FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG 1 PENGARUH PUPUK ORGANIK MODIFIKASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PADI ( Oriza Sativa ) DENGAN SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION (SRI) Oleh ASEP SUBANDI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG PALEMBANG 2010
39
Embed
PENGARUH PUPUK ORGANIK MODIFIKASI TERHADAP · PDF fileA. Tinjauan Pustaka 1. Sistematika dan Botani Tanaman Padi Menurut Suparyono dan Agus (1993), tanaman padi merupakan tanaman semusim
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
1
PENGARUH PUPUK ORGANIK MODIFIKASI TERHADAP PERTUMBUHAN
DAN PRODUKSI TANAMAN PADI ( Oriza Sativa ) DENGAN SYSTEM OF
RICE INTENSIFICATION (SRI)
Oleh
ASEP SUBANDI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
PALEMBANG
2010
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2
PENGARUH PUPUK ORGANIK MODIFIKASI TERHADAP PERTUMBUHAN
DAN PRODUKSI TANAMAN PADI ( Oriza Sativa ) DENGAN SYSTEM OF
RICE INTENSIFICATION (SRI)
oleh
ASEP SUBANDI
RENCANA PENELITIAN
sebagai salah satu syarat untuk melaksanakan penelitian
JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
PALEMBANG
2010
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
3
PENGARUH PUPUK ORGANIK MODIFIKASI TERHADAP PERTUMBUHAN
DAN PRODUKSI TANAMAN PADI ( Oriza Sativa ) DENGAN SYSTEM OF
RICE INTENSIFICATION (SRI)
oleh
ASEP SUBANDI
422006005
telah disetujui sebagai syarat untuk melaksanakan penelitian
Tepung tulang, Tepung cangkang dan Mikroba penambat N.
Alat yang digunakan adalah cangkul, parang, meteran, timbangan, tali plastic,
gunting, hands prayer dan ember.
C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak
Kelompok (RAK) factorial, yang terdiri dari dua factor perlakuan dengan 16
kombinasi yang diulang tiga kali. Adapun factor perlakuannya adalah:
1. Komposisi Bahan Pembuatan Pupuk Organik Modifikasi
F1 =
F 2 =
F 3 =
F4 =
2. Takaran Pupuk Organik
T1 = 500 kg
T2 = 750 kg
T3 = 1000 kg
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
25
Kombinasi takaran dan berbagai jenis pupuk organik modifikasi padi dapat
dilihat pada tabel 1. dibawah ini:
Tabel 1. Kombinasi perlakuan jenis pupuk kompos dan umur bibit padi
Takaran Pupuk Modifikasi (T) Komposisi Bahan
Pupuk Modifikasi (F) T1 T2 T3
F1 F1 T1 F1T2 F1T3
F2 F2 T1 F2T2 F2T3
F3 F3T1 F3T2 F3T3
F4 F4 T1 F4 T2 F4 T3
D. Analisis Statistik
Kombinasi perlakuan beberapa jenis pupuk modifikasi dan takaran pupuk
modifikasi dapat dilihat pada tabel 2. di bawah ini :
Tabel 2. Daftar analisis keragaman Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial
Sumber Keragaman
(SK)
Derajat
Bebas (DB)
Jumlah
Kuadrat (JK)
Kuadrat
Tengah (KT)
F Hitung
(F – Hit)
Kelompok (K) R-1=V1 JKK JKK/ V1 KTK/KTG
Perlakuan (P) P-1=V2 JKP JKP/ V2 KTP/KTG
Komposisi Bahan (F) P-1=V3 JKF JKF/ V3 KTF/KTG
Takaran (T) T-1=V4 JKT JKT/ V4 KTT/KTG
Interaksi (I) V3.V4=V5 JKI JKI/ V5 KTI/KTG
Galat (G) V1.V2=V6 JKG JKG/ V6
Total (T) (R.P.P)-1 JKT
Sumber : Hanafiah, KA. 2001. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
26
Uji analisis keragaman dihitung dengan membandingkan nilai F-Hitung dan F-
tabel pada taraf 5% dan 1%. Apabila nilai F-hitung lebih kecil dari F-tabel pada taraf
uji 5%, maka perlakuan dinyatakan berpengaruh tidak nyata (tn). Apabila F-hitung
lebih besar dari F-tabel pada taraf 1% dan 5% maka perlakuan dinyatakan
perpengaruh sangat nyata (** ), sedangkan bila F-hitung lebih besar dari F-tabel pada
taraf 5% tapi lebih kecil dari F-tabel pada taraf 1%, maka perlakuan dinyatakan
berpengaruh nyata (*).
