Top Banner
PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA TAHUN 2014 - 2018 SKRIPSI Oleh : VIOLITA AGIL SAVITRI NIM : 210816064 Pembimbing: Dr. ANTON SUDRAJAT, M. A NIDN. 2021078302 JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO 2020
102

PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

Jan 16, 2022

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN

ON ASSETS TERHADAP PENYISIHAN PENGHAPUSAN

AKTIVA PRODUKTIF PADA BANK UMUM SYARIAH

DI INDONESIA TAHUN 2014 - 2018

SKRIPSI

Oleh :

VIOLITA AGIL SAVITRI

NIM : 210816064

Pembimbing:

Dr. ANTON SUDRAJAT, M. A

NIDN. 2021078302

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

2020

Page 2: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

ii

PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN

ON ASSETS TERHADAP PENYISIHAN PENGHAPUSAN

AKTIVA PRODUKTIF PADA BANK UMUM SYARIAH

DI INDONESIA TAHUN 2014 – 2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Sebagai Syarat – Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Program Strata satu (S – 1) Jurusan Perbankan Syariah Pada Fakultas

Ekononi dan Bisnis Islam

Institut Agama Islam Negeri Ponorogo

Oleh :

VIOLITA AGIL SAVITRI

NIM : 210816064

Pembimbing:

Dr. ANTON SUDRAJAT, M. A

NIDN. 2021078302

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

2020

Page 3: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

iii

ABSTRAK

Savitri, Agil Violita. 2020. Pengaruh Rasio Kecukupan Modal Dan Return On

Assets Terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Pada Bank

Umum Syariah Di Indonesia Tahun 2014-2018. Skripsi, Jurusan Perbankan

Syariah (PS) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri

Ponorogo. Pembimbing Dr. Anton Sudrajat, M. A.

Kata Kunci : Teori Keagenan, Laba, Bank Syariah

Teori keagenan didalamnya menimbulkan konflik keagenan yang dapat

mengakibatkan manajer mempunyai peluang untuk melaporkan laba yang tidak

semestinya atau memanipulasi laba yang dapat menyebabkan nilai perusahaan

berkurang di masa depan. Manajemen laba dapat diindikasi melalui penyisihan

penghapusan aktiva produktif. Penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP)

merupakan komponen pembentuk modal dan komponen pretax income yang

berpengaruh terhadap laba, maka memiliki potensi untuk dimanipulasi oleh

manajer. Dengan adanya manajemen laba di Bank Syariah maka terdapat tindakan

opportunistic manajer untuk mengelabui laporan keuangannya. Rumusan masalah

dalam penelitian ini 1) apakah ada pengaruh rasio kecukupan modal terhadap

penyisihan penghapusan aktiva produktif?, 2) apakah ada pengaruh return on

assets terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif?, 3) apakah ada

pengaruh rasio kecukupan modal dan return on assets terhadap penyisihan

penghapusan aktiva produktif pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode

Tahun 2014-2018.

Penelitian ini menggunakan populasi laporan keuangan tahunan milik 14

Bank Umum Syariah di Indonesia selama periode tahun 2014-2018, dengan

menggunakan 9 sampel Bank Umum Syariah di Indonesia. Adapun jenis

penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data

menggunakan dokumentasi dan observasi terhadap laporan keuangan Bank

Umum Syariah di Indonesia tahun 2014-2018. Analisis data yang digunakan

adalah analisis regresi berganda, uji asumsi klasik, uji hipotesis, dan koefisien

Determinasi (R2).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel rasio kecukupan modal

berpengaruh terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif pada Bank Umum

Syariah di Indonesia. Sedangkan return on assets tidak berpengaruh terhadap

penyisihan penghapusan aktiva produktif pada Bank Umum Syariah di Indonesia.

Secara simultan rasio kecukupan modal dan return on assets berpengaruh

terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif pada Bank Umum Syariah di

Indonesia dengan besarnya pengaruh sebesar 15,8%.

Page 4: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

iv

Page 5: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

v

Page 6: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

vi

Page 7: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

vii

Page 8: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

viii

Page 9: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kehidupan manusia pada era sekarang ini tidak lepas dari peran jasa

keuangan dan lembaga perbankan. Lembaga perbankan merupakan suatu

badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya

kepada masyarakat dalam bentuk kredit untuk kegiatan produktif sehingga

pertumbuhan ekonomi dapat terwujud. Maka dari itu berdirilah lembaga

keuangan atau perbankan untuk memenuhi kegiatan produktif masyarakat.

Industri perbankan adalah industry yang penuh dengan regulasi dalam

menjalankan bisnisnya.1 Berdasarkan PBI Nomor 13/1/PBI/2011 terkait

dengan penilaian tingkat kesehatan bank umum, bank dalam menjalankan

kegiatan usahanya berdasarkan prinsip kehati-hatian dalam rangka menjaga

tingkat kesehatan bank. Pencadangan sebagai alat yang digunakan manajer

bank untuk memenuhi aturan Bank Indonesia. Penyisihan penghapusan aktiva

produktif merupakan cadangan yang diperkenankan oleh Bank Indonesia

untuk menutupi resiko pembiayaan bank. Pencadangan ini berperan atas

penerapan dari prinsip kehati-hatian (prudential).

Bank Indonesia mengharuskan bank syariah untuk membentuk cadangan

umum penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) sekurang-kurangnya

sebesar 1% (satu perseratus) dari seluruh Aset Produktif yang digolongkan

lancar (tidak termasuk sertifikat wadiah Bank Indonesia dan surat utang

1 Putri Sariati dan Aan Marlinah, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi PPAP Pada Bank

Syariah dan Bank Konvensional,” Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 17 No. 1 (ISSN: 1410-9875,

2015), 47.

Page 10: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

2

Pemerintah). Selain itu bank syariah juga diwajibkan membentuk cadangan

khusus seperti yang tertera dalam pasal dua ayat tiga pada PBI Nomor

5/9/PBI/2003 tentang Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) Bagi

Bank Syariah.2

Sariati dan Marlinah mengemukakan bahwa, penyisihan penghapusan

aktiva produktif (PPAP) merupakan komponen pembentuk modal dan

komponen pretax income yang berpengaruh terhadap laba, sehingga memiliki

potensi untuk dimanipulasi oleh manajer.3 Aktiva produktif mempunyai

kaitan langsung dengan inti bank, maka dari itu ketika terjadi aktiva produktif

bermasalah apalagi macet maka akan menurunkan kinerja bank secara sangat

signifikan. Penyisihan penghapusan aktiva produktif yang sehat atau baik

adalah nilai penyisihan penghapusan aktiva produktif yang taat aturan dan

nilainya konsisten. Karena penyisihan penghapusan aktiva produktif

berpengaruh terhadap laba sehingga besarnya nilai penyisihan penghapusan

aktiva produktif akan mempengaruhi manajemen laba.

Manajemen laba dikatakan sebagai perilaku manajer untuk bermain-main

dengan komponen akrual yang discretionary untuk menentukan besar

kecilnya laba, karena standar akuntansi memang menyediakan berbagai

alternatif metode dan prosedur yang bisa dimanfaatkan. Manajemen laba

merupakan dampak dari kebebasan seorang manajer untuk memilih dan

2 Rizky Syahfandi, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perataan Laba Penyisihan

Penghapusan Aktiva Produktif: Praktik Manajemen Laba Pada Perbankan Syariah Di Indonesia,”

Skripsi (Semarang: Universitas Diponegoro, 2012), 4 3 Ibid.

Page 11: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

3

menggunakan metode akuntansi tertentu ketika mencatat dan menyusun

informasi dalam laporan keuangan.4

Factor-faktor yang mempengaruhi nilai Penyisihan penghapusan aktiva

produktif dalam praktik manajemen laba yaitu nilai capital adequacy ratio

(CAR), Return on assets (ROA), Earnings before taxes and provisions

(EBTP), non performing loan (NPL), Loan to deposit ratio (LDR), jenis

bank, dan ukuran bank. Menurut Jian dalam Slamet Haryono (2008) manajer

melakukan manajemen laba melalui penyisihan penghapusan aktiva produktif

karena dipengaruhi oleh beberapa motif yaitu motif signaling dan

opportunistic.5 Motif opportunistic merupakan motif keinginan manajer

untuk melakukan manajemen laba.

Dalam motif opportunistic faktor yang mempengaruhi manajer bertindak

opportunis melakukan manajemen laba adalah dengan memenuhi regulasi

permodalan atau rasio kecukupan modal yang diproksi dengan capital

adequacy ratio (CAR). Capital adequacy ratio (CAR) adalah rasio

kecukupan modal yang menunjukkan kemampuan suatu bank dalam

menutupi penurunan aktiva yang mengandung risiko. Penurunan nilai capital

adequacy ratio (CAR), mempengaruhi tindakan opportunis manajer

melakukan manajemen laba dalam suatu bank. Jadi jika Capital adequacy

ratio (CAR) dalam keadaan menurun maka akan meningkatkan pembentukan

4 Sri Sulistyanto, Manajemen Laba: Teori Dan Model Empiris (Jakarta: PT Grasindo,

2008), 4. 5 Slamet Haryono, “Pengaruh Motif Opportunistic, Signaling Dan Capital Regulation

Terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif,” Disertai (Semarang: Universitas

Diponegoro, 2008), 103.

Page 12: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

4

penyisihan penghapusan aktiva produktif dalam praktik manajemen laba dan

sebaliknya.6

Faktor lain yang mempengaruhi manajer bertindak opportunis jika return

on assets perusahaan dalam keadaan buruk. Jadi manajer melakukan

manajemen laba melalui penyisihan penghapusan aktiva produktif

dipengaruhi oleh motif opportunistic manajer karena return on assets

perusahaan rendah. Return on assets (ROA) mengukur kemampuan bank

dalam mengembalikan laba yang dihasilkan dengan aktiva yang dimiliki.7

Sehingga jika Return on assets (ROA) perusahaan rendah maka akan

meningkatkan pembentukan penyisihan penghapusan aktiva produktif dan

sebaliknya.

Pada data jumlah penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) Bank

Umum Syariah selama 5 tahun dari tahun 2014 sampai 2018 diperoleh hasil

bahwa telah terjadi ketidakkonsistennya jumlah penyisihan penghapusan

aktiva produktif (PPAP) selama lima tahun pada periode 2014-2018. Bank-

bank yang termasuk dalam bank umum syariah tersebut mengalami

perubahan yang terkadang menurun dan meningkat. Ketidakkonsistennya

nilai penyisihan penghapusan aktiva produktif diindikasi terjadinya

manajemen laba melalui penyisihan penghapusan aktiva produktif. Factor

yang mempengaruhi nilai penyisihan penghapusan aktiva produktif yaitu nilai

Capital adequacy ratio (CAR) dan Return on assets (ROA). Diketahui dalam

6 Luh Made Dwi Parama Yogi dan I Gusti Ayu Eka Damayanthi, “Pengaruh Arus Kas

Bebas, Capital Adequacy Ratio dan Good Corporate Governance Pada Manajemen Laba.” Jurnal

Akuntansi, Vol. 15 No. 2 (ISSN: 2302-8556 , 2016), 1061. 7 Mamhud dan Abdul, Analisis Laporan Keuangan (Yogyakarta: UPP AMP YKPN,

2005), 165.

Page 13: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

5

data capital adequacy ratio (CAR) dan penyisihan penghapusan aktiva

produktif menujukkan bahwa nilai Capital adequacy ratio (CAR) pada saat

mengalami kenaikan justru mengalami kenaikan juga pada nilai penyisihan

penghapusan aktiva produktif. Padahal secara teori jika nilai Capital

adequacy ratio (CAR) dalam keadaan naik maka akan menurunkan nilai

penyisihan penghapusan aktiva produktif. Hal tersebut terjadi pada Bank

Bukopin Syariah dan Bank Jabar Banten Syariah.

Nilai Return on assets (ROA) pada data diketahui bahwa pada Bank

BTPN Syariah dan Bank Muamalat menunjukkan nilai Return on assets

(ROA) mengalami kenaikan dan pada saat yang sama juga nilai penyisihan

penghapusan aktiva produktif mengalami kenaikan. Hal tersebut tidak sesuai

dengan teori yang menyebutkan bahwa jika Return on assets (ROA)

mengalami kenaikan maka akan menurunkan nilai penyisihan penghapusan

aktiva produktif.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sariati dan Marlinah (2015) yang

menunjukkan hasil bahwa ROA berpengaruh terhadap penyisihan

penghapusan aktiva produktif dalam praktik manajemen laba. Dalam

penelitian tersebut menunjukkan bahwa semakin besar Return on assets

(ROA) maka akan menurunkan penyisihan penghapusan aktiva produktif.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rinanti (2012) menunjukkan

bahwa capital adequacy ratio (CAR) berpengaruh signifikan terhadap

penyisihan penghapusan aktiva produktif. Penelitian yang dilakukan slamet

Haryono (2008) juga menunjukkan jika capital adequacy ratio (CAR) dalam

Page 14: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

6

keadaan rendah maka akan meningkatkan pembentukan penyisihan

penghapusan aktiva produktif.

Dalam sector perbankan, praktik manajemen laba terjadi pada Bank

Century yang melakukan rekayasa akuntansi dengan tujuan agar laporan

keuangan bank menunjukkan kecukupan modal atau rasio capital adequacy

ratio (CAR). Capital adequacy ratio (CAR) Bank Century per 28 Februari

2008 ternyata minus 132,5 %. Hal ini disebabkan karena adanya aset berupa

Surat-Surat Berharga sebesar US$ 203 juta yang berkualitas rendah. Bank

Indonesia menyetujui untuk tidak melakukan penyisihan 100% atau

pengakuan kerugian aktiva produktif (PPAP) terhadap surat-surat berharga

(SSB) tersebut.8

Studi kasus manajemen laba yang lain dalam sector perbankan yaitu pada

PT Bank Lippo. Kasus ini terjadi penerbitan laporan keuangan ganda. PT.

Bank Lippo Tbk, yang menerbitkan 2 versi laporan keuangan yang berbeda

antara satu dengan yang lain, yaitu laporan keuangan yang dipublikasikan

dalam media masa, dan laporan keuangan yang dilaporkan kepada Bapepam.

Bapepam menelaah bahwa perbedaan kedua laporan tersebut disebabkan

karena adanya penyesuaian penilaian kembali atas aset yang diambil alih

(AYDA) dan penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP), adanya

kekurang hati-hatian Bank Lippo dalam mencantumkan kata diaudit dan opini

tanpa wajar, dan adanya kelalaian akuntan publik.9

8 Abel Muhammad, “Manajemen Laba Pada Laporan Keuangan PT Bank BNI Syariah

Periode 2013-2014,” Skripsi (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2017),4. 9Dedhy Sulistiawan, Yeni Januarsi, dan Liza Alvia, Creative Accounting:

Mengungkapkan Manajemen Laba dan Skandal Akuntnasi (Jakarta: Salemba Empat, 2011), 56.

Page 15: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

7

Kasus manajemen laba di perbankan konvensional tersebut, tidak menutup

kemungkinan untuk bank syariah juga melakukan manajemen laba. Dalam

penelitian yang dilakukan oleh Abel Muhammad (2017), Faradila dan

Cahyati (2013), dan Tulus Suryanto (2014) yang menunjukkan bahwa

terdapat indikasi terjadinya manajemen laba di bank syariah. Padahal Bank

syariah berdasarkan prinsip Islam dalam transaksinya tidak diperkenankan

untuk memanipulasi atau merekayasa laba dalam membuat laporan

keuangannya. Hal ini dikarenakan dapat menyesatkan pengguna laporan

keuangan sebagai informasi suatu kinerja perusahaan.10

Berdasarkan adanya kesenjangan antara teori dan fakta maka analisis

tentang pengaruh rasio kecukupan modal dan return on assets terhadap

penyisihan penghapusan aktiva produktif harus dibuktikan melalui penelitian

empiris. Maka dari itu peneliti akan meneliti dengan judul “Pengaruh Rasio

Kecukupan Modal dan Return On Assets Terhadap Penyisihan Penghapusan

Aktiva Produktif Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Tahun 2014-2018.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang akan

diteliti penulis adalah :

1. Apakah rasio kecukupan modal berpengaruh signifikan terhadap penyisihan

penghapusan aktiva produktif pada Bank Umum Syariah di Indonesia ?

2. Apakah return on assets berpengaruh signifikan terhadap penyisihan

penghapusan aktiva produktif pada Bank Umum Syariah di Indonesia ?

10

Faradila dan Cahyati, “Analisis Manajemen Laba Pada Perbankan Syariah,” Jurnal

Riset Akuntansi dan Keuangan, Vol. 4 No. 1 (Februari, 2013), 57.

Page 16: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

8

3. Apakah rasio kecukupan modal dan return on assets berpengaruh signifikan

terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif pada Bank Umum

Syariah di Indonesia ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari

penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh rasio kecukupan modal

terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif pada Bank Umum

Syariah di Indonesia.

2. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh return on assets terhadap

manajemen laba pada Bank Umum Syariah di Indonesia.

3. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh rasio kecukupan modal dan

return on assets terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif pada

Bank Umum Syariah di Indonesia.

D. Kegunaan Penelitian

Dari uraian di atas manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan

mengenai akuntansi perbankan syariah tentang praktik manajemen laba

melalui penyisihan penghapusan aktiva produktif pada bank syariah.

Page 17: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

9

2. Manfaat Praktis

a. Hasil dari penelitian ini sangat bermanfaat bagi Bank Umum Syariah di

Indonesia untuk mengevaluasi kinerja bank agar meminimalisir dalam

melakukan manajemen laba melalui penyisihan penghapusan aktiva

produktif.

b. Hasil dari penelitian ini sangat bermanfaat bagi Bank Syariah agar lebih

menerapkan prinsip syariah, lebih memperhatikan kinerja bank dan

penyisihan penghapusan aktiva produktif agar dapat mengurangi praktik

manajemen laba.

c. Hasil dari penelitian ini sangat bermanfaat bagi Bank Indonesia agar lebih

memperhatikan aturan rasio kecukupan modal, profitabilitas, serta

penyisihan penghapusan aktiva produktif.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang berisi informasi mengenai materi dan hal-hal

yang dibahas dalam tiap bab guna memberikan gambaran yang jelas

mengenai penelitian yang dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang gambaran umum untuk memberi pola pemikiran

bagi seluruh skripsi, yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan penelitian.

