Page 1
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan suatu perusahaan atau badan
usaha sangat bergantung pada profesionalitas
manajemen dalam rangka untuk memajukan dan
meningkatkan produktivitas kegiatan usahanya.
Peran manajemen dalam hal pengambilan keputusan
berdasarkan laporan-laporan perusahaan khususnya
laporan keuangan adalah hal yang sangat penting.
Laporan keuangan yang digunakan oleh manajemen
untuk pengambilan keputusan harus memenuhi
krietria laporan keuangan yaitu relevan, dapat
dimengerti, andal (akurat) dan tepat waktu.
Laporan keuangan dibuat untuk menyajikan
informasi yang relevan, andal dan dapat dipercaya
berkenaan dengan posisi keuangan dan seluruh data
transaksi yang dicatat oleh suatu entitas
pelaporan selama suatu periode pelaporan.Untuk
Page 2
2
mendapatkan laporan keuangan yang berkualitas
diperlukan berbagai faktor pendukung yaitu sumber
daya manusia yang kompeten dan sistem informasi
akuntansi. Sistem informasi akuntansi merupakan
dasar dalam penyusunan laporan keuangan karena
sistem informasi akuntansi adalah serangkaian
prosedur yang dimulai dari proses pengumpulan
data, pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan
pelaporan keuangan.
Sebuah sistem akuntansi yang tepat juga akan
berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan.
Didalam penelitian ini penulis menemukan fenomena
permasalahan pada CV. Sumber Jaya Abadi. Dimana
sistem yang digunakan pada perusahaan tersebut
masih sangat sederhana. Hal ini sangat beresiko
apabila sistem informasi akuntansi yang bersifat
sederhana dan tidak diimbangi dengan sistem
pengendalian internal yang cukup kuat. Sistem
akuntansi yang bersifat sederhana akan berakibat
kurangnya kualitas laporan keuangan. Dimana
Page 3
3
laporan keuangan akan kurang relevan, kurang
andal dan tidak tepat waktu.
Dari uraian dan fenomena permasalahan diatas,
maka penulis ingin meneliti lebih lanjut
“Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Akuntasi
terhadap Ketepatan Laporan Keuangan”.
( Penelitian pada CV. Sumber Jaya Abadi )
1.2. Rumusan Masalah
Dari Uraian latar belakang masalah diatas,
maka penulis mengemukakan rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana sistem informasi akuntansi pada
CV. Sumber Jaya Abadi?
2. Bagaimana ketepatan (keandalan) laporan
keuangan pada CV. Sumber Jaya Abadi?
3. Apakah terdapat pengaruh antara sistem
informasi akuntansi terhadap ketepatan
laporan keuangan pada CV. Sumber Jaya
Abadi?
Page 4
4
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah
diatas, maka tujuan penelitian ini terbagi
menjadi 3, yaitu :
1. Mengetahui bagaimana sistem informasi
akuntansi yang diterapkan pada CV. Sumber
Jaya Abadi.
2. Menggambarkan ketepatan laporan keuangan
pada CV. Sumber Jaya Abadi
3. Menguji dan membuktikan pengaruh dari
sistem informasi akuntansi terhadap
ketepatan laporan keuangan pada CV. Sumber
Jaya Abadi.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Aspek Teori
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
dijaddikan sebagai salah satu sumbangan
data empiris dalam ilmu akuntansi sektor
Page 5
5
publik terutama dalam bahasan tentang
sistem informasi akuntansi dan ketepatan
laporan keuangan.
2. Aspek Praktis
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan
dapat menghimpun informasi sebagai bahan
sumbangan pemikiran bagi CV. Sumber Jaya
Abadi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Sistem
Sistem diperlukan dalam suatu unit usaha
agar tujuan dapat dicapai dengan melakukan
kegiatan bersama – sama oleh berbagai unsur.
Menurut Mulyadi (2001:3), pengertian sistem
adalah sebagai berikut :
Page 6
6
“Sistem adalah sekelompok unsur yang erat
berhubungan satu dengan lainnya yang berfungsi
bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu”.
Jadi sistem merupakan sekumpulan unsur
atau elemen dengan cara tertentu yang saling
berkaitan dan mempengaruhi dalam melakukan
kegiatan bersama untuk mencapai tujuan
bersama. Biasanya sistem dibuat untuk
menangani sesuatu yang berulang kali atau yang
secara rutin terjadi.
2.1.2. Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi adalah sebuah
sistem yang memproses data dan transaksi guna
menghasilkan informasi yang bermafaat untuk
merencanakan, mengendalikan, dan
mengoperasikan yang berkenaan dengan
Akuntansi. Menurut Mulyadi (2001:3) dalam
bukunya Sistem Akuntansi menjelaskan bahwa
Page 7
7
“Sistem Akuntansi adalah organisasi
formulir, catatan dan laporan yang
dikoordinasikan sedemikian rupa untuk
menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan
oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan
perusahaan”.
2.1.3. Sistem Informasi Akuntansi Pada
Perusahaan Manufaktur
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang
kegiatannya mengolah bahan baku menjadi barang
jadi kemudian menjual barang jadi tersebut.
Kegiatan pokok perusahaan manufaktur terdiri
dari: desain dan pengembangan produk,
pengolahan bahan baku menjadi produk jadi, dan
penjualan produk jadi kepada pembeli. Untuk
menangani kegiatan pokok perusahaan, umumnya
dirancang sistem akuntansi yang terdiri dari:
Sistem Akuntansi Pokok, Sistem Akuntansi
Piutang, Sistem Akuntansi Utang, Sistem
Page 8
8
Akuntansi Kas, dan Sistem Akuntansi Biaya
(Mulyadi, 2001: 15).
2.1.3.1. Sistem Akuntansi Pokok
Sistem akuntansi dalam perusahaan manufaktur
terdiri atas formulir atau dokumen, jurnal,
buku besar, buku pembantu, dan laporan. Unsur-
unsur sistem akuntansi ini dirancang oleh
manajemen untuk menyajikan informasi keuangan
bagi kepentingan pengelolaan perusahaan dan
pertanggungjawaban keuangan kepada pihak luar
perusahaan (seperti investor, kreditur, dan
Kantor Pelayanan
Pajak).
Dokumen sumber adalah dokumen yang datanya
dipakai sebagai sumber pencatatan ke dalam
catatan akuntansi (jurnal dan buku pembantu).
