Top Banner
PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP DAYA TAHAN AEROBIK PADA MAHASISWA LAKI-LAKI JURUSAN ILMU KEOLAHRAGAAN ANGKATAN 2010 FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG PROPOSAL OLEH: AHMAD FAUZI NIM 100621403314 IK off A UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
31

PENGARUH ROKOK TERHADAP Daya Tahan Jantung Dan Paru

Jan 21, 2016

Download

Documents

kbbk
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGARUH ROKOK TERHADAP Daya Tahan Jantung Dan Paru

PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP DAYA TAHAN AEROBIK

PADA MAHASISWA LAKI-LAKI JURUSAN ILMU KEOLAHRAGAAN

ANGKATAN 2010 FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI

MALANG

PROPOSAL

OLEH:

AHMAD FAUZI

NIM 100621403314

IK off A

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

JURUSAN ILMU KEOLAHRAGAAN

NOPEMBER 2012

Page 2: PENGARUH ROKOK TERHADAP Daya Tahan Jantung Dan Paru

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Sehat merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. Kepentingan

kesegaran jasmani dalam pemeliharaan kesehatan tidak diragukan lagi, semakin tinggi tingkat

kesehatan, maka kesegaran jasmani akan semakin baik pula. Kesegaran jasmani seseorang

dipengaruhi oleh berbagai faktor yakni, faktor internal dan faktor eksternal. Yang dimaksud

faktor internal adalah sesuatu yang sudah terdapat dalam tubuh seseorang yang bersifat

menetap misalnya genetik, umur, jenis kelamin. Sedangkan faktor eksternal diantaranya

aktivitas fisik, lingkungan dan kebiasaan merokok (Kaplan & Petterson, 1993).

Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok, baik secara langsung

maupun tidak langsung.

Kebiasaan merokok bukan saja merugikan bagi perokok sendiri tapi juga bagi orang

disekitarnya. Kebiasaan merokok telah menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Dampak

yang ditimbulkan akibat kebiasaan merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan

fungsi saluran napas dan jaringan paru-paru. Pada saluran nafas besar, sel mukosa membesar

(hyperthropy) dan kelenjar mukus bertambah banyak (hyperplasia) sehingga terjadi

penyempitan saluran napas. Pada jaringan paru-paru terjadi peningkatan jumlah sel radang

dan kerusakan alveoli. Akibat perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan paru-

paru pada perokok akan timbul permasalahan fungsi paru dengan segala macam gejala

klinisnya. Hal ini menjadi unsur utama terjadinya penyakit obstruksi paru menahun (PPOM)

termasuk emfisema paru-paru, bronkhitis kronis, dan asma (Hans, 2003). Merokok juga dapat

merusak lapisan dalam pembuluh darah, memekatkan darah sehingga mudah menggumpal,

menganggu irama jantung (Ghalenium, 2006). Kandungan nikotin, gas CO, radikal bebas dan

zat-zat tersebut dapat merusak lapisan endotel dalam pembuluh darah. Apabila terbentuk

suatu plak dalam pembuluh darah, dapat menjadi suatu proses awal terjadinya arterosklerosis

yang dapat menyebabkan berbagai penyakit kardiovaskuler .

Merokok tidak hanya saja beresiko terjadi gangguan paru-paru tetapi juga beresiko

terhadap gangguan jantung dan pembuluh darah, hal ini akan berakibat pada penurunan

Page 3: PENGARUH ROKOK TERHADAP Daya Tahan Jantung Dan Paru

kinerja jantung paru. Penurunan daya tahan jantung paru akan berakibat pada penurunan

kebugaran jasmani. Daya tahan kardiorespirasi atau aerobic capacity merupakan komponen

terpenting dari kebugaran jasmani. Seseorang dengan kapasitas aerobik yang baik, memiliki

jantung yang efisien, paru-paru yang efektif, peredaran darah yang baik pula, yang dapat

mensuplai otot-otot sehingga yang bersangkutan mampu bekerja secara terus-menerus tanpa

mengalami kelelahan yang berlebihan.

Merokok juga dapat merusak lapisan dalam pembuluh darah, memekatkan darah

sehingga mudah menggumpal, menganggu irama jantung. Kandungan nikotin, gas CO,

radikal bebas dan zat-zat tersebut dapat merusak lapisan endotel dalam pembuluh darah.

