PENGARUH SOLVABILITAS DAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN SUBSEKTOR TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI INDEKS SAHAM SYARIAH INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Oleh : ARIF BUDIMAN Nim: 1113046000105 PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M
81
Embed
PENGARUH SOLVABILITAS DAN LIKUIDITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36192/1/ARIF... · DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS DIRI Nama : Arif Budiman Tempat,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH SOLVABILITAS DAN LIKUIDITAS TERHADAP
PROFITABILITAS PERUSAHAAN SUBSEKTOR TELEKOMUNIKASI
YANG TERDAFTAR DI INDEKS SAHAM SYARIAH INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh
Grafik 1. 1 Perkembangan Jumlah Saham Syariah .................................................. 5
Gambar 1. 1 Kerangka Pemikiran Penelitian ......................................................... 29
Gambar 4. 1 Hasil Pengujian Normalitas Data-Histogram .................................... 45
Gambar 4. 2 Hasil Pengujian Normalitas Data-P Plot ........................................... 46
Gambar 4. 3 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas ................................................. 49
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Telekomunikasi adalah pertukaran informasi (perubahan bentuk
informasi) pada hubungan jarak jauh, di mana pertukaran informasi (di mana
terjadi perubahan “format informasi”) pada hubungan komunikasi jarak jauh
yang terjadi secara elektris/elektronis.1 Dengan demikian telekomunikasi
merupakan upaya lanjutan komunikasi yang dilakukan oleh manusia, di saat
jarak sudah tidak mungkin lagi memberikan toleransi antara kedua pihak yang
melakukan komunikasi.2 Dalam hal komunikasi antar produsen dan konsumen
bisnis yang berbeda negara, tidak mungkin mereka harus saling bertemu setiap
akan melakukan transaksi. Oleh karena itu telekomunikasi memiliki peranan
penting, bahkan saat ini dapat dianggap kebutuhan pokok untuk berkomunikasi
setiap harinya.
Pesatnya perkembangan jasa dan teknologi telekomunikasi akhir-akhir
ini, semata-mata karena tuntutan akan kebutuhan komunikasi yang baik.
Berdasarkan hal tersebut, perusahaan-perusahaan telekomunikasi pun akhirnya
berlomba untuk memberikan layanan prima bagi para konsumen dan calon
konsumennya. Untuk terus berkembang perusahan memerlukan sumber dana
yang tidak sedikit, hal ini menginspirasi perusahaan menjual sebagian
sahamnya di pasar modal dan menjadi perusahaan go public. Adapun
keuntungan perusahaan yang go public dengan melakukan penawaran umum,
di antaranya:3
1. Perusahaan dapat meningkatkan potensi mendapat tambahan modal
daripada harus melalui kredit pembiayaan (debt financing)
2. Peningkatan likuiditas perusahaan terhadap kepentingan pemegang saham
utama dan pemegang saham minoritas
1 Uke Kurniawan, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Bandung: Informatika, 2010, Cet. 2), h. 1 2 Gouzali Saydam, Sistem Telekomunikasi Di Indonesia, (Bandug: Alfabeta,2006, Ed.
Revisi), h. 7 3 M. Irsan Nasarudin. Dkk, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2010,
Cet. 7), h. 215-216
2
3. Dapat melakukan penawaran efek di pasar sekunder
4. Meningkatkan prestige dan publisitas perusahaan
5. Kemampuan untuk mengadopsi karyawan kunci dengan menawarkan opsi
Sedangkan konsekuensi dari go public adalah
1. Adanya tambahan biaya untuk mendaftarkan efek penawaran umum
2. Meningkatkan pengeluaran dan pemaparan potensi kewajiban berkenaan
dengan registrasi
3. Hilangnya control terhadap manajemen karena dilusi kepemilikan saham
4. Keharusan untuk mengumumkan besarnya pendapatan perusahaan dan
pembagian deviden
5. Efek yang diterbitkan mungkin saja tidak terserap oleh masyrakat sesuai
dengan perhitungan perusahaan
Bila kita lihat sekilas, manfaat yang akan diperoleh dari kebijakan go public ini
tentu lebih besar daripada konsekuensi yang akan dihadapi. Namun, masih
diperlukan studi lanjutan terkait dengan permasalahan di atas.
Berikut adalah perusahaan-perusahaan subsektor telekomunikasi yang
telah go public, ialah:
Tabel 1. 1 Subsektor Telekomunikasi yang Terdaftar pada Bursa Efek
Indonesia
No Kode
Saham
Nama Emiten Tanggal IPO Saham
Syariah
1. BTEL Bakrie Telecom Tbk 3 Februari
2006
Tidak
2. EXCL XL Axiata Tbk 29 September
2005
Tidak
3. FREN Smartfren Infracom
Tbk
29 November
2006
Tidak
3
4. INVS Inovisi Infracom Tbk 3 Juli 2009 Tidak
5. ISAT Indosat Tbk 19 Oktober
1994
Ya
6. TLKM Telekomunikasi
Indonesia Tbk
14 November
1995
Ya
Sumber: www.sahamok.com
Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat terdapat 6 perusahaan
telekomunikasi yang telah go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia,
bahkan 2 di antaranya juga telah terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia
(ISSI).
ISSI merupakan indeks saham yang mencerminkan saham syariah yang
tercatat di BEI dan Daftar Efek Syariah (DES).4 Adapun yang dimaksud saham
syariah adalah kegiatan investasi berupa penyertaan modal yang dilakukan ke
dalam perusahaan-perusahaan yang dalam kegiatannya tidak melanggar prinsip
syariah.5 Semenjak peluncurannya pada 12 Mei 2011, meskipun terhitung
relatif baru dibandingkan dengan perbankan syariah, maupun asuransi syariah,
ISSI telah mengalami pertumbuhan yang pesat. Hal ini dituturkan oleh Head of
Islamic Capital Market Development BEI bapak Irwan Abdulloh, beliau
mengatakan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, ISSI tumbuh 43% sedikit lebih
besar dari Indeks Saham Gabungan (IHSG) sebesar 41%.6
Direktur BEI, Nicky Hogan pun mangatakan bahwa geliat saham syariah
di pasar modal syariah masih sangat bagus. Ditandai dengan pertumbuhan
investor pada 2016 yang mencapai lebih dari 100%, jumlah saham syariah yang
diperdagangkanpun meningkat jadi sekitar 345 saham syariah, kapitalisasi pasar
4 Indeks Saham Syariah Indonesia, diakses pada 16 Desember 2016, dari
http://www.idx.co.id/id-id/beranda/produkdanpelayanan/pasarsyariah/indekssahamsyariah.aspx. 5 Muhammad Heykal, Tuntunan dan Aplikasi Investasi Syariah, (Jakarta: PT. Elex
Komputindo, 2012), h. 44 6 Novita Sari Simamora, Indeks Saham Syariah Indonesia Tumbuh Tertinggi di Dunia,
diakses pada 15 Februari 2017, dari http://m.bisnis.com/finansial/read/20161002/9/588755/indeks-
2016 kembali menguatkan posisinya dengan peningkatan yang cukup
signifikan. Sedangkan pada tahun 2017 yang masih berjalan ini belum dapat
dipastikan, apakah pada akhirnya terjadi peningkatan lagi atau malah penurunan
karena jumlah kapitalisasi pada setiap bulannya yang tidak stabil.
Grafik 1. 1 Perkembangan Jumlah Saham Syariah
Sumber : Otoritas Jasa keuangan
Untuk perkembangan jumlah saham syariah sendiri, sebagaimana dapat
kita lihat pada grafik, walaupun masih mengalami fluktuatif, akan tetapi
jumlahnya cenderung mengalami peningkatan, khususnya pada periode 1, tahun
2017.
Dari kedua hasil statistik yang telah dijabarkan dapat disimpulkan, bahwa
Indeks Saham Syariah Indonesia masih merupakan peluang yang bagus bagi
perusahaan untuk memperoleh sumber dana baru, begitupun dari segi para calon
investor yang menginginkan berinvestasi secara syariah.
