Pengaruh Sensitivitas Kekayaan Eksekutif terhadap Manajemen Laba dengan Corporate Governance sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2005–2007 TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat Memperoleh derajat S-2 Magister Sains Akuntansi Diajukan oleh: Nama : Andarias Patiran NIM : C4C006098 PROGRAM STUDI MAGISTER SAINS AKUNTANSI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO Agustus 2008
85
Embed
Pengaruh Sensitivitas Kekayaan Eksekutif terhadap ... · nama : andarias patiran nim : c4c006098 program studi magister sains akuntansi program pascasarjana universitas diponegoro
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Pengaruh Sensitivitas Kekayaan Eksekutif terhadap Manajemen Laba dengan Corporate Governance sebagai Variabel Moderating pada
Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2005–2007
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat
Memperoleh derajat S-2 Magister Sains Akuntansi
Diajukan oleh:
Nama : Andarias Patiran
NIM : C4C006098
PROGRAM STUDI MAGISTER SAINS AKUNTANSI
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO
Agustus 2008
PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang diajukan adalah hasil karya sendiri
dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Perguruan Tinggi
lain, sepanjang pengetahuan saya, tesis ini belum pernah ditulis atau diterbitkan oleh
pihak lain kecuali yang diacu secara tertulis dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Semarang, 11 Juli 2008
Andarias Patiran
Pengaruh Sensitivitas Kekayaan Eksekutif terhadap Manajemen Laba dengan Corporate Governance sebagai Variabel Moderating pada
Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2005–2007
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat
Memperoleh derajat S-2 Magister Sains Akuntansi
Diajukan oleh:
Nama : Andarias Patiran
NIM : C4C006098
Disetujui oleh
Pembimbing Utama / Ketua Pembimbing / Anggota
Prof. Dr. M. Syafruddin M.Si.Akt. Andri Prastiwi, SE. M.Si.Akt.
Tanggal : 11 Juli 2008 Tanggal : 11 Juli 2008
Tesis berjudul
Pengaruh Sensitivitas Kekayaan Eksekutif terhadap Manajemen Laba dengan Corporate Governance sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) Tahun 2005–
2007
Yang dipersiapkan dan disusun oleh Andarias Patiran
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 11 Agustus 2008 Dan telah dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima
Pembimbing
Pembimbing Utama / Ketua Pembimbing / Anggota
Prof. Dr. M. Syafruddin M.Si.Akt. Andri Prastiwi, SE. M.Si.Akt. NIP : 131764486 NIP : 132205536
Tim Penguji
Prof. Dr. Imam Ghozali, M.Com.,Akt Dr. Sudarno, MSi. Akt NIP : 131620152 NIP : 131875457
Dr. Agus Purwanto, MSi. Akt. NIP : 131991448
Semarang, 20 Agustus 2008 Universitas Diponegoro
Program Pascasarjana Program Studi Magister Sains Akuntansi
Ketua Program
Dr. Abdul Rohman, MSi. Akt NIP : 131991447
Motto:
Hidup ini penuh dengan perjuangan yang harus dijalani untuk mencapai cita-cita melalui Berkat dan Kasih Tuhan (Andarias Patiran)
Kupersembahkan karya ini untuk:
Alm/Almh. Bapak dan Ibu Tercinta, serta
Isteriku Tersayang Sultjie Q. Lololuan, SE.
dan buah cintaku: Jean dan Ella Patiran
The Effect of Executive Wealth Sensitivity on Earnings Management with Corporate Governance as Moderating Variable of the Indonesia
Stock Exchange (IDX) Listed Firms for the Period of 2005-2007
ABSTRACT
The main purpose of corporate governance is to minimize agency cost derived from the separation of property and control (Weber, 2006). Managerial property is one of governance mechanisms used for minimizing agency cost; however, it also creates incentives for a manager who opportunistically manipulates stock price (Stein, 1989). When a firm possess a good corporate governance, the potential of its managers in performing earnings management related to unexpected compensation can be controlled by governance. Therefore, this study research aimed to examine the truth that corporate governance affects relationship between executive wealth sensitivity and earnings management, in which corporate governance was used as a moderating variable.
