PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP RESPON KEMOTERAPI SECARA KLINIS PADA WANITA DENGAN LOCALLY ADVANCED BREAST CANCER Oleh : Ricky Wibowo, dr Pembimbing : Hantoro Ishardyanto, dr, Sp.B(K)Onk Dr. Margarita M Maramis,dr,Sp.KJ(K) PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I LAB/SMF ILMU BEDAH FK UNAIR-RSU DR.SOETOMO SURABAYA Karya Akhir ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
132
Embed
PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP RESPON …repository.unair.ac.id/56988/13/PPDS. IB. 02-16 Wib p-min.pdf · Residen Bedah Umum, peneliti utama RSUD Dr. Soetomo Surabaya. 2. Staf Pengajar,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP RESPON KEMOTERAPI
SECARA KLINIS PADA WANITA DENGAN LOCALLY
ADVANCED BREAST CANCER
Oleh :
Ricky Wibowo, dr
Pembimbing :
Hantoro Ishardyanto, dr, Sp.B(K)Onk
Dr. Margarita M Maramis,dr,Sp.KJ(K)
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I
LAB/SMF ILMU BEDAH FK UNAIR-RSU DR.SOETOMO
SURABAYA
Karya Akhir
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
v
PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP RESPON KEMOTERAPI SECARA KLINIS PADA
WANITA DENGAN LOCALLY ADVANCED BREAST CANCER
Ricky Wibowo1, Hantoro Ishardyanto2, Margarita M Maramis3
DEPARTEMEN ILMU BEDAH DIVISI BEDAH ONKOLOGI RSUD. Dr. SOETOMO SURABAYA,
INDONESIA
Abstrak
Kanker Payudara insidennya semakin meningkat setiap tahunnya dengan proporsi stadium III mencapai 47%. Kemoterapi neo-adjuvan diperlukan dalam penanganannya tetapi angka keberhasilannya terbilang rendah. Respon klinis kemoterapi 52% nya adalah stable disease. Progresifitas tumor dan resistensi kemoterapi bergantung kepada stadium, variabel internal, jenis kemoterapi yang dipakai dan kondisi psikologis penderita. Hingga saat ini belum ada gambaran kondisi psikologi dan penanganan secara holistik kepada pasien kanker payudara stadium III yang akan mendapatkan kemoterapi neo-adjuvan di RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh psikoterapi terhadap respon kemoterapi secara klinis pada wanita dengan locally advanced breast cancer.
Metode
Rancangan penelitian bersifat Randomized Controlled Trial (RCT) yang dilakukan di Poli Onkologi satu atap dan ruang rawat inap di RSUD Dr. Soetomo Surabaya dengan melibatkan 48 subyek yang terbagi atas 2 kelompok dengan jumlah masing-masing 24 subyek secara acak, yakni kelompok kontrol yang hanya mendapatka kemoterapi neo-adjuvan dan kelompok perlakuan, yakni selain mendapatkan kemoterapi neo-adjuvan subyek juga mendapatkan intervensi psikoterapi. Setiap subyek mendapatkan penilaian pertama dari tim bedah yakni pengukuran ukuran tumor dan dari tim psikitari berupa gambaran psikologis subyek setelah terdiagnosis kanker payudara dan memerlukan kemoterapi neo-adjuvan. Kemoterapi dilakukan selama 3 siklus dengan rentang waktu 3 minggu tiap siklusnya dan 2 minggu berikutnya akan dinilai penilaian ulang dari ukuran tumor. Psikoterapi akan diberikan selama 4 siklus dengan 3 siklus pertama mengikuti jadwal kemoterapi dan siklus terakhir dilakukan saat 2 minggu pasca kemoterapi siklus III bertepatan waktu dengan evaluasi ukuran tumor paska kemoterapi. Tidak ada subyek yang lepas pantau (dropped out) atau mundur dari penelitian ini.
Hasil
Semua subyek penelitian secara statistik dinilai dari karakteristik bedah dan psiko-sosial dinilai homogen dengan p value > 0.05. Dari 24 subyek kelompok perlakuan, 21(87.5%) subyek berespon baik terhadap kemoterapi dan yang tidak ada respon 3 (12.5%) subyek dengan respon klinis partial response sebanyak 18 (75%), complete respon 3 (12.5%), dan stable disease 3 (12.5%) subyek. Kelompok kontrol menghasilkan 16 (66.7%) subyek tak ada respon dan 8 (33.3%) subyek berespon baik terhadap kemoterapi dengan respon klinis nya 16 (75%) subyek stable disease dan 8 (33.3%) subyek lainnya merupakan partial response. Pengaruh psikoterapi dinilai berhubungan dengan nilai signifikansi α < 0.05 (α = 0.00).
Kesimpulan:
Psikoterapi berpengaruh terhadap respon kemoterapi secara klinis pada wanita dengan locally advanced breast cancer.
Kata kunci : psikoterapi, wanita, locally advanced breast cancer, respon klinis.
1. Residen Bedah Umum, peneliti utama RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
2. Staf Pengajar, Pembimbing I Departemen Ilmu Bedah divisi Bedah Onkologi RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
3. Staf Pengajar, Pembimbing II Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
Gambar 4. Skema kerangka konseptual..............................................................19
Gambar 5. Alur kerja penelitian..........................................................................28
Gambar 6. Cara mengukur diameter tumor.........................................................29
Gambar 7. Proporsi stadium kelompok kontrol..................................................35
Gambar 8. Proporsi stadium kelompok perlakuan..............................................35
Gambar 9. Regimen kemoterapi kelompok kontrol............................................35
Gambar 10. Regimen kemoterapi kelompok perlakuan......................................35
Gambar 11. Grafik progresifitas psikoterapi kelompok kontrol.........................38
Gambar 12. Grafik progresifitas psikoterapi kelompok perlakuan.....................38
Gambar 13. Pengaruh psikoterapi terhadap respon klinis...................................41
Gambar 14. Rincian respon klinis tiap kelompok...............................................41
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker payudara merupakan keganasan yang paling sering terjadi pada wanita di
seluruh dunia. Kanker tersebut menyumbang angka kematian pada wanita hingga 13.7%
di seluruh dunia terbanyak setelah kanker paru-paru(12.8%) di tahun 2008. Menurut
data tahunan dari WHOdi tahun 2012 terdapat 1,7 juta kasus baru kanker payudara di
dunia dengan 6,3 juta penderita yang masih hidup yang telah terdiagnosis kanker
payudara 5 tahun sebelumnya.Di Indonesia sendiri masih belum ada angka yang pasti
namun secara nasional diduga insidennya semakin meningkat setiap tahunnya. Insiden
kanker payudara di dunia terbanyak pada usia di 35-55 tahun dengan jumlah kasusnya
semakin meningkat hingga 20% dan insiden kematian hingga 14% sejak tahun 2008. Di
Surabaya khusus nya di RSUD Dr. Soetomo jumlah kasus di tahun 2007 mencapai 8227
kasus serta didapatkan jumlah total kasus baru mencapai 386 di tahun 2010, 491 kasus
baru di tahun 2012 dan 574 kasus di tahun 2013 yang menempati peringkat kedua
keganasan pada wanita setelah kanker leher rahim. Hal tersebut diduga berhubungan
dengan perubahan pola hidupseperti merokok,alkohol, obesitas, dan pola stres.1,3,14,22,25,26
Penderita kanker payudara yang datang ke RSUD Dr. Soetomo Surabaya
sebagian besar datang dengan stadium lanjut dengan proporsi 47% pada stadium
III(Locally Advanced Breast Cancer) atau disingkat dengan LABC. Dari suatu penelitian
deskriptif analitik selama tahun 2011, 2012, dan 2013 di POSA RSUD Dr. Soetomo,
52% pasien kanker payudara stadium III yang mendapat kemoterapi neo-adjuvan
mengalami respon kemoterapi Stable Disease sedangkan usia, indeks massa tubuh, serta
ukuran tumor sebelum kemoterapi bukan merupakan faktor-faktor prediktor keberhasilan
suatu kemoterapi walaupun di literatur yang berbeda obesitas merupakan salah satu
faktor resiko terjadinya progresifitas tumor. Stres memiliki hubungan sebab akibat baik
dari sisi medis, sosial, maupun ekonomi. Dari sisi medis, jenis dan beratnya
penyakitbeserta jenis terapi dan komplikasi yang bisa terjadi dapat menimbulkan stres
atau bahkan memperberat beban stres yang sudah ada. Setiap individu memiliki
karakteristik pribadi masing masing, begitu pula bagaimana cara dan reaksi mereka
dalam meresponstres.Mengetahui menderita kanker payudara, merupakan hal yang dapat
menimbulkangangguan jiwa dari rasa cemas hingga depresi. Para tenaga medis biasanya
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
2
hanyafokus pada penanganan penyakit primer dalam hal ini kanker payudarabeserta
seluruh komplikasinya. Gangguan jiwa seperti rasa cemas, rasa tak percaya diri, hingga
perasaan depresi jarang menjadi perhatian khusus. Berbagai alasan yang disampaikan
penderita antara lain takut operasi, kosmetik, efek samping kemoterapi dan radiasi, biaya
mahal, dan rasa takut serta kurangnya pengetahuan terhadap kanker payudara adalah
yang paling nyata. Rasa takut akan tindakan pembedahan, rasa takut akan kematian,
kekhawatiran terhadap efek samping kemoterapi, dan rasa tak percaya diri bila salah
satu/kedua payudara harus diangkat, akan menimbulkan perasaan cemas yang
berkepanjangan hingga timbul depresi.4,10,15,16,28
Salah satu penelitian di India mengungkapkan terdapat korelasi kuat diantara
respon kemoterapi neo-adjuvan dengan derajat keparahan depresi pada pasien dengan
LABC, semakin berat derajat depresinya, semakin kecil respon kemoterapi yang didapat
dan mengakibatkan siklus pemberian kemoterapi memanjang, di sisi lain pemanjangan
siklus pemberian kemoterapi akan memperberat derajat depresi itu sendiri sehingga
keduanya masih memerlukan penelitian lebih lanjut.18,19,20
Kondisi dengan gangguan kejiwaan diduga akan memperlemah efek terapi yang
diinginkan, meningkatkan kejadian komplikasi, dan memperpanjang masa terapi
kemoterapi neo-adjuvan. Psikoterapi adalah suatu perawatan terhadap mental seorang
individu dengan mempelajari mood, perasaan, pikiran, kebiasaan, hingga bagaimana
seorang individu bertahan dari kondisi dan tantangan tertentu. Bila kondisi psikis pasien
dalam kondisi baik maka faktor-faktor stres seperti cortisol dan TNF α yang memicu
progresifitas tumor akan dapat diminimalisir sehingga pemberian psikoterapi pada setiap
penderita kanker payudara yang diberikan kemoterapi neo-adjuvan diharapkan akan
memberikan respon kemoterapi secara klinis yang lebih baik dibandingkan pada yang
tidak diberikan psikoterapi. Penelitian ini bertujuan agar dalam penanganan kasus
keganasan pada umumnya dan kanker payudara pada khususnya untuk senantiasa
memperhatikan kondisi penderita secara holistik termasuk keadaanpsikis penderita.
Dengan adanya data ini diharapkan pemberian psikoterapi dapat menjadi suatu standar
terapi pada setiap penanganan penderita dengan kanker payudara.9
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
3
1.2 Rumusan Masalah
Apakah pemberian psikoterapi berpengaruh terhadap respon kemoterapi secara klinis
dibandingkan dengan yang tidak diberikan psikoterapipada wanita dengan Locally Advanced
Breast Cancerdi RSUD dr. Soetomo?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh pemberian psikoterapi terhadap respon kemoterapi secara
klinis pada wanita dengan Locally Advanced Breast Cancer di RSUD dr.
Soetomo.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Menganalisarespon kemoterapi secara klinispada wanitadengan Locally
Advanced Breast Cancer dengan pemberian psikoterapi di RSUD dr.
Soetomo.
2. Menganalisarespon kemoterapi secara klinis pada wanita dengan Locally
Advanced Breast Cancer dengan tanpa pemberian psikoterapi di RSUD dr.
Soetomo.
3. Membandingkan respon kemoterapi diantara kelompok wanita dengan
Locally Advanced Breast Cancerdengan pemberian psikoterapi dan yang
tanpa pemberian psikoterapi di RSUD dr. Soetomo.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Akademik
Membuktikan pemberian psikoterapi dapat meningkatkan keberhasilan
kemoterapi neo-adjuvan pada wanita penderita kanker payudara.
1.4.2 Manfaat Subyek Penelitian
Mendapatkan Psikoterapi disamping kemoterapi neo-adjuvan
1.4.3 Manfaat Pelayanan Kesehatan
1. Melakukan terapi pada pasien secara holistik dalam penanganan pasien kanker
payudara.
2. Mengetahui jumlah distribusi respon klinis yang mendapatkan pemberian
psikoterapi dan yang tidak mendapatkan pada wanita dengan Locally
Advanced Breast Cancer di RSUD dr. Soetomo.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
4
1.4.4 Manfaat Klinis
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan untuk dilakukannya psikoterapi
secara rutin pada setiap penderita kanker payudara di RSUD dr. Soetomo.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kanker Payudara
Kanker payudara merupakan salah satu jenis tumor ganas yang pertumbuhannya
dimulai dari salah satu sel di payudara. Tumor jenis ini paling sering terjadi pada wanita
meskipun pada skala yang kecil dapat terjadi pada pria. Kanker payudara merupakan
pembunuh nomor satu pada kasus keganasan pada wanita diikuti kanker paru-paru
padasaat ini. Tumor jenis ini berkembang secara progresif sehingga semakin dini
diketahui seorang wanita menderita kanker payudara semakin baik prognostiknya.2
2.1.1 Variabel Intrinsik pada Kanker Payudara
Variabel intrinsik pada kanker payudara sangat berperan untuk menentukan
prognosis penderita. Kanker payudara dapat menjadi sedemikian invasif dan progresif
dikarenakan proses inflamasi kronis yang terus berjalan dimana mediator radangnya
dikeluarkan oleh sel kanker itu sendiri. Regulasi anti inflamasi oleh kortisol itu sendiri
menjadi tidak poten dan proses inflamasi akan semakin menghebat dan tumor akan
menjadi semakin progresif.40
1. Stadium Kanker Payudara
Pada stadium Locally Advanced Breast Cancer dan Metastatic Breast Cancer
proses inflamasi sangat hebat sehingga progresifitas tumor seperti pertumbuhan ukuran
tumor, angiogenesis, dan metastasis akan semakin cepat.
