Page 1
PENGARUH SALAT MALAM BERJAMAAH
TERHADAP KEDISIPLINAN SANTRI (Studi Kasus di Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta-Barat)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)
Oleh:
SHOFA
1110011000007
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
Page 6
i
ABSTRAK
Shofa, 1110011000007, Pengaruh Salat Malam Berjamaah terhadap
Kedisiplinan Santri studi kasus di Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta-
Barat. Di bawah bimbingan Dr. H. Munzier Suparta, MA.
Salat merupakan ibadah yang harus dilaksanakan oleh umat Islam untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT, apabila ada sebagian dari mereka tidak
mengerjakan salat maka mereka termasuk orang-orang yang merugi, karena dalam
salat memiliki pengaruh bagi yang melaksanakannya, sebagaimana seorang
mukmin melaksanakan salat fardu maupun sunah dengan baik dan benar, dan
dengan mentaati ketentuan salat, rukun-rukun dalam salat serta memperhatikan
syarat sahnya salat maka mereka termasuk orang-orang yang menjalankan amar
ma‟ruf nahi munkar. Hal ini disampaikan oleh Allah SWT dalam firmannya surah
al-Ankabut ayat 45:
“Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar”
Pondok pesantren merupakan tempat menuntut ilmu dan memiliki peraturan
yang bertujuan untuk menjadikan seorang remaja (santri) dapat disiplin dan
berakhlakul karimah, apakah ada pengaruh kegiatan salat malam berjamaah
dengan kedisiplinan santri di pondok pesantren? Bagaimana sikap santri dalam
mengikuti kegiatan tersebut? dan bagaimana para pengurus dalam menghadapi
sikap santri yang enggan mengikuti salat malam berjamaah? Menghadapi hal
tersebut penulis tertarik untuk mengetahui dan mengungkap prihal tentang
Pengaruh Salat Malam berjamaah terhadap Kedisiplian Santri studi kasus di
pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta-Barat.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah Kegiatan Salat Malam
berjamaah mempengaruhi sikap kedisiplinan santri dalam berkaktivitas sehari-
hari. Dalam skripsi ini penulis menggunakan penelitian kuantitatif deskriptip
analisis, yang ditunjang oleh data-data yang diperoleh melalu penelitian lapangan
(field research), adapun untuk mengathui data yang diperlukan penulis
menggunakan teknik pengumpulan data di antaranya observasi, interview
(wawancara) dan angket atau kuesioner, sebelum instrument digunakan dalam
penelitian maka terlebih dahulu penulis melakukan uji validitas dan reabilitas.
Kesimpulan dari penelitian ini, hasil perhitungan yang telah didapat bahwa
nilai = 0,005 setelah dibandingkan dengan r tabel dan df 94 maka didapat nilai
r pada taraf signifikan 5% = 0,202 dengan nilai < r tabel (0,005 < 0,202), maka
dapat disimpulkan bahwa tidak ada korelasi atau pengaruh yang positif antara
salat malam berjamaah dengan kedisiplinan santri di pondok Pesantren Al-
Hidayah Basmol, dengan Interpretasi antara 0,000-0,20 merupakan variabel X dan
Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat
rendah sehingga korelasi itu diabaikan, adapun secara keseluruhan dan hasil
wawancara penulis mengatakan bahwa salat malam berjamaah tidak
mempengaruhi sikap disiplin dalam kehidupan sehari-hari.
Page 7
ii
ABSTRACT
Shofa, 1110011000007, Effect of Evening Prayer congregation to discipline
Pupils case study in Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol-West Jakarta. Under
the guidance of Dr. H. Munzier Suparta, MA.
Prayer is the worship that should be implemented by the Muslims to get
closer to God, if there are some of them not to pray, they include people who are
losers, because in prayer for those who carry it out have influence, as a believer
perform prayers obligatory or sunna properly, and to comply with the provisions
of prayer, the pillars of prayers and observe the condition of the validity of
prayer, they include people who run commanding the good and forbidding the
evil. It is delivered by God in his word surah al-Ankabut paragraph 45:
ر....والمنك الفحشآء عن تنهى الصالة ...إن
"Indeed prayer restrains from (deeds) cruel and unjust"
Boarding school is a place to study and have regulations that aim to make a
teenager (students) can be disciplined and berakhlakul karimah, whether there is
influence activity night prayer in congregation with the discipline of students in
boarding school? What is the attitude of students in participating in these
activities? and how the managers in the face of students who are reluctant to
follow the night prayer in congregation? Facing the authors are interested to
know and reveal prihal of Influence Evening Prayer in congregation against
Kedisiplian Pupils lodge a case study in Pesantren Al-Hidayah Basmol-West
Jakarta.
The purpose of this study to determine whether activities Evening Prayer in
congregation affect attitudes berkaktivitas discipline students in everyday. In this
paper the author uses descriptive analysis of quantitative research, which is
supported by data obtained through field research (field research), while the data
needed to mengathui author uses data collection techniques among observation,
interviews (interviews) and questionnaire or questionnaires, before the instrument
used in the study, the first author to test the validity and reliability.
The conclusion of this study, the results of the calculations have been
obtained that the value r_xy = 0.005 when compared with r table and df 94, the
obtained value of r at the significant level of 5% = 0.202 r_xy value <r table
(0.005 <0.202), it can be concluded that there is no correlation or a positive
influence between the night prayer in congregation with discipline students at Al-
Hidayah Islamic Schools Basmol, with interpretation between 0.000 to 0.20 are
variables X and Y is a correlation, but the correlation was very weak or very low
so the correlation was negligible, while the overall and interviews the author says
that the night prayer in congregation does not affect the attitude of discipline in
everyday life.
Page 8
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil „alamin, senantiasa penulis panjatkan kepada Allah
SWT, atas ridho dan karunia-Nya. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada
Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga dan para sahabatnya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan seluruh kewajiban dan perjuangan dalam menyusun skripsi
ini, yang berjudul “Pengaruh Salat Malam Berjamaah Terhadap Kedisiplinan
Santri” di Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta. Penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada mereka yang sudah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Prof. Dr. H. Thib Raya, MA Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
3. Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.
4. Marhamah Saleh, LC, MA. Selaku Sekretarus Jurusan Pendidikan Agama
Islam.
5. Dr. Munzier Suparta, M.A. selaku pembimbing skripsi, yang telah
memberikan arahan, bimbingan dan nasihat, serta kesabaran dalam
mendidik penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Irfan Mufid, MA. selaku Dosen Penasehat Akademik dan para dosen yang
telah memberikan ilmunya kepada penulis dari awal perkuliahan hingga
selesainya skripsi ini.
7. K.H. Hisyam Al-Burhani selaku pimpinan Pondok Pesantren Putri Al-
Hidayah dan seluruh Santri Putri Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol
yang telah memberikan bantuan, dukungan dan inormasi kepada penulis.
8. Para Dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam di Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta seluruh akademik
dan administrasi yang tidak saya disebutkan satu persatu.
9. Seluruh petugas Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan
Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah membantu
penulis dalam menyediakan referensi dalam penulisan skripsi ini.
Page 9
iv
10. Abi tercinta H. Muaz Djaelani Fadhil dan Umi tersayang Hj. Farhanatin
yang telah memberikan dukungan material dan juga tak henti-hentinya
memanjatkan doa untuk putrinya “Shofa” sebagai penulis, agar selalu
mendapatkan ridho-Nya setiap langkah perjuangan menempuh kesuksesan
dunia dan akhirat.
11. Abang saya Fadhil yang selalu sabar dan membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
12. Keluarga besar H. Djaelani yang selalu memberikan motivasi dan doanya
untuk penulis.
13. Sahabat saya Aqilatul Munawwaroh, S.Pd.I, Herdiyanti Fhauziah S,Pd.I
dan Siti Fujiyati, S.Pd.I serta teman-teman seperjuangan PAI kelas A yang
selalu memberikan arahan, doa dan dukungannya kepada penulis,
14. Ananda Istiqomah Wulandari selaku Pengurus Pondok pesantren putri Al-
Hidayah yang mampu meluangkan waktunya untuk memberikan
informasinya kepada penulis dalam tehnik wawancara.
15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, baik secara
langsung maupun tidak langsung yang turut memberikan dukungan dan
doa.
Penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kekurangan yang terdapat
dalam penyusunan skripsi ini dan dengan kerendahan hati penulis menerima kritik
dan saran, besar harapan penulis, semoga skripsi ini bermanfaat.
Jakarta, 04 Maret 2015
Penulis
Shofa
Page 10
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK ....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah...................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 7
C. Pembatasan Masalah ........................................................................... 7
D. Perumusan Masalah ............................................................................ 8
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................... 8
BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................... 10
A. Hakikat Salat ........................................................................................ 10
1. Pengertian dan Kaifiat Salat ........................................................... 10
2. Keutamaan Salat............................................................................. 17
3. Pengertian Salat Sunah ................................................................... 18
4. Pengertian Salat Berjamaah ........................................................... 19
5. Manfaat Salat Berjamaah .................................................... .......... 21
B. Hakikat Disiplin ................................................................................... 24
1. Pengertian Disiplin ......................................................................... 24
2. Perlunya Disiplin ........................................................................... 26
3. Faktor yang mempengaruhi Disiplin ...................................... ....... 28
C. Salat Berjamaah dan Disiplin ................................................... ........... 30
D. Kerangka Berfikir ................................................................................ 31
E. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................. 32
F. Pengajuan Hipotesis ............................................................................. 33
Page 11
vi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 34
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 34
B. Metode Penelitian................................................................................. 34
C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 34
D. Teknik Pengumpulan data .................................................................... 35
1. Observasi ..................................................................................... 38
2. Wawancara ................................................................................... 36
3. Angket / Kuesioner ..................................................................... 36
4. Dokumentasi ............................................................................... 36
E. Uji coba Instrumen ...................................................................... ....... 37
1. Validitas Instrumen ....................................................................... 37
2. Reliabilitas Instrumen ................................................................... 37
F. Teknik Pengolahan Data ..................................................................... 38
G. Tehnik Analisis Data ........................................................................... 39
H. Instrumen Penelitian ........................................................................... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN ..................................................................... 43
A. Pondok Pesantren Al-Hidayah ............................................................. 43
1. Sejarah Pondok Pesantren Al-Hidayah .......................................... 43
2. Aktifitas Santri Pesantren Al-Hidayah ........................................... 46
3. Ciri Khas atau Kajian Utama ......................................................... 46
B. Visi dan Misi ........................................................................................ 46
C. Perhitungan Data .................................................................................. 48
D. Pengujian Persyaratan Analisis ............................................................ 61
1. Validitas Instrumen ........................................................................ 61
2. Reliabilitas Instrumen .................................................................... 61
E. Pengujian Hipotesis .............................................................................. 62
1. Uji Korelasi .................................................................................... 62
2. Uji Signifikan ................................................................................. 62
Page 12
vii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 64
A. Kesimpulan .......................................................................................... 64
B. Saran ..................................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 66
LAMPIRAN
Page 13
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Interpretasi nilai “r” ................................................................. 43
Tabel 3.2 : Kisi-kisi Angket........................................................................ 45
Tabel 4.1 : Daftar Guru Santri Putri Pondok Pesantren Al-hidayah........... 47
Tabel 4.2 : Sarana dan Prasarana Pondok Putri .......................................... 47
Tabel 4.3 : Jadwal keseharian santri ........................................................... 48
Tabel 4.4 : Kesadaran melaksanakan salat lima waktu sehari .................... 51
Tabel 4.5 : Kesadaran untuk bangun malam .............................................. 51
Tabel 4.6 : Kewajiban salat berjamaah meskipun mengantuk ................... 52
Tabel 4.7 : Hafal doa salat Tahajjud ........................................................... 52
Tabel 4.8 : Salat malam hanya di lakukan di Pondok Pesantren ................ 53
Tabel 4.9 : Salat berjamah di lakukan ketika ada pengurus ....................... 54
Tabel 4.10 : Merugi karena adanya salat malam .......................................... 54
Tabel 4.11 : Disiplin terhadap peraturan Pondok Pesantren......................... 54
Tabel 4.12 : Merasa tenang setelah melaksanakan salat malam ................... 55
Tabel 4.13 : Tidak ada manfaat dari kegiatan salat malam berjamaah ......... 55
Tabel 4.14 : Terganggu dengan pelaksanaan salat malam berjamaah .......... 56
Tabel 4.15 : Mengikuti kegiatan salat malam meskipun tidak ada pengurus 56
Tabel 4.16 : Hukuman tidak mengikuti salat malam .................................... 57
Tabel 4.17 : Adanya manfaat salat berjamaah ............................................. 57
Tabel 4.18 : Posisi salat di shaf terdepan ...................................................... 58
Tabel 4.19 : Munculnya sikap disiplin setelah melaksanakn salat berjamaah 58
Tabel 4.20 : Tidak tenang jika meninggalkan salat malam .......................... 59
Tabel 4.21 : Sikap disiplin sangat penting .................................................... 59
Tabel 4.22 : Munculnya sikap disiplin setelah melaksanakn salat berjamaah 60
Tabel 4.23 : Tepat waktu dalam Ibadah........................................................ 60
Tabel 4.24 : Tertekan dengan peraturan pondok Pesantren .......................... 61
Tabel 4.25 : Tepat waktu dalam menyelesaikan tugas ................................. 61
Tabel 4.26 : Terlambat datang ke Sekolah ................................................... 62
Tabel 4.27 : Malas jika ada paksaan dalam salat .......................................... 62
Page 14
ix
Tabel 4.28 : Kegiatan salat berjamaah mempengaruhi sikap displin sehari-
hari.. .......................................................................................... 63
Tabel 4.29 : Kedisiplinan seseorang dalam menjalani aktivitas sehari-hari . 63
Tabel 4.30 : Kegiatan salat malam berjamaah mengurangi waktu tidur ...... 64
Tabel 4.31 : Mendapat hukuman ketika meninggalkan salat berjamah ........ 64
Tabel 4.32 : Hukuman membuat para santri menyesal................................. 65
Tabel 4.33 : Paksaan dalam Ibadah membuat para santri menyesal ............. 65
Tabel 4.33 : Hasil Uji Reabilitas Salat Malam berjamaah............................ 66
Page 15
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kisi-kisi Angket
Lampiran 2 : Kuesinoer Angket
Lampiran 3 : Kuesioner Wawancara
Lampiran 4 : Perhitungan Uji Validitas
Lampiran 5 : Perjitungan Uji Reabilitas
Lampiran 6 : Perhitungan Uji Korelasi
Lampiran 7 : Perhitungan Uji Signifikan
Surat Bimbingan Skripsi
Surat Permohonan Izin Penelitian
Surat Keterangan telah mengadakan Penelitian
Dokumentasi
Page 16
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salat merupakan salah satu rukun Islam yang kedua dari beberapa
rukun Islam lainnya. Salat merupakan kewajiban bagi umat muslim untuk
menyembah Allah yang menjadi salah satu ketaqwaan kita kepada Allah
SWT. Perintah Allah dalam memerintahkan salat terdapat dalam Firman-Nya
QS. Thaha: 14
Artinya : “Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka
sembahlah Aku dan laksanakanlah salat untuk mengingat Aku”1
Kita harus tunduk kepada hikmah syariat dan beriman bahwasanya salat
adalah kewajiban hamba kepada Allah dan bahwa salat merupakan garis
pemisah antara kafir dan muslim, merupakan syarat untuk mencapai
keselamatan, dan merupakan penjaga iman seseorang.2
Salat merupakan serangkaian kegiatan yang dimulai dengan takbiratul
ihram dan diakhiri dengan salam. Dengan gerakan tersebut terdapat banyak
pujian yang ditujukan kepada Allah, guna memuji akan kebesaran Allah.
Dengan melaksanakan salat hati menjadi tentram, damai dan sejuk. Ketika
Rasulullah kehilangan semua perasaan gembira dalam kegalauan yang
memuncak beliau bisa mengatakan: “Wahai Bilal, senangkanlah kami dengan
1 Al-Quran dan Terjemahan
2 Abulhasan Ali Abdul Hayyi Al-Hasani An-Nadwi, Empat Sendi Agama Islam,Ter. dari
The four Pillars of lslam (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), Cet.I., h. 19
Page 17
2
azan!”.3 Dengan begitu salat menentukan kekuatan dan kekokohannya sebagai
tolak ukur ibadah lainnya, apabila salat kita bagus maka ibadah lainnya
dianggap bagus, dan apabila salatnya rusak maka ibadah lainnya juga rusak.
Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:
“Hal yang pertama kali dihisab dari seorang hamba pada hari kiamt
adalah salat. Apabila salatnya baik maka seluruh amalnya pun baik.
Apabila salatnya buruk maka seluruh amalnya pun buruk.”(HR. At-
Thabrani)4
Dalam konsepsi Islam juga dikatakan bahwa ibadah merupakan
kerangka umum bagi setiap ajarannya. Jika ibadah dilaksanakan dengan baik,
sebagai imbasnya, baik pula kehidupan moral dan sosial seseorang.
Sebaliknya, jangan pernah percaya bahwa seseorang punya kehidupan moral
dan sosial yang baik sementara ibadahnya amburadul.5
Dalam salat tersimpan suatu rahasia yang menyelamatkan agama, dan
dengan seorang hamba dapat berkomunikasi langsung dengan Allah Ta’ala.
Juga dengan salat ia dapat tetap tinggal di bawah keteduhan Islam, dan
berjalan pada jalan kaum Mukmin yang hanya Allah-lah yang
mengetahuinya.6
Salat secara umum terbagi menjadi dua macam, yakni salat wajib yang
dilakukan disetiap waktunya sesuai yang telah ditentukan dan salat sunnah
3 Sudirman Tebba, Jalan Keselamatan Dunia dan Akhirat, (Ciputat: Pustaka irVan, 2007),
Cet, I.,h. 13-14 4 Abu Al-Qasim Sulaiman bin Ahmad At-Thabrani, Majmul Ausath, (Beirut: Darul Qutub),
Juz.II., h.512 5 Syekh Tosun Bayrak, Murtadha Muthahhari, Energi Ibadah, (Jakarta: PT Serambi Ilmu
Semesta, 2007), h., 43 6 Op.cit., h. 24
Page 18
3
yang tidak di wajibkan melaksanakannya. Salat sunah yang dimaksud oleh
penulis adalah salat tahajjud yang akan dijelaskan di dalam skripsi ini.
Salat bisa dilakukan di mana saja terkecuali bagi laki-laki yang
diwajibkan megikuti salat jamaah di masjid, sedangkan bagi wanita tidak
diwajibkan untuk salat di masjid, dan diperbolehkan mengikuti salat jamaah di
masjid dan tetap mendapatkan pahala orang yang mengikuti salat berjamaah.
Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:
“(Ungkapan Syekh Zainuddin Al-Malibari: Salat Fardhu berjamaah di
masjid lebih utama bagi laki-laki) hal tersebut berdasarkan hadits:
salatlah kalian di rumah-rumah kalian karena salat yang paling utama
adalah salatnya seseorang di rumahnya kecuali salat fardhu……..dan
disini terdapat pengecualian bagi perempuan. Untuk perempuan salat
berjamaah lebih utama dilaksanakan di rumahnya dari pada di
masjid.”(HR. Abu Hurairah)7
Salat merupakan bentuk pengajaran bagi seorang muslim untuk
memiliki sikap disiplin. Misalnya ketika tiba waktu salat subuh manusia yang
sedang tertidur pulas harus dibangunkan untuk salat, ketika ia bangun dan
bergegas untuk mengambil air wudu disitulah kedisiplinan muncul pada
dirinya. Memiliki sikap disiplin tentulah harus adanya niat dan keistiqomahan
yang melekat pada diri, dengan begitu sikap displin akan terus mengiringi kita
dalam berbagai kegiatan. Sikap disiplin adalah suatu bentuk kegiatan dan
komitmen seseorang dalam menjalankan aturan. Sikap ini tidak muncul secara
tiba-tiba, tetapi ia harus dibangun dan dijaga.
