PENGARUH SELF-ESTEEM, SOCIAL COMPARISON, THIN IDEAL INTERNALIZATION, DAN RASA SYUKUR TERHADAP BODY DISSATISFACTION IBU PASCAMELAHIRKAN Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Oleh: Ismi Faiza Shawli NIM: 1113070000131 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA 1440 H / 2019
124
Embed
PENGARUH SELF-ESTEEM SOCIAL COMPARISON THIN IDEAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49055... · 2020-01-07 · PENGARUH SELF-ESTEEM, SOCIAL COMPARISON, THIN IDEAL
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH SELF-ESTEEM, SOCIAL COMPARISON, THIN IDEAL INTERNALIZATION, DAN RASA SYUKUR
TERHADAP BODY DISSATISFACTION IBU PASCAMELAHIRKAN
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Psikologi (S.Psi)
Oleh: Ismi Faiza Shawli
NIM: 1113070000131
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA 1440 H / 2019
PENGARUH SELF-ESTEEM, SOCIAL COMPARISON, THIN
IDEAL INTERNALIZATION, DAN RASA SYUKUR TERHADAP BODY DISSATISFACTION IBU
PASCAMELAHIRKAN
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Psikologi (S.Psi)
Oleh: Ismi Faiza Shawli
NIM. 1113070000131
Pembimbing
Ikhwan Luthfi, M. Psi NIP. 197307102005011006
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA 1440 H / 2019
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul “PENGARUH SELF-ESTEEM, SOCIAL COMPARISON, THIN IDEAL INTERNALIZATION DAN RASA SYUKUR TERHADAP BODY DISSATISFACTION IBU PASCAMELAHIRKAN” telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 4 September 2019. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana psikologi (S.Psi) pada Fakultas Psikologi.
Sidang Munaqosyah
Dekan/ Wakil Dekan/ Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota Dr. Zahrotun Nihayah, M.Si Bambang Suryadi, Ph.D NIP. 196207241989032001 NIP. 197005292003121002 Anggota Neneng Tati Sumiati, M.Si., Psikolog Ilmi Amalia, M.Psi., Psikolog NIP. 197303282000032003 NIP. 198210142011012005
Ikhwan Lutfi, M.Psi NIP. 19730710200511006
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 22 Agustus 2019
Ismi Faiza Shawli NIM. 1113070000131
ABSTRAK
A) Fakultas Psikologi B) September 2019 C) Ismi Faiza Shawli D) Pengaruh Self-Esteem, Social Cmparison, Thin Ideal Internalization dan
Rasa Syukur terhadap Body Dissatisfaction ibu pascamelahirkan E) xiii + 87 F) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variable self-esteem,
social comparison, thin ideal internalization dan rasa syukur terhadap body dissatisfaction pada ibu pascamelahirkan di Jabodetabek. Subjek penelitian ini berjumlah 201 ibu pascamelahirkan yang diambil dengan teknik non-probability sampling. Penulis memodifikasi alat ukur yang terdiri dari Body Image Rating Scale (BIRS), Upward and Downward Comparison Scale (UDACS), State Self-Esteem Scale (SSES), Sociocultural Attitudes Toward Appearance Questionnaire-3 (SATAQ-3), CFA (Confirmatory Factor Analysis) digunakan untuk menguji validitas alat ukur dan Multiple Regression Analysis digunakan sebagai teknik untuk menguji hipotesis penelitian.
Hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh secara bersama sama dari self-esteem, social comparison, thin ideal internalization dan rasa syukur pada ibu pascamelahirkan di Jabodetabek sebesar 78%. Hasil uji hipotesis minor menunjukan bahwa tiga variabel memiliki pengaruh yang signifikan antara lain upward comparison, thin ideal internalization dan rasa positif bersyukur.
Saran untuk penelitian selanjutnya agar dapat memperkaya IV dari body dissatisfaction dengan variabel demografi, seperti tingkat konsumsi media massa, media sosial ataupun perkembangan zaman pada saat ini. Penelitian selanjutnya juga dapat menyempurnakan penelitian ini dengan variabel usia, agar dapat diperluas atau dispesifikasi lagi sehingga hasil penelitiannya lebih baik.
G) Bahan bacaan: 47; 8 buku + 36 jurnal + 3 skripsi
ABSRACT
A) Faculty of Psychology B) September 2019 C) Ismi Faiza Shawli D) The Influence of Self-Esteem, Social Comparison, Thin Ideal
Internalization and Gratitude on Postpartum Mother Body Dissatisfaction E) Xiii + 87 F) This study aims to determine the effect of variable self-esteem, social
comparison, thin ideal internalization and gratitude on body dissatisfaction of postpartum mothers in Jabodetabek. The subject in research is 201 postpartum mothers in Jabodetabek which were taken with non-probability sampling techniques. The researchers modify scales consist of Body Image Rating Scale (BIRS), Upward and Downward Comparison Scale (UDACS), State Self-Esteem Scale (SSES), Sociocultural Attitudes Toward Appearance Questionnaire-3 (SATAQ-3). CFA (Confirmatory Factor Analysis) was used to test the validity of instrument and Multiple Regression Analysis was used as technique to test the research hypothesis.
The results showed that there is an effect of social comparison, self-esteem, thin ideal internalization and gratitude on body dissatisfaction of postpartum mothers at 78%. Minor hypothesis test result indicated three variables that have significant influences among others; upward comparison, thin ideal internalization and gratitude.
Any suggestion for another research is to enrich body dissatisfaction’s independent variable with demographic variable as if quantity of use media massa, social media or the development of the times as this time. Another research can improve age as independent variable to be enlarge or to be specified to make this research better.
G) Refrence: 47; 8 books + 36 journals + 3 thesis
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur peneliti ucapkkan kehadirat Allah SWT
atas segala rahmat dan hidayah yang diberikan-Nya sehingga peneliti dapat
menyelesaikan penelitian ini lancer. Shalawat serta salam semoga tetap Allah
limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, atas segala perjuangannya sehingga kita
dapat merasakan indahnya hidup dibawah naungan Islam.
Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti menyadari bahwa terselesaikannya
skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu,
perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Zahrotun Nihayah, M. Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya, yang memberikan peneliti
kesempatan belajar selama 4 tahun lebih di Fakultas Psikologi.
2. Ikhwan Luthfi, M.Psi., sebagai dosen pembimbing skripsi. Peneliti
mengucapkan terima kasih atas segala arahan, bimbingan, masukan,
motivasi, kritik, serta koreksi dalam pengerjaan skripsi ini.
3. Zulfa Indira Wahyuni, M.Psi., Psikolog, sebagai dosen pembimbing kelas
D angkatan 2013.
4. Para Dosen & Staff akademik Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta atas segala ilmu dan bantuan yang diberikan selama peneliti
menyelesaikan studi.
5. Orang tua, mertua dan suami peneliti; Bapak Drs. Syauki Muchsin, M.Pd,
Ibu Yeli Yulianingsih, Ibu Syahriah, M.Pd serta suami tercinta Faqih
Khairul Fikri, S.Psi yang selalu memberikan do’a, kasih sayang, pengertian,
perhatian dan dukungan baik moril maupun materil.
6. Ainayya Shakeela Jasmine, penyemangat nomor 1 Ibu. Terimakasih Nak
sudah hadir dalam hidup Ibu. Semoga Ibu bisa jadi contoh yang baik untuk
Nayya. Aamiin.
7. Teman-teman “HYT” khususnya Acah, Karin, Ani yang dengan suka rela
membantu peneliti menyelesaikan olah data, terimakasih atas waktu yang
disediakan dan bersedia membantu.
8. Para responden penelitian yang sudah membantu berjalannya penelitian ini.
Tanpa kalian penelitian ini tidak bisa berlangsung, terima kasih banyak.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
berkontribusi dalam penelitian ini. Pencapaian ini tidak akan terwujud tanpa
bantuan dari kalian semua.
Peneliti menyadari bahwa segala bentuk kekurangan yang disengaja
maupun tidak disengaja akan menjadi bahan perbaikan untuk menjadi lebih
baik. Peneliti berharap semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat
kepada setiap pembaca.
Jakarta, 22 Agustus 2019 Peneliti
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan peneliti menjelaskan mengenai latar belakang masalah,
pembatasan, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika
penelitian.
1.1 Latar Belakang
Fenomena mengenai ketidakpuasan bentuk tubuh atau body dissatisfaction yang
menunjukan kondisi tidak sesuai fakta dengan keinginan telah dialami oleh pria
maupun wanita. Khususnya pada wanita, body dissatisfaction kerap kali menjadi
masalah tersendiri (Neumark-Sztainer, Paxton, Hannan, Haines & Story, 2006).
Neumark-Sztainer, Paxton, Hannan, Haines & Story (2006) memaparkan bahwa
sebagain besar wanita menyatakan tidak puas atau tidak senang terhadap tubuh
(body dissatisfaction), karena adanya gambaran negatif mengenai bentuk tubuh
mereka. Wanita memiliki perhatian yang besar terhadap penampilannya sehingga
rela melakukan berbagai cara demi penampilan yang memuaskan.
Baik pria maupun wanita memiliki rentang kehidupan yang berbeda. Pada
masa dewasa awal, biasanya seorang wanita telah memasuki gerbang kehidupan
yang baru (menikah, memiliki anak, dll). Hurlock (1999) mengatakan bahwa masa
dewasa awal dimulai pada usia 18 hingga 40 tahun. Sedangkan Papalia, Olds &
Feldman (2001) mengungkapkan bahwa kelompok dewasa awal (young adulthood)
berkisar antara usia 20 – 40 tahun dimana pada masa ini terjadi pelepasan peran
sebagai remaja ke peran baru sebagai orang dewasa. Hurlock (2002) orang dewasa
adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima
kedudukannya dalam masyarakat bersama orang dewasa lainnya. Masa dewasa ini
adalah masa pencarian kemantapan dan masa reproduktif yaitu suatu masa yang
penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode
komitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas, dan
penyesuaian diri pada pola hidup yang baru.
Ketika seorang wanita telah masuk gerbang pernikahan, tentu tidak lama
lagi akan merasakan masa-masa kehamilan. Masa kehamilan adalah salah satu
tugas perkembangan yang didambakan oleh sebagian besar wanita yang telah
memasuki kehidupan berumah tangga (Sari, 2009). Kehamilan dan proses
melahirkan menyebabkan terjadinya perubahan kondisi biologis dan psikologis
seorang wanita, sehingga diperlukan beberapa penyesuaian (Hasni, Karini &
Andayani, 2013). Selama masa kehamilan, perempuan juga mengalami perubahan
yang khas dalam segi fisik. Sari & Siregar (2012) menyatakan bahwa perubahan
fisik meliputi payudara mengencang, sering buang air kecil dan merasa lelah serta
adanya kenaikan berat badan dan pembesaran pada bagian perut. Diketahui bahwa
kenaikan berat badan yang ideal pada wanita selama kehamilan sekitar 6,5 – 16,5
kg (Sari, 2009).
Sikap terhadap berat dan bentuk tubuh selama kehamilan memiliki dampak
penting terhadap kenaikan berat badan selama kehamilan dan kesehatan mental ibu
setelah melahirkan (Sari, 2009). Sikap dan persepsi terhadap berat dan bentuk tubuh
disebut juga sebagai body image (Warren & Rio, 2012). Perubahan fisik selama
kehamilan berkonsekuensi terhadap perubahan body image perempuan (Sari &
Siregar, 2012). Henderson & Jones (2006) mengidentifikasi bahwa selain khawatir
tentang bagaimana mereka akan mengatasi nyeri proses melahirkan, ibu juga
mengkhawatirkan tentang body image mereka, terutama apakah mereka akan
kembali ke bentuk tubuh mereka semula setelah melahirkan atau tidak.
