PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA) DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PENGELUARAN ZAKAT BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA TAHUN 2010-2016 Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Guna Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi oleh: Muhammad Hisby Amamillah NIM. 1113085000011 JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439H/2017
122
Embed
PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA) DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37159...PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA) DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PENGELUARAN ZAKAT BANK
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA) DAN UKURAN PERUSAHAAN
TERHADAP PENGELUARAN ZAKAT BANK UMUM SYARIAH DI
INDONESIA TAHUN 2010-2016
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Guna Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
musharakah, dan lain-lain) Mengurangi aset wajib zakat: utang
lancar, modal investasi tak terbatas, penyertaan minoritas,
penyertaan pemerintah, penyertaan lembaga social, endowment,
dan lembaga non profit.
b) Metode Dana Investasi Bersih (Net Invested Funds). Subjek zakat
pada metode dana investasi bersih sebagai berikut: modal disetor,
cadangan yang tidak dikurangkan dari aktiva, laba ditahan termasuk
laba ditahan yang digunakan sebagai cadangan, laba bersih yang
belum dibagikan, komponen pengurangnya adalah: aktiva tetap
bersih, investasi yang tidak digunakan dalam perdagangan mislnya
gedung yang disewakan, kerugian yang terjadi selama 1 periode.
Menjumlahkan aset wajib zakat: modal disetor (tambahan modal),
cadangan, cadangan yang tidak dikurangi aktiva, laba ditahan, laba
bersih, dan utang jangka panjang. Mengurangi aset wajib zakat:
aktiva tetap, investasi yang tidak diperdagangkan dan kerugian.
33
2) Menilai Aset Wajib Zakat
a) Metode Aktiva Bersih
Tabel 2. 2
Cara Menghitung Zakat
Metode Aktiva Bersih
Model Aktiva Bersih Dasar Penelitian
A Aktiva:
Kas dan setara kas
Piutang bersih
Pembiayaan
- Musyarakah
- Mudharabah
Aktiva yang diperdagangkan
- Persediaan
- Surat berharga
- Real estate
Nilai kas atau setara kas
Nilai kas atau setara kas
Nilai kas atau setara kas
Nilai kas atau setara kas
Nilai kas atau setara kas
Nilai kas atau setara kas
Nilai kas atau setara kas
B Utang:
-Utang lancar
-Wesel bayar
-Utang lain-lain
-Modal investasi tak terbatas
-Penyertaan dari pemerintah,
endowment, lembaga sosial,
organisasi non profit.
-Penyertaan minoritas
Nilai Buku
Nilai Buku
Nilai Buku
Nilai Buku
Nilai Buku
Nilai Buku
Sumber: Arief Mufraini (2006:127)
b) Model Net Invest Fund
Tabel 2. 3
Cara Menghitung Zakat
Model Net Invest Fund
Model Net Invest Fund Dasar Penelitian
A
Aktiva yang diperdagangkan:
-Gedung yang disewakan
Nilai Buku
34
B
-Lain-lain
Aktiva tetap bersih
Cadangan yang tidak
dikurangkan dari aktiva
Utang lancar dan wesel bayar
Modal:
- Tambahan modal
- Cadangan
- Laba ditahan
- Laba bersih
Nilai Buku
Nilai Buku
Nilai Buku
Nilai Buku
Nilai Buku
Nilai Buku
Nilai Buku
Nilai Buku
Sumber: Arief Mufraini (2006:128)
Menghitung Aset Wajib Zakat
a) Model Aktiva Bersih
[ ( kas dan setara kas + piutang bersih + pembiayaan + aktiva
yang diperdagangkan) – ( utang lancar + modal investasi tak
terbatas + penyertaan minoritas + penyertaan pemerintah +
endowment + lembaga social + organisasi non profit)] x 2,5%
=
b) Model Net Invest Fund
[ ( Tambahan modal + cadangan + cadangan yang bukan
dikurangkan dari aktiva + laba ditahan + laba bersih + utang
jangka panjang) – ( aktiva tetap + investasi yang tidak
diperdagangkan + kerugian)] x 2,5=
6. Analisis Rasio Keuangan
Penggunaan rasio-rasio keuangan sebagai variabel adalah salah satu
metode untuk mengukur kinerja sebuah perusahaan terutama yang bergerak
35
dalam sektor keuangan, baik sudah gopublik maupun yang belum demikian
pula halnya pada bank syariah. Dalam laporan keuangan bank syariah
disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
mencakup pula pedoman akuntansi dan pelaporan terkait yang ditetapkan
oleh otoritas perbankan. Rasio-rasio keuangan yang digunakan pada bank
syariah umumnya sama dengan yang digunakan pada bank konvensional.