Apabila terbentuk suatu plak dalam pembuluh darah, dapat menjadi suatu proses awal

terjadinya arterosklerosis yang dapat menyebabkan berbagai penyakit kardiovaskuler

(Syaifuddin, 2001). Sehingga dalam diri perokok tidak hanya saja beresiko terjadi gangguan

paru-paru tetapi juga beresiko terhadap gangguan jantung dan pembuluh darah, hal ini akan

berakibat pada penurunan kinerja jantung paru. Penurunan daya tahan jantung paru akan

berakibat pada penurunan kebugaran jasmani.

Daya tahan kardiorespirasi atau aerobic capacity merupakan komponen terpenting

dari kebugaran jasmani (Moeloek, 1995). Seseorang dengan kapasitas aerobik yang baik,

memiliki jantung yang efisien, paru-paru yang efektif, peredaran darah yang baik pula, yang

dapat mensuplai otot-otot sehingga yang bersangkutan mampu bekerja secara terus-menerus

tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan (Sadoso, 2002). Daya tahan jantung paru dapat

diukur melalui kadar VO2max yang dicapai, sehingga jika kadar VO2max yang dicapai

sesuai target maka dapat memenuhi salah satu syarat kebugaran yang optimal.

VO2 max adalah kemampuan pengambilan oxygen dengan kapasitas maksimal untuk

digunakan / konsumsi oleh tubuh selama melakukan exercise maximum. VO2 max umumnya

digunakan sebagai indikator untuk menentukan kemampuan aerobic, dimana kemampuan

aerobik akan berkaitan erat dengan system cardio dan system respirasi dalam usaha

penyediaan oksigen dan kemampuan untuk menggunakan oxygen tersebut dalam tubuh.

Pengukuran VO2max memerlukan analisa saat ekspirasi, udara yang dikumpulkan saat

melakukan latihan dalam intensitas progresif (Bernard, 2002). Pengukuran VO2max dapat

dilakukan salah satunya menggunakan Balke 15 minute run test. Penelitian yang dilakukan

oleh Pradono tahun 2000 pada usia 20-39 tahun warga Kebon Manggis, Jakarta Timur

diperoleh hasil pengukuran VO2max 50,2% termasuk kategori sangat kurang, 26,8% kurang,

15% cukup dan 7,7% baik.

Page 4: PENGARUH ROKOK TERHADAP Daya Tahan Jantung Dan Paru

B. Identifikasi Masalah

Asap rokok mengandung 4000 zat kimia berbahaya bagi kesehatan dan terdapat lebih

dari 200 macam racun (Mu’tadin, 2007). Asap rokok itu mengandung antara lain karbon

monoksida (CO) , nikotin, dan polycyclic aromatic hidrocarbon yang mengandung zat

pemicu terjadinya kanker (tar, benzopyrenes,, nitroso-nor-nicotin, kadmium, hydrogen

cyanide, vinyl chlorid, toluane, arsanic, phenol butana, amonia, methanol, acaton) selain itu

asap rokok yang dihirup juga mengandung komponen gas dan partikel yang berbahaya

(Guidotti et al, 2007).

Nikotin dalam rokok dapat mempercepat proses penyempitan dan penyumbatan

pembuluh darah. Penyumbatan dan penyempitan ini bisa terjadi pada pembuluh darah

koroner, yang bertugas membawa oksigen ke jantung. Nikotin, merupakan alkaloid yang

bersifat stimulant dan beracun pada dosis tinggi. Zat yang terdapat dalam tembakau ini sangat

adiktif, dan mempengaruhi otak dan system saraf. Efek jangka panjang penggunaan nikotin

akan menekan kemampuan otak untuk mengalami kenikmatan, sehingga perokok akan selalu

membutuhkan kadar nikotin yang semakin tinggi untuk mendapatkan tingkat kepuasan

(Hans, 2003).