Population of the study were firms listed by the Indonesia Stock Exchange (IDX). Samples were obtained by a purposive sampling technique using a 2005-2007 list period according to the predetermined criteria. Samples to be collected were 51 firms. Data processing was performed by a pooling method and resulted in 153 observations. Finally, analysis instrument used for testing H1 and H2 hypotheses was a multiple regression analysis.
Analysis resulted in acceptance of H1 since there was a significant and positive relationship between executive wealth sensitivity and earnings management. The result also showed no significant effect of corporate governance moderating variable on the relationship between executive wealth sensitivity and earnings management, leading to H2 rejection.
Keywords: Executive wealth sensitivity, earnings management, and corporate
governance.
Pengaruh Sensitivitas Kekayaan Eksekutif terhadap Manajemen Laba dengan Corporate Governance sebagai Variabel Moderating pada
Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2005–2007
ABSTRAK
Tujuan utama dari corporate governance adalah minimalisasi biaya perusahaan (agency costs) yang berasal dari pemisahan kepemilikan dan pengendalian (Weber, 2006). Kepemilikan manajerial merupakan salah satu mekanisme `governance` yang digunakan untuk mengurangi biaya perusahaan; namun, kepemilikan juga menciptakan insentif bagi seorang manajer yang secara oportunistik memanipulasi harga saham (Stein, 1989). Jika suatu perusahaan memiliki corporate governance yang baik, maka potensi seorang manajer dalam melakukan tindakan manajemen laba yang berhubungan dengan kompensasi yang tidak diinginkan, dapat di kontrol oleh governance. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk menguji kebenaran bahwa corporate governance mempengaruhi hubungan antara sensitivitas kekayaan eksekutif dan manajemen laba, maka corporate governance dimasukkan sebagai variabel moderating.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan–perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pemilihan sampel dilakukan secara purposive sampling dari tahun 2005 s/d 2007 sesuai kriteria yang ditentukan dan diperoleh sampel sebanyak 51 perusahaan. Pengolahan data dilakukan secara pooling sehingga diperoleh 153 pengamatan. Sedangkan alat analisis yang digunakan untuk menguji H1 dan H2 adalah analisis regresi berganda.
Hasil analisis mendukung H1 bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara sensitivitas kekayaan eksekutif dengan manajemen laba. Hasil analisis ini juga menunjukkan bahwa variabel moderating corporate governance tidak berpengaruh secara nyata terhadap hubungan antara sensitivitas kekayaan eksekutif dengan manajemen laba, maka H2 tidak diterima.
Kata kunci: Sensitivitas kekayaan eksekutif, manajemen laba, dan corporate
governance.
KATA PENGANTAR
Tiada ungkapan dapat penulis tuturkan, selain Puji dan Syukur kepada Allah
dan Tuhan Yesus Kristus atas kasih, berkat dan rahmatNya penulis dapat
menyelesaikan tesis ini dengan judul : ” Pengaruh Sensitivitas Kekayaan Eksekutif
terhadap Manajemen Laba dengan Corporate Governance sebagai Variabel
Moderating pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun
2005 s/d 2007”, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program
Pasca Sarjana Magister Sains Akuntansi pada Universitas Diponegoro Semarang.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan penulisan tesis ini tidak lepas
dari bantuan semua pihak baik moril maupun materiil. Untuk itu, dengan segala
kerendahan hati, perkenankan penulis menyampaikan ungkapan terima kasih yang
dalam dan sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak DR. Muhammad Nasir, MSi, Akt. selaku mantan Ketua Program Pasca
Sarjana Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro Semarang, yang telah
memberi kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan
2. Bapak Dr. Abdul Rohman, MSi. Akt. selaku Ketua Program Pasca Sarjana
Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro Semarang
3. Bapak Prof. Dr. M. Syafruddin, MSi, Akt. dan Ibu Andri Prastiwi, SE, M.Si, Akt
selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan
bimbingan, petunjuk dan arahan hingga penyusunan tesis ini dapat terselesaikan.
4. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan bagi
penulis, dan bagian Admisi Program MAKSI yang sangat membantu dalam
proses perkuliahan sampai dengan proses penyusunan tesis.
5. Sanak–saudara, Isteri dan Anak-anak yang telah memberikan do’a restu dan
dorongan semangat yang tak henti-hentinya kepada penulis.