Dokumen pendukung adalah dokumen yang
menguatkan data yang dicantumkan di dalam
dokumen sumber. Dokumen sumber dan dokumen
pendukung yang dipakai sebagai dasar
Page 9
9
pencatatan dalam catatan akuntansi merupakan
keluaran berbagai sistem berikut ini: (1)
Sistem Akuntansi Piutang, (2) Sistem Akuntansi
Utang (3) Sistem Akuntansi Penggajian dan
Pengupahan, (4) Sistem Akuntansi Biaya (5)
Sistem Akuntansi Kas, (6) Sistem Akuntansi
Persediaan, dan (7) Sistem Akuntansi Aktiva
Tetap. Masing-masing sistem tersebut terdiri
dari jaringan prosedur.
Gambar 2.1
unsur sistem akuntansi pokok
Sumber : Mulyadi (2001 :15 )
2.1.3.2. Sistem Akuntansi Piutang
DokumenPendukung
DokumenSumber
Jurnal
BukuBesa
BukuPembant
u
LaporanKeuangan
Page 10
10
Sistem Akuntansi Piutang dirancang untuk
mencatat transaksi terjadinya piutang dan
berkurangnya piutang (Mulyadi, 2001: 16).
Terjadinya piutang berasal dari transaksi
penjualan kredit dan berkurangnya piutang
berasal dari transaksi retur penjualan dan
penerimaan kas dari piutang. Transaksi
berkurangnya piutang yang timbul dari
transaksi penerimaan kas dari piutang
dikelompokkan dalam sistem akuntansi kas.
Kegiatan penjualan kredit dimulai dengan
diterimanya order dari pelanggan, kemudian
dilanjutkan dengan permintaan persetujuan
pembelian kredit, pengiriman barang,
penagihan, pencatatan piutang, dan berakhir
dengan distribusi penjualan.
2.1.3.3. Sistem Akuntansi Utang
Sistem Akuntansi Utang dirancang untuk
mencatat transaksi terjadinya utang dan
Page 11
11
berkurangnya utang (Mulyadi, 2001: 16).
Terjadinya utang berasal dari transaksi
pembelian kredit dan berkurangnya utang
berasal dari transaksi retur pembelian dan
pelunasan utang. Transaksi pelunasan utang
dikelompokkan ke dalam sistem akuntansi kas.
Kegiatan pembelian kredit dimulai dengan
diajukannya permintaan pembelian barang ke
fungsi pembelian, kemudian dilanjutkan dengan
permintaan penawaran harga dan pemilihan
pemasok, pengiriman order pembelian kepada
pemasok terpilih, penerimaan barang yang
dibeli, pencatatan utang yang timbul dari
transaksi pembelian dan berakhir dengan
distribusi pembelian.
Kegiatan retur pembelian dimulai dengan
pembuatan memo debet oleh fungsi pembelian,
kemudian dilanjutkan dengan pengiriman barang
kepada pemasok, pencatatan berkurangnya utang
karena transaksi retur pembelian dan berakhir
Page 12
12
dengan distribusi pembelian (Mulyadi, 2001:
17).
2.1.3.4. Sistem Akuntansi Penggajian dan
pengupahan
Sistem akuntansi penggajian dan pengupahhan
melibatkan fungsi kepegawaian, fungsi keuangan
dan fungsi akuntansi. Fungsi keuangan
bertanggungjawab dalam pelaksanaan pembayaran
gaji dan upah serta berbagai tunjangan
kesejahteraan karyawan. Fungsi akuntansi
bertanggung jawab atas pencatatan biaya tenaga
kerja dan distribusi tenaga kerja untuk
kepentingan perhitungan harga pokok produksi
dan penyediaan informasi guna pengawasan biaya
tenaga kerja.
Page 13
13
2.1.3.5. Sistem Akuntansi Biaya
Sistem akuntansi biaya dirancang untuk
menangani pengendalian produksi dan
pengendalian biaya (Mulyadi, 2001: 17). Biaya-
biaya yang timbul akibat proses produksi
adalah:
1. Biaya Pabrik
Biaya-biaya yang terjadi dalam pabrik selama
suatu periode disebut biaya pabrik. Pada
dasarnya biaya pabrik dapat dikelompokkan
menjadi tiga
(Soemarso, 2004: 271):
Biaya bahan baku yaitu biaya untuk
barang-barang yang dapat dengan mudah dan
langsung diidentifikasikan dengan barang
jadi.
Biaya buruh langsung adalah biaya untuk
buruh yang menangani secara langsung
proses produksi atau yang dapat
Page 14
14
diidentifikasikan langsung dengan barang
jadi.
Biaya overhead (pabrikasi) adalah biaya-
biaya pabrik selain bahan baku dan buruh
langsung. Biaya ini tidak dapat
diidentifikasi secara langsung dengan
barang yang dihasilkan. Contoh biaya
pabrikasi adalah (1) bahan pembantu
(kadang-kadang disebut bahan tidak
langsung) misalnya perlengkapan pabrik
(mur, baut, dan pelitur dalam perusahaan
mebel); (2) buruh tidak langsung yaitu
buruh yang pekerjaannya tidak dapat
diidentifikasikan langsung dengan barang
yang dihasilkan misalnya gaji mandor; (3)
pemeliharaan dan perbaikan; (4) listrik,
air, telepon.
2. Biaya Produksi
Biaya Produksi adalah biaya yang dibebankan
dalam proses produksi selama suatu periode.
Page 15
15
Biaya ini terdiri dari persediaan dalam proses
awal ditambah biaya pabrik. Termasuk dalam
biaya produksi adalah biaya-biaya yang
dibebankan pada persediaan dalam proses pada
akhir periode (Soemarso,2004:271).
3. Harga Pokok Produksi
Biaya barang yang telah diselesaikan selama
suatu periode disebut harga pokok produksi
barang selesai atau disingkat dengan harga
pokok produksi (Soemarso, 2004: 272). Harga
pokok ini terdiri dari biaya pabrik ditambah
persediaan dalam proses awal periode dikurangi
persediaan dalam proses akhir periode. Harga
pokok produksi selama suatu periode dilaporkan
dalam laporan harga pokok produksi. Laporan
ini merupakan bagian dari harga pokok
penjualan.
