1 PENGARUH RETURN ON ASSET, DEBT TO EQUITY RATIO DAN CURRENT RATIO TERHADAP NILAI PERUSAHAAN SEKTOR MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014 Oleh : ASEP HADI WIJAYA NIM: 110462201207 Fakultas Ekonomi, UMRAH ABSTRACT Asep Hadi Wijaya, 2016: Influence Return On Assets, Debt to Equity Ratio, and Current Ratio to firm Value Manufacturing sector companies listed on Indonesia Stock Exchange in 2010- 2014. Promoter team: Hj. Asmaul Husna. SE.AK. MM, Asri Eka Ruth. SE, M.Si, Ingge Lengga Sari Munthe, SE, AK, M.Si, Fatahurazak, SE.Ak., M. Ak, CA. Essay. UMRAH The purpose of this study is to empirically study the effect of accounting variables return on asset, debt to equity ratio, and current ratio on price to book value (firm value) of the manufactured firms registered from 2010 till 2014 on Indonesia stock exchange (idx). From 137 firms registered only 17 are used as samples for this study and 85 observations. The analysis of data are using multiple regression analysis to all hypothesis. Te result showed that return on asset (ROA) have a significant to firm value. Debt to equity ratio (DER) does not have a significant effect to firm value. And current ratio (CR) does have a significant effect to firm value. With the coefficient determination of fit test showed that 22.5% the firm value be affected by return on asset (ROA), debt to equity Ratio (DER), and current ratio (CR). While the rest equal to 77.5% influenced by the other variable which do not checked. Keyword: Return on asset (ROA), Debt to equty ratio (DER), Current ratio (CR), Firm Value (PBV).
17
Embed
PENGARUH RETURN ON ASSET, DEBT TO EQUITY RATIO DAN …
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
PENGARUH RETURN ON ASSET, DEBT TO EQUITY RATIO
DAN CURRENT RATIO TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
SEKTOR MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI
PERIODE 2010-2014
Oleh :
ASEP HADI WIJAYA
NIM: 110462201207
Fakultas Ekonomi, UMRAH
ABSTRACT
Asep Hadi Wijaya, 2016: Influence Return On Assets, Debt to Equity Ratio, and
Current Ratio to firm Value Manufacturing sector
companies listed on Indonesia Stock Exchange in 2010-
2014. Promoter team: Hj. Asmaul Husna. SE.AK. MM,
Asri Eka Ruth. SE, M.Si, Ingge Lengga Sari Munthe, SE,
AK, M.Si, Fatahurazak, SE.Ak., M. Ak, CA. Essay.
UMRAH
The purpose of this study is to empirically study the effect of accounting variables
return on asset, debt to equity ratio, and current ratio on price to book value (firm
value) of the manufactured firms registered from 2010 till 2014 on Indonesia stock
exchange (idx). From 137 firms registered only 17 are used as samples for this study
and 85 observations. The analysis of data are using multiple regression analysis to all
hypothesis. Te result showed that return on asset (ROA) have a significant to firm
value. Debt to equity ratio (DER) does not have a significant effect to firm value. And
current ratio (CR) does have a significant effect to firm value. With the coefficient
determination of fit test showed that 22.5% the firm value be affected by return on
asset (ROA), debt to equity Ratio (DER), and current ratio (CR). While the rest equal
to 77.5% influenced by the other variable which do not checked.
Keyword: Return on asset (ROA), Debt to equty ratio (DER), Current ratio (CR),
Firm Value (PBV).
2
A. Pendahaluan 1.1 Latar Belakang Masalah
Untuk meningkatkan nilai perusahaan dapat dilakukan dengan tata kelola
perusahaan yang baik dan pelaksanaan fungsi manajemen keuangan secara optimal,
dimana satu keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan
keuangan lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan. Nilai perusahaan pada
dasarnya dapat diukur melalui beberapa aspek, salah satunya adalah harga pasar
saham perusahaan, karena harga pasar saham perusahaan mencerminkan penilaian
investor keseluruhan atas setiap ekuitas yang dimiliki (Nugroho 2015).
Faktor lain yang mempengaruhi nilai perusahaan adalah current ratio.
