Top Banner
Vol. XV No.2, September 2017 Artikel ini tersedia di website: http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/kompartemen/ 150 JURNAL ILMIAH AKUNTANSI: KOMPARTEMEN Pengaruh Rotasi, Reputasi dan Spesialisasi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Listed di BEI) Adib Azinudin Nizar 1 Universitas Muhammadiyah Malang ABSTRACT The study aimed to empirically examine the effect of auditor rotation, audit reputation, and audit specialization on audit quality. The population of data is the entire manufacturing companies listed on the Indonesia stock Exchange in the period 2012 to 2015. Based on this method, sample of 104 manufacturing firms were obtained from the period 2012-2015. Proxy measurements for audit quality are using earning benchmark. The logistics regression was used to analyse data. The results showed that auditor rotation affecting on audit quality, auditor reputation affecting on audit quality, and auditor specialization affecting on audit quality. Keyword: auditor rotation, auditor reputation, auditor specialization, audit quality. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meneliti secara empiris pengaruh rotasi auditor, reputasi audit dan spesialisasi auditor terhadap kualitas audit. Data populasi adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada periode 2012 sehingga 2015. Berdasarkan metode ini, sampel dari 104 manufaktur perusahaan yang diperoleh dari periode 2012-2015. Pengukuran proksi untuk kualitas audit menggunakan patokan pendapatan. Regresi logistik digunakan untuk menganalisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rotasi auditor mempengaruhi kualitas audit, reputasi auditor mempengaruhi kualitas audit dan spesialisasi auditor mempengaruhi kualitas audit. Kata kunci: auditor rotasi, reputasi auditor, spesialisasi auditor, audit kualitas.
12

Pengaruh Rotasi, Reputasi dan Spesialisasi Auditor ...

Nov 13, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Pengaruh Rotasi, Reputasi dan Spesialisasi Auditor ...

Vol. XV No.2, September 2017 Artikel ini tersedia di website:

http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/kompartemen/

150 JURNAL ILMIAH AKUNTANSI: KOMPARTEMEN

Pengaruh Rotasi, Reputasi dan Spesialisasi

Auditor Terhadap Kualitas Audit

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur

Listed di BEI)

Adib Azinudin Nizar1

Universitas Muhammadiyah Malang

ABSTRACT

The study aimed to empirically examine the effect of auditor rotation, audit

reputation, and audit specialization on audit quality. The population of data is the

entire manufacturing companies listed on the Indonesia stock Exchange in the

period 2012 to 2015. Based on this method, sample of 104 manufacturing firms

were obtained from the period 2012-2015. Proxy measurements for audit quality

are using earning benchmark. The logistics regression was used to analyse data.

The results showed that auditor rotation affecting on audit quality, auditor

reputation affecting on audit quality, and auditor specialization affecting on audit

quality.

Keyword: auditor rotation, auditor reputation, auditor specialization, audit

quality.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti secara empiris pengaruh rotasi auditor,

reputasi audit dan spesialisasi auditor terhadap kualitas audit. Data populasi

adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia

pada periode 2012 sehingga 2015. Berdasarkan metode ini, sampel dari 104

manufaktur perusahaan yang diperoleh dari periode 2012-2015. Pengukuran

proksi untuk kualitas audit menggunakan patokan pendapatan. Regresi logistik

digunakan untuk menganalisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rotasi

auditor mempengaruhi kualitas audit, reputasi auditor mempengaruhi kualitas

audit dan spesialisasi auditor mempengaruhi kualitas audit.

Kata kunci: auditor rotasi, reputasi auditor, spesialisasi auditor, audit kualitas.

Page 2: Pengaruh Rotasi, Reputasi dan Spesialisasi Auditor ...