7 Syekh Abu Bakr bin Muhammad Ad-Dimyati, I’anatut Thalibin,(ttp.tp.tt)) Juz.II., h.5
Page 19
4
Menurut para psikolog, sesorang yang membiasakan diri pada sesuatu
akan menghadapi dua hal yang bertentangan. Di satu sisi, semakin banyak
waktu yang diluangkan untuk kebiasaannya itu dan ketika semakin sering
mengulanginya, semakin mudah ia melakukannya. Karena itu, Islam sangat
menekankan pentingnya niat, ibadah takkan berubah menjadi rutinitas-
pekerjaan yang dilakukan tanpa kehendak dan kesadaran.8
Islam sebagai agama yang menghendaki umatnya memiliki sikap
disiplin atau Istiqomah, hal ini dijelaskan pada hadist Rasulullah SAW:
“Diriwayatkan dari Ibnu Umar RA aku berkata (bertanya)” Ya
Rasulullah di dalam Islam ada sebuah perkataan yang tidak akan
bertanya kecuali kepada mu” Rasulullah menjawab “Katakanlah aku
beriman kepada Allah SWT kemudian kamu bistiqomahkan”(HR.
Muslim)9
Umat muslim didorong untuk melakukan salat bersama di masjid. Salat
bersama ini selain memiliki aspek spiritual, juga memiliki aspek sosial, di
mana umat muslim dapat bekumpul bersama-sama membahas masalah yang
mereka hadapi.10
Cara terbaik untuk menguatkan hati dan jiwa adalah dengan mengerjakan
salat malam, yang disebut tahajud. Dalam Al-Quran terdapat anjuran khusus
8 Op.cit., h.103-104
9 Imam Muslim, Shahih Muslim, (Al-Azhar: Jumhur Al-Arabiah,tt), juz. I.,h. 35
10 Aliah B. Purwakania Hasan, Pengantar Psikologi Kesehatan Islam, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2008), h., 126
Page 20
5
untuk menjalankan salat ini, Rasulullah pun tidak pernah meninggalkan salat
ini.11
Sebagaimana yang ditemukan di berbagai pondok pesantren yang
mewajibkan para santri untuk salat berjamaah dengan kiyai-nya. Sistem
pondok pesantren dalam beribadah sangatlah ketat. Salah satu ciri pondok
pesantren memiliki peraturaan-peraturan yang telah disepakati oleh para
Ustadz untuk ditaati oleh santri. Adanya peraturan di pondok pesantren untuk
melatih santri dalam sikap disiplin.
Namun kenyataanya meskipun ada peraturan yang berlaku di pondok,
ada saja santri yang masih melanggar peraturan tersebut. Seperti pada kegiatan
salat malam, di mana salat malam ini santri dibangunkan di malam hari.
Meskipun begitu ada saja santri yang malas untuk bangun karena merasa
tidurnya terganggu dan bagi mereka yang tidak mengikuti salat akan diberikan
sanksi berupa materi sebesar Rp. 5000., dihitung dalam 1x tidak mengikuti
salat malam. Menurut penulis, pemberian sanksi ini tidak etis diberikan kepada
santri, karena bagi mereka yang memiliki uang lebih mampu membayar terus
menerus denda tersebut dan bagi yang tidak memiliki uang akan memberatkan
mereka dan merasa menjadi tiak ihlas dalam menjalani hukuman. Alangkah
baiknya jika sanksi yang diberikan yang mendidik santri tersebut agar tidak
mengulanginya lagi.
Salah satu faktor untuk memiliki sikap disiplin yaitu dengan adanya
dorongan dari orang-orang sekitar, contohnya pada Kiyai pondok Pesantren
11
Abulhasan Ali, Op.cit., h.75
Page 21
6
yang selalu tepat waktu datang ke masjid untuk salat berjamaah mampu
memberikan pengajaran disiplin kepada santrinya.
Kemampuan seorang pendidik/Ustadz merupakan faktor yang sangat
menentukan demi tercapainya suatu tujuan pendidikan, oleh karena itu,
program pengajaran yang telah dicanangkan guru harus sejalan sesuai dengan
tujuan yang ditetapkan sebelumnya, jika seorang guru memiliki jiwa dinamis,
bertanggung jawab dan disiplin terhadap tugasnya, maka tujuan pendidikan
yang direncanakan akan mudah diraih, dan tidak kalah pentingnya mencapai
tujuan pendidikan adalah sikap disiplin baik dari pendidik dan peserta didik.12
Kedisiplinan santri merupakan faktor penting dalam mendukung
keberhasilan pendidikan. Menanamkan kedisiplinan kepada para peserta didik
bukanlah sesuatu hal yang mudah. Kesemuanya diperlukan motivasi dan juga
dukungan dari setiap materi pelajaran yang berhubungan dengan kedisipilan
santri.
Salat fardu berjamaah menjadi kegiatan yang wajib. Hampir 99% Pondok
pesantren mewajibkan salat fardu berjamaah. Namun tidak semua pondok
pesantren mewajibkan salat-salat sunah lainnya dalam berjamaah. Seperti salat
Dhuha maupun salat malam (Tahajud). Misalnya di pondok pesantren Al-
Hidayah Jakarta salat tahajud menjadi kewajiban bagi santri. Dahulu penulis
menjadi salah satu bagian dari pesantren tersebut. Penulis menetap selama 2
tahun. Sebelum pergantian kepengurusan, pondok pesantren tersebut tidak
menjadikan salat malam berjamaah sebagai kegiatan rutin, tapi selang tahun
12
Syamsul Nizar, Pengantar Dasar-dasar Pemikiran Pendidikan Islam (Jakata: Gaya
Media Pratama, 2001)h.6
Page 22
7
belakang ini kegiatan salat malam menjadi kegiatan yag wajib, dan jika tidak
melaksanakan akan mendapatkan sanksi. Harus kita ketahui salat malam
adalah suatu keistimewaan bagi hamba Allah untuk meminta. Di pondok
pesantren tersebut mewajibkan santri untuk salat berjamaah, guna mendidik
kedisiplinan santri dalam mentaati peraturan.
Penulis ingin melihat dampak positif yang ada terlebih lagi dalam
kedisiplinan santri dalam menaati peraturan. Apakah santri menjalankan salat
malam berjamaah sesuai dengan niat dalam hati atau takut mendapatkan ta’zir
(sanksi) yang diberikan pengurus keamanan saja?. Disinilah perlunya
keistiqomahan dan kedisiplinan santri. Dapat ditemukan bahwa santri
mengikuti salat malam berjamaah hanyalah karena takut akan taziran yang
berikan pengurus atau hanya menjalani formalitas semata. Dengan begitu
maka santri akan dengan sendirinya melakukan kedisplinan tanpa harus
dipaksa atau disuruh-suruh dan juga dapat merasakan manfaat kedisiplinan
baik dalam melakukan kegiatan aktivitas di Asrama maupun di Sekolah
maupun kegiatan sehari-hari.
Dari latar belakang tersebut yang penulis tuturkan di atas, maka penulis
tertarik untuk mendalami masalah ini lebih jauh lagi dalam bentuk penelitian
dengan judul “Pengaruh Salat Malam Berjamaah Terhadap Kedisiplinan
Santri Studi Kasus di Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta
Barat”. Agar bisa menjelaskan adanya pengaruh atau tidak bagi santri yang
telah mengerjakan salat malam berjamaah dapat mempengaruhi sikap disiplin
pada setiap kegiatan yang dijalani.
Page 23
8
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengdientifikasi masalah
sebagai berikut:
1. Pelaksanaan salat malam berjamaah di Pondok Pesantren Al-Hidayah
Basmol Jakarta.
2. Kesadaran santri untuk melaksanakan salat malam berjamaah
3. Kedisiplinan santri di Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta.
4. Pengaruh salat malam berjamaah bagi santri di Pondok Pesantren Al-
Hidayah Basmol Jakarta.
5. Kurangnya ketegasan bagi pengurus dalam memberikan sanksi.
C. Pembatasan Masalah
Dari beberapa permasalahan yang telah dijelaskan, penulis membatasi
permasalahan pada:
1. Pelaksanaan salat malam berjamaah di Pondok Pesantren Al-Hidayah
Basmol Jakarta.
2. Kedisipilinan santri di Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta.
3. Pengaruh salat malam berjamaah di Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol
Jakarta.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, penulis membuat rumusan
masalah dalam penelitian ini yaitu “Sejauh mana kegiatan salat malam
berjamaah mempengaruhi kedisiplinan santri di Pondok pesantren Al-Hidayah
Basmol Jakarta Barat?”
Page 24
9
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan batasan dan rumusan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai
peneliti adalah:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan salat malam berjamaah di Pondok
Pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta.
2. Untuk mengetahui kedisiplinan santri di Pondok Pesantren Al-Hidayah
Basmol Jakarta.
3. Untuk mengetahui pengaruh salat malam berjamaah di Pondok Pesantren
Al-Hidayah Basmol Jakarta.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian Ilmu yang
tetap di pondok pesantren dari pengaruh salat malam berjamaah
terhadap pembentukan sikap disiplin.
b. Untuk menambah referensi, khususnya bagi masyarakat yang membaca
penulisan skripsi ini.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Peneliti ini menjadi pengalaman sebagai masukan sekaligus sebagai
pengetahuan dalam mengetahui tingkat kedisiplinan santri dalam
mengikuti kegiatan salat malam berjamaah.
b. Bagi Lembaga
Meningkatkan kualitas peraturan dan sanksi dalam mengikuti kegiatan
salat malam berjamaah.
Page 25
10
c. Bagi Santri
Dapat menambah pengetahuan santri dalam meningkatkan kualitas
kedisiplinan mengikuti kegiatan salat malam berjamaah. Manfaat bagi
pendidikan, melalui penelitian diharapkan dapat menjadi renungan
bagi pihak-pihak yang bertanggung jawab dengan pelaksana, agar
dapat menyuguhkan pendidikan yang lebih berkualitas.
d. Bagi Masyarakat
Dapat memberikan ilmu pengetahuan yang tidak bisa didapatkan oleh
semua orang, bahwa salat malam memiliki keistimewaan yang baik
bahkan dapat kita rasakan manfaat dari pelaksanaan salat malam
tersebut.
Page 26
11
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Hakikat Salat
1. Pengertian dan Kaifiat Salat
Salat secara bahasa berarti doa.1 Secara istilah, salat diartikan
sebagai pernyataan bakti dan memuliakan Allah dengan gerakan-gerakan
badan dan perkataan-perkataan tertentu dimulai dengan takbir dan
diakhiri dengan taslim (salam) dan dilakukan di waktu-waktu tertentu
setelah memenuhi syarat-syarat tertentu.2 Sedangkan arti Salat menurut
syara‟ adalah beberapa ucapan dan beberapa perbuatan yang dimulai
dengan takbir dan menuntut syarat-syarat yang ditentukan.3
Salat sebagai sarana bermunajat dan menghadap pada sang Khalik,
merupakan bentuk dialog antara hamba dan Tuhan. Maka sangat
disayangkan jika ada seorang hamba yang enggan melaksanakan
kewajiban ini dengan alasan masih banyak melakukan dosa. Tetapi
sebenarnya, salat tidak sekedar berfungsi sebagai dialog saja, yang
mengharuskan kesucian hati dan amal hamba, tetapi juga merupakan
sarana yang diberikan oleh Allah SWT. kepada hamba-hamba-Nya yang
ingin menghapus dosa-dosanya. Hal ini disampaikan oleh Allah SWT.
dalam firman-Nya, surat al-Ankabut (29) ayat 45:
1 Syaikh Hasan Ayyub, Fikih Ibadah, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2004), Cet. I, h. 115
2 Ahmad Thib Raya, Siti Musdah Mulia, Menyelami Seluk-beluk Ibadah dalam Islam,
(Jakarta: Kencana, 2003), h. 174
3 H. M. Ardani, Fikih Ibadah Praktis, (Jakarta: PT Mitra Cahaya Utama, 2008), Cet. I, h. 85-
88
Page 27
12
“Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan
mungkar4”
Salat adalah tempat segala pengaduan dan menghaturkan segala
kejujuran yang tidak terungkap pada manusia. Penyesalan atas dosa yang
telah dilakukan, tidaklah mampu melunakkan hati untuk kembali suci,
jika tidak dibarengi ketundukan yang penuh.
Menurut Al-Azhari, sebagaimana yang dikutip doleh Sudirman
Tebba mengatakan bahwa: salat adalah seluzum-luzumnya (setetap-
tetapnya, sekekal-kekalnya) apa yang difardhukan oleh Allah kepada
manusia. Salat adalah sebesar-besarnya kewajiban yang diperintahkan
untuk dikerjakan dengan tetap, kekal, terus-menerus dan kontinyu.5
Menurut A. Fazlur Rahman, sebagaimana yang dikutip oleh
Sudirman Tebba mengatakan bahwa salat merupakan salah satu
bentuk ibadah sebagai wujud kepercayaan dan ketundukan
seseorang terhadap Tuhan, sang Pencipta Yang Maha Kuasa yang
menyediakan sumber daya dan sarana hidup bagi makhluk-Nya,
melalui ibadah kepada-Nya manusia dapat memperoleh keagungan
dan kesempurnaan yang hakiki.6
Salat juga merupakan bentuk dari zikir, sehingga seseorang yang
beriman mengalami pencerahan spiritual atas jiwanya dalam salat. Ia
merasakan kehadiran dalam Tuhan dalam salat dan hal ini membantunya
untuk menyucikan jiwa dan raganya dari seluruh kotoran dan kejahatan.7
Sebagaimana firman Allah SWT. dalam surat At-Taubah ayat 103:
4Bachtiar Surin (penyusun), Terjemah dan Tafsir al-Qur‟an;Huruf Arab dan Latin,
(Bandung: Fa. Sumatra, 1980), Cet. VIII, h.885. 5Sudirman Tebba, Nikmatnya Salat Jamaah, (Jakarta: Pustaka irvan, 2008), Cet. I, h.13
6Ibid, h.13
7 _____________, Nikmatnya salat yang khsusyuk, (Jakarta: Pustaka Irvan, 2008), h. 81
Page 28
13
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu
kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan berdoalah untuk
mereka, karena sesungguhnya doamu itu akan menjadi ketentraman
jiwa bagi mereka.”8
Beberapa pengertian salat diatas lebih mendefinisikan pada
pengertian doa, padahal pengertian salat itu banyak artinya. Seperti yang
dikemukakan oleh fuqaha yang mendefiniskan salat sebagai beberapa
ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir, disudahi dengan
salam yang dengannya kita beribadah kepada Allah menurut syarat-
syarat yang telah ditentukan.9
Dalam bukunya, Sudirman Tebba, menjelaskan bahwa salat itu
merupakan tanda keislaman seseorang. Barangsiapa melakukan salatnya
dengan khusyuk, mengerjakannya tepat pada waktunya serta
memperhatikan rukun dan sunnahnya, maka pastilah ia orang mukmin.10
Salat itu diperintahkan bagi orang mukmin, jikalau kita ingin
mengetahui ciri-ciri orang mukmin maka salah satunya adalah dia
menjalankan salat yang diperintahkan Allah dengan mengikuti segala
rukun dan sunnahnya.
Definisi salat menurut ulama hakikat, bahwa salat ialah
menghadapkan jiwa kepada Allah yang mendatangkan rasa takut kepada-
8 Syaikh Hasan Ayyub, Op.cit,. h. 115
9 Op. cit., h. 12
10
Sudirman Tebba, Nikmatnya Salat, (Jakarta: Pustaka irVan, 2008), Cet. I, h. 51
Page 29
14
Nya serta menumbuhkan dalam jiwa rasa keagungan, kebesaran dan
kesempurnaan kekuatan-Nya.11
Dari penjelasan salat di atas, dapat disimpulakan bahwa salat
adalah berdoa, meminta segalanya kepada Allah SWT. Salat diwajibkan
bagi seluruh umat muslim di dunia, dengan cara tersebut terlepas dari
segala beban yang ada. Salat dilakukan bagi mereka umat muslim yang
sudah baligh dan berakal sehat. Salat harus dilakukan dengan niat dari
setiap individu, niat seseorang dalam melakukan salat adalah dimulai
dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam.
Terlepas dari pengertian salat, salat memiliki cara-cara yang sudah
diatur oleh Allah untuk makhluknya dalam melaksanakan salat. Disetiap
gerakan yang Allah atur mempunyai arti tersendiri. Dari pengertian salat
yang mengatakan bahwa salat itu di awali dengan takbiratul ihram dan di
akhiri dengan salam. Itu akan di jelaskan pada bagian kaifiat salat, guna
memperindah gerakan salat dibuatlah beberapa gerakan.
Salat diperintahkan terus-menerus melalui Al-Quran. Pertama kali,
umat Islam menghadap Jerussalam selama salat, namun sewaktu Nabi
Muhammad hidup. Terdapat perintah untuk menghadap Ka‟bah.12
Sesuai
dengan Firman Allah SWT Surat: Al-Baqarah: 144
ۥ
11 Loc. cit., h. 12
12
Aliah B. Purwakania Hasan, Pengantar Psikologi Kesehatan Islami, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2008), h. 126
Page 30
15
“Kami melihat wajahmu (Muhmmad) sering mengadah ke langit, maka
akan kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau senangi. Maka
hadapkanlah wajahmu kea rah masjidil haram, dan dimana saja engkau
berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Dan sesungguhnya orang-
orang yang diberi kitab (Taurat dan Injil) tahu, bahwa pemindahan
kiblat adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Dan Allah tidak lengah
terhadap apa yang mereka kerjakan.” (QS: AL-baqarah: 144)13
Kewajiban melakukan salat lima kali sehari juga dapat dipandang
sebagai bentuk praktis dari olahraga. Keseluruhan gerakan dalam salat
bersifat tenang, berulang-ulang dan melibatkan semua otot dan
persendian. Kelompok otot yang berbeda di aktifkan selama salat. Panas
atau kalori yang dikeluarkan secara teratur dapat menjaga keseimbangan
energi.14
Adapun tata-tata cara salat adalah sebagai berikut:
a. Bersuci
Sebelum melaksanakan salat terlebih dahulu harus bersuci yaitu
membersihkan segala kotoran yang ada ditubuh kita agar salat yang
dilakukan menjadi sah, bersuci ini yang disebut dengan berwudhu.