2. Histopatologi
Jenis Histopatologi juga menentukan progresifitas tumor. Jenis Inflammatory
Breast Cancer(IBC)sesuai namanya menghasilkan mediator radang yang paling tinggi.
Infiltrating Ductal Carcinoma(IDC) dan Invasive Lobular Carcinoma(ILC) juga
mengeluarkan sitokin dalam konsentrasi yang tinggi pula. Pada Ductal Carcinoma
Insitu(DCIS) mediator radang juga akan dihasilkan meskipun pada konsentrasi yang
paling kecil.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
6
3. Reseptor Hormonal
Tumor dengan ekspresi Estrogen receptor (ER) /Progesteron Receptor (PR) dan
HER-2neu kuat serta Ki-67 lemah (Luminal A) mengeluarkan sitokin yang lebih
sedikit daripada tumor dengan ER/PR kuat, HER-2neu kuat serta Ki-67 kuat (luminal
B). Tumor dengan triple negatif mediator sitokin akan diproduksi paling banyak
sehingga memiliki prognostik terburuk baik dari sisi jenis pemilihan kemoterapinya
ataupun progresifitas tumornya. ER positif saja sudah cukup mengeluarkan sitokin
untuk memacu progresifitas tumor tersebut.
4. Kondisi Umum
Pasien dengan kondisi umum yang buruk memacu sel kanker akan memproduksi
sitokin lebih masif, daya imun yang semakin menurun, nafsu makan yang buruk
sehingga pada stadium awal pun akan berkembang menjadi stadium lanjut dalam waktu
yang cepat.
5. Overweight atau Obesitas
Jaringan adiposus atau lemak akan berinteraksi dengan makrofag untuk
memproduksi adipokinesdan sitokin lain yang akan memicu progresifitas tumor.
6. Menopause dan pre menopause
Pada masa menopause atau pre menopause produksi sitokin akan berjalan kronis
yang dihasilkan oleh sel-sel kanker.
Permasalahan yang mendasar pada hal ini adalah jarang ada penderita memiliki
satu variabel saja. Hampir semua memiliki multi variabel intrinsik pada dirinya
sehingga sulit dibedakan variabel mana yang paling berperan dalam satu penderita
tersebut. Pada penderita dengan stadium lanjut baik Locally Advanced Breast Cancer
ataupun Metastatic Breast Cancer memiliki hampir semua variabel yang telah
dijelaskan di atas.40,43
2.1.2Locally Advanced Breast Cancer
Locally Advanced Breast Cancer (LABC) merupakan kanker payudara yang telah
menginfiltrasi jaringan sekitar tumor seperti kulit dan otot pektoralis serta melibatkan
penyebaran tumor pada kelenjar getah bening (KGB) lokal di sekitar seperti KGB di
aksila, mammaria interna, serta supra dan infra klavikula ipsilateral. Pasien kanker
payudara jenis ini ada pada stadium IIIA, IIIB, dan IIIC termasuk jenis Inflammatory
Breast Cancer (IBC) yang memiliki prognosis buruk, serta IIB dengan pertimbangan
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
7
bila rasio ukuran tumor dibanding payudaranya sendiri dinilai terlalu besar. Di negara
berkembang seperti Indonesia + 50% pasien datang sudah dalam bentuk LABC.44
2.1.3 Diagnosis LABC
Diagnosis LABCditegakkan berdasar pada pemeriksaan klinis (anamnesis dan
pemeriksaan fisik), pemeriksaan radiologis(USG, Mammografi), dan pemeriksaan
histopatologis( FNAB, biopsi insisi) beserta pemeriksaan imunohistokimia nya untuk
mengetahui variabel intrinsik lain yang menentukan jenis pengobatan kemoterapi yang
digunakan.5
2.1.3.1 Anamnesis
Wanita dengan benjolan di payudara dengan diameter > 5cm atau kurang
dengan ulkus atau adanya benjolan lain semisal diaksila atau supra/infra
klavikula atau dalam kondisi inflamasi hebat harus dipertimbangkan sebagai
LABC. Variabel intrinsik lain harus juga digali untuk kepentingan diagnosis
sekaligus prognostik dikarenakan variabel tersebut juga memiliki andil untuk
memicu progresifitas tumor selain LABC itu sendiri.5
2.1.3.2 Pemeriksaan Fisik
Benjolan pada payudara harus dinilai terperinci pada tahap pemeriksaan
fisik termasuk lokasi tumor, bentuk, batas jelas atau tidak, konsistensi tumor,
berulkus atau tidak, dan ukuran tumor secara obyektif. Bila ukuran tumor
bervariasi atau jumlah tumor lebih dari satu maka pengukuran diameter tumor
didasarkan pada ukuran diameter terbesar. Area sekitar tumor juga harus dinilai
seperti iritasi kulit, skin dimpling, nyeri pada puting, nipple discharge, ulkus di
tempat lain hingga ada tidaknya satelit nodul.5
Setelah tumor harus diperhatikan juga pemeriksaan kelenjar limfe regional
untuk menilai staging pada kanker payudara seperti KGB di aksila ipsilateral,
KGB mammaria interna, KGB supra dan infra klavikula ipsilateral merupakan
tanda dari LABC. Auskultasi untuk menilai kondisi paru juga rutin dilakukan
untuk keperluan staging meskipun setiap pemeriksaan fisik mengacu
padaanamnesis sebelumnya.5
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
8
2.1.3.3 Pemeriksaan Penunjang
2.1.3.3.1 Pemeriksaan radiologis
Pasien dengan LABC perlu diperiksa dengan mammografi
atau ultrasonografi (USG). Perbedaan modalitas sarana diagnostik
didasarkan pada perbandingan komposisi jaringan ikat dan lemak
dimana pada wanita usia muda (bawah 35 tahun) jaringan lemak
masih dominan sehingga tampak pada. Pada organ padat pilihan jatuh
pada pemeriksaan USG, sebaliknya pada wanita usia diatas 35 tahun.
Pada mammografi tumor yang terlihat akan dinilai pada suatu nilai
baku yang dinamakan BIRADS C-1 hingga C-6. Pada LABC hasil
yang tampak biasanya pada C4 hingga C6.5
2.1.3.3.2 Pemeriksaanhistopatologis
Pemeriksaan histopatologis meliputi aspirasi jarum halus
yang disebut FNAB atau biopsi insisi ataupun eksisi. Hasil yang
didapat dapat menentukan tindakan apa yang harus dilakukan seperti
intervensi bedah dengan radikal mastektomi, kemoterapi untuk
downstaging tumor yang dinamakan kemoterapi neo-adjuvan, serta
kemoterapi paliatif bila telah ada metastasis jauh. Pada LABC
diutamakan untuk dilakukan biopsi insisi atau core biopsy untuk
mendapatkan profil jaringan dengan lengkap sehingga dapat diperiksa
IHC nya untuk menentukan jenis terapi sistemik apa saja yang
diperlukan. Jenis histopatologis pada kanker payudara bisa berupa5 :
1. Ductal Carcinoma in situ (DCIS)
DCIS berarti sel-sel kanker terbatas tumbuh di duktus tanpa
menginvasi/infiltrsi dinding duktus ke jaringan payudara.
2. Infiltrating Ductal Carcinoma (IDC)
Jenis kanker payudara terbanyak. Sel –sel ini
menginfiltrasi/menginvasi dinding duktus jaringan payudara
sehingga jenis ini dapat menginfiltrasi KGB regional hingga
metastasis jauh.
3. Invasive Lobular Carcinoma (ILC)
Kanker jenis ini berasal dari lobulus yang dapat tumbuh
progresif menembus dinding lobulus atau metastasis jauh.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
9
4. Inflammatory breast cancer (IBC)
2.1.4 Staging
Setelah diagnosis kanker payudara ditegakkan, staging untuk kanker ini
juga harus ditegakkan baik staging secara klinis ataupun secara histo-patologis.
Staging kanker paling sering berdasar pada ukuran tumor, ada tidaknya
pembesaran kelenjar limfe (KGB), dan ada tidaknya metastasis jauh yang lebih
sering dikenal sebagai klasifikasi TNM. Pada LABC dalam penelitian ini stadium
yang digunakan yakni stadium IIIA, IIIB, dan IIIC.7
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
10
Gambar 1.Staging karsinoma Payudara
Diambil dari : Azim A, Ajarim D, Malik OA, et al, Guidelines for Management of Breast Cancer, WHO Regioanl Office for the Eastern Mediterranean, 31th edition, 2006, p:13-15.
2.1.5 Terapi LABC
Terapi utama kanker payudara adalah pembedahan dan terapi
tambahannya (adjuvan) bisa dalam bentuk kemoterapi, radioterapi, atau hormonal
terapi terutama pada kasus dimana tumor mengandung reseptor estrogen atau
progesteron (ER dan PR). Pembedahan bisa dilakukan dalam bentuk radikal
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
11
mastektomi, radikal mastektomi yang dimodifikasi( preservasi otot pektoralis
mayor dan minor), atau pembedahan dengan preservasi bentuk payudara
dinamakan Breast Conserving Therapy(BCT).3,5,6
Pada kanker payudara dengan grade IIIA,IIIB atau IIIC dimana ukuran
tumor terlalu besar, nodul aksila terkonsolidasi, nodul supraclavicula muncul,
atau kondisi dimana dikhawatirkan hasil operasi kurang radikal dan menyisakan
sisa-sisa sel tumor selama operasi maka kemoterapi neo-adjuvan menjadi pilihan
agar pembedahan menjadi minimal invasif dengan hasil yang lebih baik dengan
mengurangi angka residif serta hasil rekontruksi yang baik. Pada kasus sudah
terjadi metastase jauh terapi yang diberikan hanya bersifat meningkatkan kualitas
hidup penderita.8
Baik kemoterapi adjuvan atau neo-adjuvan jenis preparat yang
digunakan adalah jenis cyclophosphamide, adriamycin atau epirubicin, dan 5-
Fluorourasil disingkat CAF/CEF atau preparat lain seperti cisplatin dan paclitaxel
yang telah ada pada SOP. Preparasi kemoterapi neo-adjuvan yang digunakan
biasanya sama dengan preparat yang digunakan pada kemoterapi adjuvan. Jumlah
serial yang diberikan adalah 3 siklus diberikan pre operatif dengan rentang waktu
3 minggu per siklus dan 3 siklus lainnya diberikan pasca operatif(kemoterapi
adjuvan). Kemoterapi adjuvan diberikan 6 -8 siklus bila tak ada kemoterapi neo-
adjuvan sebelumnya. Radioterapi biasanya diberikan paska dilakukan BCT, dan
hormonal terapi diberikan bila siklus kemoterapi adjuvan selesai dilakukan
dengan syarat ER atau PR positif.8,45
2.2 Respon KemoterapiSecara Klinis
Respon kemoterapi secara umum dapat dinilai secara klinis yakni dari
keluhan pasien serta penilaian obyektif dengan pengukuran ukuran tumor dan
dinilai dengan alat imaging yakniMagnetic Resonance Imaging (MRI). Dalam
penelitian ini digunakan pengukuran ukuran tumor secara klinis dengan
pertimbangan lebih praktis karena bisa dilakukan di fasilitas kesehatan manapun
tanpa alat yang rumit serta tidak memerlukan biaya besar.
Terdapat dua klasifikasi terhadap respon kemoterapi yang digunakan
paska kemoterapi neo-adjuvan untuk menilai keberhasilan usaha downsizing
tumor secara klinis. Klasifikasi yang pertama adalah klasifikasi dari WHO dan
klasifikasi kedua olehResponse Evaluation Criteria In Solid Tumors (RECIST).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
12
Suatu Studi melakukan komparasi mana yang lebih akurat di antara 2 kriteria
tersebut dengan statistik Kappa dan hasilnya adalah keduanya tidak ada
perbedaan berarti.6,23
Klasifikasi yang akan digunakan pada penelitian ini adalah RECIST
guideline karena paling mudah digunakan karena hanya uni-dimesional dalam
pengukuran tumor dan dapat menjadi panduan untuk safety margin pada daerah
operasi yang akan dilakukan pada tahap terapi selanjutnya. Terdapat 4 penilaian
utama pada sistem ini yakni:6
1. Complete Response (CR)
Menghilangnya seluruh lesi yang ada. Kondisi seperti ini setidaknya
dipertahankan selama 4 minggu,
2. Partial Response(PR)
Setidaknya ukuran tumor berkurang minimal 30% diukur dari diameter
awal tumor dan tidak muncul tumor/lesi baru.
3. Progressive Disease (PD)
Setidaknya ukuran tumor bertambah minimal 20% diukur dari
diameter awal tumor atau timbulnya tumor/lesi baru.