Page 18: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

10

BAB II TEORI, PENELITIAN TERDAHULU, KERANGKA

BERFIKIR DAN HIPOTESIS

Bab ini menjelaskan variabel-variabel yang akan diteliti meliputi tentang

landasan teori, penelitian terdahulu, kerangka berfikir dan hipotesis. Landasan

teori menjelaskan teori-teori yang mendukung permasalahan yang akan

diteliti, yang berisikan dengan teori manajemen laba, rasio kecukupan modal,

profitabilitas, dan bank syariah.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini akan menjelaskan tentang bagaimana rancangan penelitian,

variabel penelitian, definisi operasional, populasi dan sampel, serta metode

pengolahan dan analisis data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi pembahasan yang menjelaskan mengenai hasil dari

penelitian meliputi hasil pengumpulan data, hasil analisis data meliputi

analisis deskriptif, uji asumsi klasik, pengujian hipotesis dan pembahasan

yang memaparkan hasil dari pengujian dan pembahasan keseluruhan

penelitian. Didalamnya juga terdapat deskripsi objek penelitian.

BAB V PENUTUP

Bab ini memuat kesimpulan yang didapat dari hasil pembahasan yang

telah dilakukan serta saran-saran yang sesuai dengan permasalahan yang

diteliti mengenai hasil penelitian.

Page 19: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

11

BAB II

TEORI, PENELITIAN TERDAHULU, KERANGKA BERFIKIR DAN

HIPOTESIS

A. Landasan Teori

1. Teori Keagenan

Teori keagenan merupakan kontrak antara dua orang atau lebih. Teori

keagenan menurut Yuliati (2014: 657) menyatakan bahwa wewenang dan

tanggung jawab manajer dan pemegang saham diatur dalam kontrak kerja

atas persetujuan bersama.1 Menurut Dendi Purnama (2017) teori keagenan

dalam suatu perusahaan merupakan kumpulan kontrak (nexus of contract)

antara pemilik (principal) dan manajer (agent) sebagai pihak yang

mengelola perusahaan demi kepentingan pemilik (principal).2 Teori

keagenan menggambarkan bahwa principal memberikan pekerjaan kepada

pihak lain sebagai agen untuk melaksanakan tugas pekerjaan.

Hubungan keagenan antara pemegang saham dan manajer seharusnya

menghasilkan hubungan simbiosis mutualisme yang saling menguntungkan

semua pihak jika hak dan kewajiban masing-masing pihak dijalankan secara

bertanggung jawab. Namun hasilnya justru sebaliknya yaitu memunculkan

permasalahan keagenan (agency problem). Masalah keagenan ini muncul

1 Yuliati Yosephani Makaombohe, Sifrid S. Pangemanan dan Victorina. Z Tirayoh,

“Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba Pada Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia Periode 2008-2011,” Jurnal Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, Vol. 2 No. 1

(ISSN 2303-1174 , 2014), 657. 2 Dendi Purnama, “Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan, Kepemilikan

Institusional, dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Manajemen Laba”. Jurnal Riset Keuangan

akutansi, Vol. 3, (Februari, 2017), 3.

Page 20: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

12

karena terdapat pihak yang lebih mengutamakan kepentingan diri sendiri

meskipun merugikan orang lain.3

Teori keagenan dapat dijelaskan dalam tiga bentuk asumsi sifat dasar

manusia menurut Eisenhardt dalam Jasman (2015) yaitu : a) manusia pada

umumnya lebih mementingkan diri sendiri (self interest), b) manusia

pemikirannya mengenai kondisi masa mendatang terbatas (bounded

rationality), dan c) manusia lebih cenderung menghindari resiko (risk

averse).4 Berdasarkan asumsi tersebut maka diketahui bahwa manajer atau

agen sebagai manusia kemungkinan besar dapat bertindak opportunistic.

Manajer dapat bertindak opportunistic untuk lebih mementingkan

kebutuhan diri sendiri misalnya pemenuhan kebutuhan ekonomi dan

psikologisnya sendiri dari pada kepentingan principal.

Konflik kepentingan disebabkan karena principal tidak dapat memonitor

aktivitas atau pekerjaan manajer sehari-hari secara terus menerus untuk

memastikan manajer sudah bekerja sesuai dengan keinginan pemegang

saham.5 Maka dari itu principal tidak memiliki informasi yang cukup

mengenai kinerja manager. Manajer sebagai pengelola perusahaan tentunya

mengetahui lebih banyak informasi internal dan prospek perusahaan dalam

waktu mendatang. Penguasaan informasi oleh manajer makin memotivasi

3 Sri Sulistyanto, Manajemen Laba : Teori dan Model Empiris (Jakarta: PT Grasindo,

2008), 30 4 Jasman, “Manajemen Laba: Bukti Empiris pada perusahaan perbankan yang terdaftar

di bursa efek Indonesia”. Jurnal Riset Akuntansi Keuangan, Vol.11 No. 01, (Februari, 2015), 3. 5 Wisnu Arwindo Irawan, “Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusional, Leverage,

Ukuran Perusahaan Dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba,” Skripsi (Semarang:

Universitas Diponegoro, 2013), 14.

Page 21: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

13

pihak manajer dalam bertindak kreatif guna memaksimalkan keuntungan

pribadinya atau berperilaku oportunis.6

Teori keagenan memunculkan beberapa masalah keagenan hal tersebut

dikarenakan kondisi informasi yang tidak lengkap dan penuh ketidakpastian.

Masalah keagenan yang muncul yaitu adverse selection dan moral hazard.

Adverse selection yaitu kondisi yang menunjukkan posisi principal tidak

mendapatkan informasi yang cermat mengenai kinerja manajemen. Moral

Hazard adalah kondisi principal tidak mendapatkan kepastian bahwa agen

telah berupaya kerja dengan maksimal untuk kepentingan pemilik.7

Asimetri informasi dan konflik kepentingan dapat mendorong manajer

untuk menyajikan informasi yang tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya

kepada principal. Apalagi jika informasi tersebut berkaitan dengan

pengukuran kinerja agent atau manajer. Asimetri informasi dan perilaku

oportunistik menjadi salah satu faktor manager dalam melakukan

manajemen laba dengan tujuan untuk menyesatkan pemilik atau pemegang

saham mengenai kinerja ekonomi perusahaan. Konflik keagenan dapat

mengakibatkan manajer mempunyai peluang untuk melaporkan laba yang

tidak semestinya atau memanipulasi laba yang dapat menyebabkan nilai

perusahaan berkurang di masa depan.8

6 Dedhy Sulistiawan, Yeni Januarsi, dan Liza Alvia, Creative Accounting:

Mengungkapkan Manajemen Laba dan Skandal Akuntnasi (Jakarta: Salemba Empat, 2011), 31. 7 Harmono, Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard (Jakarta: Bumi Aksara,

2017), 3. 8 Riza Ramadhan, “Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Laba Pada

Perusahaan Manufaktur Yang Tercatat Di Bei,” SNAPER-EBIS, (ISBN : 978-602-5617-01-0,

2017), 465.

Page 22: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

14

2. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)

Bank wajib membentuk penyisihan penghapusan aktiva produktif

(PPAP) terhadap aset produktif dan aset non produktif. Pencadangan

sebagai alat yang digunakan manajer bank untuk memenuhi aturan Bank

Indonesia. Penyisihan penghapusan aktiva produktif merupakan cadangan

yang diperkenankan oleh Bank Indonesia untuk menutupi resiko

pembiayaan bank. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.

14/15/PBI/2012 mengenai penilaian aset bank umum, aset terdiri dari aset

produktif dan aset non produktif. Penyisihan penghapusan aktiva produktif

(PPAP) merupakan salah satu akun dalam perbankan yang memiliki peluang

untuk di manipulasi dalam nilai yang cukup besar.9

Menurut Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor. 31/148/1998,

penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) merupakan cadangan yang

harus dibentuk oleh bank sebesar persentase dari penggolongan kualitas

aktiva produktif. Aktiva produktif mempunyai kaitan langsung dengan inti

bank, maka dari itu ketika terjadi aktiva produktif bermasalah apalagi macet

maka akan menurunkan kinerja bank secara sangat signifikan. Aktiva

produktif menjadi obyek utama bagi manajer untuk melakukan manajemen

laba.

Bank Indonesia mewajibkan bank syariah untuk membentuk cadangan

penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) sekurang-kurangnya

sebesar 1% dari seluruh aset produktif yang digolongkan lancar (tidak

9 Putri Sariati dan Aan Marlinah, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi PPAP Pada Bank

Syariah dan Bank Konvensional.” Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 17 No. 1 (ISSN: 1410-9875,

2015), 48.

Page 23: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

15

termasuk sertifikat wadiah Bank Indonesia dan surat utang Pemerintah).

Selain itu bank syariah juga diwajibkan untuk membentuk cadangan khusus

seperti dalam pasal dua ayat tiga pada PBI Nomor 5/9/PBI/2003 tentang

Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) Bagi Bank Syariah.

Tata-cara pembentukan penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP)

dijelaskan dalam PBI No. 5/9/PBI/2003 sebagai berikut10

:

a. Cadangan umum PPAP ditetapkan oleh Bank Indonesia dibentuk

sekurang-kurangnya sebesar 1% dari seluruh aktiva produktif yang

digolongkan lancar, tidak termasuk SWBI dan surat utang pemerintah.

b. Cadangan khusus PPAP ditetapkan sekurang-kurangnya sebesar :

1) 5% dari aktiva produktif dalam perhatian khusus

2) 15% dari aktiva produktif yang tergolong kurang lancar setelah

dikurangi nilai agunan.

3) 50% dari aktiva produktif yang diragukan setelah dikurangi nilai

agunan.

4) 100% dari aktiva produktif yang tergolong macet setelah dikurangi

nilai agunan.

c. Cadangan khusus PPAP untuk piutang ijarah ditetapkan 50% dari

masing-masing kewajiban pembentukan Penyisihan penghapusan aktiva

produktif yang tergolong dalam perhatian khusus, kurang lancar,

diragukan, dan macet.

10

Rizky Syahfandi, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perataan Laba Penyisihan

Penghapusan Aktiva Produktif : Praktik Manajemen Laba Pada Perbankan Syariah Di Indonesia,”

Skripsi (Semarang: Universitas Diponegoro, 2012), 29.

Page 24: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

16

Besarnya penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) yang

dibentuk oleh bank ditentukan oleh Perarturan Bank Indonesia, namun

manajer diperbolehkan untuk membentuk cadangan penyisihan

penghapusan aktiva produktif (PPAP) melebihi ketentuan cadangan wajib.11

Sariati dan Marlinah mengemukakan bahwa, penyisihan penghapusan aktiva

produktif (PPAP) merupakan komponen pembentuk modal dan komponen

pretax income yang berpengaruh terhadap laba, maka memiliki potensi

untuk dimanipulasi oleh manajer.12

Sehingga hal ini dapat mengindikasi

terjadinya manajemen laba melalui penyisihan penghapusan aktiva

produktif (PPAP).

Penggunaan PPAP bertujuan sebagai alat penerapan prinsip kehati-hatian

(prudential banking). Perubahan jumlah PPAP pada dasarnya bertujuan

untuk perataan laba yang dapat menimbulkan risiko kerugian bagi bank

apabila prediksinya meleset. Penggunaan PPAP untuk perataan laba didasari

atas fakta bahwa perubahan terhadap PPAP tidak menimbulkan dampak

terhadap arus kas sehingga arus kas tidak terpengaruh, serta jika PPAP

mengalami perubahan, akan berpengaruh pada nilai laba bersih yang

dihasilkan dan jumlah pajak yang dibayarkan.

PPAP dibentuk sebagai salah satu akun kontra aset yang menunjukkan

jumlah kerugian yang mungkin terjadi atas saldo pembiayaan bank. Dalam

laporan keuangan PPAP dicantumkan dalam laporan laba rugi sebagai salah

satu beban bank pada tiap periode. PPAP memiliki nilai yang signifikan

11

Putri Sariati dan Aan Marlinah, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi PPAP Pada Bank

Syariah dan Bank Konvensional,” 47. 12

Ibid.

Page 25: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

17

dalam laporan keuangan dan menjadi area yang memiliki potensi untuk

dimanipulasi oleh para manajer. Penyisihan penghapusan aktiva produktif

dapat diihitung dengan :

( )

3. Manajemen Laba

a. Pengertian manajemen laba

Perarturan system penilaian kesehatan dapat membuat perusahaan

perbankan untuk lebih berupaya dalam memenuhi kriteria Bank Indonesia.

Perbankan dalam rangka memenuhi ketentuan yang ditetapkan Bank

Indonesia salah satunya dengan melakukan manajemen laba. Menurut

Novita (2012) timbulnya manajemen laba didorong dengan adanya motif

meningkatkan kinerja bank.13

Manajemen laba adalah tindakan manajer dengan mengambil keputusan

tertentu dalam pelaporan keuangan untuk menyesatkan pemegang saham

tentang kinerja ekonomi yang dilaporkan perusahaan. Manajemen laba

(earnings management) merupakan pilihan yang diambil oleh manajer

dalam kebijakan akuntansi yang digunakan untuk mencapai tujuan

tertentu.14

Menurut Sulistyanto (2008) manajemen laba merupakan upaya

yang dilakukan manajer perusahaan untuk mempengaruhi informasi dalam

laporan keuangan untuk mengelabui para pemegang saham terkait kinerja

dan kondisi perusahaan.

13

Novita Senja Kartika Sari, “Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Manajemen Laba

pada perusahaan Go Public Tahun 2007-2011” . JURNAL AKUNTIANSI, Vol. 1 No. 1, (Agustus,

2012). 14

Sri Sulistyanto, Manajemen Laba : Teori dan Model Empiris, 5.

Page 26: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

18

Berdasarkan beberapa definsi disimpulkan bahwa manajemen laba

adalah tindakan yang dilakukan oleh manajer dalam mempermainkan

angka dalam laporan keuangan untuk mengelabui para pemegang saham

mengenai kinerja bank. Manajemen laba timbul dari masalah keagenan

karena adanya pemisahan peran atau konflik kepentingan antara pemilik

(pemegang saham) dengan pengelola (manajemen) perusahaan. Menurut

Healy dan Wahlen (1998)15

manajemen laba timbul ketika manajer

menggunakan keputusan tertentu dalam pelaporan keuangan untuk

menyesatkan pemilik atau pemegang saham tentang kinerja ekonomi yang

diperoleh perusahaan.

b. Motif manajemen laba

Menurut Jian dalam Slamet Haryono (2008)16

manajer melakukan

manajemen laba melalui penyisihan penghapusan aktiva produktif

dipengaruhi oleh beberapa motif yang dikategorikan menjadi dua yaitu :

1) Signaling Hypothesis

Motif signaling membawa dampak yang baik bagi pemakai laporan

keuangan. Motif ini menjelaskan manajer melakukan manajemen laba

akuntansi untuk mengkomunikasikan terkait kondisi fundamental

perusahaan saat ini dan prospek kinerja dimasa mendatang serta

sebagai pengambil keputusan untuk para stakeholder. Manajer dapat

15

Ibid., 15. 16

Slamet Haryono, “Pengaruh Motif Opportunistic, Signaling Dan Capital Regulation

Terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif,” Disertasi (Semarang: Universitas

Diponegoro, 2008), 103.

Page 27: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

19

mengestimasi secara baik laba masa datang dan diinformasikan

kepada investor atau pemakai laporan keuangan lainya.17

2) Opportunistic behavior hypothesis

Sikap opportunistic manajer mungkin dapat merugikan pemakai

laporan keuangan karena informasi yang disampaikan oleh manajer

menjadi tidak akurat dan juga tidak menggambarkan nilai fundamental

perusahaan. Sikap oportunis ini dinilai sebagai sikap curang manajer

perusahaan yang diimplikasikan dalam laporan keuangannya pada saat

menghadapi intertemporal choice. Intertemporal choice yaitu suatu

kondisi yang memaksa eksekutif tersebut menggunakan keputusan

tertentu dalam melaporkan kinerja yang menguntungkan bagi dirinya

sendiri ketika menghadapi situasi tertentu.18

Kesimpulannya sikap opportunistic merupakan motif keinginan

manajer untuk melakukan manajemen laba. Menurut Indra (2013)

manajer dapat bertindak opportunis jika kinerja perusahaan buruk,

manajer akan melakukan manajemen laba dengan menaikkan laba

akuntansi guna menyembunyikan kinerja yang buruk, dan sebaliknya

bila perusahaan dalam kinerja baik, maka manajer menurunkan laba

akuntansinya untuk menunda kinerja yang baik.19

Kinerja dapat

tercermin dari profitabilitas perusahaan. Profitabilitas merupakan

kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan. Profitabilitas

17

Jasman, “Manajemen Laba: Bukti Empiris pada perusahaan perbankan,” 2. 18

Ibid. 19

Indra Setya Prasavita Amertha, “Pengaruh Return On Asset Pada Praktik Manajemen

Laba Dengan Moderasi Corporate Governance.” Jurnal Akuntansi, Vol. 4 No. 2 (ISSN: 2302-

8556, 2013), 3.

Page 28: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

20

dapat diukur dengan Return on assets (ROA). Return on assets (ROA)

mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.20

Jadi

manajer melakukan manajemen laba dipengaruhi oleh motif

opportunistic manajer karena return on assets perusahaan rendah.

Slamet Haryono (2008) menyebutkan beberapa keinginan manajer

atau tindakan opportunistic manajer yang mempengaruhi terjadinya

manajemen laba melalui penyisihan penghapusan aktiva produktif21

:

a) keinginan mempengaruhi persepsi pemakai informasi keuangan

yang dilaporkan supaya memberikan penilaian lebih baik

b) keinginan meningkatkan kompensasi eksekutif

c) mengurangi pengorbanan politik (political cost)

d) memenuhi persyaratan memperoleh pinjaman (debt covenant)

e) memenuhi persyaratan regulasi, misalkan regulasi permodalan.

Regulasi permodalan diproksikan dengan nilai rasio kecukupan

modal atau capital adequacy ratio (CAR) karena merupakan rasio

dalam penilaian kondisi permodalan dan kesehatan bank.22

Regulasi permodalan atau rasio kecukupan modal merupakan cara

untuk mewujudkan praktek bank yang benar dan sehat sesuai

dengan ketentuan Bank Indonesia. Capital adequacy ratio (CAR)

adalah rasio kecukupan modal yang menunjukkan kemampuan

suatu bank dalam menutupi penurunan aktiva yang mengandung

20

Mamhud dan Abdul, Analisis Laporan Keuangan (Yogyakarta: UPP AMP YKPN,

2005), 165. 21

Slamet Haryono, “Pengaruh Motif Opportunistic, Signaling Dan Capital Regulation

Terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif,” 103. 22

Ibid., 148.