Wudhu artinya menggunakan air untuk anggota badan yang
ditentukan dengan di mulai niat.15
b. Menghadap kiblat
Setelah berwudu bersiaplah untuk melaksanakan salat dengan
menghadap kiblat, yakni kiblatnya orang muslim di tanah air adalah
Ka‟bah yang bertempat di Masjidil Haram. Menghadap ke arah yang
13
Al- Quran dan Terjemahan, Surat Al-Baqarah: 144
14
Ibid., h. 131
15
H.M. Masykuri Abdurrahman, Kaifiyah dan Hikmah Salat Versi Kitab Salaf, (Sidogiri:
Pustaka Sidogiri, 2006), Cet. VII, h. 15
Page 31
16
sama itu adalah simbol persatuan, bahwa umat Muslim harus
bersatu, bersaudara dan tolong-menolong.16
c. Berdiri Lurus
Orang yang hendak mengerjakan salat harus menghadap Ka‟bah
dalam posisi berdiri.17
Sesuai dengan firman Allah surat Al-Baqarah
ayat 238-239:
“Peliharalah semua salat (mu), dan (peliharalah) salat wustha.
Berdirilah untuk Allah (dalam salatmu) dengan khusyu'. Jika kamu
dalam keadaan takut (bahaya), Maka salatlah sambil berjalan
atau berkendaraan. Kemudian apabila kamu telah aman, maka
sebutlah Allah (salatlah), sebagaimana Allah telah mengajarkan
kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.”
d. Niat
Sebagaimana ibadah lainnya salat juga tidak sah bila tidak disertai
dengan niat. Mengenai hal ini terdapat kesepakatan (ijma) ulama,
walaupun ada perbedaan dalam menempatkannya sebagai rukun atau
syarat dalil nash yang dikemukakan untuk ini.18
e. Takbiratul Ihram
Niat mengerjakan salat selalu diiringi dengan takbir yang biasa
dengan takbiratul ihram, yaitu menyebut “Allahu Akbar”.19
16 Sudirman Tebba, op.cit., h. 43
17
Ibid, h. 44
18
Lahmuddin Nasution, Fiqih 1, (Jakarta: Pustaka, 2001), h. 67
19
Sudirman Tebba, Op.cit., h. 51
Page 32
17
f. Membaca Al-Fatihah
Membaca surat alfatihah termasuk rukun, karena berlandaskan Hadis
Bukhari Muslim yang berbunyi:
“Salat tidak sah bagi orang yang tidak membaca surat AlFatihah”.20
g. Rukuk
Setelah membaca Surat Al-Fatihah dan ayat-ayat Al-Quran yang lain
dalam salat Rasulullah diam sejenak, kemudian beliau mengangkat
tangan seperti melakukan takbiratul ihram. Setelah itu beliau
membaca takbir, lalu beliau pun rukuk.21
h. I‟tidal
I‟tidal yang wajib ialah kembali setelah rukuk kepada keadaan
semula sebelum rukuk. Ketika bangkit dari rukuk wajiblah ia hanya
bertujuan I‟tidal.22
i. Sujud
Sabda Rasulullah SAW:
اثم السجود تطمئن سبجذ
“kemudian sujudlah sehingga engkau tuma‟ninah dalam keadaan
sujud”23
Sekurang-kurangnya sujud ialah meletakkan dahi ke lantai
disertai tekanan bobotnya.24
20 Abi Abdillah Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Matan Bukhari Bihasiyatis Sanady,
(Indonesia, Haramain:tt)., h.138
21
Sudirman Tebba, Loc. cit., h. 57
22
Ahmad Isa Asyur, Al-Fiqhul Muyassar, (Jakarta: Pustaka Amani, 1994), h. 82 23
Sayyid Alawi bin Sayyid Abbas Al-Maliki, Fathul Qarib Mujib „Ala Tahzib At-Targhib wa
At-Tarhib, (Darul Qutuk, Beirut: Libanon, 1891)., h. 44
Page 33
18
j. Tasyahud Akhir
Duduk terakhir dan membaca tasyahud di dalamnya serta membaca
shalawat atas Nabi Muhammad SAW. Yang dimaksud,25
ada
tasyahud awal dan ada tasyahud akhir. Pada tasyahud akhir cara
duduknya adalah tawarruk, yaitu meletakkan paha kaki kanan
berhimpit dengan betis kaki kanannya yang ujung jarinya
ditegakkan. Sedang kaki kiri diletakkan di antara betis dan ujung
kaki kanan yang ditegakkan. Ujung kaki kiri menyembul keluar dari
kaki kanannya.26
k. Salam
Setelah membaca tasyahud akhir orang yang mengerjakan salat
mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri. Pernyataan salam ini
ditunjukkan kepada dua malaikat pencatat amal yang masing-masing
duduk seimbang di atas pundak, mencatat segala amal perbuatan
baik dan buruk.27
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa gerakan-gerakan
salat tersebut telah dilakukan oleh Rasulullah SAW. ketika mi‟raj, dan
kita diperintahkan untuk mengikutinya, sebagaimana sabda Nabi
Muhammad SAW:
صلوا كمبرأيتموني اصلي )البخبري(
“Salatlah kaliam sebagaimana kalian melihatku salat”. (HR. Bukhori)28
24 Lahmuddin Nasution, Op.cit., h. 73
25
Ahmad Isa Asyur, Op.cit., h. 83
26
Sudirman Tebba, Op.cit., h. 74
27
Ibid, h. 75 28
Imam Bukhari, Shaheh Bukhari, (Beirut Lebanon: Darul Kutub Al-Islamiyahtt), Juz IV,
h.136
Page 34
19
Islam itu mudah, dan Allah memberikan gerakan-gerakan ini juga
memberikan manfaat kepada orang yang sakit bahwa gerakan mulai dari
mengangkat tangan, menurunkan bahu dan lainnya adalah bentuk
olahraga dalam menyehatkan sel-sel yang ada dalam tubuh kita.
2. Keutamaan Salat
Banyak keutamaan dalam melaksanakan salat, diantaranya agar
terhindar diri kita dari api neraka. Maka dari itu siapa orang yang takut
akan api neraka maka laksanakanlah salat, itu juga dijadikan motivasi
agar mereka ingin menjalankan perintah Allah.
Mengenai keutaman salat, Nabi Muhammad bersabda:
“Barangsiapa yang memelihara salat, maka salat itu baginya menjadi
sinar, petunjuk dan jalan keselamatan pada hari kiamat, dan
barangsiapa yang tidak memelihara salatnya, maka salat itu tidak akan
menjadi cahaya, petunjuk dan keselamatan baginya.”29
Hadits lain yang mengatakan keutamaan salat ialah:
“Ikatan yang membedakan antara kita (orang Muslim) dan mereka
(orang kafir) adalah salat, siapa yang meninggalkannya maka telah
kafir”. (HR. Ahmad, Abu Daud, an-Nasai, dan Ibnu Majah, dll)30
Selain dari penjelasan diatas mengenai keutamaan salat yang
diangkat dari hadits nabi, ada beberapa macam keutamaan salat yang
dikutip dari buku “Salat Hikmah, Syariat & Wirid-wiridnya”, bahwa
29 Sudirman Tebba, op.cit., h.50
30
Ahmad bin Abdurrahman Al-Bana, Al-Fathu Ar-Rabbani Li Tartil Musnad Al-Imam Ahmad
bin Hambal As-Syaibani, (Beirut: Darul Qutub,tt)., h. 318
Page 35
20
keutamaan salat terbagi pada: (a) Perintah pertama yang diwajibkan
Allah atas umatku adalah salat dan pertama kali akan dihisab pada hari
kiamat adalah salat. (b) salat adalah tiang agama, (c) salat adalah
cahaya orang-orang yang beriman, (d) selama seseorang menjaga
salatnya, maka perhatian Allah selalu tercurah kepadanya. Tetapi jika ia
melalaikan salatnya, maka perhatian Allah akan terlepas darinya, (e)
amal yang paling disukai Allah adalah salat tepat pada waktunya.31
Ketuamaan salat sangatlah penting diketahui bagi orang yang
mempercayai dengan adanya Tuhan, terlebih lagi bagi mereka yang
masih awam, karena Allah telah menjanjikan bagi mereka yang
menjaga salatnya akan Allah selamatkan dari api neraka dan
menjadikan motivasi agar disiplin dan taat dalam menjalankan salat.
3. Pengertian Salat Sunah
Salat tatawwu‟ adalah salat yang dianjurkan kepada orang mukallaf
untuk mengerjakannya sebagai tambahan bagi salat fardhu, tetapi tidak
diharuskan. Ia di syariatkan untuk menambal kekurangan yang mungkin
terjadi pada salat-salat fardhu di samping karena salat itu mengandung
keutamaan yang tidak terdapat pada ibadah-ibadah lain.32
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud disebutkan
bahwa salat-salat sunnah disyariatkan, agar menjadi penyempurna bagi
31 Sudirman Tebba, Loc.cit., h. 51-52
32
Abdul Qadir Ar-Rahbawi, Salat Empat Mazhab, (Jakarta: PT Pustaka Litera Antarnusa,
1995), Cet. II, h. 272
Page 36
21
kekurangan-kekurangan yang mungkin terjadi ketika melaksanakan salat-
salat fardhu.33
Rasulullah SAW, telah mensunahkan untuk mengerjakan beberapa
akad sebelum dan sesudah salat wajib. Rasulullah tidak pernah
meninggalkan salat sunah ini meskipun dalam keadaan darurat. Salat
sunah ini menyempurnakan kekurangan yang terdapat pada salat wajib.34
Dari beberapa penjelasan di atas mengenai pengertian salat sunnah,
bahwa salat sunnah merupakan pekerjaan yang biasa dilakukan
Rasulullah dalam hal apapun, sekalipun dalam keadaan darurat.
Meskipun salat sunnah tidak diwajibkan, hanya saja salat sunnah sebagai
penyempurna dari kekurangan dalam salat wajib.
Tiap-tiap melakukan salat sunnah memilki tujuan nya masing-
masing, seperti contoh, kita menginginkan suatu harapan, kita
melaksanakan salat hajat, meminta rezeki melakukan salat dhuha dll.
4. Pengertian Salat Berjamaah
Salat berjamaah adalah salat bersama, minimal dua orang yakni
imam dan makmum. Salat yang disunnahkan berjamaah adalah salat
fardhu yang lima, salat dua hari raya, salat istisqo‟, salat gerhana
matahari, salat jenazah, salat tarawih dan salat witir di bulan
Ramadhan.35
33 Muhammad Bagir Al-Habsyi, Fikih Praktis, (Bandung: Mizan, 2001), h. 159
34
Abulhasan Ali, Op.cit., h. 71
35
Firdaus Wajdi dan Saira Rahmani, Buku pintar Salat wajib dan sunnah, (Jakarta: Zaman,
2006), h. 95
Page 37
22
Disebut jamaah, karena ijtima‟nya (berkumpulnya) orang-orang
untuk melakukan salat dalam satu waktu dan tempat. Bila berbeda
keduanya (waktu dan tempat) atau salah satunya, maka tidak disebut
jamaah. Karena itu, salat mengikuti imam melalui radio atau televisi
tidak sah, karena yang demikian itu bukan salat jamaah.36
Salat jamaah adalah pendidikan untuk semua kehidupan. Maka
barangsiapa yang tidak bisa melaksanakan hal ini secara baik, ia tidak
akan melaksanakan pekerjaan duniawi dan ukhrawi dengan baik.37
Sedangkan menurut Abu Zahra‟ salat berjamaah adalah salat
bersama-sama yang dipimpin seorang imam salat yang adil. Imam salat
yang adil itu adalah orang yang saleh38
. Menurut Shalih salat berjamaah
adalah keterikatan antara salat seorang makmum dan salat seorang imam
dengan syarat-syarat tertentu.39
Dari beberapa pendapat diatas mengenai arti salat berjamaah adalah
salat jamaah adalah salat yang dilakukan bersama-sama yang dipimpin
oleh imam, dan makmum mengikuti gerakan imam dengan syarat-syarat
tertentu. Salat berjamaah menjadi wajib bagi kaum laki-laki untuk
melaksanakannya di masjid, sedangkan bagi kaum wanita salat jamaah
tidaklah diwajibkan. Dalam salat berjamaah Allah melipatgandkan
36
Aan Anwariyah, Et.all., Taudhih Al-Ahkam Min Bulugh Al-Maram, (Jakarta: Pustaka
Azzam, 2010), h. 458
37
Abulhasan Ali, Op.cit., h. 63
38
Abu Zahra, Sholat Nabi SAW, (Bandung: Penerbit Kota Ilmu, 2001), h. 100
39
Shalih bin Ghanim as-Sadlan, Fiqih Salat Berjamaah, (Jakarta: Pustaka As-Sunnah, 2006),
h. 28
Page 38
23
pahala yang diperoleh sebanyak 27 derajat dibanding dengan salat
seorang diri.
Adapun keutamaan salat berjamaah lainnya adalah :
a) Hadist Ibnu Umar:
“Salat jamaah lebih utama atas shalat munfarid dengan selisih 27
derajat”.(HR. Bukhori dan Muslim)40
b) Hadits riwayat Abu Said Al-Khudri:
“Salat berjamaah setara dengan dua puluh lima salat. jika ia
mengerjakannya di tempat terbuka dan ia menyemprunakan ruku‟
dan sujudnya maka setara dengn lima puluh salat.” (HR. Bukhari,
Ibnu Majah, Abu Daud dan Ahmad)41
c) Hadits Riwayat Utsman bin Affan bahwa Rasulullah SAW. bersabda:
“Barangsiapa berwudhu dengan sempurna untuk mengerjakan
salat, kemudian ia berjalan menuju tempat pelaksanaan salat fardhu,
kemudian ia mengerjakannya bersama orang banyak, bersama
jamaah atau di masjid maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya.”
(HR Bukhori dan Muslim) 42
40
K.H. Bisri Mustofa, Sullamul Afham terjemah Bulughul Maram Juz 1-2, (Rembang:
Menara Kudus, 1957), h.29 41
Imam Muslim, Shahih Muslim, (Al-Azhar: Jumhur Al-Arabiah,tt), juz. I.,h. 122 42
——————, Shahih Muslim.(Beirut: Darul Kutub,tt) juz I., h.232
Page 39
24
d) Hadits Riwayat Bukhori:
“Sesungguhnya orang yang mendapatkan pahala salat paling besar adalah
orang yang berjalan kaki paling jauh, kemudian orang yang berjalan kaki lebih
jauh lagi, dan orang yang menunggu salat supaya ia bisa melakukannya bersama
imam, itu pahalanya lebih besar daripada orang yang salat lalu tidur.”(HR.
Bukhori)43
Dari bebrapa penjelasan hadits di atas mengenai keutamaan seorang
muslim yang menjalankan salat berjamaah adalah mendapatkan pahala
yang berlipat dari pada salat sendiri yakni 27 derajat. Salat berjamaah
yang dilakukan bersama-sama di masjid juga mendapat penjelasan dari
hadis diatas bahwa salat yang dilakukan di masjid secara bersama-sama
Allah jaminkan surga untuknya. alangkah bahagianya bagi mereka yang
mengetahui keutamaan-keutamaan dalam salat berjamaah tersebut.
5. Manfaat Salat Berjamaah
Di dalam ajaran Islam salat dapat mencegah manusia untuk
melakukan perbuatan-perbuatan yang terlarang, terlarang bagi orang lain
maupun bagi dirinya sendiri. Sebab, dengan mendirikan salat dapat
menjauhkan kita dari perbuatan keji dan munkar. Hal tersebut sesuai
dengan firman Allah dalam surat Al-Ankabut ayat 45:
43 Al-Imam An-Nawawi, Al- Mu‟jamul Ausath, (Beirut: Darul Kutub,tt) h. 54
Page 40
25
“ Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al
Quran) dan dirikanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari
(perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat
Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang
lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”. 44
Sedemikian besar keutamaan salat jamaah, dibanding salat
sendirian, tentu ada hikmah dan makna yang tersirat dibalik keutamaan
yang dinyatakan Rasulullah SAW.Nikmatnya salat akan lebih terasa kalau
orang yang mengerjakan ibadah ini menghayati manfaatnya.45
Disini akan
dibahas mengenai hikmah atau manfaat salat.
a. Jika ditinjau dari segi kejiwaan, maka salat berjamaah itu dapat
membantu konsentrasi pikiran. Di samping itu setiap pekerjaan
yang dilakukan dengan bersama-sama akan menambah semangat
orang yang melakukannya, seperti timbulnya perasaan bahwa yang
dikerjakan itu penting, sehingga dorongan untuk mengerjakannya
meningkat.
b. Anak-anak yang dapat melakukan salat berjamaah, akan mendapat
pengalaman melalui contoh bacaan imam.
c. Salat berjamaah juga membawa dampak yang positif bagi remaja,
karena suasana keagamaan yang terjadi dalam setiap kali salat
berjamaah dilaksanakan, menimbulkan rasa akrab dengan seluruh
anggota keluarga.
44 Departemen Agama, Al-Quran dan Terjemahannya, h. 566
45 Sudirman Tebba, Op.cit., h. 50
Page 41
26
d. Manfaat lainnya dari salat jamaah juga mampu memberikan
pengajaran kepada Imam dalam berlaku disiplin dan jujur terhadap
jamaah.46
e. Menumbuhkan rasa persaudaraan diantara para jamaah. Pertemuan
sukarela itu memberikan masyarakat muslim kecepatan untuk
bertindak pada saat-saat darurat. Mereka berkumpul pada saat
panggilan salat dikumandangkan. Dengan itu pertemuanlah yang
menyatukan mereka dengan tujuan yang sama untuk mematuhi
perintah Tuhan.47
f. Doanya tidak ditolak. Ada waktu dimana doa yang tidak ditolak
antara azan dan iqomat. Faktor yang menyebabkan kita
menggunakan waktu yang berharga tersebut untuk berdoa
diantaranya adalah salat berjamaah. Sebab pada umunya, orang
yang datang ke masjid sebelum iqamat selalu menyibukkan diri
dengan zikir dan doa.48
g. Rasulullah sangat memperhatikan lurusnya shaf-shaf salat, karena
hal ini merupakan sarana utama untuk terwujudnya faedah
berjamaah. Shaf salat yang benar seumpama bangunan yang
kokoh.49
46
Zakiah Darajat, op.cit., Cet.ke. VII, h. 87-88 47
Sudirman Tebba,op.cit. h.117 48
Abu Abdillah Musnid Al-Qathani, 40 Manfaat Salat Berjamaah, (Jakarta: Yayasan Al-
Sofwa, 1997) Cet.I., h. 64 49
Abulhasan Ali, Op.cit., h.63
Page 42
27
Dari beberapa penjelasan mengenai keutamaan salat berjamaah,
dapat disimpulkan bahwa setiap perbuatan yang baik akan menimbulkan
manfaat yang tidak merugikan setiap orang. Salah satunya adalah kegiatan
salat berjamaah yang dilakukan bersama-sama di masjid. Dari beberapa
penjelasan mengenai manfaat yang terjadi bila kita menjalankan salat
berjamaah salah satunya adalah mempererta tali persaudaraan antar
ummat. Dimana Allah menjaminkan surga bagi mereka yang terus
menjaga tali silaturrahmi hambanya. Dengan ini yang hanya bertemu satu
orang, di masjid ia akan lebih banyak bertemu dengan orang yang belum
dikenalinya hingga persaudaraan itu terus berjalan. Manfaat itu sendiri
akan dirasakan bagi mereka yang bersungguh-sungguh menjalankan salat
berjamaah tersebut.
