang, yaitu sebanyak 14 responden (32,6%). Secara rinci dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 4.7. Distribusi Jumlah Anggota Keluarga di Kecamatan Montasik Tahun 2011
No Jumlah Anggota Keluarga Jumlah % 1 Kecil 8 18,6 2 Sedang 21 48,8 3 Besar 14 32,6
Jumlah 43 100,0
4.2.2. Gambaran Ekonomi
4.2.2.1. Pekerjaan Ibu
Sebagian besar Ibu bermata pencaharian sebagai pekerja tidak tetap yaitu 41
Ibu (95,3%), dimana 33 Ibu bekerja sebagai petani dan 7 orang sebagai Ibu Rumah
Tangga, dan 1 orang sebagai honorer. Sedangkan 2 Ibu (4,7%) bekerja sebagai PNS.
Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.8. Distribusi Pekerjaan Responden di Kecamatan Montasik Tahun 2011
No Pekerjaan Ibu Jumlah % 1 Tetap 2 4,7 2 Tidak tetap 41 95,3
Jumlah 43 100,0
Universitas Sumatera Utara
4.2.2.2. Penghasilan Keluarga
Penghasilan keluarga dibagi kedalam tiga kategori berdasarkan Upah
Minimum Provinsi yaitu rendah (< Rp.1.350.000,-), sedang (Rp.1.350.000,-), dan
tinggi (> Rp.1.350.000,-). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 11 keluarga
(25,6%) berpenghasilan rendah, 28 keluarga (65,1%) berpenghasilan sedang,
sedangkan yang memiliki pendapatan tinggi hanya 4 keluarga (9,3%) saja. Secara
rinci dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.9. Distribusi Penghasilan Responden di Kecamatan Montasik Tahun 2011
No Penghasilan Keluarga Jumlah % 1 Rendah 11 25,6 2 Sedang 28 65,1 3 Tinggi 4 9,3
Jumlah 43 100,0
4.2.3. Pola Makan Balita Bawah Garis Merah
4.2.3.1. Jenis Makanan
Ibu yang memberikan makanan lengkap kepada balitanya hanya sedikit yaitu
9 orang (20,9%), sedangkan yang memberikan makanan kurang lengkap kepada
balitanya ada 22 orang (51,2%). Secara rinci dapat dilihat pada tabel dibwah ini:
Tabel 4.10. Distribusi Jenis Makanan di Kecamatan Montasik Tahun 2011
No Jenis Makanan Jumlah % 1 Lengkap 9 20,9 2 Kurang lengkap 22 51,2 3 Tidak lengkap 12 27,9
Jumlah 43 100,0
Universitas Sumatera Utara
4.2.3.2. Frekuensi Makan
Frekuensi makan dengan kategori baik yang diberikan Ibu kepada anaknya
hanya sedikit yaitu 5 Ibu (211,6%), sedangkan yang terbanyak adalah yang tergolong
dalam kategori sedang yaitu sebanyak 24 Ibu (55,8%). Secara rinci dapat dilihat pada
tabel dibwah ini:
Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Makan di Kecamatan Montasik Tahun 2011 No Frekuensi Makan Jumlah % 1 Baik 5 11,6 2 Sedang 24 55,8 3 Buruk 14 32,6
Jumlah 43 100,0
Frekuensi makan juga dapat dilihat dari hasil formulir food frequency. Hasil
dari formulir food frequency menunjukkan bahwa untuk bahan makanan pokok,
paling banyak Ibu memberikan beras kepada balitanya yaitu 39 Ibu (90,7%) dengan
frekuensi konsumsi > 1x/hari. Kemudian untuk lauk pauk hewani, 22 Ibu (51,7%)
memberikan ikan kepada balitanya dan yang memberikan telur ada 12 Ibu (27,9%)
dengan frekuensi konsumsi keduanya yaitu > 1x/hari. Sedangkan konsumsi daging,
dari 43 Ibu, 30 Ibu tidak pernah memberikan daging untuk dikonsumsi oleh
balitanya, 13 Ibu lainnya memberikan daging pada frekuensi 4-6x/minggu, 1-
3x/minggu, dan 1x/bulan. Untuk lauk pauk nabati, tempe paling banyak diberikan
pada balita dengan frekuensi makan 4-6x/minggu (9 orang), sedangkan frekuensi
makan > 1x/hari hanya 7 Ibu (16,3%). Tahu diberikan oleh 9 Ibu (20,9%) pada
Universitas Sumatera Utara
frekuensi makan 4-6x/minggu, dan kacag-kacangan, 22 Ibu (51,2%) tidak pernah
memberikan pada balitanya.
Sayur-sayuran seperti daun ubi, paling banyak diberikan oleh Ibu pada
frekuensi makan 1-3x/minggu yaitu 12 Ibu (27,9%), 10 Ibu (23,3%) memberikan
kangkung pada frekuensi paling banyak 4-6x/minggu, dan 13 Ibu (30,2%)
memberikan bayam pada frekuensi paling banyak 4-6x/minggu. Selanjutnya untuk
konsumsi buah-buahan, 4 Ibu (9,3%) memberikan pisang dengan frekuensi 1x/hari, 4
Ibu (9,3%) dengan frekuensi 1-3x/minggu, dan 5 (11,6%) Ibu dengan frekuensi
1x/bulan. Yang memberikan pepaya ada 7 responden (16,3%). Selanjutnya untuk
konsumsi makanan kecil, yang memberikan biskuit ada 12 Ibu (27,9%) dengan
frekuensi konsumsi 1x/hari, 3 responden (7,0%) dengan frekuensi konsumsi 4-
6x/minggu, dan 4 Ibu (9,3%) dengan frekuensi konsumsi 1-3x/minggu. Yang
memberikan kue ada 7 Ibu (16,3%) dengan frekuensi konsumsi 1x/hari, dan 2 Ibu
dengan frekuensi konsumsi 1-3x/minggu. Yang memberikan roti ada 6 Ibu (14,0%)
dengan frekuensi konsumsi 1x/hari, 4 Ibu (9,3%) dengan frekuensi 1-3x/minggu, dan
2 Ibu (4,7%) dengan frekuensi konsumsi 1x/bulan.
4.2.3.3. Pola Makan Balita
Ibu yang menerapkan pola makan dengan kategori baik paling sedikit yaitu
ada 6 orang (14,0%), sedangkan yang paling banyak adalah dengan kategori sedang
yaitu 25 orang (58,1%). Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12. Distribusi Pola Makan Balita di Kecamatan Montasik Tahun 2011 No Pola Makan Jumlah % 1 Baik 6 14,0 2 Sedang 25 58,1 3 Buruk 12 27,9
Jumlah 43 100,0 4.3. Analisis Bivariat
Analisis ini dilakukan untuk melihat hubungan sosial budaya (pengetahuan,
pendidikan, distribusi makanan, pantangan makanan dan jumlah anggota keluarga)
dan ekonomi ( pekerjaan dan penghasilan ) keluarga terhadap pola makan balita
Bawah Garis Merah (BGM) di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar.