Tar, mengandung zat kimia sebagai penyebab terjadinya kanker dan menganggu

mekanisme alami pembersih paru-paru, sehingga banyak polusi udara tertinggal menempel di

paru-paru dan saluran bronchial. Tar dapat membuat system pernapasan terganggu salah satu

gejalanya adalah pembengkakan selaput mucus

Gas karbonmonoksida (CO) mempunyai kemampuan mengikat hemoglobin (Hb)

yang terdapat dalam sel darah merah (eritrosit) lebih kuat dibanding oksigen, sehingga setiap

ada asap rokok disamping kadar oksigen udara yang sudah berkurang, ditambah lagi sel darah

merah akan semakin kekurangan oksigen, oleh karena yang diangkut adalah CO dan bukan

O2 (Oksigen). Sel tubuh yang menderita kekurangan oksigen akan berusaha meningkatkan

asupan oksigen melalui kompensasi pembuluh darah dimana pembuluh darah akan menciut

atau spasme. Bila proses spasme berlangsung lama dan terus menerus maka pembuluh darah

akan mudah rusak dengan terjadinya proses arterosklerosis (penyempitan). Penyempitan

pembuluh darah akan terjadi dimana-mana. Di otak, di jantung, di paru, di ginjal, di kaki, di

saluran peranakan, di ari-ari pada wanita hamil.kekurangan oksigen karena CO (karbon

monoksida) (Theodorus, 1994). Kadar CO yang terhisap juga akan mengurangi nilai

VO2max.

Page 5: PENGARUH ROKOK TERHADAP Daya Tahan Jantung Dan Paru

VO2max merupakan pengambilan oksigen maksimal. VO2max ditentukan untuk

mengukur tingkat daya tahan jantung paru, dimana suatu cara dalam memperkirakan

VO2max dari intensitas latihan maksimal dianggap paling akurat. Pengukuran VO2max

memerlukan analisa saat ekspirasi, udara yang dikumpulkan saat melakukan latihan dalam

intensitas yang progresif (Bernard, 2002). Sehingga jika seseorang mengalami penurunan

VO2max maka dapat dikatakan seseorang tersebut juga mengalami penurunan daya tahan

jantung-paru.

C. Pembatasan Masalah

Penelitian ini memfokuskan pada pengaruh kebiasaan merokok dengan daya tahan

aerobik yang dihitung melalui VO2 Max, pada mahasiswa laki-laki Jurusan Ilmu

keolahragaan angkatan 2010 Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas negeri Malang.

D. Perumusan Masalah

Dari latar belakang di atas masalah yang ingin dipecahkan dalam penelitian ini adalah

“Apakah ada pengaruh kebiasaan merokok terhadap daya tahan aerobik, dihitung melalui

VO2max?”

E. Tujuan Penelitian

1. Tujuan

- Untuk mengetahui pengaruh kebiasaan merokok terhadap daya tahan

aerobik.

Page 6: PENGARUH ROKOK TERHADAP Daya Tahan Jantung Dan Paru

E. Manfaat Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh kebiasaan merokok terhadap daya tahan aerobik.

2. Tujuan khusus

a Untuk mengetahui gambaran VO2 max mahasiswa S1 Ilmu Keolahragaan Fakultas Ilmu

Keolahragaan Universitas Negeri Malang yang memiliki kebiasaan merokok.

b Untuk mengetahui apakah ada pengaruh kebiasaan merokok terhadap kadar VO2max

mahasiswa S1 Ilmu Keolahragaan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang.

3. Bagi pendidikan

Agar lebih memperhatikan khususnya dalam dunia kesehatan bahwa efek samping rokok

tersebut dapat mempengaruhi struktur sel paru, dan memberikan pengetahuan secara dini

terhadap bahaya merokok.

4. Bagi masyarakat.

Adanya sikap positif dan peran aktif masyarakat untuk menghentikan semaksimal mungkin

konsumsi rokok, sehingga dapat terhindar dari bahaya rokok.

5. Bagi peneliti sendiri

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu faal

olahraga.

6. Bagi peneliti lain

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian pustaka untuk melakukan penelitian

lebih lanjut yang lebih luas.

F. Hipotesis

Kebiasaan merokok berpengaruh terhadap daya tahan aerobik.