6
Tujuan akhir yang ingin dicapai semua perusahaan adalah memperoleh
laba atau keuntungan yang maksimal, disamping hal-hal lainnya. Dengan
memperoleh laba maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat
berbuat banyak bagi kesejahteraan pemilik, karyawan, serta meningkatkan
mutu dan melakukan investasi baru. Oleh karena itu, manajemen perusahaan
dalam praktiknya dituntut harus mampu untuk memenuhi target yang telah
ditetapkan. Artinya besaran keuntungan haruslah dicapai sesuai yang
diharapkan dan bukan berarti asal untung. Untuk mengukur tingkat keuntungan
suatu perusahaan, digunakanlah rasio keuntungan atau profitabilitas.8
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan.9 Analisa rasio profitabilitas dirasa
sangat penting bagi semua pihak, khususnya investor ekuitas dan investor
kreditor. Bagi investor ekuitas, laba dianggap faktor penentu perubahan nilai
efek (sekuritas), Sedangkan bagi investor kreditor, laba dan arus kas operasi
umumnya merupakan sumber pembayaran bunga dan pokok.10 Rasio ini terdiri
atas Gross Profit Margin (GPM), Nett Profit Margin (NPM), Return On
Investmen (ROI)/ Return On Total Asset (ROA), Return On Equity (ROE).11
Namun, selain melihat dari segi rasio profitabilitas, perusahaan juga perlu
memperhatikan rasio lain yang mungkin dapat mempengaruhi usaha
pencapaian laba yang telah ditargetkan, seperti rasio solvabilitas dan likuiditas
perusahaan.
Solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh
mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang.12 Artinya, berapa besar utang
yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Semakin besar
utang, maka kemungkinan beban yang ditimbulkan bagi perusahaan juga akan
semakin besar. Oleh karena itu, solvabilitas dikatakan menjadi salah satu faktor
8 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo,2008), h. 196 9 Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 115 10 K.R. Subramanyam dan John J. Wild, Analisa Laporan Keungan, (Jakarta: Salemba Empat,
2010, Buku 1, Edisi 10), h. 110 11 Irham Fahmi, Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawa, (Bandung: CV.
Alfabeta, 2013, Cet. Kedua), h. 80 12 Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, h. 112.
7
yang dapat mempengaruhi profitabilitas sebuah perusahaan. Rasio solvabilitas
sendiri terdiri atas Debt to Assets Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER),
Long Term Debt to Equity Ratio (LTDER), Time Interest Earned, dan Cash
Flow Coverage.
Asumsi mengenai pengaruh solvabilitas terhadap profitabilitas, diperkuat
dengan hasil penelitian dari M. Khafidz Mansur yang dalam peneltiannya
memperoleh kesimpulan bahwa solvabilitas (Debt to Asset Ratio) berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas (Return On Asset).13 Namun, berbeda dengan
hasil penelitian dari Aris Setia Noor dan Berta Lestari yang dalam penelitiannya
memperoleh kesimpulan bahwa solvabilitas (Debt to Asset Ratio) tidak
berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (Return On Asset).14
Selain solvabilitas, likuiditas juga dianggap sebagai faktor yang dapat
mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Likuiditas adalah rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban (utang) jangka
pendek (jatuh temponya).15 Artinya apabila perusahaan ditagih, maka
perusahaan akan mampu untuk memenuhi utang (membayar) tersebut terutama
utang yang sudah jatuh tempo. Dalam menentukan jumlah, atau tingkat aset
lancar yang sesuai, manajemen harus mempertimbangkan pertukaran antara
profitabilitas dan resiko.
Dari dasar tersebut maka diasumsikan bahwa likuiditas dapat berpengaruh
terhadap profitabilitas. Asumsi tersebut diperkuat oleh hasil penelitian Teffi
Andawina yang mengemukakan bahwa likuiditas (Current Ratio) berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas (Return On Equity). 16 Di mana Current Ratio
13 M. Khafidz Mansur, “Pengaruh Likuiditas dan Solvabilitas (Studi Kasus Pada Perusahaan
Subsektor Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index (JII) Periode 2010-2014”,
Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Walisongo, 2015, h. 60 14 Aris Setia Noor dan Berta Lestari, “Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas,
Dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Pada Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek
Indonesia)”, Jurnal Spread Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjary
Banjarmasin, Vol. 2 No. 2 Oktober 2012, h. 136 15 Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, h. 110. 16 T. Teffi Andawina, “Pengaruh Rasio Likuiditas Dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas
Pada Perusahaan Plastik Dan Kemasan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”, Skripsi S1
Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, 2013, h. 62
8
yang tinggi belum tentu baik ditinjau dari profitabilitasnya.17 Berbeda dengan
hasil penelitian dari M. Khafidz Mansur yang menunjukan tidak adanya
pengaruh siginifikan likuiditas (Current Ratio) terhadap profitabilitas (Return
On Assets).18
Berdasarkan pemaparan di atas kita telah mendapat gambaran mengenai
hubungan solvabilitas dan likuiditas terhadap profitabilitas. Diketahui dalam
keduanya terdapat perbedaan hasil satu dengan lainnya (gap research). Hal ini
tentunya menjadi sebuah kewajaran dalam institusi pendidikan, sebatas dalam
metodologi dan proses penelitiannya dengan cara yang benar, dan juga
dilakukan dengan tanggung jawab. Dari dasar perbedaan hasil penelitian (gap
research) tersebut, menjadi menarik untuk penulis membuat penelitian
selanjutnya dalam pembuktian hasil penelitian sehingga dapat diperoleh
kesimpulan dan keyakinan dari hasil penelitian yang akan dilakukan. Adapun
judul dalam penelitian ini yaitu: “Pengaruh Solvabilitas dan Likuiditas
Terhadap Profitabilitas Perusahaan Subsektor Telekomunikasi yang
Terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis dapat mengidentifikasikan
adanya beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Perusahaan-perusahaan telekomunikasi saling bersaing untuk memenuhi
kebutuhan konsumen dan terus berkembang, sedangkan untuk terus
berkembang perusahaan membutuhkan dana yang tidak sedikit.
2. Bukan hanya terdapat keuntungan, namun ada juga konsekuensi yang harus
dihadapi perusahaan apabila menjual sebagian sahamnya di pasar modal dan
menjadi perusahaan go public.
17 Syamsudin Lukman, Manajemen Keuangan Perusahaan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2001), h. 13 18 M. Khafidz Mansur, Pengaruh Likuiditas dan Solvabilitas (Studi Kasus Pada
Perusahaan Subsektor Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index (JII) Periode
2010-2014, h. 59
9
3. Pertumbuhan ISSI yang dinilai pesat belum tentu membawa dampak positif
langsung terhadap perusahaan-perusahaan yang terdaftar di dalamnya dari
berbagai sektor dan subsektor, dalam penelitian ini khususnya subsektor
telekomunikasi.
4. Ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi tujuan perusahaan untuk
memperoleh laba yang telah ditargetkan, di antaranya solvabilitas dan
likuiditas.
5. Gambaran umum mengenai pengaruh solvabilitas dan likuiditas terhadap
profitabilitas yang berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lain.
6. Kemampuan atau strategi berbeda yang dimiliki setiap pihak manajemen
perusahaan dalam mengelola sumber dananya.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini dibuat agar pembahasan yang
dilakukan tidak terlalu meluas dan fokus. Ada berbagai macam faktor yang
dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan, namun dalam penelitian ini
solvabilitas yang diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER) dan likuiditas
yang diproksikan dengan Current Ratio (CR) adalah variabel yang diteliti
pengaruhnya terhadap profitabilitas perusahaan yang diproksikan dengan
Return On Equity (ROE). Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah perusahaan telekomunikasi yang konsisten terdaftar dalam subsektor
telekomunikasi pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dari periode 2014
– 2016. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data berupa laporan
keuangan per-triwulan (Maret 2014 – September 2016) yang dipublikasi oleh
PT. Indosat Tbk dan PT. Telekomunikasi Indonesia dan didapatkan langsung
melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia.
D. Rumusan Masalah
Adapun pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
10
1. Apakah solvabilitas secara parsial berpengaruh terhadap profitabilitas pada
perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di ISSI?
2. Apakah likuiditas secara parsial berpengaruh terhadap profitabilitas pada
perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di ISSI?
3. Apakah solvabilitas dan likuiditas secara simultan berpengaruh terhadap
profitabilitas pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di ISSI?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin diperoleh dari penelitian yang dilalukan oleh
penulis adalah:
1. Mengetahui hubungan rasio solvabilitas secara parsial terhadap rasio
profitabillitas pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di ISSI.