4.3.1. Hubungan Sosial Budaya dengan Pola Makan Balita Bawah Garis Merah
Hubungan sosial budaya dengan pola makan balita bawah garis merah dapat
dilihat pada tabel tabulasi silang di bawah ini:
Tabel 4.13. Tabulasi Silang antara Pengetahuan, Pendidikan, Distribusi Makanan, Pantangan Makanan, dan Jumlah Anggota Kaluarga terhadap Pola Makan Balita Bawah Garis Merah di Kecamatan Montasik Tahun 2011
Variabel Pola Makan Jumlah P Baik Sedang Buruk
n % n % n % n % Pengetahuan Baik 3 60,0 2 40,0 0 0 5 100
5.1. Pengaruh Sosial Budaya terhadap Pola Makan Balita Bawah Garis Merah
(BGM) di Kecamatan Montasik
Hasil uji statistik Chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antara
variabel pengetahuan dengan pola makan balita Bawah Garis Merah (p = 0,026 < α
0,05). Hal ini sesuai dengan penelitian Yusrizal (2008) yang menyatakan bahwa
tingkat pengetahuan orangtua berhubungan dengan status gizi balita. Hasil penelitian
ini juga sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (1993) yang menyatakan bahwa
pengetahuan merupakan ranah yang sangat penting bagi terbentuknya perilaku
pencegahan terhadap kasus gizi pada anak Balita karena perilaku yang tidak didasari
oleh pengetahuan cenderung tidak bersifat langgeng atau berlangsung lama.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa Ibu yang berpengetahuan baik
ada sebesar 55% (11 orang) menerapkan pola makan pada kategori sedang. Hal ini
sesuai dengan tingkat pendidikan Ibu dimana paling banyak berada pada tingkat
pendidikan menengah yaitu 21 orang. Pengetahuan mendukung seseorang untuk
bertindak, karena pengetahuan memengaruhi perilaku seseorang. Pengetahuan
mendukung seorang Ibu dalam merawat dan mengasuh anaknya, termasuk
pemberian makan pada anak sehingga akan berdampak pada kondisi gizi anak.
Pengetahuan yang baik di dukung oleh tingkat pendidikan yang baik, walaupun
budaya dan tradisi yang ada di masyarakat juga dapat memengaruhi pemberian pola
makan balita Bawah Garis Merah (BGM).
Universitas Sumatera Utara
Kehidupan di lingkungan tempat tinggal dapat memengaruhi pengetahuan
ibu dalam pemberian makanan pada balita. Budaya yang ada di masyarakat dapat
memengaruhi pemberian makanan pada anak, tetapi dengan adanya pengetahuan Ibu
mengenai gizi, maka Ibu dapat memilih budaya mana yang dapat diterapkan dan
yang tidak dapat diterapkan dalam pemberian makanan pada anaknya.
Hasil uji statistik Chi Square untuk pendidikan menunjukkan bahwa ada
hubungan antara pendidikan dengan pola makan balita Bawah Garis Merah (BGM)
dengan nilai signifikansi (p= 0,005 < α 0,05). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
Astuti (2002) yang menyatakan bahwa pendidikan ibu dan bapak di pedesaan
berpengaruh terhadap status gizi balita. Begitu juga dengan penelitian Hidayat (2005)
yang menyatakan bahwa pendidikan Ibu berpengaruh terhadap status gizi balita.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan pendapat Berg (1989) yang menyatakan
bahwa pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang dapat memengaruhi
keadaan gizi karena dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi diharapkan
pengetahuan atau informasi tentang gizi yang dimiliki akan lebih baik. Sering
masalah gizi timbul karena ketidaktahuan atau kurang informasi tentang gizi yang
memadai. Dari seluruh Ibu, 48,8% berada pada kategori pendidikan tingkat
menengah (SLTA) yaitu 21 orang dan dasar (SD dan SLTP) yaitu 18 orang.
Tingkat pendidikan dalam keluarga khususnya ibu dapat menjadi faktor yang
memengaruhi status gizi dalam keluarga. Semakin tinggi pendidikan orangtua maka
pengetahuannya akan gizi akan lebih baik dari yang berpendidikan rendah. Salah
satu penyebab gizi kurang pada anak adalah kurangnya perhatian orang tua akan gizi
Universitas Sumatera Utara
anak. Hal ini disebabkan karena pendidikan dan pengetahuan gizi ibu yang rendah.
Pendidikan formal ibu akan memengaruhi tingkat pengetahuan gizi, semakin tinggi
pendidikan ibu, maka semakin tinggi kemampuan untuk menyerap kemampuan
praktis dan pendidikan formal terutama melalui masa media. Hal serupa juga
dikatakan oleh Green, Roger yang menyatakan bahwa makin baik tingkat pendidikan
ibu, maka naik pula keadaan gizi anaknya (Berg, 1986).
Hasil uji statistik Chi Square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang
signifikan antara distribusi makanan dengan pola makan balita Bawah Garis Merah
(BGM) dimana nilai signifikansi (p= 0,428 > α 0,05). Dari 43 Ibu, 31 menyatakan
tidak ada prioritas dalam mendistribusikan makanan sehingga tidak berpengaruh
terhadap pola makan balita. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pendapat
Khumaidi (1994) yang menyatakan bahwa distribusi makanan sering kali
dihubungkan dengan status yang terjalin antara anggota keluarga, hal ini terkait
dengan anggota keluarga mana yang diprioritaskan untuk mendapatkan makanan,
terlebih jika dihubungkan dengan budaya di masyarakat, pria yang lebih tua (senior)
mendapatkan jumlah dan mutu susunan makanan yang lebih baik dari pada anak-
anak kecil dan wanita-wanita muda.
