PENGARUH SHALAT DHUHA TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI MIN I KENDARI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Pogram Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah OLEH: DESRIYANI NIM. 15010104091 FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KENDARI 2019
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH SHALAT DHUHA TERHADAP PEMBENTUKANKARAKTER SISWA DI MIN I KENDARI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar SarjanaPendidikan Pada Pogram Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
OLEH:
DESRIYANINIM. 15010104091
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUANINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
KENDARI2019
ii
ABSTRAK
DESRIYANI, NIM. 15010104091, judul: Pengaruh Shalat Dhuha TerhadapPembentukan Karakter Siswa di MIN 1 Kendari, (dibimbing Oleh: Dra. Hj.Marlina, M.Pd.I).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuti apakah ada pengaruh shalatdhuha terhadap pembentukan karakter siswa di MIN 1 Kendari. Adapun rumusanmasalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan shalat dhuha di MIN1 Kendari, bagaimana pembentukan karakter siswa di MIN 1 Kendari apakah adapengaruh shalat dhuha terhadap pembentukan karakter siswa di MIN 1 Kendari.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif (mix methods)yaitu penelitian analisis datanya menggunakan statistik dan pengumpulan datadilakukan dengan tehnik angket, wawancara dan dokumentasi, sampel dalampenilitian ini sebanyak 130 orang dan populasinya sebanayak 98 orang denganmenggunakan tehnik stratified random sampling.
Analisis data yang digunakan adalah uji korelasi product moment dan ujiregresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukan bahwa: Pelaksanan shalatdhuha di MIN 1 kendari memperoleh hasil di atas rata-rata yaitu 86-100, sehinggadapat dikatakan bahwa sebagian besar siswa melaksanakan shalat dhuha beradapada kategori sangat baik. Pembentukan karakter siswa di MIN 1 Kendari dimulaidari tutur bahasanya, kedisiplinan dan kejujuran siswa dari skor perolehan 86-100,sehingga dapat dikatakan bahwa karakter siswa di MIN 1 Kendari termasuk dalamkategori sangat baik dan terdapat pengaruh positif dan signifikansi shalat dhuhaterhadap pembentukan karakter siswa dengan r lebih besar dari pada r(0.55≥ 0.1671) dan uji t signifikansi t ≥ t (6,44 ≥ 1,66055) maka Hditerima dan H ditolak artinya terdapat pengaruh yang positif dan signifikanshalat dhuha terhadap pembentukan karakter siswa di MIN 1 Kendari dengandemikian hipotesis awal yang menyatakan bahwa pengaruh shalat dhuha terhadappembentukan karakter siswa dapat diterima. Berdasarkan perhitungandeteriminasi (KD) maka diketahui pengaruh shalat dhuha terhadap pembentukankarakter siswa sebesar 30% dan 70% dipengaruhi faktor lain yang tidak ditelitiSeperti di pengaruhi oleh kecerdasan spritual, kecerdasan emisional.
Kata kunci: pembentukan karakter siswa, shalat dhuha
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
رب العا لمین و لصلا ة و ا لسلا م ا لحمد
عل اشر ف الانبیاء وا لمرسلین و علي الھ و أصحا بھ أجمعین. أما بعد
Alhamdulilah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
ini dalam rangka memenuhi kewajiban dan syarat-syarat memperoleh gelar
sarjana pendidikan Fakulstas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Prodi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah. Shalawat serta salam, penulis haturkan kepada baginda Nabi
Muhammad Saw serta keluarga dan para sahabatnya yang telah memperjuangkan
ajaran yakni Islam sebagai tuntunan hidup di dunia dan akhirat.
Penulis penyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak sedikit
rintangan yang dihadapi. Namun berkat dorongan, rasa tanggung jawab dan
kemaunan yang kuat serta do’a yang tulus dari ayah handa La Dina dan Ibunda
Wa Yai yang tercinta, yang telah yang memberikan inspirasi, semangat, motivasi
yang demikian berarti bagi penulis. Selain itu penulisan skripsi ini juga berkat
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada:
vi
1. Rektor IAIN Kendari, Prof. Dr. Faizah Binti Awad M.Pd yang telah
memberikan sarana dan fasilitas serta kebijakan yang mendukung dalam
penyusunan skripsi ini.
2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Kendari, Dr. Masdin
M.Pd yang telah memberikan pelayanan dan arahan kepada penulis selama
menumpuh studi di IAIN Kendari.
3. Ketua Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah IAIN Kendari,
Raehang, S.Ag, M.Pd.I yang telah memberikan arahan dan pelayanan
kepada penulis selama menempuh studi di IAIN Kendari.
4. Pembimbing Penulisan Skripsi Mahasiswa, Dra. Hj. Marlina, M.Pd.I yang
senantiasa meluangkan waktu dengan penuh kesabaran memberikan
bimbingan dan saran kepada penulis.
5. Ibu Dr. Hj. St. Fatimah Kadir M.A dan Dr. Nudin S.Ag., M.Pd selaku
penguji skripsi yang telah banyak memberikan saran dan masukan kepada
penulis.
6. Kepala Perpustakan IAIN Kendari, Tilma S.Sos., MM dan para pegawai
perpustakaan yang telah berkenan memberikan pelayanan kepada penulis
yang telah menyedikan fasilitas untuk studi perpustakaan.
7. Seluruh dosen dan staf lingkup Tarbiyah IAIN Kendari yang telah
memberikan pelayanan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Kepala Madrasah Sitti Juhasni S.Ag, dewan guru dan staf MIN 1 Kendari
atas sambutan, bantuan dan kerja sama yang diberikan kepada penulis
selama melakukan penelitian ini.
vii
9. Saudara- saudaraku, Muni, Budi, Heri, Ane dan Agus yang senantiasa
memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.
10. Sahabat-sahabatku seperjuangan mahasiswa IAIN Kendari, khususnya
mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah angkatan
2015 yang senantiasa membantu serta berbagi suka dan duka dengan
penulis selama menjalani studi di IAIN Kendari.
Semoga Allah SWT membalas budi baik dari semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1A. Latar Belakang .................................................................................. 1B. Batasan Masalah................................................................................ 5C. Rumusan Masalah ............................................................................. 6D. Tujuan Penelitian............................................................................... 6E. Manfaat Penelitian............................................................................. 6F. Definisi Operasional.......................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................... 9A. Shalat Dhuha ................................................................................... 9
B. Pembentukan Karakter .................................................................... 191. Pengertian Karakter................................................................... 192. Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Karakter ................ 213. Proses Pembentukan Karakter.................................................. 244. Tujuan Pembentukan Karakter.................................................. 28
C. Penelitian Relevan........................................................................... 29D. Rumusan Hipotesis ......................................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 33A. Jenis Penelitian................................................................................ 33B. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 33C. Variabel Penelitian .......................................................................... 33D. Populasi dan Sampel Penelitian ...................................................... 34E. Tehnik Pengumpulan Data.............................................................. 37F. Kisi-kisi Instrument Penelitian ....................................................... 38G. Tehnik Analisis Data....................................................................... 39
ix
BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBEHASAN........................ 42A. Profil MIN 1 Kendari ..................................................................... 42
1. Sejarah Singkat MIN I Kendari................................................. 422. Visi dan Misi MIN 1 Kendari .................................................. 433. Keadaan Sarana dan Prasarana.................................................. 44
B. Deskripsi shalat Dhuha di MIN 1 Kendari...................................... 45C. Deskripsi Gambaran Pembentukan Karakter siswa MIN 1
Kendari ............................................................................................ 51D. Analisis Pengaruh Shalat Dhuha Terhadap Pembentukan
Karakter Siswa MIN 1 Kendari....................................................... 57E. Pembahasan..................................................................................... 65
1. Pelaksanaan Shalat Dhuha di MIN 1 Kendari........................... 652. Pembentukan Karakter Siswa di MIN 1 Kendari...................... 663. Pengaruh Shalat Dhuha Terhadap Pembentuakan Karakter Siswa
di MIN 1 Kendari ..................................................................... 66BAB V PENUTUP .................................................................................... 69
A. Kesimpulan .................................................................................... 69B. Saran................................................................................................ 70
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 73LAMPIRAN .............................................................................................. 76RIWAYAT HIDUP ................................................................................. 109
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Pembagian kelas di MIN 1 Kendari ................................................ 34
Tabel 3.2 Rinician pembagian sampel ............................................................ 36
Tabel 4.1 Pergantian pimpinan/ kepala sekolah Madrasah IbtidayahNegari (MIN) 1 Kendari ................................................................ 42
Tabel 4.2 Keadaan sarana dan prasarana MIN 1 Kendari .............................. 44
Tabel 4.3.Pernyataan responden tentang pelaksanaan shalat dhuha(Variabel X) di MIN 1 Kendari .................................................... 46
Tabel 4.4. Tabel 4.4 Rekaputulasi frekuensi opsi jawaban respondenangket pelaksanan shalat dhuha di MIN 1 Kendari(Variabel X) .................................................................................... 48
Tabel 4.5 Deskripsi data variabel X (pelaksanaan shalat dhuha).................... 49
Tabel 4.6 Kategorisasi skor variabel X (pelaksanaan shalat dhuha) ............... 50
Tabel 4.7 Nilai kategorisasi .... ........................................................................ 52
Tabel 4.8. Pernyataan responden tentang pembentukan karaktersiswa (Variabel Y) di MIN 1 Kendari .......................................... 52
Tabel 4.9 Rekaputulasi frekuensi opsi jawaban responden angketpembentukan karakter siswa di MIN 1 Kendari (Variabel Y) .... 54
Tabel 4.10 Deskripsi data variabel Y (pembentukan karakter siswa) ............ 55
Tabel 4.11 Kategorisasi skor variabel Y (pembentuka karakter siswa) ......... 55
Tabel 4.12.Hasil olahan questioner (variabel X dan Variabel Y)Analisis pengaruh shalat dhuha terhadap pembentukankarakter siswa MIN 1 Kendari ...................................................... 57
Lampiran 15 Riwayat hidup .............................................................................. 108
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia pendidikan, khususnya bangsa Indonesian semakin berkembang
dengan pesatnya. Pembahuruan-pembahuruan dalam bidang pendidikan seperti
pambaharuan kurikulum, buku-buku paket, sarana prasarana yang menunjang
dalam rangka meningkatkan dunia pendidikan. Namun saat ini sangat
mengkhawatirkan adalah media pendidikan yang tidak diringi dengan perubahan
yang positif dari perilaku dan moral
Maraknya kasus yang melanda bangsa Indonesia dari kalangan pemerintah
sampai kalangan rakyat biasa merupakan dampak merosotnya bangsa. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu faktornya yaitu pendidikan sekarang
yang mengedepankan pada aspek kecerdasan intelektual peserta didik. Adapun
aspek moral, budi pekerti, dan norma agama sebagai basis pembentukan karakter
budaya bangsa semakin terlupakan, dan akhlak bangsa yang memperihatinkan
seperti perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma agama dan norma budaya
Indonesia.
Dunia pendidikan saat ini menghadapi berbagai masalah yang sangat
kopleks yang perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah, masalah-masalah
tersebut antara lain kurikulum yang berubah ubah sehingga sekolah kurang siap
dalam penerapanya, keadaan guru yang kurang memenuhi syarat dari segi tingkat
pendidikan, fasilitas sekolah yang belum memadai maupun masalah kesiswaan
yang sudah cukup lama dirasakan adanya tidak keseimbangan antara
2
perkembangan intelektual dengan emosional. Sehinga menurunnya sikap
tatakrama sosial antara sesama dan etika moral agama dalam praktek kehidupan
sekolah yang mengakibatkan efek negatif yang merisaukan masyarakat.