Untuk memperoleh ketelitian hasil yang diperoleh dari penelitian ini digunakan
uji keragaman (KK) dengan rumus:
%100xY
KTGKK =
Keterangan
KK : Koefisien keragaman
KTG : Kuadrat tengah galat
Y : Nilai rata-rata umum
Uji lanjutan yang dipakai untuk melihat perbedaan masing-masing perlakuan
adalah uji Beda Nyata Jujur (BNJ) dengan rumus sebagai berikut :
1. Komposisi Bahan Pupuk Modifikasi (F)
BNJ (F) = Qt (P.DBG) x FK
KTG
.
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
27
2. Takaran (T)
BNJ (T) = Qt (T.DBG) x TK
KTG
.
3. Interaksi
BNJ (I) = Qt (I.DBG) x K
KTG
Keterangan:
Qt = Nilai baku pada taraf uji
F = Komposisi bahan pupuk modifikasi
T = Takaran
I = Interaksi
K = Kelompok
P = Perlakuan
DBG = Derajat bebas galat
KTG = Kuadrat tengah galat
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
28
E. Cara Kerja
1. Penentuan Lokasi Penelitian
Lahan yang akan ditanami dengan menggunakan system organik terlebih dahulu
harus dibiarkan selama satu musim tanam dan dipilih lahan yang sebelumnya telah
diadakan pada penanaman padi dengan varietas yang sama.
2. Pengolahan Lahan
Waktu pengolahan lahan yamg baik tidak kurang dari tiga minggu sebelum
penanaman. Pengolahan lahan terdiri dari pembajakan, garu dan perataan. Tanah
tersebut harus digenangi air sebelum pengolahan lahan. Pada tanah ringan,
pengolahan lahan cukup dengan satu kali bajak dan 2 kali garu, lalu dilakukan
perataan. Pada tanah berat pengolahan tanah terdiri dari 2 kali bajak dan 2 kali garu
kemudian diratakan. Kedalaman lapisan olah tanah berkisar 15-20 cm, dengan tujuan
untuk memberikan media pertumbuhan padi secara optimal dan gulma dapat
dibenamkan, kemudian dibuat petakan dengan ukuran 3 x 3 m.
3. Pembuatan Inti Humus (Asam Humat) dari Bahan Kompos
a. Bokasi direndam dengan air, diaduk selama 30 menit kemudian didiamkan
selama 24 jam.
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
29
b. Rendaman bokashi tersebut diberi bahan kimia NaOH, bertujuan untuk
melepaskan/ memisahkan asam humat dan humin setelah itu dibiarkan
kembali selama 24 jam agar asam humat bisa mengendap dibawah.
c. Setelah 24 jam endapan asam humat dipisahkan dan asam humin yang cair
dibuang
d. Setelah air dibuang endapan tersebut diberi bahan kimia HCL, bertujuan
untuk mengambil ekstrak yang ada didalam endapan kemudian dibiarkan
kembali selama 24 jam
e. Kemudian larutan yang sudah diberi HCL diperas menggunakan karung, lalu
hasil perasa dijemur sampai kering
f. Setelah kering asam humat tersebut dihaluskan, bertujuan agar mudah dalam
pencampuran dengan bahan lain
4. Pembuatan Bahan Mineral Liat
a. Tanah direndam dengan air menggunakan drum dan diaduk sampai tanah di
drum menggumpal, didiamkan selama 24 jam agar tanah dan air dapat
dipisahkan
b. Selama 24 jam air dibuang, tanah tersebut disaring menggunakan saringan
c. Hasil saringan tersebut langsung dijemur sampai benar-benar kering
d. Setelah kering material liat tersebut dihaluskan, bertujuan untuk
mempermudah menimbang takaran dan pencampuran bahan lain
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
30
5. Pembuatan Tepung Darah
a. Masukan darah kedalam panic, kemudian darah tersebut dimasak dan diberi
garam sedikit
b. Aduk terus sampai darah tersebut membentuk gumpalan padat
c. Setelah kelihatan padat dan kering, darah tersebut diangkat dan dijemur
selama 2 hari.
d. Kemudian setelah dijemur dan kering, tepung tersebut ditumbuk hingga halus,
tepung darah siap digunakan.