6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu dan
memberikan kontribusi yang besar bagi penulis untuk melanjutkan pendidikan di
Program Pasca Sarjana Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro
Semarang
7. Rekan-rekan MAKSI angkatan XV yang selalu saling memberikan motivasi
dalam proses penyelesaian studi, dan secara khusus bagi mas Piter Simanjuntak
yang dengan sabar dan tulus membantu penulis dalam studi hingga penulisan
tesis ini.
Penulis merasakan bahwa penyusunan tesis masih banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun untuk
perbaikan tesis ini senantiasa penulis harapkan demi penyempurnaan penulisan
selanjutnya.
Semarang, 20 Agustus 2008
Penulis
Andaris Patiran
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ............................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PENGUJI .................................... iv
MOTTO ...................................................................................................... v
ABSTRACT ............................................................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ................................................................................ viii
DAFTAR ISI ............................................................................................... x
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah .................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................ 7
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................. 8
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variabel
dependen. Apabila hasil penghitungan nilai statistik t lebih besar dari nilai t tabel dan
signifikan, maka secara individual variabel independen tersebut mempengaruhi
variabel dependen.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini berdasarkan data dari Indonesian Capital
Market Directory (ICMD) adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan pemilihan sampel dilakukan secara
purposive sampling dari tahun 2005 s/d 2007 dengan tujuan untuk
mendapatkan sampel yang representatif sesuai kriteria yang ditentukan.
Berdasarkan kriteria tersebut diperoleh sampel sebanyak 51 perusahaan
yang datanya lengkap, sedangkan pengolahan data dilakukan secara pooling
sehingga diperoleh 153 pengamatan. Ringkasan proses pemilihan sampel
dan jenis industri dari sampel yang digunakan dapat dilihat dalam tabel 4.1.
dan tabel 4.2., sedangkan nama perusahaan sampel dapat dilihat dalam
lampiran 1.
Tabel 4.1. Proses Pemilihan Sampel
Tahun No Uraian 2005 2006 2007 1 Total Perusahaan yang terdaftar di BEI 330 339 3432. Total Perusahaan tidak memenuhi kriteria 279 288 2923 Total Perusahaan yang Memenuhi Kriteria 51 51 51Total Pengamatan 153
Sumber: Data sekunder yang diolah
Tabel 4.2. Jenis Industri Perusahaan Sampel
Tahun No. Jenis Industri 2005 2005 2005 Persentase
1 Agiculture, Forestry and Fishing 1 1 1 1,9612. Animal Feed and Husbandry 1 1 1 1,9613 Mining and Mining Service 3 3 3 5,8824 Manufacturing 33 33 33 64,7065 Transportation 3 3 3 5,8826 Whole Sale and Retail Trade 3 3 3 5,8827 Hotel and Travel Service 3 3 3 5,8828 Other 4 4 4 7,844 Total Sampel 51 51 51 100
Sumber: Data sekunder yang diolah Tabel 4.2 memberikan informasi bahwa perusahaan–perusahaan yang
tergabung dalam jenis industri manufacturing yang paling banyak digunakan sebagai
sampel yaitu sebesar 64,706%, diikuti oleh sampel perusahaan yang tergabung dalam
jenis industri other yaitu sebesar 7,844%. Sedangkan untuk sampel perusahaan yang
tergabung dalam jenis industri Mining and Mining Service, Transportation, Whole
Sale and Retail Trade, dan Hotel and Travel Service, masing-masing sebesar
5,882%. Dan yang terakhir sampel perusahaan yang tergabung dalam jenis industri
Agiculture, Forestry and Fishing dan Animal Feed and Husbandry, masing-masing
sebesar 1,961%. Dengan demikian, hasil penelitian ini lebih condong untuk di
generalisasi pada jenis industri manufaktur karena memiliki tingkat persentase lebih
dari 50%.
4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Analisis statistik deskriptif terhadap variabel-variabel penelitian yaitu
sensitivitas kekayaan eksekutif, manajemen laba dan corporate governance untuk
memberikan gambaran mengenai karakteristik variabel. Tabel 4.3. menunjukkan nilai
minimum, nilai maksimum, rata-rata, standart deviasi, varians, skewness dan
kurtosis terhadap variabel penelitian.