Jumingan (2008:123-124) Rasio yang umum sering digunakan dalam analisis laporan
keuangan adalah rasio lancar (Current Ratio). Dalam mengukur rasio modal kerja
yang penting bukan besar kecilnya perbedaan aktiva lancar dengan utang jangka
pendek (modal kerja neto) melainkan harus dilihat pada hubungannya dan
perbandingannya yang mencerminkan kemampuan mengembalikan utang. Current
ratio yang tinggi mungkin menunjukkan adanya uang kas yang berlebihan dibanding
dengan tingkat kebutuhan atau adanya unsur aktiva lancar yang rendah likuiditasnya
(seperti persediaan) yang berlebih-lebihan. Current ratio yang tinggi tersebut
memang baik dari sudut pandang kreditur, tetapi dari sudut pandangan pemegang
saham kurang menguntungkan karena aktiva lancar tidak didayagunakan dengan
efektif. Sebaliknya current ratio yang rendah relatif lebih riskan, tetapi menunjukkan
bahwa manajemen telah mengoperasikan aktiva lancar secara efektif. Saldo kas
dibuat minimum sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perputaran piutang dan
persediaan diusahakan maksimum.
Faktor lain yang bisa mempengaruhi nilai perusahaan adalah rasio leverage
dimana rasio ini berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam mengembalikan
hutangnya. Perusahaan yang mampu mengembalikan hutangnya dengan baik akan
meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan yang akan meningkatkan
nilai perusahaan. Pada penelitian ini leverage diukur dengan debt to equity ratio
(DER) yaitu perbandingan antara total hutang dengan total modal. Rasio ini berguna
untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditur) dengan pemilik
perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah
modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. Tingkat keamanan dan risiko akan
mempengaruhi harga saham nantinya. Apabila Debt to Equity Ratio (DER)
menunjukkan angka yang tinggi, akan membuat resiko semakin besar dan membuat
investor takut menanamkan modalnya sehingga harga saham menjadi turun.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk mengetahui lebih
lanjut tentang masalah tersebut, sehingga pada penelitian kali ini peneliti mengambil
judul penelitian “Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Current Ratio Terhadap
nilai perusahaan pada Sektor Manufaktur Periode 2010-2014”.
3
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan dari latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka dapat
ditarik perumusan masalah dalam penelitan ini adalah:
1. Apakah Profitabilitas (ROA) berpengaruh secara parsial terhadap nilai
perusahaan (PBV) pada sektor manufaktur di BEI periode 2010-2014?
2. Apakah Leverage (DER) berpengaruh langsung terhadap nilai perusahaan
(PBV) pada sektor manufaktur di BEI periode 2010-2014?
3. Apakah Current Ratio (CR) berpengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV)
pada sektor manufaktur di BEI periode 2010-2014?
4. Apakah profitabilitas (ROA), leverage (DER), dan Current Ratio (CR)
berpengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaan (PBV) pada sektor
manufaktur di BEI periode 2010-2014?
B. Definisi Operasional Variabel
1.1 Nilai Perusahaan
Menurut Nugroho (2012), Nilai perusahaan adalah nilai wajar perusahaan
yang menggambarkan persepsi investor terhadap emiten tertentu, sehingga nilai
perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan yang selalu dikaitkan
dengan harga saham. Nilai perusahaan itu juga dapat dilihat dari kemampuan
perusahaan dalam membayar dividennya. Dividen adalah laba yang dibagikan kepada
para pemegang saham dalam jumlah yang sesuai dengan jumlah lembar saham yang
dimiliknya (Sunariyah, 2004). Tetapi kadang ada saatnya dividen tersebut tidak
dibagikan oleh perusahaan karena perusahaan membutuhkan investasi kembali laba
yang diperolehnya. Besarnya dividen tersebut dapat mempengaruhi harga saham.
Apabila dividen yang dibayar tinggi, maka harga saham biasanya tinggi sehingga
nilai perusahaan juga tinggi dan jika dividen dibayarkan kepada pemegang saham
kecil maka harga saham perusahaan yang membagikannya tersebut juga rendah.
Kemampuan sebuah perusahaan dalam membayar dividen sangat berhubungan
dengan kemampuan perusahaan memperoleh laba. Jika perusahaan memperoleh laba
yang tinggi, maka kemampuan perusahaan akan membayarkan dividen juga tinggi.
Dengan dividen yang besar akan meningkatkan nilai perusahaan (Harjito dan
Martono, 2005).
Jadi, nilai perusahaan dapat diartikan sebagai tingkat ekspektasi nilai investasi
pemegang saham (harga pasar ekuitas) ataupun ekspektasi nilai total perusahaan
(harga pasar ekuitas dijumlahkan dengan nilai pasar utang), ataupun ekspektasi nilai
pasar aktiva. Nilai perusahaan dapat diukur melalui dua pendekatan, yaitu pendekatan
ekuitas dan pendekatan aktiva. Pendekatan aktiva dinyatakan dengan jumlah nilai
buku dari aktiva-aktiva perusahaan yang disebut market to book value of asset (MBR).