4. Stable Disease
Ukuran tumor tidak berkurang sesuai kualifikasi PR atau tidak
bertambah sesuai kualifikasi PD
2.3 Peran Inflamasi Kronis dan Pelepasan Sitokin
Telah banyak diketahui inflamasi kronis dan pelepasan sitokin memiliki
andil besar terhadap progresifitas tumor yakni pertumbuhan tumor (tumor growth),
angiogenesis, dan metastasis. Selain itu beberapa sitokin seperti TNF-α dan TGF-β
berperan besar untuk membuat sel kanker resisten terhadap kemoterapi. Pada pasien
kanker payudara proses inflamasi akan selalu terjadi karena proses ini berasal dari
sel kanker itu sendiri yang akan melepaskan sitokin serta menginduksi sel makrofag
dan limfosit disekitarnya untuk melepas sitokinnya pula. Pasien dengan Locally
Advanced Breast Cancer dan Metastatic Breast Cancer sel-sel kanker akan selalu
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
13
melepas dan menginduksi pelepasan sitokin dalam konsentrasi yang tinggi
meskipunpada stadium II proses inflamasi sudah mulai terjadi. Kanker payudara
jenis histopatologi IBC akan selalu mengeluarkan sitokin dalam konsentrasi yang
sangat tinggi hingga memiliki prognosis yang sangat buruk walaupun pelepasan
sitokin yang cukup tinggi sudah terjadi pada IDC dan ILC bahkan DCIS sekalipun
walau dengan skala konsentrasi yang paling kecil. Pasien yang memiliki konsentrasi
reseptor estrogen tinggi terjadi pelepasan sitokin yang lebih kecil daripada yang
tidak memiliki. Kadar HER-2neu yang tinggi pun juga melepas mediator radang ini
dengan konsentrasi yang lebih sedikit dibanding tanpa memiliki HER-2neu. Kondisi
umum yang buruk, overweight dan obesitas (BMI >25), serta kondisi kanker dengan
menopause atau premenopause memiliki kemungkinan tinggi untuk terjadi proses
inflamasi dan pelepasan sitokin.37,40,42,43
Pada kanker payudara pelepasan sitokin bermula dari sel kanker itu
sendiri kemudian memacu makrofag dan menginduksi limfosit untuk melepas
masing-masing sitokinnya. Setiap sitokin yang dihasilkan masing-masing memiliki
andil dengan caranya yang unik untuk menimbulkan progresifitas tumor, resisten
terhadap kemoterapi, dan menurunkan aktifitas sel Natural Killer (NK Cell). Banyak
mediator radang atau sitokin yang berperan dalam hal tersebut tetapi yang menjadi
perhatian utama di banyak literatur di dunia yakni Tumor Necrotic Factor (TNF-α),
Transforming Growth Factor (TGF-β), Nuclear Factor Kappa B (NF-κB),
Interleukin-2(IL-2), Interleukin-10 (IL-10), dan interferon γ. TNF-α menggenerasi
Reactive Oxygen Species (ROS) dan Reactive Nitrogen Species (RNS) sehingga
menginduksi kerusakan DNA lebih dalam sehingga memacu proliferasi, invasi, dan
meningkatkan resistensi kemoterapi dengan aktifasi sel MCF-7. TNF-α juga
memiliki andil tingginya kadar kortisol darah dengan mekanisme regulasi feed back
positif atau negatif pada Hipothalamico-Pitutiary-Adrenal Axis (HPA-Axis). TGF-β
memiliki peran yang unik, pada kanker payudara tahap awal sitokin ini memiliki
fungsi anti proliferasi dan memacu proses apoptosis. Pasien dengan triple negatif
imunohistokimia resisten terhadap fungsi TGF-β tersebut. Pada kanker payudara
stadium lanjut TGF-β memacu proliferasi, proses invasi, serta menurunkan aktifitas
NK-cell. Sitokin lain yang memiliki peran untuk memacu proses proliferasi yakni
IL-1, IL-2, IL-6, IL-8, dan IL-10. Interferon γ berperan untuk imuno-modulasi
(gambar 2).37,40,41,42,43
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
14
Gambar 2.Peran sitokin terhadap progresifitas kanker payudara
Diambil dari :Velazquez ME, Saloma PO, Arreola MIP, et al. The Role of Cytokines in Breast Cancer Development and Progression. Journal of Interferon & Cytokine Research. 2015 Vol:35 num 1
2.4 Peran Kemoterapi dalam Pelepasan Sitokin
Kemoterapi merupakan salah satu modalitas terapi sistemik pada kanker
payudara untuk menurunkan aktifitas proliferasi dan proses angiogenesis serta
angioinvasi. Dalam proses nya tersebut kemoterapi menimbulkan proses inflamasi
itu sendiri dengan pelepasan sitokin dari sel kanker. Proses pelepasan mediator
radang juga bergantung jenis kemoterapi yang diberikan. Preparat yang sering
diberikan yakni cisplatin, paclitaxel, 5-fluorouracil, dan doxorubicin.Cisplatin
mengaktifasi pelepasan NF-κB, TNF-α, IL-1, IL-6 yang memacu proliferasi sel dan
angiogenesis. Paclitaxel mengaktifasi pelepasan TNF-α, IL-6, IL-8, yang memacu
proliferasi sel, anti-apoptosis, dan angiogenesis. 5-Fluorouracil mengaktifasi
pelepasan NF-KB yang merangsang terjadinya inflamasi dan angiogenesis pada sel
dan pelepasan sitokin IL-6 dan TNF-α. Doxorubicin merangsang jalur EMT
(Epithelial Mesenchymal Transition) untuk pelepasan sitokin TNF-α, IL-8, IL-6
yang memacu terjadinya proliferasi sel, angiogenesis, dan proses metastasis.34,35,36,37
2.5 Stres dan Regulasi Kortisol
Setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda-beda dalam
manajemen stres dari dirinya. Beberapa faktor seperti usia, pendidikan terakhir,
status sosial seperti pernikahan, pekerjaan, status ekonomi, dan ko-morbid psikiatri
seperti cemas dan depresi ikut memiliki andil seseorang dalam menghadapi stres
dalam hidupnya walaupun faktor-faktor tersebut selalu muncul dalam bentuk
kombinasi. Diagnosis menderita kanker payudara setidaknya akan selalu memicu
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
15
keluarnya mediator radang dengan jalur fisiologis dan berbeda dari yang dijelaskan
sebelumnya. Saat terekspos stres, jalur HPA-axis beserta jalur simpatik-parasimpatik
akan segera aktif. Sel makrofag pada endotel pembuluh darah memacu produksi
limfosit B dan T dan ketiga sel tersebut masing-masing akanmengeluarkan mediator
radang nya seperti TNF-α, NF-KB, IL-1, IL-2, IL-4, IL-6, IL-8, IL-10, dan
interferon gamma. Pada kondisi inflamasi akut HPA-axis dan Jalur simpatik-
parasimpatik akan memproduksi hormon kortisol sebagai antidote terhadap
mediator-mediator tersebut. TNF-α merupakan marker utama bila proses radang
mereda atau selesai sehingga terjadi negative feed back pada produksi kortisol. Pada
inflamasi kronis kortisol akan bersifat reluctant atau efek anti inflamasinya menurun
bahkan tidak poten lagi. Efek reluctant ini menyebabkan down regulasi dari cortisol
terganggu karena produksi mediator radang terus menerus (termasuk TNF-α)
memicu HPA-axis tetap memproduksi cortisol dalam jumlah lebih besar sehingga
pada inflamasi kronis kadar kortisol yang tinggi dibarengi juga dengan kadar sitokin
TNF-α yang tinggi pula. Inflamasi kronis menyebabkan efek carcinogenesis dan
memicu progresifitas tumor (gambar 3).38,39
Gambar 3.Regulasi Cortisol dan sitokin melalui jalur HPA-axis, Simpatik-parasimpatik.
Diambil dari :Miller AH, Maletic V, Raison CL. Inflammation And Its Discontents: The Role of Cytokines in The Patophysiology of Major Depression. NIH Public Access. 2009 May 1st; 65(9): 732-741
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
16
2.6 Psikoterapi
Banyak studi menyimpulkan stres dapat meningkatkan hormon stres
seperti kortisol, TNF α, dan menurunkan fungsi imun tubuh. Pada kondisi ini tumor
akan berkembang progresif sehingga jelas sekali penderita kanker memerlukan
manajemen stres yang baik. Beberapa studi lain menyatakan dengan pemberian
psikoterapi sehingga manajemen stres pasien menjadi baik terbukti dengan
menurunnya kadar kortisol, sistem imun membaik, dan angka overall survival(OS)
meningkat. Beberapa studi juga membuktikan pemberian psikoterapi dapat
menurunkan efek samping kemoterapi dan gejala yang berkaitan dengan kanker
seperti rasa mual, muntah, dan nafsu makan yang menurun. Psikoterapi juga ikut
andil menurunkan kadar kortisol dan TNF-α dalam darah pada sekelompok
penderita kanker payudara.31,32,33
Psikoterapi adalah suatu perawatan terhadap mental seorang individu
dengan mempelajari mood, perasaan, pikiran, kebiasaan, hingga bagaimana seorang
individu bertahan dari kondisi dan tantangan tertentu. Psikoterapi bertujuan untuk
menambah rasa dan keyakinan seseorang untuk dapat bertahan hidup dari tekanan di
sekitarnya.Jerome Frank seorang psikiater menggambarkan psikoterapi sebagai
suatu alat untuk melepas beban atau ketidakmampuan seorang individu dengan suatu
pendekatan khusus dimana diperlukan suatu keahlian dan pengalaman yang cukup
dalam pelaksanaanya.12
Bentuk terbanyak psikoterapi adalah dalam bentuk pembicaraan.
Beberapa menggunakan tulisan tangan, bentuk drama teaterikal, cerita narasi, hingga
musik. Psikoterapi merupakan salah satu teknik untuk menambah kesiagaan,
menambah kapasitas observasi mandiri, mengubah pola hidup dan sudut pandang
terhadap stres, mengembangkan perasaan mawas diri dan menumbuhkan perasaan
empati. Hasil yang diinginkan adalah membuka wawasan dengan tidak terpacu pada
satu pilihan dan pikiran, mempertahankan perasaan agar senantiasa nyaman pada
suatu titik tertentu, dan berpikiran terbuka untuk merespon perasaan tak nyaman
dengan suatu pikiran positif tertentu.13
Psikoterapi melihat penderita dari aspek kognitif dan behaviour, melihat
permasalahan yang ada dari 2 aspek tersebut dan berusaha memperbaikinya
sehingga penderita dapat lebih cepat lepas dari masa denial dan lebih cepat menuju
masa acceptance. Bila aspek kognitif pasien diatasi maka pemikiran akan lebih
terbuka, jernih, dan berpikir lebih realistis. Dari sisi behaviour penderita akan lebih
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
17
bisa mengenali dirinya dan membuat rencana apa saja yang akan dilakukan untuk
mengatasi permasalahannya saat ini dan mengevaluasinya.32
Psikoterapi meningkatkan efektifitas pengobatan dengan memberikan
hasil yang lebih baik dibanding tanpa pemberian psikoterapi termasuk mengurangi
insidensi atau derajat keparahan akibat efek samping obat yang diberikan.
Psikoterapi dapat diberikan perseorangan, berpasangan, hingga dalam suatu
keolompok. Dapat dilakukan dengan tatap muka, pertelepon, atau menggunakan
koneksi internet.13
Psikiater menggunakan berbagai teknik psikoterapi untuk mempengaruhi
atau membujuk agar pasien dapat beradaptasi dengan perubahan kondisi yang
dialaminya sekarang. Beberapa dapat beradaptasi dalam waktu singkat, sebagian
memerlukan waktu yang lebih lama. 12,13
Gangguan jiwa yang muncul pada pasien kanker payudara dapat dalam
bentuk perasaan cemas, depresi dan gangguan jiwa lainnya dengan secara
keseluruhan berprevalensi 33% timbul pada diagnosis awal, 15% pada satu tahun
paska diagnosis awal, dan 45% bila terjadi rekurensi. Persentase penderita kanker
payudara dengan gangguan rasa cemas berkisar 12% hingga 47%, dan perasaan
depresi berkisar 3% hingga 34%. Kombinasi antara keduanya berkisar 11% hingga
16%.4,9
Usia, pendidikan terakhir, status pernikahan, pekerjaan, status ekonomi,
depresi dan cemas sebelumnya merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam
sistem psycho-imuno-humoral yang akan memberikan kontribusi suatu tumor
menjadi progresif atau tidak dalam waktu yang singkat.38
Pada penderita kanker payudara rata-rata mengalami paparan stres pada
saat setelah didiagnosis dan bisa menghebat dalam 3 bulan kedepannya sesaat
sebelum operasi, paska operasi, serta pada saat mendapat kemoterapi kemudian
menurun dalam 3 bulan berikutnya meskipun beberapa pasien hal ini tetap berlanjut
hingga beberapa bulan atau tahun berikutnya. Setiap individu memiliki ketahanan
yang berbeda-beda dalam merespon stres. Terdapat 2 kelompok besar dalam respon
terhadap stres yakni kelompok optimis dan kelompok pesimis. Kelompok optimis
akan menerima apa adanya kondisi saat ini, siap menerima kondisi terburuk apapun,
yakin dirinya akan sembuh, dan selalu dalam kondisi gembira. Kelompok pesimis
akan selalu berpikir buruk pada sesuatu yang belum tentu terjadi, selalu bersedih
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
18
hati, selalu menolak kenyataan yang telah terjadi, dan selalu berpikir akan datangnya
harapan positif. Permasalahan yang terjadi saat ini sedikit sekali ahli bedah atau ahli
bedah onkologi yang mengenali gangguan cemas atau depresi pada pasiennya
sehingga sedikit sekali pasien yang terpapar dengan psikiater. Akibat yang muncul
berikutnya adalah sedikit sekali pengalaman dari psikiater itu sendiri untuk
menangani psikoterapi pada kasus onkologi dalam hal ini kanker payudara dalam hal
ini disebut bidang psiko-onkologi sehingga sering penanganannya tidak adekuat.
Faktor pasien seperti usia,pendidikan terakhir, penyakit penyerta, faktor psikososial
seperti lingkungan keluarga, tetangga, dan kerja, serta gangguan neurotik yang ada
sebelumnya juga berpengaruh terhadap ketahanan stres. Teknik psikiatri dalam
psikoterapi yang bervariatif baik antar psikiater maupun antar senter kesehatan juga
menyebabkan hasil psikoterapi juga cukup bervariasi sehingga sampai saat ini belum
ada konsensus bersama tentang terapi empirik psikoterapi.18,19
Meskipun terdapat berbagai macam teknik psikoterapi, sangat
direkomendasikan teknik psikoterapi yang mencakup relaksasi diri, guided-imagery,
pemberian informasi dan edukasi tentang penyakitnya, sesi ekspresi emosi, memicu
hubungan sosial dengan sesama penderita, terapi melatih kognitif dan perilaku
pasien agar sanggup menghadapi kemungkinan terburuk yang dapat terjadi(nyeri,
mual,muntah, gangguan emosi, perubahan kualitas hidup, dan progresitas tumor),
serta pendekatan spiritual.David Spiegelmenyatakan dalam 8 dari 15 studi yang telah
dilakukannya mendukung tentang kuatnya pengaruh psikoterapi terhadap tingginya
angka survival pada penderita kanker payudara yang telah bermetastase (metastatic
breast cancer).18,19,21
Hingga saat ini penelitian yang membuktikan pengaruh pemberian
psikoterapi terhadap progresifitas tumor masih sangat terbatas dan penelitian
pengaruh psikoterapi terhadap efektifitas kemoterapi (selain efek samping yang
ditimbulkan) juga masih belum ada walapun salah satu penelitian di India
mengungkapkan terdapat korelasi kuat diantara respon kemoterapi neo-adjuvan
dengan derajat keparahan depresi pada pasien dengan LABC, semakin berat derajat
depresinya, semakin kecil respon kemoterapi yang didapat dan mengakibatkan siklus
pemberian kemoterapi memanjang, di sisi lain pemanjangan siklus pemberian
kemoterapi akan memperberat derajat depresi itu sendiri. sehingga keduanya masih
memerlukan penelitian lebih lanjut.18,19,20
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
19
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL
: Variabel yang diteliti
: Variabel Yang tidak diteliti
: Proses yang diteliti
: Proses yang tidak diteliti
: Menghambat
Gambar 4.Skema Kerangka Konseptual Penelitian.