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
ariabel Minimum Maksimum
Mean tandart eviasi
arians kewness Kurtosis
ensitivitas Kekayaan Eksekutif
12,051 23,264 16,881 2,376 5,645 0,322 -0,055
Manajemen Laba 19,496 29,535 24,621 1,909 3,643 -0,087 0,117
orporate Governance
3,084 4,101 3,786 0,225 0,051 -1,125 0,741
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.3. dapat dilihat bahwa variabel sensitivitas kekayaan
eksekutif menunjukkan nilai minimumnya sebesar 12,051; nilai maksimum sebesar
23,264; rata-rata sebesar 16,881 dan standar deviasinya sebesar 2,376. Sedangkan
skewness dan kurtosis dapat digunakan untuk melihat apakah variabel sensitivitas
kekayaan eksekutif terdistribusi secara normal atau tidak. Skewness mengukur
kemencengan data dan kurtosis mengukur puncak distribusi data. Skewness pada
variabel sensitivitas kekayaan eksekutif sebesar 0,322 dan kurtosisnya sebesar –
0,055. Hasil ini tidak melebihi angka 2, sehingga disimpulkan bahwa distribusi data
untuk variabel sensitivitas kekayaan eksekutif adalah berdistribusi normal.
Selain itu, untuk variabel manajemen laba menunjukkan nilai minimum
sebesar 19,496; nilai maksimum sebesar 29,535; rata-rata sebesar 24,621 dan standar
deviasinya sebesar 1,909. Nilai skewness pada variabel manajemen laba sebesar -
0,087 dan nilai kurtosisnya sebesar 0,117, menunjukkan bahwa kedua nilai ini tidak
melebihi angka 2, maka dapat dikatakan distribusi data untuk variabel manajemen
laba adalah berdistribusi normal.
Sedangkan variabel corporate governance menunjukkan nilai minimum
sebesar 3,084; nilai maksimum sebesar 4,101; nilai rata-rata sebesar 3,786 dan
standar deviasinya sebesar 0,225. Nilai skewness pada variabel corporate
governance sebesar -1,125 dan nilai kurtosisnya sebesar -0,741; dimana kedua hasil
ini tidak melebihi angka 2, maka dapat disimpulkan bahwa distribusi data variabel
corporate governance adalah berdistribusi normal..
Selain itu, bila dilihat dari distribusi data corporate governance menunjukkan
bahwa data pada kisaran 0 – 49,99 sebesar 47,059% dan data pada kisaran 50 – 66,68
lebih sebesar 52,941%. Distribusi data ini dapat dilihat dalam tabel 4.4.
Tabel 4.4. Distribusi data Corporate Governance
No Range Jumlah Persentase 1 00 – 49,99 72 47,0592 50 – 66,68 81 52,941 153 100
Sumber: Data sekunder yang diolah
4.3 Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk menilai baik tidaknya model
regresi yang dikembangkan dalam penelitian ini. Hasil analisis regresi linear
dengan menggunakan bentuk data asli terhadap persamaan (5) menunjukkan
bahwa hanya uji multikolinearitas yang terpenuhi dan uji lainnya tidak
terpenuhi asumsi klasiknya. Sedangkan hasil analisa regresi untuk persamaan
(6) menunjukkan bahwa tidak ada satu uji asumsi klasik yang terpenuhi. Data
dan hasil regresi terhadap persamaan 5 dan 6 dapat dilihat dalam lampiran 3.
Dengan demikian, untuk memenuhi syarat uji asumsi klasik maka
peneliti melakukan transformasi variabel dependen maupun variabel
independen menjadi bentuk logaritma natural (Ghozali, 2005, p.123).
Berdasarkan transfomasi variabel di atas, maka dilakukan regresi ulang
terhadap persamaan (5) dan (6) untuk uji asumsi klasik. Data dan hasil regresi
dapat dilihat dalam lampiran 4.
3. Uji Multikolinearitas
Berdasarkan tabel 4.5. dapat dilihat bahwa tingkat korelasi antara
variabel LnBonus dan LnZise cukup tinggi yaitu sebesar –0,550 atau 55.0%,
namun tingkat korelasi ini masih di bawah 0,95 atau 95% maka dapat
dikatakan bahwa model regresi pada persamaan (5) tidak terjadi
multikolinieritas. Hasil output nilai tolerance yang paling rendah sebesar 0,590
atau 59,0% juga menunjukkan bahwa tidak ada variabel independen yang
memiliki nilai tolerance yang kurang dari 0,10 atau 10%, berarti tidak terdapat
korelasi antar variabel independen yang mempunyai nilai lebih dari 95%.