Page 7: PENGARUH ROKOK TERHADAP Daya Tahan Jantung Dan Paru

G. Definisi Operasional

Untuk memfokuskan istilah-istilah pada penelitian ini maka ada beberapa istilah yang

didefinisikan secara terinci yaitu:

1. Kebiasaan Merokok

Kebiasaan merokok adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara berulang-

ulang berupa menghisap tembakau yang sudah diolah meskipun pada awalnya ada

perasaan yang tidak nyaman dialami oleh perokok. Dalam hal ini dikatakan orang

yang terbiasa merokok yaitu lebih dari tiga tahun, dan per rata-rata rokok yang

dihabiskan 6-11 batang atau lebih dan dilakukan setiap hari tanpa berhenti

2. Daya Tahan Aerobik

Daya tahan aerobik adalah satu kesatuan utuh dari komponen-komponen

kondisi fisik yang tidak dapat dipisahkan, baik peningkatan maupun pemeliharaannya.

Page 8: PENGARUH ROKOK TERHADAP Daya Tahan Jantung Dan Paru

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Merokok

Rokok adalah gulungan tembakau yang disalut dengan daun nipah (Kamus Besar

Bahasa Indonesia, 2002). Merokok dapat diartikan sebagai kata atau aktivitas menghisap.

Sedangkan perokok adalah orang yang suka merokok. Rokok digunakan dengan cara dibakar

salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihisap melalui mulut pada

ujung satunya.

2.2 Sebab-sebab Orang Merokok

Secara umum orang dewasa merokok disebabkan faktor-faktor yaitu: (1) merangsang

perasaan,terutama pada pagi hari, (2) untuk mengurangi perasaan negatif, (3) karena sudah

menjadi kebiasaan, (4) untuk kepuasan dimulut, (5) untuk santai, (6) karena sudah

kecanduan.

2.3. Kandungan Rokok

Setiap batang rokok yang dinyalakan akan mengeluarkan lebih dari 4000 bahan kimia

beracun yang berbahaya dan dapat mengakibatkan maut. Dengan ini, setiap sedutan itu

menyerupai satu sedutan maut. Di antara kandungan asap rokok termasuklah aceton (bahan

pembuat cat), naftalene (bahan kapur barus), arsen, tar (bahan karsinogen penyebab kanker),

methanol (bahan bakar roket), vinyl chloride (bahan plastik PVC), phenol butane (bahan

bakar korek api), potassium nitrate (bahan baku pembuatan bom dan pupuk), polonium-201

(bahan radioaktif), ammonia (bahan pencuci lantai), dan sebagainya (Jaya, 2009). Racun

yang paling utama ialah tar, nikotin, dan karbon monoksida (Universiti Teknologi Malaysia,

2005).

Page 9: PENGARUH ROKOK TERHADAP Daya Tahan Jantung Dan Paru

Terdapat penjelasan yang lebih jelas bagi beberapa jenis bahan yang terkandung

dalam rokok antara lain adalah sebagai berikut:

1) Nikotin

Komponen ini terdapat di dalam asap rokok dan juga di dalam tembakau yang tidak

dibakar. Nikotin bersifat toksik terhadap jaringan saraf, juga menyebabkan tekanan darah

sistolik dan diastolik mengalami peningkatan. Denyut jantung bertambah, kontraksi otot

jantung seperti dipaksa, pemakaian oksigen bertambah, aliran darah pada pembuluh koroner

bertambah, dan vasokonstriksi pembuluh darah perifer. Nikotin meningkatkan kadar gula

darah, kadar asam lemak bebas, kolesterol LDL, dan meningkatkan agregasi sel pembekuan

darah. Nikotin memegang peran penting dalam ketagihan merokok (Sitepoe, 2000).

2) Tar

Tar hanya dijumpai pada rokok yang dibakar. Eugenol atau minyak cengkeh juga

diklasifikasikan sebagai tar. Di dalam tar, dijumpai zat-zat karsinogen seperti polisiklik

hidrokarbon aromatis, yang dapat menyebabkan terjadinya kanker paru-paru. Selain itu,

dijumpai juga N nitrosamine di dalam rokok yang berpotensi besar sebagai zat karsinogenik

terhadap jaringan paru-paru (Sitepoe, 2000). Tar juga dapat merangsang jalan nafas, dan

tertimbun di saluran nafas, yang akhirnya menyebabkan batuk-batuk, sesak nafas, kanker

jalan nafas, lidah atau bibir (Jaya, 2009).