2. Mengetahui hubungan rasio likuiditas secara parsial terhadap rasio
profitabillitas pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di ISSI.
3. Mengetahui hubungan rasio solvabilitas dan likuiditas secara simultan
terhadap profitabilitas pada pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar
di ISSI.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah :
1. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Dengan dilakukannya Penelitian ini diharapkan dapat menambah serta
memperdalam wawasan ke ilmuan, pengetahuan, dan ketajaman daya
pikir ilmiah dibidang yang sedang di geluti.
b. Bagi Pihak Perseroan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi bagi
pihak manajemen perseroan dalam menetapkan kebijakan, terutama
menyangkut soal manajemen keuangan dan strategi perusahaan untuk
kedepannya.
c. Bagi Pihak Investor
11
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan berupa sumbangan
informasi bagi pihak investor atau para calon investor untuk mengambil
keputusan dalam berinvestasi
2. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan referensi
untuk memungkinkan penelitian selanjutnya mengenai topik-topik
berkaitan, baik yang bersifat melanjutkan atau melengkapi.
G. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penulisan skripsi ini, maka akan disusun
sistematika penulisan yang terdiri dari 5 (lima) bab dengan rincian sebagai
berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang dari tema yang dijadikan fokus
penelitian serta alasan mengapa masalah yang terdapat di dalamnya layak
diteliti, selanjutnya dilakukan pengidentifikasian masalah agar diketahui segala
persoalan yang terkait dengan tema penelitian. Agar pembahasan masalah lebih
terfokus maka diberikan pembatasan masalah, serta rumusan masalah. Adapun
tujuan dan manfaat penelitian adalah menjawab seluruh pertanyaan dalam
penelitian serta memberikan nilai kegunaan. kerangka pemikiran
menggambarkan pemahaman dalam penelitian secara sederhana. Terakhir
sistematika penulisan menjadi panduan dalam setiap bab yang akan dibahas.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini memberikan pemahaman mengenai indeks saham syariah Indonesia,
Analisis laporan Keuangan, rasio keuangan. Teori yang terkait antar variabel
penelitian yakni rasio solvabilitas, rasio likuiditas, rasio profitabilitas. Review
penelitian terdahulu sebagai referensi serta pembanding atau evaluasi dari hasil
penelitian yang didapat. Kemudian kerangka pemikiran sebagai gambaran
penelitian ini. Terakhir hipotesis yang diajukan berdasarkan perumusan
masalah, kajian teori, penelitian terdahulu.
BAB III : METODE PENELITIAN
12
Bab ini menjelaskan mengenai ruang lingkup penelitian, jenis penelitian, jenis
dan sumber data, teknik pengumpulan sampel, operasional variabel penelitian,
teknik analisis data, dan profil singkat objek penelitian.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini menyajikan hasil penelitian berupa analisis data dan pembahasan yang
menjelaskan mengenai Pengaruh Rasio Solvabilitas dan Likuditas Terhadap
Profitabilitas Perusahaan Subsektor Telekomunikasi (Yang Terdaftar Di ISSI
Periode 2014 – 2016) melalui metode analisis regresi linier berganda, dan
dilanjutkan dengan interpretasi yang didapat dari hasil penelitian ini.
BAB V : PENUTUP
Bab ini memuat kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan
permasalahan yang telah dibahas sebelumnya, kemudian diberikan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) adalah indeks saham yang
mencerminkan saham syariah yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI)
dan Daftar Efek Syariah (DES). Pembentukan ISSI sendiri merupakan
tindak lanjut dari keberadaan DES yang dikeluarkan oleh Bapepam dan LK
(OJK) pada November 2007. Pada saat itu DES menjadi satu-satunya
rujukan tentang daftar saham syariah di Indonesia. Kemudian seiring trend
positif dari investasi syariah di Indonesia, untuk lebih mempermudah
masyarakat dalam memilih saham syariah, pada tanggal 12 Mei 2011
diluncurkanlah ISSI.19
Jika selama ini investasi Syariah di pasar modal Indonesia identik
dengan Jakarta Islamic Index (JII) yang hanya terdiri dari 30 saham Syariah
tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). ISSI menawarkan lebih banyak
pilihan saham syariah yang terdiri dari berbagai sektor atau subsektor.
Untuk tercatat dalam ISSI, sebuah perusahaan atau saham haruslah sejalan
dengan fatwa No. 80/DSN-MUI/III/2011 tentang penerapan prinsip Syariah
dalam mekanisme perdagangan efek bersifat ekuitas di Pasar Reguler Bursa
Efek. Selain itu, dilakukan penyeleksian sebagaimana ketetapan dalam surat
keputusan Bapepam-LK (OJK) nomor: KEP-208/BL/2012 tentang kriteria
dan penerbitan Daftar Efek Syariah sebagai berikut:
a. Tidak melakukan kegiatan usaha sebagai berikut:
1) Perjudian dan permainan tergolong judi
2) Perdagangan yang dilarang menurut syariah, antara lain:
a) Perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang/jasa
b) Perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu
19 Saham Syariah (ISSI) di BEI, diakses pada 20 Februari 2017, melalui
https://www.sahamok.com/saham-syariah
14
3) Jasa keuangan ribawi antara lain:
a) Bank berbasis bunga
b) Perusahaan pembiayaan berbasis bunga
4) Jual beli resiko yang mengandung unsur ketidakpastian (gharar),
judi (maisir), antara lain asuransi konvensional
5) Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan, dan
menyediakan antara lain:
a) Barang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi)
b) Barang atau jasa haram bukan karena zatnya (haram li-ghairihi)
ditetapkan DSN-MUI
c) Barang atau jasa yang merusak moral atau bersifat mudharat
6) Melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah)
b. Memenuhi rasio-rasio keuangan sebagai berikut:
1) Total hutang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total aset
tidak lebih dari 45% atau
2) Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya
dibandingkan dengan total pendapatan usaha dan pendapatan lain-
lain tidak lebih dari 10%
c. Daftar efek syariah akan diterbitkan secara periodik 2 kali setiap tahun,
yaitu paling lambat 5 hari kerja sebelum berakhirnya bulan Mei dan
November. Daftar efek syariah berlaku aktif pada setiap tanggal 1 Juni
dan 1 Desember. Bapepam LK (OJK) dapat menambahkan atau
mengurangkan efek yang dimuat dalam daftar efek syariah
Kemudian diperkuat dengan peraturan Otoritas Jasa Keuangan terbaru
nomor 17/POJK.04/2015 tentang penerbitan dan persyaratan efek syariah
berupa saham oleh emiten syariah atau perusahaan publik syariah. Dengan
adanya fatwa dan peraturan tersebut, seharusnya dapat meyakinkan
masyarakat bahwa investasi Syariah di pasar modal Indonesia sudah sesuai
dengan prinsip-prinsip Syariah sepanjang memenuhi kriteria yang ada di
dalam fatwa dan peraturan tersebut.
15
Selain itu, untuk menjaga kesyariahannya Konstituen ISSI
direview setiap 6 bulan sekali (Mei dan November). Dilakukan penyesuaian
apabila ada saham syariah yang baru tercatat atau dihapuskan dari DES
karena tidak sesuai dengan ketentuan atau prinsip. Tahap terakhir barulah
dipublikasikan pada awal bulan berikutnya.20
Indonesia sebagai negara dengan penduduk beragama muslim terbesar
di dunia merupakan pasar yang sangat potensial untuk pengembangan
industri keuangan Syariah. Tidak menutup kemungkinan pasar modal
syariah khususnya ISSI, dapat mempertahankan trend positif di tengah
masyarakat Indonesia.
2. Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan
kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat
dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut.21 Secara
lebih tegas Munawir mengatakan “laporan keuangan merupakan alat yang
sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi
keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang
bersangkutan”. 22
Dalam hal laporan keuangan, memang merupakan sebuah kewajiban
bagi setiap perusahaan untuk membuat dan melaporkan keuangan
perusahaannya pada suatu periode tertentu. Biasanya laporan keuangan
dibuat per tiga bulan, atau enam bulan untuk kepentingan internal, untuk
lebih luasnya dibuat satu tahun sekali.23 Laporan keuangan yang
dipublikasikan dianggap memiliki arti penting dalam menilai suatu
perusahaan. Dengan begitu hasil dari laporan keuangan dapat membantu
para pengguna untuk membuat keputusan yang bersifat finansial.