Diantaranya penyimpangan moral kehidupan agama dan sosial kemasyarakatan
yang terwujud dalam bentuk kenakalan siswa di sekolah seperti kurang perilaku
hormat kepada guru, tampak dalam hubungan guru dan siswa dimana siswa sering
acuh terhadap guru di sekolah, tidak mengindahkan peraturan, masih sering
telambat masuk kelas, tidak memakai seragam dengan lengkap dan memakai
model baju yang tidak sesuai dengan peratuan di sekolah.
Kenakalan di sekolah siswa menjadi tanggungjawab, sekolah untuk itu
sekolah perlu melakukan pembinaan moral, penanaman nilai-nilai agama dan
pembentukan karakter dalam setiap kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini
pendidikan di sekolah hendaknya menyampaikan nilai-nilai yang memberikan
sikap yang positif terhadap peserta didik yang nantinya tercermin dalam kebiasan
baik siswa dan kemudian menjadi karakter yang baik juga. Pendidikan merupakan
faktor yang sangat berpengaruh dalam pembangunan bangsa yang lebih baik.
Pendidikan sangat penting dalam pembentukan watak siswa dan menjadi warga
Negara yang baik serta dapat mengembangkan karakter. Kenyataan sekarang ini
bangsa Indonesia digambarkan sebagai bangsa yang mengalami penurunan
kualitas karakter pelajarnya, mulai dari masalah tawuran antar pelajar, kekerasa
dan kurangnya sifat saling tolong menolong.
Permasalahan ini memicu pemerintah Indonesia harus memperbaiki hal
tersebut, yang dimulai dari penanaman nilai-nilai agama, norma bangsa Indonesia
3
terutama dalam lembaga pendidikan. Pendidikaan merupakan segala dilakukan
dengan sadar dalam membina kepribadian dan mengembangkan kempuan atau
potensi seseorang yang dimiliki untuk mencapai perubahan tingkah laku.
Sebagimana tujuan pendidikan dalam Undang-Undang Undang No 20 Tahun
2003 pasal 3 dijelaskan bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentukwatak serta perbedaan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencedaskankehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didikagar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang MahaEsa, berakhlak mulia, sehat berilmu cakap, kreatif, mandiri dan menjadiwarga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab1.
Berdasakan tujuan pendidikan di atas adalah salah satu tujuan pendidkan
yang sangat penting adalah pembentukan watak siswa dan menjadikan sebagai
warga Negara yang baik serta dapat mengembagkan dan membangun watak
siswa, Karena pentingnya karakter pada suatu lembaga maka dalam mewujudkan
sangat tergantung pada usaha lembaga itu sendiri. Bila usaha lembaga pendidikan
tesebut memberikan perhatian untuk membangun karakter maka akan tercipta
manusia yang berkarater.
Karakter siswa di MIN 1 Kendari dinilai kurang baik, karena tidak
mematuhi perintah guru saat proses belajar mengajar, sering berkelahi sama
temannya, siswa di MIN 1 juga sering berkata kasar pada temanya dan sering
terlambat kesekolah, hal ini di sebabkan oleh kurangnya perhatian dari orang tua
siswa, di MIN 1 Kendari mempunyai cara tersendiri dalam penanaman keimanan
dan pembentukan karakter bagi para siswa, di MIN 1 Kendari selain
1 Undang-Undang RI.No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta:Mini Jaya Abadi, 2003), h. 3
4
menyelenggaran proses belajar mengajar di kelas, juga memprogramkan shalat
dhuha yang harus dilaksanakan oleh seluruh siswa, pelaksanaan shalat dhuha di
MIN 1 Kendari dilakukan sebelum melaksanakan proses belajar mengajar dan
shalat dhuha dilakukan secara bersama-sama setiap hari jumat dan hari-hari
lainnya dilaksnakan di masing-masing kelas, dan jika ada seorang dari siswa yang
tidak mengikut shalat dhuha berjamaah maka akan dikenakan sangsi yang berupa
menghafal surah-surah pendek.
Lembaga sekolah berharap dengan adanya program shalat dhuha tersebut
siswa terbiasa melakukan shalat dhuha. Shalat dhuha adalah shalat sunah yang
dikerjakan pada waktu matahari naik sekitar satu tembok atau sekitar pukul 07.00
WIB hingga tergelincirnya matahari menjelang waktu shalat zhuhur. Walaupun
shalat dhuha termasuk macam-macam shalat sunah, tetapi shalat dhuha temasuk
shalat yang dianjurkan oleh Rasulullah saw kepada umatnya yang sebagaimana
wasiat Rasulullah kepada Abu Hurairah seperti hadis.
Dari Abu Hurairah R.A, dia berkata,” kekasihku (Rasulullah SAW) telahberwasiat kepadaku dengan tiga perkara yang aku tidak bolehmeninggalkannya, baik ketika menetap atau dalam perjalanan, yaitu Duarakaat shalat dhuha, berpuasa tiga hari setiap bulan dan agar aku tidak tidurkecuali setelah melakukan shalat witir. 2
Pengamalan ajaran agama Islam dalam hal ini dapat dilakukan dengan
mensosialisasikan shalat dhuha dilingkungan sekolah diharapkan dapat
menanamkan nilai-nilai yang religious dalam jiwa peserta didik sehingga dapat
membentuk karakter peseta didik. Agama merupakan ciri kepribadian yang
berfungsi otomatis, yaitu memiliki kekuatan motivasi tersendiri. Lembaga
2 2 Abu Isa Muhammad bin Isa al-Tirmidzi, Sunan al-Tirmidziy, jilid III, (Bairut: Dar al-Garbi al-Islamiy, 2005), h. 727
5
pendidikan di MIN 1 Kendari telah menjadikan sebuah teori pelajaran kedalam
bentuk praktek keseharian yaitu memasukan kedalam program rutin sekolah.
Tujuannya untuk melatih peserta didik untuk mengembangkan kepribadian mulia
serta nilai religious dalam lingkungan sekolah, dimana mereka dilatih dan dididik
untuk mengembangkan keterampilan dan mental mereka kearah yang lebih baik.
Sehingga lembaga tersebut dapat menciptakan out put yang berkarakter yang baik.
Pemaparan di atas mendorang peneliti untuk mengetahui adakah pengaruh
dari pelaksanaan shalat dhuha terhadap karakter siswa, yang sudah membiasakan
siswa ,bapak, ibu guru dan karyawan melakukan shalat dhuha berjama’ah sebelum
memulai jam pelajaran di sekolah. Mengenai pemilihan lembaga pendidikan di
MIN 1 Kendari sebagai objek penelitian, dikarenakan lembaga tersebut telah
menerapkan program shalat dhuha dalam lingkungan pendidikannya, sehingga
menarik perhatian peneliti untuk mengadakan penelitian dan pembuatan sebuah
karya tulis ilmiah dengan judul “Pengaruh Shalat Dhuha Terhadap
Pembentukan Karakter Siswa di MIN 1 Kendari”.
B. Batasan Masalah
Berdasarkan pengamatan dan praktek di sekolah yang diteliti maka penulis
hanya membatasi masalah apakah ada pengaruh shalat dhuha terhadap
pembentukan karakter siswa MIN 1 Kendari, dari segi sikap tingkah laku dan
kepribadian dalam sehari-hari.
6
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merumuskan rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana palaksanaan shalat dhuha siswa di MIN 1 Kendari?
2. Bagaimna pembentukan karakter siswa di MIN 1 Kendari?
3. Apakah ada pengaruh shalat dhuha terhadap pembentukan karakter
siswa di MIN 1 Kendari?
D. Tujuan Penelitian
Tujua penelitian adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana shalat dhuha siswa di MIN 1 Kendari.
2. Untuk mengetahui bagaimana pembentukan karakter siswa di MIN 1
Kendari.
3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh shalat dhuha terhadap
pembentukan karakter siswa di MIN 1 Kendari
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan
mampu memberi manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsi
khazanah keilmuan tentang pengaruh shalat dhuha terhadap
pembentukan karakter siswa.
7
2. Manfaat Praktis
a. Bagi sekolah: penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangsi bagi di MIN 1 Kendari dalam rangka meningkatkan
kualitas peserta didik.
b. Bagi peserta didik: melatih peserta didik untuk berperilaku yang
baik dan dalam melaksanakan shalat dhuha serta lebih
meningkatkan akhlak kepada guru dan teman sebaya.
c. Bagi rekan mahasiswa maupun peneliti yang berkeinginan
melajutkan penelitian ini pada objek yang lebih faktual, hasil
penelitian ini kiranya dapat dijadikan rujukan.
F. Definisi Operasional
1. Shalat dhuha adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada waktu pagi hari,
waktu shalat dhuha kira-kira 7 hasta (sekitar jam 07:00) dan berakhir pada
waktu menjelang shalat zduhur, intensisas dalam melaksanakan shalat
dhuha ada tiga yaitu efek yaitu suatu perubahan, frekuensi yaitu seberapa
sering melaksanakan shalat dhuha dan motivasi.
2. Pembentukan karakter adalah suatu proses atau cara untuk membentuk
seseorang agar mempunyai kepribadian yang baik dan kepribadian tersebut
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Karakter yang dimaksud
dalam penelitian ini dengan melaksanakan shalat dhuha adalah karakter
yang terdapat pada nilai-nilai pembentukan karakter seperti: religious
adalah suatu proses atau cara yang dilakukan secara sadar, terencana,
terarah dan teratur dalam usaha membentuk sikap yang patuh terhadap
8
ajaran agama islam terkait dengan ibadah seperti shalat dhuha, mengaji
atau mengikuti BTQ, menghafal surah pendek, jujur terhadap segala
sesuatu yang dikerjakan dan dapat dipercaya dalam perkataan perbuatan
dan pekerjaan, disiplin dalam segala mengerjakan sesuatu yang tepat waktu
dan patuh terhadap peraturan, peduli sosial yaitu bisa membantu sesama
dalam jika ada yang membutuhkan, peduli lingkungan yaitu dapat mengaja
lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan atau sesuatu
yang dapat merusak lingkungan.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Shalat Dhuha
1. Pengertian Shalat Dhuha
Shalat dhuha termasuk dalam kelompok shalat sunah. Shalat sunah atau
yang disebut juga dengan shalat tatawwu adalah shalat diluar kelima shalat fardu
yang dianjurkan untuk dikerjakan. Selain itu shalat tatawwu adalah shalat yang
dituntut bukan wajib untuk dilakukan seorang muslim sebagai tambahan dari
shalat wajib (Seorang yang melaksanakan shalat sunah akan mendapatkan pahala
dan bila tidak mengerjakanpun tidak akan berdosa).
Menurut Rifai dalam buku Muhammad Muslim Aziz shalat dhuha adalahshalat sunah yang dilakukan pada pagi hari antara pukul 07.00 sampaidengan pukul 10.00 waktu setempat. Jumlah rakaat shalat dhuha minimaldua rakaat dan maksimal dua belas rakaat dengan salam setiap dua rakaat.1
Menurut Abdul Hanan shalat dhuha adalah shalat yang dikerjakan ketika
matahari sedang naik, kurang lebih 7 hasta (sekitar jam 07.00) sampai menjelang
shalat dzuhur. 2
Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa shalat
dhuha adalah shalat sunnah yang dilakukan seorang muslim ketika matahari naik,
yaitu sekitar jam 7 pagi hingga menjelang waktu dzuhur, yang jumlah rakaatnya
minimal dua rakaat dam maksimal dua belas rakaat.
1Muhammad Muslim Aziz, Mutiara,itu Bernama Shalat Sunah, (Surabaya: PT MizanPublika, 2008), h. 50
2 Abdul Hanan, Rahasia Shalat Sunnat; Bimbingan Lengkap dan Paktis, (Bandung:Pustaka Hidayah, 2009), h. 71
10
Intensitas adalah keadaan tingkatan atau ukuran, kata intensitas berasal
dari bahasa inggris yaitu kata intense yang atinya kuat, singkat, kaut dan penuh
semangat.3
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulakan bahwa intensitas
melaksanakan shalat dhuha adalah tingkat atau rendahnya usaha individu dalam
melakukan pengalaman shalat dhuha baik kualitas maupun kuantitas. Intensitas
shalat dhuha adalah perbuatan melaksanakan shalat dhuha yang dilakukan secara
berulang- ulang.