6. Pembuatan Tepung Tulang
a. Bahan tulang dibakar diatas api sampai berbentuk seperti arang
b. Setelah dibakar, lalu didinginkan terlebih dahulu kemudian bahan tulang
tersebut ditumbuk hingga halus. Tepung tulang siap digunakan
7. Pembuatan Tepung Cangkang Telur
a. Cangkang telur dimasukan kedalam oven, dipanggang selama beberapa jam
sampai cangkang tersebut renyah
b. Setelah cangkang dipanggang lalu ditumbuk sampai halus. Tepung cangkang
telur siap digunakan
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
31
8. Pembuatan Pupuk N Organik Modifikasi dengan Bahan Material Anorganik
Bahan asam humat, liat, zeolit dan urea ditimbang sesuai dengan takaran,
takaran pencampuran pupuk dapat dilihat pada tabel. Kemudian bahan tersebut
dicampur menjadi satu lalu diaduk sampai merata. Sambil disiram dengan air kelapa
yang telah dicampur bahan EM-4, kemudian pupuk tersebut dihamparkan dan
dikering anginkan, setelah kering, pupuk dimasukan kedalam karung. Pupuk N
organik modifikasi dengan bahan material organik siap digunakan.
9. Pembuatan Pupuk NPK Organik Modifikasi dari Bahan Material Alami
Bahan asam humat, liat, zeolit, tepung darah, tepung tulang, tepung cangkang
telur ditimbang sesuai dengan takaran yang dapat dilihat pada tabel, kemudian bahan
tersebut dicampur menjadi satu lalu diaduk sampai merata, sambil diaduk pupuk
tersebut disiram dengan air kelapa yang sudah dicampur EM-4 sampai merata setelah
itu pupuk tersebut dihamparkan diatas pelastik dan dikering anginkan, setelah
keringpupuk tersebutdimasukan kedalam karung, pupuk NPK organik modifikasi
dengan bahan material alami siap digunakan.
10. Pembuatan Pupuk NPK Organik Modifikasi dengan Bahan Mineral
Anorganik
Bahan asam humat, liat, zeolit, urea, TSP, KCL, ditimbang sesuai dengan
takaran yang dapat dilihat pada tabel, kemudian bahan tersebut dicampur menjadi
satu, lalu diaduk sampai merata sambil disiram air kelapa yang telah dicampur
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
32
dengan EM-4, setelah disiram pupuk tersebut diletakan diatas plastic lalu dikering
anginkan, setelah pupuk kering, pupuk tersebut langsung dimasukan kedalam karung.
Pupuk NPK organik modifikasi dengan bahan material anorganik siap diterapkan
kelahan.
Tabel 3. Pencampuran perbandingan Pupuk N Organik Modifikasi, NPK Organik dengan bahan alami, NPK Organik dengan bahan Mineral anorganik
Urea/NPK Asam Humat Mineral Liat Zeolit
1 kg 2 kg 0,25 kg 0,25 kg
11. Persiapan Tempat Penelitian
Lahan yang akan digunakan adalah lahan sawah dengan ukuran 33 m x 18 m.
Pertama lahan dibajak sebanyak satu kali, setelah itu lahan digaru satu kali. Setelah
lahan digaru dibuat petakan-petakan dengan ukuran 3 m x 3 m sebanyak 45 petakan
dengan jarak antar petakan 50 cm dan jarak antar ulangan 100 cm.
12. Penanaman
Penanaman dilakukan dengan cara menaburkan benih padi varietas Ciherang
secara langsung ke atas petakan, benih padi yang digunakan sebanyak 3 genggam.
13. Pemupukan
Pemupukan diberikan satu minggu sebelum tanam dengan menggunakan pupuk
dasar berupa pupuk kandang. Kemudian pupuk diberikan kembali dua minggu setelah
ditanam dan seterusnya menggunakan pupuk N organik modifikasi, NPK organik
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
33
modifikasi dengan bahan alami, NPK organik dengan bahan mineral anorganik sesuai
takaran perlakuan.
14. Pemeliharaan
Pemeliharaan meliputi pengaturan pintu air masuk dan keluar, penyiangan,
penyulaman, serta pengendalian hama dan penyakit dengan menggunakan insektisida
organik sesuai dengan dosis yang dianjurkan.
15. Panen
Secara umum padi dikatakan sudah siap panen bila butir gabah yang menguning
sudah mencapai sekitar 80 % dan tangkainya sudah menunduk. Tangkai padi
merunduk karena sarat dengan butir gabah bernas. Untuk lebih memastikan padi
sudah siap panen adalah dengan cara menekan butir gabah. Bila butirannya sudah
keras berisi maka saat itu paling tepat untuk dipanen (Andoko, 2002).