Banyak peneliti menggunakan rasio keuangan yang dikategorikan dalam
beberapa kategori seperti rasio likuiditas, profitabilitas, solvabilitas,
efesiensi usaha dan rasio komitmen kepada masyarakat untuk meneliti
kondisi kinerja keuangan perusahaan. Zakat adalah salah satu komitmen
perusahaan kepada masyarakat sehingga besarnya komitmen perusahaan
tergantung juga kepada besarnya kapasitas perusahaan (Sri Zaitun, 2001:15)
Menurut Triyuwono, melalui zakat dapat diketahui kinerja
perusahaan yaitu semakin tinggi zakat yang dikeluarkan oleh perusahaan
berarti semakin besar laba yang didapat perusahaan. Organisasi bisnis
Islami tidak lagi berorientasi pada laba atau berorintasi pada pemegang
saham tetapi berorientasi pada zakat. Dengan oreintasi zakat, perusahaan
berusaha untuk mencapai ”angka” pembayaran zakat yang tinggi. Dengan
demikian, laba berarti tidak lagi menjadi ukuran kinerja (performance)
perusahaan, tetapi sebaliknya zakat menjadi ukuran kinerja perusahaan
(Muhammad, 2002:141). Untuk mengetahui zakat bank syariah, terlebih
dahulu harus mengetahui kinerja keuangan bank syariah melalui rasio yang
36
berlaku secara umum, setelah itu baru dapat menghitung dana zakat bank
syariah (Muhammad, 2005:158).
Analisis rasio adalah suatu periode analisa untuk mengetahui
hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba-rugi
individual atau kombinasi kedua laporan tersebut (S Munawir, 2002:36) .
Rasio-rasio yang digunakan bank syariah sama dengan bank konvensional
pada umumnya, sebagai berikut:
a. Rasio likuiditas adalah ukuran kemampuan bank dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya yang berupa hutang – hutang jangka
pendek
b. Rasio profitabilitas/ Ratio Rentabilitas, adalah rasio yang menunjukan
tingkat Refektivitas yang dicapai melalui usaha operasional bank yang
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh
laba atau keuntungan
c. Rasio Solvabilitas atau Ratio leverage, yaitu mengukur perbandingan
dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari
kreditur perusahaan tersebut.
Pada penelitian kali ini, rasio yang digunakan adalah rasio
profitabilitas. Rasio profitabilitas adalah rasio yang menunjukan tingkat
efektivitas yang dicapai melalui usaha operasional bank yang digunakan
untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba atau
keuntungan. Tingkat keuntungan bersih (net income) yang dihasilkan oleh
bank dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat dikendalikan (controlable
37
factors) dan faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan (uncontrolable
facrors). Controlable factors adalah faktor-faktor yang dapat dipengaruhi
oleh manajemen seperti segmentasi bisnis (orientasinya kepada whole sale
dan retail), pengendalian pendapatan (tingkat bagi hasil, keuntungan atas
transaksi jual beli, pendapatan fee atas layanan yang diberikan) dan
pengendalian biaya-biaya. Uncontrolable factors atau faktor-faktor
eksternal adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja bank
seperti kondisi ekonomi secara umum dan situasi persaingan dilingkungan
wilayah operasinya. Bank tidak dapat mengendalikan faktor-faktor
eksternal, tetapi mereka dapat membangun fleksibilitas dalam rencana
operasi mereka untuk menghadapi perubahan faktor-faktor eksternal
(Zainul Arifin, 2006:115). Rasio Profitabilitas yang akan di ukur dalam
penelitian ini adalah Return On Asset (ROA).
ROA merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan,
sehingga ROA sering disebut sebagai rentabilitas ekonomis. Return On
Asset (ROA) adalah merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara
keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan
aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, semakin
baik keadaan suatu perusahaan. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝑅𝑂𝐴 =𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
Total Aktiva𝑋 100%
7. Ukuran Perusahaan
38
Ukuran perusahaan adalah suatu skala, dimana dapat
diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara, antara
lain: total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain. Pada dasarnya
ukuran perusahaan hanya terbagi menjadi 3 kategori yang didasarkan
kepada total asset perusahaan yaitu perusahaan besar (large firm),
perusahaan menengah (medium firm), dan perusahaan kecil (small firm).
Ukuran perusahaan dalam penelitian ini dilihat berdasarkan dari besarnya
total asset yang dimiliki perusahaan. Aset menunjukkan aktiva yang
digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan. Dengan peningkatan aset
yang besar, perusahaan atau bank syariah cenderung lebih bebas mengambil
kebijakan apapun termasuk dalam kebijakan mengeluarkan zakat.
Peningkatan asset yang diikuti peningkatan hasil operasi akan semakin
menambah kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan. Dengan
meningkatnya kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan, dimungkinkan
pihak kreditor tertarik menanamkan dananya ke perusahaan. (Weston dan
Brigham, 1994 dalam Dewi Sartika, 2012:37)
Variabel ukuran perusahaan diukur dengan logaritma natural (Ln)
dari total asset. Hal ini dikarenakan besarnya total asset masing-masing
perusahaan berbeda bahkan mempunyai selisih yang besar, sehingga
didapat menyebabkan nilai yang ekstrim. Untuk menghindari adanya data
yang tidak normal tersebut maka data total asset perlu di Ln kan. Variabel
Ukuran Perusahaan dapat dinyatakan dengan rumus:
Ukuran Perusahaan = Ln Total Asset
39
B. Hubungan Variabel Independen dengan Variabel Dependen
1. Hubungan Return On Asset (ROA) Terhadap Pengeluaran Zakat Bank
Syariah
ROA adalah rasio keuangan perusahaanyangberhubungandengan
aspek earning atau profitabilitas. ROA berfungsi mengukur efektivitas
perusahaan dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang
dimiliki. Semakin besar ROA yang dimiliki oleh sebuah perusahaan,
semakin efisien penggunaan aktiva sehingga akan memperbesar laba.