3) Karbon Monoksida

Gas ini bersifat toksik dan dapat menggeser gas oksigen dari transport hemoglobin.

Dalam rokok, terdapat 2-6% gas karbon monoksida pada saat merokok, sedangkan gas

karbon monoksida yang diisap perokok paling rendah 400 ppm (part per million) sudah dapat

meningkatkan kadar karboksi-hemoglobin dalam darah sejumlah 2-16%. Kadar normal

karboksi-hemoglobin hanya 1% pada bukan perokok. Seiring berjalannya waktu, terjadinya

polisitemia yang akan mempengaruhi saraf pusat (Sitepoe, 2000).

4) Timah Hitam

Timah hitam merupakan partikel asap rokok. Setiap satu batang rokok yang diisap

mengandung 0,5 mikrogram timah hitam. Apabila seseorang mengisap 1 bungkus rokok

perhari, 10 mikrogram timah hitam akan dihasilkan, sedangkan batas bahaya kadar timah

hitam di dalam tubuh adalah 20 mikrogram/hari (Sitepoe, 2000).

Page 10: PENGARUH ROKOK TERHADAP Daya Tahan Jantung Dan Paru

2.3. Daya Tahan

Daya tahan adalah keadaan atau kondisi tubuh yang mampu untuk bekerja secara

terus menerus dalam waktu yang lama tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan setelah

menyelesaikan pekerjaan tersebut (Harsono, 1988).

2.4. Daya Tahan Jantung dan Paru

Daya tahan jantung paru merupakan kesanggupan sistem jantung, paru, dan pembuluh

darah untuk berfungsi secara optimal pada keadaan istirahat dan kerja dalam mengambil

oksigen dan menyalurkannya ke jaringan yang aktif sehingga dapat digunakan pada proses

metabolisme tubuh.

Foss dan Keteyian (1998) mengemukakan bahwa parameter yang paling akurat dan

obyektif untuk mengukur daya tahan jantung paru adalah melalui pengukuran ambilan

oksigen maksimum atau VO2 maks. VO2max adalah jumlah maksimal oksigen yang dapat

dikonsumsi selama aktivitas fisik yang intens sampai akhirnya terjadi kelelahan. Karena

VO2max ini dapat membatasi kapasitas kardiovaskuler seseorang, maka VO2max dianggap

sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik. VO2max juga dapat diartikan sebagai

kemampuan maksimal seseorang untuk mengkonsumsi oksigen selama aktivitas fisik pada

ketinggian yang setara dengan permukaan laut. VO2max merefleksikan keadaan paru,

kardiovaskuler, dan hematologik dalam pengantaran oksigen, serta mekanisme oksidatif dari

otot yang melakukan aktivitas. Selama menit-menit pertama latihan, konsumsi oksigen

meningkat hingga akhirnya tercapai keadaan steady state di mana konsumsi oksigen sesuai

dengan kebutuhan latihan. Bersamaan dengan keadaan steady state ini terjadi pula adaptasi

ventilasi paru, denyut jantung, dan cardiac output. Keadaan di mana konsumsi oksigen telah

mencapai nilai maksimal tanpa bisa naik lagi meski dengan penambahan intensitas latihan

inilah yang disebut VO2max. Konsumsi oksigen lalu turun secara bertahap bersamaan

dengan penghentian latihan karena kebutuhan oksigen pun berkurang. Secara teori, nilai

VO2max dibatasi oleh cardiac output, kemampuan sistem respirasi untuk mengantarkan

oksigen ke darah, atau kemampuan otot

untuk menggunakan oksigen. Dengan begitu, VO2max pun menjadi batasan kemampuan

aerobik, dan oleh sebab itu dianggap sebagai parameter terbaik untuk mengukur kemampuan

aerobik (atau kardiorespirasi) seseorang. VO2max merupakan nilai tertinggi dimana

Page 11: PENGARUH ROKOK TERHADAP Daya Tahan Jantung Dan Paru

seseorang dapat mengkonsumsi oksigen selama latihan, serta merupakan refleksi dari unsur

kardiorespirasi dan hematologik dari pengantaran oksigen dan mekanisme oksidatif otot .