Selain itu, hasil output nilai VIF menunjukkan nilai tertinggi sebesar 1,695; hal
ini berarti tidak terdapat satu variabel independen yang memiliki nilai VIF
lebih dari 10. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada
multikolinieritas antar variabel independen dalam persamaan (5).
Berdasarkan tabel 4.19. terlihat bahwa variabel independen (yang merupakan
variabel kontrol) yang dimasukkan dalam model ternyata ada tiga variabel (yaitu
LnZise, LnMTBAbs, dan LnDTA) yang tidak signifikan pada tingkat signifikansi
0,05. Sedangkan tiga variabel lainnya yaitu LnBonus, LnROAbs dan LnStockV
semuanya mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan pada tingkat signifikansi
0,05.
4.5 Pembahasan
Pengujian yang dilakukan secara parsial terhadap hipotesis pertama (H1)
dengan menggunakan uji t menunjukkan adanya hubungan yang positif dan
signifikan antara sensitivitas kekayaan eksekutif dengan manajemen laba. Hasil ini
berarti bahwa H1 yang menyatakan terdapat hubungan positif antara sensitivitas
kekayaan eksekutif dengan manajemen laba diterima. Hasil penelitian ini
mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Weber (2006) yang mengemukakan
bahwa sensitivitas kekayaan memberikan insentif bagi eksekutif untuk memanipulasi
laba menggunakan akrual. Hasil ini juga mendukung hasil penelitian lain yang
dilakukan oleh Baker dan Hall (2004), Beasley (1996), serta Hall dan Liebman
(1998). Burn dan Kedia (2003) dalam Ujiyanto (2007) juga memberikan bukti bahwa
perusahaan yang para eksekutifnya mempunyai kepemilikan yang besar atas saham
lebih cenderung untuk mengatur laba yang dilaporkan.
Sedangkan pengujian yang dilakukan secara parsial terhadap hipotesis kedua
(H2) dengan menggunakan uji t memberikan hasil ditolak. Hasil ini menunjukkan
adanya pengaruh negatif dan tidak signifikan dari interaksi antara kekuatan corporate
governance dengan sensitivitas kekayaan eksekutif terhadap manajemen laba. Hasil
ini sesuai dengan prediksi yaitu adanya pengaruh negatif dari kekuatan governance
terhadap hubungan antara sensitivitas kekayaan eksekutif dengan manajemen laba,
namun pengaruhnya tidak secara nyata (karena nilai dari p > 0,05). Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa dalam model persamaan ini, baik dengan atau tanpa
menggunakan variabel corporate governance sebagai variabel moderating, maka
hasil tidak mempengaruhi hubungan antara sensitivitas kekayaan eksekutif dengan
manajemen laba.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Weber
(2006) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh negatif dari kekuatan corporate
governance terhadap hubungan antara sensitivitas kekayaan eksekutif dengan
manajemen laba, tetapi tidak dipengaruhi secara kuat. Selain itu, hasil penelitian ini
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Jensen dan Meckling (1976),
Hamonangan dan Mas’ud (2006) yang mengemukakan bahwa adanya pengaruh
negatif antara mekanisme corporate governance dengan manajemen laba.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variable sensitivitas
kekayaan eksekutif (LnSS) mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap variabel manajemen laba (LnEM), maka hipotesis (H1) dapat
diterima. Hal ini berarti bahwa:
1. Para eksekutif yang berusaha untuk meningkatkan pendapatan yang
akan diperolehnya sebagai akibat dari adanya kepemilikan saham, maka
mereka akan berusaha melakukan manajemen laba.
2. Para eksekutif berharap bahwa dengan melakukan manajemen laba
maka laporan keuangan perusahaan tampak bagus dan
menguntungkan, sehingga diharapkan para investor akan tertarik dan
mau melakukan investasi yang pada akhirnya dapat meningkatkan
harga pasar saham.