Laba yang besar akan menarik investor karena perusahaan memiliki
tingkat kembalian yang semakin tinggi (Wardiah, 2013:299).
Rasio ini dapat dijadikan sebagai ukuran untuk menilai tingkat
profitabilitas suatu bank. Karena dengan tingginya tingkat rasio ini maka
semakin tinggi pula profit yang didapat sehingga dengan rasio ini bank
menunjukan kinerja keuangan yang baik. Adapun ikatan ROA dengan
pengeluaran zakat adalah keterkaitannya dengan konsep bisnis yang
menyatakan bahwa dengan kinerja keuangan yang baik maka bank akan
cenderung mengeluarkan zakat sesuai ketentuan agama dan Undang-
Undang (Syaifudin dalan Anis Ulfa, 2017:1).
Penelitian yang dilakukan oleh Muammar (2010) dan Anis Ulfa
(2017) menunjukan bahwasannya ROA memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap pengeluaran zakat bank umum syariah, berdasarkan uraian
tersebut, maka hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah Return On
40
Asset (ROA) memiliki pengaruh signifikan terhadap pengeluaran zakat
bank umum syariah.
H1: ROA memiliki pengaruh signifikan terhadap pengeluaran zakat
bank umum syariah
2. Hubungan Ukuran Perusahaan Terhadap Pengeluaran Zakat Bank Syariah
Ukuran Perusahaan merupakan suatu skala diman dapat
diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut beberapa cara yaitu
total aktiva, log size, nilai pasar saham dan lain-lain. Dalam industri
perbankan syariah, ukuran perusahaan lebih cenderung dilihat dari total
asetnya mengingat produk utamanya adalah pembiayaan, sedangkan
penjualan lebih dipakai pada produk asuransi maupun perusahaan yang
bergerak pada penjualan langsung. Ukuran Perusahaan diproksi dengan
total aset. Oleh karena itu, rumus yang digunakan untuk menghitung ukuran
perusahaan adalah sebagai berikut: (Irman dkk, 2013:113)
Ukuran Perusahaan= Ln_Total Aset
Dalam penelitian Irman dan Aam (2013), ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap pengeluaran zakat bank umum syariah. Hal ini
didasari bahwa bank yang mempunyai aset besar cenderung lebih bebas
mengambil kebijakan apapun termasuk dalam mengeluarkan zakat.
Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis kedua dalam penelitian ini
adalah Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengeluaran
zakat bank umum syariah.
41
H2: Ukuran Perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap
pengeluaran zakat bank umum syariah
C. Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian kali ini, penulis mencantumkan beberapa
penelitian-penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh pihak-pihak lain
sebagai bahan rujukan bagi penelitian penulis. Beberapa penilitan
sebelumnya yang memiliki hubungan dengan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Tabel 2. 4
Penelitian Terdahulu
NO Nama Penulis /Judul/Tahun
Variabel Penelitian
Metode Penelitian
Hasil Penelitian
Perbedaan dengan Peneliti
1 Sri
Zaitun/Analisi
s Pengaruh
Rasio
Profitabilitas
Terhadap
zakat Pada
PT. Bank
Muamalat
Indonesia/Tes
is (2001)
Independen: ROA,ROE,LDR, EM,CR, dan DtaR Dependen: Zakat
Penelitian menggunaan metode Regresi linear berganda dengan sampel laporan Perusahaan triwulanan pada tanggal 31 desember 1993-31 desember
Secara simultan semua variabel independen berpengaruh signifikan terhadap pengeluaran zakat bank. Secara parsial, hanya CR dan DtAR saja yang berpengaruh signifikan terhadap pengeluaran zakat bank.
Peneliti menggunakan sampel bank umum syariah di Indonesia selama periode 2010-2016. Variabel independen yang digunakan adalah ROA dan Ukuran Perusahaan dengan menggunakan metode analisis data panel.
Lanjutan.....
NO Nama Penulis /Judul/Tahun
Variabel Penelitian
Metode Penelitian
Hasil Penelitian
Perbedaan dengan Peneliti
2 Siti Masulah
DKK/Analisis
Independen: Penelitian menggunaan
Secara simultan
Peneliti menggunakan
42
Pengaruh
Kinerja
Keuangan
Terhadap
Kemampuan
Zakat Pada
Bank Umum
Syariah/jurnal
(2012-2015)
ROA, CAR dan DER Dependen: Zakat
metode Regresi linear berganda dengan sampel Bank Umum Syariah yang terdaftar di BI tahun 2012-2015
maupun parsial, semua variabel independen berpengaruh terhadap pengeluaran zakat Bank Umum Syariah
sampel bank umum syariah di Indonesia selama periode 2010-2016. Variabel independen yang digunakan adalah ROA dan Ukuran Perusahaan dengan menggunakan metode analisis data panel.
3 Ahmad Nurul
Muammar/An
alisis
Pengaruh
Kinerja
Keuangan
Terhadap
Kemampuan
Zakat Pada
Bank Syariah
Mandiri Dan
Bank Mega
Syariah/Skrip
si (2010)
Independen: ROA dan ROE Dependen: Zakat
Penelitian menggunaan metode Regresi linear berganda dengan sampel laporan keuangan triwulanan Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah Tahun 2005-2009
simultan semua variabel independen berpengaruh signifikan terhadap pengeluaran zakat bank. Secara parsial, hanya ROA yang berpengaruh signifikan terhadap pengeluaran zakat bank.
