-
PENGARUH PROFITABILITAS DAN SIZE TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN DENGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI
(Studi Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2014-2016)
Oleh :
CHUMAIDAH
NPM : 13.1.01.08443
Program Studi: Akuntansi
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA
SURABAYA
2018
-
2
PENGARUH PROFITABILITAS DAN SIZE TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN DENGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI
(Studi Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2014-2016)
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi: Akuntansi
OLEH:
CHUMAIDAH
NPM : 13.1.01.08443
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA
(STIESIA) SURABAYA
2018
-
3
-
4
-
5
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. MAHASISWA Nama : CHUMAIDAH
NPM : 13.1.01.08443 Program Studi : Akuntansi Tempat, Tanggal
lahir : Denpasar, 20 Juni 1994 Agama : Islam Jumlah Saudara/Anak
yang ke : 7/7 Alamat Rumah : Jl. Raden Kosim RT. 01 RW. 01 Ds.
Gemurung, Gedangan - Sidoarjo Status : Menikah
B. ORANG TUA Nama : HANIFAH Alamat Rumah / Telepon : Jl. Gubeng
Kertajaya IE No. 7 Surabaya Pekerjaan / Jabatan : Wiraswasta
RIWAYAT PENDIDIKAN 1. Tamat SD Muhammadiyah 1 di Denpasar Tahun
2006 2. Tamat SMP Muhammadiyah 1 di Denpasar Tahun 2009 3. Tamat
SMK Sejahtera di Surabaya Tahun 2012 4. Pendidikan Tinggi
Nama Pendidikan Tinggi Tempat Semester Tahun Ket. S-1 STIESIA
Surabaya I – X 2013 – 2017 -
RIWAYAT PEKERJAAN Tahun Bekerja di Pangkat/
Golongan Jabatan
2012-2018 PT. Merak Jaya Beton
Staff Credit Officer
Dibuat dengan sebenarnya
Oleh nama
CHUMAIDAH
-
6
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulilah saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang
telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan skripsi
ini dengan judul “PENGARUH PROFITABILITAS DAN SIZE TERHADAP
NILAI PERUSAHAAN DENGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Pada Perusahaan
Pertambangan
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2016).
Adapun maksud dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi
syarat
dalam menyelesaikan studi pada Program Sarjana Ekonomi Jurusan
Akuntansi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya penulisan skripsi ini
tidak lepas
dari bantuan banyak pihak dan tidak lupa kami menyampaikan
terima kasih atas
segala bantuan, bimbingan, pengarahan, saran dan semangat kepada
yang
terhormat:
1. ALLAH Subhahuwata’ala yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya
kepada penulis.
2. Kedua Orang Tua tercinta, motivator terbesar dalam hidupku
yang tak pernah
jemu mendo’akan dan menyayangiku, atas pengorbanan dan
kesabaran
mengantarku sampai kini, sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan
3. Ibu Dr. Nur Fadjrih Asyik, SE, M.S.A., Ak. CA. Selaku Ketua
Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya.
4. Ibu Dr Wahidahwati, SE, M.Si., Ak., CA. Selaku Ketua Program
Studi
Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA)
Surabaya
-
7
5. Bapak Dr. Maswar Patuh Priyadi, MM., Ak., CA. .selaku Dosen
Pembimbing
yang selalu sabar meluangkan waktu, dan membimbing penulis
sampai
dengan terselesaikannya skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen beserta Staff Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Indonesia
(STIESIA) Surabaya yang telah membekali ilmu selama penulis
menjadi
Mahasiswa.
7. Pimpinan dan Karyawan Pojok Bursa Efek STIESIA Surabaya yang
telah
memberikan kesempatan kepada saya untuk melakukan dan mengambil
data-
data yang diperlukan selama penulisan skripsi ini.
8. Suami dan Si kecil yang telah memberikan dukungan sehingga
skripsi ini
dapat terselesaikan.
9. Buat teman-teman seperjuangan untuk sukses selalu.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari banyak hal yang
masih
belum sempurna oleh karena itu penulis mengharapkan kritik serta
saran demi
kesempurnaan skripsi yang dibuat.
Sebagai akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat
bagi penulis sendiri khususnya dan pembaca umumnya.
Surabaya, Maret 2017
Chumaidah
-
8
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL LUAR SKRIPSI
..................................................... i HALAMAN
SAMPUL DALAM SKRIPSI
.................................................. ii HALAMAN JUDUL
SKRIPSI
.....................................................................
iii HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI
............................................ iv HALAMAN PERNYATAAN
........................................................................
v DAFTAR RIWAYAT HIDUP
.....................................................................
vi KATA PENGANTAR
....................................................................................
vii DAFTAR ISI
...................................................................................................
ix DAFTAR TABEL
..........................................................................................
xii DAFTAR GAMBAR
......................................................................................
xiii DAFTAR LAMPIRAN
..................................................................................
xiv INTISARI
.......................................................................................................
xv ABSTRACT
.....................................................................................................
xvi BAB 1 PENDAHULUAN
...........................................................................
1
1.1 Latar Belakang Masalah
............................................................. 1 1.2
Rumusan Masalah
.......................................................................
10 1.3 Tujuan Penelitian
.......................................................................
10 1.4 Manfaat Penelitian
.......................................................................
11 1.5 Ruang Lingkup Penelitian
........................................................... 12
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 13 2.1
Tinjauan Teoretis
............................................................................
13
2.1.1 Teori Stakeholder
.................................................................
13 2.1.2 Teori Legitimasi
...................................................................
16 2.1.3 Teori Sinyal
..........................................................................
18 2.1.4 Profitabilitas
.........................................................................
19 2.1.5 Ukuran Perusahaan
............................................................... 21
2.1.6 Nilai Perusahaan
...................................................................
23 2.1.7 Corporate Social Responsibility (CSR)
............................... 24 2.1.8 Penelitian Terdahulu
............................................................ 28
2.2 Rerangka Konseptual
.....................................................................
31 2.3 Pengembangan Hipotesis
...............................................................
32
2.3.1 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan
............. 32 2.3.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai
Perusahaan .. 33 2.3.3 Pengaruh Corporate Social Responsibility
Terhadap
Nilai Perusahan
....................................................................
34 2.3.4 Pengaruh Corporate Social Responsibility
Dalam Memoderasi Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan 35
2.3.5 Pengaruh Corporate Social Responsibility Dalam
Memoderasi Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan 36
-
9
BAB 3 METODA PENELITIAN
............................................................. 39
3.1 Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Objek) Penelitian
.. 39 3.2 Teknik Pengambilan Sampel
.......................................................... 39 3.3
Teknik Pengumpulan Data
............................................................. 42
3.4 Variabel dan Definisi Operasional Variabel
.................................. 42 3.5 Teknik Analisis Data
......................................................................
47
3.5.1 Statistik
Deskriptif................................................................
47 3.5.2 Pengujian Asumsi Klasik
..................................................... 47 3.5.3
Regresi Linier
Berganda....................................................... 50
3.5.4 Uji Kelayakan Model
........................................................... 51
3.5.5 Pengujian Hipotesis
..............................................................
52
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
............................. 54
4.1 Hasil Penelitian
..............................................................................
54 4.1.1 Gamabaran Umum Obyek Penelitian
................................... 54 4.1.2 Sampel Penelitian
.................................................................
55 4.1.3 Analisis Deskriptif Statistik
................................................. 56 4.1.4
Pengujian Asumsi Klasik
..................................................... 59 4.1.5
Analisis Regresi Linier Berganda
........................................ 63 4.1.6 Uji Kelayakan
Model ...........................................................
66 4.1.7 Pengujian Hipotesis
..............................................................
68
4.2 Pembahasan
....................................................................................
70 4.2.1 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan
............. 70 4.2.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai
Perusahaan .. 71 4.2.3 Pengaruh Corporate Social Responsibility
Terhadap
Nilai Perusahaan
..................................................................
73 4.2.4 Pengaruh Corporate Responsibility Berdampak Pada
Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan ............
75 4.2.5 Pengaruh Corporate Responsibility Berdampak Pada
Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan . 76
BAB 5 PENUTUP
.......................................................................................
79 5.1 Simpulan
......................................................................................
79 5.2 Keterbatasan
.................................................................................
79 5.3 Saran
............................................................................................
80
JADWAL PENELTIAN DAFTAR PUSTAKA
-
10
DAFTAR TABEL
1. Interest dan Kepentingan Masing-masing Stakeholders
............................. 16
2. sampel Perusahaan
.......................................................................................
40
3. Nama Perusahaan Pertambangan
.................................................................
40
4. Pemilihan Sampel Perusahaan
.....................................................................
56
5. Hasil Statistik Deskriptif
..............................................................................
57
6. Hasil Uji Normalitas Pendekatan Kosmogorov Smirnov
............................ 60
7. Hasil Uji Multikolinearitas
...........................................................................
61
8. Hasil Perhitungan Auto Korelasi
.................................................................
62
9. Hasil Perhitungan Regresi Linier Berganda
................................................. 64
10. Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi (R2)
.......................................... 67
11. Hasil Uji Kesesuaian
Model.......................................................................
68
12. Hasil Perhitungan Uji t
..............................................................................
69
-
11
DAFTAR GAMBAR
1. Kerangka Konseptual
..................................................................................
31
2. Grafik Pengujian Normalitas Data
..............................................................
59
3. Gambar
Scatterplot.......................................................................................
63
-
12
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rekapitulasi CSR dari Tahun 2014-2016
Lampiran 2 Perhitungan CSR Perusahaan Pertambangan Tahun
2014-2016
Lampiran 3 Perhitungan ROA Perusahaan Pertambangan Tahun
2014-2016
Lampiran 4 Perhitungan SIZE Perusahaan Pertambangan Tahun
2014-2016
Lampiran 5 Perhitungan TOBIN’S Q Perusahaan Pertambangan Tahun
2014-
2016
Lampiran 6 Hasil Output Data Outliner
Lampiran 7 Hasil Perhitungan Deskriptives
Lampiran 8 Hasil Uji Auto korelasi
Lampiran 9 Hasil Uji Normalitas
Lampiran10 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Lampiran 11 Regression
Lampiran 12 Pengantar ke Dosen Pembimbing
Lampiran 13 Kartu Konsultasi Bimbingan Skripsi
Lampiran 14 Surat Keterangan Riset
Lampiran 15 Surat Selesai Riset
Lampiran 16 Berita Acara Bimbingan Skripsi
Lampiran 17 Sertifikat Seminar
-
13
INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk menguji profitabilitas, ukuran
perusahaan, corporate social responsibility berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan, dan menguji corporate social
responsibility berdampak pada pengaruh profitabilitas terhadap
nilai perusahaan serta menguji corporate social responsibility
berdampak pada pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai
perusahaan.
Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2014-2016 berjumlah
39 perusahaan, Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling
di dapatkan sampel sebanyak 38 perusahaan dengan data yang
diobservasi sebanyak 107 sampel. Metode analisis data menggunakan
analisis regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka
dapat disimpulkan bahwa variabel profitabilitas, corporate social
responsibility, profitabilitas yang dimoderasi oleh corporate
social responsibility berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
(Tobin’s Q). Sedangkan variabel yang lain, ukuran perusahaan serta
ukuran perusahaan yang dimoderasi oleh corporate social
responsibility tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan (Tobin’s
Q).
Kata kunci: profitabilitas, ukuran perusahaan, corporate social
responsibility,
nilai perusahaan
-
14
ABSTRACT
This research aimed to examine whether or not profitability,
firm size, and corporate social responsibility gave positive
influence to the firm size. This also investigated whether the
corporate social responsibility affected profitability on the firm
value.
The population of this research used 39 mining companies which
were listed in Indonesia Stock Exchange during 2014-2016 periods.
Then, the sample technique was purposive sampling so that 38
sampled companies were obtained with 107 samples of observation
data. Furthermore, data was analyzed with multiple linear
regressions analysis.
Based on the data analysis result and hypothesis test, this
research founded that the variable of profitability, corporate
social responsibility, profitability were moderated by corporate
social responsibility with positive influence to the firm value
(Tobin’s Q). Meanwhile, other variables including firm sizes that
were moderated by corporate social responsibility gave no influence
to the firm value (Tobin’s Q).
-
15
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perusahaan sebagai suatu entitas ekonomi umumnya memiliki tujuan
jangka
pendek maupun tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek
perusahaan adalah
untuk memperoleh laba secara maksimal, sedangkan tujuan jangka
panjangnya
adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan. Peningkatan nilai
perusahaan
merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan, karena nilai
perusahaan
merupakan cerminan dari baik buruknya kinerja perusahaan, yang
tentu saja akan
memengaruhi pandangan investor pada perusahaan. Nilai perusahaan
yang tinggi
tentunya akan membuat investor yakin akan kinerja perusahaan dan
juga
prospeknya di masa mendatang (Kusumayanti dan Astika, 2016).
Dalam rangka untuk memberikan sinyal positif kepada para
investor,
perusahaan Go Public akan berusaha untuk meningkatkan nilai
perusahaan
melalui perbaikan kinerja perusahaan. Telah banyak penelitian
yang dilakukan
terkait dengan faktor-faktor yang memengaruhi nilai perusahaan.
Umumnya,
faktor keuangan merupakan faktor yang paling sering digunakan
untuk
menjelaskan mengenai bagaimana pengaruhnya pada nilai
perusahaan. Faktor
keuangan tersebut seperti profitabilitas, dan ukuran perusahaan,
(Imron, et al
2016; Pratama dan Mustanda, 2016; dan Wulandari dan Wiksuana,
2017). Selain
faktor keuangan tersebut, ada juga faktor non keuangan yang
dapat memengaruhi
-
16
nilai perusahaan, salah satunya adalah pertangungjawaban sosial
perusahaan atau
Corporate Social Responsibility (CSR).
Menurut Deegan (2004), CSR dilandasi oleh prinsip triple bottom
lines,
dimana perusahaan tidak hanya memberikan informasi mengenai
pelaksanaan
kegiatan ekonominya saja, tetapi juga kegiatan sosial dan
lingkungannya. Hal ini
bertujuan untuk menciptakan suatu hubungan timbal balik yang
saling sinergis
antara perusahaan dengan masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Kaur (2015)
juga berpendapat bahwa pelaksanaan CSR oleh perusahaan merupakan
suatu
sinyal positif bagi para investor, yang pada akhirnya tentu akan
menghasilkan
keuntungan finansial bagi perusahaan. CSR dapat dikatakan
sebagai salah satu
cara yang dilakukan oleh perusahaan dalam membentuk image atau
citra
perusahaan yang baik. Image perusahaan yang baik tentunya akan
menarik minat
investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut. Hal tersebut
sesuai dengan
pernyataan Kusumayanti dan Astika (2016), bahwa penilaian
terhadap perusahaan
tidak hanya mengacu pada nilai nominalnya saja, tetapi juga
image yang melekat
pada perusahaan tersebut.
Pentingnya masalah CSR di Indonesia telah diatur dalam
Undang-Undang
Perseroan Terbatas No. 40 pasal 74 Tahun 2007 yang menyatakan
bahwa
perusahaan yang kegiatan usahanya berhubungan dengan sumber daya
alam wajib
melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Peraturan lain
yang mengatur
pelaksanaan CSR adalah Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman
Modal. Undang-Undang tersebut menyatakan bahwa setiap penanam
modal
memiliki kewajiban untuk melaksanakan tanggung jawab sosial
perusahaan.
-
17
Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga
Keuangan Nomor: KEP-134/BL/2006 juga mewajibkan perusahaan
untuk
mengungkapkan informasi mengenai tata kelola perusahaan dimana
di dalamnya
juga termasuk uraian mengenai aktivitas dan biaya yang
dikeluarkan berkaitan
dengan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat dan
lingkungan
pada laporan tahunan perusahaan. Penyajian mengenai informasi
lingkungan juga
telah dianjurkan dalam PSAK No.1 Tahun 2004 tentang Penyajian
Laporan
Keuangan (Kusumayanti dan Astika, 2016)
Dikeluarkannya peraturan-peraturan yang mengatur tentang
pengungkapan
CSR tersebut membuat semakin banyak perusahaan dalam beberapa
tahun
terakhir ini yang mulai menyadari pentingnya penerapan CSR
sebagai salah satu
bentuk investasi yang baik demi pertumbuhan dan keberlanjutan
bisnis
perusahaan, yang tentunya akan berdampak pada peningkatan nilai
perusahaan.
CSR kini juga dipandang sebagai parameter dalam melaksanakan
praktik bisnis
yang ideal. Perusahaan telah memperoleh keuntungan dari alam,
lingkungan, dan
masayarakat sekitar, sehingga CSR tidak lagi dianggap sebagai
sentral biaya (cost
centre) melainkan sentral laba (profit centre) bagi perusahaan
di masa mendatang
(Kusumadilaga, 2010).
Nilai dari suatu perusahaan dapat dipengaruhi oleh
profitabilitas
(Hermuningsih, 2012). Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan
memperoleh
laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun
modal sendiri
(Sartono, 2011). Apabila profitabitas perusahaan baik maka para
stakeholders
yang terdiri dari kreditur, supplier, dan juga investor akan
melihat sejauh mana
-
18
perusahaan dapat menghasilkan laba dari penjualan dan investasi
perusahaan.
Dengan profitabilitas perusahaan yang meningkatkan akan
mempengaruhi nilai
perusahaan, selain itu Perusahaan-perusahaan dengan profit yang
tinggi cenderung
menggunakan lebih banyak pinjaman untuk memperoleh manfaat pajak
(Hermuningsih,
2012).
Peningkatan profitabilitas akan memberikan sinyal positif kepada
investor
bahwa perusahaan tersebut profitable dan diharapkan mampu untuk
memberikan
kesejahteraan kepada pemegang saham melalui pengembalian saham
yang tinggi.
Perusahaan yang mampu meningkatkan laba perusahaannya akan
lebih
berpeluang untuk melakukan ekspansi bisnis. Ekspansi adalah
salah satu upaya
yang dilakukan perusahaan untuk memperbesar ukuran atau skala
perusahaan
(Hermuningsih, 2012). Pernyataan tersebut sejalan dengan hasil
empiris yang
dilakukan oleh Imron, et al (2016), Pratama dan Mustanda (2016);
Anindita dan
Yuliati (2017); Ayu dan Suarjaya (2017) menemukan bahwa
profitabilitas secara
signifikan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Sementara penelitian
yang dilakukan oleh Kusumayanti dan Astika (2016); Wulandari dan
Wiksuana
(2017) menemukan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif tidak
signifikan
terhadap nilai perusahaan. Hal ini disebabkan investor saat ini
tidak hanya
terfokus kepada profit yang dimiliki oleh perusahaan tetapi
cenderung melihat
aktifitas sosial perusahaan yang mampu memberikan efek jangka
panjang
terhadap perusahaan tersebut. Terkait research gap tersebut
peneliti akan menguji
kembali profitabilitas untuk mengetahui konsistensi hasil
penelitian yang akan
-
19
dilakukan nantinya. Faktor lain yang diduga ikut berpengaruh
terhadap nilai
perusahaan adalah ukuran perusahaan.
Ukuran peusahaan (size) merupakan suatu indikator yang
menunjukkan
kekuatan finansial perusahaan. Ukuran perusahaan dianggap
mampu
mempengaruhi nilai perusahaan, karena semakin besar ukuran atau
skala
perusahaan maka akan semakin mudah pula perusahaan memperoleh
sumber
pendanaan baik yang bersifat internal maupun eksternal
(Hermuningsih, 2012).
Selain itu ukuran perusahaan juga merupakan salah satu penentu
dalam
memperoleh dana dari para investor, karena kuran perusahaan
dianggap mampu
untuk memengaruhi nilai dari suatu perusahaan (Martini, et al.
2014). Semakin
besar ukuran atau skala perusahaan maka akan semakin mudah pula
perusahaan
untuk dipercaya oleh kreditur dalam memperoleh sumber dana yang
besar baik
bersifat internal maupun eksternal. Sumber dana tersebut dapat
digunakan oleh
perusahaan untuk lebih meningkatkan keuntungan perusahaan
melalui ekspansi
dan effisiensi (Maspupah, 2014). Hal tersebut sejalan dengan
hasil empiris yang
dilakukan oleh Maspupah (2014) serta Pramana dan Mustanda (2016)
menemukan
hasil bahwa ukuran perusahaan dapat berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
nilai perusahaan. Perusahaan yang mampu meningkatkan laba
perusahaannya
akan lebih berpeluang untuk melakukan ekspansi bisnis. Ekspansi
adalah salah
satu upaya yang dilakukan perusahaan untuk memperbesar ukuran
atau skala
perusahaan (Pramana dan Mustanda, 2016). Ukuran perusahaan
dianggap mampu
memengaruhi nilai perusahaan. Semakin besar ukuran atau skala
perusahaan maka
akan semakin mudah perusahaan dalam memeroleh sumber pendanaan
baik yang
-
20
bersifat internal maupun eksternal (Mahatma, et al., 2013).