2.1.3.6. Sistem Penerimaan Kas
Page 16
16
Penerimaan kas perusahaan berasal dari dua
sumber utama, yaitu penerimaan kas dari
penjualan tunai dan penerimaan kas dari
piutang (Mulyadi, 2001: 455). Semua transaksi
yang menambah jumlah uang kas dicatat dalam
buku penerimaan kas. Selain dari penjualan
tunai dan penerimaan kas dari piutang, uang
kas dapat diterima dari berbagai sumber
misalnya setoran modal dari pemilik dan
pencairan kredit bank. Kas mencakup mata uang
dan kertas-kertas berharga seperti cek. Dalam
sebagian besar bisnis, cek menggantikan
sejumlah besar uang tunai. Transaksi-transaksi
kas juga dapat berlangsung elektronis secara
total, yang tidak melibatkan mata uang maupun
cek (Bodnar, 1996: 320). Tujuan dasar setiap
aplikasi penerimaan kas adalah meminimalkan
kemungkinan kerugian. Prosedur-prosedur
seperti penyimpanan segera penerimaan kas,
sentralisasi penanganan kas, penyelenggaraan
Page 17
17
saldo kas minimal dan pencatatan segera atas
transaksi-transaksi kas merupakan teknik-
teknik pengendalian yang mendasar (Bodnar,
1996: 320).
2.1.3.7. Sistem Pengeluaran Kas
Pengeluaran kas dalam perusahaan dilakukan
dengan menggunakan cek. Pengeluaran kas yang
tidak dapat dilakukan dengan cek (biasanya
karena jumlahnya relatif kecil), dilaksanakan
melalui dana kas kecil (Mulyadi, 2001:509).
Pengeluaran kas dengan cek memiliki kebaikan
ditinjau dari pengendalian intern berikut ini:
Dengan digunakannya cek atas nama,
pengeluaran cek akan dapat diterima oleh
pihak yang namanya sesuai dengan yang
ditulis pada formulir cek. Dengan
demikian pengeluaran kas dengan cek
menjamin diterimanya cek tersebut oleh
pihak yang dimaksud oleh pihak pembayar.
Page 18
18
Dilibatkannya pihak luar, dalam hal ini
bank, dalam pencatatan transaksi
pengeluaran kas perusahaan. Dengan
digunakannya cek dalam setiap pengeluaran
kas perusahaan, transaksi pengeluaran kas
direkam juga oleh bank, yang secara
periodik mengirimkan rekening koran bank
kepada perusahaan nasabahnya. Rekening
koran bank inilah yang dapat digunakan
oleh perusahaan untuk memeriksa
ketelitian catatan transaksi kas
perusahaan yang direkam di dalam jurnal
penerimaan dan pengeluaran kas.
Jika sistem perbankan mengembalikan
cancelled check kepada check issuer, pengeluaran
kas dengan cek memberikan manfaat
tambahan bagi perusahaan yang
mengeluarkan cek dengan dapat
digunakannya cancelled check sebagai tanda
terima kas dari pihak yang menerima
Page 19
19
pembayaran. Dengan digunakannya cek dalam
pengeluaran kas, check issuer akan secara
otomatis menerima tanda penerimaan kas
dari pihak yang menerima pembayaran.
Cancelled check sebagai tanda terima
pembayaran lebih andal karena di dalam
endorsement terkait pihak bank yang
merupakan pihak yang independen bagi
pembayar maupun bagi penerima pembayaran.
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi
pengeluaran kas dengan cek adalah bukti kas
keluar, cek, dan permintaan cek.
2.1.4. Laporan Keuangan
2.1.4.1. Definisi Laporan Keuangan
Setiap pengguna laporan keuangan mengharapkan
adanya transparansi dari laporan keuangan agar
bisa mengetahui dengan mudah informasi dari suatu
perusahaan.Laporan keuangan merupakan laporan
akuntansi yang menghasilkan informasi berupa
Page 20
20
pencatatan dan pengikhtisaran bagi pemakai untuk
pengambilan keputusan pada periode tertentu yang
dapat menggambarkan kinerja perusahaan.Pengertian
laporan keuangan menurut Standar Akuntansi
Keuangan no.1 (2007:5) menjelaskan bahwa:
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses
pelaporan keuangan.Laporan keuangan yang lengkap
biasanya meliputi neraca, laporan perubahan
posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam
berbagai cara seperti misal, sebagai laporan arus
kas, atau laporan arus dana), catatan juga
termasuk skedul dan informasi tambahan yang
berkaitan dengan laporan tersebut, misal
informasi keuangan segmen industri dan geografis
serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.
Dari pengertian diatas laporan keuangan dibuat
sebagai bagian dari proses pelaporan keuangan
yang lengkap, dengan tujuan untuk
mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang
dibebankan kepada manajemen. Laporan keuangan
Page 21
21
yang dibuat oleh manajemen memiliki tujuan untuk
mempertanggungjawabkan kinerja atas tugas yang
diberikan oleh pemilik perusahaan, sehingga harus
disajikan secara wajar. Penyusunan laporan
keuangan disiapkan mulai dari berbagai sumber
data, terdiri dari faktur-faktur, bon-bon, nota
kredit, salinan faktur penjualan, laporan bank
dan sebagainya.Data yang asli bukan saja
digunakan untuk mengisi buku perkiraan, tetapi
dapat juga dipakai untuk membuktikan keabsahan
transaksi.
Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk
memberikan keuangan suatu perusahaan pada suatu
periode tertentu tentang keseluruhan aktivtas
operasi perusahaan baik dari segi aktiva,
kewajiban, pendapatan dan kinerja
perusahaan.Laporan keuangan terdiri dari
neraca,laporan laba rugi,laporan perubahan
ekuitas,laporan arus kas dan catatan atas laporan
keuangan.Laporan keuangan disajikan sekurang-
Page 22
22
kurangnya setahun sekali untuk memberikan
informasi bagi penggunanya yang merupakan produk
akhir dari siklus akuntansi.Dimana laporan
keuangan dapat menggambarkan dengan jelas tentang
kondisi keuangan suatu perusahaan dan informasi
yang diberikan untuk entitas itu sendiri ataupun
bagi entitas lainnya.
Menurut Standar akuntansi Keuangan (2007:5)
menjelaskan bahwa “Laporan keuangan merupakan
bagian dari proses pelaporan keuangan’’. Dengan
memperoleh laporan keuangan akan dapat diketahui
kondisi keuangan perusahaan secara keseluruhan
yang bukan hanya bisa dibaca tapi juga bisa
dimengerti tentang posisi keuangan melalui
analisis laporan keuangan.