Hasil penelitian diketahui bahwa masyarakat di Kecamatan Montasik (72,1%)
memberikan pembagian makanan secara merata pada anggota keluarganya baik dari
segi kualitas maupun kuantitasnya. Makanan yang dimasak Ibu setiap harinya
didistribusikan ke semua anggota keluarga, orang tua dan anak mendapatkan lauk
pauk dan sayur dengan frekuensi makan 3x sehari, hanya saja porsinya disesuaikan
Universitas Sumatera Utara
dengan bobot tubuh dan usia. Untuk balitanya pada dasarnya mendapatkan jenis
makanan yang sama, walaupun ada sayur akan tetapi anak hanya diberi nasi dengan
lauk pauk saja, tidak dibiasakan oleh Ibu untuk mengkonsumsi sayur karena
sibuknya Ibu bekerja sehingga Ibu berfikir sudah cukup dengan hanya memberikan
lauk pauk saja. Anak hanya sebatas diberi makan tanpa mempertimbangkan mutu
gizi dalam makanannya, sehingga ketika dianjurkan untuk memberikan sayur,
balitanya tidak mau memakannya karena sudah terbiasa atau dibiasakan tidak
mengkonsumsi sayur. Hal inilah yang menyebabkan balita kekurangan zat gizi yang
berasal dari sayuran.
Jika dilihat dari hasil food frequency terlihat bahwa pemberian sayur-sayuran
pada balita sangat jarang frekuensinya, ditambah lagi pemberian makanan tambahan
seperti roti, biskuit, dan lain-lain juga jarang. Jadi pada dasarnya bukan karena ada
prioritas pemberian makanan yang diberikan Ibu yang menyebabkan anak BGM
tetapi karena pekerjaan dan pengetahuan Ibu yang kurang.
Hasil uji statistik Chi Square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang
signifikan antara pantangan makanan dengan pola makan balita Bawah Garis Merah
(BGM) dimana nilai signifikansi (p= 0,369 > α 0,05), hal ini disebabkan karena tidak
ada makanan yang dipantangkan atau dilarang Ibu untuk diberikan kepada balita.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pendapat Suhardjo (1986) yang menyatakan
bahwa budaya memengaruhi pemberian makanan sehingga berpengaruh terhadap
pola makan. Hasil penelitian ini juga tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Khomsan (2008), yaitu masyarakat wilayah Bogor masih ada yang percaya
Universitas Sumatera Utara
bahwa kepada bayi dan balita laki-laki tidak boleh diberikan pisang ambon karena
bisa menyebabkan alat kelaminnya membengkak. Balita perempuan tidak dibolehkan
memakan dubur ayam karena dikhawatirkan ketika mereka sudah menikah bisa
diduakan suami.
Pada penelitian ini 86% Ibu menyatakan tidak ada makanan yang
dipantangkan untuk diberikan pada balitanya, 14% lainnya menyatakan ada
pantangan yaitu melarang balitanya memakan makanan seperti coklat, es, hanya
demi alasan kesehatan semata bukan karena budaya dan tradisi masyarakat sekitar.
Selanjutnya variabel terakhir dari sosial budaya adalah jumlah anggota
keluarga. Hasil uji statistik Chi Square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
yang signifikan antara jumlah anggota keluarga dengan pola makan balita Bawah
Garis Merah (BGM) dimana nilai signifikansi (p= 0,256 > α 0,05). Dari 43 Ibu,
paling banyak memiliki jumlah anggota keluarga dengan kategori sedang, yaitu
48,8% (3-4 orang dalam satu keluarga). Sementara yang memiliki jumlah anggota
keluarga dengan kategori banyak (> 5 orang) ada 32,6% sehingga dengan demikian
jumlah anggota keluarga dari hasil penelitian ini tidak berpengaruh terhadap pola
makan balita. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pendapat Suhardjo (2003) yang
menyatakan bahwa jumlah anggota keluarga dan banyaknya anak dalam keluarga
akan berpengaruh terhadap tingkat konsumsi pangan, jumlah anggota keluarga yang
besar dibarengi dengan distribusi pangan yang tidak merata sehingga menyebabkan
anak dalam keluarga mengalami kekurangan gizi.
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya bila dilihat kaitan lebih lanjut antara sosial budaya dengan
permasalahan gizi masyarakat, Pelto (1980) menjelaskan kebudayan sebagai sistem
pengetahuan yang memungkinkan untuk melihat berbagai perubahan dan variasi
pengetahuan yang terjadi dalam berbagai perubahan sosial, budaya, dan ekonomi
masyarakat. Termasuk di dalamnya perubahan-perubahan gaya hidup atau perilaku
jangka panjang sebagai konsekuensi langsung atau pun tidak langsung dari
perubahan sosial, budaya dan ekonomi masyarakat. Perubahan gaya hidup pada
gilirannya akan mempengaruhi kebiasaan makan, baik secara kualitas maupun
kuantitas.
Menurut Baliwati (2004), Kegiatan ekonomi, sosial dan budaya suatu
keluarga, suatu kelompok masyarakat, suatu negara atau suatu bangsa mempunyai
pengaruh yang kuat dan kekal terhadap apa, kapan, dan bagaimana penduduk makan.
Kebudayaan masyarakat dan kebiasaan pangan yang mengikutinya, berkembang
sekitar arti pangan dan penggunaan yang cocok. Pola kebudayaan ini memengaruhi
orang dalam memilih pangan, jenis pangan yang harus diproduksi, pengolahan,
penyaluran dan penyajian. Sedangkan menurut Suhardjo (1986) faktor sosial budaya
yang memengaruhi status gizi adalah pengetahuan, pendidikan, distribusi makanan,
pantangan makanan dan jumlah anggota keluarga.