Page 29: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

21

risiko.23

Penurunan nilai CAR mempengaruhi tindakan opportunis

manajer melakukan manajemen laba dalam suatu bank.

f) mempertahankan jabatannya yang bentuknya tidak semata-mata

berupa manfaat moneter tetapi juga non moneter mendapatkan

dana segar baru dari hutang baru atau tabungan bank

g) meningkatkan kesejahteraan (nilai saham) pemilik perusahaan.

h) tujuan insider stocks trading.

c. Pola manajemen laba

Pola manajemen laba menurut Scott dalam Dedhy Sulistiawan (2011)

secara umum terbagi menjadi empat pola manajemen laba24

:

1) Taking Bath (Cuci Bersih)

Pola ini terjadi pada saat adanya reorganisasi. Pola ini dilakukan

dengan cara mengatur laba dengan menaikan laba menjadi sangat

tinggi atau menurunkan laba perusahaan tahun berjalan dibandingkan

tahun sebelumnya atau tahun berikutnya. Tindakan ini diharapkan

dapat meningkatkan laba di masa datang karena terjadi penurunan pada

periode masa depan.

2) Income Minimization (Menurunkan Laba)

Pola ini dilakukan pada saat perusahaan sedang mengalami tingkat

profitabilitas yang tinggi. Pola ini dilakukan dengan membuat laba

periode tahun berjalan menjadi lebih rendah dari laba sebenarnya. Pola

23

Luh Made Dwi Parama Yogi dan I Gusti Ayu Eka Damayanthi, “Pengaruh Arus Kas

Bebas, Capital Adequacy Ratio dan Good Corporate Governance Pada Manajemen Laba.” Jurnal

Akuntansi, Vol. 15 No. 2 (ISSN: 2302-8556 , 2016), 1061. 24

Dedhy Sulistiawan, Yeni Januarsi, dan Liza Alvia, Creative Accounting:

Mengungkapkan Manajemen Laba, 40.

Page 30: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

22

ini bermanfaat jika pada periode yang akan datang terjadi penurunan

laba drastis dapat diatasi dengan mengambil laba simpanan.25

3) Income Maximization (Menaikkan Laba)

Pola dilakukan dengan cara mengambil laba dari laba simpanan

pada periode sebelumnya atau dengan menarik laba periode yang akan

mendatang dan menjadikan laba tahun berjalan menjadi lebih tinggi

dari laba sebenarnya. Pola ini dilakukan manajer untuk melaporkan net

income untuk tujuan memperoleh bonus yang lebih besar. Pola ini

dilakukan oleh perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian

hutang.

4) Income Smoothing (Perataan Laba)

Pola ini dilakukan dengan cara meratakan laba antar periode yang

dilaporkan dengan tujuan pelaporan eksternal bagi investor. Pola ini

adalah pola yang paling banyak diminati pada pola manajemen laba.

Pola ini bertujuan untuk mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar

agar laba stabil karena investor lebih menyukai laba yang relative

stabil.26

4. Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio)

Rasio kecukupan modal berkaitan dengan prinsip kehati-hatian. Tingkat

kecukupan modal bank dinyatakan dalam suatu indicator rasio yaitu capital

adequacy ratio (CAR). Rasio Kecukupan Modal atau capital adequacy

25

Ibid., 41. 26

Ayu Susanti, “Pengaruh Asimetri Informasi, Ukuran Perusahaan, Kepemilikan

Manajerial, Dan Capital Adequacy Ratio Terhadap Manajemen Laba.” JOM Fekon, Vol. 3 No. 1

(Februari, 2016), 482.

Page 31: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

23

ratio (CAR) adalah rasio kinerja bank yang berkaitan dengan modal yang

dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung dan menghasilkan

unsur risiko, misalnya pemberian pembiayaan.27

Capital adequacy ratio

(CAR) merupakan kinerja bank yang menunjukkan kemampuan bank dalam

mempertahankan kecukupan modal dan kemampuan manajemen dalam

mengidentifikasi, mengawasi, dan mengontrol risiko yang timbul dan

berpengaruh terhadap modal.

Kecukupan modal bank yang memadai sebagai cerminan untuk

melindungi bank dari risiko yang bisa jadi timbul dan kerugian yang tidak

terduga, serta mendukung pertumbuhan diamasa depan. Modal dimiliki

bank memilliki fungsi yang besar dalam pembiayaan operasi dan ekspansi

usaha, serta untuk mengantisipasi risiko yang timbul. Capital adequacy

ratio (CAR) juga berfungsi sebagai modal yang harus dimiliki oleh bank

untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap kinerjanya.28

Koosrini

(2010) menyatakan bahwa suatu perbankan harus memenuhi kriteria capital

adequacy ratio (CAR) minumun yang ditetapkan Bank Indonesia, sehingga

diketahui bahwa perbankan mempunyai regulasi yang lebih ketat

dibandingkan dengan industri lain.29

Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) dapat

diukur dengan dua cara yaitu:

27

Zubairi Hasan, Undang-Undang Perbankan Syariah: Titik Temu Hukum Islam (Jakarta:

Rajawali Pers, 2009), 66. 28

Luh Made Dwi Parame Yogi, , “Pengaruh Arus Kas Bebas, Capital Adequacy Ratio

dan Good Corporate Governance Pada Manajemen Laba.” 1060. 29

Koosrini, “Pengaruh Rasio Camel Terhadap Praktik Manajemen Laba di Bank Umum

Syariah,” Skripsi (Semarang: Universitas Diponegoro, 2010), 35.

Page 32: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

24

a) Membandingkan modal dengan dana pihak ketiga

Perhitungan tersebut menjelaskan bahwa rasio modal atas simpanan

cukup dengan 10%, dan dengan rasio ini permodalan bank dianggap

sehat.

b) Membandingkan modal dengan aktiva berisiko

Risiko dari aktiva tertimbang menurut risiko adalah risiko penyaluran

dana, risiko pasar (market risk), dan risiko nilai tukar (foreign exchange

risk).30

Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/12/PBI/2013, bank dinyatakan

sehat jika memiliki capital adequacy ratio (CAR) minimum 8 persen. Bank

wajib menyediakan modal minimum sebesar 8 persen dari aktiva tertimbang

menurut risiko dari kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.31

Bank

Indonesia sebagai pemegang otoritas moneter menerapkan pengawasan

yang lebih intensif dalam menerapkan prinsip kehati-hatian dengan bank

yang nilai capital adequacy ratio (CAR) dibawah 8 persen untuk segera

memperbaiki kondisi permodalannya jika tidak ingin dilikuidasi oleh Bank

Indonesia agar bank-bank tidak melanggar ketentuan dari prinsip kehati-

hatian.

30

Zubairi Hasan, Undang-Undang Perbankan Syariah, 67. 31

Ibid.

Page 33: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

25

Capital Adequacy Ratio (CAR) dalam suatu bank jika mengalami

penurunan akan menyebabkan manajer memiliki inisiatif untuk melakukan

manajemen laba agar tidak melanggar ketentuan dari Bank Indonesia.

Apabila capital adequacy ratio (CAR) dalam keadaan meningkat akan

meningkatkan penilaian para investor dan masyarakat terhadap bank

tersebut.32

Cara penilaian Bank Indonesia sebagai pengawas semua bank

yang ada di Indonesia menerapkan penilaian berdasarkan pada laporan

keuangan. Maka dari itu manajer melakukan tindakan manajemen laba agar

perusahaan memenuhi kriteria Bank Indonesia.

5. Return On Assets (ROA)

Menurut Wisnu Arwindo Irawan (2013) profitabilitas merupakan

indicator kinerja manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang

ditunjukkan pada laba yang dihasilkan perusahaan.33

Profitabilitas

merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba. Return on assets (ROA) menjadi salah satu indicator

untuk mengukur profitabilitas. Return on assets (ROA) mengukur

kemampuan bank dalam mengembalikan laba yang dihasilkan dengan aktiva

yang dimiliki.

Return on assets (ROA) diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yaitu

sebagai rentabilitas ekonomi yang mengukur kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba periode tertentu dan sebagai proyeksi untuk melihat

kemampuan perusahaan pada masa datang. Return on assets (ROA) dalam

32

Ayu Susanti, “Pengaruh Asimetri Informasi, Ukuran Perusahaan,” 485. 33

Wisnu Arwindo Irawan, “Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusional, Leverage,” 24.

Page 34: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

26

suatu bank jika semakin besar maka semakin besar pula tingkat keuntungan

yang dicapai dan semakin baik pula posisi bank dalam sisi penggunaan

aset.34

Return on assets (ROA) dapat diukur dengan :

Profit (laba) yang dihasilkan dan disajikan dalam laporan keuangan

menunjukkan kinerja pihak manajemen dalam mengelola kekayaan yang

dimiliki perusahaan. Laba berfungsi dalam mengukur efektifitas bersih dari

suatu operasi bisnis. Return on assets (ROA) yang tinggi menunjukkan

bahwa kinerja perusahaan baik dan pengawasan berjalan dengan baik,

sedangkan dengan tingkat return on assets yang rendah menunjukkan

bahwa kinerja perusahaan kurang baik, dan kinerja manajemen tampak

buruk di mata principal. Kinerja tersebut tercermin melalui profitabilitas

perusahaan.

Return on assets (ROA) merupakan salah satu dari motivasi metode

bonus plan hypothesis manajer melakukan tindakan manajemen laba. Return

on assets (ROA) dapat mempengaruhi manajer untuk melakukan suatu

tindakan manajemen laba. Return on assets (ROA) perusahaan yang rendah

akan memotivasi pihak manajemen melakukan tindakan manajemen laba.

Hal tersebut agar pihak manajemen perusahaan mendapatkan bonus atas

34

Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan Edisi Kedua (Bogor: Ghalia Indonesia,

2003), 118.

Page 35: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

27

kinerjannya. Return on assets (ROA) atau profitabilitas yang tinggi

menimbulkan kepercayaan investor atas kinerja perusahaan.

Menurut Archibalt dalam Ketut Gunawan dan Dermawan (2015)

perusahaan yang memiliki return on assets (ROA) yang rendah cenderung

akan melakukan manajemen laba dalam bentuk perataan laba.35

Teori

keagenan juga menjelaskan apabila perusahaan berada dalam kinerja yang

buruk, manajer dapat bertindak opportunis dengan menaikkan laba untuk

menyembunyikan kinerja yang buruk dan sebaliknya bila perusahaan dalam

kinerja baik manajer bertindak opportunis dengan menurunkan laba

akuntansinya untuk menunda kinerja yang baik.36

Dalam teori tersebut

dikatakan bahwa manajer bertindak opportunis menaikkan dan menurunkan

laba.

B. Studi Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Peneliti Persamaan Perbedaan Hasil

1 Amertha

(2013)37

Terdapat variabel X

yaitu profitabilitas

(ROA) dan variabel

Y yaitu manajemen

laba.

Tidak terdapat

variabel X yaitu

Rasio kecukupan

modal. Terdapat

perbedaan tempat

penelitian.

Hasil penelitian

menunjukkan

bahwa ROA

berpengaruh

positif terhadap

manajemen laba.

35

Ketut Gunawan dan Surya Dermawan, “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,

Dan Leverage Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa

Efek Indonesia (Bei),” Jurnal Akuntansi, Vol. 3 No. 1 (2015), 3. 36

Indra Setya Prasavita Amertha, “Pengaruh Return On Asset Pada Praktik Manajemen

Laba Dengan Moderasi Corporate Governance.” Jurnal Akuntansi, Vol. 4 No. 2 (ISSN: 2302-

8556, 2013). 37

Ibid., 3.

Page 36: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

28

2 Hardianti

(2017)38

Terdapat variabel X

yaitu Return on

assets dan variabel Y

yaitu penyisihan

penghapusan aktiva

produktif

Tidak terdapat

variabel X yaitu

capital adequacy

ratio (CAR)

Terdapat perbedaan

tempat penelitian.

Hasil penelitian

menunjukkan

bahwa ROA

berpengaruh

terhadap

penyisihan

penghapusan

aktiva produktif

3 Rinanti

(2012)39

Terdapat variabel X

yaitu rasio

kecukupan modal

(CAR) dan variabel

Y yaitu penyisihan

penghapusan aktiva

produktif

Tidak terdapat

variabel X yaitu

return on assets

(ROA). Terdapat

perbedaan tempat

penelitian.

Hasil penelitian

menunjukkan

bahwa CAR

berpengaruh

signifikan

terhadap

penyisihan

penghapusan

aktiva produktif.

4 Sariati dan

Marlinah

(2015)40

Terdapat varibel X

yaitu capital

adequacy ratio

(CAR) dan return on

assets (ROA). Serta

variabel Y yaitu

penyisihan

penghapusan aktiva

produktif

Terdapat perbedaan

tempat penelitian.

Hasil penelitian

menunjukkan

bahwa CAR

tidak

berpengaruh

terhadap PPAP

dan ROA

berpengaruh

terhadap PPAP.

5 Syahfandi

(2012)41

Terdapat variabel X

capital adequacy

ratio (CAR) dan

variabel Y yaitu

Tidak terdapat

variabel return on

assets (ROA)

Terdapat perbedaan

Hasil penelitian

menunjukkan

bahwa capital

adequacy ratio

38

Dina Hardianti, “Pengaruh Profitabilitas Dan Risiko Kredit Terhadap Penyisihan

Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) Dalam Praktek Manajemen Laba Pada Perusahaan

Perbankan Di Indonesia,” Tesis (Padang: Universitas Andalas, 2017). 39

Risna Rinanti, “Analisis Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyisihan Penghapusan

Aktiva Produktif (Studi Komparasi Bank Konvensional dan Bank Syariah Di Indonesia),”Jurnal

Bisnis Strategi, Vol. 21 No. 2 (Desember, 2012). 40

Putri Sariati dan Aan Marlinah, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi PPAP Pada Bank

Syariah dan Bank Konvensional.” Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 17 No. 1 (ISSN: 1410-9875,

2015). 41

Rizky Syahfandi, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perataan Laba Penyisihan

Penghapusan Aktiva Produktif : Praktik Manajemen Laba Pada Perbankan Syariah Di Indonesia,”

Skripsi (Semarang: Universitas Diponegoro, 2012).

Page 37: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

29

penyisihan

penghapusan aktiva

produktif

tempat penelitian. (CAR) tidak

berpengaruh

terhadap

penyisihan

penghapusan

aktiva produktif

Penelitian ini mengkaji tema tentang “Pengaruh Rasio Kecukupan Modal

Dan Return On Assets Terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif

Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2014-2018”. Berdasarkan

penelitian terdahulu terbukti bahwa penyisihan penghapusan aktiva produktif

dapat mengindikasi terjadinya manajemen laba. Penelitian ini pengembangan

dari penelitian sebelumnya dalam penelitian ini terdapat dua variabel

independen yaitu rasio kecukupan modal dan return on assets (ROA) dan

variabel dependen yaitu penyisihan penghapusan aktiva produktif. Penelitian

sebelumnya tentang penyisihan penghapusan aktiva produktif memakai teori

signaling berbeda dari penelitian sebelumnya. Selain itu peneliti juga

menggunakan data sekunder dengan cakupan yang lebih luas yaitu Bank

Umum Syariah di Indonesia dan rentang waktu yang lebih panjang yaitu

tahun 2014-2018.

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka berpikir atau kerangka konseptual merupakan model konseptual

yang menjelaskan bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang

telah diidentifikasi sebagai suatu masalah yang penting. Kerangka berpikir

disusun berdasarkan tinjauan pustaka dan hasil penelitian yang relevan.

Page 38: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

30

Berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu mengenai pengaruh

antara variabel independen atau variabel X meliputi (Rasio Kecukupan Modal

dan Return On Assets) dengan variabel dependen atau variabel Y (Penyisihan

Penghapusan Aktiva Produktif), maka kerangka konseptual penelitian ini

yaitu sebagai berikut42

:

Gambar 2.1

Kerangka Berfikir

H1

H2

H3

Berdasarkan kerangka berfikir di atas maka diketahui bahwa jika rasio

kecukupan modal yang diproksi dengan capital adequacy ratio (CAR)

berpengaruh signifikan terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif.

Apabila dalam suatu perusahaan capital adequacy ratio (CAR) rendah maka

akan berpengaruh terhadap pembentukan penyisihan penghapusan aktiva

produktif yang lebih tinggi. Sebaliknya jika capital adequacy ratio (CAR)

dalam suatu perusahaan tinggi maka akan berpengaruh terhadap penurunan

penyisihan penghapusan aktiva produktif. Return on assets (ROA)

berpengaruh signifikan terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif.

Jika dalam suatu perusahaan return on assets (ROA) rendah maka akan

42

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: ALFABETA

CV, 2016), 60.

Rasio Kecukupan

Modal (X1)

Return On Assets

(X2)

Penyisihan Penghapusan

Aktiva Produktif (Y)

Page 39: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

31

berpengaruh terhadap meningkatnya pembentukan penyisihan penghapusan

aktiva produktif (PPAP). Sebaliknya jika return on assets (ROA) tinggi maka

akan berpengaruh terhadap penurunan pembentukan penyisihan penghapusan

aktiva produktif. Sedangkan jika capital adequacy ratio (CAR) dan return on

assets (ROA) rendah maka akan meningkatkan pembentukan penyisihan

penghapusan aktiva produktif (PPAP) dan sebaliknya. Demikian jadi capital

adequacy ratio (CAR) dan return on assets (ROA) secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan suatu jawaban sementara atas pertanyaan penelitian.

Jawaban sementara maksudnya jawaban yang diberikan baru didasari pada

teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh

melalui pengumpulan data. Hipotesis yang baik, hipotesis yang harus dapat

diuji kebenarannya, melalui pengumpulan dan pengolahan data yang relevan.

Pengujian hipotesis membawa kepada kesimpulan untuk menerima hipotesis

atau menolak hipotesis.43

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir

diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :

1. Pengaruh Rasio Kecukupan Modal Terhadap Penyisihan Penghapusan

Aktiva Produktif

Rasio Kecukupan Modal atau Capital adequacy ratio (CAR) adalah

rasio kinerja bank mengenai modal yang dimiliki bank untuk menunjang

aktiva yang mengandung dan menghasilkan unsur risiko, misalnya

43

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 64.