B. Hakikat Disiplin
1. Pengertian Disiplin
Istilah disiplin berasal dari bahasa latin “Discere” yang berarti
berawal dari kita, dasar ini timbul kata “displus” yang artinya murid adalah
pelajaran, dan kata “dispiclina” yang artinya latihan.50
Mendikbud
menambahlan arti disiplin dengan pendidikan kesopanan dan kerohanian
serta pengemangan tabiat.51
50
Neiny Rachmaningsih, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMU Kelas
2, (Bandung: Srafindo Media Prtama, 1997) h. 58
51
Markijot, Manajeen Kepegawaian Personal Manajemen, (Bandung: Alumni, 1987) h. 195
Page 43
28
Kata disiplin sering digunakan dalam dunia pendidikan. Kata disiplin
menggambarkan sifat positif yakni tingkah laku yang dikehendaki atau
patut.
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (1999), kata „disiplin‟
mempunyai tiga arti, dua diantaranya tata tertib, ketaatan (kepatuhan) pada
peraturan (tata tertib dsb). Sebagai istilah pendidikan,kata „disiplin‟
pengertiannya mengacu kesuasana kelas waktu peljaran berlangsung, seperti
murid-murid berisik, berkelahi di kelas. Masalah disiplin hakikatnya adalah
masalah tingkah laku.52
Sejalan dengan itu Drs. Peter Salim dan Yeny Salim dalam Kamus
Bahasa Indonesia Kontemporer mengartikan istilah disiplin “sebagai
kepatuhan kepada peraturan-peraturan yang telah ditetapkan,53
sehingga
dalam pembicaraan sehari-hari istilah tersebut mengikuti pola-pola tertentu
yang terarah ditetapkan terlebih dahulu.54
Pengetian yang sama juga dikemukakan oleh Prof. Komaruddin
yaitu “suatu kedaan yang menunjukkan suatu yang ditertibkan dan teratur
yang dihasilkan oleh rang-orang yang berada di bawah naungan sebuah
organisasi karena peraturan yang berlaku harus dihormati dan ditaati.55
Adapun pengertian disiplin menurut H. M Alisuf Sabri disiplin
adalah adanya kesediaan untuk mematuhi ketentuan peraturan-peraturan
yang berlaku. Kepatuhan disini bukanlah karena terpaksa, tetapi kebutuhan
atas dasar kesadaran tentang nilai dan pentingnya memathui peraturan-
52 Munandir, Ensikopedia Pendidikan, (Malang: UM-Press, 2001), Cet. I, h. 51
53
Peter Salim dan Yeny Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta:
Modern English Press, 1991), h. 345
54
Soejono Soekanto, Remaja dan Masalahnya, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), Cet. II, h. 79
55
Komaruddin, Ensiklopedia Manajemen, (Jakarta: Bumi Askara,2001), Cet. II, h. 239
Page 44
29
peraturan itu. Disiplin harus ditanamkna dan ditumbuhkan dalam diri siswa,
sehingga akhirnya rasa disiplin itu akan tumbuh dari hati sanubai siswa itu
sendiri. dengan demikian pada akhirnya disiplin itu menjadi disiplin diri
(Self Dispicliner).56
Dalam Kamus Ilmiah Populer Istilah disiplin mengandung arti yaitu
tata tertib, ketaatan kepada peraturan.57
Sedangkan dalam Kamus Saku
Bhasa Indonesia disiplin mengandung arti latihan batin dan watak supaya
menaati tata tertib; kepatuhan dan peraturan.58
Dari beberapa penjelasan tentang pengertian disiplin, dapat
disimpulkan bahwa disiplin berarti aturan-aturan yang harus di taati oleh
setiap individu. Dimana tujuan dekat dari disiplin adalah untu membuat
siswa-siswa terlatih dan terkontrol, dengan mengajarkan kepada mereka
bentuk-bentuk tingkah laku yang pantas dan tidak pantas atau masih asing
bagi mereka. munculnya sikap disiplin karena keseriusan dan kesunngguhan
dalam mentaati segala peraturan yang ada. Munculnya sikap kedisiplinan
juga tidak dari diri sendiri, namun adanya dorongan dan motivsi dari orang-
orang sekeliling, terutama bagi orang tua.
2. Perlunya Disiplin
Disiplin sangatlah penting bagi kehidupan. Karena hidup itu
merupakan peraturan yang harus dijalani. Jika tidak adanya aturan dalam
hidup bagaimana kita bisa mempertanggung jawabkan diri kita sendiri.
dengan itu perlunya disiplin supaya kehidupan kita lebih teratur dan jelas.
56 H. M. Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya: 1999), Cet. I, h. 400
57
Tim Prima Pena, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: GITAMEDIA, 2006), Cet. I, h. 92
58
Pius Abdillah dan Anwar Syarifuddin, Kamus Saku Bahasa Indonesia, (Surabaya:
Arkola,t.t), h. 89
Page 45
30
Masing-masing hal pokok ini berperan sekali dalam perkembangan
moral selama masa kanak-kanak, pokok ini akan dibahas secara terpisah.
Dalam tiap pembahasan akan diusahakan untuk menerangkan peran pokok
itu dalam perkembangan moral dan sumbangan pada perilaku moral anak.
a. Peraturan
Peraturan, sebagaimana diterangkan sebelumnya, peraturan adalah pola
yang diterapkan untuk tingkah laku. Pola tersebut mungkin ditetapkan
oang tua, guru atau teman bermain. Tujuannya adalah membekali anak
dengan pedoman perilaku yang disetujui dalam prilaku tertentu.
b. Hukuman
Hukuman berasal dari kata kerja latin, punite dan berarti menjatuhkan
hukuman pada seseorang karena suatu kesalahan, perlawanan atau
pelanggaran sebagai ganjaran atau pembalasan. Hukuman diberika
kepada seseorang yang melakukan kesalahan dengan disengaja atau
seseorang yang mengetahui bahwa perbuatan itu salah tetapi tetap
melakukannya.
c. Penghargaan
Penghargaan diberikan untuk suatu hasil yang baik. Pengarhgaan tidak
perlu berbentuk materi, tetapi dapat berupa kata-kata pujian,
senyuman, atau tepukan di punggung.
d. Konistensi
Konsistensi harus menjadi ciri semua aspek disiplin. Harus ada
konsistensi dalam peraturan yang digunakan sebagai pedoman
Page 46
31
perilaku, konsistensi dalam cara peraturan ini diajarkan dan
dipaksakan, dalam hukuman yang diberikan pada mereka yang
menyesuaikan pada standar, dan dalam pengahrgaan bagi mereka yang
menyesuaikannya.59
Disiplin sangatlah perlu dimiliki oleh setiap orang, karena sikap
tersebut yang akan selalu mengatur kegiatan yang akan kita kerjakan.
Sebelum memiliki sikap tersebut haruslah kita bekali diri kita dahulu seperti
yang telah dijelaskan di atas bahwa adanya sikap disiplin di mulai dari
adanya peraturan, ketika kita melakukan suatu kegiatan, terlebih dahulu kita
sudah menyiapkan peraturan yang terjadi ketika kita melanggar kegiatan
yang akan dikerjakan. Ketika kita sudah melanggar itu berarti kita belum
mampu menjalankan sikap disiplin. Se-sering mungkin kita melanggar
peraturan akan menyadari betapa penting nya peraturan agar kita terbiasa
tepat waktu dalam menjalankan kegiatan.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin
Dalam melaksanakan suatu disiplin terdapat suatu hambatan yang
terkadang membuat siswa-siswi tidak melaksanakan kedisiplinan atau tidak
menaati pertauran sekolah dengan baik. Kedisiplinan belajar dapat
dipengaruhi beberapa faktor antara lain:
a. Teladan Pemimpin
Dalam hal ini pemimpin dimaksud adalah kepala sekolah, dewan
guru, dan para staf lainnya. Pada dasrnya setiap orang cenderung
59 Elizabeth B Hurlock, Perkembangan Anak, (Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama, 1978), h.
84
Page 47
32
untuk mengikuti sikap dan tingkah laku pimpinan. Dalam
kepemimpian itusendiri terdapat proses saling mempengaruhi. Selain
itu kepala sekolah, dewan guru, dan staf lainnya adalah orang-orang
yang bertugas menjalankan disiplin sesuai dengan peraturan yang
dibuatnya. Sebab alah satu syarat terjadinya internalisasi nilai-nilai
adalah adanya model, maka model-model disini adalah staf
akademik, staf administrasi, dan orang-orang yang menjalankan
disiplin itu.60
Dari contoh sikap keteladan bisa diambil dari keteladan seorang
pemimpin yang perbuatannya kerap diikuti oleh bawahannya.
Teladan pemimpin ini dapat dicontohkan mulai dari kedatangan,
pembelajaran, adabberpakaian, dan lainnya. Misalnya saja seorang
kepala seklah yang sangat mengeaskan kepada siswa akan pentingnya
kehadiran di sekolah sebelum bel dibunyikan maka begitupun dengan
kepala sekolah ia juga harus berada di sekolah sebelum bel berbunyi.
Selain itu rasa segan atau wibawa juga muncul jika pimpina
mempunyai adab dan sopan santun yang baik seperti cara berpakaian
yang rapid an sopan, tutur kata yang halus dan ramah, dn saling
menghormati. Jika kepala sekolah melakukan teladan pimpinan ini
dengan baik maka bukan hanya siswa yang termotivasi untuk
melakukan hal yang sama tetapi para guru dan staf lainnya pun juga
60 Hasan Langgulung, Pendidikan dan Peradaban Islam, (Jakarta: PT. Maha Grafindo, 1985),
Cet. II, h. 160
Page 48
33
akan ikut termotivasi untuk memperlihatkan keteladan msekipun
secara bertahap.
b. Pengawasan
Pengawasan merupakan tindakan nyatayang efektif untuk
mewujudkan kedisiplina. Dengan adnya pengawasan yang konsisten
maka akan mempengaruhi juga terhadap disiplin siswa karena
tentunya siswa akan merasa selalu mendapat perhatian dan
pengarahan apabila berbuat kesalahan.
Pengawasan dapat dilakukan oleh kepala sekolah kepada para
guru dan juga siswa, pengawsan guru kepada murid, dan pengawasan
murid kepada murid linnya. Pengawasan yang dilakukan oleh kepala
sekolah kepada para guru dapat dilaksanakan dengan memperhatikan
kehadiran guru dalam melaksakan jadwal pembelajaran yang telah
ditetapkan, memperhatikan adab berpakaian dan tutur kata yang baik.
Pengawasan yang dilakukan kepada siswa dapat dilaksanakan dengan
mengawasi langsung kebersihan kelas, kerapihan berpakaian siswa
dan lain sebagainya. Sedanngkan pengawasan murud terhadap murid
lainnya dapat dilakukan dengan cara melaksanakan pemilihan ketua
kelas yang nantiya akan bertanggung jawab dengan kedisplinan
dalam kelas.
c. Sanksi dan Hukuman
Sanksi dan hukuman diperlukan dalam memlihara kedisiplian.
Pemberian sanksi dan hukuman dimaksudkan disini tidak seperti
Page 49
34
hukuman penjara atau hukuman potong tangan. Tetapi adalah
hukuman yang bersifat mendidik, hukuman yang bersifat mendidik
inilah yang diperlukan dalam pendidikan. Kesalahan anak didik
dalam melanggar disiplin dapat diberikan hukuman berupa sanksi
menyapu lantai, mencatat bahan pelajaran yang ketinggalan atau apa
saja yang bersifat mendidik.61
Dari beberapa faktor yang mempengaruhi kedisiplinan siswa
yang telah diuraikan diatas. Sikap kedisiplinan itu muncul tidak
hanya dari diri sendiri, tapi ada beberapa faktor agar munculnya sikap
kedisiplinan, dengan adanya faktor, siswa akan diberikan
penambahan sikap agar dirinya memiliki sikap displin. Sikap disiplin
sangatlah penting dalam kehidupan, setiap kegiatan yang kita lakukan
menunjukkan arti kedisiplinan, maka dari itu dispilin haruslah
dibiasakan dari dini.
C. Salat Berjamaah dan Disiplin
Perintah untuk mengerjakan salat dalam Al-Quran banyak sekali, dan
dalam mengerjakan salat tidak terbatas pada keadaan tertentu saja, seperti
pada waktu badan sehat, situsi aman, tidak sedang berpergian dan lain-lain
melakukan dalam keadaan tertentu diberikan keringanan-keringanan.
Melihat begitu ketatnya perintah salat, maka hal ini menunjukkan
bahwa salat salah satu indikator orang bertakwa kepada Allah. Begitu juga
61 Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rieneka
Cipta, 2006), h. 156
Page 50
35
dengan pelaksanaan salat secara berjamaah yang dinilai sangat penting
sampai-sampai Rasulullah SAW pernah bersabda melalui hadits yang
disanadkan oleh Abu Hurairah :
“Salat jamaah lebih utama atas shalat munfarid dengan selisih 27
derajat”.(HR. Bukhori dan Muslim)62
Dikatakan kelak pada hari kiamat, ada sekelompok orang yang
dibangkitkan dalam keadaan wajah-wajah mereka laksana bintang
gemerlapan. Malaikat akan bertanya kepada mereka :”apa gerangan amal-
amal kalian?” dan mereka akan menjawab:”Kami dahulu, apabila mendengan
azan segera bangkit untuk berwudhu, tak satupun menyibukkan kami
darinya”. Kemudian akan dibangkitkan sekelompok lainnya, wajah-wajah
mereka laksana bulan purnama dan setelah ditanya, mereka akan berkata
“kami selalu berwudhu, sebelum masuk waktu salat. “kemudian,
dibangkitkan pula lainnya, wajah-wajah mereka laksana matahari dan mereka
akan berkata, “kami selalu mendengar azan di dalam masjid”.63
Banyak sekali manfaat atau hikmah dalam salat berjamaah, jika kita
dengan bersungguh-sungguh melakukan salat jamaah tersebut tidak akan
terasa nikmat yang kita dapatkan melalui salat jamaah tersebut. Salat
berjamaah salah satu pengaplikasian kita dalam menerapkan sikap disiplin,
karena ketika azan berkumandang, itu berarti panggilan untuk kita agar
tergegas ke masjid untuk salat. Dengan begitu kita bisa mengatur waktu
62
K.H. Bisri Mustofa, Sullamul Afham terjemah Bulughul Maram Juz 1-2, loc.cit. h.29 63
Al Ghozali, Buku Rahasia-rahasia Sholat, Ter. Dari Asrar As-Shalah wa Muhimmatuha oleh
Muhammad Al Baqir, (Bandung: Karisma, 2005), Cet. XIV, h. 24
Page 51
36
ketika datangnya waktunya salat semua aktivitas harus kita tinggalkan.
Disitulah sikap kedisiplinan muncul dengan sendirinya.
D. Kerangka Berfikir
Dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh Salat Malam Berjamaah
terhadap Kedisiplinan santri (studi kasus di Pondok Pesantren Al-
Hidayah Basmol Jakarta Barat)” memiliki dua variabel yaitu kegiatan salat
malam berjamaah sebagai variabel X dan kedisiplinan santri sebagai variabel
Y.
Menurut penulis, kegiatan salat malam berjamaah mengajarkan santri
untuk membiasakan bangun malam dan salat. Namun tidak semua pondok
pesantren menginginkan hal yang demikian. Tidak hanya salat malam yang
mengajarkan untuk memiliki sikap disiplin, namun tiap peraturan yang
memiliki sanksi bagi santri yang melanggarnya juga mengajarkan arti
kedisiplinan. Hanya saja salat malam membutuhkan kesadaran dan kesabaran
yang lebih bagi santri ketika terlelap dalam tidurnya harus dibangunkan untuk
salat. Namun apakah dengan melakukan kegiatan tersebut akan
mempengaruhi sikap kedisiplinan santri.
Penulis mempunyai kerangka berfikir “jika santri giat dan
bersungguh-sungguh mengikuti kegiatan salat malam berjamaah dengan
kemauan sendiri dan tanpa adanya paksaan maka akan menimbulkan sikap
displin dan tidak mendapatkan sanksi, dan sebaliknya “jika santri masih
bermalas-malasan mengikuti kegiatan salat malam berjamaah dan merasa itu
adalah hanyalah peraturan dan bukan kemauan dari diri sendiri, maka tidak
Page 52
37
akan menunjukkan sikap kedisplinan santri. Tidak hanya di asrama, ketika
santri berada di rumah, maupun santri yang sudah keluar dari asrama, apakah
sikap mereka mempengaruhi kegiatan-kegiatan diluar setelah menjalankan
salat malam. Itulah yang akan diteliti, bagaimana sikap seseorang yang telah
menjalankan secara rutin kegiatan salat malam akan mempengaruhi sikap
kedisiplinan setiap kegiatan.
E. Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian ini dilakukan dengan mencari beberapa skripsi yang
sesuai dengan kajian pokok skripsi, guna memberikan arahan dalam skripsi
ini dari penelitian-penelitian sebelumnya. Hasil penelitian yang relevan
dengan penelitian ini adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh:
1. Iin Inayati dengan judul “Pengaruh Salat Berjamaah terhadap
kedisiplinan Siswa (Studi Kasus di MTs Attaqwa 06 Bekasi Utara)” yang
menyatakan bahwa salat itu memiliki keutamaan yang luar biasa terutama
dalam kegiatan salat Ashar diantaranya adalah memperlihatkan kesamaan,
kekuatan barisan dan kekuatan bahasa. Dengan begitu hasil yang
dilakukan disini menggunakan angket dengan sampel siswa/I kelas II di
MTs Ataqqwa yang menyatakan bahwa adanya pengaruh yang signifikan
antara kegiatan salat berjamaah terhadap kedisiplinan siswa. Hal ini
menunjukkan terlihat dari perolehan data bahwa nilai rxy (0,502) lebih
Page 53
38
besar daripada r tabel yang signifikan 5% yaitu 0,304 maka dari itu
hipotesa alternatif diterima dan hipotesis nol ditolak.64
2. Hasil penelitian yang berjudul “Peranan Pelaksanaan Salat Berjamaah
Terhadap Kedisiplinan Siswa Kelas 4 dan 5 MI AL-Islamiyah Kamal
Kalideres”, yang disusun oleh Madudin (8090110000097). Dalam
penulisan skrpsi ini menyatakan bahwa salat itu sangatlah berperan dalam
membentuk sikap kedisiplian siswa, sehingga penelitian ini mampu
menjadikan skripsi ini diterima di masyarakat. Sesuai dengan perhitungan
data skripsi ini menggunakan instrument angket dan wawancara.65
Dari hasil penelitian relevan yang penulis temukan, maka penulis
mengasumsikan bahwa salat itu bukan menjadi tolak ukur sikap disiplin
santri namun salat sudah menjadi bagian dari sikap Penelitian yang
relevan hanyalah dijadikan bahan acuan dalam pembuatan skripsi ini
sehingga lebih mudah dalam penyusunan skripsi ini.
F. Pengajuan Hipotesis
Sebelum perhitungan dilakukan, penulis mengajukan hipotesi nihil (Ho)
dan hipotesi alternatif (Ha) sebagai berikut:
Ho = ada korelasi yang signifikan antara kegiatan salat malam
berjamaah dengan kedisiplinan santri.
64
Iin Inayati dengan judul “Pengaruh Salat Berjamaah terhadap kedisiplinan Siswa (Studi
Kasus di MTs Attaqwa 06 Bekasi Utara”, Jurusan Pendidikan Agama Islam, h. 58 65
Hasil penelitian yang berjudul “Peranan Pelaksanaan Salat Berjamaah Terhadap
Kedisiplinan Siswa Kelas 4 dan 5 MI AL-Islamiyah Kamal Kalideres”, Jurusan Pendidikan Agama
Islam, h. 65
Page 54
39
Ha = tidak ada korelasi yang signifikan antra kegiatan salat malam
berjamaah dengan kedisiplinan santri.