Periode pascamelahirkan (post partum) adalah periode setelah kelahiran
bayi atau persalinan, yaitu masa ketika sang ibu menyesuaikan diri baik fisik
maupun psikis dengan proses pengasuhan anak. Periode ini berlangsung kira-kira
selama enam minggu atau hingga tubuh melakukan penyesuaian diri ke keadaan
yang dimiliki sebelum kehamilan (Santrock, 2005). Matlin (2004) menyatakan
bahwa perubahan fisik yang terjadi pascamelahirkan juga berhubungan dengan
bertambahnya ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh (body dissatisfaction) pada
wanita. Ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh pada wanita ini dikarenakan
kehamilan membawa perubahan pada ukuran dan bentuk tubuh yang
mempengaruhi kondisi fisik yang tampak dari luar pada diri seorang ibu
Y = body dissatisfaction a = intersep atau konstanta b = koefisien regresi X1 = social self-esteem X2 = physical self-esteem X3 = performance self-esteem X4 = upward comparison X5 = downward comparison X6 = thin ideal internalization X7 = rasa apresiasi syukur X8 = perasaan positif rasa syukur X9 = kecenderungan untuk bertindak rasa syukur e = error Selanjutnya, untuk menilai apakah model regresi yang dihasilkan merupakan model
yang paling sesuai (memiliki error terkecil), dibutuhkan beberapa pengujian dan
analisis sebagai berikut:
1. R2 (koefisien determinasi berganda)
Melalui regresi berganda ini akan diperoleh nilai R, yaitu regresi berganda
antara self-esteem (social self-esteem, performance self-esteem, physical
self-esteem), social comparison (upward comparison, downward
comparison), thin ideal internalization, rasa syukur (rasa apresiasi, perasaan
positif, kecenderungan untuk bertindak). Besarnya kecenderungan
mengalami ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh yang disebabkan oleh
faktor-faktor yang telah disebutkan sebelumnya, ditunjukkan oleh koefisien
determinasi berganda atau R2. R2 menunjukan variasi oleh perubahan
variabel dependen (Y) yang disebabkan variabel independen (X) atau
digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen (X)
terhadap variabel dependen (Y) atau merupakan proporsi varians dari self-
a. Predictors: (constant), kecenderungan untuk bertindak, social self-esteem, upward comparison, thin ideal internalization, rasa positif, apresiasi rasa syukur, performance self-esteem, physical self-esteem, downward comparison
Berdasarkan tabel 4.8 didapatkan informasi sebagai berikut:
1. Sumbangan variabel kecenderungan bertindak terhadap body
dissatisfaction 0,6%. Sumbangan tersebut tidak berpengaruh secara
statistik karena sig > 0.05.
2. Sumbangan variabel social self-esteem terhadap body dissatisfaction
13,1%. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik karena sig < 0.05.
3. Sumbangan variabel upward comparison terhadap body dissatisfaction
34,2%. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik karena sig < 0.05.
4. Sumbangan variabel thin ideal internalization terhadap body
dissatisfaction sebesar 28,9%. Sumbangan tersebut signifikan secara
statistik karena sig < 0.05.
5. Sumbangan variabel rasa positif terhadap body dissatisfaction sebesar
0,5%. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik karena sig < 0.05.
6. Sumbangan variabel apresiasi rasa syukur terhadap body dissatisfaction
sebesar 0,1%. Sumbangan tersebut tidak berpengaruh secara statistik
karena sig > 0.05.
7. Sumbangan variabel performance self-esteem terhadap body
dissatisfaction sebesar 0,4%. Sumbangan tersebut tidak berpengaruh
secara statistik karena sig > 0.05.
8. sumbangan variabel physical self-esteem terhadap body dissatisfaction
sebesar 0,1%. Sumbangan tersebut tidak berpengaruh secara statistik
karena sig > 0.05.
9. sumbangan variabel downward comparison terhadap body
dissatisfaction sebesar 0%. Artinya variabel downward comparison
tidak memberikan sumbangan atau pengaruh bagi bervariasinya body
dissatisfaction dalam diri seseorang.
BAB 5
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan, diskusi dan saran. Adapun
penjelasannya sebagai berikut.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data, kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini
adalah terdapat pengaruh yang signifikan dari social comparison, thin ideal
internalization dan rasa syukur terhadap body dissatisfaction pada ibu
pascamelahirkan di JABODETABEK. Besarnya pengaruh IV sebesar 78%.
Berdasarkan hasil uji hipotesis dari masing-masing independen variabel
terhadap dependen variabel, terdapat 3 variabel yang memiliki pengaruh signifikan,
yaitu; upward comparison, thin ideal internalization dan rasa positif. Sedangkan
prediktor yang paling dominan pengaruhnya terhadap body dissatisfaction pada ibu
pascamelahirkan adalah variabel upward comparison dengan nilai beta 0.608.
5.2 Diskusi
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hal-hal yang mempengaruhi perilaku body
dissatisfaction pada ibu pascamelahirkan di JABODETABEK. Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa dari sembilan independent
variable yang diteliti terdapat tiga variabel yang mempengaruhi body
dissatisfaction secara signifikan. Ketiga variabel tersebut antara lain upward
comparison, thin ideal internalization dan rasa positif.
Berdasarkan hasil pada penelitian ini, upward comparison memiliki
pengaruh yang signifikan dengan arah hubungan positif terhadap perilaku body
dissatisfaction pada ibu pascamelahirkan di JABODETABEK. Dari arah hubungan
tersebut dapat diartikan jika skor upward comparison seseorang tinggi maka skor
body dissatisfaction akan tinggi ataupun sebaliknya. Temuan ini selaras dengan
penelitian Swami et al. (2008) yang menyebutkan bahwa wanita selalu merasa tidak
puas karena seringkali figur yang dilihat sebagai perbandingan merupakan seorang
model yang notabene memiliki tubuh yang sempurna, dengan kata lain individu
melakukan perbandingan ke atas atau upward comparison.