PSAK No. 1 paragraf 7 (IAI, 2007 : 1.2)
menyatakan bahwa:
Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah
memberikan informasi tentang posisi keuangan,
kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat
Page 23
23
bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan
dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi
serta menunjukkan pertanggungjawaban
(stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-
sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. dan
beban termasuk keuntungan.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu
laporan keuangan menyajikan informasi mengenai
perusahaan yang meliputi: (1) aset; (2)
kewajiban; (3) ekuitas; (4) pendapatan dan
kerugian; dan (5) arus kas.
Para pemakai laporan keuangan akan menggunakannya
untuk meramalkan, membandingkan, dan menilai
dampak keuangan yang timbul dari keputusan
ekonomis yang diambilnya. Laporan keuangan akan
lebih bermanfaat apabila yang dilaporkan tidak
saja aspek kuantitatif saja, tetapi mencakup
penjelasan-penjelasan lainnya yang dirasa perlu,
dan informasi ini harus faktual dan dapat diukur
secara objektif.
Page 24
24
2.1.4.2. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah
menyajikan secara wajar dan sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum, posisi keuangan, hasil operasi, dan
perubahan-perubahan lainnya dalam posisi
keuangan.
Tujuan Umum
Tujuan umum dari laporan keuangan adalah
sebagai berikut:
1. Untuk memberikan informasi yang dapat
diandalkan mengenai sumber daya ekonomi
dan kewajiban dari perusahaan bisnis
agar dapat:
a. Mengevaluasi kelebihan dan
kekurangannya;
b. Menunjukkan pendanaan dan
investasinya;
Page 25
25
c. Mengevaluasi kemampuan dalam
memenuhi komitmen-komitmennya;
d. Menunjukkan berbagai dasar sumber
daya bagi pertumbuhannya.
2. Untuk memberikan informasi yang dapat
diandalkan mengenai perubahan dalam
sumber daya bersih dari aktivitas
perusahaan bisnis yang diarahkan untuk
memperoleh laba agar dapat:
a. Menyajikan ekspektasi pengembangan
dividen kepada para investor;
b. Menunjukkan kemampuan operasi
perusahaan dalam membayar kreditor
dan pemasok, memberikan pekerjaan
bagi karyawankaryawannya, membayar
pajak, dan menghasilkan dana untuk
perluasan usaha;
c. Memberikan informasi untuk
perencanaan dan pengendalian kepada
manajemen;
Page 26
26
d. Menyajikan profitabilitas jangka
panjang.
3. Untuk memberikan informasi keuangan yang
dapat digunakan untuk
4. mengestimasi potensi penghasilan bagi
perusahaan.
5. Untuk memberikan informasi lain yang
dibutuhkan mengenai perubahan dalam
sumber daya ekonomi dan kewajiban.
6. Untuk mengungkapkan informasi lain yang
relevan terhadap kebutuhan pengguna
laporan.
Tujuan kualitatif
Tujuan Kualitatif dari laporan keuangan
adalah sebagai berikut:
1. Relevansi, yang artinya pemilihan
informasi yang memiliki kemungkinan
paling besar untuk memberikan bantuan
kepada para pengguna dalam keputusan
ekonomi mereka.
Page 27
27
2. Dapat dimengerti, yang artinya tidak
hanya informasi tersebut jelas, tetapi
para pengguna juga harus dapat
memahaminya.
3. Dapat diverifikasi, yang artinya hasil
akuntansi dapat didukung oleh
pengukuran-pengukuran yang independen,
dengan menggunakan metode-metode
pengukuran yang sama.
4. Netralitas, yang artinya informasi
akuntansi ditujukan kepada kebutuhan
umum dari pengguna, bukannya kebutuhan-
kebutuhan tertentu dari pengguna-
pengguna yang spesifik.
5. Ketepatan waktu, yang artinya
komunikasi informasi secara lebih awal,
untuk menghindari adanya keterlambatan
atau penundaan dalam pengambilan
keputusan ekonomi.
Page 28
28
6. Komparabilitas (daya banding), yang
secara tidak langsung berarti
perbedaan-perbedaan yang terjadi
seharusnya bukan diakibatkan oleh
perbedaan perlakuan akuntansi keuangan
yang diterapkan.
7. Kelengkapan, yang artinya adalah telah
dilaporkannya seluruh informasi yang
secara wajar memenuhi persyaratan dari
tujuan kualitatif yang lain.
2.1.5. Ketepatan Laporan Keuangan
Suwardjono (2005:165) menyatakan bahwa
kriteria yang menjadi kebijakan akuntansi
sangat erat kaitannya dengan masalah apakah
informasi suatu objek bermanfaat untuk
pengambilan keputusan bagi pihak pemakai yang
dituju. Kebermanfaatan (usefulness) merupakan
suatu karakteristik yang hanya dapat
ditentukan secara kualitatif dalam hubungannya
Page 29
29
dengan keputusan, pemakai, dan keyakinan
pemakai terhadap informasi. Oleh karena itu,
kriteria tersebut disebut karakteristik
kualitatif atau kualitas informasi akuntansi.
Dalam menetapkan karakteristik kualitatif,
FASB mendasarkan pada tiga gagasan, yaitu:
a. Informasi bermanfaat jika informasi
tersebut berhubungan dengan keputusan.
b. Informasi bermanfaat jika informasi
tersebut dipahami dan digunakan oleh pemakai.
c. Informasi bermanfaat jika pemakai
mempercayai informasi.
Terdapat empat karakteristik kualitatif,
yaitu:
a. Dapat dipahami
Informasi keuangan harus dapat dicerna
maknanya oleh pemakai. Dua faktor yang
mempengaruhi keterpahaman informasi adalah
kecanggihan pemakai dan informasi itu sendiri.
Informasi akan bermanfaat jika informasi
Page 30
30
tersebut tepat dan pemakai informasi tersebut
memiliki kemampuan untuk
menginterpretasikannya.
b. Relevan
Pada dasarnya, informasi yang relevan
adalah informasi yang mempunyai hubungan
dengan masalah yang dihadapi. Informasi
dikatakan relevan jika informasi tersebut
mempengaruhi tujuan, pemahaman, dan keputusan.