Universitas Sumatera Utara
5.2. Pengaruh Ekonomi terhadap Pola Makan Balita Bawah Garis Merah (BGM) di Kecamatan Montasik
Hasil uji statistik Chi Square terhadap pekerjaan menunjukkan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan pola makan balita Bawah Garis
Merah (BGM) dimana nilai signifikansi (p= 0,002 < α 0,05). Dari 43 Ibu, hampir
seluruhnya bekerja ke dalam kategori tidak tetap, yaitu 95,3%. Pekerjaan tidak tetap
yang dilakukan Ibu adalah bekerja sebagai petani. Hasil penelitian ini sesuai dengan
pendapat Berg (1986) yang menyatakan bahwa Ibu-ibu yang bekerja dari pagi hingga
sore tidak memiliki waktu yang cukup bagi anak-anak dan keluarga. Dalam hal ini
ibu mempunyai peran ganda yaitu sebagai ibu rumah tangga dan wanita pekerja.
Walaupun demikian ibu dituntut tanggung jawabnya kepada suami dan anak-
anaknya, khususnya memelihara anak (Singarimbun, 1988).
Berg (1986) juga menyatakan bahwa Ibu-ibu yang bekerja tidak mempunyai
cukup waktu untuk memperhatikan makanan anak yang sesuai dengan kebutuhan
dan kecukupan serta frekuensi pemberian makanan juga bisa berkurang dalam satu
hari. Hal ini lah yang dapat menyebabkan kurangnya asupan makanan bagi anak
sehingga bisa menyebabkan anak menjadi kurang gizi.
Pada penelitian ini diketahui bahwa Ibu yang bekerja tidak tetap yaitu sebagai
petani, bekerja dari pagi hingga sore hari sehingga balitanya dititipkan pada orang
tuanya atau anak tertua yang menjaganya. Dengan demikian ibu tidak mempunyai
waktu untuk mengasuh terutama memperhatikan pola makan anaknya. Ibu hanya
menitipkan makanan sekedarnya saja untuk makan anaknya karena pagi-pagi
Universitas Sumatera Utara
sebelum berangkat kerja, Ibu hanya sebatas menyiapkan nasi dan lauk saja.
Sementara itu belum tentu yang menjaga anaknya memberikan makanan tambahan.
Sedangkan Ibu yang bekerja tetap yaitu PNS (guru) mempunyai waktu lebih untuk
merawat dan memperhatikan pola makan anaknya karena waktu bekerjanya hanya
sampai siang hari saja dan selebihnya dia dapat mengasuh dan memperhatikan pola
makan anaknya. Walaupun anaknya dititipkan dari pagi hingga siang, akan tetapi
karena adanya pengetahuan Ibu maka kebutuhan gizi anaknya tetap terpenuhi dengan
menyiapkan makanan yang lengkap dan memberitahu yang menjaga anaknya untuk
memberikan pola makan yang baik pada anaknya.
Selanjutnya hasil uji statistik Chi Square terhadap penghasilan menunjukkan
bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara penghasilan keluarga dengan pola
makan balita Bawah Garis Merah (BGM) dimana nilai signifikansi (p= 0,132 > α
0,05). Dari 43 Ibu, 65,1% keluarganya berpenghasilan Rp.1.350.000,-. Dengan
penghasilan yang dikategorikan pada tingkat sedang, tidak memengaruhi pola makan
balita, hal ini bisa terjadi karena jumlah anggota keluarga yang ditanggung dari hasil
penelitian ini juga tidak besar, berada pada kategori sedang dengan jumlah 3-4 orang
dalam satu keluarga. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Orisinal
(2001) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pendapatan per
kapita dengan status gizi balita. Hasil penelitian ini juga tidak sesuai dengan
penelitian Sri Murni (2007) yang menyatakan bahwa pola makan anak balita pada
keluarga dengan ekonomi tinggi lebih baik dibandingkan dengan keluarga miskin
terutama dalam hal jenis, jumlah, dan frekuensi makanan. Namun hasil penelitian ini
Universitas Sumatera Utara
sesuai dengan pendapat Berg & Sajogyo (1986) yang menyatakan bahwa pendapatan
merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas dan kuantitas makanan, tetapi
pendapatan tidak selalu membawa perbaikan pada susunan makanan.
Hasil dari food frekuensi juga dapat memberikan gambaran seberapa sering
balita diberi makanan dengan gizi yang seimbang. Bahan makanan pokok yang
dikonsumsi balita adalah beras dengan frekuensi > 1x/hari, lauk pauk hewani yang
sering dikonsumsi adalah ikan dan telur, sementara untuk konsumsi daging jarang
sekali (1x/bulan), sedangkan daging merupakan sumber zat gizi yang baik bagi
pertumbuhan balita. Dari bahan makanan yang ada, yang jarang dikonsumsi adalah
sayur-sayuran, frekuensinya konsumsinya 1-3x/minggu, paliang banyak hanya 6
responden yang memberikan sayur-sayuran kepada anaknya dalam frekuens >
1x/hari. Kesibukan ibu dengan pekerjaannya juga menjadi faktor yang menyebabkan
hal ini. Waktu yang sedikit dapat menjadi penyebab bagi ibu untuk menyajikan
makanan yang cepat dan mudah, tanpa memperhatikan kebutuhan gizi anaknya.
Hasil food frekuensi juga menunjukkan bahwa, balita kurang diberikan makanan
selingan ataupun makanan tambahan seperti buah-buahan, roti, biscuit, dan lain-lain.
Buah-buahan juga merupakan zat gizi tambahan bagi pertumbuhan dan
perkembangan balita.
Sedangkan dari hasil uji Regresi Linear Berganda menunjukkan bahwa dari
empat variabel yang dianggap berpengaruh (pengetahuan, pendidikan, penghasilan,
pekerjaan) dengan memperhatikan nilai signifikansi hasil uji bivariat dimana p<0,25,
maka pekerjaan merupakan faktor yang paling dominan memengaruhi pola makan
Universitas Sumatera Utara
balita Bawah Garis Merah (BGM) di Kecamatan Montasik, dimana p = 0,007< α
0,05 dan nilai β = 0,288. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Berg (1986)
yang menyatakan bahwa Ibu-ibu yang bekerja dari pagi hingga sore tidak memiliki
waktu yang cukup bagi anak-anak dan keluarga. Dalam hal ini ibu mempunyai peran
ganda yaitu sebagai ibu rumah tangga dan wanita pekerja.