20 Indeks Saham Syariah Indonesia, diakses pada 20 Februari 2017, melalui
http://www.idx.co.id/id-id/beranda/produkdanpelayanan/pasarsyariah/indekssahamsyariah.aspx. 21 Irham Fahmi, Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab, h. 21. 22 Munawir S, Analisa Laporan Keuangan, (Yogyakarta: UPP-AMP YKPN, 2002), h. 56 23 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, h. 7
16
Namun, dibalik laporan keuangan yang telah terlihat sedemikian rupa
sempurna dan meyakinkan, ada beberapa ketidaktepatan terutama dalam
jumlah yang telah disusun akibat berbagai faktor.24 Misalnya banyak
pendapat pribadi yang masuk, atau penilaian berdasarkan nilai historis.
Masalah seperti ini disebut sebagai keterbatasan dalam menyusun laporan
keuangan. Akan tetapi semua ini tidak akan mempengaruhi laporan
keuangan secara langsung.
Agar laporan keuangan menjadi lebih berarti dan bermanfaat,
diperlukanlah analisis laporan keuangan, sehingga dapat dimengerti dan
dipahami. Bagi pihak pemilik atau manajemen, tujuan utama analisis
laporan keuangan adalah agar dapat mengetahui posisi keuangan
perusahaan. Dengan mengetahui posisi keuangan, perusahaan dapat melihat
kelemahan dan kekuatan yang dimiliki. Apabila terdapat kelemahan, maka
pihak manajemen dapat memperbaiki atau menutupi kelemahan tersebut.
Sebaliknya, bila terdapat kekuatan maka perusahaan dapat
mempertahankan, bahkan meningkatkan kekuatan tersebut. Dengan adanya
kelemahan dan kekuatan yang dimiliki, pada akhirnya pihak pemilik dan
manajemen dapat merencanakan strategi dan mengambil keputusan yang
tepat untuk perusahaan kedepannya.
Selain bagi pihak pemilik dan manajemen, analisi laporan keuangan
juga dapat dimanfaatkan oleh pihak luar dalam mengambil keputusan.
Misalnya ada seorang investor yang ingin membeli atau menjual saham,
dengan memahami dan menganalisis laporan keuangan, dia bisa menilai
perusahaan mana yang mempunyai prospek menguntungkan di masa depan.
Dalam melakukan analisis laporan keuangan diperlukan metode dan
teknik analisis yang tepat. Tujuan penentuan metode dan teknik analisis
yang tepat adalah agar laporan keuangan tersebut dapat memberikan hasil
yang maksimal. Dalam praktiknya, terdapat beberapa jenis teknik yang bisa
24 Ibid, h. 15
17
digunakan untuk menganalisis laporan keuangan, adapun jenis-jenis teknik
itu adalah sebagai berikut25:
a. Analisis perbandingan antara laporan keuangan
b. Analisis trend
c. Analisis presentase per komponen
d. Analisis sumber dan penggunaan dana
e. Analisis sumber dan penggunaan kas
f. Analisis rasio
g. Analisis kredit
h. Analisis laba kotor
i. Analisis titik impas
Namun, dari semua teknik analisis laporan keuangan di atas, dalam
penelitian ini teknik yang akan digunakan oleh penulis adalah analisis rasio
keuangan perusahaan.
3. Rasio Keuangan
Rasio keuangan adalah suatu kajian yang melihat perbandingan antara
jumlah-jumlah yang terdapat pada laporan keuangan dengan
mempergunakan formula formula yang dianggap representative untuk
diterapkan.26 Rasio keuangan atau financial ratio ini sangat penting
gunanya untuk melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan.
Rasio keuangan sendiri terdiri dari berbagai rasio yang memiliki
tujuan, kegunaan, dan arti tertentu, sehingga dapat digunakan sesuai
kebutuhan pihak manapun. Berikut ini adalah bentuk-bentuk dari rasio
keuangan27 :
a. Rasio Likuiditas
b. Rasio Solvabilitas
c. Rasio Aktivitas
25 Ibid, h. 70. 26 Irham Fahmi, Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab, h. 49. 27 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, h. 106.
18
d. Rasio Profitabilitas
e. Rasio pertumbuhan
f. Rasio Penilaian
Berdasarkan beberapa bentuk rasio keuangan di atas penulis memilih
tiga rasio yang paling dominan dan biasa menjadi rujukan para calon
investor dan kreditor untuk melihat kondisi kinerja suatu perusahaan,
yaitu:28
a. Rasio Solvabilitas
b. Rasio Likuiditas
c. Rasio Profitabilitas
a. Rasio Solvabilitas
Untuk menjalankan kegiatan operasionalnya, perusahaan
memerlukan berbagai kebutuhan, terutama berkaitan dengan dana.
Dalam memenuhi kebutuhan akan dananya, perusahaan memiliki
berbagai sumber, baik berupa pinjaman ataupun modal sendiri. Setiap
sumber dana memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Oleh karena itu penggunaan kedua dana harus disiasati agar dapat
saling menunjang. Caranya adalah dengan melakukan kombinasi dari
masing-masing sumber dana. Kombinasi dari penggunaan dana dikenal
dengan nama rasio penggunaan dan pinjaman atau utang, dikenal juga
dengan rasio solvabilitas atau rasio leverage.29 Sebagaimana sudah
dijelaskan sebelumnya, secara singkat solvabilitas merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan
dibiayai utang.
Namun, dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas
merupakan rasio yang digunakan untuk menunjukan bagaimana
perusahaan mampu mengelola utangnya dalam rangka memperoleh
keuntungan dan juga mampu untuk membayar seluruh kewajibannya,
28 Irham Fahmi, Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab, h. 58. 29 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, h. 151.
19
baik jangka pendek ataupun panjang apabila perusahaan dibubarkan
(bangkrut).30
Menurut Pecking Order Theory dari Stewart C. Myers dan Nicolas
Majluf mengungkapkan bahwa semakin besar solvabilitas, maka
semakin besar biaya yang ditanggung perusahaan dalam memenuhi
kewajibannya.31 Jika perusahaan menggunakan lebih banyak utang
dibandingkan modal sendiri, beban yang harus ditanggung juga akan
bertambah besar. Hal ini dapat berpengaruh pada profitabilitas suatu
perusahaan, karena beban tetap dan komitmen pembayaran kembali
yang ditimbulkan. Bahkan kemungkinan perusahaan tidak mampu
membayar bunga dan pokok pinjaman saat jatuh tempo dan
kemungkinan kreditor mengalami kerugian juga turut meningkat.32
Dalam praktiknya terdapat beberapa jenis rasio solvabilitas yang
dapat digunakan sesuai kebutuhan. Jenis-jenis rasio yang ada dalam
rasio solvabilitas antara lain33:
a. Debt to Assets Ratio
b. Debt to Equity Ratio
c. Long Term Debt to Equity Ratio
d. Times Interest Earned
e. Fixed Charge Coverage
Namun, dalam penelitian ini penulis hanya fokus pada Debt to Equity
Ratio (DER) sebagai proksi dari rasio solvabilitas.
Debt to Equity Ratio (DER) Merupakan rasio yang digunakan
untuk menilai utang dengan ekuitas.34 Rasio ini dicari dengan cara
membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan
30 Irham Fahmi, Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab, h. 58 31 Stewart C. Myers and Nicholas S. Majluf, “Corporate Financing and Investement
Decisions When Firms Have Information That Investors Do Not Have”, Journal Of Financial
Economics 13 (2) 1984, h. 187-221 32 K.R. Subramanyam dan John J. Wild, Analisa Laporan Keungan, (Jakarta: Salemba
Empat, 2011, Buku 2, Edisi 10), h. 264 33 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, h. 155. 34 Ibid, h. 157
20
seluruh ekuitas. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui
setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang atau seberapa
besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.