Vol. XV No.2, September 2017

151 JURNAL ILMIAH AKUNTANSI: KOMPARTEMEN

PENDAHULUAN

Persaingan di dunia usaha dewasa ini semakin ketat, termasuk

persaingan dalam bisnis pelayanan jasa akuntan publik. Sejalan dengan

perkembangan perusahaan go public di Indonesia yang mengalami kemajuan

yang pesat. Perkembangan ini mengakibatkan permintaan akan audit laporan

keuangan yang meningkat pula. Sehingga unntuk dapat bertahan di tengah

persaingan yang ketat, khususnya di bidang bisnis pelayanan jasa akuntan publik

harus dapat menghimpun klien sebanyak mungkin dan mendapatkan kepercayaan

dari masyarakat luas dengan upaya memperbaiki kualitas audit.

Skandal terungkapnya berbagai kasus kecurangan laporan keuangan ini

dimulai dari peristiwa runtuhnya salah satu perusahaan raksasa di Amerika

Serikat yaitu Enron Corporation pada tahun 2001. Selanjutnya disusul oleh

perusahaan raksasa Amerika Serikat lainnya seperti Tyco International, Adelphia

Communication, Global Crossing, Xerox Corp., Walt Disney Company, dan

ImClone System Incorporation. Kasus yang terjadi pada negara Adi Kuasa ini

menunjukkan kepada seluruh dunia bahwa perusahaan yang dikatakan besar

ternyata dapat juga terjadi kecurangan di dalamnya. (Kompas, 2009)

Hal yang menarik dari adanya kecurangan laporan keuangan ini adalah

keterlibatan Kantor Akuntan Publik (KAP). Kegagalan untuk mencegah

kecuragan laporan keuangan menyebabkan masyarakat meragukan independensi

dan kemampuan akuntan publik untuk memberikan jasa audit yang berkualitas.

Mengantisipasi agar tidak terjadi lagi kasus-kasus audit di Indonesia, maka IAI

(Ikatan Akuntan Indonesia) mulai mengeluarkan himbauan rotasi untuk KAP agar

masa perikatan auditor dapat dibatasi dengan adanya rotasi tersebut. Penerapan

rotasi tersebut sesuai dengan peraturan yang ditetapkan berdasarkan Keputusan

Menteri Keuangan Republik Indonesia tentang Jasa Akuntan Publik (Menteri

Keuangan Keputusan No.423/KMK.06/2002) yang diadopsi dari Sarbanes-Oxley

Act 2002. Peraturan itu mengenai keputusan rotasi partner auditor selama tiga

tahun dan rotasi perusahaan audit selama 5 (lima) tahun. Kemudian keputusan ini

direvisi dengan peraturan menteri keuangan nomor 17/KMK.01/2008 pasal 3

tentang Pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas

dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut.

Kemudian direvisi kembali berdasarkan PP No. 20 tahun 2015 yang menjadikan

tidak ada pembatasan lagi untuk KAP. Pembatasan hanya berlaku untuk AP yaitu

selama 5 (lima) tahun buku berturut-turut.

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

De Angelo (1981) dalam Panjaitan (2014) mendefinisikan kualitas audit

sebagai probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang

adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Poin penting dalam

definisi tersebut adalah audit yang berkualitas merupakan audit yang

Page 3: Pengaruh Rotasi, Reputasi dan Spesialisasi Auditor ...

Vol. XV No.2, September 2017

152 JURNAL ILMIAH AKUNTANSI: KOMPARTEMEN

dilaksanakan oleh auditor yang kompeten dan independen. Kompetensi auditor

terkait dengan kemampuan auditor dalam mendeteksi salah saji dalam laporan

keuangan, sedangkan independensi auditor terkait dengan keberanian auditor

dalam melaporkan salah saji dalam laporan keuangan tersebut.

Antle (1984) dalam Indah (2010) mendefinisikan independensi sebagai

suatu hubungan antara akuntan dan kliennya yang mempunyai sifat sedemikian

rupa sehingga temuan dan laporan yang diberikan auditor hanya dipengaruhi oleh

bukti-bukti yang ditemukan dan dikumpulkan sesuai dengan aturan atau prinsip-

prinsip profesionalnya.