Sementara penelitian
yang dilakukan oleh Allazy (2011), menemukan hasil bahwa ukuran
perusahaan
tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan menunjukkan
bahwa ukuran
perusahaan bukan merupakan faktor yang diperhatikan oleh
investor dalam
berinvestasi. Terkait dari research gap tersebut peneliti ini
menguji kembali size
untuk mengetahui konsistensi hasil penelitian yang akan
dilakukan nantinya.
Dari variabel penelitian yang telah diuraikan diatas, masih
terdapat adanya
research gap. Oleh karena itu Corporate Social Responsibility
dimasukkan
sebagai variabel yang dapat memoderasi dan memperjelas hubungan
diantara
kedua variabel tersebut terhadap nilai perusahaan. Hal ini juga
didukung dengan
adanya UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan
penerbitan PP No.
47/2012 yang menyatakan bahwa perusahaan yang memanfaatkan
atau
berdampak terhadap fungsi sumber daya alam dituntut tidak hanya
mencari
keuntungan semata, akan tetapi juga dituntut untuk memperhatikan
masyarakat
luas dengan melakukan Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan
(JTSL).
Penelitian ini merupakan replikasi dari beberapa-beberapa
penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Munawaroh dan Priyadi (2014);
Imron, et al
(2016); Anindita dan Yuliati (2017); Pratama dan Mustanda
(2016); Wulandari
dan Wiksuana (2017); serta Ayu dan Suarjaya (2017), dimana hasil
penelitian
menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Ketidakseragaman
hasil-hasil penelitian
sebelumnya membuat penelitian terkait hubungan antara CSR,
profitabilitas,
ukuran perusahaan dan nilai perusahaan menjadi menarik untuk
dilakukan kajian
lebih lanjut, sehingga penelitian ini dilakukan dengan tujuan
untuk mengujian
-
21
kembali terkait variabel-variabel tersebut agar menunjukkan
hasil yang konsisten,
dengan hasil sebelumnya. Penelitian-penelitian terkait hubungan
pengungkapan
CSR, profitabilitas, ukuran perusahaan dan nilai perusahaan
memicu pemikiran
pengaruh keberlanjutan antara CSR, profitabilitas, ukuran
perusahaan dan nilai
perusahaan. Sehingga ada beberapa penelitian yang menjadikan CSR
sebagai
variabel mediasi hubungan profitabilitas dan ukuran perusahaan
terhadap nilai
perusahaan
Hubungan CSR dalam memoderasi profitabilitas yang diproksikan
oleh ROA
terhadap nilai perusahaan ditunjukan melalui hasil penelitian
yang dilakukan oleh
Pratama dan Mustanda (2016) Anindita dan Yuliati (2017);
Wulandari dan
Wiksuana (2017); Ayu dan Suarjaya (2017) menunjukkan bahwa
ROA
berpengaruh positif pada nilai perusahaan yang diproksikan
dengan Tobin’s Q dan
pengungkapkan CSR sebagai variabel pemoderasi terbukti
berpengaruh positif
terhadap ROA dan nilai perusahaan. Semakin tinggi tingkat
profitabilitas
perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi sosial yang
dilakukan
perusahaan. Tingkat profitabilitas yang tinggi tidak selalu
menjadi jaminan atas
peningkatan nilai suatu perusahaan. Hal ini disebabkan
masyarakat saat ini
cenderung memilih perusahaan yang bertanggung jawab dan peduli
terhadap
lingkungan sekitar karena dengan mendukung perusahaan tersebut
secara tidak
langsung masyarakat pun ikut berpartisipasi dalam memelihara
lingkungan sekitar
(Pramana dan Mustanda, 2016). Selain itu, perusahaan yang peduli
terhadap
lingkungan dianggap lebih memperhatikan prospek kinerja
perusahaan di masa
depan sehingga akan dinilai positif oleh investor. Namun hasil
yang berbeda
-
22
diperoleh Dewa dan Utaminingsih (2014) serta Imron, et al (2016)
dimana
Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) tidak mampu
memperkuat
hubungan antara kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan
Peran moderasi CSR pada pengaruh ukuran perusahaan terhadap
nilai
perusahaan juga dapat dijelaskan melalui hasil penelitian yang
dilakukan oleh
Imron, et al. (2013) yang menemukan bahwa CSR mampu
memperkuat
hubungan antara ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan.
Selain itu hasil
penelitian Pratama dan Mustanda (2016), Wulandari dan Wiksuana
(2017)
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan secara signifikan
berpengaruh positif
terhadap Nilai Perusahaan. Hasil penelitian tersebut
bertentangan dengan
penelitian yang dilakukan Pratama dan Mustanda (2016);
Kusumayanti dan
Astika (2016) CSR tidak mampu memoderasi pengaruh ukuran
perusahaan
terhadap nilai perusahaan.
Di dalam penelitian ini, pemilihan perusahaan-perusahaan yang
bergerak di
dalam bidang pertambangan sebagai objek penelitian bukan tanpa
dasar atau
alasan. Selama tahun 2000-an, penyebaran praktek-praktek terbaik
di dalam
berbagai aspek seperti sistem manajemen lingkungan dan protokol
keterlibatan
masyarakat menjadi ciri penanda industri pertambangan. Banyaknya
regulasi atau
peraturan yang berlaku di Indonesia yang mengatur mengenai
pengungkapan CSR
di dalam laporan tahunan perusahaan terutama pada perusahaan
pertambangan,
seperti Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas dan
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Pasal 95 tentang Pertambangan
Mineral
dan Batu Bara menjadi dasar pentingnya CSR di dalam perusahaan
pertambangan.
-
23
Perusahan pada sektor industri pertambangan dan penggalian ini
juga banyak
melakukan eksploitasi terhadap sumber daya alam yaitu bahan
tambang untuk
kelangsungan usahanya. Ketergantungan dan eksploitasi perusahaan
terhadap
sumber daya alam sangatlah besar sehingga menarik perhatian
penulis untuk
mengetahui dan menganalisis pelaksanaan CSR yang dilakukan oleh
perusahaan
perusahaan pada sektor industri pertambangan dan penggalian
tersebut sebagai
wujud dari tanggungjawab perusahaan terhadap lingkungan. Karena
tidak bisa
dipungkiri bahwa kegiatan usaha juga kerap kali memberikan
dampak negatif bagi
ekologi atau hubungan timbal balik antara organisme-organisme
hidup dengan
lingkungannya. Selain itu, alasan pemilihan sektor pertambangan
karena
perusahaan yang telah yang telah listed di BEI biasanya telah
membuat anual
report yang baik dan sesuai standar. Disamping itu tidak semua
perusahaan
membuat sustainability report, biasanya hanya perusahaan yang
telah listed di
BEI saja yang membuat laporan tersebut sehingga hal itu menjadi
pertimbangan
penulis untuk memilih perusahaan sektor pertambangan dan
penggalian yang telah
listed di BEI sebagai objek penelitian.
Oleh karena itu, dari uraian dan berbagai alasan yang telah
penulis jelaskan
diatas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul:
“PENGARUH
PROFITABILITAS DAN SIZE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY SEBAGAI VARIABEL
PEMODERASI PADA SEKTOR PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA”
-
24
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, permasalahan dalam penelitian ini
dirumuskan
sebagai berikut:
1. Apakah profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan?
2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh negaitif terhadap nilai
perusahaan?
3. Apakah corporate social responsibility berpengaruh positif
terhadap nilai
perusahaan?
4. Apakah corporate social responsibility berdampak pada
pengaruh
profitabilitas terhadap nilai perusahaan?
5. Apakah corporate social responsibility berdampak pada
pengaruh ukuran
perusahaan terhadap nilai perusahaan?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini mempunyai tujuan
sebagai
berikut:
1. Untuk menguji profitabilitas berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan.
2. Untuk menguji ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap
nilai
perusahaan.
3. Untuk menguji corporate social responsibility berpengaruh
positif terhadap
nilai perusahaan.
4. Untuk menguji corporate social responsibility berdampak pada
pengaruh
profitabilitas terhadap nilai perusahaan.
-
25
5. Untuk menguji corporate social responsibility berdampak pada
pengaruh
ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi beberapa manfaat bagi
para
penggunanya, antara lain:
1. Kontribusi Praktis
a. Bagi perusahaan, dapat memberi sumbangan pemikiran tentang
pentingnya
pertanggungjawaban sosial perusahaan di dalam profitabilitas dan
Ukuran
perusahaannya diamana nantinya akan berpengaruh terhadap
peningkatan
nilai perusahaan, serta sebagai pertimbangan dalam pembuatan
kebijakan
perusahaan untuk lebih meningkatkan kepeduliaannya pada
lingkungan
sosial.
b. Bagi investor, akan bisa memilih perusahaan yang memiliki
nilai perusahaan
yang bagus dengan mempertimbangkan masing-masing aspek yaitu
profitabilitas, ukuran perusahaan dan corporate social
resposibility sehingga
memiliki keputusan yang tepat dalam berinvestasi.
2. Kontribusi Teoretis Penelitian ini dapat digunakan sebagai
bukti empiris yang
menyangkut pengaruh profitabilitas dan ukuran perusahaan
terhadap nilai
perusahaan dengan corporate social responsibility sebagai
variabel moderasi
dan sebagai informasi dan pengembangan untuk penelitian
selanjutnya, serta
sebagai penambah wawasan bagi mahasiswa.
-
26
1.5 Ruang Lingkup Masalah
Agar terarahnya pembahasan dan tidak menyimpang dari
materi-materi
pokoknya, maka ruang lingkup dalam penelitian ini difokuskan
pada kajian dan
pembahasan mengenai pengaruh profitabilitas dan ukuran
perusahaan terhadap
nilai perusahaan dengan Corporate Social Responsibility sebagai
variabel
moderasi pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
Populasi Penelitian adalah semua perusahaan pertambangan yang
terdaftar di
Busa Efek Indonesia selama tahun 2014-2016 dengan jumlah 39
perusahaan.
Perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah
sebagian dan
beberapa perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode
2014-2016 yang
tidak terlambat menerbitkan laporan keuangan tahunan.
-
27
BAB 2
TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1 Tinjauan Teoretis
Dalam sub bab ini akan dijelaskan mengenai tinjauan teoretis
yang berisi
teori yang menjadi dasar penelitian. Kajian literatur berisi
teori hasil-hasil
penelitian terdahulu/penelitian yang telah ada, yang relevan
dengan studi
penelitian yang dilakukan. Berikut ini tinjauan teoretis yang
mendasari penelitian
mengenai profitabilitas, size, corporate social responsibility
dan nilai perusahaan
dapat dijelaskan sebagai berikut:
2.1.1 Teori Stakeholder
Teori Stakeholder (Stakeholder theory) telah muncul sejak
pertengahan
tahun 1980-an. Latar belakang dari stakeholder theory adalah
untuk membangun
suatu rencana kerja terhadap masalah yang dihadapi para manajer
dalam sebuah
perusahaan yaitu perubahan keadaan lingkungan (Freeman dan
McVea, 2001).
Istilah stakeholder adalah:“…..pihak-pihak yang berkepentingan
pada perusahaan
yang dapat mempengaruhi atau dapat dipengaruhi oleh aktivitas
perusahaan, para
stakeholder antara lain masyarakat, karyawan, pemerintah,
supplier, pasar modal
dan lain-lain (Gray, 2001).
Menurut Ghozali dan Chariri (2007) stakeholder theory mengatakan
bahwa
perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk
kepentingannya sendiri
namun harus memberikan manfaat bagi stakeholdernya
(shareholders, kreditor,
konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat, analis dan pihak
lain). Dengan
-
28
demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh
dukungan yang
diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan tersebut. Oleh
sebab itu, dukungan
dari stakeholder sangat mempengaruhi keberadaan suatu
perusahaan. Jensen
(2001) menyatakan bahwa keputusan manajemen harus
memperhatikan
stakeholdernya untuk meningkatkan nilai perusahaan. Stakeholder
juga
mempunyai hak terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan oleh
manajemen
perusahaan, seperti halnya pemegang saham (Rosiana, et al.,
2013).
Berdasarkan pengertian dari tersebut diatas maka dapat
dismpulkan bahwa
Teori Stakeholder adalah komitmen perusahaan untuk berkontribusi
dalam
pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan
tanggung
jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan
antara perhatian
terhadap aspek ekonomi, sosial dan lingkungan kepada pemasok,
pelanggan,
pemerintah, masyarakat lokal, investor, karyawan, kelompok
politik, dan asosiasi
perdagangan karena stakeholder tersebut mempunyai hak terhadap
tindakan-
tindakan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan.
Wibisono (2007) membagi stakeholders sebagai berikut:
1. Stakeholders Internal dan stakeholders eksternal
Stakeholders internal adalah stakeholders yang berada di dalam
lingkungan
organisasi. Misalnya karyawan, manajer dan pemegang saham
(shareholder).
Sedangkan stakeholders eksternal adalah stakeholders yang berada
di luar
lingkungan organisasi, seperti penyalur atau pemasok, konsumen
atau pelanggan,
masyarakat, pemerintah, pers, kelompok social responsible
investor, licensing
partner dan lain-lain.
-
29
2. Stakeholders primer, sekunder dan marjinal
Tidak semua elemen dalam stakeholders perlu diperhatikan.
Perusahaan
perlu menyusun skala prioritas. Stakeholders yang paling penting
disebut
stakeholders primer, stakeholders yang kurang penting disebut
stakeholders
sekunder dan yang biasa diabaikan disebut stakeholders marjinal.
Urutan prioritas
ini berbeda bagi setiap perusahaan meskipun produk atau jasanya
sama. Urutan ini
juga bisa berubah dari waktu ke waktu.
3. Stakeholders tradisional dan stakeholders masa depan
Karyawan dan konsumen dapat disebut sebagai stakeholders
tradisional,
karena saat ini sudah berhubungan dengan organisasi. Sedangkan
stakeholders
masa depan adalah stakeholders pada masa yang akan datang
diperkirakan akan
memberikan pengaruhnya pada organisasi seperti mahasiswa,
peneliti dan
konsumen potensial.
4. Proponents, opponents, dan uncommitted
Diantara stakeholders ada kelompok yang memihak organisasi
(proponents), menentang organisasi (opponents) dan ada yang
tidak peduli atau
abai (uncommitted). Organisasi perlu mengenal stakeholders yang
berbeda-beda
ini agar dapat melihat permasalahan, menyusun rencana dan
strategi untuk
melakukan tindakan yang proposional.
5. Silent majority dan vokal minority
Dilihat dari aktivitas stakeholders dalam melakukan komplain
atau
mendukung perusahaan, tentu ada yang menyatakan pertentangan
atau
-
30
dukungannya secara vokal (aktif) namun ada pula yang menyatakan
secara silent
(pasif).
Wibisono (2007) menyatakan secara garis besar kriteria kepuasan
masing-
masing stakeholders dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 1 Interest dan Kepentingan masing-masing Stakeholders
STAKEHOLDERS KRITERIA KEPUASAN
1. Pemegang saham Prestasi keuangan
2. Karyawan Kepuasan kerja, gaji, supervise
3. Konsumen Kualitas, pelayanan, lokasi, harga
4. Kreditor Creditworthiness
5. Komunitas Kontribusi terhadap komunitas
6. Pemasok Transaksi yang memuaskan
7. Pemerintah Kepatuhan terhadap hukum
Sumber: Wibisono (2007)
2.1.2 Teori Legitimasi
Menurut Ghozali dan Chariri (2007) yang melandasi teori
legitimasi adalah
“kontrak sosial” yang terjadi antara perusahaan dengan
masyarakat dimana
perusahaan beroperasi dan menggunakan sumber ekonomi. Teori
legitimasi
tersebut dibutuhkan oleh institusi-institusi untuk mencapai
tujuan agar sejalan
dengan masyarakat luas. Sedangkan menurut Reverte (2009) teori
legitimasi
merupakan suatu gagasan tentang kontrak sosial antara perusahaan
dengan
masyarakat, dimana dalam teori ini, untuk diterima oleh
masyarakat, perusahaan
harus mengungkapkan aktivitas sosial perusahaan sehingga akan
menjamin
kelangsungan hidup perusahaan
-
31
Deegan (2000:253) menyatakan dalam teori legitimasi terdapat
suatu
gagasan mengenai ”kontrak sosial” antara organisasi dengan
lingkungan dimana
organisasi tersebut beroperasi. Konsep ”kontrak sosial”
digunakan untuk
menunjukkan harapan masyarakat tentang cara yang seharusnya
dilakukan
organisasi dalam melakukan aktivitas. Harapan masyarakat
terhadap perilaku
perusahaan dapat bersifat implisit dan eksplisit. Bentuk
eksplisit dari kontrak
sosial adalah persyaratan legal, sementara bentuk implisitnya
adalah harapan
masyarakat yang tidak tercantum dalam peraturan legal.
Pengungkapan pelaporan
sosial dan lingkungan menjadi salah satu cara perusahaan untuk
mewujudkan
kinerja yang baik kepada masyarakat dan investor. Dengan
pengungkapan
tersebut, perusahaan akan mendapatkan image dan pengakuan yang
baik serta
akan memiliki daya tarik dalam penanaman modal atau investor
dalam negeri
maupun asing. Pengungkapan ini digunakan untuk melegitimasi
aktivitas
perusahaan di mata masyarakat, karena pengungkapan CSR akan
menunjukkan
tingkat kepatuhan suatu perusahaan (Branco dan Rodrigues,
2008).
Berdasarkan pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa
teori
legitimasi adalah suatu gagasan mengenai kontrak sosial antara
perusahaan
dengan masyarakat, dimana perusahaan harus mengungkapkan
aktivitas sosial
yang selama ini dilakukan perusahaan serta memastikan bahwa
aktifitas
perusahaan diterima oleh pihak luar sebagai suatu kegiatan yang
legal (sah)
sehingga akan menjamin kelangsungan hidup perusahaan.
-
32
2.1.3 Teori Sinyal
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Spence pada tahun 1973,
yang
mengemukakan bagaimana sebuah perusahaan memberikan sinyal
kepada
pengguna laporan keuangan. Sinyal tersebut dapat berupa sebuah
informasi
mengenai apa yang sudah dilakukan manajemen untuk merealisasikan
keinginan
pemilik. Teori sinyal digunakan untuk menjelaskan suatu
informasi dapat
dimanfaatkan perusahaan untuk memberi sinyal positif maupun
negatif kepada
pemakainya. Teori sinyal menyatakan bahwa pihak internal
perusahaan yang
memiliki sebuah informasi yang lebih baik tentang perusahaannya
akan terdorong
untuk mengungkapkan informasi tersebut kepada calon investor
dimana
perusahaan dapat menaikkan nilai perusahaan melalui laporan
tahunannya (Scott,
2012:475).
Menurut Brigham dan Houston (2012), teori persinyalan merupakan
suatu
perilaku manajemen perusahaan dalam memberi petunjuk untuk
investor terkait
pandangan manajemen pada prospek perusahaan untuk masa
mendatang.
Rustiarini (2010) menyatakan, teori sinyal seharusnya mengungkap
sinyal-sinyal
keberhasilan atau kegagalan harus disampaikan suatu perusahaan.
Hal ini
menunjukkan karena adanya asimetri informasi yang terjadi antara
manajemen
dengan pihak pemangku kepentingan. Salah satu informasi yang
wajib untuk
diungkapkan oleh perusahaan adalah informasi tentang tanggung
jawab sosial
perusahaan. Informasi ini dapat dimuat dalam laporan tahunan
atau laporan sosial
perusahaan terpisah. Perusahaan melakukan pengungkapan tanggung
jawab sosial
perusahaan dengan harapan dapat meningkatkan reputasi dan nilai
perusahaan.
-
33
Berdasarkan pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa
teori sinyal
adalah dorongan perusahaan untuk memberikan informasi mengenai
sinyal positif
maupun negatif mengenai kondisi perusahaan, karena pihak
internal perusahaan
yang memiliki sebuah informasi tentang kondisi perusahaan
melalui laporan
tahunannya, karena perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai
perusahaan
dan prospek yang akan datang dibanding pihak luar (investor,
kreditor).