Untuk menguji hipotesisi tersebut dilakukan dengan membandingkan
harga “rxy” yang diperoleh dengan besarnya “r” yang tercantum dalam tabel
nilai “r” product moment. Jika rxy sama dengan atau lebih besar dari r tabel
maka hipotesis alternatif (Ha) disetujui atau diterima, sebaliknya jika rxy
lebih kecil dari r tabel maka hipoesis alternatif (Ha) ditolak dan hipotesis
nihil (Ho) diterima.
Page 55
40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian yang berjudul “Pengaruh Shalat Malam Berjamaah
Terhadap Kedisiplinan Santri” ini dilaksanakan dalam waktu beberapa bulan,
dengan pengaturan waktu sebagai berikut: bulan November 2014 sampai
bulan Februari 2015 digunakan untuk pengumpulan data dan penelitian yang
dilaksanakan di komplek pondok pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta
Barat.
B. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif. Dalam
pelaksanaan penelitian ini metode yang digunakan adalah metode studi
korelasi “Pearson Product Moment” metode ini dipilih berdasarkan varibel
yang diteliti, masalah yang dirumuskan dan hipotesis yang diajukan.
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penulis
untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.1 Dalam penulisan ini yang
menjadi populasi adalah santri putri pondok pesantren Al-Hidayah Basmol
Jakarta Barat, populasi terjangkau adalah 124 orang santri putri.
1 Sugiyono, Metode Penulisan Kombinasi (Mixed Method), (Bandung: Alfabeta, 2004), h.
119
Page 56
41
Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut.2 Sampel yang diambil yaitu 96 orang santri
putri, penulis mengambil sampel dengan menggunakan teknik simple random
sampling yaitu pengambilan dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
strata yang ada dalam populasi itu.
Pengambilan sampel menggunakan rumus
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian, dibutuhkan data untuk mendukung dan
menjawab masalah yang ada. Adapun teknik pengumpulan data skripsi ini
adalah sebagai berikut:
1. Penelitian Pustaka, yaitu menelaah buku-buku yang relevan dengan
pembahasan untuk memperoleh informasi.
2. Penulisan Lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan di pondok pesantren
Al-Hidayah Basmol Jakarta Barat secara langsung dengan teknik sebagai
berikut:
2 Sugiyono, Metode Penulisan Kependidikan, (Jakarta: PT Ciputat Press, 2006), h. 68
Page 57
42
a. Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data
dimana penulis mengadakan pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap objek yang diteliti dengan menggunakan seluruh
alat indera.3
Dalam observasi ini penulis melakukan pengamatan langsung
terhadap subyek penulisan yakni santri putri pondok pesantren Al-
Hidayah Basmol Jakarta Barat. Teknik ini merupakan langkah awal
bagi penulis untuk melakukan penelitian. Observasi yang dilakukan
penulis ini gun melihat bagaimana kejadian langsung kegiatan salat
malam berjamaah di pondok pesantren guna memperkuat hasil
penulisan skiripsi ini.
b. Wawancara
Wawancara merupakan pengumpulan informasi informasi
dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara lisan pula. Dalam hal
ini penulis melakukan wawancara kepada pihak-pihak yang terkait
yakni kepada salah satu pengurus keibadahan santri putri di pondok
pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta Barat, dan dua orang alumni
dari pondok pesantren tersebut berhubungan dengan masalah yang
diteliti, guna memperkuat hasil penulisan skripsi ini.
c. Angket (Kuisioner)
Teknik angket yaitu teknik pengumpulan data dengan cara
menyusun beberapa pertanyaan secara tertulis kepada responden dan
dijawab secara tertulis pula oleh responden. Angket ini dilakukan
3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penulisan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h. 145
Page 58
43
untuk memperoleh informasi dan diajukan kepada 96 santri putri
pondok pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta Barat yang dijadikan
sebagai sampel dan responden dengan hanya memilih salah satu
jawaban yang dianggap tepat baginya. Hasil dari penyebaran angket
ini akan menyimpulkan adakah pengaruh bagi sikap disiplin santri di
pondok pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta Barat setelah
menjalankan salat malam berjamaah.
d. Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan bagian yang mendukung dalam
proses mengungkapkan dan mendeskripsikan hasil penelitian. Dalam
dokumentasi ini penulis mengumpulkan data-data santri ketika
mengerjakan salat malam berjamaah di pondok pesantren Al-Hidayah
Basmol Jakarta.
E. Uji Coba Instrumen
Sebelum instrumen digunakan, terlebih dulu dilakukan uji coba pada
instrumen tersebut. Uji coba dilakukan untuk memeriksa keabsahan
(validitas) serta keajegan (realibilitas), sehingga angket tersebut memenuhi
syarat untuk digunakan. Pengujian ini dilakukan pada sampel santri Putri
pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta-Barat sebanyak 96 orang.
Setelah melakukan uji coba, selanjutnya dilakukan analisis item untuk
memeriksa validitas dan reliabilitas dari masing-masing item.
1. Validitas instrumen
Suatu intsrumen penelitian dikatakan baik apabila memenuhi syarat
valid dan reliabel. Oleh karena itu sebelum instrumen diguanakan, perlu
Page 59
44
dilakukan validasi instrumen agar instrumen yang digunakan valid atau
tepat mengukur apa yang harus diukur.
Menurut Nana Shaodih Sukmadinata “Validitas adalah suatu ukuran
yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu
instrumen”.4Untuk menguji validitas konstruk setiap item dalam
indikatornya dilakukan analisis dengan rumus korelasi product moment
angka kasar sebagai berikut:
Keterangan:
r hitung : koefisien korelasi satu item dengan item total
∑ : jumlah skor setiap item
∑ : jumlah skor seluruh item
∑ : jumlah hasil kali skor X dan Y
N : jumlah responden
Dimana, jika r hitung > r tabel maka instrumen dinyatakan valid
namun jika r hitung < r tabel maka instrumen dinyatakan tidak valid.
2. Reliabilitas Instrumen
Arikunto menjelaskan “Reliabilitas menunjukan pada suatu
pengertian bahwa isntrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan
sebagai alat suatu pengumpul data karena instrument tersebut sudah
baik.”5 Untuk menguji realibilitas instrumen agar dapat dipercaya maka
digunakan rumus alpha yaitu:
4 Nana Syaodih Sukamdinata, Metode Penelitian, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), h.
269
5 Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian suatu pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2002), edisi V, h. 178
Page 60
45
(
) ∑
Keterangan :
: Realiabilitas
: banyaknya butir pertanyaan
∑ : jumlah varians skor tiap-tiap item
: jumlah varians total
Langkah-langkah perhitungan reliabilitas adalah sebagai berikut:
1) Membuat lembar kerja berdasarkan skor butir yang diperoleh.
2) Menghitung varians tiap butir dengan menggunakan rumus :
∑ ∑
3) Menghitung varians total dengan rumus : ∑
∑
4) Menghitung Realiabilitas. Uji realibilitas ini menggunakan statistik
alpha cronchbarth, dapat dikatakan reliable apabila harga r hitung > r
tabel. Secara teoritis bisa ditulis ( pada taraf signifikan 0,05%
Jika ( berarti reliable
Jika ( berarti tidak reliable
F. Tehnik Pengolahan Data
Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengolahan data adalah sebagai
berikut:
1. Editing
Yaitu mengedit atau memeriksa daftar pertanyaan dengan sedetail
mungkin terhadap angket yang akan disebarkan kepada sampel yang ada.
Page 61
46
Tujuannya adalah mengurangi kesalahan atau kekurangan yang ada di
dalam daftar pertanyaan yang sudah diselesaikan sampai sejauh mungkin.
2. Skoring
Yaitu pemberian skor terhadap butir-butir pertanyaan yang ada pada
angket dengan memperlihatkan jenis data yang ada, sehingga tidak terjadi
kesalahan terhadap butir pertanyaan yang tidak layak diberikan skor.
3. Tabulating
Yaitu mentabulasikan data jawaban yang berhasil dikumpulkan kedalam
table yang telah disediakan sehingga terlihat jawaban yang satu dengan
yang lain bertujuan untuk mendapatkan gambaran frekuensi dalam setiap
item yang penulis lakukan.
4. Uji Korelasi
Digunakan untuk mengukur ada tidaknya korelasi antara 2 variabel dengan
menegaskan pendekatan “Pearson Product Moment”. Rumusnya ialah:
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
G. Tehnik Analisis Data
Setelah data terkumpul selanjutnya adalah melakukan analisis data,
dengan menggunakan tabel dan menggunakan teknik deskriptif persentase,
untuk memperoleh nilai frekuensi relatif (angka persenan) digunakan rumus
Keterangan:
P= Angka persentase
F= Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N= Number of Case (jumlah frekuensi atau banyaknya individu)
Page 62
47
1. Menggunakan interpretasi secara sederhana terhadap angka indeks
korelasi “r” product moment.
Tabel 3.1
Interpretasi nilai “r”
Besarnya “r”
Product Moment
Interpretasi
0,002-0,20 Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat
korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau
sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan
(dianggap tidak ada korelasi antara variabel X dan Y)
0,20-0,40 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi
yang lemah atau rendah)
0,40-0,70 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi
yang sedang atau cukup
0,70-0,90 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi
yang kuat atau tinggi
0,90-1,00 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi
yang kuat atau sangat tinggi
2. Interpretasi menggunakan tabel nilai “r” product momet (rt), dengan
terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (db) atau degress of freedom
(df), dengan rumusnya sebagai berikut:
df= N-nr
df : derajat bebas
Page 63
48
N : Number of Case
Nr : banyaknya variabel
Dengan diperolehnya db atau df maka dapat dicari besarnya “r” product
moment, baik pada tarif signifikan 5% maupun pada taraf 1%, jika nilai r
tabel sama dengan atau lebih besar r hitung maka hipotesis alternatif (Ha)
disetujui atau diterima atau terbukti kebenarannya. Jika sebaliknya maka
hipotesis nihil (Ho) tidak disetujui atau tidak terbukti kebenarannya,
berarti memang benar antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi
positif (atau korelasi negatif) yang signifikan. Sebaliknya hipotesis nihil
(Ho) tidak dapat disetujui atau tidak dapat diterima atau tidak terbuti
kebenarannya. Ini berarti bahwa hipotesis nihil yang mnenyatakan tidak
adanya korelasi antara variabel X dan variabel Y itu salah.6
Setelah diperoleh angka indeks korelasi “r”product moment, maka
dilakukan interpretasi secara sederhana yaitu dengan mencocokan hasil
penulisan dengan angka indeks korelasi product moment, prosedurnya
adalah sebagai berikut:
a. Merumuskan hipotesa alternatif (Ha) dan hipotesis nihil (Ho).
b. Menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis yang telah diajukan di
atas.
Kemudian untuk mengetahui seberapa besar kontribusi variabel X
menunjang keberhasilan variabel Y, maka terlebih dahulu suatu koefisien
disebut coefficient of determination (koefisien penentuan) dengan rumus
sebagai berikut
6 Anas Sudiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali pers, 2010), Cet.22, h.193-
195
Page 64
49
H. Instrumen Penelitian
Adapun untuk mempermudah dalam pembuatan instrumen penelitian,
peneliti membuat kisi-kisi instrumen sebagai berikut:
Tabel 3.2
Kisi – kisi Angket
“Pengaruh Shalat Malam berjamaah terhadap Kedisiplinan santri"
di pondok pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta Barat
No Pertanyaan
pokok penelitian
Indikator No item Jumlah
item
1. Shalat sunnah Hukum shalat
berjamaah
14 1
Keutamaah shalat
berjamaah
1, 2, 3 3
Kesadaran santri 6,7,10,11,13,15,16 7
Pembiasaan 4,5,8,9,12,17 6
2 Disiplin Sanksi 3, 4, 7, 8, 10, 11, 12, 13 8
Motivasi 9 1
Disiplin dalam
sehari-hari
1, 2, 3, 7, 5, 6 6
Jumlah 30
Page 65
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Pondok Pesantren Al-Hidayah
1. Sejarah Pondok Pesantren Al-Hidayah
Pondok Pesantren Al-Hidayah Jakarta Barat, merupakan rintisan dari
kegiatan Madrasah Diniyah yang dimulai sejak tahun 1954 oleh K.H. M.
Hasyim. Pada saat sekolah ini di buka K.H. M. Hasyim membiayai sendiri
sekolahnya. Tujuan sekolah ini didirikan adalah untuk mengenalkan anak-
anak tentang ajaran yang menjadi rukun Islam, dan huruf arab sebagai alat
mengkaji ajaran-ajaran Islam, dengan tujuan seperti itu, kurikulumnya
dibuat berdasarkan pengalamannya sendiri dan di bantu dengan pengalaman
istrinya sewaktu bejalar di Jami’at Al-Khair. Dalam perkembanganya
dengan menggunakan tanah wakaf dari orang tua K.H. M. Hasyim seluas
3.600 mm, dibanun sekolah yang di bantu oleh masyarakat hingga dua
tingkat, kemudian untuk menampung murid baru dari Madrasah Ibtidaiyah
maka pada tahun 1973 dibukalah Madrasah Tsanawiyah. Untuk itu, di atas
tanah wakaf tambahan dari H. Abdul Hakim seluas 4.000 mm, dibangun
sebuah bangunan berlantai dua yang dipergunakan untuk kegiatan
stanawiyah dan aliyah.
Untuk memantapkan status sekolah baik Madrasah Ibtidaiyah dan
tsanawiyah tidak hanya dari masyarakat sekitar tetapi dari luar kecamatan,
untuk menampung seluruh siswa dan mendapat perlajaran tambahan, maka
dibukalah pondok pesantren pada tahun 1986, baik untuk putrid maupun
putra. Pesantren putra berdekatan dengan MTS dan MA yang dikelola oleh
Page 66
51
K.H. Alawi Zein (K.H. M. Hasyim) sedangkan santri putrid berdekatan
dengan K.H. M. Hasyim.7
Setelah K.H. M. Hasyim wafat Pondok Pesantren dipimpin oleh
anaknya yang bernama K.H. Hisyam Hasyim Al-Burhani, ia merupakan
lulusan Ar-Rusyaifah Saudi Arabia. Pondok Pesantren Alhidayah Memiliki
Nilai yang baik dalam masyarakan karna budaya belajarnya seperti budaya
mengkaji kitab kuning menghafal kitab-kitab tertentu sebagai alat
membantu mengkaji kitab kuning, mengenalkan anak-anak tentang ajaran
yang menjadi rukun Islam, dan huruf arab sebagai alat untuk mengkaji
ajaran-ajaran Islam dan budaya disiplin waktu baik itu berlajar, ibadah, dan
budaya-budaya lainnya yang sudah di teraokan di pondok pesantren
alhidayah ini.
Tabel. 4.1
Daftar Guru Santri Putri Pondok Pesantren Al-hidayah
No Nama Guru Kitab yg di pelajari
1 KH. Hisyam Hasyim Al-
burhani
Riyadus Sholihin, Targib Wa Tarhib,
Tarikhul Hawadis dan Hadits Arbain
2 KH. A. Zawawi Mas'ud Ta'lim wal mutaalim, Mukhtasor Jiddan,
Matan Jurumiyah, Allughotul Arabiyah
3 KH. Syarifudin Abd. Ghoni Fathul Mu'in
4 KH. Alawi Zein Ibnu Aqil wal Bulughul Maram
5 H. Abdurrahman Mukhtasor Jiddan Wa Safinatun Najah,
Mutmainnah, Riyadul Badiah
6 Ustadz Ishak Mutammimah
7 Ustadz Mawardi Fathul Qarib, Ahlus Sunnah Wal Jama'ah
8 Ustadz Sobri Al-qur'anul Karim, Qori atau Qoriah
9 Ustadz Thoifuri Safinatun Najah
7Amin Haidari, Direktori Pesantren (Jakarta direktoran pendidikan diniyah dan pondok
Pesantren, Jendr. Pendidikan Islam Departement Agama RI 2007), cet. Kelima, hal. 168
Page 67
52
10 Ustadz Abdul Ghoni Matan Jurumiyah wal Akhlakul Banin
11 Ustadzah Ro'fah Matan Jurumiyah wa Amtsilati Tasrif
12 Hj. Mimi Ilmiyah
Al-qur'an dan Tajwid
13 Hj. Fauziah
14 Hj. Tarwiyah
15 Hj. Fathiyah
16 Ustadzah Dewi Ratna
17 Ustadzah Lubna
18 Ustadzah Ma'wah
Tabel 4.2
Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Putri
No
Toilet &
Tempat
Wudhu
Keterangan
1 Kamar
Ada 15 kamar terdiri dari: Aula baru bawah (kamar 1,
kamar 2, kamar3), Aula baru atas (kamar 4, kamar 5,
kamar 6), Aula lama bawah (kamar 1, kamar 2, kamar 3),
Aula lama atas (kamar 4, kamar 5, kamar 6), Lantai 3
(kamar Pengurus, Kamar 7, kamar 8)
2 Aula Tempat Santri Shalat Berjama'ah, Mengaji dan Belajar
(Mutholaah)
3 Majlis Ta'lim Tempat Santri Mengkaji dan Menghafal Kitab
4 Koperasi Menyediakan Kitab-kitab yang digunakan oleh santri
5 Kantin
6 Dapur
7
Toilet &
Tempat
Wudhu
8 Kantor
Sekretaris
Page 68
53
2. Aktivitas Santri Putri
Tabel 4.3
Jadwal Keseharian Santri
Waktu Jenis Kegiatan Keterangan
04.00-04.30 Bangun tidur
04.30-05.00 Shalat shubuh berjama'ah dan wirid latifiyah Di Aula
05.00-05.30 Kajian hadis dan Bahasan arab Di Aula
05.30-06.00 Piket pagi, mandi dan sarapan
06.00-06.30 Persiapan kesekolah
06.30-07.00 Belajar di sekolah
07.00-13.30 Shalat dzuhur dan makan siang
13.30-14.00
14.00-15.00 Istrahat dan penganjian MTs Di Aula
15.00-15.30 Shalat ashar Berjamaah
15.30-17.00 Pengajian kitab MTs dan MA Menurut Jadwal
17.00-17.45 Piket sore dan persiapan shalat
17.45-19.00 Shalat maghrib berjama'ah dan Wirid ratib
al-haddad
19.00-19.30 Pengajian Al-qur'an, tajwid dan kitab
19.30-20.30 Shalat isya dan makan malam
20.30-22.00 Pengajian kitab (MA)
22.00-04.00 Wajib Belajar dan istrahat malam (tidur)
Page 69
54
Jadwal Mingguan
Waktu Jenis Kegiatan Keterangan
Kamis
Malam
1. Membaca Yasin dan Tahlil
2. Muhadarah
3. Pembacaan Qishoh Maulid
4. Shalawatan 1x dalam sebulan
Dipimpin oleh
Ustadzah Hj.