Rotasi Auditor

Pergantian auditor dapat dibagi menjadi 2 yaitu pergantian auditor yang

terjadi karena regulasi pemerintah yang mengikat dan pergantian auditor yang

terjadi dikarenakan alasan lain diluar regulasi. Rotasi Audit yang dilakukan

perusahaan secara sukarela yang telah mengaudit laporan keuangannya akan

mengakibatkan hilangnya kepentingan ekonomi yang dapat diminimalisir dengan

periode rotasi audit berakhir untuk jangka waktu yang pendek. Sehingga auditor

dapat mempertahankan independensinya dalam melakukan audit (Ishak,

2014). Namun penelitian Chen et al. (2004) dalam Pradana (2014)

menyatakan dari segi kompetensi adanya rotasi dapat menyebabkan penurunan

kualitas audit. Ketika auditor harus menghadapi perusahaan baru sebagai kliennya

maka akan diperlukan lebih banyak waktu baginya untuk mempelajari terlebih

dahulu klien barunya dari pada ketika auditor melanjutkan penugasan dari klien

terdahulu.

Reputasi Audit

Reputasi auditor ditunjukkan dengan kepercayaan publik terhadap

auditor atas kinerjanya. Auditor bertanggung jawab untuk tetap menjadi

kepercayaan publik dan menjaga nama baik auditor sendiri serta KAP tempat

auditor tersebut bekerja dengan mengeluarkan opini yang sesuai dengan keadaan

perusahaan (Verdiana, 2013). Menurut Crasswell (1998) dalam Rahayu (2012)

reputasi auditor merupakan prestasi dan kepercayaan publik yang disandang

auditor atas nama besar yang dimiliki auditor tersebut. Klien biasanya

mempersepsikan bahwa auditor yang berasal dari KAP besar dan yang memiliki

afiliasi dengan KAP internasional yang memiliki kualitas yang lebih tinggi karena

auditor tersebut memiliki karakteristik yang dapat dikaitkan dengan kualitas

seperti pelatihan, pengakuan internasional, serta adanya peer review.

Spesialisasi Auditor

Penelitian Craswell et al (1995) dalam Novianti (2010) mengatakan

bahwa setiap industri memiliki isu yang berbeda dengan yang lainnya, sehingga

kebutuhan audit juga berbeda bagi tiap-tiap industri. Spesialisasi industri

dilakukan oleh auditor dalam melalui peningkatan keahlian pada bidang industri

tertentu atau memilih pangsa pasar yang terfokus pada jenis industri tertentu.

Page 4: Pengaruh Rotasi, Reputasi dan Spesialisasi Auditor ...

Vol. XV No.2, September 2017

153 JURNAL ILMIAH AKUNTANSI: KOMPARTEMEN

Menurut Owsoho (2002) dalam Panjaitan (2014) menyatakan bahwa auditor

spesialis memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik mengenai

karakteristik bisnis klien dibandingkan dengan auditor non spesialis. Auditor

spesialis juga lebih mungkin untuk mendeteksi kekeliruan dan penyimpangan

yang terjadi pada laporan keuangan, sehinggga dapat membantu perusahaan

dalam menyediakan informasi laba yang lebih baik. Manajer dan senior audit

spesialis akan lebih baik dalam mendeteksi terjadinya kesalahan jika mereka

diberikan tugas audit sesuai dengan spesialisasi mereka.

Teori Agensi

Hubungan antara agen dengan principal yaitu agen sebagai pihak yang

menjalankan perusahaan dan mengambil keputusan dan prinsipal adalah pihak

yang mengevaluasi kinerja dari agen. Jadi, agen sebagai pengelola perusahaan

memiliki kewajiban untuk melaporkan hasil kinerjanya kepada prinsipal. Salah

satu informasi yang dilaporkan oleh agen kepada principal yaitu mengenai

laporan keuangan perusahaan guna kepentingan prinsipal, termasuk

pendelegasian otorisasi pengambilan keputusan dari prinsipal kepada agen

(Perdana, 2014).

Terdapat cara-cara langsung yang digunakan pemegang saham untuk

memonitor manajemen perusahaan sehingga membantu memecahkan konflik

keagenan. Pertama, pemegang saham mempunyai hak untuk mempengaruhi cara

perusahaan dijalankan melalui voting dalam rapat umum pemegang saham , hak

voting pemegang saham merupakan bagian penting dari asset keuangan mereka.