Menurut Makmun menjelaskan bahwa salah satu aspek intensitasmelaksanakan shalat dhuha adalah frekunsi yaitu seberapa sering kegiatandilakukan dalam periode tertentu sikap terhadap sasaran kegiatan (positif ataunegatif)4
Menurut Fil Amorulah menjelaskan ada 2 aspek dalam melaksanakan shalatdhuha adalah efek, yaitu suatu perubahan atau hasil yang disebabkan olehsuatu tindakan. Efek juga berarti resiko ada yang negatif dan positif, motivasikeadaan psikologis yang merangsang dan memberi arah terhadap seseorang. 5
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa intensitas shalat
dhuha adalah perbuatan melaksanakan shalat dhuha yang dilakukan secara
berulang-ulang dengan jumlah rakaat yang telah ditentukan serta di tandai dengan
beberapa aspek yaitu frekuensi, motivasi dan efek.
yang diberikan Rasulullah kepada satu orang juga berlaku untuk seluruh umat
Nabi Muhammad.
Oleh karena itu, secara eksplisit tidak dapat menemukan dasar hukum
yang tegas dan jelas dalam al-Qur'an berkenaan dengan shalat dhuha tersebut.
Akan tetapi, hal itu tidak mengurangi arti penting shalat dhuha. Karena,
penjelasan yang tegas dan eksplisit tentang anjuran pengalaman shalat dhuha ini
dapat ditemukan dalam beberapa hadits Rasulullah saw. Kesunnahan shalat dhuha
berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA adalah sebagai
berikut:
وصاني حبیبي صل الله علیھ وسلم بثلاث لن أد عھن أ
ماعشت،بصیا م ثلا ثھ أیا م من كل شھر وصلاةاضحى وبان
لاانام حتى أوتر. (رواه البخا ري ومسلم عن ابي ھر یر ة)Artinya: (TIRMIDZI) Kekasihku saw berwasiat kepadaku tiga hal yang tidak
akan aku tinggalkan selama hidupku puasa tiga hari setiap bulan, shalatdhuha, dan shalat witir sebelum tidur.6
Hadits di atas merupakan alasan yang cukup kuat terhadap kesunahan
pelaksanaan shalat dhuha yang sangat di anjurkan. Meskipun Rasulullah
mewasiatkan sesuatu kepada salah satu sahabat, akan tetapi wasiat itu juga
ditujukan kepada seluruh umatnya, tidak terbatas kepada seseorang saja.
3. Tata Cara Shalat Dhuha
6 Abu Isa Muhammad bin Isa al-Tirmidzi, Sunan al-Tirmidziy, jilid III, (Bairut: Dar al-Garbi al-Islamiy, 2005), h. 727
12
Berkenaan dengan tata cara pelaksanaa shalat dhuha seperti halnya shalat-
shalat sunah lainya yaitu dilaksanakan dengan setiap dua rakaat satu salam di
setiap akhir dua rakaat. Tata cara mengerjakan shalat sunah dhuha juga selalu
diawali dengan berwudhu secara sempurna, dan setelah berdiri tegak pada tempat
yang suci dan menghadap qiblat, kemudian berniat dalam hati.
a. Niat ketika melaksanakan shalat dhuhab. Takbiratul ihramc. Membaca do’a Iftitahd. Membaca surah Al-Fatihahe. Membaca salah satu surah dalam Al-Quran setelah membaca surah Al-
Fatihah. Untuk bacaan pada rakaat pertama adalah surah Asy- Syams danpada rakaat kedua Adh-Dhuha.
f. Rukuk, iktidal, sujud, duduk dua sujud, tasyahud dan salam adalah samasebagaimana tata cara pelaksanaan shalat fardhu.
g. Menutup Shalat dhuha dengan berdoa.7
Shalat dhuha sekurang-kurangnya terdiri dari dua rakaat. Tidak ada
batasan mengenai jumlahnya. Namun, terkadang Rasulullah mengerjakan shalat
dua rakaat, empat rakaat, delapan rakaat bahkan lebih. Setiap dua rakaat ditutup
dengan salam.
4. Hikmah Shalat Dhuha
Menunaikan shalat dhuha selain sebagai wujud kepatuhan kepada Allah
dan Rasulallah juga sebagai perwujudan syukur dan takwa kepada Allah swt.
apapun amal ibadah yang disyariatkan akan mengandung banyak keutaman dan
hikmah. Diantara keutamaan shalat dhuha oleh beberapa hadits antara lain:
a. Shalat dhuha adalah sedekah
7 Ubaid Ibnu Abdillah, Keutamaan dan Keistimewaan: Shalat Tahajud, Hajat, Istikharahdan Dhuha, (Surabaya: Pustaka Media, 2009), h. 137-149
13
Rasulullah saw bersabda:
، حدثنا مھدي بعي د بن أسماء الض حدثنا عبد الله بن محموھو ابن میمون، حدثنا واصل، مولى أبي عیینة، عن یحیى
یحیى بن یعمر، عن أبي الأسود الدؤلي، عن بن عقیل، عن صلى الله علیھ وسلم، أنھ قال: یصبح ، عن النبي أبي ذرعلى كل سلامى من أحدكم صدقة، فكل تسبیحة صدقة،
، وكل تھلیلة صدقة، وكل تكبیرة صدقة، وكل تحمیدة صدقة وأمر بالمعروف صدقة، ونھي عن المنكر صدقة، ویجزئ
من ذلك ركعتان یركعھما من الضحى.Artinya: (MUSLIM-1181): Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin
Muhammad bin Asma` Adl Dluba`I telah menceritakan kepada kamiMahdi yaituIbnu Maimun telah menceritakan kepada kami Washilmantan budak Abu 'Uyainah dari Yahya bin 'Uqaildari Yahya binYa'mar dari AbulAswad Ad Du`ali dari Abu Dzarr dari Nabi saw.Bahwa beliau bersabda: "Setiap pagi dari persendian masing-masingkalian ada sedekahnya, setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmidadalah sedekah, dan setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbirsedekah, setiap amarma'ruf nahyi mungkar sedekah, dan semuanya itutercukupi dengan dua rakaat dhuha.8
Berdasakan hadits di atas yaitu setiap hari sendi-sendi yang ada
pada tubuh manusia harus mengeluarkan sedekah setiap pagi harinya.
Sedekah itu tidak harus berupa materi, tetapi sedekah itu cukup dengan
melakukan do’a-do’a karena tidak semua manusia mampu bersedekah
dengan materi maka sedekahnya cukup burupa tasbih, tahmid, tahlil,
takbir, tetapi semua itu cukup diganti dengan malaksanakan dua rakaat di
pagi hari yaitu shalat dhuha.
8 Muslim bin al-Hajjaj al-Naisaburiy, Shahih Muslim, jilid I, (Bairut: Dar Ihya’ al-Turatsal-‘Arabiy, t.th.), h. 498
14
b. Shalat dhuha sebagai penyempurna shalat wajib
Salah satu fungsi shalat sunnah adalah untuk menyempurnakan
kekurangan shalat wajib, sebagaimana diketahui shalat adalah amalan
yang petama kali diperhitungkan pada hari kiamat. Shalat sunah termasuk
shalat dhuha merupakan investasi atau amal cadangan yang dapat
menyempurnakan segala farduh (wajib). Rasulullah saw bersabda:
، قال: حدثنا سھل حدثنا علي بن نصر بن علي الجھضميام، قال: حدثني قتادة، عن اد، قال: حدثنا ھم الحسن، بن حم
ر عن حریث بن قبیصة، قال: قدمت المدینة، فقلت: اللھم یسلي جلیسا صالحا، قال فجلست إلى أبي ھریرة، فقلت: إني
ثني بحدیث أن یرزقني جلیسا صالحا، فحد سمعتھ سألت أن ینفعني بھ، علیھ وسلم لعل من رسول الله صلى ل علیھ وسلم یقول: إن أو فقال: سمعت رسول الله صلى
تھ، فإن ما یحاسب بھ العبد یوم القیامة من عملھ صلا صلحت فقد أفلح وأنجح، وإن فسدت فقد خاب وخسر، فإن : انظروا ھل ب عز وجل انتقص من فریضتھ شيء، قال الرل بھا ما انتقص من الفریضة، ثم ع فیكم لعبدي من تطو
یكون سائر عملھ على ذلك.
Artinya: (TIRMIDZI - 378): Telah menceritakan kepada kami Ali bin Nashr bin AliAl Jahdlami berkata; telah menceritakan kepada kami Sahl bin Hammadberkata; telah menceritakan kepada kami Hammam berkata; telahmenceritakan kepadaku Qatadah dari Al Hasan dari Huraits binQabishahia berkata; "Aku datang ke Madinah, lalu aku berdo`a, "YaAllah, mudahkanlah aku untuk mendapat teman shalih." Huraits binQabishah berkata; "Lalu aku berteman dengan Abu Hurairah, akukemudian berkata kepadanya, "Sesungguhnya aku telah memintahkepada Allah agar memberiku rizki seorang teman yang shalih, makabacakanlah kepadaku hadits yang pernah engkau dengar dariRasulullah saw., semoga dengannya Allah memberiku manfaat." MakaAbu Hurairah pun berkata; "Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda:
15
"Pada hari kiamat pertama kali yang akan Allah hisab atas amalanseorang hamba adalah shalatnya, jika shalatnya baik maka ia akanberuntung dan selamat, jika shalatnya rusak maka ia akan rugi dantidak beruntung. Jika pada amalan fardlunya ada yang kurang makaRabb 'azza wajalla berfirman: "Periksalah, apakah hamba-Kumempunyai ibadah sunnah yang bisa menyempurnakan ibadah wajibnyayang kurang?" lalu setiap amalan diperlakukan seperti itu.9
Berdasarkan hadits di atas yaitu, salah satu fungsi shalat sunah
adalah menyempunakan shalat wajib, jika seseorang rusak shalatnya maka
amalan lainnya pun rusak, shalat adalah hal yang pertama kali dihisap oleh
Allah di akhirat nanti.
c. Ghanimah ( Keuntungan ) yang besar
Rasulullah saw menjelaskan ada yang lebih utama dan lebih baik
mudahnya kemenangan dan harta rampasan yang banyak yaitu shalat
dhuha.