Page 40: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

32

pemberian pembiayaan.44

Rasio kecukupan modal diproksi dengan capital

adequacy ratio (CAR). Capital Adequacy Ratio (CAR) dalam suatu bank

jika mengalami penurunan akan menyebabkan manajer memiliki inisiatif

untuk melakukan manajemen laba dengan membentuk penyisihan

penghapusan aktiva produktif (PPAP) lebih tinggi, agar tidak melanggar

ketentuan dari Bank Indonesia. Apabila capital adequacy ratio (CAR)

dalam keadaan meningkat akan meningkatkan penilaian para investor dan

masyarakat terhadap bank tersebut. Pernyataan ini didukung oleh penelitian

Risna Rinanti (2012) yang menyatakan bahwa capital adequacy ratio

(CAR) berpengaruh terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif,

semakin rendah capital adequacy ratio (CAR) maka akan meningkatkan

penyisihan penghapusan aktiva produktif. Maka peneliti mengajukan

hipotesis sebagai berikut :

Ha1 : CAR berpengaruh signifikan terhadap penyisihan penghapusan

aktiva produktif.

Ho1 : CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap penyisihan

penghapusan aktiva produktif.

2. Pengaruh Return On Assets Terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva

Produktif

Menurut Harahap dalam Dendi Purnama (2017) profitabilitas yaitu

kemampuan perusahaan memperoleh laba melalui kemampuan dan sumber

yang terdapat dalam perusahaan. Return on assets (ROA) menjadi salah satu

44

Ayu Susanti,“Pengaruh Asimetri Informasi, Ukuran Perusahaan, Kepemilikan

Manajerial, Dan Capital Adequacy Ratio Terhadap Manajemen Laba,” 484.

Page 41: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

33

indicator untuk mengukur profitabilitas. Return on assets (ROA) mengukur

kemampuan bank dalam mengembalikan laba yang dihasilkan dengan aktiva

yang dimiliki. Return on assets (ROA) yang rendah akan memotivasi pihak

manajer melakukan tindakan manajemen laba dengan membentuk

penyisihan penghapusan aktiva produktif. Tindakan tersebut agar pihak

manajemen perusahaan mendapatkan bonus atas kinerjannya. Return on

assets (ROA) yang tinggi akan menimbulkan kepercayaan investor atas

kinerja perusahaan.45

Menurut Archibalt dalam Herni dan Yulius Kurnia Susanto (2008)46

perusahaan yang memiliki profitabilitas atau return on assets yang rendah

cenderung akan melakukan manajemen laba dalam bentuk perataan laba.

Pernyataan tersebut didukung oleh penelitian Dina Hardianti (2017) yang

menyatakan bahwa return on assets (ROA) berpengaruh terhadap

penyisihan penghapusan aktiva produktif, semakin rendah return on assets

(ROA) akan meningkatkan pembentukan penyisihan penghapusan aktiva

produktif dan sebaliknya. Maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai

berikut :

Ha2 : ROA berpengaruh signifikan terhadap penyisihan penghapusan

aktiva produktif.

Ho2 : ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap penyisihan

penghapusan aktiva produktif.

45

Dendi Purnama, “Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan, Kepemilikan

Institusional, dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Manajemen Laba,” 2. 46

Ketut Gunawan dan Surya Dermawan, , “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,

dan Leverage Terhadap Manajemen Laba,” 3.

Page 42: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

34

3. Pengaruh Rasio Kecukupan Modal dan Return On Assets Terhadap

Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif

Menurut Jian dalam Slamet Haryono (2008) dipengaruhi oleh dua motif

untuk melakukan manajemen laba yaitu signaling hypothesis dan

opportunistic behavior hypothesis. Tindakan manajemen laba dipengaruhi

oleh motif opportunistic. Motif opportunistic yaitu motif keinginan manajer.

Peneliti mengambil variabel independen yaitu rasio kecukupan modal dan

return on assets (ROA) yang mempengaruhi terjadinya manajemen laba

dengan motif opportunistic.47

Rasio kecukupan modal diproksi dengan

capital adequacy ratio (CAR). Apabila capital adequacy ratio (CAR) dalam

perusahaan kecil maka akan memotivasi manajer melakukan manajemen

laba dengan membentuk penyisihan penghapusan aktiva produktif lebih

tinggi. Profitabilitas diproksikan dengan return on assets (ROA). Apabila

return on assets (ROA) dalam perusahaan rendah maka akan meningkatkan

manajemen laba dan sebaliknya.

Pernyataan tersebut didukung oleh penelitian Sariati dan Marlinah

(2015) yang menyatakan bahwa capital adequacy ratio (CAR) dan return

on assets (ROA) berpengaruh terhadap penyisihan pnghapusan aktiva

produkif. Apabila capital adequacy ratio (CAR) dan return on assets

(ROA) perusahaan rendah maka akan meningkatkan pembentukan

penyisihan penghapusan aktiva produktif. Maka peneliti mengajukan

hipotesis sebagai berikut :

47

Slamet Haryono, “Pengaruh Motif Opportunistic, Signaling Dan Capital Regulation

Terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif,” 103.

Page 43: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

35

Ha3 : CAR dan ROA berpengaruh signifikan terhadap penyisihan

penghapusan aktiva produktif.

Ho3 : CAR dan ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap penyisihan

penghapusan aktiva produktif.

Page 44: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Desain penelitan sama dengan rancangan penelitian yang pada

hakikatnya sebagai suatu strategi untuk mencapai tujuan penelitan dan

sebagai pedoman atau penuntun peneliti pada seluruh proses penelitan.1

Menurut Sandu Siyoto (2015) desain penelitan merupakan sebuah peta bagi

peneliti yang menuntun serta menentukan arah pada saat proses penelitan

secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, tanpa

adanya desain penelitian yang benar seorang peneliti tidak akan dapat

melakukan penelitan dengan baik karena tidak mempunyai pedoman arah

yang jelas.2

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif. Metode

penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada

filsafat positivisme yang memandang bahwa realitis, gejala atau fenomena

diklasifikasikan dapat diukur dan diamati, digunakan untuk meneliti populasi

atau sampel tertentu dengan menggunakan instrumen penelitian dan analisis

data bersifat kuantitatif atau statistik yang bertujuan untuk menguji hipotesis.3

Pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menguji teori, membangun fakta,

menunjukkan hubungan antar variabel, memberikan deskripsi statistic,

1 Sandu Siyoto dan Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian (Yogyakarta: Literasi Media

Publishing, 2015), 98. 2 Ibid.

3 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D

(Bandung: Alfabeta, 2010), 8.

Page 45: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

37

menaksir dan meramalkan hasilnya. Penelitian kuantitatif melihat hubungan

variabel terhadap obyek yang diteliti lebih bersifat sebab dan akibat, maka

dari itu dalam penelitiannya terdapat variabel independen dan dependen.

Variabel tersebut kemudian dicari seberapa besar pengaruh antara variabel

independen terhadap variabel dependen.

Penelitian ini untuk menguji pengaruh variabel X1 (Rasio Kecukupan

Modal) dan X2 (Return On Assets) terhadap Y (Penyisihan Penghapusan

Aktiva Produktif). Alasan dipilihnya jenis penelitian ini karena peneliti ingin

mengetahui seberapa besar pengaruh rasio kecukupan modal dan return on

assets terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif.

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel merupakan objek yang mempunyai variasi antara satu dengan

yang lainnya. Menurut Tia Mutiara, variabel adalah sesuatu yang menjadi

fokus perhatian yang memberikan pengaruh dan mempunyai nilai (value).4

Jadi variabel yaitu konsep yang memiliki variasi lain dan memiliki nilai.

Penelitian ini menggunakan variabel dependen (Y) yaitu penyisihan

penghapusan aktiva produktif dan variabel bebas (X1) yaitu rasio kecukupan

modal dan (X2) yaitu return on assets (ROA).

1. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas

atau yang menjadi akibat. Variabel dependen, variabel terikat atau variabel

Y dalam penelitian ini yaitu penyisihan penghapusan aktiva produktif.

4 Sandu Siyoto dan Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, 51.

Page 46: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

38

Penyisihan penghapusan aktiva produktif merupakan cadangan yang

diperkenankan oleh Bank Indonesia untuk menutupi resiko pembiayaan

bank. Penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) menjadi indicator

untuk mengindikasi terjadinya manajemen laba. Alasannya penyisihan

penghapusan aktiva produktif (PPAP) merupakan komponen pembentuk

modal dan komponen pretax income yang berpengaruh terhadap laba, maka

memiliki potensi untuk dimanipulasi oleh manajer. Cara menghitung nilai

PPAP yaitu :

2. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah rasio kecukupan modal

(XI) dan Return on assets (X2). Variabel independen atau variabel bebas

merupakan variabel yang mempengaruhi variabel terikat atau yang menjadi

sebab perubahannya dan timbulnya variabel terikat.

a. Rasio kecukupan modal (CAR)

Rasio kecukupan modal adalah rasio kinerja bank yang berkaitan

dengan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang

mengandung dan menghasilkan unsur risiko, misalnya pemberian

pembiayaan.5 Rasio kecukupan modal diproksikan dengan CAR. CAR

bertujuan untuk melindungi bank dari risiko dan kerugian yang timbul

dari aktivitas yang dilakukan. CAR merupakan kinerja bank yang

5 Ayu Susanti, “Pengaruh Asimetri Informasi, Ukuran Perusahaan, Kepemilikan

Manajerial, Dan Capital Adequacy Ratio Terhadap Manajemen Laba.” JOM Fekon, Vol. 3 No. 1

(Februari, 2016), 482.

Page 47: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

39

menunjukkan kemampuan bank dalam mempertahankan kecukupan

modal. Rasio kecukupan modal (CAR) dapat dihitung dengan :

b. Return On Assets (ROA)

Return on assets (ROA) menjadi salah satu variabel independen

dalam penelitian ini. Return on assets (ROA) mengukur kemampuan

bank dalam mengembalikan laba yang dihasilkan dengan aktiva yang

dimiliki. Return on assets (ROA) dalam suatu bank jika semakin besar

maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai dan semakin

baik pula posisi bank dalam sisi penggunaan aset. Return on assets

(ROA) dapat dihitung dengan :

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan suatu kesatuan individu atau subyek pada wilayah

tertentu, waktu tertentu serta dengan kualitas tertentu yang akan

diamati/diteliti. Pengertian lain populasi adalah generalisasi yang terdiri atas

objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Dalam penelitian ini populasi atau objek penelitian yang dimaksud yaitu

seluruh Bank Umum Syariah (BUS) periode 2014-2018. Berdasarkan data

statistic OJK per Oktober 2019 terdapat 14 Bank Umum Syariah.

Page 48: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

40

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Sampel ditentukan berdasarkan pertimbangan masalah,

tujuan, hipotesis, metode dan instrumen penelitian. Sampel diambil jika

populasi dalam ukuran besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari

semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga

dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel.6

Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive

sampling. Teknik penentuan sampel ini dengan pertimbangan atau kriteria

tertentu. Pemilihan sampel ini berdasarkan beberapa kriteria yaitu :

Tabel 3.1

Kriteria Pemilihan Sampel

No Kriteria Pemilihan Sampel Jumlah Bank

1. Bank Umum Syariah di

Indonesia

14

2. Bank Umum Syariah yang tidak

mempublikasikan laporan

keuangan secara lengkap selama

tahun 2014-2018

(2)

3. Bank Umum Syariah yang

laporan keuangannya selama

tahun 2014-2018 berturut-turut

merugi

(3)

4. Bank Umum Syariah yang telah

memenuhi kriteria dari sampel

9

Sumber : website masing-masing bank syariah

Berdasarkan kriteria maka sampel yang akan diolah dalam penelitian ini

yaitu 9 bank umum syariah dengan masing-masing data laporan keuangan

lima tahun selama 2014-2018 jadi data yang akan diolah sebanyak 45

6 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, 80-81.

Page 49: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

41

observasi. Berikut daftar nama bank yang dijadikan sampel penelitian ini

yaitu :

Tabel 3.2

Sampel Penelitian

No Nama Bank Sumber Data

1. BRI Syariah www.brisyariah.co.id

2. BNI Syariah www.bnisyariah.co.id

3. Bank Syariah Mandiri www.syariahmandiri.co.id

4. Bank Muamalat www.bankmuamalat.co.id

5. Bank Mega Syariah www.megasyariah.co.id

6. BTPN Syariah www.btpnsyariah.co.id

7. Bukopin Syariah http://www.syariahbukopin.co.id/

8. Bank Jabar Banten

Syariah

www.bjbsyariah.co.id

9. BCA Syariah www.bcasyariah.co.id

Sumber: website bank syariah

D. Jenis Dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder. Data sekunder berasal

dari sumber informasi dari web, majalah dan jurnal yang perlu disusun dan

disinkronkan agar dapat meningkatkan kebenaran dan ketepatan.7 Data

sekunder memberikan jaminan tidak adanya manipulasi data yang dapat

mempengaruhi hasil penelitian.

Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu laporan keuangan

tahunan bank umum syariah selama 5 tahun dalam rentang 2014 s/d 2018

yang menjadi sampel penelitian. Laporan keuangan dapat diakses langsung

melalui website masing-masing sampel bank.

7 Noegroho Boedijoewono, Pengantar Statistika Ekonomi dan Bisnis (Yogyakarta: UPP

STIM YKPN, 2016), 12-13.

Page 50: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

42

E. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data menjadi langkah yang paling strategis dalam penelitian,

karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data. Pengumpulan data

dilihat dari sumbernya dapat menggunakan sumber primer dan sumber

sekunder. Sumber primer adalah data yang langsung diterima dari sumber

data (responden/sampel/informan). Sedangkan sumber sekunder adalah data

yang tidak langsung diterima dari sumber data.8 Metode pengumpulan data

dalam penelitian dapat diperoleh dengan beberapa cara diantaranya yaitu tes,

wawancara, kuesioner, observasi, dokumentasi, dan gabungan ketiganya.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan

cara :

1. Metode dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data yang berkaitan dengan variabel

yang akan diteliti bisa berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,

notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Metode dalam penelitian ini

dilakukan dengan cara mengumpulkan laporan keuangan dari sumber data

yang telah dijelaskan sebelumnya.9

2. Metode Observasi

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, yang tersusun dari

berbagai proses biologis dan psikologis. Pengumpulan data dengan

observasi memiliki ciri yang spesifik jika dibandingkan dengan teknik yang

lain, karena observasi tidak terbatas pada orang sebagai responden tetapi

8 Eri Barlian, Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantiitatif (Padang: Sukabina Press,

2016),42. 9 Sandu Siyoto dan Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, 78.

Page 51: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

43

pada objek alam yang lain. Teknik observasi ini digunakan jika penelitian

berkenaan dengan manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila

responden yang diamati tidak terlalu luas.10

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik observasi untuk

mengamati rasio kecukupan modal, return on assets, dan penyisihan

penghapusan aktiva produktif bank umum syariah selama 5 tahun pada

tahun 2014-2018.

F. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Teknik analisis data diarahkan dalam penelitian kuantitatif digunakan

untuk menjawab rumusan masalah yang telah ditentukan. Data penelitian ini

adalah kuantitatif, maka analisis data menggunakan metode statistik melalui

program IBM SPSS Statistic 21. Data yang telah dikumpulkan kemudian

diolah dengan beberapa tahapan analisis. Beberapa analisis-analisis untuk

pengujian data sebagai berikut :

1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan bertujuan untuk mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

menarik kesimpulan atau generalisasi.11

Statistik deskriptif memberikan

gambaran atau deskripsi suatu data yang dapat dilihat dari nilai rata-rata

(mean), standar deviasi, varian, maksimum, dan minimum. Penyajian data

dalam statistika deskriptif dilakukan dalam bentuk tabel dan grafik.

10

Eri Barlian, Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantiitatif, 54. 11

Rochmat Aldy Purnomo, Analisis Statistik Ekonomi Dan Bisnis Dengan SPSS

(Ponorogo: WADE Group, 2016), 17.

Page 52: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

44

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan bertujuan untuk mengetahui kelayakan

penggunaan model regresi dalam penelitian ini. Pengujian ini dilakukan

dengan menguji heteroskedastisitas, uji normalitas, uji multikolinieritas, dan

uji autokorelasi untuk menguji kevalidan data.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara

normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah nilai residual yang

dihasilkan terdistribusi secara normal. Residual berdistribusi normal dapat

dideteksi dengan uji statistic atau dengan uji One Sample Kolmogorov

Smirnov. Dengan ketentuan jika nilai sig>0,05 maka dinyatakan bahwa

data berdistribusi normal. Sedangkan jika sig>0,05 maka dinyatakan

bahwa data tidak berdistribusi normal.12

b. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).

Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota observasi yang disusun

menurut waktu atau tempat. Model regresi yang baik seharusnya tidak

terjadi autokorelasi. Metode pengujian menggunakan uji Durbin-Watson

(DW test). Jika terjadi kolerasi, maka dinamakan ada masalah atau

12

Ibid., 108.

Page 53: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

45

problem autokolerasi. Autokolerasi muncul karena observasi yang kurang

berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.13

Kriteria

pengujian auto korelasi menggunakan Durbin-watson yaitu sebagai

berikut :

1) Jika DU<DW<4–DU maka artinya tidak terjadi autokorelasi

2) Jika DW<DL maka artinya terjadi auto korelasi positif

3) Jika DW>4–DL maka artinya terjadi autokorelasi negatif

4) Jika DL< DW<DU atau 4–DU<DW<4–DL, artinya tidak ada

kepastian atau kesimpulan yang pasti.

c. Uji Multikolinieritas

Multikolinearitas artinya antar variabel independen yang terdapat dalam

model regresi memiliki hubungan linear yang sempurna atau mendekati

sempurna (koefisien korelasinya tinggi atau bahkan 1). Uji

multikolonieritas bertujuan untuk menguji model regresi yang ditemukan

apakah terdapat korelasi. Model regresi yang seharusnya tidak terjadi

korelasi di antara variabel independen.14

Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris

sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak

yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen, Menganalisis

matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel

independen ada korelasi yang cukup tinggi (di atas 0.090), maka hal ini

merupakan indikasi adanya multikolonieritas, Multikolonieritas dapat juga

13

Ibid., 123. 14

Rochmat Aldy Purnomo, Analisis Statistik Ekonomi Dan Bisnis Dengan SPSS

(Ponorogo: WADE Group, 2016), 116.