Suwardjono (2005: 169) menyatakan bahwa
relevansi adalah kemampuan informasi untuk
membantu pemakai dalam membedakan beberapa
alternative keputusan sehingga pemakai dapat
dengan mudah menentukan pilihan. Jika
dihubungkan dengan tujuan pelaporan keuangan,
relevansi adalah kemampuan informasi untuk
membantu investor, kreditur, dan pemakai lain
dalam menyusun prediksi dari kejadian masa
lalu, sekarang, dan masa yang akan datang,
atau dalam mengkonfirmasi atau mengkoreksi
Page 31
31
harapan - harapannya. Informasi juga relevan
dengan keputusan investasi jika informasi
tersebut mampu mengkonfirmasi ketidakpastian
suatu keputusan yang telah dibuat sehingga
keputusan tersebut akan dipertahankan atau
diubah. Unsur - unsur relevansi, yaitu:
(1) Memiliki nilai peramalan (predictive
value)
Nilai peramalan adalah kemampuan atau
kualitas informasi untuk membantu pengguna
dalam meningkatkan probabilitas terjadinya
atau terwujudnya harapan-harapan pengguna
atas hasil dari suatu kejadian masa lalu,
sekarang, dan masa yang akan datang. Dengan
kata lain, nilai peramalan adalah kemampuan
informasi dalam memperbaiki kemampuan atau
kapasitas pembuat keputusan untuk melakukan
prediksi.
(2) Mengandung feedback value
Page 32
32
Feedback value kemampuan informasi untuk
membantu pemakai dalam mengkonfirmasi dan
mengkoreksi harapan-harapan pemakai di masa
lalu. Dengan kata lain, feedback value
adalah kemampuan informasi untuk dijadikan
basis mengevaluasi apakah keputusan masa
lalu adalah tepat.
(3) Tepat waktu
Informasi tidak dapat relevan jika tidak
tepat waktu. Jadi, informasi harus tersedia
bagi pengambil keputusan sebelum kehilangan
kapasitasnya untuk mempengaruhi keputusan.
Oleh karena itu, ketepatan waktu adalah
batasan penting dalam publikasi laporan
keuangan. Ketepatan waktu menunjukkan bahwa
laporan keuangan harus disajikan pada kurun
waktu yang teratur untuk memperlihatkan
perubahan keadaan perusahaan yang akan
mempengaruhi prediksi dan keputusan
pemakai.
Page 33
33
c. Keandalan
Keandalan adalah kemampuan informasi untuk
memberi keyakinan bahwa informasi tersebut
benar dan valid. Nilai informasi akan
berkurang jika pengguna informasi meragukan
kebenaran atau validitas informasi tersebut,
dan begitu pula sebaliknya. Unsur-unsur
keandalan:
(1) Dapat diuji (verifiability)
Verifiability adalah kemampuan informasi
untuk memberi keyakinan yang tinggi kepada
para pemakai karena tersedianya sarana bagi
para pemakai untuk menguji secara
independen mengenai ketepatan, kebenaran
dan validitas informasi.
(2) Netral
Kenetralan adalah ketidakberpihakan pada
kelompok tertentu dan tidak bisa dalam
perlakuan akuntansi. Ketidak-biasan dalam
Page 34
34
hal ini berarti bahwa informasi disajikan
tidak untuk mengarahkan kelompok pengguna
tertentu agar bertindak sesuai dengan
keinginan penyedia informasi atau untuk
menguntungkan/ merugikan kelompok pengguna
tertentu.
(3) Ketepatan penyimbolan
Ketepatan penyimbolan adalah kesesuaian
atau kecocokan antara pengukur atau
deskripsi dan fenomena yang diukur atau
dideskripsikan. Ketepatan penyimbolan dalam
akuntansi menyangkut dua hal yaitu
ketepatan deskripsi atau definisional
(misalnya aset, kas, piutang, dan
kewajiban) dan validitas pengukuran.
d. Dapat diperbandingkan (comparability)
Comparability adalah kualitas informasi atau
kemampuan informasi untuk membantu para
pengguna mengidentifikasi persamaan dan
perbedaan antara dua perangkat
Page 35
35
2.1.6. Pelaporan Laporan Keuangan
Salah satu cara yang digunakan oleh suatu
entitas untuk menggambarkan posisi keuangan
adalah dengan menyajikan laporan keuangan.
Laporan Keuangan merupakan suatu ringkasan
dari proses pencatatan yang merupakan suatu
ringkasan dari proses pencatatan, yang
merupakan ringkasan dari transaksi transaksi
keuangan dalam satu tahun buku yang
bersangkutan (Baridwan, dalam Septiani 2005).
Setiap entitas pelaporan mempunyai kewajiban
untuk melaporkan upaya-upaya yang telah
dilakukan serta hasil yang dicapai dalam
pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan
terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk
kepentingan:
1. Akuntabilitas
Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber
daya serta pelaksanaan kebijakan yang
Page 36
36
dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara
periodik.
2. Manajemen
Membantu para pengguna untuk mengevaluasi
pelaksanaan kegiatan suatu entitas pelaporan
dalam periode pelaporan sehingga memudahkan
fungsi perencanaan, pengelolaan dan
pengendalian atas seluruh aset, kewajiban,
dan ekuitas dana pemerintah untuk
kepentingan masyarakat.
3. Transparansi
Memberikan informasi keuangan yang terbuka
dan jujur kepada masyarakat berdasarkan
pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak
untuk mengetahui secara terbuka dan
menyeluruh atas pertanggungjawaban
pemerintah dalam pengelolaan sumber daya
yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya
pada peraturan perundang-undangan.
Page 37
37
4. Keseimbangan Antargenerasi
(intergenerational equity)
Membantu para pengguna dalam mengetahui
kecukupan penerimaan pemerintah pada periode
pelaporan untuk membiayai seluruh
pengeluaran yang dialokasikan dan apakah
generasi yang akan datang diasumsikan akan
ikut menanggung beban pengeluaran tersebut.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan atau SAK
(2002) dalam Septiani (2005) menjelaskan bahwa
laporan keuangan merupakan bagian proses
pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang
meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan
posisi perubahan modal, catatan dan laporan
lain serta materi penjelas yang merupakan
bagian integral dari laporan keuangan. Dalam
SAK (2002) juga menjelaskan bahwa pemakai
laporan keuangan meliputi investor sekarang
dan investor potensial, karyawan dan pemberi
pinjaman, pemasok dan kreditur usaha lainnya,
Page 38
38
pelanggan, pemerintah dan lembaganya, serta
masyarakat yang menggunakan untuk kebutuhan
informasi yang berbeda.