، حدثني حیي بن عبد الله، أن حدثنا حسن، حدثنا ابن لھیعة ، حدثھ عن عبد الله بن عمرو بن حمن الحبلي أبا عبد الرالعاصي، قال: بعث رسول الله صلى الله علیھ وسلم سریة،
جعة، فتح دث الناس بقرب مغزاھم، فغنموا، وأسرعوا الروكثرة غنیمتھم، وسرعة رجعتھم، فقال رسول الله صلى الله علیھ وسلم: " ألا أدلكم على أقرب منھ مغزى، وأكثر
أ، ث م غدا إلى المسجد غنیمة، وأوشك رجعة؟ من توضلسبحة الضحى، فھو أقرب مغزى، وأكثر غنیمة، وأوشك
"رجعة
9 Abu Isa Muhammad bin Isa al-Tirmidzi, Sunan al-Tirmidziy, jilid II, (Bairut: Dar al-Garbi al-Islamiy, 2000), h. 535.
16
Artinya: (AHMAD - 6349) : Telah menceritakan kepada kami Hasan telahmenceritakan kepada kami Ibnu Lahi'ah telah menceritakan kepadakuHuyai bin Abdullah bahwa Abu Abdurrahman Al Hubuli telahmenceritakan kepada nyadari Abdullah bin 'Amru bin Al 'Ash,diaberkata; "Rasulullahsaw. Mengutus satu pasukan lalu mereka pulangdengan cepat dan membawa ghanimah (harta rampasan). Maka orang-orang pun rebut membicarakan dekatnya medan perang mereka,banyaknya ghonimah yang mereka bawa, serta cepatnya mereka pulang(dari perang), sehingga Rasulullah saw. Bersabda: "Maukah kalian akutunjukkan medan perang yang dekat, banyak ghonimahnya dan dapatpulang dengan cepat? Barang siapa yang berwudhu lalu ia pergi kemasjid untuk melaksanakan shalat sunah dhuha, maka dialah yang telahmendapat tempat perang yang dekat, ghonimah yang banyak dan pulangdengan cepat.10
Dalam kehidupan keuntungan selalu menjadi hal yang paling
diharapkan oleh setiap orang, berbagai cara untuk mendapatkan
keuntungan, namun dalam hal ini kebanyakan orang mencari nilai
keuntungan dari segi materi atau harta. Ternyata shalat dhuha juga
merupakan sebuah keuntungan sebagai mana hadits di atas menjelaskan
bahwa orang yang tekun mengerjakan shalat dhuha pada pagi hari akan
memperoleh keuntungan yang besar, dengan demikian keuntungan yang
telah disediakan dihadapan kita setiap pagi, ini menunjukan bahwa sifat
Maha pemurah Allah swt, akan tetapi tidak semua orang mampu
meraihnya dan menyonsong untuk mendapatkan keuntungan yang sejati.
d. Dicukupi kebutuhan hidupnya
Kelapangan rezeki oleh Allah. Rasulullah saw menjelaskan dalam
hadits Qudsi dari Abu Darda’ bahwa Allah berfirman:
10 Ahmad bin Muhammad bin Hambal al-Syaibaniy, Musnad Ahmad bin Hambal, jilidXI, (Bairut: Muassasah al-Risalah, 2001), h. 213.
17
، قال: حدثنا أبو مسھر، قال: مناني حدثنا أبو جعفر السسعد، عن خالد بن حدثنا إسماعیل بن عیاش، عن بحیر بن
، عن معدان، عن جبیر بن نفیر، عن أبي الدرداء، وأبي ذر علیھ وسلم عن الله تبارك وتعالى أنھ رسول الله صلى
ل النھار أكفك قال: ابن آدم اركع لي أربع ركعات من أ و.آخره
Artinya:(TIRMIDZI - 437): Telah menceritakan kepada kami Abu Ja'far AsSamnani telah menceritakan kepada kami Abu Mushir telahmenceritakan kepada kami Isma'il bin 'Ayyasydari Bahir bin Sa'ddariKhalid bin Ma'dandariJubair bin Nufairdari Abu Darda' atau Abu Dzardari Rasulullah saw.Dari Allah Azza WaJalla, Dia berfirman: "Wahaianak Adam, ruku'lah kamu kepadaku dipermulaan siang sebanyak empatrakaat, niscaya aku akan memenuhi kebutuhanmu di akhir siang.11
Berdasarkan hadits di atas, jika seseorang melaksanakan shalat
dhuha yang mana dilaksanakan dipagi hari maka rezeki dan kebutuhan
akan dicukupkan hingga sore hari. Karena shalat dhuha merupakan shalat
yang dilakukan untuk memohon rizki kepada Allah hal tersebut tersirat
dalam do’a yang dibaca setelah melaksanakan shalat dhuha.
e. Pahala haji dan umrah
Orang yang shalat subuh berjamaah kemudian duduk berzikir sampai
matari terbit kemudian shalat dhuha, maka pahalanya seperti pahala haji
dan umrah. Sebagaimana disebutkan dalam hadits dari Anas bin Malik
bahwa Rasulullah saw bersabda:
11 Abu Isa Muhammad bin Isa al-Tirmidzi, Sunan al-Tirmidziy, jilid I, (Bairut: Dar al-Garbi al-Islamiy, 1998), h. 599
18
، قال: حدثنا عبد حدثنا عبد الله بن معاویة الجمحي البصريثنا أبو ظلال، عن أنس، قال: قال العزیز بن مسلم، قال: ح
علیھ وسلم: من صلى الغداة في جماعة رسول الله صلى حتى تطلع الشمس، ثم صلى ركعتین كانت ثم قعد یذكر
ة وعمرة .لھ كأجر حج
Artinya: (TIRMIDZI - 535): Telah menceritakan kepada kami Abdullah binMu'awiyah Al Jumahi Al Bashri telah menceritakan kepada kami Abdul'Aziz bin Muslim telah menceritakan kepada kami Abu Zhilal dari Anasbin Malik diaberkata, Rasulullah saw bersabda: "Barang siapa yangshalat subuh berjama'ah kemudian duduk berdzikir sampai matahariterbit yang dilanjutkan dengan shalat dua raka'at, maka diamendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah.12
Berdasarkan hadits di atas yaitu keutamaan duduk menetap
ditempat shalat, setelah shalat subuh berjamaah maka dilanjukan berzikir
atau mengaji sampai matahari terbit, kemudian dilanjujan dengan
melakukan shalat dua rakaat.
f. Istana di surga
Allah akan membangun istana di surga bagi orang-orang yang gemar
shalat dhuha. Rasulullah Saw
بن نمیر، وأبو كریب، قالا: حدثنا د بن عبد حدثنا محمد بن إسحاق، عن موسى بن یونس بن بكیر قال: حدثنا محمأنس، عن ثمامة بن أنس، عن أنس بن مالك، قال سمعت
صلى الله علیھ وسلم یقول: من صلى الضحى رس ول لھ قصرا من ذھب في الجنة .ثنتي عشرة ركعة، بنى
12 Ibid, h. 727
19
Artinya: (IBNUMAJAH - 1370) :Telah menceritakan kepada kami Muhammadbin Abdullah bin Numairdan Abu Kuraib keduanya berkata; telahmenceritakan kepada kami Yunus bin Bukair berkata, telahmenceritakan kepada kami Muhamad bin Ishaqdari Musa bin AnasdariTsumamah bin Anasdari Anas bin Malik ia berkata, "Aku mendengarRasulullah saw. Bersabda: "Barang siapa shalat dhuha dua belasraka'at, maka Allah akan membangunkan baginya sebuah istana dariemas di surga.13
Berdasakan hadits di atas menjelelaskan bahwa bagi orang-orang
yang rajin melaksanakan shalat dhuha sebanyak 12 rakaat maka akan
dibangunkan istana di surga oleh Allah swt. Akhirat merupakan tempat
kembali bagi semua orang, amalan yang telah dilakukan selama di dunia
sepenuhnya menjadi tanggung jawab kita setelah menuju rumah terakhir,
dengan demikian setiap orang harus mempersiapkan bekal sebanyak-
banyaknya untuk menyongsong hal tersebut, bagi orang-orang yang rajin
mengerjakan shalat dhuha sebanyak 12 rakaat maka ia akan dibangunkan
istana di dalam surga.
B. Pembentukan Karakter
1. Pengetian Karakter
Akar dari semua tindakan yang jahat dan buruk, tindakan kejahatan
terletak pada hilangnya karakter. Karakter yang kuat adalah sandangan
fundamental yang memberikan kemampuan kepada populasi manusia untuk hidup
bersama dalam kedamaian serta populasi manusia untuk hidup bersama dalam
kedamaian serta membentuk dunia yang dipenuhi dengan kebaikan dan kebajikan,
yang bebas dari kekerasan dan tindakan-tindakan tidak bermoral. Menurut Allport
13 IbnuMajah Muhammad bin Yazid al-Qazwiniy, SunanIbnuMajah, jilid I, (Halb: DarIhya’ al-Kutub al-‘Arabiyyah, t.th.), h. 439.
20
dalam buku Agus Wibowo karakter merupakan suatu oganisasi yang dinamis dari
system psikofisik individu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran individu
secara khas.14
Karakter berasal dari bahasa Yunani, karakter yang berakar dari diksi
“kharasen” yang berarti memahat atau mengukir, sedangkan dalam bahasa
Indonesia, karakter dapat diartikan sebagai sifat kejiwaan/tabiat/watak. Karakter
dalam American Herritage Dictionary, merupakan kualitas sifat, ciri, atribut, serta
kemampuan khas yang dimiliki indvidu yang membedakanya dari pribadi yang
lain.
Secara etimologi, istilah karakter berasal dari bahasa latin character yang
berarti watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian dan akhlak.
Dalam bahasa Inggris, diterjemahkan menjadi character yang berarti tabiat, budi
pekerti, watak. Dalam kamus psikologi, arti karakter adalah kepribadian ditinjau
dari titik tolak etis atau moral. Ada istilah yang pengertiannya hampir sama
dengan karakter yaitu personality characteristic yang memiliki arti bakat,
kemampuan, sifat, dan sebagainya yang secara konsisten diperagakan oleh
seseorang termasuk pola-pola perilaku, sifat-sifat fisik, dan ciri-ciri kepribadian.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), karakter memiliki arti
tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang
dengan yang lain. Dalam kajian psikologi, character berarti gabungan segala sifat
kejiwaan yang membedakan seseorang dengan lainnya. Selain itu, secara
14 Agus Wibowo, Manajemen Pendidikan Pendidikan Karakter, (Yogyakarta: PustakaPelajar, 2013), h. 6
21
pskologis karakter juga dapat dipandang sebagai kesatuan seluruh ciri/sifat yang
menunjukkan hakikat seseorang. Seomarmo Soedorsa menjelaskan bahwa:
Karakter merupakan nilai-nilai yang terpatri diri seseorang melaluipendidikan, pengalaman, dan pengaruh lingkungan dipadukan dengannilai-nilai dalam diri manusia menjadi nilai instrik yang mewujud dalamsistem dalam yang melandasi pemikiran, sikap dan perilaku.15
Dalam peraturan presiden No.87 tahun 2017 tentang penguatan pendidikan
karakter yang disebutkan dalam pasal 1 bahwasanya penguatan pendidikan
karakter adalah:
Gerakan pendidikan dibawah tanggung jawab suatu pendidikan untukmemperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi, olah hati, olahrasa, olah pikir dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antarasatuan pendidikan, keluarga, dan masyatakat sebagai bagian dari gerakannasional revolusi mental (GNRM). 16
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
karakter adalah perilaku yang menjadi ciri khas setiap individu yang tampak
dalam kehidupan sehari-hari baik dalam bentuk sikap maupun tindakan, yang
membedakan individu yang satu dengan yang lain.
2. Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Karakter
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi karakter dapat digolongkan
ke dalam dua bagian, yaitu faktor internal dan eksternal.
a. Faktor internal adalah faktor yang berasal dalam diri seseorang, terdapat
banyak hal yang mempengaruhi faktor internal antara lain:
1) Insting atau naluri
15 Soemarno Soedarsono, Membangun Jati Diri Bangsa , (Jakarta : Media Kompotindo,2011), h. 18.
16 Taqiudin Zarkasi & Al Kusaeri, Jurnal Al- Muta’aliyah : Penguatan PendidikanKarakter di Madrasah vol 3 . 2018. h. 5
22
Insting adalah suatu sifat yang dapat menumbuhkan perbuatan
yang menyampaikan pada tujuan dengan berpikir lebih dahulu
kearah tujuan itu dan tidak diketahui terlihat perbuatan itu. Setiap
perbuatan manusia lahir pada suatu kehendak yang digunakan oleh
naluri (insting). Naluri merupakan tabiat yang sejak lahir yang
merupakan suatu perbuatan yang asli.
Pengaruh naluri pada pada diri manusia sangat tergantung pada
penyaluran. Naluri dapat menjerumuskan manusia kepada kebiasan
tetapi juga dapat mengangkat derajat tinggi. Jika naluri disalurkan
kepada hal yang baik dengan tuntunan kebenaran.