Hal ini dapat terjadi karena seseorang, khususnya ibu pascamelahirkan,
mengalami body dissatisfaction disebabkan oleh perilaku membandingkan
tubuhnya dengan orang lain yang terlihat lebih baik. Perilaku tersebut memberi
dampak negatif yang menimbulkan persepsi bahwa dirinya memiliki tubuh yang
tidak ideal dibandingkan objek yang dilihatnya sebagai perbandingan.
O’Brien et al., (2009) melalui penelitiannya juga mendapatkan hasil bahwa
seseorang yang melakukan perbandingan sosisial ke atas (upward comparison)
cenderung mengalami ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh karena target yang
dijadikan perbandingan merupakan orang dengan bentuk tubuh yang jauh lebih baik
daripada dirinya sehingga pada akhirnya terjadi kompensasi beresiko terhadap
perilaku tidak puas. Pada penelitian ini, ibu pascamelahirkan membandingkan
dirinya dengan figur lain yang terlihat lebih baik dibandingkan dirinya, seperti dari
terlevisi, melihat para artis yang terlihat sudah langsing kembali setelah melahirkan,
atau melihat sesama ibu yang memiliki berat badan ideal, dan lain sebagainya.
Variabel lainnya yang memiliki pengaruh signifikan dengan arah hubungan
yang positif terhadap body dissatisfaction adalah thin ideal internalization. Dari
arah hubungan tersebut dapat diartikan bahwa semakin tinggi tingkat thin ideal
internalization maka semakin rendah tingkat body dissatisfaction yang dialami ibu.
Hasil ini selaras dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Vartanian dan
Dey (2013) yang mengatakan bahwa wanita yang melihat model dan kemudian
menginternalisasi bentuk tubuh ideal menurutnya kemudian gagal mendapatkan
keidealan akan cenderung memiliki perasaan negatif terhadap bentuk tubuhnya.
Dengan begitu semakin tinggi thin ideal internalization yang dilakukan individu,
semakin rendah body dissatisfaction yang dialami.
Ibu pascamelahirkan dalam penelitian ini memiliki tingkat internalisasi
tubuh ideal yang cukup tinggi sehingga ketika melihat bentuk tubuhnya sendiri
mereka merasa kecewa dan body dissatisfaction pun muncul. Thin ideal
internalization yang terjadi dalam masyarakat Indonesia yang didapat dalam
kehidupan sehari-hari adalah ketika seseorang dikatakan “cantik” jika tubuhnya
langsing, para model atau artis yang dijumpai di sosial media maupun televisi pun
secara tidak langsung memberikan anggapan bahwa seorang perempuan yang
cantik ialah yang memiliki ciri-ciri seperti itu, sehingga hal itu membuat para ibu
pasca-melahirkan memiliki thin ideal internalization yang cukup tinggi.
Ibu melihat figur yang diinternalisasikan memiliki tubuh yang ideal olehnya
membuat persepsi terhadap tubuhnya rendah. Mereka menjadi sering kali
mempersepsikan tubuhnya secara negative dan mengalami body dissatisfaction.
Vartanian dan Dey (2013) juga menjelaskan ketika wanita menginternalisasi tubuh
ideal dan mendapatkan kesenjangan dengan tubuh yang dimilikinya, maka dalam
kondisi inilah ia melahirkan persepsi negatif tentang tubuhnya.
Variabel terakhir yang signifikan mempengaruhi body dissatisfaction dalam
penelitian ini adalah rasa positif dengan arah negatif. Dapat dikatakan bahwa
semakin tinggi rasa positif dalam diri individu, semakin rendah rasa body
dissatisfaction yang dialami. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Watkins, dkk (2003) yaitu seseorang yang tidak merasa kekurangan akan memiliki
perasaan positif dalam dirinya, ia merasa berkecukupan terhadap apa yang
dimilikinya, puas dengan kehidupan yang dijalaninya. Sedangkan variabel lain
yang tidak signifikan pengaruhnya terhadap body dissatisfaction adalah social self-
Variabel self-esteem (social self-esteem, performance self-esteem, physical
self-esteem) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap body dissatisfaction.
Temuan ini tidak sejalan dengan Cash dan Pruzinsky (2002) yang menyatakan
bahwa self-esteem memiliki pengaruh yang signifikan dengan arah yang negatif.
Dapat diartikan seseorang yang memiliki harga diri yang tinggi akan
mengembangkan evaluasi yang positif terhadap tubuhnya, namun sebaliknya
seseorang yang memiliki harga diri yang rendah akan meningkatkan persepsi tubuh
yang negatif sehingga muncul body dissatisfaction. Hasil yang berbeda dikarenakan
subjek penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah ibu pasca-melahirkan,
sehingga berbeda dengan Cash & Pruzinsky yang melakukan penelitian kepada
para remaja.
Variabel downward comparison tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap body dissatisfaction dengan arah yang positif. Temuan ini sejalan dengan
penelitian sebelumnya oleh O’Brien et al., (2009) yang mengatakan bahwa
seseorang yang membandingkan dirinya dengan orang lain yang lebih buruk
darinya cenderung puas dengan bentuk tubuhnya. Hal ini dikarenakan dengan
membandingkan dirinya terhadap orang lain yang lebih buruk bentuk tubuhnya
membuat seseorang mendapatkan perasaan positif yang membuat dirinya puas
dengan bentuk tubuhnya, terlepas dari titik awal evaluasi diri yang dilakukannya.
Variabel sense of appreciation tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap body dissatisfaction. Temuan ini tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Fitzgerald (1998) dan Watkins, Woodward, Stone & Kolts (2003)
yang menyatakan bahwa rasa apresiasi (sense of appreciation) yang dimiliki
seseorang akan lebihmudah menghargai sesuatu hal termasuk kesenangan-
kesenangan yang sederhana, termasuk menghargai dirinya sendiri. Hasil penelitian
yang berbeda antara yang dilakukan oleh peneliti dengan Fitzgerald (1998) dan
Watkins, Woodward, Stone & Kolts (2003) adalah karena penelitian sebelumnya
tidak berfokus pada objek ibu pasca-melahirkan, yaitu laki-laki dan perempuan usia
20 – 70 tahun sehingga memiliki hasil yang tidak sama dengan penelitian yang
dilakukan oleh mereka.