Setiap penderita kanker dengan LABC, metastatic breast cancer, dan variabel-
variabel intrinsik yang ada akan menyebabkan ekspresi sitokin dari sel kanker itu sendiri di
micro-environment. Begitu pula pemberian kemoterapi dari sisi lain akan merangsang
Penderita Kanker Payudara
1. Usia
2. Pendidikan
3. Status Pernikahan
4. Pekerjaan
5. Status Ekonomi
6. Depresi & Cemas
1. Locally Advanced Breast
Ca 2. Metastatic Breast Cancer
3. Histopatologi (IDC,ILC,IBC)
4. Reseptor hormonal
5. Karnoffsky Score <70%
6. Overweight,obesitas (BMI >25)
7. Menopause,pre menopause
Kemoterapi
1. Cisplatin
2. Paclitaxel
3. 5-fluorouracil
4. Doxorubicin
Ekspresi sel kanker
Stress
Psikoterapi
1. Locally Advanced Breast Cancer
IL-1,IL-2,IL-4,IL-6,IL-8,IL-10,
interferon γ , TNF-α, NF-KB, TGF-β
Progresifitas tumor:
1. Pertumbuhan tumor
2. Angiogenesis 3. Metastasis
Resistensi Kemoterapi
Aktifitas sel NK
1. Pertumbuhan tumor (respon klinis)
Limfosit
Makrofag
HPA-Axis
Cortisol reluctant
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
20
pengeluaran sitokin dalam jumlah besar dimana semua proses ini akan menunjang terjadinya
inflamasi kronis hingga progresifitas tumor. Stres yang didapat beserta variabel sosialnya
akan merangsang makrofag untuk mengaktifasi Limfosit B dan T untuk memproduksi
sitokin. Sitokin yang diproduksi akan memberikan umpan balik positif HPA-axis untuk
memproduksi kortisol. Dalam kondisi inflamasi kronis, kortisol tidak poten lagi menjalankan
fungsinya sebagai antiinflamasi, sehingga proses inflamasi dan umpan balik positif ke HPA-
axis akan terus berlanjut.
3.1 Hipotesis Penelitian
Terdapat pengaruh psikoterapi terhadap respon kemoterapi secara klinispada wanita dengan Locally Advanced Breast Cancer.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
21
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis dan rancangan penelitian ini merupakan Randomized Clinical Trial (RCT)
dengan pemberian suatu edukasi / psikoterapi.
4.2 Populasi, Sampel, Besar Sampel, Teknik Pengambilan Sampel, Kriteria Inklusi dan
Eksklusi
4.2.1 Populasi
Populasi penelitian adalah semua wanita dengan Locally Advanced
Breast Cancer di RSUD dr. Soetomo Surabaya.
4.2.2 Sampel
Sampel penelitian adalah semua wanita usia 30 hingga 60 tahun dengan
Locally Advanced Breast Canceryang mendapatkan kemoterapi neo-adjuvan di
RSUD dr. Soetomo Surabaya.
4.2.2.1 Perkiraan Jumlah Sampel
Karena penelitian bersifat prospektif eksperimental dan penelitian ini belum
pernah dilakukan dimanapun jadi penentuan Standar Deviasi dan populasi awal
belum bisa ditentukan maka digunakan formula dari Federer.
Penelitian ini menggunakan dua kelompok yakni kelompok dengan perlakuan
pemberian psikoterapi yang lain kelompok tanpa pemberian psikoterapi
sehingga terdapat 2 perlakuan (k) maka n sampel adalah
(n-1) (2-1) >15
(1n-1) > 15
N > 16 + 10% = 18
Jadi N >18
(n-1) (k-1) > 15
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
22
Dengan asumsi N berlaku untuk satu perlakuan (kelompok) dan peneliti ingin
menambah jumlah sampel 10% untuk mengantisipasi kejadian dropped out
yang tak lebih dari 10% sehingga jumlah sampel untuk penelitian ini adalah
minimal 18 untuk masing-masing sampel24.
4.2.2.2 Kriteria Inklusi
1. Tidak buta aksara dan dapat menulis.
2. Bersedia ikut dalam penelitian ini.
3. Kemoterapi yang didapat merupakan kemoterapi pertama kali.
4.2.2.3 Kriterian Eksklusi
1. Pasien dengan kondisi umum yang lemah digambarkan dalam status
performa dengan skala pengukuran nilai dari Karnoffsky< 70%.
2. Pasien dengan gangguan psikotik.
3. Pasien dengan kanker payudara residif.
4.2.3 Cara Pengambilan Sampel
Sampel diambil secara acak berdasarkan kriteria inklusif dan eksklusif.
Sampel akan dinilai dengan melihat status rekam medik dan dikonfirmasi
dengan pemeriksaaan klinis oleh peneliti. Sampel yang telah terkumpul akan
diberi label I atau C yang telah ada secara acak pada selembar kertas yang juga
berisikan formulir data dasar pasien yakni nama, nomor rekam medik, alamat,
nomor telepon yang bisa dihubungi dan data penelitian yakni diagnosis, staging
tumor, ukuran tumor awal dan ukuran tumor akhir 2 minggu paska kemoterapi
III yang disisipkan pada rekam medik sampel. Selembar kertas tersebut dilipat
dan difiksasi dengan staples dan dimasukkan dalam selembar amplop. Sampel
akan dibagi atas dua kelompok yakni satu yang mendapat pemberian psikoterapi
dan yang lain tidak. Kelompok dengan pemberian psikoterapi dilabeli dengan
huruf I dan kelompok tanpa psikoterapi dilabeli dengan huruf C.. Setiap subyek
mendapat kemoterapi neo-adjuvan sesuai protap bedah onkologi dan terbagi
menjadi 3 siklus dengan interval antar siklus selama 3 minggu. Setiap sampel
dari 2 kelompok ini akan mendapatkan penilaian awal (initial assesment) dan
pengukuran ukuran tumor awal yang diberikan saat sebelum kemoterapi siklus
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
23
ke 1 dan penilaian akhir (final assesment) berserta pengukuran ukuran tumor
pada 2 minggu paska kemoterapi siklus ke 3 oleh tim bedah dibantu oleh tim
psikiatri. Psikoterapi akan diberikan oleh tim psikiatri mengikuti jadwal
kemoterapi yang diberikan dengan durasi 30 menit hingga 2 jam setiap sesinya.
Untuk menghindari kontaminasi antara kelompok I dan C, maka psikoterapi
dilakukan di ruangan yang berbeda dengan kelompok C. Lokasi penelitian
dilakukan di 2 tempat yakni Poli onkologi satu atap (POSA) dan ruangan rawat
inap Bedah RSUD Dr. Soetomo Surabaya dan penelitian dilaksanakan setiap
pukul 11 siang. Setiap subyek penelitian akan mendapat informasi lengkap
sebelum dilakukannya penelitian ini. Setiap subyek penelitian diperkenankan
memutus keikutsertaannya pada penelitian ini kapan saja dan hasil yang telah
diperoleh tidak akan dipakai sebagai sumber data di dalam penelitian ini.
4.3 Variabel Penelitian
4.3.1 Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini terdapat 2 kelompok yakni kelompok dengan
pemberian psikoterapi dan kelompok tanpa pemberian psikoterapi.
4.3.2 Variabel Tergantung
Variabel tergantung dalam penelitian ini yakni variabel respon klinis terhadap
kemoterapi neo-adjuvan .
4.3.3 Variabel Lain-lain
Variabel lain tetapi tidak diikutkan pada penelitian ini yakni :
Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No. 6-8, Telp. 5501164 SURABAYA 60286
LEMBAR PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN(Informed consent)
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :……………………………………………………………………
Umur :……………………………………………………………………
Alamat :……………………………………………………………………
Tlp / Email :……………………………………………………………………
Fakultas / Instansi :……………………………………………………………………
Sesudah mendengarkan penjelasan yang diberikan dan diberikan kesempatan untuk menanyakan yang belum dimengerti, dengan ini memberikan :
PERSETUJUAN
Mengikuti penelitian sebagai subyek penelitian dengan judul penelitian “Pengaruh Psikoterapi Terhadap Respon Kemoterapi secara Klinis pada Wanita dengan Locally Advanced Breast Cancer” dan sewaktu-waktu saya berhak mengundurkan diri.
Demikian persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
58
Surabaya, ………………………… Yang Membuat Pernyataan
(……………………………)
Saksi 1 Saksi 2
(……………………………) (………..……………………)
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
59
FORM PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS
PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO
KOMITE ETIK PENELITIAN KESEHATAN
Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No. 6-8, Telp. 5501164 SURABAYA 60286
LEMBAR PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :……………………………………………………………………
Umur :……………………………………………………………………
Alamat :……………………………………………………………………
Tlp / Email :……………………………………………………………………
Fakultas / Instansi :……………………………………………………………………
Sesudah mendengarkan penjelasan yang diberikan dan diberikan kesempatan untuk menanyakan yang belum dimengerti, dengan ini memberikan :
PERSETUJUAN
Untuk dilakukan tindakan medis berupa: PSIKOTERAPI
Dengan judul penelitian: “Pengaruh Psikoterapi Terhadap Respon Kemoterapi secara Klinis pada Wanita dengan Locally Advanced Breast Cancer”
Sewaktu-waktu saya berhak mengundurkan diri.
Demikian persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.
Surabaya, ………………………… Yang Membuat Pernyataan
(……………………………)
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
60
Saksi 1 Saksi 2
(……………………………) (………..……………………)
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
61
FORM PENGUNDURAN DIRI SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN
PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO
KOMITE ETIK PENELITIAN KESEHATAN
Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No. 6-8, Telp. 5501164 SURABAYA 60286
LEMBAR PENGUNDURAN DIRI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :……………………………………………………………………
Umur :……………………………………………………………………
Alamat :……………………………………………………………………
Tlp / Email :……………………………………………………………………
Fakultas / Instansi :……………………………………………………………………
Dengan ini menyatakan MENGUNDURKAN DIRI sebagai subjek penelitian
Dengan judul penelitian: “Pengaruh Psikoterapi Terhadap Respon Kemoterapi secara Klinis pada Wanita dengan Locally Advanced Breast Cancer”
Demikian lembar pengunduran diri ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.
Surabaya, ………………………… Yang Membuat Pernyataan
(……………………………)
Saksi 1 Saksi 2
(……………………………) (………..……………………)
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
62
Protap Psikoterapi Pasien Kanker Payudara
Margarita Maramis, Hafid Algristian
I. Edukasi Tahapan Terapi (√) Telah
Dilakukan?
1. Tim Psikiatri memastikan bahwa pasien mengerti mengenai kepentingan penelitian dan bersedia terlibat penuh dalam program pendampingan ini, dibuktikan dengan telah ditandatanganinya informed consent.
2. Tim Psikiatri memastikan bahwa pasien mengerti sedang dirujuk ke spesialis ilmu kedokteran jiwa untuk mendapatkan pendampingan psikologis berupa konsultasi dan psikoterapi (konseling kejiwaan).
3. Tim Psikiatri menjelaskan manfaat pendampingan psikologis, yakni melalui mekanisme psikoneuroimunologi, terhadap sakit kanker yang diderita pasien.
4. Tim Psikiatri memastikan bahwa pasien mengerti manfaat dari pendampingan psikologis yang dilakukan Tim Psikiatri untuk pasien, sehingga keterlibatan pasien bersifat sukarela (bukan terpaksa).
5. Tim Psikiatri menjelaskan prosedur pendampingan psikologis, yakni: a. Pendampingan psikologis yang didapatkan pasien berupa psikoterapi
dan konsultasi.
b. Pendampingan psikologis diajukan dan dilakukan pertama kali sejak awal pasien diputuskan mendapat kemoterapi.
c. Pendampingan psikologis berlangsung secara berkala, dengan jumlah/frekuensi pertemuan sesuai kesepakatan antara dokter/psikiater, dokter bedah, pasien, dan keluarganya.
d. Lamanya prosedur pendampingan psikologis ini sesuai dengan waktu yang ditentukan dokter bedah/tim peneliti, dapat disesuaikan kemudian antara dokter/psikiater, dokter bedah/tim peneliti, pasien, dan keluarganya.
6. Tim Psikiatri menjelaskan Tahapan Pendampingan Psikologis, antara lain: a. Tahap-1: Melakukan Edukasi Tahapan Terapi, Pengambilan Data
Demografis, Melakukan Asesmen Awal (sesuai instrumen yang disediakan), memberikan terapi Relaksasi Slow Breathing, baik saat di rumah sakit maupun diajarkan agar diterapkan secara mandiri oleh pasien saat di rumah.
b. Tahap-2: Melakukan Penilaian VAS dan Skala Keluhan (1-10) pre-terapi. Mengevaluasi Latihan Relaksasi Slow Breathing. Melakukan asesmen Reality Therapy (WDEP dan Five Basic Needs). Menentukan skala prioritas masalah sesuai Basic Need yang paling terganggu. Mengevaluasi Penilaian VAS dan Skala Keluhan (1-10) post-terapi.
c. Tahap-3:Melakukan Penilaian VAS dan Skala Keluhan (1-10) pre-terapi. Melakukan Terapi Spiritual tentang Harapan tertinggi dan Kepasrahan tertinggi. Mengevaluasi Penilaian VAS dan Skala Keluhan (1-10) post-terapi.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
63
d. Tahap-4:MelakukanAsesmen Akhir (sesuai instrumen yang disediakan). Meminta feedback dari pasien, apa yang dirasakan selama terapi dan apakah keinginan/kebutuhan pasien telah terpenuhi selama terapi.