2) Kebiasaan
Salah satu faktor penting dalam tingkah laku manusia adalah
kebiasan, karena sikap dan perilaku yang menjadi akhlak (karakter)
sangat erat sekali dengan kebiasaan yang dimaksud dengan
kebiasaan adalah perbuatan yang selalu diulang-ulang sehinggah
mudah dikerjakan. Faktor kebiasan ini memegang peranan yang
sangat penting dalam membentuk karakter. Sehubungan kebiasaan
merupakan perbuatan yang diulang-ulang sehingga mudah
dikerjakan maka hendaknya manusia memaksakan diri untuk
mengulang-ulang perbuatan yang baik sehingga menjadi kebiasan
dan terbetuklah karakter yang baik padanya.
3) Keturunan merupakan suatu faktor yang dapat mempengaruhi
perbuatan manusia. Dalam kehidupan dapat dilihat anak-anak yang
23
berperilaku menyerupai orang tuanya. Sifat yang diturunkan pada
garis besarnya ada dua macam yaitu: sifat jasmaniyah, yakni
kekuatan dan kelemahan otot-otot dan urat saraf orang tua yang
dapat diwariskan kepada anaknya. Sifat rohaniyah, yakni lemah
dan kuatnya suatu naluri yang dapat diturunkan pula orang tuanya
yang kelak akan mempengaruhi perilaku anaknya.
b. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar orang tersebut,
faktor ini biasanya dipengaruhi yang berasal dari lingkungan seseorang
mulai dari lingkungan kecil, yakni keluarga, teman/tetangga. Pendidikan
juga sangat mempengaruhi karakter sesorang menurut Tafsir, dalam
buku Heri Gunawan menyatakan bahwa:
Pendidikan adalah usaha meningkatkan diri dalam segala aspek.Pendidikan mempunyai pengaruh yang sangat besar karakter, akhlak,etika seseorang sehingga baik dan buruknya seseorang karakterseseorang sangat tergantung pada pendidikan.17
Pendidikan ikut mematangkan pendidikan kepribadian manusia singgah
tingkah lakunya sesuai dengan pendidikan yang telah diterima oleh seseorang baik
pendidikan formal, informal maupun non formal. Oleh karena itu, pendidikan
agama perlu dimanifestasikan melalui berbagai media baik pendidikan formal di
sekolah, pendidikan informal di lingkungan keluarga dan pendidikan non formal
yang ada pada masyarakat.
3. Proses Pembentukan Karakter
17 Heri Gunawan, Pendidikan Karakter : Konsep dan Implementasi, (Bandung: Alfabet,2014), h. 21
24
Tindakan, perilaku, dan sikap anak saat ini bukanlah sesuatu yang tiba-tiba
muncul, ada sebuah proses panjang sebelumnya yang kemudian membuat sikap
dan perilaku tersebut melekat pada dirinya. Membentuk karakter pada diri anak
memerlukan suatu tahapan yang dirancang secara sistematis dan berkelanjutan
Pembentukan karakter adalah sebuah proses yang dilakukan dalam sebuah
pendidikan untuk menanamkan nilai-nilai dasar karakter seseorang untuk
membangun kepribadian seseorang. Pembentukan karakter yang dilakukan
meliputi pembentukan moral, pembentukan mental dan pembentukan sikap.
Pembentukan sikap dan mental yang pada umumnya dilakukan sejak kecil,
pembentukan mental merupakan salah satu cara untuk membentuk akhlak
manusia bermoral, berbudi pekerti yang luhur dan bersosial, sehingga seseorang
dapat terhindar dari sifat tercela sebagai langkah penanggulangan terhadap
timbulnya kenakalan remaja.
Kunci pembentukan karakter dan pondasi pendidikan sejatinya adalah
keluarga. Keluarga merupakan pendidik yang pertama dan utama dalam
kehidupan anak karena dari keluarga anak mendapatkan pendidikan untuk
pertama kalinya serta menjadi dasar perkembangan dan kehidupan anak
dikemudian hari. Keluarga memberikan dasar pembentukan tingkah laku, watak
dan moral anak. Orang tua bertugas sebagai pengasuh, pembimbing, pemelihara
dan sebagai penddik terhadap anak-anaknya. Akan tetapi, kecenderungan saat ini,
pendidikan yang semula menjadi tanggungjawab keluarga sebagian besar diambil
alih oleh sekolah dan lembaga-lembaga sosial lainnya. Pada tingkat permulaan
25
fungsi ibu sebagian sudah diambil alih oleh pendidikan pra sekolah. Begitu pula,
masyarakat juga mengambil peran yang besar dalam pembentukan karakter.18
Sekolah adalah lembaga pendidikan yang pelung masa depan dalam
mengembangkan pendidikan karakter. Melalui sekolah, proses-proses
pembentukan dan pengembangan karakter siswa mudah dilihat dan diukur. Peran
sekolah adalah memperkuat proses otonomi siswa. Karakter dibangun secara
konseptual dan pembiasaan dengan menggunakan pilar moral, dan hendaknya
memenuhi kaidah-kaidah tertentu. Anis Matta dalam Membentuk Karakter
Muslim, menyebutkan beberapa istilah pembentukan karakter sebagai berikut:
a. Kaidah bertahapanProses pembentukan dan pengembangan karakter harus dilakukan secarabertahap. Orang tidak bisa dituntut untuk berubah sesuai yang diinginkansecara tiba-tiba dan instan. Namun, ada tahapan-tahapan yang harus dilaluidengan sabar dan tidak terburu-buru. Orientasi kegiatan ini adalah prosesbukan pada hasil. Proses pendidikan adalah lama namun hasilnya paten.
b. Kaidah kesinambunganSeberapun kecilnya latihan yang terpenting adalah kesinambungannya.Proses yang bersinambungan inilah yang nantinya mebentik rasa danwarna berpikir seseorang yang lama-lama akan menjadi kebiasaan danseterusnya menjadi karakter pribadinya yang khas.
c. Kaidah momentumPergunaan berbagai momentum peristiwa untuk fungsi pendidikan danlatihan. Misalnya, bulan Ramadhan untuk mengembangkan sifat sabar,kemauan yang kuat, kedermawanan dan sebagainya.
d. Kaidah motivasi intrinsikKarakter yang kuat akan terbentuk sempurna jika dorongan yangmenyertainya benar-benar lahir dari dalam diri sendiri. Jadi, merasakansendiri, melakukan sendiri, adalah penting. Hal ini, sesuai dengan kaidahumum bahwa mencoba sesuatu akan berbeda hasilnya antara yangdilakukan sendiri dengan yang hanya dlihat atau diperdengarkan saja.Pendidikan harus menanmkan motivasi/keinginan yang kuat dan lurusserta melibatkan aksi fisik yang nyata.
e. Kaidah pembimbingan
18 Tahana Taufik Adrianto, Mengembangkan Karakter Sukses Anak (Yogjakarta: Ar-RusMedia, 2011), h. 27
26
Pembentukan karakter ini tidak bisa dilakukan tanpa seorang guru/pembimbing. Kedudukan seseorang guru/pembimbing ini adalah untukmemantau dan mengevaluasi perkembangan seseorang. Guru/ pembimbingjuga berfungsi sebagai unsur perekat, tempat curhat dan sarana tukarpikiran bagi muridnya. 19
Satuan pendidikan sebenarnya selama ini sudah mengembangkan dan
melaksanakan nilai-nilai pembentukan karakter melalui program operasional
satuan pendidikan masing-masing. Hal ini merupakan prakondisi pendidikan
karakter pada satuan pendidikan yang untuk saat ini di perkuat dengan 18 nilai
hasil kajian empirik Pusat Kurikulum. Nilai prakondisi yang dimaksud antara lain
takwa, bersih, rapi, nyaman dan santun. Dalam rangka lebih memperkuat
pelaksanaan pembentukan karakter telah teridentifikasi 18 pilar yang bersumber
dari agama, budaya, pancasila dan tujuan pendidikan nasional: yaitu religious,
juju, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,
semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/
komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan
tanggung jawab.
a. Religius: sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaranagama yang di anutnya.
b. Jujur: perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagaiorang yang dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaaan.
c. Tolerasi: sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku,etnis, pendapat dan tindakan orang lain yang berbeda dengan dirinya.
d. Disiplin: tindankan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh padaberbagai ketentuan dan peraturan.
e. Kerja keras: perilaku yang menunjukan upaya sungguh-sungguh dalammengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikantugas dengan sebaik-baiknya.
f. Mandiri: sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada oranglain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
19 Tahana Taufik Adrianto, Mengembangkan Karakter Sukses Anak (Yogjakarta: Ar-RusMedia, 2011), h 31-32
27
g. Demokratis: cara berfikir, bersikap, tindakan sama hak dan kewajibandirinya dan orang lain.
h. Kreatif: berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atauhasil baru dari suatu yang dimiliki.
i. Rasa ingin tahu: sikap dan tindakan yang selalu berupaya untukmengetahui lebih mendalam dan meluas dari suatu yang dipelajarinya.
j. Semangat berkebangsaan: wawsan yang menetapkan kepentinganbangsa dan Negara di atas kepentingan sendiri dan kelompok.
k. Cinta tanah air: perasaan yang timbul dari dalam hati sanubari seoranngwarga Negara, untuk mengabdi, memelihara, membela, melindungitanah airnya dari segala ancaman dan gangguan.
l. Menghargai prestasi: sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untukmenghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan mengakui sertamenghargai keberhasilan orang lain.
m. Bersahabat/komunikatif: tindakan yang perlihatkan rasa senangberbicara, bergaul dan berkeja sama dengan orang lain.
n. Cinta damai: orang yang bisa menghargai perbedaan yang dimilikiindividu/kelompok lain dari pada dirinya atau kelempoknya sendiri.
o. Gemar membaca: Kebiasaan menyediakan waktu untuk membacaberbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
p. Peduli lingkungan: diwujudkan dalam kesedian diri untuk menyatakanaksi-aksi yang dapat meningkatkan dan memelihara kulitas lingkungandalam setiap perilaku yang berhubungan dengan perilaku.
q. Peduli sosial: minat atau ketertarikan kita untuk membantu orang lain.r. Tanggung jawab: sikap dan perilaku seseroang untuk melaksanakan
tugas dan kewajibannya yang seharusnya dilakukan terhadap dirinyasendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, budaya), Negara danTuhan yang Maha Esa.20
Meskipun terdapat 18 nilai pembentukan karakter bangsa, namun satuan
pendidikan dapat menentukan prioritas pengembangannya dengan melanjutkan
nilai prakondisi yang diperkuat dengan beberapa nilai yang diprioritaskan dari 18
nilai di atas. Dalam implementasinya jumlah dan jenis karakter yang dipilih tentu
akan yang berbeda antara satu daerah atau sekolah yang satu dengan yang lain.
Hal ini tergantung pada kepentingan dan kondisi suatu pendidikan masing-
masing. Diantara bebagai nilai yang dikembangkan, dalam pelaksanaannya yang
20 Nawan Ardi Wiyani, Manajenen Pendidikan Karakter (Jakarta: PT. Insan Madani,2012) , .h. 16
28
dapat dimulai dari nilai sederhana dan mudah dilaksanakan sesuai dengan kondisi
masing-masing sekolah atau wilayah yakni bersih, rapih, disiplin, sopan dan
santun.
4. Tujuan Pembentukan Karakter
Pendidikan karakter bertujuan membentuk dan membangun pola pikir,
sikap dan prilaku peseta didik agar menjadi perilaku yang positif, berakhlak
karimah, berjiwa luhur dan bertanggun jawab. Dalam konteks pendidikan,
pendidikan karakter adalah usaha sadar yang dilakukan untuk membentuk peserta
didik menjadi pribadi positif dan berakhlak karimah sesuai dengan standar
kompetensi lulusan sehingga dapat diimplimentasikan dalam kehidupan sehari-
hari.