2.2. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian terdahulu
No Nama Judul Tahu
n
Kesimpulan
1. Angga
Dwi
sistem
informasi
akuntansi
keuangan
terhadap
kualitas
laporan
keuangan
2013 sistem
informasi
akuntansi
keuangan yang
handal akan
berpengaruh
signifikan
terhadap
Page 39
39
kulitas
laporan
keuangan.
2. Ayu
Ratna &
Ni Putu
Sri
Harta
Pengaruh
efektivitas
penerapan
sistem
informasi
pengelolaan
keuangan
daerah pada
kualitas
laporan
keuangan.
(Pemerintahan
kota
Denpasar)
2014 Efektifitas
penerapan
sistem
informasi
pengelolaan
keuangan
daerah
berpengaruh
signifikan
terhadap
kualitas
laporan
keuangan di
pemerintahan
kota Denpasar.
3. Ida
Bagus &
Pengaruh
pemanfaatan
Hasil
penelitian
Page 40
40
Nyoman
Trisna
sistem
informasi
akuntansi
keuangan
daerah dan
pengawasan
keuangan
daerah
terhadap
nilai
informasi
pelaporan
keuangan dan
akuntabilitas
pemerintah
daerah (pada
satuan kerja
perangkat
daerah di
kabupaten
menunjukkan
adanya
pengaruh
positif antara
variabel
independen
terhadap
variabel
dependen baik
secara parsial
maupun
simultan.
Page 41
41
Klungkung)
4. Erwin
Bahtiar
Pengaruh
sistem
pengendalian
internal
terhadap
kualitas
laporan
keuangan
( pada PT.
Bank Mega
cbg.
Gorontalo )
2013 Sistem
pengendalian
internal
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
laporan
keuangan pada
PT. Bank Mega
cbg.
Gorontalo.
2.3. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.2
Kerangka pemikiran
Sistem InformasiAkuntansi
Variabel (X)
Ketepatan LaporanKeuangan
Variabel (Y)
Page 42
42
2.4. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan Rumusan Penelitian yang telah
dipaparkan sebelumnya, maka hipotesis sementara
yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
Ho : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi tidak
berpengaruh terhadap ketepatan laporan
keuangan pada CV. Sumber Jaya Abadi
Ha : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi
berpengaruh terhadap ketepatan laporan keuangan
pada CV. Sumber Jaya Abadi
Page 43
43
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian
explanatory, penelitian explanatory adalah suatu
metode penelitian yang bermaksud untuk
mendapatkan kejelasan fenomena yang terjadi
secara empiris dan berusaha untuk mendapatkan
jawaban hubungan kausal antar variable melalui
pengujian hipotesis. Adapun pengertian
explanatory sebagai berikut :
Menurut Sugiyono (2011:10) bahwa :
“Penelitian explanatory adalah suatu metode
penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan
variabel – variabel yang diteliti serta hubungan
kausal antara variabel satu dengan yang lain
melalui pengujian hipotesis.”
Sedangkan metode survey menurut Nazir (2003)
Page 44
44
“Suatu penyelidikan yang diadakan untuk
memperoleh fakta-fakta dari gejalayang ada dan
mencari keterangan – keterangan secara faktual,
baik tentang institusi sosial, ekonomi atau
politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah.
Metode survey membedah dan menguliti serta
mengenal masalah – masalah dan mendapatkan
pembenaran terhadap keadaan dan praktik – praktik
yang seddang berlangsung.”
Berdasarkan pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa metode penelitian explanatory
analisis dengan pendekatan survey adalah suatu
prosedur penelitian yang dilakukan dengan cara
mengumpulkan, menyusun, menganalisa dan
menginterprestasikan data sehingga dapat
memberikan gambaran keadaan yang terjadi secara
nyata untuk kemudian ditarik kesimpulan yang
dapat dijadikan dasar untuk memberikan sasaran.
Page 45
45
3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan
Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
karyawan yang terlibat dalam pengelolaan laporan
keuangan yang hanya berjumlah 20 orang. Sesuai
dengan kebutuhan penelitian maka seluruh populasi
yang ada digunakan sebagai sampel penelitian.
Sudjana (1984: 5) “apabila jumlah kurang dari
100, maka yang menjadi sampel adalah keseluruhan
dari populasi tersebut atau disebut sampel total.
Sedangkan jumlah populasi lebih dari 100, maka
yang menjadi sampelnya adalah 10%-15% atau 20%-
5%.” Dengan demikian peneliti mengambil
keseluruhan karyawan yang terlibat dalam
pengelolaan laporan keuangan menjadi sampel
(sampel total) karena seluruh populasi diambil
menjadi sampel.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini
termasuk nonprobability sampling. Dimana teknik
yang dipakai adalah sampling jenuh yaitu teknik
Page 46
46
penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini dikarenakan
jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30
orang.
3.3. Variabel Penelitian / Operasional Variabel
3.3.1. Variabel independen
Variabel independen ini sering disebut
sebagai variabel stimulus, predictor,
antecendent dan variabel bebas. Variabel bebas
variabel bebas merupakan variabel yang
memengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen
( variabel yang mempengaruhi ). Variabel
independen dalam penelitian ini adalah sistem
informasi akuntansi pada CV. Sumber Jaya
Abadi. Sistem informasi akuntansi merupakan
serangkaian prosedur mulai dari proses
pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran
seampai dengan pelaporan keuangan.
Page 47
47
3.3.2. Variabel Dependen
Variabel dependen sering disebut sebagai
variabel output, konsekuen atau biasa disebut
variabel terikat. Variabel terikat merupakan
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas. Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah ketepatan
laporan keuangan CV. Sumber Jaya Abadi.
Ketepatan laporan keuangan merupakan salah
satu kriteria dalam penyajian laporan keuangan
yang berkualitas. Dimana ketepatan laporan
adalah ukuran normatif yang perlu diwujudkan
dalam informasi akuntansi sehingga dapat
memenuhi tujuannya.
Tabel 3.1
Operasional Variabel Sistem Informasi
Akuntansi dan Ketepatan Laporan Keuangaan CV.
Sumber Jaya Abadi
Page 48
48
Variabel Dimensi Indikator
Variabel
Independ
en
Sistem
Informas
i
Akuntans
i CV.