3. Bila dilihat dari teori agensi, maka struktur kepemilikan saham antara
pemilik dan pengelola (manajer/eksekutif) perusahaan merupakan salah
satu alternatif untuk mengatasi konflik, namun kepemilikan saham yang
dikuasai oleh eksekutif dapat menjadi insentif untuk melakukan
manajemen laba. Untuk itu, perlu adanya perhatian dari pemilik
perusahaan yang memberikan bonus/tunjangan dalam bentuk lembar
saham kepada para eksekutif, karena hal ini dapat menimbulkan
masalah baru dalam pengelolaan perusahaan.
Sedangkan analisis regresi pada hipotesis (H2) menunjukkan adanya
pengaruh yang negatif dari kekuatan governance terhadap hubungan antara
sensistivitas kekayaan eksekutif, namun pengaruh tersebut tidak signifikan
pada 0,05, maka hasil penelitian ini menolak H2. Hal ini berarti ada atau
tidaknya corporate governance sebagai variabel moderating dalam
perusahaan tidak mempengaruhi para eksekutif untuk melakukan tindakan
manajemen laba secara oportunistik untuk meningkatkan pendapatannya.
5.2 Keterbatasan
Penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan yang dapat
mengganggu hasil penelitian, dimana:
1. Data sampel penelitian yang penulis gunakan terbatas pada data laporan
keuangan tahunan perusahaan dan lebih terfokus pada jenis perusahaan
manufaktur.
2. Dalam laporan keuangan perusahaan tidak ditemukan beberapa data
yang berhubungan dengan alat ukur dalam variabel corporate
governance seperti institutional environment yang di proksi governance
score yang dikembangkan oleh Gompers et al (2003).
3. Dalam variabel corporate governance menurut Weber (2006) seharusnya
ada 5 alat ukur yang digunakan sebagai proksi dari corporate
governance, namun karena keterbatasan data yang penulis peroleh
dalam laporan keuangan tahunan, maka hanya ada tiga alat ukur yang
penulis gunakan yaitu: jumlah dewan komisaris, komisaris independen
dan struktur kepemilikan.
4. Dalam penelitian ini pula, peneliti tidak melakukan uji terhadap
sensitivitas kekayaan berdasarkan opsi yang dimiliki oleh para eksekutif
sebagai bagian dari total sensitivitas kekayaan eksekutif. Hal ini
dilakukan karena keterbatasan data yang diperoleh peneliti, sehingga
dalam penelitian ini peneliti hanya melakukan uji terhadap sensitivitas
kekayaan berdasarkan harga saham.
5.3 Saran
Dari penelitian yang telah dilakukan dan hasil-hasil yang diperoleh, ada
beberapa saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya, yaitu:
1. Implikasi secara teoritis terkait erat dengan variabel corporate governance, maka
agenda penelitian ke depan yaitu perlunya mengambil data sampel jangan hanya
berdasarkan pada data laporan keuangan tahunan saja tetapi diperlukan juga
sumber data lainnya yang berkenaan dengan alat ukur yang digunakan.
2. Implikasi secara teoritis dari topik penelitian yang serupa, maka diharapkan pada
penelitian ke depan dapat menggunakan data sampel dari jenis usaha lainnya atau
paling tidak dapat menggunakan proporsi yang sama dengan jenis usaha
manufaktur untuk tujuan generalisasi.
Daftar Pustaka
Allayannis, G. and Weston, J.P. (2003), ‘‘Earnings volatility, cash flow volatility, and firm value’’, working paper, University of Virginia, Charlottesville, VA.
Almilia S. L dan Silvy M., (2006), Analisis Kebijakan Dividen Dan Kebijakan Leverage Terhadap Prediksi Kepemilikan Manajerial Dengan Tehnik Analisis Multinomial Logit, Jurnal Akuntansi dan Bisnis (Journal of Accounting & Business) Vol. 6, No. 1, Pebruari, ISSN 1412-0852
Almilia S. L Dan Sifa L., (2006), Reaksi Pasar Publikasi Corporate Governance Perception Index Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, SNA IX Padang, 23 – 26 Agustus.
Arifin, (2005), Peran Akuntan dalam Menegakkan Prinsip GCG (Tinjauan Perspektif Agency Theory), Pidato Pengukuhan Guru Besar dalam Ilmu Akuntansi, Undip, Semarang, 15 Desember.