Pendidikan karakter di sekolah bertujuan meningkatkan mutu
penyelanggaran dan hasil pendidikan mengarah pada pencapaian pembentukan
karakter dan ahlak peseta didik yang utuh, terpadu dan seimbang sesuai dengan
standar kompetensi kelulusan. Melalui pembentukan karakter peserta didik
diharapkan mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan
pengetahuannya. Mengkaji dan mengiterlisasikan serta mempersonalisasikan
nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam kehidupan sehari-
hari.21
Hal ini sesuai dengan rumusan tujuan pendidikan nasional yang terdapat
pada UU Nomor 20 tahun 2003 pasal 3 yaitu:
21 Amir, dkk, Implementadi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran (Jakarta: PTPustakarya, 2011), h. 42
29
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan danmembentuk watak serta perbedaan bangsa yang bermartabat dalam rangkamencedaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensipeserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepadaTuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu cakap, kreatif,mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab.22
Menurut Khan, pembentukan karakter mempunyai tujuan sebagaiberikut:
a. Mengembangakan potensi anak didik menuju self actualizationb. Mengembangkan sikap dan kesadaran akan harga diric. Mengembangkan motivasi dan minat peserta didik, untu membantu
meningkatkan berpikir kritis dan keatif.23
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
pembentukan karakter yaitu untuk membentuk anak bangsa yang tangguh,
berakhlak mulia, bermoral, serta bertanggung jawab dan perilaku terpuji, untuk
mewujudkan tujuan tersebut, peran keluarga dan sekolah menentukan
pembentukan karakter anak untuk kehidupan yang lebih baik dimasa mendatang.
C. Penelitian Relevan
1. Zumrotu Hana NIM 111111071 dengan judul “Pembiasan shalat dhuha
dalam meningkatkan kecerdasan emosional siswa MTS NU Nurul Huda
Mangkang Kulon Semaranng” menyimpulkan bahwa pembiasan shalat
dhuha mempunyai dua dampak yaitu, dampak dalam hubungan dengan
Allah SWT dan dampak dengan lingkungan sosialnya. Kedua dampat
tersebut, mampu menumbuhkan sebuah kemampuan bagi diri siswa, yaitu
kecerdasan emosional. Siswa yang senantiasa mengingat Allah SWT
dalam hatinya pasti akan memiliki kemampuan dalam mengontrol dan
22 Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Pendidikan Karakter (Jakarta: Kata Pena, 2014), h. 2623 Yahya, Khan , Pendidkan Karakter Berbasis Potensi Diri: Kualitas Pendidikan
(Yogyakarta: Pelangi Pulisihing, 2010), h. 17
30
memahami dirinya, karena mereka sadar bahwa Allah SWT akan selalu
berada disampingnya dan menyadari posisinya sebagai hamba Allah SWT.
Dampak dari lingkungan sosial mampu memberikan siswa ilmu baru
mengenai cara dalam berhubungan dengan orang lain. Shalat dhuha yang
dilaksanakan secara bersamaan membuat siswa saling berkomunikasi
secara bebas baik dengan guru, ataupun dengan teman sekelasnya dan
berbenda kelas mampu membantu siswa dalma meningkatkan kemampuan
sosilanya dari segi bagaimana memahami perasan orang lain dan bagaiman
berkomunikasi dengan orang lain. dan dituntut untuk sebuah kebiasan baru
yang dapat memberikan dampak positif.24
Berdasarkan penelitian yang relevan terdapat persamaan dan
perbedaan yang dilakukan peneliti, persamaan dalam penelitian ini dengan
peneliatian Zumrotul Hana adalah sama-sama membahas tentang shalat
dhuha. namun yang membedakan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya yaitu penelitian sebelumnya membahas tentang kecerdasan
emosional, sedangkan penelitian ini membahas tentang penbentukan
karakter siswa.
2. Apriliyani NIM 1311010021 dengan judul “Dampak pelaksanaan shalat
dhuha terhadap emotional quotient siswa kelas V di yayasan Mastal
Musammid SD Ar-raudah Bandar Lampung” menyimpulkan bahwa,
pelaksanaan shalat dhuha SD Ar-raudah Bandar lampung memiliki
dampak positif bagi orang penting manusia, yakni berdampak baik bagi
24 Zumrotul Hana, Pembiasan Shalat Dhuha dalam Meningkatkan KecerdasanEmosional Siswa MTS NU Nurul huda mangkang kulon Semaranng” (Skripsi sarjana, UniversitasIslam Negeri Walisongo Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam, 2016)
31
emotional quotient siswa, dari 20 siswa hampir 90% dikatakan baik dalam
melaksanakan ibadah dan para siswa lebih tertib dan peduli serta sabar
dalam menghadapi teman, sikap peduli dan sabar ini menjadikan siswa
lebih bisa mengendalikan emosi mereka, dari 20 siswa hampir 50% siswa
memiliki emotional quotient baik serta peka terhadap kebutuhan dan
penderitaan orang lain sehinggga memiliki karakter terpuji dan
membangun hubungan pribadi yang lebih harmonis.25
Berdasarkan penelitian yang relevan terdapat persamaan dan
perbedaan yang dilakukan peneliti, persamaan dalam penelitian ini
dengan penelitian Apriliyai adalah sama-sama membahas tentang shalat
dhuha. namun yang membedakan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya yaitu penelitian sebelumnya membahas tentang emotional
quotient, sedangkan penelitian ini membahas tentang penbentukan
karakter siswa.
3. Khoirul Anwar NIM 093111321 dengan judul “Pengaruh implementasi
shalat dhuha terhadap kecedasan spiritual siswa MA Sunan Gunung Jati
Gesing Kasimantoro Wonogiri” menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan tentang implemetasi shalat dhuha terhadap kecedasan
spirituali siswa, sebagaiman data yang diperoleh menunjukan bahwa
perhitungan korelasi antara variabel implemntasi shalat dhuha dengan
variabel kecerdasan spitual sebesar 0,58513, dimana hasil perhitungan ini
dikonsultasikan dengan r tabel dengan n 72, dan taraf kesalahan 5%
25 Apriliyani, Dampak Pelaksanaan Shalat Dhuha Emotional Quotient Siswa Kelas V diYayasan Mastal Musammid SD Ar-Raudah Bandar Lampung” (Skripsi Sarjana, Universitas IslamNegeri Raden Intan Lampung Program Studi Pendidikan Agama Islam , 2017)
32
sebesar 0.235, dengan ketentuan bila nilai r hitung lebih besar dari nilair
table, maka hipotesesis diteima dan Ho ditolak ( 0,585113 > 0,235).26
Berdasarkan penelitian yang relevan terdapat persamaan dan
perbedaan yang dilakukan peneliti, persamaan dalam penelitian ini
dengan penelitian Khoirul Anwar adalah sama-sama membahas tentang
shalat dhuha. namun yang membedakan penelitian ini dengan penelitian se
belumnya yaitu penelitian sebelumnya membahas tentang kecerdasan
spiritual, sedangkan penelitian ini membahas tentang penbentukan
karakter siswa.
D. Rumusan Hipotesis
Menurut Bambang Prasetyo hipotesis merupakan proposisi yang akan diuji
keberlakuannya atau suatu jawaban yang sementara atas pernyatan penelitian.27
Sedangkan menurut Sugiyono hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat
sementara terhadap pemasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang
terkumpul.28
Maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: apakah ada pengeruh shalat
dhuha terhadap pembentukan karakter siswa di MIN 1 Kendari”. Yang artinya
semakan baik shalat dhuha maka karakter siswa akan semakin baik pula.
26 Khoirul Anwar, Pengaruh Implementasi Shalat Dhuha Terhadap Kecedasan SpiritualSiswa MA Sunan Gunung Jati Gesing Kasimantoro Wonogiri (Skripsi Sarjana, Universitas IslamNegeri Walisongo Program Studi Pendidikan Agama Islam, 2011)
27 Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode P enelitian Kuantitatif: Teoridan Aplikasi, (Jakarta: PT aja Grafindo Pesada, 2014), h. 76
28 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Cv. Alvabeta, 2008), h. 96
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif (mix methods).
Penelitian ini akan mendeskripsikan tentang pengaruh shalat dhuha terhadap
pembentukan karakter siswa. Pembahasan hasil penelitian ini akan diuraikan
dengan pola analisis statistik deskritif, dimana data yang berupa angka
ditabulasikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan presentase untuk tujuan
memberikan gambaran atau deskripsi tentang data yang ada yang ada sebagai
hasil penelitian.
Meunurut Sugiyono mix methods adalah metode penelitian denganmengkombinasikan antara dua metode penelitian sekaligus, kuantitatif dankualitatif dalam suatu kegiatan penelitian, sehingga akan diperoleh datayang komperhensif valid, reliable dan objektif.1
B. Lokasi dan Waktu Penelitin
Penelitian ini dilaksanakan di MIN 1 Kendari yang berada di kelurahan
Sanau, Kecamatan Kendari Barat Provinsi Sulawesi Tenggara. Penelitian ini
dilaksanakan selama 2 bulan dimulai dari bulan Mei sampai juli.
C. Variabel Penelitian
Adapun variabel dalam penelitian ini adalah variabel X (shalat dhuha ) dan
vaiabel Y ( pembentukan karakter siswa) dengan desain sebagai berikut:
1 Sugiyono, Metode Penelitian (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2017), h. 457
X Y
34
Keterangan:
1. Variabel shalat dhuha, sebagai variabel independent (variabel bebas),
yang disimbolkan dengan huruf (X)
2. Variabel pembentukan karakter siswa, sebagai variabel dependent
(variabel terikat), yang disimbolkan dengan huruf (Y)
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Menurut Sugiyono, populasi adalah wilayah generalisir yang terdiri atas
objek atau subjek yang mempuyai kualitas dan krakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.2
Sedangkan populusi menurut Margono adalah keselurahan objek penelitian
yang terdiri dari manusia, hewan, benda-benda, tumbu-tumbuhan, gejala-gejala
nilai tes atau peristiwa sebagai sumber yang memiliki kakteristik tertentu
dalam suatu penelitia.3 Sehingga populasi dalam penelitian ini adalah kelas 4
sampai kelas 5 di MIN 1 Kendari yang berjumlah 130 orang.
Tabel 3.1 Pembagian kelas di MIN 1 Kendari
No Kelas L P Jumlah
1 IV A 12 13 25
B 11 15 26
2 VII A 12 16 28
B 9 15 24
C 10 17 27
Jumlah 130
2 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, ( Bandung,: CV. Alvabeta, 2014), h. 1193Margono, Metodelogi Penelitian Pendidikan,(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h.
118
35
2. Sampel
Menurut Sugiyono sampel adalah bagian dari jumlah dan krakteristik
yang dimiliki oleh populasi tesebut. Sedangkan Suharsimi Arikunto
manjelasakan bahwa
Dalam pengambilan sampel apabila subjeknya kurang dari 100 lebihbaik diambil semuanya sehingga penelitianya penelitian populasi akantetapi jika di atas 100 maka dapat diambil antara 10%-15%, 20%-25%,30%-35%dan seterusnya.4
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
stratified random sampling yaitu proportionate stratified random sampling,
dalam memilih yakni pengambilan unsur sampel secara undian, dengan
menggunakan rumus Slovin dan Taro yaitu sebagai berikut:
N = .Keterangan: n= jumlah sampel
N= jumlah populasid = presisi yang ditetapkan (umumnya 1%, 5% dan 10% a).5
Populasi yang terdapat pada penelitian ini berjumlah 130 orang dan
presisi yang ditetapkan yaitu sebesar 5% atau 0,05 maka besarnya sampel
dalam penelitian ini yaitu.