Sumber
Jaya
Abadi
(X)
1. Sistem
Akuntansi
Pokok
1. Perusahaan
mengharuskan karyawan
untuk memahami prosedur
Sistem Informasi
Akuntansi.
2. Kesesuaian sistem
informasi akuntansi
yang digunakan sudah
memenuhi standar pada
umumnya.
3. Prosedur pencatatan
transaksi dilakukan
berdasarkan standar
pencatatan akuntansi
pada umumnya.
4. Setiap data
transaksi selalu
diproses secara
Page 49
49
periodik
5. Pada setiap formulir
yang digunakan
tercantum nomor urut
tercetak, untuk
mengawasi pemakaiannyan
serta mengidentifikasi
transaksi
6. Perusahaan selalu
membuat jurnal untuk
mencatat setiap
transaksi
7. Setiap transaksi
yang terjadi dicatat
dan didukung dengan
bukti-bukti transaksi
2. Sistem 8. Formulir-formulir
yang tersedia di fungsi
Page 50
50
Akuntansi kas kas harus lengkap
9. Fungsi kas
bertanggung jawab penuh
terhadap penerimaan dan
pengeluaran kas
10. Dalam setiap
transaksi diharuskan
membuat laporan arus
kas
3. Sistem
Akuntansi
Persediaan
11. Bagian gudang atau
logistik bertanggung
jawab terhadap
penerimaan dan
pemasukan barang gudang
12. Setiap transaksi
penerimaan dan
pengeluaran barang
harus di catat kedalam
Page 51
51
jurnal
4. Sistem
Akuntansi
Piutang
13. Setiap transaksi
piutang dicatat dalam
dokumen
14. Transaksi piutang
dibukukan dalam berkas
induk dan
diikhtisiarkan dengan
benar
15. Laporan daftar
piutang dapat digunakan
untuk menilai prestasi
kerja manajemen,
khususnya dalam
peningkatan kinerja
perusahaan
16. Adanya pemeriksaan
secara periodik atas
Page 52
52
pengendalian piutang
17. Adanya petugas yang
berwenang untuk
melakukan pengawasan
dalam pencatatan dan
penyimpanan daftar
piutang
18. Semua daftar
piutang disimpan dan di
update oleh orang yang
memiliki ototritasi
pada piutang
5. Sistem
Akuntansi
Biaya
19. Sistem anggaran
biaya yang berlaku
digunakan sebagai alat
pengendalian biaya,
sehingga tercapai biaya
yang efisien
20. Prosedur pencatatan
Page 53
53
biaya-biaya pada masing
- masing bagian harus
sesuai dengan prosedur
akuntansi
pertanggungjawaban yang
telah ditetapkan oleh
perusahaan.
21. Pengalokasian biaya
yang tepat
6. Sistem
Akuntansi
Hutang
22. Setiap transaksi
hutang dicatat dalam
dokumen
23. Transaksi hutang
dibukukan dalam berkas
induk
24. Ada petugas yang
berwenang dalam
pencatatan hutang
Page 54
54
Variabel
Dependen
Ketepata
n
Laporan
Keuangan
CV.
Sumber
Jaya
Abadi
(Y)
1. Ketepatan
laporan
keuangan
sesuai dengan
karekteristik
laporan
keuangan.
1. Laporan keuangan
yang berkualitas
memenuhi persyaratan
normatif yaitu relevan,
andal, dapat dipercaya,
dan dapat dibandingkan.
2. Ketepatan
laporan
keuangan
sesuai dengan
standar
akuntansi.
2.Laporan keuangan yang
dihasilkan dapat
membantu dalam
memperkirakan aktivitas
yang berhubungan dengan
keuangan pada periode
berikutnya.
3. Laporan keuangan
dapat membantu dalam
pengambilan keputusan.
4. Setiap informasi
dalam laporan keuangan
Page 55
55
disertai dengan
penjelasan yang rinci
sehingga kekeliruan
dalam inter prestasi
dan penggunaan
informasi tersebut
dapat dicegah.
5. Informasi dalam
laporan keuangan telah
menggambarkan secara
jujur semua transaksi
dan peristiwa lainnya
yang seharusnya
disajikan.
6. Informasi yang
disajikan dalam laporan
keuangan dapat diuji,
dan apabila pengujian
dilakukan oleh pihak
Page 56
56
yang berbeda, hasilnya
tetap
menunjukankesimpulan
yang tidak berbeda
jauh.
7. Seluruh informasi
yang disajikan dalam
laporan keuangan dapat
dipahami dengan mudah.
8. Informasi dalam
laporan keuangan
dinyatakan dalam
istilah yang mudah
dipahami.
9. Informasi yang ada
dalam laporan keuangan
sesuai dengan harapan
dan kebutuhan.
10. Pembuatan laporan
Page 57
57
keuangan dan dilaporkan
secara periodik.
Teknik pengukuran yang digunakan untuk
mengubah data – data kualitatif dari kuisioner
menjadi suatu urutan data kuantitatif adalah
Summated Rating Method : Likert Scale atau skala
likert. Skala likert merupakan suatu pengukuran
dengan menggunakan metode ordinal. Alasan
penggunaan teknik skala likert adalah karena
teknik ini tidak menuntut pengunaan kategori dan
subjek yang diukur tidak terbatas kepada dua
alternative jawaban saja.
Ukuran yang digunakan untuk menilai jawaban –
jawaban yang diberikan dalam menguji variabel
independen dan variabel dependen yaitu lima
tingkatan, bergerak dari satu sampai lima.
Page 58
58
Tabel 3.2
Penilaian Skala Likert
JawabanSkor
(nilai)
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Kurang Setuju (KS) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju
(STS)
1
Sumber : Sugiyono (2010 :135)
3.4. Metode Pengumpulan Data
Data dikumpulkan melalui metode angket, yaitu
menyebarkan daftar pertanyaan (kuisioner) yang
akan diisi atau dijawab oleh responden yang
merupakan karyawan atau staf di bagian akuntansi
dan keuangan di CV. Sumber Jaya Abadi. Kuisioner
asalah seperangkat pertanyaan tertulis yang telah
Page 59
59
disusun sedemikian rupa untuk dijawab oleh
responden, biasanya disertai alternatif –
alternatif jawaban.