Orang dengan tingkat kebugaran yang baik memiliki nilai VO2max lebih tinggi dan dapat

melakukan aktivitas lebih kuat dibanding mereka yang tidak dalam kondisi baik.

2.5. Efek Rokok Pada Sistem Respiratori

Merokok merupakan penyebab utama kanker paru-paru, serta penyakit paru-paru lain

yang bersifat kronis dan obstruktif, seperti bronkitis dan emfisema. Sekitar 85% dari

penderita penyakit ini disebabkan oleh rokok. Gejala yang ditimbulkan berupa batuk kronik,

berdahak, dan gangguan pernafasan. Apabila diadakan tes fungsi paru-paru, maka hasil tes

pada perokok lebih buruk berbanding dengan bukan perokok. Merokok juga terkait dengan

influenza dan radang paru-paru lainnya. Perokok lebih mudah terserang influenza dan radang

paru-paru lainnya berbanding yang bukan perokok. Pada penderita asma, merokok akan

memperparah gejala asma karena asap rokok akan meyempitkan lagi saluran pernafasan.

Kematian umumnya bukan terjadi akibat kesulitan bernafas karena membesarnya

kanker, tetapi posisi paru-paru dalam sistem peredaran darah yang membuat kanker mudah

menyebar ke seluruh tubuh. Metastase kanker ke otak dan bagian kritis lainnya menjadi

penyebab kematian.

2.6. Efek Rokok Pada Sistem Kardiovaskuler

Dalam sistem kardiovaskular, merokok menjadi faktor utama penyebab penyakit

pembuluh darah jantung. Bukan hanya menyebabkan penyakit jantung koroner, merokok juga

mempunyai akibat buruk bagi pembuluh darah otak dan perifer.

Asap yang dihembus oleh para perokok dapat dibagikan atas asap utama dan asap

samping. Asap utama merupakan asap tembakau yang dihirup langsung oleh perokok,

sedangkan asap samping merupakan asap tembakau yang disebarkan ke udara bebas, yang

akan dihirup oleh orang lain, atau perokok pasif.

Telah ditemukan hampir 4000 jenis bahan kimia dalam rokok, dengan 40 jenis di

antaranya bersifat karsinogenik, di mana bahan racun ini lebih banyak terdapat pada asap

samping. Misalnya, karbon monoksida ditemukan 5 kali lipat lebih banyak pada asap

samping berbanding asap utama. Begitu juga dengan benzopiren, dengan 3 kali lipat, dan

Page 12: PENGARUH ROKOK TERHADAP Daya Tahan Jantung Dan Paru

amoniak dengan 50 kali lipat. Bahan-bahan ini dapat bertahan sampai beberapa jam lamanya

dalam ruang setelah rokok berhenti.

Umumnya, rokok akan lebih difokuskan pada peran nikotin dan karbon monoksida.

Kedua-dua bahan ini, selain meningkatkan kebutuhan oksigen, juga mengganggu suplai

oksigen ke otot jantung sehingga akhirnya merugikan kerja otot jantung.

Nikotin mengganggu sistem saraf simpatis dengan akibat meningkatnya kebutuhan

oksigen otot jantung. Selain menyebabkan ketagihan merokok, nikotin juga merangsang

pelepasan adrenalin, meningkatkan frekuensi denyut jantung, serta menyebabkan gangguan

irama jantung. Nikotin turut mengaktifkan trombosit dengan akibat timbulnya adhesi

trombosit (penggumpalan) ke dinding pembuluh darah.

Karbon monoksida menimbulkan desaturasi hemoglobin, menurunkan langsung

persediaan oksigen untuk jaringan seluruh tubuh termasuk ke otot jantung. Karbon

monoksida menggantikan tempat oksigen di hemoglobin, mengganggu pelepasan oksigen dan

mempercepat arterosklerosis. Dengan demikian, karbon monoksida menurunkan kapasitas

latihan fisik, meningkatkan viskositas darah, sehingga mempermudah penggumpalan darah.

Di samping itu, asap rokok mempengaruhi profil lemak. Jika dibandingkan dengan bukan

perokok, kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida darah perokok lebih tinggi,

sedangkan kolesterol HDL lebih rendah.