Variabel terakhir yang tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
body dissatisfaction adalah ekspresi rasa syukur. Hal ini tidak sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Fitzgerald (1998) yaitu kecenderungan untuk
bertindak positif sebagai ekspresi dari perasaan positif dan rasa syukur yang
dimiliki, sehingga tidak memiliki rasa body dissatisfaction pada dirinya sendiri.
Hasil penelitian yang berbeda antara yang dilakukan oleh peneliti dengan Fitzgerald
(1998) dikarenakan penelitian sebelumnya mengukur body dissatisfaction yang
tidak terfokus pada ibu pasca-melahirkan, melainkan penelitian yang dilakukan
ditujukan kepada siapa saja baik laki-laki maupun perempuan di rentang usia 20 –
70 tahun sehingga mengakibatkan perbedaan hasil.
5.3 Saran
Dalam penelitian ini, peneliti menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan.
Untuk itu, peneliti memberikan beberapa saran sebagai bahan pertimbangan untuk
dapat melengkapi penelitian selanjutnya, baik berupa saran teoritis maupun saran
praktis.
5.3.1 Saran metodologis
1. Pada penelitian ini masih ada variabel yang terkait secara teoritis dengan
body dissatisfaction yang tidak ikut dianalisis sebagai IV, secara
statistika sesuai dengan besarnya proporsi varian independent variable
memiliki proporsi sebesar .780 artinya proporsi varian dari body
dissatisfaction yang dapat dijelaskan oleh semua independent variable
dalam penelitian ini adalah 78%. Sedangkan 22% lainnya dipengaruhi
oleh variabel lain diluar penelitian ini. Maka peneliti menyarankan agar
penelitian mengenai body dissatisfaction selanjutnya dapat menambah
variable lainnya diluar penelitian ini, misalnya karektristik keluarga
(Vander Wal et al., 2004).
2. Untuk penelitian selanjutnya dapat diperkaya dengan variabel
demografi seperti tingkat konsumsi media masa maupun media sosial,
seiring perkembangan zaman pada saat ini.
3. Terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, salah satunya
adalah variable usia. Untuk penelitian selanjutnya dapat diperluas atau
lebih dispesifikasi lagi sehingga hasil penelitiannya lebih sempurna.
5.3.2 Saran praktis
1. Berdasarkan hasil penelitian ini, upward comparison merupakan
prediktor terbesar terhadap body dissatisfaction. Oleh karena itu peneliti
menyarankan agar setiap ibu pascamelahirkan memahami dan
menerima kondisi tubuhnya sebagai suatu proses perkembangan sebagai
seorang wanita dewasa, bahwa setiap perempuan yang dikaruniai
anugerah oleh Tuhan untuk memiliki anak akan mengalami masa-masa
hamil dan melahirkan, dua hal tersebut pasti akan mempengaruhi bentuk
tubuh ibu. Tidak perlu melihat orang lain yang terlihat lebih baik
daripada ibu sehingga membandingkan tubuh ibu dengan orang lain
yang bertubuh lebih indah ataupun hal lain yang membuat persepsi
negatif tentang tubuh. Setiap wanita yang melahirkan dianjurkan untuk
tetap percaya diri dengan tubuhnya.
2. Rasa syukur merupakan prediktor yang juga signifikan mempengaruhi
body dissatisfaction, peneliti menyarankan agar para ibu
pascamelahirkan mensyukuri apa yang sudah dianugerahkan kepada
dirinya yaitu memiliki keturunan.
3. Thin ideal internalization juga mempengaruhi secara signifikan dalam
penelitian ini, peneliti berharap agar ibu tidak perlu melihat seseorang
yang dianggap lebih baik dari ibu, karena setiap orang pasti memiliki
kelebihan dan kekurangan yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Ata, R. N., Thompson, J. K., & Small, B. J. (2011). Effects of exposure thin ideal
media images on body dissatisfaction: testing the inclusion of a disclaimer versus warning label. Body image, 10, 472-480.
Augustus-Horvath, C., & Tylka, T. L. (2011). The acceptance model of intuitive
eating: a comparison of woman in emerging adulthood, early adulthood, and middle adulthood. Journal of counseling psychology, 58(1), 110-125.
Bucchianeri, M. M., Arikian, A. J., Hannan, P. J., Eisenberg, M. E., & Neumark-
Sztainer, D. (2013). Body dissatisfaction from adolescence to young adulthood: findings from a 10-year longitudinal study. Body image, 10(1), 1-15.
Cash, T. E. & Henry, P. E. (1995). Women’s body images: the results of a national
survery in the USA. Sex roles, 33(1/2), 19-28. Cash, T. F., Flemming, E. C., Alindogan, J., Steadman, L., & Whitehead, A. (2002).
Beyond body image as a trait the development and validation of the body image states scale. Eating disorders, 10)2), 103-113.
Cash, T. F., & Pruzinsky, T. 2002. Body image: A handbook of theory, research
and clinical. New York: Guilford Publication. Dolesjova, Barbora (2018). Predictors of Body Image Dissatisfaction in Postpartum
Women. Charles, N. & Kerr, M. (1986). Food for feminist thought. Sociological Review,
34(3): 537-72. Cooper, P. J., Taylor, M. J., Cooper, Z., & Fairburn, C. G. (1987). The devolepment
and validation of the body shape questionnaire. International journal of eating disorder, 6(4), 485-494.
Daley, K. A., Jimerson, D. C., Heatherton, T. F., Metzger, E. D., & Wolfe, B. E.
(2008). State self-esteem ratings in women with bulimia nervosa and bulimia nervosa remission. Eat disorder, 55(2), 339-353.
Erbil, N., Senkul, A., & Basara, G. F. (2012). Body Image among Turkish women
during the first year postpartum. Health Care Women International. 33(2) : 125-137.