Peneliti menggunakan sampel bank umum syariah di Indonesia selama periode 2010-2016. Variabel independen yang digunakan adalah ROA dan Ukuran Perusahaan dengan menggunakan metode analisis data panel.
Lanjutan.....
NO Nama Penulis /Judul/Tahun
Variabel Penelitian
Metode Penelitian
Hasil Penelitian
Perbedaan dengan Peneliti
4 Anis Ulfa
Asmaryani/A
Independen: Penelitian menggunaan
Secara simultan,
Peneliti menggunakan
43
nalisis
Pengaruh
Rasio
Profitabilitas
Terhadap
Zakat PT
Bank Bank
Rakyat
Indonesia
Syariah
Tahun 2009-
2016/Skripsi
(2017)
ROA, ROE, NPM dan GPM Dependen: Zakat
metode Regresi linear berganda dengan sampel laporan keuangan triwulanan Bank Rakyat Indonesia Syariah Tahun 2005-2009
semua variabel independen berpengaruh terhadap pengeluaaran zakat bank. Secara parsial, GPM dan ROE berpengaruh positif terhadap pengeluaran zakat bank dan NPM berpengaruh negatif terhadap pengeluaran zakat bank. ROA tidak berpengaruh terhadap pengeluaran zakat bank.
sampel bank umum syariah di Indonesia selama periode 2010-2016. Variabel independen yang digunakan adalah ROA dan Ukuran Perusahaan dengan menggunakan metode analisis data panel.
5 Irman
Firmansyah
dkk/Pengaruh
Rasio
Profitabilitas
terhadap
Pengeluaran
Zakat Pada
Bank Umum
Syariah Di
Indonesia
Dengan
Ukuran
Perusahaan
Sebagai
VariabelMode
rasi/jurnal
Independen: ROA Dependen: Zakat Moderasi: Ukuran Perusahaan
Penelitian menggunaan metode Regresi linear berganda dengan sampel Bank Umum Syariah yang terdaftar di BI tahun 2009-2012
Secara simultan dan parsial, variabel independen berpengaruh signifikan terhadap pengeluaran zakat bank dan ukuran perusahan memoderasi pengaruh antara variabel independen dan dependen
Peneliti menggunakan sampel bank umum syariah di Indonesia selama periode 2010-2016. Variabel independen yang digunakan adalah ROA dan Ukuran Perusahaan dengan menggunakan metode analisis data panel.
D. Kerangka Berpikir
44
Dari pemaparan landasan teori diatas, maka kerangka pemikiran
teoritik dalam penelitian ini sebagai berikut:
Gambar 2.1.
Kerangka Berpikir
Hasil & Kesimpulan
45
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel (pooled
data), yaitu kombinasi antara data time series dan data cross section. Data yang
digunakan adalah data laporan keuangan tahuna Bank Umum Syariah pada
tahun 2010-2016 yang selalu mengeluarkan zakat setiap tahunnya. Jenis data
yang digunakan adalah data kuantitatif yaitu data yang menggunakan angka.
Sedangkan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber pertama atau sumber
primer dari data yang dibutuhkan (Burhan, 2002:122). Data dapat diperoleh
dari laporan keuangan berdasarkan data panel periodisasi mencakup laporan
keuangan Bank Umum Syariah Tahun 2010 sampai 2016 yang masuk dalam
syarat penelitian ini. Rasio-rasio yang digunakan merupakan rasio mengenai
perubahan laba perusahaan, yang sangat erat hubungan dengan zakat, jenis data
yang digunakan terdiri dari:
1. Rasio Profitabilitas yang diukur dengan Return of Assets (ROA),
menunjukan kemampuan manajemen dalam menghasilkan keuntungan laba
dari pengelolaan aset yang dimiliki.
2. Ukuran Perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar
kecilnya perusahaan yang dapat dilihat dari berbagai cara, yaitu: total aktiva,
log size, nilai pasar saham dan lain-lain. Dalam perbankan syariah ukuran
perusahaan dinilai dari total asset karna produk utamanya adalah
pembiayaan dan investasi.
46
3. Kemampuan Zakat merupakan implementasi dari kinerja keuangan
perusahaan.
B. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode dokumenter. Metode ini dilakukan dengan mencatat dan
mengumpulkan data-data laporan keuangan Tahunan Bank Umum Syariah
yang dipublikasikan umum melalui situs-situs Bank Umum Syariah.
C. Operasional Variabel Penelitian
Operasionalisasi variabel atau disebut pengoperasian konsep oleh
Jogiyanto (2007:62) adalah menjelaskan karakteristik dari obyek (property)
kedalam elemen-elemen (elements) yang dapat diobservasi yang menyebabkan
konsep dapat diukur dan dioperasionalan didalam riset. Variable penelitian
adalah suatu atribut dari sekelompok objek yang memiliki variasi (pembeda)
antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok tersebut. (Sugiyono, 2008:3)
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Variabel Bebas (Independent Variabel)
47
Variabel independent sering juga disebut sebagai variabel bebas.
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)
(Sugiyono,2008:4).
Variabel Independent pertama adalah Return On Asset (ROA).