5.3. Keterbatasan Peneliti
1. Pada saat penelitian , peneliti mengalami kesulitan saat melakukan pengumpulan
data. Para ibu sebagai responden sulit untuk ditemui karena penelitian ini
dilakukan bertepatan dengan jam kerja, sehingga melakukan kunjungan ulang
pada sore hari untuk melakukan pengumpulan data. Karena waktu yang terbatas,
membuat waktu pengumpulan data lebih lama.
2. Jarak rumah responden juga menjadi kendala dalam melakukan penelitian ini.
Jarak rumah responden yang satu dengan yang lainnya sangat jauh karena 43
responden tersebar di beberapa desa yang ada di Kecamatan Montasik, sehingga
membuat penelitian menjadi agak lama.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
1. Dari seluruh variabel Sosial budaya (pengetahuan, pendidikan, distribusi
makanan, pantangan makanan, dan jumlah anggota keluarga), yang memiliki
hubungan signifikan dengan pola makan balita Bawah Garis Merah (BGM) di
Kecamatan Montasik adalah pengetahuan dan pendidikan
2. Variabel ekonomi yang memiliki hubungan signifikan dengan pola makan
balita Bawah Garis Merah (BGM) di Kecamatan Montasik adalah pekerjaan,
dimana hampir seluruh Ibu bekerja sebagai petani.
3. Hasil uji multivariat menunjukkan bahwa variabel pekerjaan memiliki
pengaruh paling dominan terhadap pola makan balita Bawah Garis Merah
(BGM) di Kecamatan Montasik.
6.2. Saran
1. Perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat yang ada di Kecamatan
Montasik agar memahami mengenai asupan gizi untuk balita.
2. Penyuluhan kesehatan kepada Ibu-Ibu perlu ditingkatkan agar pengetahuan
tentang pola makan meningkat, maka petugas kesehatan harus berperan aktif
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat agar status gizi pada balita
tidak lagi menjadi masalah kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
3. Kepada Kepala Puskesmas Montasik disarankan agar mengaktifkan petugas
gizi dan kader untuk melakukan kunjungan ke rumah-rumah balita BGM
untuk langsung memberikan penyuluhan kepada orangtua balita dan yang
mengasuh balita tersebut mengenai pola makan balita yang sesuai umur.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA Adisasmito W, 2007. Sistem Kesehatan. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Akhmadi, 2009. 10 Tips Membentuk Pola Makan Sehat Anak. http://puskesmas-
oke.blogspot.com/2009/01/pola-makan-1.html. Diakses 23 Februari 2011. Alfian, 1997. Segi-Segi Sosial Budaya Masyarakat. Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan. Anne, 2008. Sistem Perekonomian Indonesia. Anwar, 2000. Peranan Gizi dan Pola Asuh dalam Meningkatkan Kualitas Tumbuh
Kembang Anak. Jakarta: Depkes RI Astuti, R, 2004. Peran Penyakit Infeksi, Sosial Ekonomi dan Sanitasi Lingkungan
Dalam Mempengaruhi Status Gizi Balita di Pedesaan Propinsi Jawa Tengah Tahun 2002. Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia:Jakarta.
Atmarita, 2004. Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta. Azwar A, 2004. Kecendrungan Masalah Gizi dan Tantangan di Masa Depan. Jakarta. Baliwati F.Y, dkk, 1986. Peranan Gizi dalam Pembangunan Nasional. Jakarta: CV
Rajawali. .............................., 2004. Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya. .............................., 2006. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya. Berg A, 1986. Peranan Gizi dalam Pembangunan Nasional. Jakarta: CV Rajawali. ..........., 1989. Peranan Gizi dalam Pembangunan. Jakarta: CV Rajawali. Biro Pusat Statistik, 2004. Survey Sosial Ekonomi Nasional Tahun 2003. Jakarta:
BPS. Dahlan, 2008. Langkah-Langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran
dan Kesehatan. Jakarta, Seri Tiga: CV Sagung Seto.
Dalimunthe, R.F, 1995. Analisis Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Bekas Pemilik Lahan Kawasan Industri Medan. Medan: Sekolah Pasca Sarjana USU.
Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI, 2007. Gizi dan Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Depkes RI, 2000. Pengukuran Status Gizi. Jakarta: Dep Kes RI. ................., 2003. Program Penanggulangan Anemia Gizi Pada Wanita Usia Subur
(WUS). Jakarta: DEPKES RI. ................., 2004. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta. ................., 2005. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Bandung: PT.Enka Parahiyangan. ................., 2005. Klasifikasi Status Gizi Anak Bawah Lima Tahun (BALITA).
Jakarta: Dep Kes RI. ................., 2007. Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal (SPM),
Penyelenggaraan Perbaikan Gizi Masyarakat. ................., 2011. Standar Gizi Balita. Depkes RI Dinas Kesehatan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2010. Profil Kesehatan
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2009. Banda Aceh. Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar, 2010. Profil Kesehatan Kabupaten Aceh
Besar Tahun 2009. Engle et al, 1997. Care and Nutrition. New York: Hill.
Foster G & Barbara G, Anderson, 1986. Antropologi Kesehatan. Penerjemah: Priyanti S, Pakan dan Meutia Swasono. Jakarta: UI Press.
Helman C, 1984. Culture, Health, and Illness. John Wright & Sons, Ltd. Hidayat, J, 2005. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Balita di Indonesia.
Jakarta: Program Pasca Sarjana UI. Hurlock, E.B,1991. Perkembangan Anak, Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Irianto K dan Waluyo K, 2004. Gizi dan Pola Hidup Sehat. Bandung: Yrama Widya.
Universitas Sumatera Utara
Khomsan, A., 2008. Mengetahui Status Gizi Balita Anda. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Khumaidi M, 1994. Gizi Masyarakat. Jakarta: Gunung Mulia. Koentjaraningrat, 1993. Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia. Kurniawan, A.I, Latief, D, 2001. Childhood Malnutrition In Indonesia, Its Current
Situation, Joint Symposium Between Departement Of Nutrion, Departement Of Pediatrics, Sebelas Maret University, Surakarta, February, 19-21st
, 2001.
Marwati, 2000. Pengetahuan Masakan Indonesia. Jakarta:Adicita. Mundy, Pahil A, 1995. Indegeneous Comminocation and Indigeneous Knowledge.