Festinger, L. (1954). A theory of social comparison processes. Human relation, 7, 117-140.
Fitzgerald, P. (1998). Gratitude and justice. Ethics, 109, 119-153. Friedman, M. A., Dixon, A. E., Brownell, K. D., Whisman, M. A., & Wilfley, D.
E. (1999). Marital status, marital satisfaction, and body image dissatisfaction. International journal of eating disorders, 26(1), 81-85.
Garner, D. M., Olmsted, M. P., & Polivy, J. (1983). The eating disorder inventory:
a measure of cognitive-behavioral dimensions of anorexia nervosa and bulimia. Anorexia Nervosa, 173-184.
Gjerdingen, D., Fontaine, P., Crow, S., McGovern, P., Center, B., & Miner, M.
(2009). Predictor of mother’s postpartum body dissatisfaction. Women health, 49(6), 491-504.
Gonzales-Marti, L., Bustos, J. G. F., Jordan, O. R. C., & Mayville, S. B. (2012).
Validation of a spanish version of the muscle appearance satisfaction scale: escale de satisfaction muscular. Body image, 9, 517-523.
Grogan, S. (2008). Body image: understanding body dissatisfaction in men, women,
and children, 2nd edition. London: Routledge. Gunarsa, S. (1982). Dasar dan teori perkembangan anak. Jakarta: BPK Gunung
Mulia. Hasni, N. I., Karini, S. M., & Andayani, T. R. (2013). Hubungan antara citra tubuh
saat hamil dan kestabilan emosi dengan postpartum blues di Puskesmas Grogol Sukoharjo. Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. 1(2), 30-42.
Heatherton, T. F. (1993). Body dissatisfaction, self-focus, and dieting status among
women. Psychology of addictive behaviors, 7(4), 225-231. Heatherton, T. F., Polivy, J. (1991). Development and validation of a scale for
measuring state self-esteem. Journal of personality and social psychology, 60(6), 895-910.
Henderson, C., & Jones, K. (2006). Buku ajar konsep kebidanan. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC. Hurlock, E. B. 1999. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang
Hurlock, E. B. 2002. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Alih Bahasa: Isti Widayati dkk. Jakarta: Erlangga.
Jenkin W, Tiggemann M. Psychological effects of weight retained after pregnancy.
Woman Health. 1997; 25:89-98. Jones, D. C. (2001). Social comparison and body image: attractiveness comparisons
to models and peers among adolescent girls and boys. Sex roles, 45(9/10), 645-664.
Jordan, K., Cadevila, R., dan Johnson, S. (2005). Baby or beauty: A Q study into
post pregnancy body image. Journal of Reproductive and Infant Psychology. 23(1): 19-31.
Kostanski, M., & Gullone, E. (1998). Adolescent body image dissatisfaction:
relationships with self-esteem, anxiety, and depression controlling for body mass. Journal of child psychology and psychiatry, 39(2), 225-262.
Krause, N. (2006). Gratitude toward god, health and stress in late life. Research in
Aging, 28(2), 163. Lavender, J. M., & Anderson, D. A. (2010). Contribution of emotion regulation
difficulties to disordered eating and body dissatisfaction in college men. International journal of eating disorders, 43(4), 352-357.
Listiyandini Ratih A., Nathania A., Syahniar D., Sonia L., Nadya R. (2015).
Mengukur rasa syukur: perkembangan model awal skala bersyukur versi Indonesia. Jurnal Psikologi Ulayat. 2(2), 473-496.
Martin J., Nunez L., Navarro & Grijalvo. (2007). The Rosenberg self-esteem scale:
translation and validation in university students. The Spanish journal of psychology. 10(2), 458-467.
Matlin, A. W. (2004). Psychosocial adaptation in pregnancy. New Jersey: Pretince
Hall. Michinton, J,. (1993). Maximum self-esteem. Golden Books Centre SDN. BHD:
Kuala Lumpur. Myers, T. A., & Crowther, J. H. (2009). Social comparison as a predictor of body
dissatisfaction: a meta-analytic review. Journal of abnormal psychology, 118(4), 683-698.
Neumark-Sztainer, D., Paxton, S. J., Hannan, P. J., Haines, J. & Story, M. (2006).
Does body satisfaction matter? Five-year longitudinal associations between
body satisfaction and health behaviors in adolescent females and males. Journal of adolescent health, 39, 244-251.
O’Brien, K. S., Caputi, P., Minto, R., Peoples, G., Hooper, C., Kell, S., Sawley, E.
(2009). Upward and downward physical appearance comparisons: development of scales and examination of predictive qualities. Body image, 6, 201-206.
Paap, C. E. & Gardner, R. M. (2011). Body image disturbance and relationship
satisfaction among collage students. Personality and individual differences, 51, 715-719.
Papalia, D. E., Old, S. W., Feldman, R & D. (2001). Perkembangan manusia.
Jakarta: Salemba Humanika. Pokrajac-Bulian, A., & Zivcic-Becirevic, I. (2005). Locus of control and self-
esteem as correlates of body dissatisfaction in Croatian university students. European eating disorder review, 13(1), 54-60.
Rallis S., Skouteris, H., Wertheim, E, H., Paxton, S. J., Predictors of body image
during the first year postpartum: a prospective study. Women Health. 2007; 45:87-104.
Santrock, J. W. (2012). Life-span development, edisi ketigabelas (terjemahan).
Jakarta: Erlangga. Sari, S. H. (2009). Pengaruh body image terhadap penyesuaian diri wanita pada
kehamilan pertama. Naskah Puslikasi Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.
Sari, A. P. (2011). Hubungan antara citra tubuh terhadap harga diri pada ibu
postpartum primipara di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta. Jurnal Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Sari, S. H., & Siregar, A. R. (2012). Peran body image terhadap penyesuaian diri
perempuan dewasa dini pada kehamilan pertama. Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.
Sarwer, D., Thompson, J. K., & Cash, T. F. (2008). Body image and obesity in
adulthood. Psychiatric clinics of North America. 28, 69-87. Secord, P. F., & Jourard, S. M. (1953). The appraisal of body cathexis: body-
cathexis and the self. Journal of consulting psychology, 17(5), 343-347.