2.1.4 Profitabilitas
Profitabilitas merupakan tingkat keuntungan bersih yang mampu
diraih oleh
perusahaan pada saat menjalankan operasionalnya. Profitabilitas
menggambarkan
pendapatan yang dimiliki perusahaan untuk membiayai investasi.
Profitabilitas
menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam
keseluruhan
aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi investor.
Profitabilitas merupakan
faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan struktur modal
perusahaan. Hal
ini dikarenakan perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi
cenderung
menggunakan hutang yang relatif kecil karena laba ditahan yang
tinggi sudah
memadai untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan.
Semakin besar
tingkat keuntungan menunjukkan semakin baik manajemen dalam
mengelola
perusahaan (Sutrisno, 2017:212).
Profitabilitas sering dikaitkan dengan kemampuan perusahaan
dalam
memperoleh laba. Riyanto (2012:35) profitabilitas suatu
perusahaan menunjukkan
perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang
menghasilkan laba
tersebut. Harahap (2013:304) profitabilitas menggambarkan
kemampuan
-
34
perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber
yang ada
seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah
cabang dan
sebagainya.
Dari beberapa pendapat mengenai profitabilitas maka dapat
disimpulkan
bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan
keuntungan dalam periode waktu tertentu dan dapat digunakan
untuk mengukur
berbagai aspek kinerja peusahaan. Semakin profitabel perusahaan
maka dapat
diindikasikan perusahaan tersebut memiliki kinerja yang baik dan
sebaliknya.
Indikator dari rasio profitabilitas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah
Return On Assets (ROA) (Sutrisno, 2017:213):
Menurut Sutrisno (2017:213) Return on Asset merupakan ukuran
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva
yang
dimiliki oleh perusahaan. Rasio yang tinggi menunjukkan
efisiensi dan efektifitas
pengelolaan aset yang berarti semakin baik. Return on asset atau
return on
investment menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba
dari aktiva
yang dipergunakan. ROA dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai
berikut:
100% x Aktiva Total
Pajak Setelah Laba (ROA) AssetsOn Return
Analisa ROA bersifat menyeluruh dan digunakan untuk mengukur
efektifitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Atau untuk
dapat mengukur
kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan
dalam aktiva
yang digunakan untuk operasi perusahaan, sehingga dapat
menghasilkan
keuntungan. Rasio atau pedoman yang baik adalah > 5%.
-
35
2.1.5 Ukuran Perusahaan
Menurut Brigham dan Houston (2012:117) ukuran perusahaan adalah
rata–
rata total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai
beberapa tahun.
Dalam hal ini, apabila penjualan lebih besar daripada biaya
variabel dan biaya
tetap, akan diperoleh jumlah pendapatan sebelum pajak.
Sebaliknya, apabila
penjualan lebih kecil daripada biaya variabel dan biaya tetap,
perusahaan akan
menderita. Sedangkan menurut Husnan (2013:89) Ukuran Perusahaan
merupakan
suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya
perusahaan menurut
berbagai cara, antara lain: total aktiva, log size , nilai pasar
dan lain-lain. Pada
dasarnya ukuran perusahaan terbagi dalam tiga kategori, yaitu
perusahaan besar
(large firm),perusahaan sedang (medium firm), dan perusahaan
kecil (small firm).
Ukuran perusahaan dilihat dari total asset yang dimiliki oleh
perusahaan
yang dapat dipergunakan untuk kegiatan operasi perusahaan. Jika
perusahaan
memiliki total asset yang besar, pihak manajemen lebih leluasa
dalam
mempergunakan asset yang ada diperusahaan tersebut. Jika dilihat
dari sisi
manajemen, kemudahan yang dimilikinya dalam mengendalikan
perusahaan akan
meningkatkan nilai perusahaan (Prasetia, 2014). Ukuran
perusahaan dianggap
mampu mempengaruhi nilai perusahaan, karena semakin besar ukuran
atau skala
perusahaan maka akan semakin mudah pula perusahaan memperoleh
sumber
pendanaan baik yang bersifat internal maupun eksternal
(Hermuningsih, 2012).
Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa
ukuran
perusahaan adalah suatu skala ukuran yang menunjukkan besar
kecilnya suatu
-
36
perusahaan dengan cara melihat total aktiva yang dimiliki
perusahaan, dimana
total asset tersebut dipergunakan untuk kegiatan operasi
perusahaan.
Keputusan Ketua Bapepam No.Kep. 11/PM/1997 menyebutkan
perusahaan
kecil dan menengah berdasarkan aktiva (kekayaan) adalah badan
hukum yang
memiliki total aktiva tidak lebih dari seratus milyar, sedangkan
perusahaan besar
adalah badan hukum yang total aktivanya diatas seratus milyar.
Ukuran
perusahaan hanya terbagi pada tiga kategori, yaitu perusahaan
besar (large firm),
perusahaan menengah (medium size), dan perusahaan kecil (small
firm).
Penentuan perusahaan ini didasarkan pada total asset perusahaan,
kategori ukuran
perusahaan yaitu: a) Perusahaan besar adalah perusahaan yang
memiliki kekayaan
bersih lebih besar dari Rp 10 Milyar termasuk tanah dan
bangunan. Memiliki
penjualan lebih dari Rp 50 Milyar/tahun, b) Perusahaan menengah
adalah
perusahaan yang memiliki kekayaan bersih Rp 1-10 Milyar termasuk
tanah dan
bangunan. Memiliki hasil penjualan lebih besar dari Rp 1 Milyar
dan kurang dari
Rp 50 Milyar, c) Perusahaan kecil adalah perusahaan yang
memiliki kekayaan
bersih paling banyak Rp 200 juta tidak termasuk tanah dan
bangunan dan
memiliki hasil penjualan minimal Rp 1 Milyar/tahun.
Secara umum ukuran perusahaan dapat dirumuskan sebagai
berikut
(Prasetia, 2014): Size = Ln of total aktiva. Perusahaan yang
besar lebih diminati
ketimbang perusahaan kecil. Sehingga pertumbuhan perusahaan
sangat
mempengaruhi nilai perusahaan. Perusahaan yang tumbuh cepat juga
menikmati
keuntungan dari citra positif yang diperoleh, akan tetapi
perusahaan harus ekstra
-
37
hati-hati, karena kesuksesan yang diperoleh menyebabkan
perusahaan menjadi
rentan terhadap adanya isu negatif.
2.1.6 Nilai Perusahaan
Menurut Husnan (2013:7), nilai perusahaan merupakan harga yang
bersedia
dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual.
Keown (2012:470)
nilai perusahaan adalah nilai pasar atas surat berharga hutang
dan ekuitas
perusahaan yang beredar. Sehingga dapa ditarik kesimpulan bahwa
nilai
perusahaan adalah nilai pasar seluruh komponen keuangan
perusahaan yang ber-
sedia dibayar oleh calon pembeli jika perusahaan dijua yang
tercermin dari harga
sahamnya Dengan kata lain, nilai perusahaan juga bisa disebut
sebagai persepsi
investor atau masyarakat umumnya terhadap perusahaan yang sering
dikaitkan
dengan harga saham. Nilai perusahaan diartikan sebagai nilai
pasar dalam
penelitian ini, seperti yang diungkapkan oleh Rosiana, et al.,
(2013) karena
apabila harga saham perusahaan meningkat, maka perusahaan dapat
memberikan
kemakmuran kepada para shareholder.
Berdasarkan pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa
nilai
perusahaan adalah suatu nilai pasar atas surat berharga berupa
saham perusahaan
yang beredar atau ditransaksikan di bursa efek atau nilai pasar
seluruh komponen
keuangan perusahaan yang bersedia dibayar oleh calon pembeli
jika perusahaan
dijua yang tercermin dari harga sahamnya
Nilai perusahaan diperoleh dari hasil kualitas kinerja suatu
perusahaan
khususnya kinerja keuangan (financial performance), tentunya
tidak bisa
-
38
dikesampingkan dengan adanya dukungan dari kinerja non keuangan
juga,
sebagai sebuah sinergi yang saling mendukung pembentukan nilai
perusahaan
(coporate value) (Fahmi, 2014:190). Nilai perusahaan merupakan
indikator
penting bagi investor untuk menilai perusahaan secara
keseluruhan (Nurlela dan
Islahuddin, 2008).
Nilai perusahaan dalam penelitian diukur menggunakan Tobin’s Q
karena
informasi yang diberikan oleh Tobin’s Q dinilai paling baik.
Tobin’s Q
menunjukkan bahwa perusahaan tidak terfokus pada investor dalam
bentuk saham
saja (Rosiana, et al., 2013). Perusahaan yang memiliki Tobin’s Q
dengan nilai
yang semakin tinggi menunjukkan bahwa prosfek pertumbuhan
perusahaan
semakin baik, karena investor akan mengeluarkan pengorbanan yang
lebih untuk
perusahaan yang memiliki nilai pasar aset yang lebih besar
daripada nilai
bukunya. Apabila nilai Q lebih kecil dari 1, berarti investasi
dalam aktiva tidak
menarik (Herawaty, 2008).
2.1.7 Corporate Social Responsibility (CSR)
Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan sering juga
disebut
sebagai social disclosure, corporate social reporting, social
accounting
(Mathews, 1995). Menurut Hackston dan Milne (1996) corporate
social
responsibility merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial
dan
lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok
khusus yang
berkepentingan dan terhadap masyarakat secara keseluruhan.
-
39
Menurut The World Business Council for Sustainable
Devolepment
(WBCSD), Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komitmen
bisnis untuk
memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan,
melalui kerja
sama dengan para karyawan serta perwakilan mereka, keluarga
mereka,
komunitas setempat maupun masyarakat umum untuk meningkatkan
kualitas
kehidupan dengan cara yang bermanfaat baik bagi bisnis sendiri
maupun untuk
pembangunan. Pada dasarnya, CSR merupakan sebuah konsep tentang
perlunya
sebuah perusahaan membangun hubungan harmonis dengan masyarakat
dan
stakeholder lainnya. Secara teoretik, CSR dapat didefinisikan
sebagai tanggung
jawab moral suatu perusahaan terhadap para stakeholder-nya,
terutama komunitas
atau masyarakat disekitar wilayah kerja dan operasinya. CSR
berusaha
memberikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam
operasinya.