II. Data Demografis
Identitas Pasien No.RM
.:
Tgl.Periks
a:
Petuga
s:
1. Nama: Jns Kel.: L/
P
Usia
:
Status
Kawin:
2. Alamat: No. Hp.:
3. Pendidikan: Pekerjaan
:
4. Penghasilan: (/bulan) Penghasilan total
keluarga:
(/bulan)
5. Jml Keluarga yg
ditanggung:
6. Kapan pertama kali merasakan keluhan?
7. Kapan pertama kali menduga dirinya sakit?
8. Kapan pertama kali memeriksakan diri ke
dokter?
9. Kapan pertama kali mengetahui diagnosis
dokter?
10 Kapan pertama kali mengetahui prognosis
sakit?
11 Bagaimana perasaan pasien saat pertama kali mengetahui diagnosis dan prognosis sakitnya?
12 Bagaimana dukungan keluarga thd pasien?
13 Komplikasi fisik yang sedang diderita...
14 Komplikasi/komorbiditas psikiatrik...
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
64
III. Asesmen Awal
VAS. Min.: Max.: Rata2: Tanggal:
Keluhan Saat
ini:
Petugas:
Skala Keluhan
(√):
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Newcastle Personality Asessor (NPA-12)
Jawablah pertanyaan di bawah ini! Apakah Anda cenderung...
STS ATS N AS SS
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Memulai pembicaraan dengan orang asing.
2. Memastikan orang lain merasa nyaman dan bahagia.
3. Membuat karya seni, menulis, atau bermusik
4. Menyiapkan segala sesuatunya dengan baik.
5. Mudah merasa sedih dan mengharu biru.
6. Merencanakan pesta atau acara-acara kebersamaan.
7. Mengejek orang lain.
8. Berpikiran filosofis dan hal-hal yang bersifat spiritual.
9. Membiarkan banyak hal jadi berantakan.
10. Merasa tertekan atau cemas.
11. Menggunakan kata-kata sulit.
12. Simpatik terhadap perasaan orang lain.
Chronic Pain Assesment Questionnaire (CPAQ-20) Ya Tidak
Apakah anda merasakan nyeri? Apakah anda menggunakan obat anti nyeri?
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
0 1 2 3 4 5 6
tidak benar
sangat jarang benar
sedikit jarang benar
kadang-kadang benar
sering benar
hampir selalu benar
selalu benar
1. Saya menjalankan kehidupan tidak peduli tingkat nyeri saya
2. Kehidupan saya berjalan baik walaupun saya merasa nyeri (kronik)
3. Boleh saja dan baik-baik saja saya mengalami nyeri
4. Saya akan mengorbankan
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
65
sesuatu/ barang berharga dalam kehidupan untuk mengontrol nyeri agar lebih baik
5. Tidak perlu saya mengontrol nyeri untuk mengatur kehidupan saya dengan baik
6. Walaupun keadaan berubah, saya hidup normal bersama nyeri (kronik) saya
7. Saya memerlukan untuk berkonsentrasi untuk keluar dari/menghilangkan nyeri saya
8. Ada banyak aktivitas yang saya lakukan bila saya merasa nyeri
9. Saya menjalani kehidupan penuh walaupun saya mengalami nyeri (kronik)
10. Mengontrol nyeri kurang penting dibandingkan tujuan lain dalam hidup saya
11. Pikiran dan perasaan saya tentang nyeri harus diubah sebelum saya dapat melakukan langkah penting dalam kehidupan saya
12. Walau sakit, saya sekarang terus menjalani kehidupan dengan arah yang telah saya tentukan
13. Menjaga tingkat nyeri saya terkendali adalah prioritas utama saat saya melakukan sesuatu
14. Sebelum saya bisa menjalankan rencana serius, saya harus mengontrol nyeri saya/ saya harus mencari pertolongan
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
66
15. Bila nyeri saya meningkat, saya masih dapat menjalankan tanggung jawab saya
16. Saya akan dapat mengontrol kehidupan saya bila sering dapat mengontrol pikiran negatif sata tentang nyeri
17. Saya menghindari dari kondisi dimana nyeri saya dapat meningkat
18. Kekhawatiran dan ketakutan saya tentang nyeri akan terjadi
19. Akan menghilangkan beban untuk menyadari bahwa saya tidak perlu melakukan perubahan nyeri saya untuk menjalani kehidupan dengan nyaman
20. Saya harus berjuang untuk melakukan segala sesuatu yang harus dilakukan saat nyeri datang
Kedamaian, Ikhlas dan Penerimaan (PEACE-12)
Jawablah pertanyaan di bawah ini, dengan menyilang angka yang sesuai dengan kondisi diri Anda.
Tidak sama sekali
Sedi-kit
Se-dang
Besar
1 2 3 4
Penerimaan penyakit secara total
1. Seberapa besar Anda dapat menerima diagnosis sakit kanker anda?
2. Seberapa besar Anda katakan mempunyai rasa kedamaian dan balans/harmoni dalam diri Anda?
3. Seberapa besar Anda merasa bahwa Anda telah berdamai dengan penyakit kanker Anda?
4. Apakah Anda merasa dicintai saat ini?
5. Seberapa besar Anda merasa perasaan ketenangan batin?
Berjuang terhadap penyakit kanker
1. Seberapa besar perubahan tampilan dan rasa di badan mengganggu
Anda?
2. Seberapa besar kekhawatiran tentang penyakit Anda ini menyulitkan dalam menjalani hidup sehari-hari?
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
67
3. Seberapa besar Anda merasa tidak adil bahwa Anda menderita
kanker?
4. Seberapa besar Anda merasa bahwa kehidupan Anda telah berakhir?
5. Seberapa besar kemarahan Anda karena penyakit kanker Anda?
6. Seberapa besar anda berpikir penyakit kanker Anda melumpuhkan/mengalahkan Anda?
7. Seberapa besar Anda merasa malu, rikuh dengan kondisi Anda
sekarang?
Setelah melengkapi Asesmen Awal, pasien diajari melakukan Relaksasi Slow Breathing, sehingga bisa menerapkan secara mandiri baik di ruang terapi (rumah sakit) maupun di rumah.
IV. Evaluasi VAS dan Skala Keluhan (dibandingkan sebelum psikoterapiTahap-1):
VAS
.
Min.: Max.: Rata2: Tanggal:
Keluhan Saat ini: Petugas:
Skala Keluhan
(√):
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tugas di Rumah untuk Pasien: (Lembar Rekap
untuk Petugas)
Melakukan Relaksasi Napas Lambat selama di rumah, dua kali sehari (pagi dan malam)
Minggu-1 VAS Min.:
Max.: Rata2: Skala keluhan (1-10):
Hari ke-/Tgl (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Total
Pagi (√)
Malam (√)
Minggu-2 VAS Min.:
Max.: Rata2: Skala keluhan (1-10):
Hari ke-/Tgl (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Total
Pagi (√)
Malam (√)
Minggu-3 VAS Max.: Rata2: Skala keluhan (1-10):
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
68
Min.:
Hari ke-/Tgl (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Total
Pagi (√)
Malam (√)
Minggu-4 VAS Min.:
Max.: Rata2: Skala keluhan (1-10):
Hari ke-/Tgl (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Total
Pagi (√)
Malam (√)
Minggu-5 VAS Min.:
Max.: Rata2: Skala keluhan (1-10):
Hari ke-/Tgl (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Total
Pagi (√)
Malam (√)
Minggu-6 VAS Min.:
Max.: Rata2: Skala keluhan (1-10):
Hari ke-/Tgl (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Total
Pagi (√)
Malam (√)
Minggu-7 VAS Min.:
Max.: Rata2: Skala keluhan (1-10):
Hari ke-/Tgl (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Total
Pagi (√)
Malam (√)
Minggu-8 VAS Min.:
Max.: Rata2: Skala keluhan (1-10):
Hari ke-/Tgl (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Total
Pagi (√)
Malam (√)
Minggu-9 VAS Min.:
Max.: Rata2: Skala keluhan (1-10):
Hari ke-/Tgl (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Total
Pagi (√)
Malam (√)
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
69
Tugas di Rumah untuk Pasien: (Lembar
untuk Pasien)
Melakukan Relaksasi Napas Lambat selama di rumah, dua kali sehari (pagi dan malam). [Tanggal
diisi Petugas]
Minggu-1 VAS Min.:
Max.: Rata2: Skala keluhan (1-10):
Hari ke-/Tgl (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Total
Pagi (√)
Malam (√)
Minggu-2 VAS Min.:
Max.: Rata2: Skala keluhan (1-10):
Hari ke-/Tgl (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Total
Pagi (√)
Malam (√)
Minggu-3 VAS Min.:
Max.: Rata2: Skala keluhan (1-10):
Hari ke-/Tgl (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Total
Pagi (√)
Malam (√)
Minggu-4 VAS Min.:
Max.: Rata2: Skala keluhan (1-10):
Hari ke-/Tgl (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Total
Pagi (√)
Malam (√)
Minggu-5 VAS Min.:
Max.: Rata2: Skala keluhan (1-10):
Hari ke-/Tgl (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Total
Pagi (√)
Malam (√)
Minggu-6 VAS Min.:
Max.: Rata2: Skala keluhan (1-10):
Hari ke-/Tgl (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Total
Pagi (√)
Malam (√)
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
70
Minggu-7 VAS Min.:
Max.: Rata2: Skala keluhan (1-10):
Hari ke-/Tgl (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Total
Pagi (√)
Malam (√)
Minggu-8 VAS Min.:
Max.: Rata2: Skala keluhan (1-10):
Hari ke-/Tgl (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Total
Pagi (√)
Malam (√)
Minggu-9 VAS Min.:
Max.: Rata2: Skala keluhan (1-10):
Hari ke-/Tgl (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Total
Pagi (√)
Malam (√)
Protap Psikoterapi untuk Pasien Breast Ca
I. Tujuan 1. Mengurangi nyeri (subyektif) 2. Mengurangi rasa-derita akan sakit (suffering)
II. Indikasi 1. Pasien kanker yang memiliki keluhan spesifik berupa nyeri 2. Pasien kanker yang memiliki komorbiditas gejala psikiatrik tertentu
(dengan kode diagnosis F3-F5)
III. Kontraindikasi 1. Pasien kanker yang belum stabil secara medik-organik 2. Pasien yang memiliki gejala psikiatrik organik tertentu atau psikiatrik
fungsional yang berat (kode diagnosis F0-F2) 3. Pasien yang memiliki gejala gangguan kepribadian berat (kode
diagnosis F6) atau gejala gangguan pervasif yang berat (kode diagnosis F7-F9)
IV. Kompetensi Terapis
1. PPDS-I Ilmu Psikiatri minimal tahun ketiga, yang telah menguasai wawancara psikiatrik, psikopatologi, psikodinamik, dan consultation liaison psychiatry
2. Psikiater
V. Pengetahuan Dasar Terapis
Beberapa pengetahuan dasar yang harus dimiliki terapis adalah: 1. Mengetahui dan memahami wawancara psikiatrik/psikodinamik 2. Mengetahui dan memahami psikopatologi dan komorbiditas
gangguan psikatrik pada pasien kanker 3. Mengetahui dan memahami fase-fase Kubler-Ross 4. Mengetahui dan memahami teknik dasar Reality Therapy 5. Mengetahui dan memahami teknik dasar Spiritual Therapy 6. Mengetahui dan memahami teknik dasar relaksasi dan hipnosis
medis atau hipnoterapi 7. Mengetahui, memahami, dan dapat menggunakan instrumen
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
71
penanda terapi
VI. Penanda Terapi
Penanda Terapi (therapy marker) adalah alat atau cara terapis mengetahui dan mengukur tingkat keberhasilan terapi. Marker ini dapat berupa: 1. Subjective Marker 2. Objective Marker
Subjective Marker adalah persepsi subyektif pasien terhadap sakitnya, dan terhadap terapi yang diberikan. Menentukan marker subyektif ini dapat dilakukan dengan mengevaluasi Skala Keluhan pasien saat ini.
Skala Keluhan 1. Terapis meminta pasien memberi skala 0-10 pada keluhannya,
dengan 0 adalah tidak mengganggu, dan 10 adalah sangat mengganggu.
2. Untuk mengukur berhasil/tidaknya terapi, terapis meminta pasien memberikan skala keluhan saat sebelum dan sesudah terapi.
Objective Marker adalah penanda obyektif yang dapat berupa biomarker (penanda biologis) atau kuesioner medik-psikiatrik (baik berupa self-rating atau guided-interview).
Biomarker yang dapat digunakan adalah: 1. Kortisol darah 2. Prostaglandin atau varian Interleukin 3. atau biomarker lain yang sesuai
Kuesioner yang digunakan dalam terapi ini adalah: 1. PEACE Questionnaire 2. Newcastle Personality Assesor (NPA)
Kuesioner Medik-Psikiatrik lain yang dapat digunakan adalah: 1. Visual Analogue Score (VAS) 2. Pain Index 3. Karnofsky Sign 4. Holmes-Rahe Stress Scale 5. Perceptive Stress Scale 6. Hamilton Anxiety-Depression Scale 7. Beck Anxiety-Depression Index 8. WHO-QoL 9. atau kuesioner lain yang telah divalidasi (construct validation)
VII. Tahapan Terapi
Tahapan terapi ini mengacu pada tahapan Spiritual-Reality Therapy dan Ericksonian Hypnotherapy(non-directive hypnotherapy).
Terapi ini mengutamakan persuasi, empati, dan membangun therapeutic alliance antara terapis dan pasiennya).
Tahapan dalam terapi ini adalah: 1. Persiapan
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
VIII. Persiapan Tahap ini bertujuan untuk: 1. Membangun therapeutic alliance untuk mengurangi resistensi
pasien akan teknik hipnoterapi. 2. Memberikan information for consent dan meminta informed
consent kepada pasien dan/atau keluarganya
Terapis dapat mempersilakan pasien mengambil keputusan apakah selama terapi pasien perlu/tidak perlu ditemani, dan siapakah yang akan menemani
IX. Spiritual-Reality Therapy
Terapis dapat menggunakan teknik Reality Therapy untuk membantu pasien mendekatkan antara harapan akan kesembuhan dan kenyataan yang dialaminya saat ini. Prinsip Reality Therapy adalah WDEP dan Five Basic Needs.