Fauziah
Dipimpin oleh santri
yang bertugas
Dipimpin oleh santri
yang bertugas
Minggu
Pagi
Kerja bakti Membersihkan pondok
pesantren dan sekitar Seluruh santri
Minggu
Siang Belajar qiro'ah di masjid
Dipimpin oleh
Ustadz Sobri
Jadwal Bulanan
Waktu Jenis Kegiatan Keterangan
Minggu
Pertama
Pengajian bulanan wali santri (hadist &
Fiqih)
Dipimpin oleh
Ustadz KH.
Syarifudin
Minggu
Kedua
Pengajian alumni (Hadits ahkam &
irsyadul ibad
Dipimpin oleh
Ustadz KH. Hisyam
Al-Burhani
3. Ciri Khas Atau Kajian Utama
Ciri khas utama kajian kegiatan yang ada dipondok pesantren
alhidayah Jakarta barat adalah pendidikan Islam dengan mengacu kepada
kitab-kitab kuning atau salaf sebagai penunjang mata pelajaran yang ada di
madrasah.
Page 70
55
B. Visi dan Misi
Visi:
Unggul dalam ilmu dan amal, berlandaskan akhlakul karimah menuju SDM
yang berkualitas
Misi:
1. Meningkatkan silaturahmi yang harmonis antara sesame muslim.
2. Mengoptimalkan proses pembelajaran antara kurikulum dan ekstra
kurikulum (pondok pesantren).
3. Mewujudkan dan meningkatkan pelayanan yang baik dan professional
serta berakhlakul karimah.Mewujudkan lingkungan madrasah yang indah
asli da
STRUKTUR ORGANISASI
Ketua:
Hurul Aini
Sekertaris: Wakil Ketua: Bendahara:
Noer Irene
Rahmah
Futihat Al-
barokat
Intan Safitri
Seksi
Pendidikan:
Seksi Ibadah:
Seksi
Kebersihan:
Nuralimah
Safitri
Istiqomah
Wulandari
Rizka
NurKholisoh
Nadia Fadilah
Syifa Asudur
Selvi Iklimah
Nurfifah
Nur Aini
Tri Agustina
Selviana
Yolanda
Seksi Konsumsi:
Seksi
Muhadoroh:
Seksi
Kesehatan:
Habiatun
Nawiyah
Siti Humairoh
Tajmahjarana
Diba Turmudzi
Siti Nuraizah
Talita Fitria
Bela Sofiana
Erni Yuningsih
Fitri
Indah
Page 71
56
C. Perhitungan Data
Perhitungan data merupakan proses penilaian angket yang telah
disebarkan sebanyak 96 sampel yang terdiri dari 30 butir pertanyaan. Dalam
perhitungan ini penulis mendeskripsikan berapa persen santri yang menjawab
sangat setuju, setuju, tidak setuju serta sangat tidak setuju. Setelah penulis
mendeskripsikan penlaian angket melaui tabel, maka langkah selanjutnya
adalah pengujian data melalui Instrumen Uji Realibilitas yang akan di
jelaskan pada bagian selanjutnya.
Angket Variabel X (Salat Malam Berjamaah)
Tabel 4.4 Kesadaran melaksanakn salat lima waktu sehari
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
A Sangat Setuju 76 79.2%
B Setuju 20 20.8%
C Tidak Setuju 0 -
D Sangat Tidak Setuju 0 -
Jumlah 96 100
Berdasarkan tabel di atas dapat di nyatakan bahwa 79.17% menjawab sangat
setuju bahwa sntri melaksanakan salat lima waktu dengn kesadaran sendiri.
Dikarenakan salat wajib lima kali sehari sangtalah penting dilakukan di pondok
pesantren maupun di rumah.
Tabel 4.5 Kesadaran Untuk bangun malam hari
No
Alternatif
Jawaban Frekuensi Persentase
A Sangat Setuju 0 -
B Setuju 50 52%
C Tidak Setuju 44 46%
D Sangat Tidak Setuju 2 2%
Jumlah 96 100%
Page 72
57
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 52% santri menjawab setuju
terhadap kesadaran sendiri ketika bangun di malam hari. Sebagian 46 % santri
menjaab tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa hampir
sebagian santri merasa malas untuk bangun di malam hari.
Tabel 4.6 Kewajiban salat berjamaah meskipun mengantuk
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
A Sangat Setuju 33 34.375%
B Setuju 57 59.375%
C Tidak Setuju 6 6.25%
D Sangat Tidak Setuju 0 -
Jumlah 96 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 59% santri menjawab setuju
dengan alasan salat berjamaah dijadikan kewajiban bagi santri meskupun dalam
keadaan mengantuk, dan 6.25% mengatakan tidak setuju bahwa salat jamaah tidak
mewajibakan mereka melakasanakannya. Hal ini menunjukkan bahwa santri merasa
kegiatan salat berjamaah sangat penting meskipun santri dalam keadaan mengantuk
Tabel 4.7 Hafal Doa salat Tahajjud
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
A Sangat Setuju 10 10.41%
B Setuju 37 38.54%
C Tidak Setuju 43 44.8%
D Sangat Tidak Setuju 6 6.25%
Jumlah 96 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 44% santri menjawab tidak
setuju dengan pernyataan bahwa salat tahajjud tidak mengharuskan hafal doa salat
tahajjud. Hal ini menunjukan bahwa sebagian santri menjawab mereka tidak hafal doa
salat tahajjud meskipun kegiatan tersebut sering mereka laksanakan.
Page 73
58
Tabel 4.8 Salat malam hanya dilakukan di pondok Pesantren
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
A Sangat Setuju 4 4.17%
B Setuju 52 54.17%
C Tidak Setuju 35 36.46%
D Sangat Tidak Setuju 5 5.2%
Jumlah 96 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 54% santri mengatakan setuju
bahwa salat malam hanyalah dilakukan di pondok pesantren saja. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagaian santri masih merasa kegiatan salat malam di pondok
hanyalah sebagai formalitas.
Tabel 4.9 Salat berjamaah dilakukan ketika ada pengurus
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
A Sangat Setuju 5 5.20%
B Setuju 19 19.8%
C Tidak Setuju 66 68.75%
D Sangat Tidak Setuju 6 6.25%
Jumlah 96 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 68% santri menjawaba tidak
setuju bhwa setiap salat berjamaah yang dilakukan di pondok pesantren harus diawasi
oleh pengurus.
Tabel 4.10 Merugi karena adanya kegiatan salat malam
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
A Sangat Setuju 0 -
B Setuju 10 10.42%
C Tidak Setuju 58 60.41%
D Sangat Tidak Setuju 28 29.17%
Jumlah 96 100%
Page 74
59
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 60.42% santri menjawab tidak
setuju dengan pernyataan bahwa santri tidak merasa dirugikan dengan adanya kegiatan
salat malam, karena menurut mereka salat itu kewajiban seorang hamba kepada
Tuhannya.
Tabel 4.11 Disiplin terhadap peraturan pondok Pesantren
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
A Sangat Setuju 13 13.54%
B Setuju 72 75%
C Tidak Setuju 9 9.38%
D Sangat Tidak Setuju 2 2.08%
Jumlah 96 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 13.54% santri menjawab sangat
setuju bahwa santri harus memiliki sikap disiplin terhadap peraturan di pondok, karena
itu merupakan kewajiban seorang santri terhdapa peratira-peraturan pondok pesantren.
Tabel 4.12 Merasa tenang setelah melaksanakan salat malam
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
A Sangat Setuju 48 50%
B Setuju 42 43.75%
C Tidak Setuju 6 6.25%
D Sangat Tidak Setuju 0 -
Jumlah 96 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 50% santri menjawab sangat
setuju. Mereka merasakan ketenangan setelah melaksanakan setelah malam.
Tabel 4.13 tidak ada manfaat dari salat malam berjamaah
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
A Sangat Setuju 48 50%
B Setuju 42 43.75%
C Tidak Setuju 6 6.25%
D Sangat Tidak Setuju 0 -
Jumlah 96 100%
Page 75
60
Berdasarkan tabel di tas dapat dinyatakan bahwa 43.75% santri menjawab setuju
dengan pernyataan tersebut. Menurut merka kegiatan salat malam berjamaah tidak
memberikan manfaat tersendiri dalam menjalankan salat malam.
Tabel 4.14 Terganggu dengan pelaksanaan salat malam berjamaah
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
A Sangat Setuju 0 -
B Setuju 8 8.33%
C Tidak Setuju 59 61.46%
D Sangat Tidak Setuju 29 30.21%
Jumlah 96 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 61% santri menjawab tidak
setuju bahwa mereka tidak merasa terganggu dengan kegiatan pelaksanaan salat
malam di pondok pesantren.
Tabel 4.15 Mengikuti kegiatan salam malam meskipun tidak ada pengurus
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
A Sangat Setuju 26 27.08%
B Setuju 61 63.54%
C Tidak Setuju 9 9.38%
D Sangat Tidak Setuju 0 -
Jumlah 96 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 63.54% santri menjawab setuju
bahwa mereka tetap melaksanakan salat malam berjamaah di pondok sekalipun tidak
ada pengurus yang mendampinginya.
Tabel 4.16 Hukuman tidak mengikuti salat malam
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
A Sangat Setuju 19 19.79%
B Setuju 48 50.00%
C Tidak Setuju 27 28.13%
D Sangat Tidak Setuju 2 2.08%
Jumlah 96 100%
Page 76
61
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 50% santri menjawab setuju
mendapatkan hukuman jika tidak mengikuti kegiatan salat malam berjamaah di
pondok pesantren.
Tabel 4.17 Adanya manfaat salat berjamaah
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
A Sangat Setuju 54 56.25%
B Setuju 35 36.46%
C Tidak Setuju 7 7.29%
D Sangat Tidak Setuju 0 -
Jumlah 96 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 56.25% mereka menjawab
sangat setuju. Mereka mengatakan kegiatan salat malam berjamaah memberikan
manfaat yang baik bagi diri mereka sendiri.
Tabel 4.18 Posisi Salat di Shaf terdepan
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
A Sangat Setuju 10 10.42%
B Setuju 29 30.21%
C Tidak Setuju 56 58.33%
D Sangat Tidak Setuju 1 1.04%
Jumlah 96 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 58.33% santri menjawab tidak
setuju bahwa mereka tidak memposisikan diri mereka di shaf terdepan ketika dalam
menjalankan salat malam berjamaah.
Tabel 4.19 Munculnya sikap disiplin setelah melaksanakan salat berjamaah
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
A Sangat Setuju 24 25%
B Setuju 52 54.17%
C Tidak Setuju 20 20.83%
D Sangat Tidak Setuju 0 -
Jumlah 96 100%
Page 77
62
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 54.17% santri menjawab setuju
dengan pernyataan bahwa kegiatan salat berjamaah mampu memunculkan sikap
disiplin dalam diri mereka.
Tabel 4.20 Tidak tenang jika meninggalkan salat
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
A Sangat Setuju 29 30.21%
B Setuju 51 53.13%
C Tidak Setuju 16 16.66%
D Sangat Tidak Setuju 0 -
Jumlah 96 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 53.13% santri menjawab setuju
dengan [ernyataan bahwa mereka merasakan tidak ketenangan jika meninggalkan
salat.
Variabel Y ( Kedisplinan Santri )
Tabel 4.21 Sikap disiplin sangat penting
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
A Sangat Setuju 49 51.04%
B Setuju 45 46.88%
C Tidak Setuju 2 2.08%
D Sangat Tidak Setuju 0 -
Jumlah 96 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 51.04% santri menjawab sangat
setuju bahwa menurut mereka memiliki sikap disiplin sangatlah penting. Karena sikap
disiplin merupakan suatu kegiatan dan komitmen seseorang dalam menjalankan
aturan.
Tabel 4.22 Munculnya sikap disiplin setelah melaksanakan salat berjamaah
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
A Sangat Setuju 16 16.66%
B Setuju 51 53.13%
C Tidak Setuju 29 30.21%
D Sangat Tidak Setuju 0 -
Jumlah 96 100%
Page 78
63
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 53.13% santri menjawab setuju.
Mereka berpendapat bahwa kegiatan salam berjamaah mampu memberikan sikap
kedisplinan dalam diri mereka.
Tabel 4.23 Tepat waktu dalam Ibadah
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
A Sangat Setuju 4 4.17%
B Setuju 42 43.75%
C Tidak Setuju 50 52.08%
D Sangat Tidak Setuju 0 -
Jumlah 96 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 52.08% santri menjawab tidak
setuju. Bagi mereka salat itu tidak harus selalu tepat waktu, dan mereka pasti ada yang
suka mengulurkan waktunya dalam beribadah kepada Allah. Baik di pondok pesantren
maupun di rumah.
Tabel 4.24 Tertekan dengan Peraturan pondok pesantren
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
A Sangat Setuju 6 6.25%
B Setuju 24 25%
C Tidak Setuju 50 52.08%
D Sangat Tidak Setuju 16 16.67%
Jumlah 96 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 52.08% santri menjawab tidak
setuju yang mengatakan bahwa mereka tidak merasa tertekan dalam menjalani
peraturan pondopk karena disetiap pondok pesantren memiliki peraturan-peraturan
yang harus dijalani, dan bagi mereka itu merupakan kewajiban yang harus diikuti.
Tabel 4.25 Tepat waktu dalam menyelesaikan tugas
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
A Sangat Setuju 5 5.21%
B Setuju 55 57.29%
C Tidak Setuju 36 37.50%
D Sangat Tidak Setuju 0 -
Jumlah 96 100%
Page 79
64
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 57.29% saantri menjawab
setuju yang menyatakan bahwa mereka selalu tepat waktu dalam menyelesaikan tugas
di pondok pesantren maupun di sekolah.
Tabel 4.26 Terlambat datang ke Sekolah
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
A Sangat Setuju 42 43.75%
B Setuju 41 42.71%
C Tidak Setuju 10 10.42%
D Sangat Tidak Setuju 3 3.12%
Jumlah 96 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 43.75% santri menjawab sangat
setuju yang menyatakan bahwa mereka selalu terlambat datang kesekolah, karena
mereka belum membiasakan diri untuk disiplin dalam menjalankan tugas maupun
aturan.
Tabel 4.27 Malas jika ada paksaan dalam Ibadah
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
A Sangat Setuju 7 7.29%
B Setuju 36 37.50%
C Tidak Setuju 33 34.38%
D Sangat Tidak Setuju 20 20.83%
Jumlah 96 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 37.50% santri menjawab setuju
dan 34.38% santri menjawab tidak setuju, hanya beda beberapa persen yang yang
mengatakan bahwa sebagian santri ada yang merasakan malas jika dipakasakan dalam
ibadah, dan sebagian santri mengatakan Ibadah itu merupakan kewajiban hamba
kepada Tuhannya, sehingga pelaksanaan ibadah tidak perlu dijadikan paksaan.
Tabel 4.28 Kegiatan salat berjamaah mempengaruhi sikap disiplin sehari-hari
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
A Sangat Setuju 7 7.29%
B Setuju 36 37.50%
C Tidak Setuju 32 33.33%
D Sangat Tidak Setuju 21 21.88%
Jumlah 96 100%
Page 80
65
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 37.50% santri menjawab setuju
dengan pernyataan bahwa kegiatan salat malam berjamaah mampu memunculkan
sikap displin santri dalam kegiatan sehari-hari.
Tabel 4.29 Kedisplinan seseorang dalam menjalani aktivitas sehari-hari
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
A Sangat Setuju 45 46.88%
B Setuju 42 43.75%
C Tidak Setuju 9 9.37%
D Sangat Tidak Setuju 0 -
Jumlah 96 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 46.88% santri menjawab sangat
setuju yang menyatakan bahwa mereka selalu tepat waktu dalam menjalankan kegatan
sehari-hari.
Tabel 4.30 Kegiatan salat malam berjamaah mengurangi waktu tidur
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
A Sangat Setuju 7 7.29%
B Setuju 29 30.21%
C Tidak Setuju 45 46.88%
D Sangat Tidak Setuju 15 15.62%
Jumlah 96 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 46.88% santri menjawab tidak
setuju yang mengatakan bahwa waktu tidur mereka tidak merasa terganggu dengan
adanya kegiatan salat malam karena peraturan di pondok merupakan kewajiban yang
harus dijalani oleh semua santri.
Tabel 4.31 Mendapat hukuman ketika meninggalkan kegiatan salat berjamaah
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
A Sangat Setuju 22 22.92%
B Setuju 38 39.58%
C Tidak Setuju 26 27.08%
D Sangat Tidak Setuju 10 10.42%
Jumlah 96 100%
Page 81
66
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 39.58% santri menjawab setuju
yang mengatakan bahwa mereka siap mendapat hukuman jika meninggalkan salat
berjamaah.
Tabel 4.32 Hukuman membuat para santri menyesal
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
A Sangat Setuju 41 42.71%
B Setuju 51 53.13%
C Tidak Setuju 4 4.16%
D Sangat Tidak Setuju 0 -
Jumlah 96 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 53.13% santri menjawab setuju
dengan menyatakan bahwa hukuman yang diberikan pengurus karena kesalahan
mereka membuta para santri menyesalinya dan enggan untuk mengulanginya lagi.
Tabel 4.33 Paksaan dalam Ibadah membuat para santri menjadi malas
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
A Sangat Setuju 2 2.08%
B Setuju 21 21.88%
C Tidak Setuju 43 44.79%
D Sangat Tidak Setuju 30 31.25%
Jumlah 96 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa 44.79% santri menjawab tidak
setuju yang menyatakan bahwa Ibadah harus dijalani dengan kesadraan sendiri tanpa
harus adanya paksaan dari seseorang, karena Ibadah merupakan bentuk kewajiban
hamba kepada Tuhannya.
D. Pengujian Persyaratan Analisis
1. Validitas Instrumen
Hasil uji validitas angket dalam angket salat malam berjamaah dan
kedisiplinan santri dari 30 butir item, didapat 25 yang valid dan 5 item
yang tidak valid. Item yang tidak valid dari variabel x adalah nomer
Page 82
67
5,6,10 dan variabel y adalah nomer 1 dan 3. Selengkapnya dapat dilihat
dari lampiran.
2. Realibilitas Intrumen
Hasil uji realibilitas pada angket salat malam berjamaah dan
kedisiplinan santri sebagai berikut:
Tabel 4.34
Hasil Uji Reabilitas Salat Malam Berjamaah
N= 96
Variabel Alpha
Salat Malam Berjamaah 0,62036
Hasil Uji Reabilitas Kedisiplinan Santri
N= 96
Variabel Alpha
Kedisiplinan Santri 0,300355
Dari perhitungan didapat r hitung pada variabel x sebesar 0,62036
yang dibulatkan menjadi 0,623, dan variabel y sebesar 0,300355
dibulatkan menjadi 0,301 sedangkan r tabel dengan N-2= 96-2= 94 dan
alpha a= 0,05 adalah 0,202, karena r hitung pada variabel x > r tabel
maka skala salat malam berjamaah dinyatakan reliabel, dan pada variabel
y terdapat r hitung > r tabel maka skala kedisiplinan santri dinyatakan
reliabel
E. Pengajuan Hipotesis
1. Uji Korelasi
Sebelum dilakukan pengajuan hipotesis terlebih dahulu dilakukan
perhitungan koofisien korelasinya. Untuk mengetahui koofisien korelasi
antara Salat malam berjamaah dengan kedisiplinan santri digunakan
rumus Pearson Product Moment yaitu:
Page 83
68
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
Adapun kekuatan hubungan yang diperoleh sebesar 0,005. Antara
salat malam berjamaah dengan kedisiplinan santri dengan signifikan 5%
yang telah didapat dari nilai r tabel product moment dengan sampel 96,
didapat 0,202 terletak antara 0,00-0,20. Dengan demikian secara
sederhana dapatlah diinterpretasikan bahwa pengaruh salat malam
berjamaah dengan kedisiplinan santri termasuk dalam kategori sangat
lemah atau sangat rendah.