N =N
N. d2+1
4 Suharmi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta: RinekaCipta, 2011), h. 107
5 Siswanto dan Suyanto, Metodelogi Penelitian Kuantitatif Korelasional, (Jakarta: PTRineka Cipta, 2017), h. 15
36
N =130
130. 0,052 + 1
N =130
130. 0,0025 +1
N =130
1,325
= 98,11 dibulatkan 98
untuk menentukan besarnya sampel pada setiap kelas dilakukan dengan
alokasi proposional agar sampel yang diambil lebih proposional dengan rumus
sebagai berikut:
jumlah sampel setiap kelas =jumlah sampel
jumlah populasix jumlah setiap kelas
Tabel 3.2 rinician pembagian sampel
No KelasJumlahsiswa Perhitungan Sampel
1 IV A25
98130 × 25 = 18,84 19
IV B26
98130 × 26 = 19,6 20
2 V A28
98130 × 28 = 21,10 21
V B 26 98130 × 24 = 18,09 18
V C25 130
× 27 = 20,35 20
Jumlah 98
37
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan upaya peneliti untuk
mengumpulkan data yang dipeoleh dilapangan, untuk mendapatkan data yang
akurat, maka dalam penelitian ini menggunakan tehnik pengumpulan data
sebagai berikut:
1. Kuesioner (angket) adalah kumpulan pertanyaan-pertanyaan atau
pernyataan yang diajukakan secara tertulis kepada siswa di MIN 1
Kendari untuk memperoleh informasi sesuai dengan tujuan
penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat
ukur berupa lember kuesioner skala guttman sehingga responden
tinggal hanya memilih sesuai dengan bentuk pernyataan atau
pertanyaan yang diberikan. Jawaban dari responden dibuat skor
tertinggi satu dan skor terendah nol, untuk alternatif jawaban dalam
kuesioner dengan menetapkan untuk setiapa pernyataan positif yaitu
ya = 1 dan tidak = 0, sedangkan untuk pernyaan negatif yaitu ya = 0
dan tidak = 1.
Tabel 3.3 skor skala guttman
OpsiAlternatif opsi jawaban
Positif Negatif
Ya 1 0
Tidak 0 16
6 Moh Najir, Metode Penelitian, ( Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003), h. 340
38
2. Interview (wawancar) teknik ini penulis gunakan untuk mengetahui
berbagai informasi yang kaitannya dengan pelaksanaan shalat dhuha
dan pembentukan karakter di MIN 1 Kendari. Bentuk wawancara
yang akan digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data yaitu
menggunakan wawancara tidak tersturuktur. Wawancara tidak
terstruktur merupakan wawancara yang bebas dan tidak
menggunakan pedoman wawancara yang tersusun dan sistematis.
3. Dokumentasi dilakukan untuk mendapatakan data, keterangan-
keterangan di sekolah yang berupa gambar sebagai bukti dalam
penelitian. Dokumentasi pada penelitian ini digunakan untuk
mendapatkan data berupa pengambilan foto-foto pada saat sholat
dhuha.
F. Instrument Penelitian
Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang
diteliti, instrument penelitian akan digunakan untuk mengukur dengan tujuan
untuk mnghasilkan data kuantitaf yang akurata maka setiap instrument harus
mempunyai skala.
Kisi instument merupakan salah satu langkah yang harus dilakukan
sebelum melakukan penyusunan angket supaya instrumen yang dihasilkan
dapat valid atau mampu memenuhi persyaratan sebagai instrument yang baik
yaitu instrument yang valid. Instrument penelitian ini digunakan untuk
pengambilan data, untuk lebih jelasnya diuraikan dalam bentuk tabel sebagai
berikut:
39
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Intrument penelitian
Shalat dhuha dan pembentukan karakter siswa
Variabel Indikator Item Angket Jumlah+ -
Shalat dhuha Frekuensi 1 2, 3, 4, 5 5
Motivasi 6, 7, 8, 9,11, 12, 13
10 8
Efek 15, 16, 17,19, 21
14, 18,20
8
Pembentukankaraktersiswa
Religious 1, 2, 4, 3, 5 5
Disiplin 6, 7, 8, 9 4
Jujur 10, 11 12 3
Peduli social 13, 14,15, 17
16 5
Kerja keras 18,19 2
Peduli lingkungan 20 1
G. Pengujian Instrument Penelitian
Dalam pengujian instrument penelitian dilakukan pada siswa kelas IV
dan V MIN 1 Kendari. Adapun pengujian instumentnya menggunakan.
1. Uji validitas
Validitas adalah keadaan yang mengambarkan tingkat kevalidan
instrument bersangkutan yang mampu mengukur apa yang seharusnya
diukur. Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan kevalidan
40
atau kesahihan suatu instument.7 dari pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa validitas dalah sebagi alat ukur untuk instrument
untuk mengtahui sah atau tidaknya suatu instrument. Maka untuk
mengukur validitas angket dalam penelitian ini dengan menggunakan
microsoft excel 2010.
Dengan tingkat kesalahan α = 5% (tingkat kepercayaan 95%), maka:
Bila r > r maka kuesioner dinyatakan valid
Bila r < r maka kuesioner dinyatakan tidak valid
2. Uji reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu instrument yang dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut
sudah baik. 8 dari pengertian ditas dapat disimpulkan bahwa reliabilitas
merupakan suatu alat untuk mengukur suatu istrument yang dinyatakan
suadah baik. Untuk menguji reliabilitas angket dalam penelitian ini
menggunakan tekhik alpha cronbach dengan menggunakan program
SPSS versi 16.0
Dengan tingkat kesalahan α – 5% ( tingkat kepecayaan 95%) maka:
Jika nilai alpha cronbach > 0,60 maka instrument dikatakan
reliabel
Jika nilai alpha cronbach < 0,60 maka instrument tidak
dikatakan reliabel. 9
7 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan...,h. 3638 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian ..., h. 1549 Syaifuddin Azwar, Metedo Penelitian, ( Jakarta: PT. Insan Madani , 2008) h. 57
41
H. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisis data dengan
menggunakan rumus yaitu:
P=F
N×100%
Keterangan: P = Presentase
F = frekunsi
N = Jumlah responden
Untuk mengetahui persamaan regresi dari setiap tabel, digunakan untuk
regresi sederhana yaitu:
Y’ = a + b X
Keterangan : Y’ = nilai yang diprediksi
a = konstanta atau bila harga X= 0
b = koefisien regresi
X = nilai variabel independen10
Untuk mencari nilai a dan b menggunakan rumus persamaan regreasi
yakni:
b =(∑ ) (∑ )(∑ )(∑ ) (∑ )
a =∑y – b ∑x
n
10 Siswanto dan Suyanto, Metodelogi Penelitian ... h. 262
42
Untuk menguji ada tidaknya pengaruh shalat dhuha tehadap
pembentukan karakters siswa di MIN 1 Kendari, maka menggunakan rumus
produk moment (person) sebagai berikut:
rxy =N ∑XY –(∑X)(∑Y)
(N∑X2)- ∑X)2 ( N∑Y2 –( ∑Y)2)
kererangan : rxy = angka indeks korelasi r prodak moment
N = jumlah responden∑XY = jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y∑X = jumlah seluruh skor X∑Y = jumlah seluruh skor Y11
Berdasarkan nilai koefisien produk moment (person) yang diperoleh
selanjutnya akan dilihat koefisien deteriminasinnya (KD) untuk mengetahui
berapa besarnya pengaruh shalat dhuha terhadap pembentukan karakter siswa
digunakan koefisien determinasi yaitu dengan rumus sebagai berikut:
Dari tabel di atas, untuk mengetahui persamaan regresi dari setiap
variabel, digunakan rumus ananlis regresi sederhana yaitu:
b =n (∑xy)- (∑x)(∑y)
n ∑x2 -(∑x)2
=98 (30499) – (1757) (1691)(98 x 31849) - (3087049)
=2988902- 2971087
3121202 - 3087049
=17815
34153
= 0,52
a =∑y – b ∑x
n
=1691– 0,52 × 1757
98
=1691 - 913,64
98
63
=777,36
= 7,93
Berdasarkan perhitungan perolehan nilai b dan a di peroleh persamaan
regresi linear sebagai berikut:
Y’ = a + b X
= 7,93 + 0,52 (17,93)
= 7,93 + 9,32
= 17, 25
Persamaan regresi linear tersebut nilai Y’ = 17,25 dapat diprediksikan
memiliki nilai positif, bahwa pembentukan karakter siswa bernilai 17,25 koefisien
regresi variabel X adalah positif sebesar 0,52 artinya shalat dhuha mempengaruhi
karakter siswa di MIN 1 Kendari dengan besarnya harga a dan b mempengaruhi Y
sebesar 17,25
Adapun untuk menguji terdapat pengaruh, maka digunakan rumus product
moment (person) sebagai berikut:
∑X = 1757∑Y = 1691∑ = 31849∑ = 29489∑XY = 30499
rxy =N ∑XY –(∑X)(∑Y)
(N∑X2)- ∑X)2 ( N∑Y2 –( ∑Y)2)
=98 x 30499 (1757) (1691)√98 x 31849 - (3087049)(98 x 29489) - (2859481)
64
=2988902 - 2971087
√ 3121202 - 3087049 (2889922 - 2859481)
=17815
√(34153) (30441)
=17815
√1039651473
=17815
32243,63
= 0,55
Berdasarkan perhitungan tersebut di atas, angka korelasi sebesar 0,55
berarti korelasi tersebut bertanda positif, artinya hipotesis kerja (Ha) yang
menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif shalat dhuha mempengaruhi karakter
siswa di MIN 1 Kendari, artinya “diterima” dan memperoleh (0,05) 5% dan n =
98 maka diperoleh nilai = 0,1671 dengan demikian r lebih besar darir atau 0,55 > 0,1671.
Untuk mengetahui interprestasi terhadap angka indeks product moment
secara kasar atau sederhana terletak pada 0,40 – 0,59 yang berarti korelasi antara
shalat dhuha dan pembentukan karakter siswa adalah terdapat korelasi cukup baik
(lihat tabel 4.46)
Tabel 4.13 Interprestasi koefisien korelasi
Nilai jawaban Tingkat hubungan
0,00 – 0,19 sangat kurang
0,20 – 0,39 kurang
65
0,40 – 0,59 cukup baik
0,60 – 0,79 baik
0,80 – 1, 00 sangat baik
Sumber data: Sugiyono5
Pengujian koefisien determinasi digunakan untuk mengukur proposi
untuk presentase sumbangan variabel independen (X) yang diteliti terhadap
variabel dependen (Y) yang didapatkan dengan rumus:
KD = 100%= 0,55 100= 0,30 x 100
= 30%
Dari hasil pengujian KD (koefisien deterimanasi) di atas menujukkan
bahwa variabel shalat dhuha memberi sumbangsi sebesar 30% terhadap karakter
siswa di MIN 1 Kendari.
Untuk munguji signifikansi dengan menggunakan rumus t sebagai
berikut:t √=
0,55 √98- 2√1- 0,552
=0,55 √96√1- 0,30
5 Sugiyono, Motode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung, Alfabeta,2007), h.81.
66
=0,55 x 9,80
√0,70
=5,39
0,83666
= 6,44
Berdasarkan perhitungan di atas = 0.05 (5%) dan n = 98 uji satu pihak,
dk = n–2, = 98–2 = 96 sehingga memperoleh t = 1,66055, ternyata tlebih besar dari t atau 6,44 ≥ 1,66055 ), maka Ho ditolok, artinya terdapat
pengaruh yang signifikan antara shalat dhuha terhadap pembentukan karakter
siswa di MIN 1 Kendari.
Kaidah pengujian:
Jika t ≥ t maka H ditolak, H diterima artinya signifikan
Jika t ≤ t maka H ditolak, H diterima artinya tidak signifikan
Dengan demikin dapat disimpulkan bahwa t lebih besar dari tartinya shalat dhuha memiliki pengaruh yang signifikan tehadap pembentukan
karakter siswa di MIN 1 Kendari.