ROA merupakan rasio yang menggambarkan sejauh mana investasi yang
telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai
dengan yang diharapkan (Fahmi, 2011:137). Indikator untuk megukur
tingkat Return On Assets adalah dengan membandingkan laba yang
diperoleh dengan total asset yang dimilki oleh perusahaan. Rumus yang
digunakan untuk menghitung ROA adalah
𝑅𝑂𝐴 =𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
Total Aktiva𝑋 100%
Variabel Independen yang kedua adalah ukuran perusahaan. Ukuran
perusahaan diukur dengan logaritma natural (Ln) dari total asset. Hal ini
dikarenakan besarnya total asset masing-masing perusahaan berbeda
bahkan mempunyai selisih yang besar, sehingga didapat menyebabkan nilai
yang ekstrim. Untuk menghindari adanya data yang tidak normal tersebut
maka data total asset perlu di Ln kan. Variabel Ukuran Perusahaan dapat
dinyatakan dengan rumus:
Ukuran Perusahaan = Ln Total Asset
b. Variabel Terikat (Dependent Variabel)
Variabel Dependen atau variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas
48
(Sugiyono, 2008:4). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat
adalah Zakat. Secara terminologi, Zakat adalah mengeluarkan harta
secara khusus kepada orang yang berhak menerimanya dengan syarat-
syarat tertentu. Artinya, orang yang telah sampai nisab dan syarat
zakatnya (muzakki), maka diwajibkan baginya untuk memberikan
kepada fakir miskin dan orang-orang yang berhak menerimanya
(mustahiq). Pengeluaran zakat pada penelitian ini adalah zakat
perusahaan yang dibayar oleh Bank Umum Syariah pada tahun 2010-
2016. Besarnya zakat perusahaan yang harus dikeluarkan dapat dihitung
dengan cara:
Semua aset perusahaan – aset tidak terkena zaka (sarana dan
fasilitas) x 2,5% = nilai zakat yang harus dikeluarkan
Tabel 3. 1 Operasional Variabel Penelitian
No Variabel Definisi Indikator
1 Zakat Zakat adalah
mengeluarkan harta
secara khusus kepada
Semua aset perusahaan –
aset tidak terkena zaka
(sarana dan fasilitas) x
49
orang yang berhak
menerimanya dengan
syarat-syarat tertentu.
2,5% = nilai zakat yang
harus dikeluarkan
2 ROA ROA merupakan rasio
yang menggambarkan
sejauh mana investasi
yang telah ditanamkan
mampu memberikan
pengembalian
keuntungan sesuai
dengan yang
diharapkan
𝑅𝑂𝐴 =
𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
Total Aktiva
𝑋 100%
3 Ukuran Perusahaan
suatu skala, dimana
dapat diklasifikasikan
besar kecilnya
perusahaan menurut
berbagai cara, antara
lain: total aktiva, log
size, nilai pasar saham,
dan lain-lain
Ukuran Perusahaan = Ln
Total Asset
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Sebuah penelitian sangat erat kaitannya dengan mengumpulkan
data. Penentuan populasi merupakan salah satu hal yang penting. Populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:61).
Populasi dalam penelitian ini merupakan Bank Umum Syariah di Indonesia
yaitu 13 Bank.
2. Sampel
Sugiyono (2008:62) mendefinisikan “Sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Dalam pengambilan
50
sampel diperlukan teknik pengambilan sampel (teknik sampling). Teknik
sampling pada dasarnya dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu
Probability Sampling dan Non Probability Sampling. Dalam penelitian ini
teknik sampling yang digunakan adalah dengan cara Non Probability
Sampling. Menurut Sugiyono (2008:66) “Non Probability Sampling adalah
teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama
bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel”.
Teknik sampel ini meliputi sampling sistematis, sampling kuota, sampling
insidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling.
Dalam penelitian ini, pemilihan sampel dilakukan menggunakan
metode purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang
representatif sesuai dengan kriteria yang di tentukan. Adapun kriteria
sampel yang akan digunakan yaitu :
a. Merupakan Bank Umum Syariah yang sudah terdaftar di OJK.
b. Telah mempublikasikan laporan keuangan serta mengeluarkan zakat
perusahaan selama kurun waktu 2010-2016 setiap tahunnya atau
disesuaikan ketersediaan pada website masing-masing bank pada masa
periode tersebut.
Berdasarkan kriteria tersebut, jumlah sampel pada penelitian ini
berjumlah 5 bank syariah. keterangan mengenai proses pengambilan sampel
disajikan pada tabel 3.2 berikut:
Tabel 3. 2
Proses Pengambilan Sampel
Keterangan Jumlah Bank
51
Bank Umum Syariah yang sudah
terdaftar di OJK
13
Bank syariah yang tidak
menyampaikan laporan keuangan
dan pengeluaran zakat selama
periode penelitian
(8)
Bank Syariah Yang memenuhi
kriteria sampel peneliti
5
Adapun sampel pada penelitian ini yang memenuhi kriteria yang
ditetapkan oleh penulis terdapat 5 Bank Umum Syariah yaitu Bank Syariah
Mandiri, BRI Syariah, BNI Syariah, Bank Mega Syariah, dan Bank Muamalat
Syariah.
E. Metode Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif.
Penelitian kuantitatif dengan format deskriptif bertujuan untuk menjelaskan
meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang
timbul dimasyarakat yang menjadi obyek penelitian itu berdasarkan apa yang
terjadi (Burhan Bungin, 2002:122).