Page 13: PENGARUH ROKOK TERHADAP Daya Tahan Jantung Dan Paru

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Berdasarkan masalah yang diteliti dan tidak adanya perlakuan yang diberikan pada

subjek penelitian maka rancangan penelitian termasuk eksperimen. Ditinjau dari sifat

permasalahan, maka penelitian ini termasuk jenis penelitian semi eksperimental yang

tergolong dalam cross sectional surveys, yaitu ingin mengetahui ada tidaknya pengaruh serta

membandingkan antara kebiasaan merokok dengan tingkat daya tahan aerobik.

B. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Kampus Universitas Negeri Malang Fakultas Ilmu

Keolahragaan untuk pengambilan angket. Sedangkan untuk tes daya tahan aerobik

dilaksanakan di Stadion Universitas Negeri Malang.

C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa putra Fakultas Ilmu Keolahragaan

yang memiliki kebiasaan merokok serta tidak merokok yang mengisi angket penunjang

dalam pengambilan data dengan jumlah 70 orang dari 100 angket yang disebarkan di

Fakultas Ilmu Keolahragaan yang memenuhi kriteria yang diinginkan peneliti yaitu

mahasiswa yang berumur 20-22 tahun.

Teknik sampling sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Random Sampling

yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 20 orang yaitu: (a) Kelompok testi adalah 10

mahasiswa perokok, (b) Kelompok kontrol adalah 10 mahasiswa bukan perokok.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes daya tahan aerobik

atau VO2 maks dan mengisi angket untuk menentukan kriteria seseorang tersebut dalam

kategori perokok, dan bukan perokok.

Page 14: PENGARUH ROKOK TERHADAP Daya Tahan Jantung Dan Paru

E. Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data-data dari tes daya tahan aerobik dibutuhkan smpel

penelitian. Sampel penelitian disini diperoleh dari angket yang disebarkan ke sebagian

mahasiswa putra Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang yang berkenan

mengisi angket agar diperoleh mahasiswa perokok serta mahasiswa bukan perokok.

a.Kebiasaan Merokok

Untuk mencari mahasiswa yang memiliki kebiasaan merokok atau tidak

menggunakan instrumen angket. Angket adalah kumpulan dari pertanyaan yang diajukan

secara tertulis kepada seseorang dan cara menjawab juga dilakukan dengan tertulis.

Membagikan angket kepada setiap mahasiswa yang berkenan mengisi yang terdaftar sebagai

mahasiswa di Fakultas Ilmu Keolahragaan. Dilihat dari cara menjawabnya, angket yang

digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup dan terbuka.

b.Daya Tahan Aerobik (VO2 maks)

Tes pengukuran daya tahan aerobik ini dilakukan oleh setiap mahasiswa yang

mempunyai kebiasaan merokok dan mahasiswa yang tidak biasa merokok.

F. Analisis Data

Sesuai dengan yang diuraikan di atas, maka teknik analisis data untuk mengetahui

pengaruh kebiasaan merokok pada mahasiswa terhadap tingkat daya tahan aerobik

menggunakan SPSS (Statistical Package of Social Science). Dengan langkah sebagai berikut:

(1) Penghitungan T-Skor, (2) Analisis data dengan ANAVA.

Page 15: PENGARUH ROKOK TERHADAP Daya Tahan Jantung Dan Paru
Page 16: PENGARUH ROKOK TERHADAP Daya Tahan Jantung Dan Paru
Page 17: PENGARUH ROKOK TERHADAP Daya Tahan Jantung Dan Paru
Page 18: PENGARUH ROKOK TERHADAP Daya Tahan Jantung Dan Paru
Page 19: PENGARUH ROKOK TERHADAP Daya Tahan Jantung Dan Paru
Page 20: PENGARUH ROKOK TERHADAP Daya Tahan Jantung Dan Paru
Page 21: PENGARUH ROKOK TERHADAP Daya Tahan Jantung Dan Paru
Page 22: PENGARUH ROKOK TERHADAP Daya Tahan Jantung Dan Paru
Page 23: PENGARUH ROKOK TERHADAP Daya Tahan Jantung Dan Paru
Page 24: PENGARUH ROKOK TERHADAP Daya Tahan Jantung Dan Paru