2. Uji Signifikan
Rumus yang dugunakan untuk mencari nilai adalah:
√
√
Jadi nilai yang diperoleh adalah 0,0484. Selanjutnya
dibandingkan dengan pada taraf sifnifikan = 0,05 yaitu 1, 661
berarti < sehingga Ho diterima dan Ha ditolak. Ini berarti
koofisien korelasi tidak signifikan, atau dengan kata lain tidak terdapat
hubungan positif yang signifikan anatara salat malam berjamaah dengan
kedisiplinan santri di pondok pesantren Al-Hidayah Basmol.
Page 84
69
Adapun mengenai pembahasan di atas mengenai hasil identifikasi
angket bahwa tidak ada korelasi antara pengaruh salat malam berjamaah
(X) dengan kedisiplinan santri (Y) mengatakan tidak adanya pengaruh
atau korelasi yang positif antara salat malam berjamaah dengan
kedisiplinan santri di pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta.
Adapun secara keseluruhan dan hasil wawancara penulis dengan
beberapa santri dan alumni mengatakan bahwa tidak adanya pengaruh
kegiatan salat malam berjamaah dengan kedisiplinan santri karena
menurut mereka salat malam hanyalah dilakukan di pondok saja dan
ketika para alumni santri sudah lulus dari pondok pesantren mereka tidak
melakukan salat malam.8 Begitu juga para santri yang masih tinggal di
pondok pesantren, pada saat liburan banyak santri putri yang tidak
melakukan salat malam. Dalam hal ini, salat malam hanya sebagai
kegiatan wajib di pondok pesantren dan bukan merupakan kesadaran bagi
santri itu sendiri. Dengan kata lain kegiatan ini tidak mempengaruhi
sikap disiplin dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa hasil dari perhitungan
angket dan keseluruhan mengatakan tidak adanya pengaruh yang positif
dalam hubungan yang sangat lemah dan dalam keseluruhan dan hasil
wawancara dapat dikatakan tidak memiliki pengaruh yang negatif,
sehingga korelasi ini di abaikan.
8 Hasil wawancara dengan Nurul Rahma pada tanggal 24 Janari 2015
Page 85
70
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasIl penelitian yang dilakukan dan pembahasan yang telah
dipaparkan sebelumnya, maka pada bab ini penulis mengambil kesimpulan
sebagai berikut:
Dari hasil perhitungan yang telah didapat bahwa nilai = 0,005 setelah
dibandingkan dengan r tabel dan df 94 maka didapat nilai r pada taraf
signifikan 5% = 0,202 dengan nilai < r tabel (0,005 < 0,202), maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada korelasi atau pengaruh yang positif antara salat
malam berjamaah dengan kedisiplinan santri di pondok Pesantren Al-Hidayah
Basmol, dengan Interpretasi antara 0,000-0,20 merupakan variabel X dan Y
memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat
rendah sehingga korelasi itu diabaikan. Adapun secara keseluruhan dan hasil
wawancara penulis mengatakan bahwa salat malam berjamaah tidak
mempengaruhi sikap disiplin dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan observasi penulis, terlihat ketika santri mengikuti kegiatan
pengajian atau salat berjamaah lainnya, masih adanya santri yang telat
mengikuti kegiatan tersebut ini membuktikan bahwa sikap disiplin mereka
masih sangat kurang.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh, maka penulis ingin
memberikan saran mengenai “Pengaruh Salat Malam Berjamaah terhadap
Kedisplinan Santri” di Pondok pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta-Barat,
yaitu sebagai berikut:
1. Saran untuk pengurus pondok pesantren putri Al-Hidayah, hendaknya
pengurus ibadah pondok lebih disiplin dalam membangunkan santri
untuk salat malam berjamaah, meskipun tugas pengurus ibadah hanyalah
membangunkan para santrinya. Begitu pula kepada pengurus keamanan,
Page 86
71
hendaknya lebih memperketat lagi hukuman yang diberikan kepada
santri yang tidak mengikuti salat malam ataupun telat, agar santri merasa
bersalah dan tidak akan mengulanginya lagi.
2. Saran untuk orang tua santri
a. Hendaknya orang tua lebih mengawasi dan mengingatkan anaknya
ketika berada di rumah untuk tetap menjaga ibadah salat malamnya.
Tidak hanya itu, para orang tua juga mesti memberikan contoh
melaksanakan salat malam yang benar agar anak mampu
melaksanakannya dengan baik. Tugas orang tua bukanlah hanya
menitipkan anak-anak mereka di pondok pesantren. Namun, mereka
tetap harus mengontrol dan mengawasi berbagai kegiatan anak
mereka setelah lulus.
b. Hendaknya orang tua santri juga turut mengambil andil dalam hal
memperhatikan prestasi belajar anak mereka.
3. Saran untuk santri
a. Hendaknya para santri memiliki prinsip keistiqomahan dalam
beribadah dan menjalankan peraturan yang terdapat di pondok
pesantren, seperti kegiatan salat malam, karena biasanya santri yang
melakukan salat malam di pondok pesantren hanya sebatas takut
akan ta’ziran (hukuman).
b. Seyogyanya para santri harus mematuhi segala peraturan pondok
pesantren, salah satunya yakni kewajiban melaksanakan salat malam
secara berjamaah, dan bertanggung jawab atas konsekuensi yang
harus diterimanya bila melanggar peraturan tersebut.
Page 87
72
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, Pius, dan Anwar Syarifuddin. Kamus Saku Bahasa Indonesia, Surabaya:
Arkola, 2001.
Abdurrahman, M. Masykuri. Kaifiyah dan Hikmah Shalat Versi Kitab Salaf,
Sidogiri: Pustaka Sidogiri, 2006, Cet. VII.
Anwariyah, Aan. et.all., Taudhih Al-Ahkam Min Bulugh Al-Maram, Jakarta:
Pustaka Azzam, 2010.
Ardani, M. Fikih Ibadah Praktis, Jakarta: PT Mitra Cahaya Utama, 2008, Cet. I.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penulisan, Jakarta: Rineka Cipta, 1998.
Asyur, Ahmad Isa. Al-Fiqhul Muyassar, Jakarta: Pustaka Amani, 1994.
Ayyub, Syaikh Hasan. Fikih Ibadah, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2004, Cet. I.
Bayrak, Syekh Tosun, dan Murtadha Muthahhari. Energi Ibadah, Jakarta: PT
Serambi Ilmu Semesta, 2007.
Departemen Agama, Al-Quran dan Terjemahannya.
Djamarah, Syaiful Bahri, dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT
Rieneka Cipta, 2006.
Ghozali, Al-. Buku Rahasia-rahasia Sholat, Ter. dari Asrar As-Shalah wa
Muhimmatuha oleh Muhammad Al Baqir, Bandung: Karisma, 2005, Cet.
XIV.
Habsyi, Muhammad Bagir, Al-. Fikih Praktis, Bandung: Mizan, 2001.
Hasan, Aliah B. Purwakania. Pengantar Psikologi Kesehatan Islam, Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2008.
Hidayat, Komaruddin. Ensiklopedia Manajemen, Jakarta: Bumi Askara, 2001,
Cet. II.
Hurlock, Elizabeth B. Perkembangan Anak, Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama,
1978.
Ja’fari, Sayyid Saleh, Al-. Dahsyatnya Salat, Depok: Gema Insani, 2007, Cet.I.
Langgulung, Hasan. Pendidikan dan Peradaban Islam, Jakarta: PT. Maha
Grafindo, 1985, Cet. II.
Markijot. Manajemen Kepegawaian Personal Manajemen, Bandung: Alumni,
1987.
Munandir. Ensikopedia Pendidikan, Malang: UM-Press, 2001, Cet. I.
Page 88
73
Nadwi, Abulhasan Ali Abdul Hayyi Al-Hasani, An-. Empat Sendi Agama Islam,
Jakarta: Rineka Cipta, 1992, Cet.I.
Nasution, Lahmuddin. Fiqih 1, Jakarta: Pustaka, 2001.
Nizar, Syamsul. Pengantar Dasar-dasar Pemikiran Pendidikan Islam, Jakata:
Gaya Media Pratama, 2001.
Qathani, Abu Abdillah Musnid, Al-. 40 Manfaat Salat Berjamaah, Jakarta:
Yayasan Al-Sofwa, 1997, Cet.I.
Rachmaningsih, Neiny. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMU
Kelas 2, Bandung: Srafindo Media Prtama, 1997.
Rahbawi, Abdul Qadir, Ar-. Shalat Empat Mazhab, Jakarta: PT Pustaka Litera
Antarnusa, 1995, Cet. II.
Raya, Ahmad Thib, dan Siti Musdah Mulia. Menyelami Seluk-beluk Ibadah
dalam Islam, Jakarta: Kencana, 2003.
Sabri, M. Alisuf. Ilmu Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya: 1999, Cet. I.
Sadlan, Shalih bin Ghanim, As-. Fiqih Shalat Berjamaah, Jakarta: Pustaka as-
Sunnah, 2006.
Salim, Peter, dan Yeny Salim. Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer,
Jakarta: Modern English Press, 1991.
Soekanto, Soejono. Remaja dan Masalahnya, Jakarta: Balai Pustaka, 1990, Cet.
II.
Sudiono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Rajawali pers, 2010, Cet.
XXII.
Sugiyono, Metode Penulisan Kombinasi (Mixed Method). Bandung: Alfabeta,
2004.
Sugiyono. Metode Penulisan Kependidikan, Jakarta: PT Ciputat Press, 2006.
Surin, Bachtiar (penyusun). Terjemah dan Tafsir al-Qur’an; Huruf Arab dan
Latin, Bandung: Fa. Sumatra, 1980, Cet. VIII.
Tebba, Sudirman. Jalan Keselamatan Dunia dan Akhirat, Ciputat: Pustaka Irfan,
2007, Cet, I.
Tim Prima Pena. Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Gitamedia, 2006, Cet. I.
Wajdi, Firdaus, dan Saira Rahmani. Buku Pintar Salat Wajib dan Sunnah, Jakarta:
Zaman, 2006.
Page 89
74
Yahya, Imam Abi Zakaria, bin Syarif An-Nawawi At- Damsyik, Riyadhus As
Shalihin,
Zahra, Abu. Sholat Nabi SAW, Bandung: Penerbit Kota Ilmu, 2001.
Page 90
Lampiran 1
Kisi – kisi Angket
“PENGARUH SHALAT MALAM BERJAMAAH TERHADAP
KEDISIPLINAN SANTRI"
DI PONDOK PESANTREN AL-HIDAYAH BASMOL JAKARTA BARAT
No Pertanyaan
Pokok Penelitian Indikator No item
Jumlah
item
1. Shalat sunnah Hukum shalat berjamaah
14 1
Keutamaan shalat
berjamaah 1, 2, 3 3
Kesadaran santri 6,7,10,11,13,1
5,16 7
Pembiasaan
4,5,8,9,12,17 6
2 Disiplin
Sanksi 3, 4, 7, 8, 10,
11, 12, 13 8
Motivasi
9 1
Disiplin dalam sehari-hari
1, 2, 3, 7, 5, 6 6
Jumlah 30
Page 91
Lampiran 2
ANGKET PENELITIAN
“PENGARUH SHALAT MALAM BERJAMAAH TERHADAP KEDISIPLINAN SANTRI"
DI PONDOK PESANTREN AL-HIDAYAH BASMOL JAKARTA BARAT
Identitas Responden
Nama :
Petunjuk Pengisian :
a. Bacalah petunjuk pengisian sebelum mengisi angket
b. Sebelum menjawab, bacalah terlebih dahulu setiap pernyataan dengan
teliti, kemudian tentukan jawaban anda terhadap masing-masing
pernyataan, dan
c. Berilah tanda centrang ( v ) pada kolom yang sesuai dengan pilihan anda
(Setuju) Ø S
(Tidak Setuju) Ø TS
(Sangat Tidak Setuju) Ø STS
NO PERNYATAAN SS S TS STS
1 Saya melaksanakan shalat lima waktu sehari
2 Saya merasa malas untuk bangun malam
3 Saya tetap melaksanakan shalat berjamaah
meskipun saya mengantuk
4 Karena terbiasa melaksanakan shalat berjamaah,
saya menjadi hafal doa tahajud
5 Saya shalat malam hanya ketika di pondok saja
6 Saya melaksanakan shalat malam berjamaah jika
ada pengurus
7 Shalat malam berjamaah banyak membuang waktu
tidur saya
8 Saya selalu mengikuti peraturan asrama
9 Saya merasa tenang setelah melaksanakan shalat
tahajud?
10 Saya merasa tidak ada manfaat dari kewajiban
shalat malam berjamaah ini
Page 92
NO PERNYATAAN SS S TS STS
11 Saya merasa terganggu dengan pelaksanaan shalat
malam berjamaah
12 Saya tetap melaksanakan shalat berjamaah
walaupun tidak didampingi oleh pengurus
13 Saya diberikan hukuman jika saya tidak berjamaah
14 Saya merasakan banyak manfaat dari sholat
berjamaah
15 Saya selalu berada di shaf depan
16 Saya merasa lebih disiplin setelah melaksanakan
shalat berjamaah
17 Saya merasa tidak tenang jika saya meninggalkan
shalat malam
18 Saya mengetahui disiplin sangat penting
19 Saya merasa sudah disiplin setelah melaksanakan
shalat malam berjamaah
20 Saya selalu tepat waktu untuk beribadah
21 Peraturan di asrama membuat saya tertekan
22 Saya selalu menyelesaikan tugas tepat waktu
23 Saya malu jika saya datang terlambat ke sekolah
24 Saya malas jika pengurus memaksa untuk
berjamaah
25 Kegiatan pelaksanaan berjamaah membiasakan
saya untuk disiplin dalam berbagai hal
26 Dengan disiplin, saya menjadi lebih teratur dalam
menjalankan aktivitas
27 Saya merasa waktu tidur saya berkurang karena
adanya kewajiban shalat malam
28 Saya sering mendapatkan sanksi karena tidak
mengikuti shalat berjamah
29 Saya menyesal jika saya melanggar peraturan
30 Semakin dipaksa untuk shalat, saya semakin tidak
mau untuk melaksanakannya
Page 93
INSTRUMEN WAWANCARA DENGAN PENGURUS PONDOK AL-
HIDAYAH BASMOL JAKARTA BARAT
Nama : Istiqomah Wulandari
Jenis Kelamin : Perempuan
1. Sejak kapan pesantren ini di bangun, dan apa tujuan didirikannya
pesantren tersebut?
Jawab: Pesantren ini dibangun pada tahun 1986 yang di dirikan oleh
KH. Muhamad Hasyim, dan ujuan dari lembaga ini untuk
membentuk santri yang berakhlakul karimah dan meneladani sikap
kedisiplinan.
2. Apa motivasi lembaga dalam membentuk pelaksanaan shalat malam
berjamaah?
Jawab: Pondok Pesantren ini membentuk kegiatan salat malam
berjamaah untuk memberikan pengajaran agar para santri terbiasa
dengan kegiatan salat malam baik di pondok maupun di rumah.
3. Sejak kapan diterapkannya shalat malam berjamaah?
Jawab: Kegiatan salat malam berjamaah di bentuk sejak pergantian
Pimpinan Pondok Pesantren oleh Ayahnya ketika meninggal kepada
anak sulungnya yang sekarang menjadi Pimpinan pondok pesantren.
4. Bagaimana penerapan kegiatan shalat malam berjamaah?
Jawab: setiap minggu nya ada jadwal salat di shaf terdepan bagi tap
kamarnya, membiasakan santri untuk disiplin salat di shaf terdepan
5. Strategi apa yang dilakukan pengurus dalam membangunkan santri untuk
shalat malam?
Jawab : menggedor-gedor pintu kamar santri.
6. Apa kendalanya dalam melaksanakan kegiatan shalat malam berjamaah?
Jawab : para santri masih susah dibangunkan untuk salat malam dan
masih banyak santri yang tidak mengikuti salat malam
Page 94
7. Bagaimana mengatasi santri yang malas mengikuti shalat malam
berjamaah?
Jawab : bagi santri yang tidak mengikuti salat malam akan diberikan
hukuman oleh pengurus pondok pesantren.
8. Hukuman apa yang diberikan bagi santri yang tidak mengikuti shalat
malam berjamaah?
Jawab: hukuman yang diberikan berupa uang sebesar 5.000.-
9. Apakah dengan melaksanakan shalat malam berjamaah santri menjadi
disiplin?
Jawab: sesuai dengan individu setiap anak, jika ia istiqomah dengan
apa yang ia jalani, sikap disiplin akan muncul dengan sendirinya.
Jakarta, 19 Desember 2014
Istiqomah Wulandari
Page 95
INSTRUMEN WAWANCARA DENGAN ALUMNI SANTRI PONDOK
AL-HIDAYAH BASMOL JAKARTA BARAT
Nama : Siti Rukoyyah
Jenis Kelamin : Perempuan
1. Mengapa anda lebih memilih pondok pesantren untuk menuntut ilmu?
Jawab: karena pondok pesantren itu pergaulannya lebih bagus, selain
kita mendapatkan ilmu Agama, pondok pesantren juga mengajarkan
sikap kebersamaan.
2. Apa tanggapan anda mengenai kegiatan salat malam berjamaah di pondok
pesantren?
Jawab: menurut saya, itu kegiatan yang sangat bagus. Karena dengan
membiasakan diri salat malam santri lebih dekat dengan Allah.
3. Berapa lama anda menjadi santri di pondok pesantren Al-Hidayah
Basmol?
Jawab: 3 tahun
4. Ketika anda berada di rumah, apakah anda melaksanakan salat malam?
Jawab: ketika di rumah saya melaksanakn salat malam, namun tidak
seintensif ketika di pondok pesantren.
5. Apa yang membuat anda malas untuk mengerjakan salat malam di rumah?
Jawab: Ketika di rumah, terkadang saya tidak bisa melawan rasa
kantuk, kemudian jika saya salat malam, salat subuh saya jadi
kesiangan.
Page 96
6. Menurut anda, apakah kegiatan salat malam di pondok pesantren membuat
santri menjadi disiplin dalam kegiatan sehari-hari?
Jawab: menurut saya mempengaruhi, Karena dengan dibiasaknnya
mengerjakan salat malam kita pun akan terlatih mengerjakan segala
sesuatunya dengan disiplin.
Jakarta, 24 Januari 2015
Siti Rukoyyah
Page 97
INSTRUMEN WAWANCARA DENGAN ALUMNI SANTRI
PONDOK AL-HIDAYAH BASMOL JAKARTA BARAT
Nama : Nurul Rahmah
Jenis Kelamin : Perempuan
1. Mengapa anda lebih memilih pondok pesantren untuk menuntut ilmu?
Jawab: menurut pengamatan saya, pergaulan di pondok pesantren lebih
bagus, karena disana diajarkan banyak ilmu agama, selain di ajarkan
banyak ilmu agama, para santri diajarkan pula kebersamaan,
kedisiplinan dan rasa tanggung jawab agar tumbuh menjadi pribadi
yang lebih baik lagi.