The Culture Dimention of Development Indegeneous Knowledge System. (D.M. Warren L, J. Slikkerveer & D. Brokensha, ed). Intermediate Tecnology Publication.
Notoadmodjo, 1993. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
Yogyakarta: Andi Offset. ……………., 1996. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta:
Rineka Cipta. ……………., 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT.Rineka Cipta. ....................., 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. ....................., 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. ....................., 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Nurlinda, 2004. Kajian Budaya Terhadap Pola Makana. http://tatikbahar.blogspot.
Puskesmas Montasik, 2011. Laporan Puskesamas Montasik Tahun 2010. Montasik. Riskesdas, 2007. Status Gizi Balita. Riset Kesehatan dasar. Sagir, 1992. Kesempatan Kerja Ketahanan Nasional dan Pembangunan Manusia
Seutuhnya. Bandung: Alumni. Sairin, S. 2002. Perubahan Sosial Masyarakat Indonesia. Yogyakarta : Gajah Mada
Univesity Press. Santoso S, Ranti, L.A., 1995. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: PT. Rineka Cipta
......................................, 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sediaoetama, A.D., 2006. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi. Jakarta: Dian
Rakyat. Shadily H, 1984. Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta: Bina Aksara. Simatupang, P. dan M. Ariani. 1997. Hubungan Antara Pendapatan Rumah Tangga
dan Pergeseran Preferensi Terhadap Pangan. Majalah Pangan No. 33 Vol. IX. Soekirman, 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Soetrisno, N, 1998. Ketahanan Pangan. Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia. Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Suhardjo, 1986. Pangan, Gizi dan Pertanian. Jakarta: UI Press. .............., 1989. Sosio Budaya Gizi. Jakarta: Depdikbbud Pendidikan Tinggi Pusat. .............., 2003. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Bogor: Bumi Aksara. .............., 2005. Perencanaan Pangan dan Gizi. Bogor: Bumi Aksara. Sumaatmadja N, 1986. Perspektof Studi Sosial. Bandung: Alumni. Sunarti E, 2004. Mengasuh dengan Hati Tantangan yang Menengah. Jakarta: Media
Kompotindo.
Universitas Sumatera Utara
Supariasa, 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Sajogya dkk, 1994. Menuju Gizi Baik yang Merata dipedesaan dan di Kota.
Yogyakarta : Gajah Mada Univesity Press Taruna J, 2002. Hubungan Status Ekonomi Keluarga dengan Terjadinya Kasus Gizi
Buruk pada Anak Balitadi Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Jakarta: Program Pasca Sarjana UI.
UNDP, 2008. Indonesia The Human Development Index-Going Beyond Income. Widagdho D, 1993. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Yusrizal, 2008. Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat Terhadap
Status Gizi Anak Balita di Wilayah Pesisir Kabupaten Bireuen. Medan: Sekolah Pasca Sarjana USU.
Universitas Sumatera Utara
KUESIONER PENELITIAN PENGARUH SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI KELUARGA TERHADAP
POLA MAKAN PADA BALITA BAWAH GARIS MERAH (BGM) DI KECAMATAN MONTASIK KABUPATEN ACEH BESAR
Nomor Responden :.............................................................. Hari/Tanggal Wawancara :.............................................................. Waktu : Pukul_____s.d_____ Alamat Responden :...............................................................
Identitas Responden
1. Nama Responden :...............................................................
:
2. Umur Responden :............................................................... 3. Pendidikan Responden :
a. SD b. SLTP c. SLTA d. Perguruan Tinggi
4. Pekerjaan Responden : a. PNS/TNI/POLRI b. Wiraswasta c. Petani d. Buruh e. Lainnya ...................
5. Pendapatan Keluarga :
a. Dibawah Rp 1.350.000,- b. Rp 1.350.000,- c. Diatas Rp 1.350.000,-
6. Jumlah Anggota Keluarga : a. 1-2 orang b. 3-4 orang c. > 5 orang
Universitas Sumatera Utara
a. Pengetahuan
Faktor Sosial Budaya:
1. Menurut Ibu, susunan menu makanan yang baik diberikan kepada Anak Balita
adalah?
a. Nasi, Ikan/Daging, sayur, buah, dan susu (3)
b. Nasi, Ikan/Daging, sayur, dan buah (2)
c. Nasi dan Ikan/Daging (1)
2. Menurut Ibu, bahan makanan pokok selain nasi adalah?
a. Sagu, Singkong, Jagung dan Kentang (3)
b. Apel (2)
c. Tidak Tahu (1)
3. Menurut Ibu, yang disebut makanan yang berfungsi sebagai zat pembangun
tubuh adalah?
a. Ayam Goreng, Telur Rebus, Udang Bakar, Tahu Goreng dan Susu (3)
b. Ikan Bakar (2)
c. Tidak Tahu (1)
4. Menurut Ibu, yang disebut makanan yang berfungsi sebagai zat tenaga tubuh
adalah?
a. Ubi kayu, ubi jalar, jagung, roti dan nasi (3)
b. Roti dan nasi (2)
c. Tidak Tahu (1)
5. Menurut Ibu, makanan yang baik bagi Balita harus memenuhi sumber?
a. Karbohidrat, Protein, Lemak, Vitamin, dan Mineral (3)
b. Karbohidrat, Protein dan Lemak (2)
c. Tidak Tahu (1)
6. Menurut Ibu, jenis makanan yang banyak mengandung Vitamin A adalah?
a. Sambal Hati Sapi, Juice Wortel, Kerupuk Melinjo, dan Daun Singkong (3)
b. Ubi Rebus (2)
c. Tidak Tahu (1)
Universitas Sumatera Utara
7. Menurut Ibu, jenis makanan yang banyak mengandung zat besi adalah?
a. Daun Singkong, Kangkung, dan Sayuran Hijau (3)
b. Daun Singkong (2)
c. Tidak Tahu (1)
8. Menurut Ibu, pengolahan sayur bayam yang baik agar zat gizi yang
terkandung di dalam sayur tidak berkurang adalah?