Penggunaan metode statistik deskriptif memiliki tujuan untuk
memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang diantaranya dilihat dari
rata-rata, minimum, maksimum dan standar deviasi. Analisa ini
mendeskripsikan data sampel yang telah terkumpul tanpa membuat kesimpulan
yang bersifat umum. Teknik analisis kuantitatif banyak dituntut menggunakan
angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran dari data tersebut serta
penampilan dari hasilnya. Demikian juga pemahaman akan kesimpulan
penelitian akan lebih baik apabila juga disertai dengan tabel, grafik, bagan atau
gambar (Suharsimi, 2002:10).
52
Variabel yang akan dianalisis pada penelitian ini Return of Assets
(ROA) dan Ukuran Perusahaan sebagai variabel independen dan Zakat Bank
sebagai variabel dependen. Analisis atau interpretasi dari hasil data penelitian
dilakukan dengan menggunakan Program Microsoft Excel 2013 dan Eviews 9.0
dengan memasukan semua variabel bebas ke dalam model secara bersamaan
agar dapat melihat bagaimana kontribusi masing-masing variabel bebas dalam
menjelaskan variabel terikat. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis. Dan untuk pengujian
hipotesis dilakukan secara parsial (Uji t) dan dilakukan secara simultan (Uji F).
Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
1. Analisis Statistik Deskriptif
Menurut Ghozali (2016:19) statistik deskriptif merupakan gambaran
atau deskripsi suatu data yang dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean). Pada
bagian ini peneliti akan melakukan analisis variabel dependen maupun
variabel independen yang digunakan dalam penelitian guna mengetahui
gambaran umum variabel-variabel yang digunakan.
2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan uji hipotesis, perlu dilakukan pengujian
persyarat analisis regresi dalam statistik parametrik. Karena dalam
penggunaan statistik parametrik, bekerja dengan asumsi bahwa data setiap
variabel penelitian yang akan dianalisis harus membentuk distibusi normal
(Sugiyono, 2008:75). Dalam penelitian ini dilakukan uji normalitas data, uji
multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.
53
a. Uji Normalitas Data
Uji Normalitas Data adalah untuk menguji apakah model regresi
variabel independen dan variabel dependen memiliki distribusi normal
atau tidak. Menurut Ghozali (2013:168), Uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual
mempunyai distribusi normal. Model regresi yang baik adalah memiliki
distribusi data normal atau mendekati normal.
Terdapat dua cara mendeteksi apakah residual memiliki distribusi
normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Dalam
penelitian ini pengujian normalitas data yang digunakan adalah uji
Jarque-Bera (JB). Hipotesis pada uji ini adalah (Ghozali, 2013:166):
H0 : residual terdistribusi normal
Ha : residual tidak terdistribusi normal
Apabila nilai probabilitas < nilai signifikansi (α = 0.05) maka H0
ditolak atau data berdistribusi tidak normal. Sedangkan jika nilai
probabilitas > nilai signifikansi (α = 0.05) maka H0 diterima atau data
berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen.
54
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi ditemukan adanya kolerasi yang tinggi atau sempurna
antar variabel independen (Ghozali, 2013:77). Cara yang digunakan
untuk melihat ada tidaknya multikolinearitas dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan matrik korelasi. Jika nilai korelasi berada di atas
0.90 maka diduga terjadi multikolinearitas dalam model. Sedangkan jika
koefisien di bawah 0.90 maka diduga dalam model tidak terjadi
multikolinearitas.
c. Uji Heteroskodastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam
regresi terjadi ketidaksamaan varian nilai residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dalam model regresi adalah sama,
maka disebut homoskedastisitas. Cara mendeteksi heteroskedastisitas
yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan uji white.
Hipotesis uji white adalah (Ghozali, 2013:106):
H0 : tidak ada heteroskedastisitas
Ha : ada heteroskedastisitas
Apabila nilai probabilitas Obs*R2 > nilai signifikansi (α = 0.05)
maka H0 diterima atau dapat disimpulkan tidak ada heteroskedastisitas.
Sedangkan jika nilai probabilitas Obs* R2 < nilai signifikansi (α = 0.05)
maka H0 ditolak atau dapat disimpulkan bahwa ada heteroskedastisitas
dalam model.
d. Uji Autokorelasi
55
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul
karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama
lain (Ghozali, 2013:137). Masalah ini muncul karena residual (kesalahan
pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini
sering ditemukan pada data runtut waktu atau time series karena
gangguan pada seseorang individu/kelompok yang sama pada periode
berikutnya.
Guna menguji ada tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini
menggunakan Uji Lagrange Multiplier (LM Test) dengan hipotesis
sebagai berikut (Ghozali, 2013:144):
H0 : tidak ada autokorelasi
Ha : ada autokorelasi
Apabila nilai probabilitas Obs*R-squared < nilai signifikansi (α
= 0.05) maka H0 ditolak atau dapat disimpulkan bahwa dalam model
terjadi autokorelasi. Jika nilai probabilitas Obs*R-squared > nilai
signifikansi (α = 0.05) maka H0 diterima atau dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi autokorelasi dalam model.