Kuisioner diberikan secara langsung kepada
responden. Responden diminta untuk mengisi daftar
pertanyaan tersebut, kemudian memintanya untuk
mengembalikan hasil kuisioner tersebut. Hasil
angket yang telah diisi kemudian akan diolah
lebih lanjut oleh peneliti.
3.5. Metode Analisis Data
Analisis data adalah cara mengolah data yang
terkumpul kemudian dapat memberikan
interprestasi. Hasil pengolahan data ini
digunakan untuk menunjukkan masalah yang telah
dirumuskan. Analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah uji validitas dan uji
reabilitas.
3.5.1. Uji Validitas
Page 60
60
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat keabsahan dan kevalidan suatu alat
ukur atau instrumen penelitian. Validitas
menunjukkan seberapa baik suatu instrument
yang dibuat mengukur konsep tertentu yang
ingin diukur. Alat pengukur yang absah akan
mempunyai validitas yang tinggi, begitupula
sebaliknya.
Untuk Menguji validitas alat ukur penelitian,
terlebih dahulu dicari nilai ( harga )
korelasi dengan menggunakan rumus koefisien
korelasi products moment sebagai berikut :
Page 61
61
Setelah nilai korelasi ( r ) didapat, kemudian
dihitung nilai thitung untuk menguji tingkat
validitas alat ukur penelitian dengan rumus
sebagai berikut :
Setelah nilai thitung diperoleh langkah
selanjutnya adalah membandingkan nilai thitung
tersebut dengan nilai ttabel pada taraf
signifikan sebesar α = 0,05 dan derajat
kebebasan (dk) = n – 2. Kaidah keputusannya
adalah :
Jika thitung > ttabel, maka alat ukur berupa
kuisioner yang digunakan adalah valid.
Jika thitung < ttabel, maka alat ukur peleitian
yang digunakan adalah tidak valid.
Page 62
62
3.5.2. Uji Reabilitas
Reabilitas adalah alat untuk mengukur suatu
kuisioner yang merupakan indikator dari
variabel. Suatu kuisioner dikatakan realible
atau handal jika jawaban responden terhadap
pertanyaan adalah konsisten. Untuk menguji
reabilitas alat ukur dalam penelitian ini
digunakan koefisien alpha cronbach. Koefisien
keandalan menunjukkan mutu seluruh proses
pengumpulan data suatu penelitian. Koefisien
alpha cronbach ditunjukkan dengan :
Tujuan perhitungan koefisien keandalan adalah
untuk mengetahui tingkat konsistensi jawaban
responden. Besarnya koefisien ini berkisar
dari nol hingga satu. Makin besar nilai
Page 63
63
koefisien, makin tinggi keandalan alat ukur
dan tingkat konsistensi jawaban.
3.6. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis
data regresi linear sederhana. Penggunaan
teknik ini karena dalam penelitian ini hanya
digunakan satu variabel independen (sistem
informasi akuntansi) dan satu variabel
dependen (ketepatan laporan keuangan). Model
yang akan dibentuk sesuai penelitian
(Sugiyono, 2009:261 ) adalah :
y = a + bx
y : Variabel Dependen (ketepatan laporan
keuangan)
x : Variabel Independen (sistem informasi
akuntansi)
b : Angka arah atau koefisien regresi
a : Konstanta
Page 64
64
Untuk kemudahan dalam perhitungan digunakan
bantuan software dengan program SPSS (Statistical
package for social science).
3.7. Uji Asumsi Klasik
Sebelum data di analisis lebih lanjut
menggunakan analisis regresi linier sederhana,
data tersebut harus memenuhi syarat-syarat
yang dikehendaki dalam analisis regresi yaitu
sebagai berikut:
3.7.1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi, variabel terikat dan
variabel bebas keduanya mempunyai distribusi
normal atau tidak. Model regresi yang baik
adalah memiliki distribusi data normal atau
mendekati normal. Untuk mengetahui normal
tidaknya distribusi variabel dalam penelitian
ini dilakukan dengan uji statistik non-
parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S test). Jika
Page 65
65
nilai Kolmogorov-Smirnov signifikan pada taraf
di atas 5% (0,05), maka data mengikuti
distribusi normal, dan sebaliknya jika nilai
Kolmogorov-Smirnov signifakan pada taraf 5%
atau dibawahnya berarti data mengikuti
distribusi tidak normal.
3.7.2. Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variansi dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain. Pada penelitian
ini uji heteroskedastisitas yang digunakan
adalah analisis koefisien korelasi rank
spearman. Analisis ini mengukur kuat lemahnya
hubungan dan arahnya variabel independen
( variabel bebas ) dengan variabel dependen
( variabel terikat ). Kedua variabel tersebut
diukur dalam skala ordinal. Adapun rumusnya
sebagai berikut :
Page 66
66
Dengan ketentuan :
rs : Koefisien korelasi Rank Spearman
di : Selisih rank X dengan rank Y yang ke 1
n : Jumlah sampel
6 : Besaran sampel (konstanta)
Nilai rs (koefisien korelasi Rank Spearman)
yang diperoleh akan berkisar sekitar -1 , 0
sampai +1. Notasi ini menunjukkan tingkat
korelasi antara variabel – variabel yang
diuji, yaitu :
Bila rs = -1 berarti terdapat korelasi yang
kuat tetapi merupakan korelasi negative atau
berlawanan arah.
Page 67
67
Bila rs = 0 berarti terdapat korelasi antara
variabel – variabel yang diuji atau korelasi
yang lemah dan tidak ada hubungan.
Bila rs = 1 berarti terdapat korelasi yang
kuat antara variabel X dan variabel Y dan
bernilai positif atau searah.
3.8. Pengujian Hipotesis
3.8.1. Analisis Koefisien Determinasi
Analisis ini digunakan untuk mengetahui
besarnya dari pengaruh variabel bebas sistem
informasi akuntansi terhadap variabel terikat
ketepatan laporan keuangan. Koefisien
determinasi ini dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
Kd = rs2 x 100%
Keterangan :
Kd = koefisien determinasi
rs = koefisien korelasi Rank Spearman
3.8.2. Uji t
Page 68
68
Pengujian ini untuk mengetahui apakah variabel
secara individu berpengaruh positif terhadap
variabel terikat. Jika t- hitung > t tabel (+)
atau t- hitung < t tabel (-), dan koefisien
regresi bernilai positif maka variabel secara
individu berpengaruh positif terhadap variabel
terikat.