a. Sayur bayam dicuci dengan air yang mengalir sebentar lalu dipotong (3)
b. Sayur bayam dicuci dengan cara merendamnya dan baru
kemudian dipotong (2)
c. Tidak Tahu (1)
9. Kapan Ibu memberikan makan pada anak:
a. Pada saat anak merasa lapar (3)
b. Saat jam makan yang sudah ditentukan (2)
c. Waktu anak sedang bermain (1)
10. Apakah ibu tahu arti anak yang sehat?
a. Anak yang selalu naik berat badannya (3)
b. Anak yang tidak pernah sakit (2)
c. Tidak tahu (1)
11. Bagaimana memantau pertumbuhan anak agar tetap sehat?
a. Membawa rutin ke posyandu/Puskesmas (3)
b. Memberi makan sebanyak-banyaknya setiap hari (2)
c. Tidak tahu (1)
12. Bagaimana Anda mengetahui anak yang sehat melalui KMS?
a. Anak yang naik berat badannya dalam salah satu pita warna (3)
b. Anak yang naik berat badannya dan berpindah pada pita warna
diatasnya (2)
c. Tidak tahu (1)
Universitas Sumatera Utara
13. Apakah ibu tahu manfaat dari melakukan penimbangan secara rutin pada
anak?
a. Mengetahui secara dini setiap ada gangguan pertumbuhan pada anak (3)
b. Dapat mengetahui dengan cepat kepintaran anak (2)
c. Tidak tahu (1)
14. Apakah Ibu tahu arti dari anak BGM?
a. Anak yang berat badannya di bawah garis merah (3)
b. Anak dengan status gizi buruk (2)
c. Tidak tahu (1)
15. Apakah Ibu tahu apa yang dilakukan jika anak BGM?
a. Membawa anak ke puskesmas dan minta nasehat yang harus
dilakukan pada anak (3)
b. Memberi makan pada anak sesering mungkin tanpa membawa
ke puskesmas (2)
c. Tidak tahu (1)
b. Distribusi Makanan
1. Apakah ibu mendampingi anak pada saat memberikan makan?
a. Ya
b. Tidak
2. Pada saat memberikan makanan apakah kepala keluarga diprioritaskan atau
didahulukan untuk mendapatkan makanan?
a. Ya, Alasan:..................................................................
b. Tidak
3. Pada saat memberikan makanan pada anak ibu, apakah ada anak yang
diprioritaskan terlebih dahulu?
a. Ya, Alasan:................................................................................
b. Tidak
Universitas Sumatera Utara
c. Pantangan Makanan
1. Apakah anak ibu mempunyai makanan yang tidak boleh
dimakan/dipantangkan?
a. Ya
b. Tidak
2. Jika ya, makanan yang tidak boleh dimakan/dipantangkan pada anak ibu?
Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _ R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Mean Std Dev Cases 1. P1 2.1333 .3457 30.0 2. P2 2.0667 1.0148 30.0 3. P3 1.0667 .3651 30.0 4. P4 1.0333 .1826 30.0 5. P5 1.0667 .3651 30.0 6. P6 1.0667 .3651 30.0 7. P7 1.0667 .3651 30.0 8. P8 1.0667 .3651 30.0 9. P9 2.0000 .4120 30.0 10. P10 1.5667 .5683 30.0 11. P11 1.5667 .5683 30.0 12. P12 1.0667 .3651 30.0 13. P13 1.0667 .3651 30.0 14. P14 1.0333 .1826 30.0 15. P15 1.0667 .3651 30.0 N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables SCALE 19.9333 21.8575 4.6752 15 Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted P1 17.8000 20.0276 .5527 .9259 P2 17.8667 17.2230 .4279 .9582 P3 18.8667 18.9471 .8736 .9180 P4 18.9000 20.3690 .8830 .9238 P5 18.8667 18.9471 .8736 .9180 P6 18.8667 18.9471 .8736 .9180 P7 18.8667 18.9471 .8736 .9180 P8 18.8667 18.9471 .8736 .9180 P9 17.9333 21.8575 .4120 .9326 P10 18.3667 17.8264 .7727 .9195 P11 18.3667 17.8264 .7727 .9195 P12 18.8667 18.9471 .8736 .9180 P13 18.8667 18.9471 .8736 .9180 P14 18.9000 20.3690 .8830 .9238
Universitas Sumatera Utara
P15 18.8667 18.9471 .8736 .9180 _ R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Reliability Coefficients N of Cases = 30.0 N of Items = 15 Alpha = .9279
Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _ R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Mean Std Dev Cases 1. DM1 1.0667 .2537 30.0 2. DM2 1.3000 .4661 30.0 3. DM3 1.4000 .4983 30.0 N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables SCALE 3.7667 .8057 .8976 3 Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted DM1 2.7000 .7000 .6750 .4700 DM2 2.4667 .2575 .6999 .4286 DM3 2.3667 .3782 .3926 .5106
Universitas Sumatera Utara
Reliability Coefficients N of Cases = 30.0 N of Items = 3 Alpha = .5136
Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _ R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Mean Std Dev Cases 1. JM1 1.9333 .5833 30.0 2. JM2 1.8667 .5074 30.0 3. JM3 1.3000 .6513 30.0 N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables SCALE 5.1000 1.1276 1.0619 3 Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted JM1 3.1667 .7644 .4250 .3165 JM2 3.2333 .6678 .4439 .3892 JM3 3.8000 .7172 .4650 .4333 Reliability Coefficients N of Cases = 30.0 N of Items = 3 Alpha = .4407
Universitas Sumatera Utara
Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _ R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Mean Std Dev Cases 1. FM1 2.5000 .5085 30.0 2. FM2 1.7333 .5833 30.0 3. FM3 1.0667 .2537 30.0 N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables SCALE 5.3000 1.1138 1.0554 3 Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted FM1 2.8000 .5103 .4746 .4144 FM2 3.5667 .3920 .5225 .3519 FM3 4.2333 .8747 .3682 .6307 Reliability Coefficients N of Cases = 30.0 N of Items = 3 Alpha = .6068
pendidikan respondenkategori * pola makantotalJumlah AggotaKeluarga kategori *pola makan totalPengetahuan kategori* pola makan totalDistribusi makanantotal * pola makan totalpantangan makanankategori * pola makantotal
N Percent N Percent N PercentValid Missing Total
Cases
Universitas Sumatera Utara
pendidikan responden kategori * pola makan total Crosstab
1 10 7 18
5.6% 55.6% 38.9% 100.0%
2 14 5 21
9.5% 66.7% 23.8% 100.0%
3 1 0 4
75.0% 25.0% .0% 100.0%
6 25 12 43
14.0% 58.1% 27.9% 100.0%
Count% within pendidikanresponden kategoriCount% within pendidikanresponden kategoriCount% within pendidikanresponden kategoriCount% within pendidikanresponden kategori
Dasar (SD, SLTP)
Menengah (SLTA)
Tinggi (Perguruan tinggi)
pendidikanrespondenkategori
Total
1 2 3pola makan total
Total
Chi-Square Tests
14.948a 4 .00511.014 4 .026
6.967 1 .008
43
Pearson Chi-SquareLikelihood RatioLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)
5 cells (55.6%) have expected count less than 5. Theminimum expected count is .56.
a.