2. Apa tanggapan anda mengenai kegiatan salat malam berjamaah di pondok
pesantren?
Jawab: Menurut pendapat saya kegiatan salat malam di pondok sangat
bagus, karena tidak semua pondok pesantren melakukan kegiatan
tersebut, dengan adanya kegiatn salat malam melatih santri untuk
membiasakan diri bangun malam agar terbiasa pada saat mereka berada
di rumah.
3. Berapa lama anda menjadi santri di pondok pesantren Al-Hidayah Basmol?
Jawab: saya bermukim di pondok pesantren hanya 1 tahun saja, setelah
saya keluar dari pondok peantren saya meneruskan sekolah yang saya
sukai.
4. Ketika anda berada di rumah, apakah anda melaksanakan salat malam?
Jawab: sangat jarang, karena di rumahpun tidak ada yang menjalankan
salat malam sehingga saya tidak terlatih untuk menjalankan salat malam
tersebut.
Page 98
5. Apa yang membuat anda malas untuk mengerjakan salat malam di rumah?
Jawab: dikarnakan saya sering tidur larut malam ketika saya berada di
rumah, oleh sebab iu sayapun sangat jarang sekali menjalankan ibadah
salat malam.
6. Menurut anda, apakah kegiatan salat malam di pondok pesantren membuat
santri menjadi disiplin dalam kegiatan sehari-hari?
Jawab: pendapat saya tidak mempengaruhi, karena sikap diiplin itu
timbul dari keistiqomahan seseorang yang sangat kuat. Menurut
pandangan saya kenyataannya masih saja ada beberapa santri yang tidak
tepat waktu dalam menjalankan rutinitas di pondok pesantren misalnya
menjalankan ibadah salat subuh masih tidak tepat waktu, mengaji dan
lain sebagainya.
Jakarta, 24 Januari 2015
Nurul Rahmah
Page 99
Lampiran 4
Uji Validitas
A. Perhitungan Uji Validitas Variabel X
No X Y X² Y² XY
1 4 45 16 2025 180
3 3 48 9 2304 144
4 3 47 9 2209 141
5 3 43 9 1849 129
6 4 46 16 2116 184
7 4 48 16 2304 192
8 3 43 9 1849 129
9 4 45 16 2025 180
10 4 45 16 2025 180
11 4 46 16 2116 184
12 4 43 16 1849 172
13 4 51 16 2601 204
14 4 47 16 2209 188
15 4 50 16 2500 200
16 4 46 16 2116 184
17 4 46 16 2116 184
18 4 47 16 2209 188
19 4 54 16 2916 216
20 3 42 9 1764 126
21 3 44 9 1936 132
22 4 48 16 2304 192
23 4 43 16 1849 172
24 4 50 16 2500 200
25 4 53 16 2809 212
26 3 41 9 1681 123
27 4 46 16 2116 184
28 4 44 16 1936 176
29 3 49 9 2401 147
30 4 52 16 2704 208
31 4 45 16 2025 180
32 4 48 16 2304 192
33 4 54 16 2916 216
34 4 45 16 2025 180
35 4 48 16 2304 192
Page 100
36 4 46 16 2116 184
37 4 52 16 2704 208
38 4 44 16 1936 176
39 4 46 16 2116 184
40 4 53 16 2809 212
41 4 44 16 1936 176
42 3 44 9 1936 132
43 4 55 16 3025 220
44 4 45 16 2025 180
45 3 44 9 1936 132
46 4 43 16 1849 172
47 4 50 16 2500 200
48 4 51 16 2601 204
49 4 47 16 2209 188
50 4 46 16 2116 184
51 4 45 16 2025 180
52 4 54 16 2916 216
53 4 48 16 2304 192
54 4 45 16 2025 180
55 4 52 16 2704 208
56 3 49 9 2401 147
57 4 47 16 2209 188
58 4 46 16 2116 184
59 3 41 9 1681 123
60 4 52 16 2704 208
61 4 50 16 2500 200
62 4 43 16 1849 172
63 4 48 16 2304 192
64 3 45 9 2025 135
65 3 44 9 1936 132
66 4 54 16 2916 216
67 4 47 16 2209 188
68 4 46 16 2116 184
69 4 46 16 2116 184
70 4 51 16 2601 204
71 4 47 16 2209 188
72 4 52 16 2704 208
73 4 50 16 2500 200
74 4 45 16 2025 180
Page 101
75 4 56 16 3136 224
76 3 44 9 1936 132
77 4 44 16 1936 176
78 4 50 16 2500 200
79 4 46 16 2116 184
80 4 44 16 1936 176
81 4 43 16 1849 172
82 4 46 16 2116 184
83 4 43 16 1849 172
84 4 46 16 2116 184
85 3 43 9 1849 129
86 4 51 16 2601 204
87 4 43 16 1849 172
88 4 48 16 2304 192
89 3 48 9 2304 144
90 3 46 9 2116 138
91 4 42 16 1764 168
92 3 47 9 2209 141
93 4 49 16 2401 196
94 4 46 16 2116 184
95 4 46 16 2116 184
96 3 41 9 1681 123
∑ = 360 ∑ = 4461 ∑ = 1380 ∑ = 210621 ∑ =16951
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
√
√
√
√
Page 102
Interpretasi Outpot:
Pada uji ini diperoleh responden 96 santri dengan taraf signifikan 5%
sehingga diperoleh r tabel = 0,202, sehingga kesimpulannya sebagai
berikut:
Soal nomor 1 terdapat r hitung 0.33489 > r tabel 0,202 = valid
Soal nomor 2 terdapat r hitung 0.239478 > r tabel 0,202 = valid
Soal nomor 3 terdapat r hitung 0.35274 > r tabel 0,202 = valid
Soal nomor 4 terdapat r hitung 0.354803 > r tabel 0,202 = valid
Soal nomor 5 terdapat r hitung 0.019239 < r tabel 0,202 = tidak valid
Soal nomor 6 terdapat r hitung 0.182039 < r tabel 0,202 = tidak valid
Soal nomor 7 terdapat r hitung 0.207238 > r tabel 0,202 = valid
Soal nomor 8 terdapat r hitung 0.305904 > r tabel 0,202 = valid
Soal nomor 9 terdapat r hitung 0.465399 > r tabel 0,202 = valid
Soal nomor 10 terdapat r hitung 0.012884 > r tabel 0,202 = valid
Soal nomor 11 terdapat r hitung 0.318232 > r tabel 0,202= valid
Soal nomor 12 terdapat r hitung 0.302229 > r tabel 0,202 = valid
Soal nomor 13 terdapat r hitung 0,54794 > r tabel 0,202 = valid
Soal nomor 14 terdapat r hitung 0,42916 > r tabel 0,202 = valid
Soal nomor 15 terdapat r hitung 0,48583 > r tabel 0,202 = valid
Soal nomor 16 terdapat r hitung 0,45291 > r tabel 0,202 = valid
Soal nomor 17 terdapat r hitung 0,59047 > r tabel 0,202 = valid
Page 103
B. Uji Validitas Variabel Y
No X Y X² Y² XY
1 3 31 9 961 93
2 3 34 9 1156 102
3 4 38 16 1444 152
4 4 35 16 1225 140
5 4 37 16 1369 148
6 3 34 9 1156 102
7 4 39 16 1521 156
8 4 33 16 1089 132
9 4 36 16 1296 144
10 4 41 16 1681 164
11 3 39 9 1521 117
12 4 36 16 1296 144
13 3 35 9 1225 105
14 4 38 16 1444 152
15 3 34 9 1156 102
16 4 40 16 1600 160
17 4 39 16 1521 156
18 4 33 16 1089 132
19 4 37 16 1369 148
20 4 33 16 1089 132
21 4 39 16 1521 156
22 3 40 9 1600 120
23 3 36 9 1296 108
24 3 38 9 1444 114
25 2 36 4 1296 72
26 4 34 16 1156 136
27 3 31 9 961 93
28 4 37 16 1369 148
29 3 34 9 1156 102
30 3 37 9 1369 111
31 3 36 9 1296 108
32 4 31 16 961 124
33 3 33 9 1089 99
34 4 37 16 1369 148
Page 104
35 3 35 9 1225 105
36 3 31 9 961 93
37 4 35 16 1225 140
38 3 35 9 1225 105
39 3 30 9 900 90
40 4 32 16 1024 128
41 3 41 9 1681 123
42 3 35 9 1225 105
43 3 40 9 1600 120
44 4 34 16 1156 136
45 4 38 16 1444 152
46 3 39 9 1521 117
47 4 36 16 1296 144
48 3 36 9 1296 108
49 4 39 16 1521 156
50 4 41 16 1681 164
51 3 39 9 1521 117
52 4 40 16 1600 160
53 4 39 16 1521 156
54 4 40 16 1600 160
55 3 40 9 1600 120
56 3 34 9 1156 102
57 4 38 16 1444 152
58 4 35 16 1225 140
59 4 37 16 1369 148
60 4 33 16 1089 132
61 3 38 9 1444 114
62 2 36 4 1296 72
63 4 34 16 1156 136
64 3 34 9 1156 102
65 4 37 16 1369 148
66 3 34 9 1156 102
67 3 37 9 1369 111
68 3 36 9 1296 108
69 4 31 16 961 124
70 3 31 9 961 93
71 4 37 16 1369 148
Page 105
72 3 33 9 1089 99
73 3 35 9 1225 105
74 4 32 16 1024 128
75 3 37 9 1369 111
76 4 34 16 1156 136
77 4 37 16 1369 148
78 3 33 9 1089 99
79 3 37 9 1369 111
80 3 35 9 1225 105
81 4 36 16 1296 144
82 4 39 16 1521 156
83 4 41 16 1681 164
84 3 39 9 1521 117
85 4 40 16 1600 160
86 4 40 16 1600 160
87 4 37 16 1369 148
88 3 40 9 1600 120
89 4 38 16 1444 152
90 3 39 9 1521 117
91 3 30 9 900 90
92 3 40 9 1600 120
93 3 37 9 1369 111
94 4 41 16 1681 164
95 4 38 16 1444 152
96 3 35 9 1225 105
∑ = 335 ∑ 3481 ∑ 1197 ∑ 127017 ∑ 12173
Page 106
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
√
√
√
√
Interpretasi Outpot:
Pada uji ini diperoleh responden 96 santri dengan taraf signifikan 5%
sehingga diperoleh r tabel = 0,202, sehingga kesimpulannya sebagai
berikut:
Soal nomor 1 terdapat r hitung 0,17275 < r tabel 0,202 = tidak valid
Soal nomor 2 terdapat r hitung 0,34592 > r tabel 0,202 = valid
Soal nomor 3 terdapat r hitung 0,16576 < r tabel 0,202 = tidak valid
Soal nomor 4 terdapat r hitung 0,47146 > r tabel 0,202 = valid
Soal nomor 5 terdapat r hitung 0, 21127 > r tabel 0,202 = valid
Soal nomor 6 terdapat r hitung 0,41734 > r tabel 0,202 = valid
Soal nomor 7 terdapat r hitung 0,23891 > r tabel 0,202 = valid
Soal nomor 8 terdapat r hitung 0,25975 > r tabel 0,202 = valid
Soal nomor 9 terdapat r hitung 0,25435 > r tabel 0,202 = valid
Soal nomor 10 terdapat r hitung 0,2543 > r tabel 0,202 = valid
Soal nomor 11 terdapat r hitung 0,59491 > r tabel 0,202= valid
Soal nomor 12 terdapat r hitung 0,27041 > r tabel 0,202 = valid
Soal nomor 12 terdapat r hitung 0,33799 > r tabel 0,202 = valid
Page 107
Lampiran 5
Uji Realibilitas Variabel X
No X Y X² Y² XY
1 39 26 1521 676 1014
2 36 29 1296 841 1044
3 42 32 1764 1024 1344
4 39 28 1521 784 1092
5 36 31 1296 961 1116
6 38 27 1444 729 1026
7 40 33 1600 1089 1320
8 36 24 1296 576 864
9 39 29 1521 841 1131
10 39 34 1521 1156 1326
11 39 33 1521 1089 1287
12 37 30 1369 900 1110
13 47 29 2209 841 1363
14 41 31 1681 961 1271
15 43 29 1849 841 1247
16 38 33 1444 1089 1254
17 41 32 1681 1024 1312
18 42 27 1764 729 1134
19 47 31 2209 961 1457
20 36 27 1296 729 972
21 37 33 1369 1089 1221
22 40 34 1600 1156 1360
23 37 30 1369 900 1110
24 44 32 1936 1024 1408
25 47 30 2209 900 1410
26 35 28 1225 784 980
27 39 25 1521 625 975
28 37 30 1369 900 1110
29 43 28 1849 784 1204
30 47 32 2209 1024 1504
31 39 30 1521 900 1170
32 42 25 1764 625 1050
33 44 28 1936 784 1232
34 38 30 1444 900 1140
Page 108
35 41 29 1681 841 1189
36 41 26 1681 676 1066
37 46 29 2116 841 1334
38 38 29 1444 841 1102
39 43 25 1849 625 1075
40 46 26 2116 676 1196
41 38 36 1444 1296 1368
42 36 30 1296 900 1080
43 49 35 2401 1225 1715
44 39 28 1521 784 1092
45 37 32 1369 1024 1184
46 36 34 1296 1156 1224
47 43 30 1849 900 1290
48 46 30 2116 900 1380
49 42 33 1764 1089 1386
50 41 34 1681 1156 1394
51 40 35 1600 1225 1400
52 46 33 2116 1089 1518
53 42 32 1764 1024 1344
54 39 34 1521 1156 1326
55 47 35 2209 1225 1645
56 43 29 1849 841 1247
57 40 31 1600 961 1240
58 38 29 1444 841 1102
59 35 31 1225 961 1085
60 46 27 2116 729 1242
61 44 32 1936 1024 1408
62 37 30 1369 900 1110
63 40 28 1600 784 1120
64 38 28 1444 784 1064
65 38 30 1444 900 1140
66 47 28 2209 784 1316
67 42 32 1764 1024 1344
68 41 30 1681 900 1230
69 38 25 1444 625 950
70 43 26 1849 676 1118
71 39 30 1521 900 1170
72 47 27 2209 729 1269
73 43 29 1849 841 1247
Page 109
74 39 26 1521 676 1014
75 52 32 2704 1024 1664
76 41 28 1681 784 1148
77 38 31 1444 961 1178
78 45 28 2025 784 1260
79 43 33 1849 1089 1419
80 37 29 1369 841 1073
81 36 30 1296 900 1080
82 39 35 1521 1225 1365
83 37 34 1369 1156 1258
84 38 33 1444 1089 1254
85 36 33 1296 1089 1188
86 43 36 1849 1296 1548
87 36 30 1296 900 1080
88 40 35 1600 1225 1400
89 42 32 1764 1024 1344
90 39 34 1521 1156 1326
91 37 23 1369 529 851
92 41 34 1681 1156 1394
93 44 33 1936 1089 1452
94 38 34 1444 1156 1292
95 38 31 1444 961 1178
96 35 30 1225 900 1050
∑ 3893 ∑ 2911 ∑ 159159 ∑ 89099 ∑ 118084
Varians Total = ∑
∑
∑ ∑
x² = 159159 N = 96
∑
∑
Page 110
(
)
(
)
(
)
Uji Realibilitas Variabel Y
Varians Total = ∑
∑
∑ ∑ x² = 89099 N = 96
∑
∑
(
)
(
)
Page 111
Lampiran 6
Uji Korelasi
No X Y X² Y² XY
1 39 26 1521 676 1014
2 36 29 1296 841 1044
3 42 32 1764 1024 1344
4 39 28 1521 784 1092
5 36 31 1296 961 1116
6 38 27 1444 729 1026
7 40 33 1600 1089 1320
8 36 24 1296 576 864
9 39 29 1521 841 1131
10 39 34 1521 1156 1326
11 39 33 1521 1089 1287
12 37 30 1369 900 1110
13 47 29 2209 841 1363
14 41 31 1681 961 1271
15 43 29 1849 841 1247
16 38 33 1444 1089 1254
17 41 32 1681 1024 1312
18 42 27 1764 729 1134
19 47 31 2209 961 1457
20 36 27 1296 729 972
21 37 33 1369 1089 1221
22 40 34 1600 1156 1360
23 37 30 1369 900 1110
24 44 32 1936 1024 1408
25 47 30 2209 900 1410
26 35 28 1225 784 980
27 39 25 1521 625 975
28 37 30 1369 900 1110
29 43 28 1849 784 1204
30 47 32 2209 1024 1504
31 39 30 1521 900 1170
32 42 25 1764 625 1050
33 44 28 1936 784 1232
34 38 30 1444 900 1140
Page 112
35 41 29 1681 841 1189
36 41 26 1681 676 1066
37 46 29 2116 841 1334
38 38 29 1444 841 1102
39 43 25 1849 625 1075
40 46 26 2116 676 1196
41 38 36 1444 1296 1368
42 36 30 1296 900 1080
43 49 35 2401 1225 1715
44 39 28 1521 784 1092
45 37 32 1369 1024 1184
46 36 34 1296 1156 1224
47 43 30 1849 900 1290
48 46 30 2116 900 1380
49 42 33 1764 1089 1386
50 41 34 1681 1156 1394
51 40 35 1600 1225 1400
52 46 33 2116 1089 1518
53 42 32 1764 1024 1344
54 39 34 1521 1156 1326
55 47 35 2209 1225 1645
56 43 29 1849 841 1247
57 40 31 1600 961 1240
58 38 29 1444 841 1102
59 35 31 1225 961 1085
60 46 27 2116 729 1242
61 44 32 1936 1024 1408
62 37 30 1369 900 1110
63 40 28 1600 784 1120
64 38 28 1444 784 1064
65 38 30 1444 900 1140
66 47 28 2209 784 1316
67 42 32 1764 1024 1344
68 41 30 1681 900 1230
69 38 25 1444 625 950
70 43 26 1849 676 1118
71 39 30 1521 900 1170
72 47 27 2209 729 1269
73 43 29 1849 841 1247
Page 113
74 39 26 1521 676 1014
75 52 32 2704 1024 1664
76 41 28 1681 784 1148
77 38 31 1444 961 1178
78 45 28 2025 784 1260
79 43 33 1849 1089 1419
80 37 29 1369 841 1073
81 36 30 1296 900 1080
82 39 35 1521 1225 1365
83 37 34 1369 1156 1258
84 38 33 1444 1089 1254
85 36 33 1296 1089 1188
86 43 36 1849 1296 1548
87 36 30 1296 900 1080
88 40 35 1600 1225 1400
89 42 32 1764 1024 1344
90 39 34 1521 1156 1326
91 37 23 1369 529 851
92 41 34 1681 1156 1394
93 44 33 1936 1089 1452
94 38 34 1444 1156 1292
95 38 31 1444 961 1178
96 35 30 1225 900 1050
∑ 3893 ∑ 2911 ∑ 159159 ∑ 89099 ∑ 118084
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
√
√
√
√
Page 114
Lampiran 7
Uji Signifikan
√
√
Page 115
Foto bersama Pimpinan Pondok Pesantren Putri Al-Hidayah
Suasana Salat Malam berjamaah di Imami oleh pengurus Pondok putri Al-
Hidayah
Page 116
Suasana Salat Malam berjamaah di pondok putri Al-Hidayah
Keakraban dengan santri setelah melaksanakan salat
Page 117
Foto bersama dengan pengurus setelah wawancara