Ketika menggali Five Basic Needs, terapis dapat memandu pasien untuk memberikan makna terhadap sakitnya (Meaning of Illness) dan memandu pasien untuk mengenali sisi spiritual dalam dirinya. 1. Menggali apa yang paling diinginkan pasien untuk sakitnya
(want). Keinginan ini bisa berhubungan langsung dengan penyakitnya, bisa juga tidak (misalnya masalah psikososial). Kemampuan terapis dalam merinci dan membuat skala prioritas sangat berperan untuk membantu pasien memilih dan memilah keinginan apa yang paling pentingnamun paling mudah dicapai oleh pasien.
2. Five Basic Needs: Ketika melakukan langkah di atas, terapis kemudian dapat mengetahui manakah dari kebutuhan dasar pasien yang tidak terpenuhi, sehingga memicu timbulnya distres. Kelima kebutuhan dasar tersebut adalah: Survival, Power, Fun, Freedom, Love & Belongings. a. Survival:berkaitan dengan keluhan fisik pasien yang
behubungan langsung dengan sakitnya, seperti nyeri, sesak napas, dan sebagainya. Juga termasuk faktor ekonomi yang berhubungan dengan kebutuhan mempertahankan hidup.
b. Freedom: berkaitan dengan ketidakmampuan pasien untuk mengatur hidupnya sendiri, termasuk mengambil keputusan sehingga menjadi tergantung dengan orang lain (problem of independency and autonomy)
c. Power: berkaitan dengan ketidakmampuan pasien untuk merasa berkompeten dalam hidupnya, mengasah diri melalui pekerjaan dan karir (feeling worthed)
d. Fun: berkaitan dengan kebutuhan akan menikmati hidup, kehilangan sumber kesenangan dan kegembiraan dalam hidupnya, seperti mengerjakan hobi dan memanfaatkan waktu luang (enjoyment and pleasure seeking)
e. Love &being loved: berkaitan dengan kebutuhan untuk
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
73
mencintai dan dicintai, rasa memiliki dan dimiliki. 3. Spirituality: Terapis menggunakan pemahaman spiritual pasien
untuk mendorong pasien bersikap positif dan terbuka terhadap sakitnya. Setelah membuat skala prioritas berdasarkan five basic needs tersebut, terapis memandu pasien untuk: a. Menggali apa makna sakit tersebut bagi pasien (Meaning of
Illness sesuai teori Lipowsky): Apakah sebagai: (1) tantangan (challange); (2) musuh (enemy); (3) hukuman (punishment); (4) kelemahan (weakness); (5) kehilangan yang tidak tergantikan (irreparable loss); (6) kelegaan tertentu (relief); (7) strategi untuk mendapatkan sesuatu (strategy); atau (8) hikmah/nilai positif(value).
b. Mengenali persepsi/sudut pandang agama/keyakinan pasien terhadap sakitnya. Terapis hendaknya berhati-hati pada tahap ini, karena dapat memancing tyrany of should (TOS).
c. Cara sederhana untuk mencegah TOS adalah denganmenggali usaha-usaha yang mendukung pasien untuk bersikap positif dan terbuka terhadap sakitnya (psychological well-being) versi diri pasiensendiri.
4. Terapis menggali upaya apa yang telah dilakukan pasien untuk mencapai keinginan tersebut (do), termasuk upaya yang bernuansa spiritual. Terapis hendaknya mencatat apa saja yang ingin dilakukan pasien.
5. Mengajak pasien menilai/mengevaluasi seberapa dekat upaya tersebut mengantarkan pasien menuju keinginannya (evaluation)
6. Menggali rencana selanjutnya yang menurut pasien paling mungkin untuk dilakukan (planning possible behavior)
7. Jika pasien kesulitan membuat rencana, terapis dapat mengajak pasien untuk mengevaluasi kembali, apakah keinginan pasien (want) perlu disesuaikan agar cukup realistis untuk diraih.
8. Terapis dapat memberikan sugesti kepada pasien untuk memegang kendali atas hidupnya sendiri (self-control), termasuk menentukan keinginan dan perilaku yang paling realistis untuk dijalankan dalam kehidupan sehari-hari. Tentu saja perilaku ini menjadi bermanfaat bila dilakukan secara rutin dengan evaluasi yang terus-menerus.
X. Relaksasi Hipnotera-peutik
Tahap ini menggunakan teknik Ericksonian Hypnotherapy(non-directive hypnotherapy). Teknik ini bertujuan untuk: 1. Meningkatkan penerimaan pasien akan teknik hipnoterapi karena
terapis lebih persuasif dan non-directive, sehingga dapat tetap mempertahankan therapeutic alliance yang telah dibangun
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
74
sebelumnya. 2. Menimbulkan efek relaksasi, sehingga reaksi psikologis pasien
lebih stabil, dan mendukung relaksasi syaraf simpatis. Pada akhirnya, menurunkan ketegangan baik fisik maupun psikis pasien dalam menghadapi sakitnya.
Relaksasi yang digunakan adalah Slow Breathing (Teknik Napas Lambat). Terapis hendaknya memperhatikan reaksi fisiologis-psikologis pasien sehingga dapat menyesuaikan cepat-lambatnya relaksasi.
Teknik Napas Lambat 1. Terapis dapat menggunakan script berikut (atau menyesuaikan
kebutuhan pasien): a) Pre-Opening: Silakan posisikan diri Anda dengan nyaman. Santai
saja [jeda].. Anda bisa melakukan ini dengan mata tertutup atau terbuka [jeda].. Dan biarkan imajinasi Anda melayangbe bas, menikmati setiap apapun yang Anda dengarkan nantinya [jeda]..
b) Opening: Rasakan ketika Anda menarik napas, badan Anda semakin melayang, semakin nyaman, dan semakin ringan [jeda lama]..
c) Deepening: Baik. Dan kapanpun Anda siap, silakan tarik napas, [jeda]..buang perlahan [jeda].. Niatkan ketika Anda membuang napas, Anda merasakan semakin nyaman, semakin rileks, dan semakin santai [jeda]..
2. Ulang-ulang skrip ini –terutama poin b, c— hingga relaksasi pasien semakin dalam (sesuai kebutuhan pasien).
3. Terapis dapat menyusun script sugesti sesuai Nilai Spiritual atau perilaku yang ingin dilakukan pasien (sesuai Poin IX) . Dapat juga dilakukan Guiding Imagery untuk sebagai bentuk cognitive rehearsal. d) Sugestions: Atur kembali napasnya [jeda].. Bagus sekali [jeda]..
Kapanpun Anda siap, silakan tarik napas panjang [jeda]..dan buang napas perlahan [jeda].. rasakan Anda membuang semua penat, semua beban, semua emosi negatif [jeda].. mengalir keluar [jeda].. seiring dengan napas yang Anda hembuskan, semakin jauh, semakin pudar, semakin hilang [jeda]..
e) Guiding imagery: Bayangkan Anda melakukan perilaku yang semakin mendekatkan Anda dengan keinginan Anda.. (Terapis dapat membacakan catatan pada Poin IX, dengan frekuensi pelan, dan berulang-ulang).
4. Terapis dapat menggunakan script terminasi berikut: f) Termination: Atur kembali napasnya [jeda].. Ya, bagus sekali
[jeda]..kapanpun Anda siap, silakan tarik napas panjang [jeda].. buang perlahan [jeda].. dan rasakan diri Anda semakin nyaman, semakin rileks, semakin santai [jeda].. Nikmati masa-masa ini, kapanpun Anda siap, silakan buka matanya, dan Anda kembali lagi ke ruangan ini dengan perasaan yang segar, bugar, dan bersemangat..
XI. Terminasi Pada umumnya pasien tidak serta merta membuka mata. Terapis
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
75
Terapi perlu memberikan jeda sementara waktu, sehingga sensasi tubuh pasien kembali normal. Terapis dapat meminta pasien untuk: 1. Menggerakkan jari kaki dan tangannya, 2. Menarik napas panjang, 3. Mensugesti agar pasien bangun dalam keadaan yang segar,
bugar, dan lebih bersemangat.
4. Penutup Feedback dari pasien
Rekonstruksi kognitif tentang apa yang dirasakan pasien dan rencana ke depan
Terapis menyampaikan apa rencana terapi selanjutnya
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
76
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
77
Means
Case Processing Summary
Cases
Included Excluded Total
N Percent N Percent N Percent
USIA * Kelompok 48 100.0% 0 0.0% 48 100.0%
Berat_Badan * Kelompok 48 100.0% 0 0.0% 48 100.0%
Tinggi_Badan * Kelompok 48 100.0% 0 0.0% 48 100.0%
BMI * Kelompok 48 100.0% 0 0.0% 48 100.0%
Report
Kelompok USIA Berat_Badan Tinggi_Badan BMI
Kontrol
N 24 24 24 24
Minimum 34 34 138 15.50
Maximum 60 89 165 34.30
Mean 47.08 59.00 152.71 25.2208
Std. Deviation 6.884 12.615 7.080 4.85225
Perlakuan
N 24 24 24 24
Minimum 33 39 140 19.90
Maximum 60 80 163 32.00
Mean 47.04 61.79 153.79 26.2917
Std. Deviation 7.590 9.089 5.927 3.45026
Total
N 48 48 48 48
Minimum 33 34 138 15.50
Maximum 60 89 165 34.30
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
78
Mean 47.06 60.40 153.25 25.7562
Std. Deviation 7.168 10.968 6.482 4.20000
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Usia_Rentang * Kelompok 48 100.0% 0 0.0% 48 100.0%
Usia_Rentang * Kelompok Crosstabulation
Kelompok Total
Kontrol Perlakuan
Usia_Rentang
30-40th
Count 4 4 8
% within Kelompok 16.7% 16.7% 16.7%
% of Total 8.3% 8.3% 16.7%
41-50th
Count 12 14 26
% within Kelompok 50.0% 58.3% 54.2%
% of Total 25.0% 29.2% 54.2%
51-60th
Count 8 6 14
% within Kelompok 33.3% 25.0% 29.2%
% of Total 16.7% 12.5% 29.2%
Total Count 24 24 48
% within Kelompok 100.0% 100.0% 100.0%
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
79
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square .440a 2 .803
Likelihood Ratio .441 2 .802
N of Valid Cases 48
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 4.00.
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Stadium * Kelompok 48 100.0% 0 0.0% 48 100.0%
Stadium * Kelompok Crosstabulation
Kelompok Total
Kontrol Perlakuan
Stadium IIIA
Count 1 0 1
% within Kelompok 4.2% 0.0% 2.1%
% of Total 2.1% 0.0% 2.1%
IIIB Count 23 23 46
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
80
% within Kelompok 95.8% 95.8% 95.8%
% of Total 47.9% 47.9% 95.8%
IIIC
Count 0 1 1
% within Kelompok 0.0% 4.2% 2.1%
% of Total 0.0% 2.1% 2.1%
Total
Count 24 24 48
% within Kelompok 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 2.000a 2 .368
Likelihood Ratio 2.773 2 .250
N of Valid Cases 48
a. 4 cells (66.7%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is .50.
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Histo_PA * Kelompok 48 100.0% 0 0.0% 48 100.0%
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
81
Histo_PA * Kelompok Crosstabulation
Kelompok Total
Kontrol Perlakuan
Histo_PA
IDC
Count 13 20 33
% within Kelompok 54.2% 83.3% 68.8%
% of Total 27.1% 41.7% 68.8%
ILC
Count 11 4 15
% within Kelompok 45.8% 16.7% 31.2%
% of Total 22.9% 8.3% 31.2%
Total
Count 24 24 48
% within Kelompok 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 4.752a 1 .029
Continuity Correctionb 3.491 1 .062
Likelihood Ratio 4.893 1 .027
Fisher's Exact Test .060 .030
N of Valid Cases 48
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.50.
b. Computed only for a 2x2 table
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
82
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
ER_PR * Kelompok 48 100.0% 0 0.0% 48 100.0%
ER_PR * Kelompok Crosstabulation
Kelompok Total
Kontrol Perlakuan
ER_PR
-
Count 3 5 8
% within Kelompok 12.5% 20.8% 16.7%
% of Total 6.2% 10.4% 16.7%
+
Count 21 19 40
% within Kelompok 87.5% 79.2% 83.3%
% of Total 43.8% 39.6% 83.3%
Total
Count 24 24 48
% within Kelompok 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .600a 1 .439
Continuity Correctionb .150 1 .699
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
83
Likelihood Ratio .605 1 .437
Fisher's Exact Test .701 .350
N of Valid Cases 48
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.00.
b. Computed only for a 2x2 table
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Her2Neu * Kelompok 48 100.0% 0 0.0% 48 100.0%
Her2Neu * Kelompok Crosstabulation
Kelompok Total
Kontrol Perlakuan
Her2Neu
-
Count 14 14 28
% within Kelompok 58.3% 58.3% 58.3%
% of Total 29.2% 29.2% 58.3%
+
Count 10 10 20
% within Kelompok 41.7% 41.7% 41.7%
% of Total 20.8% 20.8% 41.7%
Total Count 24 24 48
% within Kelompok 100.0% 100.0% 100.0%
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
84
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .000a 1 1.000
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .000 1 1.000
Fisher's Exact Test 1.000 .615
N of Valid Cases 48
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.00.
b. Computed only for a 2x2 table
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
TripleNegatif * Kelompok 48 100.0% 0 0.0% 48 100.0%
TripleNegatif * Kelompok Crosstabulation
Kelompok Total
Kontrol Perlakuan
TripleNegatif Tidak Count 23 21 44
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
85
% within Kelompok 95.8% 87.5% 91.7%
% of Total 47.9% 43.8% 91.7%
Ya
Count 1 3 4
% within Kelompok 4.2% 12.5% 8.3%
% of Total 2.1% 6.2% 8.3%
Total
Count 24 24 48
% within Kelompok 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 1.091a 1 .296
Continuity Correctionb .273 1 .602
Likelihood Ratio 1.137 1 .286
Fisher's Exact Test .609 .304
N of Valid Cases 48
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.00.
b. Computed only for a 2x2 table
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
86
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
PostMenopause * Kelompok 48 100.0% 0 0.0% 48 100.0%
Anemia * Kelompok 48 100.0% 0 0.0% 48 100.0%
Lekopenia * Kelompok 48 100.0% 0 0.0% 48 100.0%
Trombositopenia *
Kelompok 48 100.0% 0 0.0% 48 100.0%
Obesitas * Kelompok 48 100.0% 0 0.0% 48 100.0%
Kemoterapi * Kelompok 48 100.0% 0 0.0% 48 100.0%
PostMenopause * Kelompok
Crosstab
Kelompok Total
Kontrol Perlakuan
PostMenopause
-
Count 24 20 44
% within Kelompok 100.0% 83.3% 91.7%
% of Total 50.0% 41.7% 91.7%
+
Count 0 4 4
% within Kelompok 0.0% 16.7% 8.3%
% of Total 0.0% 8.3% 8.3%
Total Count 24 24 48
% within Kelompok 100.0% 100.0% 100.0%
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
87
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 4.364a 1 .037
Continuity Correctionb 2.455 1 .117
Likelihood Ratio 5.909 1 .015
Fisher's Exact Test .109 .055
N of Valid Cases 48
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.00.
b. Computed only for a 2x2 table
Anemia * Kelompok
Crosstab
Kelompok Total
Kontrol Perlakuan
Anemia
-
Count 21 22 43
% within Kelompok 87.5% 91.7% 89.6%
% of Total 43.8% 45.8% 89.6%
+
Count 3 2 5
% within Kelompok 12.5% 8.3% 10.4%
% of Total 6.2% 4.2% 10.4%
Total Count 24 24 48
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
88
% within Kelompok 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .223a 1 .637
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .225 1 .636
Fisher's Exact Test 1.000 .500
N of Valid Cases 48
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.50.
b. Computed only for a 2x2 table
Lekopenia * Kelompok
Crosstab
Kelompok Total
Kontrol Perlakuan
Lekopenia -
Count 24 24 48
% within Kelompok 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Total
Count 24 24 48
% within Kelompok 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
89
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square .a
N of Valid Cases 48
a. No statistics are computed
because Lekopenia is a constant.