F. Peubah yang Diamati
1. Tinggi Tanaman
Pertambahan tinggi tanaman merupakan selisih antara tinggi tanaman akhir
dengan awal penanaman. Diukur dari pangkal batang sampai ke daun tertinggi.
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
34
2. Jumlah Anakan
Perhitungan jumlah anakan dilakukan dengan menghitung jumlah anakan yang
muncul.
3. Jumlah Anakan Produktif (malai)
Perhitungan jumlah anakan produktif dilakukan dengan menghitung anakan
yang telah menghasilkan malai.
4. Berat 1000 Butir (gram)
Perhitungan berat 1000 butir gabah kering giling dengan menimbang langsung
1000 butir gabah kering pada petak perlakuan.
5. Persentase Gabah Hampa (%)
Dengan cara membagi jumlah gabah hampa dengan seluruh gabah yang ada
dalam perlakuan dikalikan 100%.
6. Data Produksi
Pengambilan data produksi dengan cara menimbang hasil semua tanaman pada
dalam tiap-tiap petakan penelitian kemudian langsung ditimbang (kg)
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
35
7. Data Produksi Konversi Tanaman/ha
Data produksi tanaman/ha dilakukan dengan cara mengonversikan hasil
produksi penelitian dengan produksi ton/ha.
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
36
DAFTAR PUSTAKA
Agrosatya, Sinly Evan Putra. 2009. Humus, Material Organik Penyubur Tanah. http://www.agrosatya.com Powered by Joomla! Generated: diakses 09 Agustus, 2010, 17:56
Amirullah, Andi. 2008. Budidaya Padi. http://amiere.multiply.com. Makasar (on
line), diakses tanggal 22 Agustus 2010, 04:29 Andhen. 2010. Rencana Kerja Penyuluhan Tahun 2010.
http://andhen09.blogspot.com/ Nanggroe Aceh Darussalam (on line) diakses pada tanggal 22 Agustus 2010, 08:17
Andoko, A. 2006. Budidaya Padi secara Organik. Penebar Swadaya. Jakarta Anonim, 2010a. Padi Tanaman Pokok Manusia. http://www.e-smartschool.com/
diakses pada tanggal 22 Agustus 2010, 10:00. Anonim, 2010b. Deskripsi Botani Tanaman Padi. http://www.distan.pemda-
diy.go.id/ Yogyakarta (on line), diakses pada tanggal 22 Agustus 2010, 10:09
Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Jawa Barat.
Berkelaar, D. 2008. Sistem Intensifikasi padi (System of Rice Intensification).
Terjemahan Indro Surono.http://elsppat.or.id/download/file/SRIecho% 20note.htm.[diakses pada 21 Juni 2010, 15:27].
Budianta, D. 2008. Pemanfaatan Budidaya Lokal yang Optimal untuk
Mendukung Program Sumatera Seatan sebagai Lumbung Pangan. Pidato Pengukuhan sebagai Guru Besar Tetap dalam Bidang Imu Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. Fakutas Pertanian Universitas Sriwijaya. Paembang.
Departemen pertanian. 2010. Pupuk Organik Tingkatkan Produksi Pertanian.
www.pustaka-deptan.go.id/publikasi/wr276057.pdf Jakarta (on line) diakes pada tanggal 22 Agustus 2010, 08:54.
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
37
Departemen pertanian, 2009. Pedoman Teknis Dampak Pengembangan System of Rice Intensification (SRI). Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan air, Deptan. Jakarta (tidak Dipublikasikan).
DISIMP. 2006. Decentralized Irrigation System Improvement Project in Eastern egion of Indonesia. Nippon Koei Co., Ltd. And Associates.
Djamhari, S., 2002. Pemasyarakatan teknologi budidaya pertanian organik di desa
Sembalun Lawang Nusa Tenggara Barat. J. Sains dan Teknologi Indonesia. 5(5):195-202.
Goenadi, D Hajar. 2006. Pupuk dan Teknologi Pemupukan. Berbasis Hayati. Dari
cawan Petri ke Lahan Petani. Yayasan John Hi-tech Idetama. Jakarta
Gofar Nuni, Marsi dan Sabaruddin. 2009. Teknologi Produksi Mikroba
Dekomposer dan Pupuk Hayati Unggul. Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya kerjasama dengan PT. Pupuk Sriwijaya.