Rumusan untuk mencari DER adalah sebagai berikut:
Debt to Equity Ratio = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑥 100%
Semakin besar rasio ini, artinya semakin tidak menguntungkan karena
selain akan semakin besar resiko yang ditanggung atas kegagalan yang
mungkin terjadi, kesempatan untuk memperoleh tambahan pinjaman
juga akan semakin sulit karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu
membayar utang yang digunakan.
b. Rasio Likuiditas
Kadang kita mendengar atau bahkan melihat ada perusahaan yang
tidak mampu atau tidak sanggup untuk membayar seluruh atau sebagian
utang (kewajibannya) yang sudah jatuh tempo pada saat ditagih. Atau
terkadang perusahaan mampu, namun tidak dapat membayar
kewajibannya tepat waktu. Kasus seperti ini tentu akan sangat
menganggu hubungan baik antara perusahaan dengan para kreditor, atau
bisa juga dengan para distributor. Apalagi bila terjadi terus menerus, hal
ini dapat menyebabkan krisis kepercayaan dari berbagai pihak yang
terkait dengan perusahaan.
Namun, kadang juga dapat kita temui perusahaan yang memiliki
kemampuan tinggi dalam memenuhi kewajiban jatuh temponya.
Mungkin hal ini kelihatannya baik, karena dapat dianggap perusahaan
sanggup membayar seluruh kewajibannya tepat waktu. Tapi kejadian ini
dapat berdampak kurang baik, karena ada indikasi manajemen
perusahaan tidak dapat mendayagunakan kemampuan yang dimiliki
perusahaan secara baik dan efektif, sehingga dapat berpengaruh pada
usaha pencapaian laba yang di targetkan. Untuk mengetahui kondisi
perusahaan baik atau tidak, digunakan standar rasio untuk industri usaha
sejenis.
21
Rasio likuiditas, merupakan rasio yang berfungsi untuk
menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajibannya yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak
luar perusahaan maupun di dalam perusahaan.35 Dengan demikian dapat
dikatakan rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban (utang) pada
saat ditagih.
Dalam pengelolaan modal kerja, ada dua teori keuangan yang
paling mendasar mengenai operasional, yaitu36:
1. Profitabilitas berbanding terbalik dengan likuiditas
2. Profitabilitas bergerak bersama dengan resiko
Dari dasar tersebut maka dapat di asumsikan bahwa likuiditas bisa
menjadi faktor yang mempengaruhi profitabilitas.
Dalam praktiknya terdapat beberapa jenis rasio likuiditas yang
dapat digunakan sesuai kebutuhan. Jenis-jenis rasio yang ada dalam
rasio likuiditas antara lain37:
a. Current Ratio
b. Quick Ratio
c. Cash Ratio
d. Cash Flow Liquidity Ratio
e. Net Working Capital Ratio
Namun, dalam penelitian ini penulis hanya fokus pada Current Ratio
(CR) sebagai proksi rasio likuiditas.
Current Ratio (Rasio Lancar) Merupakan rasio untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek
atau utang lancar yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara
keseluruhan.38 Dengan kata lain, seberapa banyak asset atau aktiva
35 Ibid, h. 130 36 James C Van Horne, Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan, (Jakarta: Salemba Empat,
2012, Buku. 1), h. 262 37 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, h. 134. 38 Ibid, h. 134
22
lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang
segera jatuh tempo. Aktiva lancar merupakan harta perusahaan yang
dapat dijadikan uang dalam waktu singkat (maksimal satu tahun),
sedangkan utang lancar adalah kewajiban perusahaan jangka pendek
(maksimal satu tahun) yang artinya harus segera dilunasi.
Rumusan untuk mencari CR adalah sebagai berikut:
Current Ratio = 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 x 100%
Dari hasil pengukuran rasio ini, apabila semakin kecil dapat dikatakan
bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang. Akan tetapi
apabila sebaliknya, belum tentu juga kondisi perusahaan bisa dikatakan
baik. Hal ini dapat terjadi karena ada indikasi dana tidak digunakan
secara efisien.
c. Rasio Profitabilitas
Merupakan rasio yang bermanfaat untuk menunjukkan
keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.39 Selain itu
rasio profitabilitas juga dapat dinyatakan sebagai rasio yang digunakan
untuk mengukur efektifitas manajemen suatu perusahaan dilihat
berdasarkan laba yang dihasilkan dari penjualan dan investasi. Pada
intinya rasio ini dapat menunjukan efisiensi perusahaan.
Dalam praktiknya terdapat beberapa jenis rasio profitabilitas yang
dapat digunakan sesuai kebutuhan. Jenis-jenis rasio yang ada dalam
rasio profitabilitas antara lain40:
a. Gross Profit Margin
b. Net Profit Margin
c. Return On Investment/Return On Assets
d. Return On Equity
39 Irham Fahmi, Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab, h. 72 40 Ibid., h. 80.
23
Namun, dalam penelitian ini penulis hanya fokus pada Return On Equity
sebagai ukuran rasio profitabilitas.
Return On Equity (ROE) disebut juga laba atas ekuitas, merupakan
rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.41
Return On Equity (ROE) adalah rasio yang diperoleh dengan membagi
laba/rugi bersih setelah pajak dengan total equitas.
Rumusan untuk mencari ROE adalah sebagai berikut:
Return On Equity = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 x 100%
Rasio ini menunjukan berapa besar laba bersih yang diperoleh
perusahaan bila diukur dari nilai ekuitas. Semakin tinggi rasio ini,
semakin baik karena Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya
posisi pemilik perusahaan juga semakin kuat, begitu pula sebaliknya.
Artinya rasio ini dapat digunakan untuk mengukur efektivitas dari
keseluruhan operasi perusahaan.
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai pengaruh solvabilitas dan likuiditas terhadap
profitabilitas perusahaan telah dilakukan oleh peneliti-peneliti lain sebelumnya.
Namun, dengan objek, variabel, periode yang berbeda, sehingga hasil
penelitiannya dapat berbeda. Berikut adalah tabel yang menunjukan penelitian
terdahulu mengenai pengaruh solvabilitas dan likuiditas terhadap profitabilitas.
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu
No. Judul
Penelitian/Peneliti
/tahun
Variabel dan Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1. Pengaruh Likuiditas
dan Solvabilitas
Terhadap
Profitabilitas (Studi
1. Tema
penelitian
terkait dengan
pengaruh
1. Objek
penelitiannya
(penggunaan
PT. XL Axiata
Hasil penelitian
menunjukkan
Secara parsial
likuiditas (CR)
41 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, h. 204.
24
Kasus Pada
Perusahaan
Subsektor
Telekomunikasi
Yang Terdaftar Di
Jakarta Islamic
index Periode
2010-2014).
M. Khafidz
Mansur. Skripsi S1
Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN
Walisongo (2015).
solvabilitas
dan likuiditas
terhadap
profitabilitas.
2. Menggunakan
metode
analisis
regresi linier
berganda
dengan
program
SPSS.
Tbk sebagai
objek).
2. Penggunaan
DAR sebagai
proksi
solvabilitas,
dan ROA
sebagai proksi
profitabilitas.
3. Periode waktu
penelitian yang
digunakan
(2010-2014).
tidak berpengaruh
signifikan
terhadap
profitabilitas
(ROA),
sedangkan
solvabilitas
(DAR)
berpengaruh
signifikan.
Sementara secara
simultan
solvabilitas
(DAR) dan
likuiditas (CR)
berpengaruh
signifikan
terhadap
profitabilitas
(ROA).
2. Pengaruh Leverage,
Ukuran Perusahaan,
Perputaran Modal
Kerja dan
Likuiditas Terhadap
Profitabilitas.
Novita Sari Putri H,
Ervita Safitri,
Trisnadi Wijaya.
Jurnal Manajemen.
STIE MDP
Palembang (2015).
1. Tema
penelitian
terkait dengan
pengaruh
solvabilitas
dan likuiditas
terhadap
profitabilitas.
2. Menggunakan
metode
analisis
regresi linier
berganda
dengan
program
SPSS.
1. Objek
penelitiannya
(perusahaan
subsektor
telekomunikasi
yang terdaftar
di Bursa Efek
Indonesia).
2. Penggunaan
ukuran
perusahaan dan
perputaran
modal kerja
(WCT) sebagai
variabel
independen,
Profitabilitas
diproksikan
dengan ROA.
Hasil penelitian
menunjukkan
Secara parsial
leverage (DER),
ukuran
perusahaan,
perputaran modal
kerja (WCT)
tidak berpengaruh
terhadap
profitabilitas
(ROA),
sedangkan
likuiditas (CR)
berpengaruh.