Shroff, H., Calogero, R. M., & Thompson, J. K. (2009). Assessment of body image. Handbook of assessment of methods for eating behaviors and weight-related problems, 115-136.
Silberstein, L. R., Striegel-Moore, R. H., Timko, C., Rodin, J., 1988. Behavioral and psychological implication of body dissatisfaction. Do men and women differ? Sex roles, 19, 219-232. Slevec, J. H., & Tiggermann, M. (2010). Predictors of body dissatisfaction and
disordered eating in middle-aged women. Clinical psychology review, 31, 515-524.
Stice, E., & Whitenton, K. (2002). Risk factor for body dissatisfaction in adolescent
girls a longitudinal investigation. Developmental psychology, 38(5), 669-678.
Swami, V., Salem, N., Furnham, A., & Tovee, M. J. (2008). Initial examination of
the validity and reliability of the female photographic figure rating scale for body image assessment. Personality and individual differences, 44, 1752-1761.
Thomas, K., Ricciardelli, L. A., & Williams, R. J. (2000). Gender traits and self-concept as indicators of problem earing and body dissatisfaction among children. Sex roles, 43(7-8), 441-458.
Thompson, B. (2004). Exploratory and confirmatory factor analysis:
Understanding concepts and applications. Washington DC: American Psychological Association.
Thompson, J. K. & Heinberg, L. J. (1999). The media’s influence on body image
disturbance and eating disorders: we’ve reviled them, nor can we rehabilitate them. Journal of social issues, 55(2), 339-353.
Van Lange, P. A. M., Kruglanski, A. W., & Higgins, E. T. (2012). Handbook of
theorie of social psychology, volume I. California: SAGE Publications. Vander Wal, J. S. Thelen, M. H. (2000). Predictors of body image dissatisfaction
in elementary-age school girls. Eating behaviors, 1(2), 105-122. Vander Wal, J. S., & Thomas, N. (2004). Predictors of body image dissatisfaction
and disturbed eating attitudes and behaviors in African American and Hispanic girls. Eating behaviors, 5(4), 291-301.
Vartanian, L. R., & Dey, S. (2013). Self-concept clarity, thin-ideal internalization,
and appearance-related social comparison as predictors of body dissatisfaction. Body image, 10(4), 495-500.
Warren, C. S. & Rio, R. M. (2012). The relationship among acculturation, acculturative stress, endorsement of western media, social comparison and body image Hispanic male college student. Journal of American Psychological Association. Vol. 14, No. 2, 192-201.
Watkins, P. C., Woodward, K., Stone T., dan Kolts, R. L. (2003). Gratitude and
happiness: Development of a measure of gratitude, and relatishionsip with subjective well-being. Social Behavior and Personality, 31 (5), 431-452.
Williamson, D. A., Gleaves, D. H., Watkins, P. C., & Schlundt, D. G. (1993).
Validation of self-ideal body size discrepancy as a measure of body dissatisfaction. Journal of psychopathology and behavioral assessment, 15(1), 47-68.
LAMPIRAN
KUESIONER PENELITIAN
Assalamualaikum wr wb Salam sejahtera untuk kita semua, semoga Ibu senantiasa dalam lindungan Tuhan YME Saya Ismi Faiza Shawli mahasiswi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, saat ini sedang melaksanakan penelitian mengenai Body Dissatisfaction pada Ibu pasca-melahirkan, sebagai salah satu syarat memperoleh strata 1 (S1) Sarjana Psikologi. Silakan ibu mengisi kuesioner ini dengan memilih salah satu yang sesuai dengan kondisi ibu saat ini, dan TIDAK ADA JAWABAN SALAH dalam kuesioner ini. Data diri dan semua jawaban ibu akan diolah secara general, bukan perorangan. Data dalam penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya dan hanya untuk kepentingan penelitian, oleh karena itu diharapkan ibu mengisi jawaban dengan sejujur-jujurnya. Bantuan ibu dalam mengisi pertanyaan pada kuesioner dibawah amat berarti bagi keberhasilan penelitian ini, untuk itu saya ucapkan terima kasih. Wassalamualaikum wr. Wb Hormat saya, Ismi Faiza Shawli
Saya setuju untuk ikut serta dalam penelitian ini Alamat email : Nama/identitas : Usia : Pendidikan terakhir : Pekerjaan : Jumlah anak : Usia anak : Total pendapatan keluarga : Pilihan pemberian susu kepada anak : No Pernyataan SS S TS STS 1 Menurut saya penggunaan vitamin baik untuk
membentuk tubuh ideal
2 Keindahan tubuh bukanlah hal penting bagi saya 3 Saya dapat melihat sisi positif dari berat badan saya 4 Saya berpikir bahwa saya harus membentuk tubuh
seperti yang saya inginkan
5 Harga diri saya sangat tergantung pada penampilan tubuh saya
6 Saya merasa puas dengan tubuh saya ketika saya melihat di cermin
7 Saya tidak peduli bagaimana keadaan tubuh saya 8 Saya tidak puas dengan tubuh saya 9 Saya akan melakukan apa saja demi memperindah tubuh
saya
10 Saya menghabiskan banyak waktu untuk bercermin 11 Saya tidak mengupayakan apapun untuk memperindah
tubuh saya
12 Saya selalu melakukan pengecekan berat badan saya 13 Saya membandingkan diri saya dengan orang yang
tubuhnya terlihat lebih baik dari saya
14 Ketika melihat seseorang dengan tubuh yang sempurna, saya bertanya bagaimana agar saya dapat seperti mereka