Pendekatan ekuitas mengukur jumlah ekuitas yang beredar dikalikan dengan harga
pasarnya pada setiap akhir tahun buku yang dinyatakan sebagai Market value of
equity (MVE). Market Value of Equity merupakan kapitalisasi saham-saham yang
beredar dengan asumsi pasar modal yang efisien.
4
1.2 Profitabilitas
Rasio profitabilitas (return on asset) menurut Van Horne dan Wachowicz
(2005 : 222) adalah “rasio yang menghubungkan laba dari penjualan dan investasi”.
Dari rasio profitabilitas dapat diketahui bagaimana tingkat profitabilitas perusahaan.
Setiap perusahaan menginginkan tingkat profitabilitas yang tinggi. Untuk dapat
melangsungkan hidupnya, perusahaan harus berada dalam keadaan yang
menguntungkan (profitable). Apabila perusahaan berada dalam kondisi yang tidak
menguntungkan, maka akan sulit bagi perusahaan untuk memperoleh pinjaman dari
kreditor maupun investasi dari pihak luar.
Profitabilitas merupakan gambaran dari kinerja manajemen dalam mengelola
perusahaan (Petronila dan Muklasin,2003 dalam Analisa, 2011). Ukuran profitabilitas
dapat berbagai macam seperti : laba operasi, laba bersih, tingkat pengembalian
investasi atau aktiva, dan tingkat pengembalian ekuitas pemilik. Angg (1997) dalam
Analisa (2011) mengungkapkan bahwa rasio profitabilitas atau rasio rentabilitas
menunjukkan keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan.
1.3 Leverage Rasio ini sama dengan rasio solvabilitas. Menurut Darsono dan Ashari (2005 :
54) “rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajibannya jika perusahaan tersebut dilikuidasi”. Ada beberapa macam
rasio leverage diantarnya debt ratio (debt to total assets), debt to equity ratio, long
term debt to equity, dan time interested earned, Namun didalam penelitian ini
berfokus pada debt to equity ratio. Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang
membandingkan utang perusahaan dengan total ekuitas. DER merupakan financial
leverage yang dipertimbangkan sebagai variabel keuangan karena secara teoritis
menunjukkan resiko suatu perusahaan sehingga berdampak pada ketidakpastian harga
saham.
Dengan tingginya rasio leverage menunjukkan bahwa perusahaan tidak
solvable, artinya total hutangnya lebih besar dibandingakan dengan total asetnya
(Horne,1997 dalam Analisa, 2011). Karena leverage merupakan rasio yang
menghitung seberapa jauh dana yang disediakan oleh kreditur, juga sebagai rasio
yang membandingkan total hutang terhadap keseluruhan aktiva suatu perusahaan,
maka apabila investor melihat sebuah perusahaan dengan asset yang tinggi namun
resiko leverage nya juga tinggi, maka akan berpikir dua kali untuk berinvestasi pada
perusahaan tersebut. Karena dikhawatirkan asset tinggi tersebut di dapat dari hutang
yang akan meningkatkan risiko investasi apabila perusahaan tidak dapat melunasi
kewajibanya tepat waktu.
1.4 Current Ratio Current ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dan kewajiban
lancar dan merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui
kesanggupan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
5
Current ratio menunjukkan sejauh mana akitva lancar menutupi kewajiban-
kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dan kewajiban lancar
semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.
Current ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah
dalam likuidasi, sebaliknya current ratio yang terlalu tinggi juga kurang bagus, karena
menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi
kemampuan perusahaan (Sawir, 2009:10).
Apabila mengukur tingkat likuiditas dengan menggunakan current ratio
sebagai alat pengukurnya, maka tingkat likuiditas atau current ratio suatu perusahaan
dapat dipertinggi dengan cara (Riyanto, 2001:28):
1. Dengan utang lancar tertentu, diusahakan untuk menambah aktiva lancar.
2. Dengan aktiva lancar tertentu, diusahakan untuk mengurangi jumlah utang
lancar.
3. Dengan mengurangi jumlah utang lancar sama-sama dengan mengurangi
aktiva lancar.
Current ratio dapat dihitung dengan formula:
Formula Current Ratio
Gambar 2.1
C. Metode Penelitian
1. Populasi Dan Sampel Penelitian ini menggunakan pendekatan metode penelitian kuantitatif. Menurut
Sugiyono 2013, metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu.
1.1 Populasi Menurut Sugiyono (2013:215), Populasi diartikan sebagai generalisasi yang terdiri
atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini
adalah perusahaan pada sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).