Kedua, pemegang saham melakukan resolusi dimana suatu kelompok pemegang

saham secara kolektif melakukan lobby terhadap manajer (mewakili perusahaan)

berkenaan dengan isu-isu yang tidak memuaskan mereka. Pemegang saham juga

mempunyai opsi divestasi (menjual saham mereka), divestasi mereprestasikan

suatu kegagalan dari perusahaan untuk mempertahankan investor, dimana

divestasi diakibatkan oleh ketidakpuasan pemegang saham atas aktivitas manajer.

(Warsono, 2009)

Kualitas Audit

De Angelo (1981) dalam Novianti (2012) mendefinisikan kualitas audit

sebagai probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang

adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. AAA Financial

Accounting Standard Committee (2000) dalam Sari (2011) menyatakan bahwa

"kualitas audit ditentukan oleh 2 hal, yaitu kompetensi (keahlian) dan

independensi, kedua hal tersebut berpengaruh langsung terhadap kualitas dan

secara potensial saling mempengaruhi. Lebih lanjut, persepsi pengguna laporan

keuangan atas kualitas audit merupakan fungsi dari persepsi mereka atas

independensi dan keahlian auditor.

Page 5: Pengaruh Rotasi, Reputasi dan Spesialisasi Auditor ...

Vol. XV No.2, September 2017

154 JURNAL ILMIAH AKUNTANSI: KOMPARTEMEN

PERUMUSAN HIPOTESIS

Pengaruh Rotasi Auditor terhadap Kualitas Audit

Siregar (2011) dalam Perdana (2014) menyatakan bahwa

peraturan rotasi auditor dibuat dengan tujuan meningkatkan kualitas

audit. Pernyataan tersebut berdasarkan pada asumsi bahwa semakin lama

hubungan antara auditor (baik partner Auditor maupun Kantor Akuntan

Publik) dengan kliennya akan mengurangi independensi auditor. Berdasarkan

uraian tersebut, diperoleh hipotesis sebagai berikut :

H1 : Rotasi auditor berpengaruh terhadap Kualitas Audit

Pengaruh Reputasi Auditor terhadap Kualitas Audit

Menurut Crasswell (1998) dalam Rahayu (2012) reputasi auditor

merupakan prestasi dan kepercayaan publik yang disandang auditor atas

nama besar yang dimiliki auditor tersebut. Klien biasanya

mempersepsikan bahwa auditor yang berasal dari KAP besar dan yang

memiliki afiliasi dengan KAP internasional yang memiliki kualitas yang

lebih tinggi karena auditor tersebut memiliki karakteristik yang dapat

dikaitkan dengan kualitas seperti pelatihan, pengakuan internasional,

serta adanya peer review. Berdasarkan uraian tersebut, diperoleh hipotesis sebagai

berikut:

H2 : Reputasi Auditor berpengaruh terhadap Kualitas Audit

Pengaruh Spesialisasi Auditor terhadap Kualitas Audit

Auditor spesialis lebih memungkinkan untuk mendeteksi\kesalahan dan

penyimpangan dari auditor non spesialis. Menurut Ishak (2015) auditor yang

memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik mengenai internal kontrol

perusahaan , resiko bisnis perusahaan, dan resiko audit pada industri tersebut.

Spesialisasi auditor dalam industri tertentu membuat auditor tersebut memiliki

kemampuan dan pengetahuan yang memadai dibanding dengan auditor yang tidak

memiliki spesialisasi. Berdasarkan uraian tersebut, diperoleh hipotesis sebagai

berikut: :

H3 : Spesialisasi Auditor berpengaruh positif terhadap Kualitas Audit.

METODE

Variabel Independen adalah variabel yang tidak terikat oleh variabel lain.

Dalam gambar arah hubungan antar-variabel, variabel independen ditinggal oleh

anak panah (Ulum, 2015). Dalam penelitian ini ada tiga variabel independen

1. Untuk meningkatkan tingkat kepercayaan investor maupun pengguna

laporan keuangan, perusahaan berusaha meningkatkan laporan keuangan

auditan yang berkualitas pula (kurniasih, 2014). Selain itu adanya PP No.