Jumlah Aggota Keluarga kategori * pola makan total
Crosstab
2 2 4 8
25.0% 25.0% 50.0% 100.0%
2 13 6 21
9.5% 61.9% 28.6% 100.0%
2 10 2 14
14.3% 71.4% 14.3% 100.0%
6 25 12 43
14.0% 58.1% 27.9% 100.0%
Count% within Jumlah AggotaKeluarga kategoriCount% within Jumlah AggotaKeluarga kategoriCount% within Jumlah AggotaKeluarga kategoriCount% within Jumlah AggotaKeluarga kategori
Kecil (1-2 orang)
Sedang (3-4 orang)
Besar (> 5 orang)
Jumlah AggotaKeluarga kategori
Total
1 2 3pola makan total
Total
Universitas Sumatera Utara
Chi-Square Tests
5.317a 4 .2565.541 4 .236
.931 1 .335
43
Pearson Chi-SquareLikelihood RatioLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)
6 cells (66.7%) have expected count less than 5. Theminimum expected count is 1.12.
a.
Pengetahuan kategori * pola makan total
Crosstab
3 2 0 5
60.0% 40.0% .0% 100.0%
2 11 7 20
10.0% 55.0% 35.0% 100.0%
1 12 5 18
5.6% 66.7% 27.8% 100.0%
6 25 12 43
14.0% 58.1% 27.9% 100.0%
Count% within PengetahuankategoriCount% within PengetahuankategoriCount% within PengetahuankategoriCount% within Pengetahuankategori
Baik (jika menjawab> 75%)
Sedang (jikamenjawab 40-75%)
Buruk (jikamenjawab <40%)
Pengetahuankategori
Total
1 2 3pola makan total
Total
Chi-Square Tests
11.030a 4 .0269.269 4 .055
3.451 1 .063
43
Pearson Chi-SquareLikelihood RatioLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)
5 cells (55.6%) have expected count less than 5. Theminimum expected count is .70.
a.
Universitas Sumatera Utara
Distribusi makanan total * pola makan total Crosstab
1 6 5 12
8.3% 50.0% 41.7% 100.0%
5 19 7 31
16.1% 61.3% 22.6% 100.0%
6 25 12 43
14.0% 58.1% 27.9% 100.0%
Count% within Distribusimakanan totalCount% within Distribusimakanan totalCount% within Distribusimakanan total
Ada pantangan
Tidak ada pantangan
Distribusi makanantotal
Total
1 2 3pola makan total
Total
Chi-Square Tests
1.696a 2 .4281.657 2 .437
1.530 1 .216
43
Pearson Chi-SquareLikelihood RatioLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)
3 cells (50.0%) have expected count less than 5. Theminimum expected count is 1.67.
a.
pantangan makanan kategori * pola makan total
Crosstab
1 2 3 6
16.7% 33.3% 50.0% 100.0%
5 23 9 37
13.5% 62.2% 24.3% 100.0%
6 25 12 43
14.0% 58.1% 27.9% 100.0%
Count% within pantanganmakanan kategoriCount% within pantanganmakanan kategori
Count% within pantanganmakanan kategori
Ada (jika ada makananyang dipantangkan)
Tidak ada (jika tidakada makanan yangdipantangkan)
pantanganmakanankategori
Total
1 2 3pola makan total
Total
Universitas Sumatera Utara
Chi-Square Tests
1.994a 2 .3691.913 2 .384
.641 1 .423
43
Pearson Chi-SquareLikelihood RatioLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)
3 cells (50.0%) have expected count less than 5. Theminimum expected count is .84.
a.
Crosstabs
Case Processing Summary
43 100.0% 0 .0% 43 100.0%
43 100.0% 0 .0% 43 100.0%
pekerjaan respondenkategori * pola makantotalpendapatan keluarga* pola makan total
N Percent N Percent N PercentValid Missing Total
Cases
pekerjaan responden kategori * pola makan total
Crosstab
2 0 0 2
100.0% .0% .0% 100.0%
4 25 12 41
9.8% 61.0% 29.3% 100.0%
6 25 12 43
14.0% 58.1% 27.9% 100.0%
Count% within pekerjaanresponden kategoriCount% within pekerjaanresponden kategoriCount% within pekerjaanresponden kategori
Tetap (PNS/TNI/POLRI)
Tidak tetap (Wiraswasta,petani, buruh, lainnya)
pekerjaanrespondenkategori
Total
1 2 3pola makan total
Total
Universitas Sumatera Utara
Chi-Square Tests
12.935a 2 .0028.540 2 .014
6.665 1 .010
43
Pearson Chi-SquareLikelihood RatioLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)
3 cells (50.0%) have expected count less than 5. Theminimum expected count is .28.
a.
pendapatan keluarga * pola makan total
Crosstab
1 5 5 11
9.1% 45.5% 45.5% 100.0%
3 18 7 28
10.7% 64.3% 25.0% 100.0%
2 2 0 4
50.0% 50.0% .0% 100.0%
6 25 12 43
14.0% 58.1% 27.9% 100.0%
Count% within pendapatankeluargaCount% within pendapatankeluargaCount% within pendapatankeluargaCount% within pendapatankeluarga
Dibawah Rp.1.350.000,-
Rp.1.350.000,-
Diatas Rp.1.350.000,-
pendapatankeluarga
Total
1 2 3pola makan total
Total
Chi-Square Tests
7.068a 4 .1326.555 4 .161
4.455 1 .035
43
Pearson Chi-SquareLikelihood RatioLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)
6 cells (66.7%) have expected count less than 5. Theminimum expected count is .56.