Definisi CSR dalam ISO 26000 (www.csrindonesia.com) adalah
sebagai
berikut :
Responsibility of an organization for the impact of its
decisional andactivities on society and the environment through
transparent and ethical behaviour that is consistent with
sustainable development and welfare of society; takes into account
the expectation of stakeholders;is in compliance with applicable
law and consistent international norms of behavior; and is
integrated throughout the organization.
Berdasarkan beberapa definisi CSR diatas dapat disimpulkan bahwa
CSR
adalah kewajiban setiap perusahaan terhadap komunitas sekitar
yang dilakukan
secara berkelanjutan sebagai dampak dari aktivitas operasional
perusahaan untuk
kelangsungan hidup perusahaan di masa mendatang dengan
memberikan bantuan
serta solusi yang terbaik kepada karyawan, masyarakat, konsumen
serta
lingkungan.
-
40
Berdasarkan konsep ISO 26000, penerapan tanggung jawab
sosial
perusahaan hendaknya terintegrasi pada seluruh aktivitas
organisasi yang
mencakup isu-isu pokok berikut ini: (1) Pengembangan masyarakat;
(2)
Konsumen; (3) Praktik kegiatan institusi yang sehat; (4)
Lingkungan; (5)
Ketenagakerjaan; (6) Hak Asasi Manusia; (7) Organizational
Governance.
Pemerintah Indonesia sadar betul makna ramah lingkungan dan
upaya
pengurangan global warming, sehingga sepakat membuat aturan main
yang
menjadi dasar pelaksanaan tanggungjawab sosial perusahaan dan
lingkungan,
yaitu diterbitkan Undang-undang. Peraturan pemerintah No. 47
tahun 2012 ini
merupakan tindak lanjut dan penjelas dari undang-undang
perusahaan No. 40
tahun 2007 dalam pasal 2 yang berbunyi "Setiap perseoan selaku
subjek hukum
mempunyai tanggungjawab sosial dan lingkungan”. Dalam peraturan
ini juga
disebutkan pada pasal 3, Kewajiban ini berlaku bagi perseoroan
yang menjalankan
bidang usahanya berkaitan dengan sumberdaya alam. Secara garis
besar Peraturan
pemerintah ini terkesan memberikan dukungan terhadap kegelisahan
pelaku usaha
maupun pelaku pembangunan dalam tatanan hukum dan tanggung jawab
sosial-
lingkungan.
Undang-undang tersebut tentu bukan hanya sekedar kewajiban
melaksanakan
tanggungjawab sosial dan lingkungan, melainkan juga mewajibkan
melaporkan
pelaksanaan tanggungjawab sosial. Laporan tanggungjawab tersebut
harus
dilaporkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), terutama
bagi
perusahaan berbasis BUMN dan perusahaan lain yang bergerak di
bidang
-
41
eksploitasi sumber daya alam dan perusahaan yang usahanya
bersinggungan atau
berkaitan dengan sumber daya alam.
Laporan tanggungjawab sosial merupakan laporan aktivitas
tanggungjawab
sosial yang telah dilakukan perusahaan baik berkaitan dengan
perhatian masalah
dampak sosial maupun lingkungan. Laporan tersebut menjadi bagian
yang tak
terpisahkan dengan laporan tahunan (annual report) yang
dipertanggunjawabkan
direksi di depan sidang RUPS. Laporan ini berisi laporan
program–program sosial
dan lingkungan perseroan yang telah dilaksanakan selama tahun
buku terakhir.
Perusahaan perlu mengungkapkan tanggung jawab sosialnya untuk
memenuhi
akuntabilitasnya terhadap publik. Pengungkapan (disclosure) yang
dilakukan
perusahaan bertujuan untuk menyediakan informasi bermanfaat pada
pihak yang
membutuhkan. Surat keputusan BAPEPAM No. Kep-38/PM/1996,
menyebutkan
bahwa pengungkapan informasi dalam laporan tahunan dapat
dikelompokkan
menjadi dua. Pertama adalah pengungkapan wajib (mandatory
disclosure), yaitu
informasi yang harus diungkapkan oleh emiten yang diatur oleh
peraturan pasar
modal di suatu negara. Kedua adalah pengungkapan sukarela
(voluntary
disclosure), yaitu pengungkapan yang dilakukan secara sukarela
oleh perusahaan
tanpa diharuskan oleh standar yang ada. Penjelasan mengenai
corporate social
responsibility yang menjelaskan kontribusi perusahaan terhadap
sosial dan
lingkungannya dapat ditemukan pada voluntary disclosure.
Pengungkapan sustainability report merujuk pada standar yang
dikembangkan oleh GRI (Global Reporting Initiatives). Dalam
standar GRI (GRI,
2006) indikator kinerja dibagi menjadi 3 komponen utama,
yaitu:
-
42
Indikator kinerja ekonomi meliputi: aspek kinerja ekonomi;
keberadaan
pasar; dan dampak ekonomi tidak langsung.
Indikator kinerja sosial meliputi : praktik kerja: karyawan,
hubungan
manajemen dengan karyawan, keselamatan dan kesehatan kerja,
kesempatan
kerja, hak asasi manusia: praktik dan investasi pengadaan, non
diskriminasi,
kebebasan berserikat dan berkumpul, buruh anak, kerja paksa,
keamanan praktik,
masyarakat asli, masyarakat: komunitas, anti korupsi, kebijakan
publik,
kompetisi, kepatuhan, dan tanggung jawab produk : kesehatan dan
keamanan
pelanggan, labeling produk dan jasa, komunikasi pemasaran,
privasi konsumen.
Kinerja lingkungan meliputi: bahan baku, energi, air;
keanekaragaman
hayati; emisi, sungai, dan limbah; produk dan jasa; ijin
pelaksanaan; transportasi,
dan pakaian kerja.
2.1.8 Penelitian Terdahulu
Anindita dan Yuliati (2017) melakukan penelitian dengan
judul
Pengungkapan Corporate Social Responsibility, Profitabilitas dan
Nilai
Perusahaan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa 1)
Corporate social
responsibility berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan; 2)
Corporate social responsibility berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
profitabilitas; 3) Secara parsial, profitabilitas dapat
memediasi hubungan
corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan; 4)
Profitabilitas
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan; 5)
Corporate social
-
43
responsibility mampu memoderasi hubungan profitabilitas terhadap
nilai
perusahaan.
Imron, et al (2016) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh
Kinerja
Keuangan Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan
Corporate
Sosial Responsibility Dan Good Corporate Governance Sebagai
Variabel
Moderasi. Berdasarkan hasil penelitian menyimpulkan bahwa: 1)
Variabel kinerja
keuangan berpengaruh positif signifikan terhadap nilai
perusahaan. 2) Variabel
ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
3)
Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) tidak mampu
memperkuat
hubungan antara kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan. 4)
Good corporate
governance mampu memperkuat hubungan antara kinerja keuangan dan
nilai
perusahaan. 5) Pengungkapan Corporate Social Responsibility
(CSR) mampu
memperkuat hubungan antara ukuran perusahaan dan nilai
perusahaan. 6) Good
corporate governance mampu memperkuat hubungan antara ukuran
perusahaan
dan nilai perusahaan.
Pratama dan Mustanda (2016) melakukan penelitian dengan judul
Pengaruh
Profitabilitas Dan Size Terhadap Nilai Perusahaan Dengan CSR
Sebagai Variabel
Pemoderasi. Hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa
profitabilitas, ukuran
perusahaan, dan CSR secara parsial berpengaruh terhadap nilai
perusahaan,
dimana profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh positif
sedangkan CSR
berpengaruh negatif. Selain itu diperoleh hasil bahwa
Profitabilitas secara
signifikan berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan, Ukuran
Perusahaan
secara signifikan berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan,
dan Corporate
-
44
Social Responsibility (CSR) secara signifikan berpengaruh
negatif terhadap Nilai
Perusahaan serta CSR mampu memoderasi pengaruh profitabilitas
terhadap nilai
perusahaan, namun tidak mampu memoderasi pengaruh ukuran
perusahaan
terhadap nilai perusahaan.
Wulandari dan Wiksuana (2017) melakukan penelitian dengan
judul
Peranan Corporate Social Responsibility Dalam Memoderasi
Pengaruh
Profitabilitas, Leverage Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai
Perusahaan.
Penelitian ini menemukan bahwa leverage dan ukuran perusahaan
berpengaruh
positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan sedangkan
profitabilitas
berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.
Corporate Social
Responsibility (CSR) sebagai variabel pemoderasi mampu
memoderasi pengaruh
profitabilitas dan leverage terhadap nilai perusahaan tetapi
tidak mampu
memoderasi pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai
perusahaan.
Ayu dan Suarjaya (2017) melakukan penelitian dengan judul
Pengaruh
Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Corporate Social
Responsibility
Sebagai Variabel Mediasi Pada Perusahaan Pertambangan. Hasil
penelitian ini
yaitu: (1) Profitabilitas terbukti berpengaruh positif
signifikan terhadap CSR. (2)
Profitabilitas dan CSR terbukti berpengaruh positif signifikan
terhadap nilai
perusahaan. (3) Profitabilitas secara signifikan berpengaruh
positif terhadap nilai
perusahaan melalui CSR. Hasil tersebut menunjukkan bahwa CSR
dapat
memediasi pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan.
Munawaroh dan Priyadi (2014) melakukan penelitian dengan
judul
Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan
Corporate Social
-
45
Responsibilty Sebagai Variabel Moderating. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
Return On Aseets (ROA) berpengaruh negatif signifikan terhadap
nilai
perusahaan, Return On Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM)
berpengaruh
positif signifikan terhadap nilai perusahaan, variabel Corporate
Social
Responsibility tidak mampu mempengaruhi hubungan antara Return
On Aseets
(ROA) dan Net Profit Margin (NPM) terhadap nilai perusahaan,
sedangkan
variabel Corporate Social Responsibility mampu mempengaruhi
hubungan antara
Return On Equity (ROE) terhadap nilai perusahaan.
2.2 Kerangka Konseptual
Berdasarkan pada tinjauan teoretis serta permasalahan telah
dikemukan,
sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis, berikut ini
digambarkan model
(bagan) rerangka konseptual pengaruh antar variabel penelitian.