Trombositopenia * Kelompok
Crosstab
Kelompok Total
Kontrol Perlakuan
Trombositopenia -
Count 24 24 48
% within Kelompok 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Total
Count 24 24 48
% within Kelompok 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square .a
N of Valid Cases 48
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
90
a. No statistics are computed
because Trombositopenia is a
constant.
Obesitas * Kelompok
Crosstab
Kelompok Total
Kontrol Perlakuan
Obesitas
-
Count 7 3 10
% within Kelompok 29.2% 12.5% 20.8%
% of Total 14.6% 6.2% 20.8%
+
Count 17 21 38
% within Kelompok 70.8% 87.5% 79.2%
% of Total 35.4% 43.8% 79.2%
Total
Count 24 24 48
% within Kelompok 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 2.021a 1 .155
Continuity Correctionb 1.137 1 .286
Likelihood Ratio 2.067 1 .150
Fisher's Exact Test .286 .143
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
91
N of Valid Cases 48
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.00.
b. Computed only for a 2x2 table
Kemoterapi * Kelompok
Crosstab
Kelompok Total
Kontrol Perlakuan
Kemoterapi
CAF
Count 22 21 43
% within Kelompok 91.7% 87.5% 89.6%
% of Total 45.8% 43.8% 89.6%
CP
Count 2 3 5
% within Kelompok 8.3% 12.5% 10.4%
% of Total 4.2% 6.2% 10.4%
Total
Count 24 24 48
% within Kelompok 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .223a 1 .637
Continuity Correctionb .000 1 1.000
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
92
Likelihood Ratio .225 1 .636
Fisher's Exact Test 1.000 .500
N of Valid Cases 48
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.50.
b. Computed only for a 2x2 table
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Data_I_Ulkus * Kelompok 48 100.0% 0 0.0% 48 100.0%
Data_I_Nodul * Kelompok 48 100.0% 0 0.0% 48 100.0%
Data_II_Ulkus * Kelompok 48 100.0% 0 0.0% 48 100.0%
Data_II_Nodul * Kelompok 48 100.0% 0 0.0% 48 100.0%
Data_I_Inflamasi *
Kelompok 48 100.0% 0 0.0% 48 100.0%
Data_II_Inflamasi *
Kelompok 48 100.0% 0 0.0% 48 100.0%
Data_I_Ulkus * Kelompok
Crosstab
Kelompok Total
Kontrol Perlakuan
Data_I_Ulkus - Count 12 18 30
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
93
% within Kelompok 50.0% 75.0% 62.5%
% of Total 25.0% 37.5% 62.5%
+
Count 12 6 18
% within Kelompok 50.0% 25.0% 37.5%
% of Total 25.0% 12.5% 37.5%
Total
Count 24 24 48
% within Kelompok 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 3.200a 1 .074
Continuity Correctionb 2.222 1 .136
Likelihood Ratio 3.247 1 .072
Fisher's Exact Test .135 .068
N of Valid Cases 48
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.00.
b. Computed only for a 2x2 table
Data_I_Nodul * Kelompok
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
94
Crosstab
Kelompok Total
Kontrol Perlakuan
Data_I_Nodul
-
Count 24 20 44
% within Kelompok 100.0% 83.3% 91.7%
% of Total 50.0% 41.7% 91.7%
+
Count 0 4 4
% within Kelompok 0.0% 16.7% 8.3%
% of Total 0.0% 8.3% 8.3%
Total
Count 24 24 48
% within Kelompok 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 4.364a 1 .037
Continuity Correctionb 2.455 1 .117
Likelihood Ratio 5.909 1 .015
Fisher's Exact Test .109 .055
N of Valid Cases 48
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.00.
b. Computed only for a 2x2 table
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
95
Data_II_Ulkus * Kelompok
Crosstab
Kelompok Total
Kontrol Perlakuan
Data_II_Ulkus
-
Count 14 24 38
% within Kelompok 58.3% 100.0% 79.2%
% of Total 29.2% 50.0% 79.2%
+
Count 10 0 10
% within Kelompok 41.7% 0.0% 20.8%
% of Total 20.8% 0.0% 20.8%
Total
Count 24 24 48
% within Kelompok 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 12.632a 1 .000
Continuity Correctionb 10.232 1 .001
Likelihood Ratio 16.526 1 .000
Fisher's Exact Test .001 .000
N of Valid Cases 48
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.00.
b. Computed only for a 2x2 table
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
96
Data_II_Nodul * Kelompok
Crosstab
Kelompok Total
Kontrol Perlakuan
Data_II_Nodul
-
Count 24 23 47
% within Kelompok 100.0% 95.8% 97.9%
% of Total 50.0% 47.9% 97.9%
+
Count 0 1 1
% within Kelompok 0.0% 4.2% 2.1%
% of Total 0.0% 2.1% 2.1%
Total
Count 24 24 48
% within Kelompok 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 1.021a 1 .312
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio 1.408 1 .235
Fisher's Exact Test 1.000 .500
N of Valid Cases 48
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .50.
b. Computed only for a 2x2 table
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
97
Data_I_Inflamasi * Kelompok
Crosstab
Kelompok Total
Kontrol Perlakuan
Data_I_Inflamasi
-
Count 20 15 35
% within Kelompok 83.3% 62.5% 72.9%
% of Total 41.7% 31.2% 72.9%
+
Count 4 9 13
% within Kelompok 16.7% 37.5% 27.1%
% of Total 8.3% 18.8% 27.1%
Total
Count 24 24 48
% within Kelompok 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 2.637a 1 .104
Continuity Correctionb 1.688 1 .194
Likelihood Ratio 2.690 1 .101
Fisher's Exact Test .193 .097
N of Valid Cases 48
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.50.
b. Computed only for a 2x2 table
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
98
Data_II_Inflamasi * Kelompok
Crosstab
Kelompok Total
Kontrol Perlakuan
Data_II_Inflamasi
-
Count 24 22 46
% within Kelompok 100.0% 91.7% 95.8%
% of Total 50.0% 45.8% 95.8%
+
Count 0 2 2
% within Kelompok 0.0% 8.3% 4.2%
% of Total 0.0% 4.2% 4.2%
Total
Count 24 24 48
% within Kelompok 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 2.087a 1 .149
Continuity Correctionb .522 1 .470
Likelihood Ratio 2.860 1 .091
Fisher's Exact Test .489 .245
N of Valid Cases 48
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.00.
b. Computed only for a 2x2 table
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
99
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Respon_Klinis * Kelompok 48 100.0% 0 0.0% 48 100.0%
Jenis_ResponKlinis *
Kelompok 48 100.0% 0 0.0% 48 100.0%
Respon_Klinis * Kelompok
Crosstab
Kelompok Total
Kontrol Perlakuan
Respon_Klinis
RB
Count 8 21 29
% within Kelompok 33.3% 87.5% 60.4%
% of Total 16.7% 43.8% 60.4%
TAR
Count 16 3 19
% within Kelompok 66.7% 12.5% 39.6%
% of Total 33.3% 6.2% 39.6%
Total
Count 24 24 48
% within Kelompok 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
100
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 14.722a 1 .000
Continuity Correctionb 12.544 1 .000
Likelihood Ratio 15.806 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
N of Valid Cases 48
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.50.
b. Computed only for a 2x2 table
Jenis_ResponKlinis * Kelompok
Crosstab
Kelompok Total
Kontrol Perlakuan
Jenis_ResponKlinis
CR
Count 0 3 3
% within Kelompok 0.0% 12.5% 6.2%
% of Total 0.0% 6.2% 6.2%
PR
Count 8 18 26
% within Kelompok 33.3% 75.0% 54.2%
% of Total 16.7% 37.5% 54.2%
SD
Count 16 3 19
% within Kelompok 66.7% 12.5% 39.6%
% of Total 33.3% 6.2% 39.6%
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
101
Total
Count 24 24 48
% within Kelompok 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 15.741a 2 .000
Likelihood Ratio 17.871 2 .000
N of Valid Cases 48
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 1.50.
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Status * Kelompok 48 100.0% 0 .0% 48 100.0%
Pendidikan_Terakhir *
Kelompok
48 100.0% 0 .0% 48 100.0%
Pekerjaan * Kelompok 48 100.0% 0 .0% 48 100.0%
Penghasilan_Total *
Kelompok
48 100.0% 0 .0% 48 100.0%
Keluarga_Yang_Ditanggung
* Kelompok
48 100.0% 0 .0% 48 100.0%
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
102
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Status * Kelompok 48 100.0% 0 .0% 48 100.0%
Pendidikan_Terakhir *
Kelompok
48 100.0% 0 .0% 48 100.0%
Pekerjaan * Kelompok 48 100.0% 0 .0% 48 100.0%
Penghasilan_Total *
Kelompok
48 100.0% 0 .0% 48 100.0%
Keluarga_Yang_Ditanggung
* Kelompok
48 100.0% 0 .0% 48 100.0%
Gejala_Cemas_Depresi *
Kelompok
48 100.0% 0 .0% 48 100.0%
Status * Kelompok
Crosstab
Kelompok
Total
Psikiatri
Kelompok
Kontrol
Psikiatri
Kelompok
Psikotsx
Status Belum Menikah Count 0 2 2
% within Kelompok .0% 8.3% 4.2%
% of Total .0% 4.2% 4.2%
Cerai Mati Count 0 2 2
% within Kelompok .0% 8.3% 4.2%
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
103
% of Total .0% 4.2% 4.2%
pisah non cer Count 0 1 1
% within Kelompok .0% 4.2% 2.1%
% of Total .0% 2.1% 2.1%
Sudah Menikah Count 24 19 43
% within Kelompok 100.0% 79.2% 89.6%
% of Total 50.0% 39.6% 89.6%
Total Count 24 24 48
% within Kelompok 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 5.581a 3 .134
Likelihood Ratio 7.514 3 .057
N of Valid Cases 48
a. 6 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is .50.
Pendidikan_Terakhir * Kelompok
Crosstab
Kelompok
Total
Psikiatri
Kelompok
Kontrol
Psikiatri
Kelompok
Psikotsx
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
104
Pendidikan_Terakhir PT Count 7 4 11
% within Kelompok 29.2% 16.7% 22.9%
% of Total 14.6% 8.3% 22.9%
SD Count 8 4 12
% within Kelompok 33.3% 16.7% 25.0%
% of Total 16.7% 8.3% 25.0%
SMA Count 8 12 20
% within Kelompok 33.3% 50.0% 41.7%
% of Total 16.7% 25.0% 41.7%
SMP Count 1 4 5
% within Kelompok 4.2% 16.7% 10.4%
% of Total 2.1% 8.3% 10.4%
Total Count 24 24 48
% within Kelompok 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 4.752a 3 .191
Likelihood Ratio 4.921 3 .178
N of Valid Cases 48
a. 2 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 2.50.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
105
Pekerjaan * Kelompok
Crosstab
Kelompok
Total
Psikiatri
Kelompok
Kontrol
Psikiatri
Kelompok
Psikotsx
Pekerjaan Buruh Count 6 2 8
% within Kelompok 25.0% 8.3% 16.7%
% of Total 12.5% 4.2% 16.7%
Ibu Rumah Tangga Count 10 13 23
% within Kelompok 41.7% 54.2% 47.9%
% of Total 20.8% 27.1% 47.9%
PNS Count 0 1 1
% within Kelompok .0% 4.2% 2.1%
% of Total .0% 2.1% 2.1%
Swasta Count 8 8 16
% within Kelompok 33.3% 33.3% 33.3%
% of Total 16.7% 16.7% 33.3%
Total Count 24 24 48
% within Kelompok 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
106
Pearson Chi-Square 3.391a 3 .335
Likelihood Ratio 3.872 3 .276
N of Valid Cases 48
a. 4 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is .50.