20 tahun 2015 yang menjadikan tidak ada pembatasan lagi untuk KAP.

Pembatasan hanya berlaku untuk AP yaitu selama 5 (lima) tahun buku

Page 6: Pengaruh Rotasi, Reputasi dan Spesialisasi Auditor ...

Vol. XV No.2, September 2017

155 JURNAL ILMIAH AKUNTANSI: KOMPARTEMEN

berturut-turut. Variabel rotasi auditor mengacu pada penelitian yang

dilakukan Kurniasih (2014) yaitu pengukuran mengunakan variabel dummy

yaitu nilai 1 jika terjadi rotasi auditor; nilai 0 jika tidak terjadi rotasi auditor

2. Reputasi auditor ditunjukkan dengan kepercayaan publik terhadap auditor

atas kinerjanya. Auditor bertanggung jawab untuk tetap menjadi

kepercayaan publik dan menjaga nama baik auditor sendiri serta KAP

tempat auditor tersebut bekerja dengan mengeluarkan opini yang sesuai

dengan keadaan perusahaan (Verdiana, 2013). Variabel reputasi auditor ini

mengacu pada Pamungkas (2014). Pengukuran mengunakan variable

dummy yaitu angka 1 untuk KAP yang tergabung dalam big four dan nilai 0

untuk KAP yang bukan non big four. Artinya, dengan mengunakan jasa

audit pada KAP yang berafiliasi dengan KAP big four maka kualitas audit

juga diharapkan dapat lebih baik daripada KAP yang tidak berafiliasi

dengan KAP big four.

3. Spesialisasi adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam

bidang tertentu sehingga membuat orang tersebut mampu mengerjakan

sesuatu dengan lebih cermat dan teliti dibandingkan orang yang tidak

memiliki spesialisasi (Ishak et al, 2014). Variabel spesialisasi ini mengacu

pada Ishak et al. (2015) di proksikan dengan mengunakan auditor industry

specialization. Dikatakan bahwa partner audit dikatakan spesialis apabila

mengaudit 15 persen dari total perusahaan yang ada dalam industry

tersebut. Presentase auditor industry specialization (AIS) dihitung sebagai

berikut:

Jumlah klien KAP dalam industri

AIS = — ---- — ------: -----— ----- — ------ — x 100%

Jumlah emiten dalam industri

Nilai auditor spesialisasi dihitung dengan menggunakan dummy variabel,

angka 1 akan diberi untuk auditor spesialis dan angka 0 untuk auditor yang

tidak spesialis.

Variabel dependent adalah variabel yang terikat oleh variabel lain.

Dalam gambar arah hubungan antar variabel, variabel dependen dituju oleh anak

panah. Dalam penelitian ini variabel dependent adalah kualitas audit. Kualitas

audit dalam penelitian ini menggunakan proksi earnings benchmark. Kualitas

audit terkait dengan manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan, seperti

menghindari adanya pelaporan kerugian, serta meniliti apakah auditor mampu

mengungkap dan melaporkan adanya manajemen laba tersebut atau tidak.

Page 7: Pengaruh Rotasi, Reputasi dan Spesialisasi Auditor ...

Vol. XV No.2, September 2017

156 JURNAL ILMIAH AKUNTANSI: KOMPARTEMEN

Earnings benchmark yang digunakan adalah antara p - ct dan p + ct,

dimanap adalah rerata earnings/total assets dan ct adalah deviasinya. p dan ct

dihitung dari sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun

2012-2015. Kualitas audit diasumsikan buruk apabila:

a. Laba melebihi earning benchmark yaitu ketika nilai ROA > p + ct Artinya

auditor memberi kesempatan kepada perusahaan untuk melakukan praktik

manajemen dengan membuat laporan keuangan menjadi bagus dan

meningkatkan laba sehingga manajemen dapat menikmati bonus di masa

sekarang atau yang disebut dengan windows dressing.

b. Rugi melebihi earning benchmark yaitu ketika nilai ROA < p - ct Artinya

auditor member kesempatan kepada perusahaan untuk melakukan praktik

manajemen dengan membuat laporan keuangan menjadi jelek dan

meningkatkan rugi dengan harapan manajemen akan mendapat bonus di

masa yang akan datang atau yang disebut dengan taking a bath.