Baker, G. and Hall, B. (2004), ‘‘CEO incentives and firm size’’, Journal of Labor Economics, Vol. 22, pp. 767-98.
Boediono, G., SB., (2005), Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Dan Dampak Manajemen Laba Dengan Menggunakan Analisis Jalur, SNA VIII Solo, 15 – 16 September.
Burgstahler, D. and Dichev, I. (1997), ‘‘Earnings management to avoid earnings decreases and losses’’, Journal of Accounting and Economics, Vol. 24, pp. 99-126.
Chandra, A., W., K., (2003), Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Volatilitas Harga Saham terhadap Bid – Ask Spread, Thesis (tidak Dipublikasi).
Chandra Ely dan Sarnianto, P., (2005), 10 Peringkat Perusahaan Terpercaya 2005 (GCG) “Pelajaran Corporate Governance dari Sang Kampiun”. SWA 09/XXI/ 28 April, p.40-48
Cornett, M., M., J. Marcuss, Saunders dan Tehranian, H., (2006), Earnings Management, Corporate Governance and True Financial Performance, http:\\Papers.ssrn.com\
Dechow, P., Sloan, R. and Sweeney, A. (1996), ‘‘Causes and consequences of earnings manipulation: an analysis of firms subject to enforcement actions by the SEC’’, Contemporary Accounting Research, Vol. 13, pp. 1-36.
DeFond, M. and Jiambalvo, J. (1994), ‘‘Debt covenant violation and manipulation of accruals’’, Journal of Accounting and Economics, Vol. 17, pp. 145-76.
Djarwanto, Ps., dan Subagyo, P., (1994), Statistik Induktif, edisi 4, BPFE – Yogyakarta, Mei.
Djatmiko H., E., (2001), Saatnya Menjadi Perusahaan Terpercaya, SWA/19/XVII/20 September-3 Oktober , p.1-3.
Eisenberg, T., Sundgren, S. and Wells, M. (1998), ‘‘Larger board size and decreasing firm value in small firms’’, Journal of Financial Economics, Vol. 48, pp. 35-54.
Erickson, M., Hanlon, M. and Maydew, E. (2004), ‘‘Is there a link between executive compensation and accounting fraud’’, working paper, University of Michigan, Ann Arbor, MI.
Gaver, J., Gaver, K. and Austin, J. (1995), ‘‘Additional evidence on bonus plans and income management’’, Journal of Accounting and Economics, Vol. 18, pp. 3-28.
Ghozali, Imam, (2005), Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi 3, BP – UNDIP, Semarang.
Goel, A. and Thakor, A. (2003), ‘‘Why do firms smooth earnings?’’, Journal of Business, Vol. 76, pp. 151-92.
Gompers, P., Ishii, J. and Metrick, A. (2003), ‘‘Corporate governance and equity prices’’, working paper, Harvard University, Cambridge, MA.
Hall, B. and Liebman, J. (1998), ‘‘Are CEOs really paid like bureaucrats?’’, The Quarterly Journal of Economics, Vol. 103, pp. 653-80.
Hamonangan, S., Dan Mas’ud, M., (2006), Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Laba Dan Nilai Perusahaan, SNA IX Padang, 23 – 26 Agustus.
Healy, P. (1985), ‘‘The effect of bonus schemes on accounting decisions’’, Journal of Accounting and Economics, Vol. 7, pp. 85-107.
Healy, P. and Wahlen, J. (1999), ‘‘A review of the earnings management literature and its implications for standard setting’’, Accounting Horizons, Vol. 13, pp. 365-83.
Holthausen, R., Larcker, D. and Sloan, R. (1995), ‘‘Annual bonus schemes and the manipulation of earnings’’, Journal of Accounting and Economics, Vol. 19, pp. 29-74.
Jensen, M.C., (1993), ‘‘The modern industrial revolution, exit, and the failure of internal control systems’’, Journal of Finance, Vol. 48, pp. 831-80.
Jensen, M.C. and Meckling, W.H., (1976), ‘‘Theory of the firm: managerial behavior, agency costs and ownership structure’’, Journal of Financial Economics, Vol. 3, pp. 305-60.