Sementara secara
simultan,
leverage, ukuran
perusahaan,
perputaran modal
25
3. Priode waktu
penelitian yang
digunakan
(2009-2013).
kerja, dan
likuiditas
berpengaruh
terhadap
profitabilitas.
3. Pengaruh Rasio
Likuiditas dan
Solvabilitas
Terhadap
Profitabilitas Pada
Perusahaan
Perbankan.
Sefty Setyafani
Sansilia, Budiyanto.
Jurnal Ilmu dan
Riset Manajemen
Vo. 4 No. 6
STIESIA Surabaya
(2015).
1. Tema
penelitian
terkait dengan
pengaruh
solvabilitas dan
likuiditas
terhadap
profitabilitas.
2. Menggunakan
metode analisis
regresi linier
berganda
dengan
program SPSS.
1. Objek
penelitiannya
(sektor yang
digunakan
sebagai objek
adalah
perusahaan
perbankan).
2. Penggunaan
DAR sebagai
proksi
solvabilitas,
dan ROA
sebagai proksi
profitabilitas.
3. Priode waktu
penelitian yang
digunakan
(2011-2014).
Hasil penelitian
menunjukkan
Secara parsial
likuiditas (CR)
berpengaruh tidak
signifikan
terhadap
profitabilitas
(ROA),
sedangkan
solvabilitas
(DAR)
berpengaruh
signifikan.
Sementara Secara
simultan
likuiditas (CR)
dan solvabilitas
(DAR)
berpengaruh
signifikan
terhadap
profitabilitas
(ROA).
4. Pengaruh
Likuiditas,
Solvabilitas, dan
Aktivitas Terhadap
Profitabilitas Pada
Perusahaan
1. Tema
penelitian
terkait dengan
pengaruh
solvabilitas dan
likuiditas
1. Objek
penelitiannya
(sektor yang
digunakan
sebagai objek
adalah
Hasil penelitian
menunjukkan
Secara parsial
likuiditas (CR)
dan aktivitas
(TATO)
26
Otomotif Yang
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
Periode 2012-2014.
Amrita Maulidia
Rahmah, Wayan
Cipta, Fridayana
Yudiatmaja. E-
Journal Bisma Vo.
4 Universitas
Pendidikan
Ganesha (2016).
terhadap
profitabilitas
2. Menggunakan
metode analisis
regresi linier
berganda
dengan
program SPSS.
perusahaan
otomotif yang
terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia).
2. Penggunaan
aktivitas
(TATO)
sebagai
variabel
independen,
profitabilitas
diproksikan
dengan ROA.
3. Priode waktu
penelitian yang
digunakan
(2012-2014).
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
profitabilitas
(ROA) sedangkan
solvabilitas
berpengaruh
negatif dan
signifikan.
Sementara Secara
simultan
likuiditas (CR),
aktivitas (TATO),
solvabilitas
(DAR)
berpengaruh
signifikan
terhadap
profitabilitas.
5. Analisis Pengaruh
Efisiensi Modal
Kerja, Likuditas
dan Solvabilitas
Terhadap
Profitabilitas (Studi
Kasus Pada Industri
Barang Konsumsi
Di Bursa Efek
Indonesia).
Aris Setia Noor,
Berta Lestari.
Jurnal Spread Vo. 2
No. 2 Univesitas
Islam Kalimantan
Muhammad Arsyad
Al Banjary (2012)
1. Tema
penelitian
terkait dengan
pengaruh
solvabilitas dan
likuiditas
terhadap
profitabilitas
2. Menggunakan
metode analisis
regresi linier
berganda
dengan
program SPSS.
1. Objek
penelitiannya
(sektor yang
digunakan
sebagai objek
adalah
perusahaan
barang
konsumsi yang
terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia).
2. Penggunaan
efisiensi modal
kerja (WCT)
sebagai
variabel
independen,
solvabilitas
Hasil penelitian
menunjukkan
secara parsial
efisiensi modal
kerja (WCT)
berpengaruh
positif terhadap
profitabilitas
(ROA),
sedangkan
solvabilitas
(DAR) dan
likuiditas (CR)
tidak berpengaruh
signifikan.
Sementara Secara
simultan, modal
kerja (WCT),
solvabilitas
27
diproksikan
dengan DAR,
dan
profitabilitas
diproksikan
dengan ROI.
3. Priode waktu
penelitian yang
digunakan
(2006-2009).
(DAR), dan
likuiditas (CR)
juga tidak
berpengaruh
terhadap
profitabilitas.
Pengaruh Rasio
Likuiditas dan
Solvabilitas
Terhadap
Profitabilitas Pada
Perusahaan Plastik
dan Kemasan Yang
Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia.
T. Teffi Andawina.
Skripsi S1 Fakultas
Ekonomi
Universitas
Sumatera Utara
(2013).
1. Tema
penelitian
terkait dengan
pengaruh
solvabilitas dan
likuiditas
terhadap
profitabilitas
2. Menggunakan
metode analisis
regresi linier
berganda
dengan
program SPSS.
1. Objek
penelitiannya
(sektor yang
digunakan
sebagai objek
adalah
perusahaan
pelastik dan
kemasan yang
terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia).
2. Penggunaan
DAR sebagai
proksi
solvabilitas.
3. Priode waktu
penelitian yang
digunakan
(2010-2012).
Hasil penelitian
menunjukkan
secara parsial
likuiditas (CR)
dan solvabilitas
(DAR)
berpengaruh
signifikan
terhadap
profitabilitas
(ROE).
Sementara Secara
simultan,
likuiditas (CR)
dan solvabilitas
(DAR) juga
berpengaruh
signifikan
terhadap
profitabilitas
(ROE).
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
28
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dibuat dalam sebuah skema agar seluruh isi
penelitian dapat diketahui dengan jelas, mulai dari mekanisme ketersediaan
data, pengolahan, dan penyajiannya, yang mana semua itu dilakukan dalam
rangka mencari jawaban-jawaban ilmiah terhadap masalah yang sedang diteliti.
Berdasarkan seluruh pemaparan di atas, gambaran umum mengenai penelitian
ini adalah sebagai berikut:
29
Gambar 1. 1 Kerangka Pemikiran Penelitian
Indeks Saham Syariah Indonesia
Subsektor Telekomunikasi
Model Regresi
ROE (Y) DER (X1) CR (X2)
Uji Asumsi Klasik :
1. Uji Normalitas
2. Uji Multikolinearitas
3. Uji Autokorelasi
4. Uji Heteroskedastisitas
Uji Regresi Berganda :
1. Uji R2
2. Uji t
3. Uji F
Interpretasi dan Kesimpulan
30
D. Hipotesis
Hipotesis adalah harapan yang dinyatakan oleh peneliti mengenai hubungan
antara variabel-variabel di dalam masalah penelitian.42 Jadi sebuah hipotesis
adalah pernyataan masalah yang paling spesifik. Adapun hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Ho1 : solvabilitas secara parsial tidak berpengaruh terhadap profitabilitas
Ha1 : solvabilitas secara parsial berpengaruh terhadap profitabilitas
2. Ho2 : likuiditas secara parsial tidak berpengaruh terhadap profitabilitas
Ha2 : likuiditas secara parsial berpengaruh terhadap profitabilitas
3. Ho3 : solvabilitas dan likuiditas secara simultan tidak berpengaruh
terhadap profitabilitas
Ha3 : solvabilitas dan likuiditas secara simultan berpengaruh terhadap
profitabilitas
42 Consuelo G. Sevilla, dkk, Pengantar Metode Penelitian, (Jakarta: UI-Press, 2006), h. 13
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini difokuskan pada rasio keuangan yang terdiri
dari Debt to Equity Ratio (DER) dan Current Ratio (CR) sebagai variabel
independen, sedangkan Return On Equity (ROE) sebagai variabel dependen.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara solvabilitas yang
diproksikan dengan DER dan likuiditas yang diproksikan dengan CR terhadap
profitabilitas yang diproksikan dengan ROE.