Rerangka
pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam suatu
bagan seperti yang
tersaji pada gambar 1 berikut ini:
Gambar 1 Kerangka Konseptual
Profitabilitas
Ukuran Perusahaan
CSR Nilai Perusahaan
-
46
2.3 Pengembangan Hipotesis
2.3.1 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan
Peningkatan laba pada perusahaan dapat berpengaruh kepada harga
saham
yang juga akan meningkat (Husnan, 2013:317). Profitabilitas yang
tinggi
mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
yang
tinggi bagi pemegang saham. Perusahaan yang memeroleh keuntungan
besar,
berhubungan juga dengan kemampuan perusahaan untuk
membayarkan
dividennya sehingga berdampak kepada nilai perusahaan yang
semakin
meningkat. Menurut Wulandari dan Wiksuana (2017) apabila
perusahaan
memiliki profitabilitas yang tinggi maka akan menarik minat
investor untuk
menanamkan modalnya di perusahaan. Hal tersebut sebagaimana yang
dijelaskan
dalam signaling theory, profitabilitas yang baik dapat menjadi
sinyal positif untuk
para investor dalam mengambil keputusan investasinya.
Profitabilitas dari sebuah
perusahaan merupakan salah satu informasi yang penting bagi para
stakeholder
perusahaan, khususnya bagi para investor. Investor memiliki
tujuan untuk
mendapatkan keuntungan finansial dalam bentuk return, dimana
tingkat return
yang tinggi didapatkan dari perusahaan dengan profitabilitas
yang baik (Anindita
dan Yuliati, 2017).
Pernyataan tersebut sejalan dengan hasil penelitian terdahulu
yang
dilakukan oleh Imron, et al (2016), Pratama dan Mustanda (2016);
Anindita dan
Yuliati (2017); Ayu dan Suarjaya (2017) yang memeroleh hasil
penelitian bahwa
profitabilitas secara signifikan berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan.
-
47
Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini
adalah sebagai berikut :
H1 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan
2.3.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan
Ukuran perusahaan dianggap mampu untuk memengaruhi nilai dari
suatu
perusahaan (Martini, et al. 2014). Semakin besar ukuran atau
skala perusahaan
maka akan semakin mudah pula perusahaan untuk dipercaya oleh
kreditur dalam
memperoleh sumber dana yang besar baik bersifat internal maupun
eksternal.
Sumber dana tersebut dapat digunakan oleh perusahaan untuk lebih
meningkatkan
keuntungan perusahaan melalui ekspansi dan effisiensi. Selain
itu dengan semakin
besar ukuran perusahaan, maka ada kecenderungan lebih banyak
investoryang
menaruh perhatian pada perusahaan tersebut. Hal ini disebabkan
karena
perusahaan yang besar cenderung memiliki kondisi yang lebih
stabil dari tahun ke
tahun utamanya dalam return saham kepada investor. Peningkatan
permintaan
akan saham suatu perusahaan menjadi penyebab atas naiknya harga
saham
perusahaan di pasar modal yang berujung pada kenaikan nilai
perusahaan
(Zumrotun, 2013).
Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Pratama
dan
Mustanda (2016); Wulandari dan Wiksuana (2017) yang memperoleh
hasil
penelitian bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
nilai perusahaan. Berdasarkan kajian teori dan penelitian
terdahulu tersebut, maka
hipotesis yang akan diajukan adalah :
H2 : ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan
-
48
2.3.3 Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai
Perusahaan
Berdasarkan signaling theory, informasi CSR penting untuk
dilaporkan
oleh pihak manajemen untuk memberikan sinyal positif kepada para
pemegang
kepentingan yang akan memberikan keuntungan ekonomi di masa
depan, karena
dalam hal ini Investor akan memilih untuk berinvestasi di
perusahaan yang
memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan investor
(Anindita dan Yuliati,
2017).
Konsep CSR melibatkan tanggungjawab kemitraan bersama antara
perusahaan, pemerintah, lembaga sumber daya masyarakat, serta
komunitas
setempat. Dengan adanya kebijakan mengenai kegiatan CSR,
manajer
berkeinginan untuk mendapatkan legitimasi dari masyarakat.
Sesuai dengan teori
legitimasi yang menegaskan bahwa perusahaan terus berupaya untuk
memastikan
bahwa mereka beroperasi dalam bingkai dan norma yang ada dalam
masyarakat
atau lingkungan dimana perusahaanberada, serta memastikan bahwa
aktifitas
mereka diterima oleh pihak luar sebagai suatu yang “sah”. Pada
akhirnya
legitimasi melalui aktivitas CSR ini akan mengurangi konflik
kepentingan
diantara manajer, pemegang saham dan stakeholder dan juga sangat
membantu
dalam membangun sebuah citra positif diantara para stakeholder
(Orlitzky et al,
2003). Citra perusahaan yang positif akan membuat perusahaan
lebih bernilai dan
lebih menjanjikan dalam memberikan tingkat pengembalian yang
stabil sehingga
dapat menarik investor. Hal tersebut sesuai dengan hasil
penelitian yang dilakukan
oleh Pratama dan Mustanda (2016); Anindita dan Yuliati (2017)
dimana CSR
-
49
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan uraian
tersebut, maka hipotesis yang dapat diajukan adalah sebagai
berikut
H3 : Corporate social responsibility berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan
2.3.4 Pengaruh Corporate Social Responsibility Dalam
Moderasi
Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan
Perusahaan yang memiliki profitabilitas yang baik dan didukung
dengan
tingkat pengungkapan CSR yang baik pula akan menghasilkan nilai
perusahaan
yang baik. Dalam mengambil keputusan investasi, investor tidak
hanya
mengandalkan informasi keuangan. Investor individual
menginginkan perusahaan
untuk mengungkapkan informasi sosial untuk membuat keputusan
investasi
(Epstein dan Freedman, 1994). Berdasarkan signaling theory,
dimana telah
dikatakan sebelumnya bahwa profitabilitas dapat memberikan
sinyal terhadap
investor untuk berinvestasi. Jika suatu perusahaan memiliki
profitabilitas yang
baik dan ditambah lagi dengan jika perusahaan mengungkapkan
aktivitas CSR-
nya maka perusahaan tersebut bernilai lebih bagi investor.
Pengungkapan CSR
perusahaan dapat memperkuat sinyal yang diberikan perusahaan
terhadap investor
Anindita dan Yuliati, 2017)
Menurut Wulandari dan Wiksuana (2017) semakin tinggi tingkat
profitabilitas suatu perusahaan maka pengungkapan informasi
sosial yang
dilakukan perusahaan akan semakin besar. Peningkatan nilai suatu
perusahaan
tidak selalu berasal dari tingkat profitabilitas yang tinggi.
Selain itu, apabila
perusahaan tersebut peduli terhadap lingkungan dianggap lebih
memperhatikan
-
50
kinerja perusahaan di masa depan sehingga akan dinilai positif
oleh investor. Citra
perusahaan yang positif akan membuat perusahaan lebih bernilai
dan lebih
menjanjikan dalam memberikan tingkat pengembalian yang stabil
sehingga dapat
menarik investor dan meningkatkan nilai perusahaan (Pramana dan
Mustanda,
2016). Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi
cenderung berusaha
meningkatkan CSR untuk meyakinkan investor bahwa perusahaan
tersebut tidak
hanya memperhatikan dampak jangka pendek (profit) namun juga
tujuan jangka
panjang yaitu meningkatnya nilai perusahaan. Peranan hubungan
CSR dalam
memoderasi profitabilitas terhadap nilai perusahaan ditunjukkan
melalui hasil
penelitian yang dilakukan oleh Pratama dan Mustanda (2016);
Anindita dan
Yuliati (2017); Ayu dan Suarjaya (2017) yang menunjukkan bahwa
profitabilitas
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dan pengungkapan
CSR mampu
memperkuat hubungan antara profitabilitas dan nilai perusahaan.
Berdasarkan
uraian tersebut, maka hipotesis yang akan diajukan adalah :
H4 : Corporate Social Responsibility dapat memoderasi pengaruh
profitabilitas
terhadap nilai perusahaan.
2.3.5 Pengaruh Corporate Social Responsibility Dalam Moderasi
Ukuran
Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan
Semakin besar ukuran atau skala perusahaan maka akan semakin
mudah
pula perusahaan dalam memperoleh sumber dana baik bersifat
internal maupun
eksternal. Selain itu perusahaan yang besar dianggap relatif
lebih stabil dalam
menghasilkan profit sehingga menarik bagi investor (Chen dan
Chen, 2011).
-
51
Perusahaan yang lebih besar dengan aktivitas operasi dan
pengaruh yang lebih
besar terhadap masyarakat akan memiliki pemegang saham yang
mungkin
memperhatikan program sosial yang dibuat perusahaan, oleh karena
itu laporan
tahunan akan digunakan untuk menyebarkan informasi tentang
tanggungjawab
sosial perusahaan.
Menurut Wulandari dan Wiksuana (2017) menyatakan bahwa semakin
besar
ukuran perusahaan maka kewajiban perusahaan dalam melakukan CSR
juga akan
semakin besar. Oleh karena itu, perusahaan diharapkan mampu
mengungkapkan
program sosial sebaikbaiknya demi upaya peningkatan citra
positif dan
memperoleh legitimasi sosial dari para stakeholders. Pramana dan
Mustanda
(2016) menyatakan perusahaan memiliki kontrak dengan masyarakat
untuk
melakukan kegiatannya berdasarkan nilai-nilai justice, dan
bagaimana perusahaan
menanggapi berbagai kelompok kepentingan untuk melegitimasi
tindakan
perusahaan, hal ini menegaskan bahwa CSR berpengaruh dalam
penilaian calon
investor selain ukuran perusahaan yang menjanjikan return saham
yang stabil.
Semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar pula tekanan
dan
tanggungjawabnya terhadap stakeholders dan ketika perusahaan
tersebut
melaksanakan CSR sebagai bentuk tanggungjawab sosialnya maka
keberlangsungan perusahaan dapat terjaga dan investor akan
semakin tertarik
untuk berinvestasi (Pramana dan Mustanda, 2016).
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Imron, et
al. 2013)
serta Sudana dan Arlindania (2011) yang membuktikan bahwa CSR
sebagai
variabel moderasi mampu memperkuat hubungan antara ukuran
perusahaan
-
52
terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan kajian teoritis dan
uraian tersebut, maka
hipotesis yang dapat diajukan adalah sebagai berikut :
H5 : Corporate Social Responsibility dapat memoderasi pengaruh
ukuran
perusahaan terhadap nilai perusahaan
-
53
BAB 3
METODA PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Objek)
Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuantitatif
(quantitative research), yaitu pola hubungan antara variabel
yang akan diteliti
yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah
yang perlu
dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk
merumuskan hipotesis,
jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang
akan digunakan
(Sugiyono, 2017:42).