Kedia, S. and Mozumdar, A. (2002), ‘‘Performance impact of employee stock options’’, working paper, Harvard University, Cambridge, MA.
Klein, A. (2002), ‘‘Audit committee, board of director characteristics, and earnings management’’, Journal of Accounting and Economics, Vol. 33, pp. 375-400.
Lakonishok, J. and Lee, I. (2001), ‘‘Are insider trades informative?’’, Review of Financial Studies, Vol. 14, pp. 79-111.
Leuz, C., Nanda, N. and Wysocki, P. (2003), ‘‘Earnings management and investor protection: an international comparison’’, Journal of Financial Economics, Vol. 69, pp. 505-27.
Marihot Dan Doddy (2007), Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Di Industri Perbankan Indonesia, SNA-X Unhas Makasar, 26 – 28 Juli.
Ofek, E. and Yermack, D. (2000), ‘‘Taking stock: equity-based wealth compensation and the evolution of managerial ownership’’, Journal of Finance, Vol. 55, pp. 1367-84.
Peasnell, K.V., Pope, P. and Young, S. (2000), ‘‘Board monitoring and earnings management: do outside directors influence abnormal accruals?’’, Working Paper, Lancaster University, Lancaster.
Rahmawati; Suparno, Y., dan Qomariyah, N., (2006), Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Praktik Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan Publik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, SNA IX Padang, 23 – 26 Agustus.
Sarnianto, P., (2001), Praktik Di Mata Investor Mancanegara, SWA/19/XVII/20 September-3 Oktober, p.26-33
Schipper, K. 1989. Earnings Management. Accounting Horizons 3, 91-106.
Septoaji, A, (2002),: Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Income Smoothing pada Perusahaan Go Publik di BEJ, Thesis Program Pasca Sarjana Magister Akuntansi Universitas Diponegoro (tidak Dipublikasi).
Smith, C. and Watts, R.L., (1992), ‘‘The investment opportunity set and corporate financing, dividend, and compensation policies’’, Journal of Financial Economics, Vol. 32, pp. 263-92.
Stein, J. (1989), ‘‘Efficient capital markets, inefficient firms: a model of myopic corporate behavior’’, The Quarterly Journal of Economics, November, pp. 655-69.
Sumariyati S., dan Poeradisastra T., (2005), 10 Peringkat Perusahaan Terpercaya 2005 (GCG) “GCG, Antibiotik yang Ditakuti Perusahaan”, SWA 09/XXI/ 28 April 2005, p.1-3.
Ujiyanto, A., M., (2007), Pengaruh Mekanisme Corporate Governance terhadap
Manajemen Laba dan Konsekuensi Manajemen Laba terhadap Kierja Keuangan: Studi pada Perusahaan Go Publik Sektor Manufaktur, Thesis Program Pasca Sarjana Magister Akuntansi Universitas Diponegoro (tidak Dipublikasi).
Ujiyantho, A.,M., dan Pramuka, B.,A., (2007), Mekanisme Corporate Governance,
Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan (Studi pada Perusahaan Go Publik Sektor Manufaktur), SNA-X Unhas Makasar, 26 – 28 Juli.
Utami, W., (2005), Pengaruh Manajemen Laba terhadap Biaya Modal Ekuitas (Studi pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur), SNA VIII Solo, 15 – 16 September.
Weber, M., (2006)., Sensitivity Of Executive Wealth To Stock Price, Corporate Governance And Earnings Management, Review of Accounting and Finance, Vol. 5, No. 4, pp. 321 – 354.
Yermack, D. (1996), ‘‘Higher market valuation of companies with a small board of directors’’, Journal of Financial Economics, Vol. 40, pp. 185-213.
---------, (Revisi 1998), Ikatan Akuntan Indonesia, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 Penyajian Laporan Keuangan.
---------, (2000), Seri Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance), jilid II, Peranan Dewan Komisaris dan Komite Audit dalam Pelaksanaan Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan), http://www.fcgi.or.id/, 14-12-2007.
--------, (2002), The Essence of Good Corporate Governance “Konsep dan Implementasinya pada Perusahaan Publik dan Korporasi Indonesia”, YPPMI dan Sinergy Communication, Cetakan Pertama.
---------, (2006), Pedoman Umum Good Corporate governance Indonesia, KNKG, Oktober.