Page 54: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

46

dilihat dari nilai tolerance dan lawannya serta variance inflation factor

(VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih

dan tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai tolerance

yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance).

Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya

multikolonieritas adalah nilai tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan nilai VIF

≤ 10.15

d. Uji Heteroskedastisitas

Heterokedastisitas adalah varian residual yang tidak sama pada semua

pengamatan di dalam model regresi. Regresi yang baik yang tidak terjadi

heteroskedastisitas. Jika variance dari residual satu pengamatan ke

kepengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda

disebut heteroskedastisitas.

Dalam penelitian ini Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan metode

glejser. Apabila nilai signifikansi lebih dari 0,05 antara variabel

independent dengan nilai absolut residual, maka tidak terjadi masalah

heteroskedatisitas. Metode glejser dinotasikan sebagai berikut16

:

│e│= b1 + b2x2 + v

Keterangan:

│e│ = Nilai absolute dari yang dihasilkan dari regresi model

b = Koefisien

x = Variabel penjelas

15

Ibid. 16

Adryan Setyadharma, Uji Asumsi Klasik dengan SPSS 16.0, (Semarang: Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Semarang, 2010), 8.

Page 55: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

47

3. Uji Regresi Berganda

Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik, pengujian hipotesis dilakukan

menggunakan analisis regresi berganda. Analisis regresi linier berganda

bertujuan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan secara linear antara

dua atau lebih variabel independen dengan satu variabel dependen.17

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk meneliti pengaruh variabel

bebas terhadap variabel terikat serta menunjukkan arah hubungan variabel-

variabel tersebut. Analisis regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh

rasio kecukupan modal dan return on assets terhadap penyisihan

penghapusan aktiva produktif, serta untuk menguji kebenaran hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini. Model regresi dalam penelitian ini yaitu

sebagai berikut :

Yit = ait - b1X1it - b2X2it + e

Keterangan :

Yit : Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif

a : Konstanta

b1, b2 : Koefisien regresi variabel X1 dan X2

X1 : Rasio kecukupan modal

X2 : Return On Assets

e : Standar error

17

Ibid., 161.

Page 56: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

48

4. Uji Hipotesis

a. Uji t

Uji statistik t digunakan untuk mengukur seberapa jauh pengaruh

variabel independen atau bebas secara individual dalam menerangkan

variabel dependen terkait. Apabila nilai probabilitas signifikansinya lebih

kecil dari 0.05 maka suatu variabel independen berpengaruh terhadap

variabel dependen. Jika nilai t hitung > dari t tabel maka dapat dinyatakan

bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Jika

nilai t hitung < dari t tabel maka dapat dinyatakan bahwa variabel

independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.18

b. Uji F

Uji simultan digunakan untuk mengukur pengaruh variabel bebas secara

bersama terhadap variabel terikat dengan menggunakan nilai probabilitas

(sig). Signifikasi model regresi secara simultan diuji dengan melihat nilai

sig, jika nilai sig dibawah 0.05 maka varaibel independen berpengaruh

terhadap variabel dependen.19

Kriteria pengujian simutan pada skripsi ini

yaitu jika F hitung < F tabel maka tidak ada pengaruh secara simultan

antara variabel independen terhadap variabel dependen sedangkan jika F

hitung > F tabel maka ada pengaruh secara simultan antara variabel

independen dengan variabel dependen.

18

V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian: Bisnis & Ekonomi (Yogjakarta:

PUSTAKABARU PRESS , 2015), 229. 19

Ibid., 228.

Page 57: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

49

c. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi sebagai suatu alat untuk mengetahui sejauh mana

tingkat hubungan atau pengaruh antara variabel X dan Y.20

Koefisien

determinasi dinotasikan dengan R2 yang merupakan suatu ukuran yang

penting dalam suatu regresi. Tujuan dari analisis ini untuk menghitung

besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai

R2 menunjukkan seberapa besar proporsi dari total variasi variabel

independen sebagai penjelas variabel dependen. Semakin tinggi nilai R2

maka semakin besar proporsi dari total variasi variabel dependen yang

dapat dijelaskan oleh variabel independen.21

Nilai koefisien determinasi

terletak antara 0 dan 1. Nilai determinasi nol berarti kemampuan variabel

X dalam menjelaskan Y amat terbatas. Nilai determinasi yang mendekati

satu berarti variabel X memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variabel Y.

20

Noegroho Boedijoewono, Pengantar Statistika Ekonomi dan Bisnis, 247. 21

V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian: Bisnis & Ekonomi, 228.

Page 58: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

50

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu penyisihan penghapusan

aktiva produktif (PPAP) sebagai variabel dependen, serta rasio kecukupan

modal dan return on assets (ROA) sebagai variabel independen. Penelitian ini

bertujuan untuk menganalisis pengaruh rasio kecukupan modal dan return on

assets (ROA) terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP).

Populasi dalam penelitian ini terdiri dari seluruh Bank Umum Syariah di

Indonesia dengan laporan keuangan selama periode tahun 2014-2018.

Berdasarkan data statistic OJK per Oktober 2019 terdapat 14 Bank Umum

Syariah.

Penentuan sampel penelitian ini dengan menggunakan teknik purposive

sampling. Teknik purposive sampling adalah suatu teknik penentuan sampel

dengan pertimbangan atau kriteria tertentu. Sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan (annual report) dengan

kriteria Bank Umum Syariah yang memiliki data lengkap yang dibutuhkan

dalam penelitian ini dan dipublikasikan oleh website resmi masing-masing

bank pada tahun 2014-2018 serta Bank Umum Syariah yang dalam laporan

keuangannya selama tahun 2014-2018 tidak menunjukkan rugi. Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 9 Bank Umum Syariah yang telah

memenuhi kriteria dijadikan sebagai sampel. Berikut daftar nama bank yang

dijadikan sampel penelitian ini yaitu :

Page 59: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

51

Tabel 4.1

Sampel Penelitian

No Nama Bank

1. BRI Syariah

2. BNI Syariah

3. Bank Syariah Mandiri

4. Bank Muamalat

5. Bank Mega Syariah

6. BTPN Syariah

7. Bank Bukopin Syariah

8. Bank Jabar Banten Syariah

9. BCA Syariah

Adapun deskripsi sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bank Bukopin Syariah

PT Bank Syariah Bukopin selanjutnya disebut Perseroan sebagai bank

yang beroperasi dengan prinsip syariah yang bermula dengan diakuisisinya

PT Bank Persyarikatan Indonesia (sebuah bank konvensional) oleh PT Bank

Bukopin proses akuisisi tersebut berlangsung secara bertahap sejak 2005

hingga 2008. PT Bank Bukopin pada tahun 2008 setelah memperolah izin

kegiatan usaha bank secara resmi mulai efektif beroperasi tanggal 9

Desember 2008.1 Bank Syariah Bukopin didirikan dengan modal dasar

sebesar Rp1.000.000.000.000 yang kemudian pada agustus 2014 menambah

kepemilikan sahamnya dengan memberikan setoran modal sebesar

Rp100.000.000.000. Penambahan modal berpengaruh dalam meningkatkan

persentase kepemilikan PT Bank Bukopin dari 83,397% pada 2013 menjadi

86,821%. Total modal disetor Perseroan juga meningkat menjadi

Rp650.370.000.000.

1 Bank Bukopin Syariah, Annual Report, http://www.syariahbukopin.co.id/, (diakses pada

tanggal 14 Desember 2019, 21.00).

Page 60: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

52

2. Bank Mega Syariah

Bank Mega Syariah pada awalnya dikenal sebagai PT Bank Umum Tugu

yaitu bank umum yang didirikan pada 14 Juli 1990 kemudian diakuisisi oleh

CT Corpora melalui Mega Corpora dan PT Para Rekan Investama pada

2001. Perubahan kegiatan usaha pada tanggal 27 Juli 2004 yang semula

bank umum konvensional menjadi bank umum syariah dengan nama PT

Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI) serta dilakukan perubahan logo

untuk meningkatkan citranya di masyarakat sebagai lembaga keuangan yang

dapat dipercaya. Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI) resmi beroperasi

pada tanggal 25 Agustus 2004. Hampir tiga tahun kemudian, pada 7

November 2007, pemegang saham memutuskan untuk merubah logo BSMI

ke bentuk logo sister company-nya, yakni PT Bank Mega Tbk, namun

dengan skema warna yang berbeda. Sejak 2 November 2010 hingga saat ini,

bank dikenal sebagai PT Bank Mega Syariah.2

Sejak 16 Oktober 2008, Bank Mega Syariah telah menjadi bank devisa.

Status tersebut, bank dapat melakukan transaksi devisa dan terlibat dalam

perdagangan internasional. Strategi peluasan pasar dan status bank devisa

itu akhirnya semakin memantapkan posisi Bank Mega Syariah sebagai salah

satu bank umum syariah terbaik di Indonesia. Pada tanggal 8 April 2009,

Bank Mega Syariah memperoleh izin dari Kementerian Agama RI sebagai

bank penerima setoran biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPS BPIH).

2 Bank Mega Syariah, Annual Report, www.megasyariah.co.id, (diakses pada tanggal 14

Desember 2019, 21.00).

Page 61: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

53

3. BCA Syariah

Berdasarkan Akta Akuisisi No. 72 tanggal 12 Juni 2009 yang dibuat di

hadapan Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.si., PT Bank Central Asia,

Tbk (BCA) mengakuisisi PT Bank Utama Internasional Bank (Bank UIB)

yang nantinya menjadi PT Bank BCA Syariah. Selanjutnya berdasarkan

Akta Pernyataan Keputusan di Luar Rapat Perseroan Terbatas PT Bank UIB

No. 49 yang dibuat di hadapan Notaris Pudji Rezeki Irawati, S.H.,

tanggal 16 Desember 2009, tentang Perubahan Kegiatan Usaha dan

Perubahan Nama Dari PT Bank UIB Menjadi PT Bank BCA Syariah.3

Pada tanggal 14 Januari 2010 setelah disahkan oleh Menteri kehakiman,

dilakukan penjualan 1 lembar saham ke PT BCA Finance, sehingga

kepemilikan saham sebesar 99,9997% dimiliki oleh PT Bank Central Asia

dan 0,0003% dimiliki oleh PT BCA Finance. Pada tanggal 5 April 2010, PT

Bank BCA Syariah (BCAS) resmi beroperasi sebagai Bank Umum Syariah.

BCA Syariah mulai beroperasi pada tanggal 10 April 2010 dengan modal

dasar sebesar Rp. 2.000.000.000.000. BCA Syariah membuka layanan Bina

Usaha Rakyat (BUR) untuk menunjang UMKM, selain itu BCA Syariah

juga meluncurkan mobile banking dan mengembangkan core banking

system untuk kualitas layanan nasabah.

4. Bank Jabar Banten Syariah

Pada tanggal 15 Januari 2010 didirikan Bank BJB Syariah berdasarkan

Akta Pendirian Nomor 4 yang dibuat oleh Notaris Fathiah Helmi dan telah

3 BCA Syariah, Annual Report, www.bcasyariah.co.id, (diakses pada tanggal 14

Desember 2019, 21.00).

Page 62: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

54

mendapat pengesahan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

Nomor AHU.04317.AH.01.01 Tahun 2010 tanggal 26 Januari 2010.

Pendirian Bank BJB Syariah memiliki modal disetor sebesar

Rp.500.000.000.000, kepemilikan saham bank dimiliki oleh PT Bank

Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten dan PT Global Banten

Development, dengan komposisi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat

dan Banten sebesar Rp.495.000.000.000 dan PT Banten Global

Development sebesar Rp.5.000.000.000. Hingga saat ini Bank Jabar Banten

Syariah berkedudukan dan berkantor pusat di Kota Bandung, Jalan Braga

No 135, dan telah memiliki 8 (delapan) kantor cabang, kantor cabang

pembantu 57 (empat puluh tujuh) jaringan Anjungan Tunai Mandiri (ATM)

yang tersebar di daerah Propinsi Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta dan

49.630 jaringan ATM Bersama. Pada tahun 2013 diharapkan bank bjb

semakin memperluas jangkauan pelayanannya yang tersebar di daerah

Propinsi Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta.4

5. BNI Syariah

BNI Syariah bermula dari dibentuknya Unit Usaha Syariah (UUS) oleh

PT Bank Negara Indonesia (Persero) pada 29 April 2000 dengan

berlandaskan pada Undang-Undang No. 10 Tahun 1998. Berawal dari lima

kantor cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin,

selanjutnya UUS BNI berkembang menjadi 28 Kantor Cabang dan 31

4 Bank Jabar Banten Syariah, Annual Report, www.bjbsyariah.co.id, (diakses pada

tanggal 14 Desember 2019, 21.00).

Page 63: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

55

Kantor Cabang Pembantu. BNI Syariah mulai beroperasi pada tanggal 19

Juni 2010 dengan modal dasar sebesar Rp. 4.004.000.000.000.

BNI Syariah adalah hasil dari rencana spin off yang dilaksanakan pada 19

Juni 2010 berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia

No.12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010. Terwujudnya pendirian ini

juga didukung oleh faktor eksternal berupa aspek regulasi yang kondusif

yaitu dengan diterbitkannya UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan

Syariah. Pada tahun 2015 pertumbuhan kinerja BNI Syariah semakin baik

BNI Syariah menerbitkan Sukuk Mudharabah sebesar Rp500 miliar dengan

tenor tiga tahun. Nisbah bagi hasil yang ditawarkan adalah sebesar 15,35%

dengan indikasi suku bunga padanan (equivalent rate) sebesar 9,25% per

tahun. Penerbitan sukuk mudharabah ini bertujuan untuk menunjang

ekspansi bisnis guna mengembangkan kegiatan pembiayaan.5

6. BRI Syariah

Sejarah BRI Syariah berawal pada tanggal 19 Desember 2007 saat PT

Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., mengakuisisi Bank Jasa Arta.

Setelah mendapatkan izin dari Bank Indonesia pada tanggal 16 Oktober

2008 melalui surat No: 10/67/KEP.GBI/DpG/2008, PT Bank BRI Syariah

kemudian secara resmi menjalankan kegiatan perbankan berdasarkan prinsip

Syariah pada tanggal 17 November 2008. Setelah sebelumnya sempat

menjalankan kegiatan usaha bank secara konvensional. Kegiatan usaha BRI

Syariah semakin kokoh setelah ditandatangani Akta Pemisahan Unit Usaha

5 BNI Syariah, Annual Report, www.bnisyariah.co.id, (diakses pada tanggal 14 Desember

2019, 21.00).

Page 64: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

56

Syariah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., untuk melebur ke dalam

PT Bank BRI Syariah (proses spin off) pada tanggal 19 Desember 2008

yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2009. Penandatanganan yang

bernilai strategis sebagai bentuk dukungan nyata induk perusahaan kepada

kegiatan operasional Bank BRI Syariah.6

7. Bank Syariah Mandiri

Kehadiran Bank Syariah Mandiri sejak tahun 1999 sesungguhnya

merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter

1997-1998. Sebagaimana diketahui krisis ekonomi dan moneter sejak Juli

1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi telah menimbulkan berbagai

dampak negative terhadap seluruh kehidupan masyarakat bahkan dalam

dunia bisnis usaha. Pemerintah melakukan penggabungan antara empat bank

yaitu Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo

menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal

31 Juli 1999.

Pada 25 Oktober 1999 Gubernur Bank Indonesia mengkukuhkan

perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah melalui SK

Gubernur BI No. 1/24/ KEP.BI/1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI

menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri.

Pengukuhan dan pengakuan PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai

6 BRI Syariah, Annual Report, www.brisyariah.co.id (diakses pada tanggal 14 Desember

2019, 21.00).

Page 65: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

57

beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November

1999.7

8. BTPN Syariah

BTPN Syariah dibentuk dari konversi PT Bank Sahabat Purba Danarta

yang berpusat di Semarang. Bank Sahabat didirikan pada tahun 1991

dengan lisensi bank non-devisa. Bank Sahabat menjadi Bank Syariah dan

kemudian spin-off Unit Usaha Syariah BTPN ke Bank Syariah. Bank BTPN

mengakuisisi 70% saham di Bank Sahabat pada 30 Januari 2014 dan

mengkonversinya menjadi Bank Syariah berdasarkan keputusan Otoritas

Jasa Keuangan (OJK) tertanggal 22 Mei 2014. Unit Usaha Syariah (UUS) di

BTPN, yang dibentuk pada bulan Maret tahun 2008, spin-off ke bank

syariah yang baru pada 14 Juli 2014. BTPN melakukan Initial Public

Offering (IPO untuk menaikkan Standard Governance Bank pada 8 Mei

2018.

Visi, Misi dan Nilai BTPN Syariah mencerminkan arah usahanya agar

tujuannya mengembangkan jutaan rakyat Indonesia terpenuhi. Visinya

adalah untuk menjadi Bank Syariah yang terbaik dan sekaligus

mengembangkan keuangan inklusi sehingga dapat mengubah kehidupan

jutaan masyarakat. Sejalan dengan ini, adalah misi-nya untuk bekerja sama

menciptakan peluang pertumbuhan usaha dan mencapai kehidupan yang

lebih berarti. Bank berusaha untuk mencapai visi dan misi-nya dengan

7 Bank Syariah Mandiri, Annual Report, www.syariahmandiri.co.id, (diakses pada

tanggal 14 Desember 2019, 21.00).

Page 66: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

58

membina empat nilai utama, yaitu profesionalisme, integritas, saling

menghargai dan kerja sama.8

9. Bank Muamalat

Bank Muamalat merupakan bank syariah pertama di Indonesia

berdiri pada 1 November 1991 bertepatan 24 Rabiuts Tsani 1412 H.

Pendiriannya digagas oleh Majelis Ulama Indonesia, Ikatan Cendekiawan

Muslim Indonesia, serta pengusaha muslim dengan dukungan Pemerintah

Republik Indonesia. Modal awal diperoleh dari sejumlah pribadi dan

pengusaha muslim dengan nominal sebesar Rp 84 miliar. Tambahan modal

awal diperoleh dari masyarakat, sehingga jumlahnya menjadi sebesar

Rp 106 miliar.