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar
pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Adapun periode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah bulan Maret 2014 – September 2016. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan dari masing-masing
perusahaan yang telah dipublikasi melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian meja (desk
study) atau jenis penelitian dengan menggunakan data sekunder.43 Dalam
penelitian ini peneliti tidak perlu mencari data melalui survey, ataupun
melakukan observasi di lapangan. Data yang diperlukan sudah tersedia, peneliti
hanya perlu untuk mencari dan mengumpulkan data melalui berbagai media,
cetak maupun elektronik.
Adapun media cetak yang menjadi sumber antara lain adalah buku-buku
yang relevan, jurnal-jurnal, skripsi dan lain-lain. Sedangkan pada media
elektronik yang dijadikan sumber adalah melalui internet. Namun, tentunya
hasil yang diperoleh dari kedua media di atas telah di evaluasi sebelum
dimasukkan dan dijadikan sebagai rujukan.
43 Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metode Penelitian Ekonomi Islam, (Jakarta: Gramata
Publishing, 2013). h. 94-95
32
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif.
Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk bilangan atau
angka.44 Sedangkan Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data sekunder yang brsifat time series (kurun waktu tertentu). Data sekunder
merupakan sumber data yang diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang
bukan pengolahnya.45 Dengan kata lain data tersebut sudah diproses oleh pihak
tertentu dan diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media. Data-data
tersebut diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id.
Berupa laporan keuangan per-triwulan (Maret 2014 – September 2016)
perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia
(ISSI).
D. Teknik Penentuan Sampel
Pada penelitian ini, pengambilan sampel dilakukan pada data skunder
dengan menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah
teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan, karena dalam
pelaksanaannya digunakan pertimbangan hal-hal tertentu.46 Sampel yang
digunakan ditetapkan berdasarkan karakteristik yang disesuaikan dengan tujuan
atau masalah penelitian. Adapun pertimbangan yang ditetapkan oleh penulis
untuk pengambilan sampel antara lain:
1. Perusahaan yang dipilih merupakan perusahaan subsektor telekomunikasi
yang konsisten (tidak pernah dikeluarkan) dalam daftar ISSI pada periode
2014-2016.
2. Sampel yang digunakan diperoleh dari laporan keuangan per-triwulan
(Maret 2014 – September 2016) perusahaan subsektor telekomunikasi
sesuai kriteria pada no 1.
44 Syofian Siregar, Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Bumi Aksara,
2013), h. 38 45 Ibid, h. 37 46 Consuelo G. Sevilla, dkk, Pengantar Metode Penelitian, h. 168
3. Laporan keuangan yang digunakan berasal dari sumber yang dapat
terpercaya, yakni situs resmi bursa efek Indonesia.
E. Operasional Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut.47 Dalam penelitian kuantitatif, dapat kita lihat pada umumnya
penelitian menggunakan lebih dari satu variabel atau setidaknya dua variabel,
yang meliputi satu variabel bebas (independen) dan satu variabel terikat
(dependen). Kedua variabel tersebut kemudian dicari hubungannya atau
pengaruh dari satu variabel satu terhadap lainnya. Variabel independen adalah
variabel stimulus atau variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain,
sedangkan variabel dependen adalah variabel yang dapat memberikan
reaksi/respons jika dihubungkan dengan variabel bebas.48 Dalam Penelitian
yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh solvabilitas dan likuiditas terhadap
profitabilitas ini, maka dapat dijelaskan:
1. Variabel Independen (X)
Rasio solvabilitas yang diproksikan dengan Debt Equity Ratio (X1).
dan rasio likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio (X2).
2. Variabel Dependen (Y)
Rasio profitabilitas yang diproksikan dengan Return On Equity (Y).
Berikut adalah definisi variabel dan pedoman perhitungan variabel, dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3. 1 Variabel Penelitian dan Pengukurannya
Rasio Keterangan
Solvabilitas:
Rasio solvabilitas adalah rasio yang
digunakan untuk mengukur sejauh
47 Sugiono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung: Al Fabeta, 1999), h. 2 48 Jonathan Sarwono, Statistik Multivariat Aplikasi Untuk Riset Skripsi (Yogyakarta: Andi,
2009), h. 62.
34
DER (Debt to Equity Ratio)
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠𝑥100%
mana aktiva perusahaan dibiayai
dengan utang. Untuk mengukur rasio
solvabilitas peneliti menggunakan
Debt to Equity Ratio (DER). DER
digunakan untuk mengetahui setiap
modal sendiri yang dijadikan jaminan
utang.
Likuiditas:
Current Ratio
𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
ℎ𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟𝑥 100%
Rasio likuiditas adalah kemungkinan
kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban keuangan
jangka pendek yang harus dipenuhi.
Untuk mengukur rasio likuiditas
peneliti menggunakan Current Ratio
(CR). CR merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendek
atau utang yang segera jatuh tempo
pada saat ditagih secara keseluruhan.
Profitabilitas:
ROE (Return On Equitty)
𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠𝑥 100%
Rasio profitabilitas menggambarkan
kemampuan untuk mendapatkan laba
melalui kemampuan dan sumber yang
ada. Untuk mengukur rasio
profitabilitas peneliti menggunakan
Return On Equity (ROE). ROE
merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur laba bersih sesudah
pajak dengan modal sendiri.
Sumber: data diolah
35
F. Teknik Analisis Data
Setelah data-data yang dibutuhkan dalam penelitian diperoleh, peneliti
melakukan penghitungan dan pengolahan data-data tersebut, sehingga dapat
mendukung hipotesis yang telah dibuat. Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Regresi linier berganda. Untuk mempermudah
penelitian ini, penulis menggunakan software pengolah data statistik, yakni
Microsoft excel 2013 dan IBM SPSS Statistic version 23. Namun, sebelum
melakukannya ada beberapa syarat pengujian yang harus terpenuhi agar hasil
olah data mampu menggambarkan hasil yang sebenarnya. Adapun beberapa
syarat tersebut adalah sebagai berikut:
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif berhubungan dengan pengumpulan dan
peringkasan data serta penyajian hasil peringkasan tersebut, sehingga
mudah dipahami dan di interpretasikan.49 Statistik deskriptif biasanya
digunakan untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel
penelitian. Ukuran dalam deskripsi antara lain: rata-rata (mean), median,
modus, standar deviasi.
2. Uji Asumsi Klasik
Sebuah model regresi yang akan digunakan haruslah memiliki tingkat
kesalahan seminimal mungkin, oleh karena itu beberapa asumsi haruslah
terpenuhi atau biasa disebut dengan asumsi klasik.50 Uji asumsi klasik yang
digunakan pada penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolinearitas,
uji heteroskidastisitas, dan uji autokorelasi. Berikut dijelaskan secara
singkat mengenai uji asumsi-asumsi tersebut.
49 Singgih Santoso, SPSS 20 Pengolah Data Statistik di Era Informasi (Jakarta: PT Elex
Media Komputindo, 2015), h. 163. 50 Ibid., h. 351.
36
a. Uji Normalitas
Penggunaan model regresi untuk prediksi menghasilkan kesalahan
(disebut residu), yakni selisisih antara data aktual dengan data hasil
peramalan, residu yang baik seharusnya berdistribusi normal.51 Uji
normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
variabel dependen dan independen berdistribusi normal atau tidak.
Dalam penelitian ini pengujian normalitas akan menggunakan analisis
grafik yang dilakukan dengan dua pengamatan, yakni Histogram dan
Normal Probability Plot. Hal ini agar keputusan yang dibuat tidak
bersifat subyektif. Adapun ketentuan dalam pengambilan keputusan uji
normalitas adalah sebagai berikut52:
1) Pada Histogram, data dikatakan berdistribusi normal apabila kurva
menyerupai bel/lonceng yang kedua sisinya melebar
2) Pada Normal Probability Plot, data dikatakan berdistribusi normal
apabila titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal.
b. Uji Multikolinearitas
Pada model regresi yang bagus, variabel-variabel independen
seharusnya tidak berkorelasi satu dengan yang lain.53 Uji
Multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Apabila
terdapat korelasi, maka terjadi masalah multikolinearitas. Dalam
penelitian ini pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat
nilai TOL (Tolerance) dan Variance Inflation Factor (VIF) dari masing-
masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Suatu model dapat
dikatakan bebas dari multikolinearitas jika nilai Tolerance > 0.10 dan
nilai VIF < 10.54
51 Ibid, h. 351 52 Syofian Siregar, Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif, h. 38 53 Singgih Santoso, SPSS 20 Pengolah Data Statistik di Era Informasi, h. 352 54 Suliyanto, Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi Dengan SPSS, (Yogyakarta: Andi,
2011), h. 82
37
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah
model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Dalam
penelitian ini pengujian autokorelasi dilakukan dengan metode Durbin
Watson test. Metode ini merupakan metode yang sangat popular atau
paling sering digunakan untuk menguji terjadi atau tidaknya masalah
autokorelasi . Adapun ketentuan dalam pengujiannya adalah sebagai
berikut55 :
1) Terjadi autokorelasi positif jika nilai DW di bawah -2 (DW < -2).