Penghasilan_Total * Kelompok
Crosstab
Kelompok
Psikiatri
Kelompok
Kontrol
Psikiatri
Kelompok
Psikotsx
Penghasilan_Total <1,000,000 Count 7 3
% within Kelompok 29.2% 12.5%
% of Total 14.6% 6.3%
>5,000,000 Count 13 7
% within Kelompok 54.2% 29.2%
% of Total 27.1% 14.6%
1,000,000-2,000,000 Count 1 6
% within Kelompok 4.2% 25.0%
% of Total 2.1% 12.5%
2,000,000-5,000,000 Count 3 8
% within Kelompok 12.5% 33.3%
% of Total 6.3% 16.7%
Total Count 24 24
% within Kelompok 100.0% 100.0%
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
107
Crosstab
Kelompok
Psikiatri
Kelompok
Kontrol
Psikiatri
Kelompok
Psikotsx
Penghasilan_Total <1,000,000 Count 7 3
% within Kelompok 29.2% 12.5%
% of Total 14.6% 6.3%
>5,000,000 Count 13 7
% within Kelompok 54.2% 29.2%
% of Total 27.1% 14.6%
1,000,000-2,000,000 Count 1 6
% within Kelompok 4.2% 25.0%
% of Total 2.1% 12.5%
2,000,000-5,000,000 Count 3 8
% within Kelompok 12.5% 33.3%
% of Total 6.3% 16.7%
Total Count 24 24
% within Kelompok 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0%
Crosstab
Total
Penghasilan_Total <1,000,000 Count 10
% within Kelompok 20.8%
% of Total 20.8%
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
108
>5,000,000 Count 20
% within Kelompok 41.7%
% of Total 41.7%
1,000,000-2,000,000 Count 7
% within Kelompok 14.6%
% of Total 14.6%
2,000,000-5,000,000 Count 11
% within Kelompok 22.9%
% of Total 22.9%
Total Count 48
% within Kelompok 100.0%
% of Total 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 9.244a 3 .026
Likelihood Ratio 9.794 3 .020
N of Valid Cases 48
a. 2 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 3.50.
Keluarga_Yang_Ditanggung * Kelompok
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
109
Crosstab
Kelompok
Total
Psikiatri
Kelompok
Kontrol
Psikiatri
Kelompok
Psikotsx
Keluarga_Yang_Ditanggung < 1 Orang Count 0 4 4
% within Kelompok .0% 16.7% 8.3%
% of Total .0% 8.3% 8.3%
> 5 Orang Count 5 5 10
% within Kelompok 20.8% 20.8% 20.8%
% of Total 10.4% 10.4% 20.8%
3-5 Orang Count 19 15 34
% within Kelompok 79.2% 62.5% 70.8%
% of Total 39.6% 31.3% 70.8%
Total Count 24 24 48
% within Kelompok 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 4.471a 2 .107
Likelihood Ratio 6.017 2 .049
N of Valid Cases 48
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 2.00.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
110
Gejala_Cemas_Depresi * Kelompok
Crosstab
Kelompok
Total
Psikiatri
Kelompok
Kontrol
Psikiatri
Kelompok
Psikotsx
Gejala_Cemas_Depresi Ya Count 24 24 48
% within Kelompok 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Total Count 24 24 48
% within Kelompok 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Explore
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
CPAQ_20_Sebelum_Psikiat
riKontrol
.256 24 .000 .769 24 .000
CPAQ_20_Sesudah_Psikiat
riKontrol
.256 24 .000 .769 24 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Descriptives
Statistic Std. Error
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
111
CPAQ_20_Sebelum_Psikiat
riKontrol
Mean 63.96 .573
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 62.77
Upper Bound 65.14
5% Trimmed Mean 64.29
Median 64.00
Variance 7.868
Std. Deviation 2.805
Minimum 54
Maximum 67
Range 13
Interquartile Range 4
Skewness -2.094 .472
Kurtosis 5.994 .918
CPAQ_20_Sesudah_Psikiat
riKontrol
Mean 57.96 .573
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 56.77
Upper Bound 59.14
5% Trimmed Mean 58.29
Median 58.00
Variance 7.868
Std. Deviation 2.805
Minimum 48
Maximum 61
Range 13
Interquartile Range 4
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
112
Skewness -2.094 .472
Kurtosis 5.994 .918
NPar Tests
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
CPAQ_20_Sesudah_Psikiat
riKontrol -
CPAQ_20_Sebelum_Psikiat
riKontrol
Negative Ranks 24a 12.50 300.00
Positive Ranks 0b .00 .00
Ties 0c
Total 24
a. CPAQ_20_Sesudah_PsikiatriKontrol < CPAQ_20_Sebelum_PsikiatriKontrol
b. CPAQ_20_Sesudah_PsikiatriKontrol > CPAQ_20_Sebelum_PsikiatriKontrol
c. CPAQ_20_Sesudah_PsikiatriKontrol = CPAQ_20_Sebelum_PsikiatriKontrol
Test Statisticsb
CPAQ_20_Ses
udah_PsikiatriK
ontrol -
CPAQ_20_Seb
elum_PsikiatriK
ontrol
Z -4.899a
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
113
Explore
Descriptives
Statistic Std. Error
Peaceful_Acceptance_Sebel
um_PsikiatriKontrol
Mean 10.33 .461
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 9.38
Upper Bound 11.29
5% Trimmed Mean 10.04
Median 9.00
Variance 5.101
Std. Deviation 2.259
Minimum 9
Maximum 17
Range 8
Interquartile Range 2
Skewness 2.313 .472
Kurtosis 5.236 .918
Peaceful_Acceptance_Sesu
dah_PsikiatriKontrol
Mean 9.33 .461
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 8.38
Upper Bound 10.29
5% Trimmed Mean 9.04
Median 8.00
Variance 5.101
Std. Deviation 2.259
Minimum 8
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
114
Maximum 16
Range 8
Interquartile Range 2
Skewness 2.313 .472
Kurtosis 5.236 .918
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Peaceful_Acceptance_Sebe
lum_PsikiatriKontrol
.306 24 .000 .601 24 .000
Peaceful_Acceptance_Sesu
dah_PsikiatriKontrol
.306 24 .000 .601 24 .000
a. Lilliefors Significance Correction
NPar Tests
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Peaceful_Acceptance_Sesu
dah_PsikiatriKontrol -
Peaceful_Acceptance_Sebel
um_PsikiatriKontrol
Negative Ranks 24a 12.50 300.00
Positive Ranks 0b .00 .00
Ties 0c
Total 24
a. Peaceful_Acceptance_Sesudah_PsikiatriKontrol <
Peaceful_Acceptance_Sebelum_PsikiatriKontrol
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
115
b. Peaceful_Acceptance_Sesudah_PsikiatriKontrol >
Peaceful_Acceptance_Sebelum_PsikiatriKontrol
c. Peaceful_Acceptance_Sesudah_PsikiatriKontrol =
Peaceful_Acceptance_Sebelum_PsikiatriKontrol
Test Statisticsb
Peaceful_Accep
tance_Sesudah
_PsikiatriKontrol
-
Peaceful_Accep
tance_Sebelum
_PsikiatriKontrol
Z -4.899a
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Explore
Descriptives
Statistic Std. Error
Struggle_Sebelum_Psikiatri
Kontrol
Mean 25.25 .652
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 23.90
Upper Bound 26.60
5% Trimmed Mean 25.72
Median 26.00
Variance 10.196
Std. Deviation 3.193
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
116
Minimum 15
Maximum 27
Range 12
Interquartile Range 0
Skewness -3.089 .472
Kurtosis 8.585 .918
Struggle_Sesusah_Psikiatri
Kontrol
Mean 26.25 .652
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 24.90
Upper Bound 27.60
5% Trimmed Mean 26.72
Median 27.00
Variance 10.196
Std. Deviation 3.193
Minimum 16
Maximum 28
Range 12
Interquartile Range 0
Skewness -3.089 .472
Kurtosis 8.585 .918
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Struggle_Sebelum_Psikiatri
Kontrol
.468 24 .000 .429 24 .000
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
117
Struggle_Sesusah_Psikiatri
Kontrol
.468 24 .000 .429 24 .000
a. Lilliefors Significance Correction
NPar Tests
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Struggle_Sesusah_Psikiatri
Kontrol -
Struggle_Sebelum_Psikiatri
Kontrol
Negative Ranks 0a .00 .00
Positive Ranks 24b 12.50 300.00
Ties 0c
Total 24
a. Struggle_Sesusah_PsikiatriKontrol < Struggle_Sebelum_PsikiatriKontrol
b. Struggle_Sesusah_PsikiatriKontrol > Struggle_Sebelum_PsikiatriKontrol
c. Struggle_Sesusah_PsikiatriKontrol = Struggle_Sebelum_PsikiatriKontrol
Test Statisticsb
Struggle_Sesus
ah_PsikiatriKont
rol -
Struggle_Sebel
um_PsikiatriKon
trol
Z -4.899a
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
118
Explore
Descriptives
Statistic Std. Error
CPAQ_20_Sebelum_Psikiat
riPsikotx
Mean 50.79 2.464
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 45.69
Upper Bound 55.89
5% Trimmed Mean 51.28
Median 54.00
Variance 145.737
Std. Deviation 12.072
Minimum 21
Maximum 71
Range 50
Interquartile Range 9
Skewness -.654 .472
Kurtosis 1.124 .918
CPAQ_20_Sesudah_Psikiat
riPsikotx
Mean 74.38 1.985
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 70.27
Upper Bound 78.48
5% Trimmed Mean 73.84
Median 72.50
Variance 94.592
Std. Deviation 9.726
Minimum 62
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
119
Maximum 97
Range 35
Interquartile Range 17
Skewness .690 .472
Kurtosis -.614 .918
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
CPAQ_20_Sebelum_Psikiat
riPsikotx
.229 24 .002 .899 24 .021
CPAQ_20_Sesudah_Psikiat
riPsikotx
.234 24 .001 .876 24 .007
a. Lilliefors Significance Correction
NPar Tests
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
CPAQ_20_Sesudah_Psikiat
riPsikotx -
CPAQ_20_Sebelum_Psikiat
riPsikotx
Negative Ranks 0a .00 .00
Positive Ranks 24b 12.50 300.00
Ties 0c
Total 24
a. CPAQ_20_Sesudah_PsikiatriPsikotx < CPAQ_20_Sebelum_PsikiatriPsikotx
b. CPAQ_20_Sesudah_PsikiatriPsikotx > CPAQ_20_Sebelum_PsikiatriPsikotx
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
120
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
CPAQ_20_Sesudah_Psikiat
riPsikotx -
CPAQ_20_Sebelum_Psikiat
riPsikotx
Negative Ranks 0a .00 .00
Positive Ranks 24b 12.50 300.00
Ties 0c
Total 24
a. CPAQ_20_Sesudah_PsikiatriPsikotx < CPAQ_20_Sebelum_PsikiatriPsikotx
b. CPAQ_20_Sesudah_PsikiatriPsikotx > CPAQ_20_Sebelum_PsikiatriPsikotx
c. CPAQ_20_Sesudah_PsikiatriPsikotx = CPAQ_20_Sebelum_PsikiatriPsikotx
Test Statisticsb
CPAQ_20_Ses
udah_PsikiatriP
sikotx -
CPAQ_20_Seb
elum_PsikiatriP
sikotx
Z -4.323a
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Explore
Descriptives
Statistic Std. Error
Peaceful_Acceptance_Sebel
um_PsikiatriPsikotx
Mean 16.92 .683
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 15.50
Upper Bound 18.33
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
121
5% Trimmed Mean 16.84
Median 17.00
Variance 11.210
Std. Deviation 3.348
Minimum 10
Maximum 26
Range 16
Interquartile Range 4
Skewness .117 .472
Kurtosis 1.915 .918
Peaceful_Acceptance_Sesu
dah_PsikiatriPsikotx
Mean 18.67 .322
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 18.00
Upper Bound 19.33
5% Trimmed Mean 18.80
Median 19.00
Variance 2.493
Std. Deviation 1.579
Minimum 15
Maximum 20
Range 5
Interquartile Range 2
Skewness -1.058 .472
Kurtosis .386 .918
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
122
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Peaceful_Acceptance_Sebe
lum_PsikiatriPsikotx
.159 24 .122 .921 24 .062
Peaceful_Acceptance_Sesu
dah_PsikiatriPsikotx
.259 24 .000 .806 24 .000
a. Lilliefors Significance Correction
NPar Tests
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Peaceful_Acceptance_Sesu
dah_PsikiatriPsikotx -
Peaceful_Acceptance_Sebel
um_PsikiatriPsikotx
Negative Ranks 1a 20.00 20.00
Positive Ranks 20b 10.55 211.00
Ties 3c
Total 24
a. Peaceful_Acceptance_Sesudah_PsikiatriPsikotx <
Peaceful_Acceptance_Sebelum_PsikiatriPsikotx
b. Peaceful_Acceptance_Sesudah_PsikiatriPsikotx >
Peaceful_Acceptance_Sebelum_PsikiatriPsikotx
c. Peaceful_Acceptance_Sesudah_PsikiatriPsikotx =
Peaceful_Acceptance_Sebelum_PsikiatriPsikotx
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
123
Test Statisticsb
Peaceful_Accep
tance_Sesudah
_PsikiatriPsikot
x -
Peaceful_Accep
tance_Sebelum
_PsikiatriPsikot
x
Z -3.470a
Asymp. Sig. (2-tailed) .001
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Explore
Descriptives
Statistic Std. Error
Struggle_Sebelum_Psikiatri
Psikotx
Mean 11.25 .649
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 9.91
Upper Bound 12.59
5% Trimmed Mean 10.98
Median 10.00
Variance 10.109
Std. Deviation 3.179
Minimum 7
Maximum 21
Range 14
Interquartile Range 4
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
124
Skewness 1.327 .472
Kurtosis 2.435 .918
Struggle_Sesudah_Psikiatri
Psikotx
Mean 7.46 .104
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 7.24
Upper Bound 7.67
5% Trimmed Mean 7.45
Median 7.00
Variance .259
Std. Deviation .509
Minimum 7
Maximum 8
Range 1
Interquartile Range 1
Skewness .179 .472
Kurtosis -2.156 .918
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Struggle_Sebelum_Psikiatri
Psikotx
.195 24 .019 .889 24 .013
Struggle_Sesudah_Psikiatri
Psikotx
.358 24 .000 .637 24 .000
a. Lilliefors Significance Correction
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr
125
NPar Tests
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Struggle_Sesudah_Psikiatri
Psikotx -
Struggle_Sebelum_Psikiatri
Psikotx
Negative Ranks 20a 10.50 210.00
Positive Ranks 0b .00 .00
Ties 4c
Total 24
a. Struggle_Sesudah_PsikiatriPsikotx < Struggle_Sebelum_PsikiatriPsikotx
b. Struggle_Sesudah_PsikiatriPsikotx > Struggle_Sebelum_PsikiatriPsikotx
c. Struggle_Sesudah_PsikiatriPsikotx = Struggle_Sebelum_PsikiatriPsikotx
Test Statisticsb
Struggle_Sesud
ah_PsikiatriPsik
otx -
Struggle_Sebel
um_PsikiatriPsi
kotx
Z -3.929a
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR PENGARUH PSIKOTERAPI TERHADAP ... RICKY WIBOWO, dr