Surat Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 1223/ MK.013/1991

tanggal 5 November 1991 serta izin usaha yang berupa Keputusan Menteri

Keuangan Republik Indonesia Nomor 430/KMK.013/1992 Tanggal 24

April 1992, Bank Muamalat mulai beroperasi pada 1 Mei 1992. Pada 27

Oktober 1994, Bank Muamalat mendapat kepercayaan dari Bank Indonesia

sebagai Bank Devisa. Pada tahun 1998 terjadinya krisis finansial yang

menghantam Indonesia telah menyebabkan kondisi ekonomi yang tidak

kondusif, sehingga menyebabkan ditutupnya sejumlah bank di Indonesia.

Krisis moneter tersebut menyebabkan non performing financing (NPF)

Bank Muamalat mencapai lebih dari 60%, sehingga Bank Muamalat

8 BTPN Syariah, Annual Report, www.btpnsyariah.co.id, (diakses pada tanggal 14

Desember 2019, 21.00).

Page 67: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

59

mengalami kerugian. Kurun waktu 1999-2002 Bank Muamalat terus

berupaya dan berhasil membalikkan keadaan dari rugi menjadi laba.9

Pada tahun 2009 Bank Muamalat memulai proses transformasi

salah satunya dengan membuka kantor cabang internasional pertamanya di

Kuala Lumpur, Malaysia dan tercatat sebagai bank pertama dan satu-

satunya dari Indonesia yang membuka jaringan bisnis di Malaysia. Pada

tahun 2012 Bank Muamalat meluncurkan logo baru dengan tujuan menjadi

bank syariah yang Islamic, Modern, dan Professional. Proses transformasi

yang dijalankan Bank Muamalat membawa hasil yang positif dan signifikan

terlihat dari aset Bank Muamalat yang tumbuh dari tahun 2008 sebesar Rp

12,6 triliun menjadi Rp 54,6 triliun di tahun 2013.

B. Hasil Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini terdiri dari data rasio kecukupan modal, return

on assets dan penyisihan penghapusan aktiva produktif pada 9 sampel Bank

Umum Syariah di Indonesia tahun 2014-2018 dengan penjelasan sebagai

berikut :

1. Rasio Kecukupan Modal

Rasio kecukupan modal dalam penelitian ini di proksi dengan Capital

adequacy ratio (CAR). Capital adequacy ratio (CAR) merupakan rasio

kinerja bank yang menunjukkan kemampuan bank dalam mempertahankan

kecukupan modal dan kemampuan manajemen dalam mengidentifikasi,

mengawasi, dan mengontrol risiko yang timbul dan berpengaruh terhadap

9 Bank Muamalat Syariah, Annual Report, www.bankmuamalat.co.id, (diakses pada

tanggal 14 Desember 2019, 21.00).

Page 68: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

60

modal.10

Data capital adequacy ratio (CAR) Bank Umum Syariah di

Indonesia selama periode 2014-2018 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2

Data Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank Umum Syariah

Periode Tahun 2014-2018

No Nama Bank Capital Adequacy Ratio (%) Rata-

Rata Ket

2014 2015 2016 2017 2018

1

Bank Bukopin

Syariah 14.80 16.31 15.15 19.20 19.31 16.95 Naik

2

Bank Mega

Syariah 19.26 18.74 23.53 22.19 20.54 20.85 Naik

3 BCA Syariah 29.60 34.30 36.70 29.40 24.30 30.86 Turun

4 BJB Syariah 15.83 22.53 18.25 16.25 16.43 17.86 Naik

5 BNI Syariah 18.43 15.48 14.92 20.14 19.31 17.66 Naik

6 BRI Syariah 12.89 13.94 20.63 20.05 29.72 19.45 Naik

7 Bank Syariah

Mandiri 14.12 12.85 14.01 15.89 16.26 14.63 Naik

8 BTPN Syariah 32.88 19.93 23.80 28.90 40.90 29.28 Naik

9 Bank Muamalat 13.91 12.00 12.74 13.62 12.34 12.92 Turun

Rata-Rata 19.08 18.45 19.97 20.63 22.12 20.05 Naik

Sumber: laporan keuangan tahunan bank umum syariah

Pada tabel di atas dapat dijelaskan bahwa rata-rata rasio kecukupan

modal yang diproksi dengan capital adequacy ratio (CAR) pada 9 Bank

Umum Syariah selama periode tahun 2014-2018 sebesar 20.05% dan secara

umum mengalami kenaikan setiap tahunnya. Nilai rata-rata capital

adequacy ratio (CAR) pada 9 Bank Umum Syariah selama periode tahun

2014-2018 terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan

tersebut disebabkan karena keberhasilan kinerja bank dalam meningkatkan

modal bank dan meningkatnya keberhasilan bank dalam meminimalisir

pembiayaan bank yang mengandung resiko.

10

Ayu Susanti, “Pengaruh Asimetri Informasi, Ukuran Perusahaan, Kepemilikan

Manajerial, Dan Capital Adequacy Ratio Terhadap Manajemen Laba,” JOM Fekon, Vol. 3 No. 1

(Februari, 2016), 484.

Page 69: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

61

Dilihat dari tabel diatas Bank Umum Syariah yang memiliki rata-rata

capital adequacy ratio (CAR) tertinggi selama periode tahun 2014-2018

adalah BCA Syariah sebesar 30.86%. Hal tersebut berarti menunjukkan

keberhasilan kinerja BCA Syariah dalam mengelola dan mempertahankan

modalnya dan meminimalisir resiko dari kegiatan usaha bank yang

berpengaruh terhadap modal bank.

Sedangkan bank dengan nilai rata-rata capital adequacy ratio (CAR)

terendah adalah Bank Muamalat sebesar 12.92%. Hal tersebut disebabkan

karena Bank Muamalat pada tahun terakhir ini tertekan akibat pembiayaan

bermasalah yang membengkak namun modalnya menurun. Diketahui jika

ditelusuri dari laporan keuangan Bank Muamalat sudah bertahun-tahun

menghadapi pembiayaan bermasalah dalam jumlah besar.

2. Return On Assets (ROA)

Return on assets (ROA) yaitu sebagai rentabilitas ekonomi yang

mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba periode

tertentu dan sebagai proyeksi untuk melihat kemampuan perusahaan pada

masa datang. Return on assets (ROA) dalam suatu bank jika semakin besar

maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai dan semakin baik

pula posisi bank dalam sisi penggunaan aset.11

Data return on assets (ROA)

Bank Umum Syariah di Indonesia selama periode 2014-2018 adalah sebagai

berikut :

11

Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan Edisi Kedua (Bogor: Ghalia Indonesia,

2003), 118.

Page 70: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

62

Tabel 4.3

Data Return On Assets (ROA) Bank Umum Syariah

Periode Tahun 2014-2018

NO Nama Bank Return On Assets (%) Rata-

Rata Ket

2014 2015 2016 2017 2018

1 Bank Bukopin

Syariah 0.18 0.48 0.46 0.02 0.04 0.24 Turun

2 Bank Mega

Syariah 0.25 0.22 1.80 1.00 0.63 0.78 Naik

3 BCA Syariah 0.43 0.53 0.74 0.80 5.50 1.60 Naik

4 BJB Syariah 0.36 0.11 5.60 5.00 0.25 2.26 Turun

5 BNI Syariah 0.84 0.99 0.98 0.88 1.00 0.94 Naik

6 BRI Syariah 0.01 0.51 0.61 0.32 0.28 0.35 Naik

7 Bank Syariah

Mandiri 0.11 0.41 0.41 0.42 0.62 0.39 Naik

8 BTPN Syariah 2.40 3.60 5.60 7.30 8.00 5.38 Naik

9 Bank

Muamalat 0.09 0.13 0.14 0.04 0.08 0.10 Naik

Rata-Rata 0.52 0.78 1.82 1.75 1.82 1.34 Naik

Sumber: laporan keuangan tahunan bank umum syariah

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa nilai rata-rata return on assets

(ROA) pada 9 Bank Umum Syariah selama periode tahun 2014-2018

sebesar 1.34% dan secara umum mengalami kenaikan setiap tahunnya. Nilai

rata-rata return on assets (ROA) pada 9 Bank Umum Syariah selama

periode tahun 2014-2018 terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Peningkatan return on assets (ROA) disebabkan karena kinerja perusahaan

dinilai baik dapat mencapai laba yang diharapkan.

Bank Umum Syariah yang memiliki nilai rata-rata return on assets

(ROA) tertinggi selama periode tahun 2014-2018 adalah BTPN Syariah

sebesar 5.38%. Hal tersebut berarti menunjukkan bahwa BTPN Syariah

memiliki profitabilitas atau kinerja yang baik. BTPN Syariah mampu

Page 71: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

63

menghasilkan laba sesuai dengan target yang telah ditetapkan, itu berarti

BTPN Syariah baik dalam penggunaan aset.

Sedangkan bank yang memiliki nilai rata-rata return on assets (ROA)

terendah selama periode tahun 2014-2018 yaitu Bank Muamalat sebesar

0.10%. Hal tersebut mungkin karena Bank Muamalat mengeluarkan biaya

operasional yang tinggi sehingga menghasilkan laba yang rendah serta

kurang baiknya Bank Muamalat dalam penggunaan aset.

3. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif

Menurut Peraturan Bank Indonesia PBI Nomor 5/9/PBI/2003 tentang

Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) Bagi Bank Syariah,

Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) adalah cadangan yang

harus dibentuk sebesar persentase tertentu dari jumlah kredit berdasarkan

penggolongan kualitas aktiva produktif sebagaimana ditetapkan dalam

Peraturan Bank Indonesia.12

Penyisihan penghapusan aktiva produktif

(PPAP) merupakan komponen pembentuk modal dan komponen pretax

income yang berpengaruh terhadap laba, maka memiliki potensi untuk

dimanipulasi oleh manajer. Maka dari itu penyisihan penghapusan aktiva

produktif menjadi salah satu akun untuk mengindikasi terjadinya

manajemen laba.

Data penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) Bank Umum

Syariah di Indonesia selama periode 2014-2018 adalah sebagai berikut :

12

Rizky Syahfandi, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perataan Laba Penyisihan

Penghapusan Aktiva Produktif: Praktik Manajemen Laba Pada Perbankan Syariah Di Indonesia,”

Skripsi (Semarang: Universitas Diponegoro, 2012), 29.

Page 72: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

64

Tabel 4.4

Data Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)

Periode Tahun 2014-2018

NO Nama Bank 2014 2015 2016 2017 2018 Rata-

Rata Ket

1 Bank Bukopin

Syariah 0.016 0.016 0.017 0.050 0.037 0.027 Naik

2 Bank Mega

Syariah 0.028 0.027 0.010 0.005 0.005 0.015 Turun

3 BCA Syariah 0.010 0.014 0.014 0.018 0.017 0.014 Naik

4 BJB Syariah 0.023 0.029 0.130 0.190 0.030 0.080 Naik

5 BNI Syariah 0.017 0.220 0.027 0.025 0.029 0.064 Naik

6 BRI Syariah 0.018 0.022 0.028 0.033 0.028 0.026 Naik

7 Bank Syariah

Mandiri 0.036 0.036 0.034 0.032 0.033 0.034 Turun

8 BTPN Syariah 0.013 0.017 0.023 0.026 0.029 0.022 Naik

9 Bank Muamalat 0.029 0.020 0.037 0.028 0.030 0.029 Naik

Rata-Rata 0.021 0.045 0.036 0.045 0.027 0.035 Naik

Sumber: laporan keuangan tahunan bank umum syariah

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa nilai rata-rata penyisihan

penghapusan aktiva produktif (PPAP) pada 9 Bank Umum Syariah selama

periode tahun 2014-2018 sebesar 0.035 dan secara umum mengalami

peningkatan. Nilai rata-rata penyisihan penghapusan aktiva produktif

(PPAP) pada 9 Bank Umum Syariah selama periode tahun 2014-2018 terus

mengalami peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan hal tersebut

menunjukkan bahwa kinerja aktiva produktif semakin menurun.

Dilihat dari tabel diatas Bank Umum Syariah yang memiliki nilai rata-

rata penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) tertinggi selama

periode tahun 2014-2018 yaitu Bank Jabar Banten Syariah sebesar 0.080.

Hal tersebut karena kinerja aktiva produktif BJB Syariah dalam keadaan

menurun sehingga laba bersih yang diperoleh semakin kecil.

Page 73: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

65

Sedangkan Bank Umum Syariah dengan nilai rata-rata penyisihan

penghapusan aktiva produktif (PPAP) terendah selama periode tahun 2014-

2018 adalah BCA Syariah sebesar 0.014. Hal tersebut menunjukkan bahwa

kinerja aktiva produktif BCA Syariah dalam keadaan baik sehingga

penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) yang dibentuk kecil dan

laba bersih yang diperoleh menjadi tinggi.

C. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif pada penelitian ini digunakan untuk melihat data dari

rasio kecukupan modal, return on assets (ROA) dan penyisihan penghapusan

aktiva produktif (PPAP) yang dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar

deviasi, varian, maksimum, dan minimum. Penyajian data dalam statistika

deskriptif dilakukan dalam bentuk tabel dan grafik. Statistik rasio kecukupan

modal, return on assets dan penyisihan penghapusan aktiva produktif adalah

sebagai berikut :

Tabel 4.5

Analisis Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CAR 45 12.00 40.90 20.0507 6.99717

ROA 45 .01 8.00 1.3372 2.06044

PPAP 45 .01 .22 .0346 .04155

Valid N

(listwise)

45

Sumber : Data diolah 2020

1. Rasio Kecukupan Modal

Rasio kecukupan modal dalam penelitian ini di proksi dengan capital

adequacy ratio (CAR). Dilihat dari tabel di atas menunjukkan bahwa data

Page 74: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

66

capital adequacy ratio (CAR) pada Bank Umum Syariah (BUS) di

Indonesia periode tahun 2014-2018 memiliki nilai minimal sebesar

12.00% dan nilai maksimal sebesar 40.90%. Sedangkan untuk rata-rata

capital adequacy ratio (CAR) pada Bank Umum Syariah di Indonesia

periode tahun 2014-2018 yaitu sebesar 20.05%. Selanjutnya nilai standar

deviasi capital adequacy ratio periode tahun 2014-2018 yaitu sebesar

6.997% yang menunjukkan bahwa variasi capital adequacy ratio (CAR)

dalam penelitian ini relatif tinggi. Grafik capital adequacy ratio (CAR)

Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia periode tahun 2014-2018 adalah

sebagai berikut :

Grafik 4.1

Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank Umum Syariah di Indonesia

periode tahun 2014-2018

Sumber : Laporan Keuangan Tahunan Bank Umum Syariah

Dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa nilai rasio kecukupan

modal yang diproksikan dengan capital adequacy ratio (CAR) yang

tertinggi pada Bank Umum Syariah di Indonesia selama periode tahun

2014-2018 adalah BTPN Syariah sebesar 40.90% pada tahun 2018 dan

Page 75: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

67

capital adequacy ratio (CAR) yang paling rendah adalah Bank Muamalat

pada tahun 2015 sebesar 12.00%.

2. Return on assets (ROA)

Return on assets (ROA) dilihat dari tabel diatas menunjukkan bahwa

data return on assets (ROA) pada Bank Umum Syariah (BUS) di

Indonesia periode tahun 2014-2018 memiliki nilai minimal sebesar 0.01%

dan nilai maksimal sebesar 8.00%. Sedangkan untuk rata-rata return on

assets (ROA) pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode tahun 2014-

2018 yaitu sebesar 1.34%. Selanjutnya nilai standar deviasi return on

assets (ROA) periode tahun 2014-2018 yaitu sebesar 2.060% yang

menunjukkan bahwa variasi return on assets (ROA) dalam penelitian ini

relatif tinggi. Grafik return on assets (ROA) Bank Umum Syariah (BUS)

di Indonesia periode tahun 2014-2018 adalah sebagai berikut :

Grafik 4.2

Return On Assets (ROA) Bank Umum Syariah di Indonesia

Periode tahun 2014-2018

0

5

10

15

20

2014 2015 2016 2017 2018

Bank Bukopin Syariah Bank Mega Syariah

BCA Syariah BJB Syariah

BNI Syariah BRI Syariah

Bank Syariah Mandiri BTPN Syariah

Bank Muamalat

Sumber : Laporan Keuangan Tahunan Bank Umum Syariah

Page 76: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

68

Dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa nilai return on assets

(ROA) yang tertinggi pada Bank Umum Syariah di Indonesia selama

periode tahun 2014-2018 adalah BTPN Syariah sebesar 8.00% pada tahun

2018 dan return on assets (ROA) yang paling rendah adalah BRI Syariah

pada tahun 2014 sebesar 0.01%.

3. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif

Penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) dapat dilihat dari

tabel diatas menunjukkan bahwa data penyisihan penghapusan aktiva

produktif (PPAP) pada 9 Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia periode

tahun 2014-2018 memiliki nilai minimal sebesar 0.01 dan nilai maksimal

sebesar 0.22. Sedangkan untuk rata-rata penyisihan penghapusan aktiva

produktif (PPAP) pada 9 Bank Umum Syariah di Indonesia periode tahun

2014-2018 yaitu sebesar 0.035. Selanjutnya nilai standar deviasi

penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) periode tahun 2014-

2018 yaitu sebesar 0.0416 yang menunjukkan bahwa variasi penyisihan

penghapusan aktiva produktif (PPAP) dalam penelitian ini relatif tinggi.

Grafik penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) 9 Bank Umum

Syariah (BUS) di Indonesia periode tahun 2014-2018 adalah sebagai

berikut :

Page 77: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

69

Grafik 4.3

Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) Bank Umum

Syariah di Indonesia Periode Tahun 2014-2018

Sumber : Laporan Keuangan Tahunan Bank Umum Syariah

Dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa nilai penyisihan

penghapusan aktiva produktif yang tertinggi pada Bank Umum Syariah di

Indonesia selama periode tahun 2014-2018 adalah BNI Syariah sebesar

0.22 pada tahun 2015 dan penyisihan penghapusan aktiva produktif

(PPAP) yang paling rendah adalah Bank Mega Syariah pada tahun 2017

dan 2018 sebesar 0.005.

D. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan bertujuan untuk mengetahui kelayakan

penggunaan model regresi dalam penelitian ini. Pengujian ini dilakukan

dengan menguji heteroskedastisitas, uji normalitas, uji multikolinieritas, dan

uji autokorelasi dengan hasil sebagai berikut :

Page 78: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

70

1. Uji Normalitas

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan

metode statistika parametrik dimana secara umum skala datanya

menggunakan interval atau rasio dan distribusi data populasinya harus

memenhi asumsi normal. Uji normalitas dilakukan bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi nilai residual yang dihasilkan dari

regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik

adalah nilai residual yang dihasilkan terdistribusi secara normal. Adapun

Uji Normalitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

Tabel 4.6

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Standardized

Residual

N 45

Normal Parametersa,b

Mean .0000000

Std. Deviation .97700842

Most Extreme

Differences

Absolute .225

Positive .225

Negative -.179

Kolmogorov-Smirnov Z 1.507

Asymp. Sig. (2-tailed) .021

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data. Data diolah 2020

Pada tabel 4.6 di atas dapat dijelaskan bahwa hasil uji normalitas pada

tabel one-sample kolmogorov-smirnov test diperoleh nilai Asymp sig

0.021<0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data tidak berdistribusi

normal. Karena uji normalitas mengalami masalah, maka peneliti

melakukan penyembuhan masalah uji normalitas dengan trasformasi data

dalam bentuk Ln sehingga hasilnya sebagai berikut :

Page 79: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

71

Tabel 4.7

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Standardized

Residual

N 45

Normal Parametersa,b

Mean .0000000

Std.

Deviation

.97700842

Most Extreme

Differences

Absolute .165

Positive .165

Negative -.111

Kolmogorov-Smirnov Z 1.108

Asymp. Sig. (2-tailed) .171

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Data diolah 2020

Pada tabel 4.7 di atas dapat dijelaskan bahwa hasil uji normalitas

setelah disembuhkan dari masalah pada tabel one-sample kolmogorov-

smirnov test diperoleh nilai Asymp sig 0.171>0,05. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Oleh karena data penelitian

telah terdistribusi normal, maka data dapat digunakan dalam pengujian

dengan model regresi berganda.

2. Uji AutoKorelasi

Uji autokorelasi digunakan bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi linear terdapat korelasi antara data pengamatan. Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi autokorelasi. Metode pengujian

menggunakan uji Durbin-Watson (DW test). Jika terjadi kolerasi, maka

dinamakan ada masalah atau problem autokolerasi. Autokolerasi muncul

karena observasi yang kurang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu

sama lainnya. Berikut hasil uji autokorelasi dalam penelitian ini :

Page 80: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

72

Tabel 4.8

Uji AutoKorelasi

Data diolah 2020

Pada tabel 4.8 di atas dapat dijelaskan bahwa hasil uji autokorelasi

pada tabel model summary diperoleh nilai dW = 1.192 kemudian dicari

nilai dU dan dL pada nilai n = 45 dan k = 2. Diperoleh nilai dU = 1,617

dL = 1,429 Sehingga nilai dW ≤ dL ⟺ 1,192 ≤ 1,429. Jadi dapat

disimpulkan bahwa ada autokorelasi positif. Karena uji autokorelasi

mengalami masalah, maka peneliti melakukan penyembuhan masalah

autokorelasi dengan cara melakukan transformasi persamaan regresi

menjadi data Lag. Hasil dari perbaikan masalah autokorelasi adalah

sebagai berikut :

Tabel 4.9

Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 .398a .158 .118 .62639 1.837

a. Predictors: (Constant), ROA, CAR

b. Dependent Variable: PPAP

Data diolah 2020

Pada tabel 4.9 di atas dapat dijelaskan bahwa hasil uji autokorelasi

setelah perbaikan pada tabel model summary diperoleh nilai dW =

1,837, kemudian dicari nilai dU dan dL pada nilai n = 45 dan k = 2.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 .379a .144 .103 .67702 1.192

a. Predictors: (Constant), ROA, CAR

b. Dependent Variable: PPAP

Page 81: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

73

Diperoleh nilai dU = 1,617 dan dL = 1,429. Sehingga nilai dU ≤ dW ≤ (4-

dU) ⟺ 1,617 ≤ 1,837 ≤ (4-1,617 = 2,383). Jadi dapat disimpulkan

bahwa sudah tidak ada masalah autokorelasi dalam penelitian ini.

3. Uji Multikolinieritas

Multikolinearitas artinya antar variabel independen yang terdapat

dalam model regresi memiliki hubungan linear yang sempurna atau

mendekati sempurna (koefisien korelasinya tinggi atau bahkan 1). Uji

multikolonieritas bertujuan untuk menguji model regresi yang ditemukan

apakah terdapat korelasi. Model regresi yang seharusnya tidak terjadi

korelasi di antara variabel independen.13

Berikut hasil uji multikolinieritas

dalam penelitian ini :

Tabel 4.10

Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) -.495 .645 -.768 .447

CAR -.947 .348 -.411 -2.722 .009 .880 1.137

ROA .116 .072 .242 1.603 .116 .880 1.137

a. Dependent Variable: PPAP

Data diolah 2020

Pada Tabel 4.10 diatas dapat dijelaskan bahwa hasil uji

multikolonieritas pada tabel coefficients diperoleh data capital adequacy

ratio (CAR) memiliki nilai VIF sebesar 1.137 dan Tolerance sebesar

0.880. Sedangkan return on assets (ROA) memiliki nilai VIF sebesar

1.137 dan Tolerance sebesar 0.880. Seluruh variabel dalam penelitian ini

13

Rochmat Aldy Purnomo, Analisis Statistik Ekonomi Dan Bisnis Dengan SPSS

(Ponorogo: WADE Group, 2016), 116.

Page 82: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

74

memiliki nilai VIF < 10 dan nilai Tolerance > 0,1 sehingga dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolonieritas.

4. Uji Heteroskedasitas

Heterokedastisitas adalah varian residual yang tidak sama pada semua

pengamatan di dalam model regresi. Dalam penelitian ini Uji

heteroskedastisitas dilakukan dengan metode glejser. Apabila nilai

signifikansi lebih dari 0,05 antara variabel independent dengan nilai

absolut residual, maka tidak terjadi masalah heteroskedatisitas. Berikut

hasil uji heteroskedasitas dalam penelitian ini :

Tabel 4.11

Uji Heteroskedasitas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) .484 .460 1.054 .298

CAR -.025 .248 -.016 -.099 .922

ROA .044 .052 .138 .845 .403

a Dependent Variable: ABRES Data diolah 2020

Pada tabel 4.11 di atas dapat dijelaskan bahwa hasil uji

heterokedastisitas pada tabel coefficients diperoleh data capital adequacy

ratio (CAR) memiliki nilai sig sebesar 0,922 dan return on assets (ROA)

memiliki nilai sig sebesar 0,403. Seluruh variabel dalam penelitian ini

memiliki nilai sig > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

heterokedastisitas.

Page 83: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

75

E. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi linier berganda bertujuan untuk mengetahui pengaruh atau

hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen dengan satu

variabel dependen. Analisis regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh

rasio kecukupan modal dan return on assets terhadap penyisihan

penghapusan aktiva produktif, serta untuk menguji kebenaran hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini. Model regresi dalam penelitian ini yaitu

sebagai berikut:

Yit = ait + b1X1it + b2X2it + e

Keterangan :

Yit : Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif

a : Konstanta

b1, b2 : Koefisien regresi variabel X1 dan X2

X1 : Rasio kecukupan modal

X2 : Return on assets

Hasil analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini yaitu sebagai

berikut :

Tabel 4.12

Analisis Regresi Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -.495 .645 -.768 .447

CAR -.947 .348 -.411 -2.722 .009

ROA .116 .072 .242 1.603 .116

a. Dependent Variable: PPAP Data diolah 2020

Page 84: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

76

Berdasarkan hasil analisis regresi berganda pada tabel 4.12 di atas maka

diperoleh model regresi berganda sebagai berikut :

Yit = ait + b1X1it + b2X2it + e

Y = -0,495 – 0,947 + 0.116

Berdasarkan model regresi diatas maka dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Konstanta sebesar -0.495 menunjukkan bahwa jika variabel rasio

kecukupan modal yang diproksi dengan capital adequacy ratio (CAR) dan

return on assets (ROA) nilainya adalah 0, maka pembentukan penyisihan

penghapusan aktiva produktif (PPAP) pada Bank Umum Syariah (BUS) di

Indonesia sebesar -0,495 satuan dengan asumsi faktor-faktor lain dianggap

tetap (ceteris paribus).

2. Koefisien regresi capital adequacy ratio (CAR) sebesar -0,947

menunjukkan bahwa jika capital adequacy ratio (CAR) mengalami

kenaikan sebesar 1 satuan maka penyisihan penghapusan aktiva produktif

mengalami penurunan sebesar 0.947 satuan. Koefisien bernilai negatif

sehingga terjadi hubungan terbalik antara capital adequacy ratio (CAR)

dengan penyisihan penghapusan aktiva produktiif. Semakin besar capital

adequacy ratio (CAR) maka akan menurunkan penyisihan penghapusan

aktiva produktif (PPAP).

3. Koefisien regresi return on assets (ROA) sebesar 0,166 menunjukkan

bahwa jika return on assets (ROA) mengalami kenaikan sebesar 1 satuan

maka penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) mengalami

peningkatan sebesar 0,166 satuan. Koefisien bernilai positif sehingga

Page 85: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

77

terjadi hubungan yang searah antara return on assets (ROA) dengan

penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP). Semakin besar return

on assets (ROA) maka akan semakin besar penyisihan penghapusan aktiva

produktif.

F. Uji Hipotesis

Hasil uji hipotesis dalam penelitian ini ada dua yaitu uji t dan uji F dengan

hasil sebagai berikut :

1. Uji t

Uji statistik t digunakan untuk mengukur seberapa jauh pengaruh

variabel independen atau bebas secara individual dalam menerangkan

variabel dependen terkait. Apabila nilai probabilitas signifikansinya lebih

kecil dari 0.05 maka suatu variabel independen berpengaruh terhadap

variabel dependen. Jika nilai t hitung > dari t tabel maka dapat dinyatakan

bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Hasil

uji t dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 4.13

Uji t

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -.495 .645 -.768 .447

CAR -.947 .348 -.411 -2.722 .009

ROA .116 .072 .242 1.603 .116

a. Dependent Variable: PPAP

Data diolah 2020

Page 86: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

78

a. Pengaruh rasio kecukupan modal terhadap penyisihan penghapusan

aktiva produktif

Pengaruh rasio kecukupan modal yang diproksi capital adequacy ratio

(CAR) terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) dilihat

pada tabel 4.13 coefficients di atas diperoleh nilai t hitung untuk capital

adequacy ratio (CAR) sebesar -2.722 dengan sig sebesar 0,009. Pada α=

5% (karena pengujian dua sisi sehingga 0,05 : 2 = 0,025) maka diperoleh

nilai derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 45-2-1 = 42 (dimana k merupkan

jumlah variabel independen). Dengan nilai df sebesar 42 maka diperoleh

nilai t tabel sebesar 2,018. Oleh karena nilai t hitung sebesar -2.722 < t

tabel sebesar -2,018 atau nilai sig 0,009 < 0,05, maka Ho1 ditolak dan

Ha1 diterima. Sehingga rasio kecukupan modal berpengaruh signifikan

terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif di Bank Umum

Syariah di Indonesia. Grafik uji hipotesis adalah sebagai berikut :

Gambar 4.1

Uji t capital adequacy ratio (CAR)

-2,722 -2.018 2.018

Berdasarkan grafik diketahui bahwa nilai t hitung sebesar -2.722 < t

tabel sebesar -2,018 atau nilai sig 0,009 < 0,05, maka Ho1 ditolak dan

Ha1 diterima. Sehingga rasio kecukupan modal berpengaruh signifikan

Page 87: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

79

terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif di Bank Umum

Syariah di Indonesia.

b. Pengaruh return on assets (ROA) terhadap penyisihan penghapusan

aktiva produktif

Return on assets (ROA) terhadap penyisihan penghapusan aktiva

produktif (PPAP) dilihat pada tabel 4.12 coefficients di atas diperoleh

nilai t hitung untuk return on assets (ROA) sebesar 1.603 dengan sig

sebesar 0,116. Pada α= 5% (karena pengujian dua sisi sehingga 0,05 : 2 =

0,025) maka diperoleh nilai derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 45-2-1 = 42

(dimana k merupkan jumlah variabel independen). Dengan nilai df

sebesar 42 maka diperoleh nilai t tabel sebesar 2,018. Oleh karena nilai t

hitung sebesar 1.603< t tabel sebesar 2,018 atau nilai sig 0,116> 0,05,

maka Ho2 diterima dan Ha2 ditolak. Sehingga return on assets (ROA)

tidak berpengaruh signifikan terhadap penyisihan penghapusan aktiva

produktif di Bank Umum Syariah di Indonesia. Gambar uji hipotesis

adalah sebagai berikut :

Gambar 4.2

Uji t return on assets (ROA)

-2.018 1.603 2.018

Berdasarkan grafik diketahui bahwa nilai t hitung sebesar 1.603< t

tabel sebesar 2,018 atau nilai sig 0,116> 0,05, maka Ho2 diterima dan

Ha2 ditolak. Sehingga return on assets (ROA) tidak berpengaruh

Page 88: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

80

signifikan terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif di Bank

Umum Syariah di Indonesia.

2. Uji F

Uji simultan digunakan untuk mengukur pengaruh variabel bebas

secara bersama terhadap variabel terikat. Signifikasi model regresi secara

simultan diuji dengan melihat nilai sig, jika nilai sig dibawah 0.05 maka

variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen dan jika F

hitung > F tabel maka ada pengaruh secara simultan antara variabel

independen dengan variabel dependen. Berikut hasil uji F pada penelitian

ini yaitu :

Tabel 4.14

Uji F

Berdasarkan tabel 4.14 di atas hasil uji F pada tabel anova diperoleh nilai

F hitung sebesar 3,952 dengan nilai sig sebesar 0,027 pada α = 5% dengan

derajat kebebasan (df1) sebesar 2 dan derajat kebebasan (df2) sebesar n-k-

1 atau 45-2-1 = 42 (dimana k merupkan jumlah variabel independen),

maka diperoleh nilai F tabel sebesar 3,22. Oleh karena nilai F hitung

sebesar 3,952> F tabel sebesar 3,22 atau nilai sig 0,027< 0,05 maka Ho3

ditolak dan Ha3 diterima. Jadi artinya rasio kecukupan modal dan return

ANOVAa

Model Sum of

Squares

Df Mean Square F Sig.

1

Regression 3.102 2 1.551 3.952 .027b

Residual 16.479 42 .392

Total 19.581 44

a. Dependent Variable: PPAP

b. Predictors: (Constant), ROA, CAR Sumber : Data diolah 2020

Page 89: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

81

on assets (ROA) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap

penyisihan penghapusan aktiva produktif pada Bank Umum Syariah di

Indonesia. Grafik uji F dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 4.3

Uji F

3.22 3.925

Berdasarkan grafik diketahui bahwa nilai F hitung>F tabel atau

3.952>3.22 dan nilai sig 0.027< 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho3

ditolak dan Ha3 diterima. Kesimpulannya rasio kecukupan modal dan

return on assets (ROA) secara bersama-sama berpengaruh terhadap

penyisihan penghapusan aktiva produktif.

3. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi sebagai suatu alat untuk mengetahui sejauh

mana tingkat hubungan atau pengaruh antara variabel X dan Y.14

Koefisien determinasi dinotasikan dengan R2 yang merupakan suatu

ukuran yang penting dalam suatu regresi. Tujuan dari analisis ini untuk

menghitung besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen. Nilai R2 menunjukkan seberapa besar proporsi dari total variasi

14

Noegroho Boedijoewono, Pengantar Statistika Ekonomi dan Bisnis (Yogyakarta: UPP

STIM YKPN, 2016), 247.

Page 90: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

82

variabel independen sebagai penjelas variabel dependen. Hasil dari

koefisien determinasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 4.15

Koefisien determinasi

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .398a .158 .118 .62639

a. Predictors: (Constant), ROA, CAR Data diolah 2020

Berdasarkan tabel 4.15 di atas hasil koefisien determinasi pada tabel

model summary diperoleh nilai R2 sebesar 0,158 atau 15.8%. Sehingga

presentase kontribusi pengaruh rasio kecukupan modal yang diproksikan

dengan capital adequacy ratio (CAR) dan return on assets (ROA)

terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) sebesar 15.8%.

Sedangkan untuk sisanya 84,2% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang

tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.

G. Pembahasan

Hasil uji statistik pengaruh rasio kecukupan modal yang diproksikan

dengan capital adequacy ratio (CAR) dan return on assets (ROA) terhadap

penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) pada Bank Umum Syariah

(BUS) di Indonesia periode tahun 2014-2018 dapat disimpulkan sebagai

berikut :

Page 91: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

83

Tabel 4.16

Rekapitulasi Hasil Penelitian

Hipotesis Hasil Regresi Uji t Ket

Pengaruh

Rasio

Kecukupan

Modal

Terhadap

Penyisihan

Penghapusan

Aktiva

Produktif

Koefisien regresi rasio

kecukupan modal yang

diproksikan dengan capital

adequacy ratio (CAR) sebesar

-0,947. Koefisien regresi

tersebut bernilai negatif

sehingga terjadi hubungan

tidak searah antara capital

adequacy ratio (CAR) dengan

penyisihan penghapusan

aktiva produktif. Jadi semakin

menurunnya capital adequacy

ratio (CAR) maka akan

semakin meningkatkan

penyisihan penghapusan

aktiva produktif.

Hasil capital

adequacy ratio

(CAR) nilai t

hitung sebesar -

2.722 < t tabel

sebesar -2,018

atau nilai sig

0,009 < 0,05,

maka Ho1

ditolak dan Ha1

diterima.

Rasio

kecukupan

modal

berpengaruh

signifikan

terhadap

penyisihan

penghapusan

aktiva

produktif

pada Bank

Umum

Syariah di

Indonesia.

Pengaruh

Return on

assets

Terhadap

Penyisihan

Penghapusan

Aktiva

Produktif

Koefisien regresi return on

assets (ROA) sebesar 0,166.

Koefisien bernilai positif

sehingga terjadi hubungan

yang searah antara return on

assets (ROA) dengan

penyisihan penghapusan

aktiva produktif. jadi semakin

besar return on assets (ROA)

maka akan semakin besar

penyisihan penghapusan

aktiva produktif.

Hasil return on

assets (ROA)

nilai t hitung

sebesar 1.603< t

tabel sebesar

2,018 atau nilai

sig 0,116> 0,05,

maka Ho2

diterima dan

Ha2 ditolak.