Apabila didefinisikan dalam formulasi, maka variabel dependen kualitas audit

(MEET_BE) adalah sebagai berikut:

a. MEET_BE = 1 ketika memenuhi kriteria p-n < ROA < p+n, menunjukkan

kualitas audit yang tinggi.

b. MEET_BE = 0 untuk ROA > p+n di mana manajemen melakukan praktik

"windows dressing" atau ROA < p-n

Penentuan Sampel

Penentuan sampel mengunakan metode purposive sampling yaitu

penentuan sampel dari populasi yang ada berdasarkan kriteria. Berdasarkan

metode tersebut maka kriteria penentuan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama

tahun 2011-2015

2. Perusahaan manufaktur yang menyediakan informasi secara lengkap

selama tahun 2011-2015

3. Perusahaan manufaktur selama periode penelitian 2011-2015 tidak

mengalami delisting dari Bursa Efek Indonesia.

4. Data perusahaan manufaktur berupa laporan keuangan yang telah diaudit

oleh auditor independen

Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

yang digunakan dalam penelitian ini laporan keuangan perusahaan manufaktur

berupa laporan keuangan auditan dan laporan auditor independen dari perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI yang berasal dari Indonesia Stock Exchange

(idx) dan dapat diperoleh dengan cara mendownload melalui internet dari situs

resmi dengan alamat www.idx.co.id.

Page 8: Pengaruh Rotasi, Reputasi dan Spesialisasi Auditor ...

Vol. XV No.2, September 2017

157 JURNAL ILMIAH AKUNTANSI: KOMPARTEMEN

Teknik Analisis

Dalam penelitian ini uji hipotesis yang digunakan adalah analisis regresi

logistic, sebab variabel dependennya bersifat dikotomi (ya/tidak). Manurut

Ghozali (2009), analisis regresi logistic tidak perlu asumsi normalitas data pada

variabel bebasnya. Jika regresi logistic umumnya dipakai jika analisis

multivariate normal distribution tidak dipenuhi. Langkah-langkah analisis

regresi logistic sebagai berikut:

Pengujian hipotesis dengan mengunakan regresi logistik (logistic regression)

sebagai berikut:

Logit MEET_BE = a + plRotasi + p2Reputasi + p3Spesialisasi + e ...

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan kriteria tersebut, peneliti telah melakukan pemilihan sampe

tersebut sehingga diperoleh sebanyak 112 perusahaan sampel yang akan

digunakan. Table 1 berikut ini menunjukkan pemilihan sampel yang dilakukan

peneliti :

Tabel 1. Pemilihan Sampel Penelitian

Tabel 2. Model Regresi Logistik

B S.E. Wald Df Sig. Exp(B)

Step 1a Rotasi -.138 .296 .217 1 .642 .871

Reputasi -.123 .341 .130 1 .718 .884

Spesialisasi .429 .387 1.226 1 .268 1.535

Constant 1.765 .245 51.963 1 .000 5.840

Sumber: Data sekunder yang diolah 2015

Persamaan model yang dihasilkan melalui uji regresi diatas adalah Kualitas

Audit = 1,765 - 0,138Rotasi - 0,123Reputasi + 0,429Spesialisasi + e

Uji Hosmer and Lemeshow's Goodness Of Fit test

Berdasarkan tabel 3 diatas, uji hosmer and lemeshow's Goodness Of fit test

adalah dengan chi square sebesar 5, 124 dan nilai signifikan sebesar 0,275. Hal ini

menunjukkan bahwa nilai sig 0,275 lebih besar dari sig 0,05 yang berarti bahwa model fit

dapat diterima.

No Kriteria Sampel

1 Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel (448 : 4 ) 104

Tabel 3. Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square Df Sig.