Hanafiah, K.A. 2001 Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Raja Grafindo
Persada. Jakarta IRRI. 2010. Pertumbuhan dan Morfologi Tanaman Padi.
http://www.knowledgebank.irri.org. (online), diakses tanggal 21 Agustus 2010, 16:35.
Marsi, M. Amin Diha, dan Dullah Tambas. 2001. Peningkatan Efisiensi
Penggunaan Pupuk N oleh Tanaman Padi Sawah melalui Pemanfaatan Bahan Organik Limbah Panen Padi pada Pupuk Hijau. Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya bekerjasama dengan PT. Pupuk Sriwijaya.
Marsi, M. Amin Diha, dan Dullah Tambas. 2001. Rekayasa Pupuk Majemuk
NPK Organik untuk beberapa Tanaman Pangan. Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya bekerjasama dengan PT. Pupuk Sriwijaya.
Menegristek. 2010. Padi (Oriza sativa L.)
www.warintek.ristek.go.id/pertanian/padi.pdf Jakarta. (on line), diakses tanggal 22 Agustus 2010, 04:40
Mowidu,. 2001. Peranan Bahan Organik dan Lempung terhadap Agregasi dan
Agihan ukuran Pori pada Entisol. Tesis Pascasarjana. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
38
Nina, Octa. S.B.S. 2007. Epidemi Penyakit Blas (Pyricularia orizae Cav.) Pada
beberapa Varietas Padi (Oriza sativa L.) dengan Jarak Tanam Berbeda di Lapangan. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan (tidak dipublikasikan).
N. Madison, R. 2010. SRI di Jawa: Salah Satu Penyelidikan Mengenai Keadaan
System Rice Intensification (SRI) di Jawa Timur. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang, Malang (tidak dipublikasikan).
Pramono, J., S. Kartaatmadja, H. Supadmo, S. Basuki, S.C.B. Setianingrum,
Yulianto, H. Anwar, S. Jauhari, Hartoko, E.B. Prayitno, P. Hasapto, dan Sartono. 2001. Pengkajian Penanaman tanaman Terpadu pada Padi Sawah. Laporan Pengkajian. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah. Ungaran
Pramono, Joko. 2004. Kajian Penggunaan Bahan Organik pada Padi Sawah. Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah, Ungaran, Agrosains 6 (1): 11-14,2004
Pusat Pelatihan Kewirausahaan Sampoerna (PPKS). Tehnik dan Budidaya
Penanaman Padi - System of Rice Intensification (SRI). Sukorejo, Pasuruan, Indonesia (2009)
Sato, S. dan N. Uphoff. 2006. Raising Factor Productivity in Irrigated Rice
Production: Opportunities with The System of Rice Intensification. DISIMP
http://eriantosimalango.wordpress.com/2009/05/14/keuntungan-menggunakan-pupuk-organik/ (on line) diakes pada tanggal 22 Agustus 2010, 09:25.
Siregar. 1981. Budidaya Tanaman Padi di Idonesia. Suatra Hudaya. Jakarta Sri Andiningsih, J., 2006. Peranan Bahan/Pupuk Organik dalam Menuang
Peningkatan Produktifitas Lahan Pertanian. Dalam Proseding Workshop Maporina tanggal 21-22 Desember 2006. Maporina Jakarta.
Sugeng, H., 2001. Bercocok Tanam Padi. Aneka Ilmu. Semarang
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
39
Suhardi. 2007. Pengaruh Pemberian Pupuk Fosfat dan Asam Humat terhadap Keragaman Pertumbuhan dan Hasil Kedelai pada Ultisol. Jurnal Agriculture. Vol.9 No.2 2007. Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Bengkulu
Suparyono, dkk., 1997. Budidaya Padi. Penebar Swadaya. Jakarta Suparyono dan Agus Setyono. 1993. Padi. Penebar Swadaya. Jakarta Syafrullah. 2009. Laporan Hasil Penelitian Respon Pertumbuhan dan Produksi
Tanaman Padi Organik Terhadap Pemberian Pupuk Organik Modifikasi pada Lahan Sawah Pasang Surut di Desa Telang Sari Kawasan KTM Telang Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan Universitas Muhammadiyah Palembang
Thamrin. 2000. Perbaikan beberapa sifat fisik dan Typic Kanhapludults dengan
pemberian bahan organik pada tanaman padi sawah. Skripsi. Faperta, Universitas Padjajaran, Bandung. (Tidak dipublikasikan)
Uphoff, N., S. Rafalaby, J. R. Drasana. 2002. What is the System of Rice