3. Model Regresi Data Panel
Analisis regresi data panel berbeda dengan analisis regresi data time
series atau cross section. Hal ini disebabkan data panel pada umumnya akan
menghasilkan intersep dan slope koefisien yang berbeda pada setiap
56
perusahaan dan setiap periode waktu. Maka perlu mengestimasi model
persamaan regresi dengan data panel. Ada tiga pendekatan yang biasa
digunakan, yaitu sebagai berikut:
a. Metode Common Effects
Metode ini merupakan yang paling sederhana. Dalam
estimasinya diasumsikan bahwa setiap unit individu memiliki intersep
dan slope yang sama (tidak ada perbedaan pada kurun waktu). Dengan
kata lain, regresi panel data yang dihasilkan akan berlaku untuk setiap
individu.
Metode Common Effects mengasumsikan bahwa nilai konstan (α)
dan koefisien variable bebasnya (β) tidak berubah (konstan) untuk setiap
waktu dan individu. Namun, asumsi seperti ini kurang sesuai dengan
tujuan penggunaan panel data. Hal ini dikarenakan dasar yang dgunakan
dalam regresi data panel ini yang mengabaikan pengaruh indovidu dan
waktu pada model yang dibentuknya (Sriyana, 2013:107). Dan
kelemahan asumsi ini adalah ketidaksesuaian model dengan keadaan
yang sesungguhnya. Kondisi tiap objek saling berbeda, bahkan satu
objek pada suatu waktu akan sangat berbeda dengan kondisi objek
tersebut pada waktu yang lain (Winarno, 2015:9.15).
Persamaan untuk pendekatan model common effect adalah
sebagai berikut:
Yit = β0 + βXti + εit
Dimana:
57
Yit = variabel dependen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t
β = koefisien arah
β0 = intersep model regresi
Xti = variabel independen pada waktu ke-t dan observasi ke-i
εit = komponen eror pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t
b. Metode Fixed Effect (FEM)
Model fixed effect memiliki konstanta yang tetap besarnya untuk
berbagai periode waktu. Demikian juga dengan koefisien regresinya,
besarnya tetap dari waktu ke waktu (time invariant). Untuk membedakan
satu objek dengan objek lainnya, digunakan variabel semu (dummy),
dalam (Winarno, 2015:9.15).
Persamaan untuk pendekatan dengan menggunakan model fixed
effect adalah sebagai berikut:
Yit = β0i + βXit + εi
Dimana:
Yit = variabel dependen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t
β = koefisien arah
β0i= intersep model regresi pada unit observasi
ke-i
Xit = variabel independen pada observasi ke-i dan waktu ke-t
εit = komponen eror pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t
58
Kelemahan asumsi dengan model fixed effect adalah masih
adanya kemungkinan ketidaksesuaian model dengan keadaan yang
sesungguhnya (Sriyana, 2014:126).
c. Metode Random Effects (REM)
Tidak seperti pada model fixed effect, pada model random effect
diasumsikan bahwa perbedaan intersep dan konstanta disebabkan oleh
residual/error sebagai akibat perbedaan antar unit dan antar periode
waktu yang terjadi secara random (Sriyana, 2014:153).
Persamaan model dengan menggunakan estimasi random effect
adalah sebagai berikut:
Yit = β0i + βXit + ui +εit
Dimana:
Yti = variabel dependen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t
β = koefisien arah
β0i = ntersep model regresi pada unit observasi ke-i
Xit = variabel independen pada observasi ke-i dan waktu ke-t
ui = komponen error pada unit observasi ke-i
εit = komponen eror pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t
4. Pengujian Model
Dari ketiga model yang telah dijelaskan sebelumnya, selanjutnya
akan ditentukan model yang paling tepat untuk mengestimasi parameter
regresi data panel. Secara formal terdapat dua macam pengujian yang dapat
digunakan, yaitu Uji Chow dan Uji Hausman.
59
a. Uji Chow
Uji Chow atau dapat disebut juga uji statistik F berguna untuk
mengetahui apakah model FEM lebih baik dibandingkan model PLS
dapat dilakukan dengan melihat signifikansi model FEM dapat dilakukan
dengan uji statistik F. Hipotesis yang digunakan dalam uji ini adalah
(Sriyana, 2014:190):
H0 : menggunakan pendekatan common effect
Ha : menggunakan pendekatan fixed effect
Apabila nilai probabilitas > nilai signifikansi (α = 0.05) maka H0
diterima atau model yang digunakan adalah pendekatan common effect.
Jika nilai probabilitas < nilai signifikansi (α = 0.05) maka H0 ditolak atau
model yang digunakan adalah pendekatan fixed effect.
b. Uji Hausman
Uji hausman digunakan untuk mengetahui apakah model fixed
effect lebih baik dari model random effect. Dengan mengikuti kriteria
Wald nilai statistik Hausman ini akan mengikuti distribusi Chi-square
sebagai berikut.
𝑊 = 𝑥2[𝑘] = [𝛽𝛽𝑔𝑙𝑠]∑ − 1[𝛽 − 𝛽𝑔𝑙𝑠]
Statistik uji hausman ini mengikuti distribusi statistik chi-square
dengan derajat bebas sebanyak jumlah peubah bebas (p). Hipotesis nol
ditolak jika nilai statistik Hausman lebih besar daripada nilai kritis
statistik chi-square. Hal ini berarti bahwa model yang tepat untuk regresi
data panel adalah model FEM. Kriteria penilaian uji hausman adalah jika
60
muncul hasil yang menunjukan baik F-test maupun Chi-square jika p-
value > 5 % maka Ho diterima dan jika p-value < 5 % maka Ho ditolak.