1 5.124 4 .275

Sumber: Data sekunder yang diolah 2015

Page 9: Pengaruh Rotasi, Reputasi dan Spesialisasi Auditor ...

Vol. XV No.2, September 2017

158 JURNAL ILMIAH AKUNTANSI: KOMPARTEMEN

Tabel 4. Overall Fit Model

Berdasarkan tabel 4 diatas nilai -2 log likelihood (block number = 0) adalah 307,237 dan

nilai -2 log likelihood (block number = 1) adalah 305,644. Penurunan nilai -2 log

likelihood menggambarkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data yang

berarti penambahan tiga variabel yaitu rotasi, reputasi dan spesialisasi auditor dapat

memperbaiki model fit.

Uji Hipotesis

1. Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)

Berdasarkan tabel 5 diatas, nilai nagelkerke R square sebesar 0,018 yang berarti bahwa

ketiga variabel independen mampu mempengaruhi kualitas audit sebesar 18% dan sisanya

yaitu sebesar 82% dijelaskan oleh faktor lain. 2. Matrik Klasifikasi

Tabel 6. Classification Tablea

Kualitas Audit

Observed

Audit Kurang

Berkualitas

Kualitas

Audit

Percentage

Correct

Step 1 MEET_BE Audit Kurang

Berkualitas 0 54 .0

Kualitas Audit 0 315 100.0

Overall Percentage 85.4

Sumber: Data sekunder yang diolah 2015

Dari tabel 6 diatas menyatakan bahwa ketepatan prediksi secara keseluruhan yaitu

85,4%. Prediki ini dikatakan baik karena mendekati 100%. Kemudian sebanyak 54

perusahaan di prediksi mempunyai kualitas audit yang buruk dan sebesar 315 perusahaan

diprediksi mempunyai kualitas audit yang baik.

3. Uji Parsial

Uji parsial dilakukan untuk menguji seberapa jauh semua variabel independen yang

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh terhadap kualitas audit. Tabel berikut

akan menjelaskan tentang hasil uji parsial tersebut :

-2 log likelihood

-2 log likelihood (block number = 0)

-2 log likelihood (block number = 1)

307,237

305,644

Sumber: Data sekunder yang diolah 2015

Tabel 5. Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square 1 305.644

a .004 .018

Sumber: Data sekunder yang diolah 2015

Page 10: Pengaruh Rotasi, Reputasi dan Spesialisasi Auditor ...

Vol. XV No.2, September 2017

159 JURNAL ILMIAH AKUNTANSI: KOMPARTEMEN

Menurut hasil output dari tabel 7 diatas, secara parsial menunjukkan bahwa rotasi,

reputasi dan spesialisasi auditor tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Rotasi audit

mempunyai nilai signifikan melebihi 0,05 yaitu sebesar 0,642 dengan nilai B sebesar -

0,138. Reputasi audit mempunyai nilai signifikan melebihi 0,05 yaitu sebesar 0,718

dengan nilai B sebesar -0,123. Begitu pula spesialisasi auditor yang memiliki signifikasi

nilai sebesar 0,268 yang melebihi 0,05 serta nilai B sebesar 0,429.

KESIMPULAN

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa rotasi audit tidak berpengaruh terhadap

kualitas audit. Artinya bahwa perusahaan yang melakukan rotasi maupun tidak, akan

mengungkapkan hal sama apa yang terjadi di dalam perusahaan untuk menjaga

independensinya. Reputasi audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Artinya

auditor yang berafiliasi dengan KAP big four maupun tidak, memiliki kualitas yang sama

dalam menjaga kepercayaan masyarakat. Sedangkan spesialisasi audito rtidak

berpengaruh terhadap kualias audit. Hal ini berarti bahwa auditor spesialis maupun non

spesialis mempunyai pengalaman yang sama dalam memngungkapkan kondisi

perusahan untuk memberikan hasil audit yang berkualitas

SARAN

Dari hasil penelitian serta keterbatasan penelitian diatas, maka peneliti

memberikan saran untuk peneliti selanjutnya, yauitu: 1) Untuk mengukur kualitas audit

bisa dilihat dari berbagai jenis proksi. Misalnya menggunakan proksi discretionary

accruals (DA).; 2) Menambahkan variabel independen lain yang berhubungan dengan

teorikeagenan, misalnya fee audit. 3) dapat menggunakan objek penelitian selain

perusahaan manufaktur, misalnya pertambangan, real estate dan lain-lain.