2) Tidak terjadi autokorelasi jika nilai DW berada di antara -2 dan +2
(-2 < DW < + 2).
3) Terjadi autokorelasi negatif jika nilai DW di atas +2 (DW > +2).
d. Uji Heteroskidastisitas
Uji heteroskidastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan dari residual atau pengamatan ke
pengamatan lainnya. Residu yang ada seharusnya mempunyai varians
yang konstan, jika varians dari residu tersebut semakin meningkat atau
menurun dengan pola tertentu maka hal tersebut mengindikasikan
terjadinya heteroskedastisitas.
Heteroskidastisitas dapat dideteksi dengan menggunakan
Scatterplot. Dasar pengambilan keputusannya adalah apabila terdapat
pola tertentu (misal naik ke kanan atas, ke kiri bawah, melebar,
kemudian menyempit, dll) maka dapat dikatakan terjadi
heteroskidastisitas. Namun, apabila tidak terdapat pola yang jelas, serta
55 D. Sunyoto, Analisis Regresi dan Uji Hipotesis, (Yogyakarta: CAPS, 2011, Cet. Pertama),
h. 91
38
titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka
tidak terjadi heteroskidastisitas.56
3. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisisi regresi berganda digunakan untuk mengetahui secara
statistik mengenai hubungan variabel-variabel independen terhadap
variabel dependen.57 Oleh karena itu, metode analisi regresi berganda
dipilih dalam penelitian in. Hal tersebut agar dapat diketahui apakah pada
variabel-variabel independen yang telah dipilih berdasarkan pembahasan
dan teori pada bab sebelumnya mempunyai hubungan terhadap variabel
dependen dalam penelitian ini. Adapun model regresi yang digunakan
adalah sebagai berikut:
Y= β0 +β1X1+ β2X2+e
Di mana:
Y : ROE
β : Konstanta
β 1,2,3,4,5 : koefisien variabel independen
X1 : DER
X2 : CR
e : error
4. Uji Hipotesis
Untuk mengetahui seberapa besar (kuat) hubungan antara variabel
dependen dengan variabel independen, dilakukan uji koefisien determinasi
(R2), sedangkan untuk mengetahui secara statistik/signifikan mengenai
pengaruhnya baik secara parsial (individual) maupun secara simultan
(bersama–sama), dilakukan uji pengaruh secara parsial (uji t) dan uji
pengaruh secara simultan (uji F).
56 Suliyanto, Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi Dengan SPSS, h. 95 57 Bambang Suharjo, Statistika Terapan Disertai Contoh Aplikasi dengan SPSS,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013, Ed. Pertama, Cet. Pertama), h. 88
39
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi adalah suatu ukuran yang dapat
menjelaskan porsi variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh
garis regresinya atau varibel independennya.58 Nilai Koefisien
determinasi terletak di antara nol dan satu. Apabila R2 mendekati satu
maka dapat dikatakan semakin kuat model tersebut menerangkan variasi
variabel independen terhadap variabel independen, namun apabila
mendekati nol maka yang terjadi adalah sebaliknya.
b. Uji Parsial (Uji t)
Tujuan dilakukan pengujian ini adalah untuk mengukur secara
terpisah dampak yang ditimbulkan dari masing-masing variabel bebas
(independen) terhadap variabel terikat (dependen).59 Adapun langkah-
langkah dalam pengujiannya adalah sebagai berikut60:
1) Menentukan t hitung
Untuk menentukan t hitung, kita dapat melihat hasil output spss pada
tabel Coefficients kolom t sesuai dengan variabel independen
2) Menentukan t tabel
Untuk menentukan nilai t tabel, kita dapat mencarinya dengan (α =
0.05), lalu derajat kebebasan (df = n-k) pada tabel t (distribusi)
Keterangan:
n = Jumlah Data
k = Jumlah Variabel Independen
3) Kaidah Pengujian
Jika, -t hitung < t tabel < t hitung maka Ho di tolak, dan Ha di terima
4) Membandingkan t tabel dengan t hitung
5) Tingkat Signifikansi
58 Yanti Budiasih, Statistika Deskriptif Untuk Ekonomi dan Bisnis, (Tangerang: Jelajah
Nusa, 2012, Ed. Pertama), h. 198. 59 Syofian Siregar, Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif, h, 410. 60 Ibid, h. 410.
40
Untuk tingkat signifikansi yang digunakan adalah 0.05 (α = 5%)
Jika signifikansi > 0.05 maka Ho di terima
Jika signifikansi < 0.05 maka Ho di tolak
6) Pengambilan keputusan
c. Uji Simultan (Uji F)
Tujuan dilakukan pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah
secara bersama-sama variabel bebas (independen) mempengaruhi
variabel tak bebas (dependen).61 Berikut adalah langkah-langkah dalam
pengujiannya62:
1) Menentukan F hitung
Untuk menentukan F hitung, kita dapat melihat hasil output spss
pada tabel Anova kolom F
2) Menentukan F tabel
Untuk menentukan F tabel, kita dapat mencarinya dengan df 1 =
jumlah variabel – 1, df 2 = jumlah data – jumlah variabel independen
– 1. Kemudian tinggal kita cari nilainya pada tabel distribusi F
3) Kaidah Pengujian
Jika, F hitung < F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak
Jika, F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima
4) Membandingkan F tabel dengan F hitung
5) Tingkat Signifikansi
Untuk tingkat signifikansi yang digunakan adalah 0.05 (α = 5%)
Jika signifikansi > 0.05 maka Ho diterima
Jika signifikansi < 0.05 maka Ho ditolak
6) Pengambilan keputusan
61 Jonathan Sarwono, Statistik Multivariat Aplikasi Untuk Riset Skripsi, h. 90. 62 Ibid, h. 90.
41
G. Profil Singkat Objek Penelitian
Adapun sampel yang dijadikan objek dalam penelitian adalah perusahaan
yang terdaftar dalam subsektor telekomunikasi di Indeks Saham Syariah (ISSI)
periode 2014-2016. Tetapi tidak semua perusahaan dalam bidang tersebut
dapat dijadikan sampel. Berdasarkan kriteria yang telah dibuat, diperolehlah
dua perusahaan yang sesuai, yaitu:
1. PT. Indosat Tbk
PT. Indosat Tbk atau yang saat ini telah berganti nama menjadi Indosat
Ooredoo merupakan salah satu perusahaan penyedia jasa telekomunikasi
dan jaringan telekomunikasi di Indonesia. Pergantian nama yang terjadi
dikehendaki oleh perusahaan telekomunikasi Qatar sebagai pihak yang
menguasai 65% saham Indosat, sehingga akhirnya pada tanggal 19
November 2015 indosat resmi mengubah identitas dan logonya dengan
nama Indosat Ooredoo. Berkantor pusat di Jl. Medan Merdeka Barat no. 21
Jakarta Pusat, Indonesia. Memiliki visi dan misi sebagai berikut:63
Visi
“Menjadi perusahaan telekomunikasi digital terdepan di Indonesia”
Misi
Layanan dan produk yang membebaskan
Jaringan data yang unggul
Memperlakukan pelanggan sebagai sahabat
Transformasi digital
Indosat Ooredoo menawarkan saluran komunikasi untuk pengguna
telepon genggam dengan pilihan pra bayar maupun pascabayar dengan
merek jual Matrix Ooredoo, Mentari Ooredoo dan IM3 Ooredo. Jasa
lainnya yang disediakan adalah saluran komunikasi via suara untuk telepon
tetap (fixed) termasuk sambungan langsung internasional IDD
(International Direct Dialing). Indosat Ooredoo juga menyediakan layanan
63 Strategi Perusahaan, diakses pada 13 Maret 2017, melalui