Ho : model mengikuti Random
Ha : model mengikuti Fixed (Juanda dan Junaidi, 2012:180-185)
5. Pengujian Hipotesis
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat
diukur dari goodness of fitnya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur
dari nilai statistik t, nilai statistik F, dan koefisien determinasinya. Suatu
perhitungan statistik disebut signifikan apabila nilai uji statistiknya berada
dalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak). Sebaliknya disebut tidak
signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana H0
diterima.
a. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas/independen secara invidual dalam
menerangkan variasi variabel dependen dengan menganggap variabel
independen konstan (Ghozali, 2013:62).
Uji statistik t dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh
pengaruh ROA, Pajak dan ukuran perusahaan secara individual terhadap
pengeluaran zakat bank syariah. Hipotesis yang digunakan dalam uji ini
adalah:
1) H0: β1 = 0; ROA memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap
pengeluaran zakat bank syariah
61
Ha: β2 ≠ 0; ROA memiliki pengaruh signifikan terhadap
pengeluaran zakat bank syariah
2) H0: β1 = 0; Ukuran Perusahaan memiliki pengaruh tidak signifikan
terhadap pengeluaran zakat bank syariah
Ha: β2 ≠ 0; Ukuran Perusahaan memiliki pengaruh signifikan
terhadap pengeluaran zakat bank syariah
3) H0: β1 = 0; Kinerja Keuangan memiliki pengaruh tidak signifikan
terhadap pengeluaran zakat bank syariah
Ha: β2 ≠ 0; Kinerja Keuangan memiliki pengaruh signifikan
terhadap pengeluaran zakat bank syariah
Apabila nilai probabilitas t-statistic > dari nilai signifikansi (α =
0.05 atau α = 0.10) maka H0 diterima atau terdapat pengaruh yang tidak
signifikan secara parsial. Sedangkan jika nilai probabilitas t-statistic <
dari nilai signifikansi (α = 0.05 atau α = 0.10) maka H0 ditolak atau
terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial.
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel terikat/dependen (Ghozali, 2013:61).
Hipotesis yang digunakan dalam uji ini adalah:
H0 : β1 : β2 = 0; ROA dan Ukuran Perusahaan memiliki pengaruh tidak
signifikan terhadap pengeluaran zakat bank syariah.
62
Ha: β1 : β2 : β3 ≠ 0; ROA dan Ukuran Perusahaan memiliki pengaruh
signifikan terhadap pengeluaran zakat bank syariah.
Apabila nilai probabilitas F-statistic > nilai signifikansi (α = 0.05
atau α = 0.10) maka H0 diterima atau terdapat pengaruh tidak signifikan
variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan.
Sedangkan apabila nilai probabilitas F-statistic > nilai signifikansi (α =
0.05 atau α = 0.10) maka H0 ditolak atau terdapat pengaruh signifikan
variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan
c. Uji Koefisien Determinasi
Uji Koefisien determinasi (R2) pada intinya menunjukkan
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen (Ghozali, 2013:60). Nilai koefisien determinasi adalah antara
nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variabel dependen. Selain R2 untuk menguji determinasi
variabel babas (X) terhadap variabel terikat (Y) akan dilakukan dengan
melihat pada adjusted R2. Karena banyak peneliti yang menganjurkan
untuk menggunakan nilai adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana
model regresi yang terbaik.
6. Persamaan Model Regresi Data Panel
Untuk mengetahui pengaruh Return of Assets (ROA) dan ukuran
perusahaan terhadap Kemampuan Zakat, persamaan linear yang digunakan
adalah sebagai berikut:
63
Yit = β0i + β1 X1it + β2 X2it + + εit
Dimana:
Β0i = konstanta model regresi pada unit observasi ke i
β1 – β7 = koefisien regresi
εit = standar error pada unit observasi ke i dan waktu ke t
Yit = Zakat
X1it = ROA pada unit observasi ke i dan waktu ke t
X2it = Ukuran Perusahaan pada unit observasi ke i dan waktu ke t
64
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Objek Penelitian
1. Bank Syariah Mandiri (BSM)
Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri
melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan
Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan
perbankan syariah dikelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon
atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank
umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system).
Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa
pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk
melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi
bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah
segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha
BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi
berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri
sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8
September 1999.
Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah
dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No.
1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI
menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul
65
pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara
resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1
November 1999.
Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999
merupakan hari pertama beroperasinya PT Bank Syariah Mandiri. Kelahiran
Bank Syariah Mandiri merupakan buah usaha bersama dari para perintis
bank syariah di PT Bank Susila Bakti dan Manajemen PT Bank Mandiri
yang memandang pentingnya kehadiran bank syariah dilingkungan PT Bank
Mandiri (Persero).
PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil, dan tumbuh sebagai bank
yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang
melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan
nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah
Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk
bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik
(www.syariahmandiri.co.id).
2. Bank Negara Indonesia Syariah (BNISyariah)
Berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor
12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010 mengenai pemberian izin usaha
kepada PT. Bank BNI Syariah dan di dalam Corporate Plan UUS BNI tahun
2003 ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer dan akan dilakukan
spin off tahun 2009. Disamping itu, komitmen pemerintah terhadap
pengembangan perbankan syariah semakin kuat dan kesadaran terhadap