15 Di pesta atau acara lainnya, saya membandingkan penampilan fisik saya dengan penampilan fisik orang lain yang lebih menarik dari saya
16 Saya berpikir bagaimana agar tubuh saya lebih menarik dibandingkan orang yang kelebihan berat badan
17 Saya tidak pernah membandingkan diri saya dengan orang lain yang terlihat lebih menarik dari saya
18 Pada pesta atau acara lainnya, saya membandingkan penampilan fisik saya dengan penampilan fisik orang lain yang kurang menarik
19 Saya tidak pernah membandingkan diri saya dengan orang lain yang terlihat lebih besar tubuhnya dibanding saya
20 Saya tidak mempedulikan orang lain yang ukuran tubuhnya lebih besar dibanding saya
21 Saya khawatir dengan anggapan orang lain mengenai kesuksesan atau kegagalan saya
22 Saya merasa bahwa orang lain menghormati dan mengagumi saya
23 Saya khawatir dengan apa yang orang lain pikirkan tentang saya
24 Saya tidak pernah mempedulikan apa yang orang lain pikirkan tentang saya
25 Saya merasa diri saya tidak semenarik dulu 26 Saya merasa tubuh saya tetap menarik bagaimanapun
keadaannya
27 Saya percaya diri dengan keadaan diri saya sekarang 28 Saya yakin walaupun saya sudah menjadi ibu-ibu, saya
tetap menarik
29 Saya sangat percaya diri dengan kemampuan yang saya miliki saat ini
30 Saya merasa bahwa kemampuan intelektual saya rendah 31 Saya yakin atas kemampuan intelektual saya dapat
bersaing dengan yang lain
32 Saya merasa tidak ada yang bisa saya banggakan dari kemampuan saya
33 Saya ingin tubuh saya terlihat lebih ideal seperti orang kebanyakan
34 Saya merasa tubuh saya jauh dari kata ideal 35 Saya percaya diri dengan tubuh saya walaupun tubuh
saya tidak ideal
36 Saya merasa tidak ada kepentingan saya membentuk tubuh agar ideal
37 Saya pikir walaupun tubuh saya tidak ideal, saya akan baik-baik saja
38 Saya merasa kelangsingan badan saya sama seperti badan orang lain yang ideal di luar sana
39 Saya yakin dengan keadaan tubuh saya saat ini saya tetap bahagia
40 Saya merasa dicintai oleh orang sekitar saya dengan keadaan diri saya sepenuhnya
41 Saya merasa beruntung ada di dunia ini bagaimanapun keadaan diri saya
42 Saya bersyukur sampai saat ini saya baik-baik saja 43 Saya yakin bahwa keadaan tubuh saya yang sekarang
adalah yang terbaik untuk saya
44 Saya merasa kesehatan anak saya lebih berharga dibandingkan tubuh saya sekarang
45 Saya puas dengan apa kondisi tubuh saya sekaran 46 Saya sedih dengan keadaan diri saya 47 Saya menjaga tubuh saya sebagai bentuk syukur atas
karunia Tuhan
48 Saya tidak memperhatikan pola hidup saya karena saya yakin tubuh saya akan selalu seperti ini
49 Saya menggunakan waktu yang saya punya untuk berolahraga untuk menjaga tubuh saya
50 Saya tidak punya banyak waktu untuk berolahraga
SYNTAX DAN PATH DIAGRAM
UJI VALIDITAS KONSTRUK BODY DISSATISFACTION DA NI=12 NO=201 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12
UJI VALIDIRAS KONSTRUK PHYSICAL SELF-ESTEEM DA NI=4 NO=201 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 PM SY FI=PHYSE1.COR MO NX=4 NK=1 LX=FR TD=SY LK PHYSE1 FR TD 4 3 PD OU TV SS MI Path Diagram Physical Self-Esteem
UJI VALIDITAS KONSTRUK PERFORMANCE SELF-ESTEEM DA NI=4 NO=201 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 PM SY FI=PERSE1.COR MO NX=4 NK=1 LX=FR TD=SY LK PERSE1 FR TD 4 2 PD OU TV SS MI Path Diagram Performance Self-Esteem
UJI VALIDITAS KONSTRUK SOCIAL SELF-ESTEEM DA NI=4 NO=201 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 PM SY FI=SOCSE1.COR MO NX=4 NK=1 LX=FR TD=SY LK SOCSE1 FR TD PD OU TV SS MI Path Diagram Social Self-Esteem
UJI VALIDITAS KONSTRUK UPWARD COMPARISON DA NI=4 NO=201 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 PM SY FI=UPSC2.COR MO NX=4 NK=1 LX=FR TD=SY LK UPSC2 FR TD 4 3 TD 3 2 PD OU TV SS MI Path Diagram Upward Comparison
UJI VALIDITAS KONSTRUK DOWNWARD COMPARISON DA NI=4 NO=201 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 PM SY DI=DOWNSC1.COR MO NX=4 NK=1 LX=FR TD=SY LK DOWNSC1 FR TD 2 1 PD OU TV SS MI Path Diagram Downward Comparison
UJI VALIDITAS KONSTRUK THIN IDEAL INTERNALIZATION DA NI=4 NO=201 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 PM SY FI=TII1.COR MO NX=4 NK=1 LX=FR TD=SY LK TII1 FR TD 4 2 PD OU TV SS MI Path Diagram Thin Ideal Internalization
UJI VALIDITAS KONSTRUK APRESIASI RASA SYUKUR DA NI=4 NO=201 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 PM SY FI=APRSY1.COR MO NX=4 NK=1 LX=FR TD=SY LK APRSY1 FR TD 4 3 TD 4 1 PD OU TV SS MI Path Diagram Apresiasi Rasa Syukur
UJI VALIDITAS KONSTRUK POSITIF SYUKUR DA NI=4 NO=201 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 PM SY FI=POSSY1.COR MO NX=4 NK=1 LX=FR TD=SY LK POSSY1
FR TD 4 3 PD OU TV SS MI Path Diagram Positif Syukur
UJI VALIDITAS KONSTRUK KECENDERUNGAN BERTINDAK DA NI=4 NO=201 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 PM SY FI=TINSY12.COR MO NX=4 NK=1 LX=FR TD=SY LK TINSY12 FR TD 4 2 PD OU TV SS MI Path Diagram Kecenderungan Bertindak