Return on

assets(ROA)

tidak

berpengaruh

signifikan

terhadap

penyisihan

penghapusan

aktiva

produktif

pada Bank

Umum

Syariah di

Indonesia

Pengaruh

Rasio

Kecukupan

Modal dan

Return on

assets

Terhadap

Penyisihan

Penghapusan

Aktiva

Produktif

Nilai F hitung sebesar 3,952> F tabel sebesar 3,22 atau nilai sig

0,027< 0,05 maka H03 ditolak dan Ha3 diterima. Jadi artinya

rasio kecukupan modal dan return on assets (ROA) secara

bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap penyisihan

penghapusan aktiva produktif pada Bank Umum Syariah di

Indonesia.

Page 92: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

84

Koefisien

Determinasi

(R2)

Koefisien determinasi diperoleh nilai R2 sebesar 0,158 atau

15.8%. Sehingga Presentase rasio kecukupan modal dan return

on assets (ROA) terhadap penyisihan penghapusan aktiva

produktif sebesar 15,8%. Sedangkan untuk sisanya 84,2%

dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan dalam

model penelitian ini.

1. Pengaruh rasio kecukupan modal terhadap penyisihan penghapusan

aktiva produktif

Koefisien regresi rasio kecukupan modal yang diproksi dengan capital

adequacy ratio (CAR) sebesar -0,947. Koefisien regresi tersebut bernilai

negatif sehingga terjadi hubungan terbalik antara capital adequacy ratio

(CAR) dengan penyisihan penghapusan aktiva produktif. Jadi semakin

menurunnya capital adequacy ratio (CAR) maka akan semakin

meningkatkan penyisihan penghapusan aktiva produktif. Sedangkan

berdasarkan uji t memiliki nilai t hitung sebesar -2.722 > t tabel sebesar -

2,018 atau nilai sig 0,009 < 0,05, maka Ho1 ditolak dan Ha1 diterima

sehingga capital adequacy ratio (CAR) berpengaruh signifikan terhadap

penyisihan penghapusan aktiva produktif pada Bank Umum Syariah di

Indonesia.

Capital adequacy ratio (CAR) berpengaruh terhadap penyisihan

penghapusan aktiva produktif karena menurut data rill total rata-rata

capital adequacy ratio (CAR) periode tahun 2014-2018 mengalami

kenaikan, hal ini ditunjukan dengan kenaikan capital adequacy ratio

(CAR) pada tahun 2017 sebesar 20.63 dan naik menjadi 22.12 pada tahun

2018. Kenaikan capital adequacy ratio (CAR) Bank Umum Syariah

Page 93: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

85

(BUS) juga sejalan dengan menurunya penyisihan penghapusan aktiva

produktif periode tahun 2014-2018 yang mengalami penurunan, dari tahun

2017 sebesar 4.52 menjadi 2.64 pada tahun 2018. Hal inilah yang

membuktikan bahwa naik atau turunnya capital adequacy ratio (CAR)

berpengaruh terhadap besar atau kecilnya penyisihan penghapusan aktiva

produktif (PPAP).

Diterimanya uji hipotesis pertama dalam penelitian ini menunjukkan

besar kecilnya capital adequacy ratio (CAR) yang dimiliki oleh bank

syariah berpengaruh terhadap besar kecilnya penyisihan penghapusan

aktiva produktif (PPAP). Hal tersebut disebabkan karena rasio kecukupan

modal atau capital adequacy ratio (CAR) merupakan factor yang akan

mempengaruhi manajemen laba melalui penyisihan penghapusan aktiva

produktif. Penurunan capital adequacy ratio (CAR) mendorong manajer

bertindak opportunistic melakukan manajemen laba dengan membentuk

jumlah penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) yang tinggi untuk

memenuhi ketentuan regulasi permodalan.

Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian sebelumnya yaitu

penelitian yang dilakukan oleh Slamet Haryono (2008) yang menunjukkan

bahwa capital adequacy ratio (CAR) berpengaruh terhadap penyisihan

penghapusan aktiva produktif.15

15

Slamet Haryono, “Pengaruh Motif Opportunistic, Signaling Dan Capital Regulation

Terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif,” Disertai (Semarang: Universitas

Diponegoro, 2008), 103.

Page 94: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

86

2. Pengaruh Return On Assets (ROA) Terhadap Penyisihan

Penghapusan Aktiva Produktif

Koefisien regresi return on assets (ROA) sebesar 0,166. Koefisien

bernilai positif sehingga terjadi hubungan yang searah antara return on

assets (ROA) dengan penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP).

Jadi semakin tinggi return on assets (ROA) maka akan meningkatkan

penyisihan penghapusan aktiva produktif. Sedangkan berdasarkan uji t

memiliki nilai t hitung sebesar 1.603< t tabel sebesar 2,018 atau nilai sig

0,116> 0,05, maka Ho2 diterima dan Ha2 ditolak. Sehingga return on

assets (ROA) tidak berpengaruh signifikan terhadap penyisihan

penghapusan aktiva produktif di Bank Umum Syariah di Indonesia.

Return on assets (ROA) tidak berpengaruh signifikan terhadap

penyisihan penghapusan aktiva produktif karena terdapat beberapa sampel

yang memiliki pergerakan data return on assets (ROA) dengan data

penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) yang tidak searah selama

periode tahun 2014-2018. Bank-bank yang memiliki data tidak searah

adalah pada saat return on assets (ROA) mengalami peningkatan justru

penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) mengalami penurunan.

Kondisi tersebut dialami misalnya oleh Bank Mega Syariah dan Bank

Syariah Mandiri. Hal ini yang membuktikan bahwa return on assets

(ROA) tidak berpengaruh terhadap penyisihan penghapusan pada Bank

Umum Syariah di Indonesia.

Page 95: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

87

Penelitian ini menunjukkan besar kecilnya return on assets (ROA)

yang dimiliki oleh bank syariah tidak berpengaruh terhadap besar kecilnya

penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP). Hal tersebut

menunjukkan bahwa return on assets (ROA) tidak selalu dapat memicu

manajer bertindak opportunis melakukan manajemen laba melalui

pembentukan penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) karena

menurut Jian dalam Slamet Haryono (2008)16

manajer melakukan

manajemen laba dipengaruhi bukan hanya motif opportunistic tapi dapat

juga dipengaruhi oleh beberapa motif lainnya, seperti motif signaling.

Hasil penelitian ini tidak relevan dengan penelitian sebelumnya yaitu

penelitian yang dilakukan oleh Sariati dan Marlinah (2015) yang

menunjukkan bahwa return on assets (ROA) berpengaruh terhadap

penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP).

3. Pengaruh Rasio Kecukupan Modal Dan Return On Assets (ROA)

Terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif

Hasil uji F pada tabel anova diperoleh nilai F hitung sebesar 3,952

dengan nilai sig sebesar 0,027. Nilai F hitung sebesar 3,952> F tabel

sebesar 3,22 atau nilai sig 0,027< 0,05 maka Ho3 ditolak dan Ha3

diterima. Jadi disimpulkan bahwa rasio kecukupan modal dan return on

assets (ROA) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap

penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) pada Bank Umum

Syariah di Indonesia.

16

Slamet Haryono, “Pengaruh Motif Opportunistic, Signaling Dan Capital Regulation

Terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif,” 103.

Page 96: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

88

Diterimanya hipotesis ketiga menunjukkan bahwa jika capital

adequacy ratio (CAR) dan return on assets (ROA) secara bersama-sama

dapat mempengaruhi manajer melakukan manajemen laba melalui

pembentukan penyisihan penghapusan aktiva produktif. Karena, aturan

tentang capital adequacay ratio (CAR) jika manajemen merasa tidak

memiliki kesiapan untuk memenuhi aturan tersebut maka manajemen

tergoda melakukan manajemen laba dengan pembentukan penyisihan

penghapusan aktiva produktif (PPAP). Begitupun juga dalam kondisi

usaha yang tidak diharapkan sesuai dengan ekspetasi manajemen maka

manajemen melakukan segala cara untuk menunjukkan kinerjanya baik

dengan cara melakukan manajemen laba melalui penyisihan penghapusan

aktiva produktif (PPAP).

Selain itu, berpengaruhnya capital adequacy ratio (CAR) dan return

on assets (ROA) secara bersama-sama terhadap penyisihan penghapusan

aktiva produktif (PPAP) didukung oleh nilai koefisien determinasi

diperoleh nilai R2 sebesar sebesar 15,8%. Sehingga presentase kontribusi

pengaruh capital adequacy ratio (CAR) dan return on assets (ROA)

terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif sebesar 15,8%.

Sedangkan untuk sisanya 84,2% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang

tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.

Page 97: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

89

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari penjelasan hasil penelitian mengenai Pengaruh Rasio

Kecukupan Modal dan Return On Assets (ROA) Terhadap Penyisihan

Penghapusan Aktiva Produktif Pada Bank Umum Syariah di Indonesia

Periode Tahun 2014-2018 yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka

peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Rasio kecukupan modal berpengaruh signifikan terhadap penyisihan

penghapusan aktiva profuktif (PPAP) pada Bank Umum Syariah di

Indonesia tahun 2014-2018. Hal ini terjadi karena capital adequacy ratio

(CAR) merupakan faktor yang mempengaruhi manajemen laba melalui

pembentukan penyisihan penghapusan aktiva produktif. Aturan Capital

adequacy ratio (CAR) mendorong manajer bertindak opportunistic

melakukan manajemen laba dengan membentuk penyisihan penghapusan

aktiva produktif untuk memenuhi ketentuan regulasi permodalan.

2. Return on assets (ROA) tidak berpengaruh signifikan terhadap penyisihan

penghapusan aktiva produktif pada Bank Umum Syariah di Indonesia tahun

2014-2018. Hal ini berarti Return on assets (ROA) tidak selalu dapat

memicu manajer bertindak opportunistic melakukan manajemen laba

melalui penyisihan penghapusan aktiva produktif. Hal tersebut karena

faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen laba bukan hanya motif

opportunistic namun ada faktor lain yaitu motif signaling.

Page 98: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

90

3. Rasio kecukupan modal dan return on assets (ROA) berpengaruh secara

bersama-sama terhadap penyisihan pennghapusan aktiva produktif di Bank

Umum Syariah di Indonesia tahun 2014-2018. Presentase kontribusi

pengaruh rasio kecukupan modal dan return on assets (ROA) terhadap

penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) sebesar 15.8%. Sedangkan

untuk sisanya 84,2% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak

dimasukkan dalam model penelitian ini.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas dapat diberikan saran-saran sebagai

berikut :

1. Diharapkan perbankan syariah sebaiknya tidak melakukan manajemen laba

dalam laporan keuangan karena dapat merugikan investor maupun pengguna

laporan keuangan lainnya.

2. Seharusnya bank umum syariah (BUS) lebih menjaga kecukupan modal

(CAR) agar sesuai dengan ketentuan BI sehingga tidak memicu terjadinya

manajemen laba.

3. Bank umum syariah seharusnya menggunakan faktor lain yang lebih

berpengaruh terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif yaitu

earnings before taxes and provisions (EBTP).

4. Bank umum syariah lebih menjaga rasio kecukupan modal dan return on

assets secara bersama-sama agar dapat meminimalisir manajemen laba

melalui penyisihan penghapusan aktiva produktif.

Page 99: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

DAFTAR PUSTAKA

Barlian, Eri. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantiitatif. Padang: Sukabina

Press, 2016.

Boedijoewono, Noegroho. Pengantar Statistika Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta:

UPP STIM YKPN, 2016.

Dendawijaya, Lukman. Manajemen Perbankan Edisi Kedua. Bogor: Ghalia

Indonesia, 2003.

Harmono. Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard. Jakarta: Bumi

Aksara, 2017.

Hasan, Zubairi. Undang-Undang Perbankan Syariah: Titik Temu Hukum Islam.

Jakarta: Rajawali Pers, 2009.

Mamhud dan Abdul. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP AMP YKPN,

2005.

Purnomo, Aldy Rochmat. Analisis Statistik Ekonomi Dan Bisnis Dengan SPSS.

Ponorogo: WADE Group, 2016.

Setyadharma, Ardyan. Uji Asumsi Klasik dengan SPSS 16.0. Semarang: Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Semarang, 2010.

Siyoto, Sandu dan Sodik, Ali. Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi

Media Publishing, 2015.

Soemitra, Andri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana, 2009.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

ALFABETA CV, 2016.

Sujarweni, V. Wiratna. Metodologi Penelitian: Bisnis & Ekonomi. Yogjakarta:

PUSTAKABARU PRESS , 2015.

Sulistiawan, Dedhy dan Januarsi, Yeni. Dan Creative Accounting:

Mengungkapkan Manajemen Laba dan Skandal Akuntnasi. Jakarta:

Salemba Empat, 2011.

Sulistyanto, Sri. Manajemen Laba: Teori Dan Model Empiris. Jakarta: PT

Grasindo, 2008.

Supramono, Gotot. Perbankan dan Masalah Kredit. Jakarta: PT Rineka Cipta,

2009.

Page 100: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

DAFTAR JURNAL

Arwindo, Irawan Wisnu. “Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusional, Leverage,

Ukuran Perusahaan Dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba.” Skripsi.

Semarang: Universitas Diponegoro, 2013.

Faradila dan Cahyati. “Analisis Manajemen Laba Pada Perbankan Syariah.”

Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol. 4 No. 1. Februari, 2013.

Gunawan, Ketut dan Dermawan, Surya. “Pengaruh Ukuran Perusahaan,

Profitabilitas, Dan Leverage Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan

Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei).” Jurnal

Akuntansi Vol. 3 No. 1. 2015.

Hardianti, Dina. “Pengaruh Profitabilitas Dan Risiko Kredit Terhadap Penyisihan

Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) Dalam Praktek Manajemen Laba

Pada Perusahaan Perbankan Di Indonesia.” Tesis. Padang: Universitas

Andalas, 2017.

Haryono, Slamet. “Pengaruh Motif Opportunistic, Signaling Dan Capital

Regulation Terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif.” Disertasi.

Semarang: Universitas Diponegoro, 2008.

Jasman. “Manajemen Laba: Bukti Empiris pada perusahaan perbankan yang

terdaftar di bursa efek Indonesia”. JRAK Vol.11 No. 01. Februari, 2015.

Koosrini. “Pengaruh Rasio Camel Terhadap Praktik Manajemen Laba di Bank

Umum Syariah.” Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro, 2010.

Muhammad, Abel. “Manajemen Laba Pada Laporan Keuangan PT Bank BNI

Syariah Periode 2013-2014.” Skripsi. Jakarta: Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah, 2017.

Purnama, Dendi. “Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan,

Kepemilikan Institusional, dan Kepemilikan Manajerial Terhadap

Manajemen Laba”. JRKA Vol. 3. Februari, 2017.

Ramadhan, Riza. “Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Laba Pada

Perusahaan Manufaktur Yang Tercatat Di Bei.” SNAPER-EBIS. ISBN : 978-

602-5617-01-0, 2017.

Page 101: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

Rinanti, Risna. “Analisis Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyisihan

Penghapusan Aktiva Produktif (Studi Komparasi Bank Konvensional dan

Bank Syariah Di Indonesia).”Jurnal Bisnis Strategi, Vol. 21 No. 2.

Desember, 2012.

Sariati, Putri dan Marlinah, Aan. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi PPAP Pada

Bank Syariah dan Bank Konvensional.” Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol.

17 No. 1. ISSN: 1410-9875, 2015.

Senja, Kartika Sari Novita. “Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Manajemen

Laba pada perusahaan Go Public Tahun 2007-2011.” Jurnal Akuntiansi Vol.

1 No. 1. Agustus, 2012.

Setya, Prasavita Amertha Indra. “Pengaruh Return On Asset Pada Praktik

Manajemen Laba Dengan Moderasi Corporate Governance.” Jurnal

Akuntansi Vol. 4 No. 2. ISSN: 2302-8556, 2013.

Susanti, Ayu. “Pengaruh Asimetri Informasi, Ukuran Perusahaan, Kepemilikan

Manajerial, Dan Capital Adequacy Ratio Terhadap Manajemen Laba.” JOM

Fekon Vol. 3 No. 1. Februari, 2016.

Syahfandi, Rizky. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perataan Laba Penyisihan

Penghapusan Aktiva Produktif: Praktik Manajemen Laba Pada Perbankan

Syariah Di Indonesia.” Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro, 2012.

Yogi, Luh Made Dwi Parama dan Ayu Eka Damayanthi, Gusti. “Pengaruh Arus

Kas Bebas, Capital Adequacy Ratio dan Good Corporate Governance Pada

Manajemen Laba.” Jurnal Akuntansi Vol. 15 No. 2. ISSN: 2302-8556 ,

2016.

Yosephani, Makaombohe Yuliati dan Tirayoh. “Ukuran Perusahaan Terhadap

Manajemen Laba Pada Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Periode 2008-2011.” Jurnal Emba Vol. 2 No. 1. ISSN 2303-1174 , 2014.

Page 102: PENGARUH RASIO KECUKUPAN MODAL DAN RETURN ON …

DAFTAR WEB

Bank Bukopin Syariah. Annual Report. http://www.syariahbukopin.co.id/. diakses

pada tanggal 14 Desember 2019, 21.00.

Bank Jabar Banten Syariah. Annual Report. www.bjbsyariah.co.id. diakses pada

tanggal 14 Desember 2019, 21.00.

Bank Mega Syariah. Annual Report. www.megasyariah.co.id. diakses pada

tanggal 14 Desember 2019, 21.00.

Bank Muamalat Syariah. Annual Report. www.bankmuamalat.co.id. diakses pada

tanggal 14 Desember 2019, 21.00.

Bank Syariah Mandiri. Annual Report. www.syariahmandiri.co.id. diakses pada

tanggal 14 Desember 2019, 21.00.

BCA Syariah. Annual Report. www.bcasyariah.co.id. diakses pada tanggal 14

Desember 2019, 21.00.

BNI Syariah. Annual Report. www.bnisyariah.co.id. diakses pada tanggal 14

Desember 2019, 21.00.

BRI Syariah. Annual Report. www.brisyariah.co.id. diakses pada tanggal 14

Desember 2019, 21.00.

BTPN Syariah. Annual Report. www.btpnsyariah.co.id. diakses pada tanggal 14

Desember 2019, 21.00.