Populasi menurut Sugiyono (2017:80) adalah wilayah generalisasi
yang
terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu
yang ditunjuk oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditambah kesimpulan.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan pertambangan
yang terdaftar di
Busa Efek Indonesia selama tahun 204-2016..
3.2 Teknik Pengambilan Sampel
Sampel menurut Sugiyono (2017:81) adalah bagian dari jumlah
dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dalam penelitian ini
teknik
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, yaitu
pemilihan sampel
yang didasarkan atas kriteria yang telah ditentukan oleh
peneliti. Pemilihan
sampel dalam penelitian ini didasarkan pada purposive sampling
dengan kriteria
sebagai berikut:
1. Perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama tahun
2014-2016.
-
54
2. Perusahaan pertambangan yang menerbitkan laporan keuangan
tahunan secara
berturut-turut pada periode 2014-2016.
3. Perusahaan pertambangan yang mengungkapkan Corporate
Social
Responsibility (CSR) dalam laporan keuangan tahunan.
Tabel 2 Sampel Perusahaan
Keterangan Jumlah
Sampel Perusahaan pertambangan yang tercatat di BEI tahun
2014-2016 39 Kriteria sampel Perusahaan pertambangan yang tidak
menerbitkan laporan keuangan secara berturut-turut selama tahun
2014-2016
(1)
Perusahaan pertambangan yang tidak menerbitkan laporan tahunan
dan laporan keuangan
0
Perusahaan pertambang yang tidak mengungkapkan tanggungjawab
sosial perusahaan
0
Perusahaan yang dapat menjadi sampel 38 Sumber: BEI (diolah)
Berdasarkan kriteria tersebut di atas, terdapat 38 perusahaan
pertambangan
yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel penelitian. Nama
perusahaan
pertambangan yang menjadi sampel tersaji pada Tabel 3
Tabel 3 Nama Perusahaan Pertambangan
No Nama Perusahaan Kode
Perusahaan
1 Adaro Energy ADRO
2 Aneka Tambang (Persero) ANTM
3 Atlas Resources ARII
4 Ratu Prabu Energi ARTI
5 ATPK Resources ATPK
6 Benakat Petroleum Energy BIPI
7 Borneo Lumbung Energi & Metal BORN
-
55
No Nama Perusahaan Kode
Perusahaan
8 Berau Coal BRAU
9 BaramultiSuksesSarana BSSR
10 Bumi Resources BUMI
11 Bayan Resources BYAN
12 Cita Mineral Investindo CITA
13 Citra Kebun Raya Agri CKRA
14 Citatah CTTH
15 Darma Henwa DEWA
16 Central Omega Resources DKFT
17 Delta Dunia Makmur DOID
18 Elnusa ELSA
19 Energi Mega Persada ENRG
20 Surya Esa Perkasa ESSA
21 Golden Energy Mines GEMS 22 Garda Tujuh Buana GTBO
23 Harum Energy HRUM
24 International Nickel Indonesia INCO
25 Indo Tambangraya Megah ITMG
26 Resource Alam Indonesia KKGI
27 Medco Energi Internasional MEDC
28 Mitra Investindo MITI
29 Myoh Technology MYOH
30 Perdana Karya Perkasa PKPK
31 J Resource Asia Pasific PSAB
32 Bukit Asam (Persero) PTBA
33 Petrosea PTRO
34 Radiant Utama Interinsco RUIS
35 Eatertainment International SMMT
36 SMR Utama SMRU
37 Timah (Persero) TINS
38 Toba Bara Sejahtra TOBA
Sumber: Bursa Efek Indonesia
Dengan demikian total data yang diobservasi dalam penelitian ini
selama
Tahun 2014-2016 adalah 114 data (38 Perusahaan x 3 tahun
pengamatan).
-
56
3.3 Teknik Pengumpulan Data
3.3.1 Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,
yaitu sumber
yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data,
misalnya melalui
orang lain atau lewat dokumen (Sugiyono, 2017). Data sekunder
yang digunakan
dalam penelitian ini adalah: data yang tersedia di laporan
annual report
perusahaan pertambangan tahun 2014-2016 yang diperoleh dari
bebrapa situs
resmi BEI (www.idx.co.id) dan Fact Book.
3.3.2 Sumber Data
Sumber data penelitian ini diperoleh dari: Website Indonesia
Stock Exchange
(IDX) Fact 2014-2016, Bursa Efek Indonesia (BEI), dan Galeri
Pojok Bursa Efek
Indonesia STIESIA Surabaya.
3.3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data melalui sumber data sekunder, yaitu
teknik
pengumpulan data dengan cara memanfaatkan laporan annual report
perusahaan
pertambangan yang diperoleh dari BEI (www.idx.co.id), Fact Book,
maupun
Galeri Pojok Bursa Efek Indonesia STIESIA Surabaya.
3.4 Variabel dan Definisi Operasional Variabel
3.4.1 Variabel
3.5.1 Variabel
Menurut Sugiyono, (2017:39) variabel penelitian didefinisi
sebagai suatu
atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan
yang mempunyai
-
57
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peniliti untuk dipelajari
dan ditarik
kesimpulan. Variabel–variabel yang diteliti pada penelitian ini
di identifikasi
sebagai varibel bebas dan variabel terikat.
1. Variabel bebas (variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab
perubahannya variabel terikat). Variabel bebas yang digunakan
dalam
penelitian ini adalah profitabilitas yang diproksi dengan return
on asset
(ROA) dan ukuran perusahaan yang diproksi dengan Ln total
asset.
2. Variabel terikat (variabel yang dipengaruhi, karena adanya
variabel bebas).
Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
nilai perusahaan
yang diproksi dengan tobin’s Q.
3. Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi
(memperkuat dan
memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan
dependen..
Variabel moderator dalam penelitian ini adalah corporate
social
responsibility (CSR).
3.4.2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada
suatu
variabel dengan cara memberi arti kegiatan ataupun memberi suatu
operasional
yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut (Nazir,
2009:126). Adapun
definisi operasional yang dipakai penulis untuk pembahasan ada
sebagai berikut:
1. Profitabilitas (ROA) adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang dapat diukur
dengan
perbandingan antara perbandingan antara laba bersih sesudah
pajak dengan
total penjualan (net profit margin), dan perbandingan antara
laba bersih
sesudah pajak dengan total aktiva (return on asset),
-
58
Pengukuran profitabilitas berdasarkan return on asset dengan
rumus
(Harahap, 2013):
Aktiva Total
pajaksetelah bersih LabaROA
2. Ukuran Perusahaan (Size) adalah suatu skala dimana dapat
diklasifikasikan
besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara antara lain
dengan total
aktiva, log size, harga pasar saham dan lain-lain. Besar
kecilnya perusahaan
akan mempengaruhi kemampuan dalam menanggung resiko yang
mungkin
timbul dari berbagai situasi yang dihadapi perusahaan.Dalam hal
ukuran
perusahaan dilihat dari total asset yang dimiliki oleh
perusahaan, yang dapat
dipergunakan untuk kegiatan operasi perusahaan (Prasetyorini,
2013).
Semakin besar suatu perusahaan maka kecendrungan penggunaan
dana
eksternal juga akan semakin besar. Menurut Prasetyorini (2013)
Ukuran
perusahaan diukur dengan logaritma natural dari total aktiva
digunakan rumus
Ukuran Perusahaan = Ln Total Aset
2. Nilai perusahaan, salah satu alternatif yang digunakan dalam
menilai nilai
perusahaan adalah dengan menggunakan Tobin’s Q. Rasio ini
merupakan
konsep yang berharga karena menunjukkan estimasi pasar keuangan
saat ini
tentang nilai hasil pengembalian dari setiap dolar investasi
inkremental. Jika
rasio Q di atas satu, ini menunjukkan bahwa investasi dalam
aktiva
menghasilkan laba yang memberikan nilai yang lebih tinggi
daripada
pengeluaran investasi, hal ini akan merangsang investasi baru.
Jika rasio Q di
bawah satu, investasi dalam aktiva tidaklah menarik (Herawaty,
2008).
Variabel ini diberi simbol Q. Variabel ini telah digunakan oleh
Herawaty
-
59
(2008), dan Nurlela dan Islahuddin (2008). Penghitungan
menggunakan
rumus :
� = (MVE + DEBT)
(TA)
Dimana:
Q : Nilai Perusahaan
MVE : Nilai pasar ekuitas (MVE =Closing price x jumlah saham
yang
beredar)
DEBT : Total hutang perusahaan
TA : Total aktiva
4. Corporate Social Responsibility
Corporate Social Responsibility merupakan suatu proses
penyediaan
informasi yang dirancang untuk mengemukakan masalah seputar
social
accountability yang secara khas. Tindakan ini dapat
dipertanggungjawabkan
dalam media-media seperti laporan tahunan maupun dalam bentuk
iklan-iklan
yang berorientasi sosial. Pengukuran Corporate Environmental
Disclosure dapat
diperoleh melalui pengungkapan Corporate Social Responsibility
dalam annual
report maupun melalui sustainability repot yang biasanya
terpisah.
Pengukuran variabel ini dilakukan dengan cara mengamati ada atau
tidaknya
suatu item informasi non keuangan dalam laporan tahunan, apabila
item informasi
non keuangan tifak ada dalam laporan keuangan maka diberi skor
0, dan jika item
informasi non keuangan yang ditentukan ada dalam laporan
keuangan tahunan
maka diberi skor 1. Metode ini sering disebut Checklist data.
Metode ini
dilakukan dengan melihat pengungkapan tanggungjawab social
perusahaan dalam
-
60
tujuh kategori yaitu: lingkungan, energi, kesehatan dan
keselamatan kerja, lain-
lain tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat dan umum.
Pengukuran corporate environmental disclosure dalam penelitian
ini
dirumuskan sebagai berikut:
CEDi = i
i
n
X
Dimana:
���� = Corporate Environmental Disclosure Index perusahaan i
∑X� = jumlah item perusahaan yang diungkapkan oleh perusahaan i
yang
dinotasikan dengan angka 1 = jika item i diungkapkan; 0 = jika
item
i tidak diungkapkan.
n� = Total item, n� = 79
Dengan demikian, 0 < CED < 1
Penilai