E. Pembahasan
1. Pelaksanaan Shalat Dhuha di MIN 1 Kendari
Ibadah dalam Islam semata-mata bertujuan untuk menyembah Allah SWT,
akan tetapi ibadah merupakan upaya medekatkan diri kepada Allah. Menurut para
ulama, salah satu ibadah yang sangat penting dalam Islam adalah shalat,
seseorang akan mendapatkan tambahan tenaga batin dan memudahkan dapat
67
petunjuk dari Allah berupa intiusi dan inspirasi.6 Shalat memiliki kedudukan
yang istimewa dalam Islam yang tidak digantikan oleh ibadah apapun.
Berdasarkan hasil analisi data dapat diketahui bahwa pelaksanaan shalat
dhuha di MIN 1 Kendari dilakukan sebelum proses belajar mengajar dimulai yaitu
jam 6.30 sampai selesai. Dimana hasil penelitian menunjukan bahwa puncak
kurva beradah di sebelah kiri yang artinya secara umum pelaksanan shalat dhuha
berada di atas rata-rata sehingga dapat dikatakan bahwa sebagian besar siswa
melaksnakan shalat dhuha dengan baik. Sehingga dapat diketahui skor
memperoleh rata-rata pada variabel X pelaksanaan shalat dhuha adalah, 86-100
hal ini berarti bahwa pelaksanaan shalt dhuha di MIN 1 Kendari termasuk dalam
kategori sangat baik.
2. Pembentukan Karakter Siswa di MIN 1 Kendari
Sekolah merupakan salah satu institusi yang yang turut berperan penting
dalam menanamkan pembentukan karakter, dalam menanamkan pembentukan
karakter di sekolah melibatkan lingkungan yang nyaman dan menyenangkan agar
karakter anak dapat dibentuk dengan baik. Pembentukan karakter di MIN 1
Kendari di mulai dari sikap, tutur bahasa dan kedisplinaannya. Gambaran
pembentukan karakter siswa berada pada kategori sangat baik. Dinama hasil
penelitian menunjukan bahwa puncak kurva beradah di sebelah kanan yang
artinya secara umum karakter siswa cukup baik. Sehingga dapat diketahui skor
memperoleh rata-rata pada variabel Y karakter siswa adalah 86-100 hal ini berarti
bahwa karakter siswa di MIN 1 Kendari termasuk dalam kategori sangat baik.
6 Muhammad Makhdlori, Minyingkap Mukjizat Shalat Dhuha (Jogjakarta: Diva Press,2009). h. 34
68
3. Pengaruh Shalat Dhuha Terhadap Pembentuakan Karakter Siswa di
MIN 1 Kendari
Berdasarkan hasil analisis data menunjukan bahwa terdapat pengaruh
antara variabel X (pelaksanaan shalat dhuha) terhadap variabel Y (pembentukan
karakter siswa), hal ini dapat dilihat dari hasil uji t dimana berdasarkan rlebih besar dari pada r (0,55≥ 0,1671) dan uji t signifikansi t ≥ t(6,44 ≥ 1,66055 adanya pengaruh shalat dhuha terhadap pembentukan karakter
siswa dan hasil pengujian persamaan regresi yang diperoleh dapat diketahui
bahwa shalat dhuha berpengaruh terhadap pembentukan karakter siswa dan
didapatkan persamaan Y = 17, 25
Seperti halnya menurut Marufie shalat dapat mempengaruhi aspekpsikologis yakni dapat mempengauhi kepribadian seseorang, termasukShalat dhuha karena shalat dhuha adalah ibadah yang menjadikanpeantaran untuk mengubah pengalaman hidup menjadi lebih baik denganmelaksanakan shalat dhuha secara istiqomah.7
Disamping itu, hasil penelitian ini diperkuat dengan temuan penelitian
yang dilakukuan Asmaul Husni. Menemukan bahwa shalat dhuha berpengaruh
positif dan signifikan terhadap pembentukan karakter.8
Seperti halnya menurut ibu Sumarni mengemukakan bahwa shalat dhuha
mempunyai pengaruh terhadap pembentukan karakter siswa di MIN 1 Kendari,
pengaruhnya yaitu kedisiplinan siswa, semenjak diadakan pelaksanaan shalat
dhuha kedisiplinan siswa semakin baik 80% siswa tidak terlambat lagi ke
7Sabil Al Marufie, Dasyatnya Shalat Dhuha Pembuka Pintu Rezeki (Bandung:MirzanPusataka.2009). h. 22
8 Asmaul Husni, Jurnal Pendidikan : Pengaruh Shalat Dhuha Terhadap PembentukanKarakter Siswa di MAN Tlogo Blitar, Vol 4.
69
sekolah, dari segi hafalan surah-surah pendek dan bacaan shalat dhuhanya sudah
semakin baik dll. 9
Berdasarkan nilai kedua variabel memiliki pengaruh dalam kategori yang
sedang, karena berdasarkan perhitungan rumus product moment kedua variabel
memiliki koefisien korelasi 0,55. Artinya shalat dhuha harus ditingkatkan lagi
sehingga pembentukan karakter siswa meningkat. Kemudian, untuk mengetahui
besar sumbangsi shalat dhuha terhadap pembentukan karakter siswa, dihitung
menggunakan rumus koefisien deteriminasi (KD) diperoleh hasil sebesar 30%.
Berdasarkan hal tersebut diketahui bahwa besarnya peningkatan maksimal pada
pembentukan karakter merupakan hasil dari pelaksanaan shalat dhuha sebesar
30% sedangkan 70% adalah diberikan oleh faktor lain yang tidak diteliti. Seperti
dipengaruhi oleh Mandiri, kecerdasan spritual, kecerdasan emosional.
Berdasarkan hal tersebut, sangat memungkinkan bahwa ada pembentukan
karakter siswa tidak hanya dipengaruhi oleh pelaksanaan shalat dhuha melainkan
ada variabel lain yang menpengaruhinya. Selanjutnya untuk menguji hipotesis
terlebih dahulu ditentukan nilai t (1,66055) dan nilai t (6,44)
berdasarkan nilai tersebut dapat diketahui bahwa t lebih besar darit atau 6,44 ≥ 1,66055, maka Ho ditolok, dan H diterima artinya terdapat
pengaruh yang signifikan antara shalat dhuha terhadap pembentukan karakter
siswa di MIN 1 Kendari.
9 Sumani. Wali kelas 4, Wawancara. 21 Mei 2019
70
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan
sebelumnya, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanan shalat dhuha di MIN 1 kendari dilakuka pada hari jumat
pagi sebelum pembelajaran dimulai dan hari-hari biasanya dilakukan
di dalam kelas, shalat dhuha diprioritaskan untuk kelas 4-5, sebelum
melaksnakan shalat dhuha siswa menghafal surah-surah pendek dan
peroleh hasil fekuensi 65 dari skor perolehan 86-100, sehingga dapat
dikatakan bahwa sebagian besar siswa melaksanakan shalat dhuha
berada pada kategori sangat baik.
2. Pembentukan karakter siswa di MIN 1 Kendari dimulai dari tutur
bahasanya, kedisiplinan dan kejujuran siswa, dan peroleh hasil
fekuensi 52 dari skor perolehan 86-100, sehingga dapat dikatakan
bahwa karakter siswa di MIN 1 Kendari termasuk dalam kategori
sangat baik.
3. Terdapat pengaruh positif dan signifikansi shalat dhuha terhadap
pembentukan karakter siswa dengan r lebih besar dari padar (0.55 ≥ 0.1671) dan uji t signifikansi t ≥ t (6,44≥1,66055) maka H diterima dan H ditolak artinya terdapat pengaruh
yang positif dan signifikan shalat dhuha terhadap pembentukan
karakter siswa di MIN 1 Kendari dengan demikin hipotesis awal yang
71
menyatakan bahwa pengaruh shalat dhuha terhadap pembentukan
karakter siswa dapat diterima. Berdasarkan perhitungan deteriminasi
(KD) maka diketahui pengaruh shalat dhuha terhadap penbentukan
karakter siswa sebesar 30% dan 70% dipengaruhi faktor lain yang
tidak diteliti. Seperti di pengaruhi oleh kedisiplinan siswa, kecerdasan
spritual, disiplin belajar.
B. Saran
Diharapkan kepada seluruh siswa MIN 1 Kendari agar senantiasa
membentuk karakternya kearah yang positif entah itu melalui pelaksanaan shalat
dhuha maupun pada kehidupan sehari hari agar menjadi warga berakhlak mulia,
bermoral, bertoleran, bergotong royonng dan berorientasi ilmu pengetahuan dan
teknologi yamg semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuahan Yang
Maha Esa bedasarkan Pancasila.
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran-saran
sebagai berikut:
1. Kepada pihak MIN 1 Kendari diharapkan untuk selalu
mengembangkan serta meningkatkan inovatifnya dan terus
melaksanakan program kegiatan shalat dhuha, dengan adanya
pelaksanaan shalat dhuha berjamaah setiap hari jumat pagi dan hari-
hari biasanya, sehingga akan dapat menanamkan pada diri peseta didik
dan dapat membentuk karakter siswa untuk lebih baik lagi dan
membiasakan siswa melaksanakan shalat dhuha.
72
2. Kepada siswa diharapkan agar selalu menunjukan karakter yang baik
dan sikap yang terpuji dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam
menjalankan perintah Tuhan yang Maha Esa, patuh kepada orang tua
serta menunjukan sikap sopan santun dan perduli terhadap teman.
72
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, Ubaid Ibnu. Keutamaan dan Keistimewaan: Shalat Tahajud,Hajat,Istikharah dan Dhuha, Surabaya: Pustaka Media, 2009.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktis, Jakarta:Rineka Cipta, 2011.
al-Tirmidzi Isa bin Abu Isa Muhammad. Sunan al-Tirmidziy, jilid II (Bairut: Daral-Garbi al-Islamiy, 2000.
Sunan al-Tirmidziy, jilid I (Bairut: Dar al-Garbi al-Islamiy, 2000.
Sunan al-Tirmidziy, jilid III (Bairut: Dar al-Garbi al-Islamiy, 2005.
al-Syaibaniy bin Hambal Ahmad bin Muhammad. Musnad Ahmad bin Hambal,jilid XI Bairut: Muassasah al-Risalah, 2001..
Al Kusaeri dan Zarkasi, Taqiudin Jurnal Al- Muta’aliyah : PenguatanPendidikan Karakter di Madrasah vol . 2018.
Amir, dkk. Implementadi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran. Jakarta:PT Pustakarya, 2011.
Anwar, Khoirul. Pengaruh Implementasi Shalat Dhuha Terhadap KecedasanSpiritual Siswa MA Sunan Gunung Jati Gesing Kasimantoro Wonogiri.Universitas Islam Negeri: Walisongo 2011.
Apriliyani. Dampak Pelaksanaan Shalat Dhuha Emotional Quotient Siswa KelasV di Yayasan Mastal Musammid SD Ar-Raudah Bandar Lampung,Universitas Islam Negeri Raden Intan: Lampung, 2017.
Arifi. M & Bamawi. Strategi Dan Kebijakan Pembelajaan Pendidikan Karakter,Yogyakarta : Ar- Ruzz Media, 2012.
Aziz, Muslim, Muhammad. Mutiara itu Bernama Shalat Sunah, Surabaya: PTMizan Publika, 2008.
Azwar, Syaifuddin. Metedo Penelitian, Jakarta: PT. Insan Madani , 2008.
Hana, Zumrotul, Pembiasan Shalat Dhuha dalam Meningkatkan KecerdasanEmosional Siswa MTS NU Nurul Huda Mangkang Kulon Semaranng.Universitas Islam Negeri Walisongo: Semarang. 2016.