Tabel 7. Variables in the Equation

B S.E. Wald Df Sig. Exp(B)

Step 1a Rotasi -.138 .296 .217 1 .642 .871

Reputasi -.123 .341 .130 1 .718 .884

Spesialisasi .429 .387 1.226 1 .268 1.535

Constant 1.765 .245 51.963 1 .000 5.840

Sumber: Data sekunder yang diolah 2015

Page 11: Pengaruh Rotasi, Reputasi dan Spesialisasi Auditor ...

Vol. XV No.2, September 2017

160 JURNAL ILMIAH AKUNTANSI: KOMPARTEMEN

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Inilah Daftar 20 Kebangkrutan Terbesar di AS. Kompas 2

November

Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang:BP. Universitas Diponegoro

Indah, Siti Nur Mawar. 2010. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap

Kualitas Audit. Skripsi Strata Satu. Universitas Diponegoro Semarang

Ishak, Febrian Adhi, Halim Dedy dan Anis Widjajanto. 2015. Pengaruh Rotasi Audit,

Workload dan Spesialisasi Terhadap Kualitas Audit pada Perusahaan Manufaktur

yang Terdaftar di BEI pada Tahun 2009-2013. Jurnal Organisasi dan

Manajemen, Vol.11, No.2

Kurniasih, Margi dan Abdul Rohman. 2014. Pengaruh Fee Audit, Audit Tenure, dan

Rotasi Audit Terhadap Kualitas Audit. Jurnal Akuntansi Vol. 3.

Novianti, Nurlita., Sutrisno dan Gugus Irianto. 2010. Tenur Kantor Akuntan Publik,Tenur

Partner Audit, Auditor Spesialisasi Industri, dan Kualitas Audit.Skripsi Strata

Satu. Universitas Brawijaya

Nugraha, Yuvina. 2014. Pengaruh Audit Tenure, Spesialisasi KAP dan Ukuran

Perusahaan Terhadap Kualitas Audit. Skripsi Strata Satu. Universitas

Diponegoro Semarang.

Pamungkas, Yohanes Chrisostomus Catur. 2014. Pengaruh Fee Audit,Rotasi KAP, dan

Reputasi Auditor terhadap Kualitas Audit. Jurnal Riset Manajemen dan

Akuntansi, Vol.2, No.2., Hal 59-67

Panjaitan, Clinton Marshal. 2014. Pengaruh Tenure, Ukuran KAP dan Spesialisasi

Auditor terhadap Kualitas Audit. Diponegoro Journal of Accounting, Vol.3,No.3

Perdana, Muhammad Adhi. 2014. Pengaruh Rotasi Kantor Akuntan Publik dan Rotasi

Akuntan Publik (Partner Auditor) Terhadap Kualitas Audit. Skripsi Strata

Satu.Universitas Diponegoro Semarang

Rahayu, Santi. 2012. Moderasi Reputasi Auditor Terhadap Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Audit Switching. Tesis Magister Akuntansi. Universitas Esa

Unggu

Rahman, Abdul dan Baldric Siregar. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going concern pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Simposium Nasional Akuntansi XV

lambungmangkurat. Banjarmasin.

Sari, Nungky Nurmalita. 2011. Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Objektivitas,

Integritas, Kompetensi dam Etika Terhadap Kualitas Audit. Skripsi Strata Satu.

Universitas Diponegoro Semarang

Page 12: Pengaruh Rotasi, Reputasi dan Spesialisasi Auditor ...

Vol. XV No.2, September 2017

161 JURNAL ILMIAH AKUNTANSI: KOMPARTEMEN

Verdiana, Komang Anggita dan I Made Karya Utama. 2013. Pengaruh Reputasi Auditor,

Disclosure, Audit Client Tenure pada Kemungkinan Pengungkapan Opini Audit

Going concern. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 5(3)